Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

Kehamilan Ektopik

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian
Kehamilan Ektopik Terganggu adalah implantasi dan pertumbuhan
hasil konsepsi di luar endometrium (Mansjoer A, 2000 ; 267).
Kehamiian Ektopik Terganggu adalah kehamilan yang terjadi bila
telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum
uteri (Prawiroharjo S, 2002 ; 323).
Kehamiian Ektopik Terganggu adalah kehamilan dimana setelah
fertilisasi, implantasi terjadi di luar endometrium kavum uteri (Prawiroharjo
S, 1999, ; 1J2).
Kehamilan Ektopik Terganggu adalah kehamilan yang terjadi di luar
rongga rahim (kavum uteri) (www.indosiar.com/idh)

2. Etiologi
Etiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki,tetapi sebagian
besar penyebabnya tidak diketahui. faktor-faktor yang memegang peranan
dalam hal ini ialah sebagai berikut :
1. Faktor tuba, yaitu salpingitis,perlekatan tuba,kelainan konginetal
tuba,pembedahan sebelumnya,endometriosis,tumor yang mengubah
bentuk tuba dan kehamilan ektopik sebelumnya.
2. Kelainan zigot,yaitu kelainan kromosomdan malformasi.
3. Faktor ovarium,yaitu migrasi luar ovum dan pembasaran ovarium.
4. Penggunaan hormone eksogen.
5. Faktor lain,antara lain aborsi tuba dan pemakaian IUD
( Dr.Rustam Mochtar, sinopsis Obstetri, 2000).
3. Gejala Klinis
a. Amenore
b. Gejala kehamilan muda
c. Nyeri perut bagian bawah, pada ruptur tuba nyeri terjadi tiba-tiba dan
hebat, menyebabkan penderita pingsan sampai shock. Pada Abortus tuba
nyeri mula-mula pada satu sisi, menjalar ke tempat lain. Bila darah
sampai diafragma bisa menyebabkan nyeri bahu dan bila terjadi
hematokel retrouterina terdapat nyeri defekasi,
d. Perdarahan pervapina berwarna cokelat tua.
e. Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digerakkan,
nyeri pada perabaan dan kavum douglasi menonjol karena ada bekuan
darah (Mansjoer A, 2000 ; 267).

4. Patofisiologi
Proses Implantsi ovum yang dibuahi

Pembuahan telur diampula tuba


Kurangnya volume
cairan
Perjalanan ke uterus telur
mengalami hambatan

Nyeri Bernidasi di tuba Perdarahan pervagina

Kehamilan Ektopik
Resiko terjadi infeksi
Post Operasi

Nyeri Gangguan Mobilisasi Fisik


5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap
2) Pemeriksaan kadar hormon progesteron
3) Pemeriksaan kadar HCG serum
4) Pemeriksaan golongan darah
b. Kuldosentesis (Pengambilan cairan peritoneal dari ekstra vasio rektou
terina (ruang Douglas), melalui tindakan pungsi melalui dinding vagina).
c. Ultrasonografi (USG)
6. Diagnosa Banding
a. Usus buntu ( Apendisitis akut )
b. Peradangan daerah panggul (www.klinikku.com/idh)

7. Prognosis
Penderita kehamilan ektopik mempunyai kemungkinan yang lebih besar,
untuk mengalami kehamilan ektopik kembali. Selain itu kemungkinan untuk
mengalami kehamilan akan menurun.

8. Komplikasi
Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya mudigah.
Misalnya bila terjadi kehamilan tuba, komplikasi yang sering adalah
pecahnya tuba falopii (www.klinikku.com/idh)

B. TINJAUAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Nama Sebagai identitas bagi pelayanan kesehatan/Rumah Sakit/
Klinik atau catat apakah klien pernah dirawat disini atau tidak.
2) Umur
Digunakan sebagai pertimbangan dalam memberikan terapi dan
tindakan, juga sebagai acuan pada umur berapa penyakit/kelainan
tersebut terjadi. Pada keterangan sering terjadi pada usia produktif
25 - 45 tahun (Prawiroharjo S, 1999 ; 251).
3) Alamat
Sebagai gambaran tentang lingkungan tempat tinggal klien apakah
dekat atau jauh dari pelayanan kesehatan khususnya dalam
pemeriksaan kehamilan.
4) Pendidikan.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga akan
memudahkan dalam pemberian penjelasan dan pengetahuan tentang
gejala / keluhan selama di rumah atau Rumah Sakit.
5) Status Perkawinan
Dengan status perkawinan mengetahui berapa kali klien mengalami
kehamilan (KET) atau hanya sakit karena penyakit lain yang tidak
ada hubungannya dengan kehamilan
6) Agama
Untuk mengetahui gambaran dan spiritual klien sehingga
memudahkan dalam memberikan bimbingan keagamaan.
7) Nama Suami
Agar diketaui siapa yang bertanggung jawab dalam pembiayaan dan
pemberian persetujuan dalam perawatan.
8) Pekerjaan
Untuk mengetahui keadaan aktivitas sehari-hari dari klien, sehingga
memungkinkan menjadi faktor resiko terjadinya KET.
b. Keluhan Utama
Nyeri hebat pada perut bagian bawah dan disertai dengan perdarahan
selain itu klien ammeorrhoe.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Awalnya wanita mengalami ammenorrhoe beberapa minggu kemudian
disusul dengan adanya nyeri hebat seperti disayat-sayat pada mulanya
nyeri hanya satu sisi ke sisi berikutnya disertai adanya perdarahan
pervagina :
1) Kadang disertai muntah
2) Keadaan umum klien lemah dan adanya shock
3) Terkumpulnya darah di rongga perut:
a) Menegakkan dinding perut Nyeri
b) Dapat juga menyebabkan nyeri hebat sehingga klien pingsan
4) Perdarahan terus menerus kemungkinan terjadi shock
hipovolemik.
d. Riwayat Penyakit Masa lalu
1) Mencari faktor pencetus misalnya adanya riwayat endomatritis,
addresitis menyebabkan perlengkapan endosalping.
Tuba menyempit / membantu.
2) Endometritis endometritis tidak baik bagian nidasi.
e. Status Obstetri Genekologi
1) Usia perkawinan
Sering terjadi pada usia produktif 25 - 45 tahun, berdampak bagi
psikososial, terutama keluarga yang masih mengharapkan anak.
2) Riwayat persalinan yang lalu.
Apakah klien melakukan proses persalinan di petugas kesehatan
atau di dukun
3) Grade multi.
4) Abortus yang sering curettage yang sering.
5) Riwayat penggunaan alat kontrasepsi.
Seperti penggunaan IUD
6) Adanya keluhan haid, keluarnya darah haid dan bau yang
menyengat. Kemungkinan adanya infeksi.
f. Riwayat kesehatan keluarga
1) Hal yang perlu dikaji kondisi kesehatan suami
2) Suami mengalami infeksi system urogenetalia, dapat menular pada
istri dan dapat mengakibatkan infeksi pada celvix.
g. Riwayat psikososial
Tindakan salpingektomi menyebabkan infertile. Mengalami gangguan
konsep diri, selain itu menyebabkan kekhawatiran atau ketakutan.
h. Pada kebiasaan sehari-hari
Pola aktivitas sehari-hari yang perlu dikaji pada kehamilan ektopik
adalah :
1) Pola Nutrisi
Pada rupture tube keluhan yang paling menonjol selain nyeri adalah
Nausea dan vomiting karena banyaknya darah yang terkumpul di
rongga abdomen
2) Eliminasi
Pada BAB klien ini dapat menimbulkan resiko terhadap konstipasi
itu diakibatkan karena penurunan peristaltik usus, imobilisasi, obat
nyeri, adanya intake makanan dan cairan yang kurang. Sehingga
tidak ada rangsangan dalam pengeluaran faeces.
Pada BAK klien mengalami output urine yang menurun < 1500
ml/hr, karena intake makanan dan cairan yang kurang.
3) Personal Hygiene
Luka operasi dapat mengakibatkan pembatasan gerak, takut untuk
melakukan aktivitas karena adanya kemungkinan timbul nyeri,
sehingga dalam personal hygiene tergantung pada orang lain.
4) Pola Aktivitas (istirahat tidur)
Terjadi gangguan istirahat, nyeri pada saat infeksi/defekasi akibat
hematikei retropertonial menumpuk pada cavum Douglas

i. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Tergantung banyaknya darah yang keluar dan tuba, keadaan umum
ialah kurang lebih normal sampai gawat dengan shock berat dan
anemi (Prawiroharjo, 1999 ; 255).
2) Pemeriksaan kepala dan leher
Muka dan mata pucat, conjungtiva anemis (Prawiroharjo, 1999 ;
155)
3) Pemeriksaan leher dan thorax
a) Tanda-tanda kehamilan ektopik terganggu tidak dapat
diidentifikasikan melalui leher dan thorax
b) Payudara pada KET, biasanya mengalami perubahan.
4) Pemeriksaan Abdomen
Pada abortus tuba terdapat nyeri tekan di perut bagian bawah disisi
uterus, dan pada pemeriksaan luar atau pemeriksaan bimanual
ditemukan tumor yang tidak begitu padat, nyeri tekan dan dengan
batas-batas yang tidak rata disamping uterus.
Hematokel retrouterina dapat ditemukan. Pada repture tuba perut
menegang dan nyeri tekan, dan dapat ditemukan cairan bebas dalam
rongga peritoneum. Kavum Douglas menonjol karena darah yang
berkumpul ditempat tersebut baik pada abortus tuba maupun pada
rupture tuba gerakan pada serviks nyeri sekali (Prawiroharjo S,
1999, hal 257).
5) Pemeriksaan Genetalia
a) Sebelum dilakukan tindakan operasi pada pemeriksaan
genetalia eksterna dapat ditemukan adanya perdarahan
pervagina. Perdarahan dari uterus biasanya sedikit- sedikit,
berwarna merah kehitaman.
b) Setelah dilakukan tindakan operasi pada pemeriksaan genetalia
dapat ditemukan adanya darah yang keluar sedikit.
6) Pemeriksaan Ekstrimitas
Pada ekstrimitas atas dan bawah biasanya ditemukan adanya akral
dingin akibat syok serta tanda-tanda cyanosis perifer pada tangan
dan kaki
j. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan umum Penderita tampak kesakitan dan pucat, pada
perdarahan dalam rongga perut tanda-tanda syok dapat ditemukan
pada jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit
mengembung dan nyeri tekan.
2) Pemeriksaan Genekologi
Tanda-tanda kehamilan muda mungkin ditemukan, pergerakan
serviks menyebakan rasa nyeri. Bila uterus dapat diraba, maka akan
teraba sedikit membesar dan kadang-kadang teraba tumor
disamping uterus dengan batas yang sukar ditentukan. Kavum
Douglas yang menonjol dan nnyeri raba merunjukkan adanya
hematokel retrouterina, suhu kadang-kadang naik, sehingga
menyukarkan perbedaaan dengan infeksi serviks.
3) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna
dalam menegakkan diagnosisi kehamilan ektopik terganggu,
terutama bila ada tanda-tanda perdarahan dalam rongga perut. Pada
kasus jenis tidak mendadak biasanya ditemukan anemia, tetapi
harus diingat bahwa penurunan hemoglobin baru terlihat setelah 24
jam (Prawiroharjo S, 2002 ; 330).

2. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan menggabungkan data dan
mengkaitkan data tersebut dengan konsep yang relevan untuk membuat
kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan.
Dalam analisa data ini pengelompokan data dilakukan berdasarkan
reaksi baik subyektif maupun obyektif yang digunakan untuk menentukan
masalah dan kemungkinan penyebab.

3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang
menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola)
dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah
(Carpenito, 2000).
Diagnosa yang mungklin timbul pada kehamilan ektopik terganggu
adalah sebagai berikut :
a. Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan tubuh berhubungan dengan
perdarahan.
Rasional : Adanya darah yang keluar dari vagina dan perdarahan intra
abdominal dapat mengakibatkan kurangnya cairan tubuh.
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya rupture
tuba atau robekan lapisan pelvis.
Rasinal : Adanya pemutusan jaringan dalam tubuh akan
menimbulkan rangsangan saraf meningkat sehingga timbul
rasa nyeri yang dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman
pada klien.
c. Porensial shock berhubungan dengan perdarahan yang hebat
Rasional : Rupture tuba mengakibatkan terjadinya perdarahan yang
banyak sehingga volume darah dalam tubuh berkurang.
Adanya darah kurang dapat terjadi penurunan cardiac
output sehingga menimbulkan.
d. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang kesuburan yang terancam.
Rasional: Setiap orang berbeda pandangan dalam menghadapi
tindakan pembedahan yang akan dilaksanakan sehingga
responnya berbeda pula, cemas merupakan respon emosi
klien adalah kejadian normal ketika klien dihadapkan pada
hal yang asing baginya.

4. Perencanaan
Perencanaan merupakan bagian dari fase pengorganisasian dalam
proses keperawatan yang meliputi tujuan perawatan penetapan pencegahan
masalah dan menentukan tujuan perencanaan untuk mengatasi masalah klien
(Hidayat A. Azis Alimul, 2001 ; 30).
Rencana keperawatan pada klien kehamilan ektopik terganggu
adalah sebagai berikut :
a. Gangguan pemebuhan kebutuhan cairan tubuh sehubungan dengan
perdarahan.
Tujuan : Perdarahan terhenti
Kriteria evaluasi : Tidak ada tanda-tanda shock
Intervensi :
1) Kaji perdarahan (jumlah, warna, gumpalan)
Rasional : Untuk mengetahui adanya gejala shock.
2) Cek Hemoglobin
Rasional : Mengetahui adanya enemi atau tidak
3) Anjurkan klien untuk banyak minum
Rasional : Dengan banyak minum maka dapat membantu
mengganti cairan tubuh yang hilang.
4) Kolaborasi dengan tim medis tentang pemberian tranfusi darah
Rasional : Untuk mengganti perdarahan yang banyak keluar.
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya tuba atau
robekan lapisan pelvis.
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang
Kriteria evaluasi : Ekspresi wajah klien tidak menyeringai menahan
nyeri
Intervensi
1) Kaji tingkat nyeri klien
Rasional : Untuk mengetahui tingkat nyeri klien dar mengetahui
tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
2) Kaji durasi, lokasi, frekuensi, jenis nyeri (akut, kronik, mendadak,
terus - menerus)
Rasional : Dengan mengetahui hal tersebut diatas dapat
mengetahui tingkat dan jenis nyeri sehingga
mempermudah intervensi selanjutnya.
3) Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien.
Rasional : Dengan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi
klien akan dapat mengurangi rasa nyeri klien, karena
lingkungan yang tidak menambah persepsi nyeri klien.
4) Anjurkan tehnik relaksasi, distraksi
Rasional : Dengan mengajarkan tehnik relaksasi, distraksi dapat
meringankan nyeri.
5) Kompres Dingin
Rasional : Dengan memberikan kompres dingin akan memberikan
rasa nyaman pada klien sehingga dapat mengurangi
rasa nyeri.
6) Berikan support system
Rasional : Dengan memberikan support system agar ibu dapat
mengerti tentang perubahan bentuk tubuhnya yang
cepat karena ada kelainan pada tubuhnya sehingga ibu
dapat tenang pada saat dilakukan tindakan.
7) Lakukan massage pada klien
Rasional : Dengan melakukan massage akan memberikan rasa
nyaman pada ibu.
8) Atur posisi yang nyaman bagi klien
Rasional : Dengan mengatur posisi yang nyaman bagi klien akan
mengurangi rasa nyeri
9) Kolaborasi dengan tim medis
Rasional : Berkolaborasi akan membantu di dalam memberikan
terapi analgesic.
c. Potensial Shock sehubungan dengan perdarahan yang hebat
Tujuan : Perdarahan berhenti
Kriteria evaluasi : Hb klien normal ( 11 - 13 ) gr %
Intervensi
1) Monitor tanda - tanda vital
Rasional : Monitor tanda-tanda vital akan mengetahui keadaan dan
perkembangan klien.
2) Kaji perdarahan (jumlah, warna, gumpalan)
Rasional : Mengkaji perdarahan, jumlah, warna, gumpalan akan
mengetahui gejala-gejala shock.
3) Cek Hemoglobin
Rasional : Cek Hb akan mengetahui keadaan Hb klien.
4) Pasang infus
Rasional : Memberikan infus akan menggantikan cairan yang
keluar.
5) Lakukan pemeriksaan rhesus golongan darah
Rasional : Pemeriksaan tersebut memudahkan melakukan
transfusi
6) Berikan transfusi darah
Rasional : Memberikan transfusi darah akan menggantikan
banyaknya darah yang keluar
7) Observasi tanda-tanda shock
Rasional : Mengobservasi tanda-tanda shock akan dapat segera
mengetahui adanya kemungkinan shock.
d. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang kesuburan yang terancam
Tujuan : Rasa cemas klien hilang
Kriteria evaluasi . Klien dapat mengungkapkan
perasaannya secara terbuka
Intervensi :
1) Kaji tingkat kecemasan
Rasional : Mengetahui tingkat kecemasan akan mengetahui
tingkat cemas klien.
2) Kaji tingkat pengetahuan klien
Rasional : Mengkaji tingkat pengetahuan klien akan dapat
mengetahui latar belakang kehidupan klien.
3) Ajak klien untuk lebih terbuka
Rasional : Sikap terbuka akan mudah mengungkap masalah yang
dihadapi klien yang dapat membantu penyembuhan.
4) Berikan penjelasan tentang proses penyakit yang sedang diderita.
Rasional : Memberikan penjelasan pada klien akan membantu
menenangkan jiwa klien.
5) Anjurkan pada keluarga untuk memberikan support system.
Rasional : Memberikan support sistem akan membantu memberikan
semangat bagi klien.

5. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik (Iyar et. al., 1996).
Dari pernyataan diatas dapat diungkapkan bahwa pelaksanaan
realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam
pelaksanaan ini harus disesuaikan dengan sumber data, sarana dan prasarana
yang ada. Partisipasi dari klien dan keluarganya sangat diperlukan dalam
pelaksanaan ini serta peran dan fungsi perawatan harus dapat dijalankan
dengan komprehensif, selain itu perawat juga berkolaborasi dengan anggota
tim kesehatan yang lain.

6. Evaluasi
Evaluasi adalah sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan
yang sistematik pada status kesehatan klien (Nursalam, 2001 ; 71).
Yang dimaksud tujuan tercapai jika klien menunjukkan perubahan
sesuai kriteria yang ditetapkan. Tujuan tercapai sebagian bila klien hanya
menunjukkan perubahan sebagian dari kriteria yang ditetapkan. Sedang
tujuan tidak tercapai jika klien tidak menunjukkan perubahan / kemajuan
sama sekali. Adapun untuk mengetahui itu berhasil / tidak dapat
menggunakan metode dengan catatan perkembangan (Subyektif data,
obyektif data, Analisa data, plan / SOAP).

Anda mungkin juga menyukai