Anda di halaman 1dari 32

DISIPLIN KERJA PEGAWAI

CV LAKSANA KAROSERI UNGARAN

Laporan Magang
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program S1 Fakultas ekonomika dan bisnis
Universitas Stikubank (UNISBANK)

Disusun oleh:
WINDI NOVITASARI
15.05.51.0118

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG TAHUN
AJARAN 2018/2019
LEMBAR PERSETUJUAN

NAMA : WINDI NOVITASARI


NIM : 15.05.51.0118
FAKULTAS : EKONIMOKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : S1-MANAJEMEN
JUDUL LAPORAN MAGANG : PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP
KINERJA PEGAWAI PADA CV
LAKSANA KAROSERI

SEMARANG, 2018
DOSEN PEMBIMBING
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan Laporan Magang di CV. LAKSANA KAROSERI yang merupakan salah satu
persyaratan kelulusan untuk program studi Manajemen, Universitas Stikubank Semarang
(UNISBANK). Adapun tujuan dari penulisan laporan ini secara umum yaitu agar dapat
mendapatkan pengalaman di dunia kerja secara nyata dan dapat merealisasikan pada saat
bekerja nanti.
Laporan Magang ini dapat diselesaikan tepat waktu tidak lepas dari bantuan banyak
pihak. Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak dan Ibu dosen pengajar S1 Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Stikunabk Semarang (UNISBANK), yang trlah memberikan ilmu yang
bermanfaat bagi Penulis
2. Pimpinan, staf dan karyawan pada CV Laksana Karoseriyang trlah memberikan ijin dan
bantuan selama penulis melakukan kegiatan Kulah Kerja Praktek/Magang
3. Teman-teman semua yang membantu kelancaran laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Magang ini masih terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang tentunya dapat bermanfaat untuk kita
semua, sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.Amin.
Semarang, 2018
Penyusun,

Windi Novitasari
NIM. 15.05.51.0118
ABSTRAK
Kerja Praktik merupakan suatu kegiatan mandiri mahasiswa yang dilaksanakan di luar
kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang sesuai dengan bidang
peminatannya melalui metode observasi dan partisipasi langsung. Selain itu, Kerja Praktek
juga mempunyai tujuan untuk memberi bekal pengalaman dan keterampilan kerja praktis,
penyesuaian sikap di dunia kerja sebelum mahasiswa di lepas untuk bekerja sendiri.
Secara umum, disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri
karyawan terhadap peraturan yang berlaku. Disiplin meliputi ketaatan dan hormat terhadap
perjanjian yang dibuat antara pegawai dengan peraturan yang telah di tetapkan.Dispilin juga
berkaitan erat dengan sanksi yang perlu di jatuhkan kepada pihak yang melanggar.
Kinerja karyawan yang tinggi dipengaruhi oleh kemampuan dalam mengintegrasikan
seluruh elemen-elemen yang ada dalam perusahaan dengan baik, dan mampu menjalankan
peranannya sesuai dengan kebutuhan karyawan. Oleh sebab itu diperlukan disiplin kerja guna
meningkatkan kinerja karyawan tersebut. Kompetensi dan kinerja yang tinggi memberikan
isyarat bahwa perusahaan dikelola dengan baik dan secara fundamental akan menghasilkan
perilaku manajemen yang efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan
mengetahui pengaruh disiplin terhadap kinerja karyawan.
Kata Kunci : Kerja Praktek, Kedisiplinan kerja, kinerja karyawan.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kegiatan magang mahasiswa di Universitas Stikubank Semarang (UNISBANK)
yang di laksanakan setiap tahun merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu
proses belajar mahasiswa. Hal ini ditempuh untuk lebih mendekatkan peserta ajaran
(MAHASISWA) dengan dunia kerja yang sesuai dengan bidang ilmu yang mereka pelajari di
Universitas stikubank Semarang (UNISBANK). Dengan kata lain bahwa kegiatan magang
mahasiswa sangat penting untuk membantu mahasiswa untuk mengimplementasikan ilmu
pengetahuan yang di peroleh dari kampus dalam dunia kerja sebenarnya. Di samping itu
kegiatan magang mahasiswa ini juga dapat menambah wawasan mahasiswa dalam
berpolapikir dan bertindak dalam memecahkan masalah di lingkungan kerja .Alasannya
karena mahasiswa hanya terbiasa memecahkan masalah di lingkungan kampus saja tanpa
tahu kondisi rill yang terjadi sebenarnya dalam dunia kerja.
CV. LAKSANA KAROSERI merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang pembuatan Bus di INDONESIA, serta merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak begitu signifikan yang juga turut menyumbangkan kontribusinya dalam peningkatan
perekonomian Indonesia.
Untuk itu, saya berharap agar perusahaan ini dapat berkenan memberikan tempat praktek
kerja lapangan sebagai syarat memenuhi nilai mata kuliah Kerja Praktek.
Manajemen Sumberdaya manusia merupakan proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi,
integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia
untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat. Oleh karena itu manajer
harus menjamin bahwa perusahaan atau suatu organisasi memiliki tenaga kerja yang tepat
ditempat yang tepat, dan pada saat yang tepat, yang memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang akan menolong perusahaan untuk mencapai sasaran
secara keseluruhan dengan prestasi yang baik.
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu cenderung untuk hidup bermasayarakat.
Sebutan social mengandung arti bahwa manusia cenderung mengembangkan kerjasama
dan hubungan yang saling bergantung dengan manusia lain. Perilaku manusia senantiasa
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi yang menjadi masalah adalah
keterbatasan yang dimiliki oleh manusia dalam mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut
diatas merupakan dasar terpenting mengapa manusia selalu membentuk organisasi.
Organisasi merupakan bentuk lembaga yang dominan dalam modern kita.Organisasi
merupakan bagian fundamental keberadaan kita yang meliputi dan meresapi seluruh aspek
kehidupan sekarang ini. Organisasi pada umumnya dikembangkan sebagai instrument bagi
pencapaian tujuan-tujuan tertentu.Organisasi sebagai suatu bentuk dan hubungan yang
mempunyai sifat dinamis, dalam arti dapat menyesuaikan diri kepada perubahan.
Secara umum, disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada
diri karyawan terhadap peraturan yang berlaku. Disiplin meliputi ketaatan dan hormat
terhadap perjanjian yang dibuat antara pegawai dengan peraturan yang telah di
tetapkan.Dispilin juga berkaitan erat dengan sanksi yang perlu di jatuhkan kepada pihak
yang melanggar.Di dalam seluruh aspek kehidupan, dimanapun kita berada, dibutuhkan
peraturan dan tatat ertib yang mengatur dan membatasi setiap gerak dan
perilaku.Peraturan-peraturan tersebut tidak ada artinya jika tidak ada komitmen dan sangsi
bagi pelanggarnya. Disiplin di lingkungan kerja sangat dibutuhkan, karena akan
menghambat pencapaian tujuan organisasi tersebut. Oleh karena itu, pegawai dengan
disiplin kerja yang baik, berarti akan dicapai pula suatu keuntungan yang berguna baik
bagi organisasi maupun pegawai itu sendiri. Selainitu, harus mengusahakan agar peraturan
itu bersifat jelas, mudahdi mengerti, adil bagi seluruh karyawan dan pimpinan.Disiplin
pegawai dalam manajemen sumberdaya manusia berangkat dari pandangan bahwah tidak
ada manusia yang sempurna, luput dari kekhilafan dan kesalahan.Oleh karena itu setiap 10
organisasi perlu memiliki berbagai ketentuan yang harus ditaati oleh para anggotanya,
standar yang harus dipenuhi.Dengan kata lain disiplin pegawai adalah suatu bentuk
pelatihan yang berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta
meningkatkan prestasi kerjanya.
Kedisiplinan yang bersif atpreventif adalah tindakan yang mendorong para karyawan
untuk taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah
ditetapkan.Artinya melalui kejelasan dan penjelasan tentang pola sikap, tindakan dan
perilaku yang diinginkan dari setiap anggota organisasi diusahakan pencegahan jangan
sampai para karyawan berperilaku negative.

Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tinggka laku
perorangan, kelompok atau mayarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan,
ketentuan, etika, norma dan kaida yang berlaku. Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan
seorang atau kelompok yang senatiasa berkehendak mengikuti atau mematuhi segalah
peraturan yang telah ditentukan. Kedisiplinan dapat dilakukan dengan latihan antara lain
dengan bekerja menghargai waktu dan biaya akan memberikan pengaruh yang positif
terhadap produktivitas kerja pegawai.

1.2 Perumusan Masalah


Dalam pelaksanaan Pelatihan Kerja pada Industri di CV. Laksana Karoseri perumusan
masalah antara lain sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh kedisiplinan karyawan pada CV. Laksana Karoseri
2. Faktor apa saja yang mendukung kedisiplinan kerja pegawai di CV. LAKSANA
KAROSERI ?
3. Faktor apa saja yang menghambat kedisiplianan kerja pegawai di CV.
LAKSANA KAROSERI ?

1.3 Batasan Masalah

1.4 Tujuan Kerja Praktek


1. Tujuan umum
Adapun maksud dari tujuan Magang mahasiswa agar dapat mempersiapkan
atau meningkatkan Kemampuan dan keterampilan mahasiswa guna memasuki dunia
Kerja.Adapun tujuan dari pelaksanaan Magang adalah:
1. Sebagai persyaratan dalam menyelesaikan tugas akhir.
2. Melatih mahasiswa agar memiliki kemampuan mengaplikasikan teori-teori
yang di peroleh di bangku perkuliahan dan membandingkan antara teori yang di
dapat kan selama pendidikan dengan praktek yang sebenarnya.
3. Untuk meningkatkan disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-
tugas yang di berikan dan menambah pengalaman kerja bagi mahasiswa selama
mengikuti pendidikan magang di Instansi.
4. Memberi kesempatan terhadap mahasiswa untuk belajar dari pengalaman
mereka.
5. Memperluas pengetahuan mahasiswa dalam memahami situasi, kondisi dalam
lingkungan kerja.
2. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pelaksanaan disiplin kerja pegawai di CV. LAKSANA
KAROSERI
2. Untuk mengrtahui faktor – faktor pendukuang kediplinan kerja pegawai di
CV. LAKSANA KAROSERI
3. Untung mengetahui faktor – faktor penghambat kedisiplinan kerja pegawai di
CV. LAKSANA KAROSERI
1.5 Manfaat Praktik Industri
1. Bagi mahasiswa
a. Memperoleh pengalaman yang nyata tentang suatu industri baik manajemen yang
diterapkan di industri maupun kondisi fisik peralatan.
b. Memperoleh pengalaman yang nyata berguna untuk meningkatkan kemampuan
yang relevan dengan jurusan yang ditekuni.
c. Dapat melatih diri terutama persiapan mental dalam hal kedisiplinan, semangat
kerja, hubungan kerja sebelum mereka memasuki kerja yang sesungguhnya.
d. Mahasiswa dapat melatih diri, terutama persiapan mental sebelum memasuki
dunia kerja yang sesungguhnya.

2. Bagi Universitas
a. Mendapatkan umpan balik yang berguna untuk mengembangkan materi
perkuliahan dan kurikulum.
b. Mempererat dan memperluas kerjasama antara Universitas dengan pihak industri
melalui rintisan yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang sedang prktik industri.
3. Bagi pihak industri
Apabila kerjasama industri dan Uiversitas Stikubank Semarang (UNISBANK)
telah terbina dengan baik dengan adanya masukan – masukan dari pihak industri
dapat digunakan sebagai salah satu pengembangan peningkatan mutu lulusan
Uiversitas Stikubank Semarang (UNISBANK) dengan demikian pihak industri
akan lebih mudah memperoleh calon tenaga kerja yang berkualitas nantinya.
1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktek Industri yang bekerja sama dengan CV.Laksana Karoseri di jalan Raya
Ungaran Km 24,9.CV. Laksana Karoseri bergerak dibidang pembuatan transportasi bus.
Praktik Industri dilaksanakan 1 bulan dimulai dari tanggal 3 September 2018 sampai dengan
3 Oktober 2018.
1.7 Metode Pengumpelan Data
Dalam proses pengumpulan data yang akan dibuat sebagai laporan praktek
industri, kami selaku praktikan menggunakan beberapa metode diantaranya:
1. Metode Observasi (Pengamatan)
Disini kami selaku mahasiswa praktikan terjun langsung di lapangan untuk
mengetahui proses yang berlangsung. Adapun proses yang berlangsung dalam
proyek tersebut diantaranya adalah dengan cara melihat langsung pelaksanaan
disiplin kerja pegawai di CV. Laksana Karoseri sehingga dapat menemukan
permasalahn yang ada.
2. Metode Interview ( wawancara)
Disamping dengan cara mengamati secara langsung di lapangan kami juga
mengambil informasi tentang kedisiplinan dengan wawancara secara langsung
dengan karyawan, staf kantor..
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1.Tinjauan Umum

CV. Laksana Karoseri telah menyediakan sarana transportasi yang aman dan
terpercaya mulai dari produksi bus pertama. Dengan pengalaman selama hampir lima
puluh tahun, pelayanan kami terus berkembang dan menjadi unggulan di industri
karoseri. Kami mendesain dan memproduksi berbagai jenis bus mulai dari bus antarkota,
bus wisata premium, bus kota terkini, hingga bus VIP yang mewah. Segala yang kami
awali sebagai terobosan telah menjadi standar bagi semua bus yang ditemukan di jalan:
desain yang elegan, kinerja yang dinamis. Kombinasi visi dan semangat tim kami telah
menghasilkan komitmen kuat akan keamanan, kualitas, dan keandalan. Dengan sepenuh
hati, Laksana Karoseri selalu bekerja secara profesional memberikan solusi untuk
kebutuhan para konsumenya.

2.2.Lambang Perusahaan

Gambar 2.2 Lambang CV. Laksana Karoseri


Makna lambang CV. Laksana Karoseri:
1. Pengertian
Lambang CV. Laksana Karoseri adalah lambang perusahaan berupa lingkaran yang
di dalam nya ada huruf L yang meruncing dan keluar dari lingkaran.
2. Arti dan Makna Lambang
Arti dan makna lambang CV. Laksana Karoseri yaitu menandakan kreatif ide tanpa
batas yang di gambarkan dari huruf L yang meruncing keluar dari lingkaran.

2.3.Lokasi CV. Laksana Karoseri


Dalam penyusunan laporan ini penulis melaksanakan Magang Industri di CV.
Laksana Karoseri. Sesuai dengan bobot, Praktik Industri sebesar 2 sks, maka Praktik
Industri ini direncanakan selama 1 bulan, yaitu :
Waktu : 3 September – 3 Oktober 2018
Tempat : CV. Laksana Karoseri
Alamat : Jl. Ungaran Km 24,9 Semarang, Jawa Tengah
Hari Praktek : Senin s/d Sabtu
Jam Praktek : Senin s/d Kamis : 08.00 – 16.00
Jum’at : 08.00 – 16.30
Sabtu : 08.00 – 13.00

Gambar 2.3 Letak CV. Laksana Karoseri


2.4.Struktur Organisasi Perusahaan
Secara garis besar struktur nya adalah:

Direktur Utama
Iwan Arman

Direktur Sales & Direktur Financial &


Direktur Teknik
Marketing Accounting
Stefan Arman
Iwan Arman Alvin Arman

Manager Brand & Manager IT Manager Logistic


Marketing Comm
Manager GA &
Manager R&D
Manager Marketing Maintenance

Manager Product Manager PPIC


Manager Sales area 1 Enginering

Manager Manager Purchasing


Manufacturing
Manager Sales area 2

Manager Production Manager Accounting

Manager HRD &


Training

Manager Quality
Control & Testing

Manager Engineering
Process

Manager After Sales


Service

Gambar 2.1 Struktur Organisasi CV. Laksana Karoseri.

2.5.Latar Belakang Karoseri


Sejarah perjalanan Laksana sebagai karoseri diawali pada tahun 1967 di Semarang
ketika kami berfokus hanya sebagai toko mesin otomotif.Dengan pertumbuhan yang luar
biasa pada tiga tahun pertama, kami berpindah ke lokasi baru yang lebih luas di tahun
1970.Kami membentuk divisi karoseri di tahun 1977 dan mulai memproduksi minibus
Mitsubishi T-120.
Saat ini pabrik produksi di Ungaran telah berkembang hingga seluas 100.000
m2.Ekspansi berkelanjutan ini memungkinkan kami mengembangkan divisi-divisi
lainnya untuk mendukung produksi karoseri.Dengan kapasitas produksi yang mencapai
1500 bus setiap tahun, Laksana telah menjadi karoseri terbesar di Indonesia saat ini.
Pertumbuhan ini tentu saja didukung oleh loyalitas dan kepercayaan pelanggan akan
kualitas produk kami.Nama Laksana adalah aset utama kami. Hari demi hari kami
berusaha tanpa henti membangun citra Laksana, untuk menjadi pilihan utama sebagai
karoseri terbaik di Indonesia yang menawarkan produk dan pelayanan terbaik.

2.6.Visi dan Misi


Visi kami adalah untuk menjadi partner terbaik bagi operator bus di Asia melalui
pengembangan berkesinambungan yang didorong oleh integritas, kerjasama, dan inovasi.
Kami berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang paling maju dalam teknologi, serta
produsen kelas dunia dalam industri kendaraan komersial (khususnya di industri bus).
Misi kami adalah untuk selalu memberikan rasa aman, desain produk yang inovatif,
dan bus berkualitas dunia yang sesuai dengan berbagai kebutuhan pelanggan. Perusahaan
kami mengutamakan pentingnya bekerja dekat dengan pelanggan, mengadopsi proses
kerja yang terbaik di kelasnya dan menekankan fungsi komunikasi, partisipasi,
manajemen mandiri, dan kerja sama tim untuk menghasilkan produk terbaik.

2.7.Produk
Kami sepenuhnya berkomitmen dalam pembuatan bus.Kami memiliki berbagai jenis
produk yang mencakup bus wisata, bus antarkota, dan bus untuk keperluan khusus. Kami
juga menekankan pentingnya penyediaan produk-produk berkualitas tinggi kepada
pelanggan, mulai dari operator bus kota, operator bus antarkota, operator bus wisata,
instansi pemerintahan, hingga perusahaan asing (seperti Chevron Pacific Indonesia,
Schlumberger, Saipem Indonesia, YKK Zipper, Theiss Indonesia, dll). Di tahun 2009
kami juga mulai mengekspor produk ke Kepulauan Fiji dengan volume yang bertambah
setiap tahunnya.
2.8.Hasil Produksi Bus di Karoseri Laksana

1. Produksi Bus Masal


Produksi masal adalah produksi suati produk dalam jumlah yang sangat besar dengan
menggunakan metode padat modal secara kesinambungan, berikut sebagian produk yang
diproduksi misal:
a. Big Bus
1) Transjakarta High Deck
2) Transjakarta Low Deck
3) City Line
4) Busway Gandeng
b. Medium Bus
1) BRT Transsemarang
2) BRT Transsolo
3) BRT Transjogja

2. Produksi Sesuai Pesanan


Produksi sesuai pesanan adalah produksi yang hanya akan dilakukan jika ada
pesanan saja. CV. Lakasana Karoseri merupakan perusahaan yang bergeerak di bidang
bus body manufacturing, yaitu sebuah perusahaan yang menghasilkan produk bus yang
telah sukses memproduksi berbagai macam model bus yang telah dibuat, berikut
sebagian contoh produk yang diproduksi sesuai pesanan :
a. Big Bus
1) Legacy Sky SR-1
2) Legacy
3) Discovery
4) Proteus
5) Maxi Bus XHD
6) New Legacy Sky SR-2
7) New Legacy SR-2 XHD Prime
b. Medium Bus
1) Tourista
2) Nucleus
BAB III
PEMBAHASAN

A. TINJANUAN TEORI
3.1 PENGERTIAN DISEPLIN KERJA
Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang
sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang berarti
latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. jadi sifat
disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan.
“Sikap mental yang tercermin dalam perbuatan, tingkah laku perorangan, kelompok atau
masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan
Pemerintah atau etik, norma serta kaidah yang berlaku dalam masyarakat”. (Sadili, Samsudin.
2006 : 78)
Sedangkan menurut Sutopo Yuwono (2009:89) di dalam bukunya yang berjudul
Dasar-Dasar Produksi, diungkapkan bahwa “disiplin adalah sikap kejiwaan seseorang atau
kelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi keputusan
yang telah ditetapkan”. Di samping beberapa pengertian mengenai disiplin pegawai tersebut
di atas, A.S. Moenir (2008:89) mengemukakan bahwa “Disiplin adalah ketaatan yang
sikapnya impersonal, tidak memakai perasan dan tidak memakai perhitungan pamrih atau
kepentingan pribadi.
Selanjutnya untuk lebih memperjelas arti dan makna displin kerja, Alex S. Nitisemito
(2005:56) antara lain mengemukakan, bahwa “kedisiplinan lebih dapat diartikan suatu sikap
atau perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan
oleh perusahaan atau instansi yang bersangkutan baik secara tertulis maupun tidak tertulis”
Dari definisi-definisi tersebut jelas sekali bahwa arah dan tujuan disiplin kerja pada
dasarnya adalah keharmonisan dan kewajaran kehidupan kelompok atau organisasi, baik
organisasi formal maupun organisasi nonformal. Keharmonisan atau kewajaran kehidupan
organisasi tersebut hanya akan mungkin tercapai apabila hubungan antar anggota kelompok
atau organisasi tersebut dilakukan pada ukuran-ukuran dan nilai yang telah disepakati
bersama, dengan penuh kesadaran. Sehingga timbullah kewajiban dan hak yang harus ditaati
serta dihormati oleh tiap anggota kelompok atau organisasi tersebut.
3.2 CIRI-CIRI DISIPLIN KERJA
Adapun ukuran tingkat disiplin pegawai menurut I.S. Levine, dalam Simamora,
Henry. (2004:90) .adalah sebagai berikut :
Apabila pegawai datang dengan teratur dan tepat waktu, apabila mereka berpakaian serba
baik dan tepat pada pekerjaannya, apabila mereka mempergunakan bahan-bahan dan
perlengkapan dengan hati-hati, apabila menghasilkan jumlah dan cara kerja yang ditentukan
oleh kantor atau perusahaan, dan selesai pada waktunya.

3.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN KERJA


Disiplin kerja tentu saja tidak terjadi dengan sendirinya, karena perilaku manusia itu
sendiri di bentuk karena adanya faktor-faktor yang mendasarinya. Sama halnya dengan
disiplin kerja yang juga memiliki beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan
perilaku disiplin dimana disiplin kerja merupakan salah satu bentuk dari perilaku manusia.
Faktor-faktor yang dimaksud menurut Arisandy (2004: 28) dan Muhaimin (2004: 6)
menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan
yang mencakup:
a. tujuan dan kemampuan yakni pekerjaan yang dibebankan pada seorang
karyawan harus sesuai dengan kemampuannya supaya karyawan dapat
bekerja dengan sungguh dan disiplin dalam mengerjakan tugasnya;
b. teladan pimpinan yakni teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan
kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh
para bawahannya;
c. balas jasa yakni untuk mewujudkan kedisiplinan karyawan yang baik maka
perusahaan harus memberikan balas jasa yang memang sesuai dengan
haknya;
d. keadilan yakni penyamarataan perlakuan terhadap bawahan karena pada
dasarnya setiap manusia menganggap dirinya penting dan ingin diperlakukan
sama dengan orang lain;
e. pengawasan melekat yakni memberikan pengawasan langsung kepada para
bawahan sehingga dengan demikian para karyawan akan merasa mendapat
perhatian, pengarahan dan pengawasan dari atasannya;
f. sanksi hukuman yaitu pemberian sanksi terhadap para karyawan yang
terbukti telah melanggar peraturan yang berlaku;
g. ketegasan yaitu ketegasan sikap yang dimiliki oleh atasan untuk menghukum
para karyawan yang melakukan kesalahan;
h. hubungan kemanusiaan yaitu hubungan baik yang bersifat vertikal maupun
horizontal yakni hubungan antara atasan dengan bawahan maupun hubungan
sesama rekan kerja.
Faktor-faktor disiplin kerja dilihat dari formula Kurt Lewin adalah interaksi antara
faktor kepribadian dan faktor lingkungan (situasional). Dimana faktor yang penting dalam
kepribadian seseorang adalah sistem nilai yang dianut. Sistem nilai dalam hal ini yang
berkaitan langsung dengan disiplin. Nilai-nilai yang menjunjung disiplin yang diajarkan atau
ditanamkan orang tua, guru dan masyarakat akan digunakan sebagai kerangka acuan bagi
penerapan disiplin di tempat kerja. Berkaitan dengan faktor lingkungan, disiplin kerja tidak
muncul begitu saja tetapi merupakan suatu proses belajar yang terus-menerus.
Proses pembelajaran agar dapat efektif maka pemimpin yang merupakan agen pengubah
perlu memperhatikan prinsip-prinsip konsisten, adil, bersikap positif, dan terbuka (Helmi,
1996: 37-38).

3.4 BENTUK - BENTUK DISIPLIN KERJA


Menurut Siagian (1999) dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia”
mengemukakan bahwa bentuk-bentuk disiplin kerja dalam suatu organisasi/perusahaan dibagi
2 (dua) bentuk, yaitu:
1. Disiplin Preventif
Disiplin Preventif adalah Tindakan yang mendorong para pegawai untuk taat dan
patuh terhadap berbagai ketentuan yang berlaku dan mematuhi standar-standar yang telah
ditetapkan. Artinya, melalui penjelasan pola, sikap, tindakan dan perilaku yang diinginkan
dari setiap anggota, organisasi diusahakan pencegahan jangan sampai pegawai melakukan hal
yang negatif.
Agar sikap kedisiplinan itu kokoh dan bertahan dalam tiap individu, perusahaan perlu
memperhatikan tiga hal, yaitu:
a. Perusahaan harus menanamkan perasaan memiliki terhadap organisasi dalam diri
setiap pegawai, sebab secara logika seseorang tidak mungkin akan merusak miliknya
sendiri.
b. Para pegawai harus diberi penjelasan tentang ketentuan-ketentuan yang wajib ditaati
dan standar yang harus dipenuhi.
c. Para pegawai harus bisa mendisiplinkan pribadinya dalam rangka mematuhi
peraturan/ketentuan yang berlaku dalam organisasi/perusahaan.

2. Disiplin Korektif
Disiplin Korektif adalah pendisiplinan yang dilakukan apabila ada pegawai yang
nyata melakukan pelanggaran atas ketentuan yang berlaku atau gagal memenuhi standar yang
telah ditetapkan maka kepadanya diberikan sanksi disipliner. Berat atau ringannya suatu
sanksi dilihat dari pelanggaran apa yang dilakukannya
Agar tujuan pendisiplinan berjalan lancar maka pemberian sanksi harus dilakukan secara
bertahap dari yang paling ringan sampai yang terberat, misalnya:
a. Peringatan lisan oleh penyelia
b. Peringatan tertulis dari atasan
c. Penundaan kenaikan gaji berkala
d. Penundaan kenaikan pangkat
e. Pembebasan dari jabatan
f. Pemberhentian sementara
g. Pemberhentian atas permintaan sendiri
h. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
i. Pemberhentian tidak dengan hormat
Pengenaan sanksi korektif yang diterapkan perlu memperhatikam tiga hal, yaitu
sebagai berikut:
1. Memberitahukan kesalahan apa yang telah dilakukan
2. Memberi kesempatan untuk membela diri
3. Dalam pemberhentian, perlu adanya penjelasan mengapa pihak manajemen
terpaksa mengambil tindakan tersebut.

3.5 TUJUAN DISIPLIN KERJ A


Tujuan Disiplin Kerja sangat penting. Tujuan utama disiplin kerja adalah demi
kelangsungan organisasi atau perusahaan sesuai dengan motif organisasi atau perusahaan
yang bersangkutan baik hari ini maupun hari esok. Menurut Sastrohadiwiryo (2003) secara
khusus tujuan disiplin kerja para pegawai, antara lain:
1. Agar para pegawai menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan
maupun peraturan dan kebijakan organisasi yang berlaku, baik tertulis maupun tidak
tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen dengan baik.
2. Pegawai dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu
memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan
dengan organisasi sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya.
3. Pegawai dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang
dan jasa organisasi dengan sebaik-baiknya.
4. Para pegawai dapat bertindak dan berpartisipasi sesuai dengan norma-norma
yang berlaku pada organisasi.
5. Pegawai mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan
harapan organisasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

3.6 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN KERJA


Baik buruknya disiplin seseorang dalam bekerja tidak muncul begitu saja, melainkan
dapat oleh beberapa faktor. Menurut Singodimedjo (dalam Sutrisno, 2014:89) ada beberapa
faktor yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai yaitu:
1. Besar kecilnya pemberian kompensasi
Besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi tegaknya disiplin, para
karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku, bila ia merasa mendapat
jaminan balas jasa yang setimpal dengan balas jerih payahnya yang telah
dikontribusikan bagi perusahaan. Bila ia menerima konpensasi yang memadai, mereka
akan bekerja dengan tenang dan tekun, serta selalu berusaha bekerja dengan sebaik-
baiknya. Bila konpensasi yang diterima jauh dari memadai, maka ia akan berpikir
mendua, dan berusaha mencari tambahan penghasilan lain dari luar, sehingga
menyebabkan ia sering mangkir dan sering minta izin keluar. Namun demikian
pemberian kompensasi yang memadai belum tentu juga menjamin tegaknya disiplin.
2. Ada tidaknya keteladanan pemimpin dalam perusahaan.
Keteladanan pemimpin sangat penting sekali dalam menegakkan kedisiplin
pegawai, karena dalam linkungan kerja, semua pegawai akan selalu memperhatikan
dan mengikuti bagaimana pemimpin menegakkan disiplin dirinya, dan bagaiman
ia dapat mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan dan sikap yang dapat
merugikan aturan disiplin yang sudah ditetapkan, misalkan aturan jam kerja, maka
pemimpin tidak akan masuk kerja terlambat dari waktu yang sudah ditetapkan.
3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.
Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam perusahaan, bila tidak
ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan pegangan bersama.disiplin tidak
mungkin dapat ditegakkan bila peraturan yang dibuat hanya berdasarkan intruksi lisan
yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi. Oleh sebab itu, disiplin
akan dapat ditegakkan dalam suatu perusahaan, jika ada aturan tertulis yang telah
disepakati bersama. Dengan demikian, para karyawan akan mendapat suatu kepastian
bahwa siapa saja dan perlu dikenakan sanksi tanpa pandang bulu.
4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan.
Keberanian pemimpin untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkat
pelangaran yang dibuatnya, dengan adanya tindakan terhadap pelanggaran disiplin,
sesuai dengan sanksi yang ada , maka semua karyawan merasa terlindungi dan dalam
hatinya berjanji tidak akan berbuat hal yang serupa. Bila pimpinan tidak berani
mengambil tindakan padahal pegawai sudah terang-terangan melanggar disiplin, maka
akan sangat berpengaruh kepada suasana kerja dalam perusahaan. Jika tidak ada
keberanian pimpinan dalam memberikan hukuman, maka banyak pegawai yang akan
berkata “untuk apa disiplin, sedang orang yang melanggar disiplin saja tidak pernah
dikenakan sanksi.
5. Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada pengawasan,
yang akan mengarahkan para karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan
tepat dan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Namun sudah menjadi tabiat manusia
pula bahwa mereka selalu ingin bebas, tanpa terikat atau di ikat oleh peraturan apa
pun juga. Dengan adanya pengawasan, maka sedikit banyak para pegawai akan
terbiasa melaksakan disiplin kerja.
6. Ada tidaknya perhatian kepada para pegawai.
Pegawai tidak hanya puas dengan penerimaan kompensasi yang tinggi,
pekerjaan yang menentang, tetapi juga mereka masih membutuhkan perhatian yang
besar dari pimpinannya sendiri. Keluhan dan kesulitan mereka ingin didengar, dan
dicarikan jalan keluarnya. Pimpinan yang berhasil memberi perhatian yang besar
kepada para pegawai akan dapat menciptakan disiplin kerja yang baik, karena dia
akan selalu dihormati, dan dihargai oleh para pegawainya, sehingga akan berpengaruh
besar kepada prestasi, semangat kerja dan moral kerja pegawai.
7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin. Kebiasaan-
kebiasaan positif itu antara lain adalah sebagai berikut:
a. Saling menghormati, bila ketemu dilingkungan perkerjaan.
b. Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya, sehingga para
pegawai akan turut merasa bangga dengan pujian tersebut.
c. Sering mengikutsertakan pegawai dalam pertemuan-pertemuan,
apalagi pertemuan yang berkaitan dengan nasib dan pekerjaan mereka.
d. Member tahu bila ingin meninggalkan tempat kerja kepada rekan
sekerja, dengan menginformasikan, ke mana dan untuk urusan apa,
walaupun kepada bawahan sekalipun.
Apabila kesemua faktor yang disebutkan diatas, diterapkan dalam suatu organisasi
ataupun perusahaan, maka penegakkan kedisiplinan akan mudah dilaksanakan. Dengan
demikian para pegawai akan disiplin terhadap segala aturan dan prosedur yang telah
ditetapkan organisasi maupun perusahaan.

3.7 PENDEKATAN-PENDEKATAN DISIPLIN KERJA


Ada 3 (tiga) pendekatan disiplin kerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara
(2001:130-131), yaitu sebagai berikut :

1) Pendekatan disiplin modern.


Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah keperluan atau
kebutuhan baru diluar hukuman. Pendekatan ini berfungsi, disiplin modern merupakan
suatu cara menghindari hukuman secara fisik, melindungi tuduhan yang benar untuk
diteruskan pada proses hukum yang berlaku.

2) Pendekatan disiplin dengan tradisi


Pendekatan disiplin dengan tradisi yaitu, pendekatan disiplin dengan cara memberi
hukuman. Pendekatan ini berasumsi disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan dan
tidak pernah ada peninjauan kembali bila telah diputuskan.

3) Pendekatan disiplin bertujuan.


Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi bahwa disiplin kerja harus dapat diterima
dan dipahami oleh semua pegawai. Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yang lebih
baik dan bertanggung jawab terhadap perubahannya.
3.8 SANKSI DISIPLIN KERJA
Pelanggaran kerja adalah setiap ucapan, tulisan, perbuatan seorang pegawai yang
melanggar peraturan disiplin yang telah diatur oleh pimpinan organisasi. Sedangkan sanksi
pelanggaran adalah hukuman disiplin yang dijatuhkan pimpinan organisasi kepada pegawai
yang melanggar peraturan disiplin yang telah diatur pimpinan organisasi.
Ada beberapa tingkat dan jenis sanksi pelanggaran kerja yang umumnya berlaku
dalam suatu oranisasi yaitu:
1.Sanksi Pelanggaran Ringan, dengan jenis:
a. Teguran Lisan
b. Teguran Tertulis
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis

2.Sanksi Pelanggaran Sedang, dengan rincian :


a. Penundaan kenaikan gaji
b. Penurunan gaji
c. Penundaan kenaikan jabatan

3.Sanksi Pelanggaran Berat, dengan rincian :


a. Penurunan pangkat
b. Pembebasan dari jabatan
c. Pemberhentian
d. Pemecatan
B. TINJAUAN PRAKTEK
3.2 KONDISI TINGKAT KEDISIPLINAN PADA VC LAKSANA KAROSERI
Setiap perusahaan pada umumnya menginginkan agar para karyawan yang
berkerja dapat mematuhi tata tertib atau peraturan yang telah ditetapkan. Dengan
ditetapkannya peraturan baik tertulir maupun teidak tertulis, diharapkan agar para
karyawan dapat melaksanakan sikap disiplin dalam bekerja sehingga
produktivitasnya pun meningkat.
Kondosi tingkat kedisiplinan pegawai pada CV LAKSANA KAROSER sudan
cukup baik, para pegawai dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan tugasnya
sesuai dengan waktunya, pegawai sesuai datang dengan waktunya dan selesai
dengan jam yang sudah ditentukan, para pegawai selalu mentaati peraturan alau
larangan yang sudah dtetapan oleh CV LAKSANA KAROSERI . CV LAKSANA
adalah perusahaan yang bergerak pada bidang karoseri atau perakitan atau
pembuatan bis tentunya para pegawai wajib menggunakan ADP (alat pelindung diri)
seperi helem,kaca mata, sepatu, masker, sarung tangan dlldengan tujuan
menghindari kecelakaan kerja di CV LAKSANA KAROSERI. Sukap hati-hati
dalam menggunakan perlengkapan atau peralatan dapat menunjukkan bahwa
seseorang memiliki disiplin kerja yang baik sehingga peralatan kantor dapat
tenhindar dari kerusakan.
3.3 TEKNIK PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA DI CV LAKSANA
KAROSERI
disiplin merupakan salah satu kritrria yang dijadikan sebagai landasan atau
dasar dagi lekancaran proses penbentukan, pemberdayaan dan pengembangan
SDM . disiplin diperlukan karena dapat memaksakan memksakan individu untuk
mematuhi peraturan serta prosedur kerja yang telah ditentukan lebih dulu, karena
disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seorang terhadap tegas
tugas – tugas yang diberikan padanya.
Pelaksanaan disiplin kerja dalam setiap perusahaan atau organisasi sangat
diperlukan karena kedisiplinan kerja merupakan salah satu faktor keberhasilan
dalam perusahaan atau organisasi. Begitu juga dengan CV LAKSAN KAROSERI
berjalan sesuai dengan ketetapan disiplin pegawai yang mengatur ketentuan-
ketentuan mengenai kewajiban, larangan dan sanksi atau hukuman.
Ketentuan tersebut telah diatur dalam peraturan perusahaan bab VII tata tertib
kerja pasal 44 : sanksi terhadap pelanggaran peraturan, pasal 45 : prosedur
pembuktian kesalahan, pasal 46 : prosedur pembuatan surat peringatan, pasal 47 :
ketetapan dan peraturan dan pemberian sanksi terhadap pekerja, pasal 48 :
pemberhentian sementara (skorsing) dan bab XI pelaksanaan peraturan perusahan
pasal 53 : masa berlakunya peraturan perusahaan, pasal 54 : pembagian buku
peraturan perusahaan kepada pekerja. Adapun ketenteuan pelaksanaan mengenai
disiplin pegawai dapat dilihat dari pelaksanaan kedisiplinan. Para pegawai harus
melaksanakan tugas perusahaan dengan penuh pengabdian, kesabaran dan
tanggung jawab. Sebagai contoh pegawai penataan peraturan yang telah ditetapka
perusahaan dengan cara pegawai berpakaian rapi dan sopan, mentaati jam kerja,
menjaga dan memelihara barang-barang perusahaan, bekerja dengan tertib dan
jujur, mempunyai motifasi tinggi untuk mengrmbangkan organisasi.
Pelaksanaan peraturan dapat dilihat dari para pegawai selalu mentaati
peraturan perusahaan bab III waktu kerja , istirahat dan lembur pasal 15 : jam dan
hari kerja, pasal 16 : jam istirahat kerja. ketentuan jam kerja pada kantor-kantor
pemerintahan adalah sebagai berikut:
Tabel
Jam kerja
Hari Jam kerja Jam istirahat
Senin 08.00 – 16.00 12.00 – 13.00
Selasa 08.00 – 16.00 12.00 – 13.00
Rabu 08.00 – 16.00 12.00 – 13.00
Kamis 08.00 – 16.00 12.00 – 13.00
Jumat 08.00 – 16.00 11.30 – 13.00
Sabtu 08.00 – 13.00

3.4 BEBTUK-BENTUK DISIPLIN KERJA


Disiplin kerja merupakan suatu bentuk pencapaian tujuan dari perusahaan atau
instansi pemerintah sehingga disiplin kerja semakin berkembang dengan berbagai
bentuk. Menurut CV LAKSANA KAROSERI disiplin dapat dibedakan menjadi
dua yaitu :
1. Disiplin Preventif
Disiplin Preventif suatu upaya untuk mengerakkan pegawai mengikuti
dan mematuhi pedman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh
perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untukmenggerakkan pegawai berdisiplin
diri. Dengan cara preventif, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap
peraturan-peraturan perusahaan. Pemimpin perusahaan mempunyai tanggung
jawab dalam membangun iklim organisasi dengan disiplin preventif. Begitu
pula pegawai harus dan wajib mengetahui, memahasmi semua pedoman
kerjasrta peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Disipli preventeif
merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk
semua bagian sistem yang ada dalam organisasi. Juka sistem organisasi baik,
maka diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja.
2. Disiplin korektif
Disiplin korektif adalah suatu upayamengerakkan pegawai dalam
menyatukan suatu peraturan dan menggerakkan untuk tetep mematuhi
atauran deduai dengan pedoman yang berlaku di perusahaan. Pada disiplin
korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Tujuan memberikan sanksi adalah untuk
memperbaiki pegawai pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku dan
memberi pelajaran kepada pelanggar.
Tabel 3.3 penerapan kedisiplinan keja di CV Laksana Karoseri
Yang diterapkan keterangan
1. Rapat pagi Tepat mengikuti rapat pagi yang dipimpin
oleh para supervisor
2. kebersihan Tetep menjaga kebersihan dikantor
maupun dilingkungan
3. Kerapian Berpakaian seragam kerja yang telah
diberikan oleh perusahaan
4. Keselamatan kerja Memakai peralatan keselamatan kerja
seperti helm, atau sepatu yang telah
diberikan oleh perusahaan
5. Ketepatan waktu Datang tepat waktu pada jam kerja yang
telah ditetapkan oleh perusahaan
6. absensi Menlakukan pengabsenan terhadap
karyawan maupun pengecekan setiap unit
yang beroperasi dan peralatan yang telah
disediakan oleh perusahaan

3.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPUNGARUHI DISIPLIN KERJA


Laksana karoseri
Adapun faktor-faktor yang mempengarui kedisiplinan di CV LAKSANA
KAROSERI diantaranys adalah:
1. Kompensasi
Pegawai mendapat gaji / upah oleh CV LAKSANA KAROSERI sesuai
dengan pertimbangan Kompensasi dan Prestasi Kerja yang bersangkutan.
Pegawai juga mendapat THR ( Tunjangan Hari Raya ) dan bonus oleh CV
LAKSANA. Pegawai mendapat Tunjangan Hari Raya ( THR ) dengan
ketentuan bekerja 1 (satu ) tahun tanpa putus atau lebih mendapat THR
minimal 1 ( satu) bulan upah. Perusahaan memberikan bonus kepada
pegawai yang besr dan jenisnya ditentukan oleh manajer perusahaan. Bonus
merupakan hak wewenang penuh perusahaan dan bukan hak pekerja,
sehingga pembayaran tidak mutlak. Dengan adanya kompensasi yang
diberikan CV LAKSANA KAROSERI dapat mempengaruhu tegaknya
disiplin. Para pegawai akan mematuhi segala peraturan yang berlaku, bila ia
merasa mendapatkan jaminan balas jasa yang setimpal dengan jerih
payahnya.
2. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
CV LAKSANA KARORESI mempunyai aturan pasti untuk dijadikan
pegangan untuk keryawan yaitu peraturan perusahaan. Peraturan ataupun
tata tertip yang tertulis dan tidak tertulis dibuat agar tujuan suatu
organisasi dapat tercapai dengan baik, unutk itu dibutuhkan sikap setia
dari pegawai terhadap komitmen yang telah disetujui bersama dan
terhadap peraturan tata tertip yang ditetapkan.

3. Ada tidaknya keteladanan pimpina dalam organisasi.


Pemeipin didalam suatu organisasi mempunyai pengaruh yang besar
terhadap bawahannya, karena pemimpin harus bisa memberi keteladanan
tindakanyang nantinya bisa dicontoh oleh anak buah. Dengan
keteladanantersebut dapat meninggaktakn kedisiplinan pegawai. Perilaku
seorang pemimpin akan dicontoh dan diikiti bawahannya yang nantinya
akan menentukan berhasil tidaknya perusahaan maju apabila tidak
didukung dengan pegawai yang mempunyai dedikasi dan semngat untuk
menjalankan perusahaan yang dilandasi dengan disiplin. Keberhasilan
pegawai dalam mewujutkan kedisiplinan tergantung pada pimpinan yang
mampu menggerakkan pegawai karena pemimpin bertanggung jawab
terhadap keberhasilan atau kegagalan pegawai.
Pemimpin pada CV LAKANA KAROSERI sudanh memberikan
keteladanan tindakan yang patut dicontoh bawahannya dalam
melaksanakan disiplin kerja. Hal ini terbukti dengan tidak pernanhnya
pimpinan tersebut melakukan ketrlambatan dalam masuk kerja.

3.6 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN DI CV LAKSANA


KAROSERI
Adapun indikator- indikator yang ada pada CV LAKSANA KAROSERI
antara lain :
1. Ketepatan waktu
Pegawai CV LAKSANA KAROSERI datang keperusahaan tepay
waktu, tertib dan teratur. Sehingga segala aktivitas kerja didalam kantor dapat
berjalan semaksimal mungkin. Disamping itu CV LAKSANA memilika alat
absen dengan menggunakan scan muka sehingga meminimalisir kecurangan
dalam hal absen
2. Penggunaan perlengakapan atau peralatan perusahaan
LAKSANA KAROSERI Ungaran merupakan perusahan yang
bergerak dibidang karoser atau perakitan Bus, tentunya banyak resiko
kecelakaan kerja yang bisa dialami oleh pegawai, dengan adanya
pengembangan CV LAKSANA KAROSERI Ungaran mencoba untuk
meminimalisir resiko kecelakan tersebut, dengan meningkatkan
kepedulian dalam hal keselamatan kerja yaitu dengan menggunakan
perlengkapan dan peralatan yang baik nan benar. Pengembangan menurut
CV LAKSANA KAROSERI Ungaran adalah upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi karyawan dan memberpaiki kinerja dengan
tujuan jangka panjang. Selain itu juga untuk menyiapkan individu dalam
memikul tanggung jawab yang lebih besar dari sebelumnya.
3. Kesetiaan atau payuh pada peraturan yang ada.
CV LAKSANA memiliki aturan pasti untuk dijadikan pegangan untuk
karyawan yang itu peraturan perusahaan. peraturan maupun tata tertib
yang tertulis dan yang tidak tertulis dibuat agar tujuan suatu organisasi
dapat tercapai dengan baik, untuk itu dibutuhkan sikap setia dari pegawai
terhadap komitmen yang telah ditetapkan tersebut. kesetiaan disini berati
sikap taat dan patuh dalam mengenakan atau dalam melaksanakan
komitmen yang telah disetujui bersama dan terhadap peraturan tata terib
yang telah ditetapkan.
3.7 UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN DI CV LAKSANA KAROSERI
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai kedisiplinan pegawai,
maka untuk meningkatkan kedisiplinan pegawai di CV Laksana Karoseri terdapat
beberapa faktor pendukung pelaksanaan disiplin kerja semakin baik. Faktor-faktor
tersebut diantaranya:
1. Kepemimpinan
Pemimpinan didalam organisasi mempunya pengaruh yang besar
terhadap bawahannya, kerena pemimpin harus bisa memberi keteladanan
tindakan yang nantinya bisa dicontoh oleh anak buah. Dengan keteladanan
tersebut dapat meningkatkan kedisiplinan pegawai. Perilaku seorang
pemimpin akan dicontoh dan diikuti bawahannya yang nantinya akan
menentukan berhasil tidaknnya perusahaan maju apabila tidak didikung
dengan pegawai yang mempunyai dedikasi dan semangat untuk menjalankan
pejusahaan yang dilandasi dengan disiplin. Keberhasilan pegawai dalam
mewujudkan kedisiplinan tergantung pada pimpinan yang mampu
mengerakkan pegawai karena pemimpin bertanggung jawab terhadap
keberhasilan atau kegagalan pegawai.
Pemimpin pada CV Laksana karoseri sudah memberi keteladanan
tindakan yang patut dicontoh bawahannya dalam melaksanakan disiplin kerja.
hal ini terbukti dengan tidak pernahnya pemimpin tersebut mekakukan
keterlambatan dalam masuk kerja.
2. Pemberian balas jasa
Balas jasa merupakan imbalan pada pegawai karena yang bersangkutan
telah memberikan dantuan atau sumbangan untuk mencapai tujan organisasi.
Pemberian jasa yang adil dapat meningkatkan kedisiplinan pegawai daalam
melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai seorang pekeraja, balas jasa dapat
berupa kenaikan gaji berkala, peningkatan golongan pada pegawai, Tunjanagn
Hari Raya (THR), bonus dll.
3. Pemberian sanksi
Sanksi atau hukukam mempunyai peran dalam memelihara
kedisiplinan pegawai. Hukuman ini ditetaokan oleh peraturan perusahaan bab
VIII yang mengatur tentang tata tertib kerja. Pekerja yang melanggar peraturan
dan atau tata tertib dapat dikenakan sanksi sebagai berikut:
1. Teguran lisan
2. Teguran tertulis
3. Surat peringatan 1
4. Surat peringatan 2
5. Surat peringatan 3
6. Skorsing
7. Pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja.

Sanksi lain yang dapat dikenakan pada pekerja dapat berupa atau disertai;
1. Pemotongan upah
2. Mutasi
3. Demosi
4. Penundaan kenaikan gaji/ upah
5. Penundaan fasilitas tertentu
6. Penggantian barang inventaris yang hilang atau rusak akibat
kesalahan pekerja yang bersangkutan.
4. Motivasi
Dengan adanya balas jasa dan penghargaan para pegawai di CV
Laksana Karoseri, maka diharapkan akan termotivasi untuk melaksanaan
disiplin yang lebih efektif sehingga dalam pencapaian tujuan dapat terwujud
sesuai dengan apa yang diharapkan. Dengan adanya penghargaan pegawai
akan termotivasi untuk bekerja dan tidak melakukan pelanggaran yang akan
merugikan dirinya sendiri dna tempat ia bekerja.

3.8 KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI di CV Laksana Kariseri


Kedisiplinan merupakan fungsi operasional manajemen sember daya manusia
yang penting bagi organisasi, karena semakin baik kedisiplinan pegawai semakin
tinggi prestasi kerja yang dicapainya. Tanpa adanya disiplin kerja yang baik dari
pegawai maka sulit bagi organisasi untuk hasil yang maksimal dalam mencapai
tujuan. Begitu juga di CV Laksana Karoseri mengalami kendala dalam
melaksanakan disiplin walau tingkat hambatannya itu kecil. Dengan adanya
hambatan bisa mengakibatkan pekerjaan tidak terselesaikan dengan baik dan tidak
menghasilkan produktifitas kerja yang tinggi sesuai dengan harapan organisasi,
tetapi bila kendala yang terjadi dapat dicegah maka pelaksanaan disiplin kerja
dapat berjalan dengan baik. Kendala-kendala yang ada pada CV Laksana Karoseri,
diantaranya adalah:
1. Keterlambatan masuk kantor
Merupakan faktor yang dilakukan pegawai baik secara disengaja
maupun tidak disengaja. Seperti terlambat bangun, ada keperluan pribadi yang
didahulukan, kemacetan lalu lintas. Dengan adanya keterlambatan yang
dilakukan pegawai tersebut dapat mengakibatkan tersendatnay pekerjaan yang
ada didalam kantor.
2. Meninggalkan pekerjaan atau tugas kantor
Pegawai meninggalkan kantor tanpa izin kepada atasan, dapat
mengakibatkan pekerjaan kantor tidak dapat terselesaikan dengan baik dan
tepat waktu sehingga pekerjaan kantor menjadi menumpuk. Hal ini sama saja
dengan mencuri jam kerja kantor yang dapat merugikan perusahaan.
3. Kurangnya kesadaran diri dalam mengunakan Alat Pelindung Diri (ADP)
Para pegawai tidak mengunakan ADP sepeti helm, kacamata, sepatu
masker, sarung tangan dll di tempat yang seharusnnya wajib menakai ADP,
karena kecelakaan kerja di CV Laksana Karoseri dapat terjadi kapanpun.

3.9 SOLUSI YANG DILAKUKAN di CV Laksana Karoseri


Solusi yang dilakukan oleh CV Laksana Karoseri memberi sanksi kepada
pegawai yang melakukan pelanggaran baik kecil atau besar sesuai peraturan yang
ada, meningkatkan kedisiplinan agar pegawai dapat mentaati peraturan yang ada,
mendorong pegawai agar dapat memotivasi pegawai sehingga pegawai
bersemangat dalam menjalankan tugasnya. Mengawasi atau mengontrol pegawai
agar pegawai serius menjalankan tugasnya sesuai dengan pekerjaannya masing-
masing agar dapat berjalan dengan baik.
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai disiplin kerja pegawai di CV Laksana Karoseri dapat

disimpulkan:

1. Kondisi tingakat kedisiplinan pegawai pada CV Laksana Karoseri sudah cukup baik,
para pegawai dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan waktunya, pegawai datang
sesuai dengan waktunya dan pelang sesuai dengan waktunya yang sudah ditentukan,
para pegawai selalu mentaati peratuan atau laranagan yang sudah ditetapkan oleh CV
Laksana Karoseri. CV Laksana Karoseri adalah perusahaan yang bergrrak pada
bidang karoseri atau perakitan/ atau pembuatan bis, tentunya para pegawai wajib
menetukan ADP (Alat Pelindung Diri) seperti helm, kacamata, sepatu, masker, sarung
tangan dll dengan tujuan menghindari kecelakaan
2. Dalam pelaksanaan kedisiplinan CV Laksana Karoseri menerapkan sistem keadilan
yaitu dengan cara memberikan kompensasi dan hukuman (punishment). Dengan
memberikan kompensasi dan hukuman dapat meningkatkan keddisiplnan pegawai
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pekerja.
3. Berdasarkan penelitian yang ditulis lakukan mengenai kedisiplinan pegawai, maka
untuk dapat meningkatkan kedisiplinan pegawai di CV Laksana Karoseri terdapat
beberapa faktor pendukung Pelaksanaan disiplin kerja, faktor-faktor tersebut
diantaranya:
a. Kepemimpinan
b. Balas jasa
c. Pemberian sanksi
d. Motivasi
4. CV Laksana Karoseri mengalami kendala dalam melaksanakan kedisiplinan walaupun
tingkat hambatanyanya itu kecil. Kendala-kendala yang ada pada CV Laksana
Karoseri diantaranya adalah:
a. Keterlambatan masuk kantor
b. Meninggalkan pekerjaan atau yugas kantor
c. Kurangnya kesadaran diri dalam menggunakan alat pelindung diri (ADP)
5. Solusi yang dilakukan oleh CV Laksana Karoseri yaitu memberikan sanksi kepada
pegawai yang melakukan pelanggaran baik kecil maupun beratsesuai peraturan yang
ada, meningkatkan kedisiplinan agar pegawai dapat mentaati peraturan yang ad,
mendorong pegawai agar dapat memotivasi pegawai sehingga pegawai bersemangat
dalam menjalankan tugasnya. Mengawasi atau mengontrol pegawai agar pegawai
terus menjalankan tugasnya sesuai dengan pekerjaan masing-masing agar dapat
berjalan dengan baik.

4.2. SARAN
1. Pelaksanaan kedisiplinan CV Laksana Karoseri diharapkan semakin ditingkatkan
dan peraturan yang ditetapkan harus lebih dipertegas untuk ditaati.
2. Pimpina CV Laksana Karoseri harus lebih mengawasi dan membimbing para
bawahannya.
3. Komunikasi antara pemimpin dengan para pegawai sebaiknya labih ditingkatkan
agar menjadi lebih baik serta lingkungan kerja dapat diciptakan lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai