Anda di halaman 1dari 17

Daftar Isi

Bab 1 Pendahuluan ..........………………………………………………………1


Bab 2 Isi…………………………………………...………………………………2
3.1 Pengertian………………………………………………………...2
3.2 Istilah SOP………………...……………………………………...2
3.3 Tujuan…………….….…………………………………………...2
3.4 Manfaat…………………………………………………………...3
3.5 Prinsip-prinsip protap…………………………………………...3
3.6 Tahap-tahap Penyusunan Protap……………………….………3
3.7 Bentuk SOP.....................................................................................5
3.8 Format Sop Rumah Sakit………………………………………..7
3.9 Jenis dan ruang lingkup SOP Rumah Sakit……………………7
3.10 Pengaruh Sop Rumah Sakit……………………………………..8
3.11 Langkah - langkah dalam Penyusunan SOP…………………………9

3.12 Evaluasi………………………………………………………………..13
3.13 Perubahan Atau Revisi……………………………………………...…13
Daftar Pustaka………………………………………………………………………….16

0
Bab 1

Pendahuluan

Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama di


seluruh dunia. Dengan tema ini, organisasi pelayanan kesehatan dan kelompok
profesional kesehatan sebagai pemberi pelayanan harus menampilkan
akontabilitas sosial mereka dalam memberikan pelayanan yang mutakhir kepada
konsumen yang berdasarkan standar profesionalisme, sehingga diharapkan dapat
memenuhi harapan masyarakat. Sebagai konsekuensinya peningkatan kinerja
memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan yang
berdasarkan standar tertulis.
Dalam pelayanan kesehatan, standar sangat membantu tenaga medis juga
tenaga Rumah Sakit untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga para
tenaga medis dan tenaga rumah sakit harus berpikir realistis tentang pentingnya
evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi. Namun
keberhasilan dalam mengimplementasikan standar sangat tergantung pada
individutenaga medis dan tenaga rumah sakit itu sendiri, usaha bersama dari
semua staf dalam suatu organisasi, disamping partisipasi dari seluruh anggota
profesi. Sehingga Standar sangat diperlukan dalam pelayanan kesehatan. Standar
sangat membantu tenaga medis dan tenaga rumah sakit untuk mencapai asuhan
yang berkualitas.

1
BAB 2

ISI

Standar Operating Procedure (SOP)

3.1 Pengertian :

1. Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan


menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Protap merupakan tatacara atau tahapan yang harus dilalui dalam suatu
proses kerja tertentu, yang dapat diterima oleh seorang yang berwenang
atau yang bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat penampilan
atau kondisi tertentu sehingga suatu kegiatan dapat diselesaikan secara
efektif dan efisien. (Depkes RI, 1995)
3. SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus
dialui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu. (KARS, 2000)
3.2 Istilah SOP :
1. Standard operating procedure (SOP)
2. Standar Prosedur Operasional (SPO)
3. Prosedur tetap (Protap)
4. Prosedur kerja
5. Prosedur tindakan
6. Prosedur penatalaksanaan
7. Petunjuk pelaksanaan
8. Petunjuk teknis
3.3 Tujuan :

1. Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim
dalam organisasi atau unit.
2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam
organisasi

2
3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas
terkait.
4. Melindungi organisasi dan staf dari malpraktek atau kesalahan
administrasi lainnya.
5. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan
inefisiensi

3.4 Manfaat :

1. Memperlancar tugas petugas atau tim.


2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
4. Mengarahkan petugas untuk sama-sama disiplin dalam bekerja
5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

3.5 Prinsip-prinsip protap :

1. Harus ada pada setiap kegiatan pelayanan.


2. Bisa berubah sesuai dengan perubahan standar profesi atau perkembangan
iptek serta peraturan yang berlaku.
3. Memuat segala indikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada setiap
upaya, disamping tahapan-tahapan yang harus dilalui setiap kegiatan
pelayanan.
4. Harus didokumentasikan.
3.6 Tahap-tahap Penyusunan Protap :

1. Merumuskan tujuan protap


- Menentukan judul
2. Menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan protap :
- Menterjemahkan policy/kebijakan/ketentuan-ketentuan/peraturan-
peraturan kebijakan berguna untuk :
a. Terjaminnya suatu kegiatan
b. Membuat standar kinerja
c. Menyelesaikan suatu konflik dalam tim kerja

3
3. Membuat aliran proses
- Bentuk bagan-bagan yang menggambarkan proses atau urutan
jalannya suatu produk/tatacara yang mencatat segala peristiwa;
a. Memberi gambaran lengkap tentang apa yang
dilaksanakan
b. Membantu setiap pelaksanaan untuk memahami peran
dan fungsinya dengan pihak lain.
- Syarat suatu bagan harus dibuat atas dasar pengamatan langsung,
tidak boleh dibuat atas dasar apa yang diingat serta disusun dalam
“Flow of Work”
Teknik membuat pertanyaan-pertanyaan dasar :

a. Tujuan : Apa sebenarnya yang dikerjakan dan mengapa ?


b. Tempat : Dimana saja dilakukan dan mengapa ?
c. Urutan : Kapan dilakukan dan mengapa waktu itu ?
d. Petugas : Siapa yang melakukan dan mengapa oleh dia ?
e. Cara : Metoda apa yang dipakai dan mengapa dengan caa
itu ?
Menyusun prosedur atau pelaksanaan kegiata secara jelas, runtut dan tertulis.
Prosedur atau pelaksanaan disusun berdasarkan atas hasil pertanyaan-pertanyaan
tersebut diatas (flow of work) yang menggambarkan suatu unit kegiatan yang
terbagi habis sehingga tercapai kepuasan kerja dan tercapainya tujuan.

4
3.7 Bentuk SOP :

Bentuk SOP ada 4 yaitu :

Simple Steps : tidak mengandung banyak hal rinci. Biasanya SOP ini digunakan
untuk prosedur kerja yang kurang dari 10 langkah.

1. Hierarchical Steps : Pemakai format SOP ini bisa memilih langkah yang
ingin mereka lakukan, pemula bisa mempelajari detail dari laangkah yang
akan membantu mereka mempelajari prosedur.

5
2. Graphic Procedures : Grafik ini membagi proses yang panjang menjadi
beberapa sub proses. Para pekerja bisa memperlajari beberapa proses
singkat yang lebih mudah daripada prosedur panjang. Biasanya, format
SOP ini disertai dengan diagram atau gambar. Digunakan jika proses yang
ditulis lebih dari 10 langkah.

3. Flow Chart : Merupakan grafik sederhana yang menjelaskan langkah –


langkah proses dalam pembuatan keputusan. Flowchart menggunakan
simbol – simbol yang mempresentasikan suatu tindakan.

6
3.8 Format Sop Rumah Sakit

1.Sesuai dengan lampiran SE dari Direktur Pelayanan Medik Spesialistik


YM. 00.02.2.2.837 tertanggal 1 Juni 2001, perihal bentuk SOP

2.Mulai diberlakukan Januari 2002

3.Format ini dapat diberi tambahan (judul) materi sesuai dng ketentuan yg
berlaku di RS yang bersangkutan, kebutuhan RS, & atau standar profesi
terkait

3.9 Jenis dan ruang lingkup SOP Rumah Sakit:

1. SOP pelayanan profesi : dalam hal ini terdapat dua kelompok.


a. SOP untuk aspek keilmuan adalah SOP mengenai proses kerja untuk
diagnostik dan terapi, meliputi :
 Pelayanan medis, meliputi : Komite medik / SMF, Rawat Inap,
Rawat Jalan, Pelayanan Gawat Darurat, ICCU/ICU, Kamar
Bedah dsb. Contoh : SOP untuk Diagnostik/terapi

7
 Pelayanan penunjang, meliputi : Laboratorium, Radiologi,
Rehabilitasi medis, Farmasi,dsb. Contoh : SOP pemeriksaan
(teknis) Laboratorium
 Pelayanan keperawatan. Contoh : SOP/Standar asuhan
Keperawatan, SOP persiapan pasien Operasi
b. SOP untuk aspek manajerial adalah SOP mengenai proses kerja yang
menunjang SOP keilmuan dan pelayanan pasien non-keilmuan.
Contoh : Prosedur Dokter Jaga Ruangan, Prosedur Konsultasi Medis

2. SOP administrasi mengatur tata cara kegiatan dalam organisasi termasuk


hubungan antar unit kerja dan kegiatan – kegiatan non medis.
SOP administrasi mencakup:
a. Perencanaan program/kegiatan
b. Keuangan
c. Perlengkapan
d. Kepegawaian
e. Pelaporan
Contoh : Prosedur Pendaftaran Pasien

3.10 Pengaruh Sop Rumah Sakit

Dalam Kepmenkes No. 004 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi
desentralisasi bidang kesehatan disebutkan salah satu tujuan strategis adalah
upaya penataan manajemen kesehatan di era desentralisasi. Salah satu langkah
kunci dalam tujuan tersebut adalah mengembangkan sub sistem pemeliharaan dan
optimalisasi pemanfaatan sarana dan alat kesehatan.

Dan dalam langkah kunci 28 Kepmenkes tersebut di atas dinyatakan


bahwa keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit atau
fasilitas pelayanan dapat tercapai bila tersedia biaya operasional dan pemeliharaan
sarana dan alat kesehatan yang memadai dan untuk itu haruslah disusun petunjuk
teknis dan standart operational procedure (SOP) tentang pemeliharaan dan

8
optimalisasi pemanfaatan sarana rumah sakit dan alat kesehatan. (Depkes RI,
2003)
Peningkatan efisiensi dan efektifitas tersebut dapat dilakukan dengan
beberapa cara antara lain adanya suatu guideline atau Standart Operational
Procedure (SOP) misalnya, dalam hal pemeliharan dan pemanfaatan sarana
kesehatan dan alat kesehatan, kalibrasi dan pemeliharaan rutin, pelatihan tehnisi
dan operator alat, sosialisasi SOP pada seluruh unit pemakai sarana dan alat
kesehatan di rumah sakit yang bersangkutan serta tersedianya suku cadang.
Perencanaan pengadaan sarana dan alat kesehatan yang matang sesuai
kebutuhan baik dari sisi provider maupun konsumen akan meningkatkan
pemanfaatan secara optimal. Sebaliknya, jika tata laksana rumah sakit tidak sesuai
dengan standart yang telah ditetapkan, akan mengakibatkan kerugian yang besar
pada pasien, pengunjung, bahkan pihak rumah sakit.

3.11 Langkah - langkah dalam Penyusunan SOP

A. Penulisan SOP

Dalam pembuatan SOP perlu adanya langkah – langkah dalam menyusun SOP
tersebut, agar tidak rancu dan jelas. Standart Operating Procedure (SOP) dapat
dikatakan baik jika semua yang tertulis di dalamya dapat dibaca dan dimengerti
oleh setiap orang yang menggunakannya. Oleh sebab itu diperlukan suatu cara
yang benar dalam pembuatan Standart Operating Procedure. Berikut cara efektif
dalam membuat Standart Operating Procedur:

1. Menuliskan setiap tahapan proses pada suatu prosedure dalam kalimat


yang pendek. Kalimat yang panjang lebih susah dimengerti.
2. Menuliskan setiap tahapan proses pada susatu prosedure dalam bentuk
kalimat perintah. Kalimat perintah menunjukkan langsung apa yang harus
dilakukan.
3. Mengkomunikasikan dengan jelas setiap kata yang digunakan pada suatu
prosedure.
4. Menggunakan istilah – istilah atau singkatan yang memang sudah umum
digunakan dalam kegiatan sehari-hari.

9
Pembuatan Standart Operating Procedure harus dengan format yang
konsisten dan sehingga pihak yang menggunakan menjadi terbiasa dan mudah
memahami Standart Operating Procedure yang dimaksud. Berikut susunan isi
Standart Operating Procedure (Tricker, 2005):

1. Lembar Data Dokumen (Document Data Sheet)


Berisi tentang semua informasi yang mewakili dokumen itu sendiri antara
lain nama dokumen, siapa yamg membuat, kapan dokumen disetujui, siapa
yang menyetujui, ringkasan dari isi dokumen, dll.
2. Tujuan dan Ruang Lingkup
Berisi tentang penjelasan tujuan dibuatnya dan alasan mengapa prosedur
tersebut dibutuhkan serta penjelasan batasan-batasan dan area pembahasan
prosedur yang dibuat.
3. Prosedur
Prosedur merupakan bagian utama dari dokumen. Prosedur yang dibuat
merupakan gambaran dari suatu yang menjelaskan dengan detail setiap
urutan prosesnya. Form yang digunakan pada suatu proses juga dijelaskan.

4. Tugas dan Tanggung Jawab


Berisi tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak yang
terkait dalam suatu proses.

Sebelum pembuatan SOP ada beberapa hal yang harus dipriotaskan dalam
penyusunan SOP tersebut, serta melakukan pilihan-pilihan proses kerja, perlu
dikaji isu-isu sbb:

1. Bagaimana dampak yang timbul, positif atau negatif terhadap pelayanan


pasien.
2. Bagaimana dampak terciptanya masalah pada staf/petugas.
3. Apakah proses kerja tersebut menciptakan limbah, masalahwaktu,
keperluan peralatan baru, pengulangan pekerjaan.
4. Dampakdampak spesifik lainnya untuk Rumah Sakit.

Maka dari hal-hal tersebut dapat dipilih SOP yang ditentukan dengan skala
prioritas.

B. Prinsip dalam penulisan SOP


1. Tetapkan, telaah kebijakan yang mendasari suatu prosedur/proses kerja.

10
2. Pertimbangkan prosedur merupakan suatu prosedur menyeluruh atau
terdiri dari kumpulan beberapa prosedur yang lebih kecil (terutama bila
prosedur tersebut cukup panjang, dipecah-pecah, misalnya: Tahap
Persiapan, Tahan Kegiatan Awal, Tahap Akhir, Tahap Evaluasi, dsb).
3. Kapan SOP dibuat, sedapatnya sebelum sesuatu proses kerja baru
dilaksanakan.
4. Cari literatur dan informasi lain yang terkait yang mendukung prosedur
tersebut.
5. Cari masukan dari staf/petugas terkait agar tidak bersifat terlalu otoriter
6. Tetapkan prosedur tersebut adalah wajib atau sebagai pedoman. Bila
wajib, harus jelas bahwa SOP tersebut harus dilaksanakan dengan tidak
ada langkah-langkah lain. Kalau sebagai pedoman, maka ada peluang
untuk langkah alternatif sebagian atau seluruh bagian.
7. Tetapkan hasil (outcome) yang diharapkan.
8. Tuliskan fasilitas yang diperlukan.
9. Tetapkan siapa yang berwenang melaksanakan prosedur tersebut.
10. Langkah-langkah disusun berdasarkan logika, untuk menyelesaikan
proses kerja secara efektif, efisien, dan aman.
11. Agar dibuat sistem penomoran SOP yang terorganisir dan independen.
12. Sosialisasikan SOP
13. Revisi SOP dilakukan sesuai kebutuhan perkembangan: ilmu, informasi
lain, perubahan unit/struktur.

C. Siapa yang seharusnya menulis SOP

Seorang atau kelompok pembuat SOP hendaklah mempunyai tingkat


pengetahuan lebih akurat dan pernah mengalami perkerjaan tersebut. Seperti
petugas yang akan melaksanakan proses kerja, petugas yang akan
melaksanakan pemeliharaan alat yang digunakan dalam proses kerja tersebut,
penulis yang sudah biasa menulis SOP, petugas Kesehatan Lingkungan / K3 /
Infeksi Nosokomial. Seandainya Pembuat SOP dekat dengan pekerjaan, uraian
prosedur akan lebih komunikatif, efisien, efektif dan sesuai dengan kebutuhan
kerja. Banyak prosedur tidak dirancang dan tidak dikembangkan secara akurat
dan ilmiah. Metode pengujian dapat dipakai antara lain, metode standard ISO;
dan dari beberapa operasi standar ISO dapat dipakai dalam pembuatan SOP.

D. SOP merupakan produk Hukum

11
SOP harus diyakini sebagai persetujuan yang dibuat lembaga pemerintahan
dalam Aturan, Surat keputusan, Memo yang secara juridis syah. Dengan kata
lain suatu SOP yang hendak dipakai harus terlibih dulu dibuat SKnya. Ini
penting, karena SOP merupakan suatu produk hukum, atau paling tidak
merupakan Juknis dalam internal lembaga tersebut. Pengingkaran terhadap
SOP dapat merupakan pelanggaran hukum dan dapat dituntut secara hukum,
untuk menilai pengingkaran perlu menusuri atau mengidentifikasi pelaksanaan
SOP dan pembuktiannya, umpamanya: seorang Polisi detasemen 88 menembak
mati seorang teroris, tanpa ada peringatan, ini merupakan kesalahan prosedur,
Polisi dapat dituntut secara hukum; Seorang mahasiswa riset melaksanakan
pengambilan data tanpa persetujuan pembimbing skripsi, juga merupakan
pelanggaran prosedur, dan dapat diberi sanksi.

3.12 Evaluasi
 Tujuan : membudayakan internal audit
 Evaluasi dilaksanakan
o berkala, maksimal 3 th sekali
o sesuai kebutuhan dalam melaksanakan SOP tersebut
 Tetapkan pelaksana evaluasi
 Buat protap tata cara evaluasi SOP
 Kembangkan format/check list evaluasi
 Hasil evaluasi

3.13 Perubahan Atau Revisi


Yang dimaksud dengan revisi adalah kegiatan atau usaha untuk
memperbaiki suatu SOP, yang perlu diperbaiki isinya baik sebagian maupun
seluruh isi SOP.
Revisi perlu dilakukan bila :
 Prosedur kerja/urutan kerja tidak sesuai lagi dengan keadaan yang ada.
 adanya perkembangan ilmu & teknologi
 adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru

12
O Pergantian direktur SOP tidak perlu direvisi
3.14 Cara Pengisian SOP

Berikut ini adalah Format SOP KARS. Lihat juga format SOP agar lebih
paham, langkah-langkahnya pengisian SOP adalah sebagai berikut:

a. Kotak heading.

13
1. Heading & kotaknya dicetak pada setiap halaman
2. Kotak Rumah Sakit diberi nama & logo Rumah Sakit (bila
Rumah Sakit mempunyai logo)
3. Judul SOP : diberi judul/nama SOP sesuai proses kerjanya,
misal : Konsultasi medis, Biopsi ginjal, Persiapan pasien operasi,
konsultasi medis di UGD, rujukan dan pindah rawat, dan lainnya.
4. No. Dokumen : diisi sesuai dengan ketentuan penomoran yang
berlaku di RS tersebut. Hal ini diperlukan agar sisteatis dan
keseragaman.
5. No. revisi : diisi dengan status revisi, bisa menggunakan huruf
atau angka. Contoh penggunaan huruf : dokumen baru diberi
huruf A, dokumen revisi I diberi huruf B,dan seterusnya; Contoh
penggunaan angka : untuk dokumen baru diberi nomor 00,
dokumen revisi pertama diberi angka 01, dst
6. Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman utk SOP tsb. Misal SOP dengan 5 halaman à halaman
peratma : 1/5; halaman kedua 2/5,dst
7. Prosedur tetap diberi penamaan sesuai ketentaun (istilah) yg
digunakan RS, misalnya Prosedur, Prosedur tetap, Petunjuk
pelaksanaan, prosedur kerja,dsb
8. Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai dengan tanggal terbitnya yg
harus sesuai dengan tanggal diberlakukannya SOP tersebut
9. Ditetapkan Direktur : diberi tanda tangan Direktur dan nama
jelas
10. Kotak heading pada halaman-halaman berikutnya dapat hanya
memuat : kotak nama RS, judul SOP, No dokumen, No revisi &
halaman
a. Isi SOP
1. Pengertian : berisi penjelasan & atau definisi tentang istilah yg
mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian
2. Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata
kunci : “Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
……………..”
3. Kebijakan : berisi kebijakan (RS dan atau bidang/departemen) yg
menjadi dasar & garis besar dibuatnya SOP tsb. Dapat berisi
(terkait dengan) bbrp kebijakan yg mendasari SOP tsb. Dapat

14
juga terjadi satu kebijakan menjadi dasar bbrp SOP, sehingga
tercantum dlm bbrp SOP yg “dipayungi”
4. Prosedur: bagian ini mrpk bagian utama yg menguraikan
langkah-2 kegiatan utk menyele-saikan proses kerja ttt, &
staf/petugas yg berwe nang. Didalamnya dpt dicantumkan
alat/formulir/fasilitas yg digunakan, waktu, frekuensi dalam
proses kerja yg digunakan. Bila memungkinkan, diuraikan secara
lengkap unsur-2 yg menyang-kut : SIAPA, DIMANA, KAPAN
& BAGAIMANA (Who, what, where, when, how)
5. Unit terkait: berisi unit-unit yg terkait & atau prosedur terkait
dalam proses kerja tsb

DAFTAR PUSTAKA

kmpk ugm Januari 2003. Development of clinical performence management


system
http://www.p3skk.litbang.depkes.go.id/ringkasan9.htm

15
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/tmi/2008/jiunk
pe-ns-s1-2008-25404075-9881-standard_operating-chapter2.pdf
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=guide%20to%20writing
%20sop&source=web&cd=1&ved=0CBgQFjAA&url=http%3A%2F
%2Fwww.epa.gov%2Fquality%2Fqs-docs%2Fg6-
final.pdf&ei=lTXLTpfnK4TMrQeTqNTkDA&usg=AFQjCNGCbwY0Qz6K92J_
0N7N9WCWlfKhsg&cad=rja

16

Anda mungkin juga menyukai