Dispersi & Variasi
Dispersi & Variasi
SK = ½ (K3 – K1)
∑|𝑋𝑖− 𝑋̅|
4. Rata-rata Simpangan (Deviasi Rata-rata) RS =
𝑛
Xi Xi - 𝑋̅ |𝑋𝑖 − 𝑋̅|
8 -2 2 Nilai rata-rata 𝑋̅ = ∑ 𝑋 = 50 = 10
𝑛 5
7 -3 3
10 0 0 ∑|𝑋𝑖− 𝑋̅| 10
11 +1 1 RS = = = 2,0
𝑛 5
14 +4 4
∑ X = 50 0 10
Xi Xi - 𝑋̅ (𝑋𝑖 − ̅̅̅
𝑋)2
8 -2 4 ∑𝑋 50
̅=
Nilai rata-rata 𝑋 = = 10
𝑛 5
7 -3 9
10 0 0
∑(𝑋𝑖− 𝑋̅)2 30
11 +1 1 s=√ =√ = √7,5 = 2,74
𝑛−1 5−1
14 +4 16
∑ X = 50 0 30
Rumus di atas diterapkan dengan selalu menghitung rerata (𝑋̅ ) terlebih
dahulu, sehingga disebut sebagai Rumus Deviasi.
S = √172,1 = 13,12
Apakah dalam menentukan nilai simpangan baku ini, kita juga bebas menentu-
kan letak ci = 0 …?
Contoh:
S = √172,1 = 13,12
8. Simpangan Baku Gabungan dari Beberapa Sub Sampel
Misal:
Sub-sample 1 : berukuran n1, dgn simpangan baku s1
Sub-sample 2 : berukuran n2, dgn simpangan baku s2
………………………………………………………………………………..
Sub-sample k : berukuran nk, dgn simpangan baku sk
Maka simpangan baku gabungan dari sampel berukuran n1 + n2 + …..+ nk
dapat dihitung dengan rumus:
2 ∑(𝑛𝑖−1).𝑠12 (𝑛1−1).𝑠12 +(𝑛2−1).𝑠22 + … +(𝑛𝑘−1) 𝑠𝑘 2
𝑠 = 2
atau 𝑠 =
∑𝑛𝑖−𝑘 𝑛1+𝑛2+⋯+𝑛𝑘−𝑘
𝐂ontoh:
Hasil pengamatan pada sub sampel pertama terhadap 14 objek,
menghasilkan s1 = 2,75 , sedangkan pengamatan pada sub sampel kedua
terhadap 23 objek, diperoleh s2 = 3,08. Maka simpangan baku gabungan
dari kedua sub sampel tsb dapat dihitung:
(𝑛1−1).𝑠12 +(𝑛2−1).𝑠22 (14−1).(2,75)2 +(23−1).(3,08)2
𝑠2 = =
𝑛1+𝑛2−𝑘 14+ 23−2
𝑠 2 = 8,772 s = √8,772 = 2,96