Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Tn.

E DENGAN FISTULA
PERIANAL DENGAN TINDAKAN FISTULEKTOMY DI KAMAR BEDAH
RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG

DISUSUN OLEH :
1. ABDUR ROKHIM
2. DIAH
3. SYAMSUL HADI
4. TAUFIQ ADHY NUGROHO
5. YOUNGKY HARY SUSANTO

BASIC SKILL COURSE FOR THE OPERATING ROOM URSE


HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA
PENGURUS DAERAH JAWA TENGAH
2017

1
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Tn. E DENGAN FISTULA


PERIANAL DENGAN TINDAKAN FISTULEKTOMY DI KAMAR BEDAH
RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG

Di susun oleh :
1. ABDUR ROKHIM
2. DIAH
3. SYAMSUL HADI
4. TAUFIQ ADHY NUGROHO
5. YOUNGKY HARY SUSANTO

Telah dan disetujui oleh pembimbing klinik dan pembimbing HIPKABI


pada tanggal November 2017

Mengetahui Pembimbing,

Pembimbing HIPKABI Pembimbing Klinik

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang
berjudul Asuhan Keperawatan Perioperatif Pada Tn. E Dengan Fistula Perianal Dengan
Tindakan Fistulektomy Di Kamar Bedah Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, berkat bimbingan dan petunjuk serta dorongan dari berbagai pihak makalah ini dapat
selesai tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :

1. Orang tua kami yang senantiasa selalu memberikan motivasi dan do’a dalam setiap langkah
kehidupan
2. Dr. Bayu Anyar Susetio, Sp. B. sebagai kepala ruang Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit
Panti Wilasa Citarum Semarang
3. Ibu kacik selaku coordinator ruang Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Panti Wilasa
Citarum Semarang
4. Pembimbing Lahan bu wiwin, bu lina, bu asih, bu jum yang telah memberikan pengarahan
dalam penyusunan makalah ini
5. Semua staff karyawan ruang Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum
Semarang yang senantiasa membantu dan membimbing dalam penyusunan makalah ini
6. Teman – teman kelompok Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang, dan teman-teman
HIPKABI angkatan 30 yang telah memberikan semangat dan doa untuk segera
menyelesaikan makalah ini
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekeliruan baik dari
segi penulisan maupun segi penyusunan, oleh karena itu penulis mengharapkan bimbingan dan
saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Semarang, November 2017

Penulis

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 3
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 5
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 5
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................. Error! Bookmark not defined.
C. TUJUAN PENULISAN ............................................................................................................. 6
D. MANFAAT................................................................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................................................. 7
A. DEFINISI ................................................................................................................................... 7
B. ETIOLOGI ................................................................................................................................ 7
C. TANDA DAN GEJALA ............................................................................................................ 7
D. FAKTOR RISIKO .................................................................................................................... 7
E. PATOFISIOLOGI..................................................................................................................... 7
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG ............................................................................................. 7
G. PENATALAKSANAAN ........................................................................................................... 8
BAB III TINJAUAN KASUS ................................................................................................................ 9
A. ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................................................... 9
B. LANGKAH – LANGKAH PEMBEDAHAN ........................................................................ 10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................. 11
A. KESIMPULAN ........................................................................................................................ 11
B. SARAN ..................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 11

4
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah fistula perianal telah menjadi bahan diskusi literature bidang
kedokteran sejak tahun 400 SM. Meski demikian , fistula perianal tetap menjadi
topik masalah yang hangat dan menantang bagi para dokter di seluruh dunia
(Melinda, 2014)
Fistel perianal suatu penyakit yang relatif banyak dijumpai pada praktik
bedah umum yang apabila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan
“rusaknya nama baik seorang ahli bedah” ,karena adannya komplikasi yang pada
dasarnya dapat dicegah apabila kita lebih berhati-hati dan memahami dengan baik
etiologi dan patofisiologi penyakit ini (Ahmadsyah, 2003 cix setyanto,2003).
Insidensinya dilaporkan di Skandinavia 1 per 10.000, sedangkan Sainio
melaporkan di Helsinki insidensi fistel perianal 8,6 per 100.000(Peter J,Robin
KS,2005). Dilaporkan juga di Rumah sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta,dari
tahun 2000 hingga 2005 didapatkan 71 kasus fistel perianal (Ibrahim Basyir, 2005),
sedangkan di Rumah Sakit Dr. Sardjito Jogjakarta dilaporkan selama kurun waktu
Januari 1998 hingga juni 2003 didapatkan 33 kasus fistel perianal (Setyanto,
2003).
Banyak penyebab fistel perianal, tetapi yang tersering merupakan
perkembangan dari abses perianal dan adanya hubungan mukosa anal dengan kulit
perianal. Etologi yang lain dari fistula perianal adalah kelainan kongenital, infeksi
pelvis, kelainan anus, trauma perianal. Menurut Dranger ci al, 1978 dalam
penelitian.
Rekurensi fistel perianal cukup tinggi yaitu sekitar 6,9% (Shoulder et
‹r/,2003).Faktor resiko komplikasi fistel perianal yang dapat menyebabkan
rekurensi antara lain lama rawat inap, lama penyembuhan luka (Kighley&
Pamberton,1996), terapi awal yang tidak adekuat, perawatan post operasi yang
tidak baik dan kompleksitas dari fistel (Steven r/ al, 1986).
Rekurensi terjadi pada fistel perianal, baik yang dilakukan terapi dengan
fistulektomi lay open maupun yang dilakukan terapi dengan fistulotomi. Menurut
Yasmeen ci al 2011 tindakan fistulotomi akan menghasilkan risiko komplikasi
nyeri yang lebih sedikit, perdarahan durante operasi yang lebih sedikit, LOS yang
lebih singkat, dan wound healing yang lebih cepat serta keluhan pasien yang lebih
sedikit dibanding fistulektomi

5
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum

Mengelola kasus Asuhan Keperawatan Perioperatif Pada Tn. E Dengan

Fistula Perianal Dengan Tindakan Fistulektomy Di Kamar Bedah Rumah

Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.

2. Tujuan Khusus

a. Menggambarkan pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan dan

tindakan yang dilakukan untuk mengatasi fistula perianal, serta evaluasi

masalah setelah dilakukan tindakan keperawatan.

b. Menganalisis / membahas hasil pengkajian, masalah keperawatan,

perencanaan, tindakan yang ditekankan pada prosedur-prosedur

keperawatan yaitu Standar Operasional Prosedur dan evaluasi dari tindakan

yang dilakukan untuk mengatasi fistula perianal.

C. MANFAAT
1. Laporan kasus yang akan dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi pembaca sebagai sumber informasi tentang Asuhan Keperawatan

Perioperatif dengan Fistula Perianal dengan Tindakan Fistulektomy, serta

sebagai bahan pertimbangan dalam penulisan laporan kasus selanjutnya.

2. Bagi pasien laporan kasus ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah

informasi mengenai Fistula Perianal kepada klien dan keluarga sehingga dapat

mencegah terjadinya kekambuhan dan juga penatalaksanaan/perawatan post

operasi yang bisa dilakukan secara mandiri.

3. Bagi perawat dan tenaga medis laporan kasus ini diharapkan dapat menambah

atau mengembangkan pengetahuan perawat mengenai Fistula Perianal.

4. Makalah ini dapat dipergunakan sebagai wacana mengenai penyakit asma dan

berbagai komplikasi yang ditimbulkan.

6
BAB II TINJAUAN TEORI
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Fistula perianal/fistula ani yang merupakan sebuah hubungan yang abnormal
antara epitel dari kanalis anal dan epidermis darikulit perianal.
Fistula adalah hubungan yang abnormal antara suatu saluran dengan saluran
lain atau antara suatu saluran dengan dunia luar melalui kulit. Yang pertama
disebut fistula interen dan yang kedua fistula eksteren. Fistula anorektal atau
fistula ani adalah terowongan abnormal dari anus atau rektum biasanya menuju ke
kulit di dekat anus. (Price & Wilson, 2005).

B. ETIOLOGI
Mayoritas penyakit supurativ anorektal terjadi karena infeksi dari kelenjar
anus (cyptoglandular). Kelenjar ini terdapat di dalam ruang intersphinteric.
Diawali kelenjar anus terinfeksi, sebuah abses kecil terbentuk di daerah
intersfincter. Abses ini kemudian membengkak dan fibrosis, termasuk di bagian
luar kelenjar anus di garis kripte. Ketidakmampuan abses untuk keluar dari
kelenjar tersebut akan mengakibatkan proses peradangan yang meluas sampai
perineum, anus atau seluruhnya, yang akhirnya membentuk abses perianal dan
kemudian menjadi fistula. (Sudoyo, dkk. 2006).

C. TANDA DAN GEJALA

D. FAKTOR RISIKO

E. PATOFISIOLOGI

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Fistulografi, yaitu memasukkan alat ke dalam lubang/fistel untuk mengetahui
keadaan luka.
2. Pemeriksaan harus dilengkapi dengan rektoskopi untuk menentukan adanya
penyakit di rektum seperti karsinoma atau proktitis tbc, amuba, atau morbus
Crohn.
3. Fistulografi: Injeksi kontras melalui pembukaan internal, diikuti dengan
anteroposterior, lateral dan gambaran X-ray oblik untuk melihat jalur fistula.
4. Ultrasound endoanal / endorektal: Menggunakan transduser 7 atau 10 MHz ke
dalam kanalis ani untuk membantu melihat differensiasi muskulus intersfingter

7
dari lesi transfingter. Transduser water-filled ballon membantu evaluasi dinding
rectal dari beberapa ekstensi suprasfingter.
5. MRI: MRI dipilih apabila ingin mengevaluasi fistula kompleks, untuk
memperbaiki rekurensi.
6. CT- Scan: CT Scan umumnya diperlukan pada pasien dengan penyakit crohn
atau irritable bowel syndrome yang memerlukan evaluasi perluasan daerah
inflamasi. Pada umumnya memerlukan administrasi kontras oral dan rektal.
7. Barium Enema: untuk fistula multiple, dan dapat mendeteksi penyakit inflamasi
usus.
8. Anal Manometri: evaluasi tekanan pada mekanisme sfingter berguna pada
pasien tertentu seperti pada pasien dengan fistula karena trauma persalinan, atau
pada fistula kompleks berulang yang mengenai sphincter ani.

G. PENATALAKSANAAN
1. Pre Operasi
Terapi Konservatif Medikamentosa dengan pemberian analgetik, antipiretik
serta profilaksis antibiotik jangka panjang untuk mencegah fistula.
2. Intra Operasi
a. Fistulotomi: Fistel di insisi dari lubang asalnya sampai ke lubang kulit,
dibiarkan terbuka, sembuh per sekundam intentionem. Dianjurkan sedapat
mungkin dilakukan fistulotomi.
b. Fistulektomi: Jaringan granulasi harus di eksisi keseluruhannya untuk
menyembuhkan fistula. Terapi terbaik pada fistula ani adalah
membiarkannya terbuka.
c. Seton: benang atau karet diikatkan malalui saluran fistula. Terdapat dua
macam Seton, cutting Seton, dimana benang Seton ditarik secara gradual
untuk memotong otot sphincter secara bertahap, dan loose Seton, dimana
benang Seton ditinggalkan supaya terbentuk granulasi dan benang akan
ditolak oleh tubuh dan terlepas sendiri setelah beberapa bulan.
d. Advancement Flap: Menutup lubang dengan dinding usus, tetapi
keberhasilannya tidak terlalu besar.
e. Fibrin Glue: Menyuntikkan perekat khusus (Anal Fistula Plug/AFP) ke
dalam saluran fistula yang merangsang jaringan alamiah dan diserap oleh
tubuh. Penggunaan fibrin glue memang tampak menarik karena sederhana,
tidak sakit, dan aman, namun keberhasilan jangka panjangnya tidak tinggi.
3. Post Operasi
Setelah operasi mungkin akan terdapat sedikit darah ataupun cairan dari luka
operasi untuk beberapa hari, terutama sewaktu buang air besar. Perawatan luka
pasca operasi meliputi sitz bath (merendam daerah pantat dengan cairan

8
antiseptik), dan penggantian balutan secara rutin. Obat obatan yang diberikan
untuk rawat jalan antara lain antibiotika, analgetik dan laksatif. Aktivitas sehari
hari umumnya tidak terganggu dan pasien dapat kembali bekerja setelah
beberapa hari. Pasien dapat kembali menyetir bila nyeri sudah berkurang.
Pasien tidak dianjurkan berenang sebelum luka sembuh, dan tidak disarankan
untuk duduk diam berlama-lama.

BAB III TINJAUAN KASUS


TINJAUAN KASUS

A. ASUHAN KEPERAWATAN
Laporan Dokumentasi ASKEP
Bangsal : Anggrek Kelamin : L Nomor :613671

REKAMAN Nama : Tn. E Umur : th Tgl/bl/th:


ASUHAN KEPERAWATAN Kelas/Jaminan : II / BPJS Km Operasi No: 4 Op Ke : 3 Jam :17.00 –
KAMAR BEDAH 17.30
Circulating Nurse :Sr. Siska Scrub Nurse : sr. Ambar
Diagnosa pre operasi : Appendisitis Jenis Anestesi : Spinal Anestesi
Tindakan Operasi : Appendictomi Diagnosa post operasi :
REKAMAN ASUHAN KEPERAWATAN
DATA FOKUS JAM-PARAF-NAMA
Pre Intra Pasca
SUBYEKTIF OBYEKTIF
  
Pasien/klg banyak bertanya ttg kegagalan dari operasi Tingkat kesadaran
Pasien/klg banyak tanya ttg prosedur operasi Komposmentis
Pasien mengatakan takut kematian Apatis
Pasien mengatakan mual Somnolens
Pasien mengatakan sesak nafas Delirium
Pasien mengatakan dingin Sopor
Pasien mengatakan nyeri Skala…………………….. Koma
Perokok, NarkotikaAlkoholik
OBYEKTIF   
Gelang identitas TBC Paru, DM Pasien menyeringai
Imformed Consent HIV, Hepatitis B-C Suara bergetar
Hasil laboratorium Menggigil Akral dingin Tanda-tanda Vital
Hasil Foto Menangis TD…….mmHg N……….x/mnt
 Persediaan Darah Pucat Sianosis RR…….x/mnt SH………..0C
Lavement Puasa Nada suara dalam TD……..mmHg N………x/mnt
Mandi Keramas Pasien gemetar RR………x/mnt SH………...0C
Protesa, Asesori P’dangan kosong TD……..mmHg N………x/mnt
P’Jantung Asma Tampak tegang RR………x/mnt SH………..0C
Posisi op…………………….  Pasien tidak sadar G. A Jenis luka op………………………
Terpasang netral ESU  Lebar luka ….................Cm  Sekresi lendir meningkat
Menggunakan ESU Lokasi ……………………………  Tdk ada reflek batuk
 Gerakan berlebihan ∑ perdarahan ………………cc  Suara nafas ngorok
Aldrete score Score Steward Score Score JAM-PARAF-NAMA
Aktifitas = mampu gerak dg perintah In Out Kesadaran In Out   
4 Ekstrimitas Bangun
 2 Ekstrimitas  Respon thd rangsang
 Tidak mampu gerak ekstrimitas  Tidak ada respon
Respirasi Respirasi
 Mampu nafas dlm & batuk Batuk/menangis
 Dyspneu, usaha nafas, nafas terbatas  Pertahankan jln nafas
 Apnoe  Perlu bantuan nafas
Sirkulasi = TD ± dari pre operasi Motorik
 TD ± 20 mmHg  Gerak bertujuan
 TD ± 20 – 50 mmHg  Gerak tanpa tujuan

9
 TD > 50 mmHg  Tidak ada gerak
Kesadaran Total score
 Sadar penuh
 Bangun jika dipanggil Bromage Score In Out
 Tidak ada respon  Gerakan penuh ditungkai
Warna kulit Tdk mampu ekstensi tungkai
 Kemerahan Tdk mampu fleksi lutut
 Pucat Tdk mampu fleksi pergelangan kaki
 Sianosis
Total score Total score
B.
Rencana Keperawatan JAM-PARAF-NAMA
DAFTAR MASALAH
( Tujuan )   
Resiko Takut Takut pasien tidak terjadi/klg hilang/berkurang
Resiko Cemas Cemas pasien/keluarga tidak terjadi/hilang/berkurang
Resiko cedera jatuh Cedera jatuh tidak terjadi
Resiko inefektif bersihan jln nafas Inefektif bersihan jalan nafas tidak terjadi
Resiko aspirasi Aspirasi tidak terjadi
Resiko infeksi Resti infeksi dpt diminalisir
Resiko perdarahan Resti g3 keseimbangan cairan tidak terjadi
Resiko cedera combustio Resti combustion tidak terjadi
Resiko Nyeri G3 keseimb’ cairan&elektrolit tdk tjd
Resiko divisit cairan Resti tjd aberasi kulit
Resiko schok Resti tercabutnya drainage tdk terjadi
Resiko cedera benda asing Resti tertinggalnya alat/barang habis pakai tidak terjadi
Resiko hipotermi Nyeri tidak terjadi/hilang/berkurang
JAM-PARAF-NAMA
TINDAKAN KEPERAWATAN
  
Mengucapkan salam pada pasien/keluarga Menghitung instrument pre intra pasca op
Memperkenalkan nama dan identitas diri Menghitung barang habis pakai
Menjelaskan tentang prosedur operasi Memonitor intake & out put
Menjelaskan fasilitas km operasi Monitor program pemberian cairan IV
Memindahkan pasien secara aman Memonitor TTV
Memberikan dukungan pd pasien & klg Memonitor drainage
Mengannjurkan pasien klg untuk berdo’a Memindahkan pasien dengan aman
Mempersilakan klg menunggu di R. tunggu Anjurkan mengeluarkan lendir efektif
Mendampingi dan memfiksasi pasien Menghitung jumlah perdarahan
Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan Sign In
Memasang selimut hangat pada pasien Time Out
Melakukan scrubing, gowning, gloving Sign Out
Menganjurkan untuk tidak mengejan 
Mendesinfeksi area op’ dg povidon iodine 10% 
Memasang drap sterile area operasi 
JAM-PARAF-NAMA
SUMMARY
  
Aldrete score saat keluar Recovery Room ……….
Steward score saat keluar Recovery Room……….
Bromage score saat keluar Recovery room……….
Tingkat risiko cedera jatuh...................

C. LANGKAH – LANGKAH PEMBEDAHAN

10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Price, S. A ., & Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi : konsep klinis proses-proses


penyakit. (ed 6). (Vol 2). Jakarta : FKUI.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC
Sudoyo. A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S. (2006). Buku ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1 (ed.4). Jakarta: FKUI

11

Anda mungkin juga menyukai