Anda di halaman 1dari 11

RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT(Ipomoea

reptans Poir) TERHADAP PUPUK BIOBOOST DAN PUPUK ZA


PLANT GROWTH RESPONSE KALE LAND (Ipomoea reptans POIR) OF BIOBOOST
FERTILIZER AND ZA FERTILIZER

Bejo Suroso dan Novi Eko Rivo Antoni


Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember
Email: noviekorivoantoni84@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan upaya untuk meningkatkan produksi kangkung darat (Ipomoea
reptans Poir). Tumbuh tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan mengamati kebutuhan dan perawatan
intensif berkembang. Salah satu cara penting bahwa fertilisasi pemeliharaan. Tujuan dari belajar untuk mengetahui
pengaruh pupuk dan pupuk kandang Bioboost ZA terhadap pertumbuhan dan produksi selada darat. Penelitian
dilakukan di Desa Lempeni, Kecamatan Tempeh, Lumajang pada 8 Juli 2015 sampai dengan 19 Agustus 2015.
Metode penelitian dilaksanakan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor. Faktor
pertama adalah konsentrasi Bioboost pupuk terdiri dari: tanpa pupuk Bioboost 0 ml / l air, konsentrasi pupuk
Bioboost dari 2 ml / l air, konsentrasi pupuk Bioboost dari 4 ml / l air dan Bioboost pupuk konsentrasi 6 ml / l air.
Faktor kedua terdiri dari: tanpa ZA 0 g, 7,5 g dosis ZA, ZA dosis 15 g dan 22,5 dosis g ZA. Setiap kombinasi
perlakuan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk Bioboost menunjukkan secara
signifikan berbeda tanggapan dan sangat signifikan untuk tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, diameter dan
volume akar batang. Untuk ZA menunjukkan respon yang sama. Namun, interaksi pupuk ZA Bioboost tidak
menunjukkan respon terhadap kangkung darat (Ipomoea reptans Poir).

Kata kunci: Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir), pupuk Bioboost, pupuk ZA.

ABSTRAC

The purpose of the research to determine the efforts to increase the production of Land cress (Ipomoea
reptans Poir) . Grew of the plant and high production could be achieved by observed the growing requirements and
maintenance intensive. One important way that the maintenance fertilization. The purpose of the studied to determine
the effect of fertilizer and manure Bioboost ZA on the growth and production of Land cress. The experiment was
conducted in the village of Lempeni , District Tempeh , Lumajang on July 8th 2013 until August 19th 2013 . The
research method was implemented using randomized block design (RBD ) factorial with two factors. The first factor
was the concentration of fertilizer Bioboost consist of : without fertilizer Bioboost 0 ml / l of water , fertilizer
Bioboost concentration of 2 ml / l of water , fertilizer Bioboost concentration of 4 ml / l of water and fertilizer
Bioboost concentration of 6 ml / l of water . Second factor consist of: without ZA 0 g , 7.5 g dose ZA , ZA dose of 15
g and 22.5 g ZA dose . Each treatment combination was repeated three times . The results showed that the used of
fertilizers Bioboost showed significantly different responses and highly significant for high of plant, number of
leaves , leaf length , stem diameter and root volume . For ZA showed the same response. However, the interaction of
ZA fertilizer Bioboost and showed no response to the Land cress (ipomoea reptans Poir).

Keyword: Land cress (Ipomoea reptans poir), Bioboost fertilizer, ZA fertilizer

PENDAHULUAN kangkung mulai digemari oleh masyarakat terbukti


dengan sadarnya masyarakat peduli dengan gizi yang
A. Latar Belakang terkandung disayuran kangkung. Kandungan gizi
Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) kangkung cukup tinggi terutama vitamin A, vitamin C,
adalah tanaman semusim atau tahunan yang zat besi, kalsium, potasium, dan fosfor (Sofiari, 2009).
merupakan sayuran daun yang penting di kawasan Asia Di Indonesia dikenal dua tipe kangkung yaitu
Tenggara dan Asia Selatan. Sayuran kangkung mudah kangkung darat dan kangkung air. Kangkung tergolong
dibudidayakan, berumur pendek dan harga relatif sayuran yang sangat populer, karena banyak
murah. Karena itu, kangkung merupakan sumber gizi peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage,
yang baik bagi masyarakat secara umum. Konsumsi Water convovulus, Water spinach, berasal dari India

98 Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian


yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, 2. Terdapat pengaruh dosis pupuk ZA terhadap
Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara pertumbuhan kangkung darat.
Afrika. 3. Terdapat interaksi antara pupuk Bioboost dan
Kangkung terdapat di seluruh kepulauan pupuk ZA terhadap pertumbuhan kangkung darat.
Indonesia dan dikenal kultivar-kultivar lokal yang
memiliki kualitas yang tinggi, antara lain daunnya METODE PENELITIAN
berwarna hijau muda cerah dan menarik. Daun lebar
(kangkung air) atau sempit (kangkung darat) dan A. Tempat dan WaktuPenelitian
berbatang renyah (Djuariah, 1997). Sutera merupakan Penelitian Respon Pertumbuhan Tanaman
varietas kangkung introduksi dari Hawaii, yang dilepas Kangkung Darat (Ipomoea Reptans Poir) Terhadap
Departemen Pertanian tahun 1980 setelah melalui Pupuk Bioboost dan Pupuk ZA dilaksanakan di Desa
pengujian oleh Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lempeni, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang
(Balitas). Varietas sutera pertumbuhan tanaman tegak dengan ketinggian +20 m dpl pada bulan Juli sampai
dengan tingggi tanaman mencapai 45 cm, bentuk bulan Agustus 2013.
batang besar, silindris, dan berlubang berwarna hijau
muda, daun berbentuk segitiga, lebar dengan bentuk B. Alat dan Bahan Penelitian
tumpul dan berwarna hijau keputihan. Panen pada saat 1. Alat
tanaman berumur 39 hari setelah tanaman (HST) Alat yang digunakan untuk penelitian yaitu:
menghasilkan daun sebanyak 23 ton/ha (Sofiari, 2009). Cangkul, Sabit, Timba, Gembor, meteran, Jangka
Pupuk hayati merupakan mikrobia yang sorong, Sprayer, Gelas ukur, kertas dan Spidol.
diberikan ke dalam tanah untuk meningkatkan 2. Bahan
pengambilan hara oleh tanaman dari dalam tanah atau Bahan yang digunakan untuk penelitian yaitu:
udara. Mikrobia yang digunakan umumnya mikrobia benih kangkung, pupuk ZA dan pupuk Bioboost.
yang mampu hidup bersama (simbiosis) dengan 3. Metode Penelitian
tanaman inang. Keuntungan yang diperoleh oleh kedua Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan
pihak, tanaman inang mendapatkan tambahan unsur rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan dua
hara yang diperlukan. Mikrobia yang terkandung faktor; faktor pertama konsentrasi penyemprotan
dalam pupuk hayati antara lain mikrobia penambat N, pupuk Bioboost (B) dan faktor kedua pemberian pupuk
mikrobia dekomposisi bahan organik, mikrobia ZA dengan 3 ulangan, dimana kombinasi masing-
dekomposisi residu pestisida dan mikrobia untuk masing perlakuan yaitu:
meningkatkan ketersedian P dalam tanah (Jumadil, A. Faktor pertama konsentrasi pupuk Bioboost (B)
2013). antara lain:
Pupuk ZA atau Amonium Sulfat mengandung B0 : 0 ml/l air
dua unsur yaitu unsur Nitrogen (N) 21% dan Sulfur (S) B1 : Konsentrasi pupuk Bioboost 2 ml/lair.
24% . Unsur nitrogen dan sulfur merupakan salah satu B2 : Konsentrasi pupuk Bioboost 4 ml/lair.
unsur makro yang banyak dibutuhkan oleh tanaman. B3 : Konsentrasi pupuk Bioboost 6 ml/lair.
Peranan nitrogen diketahui sebagai perkembangan sel,
pembelahan sel, terutama pada daun tanaman. B. Faktor kedua dosis pemberian pupuk ZA (P) yaitu:
Sedangkan peranan unsur sulfur terutama sebagai P0 : Kontrol tanpa pupuk ZA 0 g/plot
enzim, vitamin yang berguna dalam proses fotosintesis P1 : Pemupukan dengan dosispupuk ZA 7,5 g/plot
(Novizan, 2001). Kebutuhan unsur hara yang P2 : Pemupukan dengan dosis pupuk ZA15 g/plot
diperlukan tanaman kangkung darat untuk mencapai P3 : Pemupukan dengan dosis pupuk ZA22,5 g/plot
hasil yang maksimal yaitu pupuk organik (10-20)
ton/ha dan (100-250) kg/ha urea, diberikan selama 2 C. Kombinasi 2 faktor perlakuan tersebut yaitu:
minggu pertama, dengan cara disiramkan (Sumini, B0P0 B1P0 B2P0 B3P0
2011 ). B0P1 B1P1 B2P1 B3P1
B0P2 B1P2 B2P2 B3P2
B. Tujuan Penelitian B0P3 B1P3 B2P3 B3P3
1) Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk
Bioboost terhadap pertumbuhan dan produksi C. Pelaksanaan Penelitian
kangkung darat. 1. Persiapan Benih
2) Untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk ZA Benih merupakan salah satu faktor
terhadap pertumbuhan dan produksi kangkung untuk menentukan keberhasilan suatu budidaya suatu
darat. tanaman. Secara komersial, kerapatan tanaman 50.000
3) Untuk mengetahui interaksi pupuk Bioboost dan tanaman/ha benih. Untuk cara penanaman dengan
pupuk ZA terhadap pertumbuhan dan menyebar benih, benih yang diperlukan (5-10) kg/H
perkembangan kangkung. (Hidayat, 2011).
2. Pembuatan Bedengan
C. Hipotesis Persiapan lahan yang akan dibuat bedengan
1. Terdapat pengaruhkonsentrasi pupuk Bioboost dibajak kemudian dicangkul terlebih dahulu sedalam
terhadap pertumbuhan kangkung darat. (20-30) cm supaya tanah menjadi gembur, setelah itu

Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 99


dibuat bedengan panjang 0,5 m dan lebar 0,5 m sesuai terdapat pengaruh yang nyata dan sangat nyata.
jumlah kombinasi perlakuan. Rangkuman hasil analisis ragam terhadap semua
3. Penanaman parameter pengamatan disajikan pada Tabel 1.
Benih kangkung darat ditanam di bedengan yang telah
dipersiapkan. Pembuatan lubang tanam dengan jarak Tabel 1.Rangkuman hasil analisis ragam
tanam (15 x 15) cm, tiap lubang ditanam (2-3) benih
kangkung. Sistem penanaman dilakukan secara garitan F-hitung
Parameter
Konst. Pupuk Dosis Pupuk
atau baris (Edi, 2013). Pengamatan
Bioboost (B) ZA (P)
Interaksi BP
Tinggi Tanaman 21hst 1,436 ns 0,357 ns 0,490 ns
D. Pemeliharaan Tinggi Tanaman 28hst 6,215 ** 3,067 * 0,567 ns
Tinggi Tanaman 35hst 5,067 ** 4,357 * 0,220 ns
1. Penyiraman atau pengairan Tinggi Tanaman 42hst 5,774 ** 8,960 ** 0,108 ns
Penyiraman dilakukan 1 hari sekali terutama Jumlah Daun 21hst 0,360 ns 0,600 ns 0,040 ns
pada fase awal pertumbuhan atau di sesuaikan dengan Jumlah Daun 28hst 2,522 ns 0,157 ns 0,420 ns
kondisi tanah. Penyiraman dilakukan dengan leb dan Jumlah Daun 35hst 4,116 * 1,659 ns 1,120 ns
Jumlah Daun 42hst 3,197 * 4,352 * 0,108 ns
disiram dengan gembor. Panjang Daun 21hst 0,840 ns 0,775 ns 1,904 ns
2. Penyulaman Panjang Daun 28hst 2,592 ns 10,342 ** 1,593 ns
Penyulaman dilakukan 1 minggu setelah Panjang Daun 35hst 4,844 ** 7,052 ** 0,240 ns
Panjang Daun 42hst 5,892 ** 8,477 ** 0,295 ns
tanam, apabila ada tanaman yang mati tujuannya Diameter Batang 21hst 1,156 ns 0,948 ns 0,549 ns
supaya tanaman dapat tumbuh seragam. Diameter Batang 28hst 4,834 ** 4,706 ** 0,641 ns
3. Penyiangan Diameter Batang 35hst 6,458 ** 10,405 ** 0,329 ns
Diameter Batang 42hst 8,885 ** 10,830 ** 0,309 ns
Penyiangan dilakukan apabila ada gulma yang Volume Akar 7,592 ** 10,330 ** 0,320 ns
mengganggu tanaman kangkung, penyiangan
dilakukan 1 minggu sekali atau sesuai perkembangan Keterangan : ns : berbeda tidak nyata
gulma. * : berbeda nyata
4. Pengendalian Hama dan Penyakit ** : berbeda sangat nyata
Pengendalian hama (ulat) dilakukan secara
manual dengan cara membuang ulat yang terdapat pada Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
tanaman kangkung. perlakuan pemberian pupuk Bioboost pada berbagai
konsentrasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
E. Aplikasi Pupuk Bioboost dan ZA tanaman umur 28, 35 dan 42 hst, panjang daun umur
a. Aplikasi pupuk Bioboost 35 dan 42 hst, diameter batang umur 28, 35 dan 42 hst
Pemberian pupuk Bioboost yang pertama serta volume akar. Perlakuan ini juga memberikan
dilakukan 3 hari sebelum tanam, sesuai dengan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun umur 35
konsentrasi perlakuan dan pemberian pupuk Bioboost dan 42 hst.
berikutnya diberikan 15 hari setelah tanam sesuai Perlakuan pemberian pupuk ZA pada berbagai
konsentrasi perlakuan. Pupuk Bioboost yang dicampur dosis memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
dengan 0,5 l air diaduk secara merata kemudian tinggi tanaman umur 42 hst, panjang daun umur 28, 35
diaplikasikan dengan menggunakan gembor. dan 42 hst, diameter batang umur 28, 35 dan 42 hst,
b. Aplikasi pupuk ZA serta volume akar. Selain itu perlakuan ini juga
Aplikasipupuk ZA diberikan dengan cara berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 28
garitan di samping tanaman sesuai dengan dosis dan 35 hst serta jumlah daun umur 42 hst.
perlakuan. Pemupukan diberikan 7 hari setelah tanam Interaksi antara pemberian pupuk Bioboost
(Azizah, 2012). pada berbagai konsentrasi dan pupuk ZA pada berbagai
dosis berpengaruh tidak nyata terhadap semua
F. Pemanenan parameter pengamatan.
Panen dilakukan setelah berumur (30-45) hari
setelah tanam, dengan caramencabut tanaman sampai A. Tinggi Tanaman
akarnya. Pasca panen untuk menjaga kangkung tetap Hasil analisis ragam terhadap tinggi tanaman
segar setelah panen diletakkan di tempat yang teduh menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk
atau merendam bagian akar di dalam air (Hidayat, Bioboost pada berbagai konsentrasi berpengaruh
2011). sangat nyata pada pengamatan umur 28, 35 dan 42 hst.
Perlakuan pemberian pupuk ZA pada berbagai dosis
HASIL DAN PEMBAHASAN berpengaruh sangat nyata pada pengamatan umur 42
hst dan berpengaruh nyata pada pengamatan umur 28
Penelitian tentang Respon Pertumbuhan dan 35 hst, sedangkan interaksi antara konsentrasi
Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir) pemberian pupuk Bioboost dan dosis pemberian pupuk
Terhadap Pupuk Bioboost dan Pupuk ZA ZA berpengaruh tidak nyata pada semua umur
menggunakan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang pengamatan.
daun, diameter daun dan volume akar sebagai Pengamatan terhadap tinggi tanaman umur 21
parameter pengamatan. Data hasil pengamatan hst menunjukkan berpengaruh tidak nyata pada kedua
dianalisis dengan menggunakan analisis ragam faktor tunggalnya yaitu pemberian pupuk Bioboost dan
dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan jika

100 Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian


pupuk ZA pada berbagai dosis. Adapun rata-rata tinggi Tabel 2. Tinggi tanaman umur 28, 35 dan 42 hst yang
tanaman pada umur 21 hst yang dipengaruhi oleh dipengaruhi pemberian pupuk Bioboost pada
faktor tunggal pemberian pupuk Bioboost dan pupuk berbagai konsentrasi
ZA pada berbagai dosis disajikan pada Gambar 1 dan Konsentrasi Pemberian Rata-rata Tinggi Tanaman (cm)
Gambar 2. Pupuk Bioboost 28hst 35hst 42 hst
B0 10,28 b 14,88 b 17,14 b
12
B1 11,84 a 16,57 a 18,98 a
9,64 B2 12,29 a 17,21 a 19,56 a
10 9,03 9,05
8,80
B3 11,87 a 17,35 a 20,32 a
Tinggi Tanaman (cm)

6 Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang


4 sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda
2 tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan taraf 5%
0
B0 B1 B2 B3

Konsentrasi Pupuk Bioboost Berdasarkan Tabel 2, pada pengamatan umur


tanaman 28, 35 dan 42 hst, perlakuan pemberian pupuk
Gambar 1. Rata-rata tinggi tanaman umur 21 Bioboost pada konsentrasi 2 ml/ l air (B1), 4 ml/ l air
hst kangkung yang dipengaruhi pemberian (B2) dan 6 ml/ l air (B3) saling berbeda tidak nyata,
tetapi ketiga perlakuan tersebut berbeda nyata dengan
pupuk Bioboost pada berbagai konsentrasi perlakuan tanpa pupuk Bioboost (B0).
Pemberian pupuk Bioboost konsentrasi 6 ml/ l
10 9,19 9,32
9
9,12 8,89 air (B3) cenderung menghasilkan tinggi tanaman yang
8 terbaik dengan rata-rata sebesar 20,32 cm. Hanolo (1997),
Tinggi Tanaman (cm)

7
6
mengemukakan unsur hara nitrogen pada pupuk organik
5 memacu tanaman dalam pembentukan asam-asam amino
4
3
menjadi protein. Protein yang terbentuk digunakan untuk
2 membentuk hormon pertumbuhan, yakni hormon auksin,
1
0
giberelin, dan sitokinin. Hormon auksin mempengaruhi
P0 P1 P2 P3 sintesis protein-protein struktural untuk menyempurnakan
Dosis Pupuk ZA
struktur dinding sel kembali seperti semula setelah
mengalami peregangan (pembentangan). Hormon
Gambar 2. Rata-rata tinggi tanaman umur 21 giberelin merangsang pertumbuhan tinggi
hst kangkung yang dipengaruhi pemberian tanaman.Hormon sitokinin berperan dalam pembelahan
pupuk ZA pada berbagai dosis sel pada ujung batang. Ketiga hormon tersebut saling
berperan dalam menunjang pertambahan tinggi tanaman
dan adanya unsur hara kalium yang berfungsi sebagai
Gambar 1 menunjukkan bahwa pemberian aktivator enzim menyebabkan reaksi biosintesis hormon
pupuk Bioboost dosis 4 ml/ l air (B2) cenderung maupun protein lain dapat berlangsung cepat sehingga
memberikan rata-rata tinggi tanaman yang tertinggi tanaman dapat tumbuh tinggi.
jika dibandingkan dosis lainnya, sedangkan Gambar 2 Hasil uji beda jarak berganda Duncan
menunjukkan bahwa pemberian pupuk ZA dosis 22,5 g terhadap tinggi tanaman yang dipengaruhi perlakuan
(P3) cenderung memberikan rata-rata tinggi tanaman pemberian pupuk ZA pada berbagai dosis pada
yang tertinggi jika dibandingkan dosis lainnya. Tidak pengamatan umur tanaman 28, 35 dan 42 hst disajikan
adanya pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman pada Tabel 3.
diduga karena adanya pengaruh dari faktor lingkungan
ketersediaan unsur hara dan belum optimalnya Tabel 3. Tinggi tanaman umur (28, 35, dan 42)hst yang
penyerapan unsur hara oleh tanaman. Gardner et.al dipengaruhi pemberian pupuk ZA pada
(1991), menyatakan bahwa pertumbuhan dan hasil berbagai dosis
suatu tanaman dipengaruhi oleh keadaan lingkungan
Dosis Pemberian Rata-rata Tinggi Tanaman (cm)
tumbuhnya.
Hasil uji beda jarak berganda Duncan Pupuk ZA 28hst 35hst 42 hst
terhadap tinggi tanaman yang dipengaruhi perlakuan P0 10,68 b 14,96 b 16,66 b
pemberian pupuk Bioboost pada berbagai konsentrasi P1 11,61 ab 16,79 a 18,92 a
pada pengamatan umur tanaman 28, 35 dan 42 hst P2 11,93 a 16,97 a 19,94 a
disajikan pada Tabel 2. P3 12,06 a 17,30 a 20,48 a
Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang sama
pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata pada uji jarak berganda Duncan taraf 5%

Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 101


Berdasarkan Tabel 3 di atas, pada pengamatan 10
8,67
9 8,21 8,42
28 hst menunjukkan bahwa pemberian pupuk ZA dosis 8
8,00

22,5 g (P3) dan dosis 15 g (P2) berbeda tidak nyata

Jumlah Daun (helai)


7
5,63 5,71 5,75
dengan dosis 7,5 g (P1) tetapi berbeda nyata dengan 6 5,50
21 hst
5
tanpa pemberian pupuk ZA (P0), sedangkan antara 4
28 hst

pemberian pupuk ZA dosis 7,5 g (P1) dan tanpa 3

pemberian pupuk ZA (P0) berbeda tidak nyata. 2


1
Pengamatan 35 dan 42 hst menunjukkan bahwa 0
pemberian pupuk ZA dosis 22,5 g (P3), 15 g (P2) dan B0 B1 B2 B3

7,5 g (P1) saling berbeda tidak nyata, tetapi ketiga Konsentrasi Pupuk Bioboost

perlakuan tersebut berbeda nyata dengan tanpa Gambar 4. Rata-rata jumlah daun kangkung yang
pemberian pupuk ZA (P0). Pemberian pupuk ZA dosis dipengaruhi pemberian pupuk ZA pada berbagai dosis
22,5 g (P3) cenderung menghasilkan tinggi tanaman
terbaik dengan rata-rata sebesar 20,48 cm (42 hst). Gambar 3 menunjukkan bahwa pemberian
Hasil menunjukkan bahwa pemberian pupuk Bioboost dosis 6 ml/ l air (B3) cenderung
ammonium sulfat dengan dosis yang semakin tinggi memberikan rata-rata jumlah daun yang tertinggi jika
akan semakin meningkatkan pertumbuhan tinggi dibandingkan dosis lainnya, sedangkan Gambar 4
tanaman. Ammonium sulfat ((NH4)2SO4) mengandung menunjukkan bahwa pemberian pupuk ZA dosis 22,5 g
21% nitrogen. Nitrogen diserap dalam tanah berbentuk (P3) cenderung memberikan rata-rata jumlah daun
ion nitrat atau ammonium. Kemudian, didalam yang tertinggi jika dibandingkan dosis lainnya. Dalam
tumbuhan bereaksi dengan karbon membentuk asam hal ini tanaman banyak membutuhkan karbohidrat,
amino, selanjutnya berubah menjadi protein. Nitrogen seperti dijelaskan oleh Harjadi (1984), untuk
termasuk unsur yang paling banyak dibutuhkan oleh perpanjangan dan pembelahan sel dibutuhkan
tanaman karena 16-18% protein terdiri dari nitrogen. karbohidrat yang cukup karena dinding sel terbuat dari
Rinsema (1993) menjelaskan bahwa unsur nitrogen di selulosa dan protoplasmanya yang terbuat dari gula.
dalam tanaman merupakan unsur sangat penting untuk Hasil uji beda jarak berganda Duncan
pembentukan daun. Daun sangat berperan penting terhadap jumlah daun yang dipengaruhi perlakuan
dalam proses fotosintesis. pemberian pupuk Bioboost pada berbagai konsentrasi
pada pengamatan umur tanaman 35 dan 42 hst
B. Jumlah Daun disajikan pada Tabel 4.
Hasil analisis ragam terhadap jumlah daun
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk Tabel 4. Jumlah daun umur 35 dan 42 hst yang
Bioboost pada berbagai konsentrasi berpengaruh nyata dipengaruhi pemberian pupuk Bioboost pada
pada pengamatan umur 35 dan 42 hst. Perlakuan berbagai konsentrasi
pemberian pupuk ZA pada berbagai dosis berpengaruh
Konsentrasi Pemberian Pupuk Rata-rata Jumlah Daun (helai)
nyata pada pengamatan umur 42 hst, sedangkan
Bioboost 35hst 42 hst
interaksi antara konsentrasi pemberian pupuk Bioboost
B0 10,63 b 12,54 b
dan dosis pemberian pupuk ZA berpengaruh tidak
B1 11,08 ab 12,96 ab
nyata pada semua umur pengamatan.
B2 11,25 a 13,21 a
Pengamatan terhadap jumlah daun umur 21
B3 11,58 a 13,38 a
dan 28 hst menunjukkan pemberian pupuk Bioboost
pada berbagai dosis berpengaruh tidak nyata, Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang
sedangkan pemberian pupuk ZA pada berbagai dosis sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda
juga berpengaruh tidak nyata pada umur 21, 28 dan 35 tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan taraf 5%
hst. Rata-rata jumlah daun yang dipengaruhi oleh
masing-masing faktor tunggal disajikan pada Gambar 3 Berdasarkan Tabel 4 di atas, pada pengamatan
dan Gambar 4. 35 dan 42 hst menunjukkan bahwa pemberian pupuk
Bioboost konsentrasi 6 ml/ l air (B3) dan konsentrasi 4
11,33 11,38
12 10,92 10,92 ml/ l air (B2) berbeda tidak nyata dengan konsentrasi 2
10
8,25 8,33 8,29 8,42
ml/ l air (B1) tetapi berbeda nyata dengan tanpa
Jumlah Daun (helai)

8 pemberian pupuk Bioboost (B0), sedangkan antara


21 hst
6 5,46 5,63 5,71 5,79
28 hst pemberian pupuk Bioboost konsentrasi 2 ml/ l air (B1)
4
35 hst
dan tanpa pemberian pupuk Bioboost (B0) berbeda tidak
2
nyata. Pemberian pupuk Bioboost konsentrasi 6 ml/ l air
(B3) cenderung menghasilkan jumlah daun yang
0
P0 P1 P2 P3 terbanyak dengan rata-rata sebesar 13 helai.
Dosis Pupuk ZA
Daun merupakan salah satu faktor utama yang
diperhitungkan dalam mengukur tingkat produksinya.
Gambar 3. Rata-rata jumlah daun kangkung yang Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Hardjowigeno
dipengaruhi pemberian pupuk Bioboost pada berbagai (1997) yang menyatakan bahwa tanaman yang diambil
konsentrasi daunnya memerlukan unsur nitrogen lebih banyak dari

102 Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian


unsur yang lainnya, agar daun dapat berkembang Pengamatan terhadap panjang daun umur 21
dengan baik. Unsur nitrogen berperan mendorong dan 28 hst menunjukkan pemberian pupuk Bioboost
pembentukan daun, karena unsur nitrogen mempunyai pada berbagai dosis berpengaruh tidak nyata,
peranan penting untuk membentuk sel-sel baru dalam sedangkan pemberian pupuk ZA pada berbagai dosis
tanaman. Proses fotosintesis dapat menghasilkan juga berpengaruh tidak nyata pada umur 21 hst. Rata-
karbohidrat dari CO2 dan H2O, tetapi proses ini tidak rata panjang daun disajikan pada Gambar 5 dan
dapat berlanjut sampai produksi protein dan asam- Gambar 6.
asam amino.
14
12,61
Hasil uji beda jarak berganda Duncan 11,83 12,13
11,52
terhadap jumlah daun yang dipengaruhi perlakuan 12 10,83 11,17 10,98 10,84

pemberian pupuk ZA pada berbagai dosis pada

Panjang Daun (cm)


10

pengamatan umur tanaman 42 hst disajikan pada Tabel 8 21 hst


5. 6 28 hst

4
Tabel 5. Jumlah daun umur 42 hst yang dipengaruhi
pemberian pupuk ZA pada berbagai dosis 2

0
B0 B1 B2 B3
Dosis Pemberian Pupuk ZA Rata-rata Jumlah Daun (helai)
Konsentrasi Pupuk Bioboost
P0 12,50 b
P1 12,88 ab
Gambar 5. Rata-rata panjang daun kangkung yang
P2 13,25 a
dipengaruhi pemberian pupuk Bioboost pada berbagai
P3 13,46 a
konsentrasi
Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang
sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak 14

berganda Duncan taraf 5% 12 11,18 11,22


11,64
10,13
Panjang Daun (cm)

10
Berdasarkan Tabel 5 di atas, pada pengamatan
8
42 hst menunjukkan bahwa pemberian pupuk ZA dosis
6
22,5 g (P3) dan dosis 15 g (P2) berbeda tidak nyata
dengan dosis 7,5 g (P1) tetapi berbeda nyata dengan 4

tanpa pemberian pupuk ZA (P0), sedangkan antara 2

pemberian pupuk ZA dosis 7,5 g (P1) dan tanpa 0


pemberian pupuk ZA (P0) berbeda tidak nyata. P0 P1 P2 P3

Pemberian pupuk ZA dosis 22,5 g (P3) Dosis Pupuk ZA

cenderung menghasilkan jumlah daun terbanyak


Gambar 6.Rata-rata panjang daun kangkung umur 21
dengan rata-rata sebesar 13 helai (42 hst). Adanya
hstyang dipengaruhi pemberian pupuk ZA pada
pertambahan tinggi tanaman, akan diikuti juga oleh
berbagai dosis
penambahan jumlah daun dan luas daun. Rinsema
(1993) menjelaskan bahwa unsur nitrogen di dalam
Gambar 5 menunjukkan bahwa pemberian
tanaman merupakan unsur sangat penting untuk
pupuk Bioboost dosis 6 ml/ l air (B3) cenderung
pembentukan daun.Unsur ammonium sulfat
memberikan rata-rata panjang daun yang tertinggi jika
((NH4)2SO4) mengandung 21% nitrogen. Nitrogen
dibandingkan dosis lainnya, sedangkan Gambar 6
diserap dalam tanah berbentuk ion nitrat atau
menunjukkan bahwa pemberian pupuk ZA dosis 22,5 g
ammonium. Kemudian, didalam tumbuhan bereaksi
(P3) cenderung memberikan rata-rata panjang daun
dengan karbon membentuk asam amino, selanjutnya
yang tertinggi jika dibandingkan dosis lainnya.
berubah menjadi protein. Nitrogen termasuk unsur
Perkembangan daun memungkinkan tanaman untuk
yang paling banyak dibutuhkan oleh tanaman karena
tumbuh lebih baik, karena dalam daun terkandung
16-18% protein terdiri dari nitrogen.
banyak klorofil yang merupakan modal utama untuk
pembentukan tanaman, sedangkan umur tanaman yang
C. Panjang Daun
muda dapat mengakibatkan masih kurang optimalnya
Hasil analisis ragam terhadap panjang daun
penyerapan unsur hara, sehingga juga dapat
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk
mengakibatkan perkembangan daun yang kurang
Bioboost pada berbagai konsentrasi berpengaruh
memberikan pengaruh pada tanaman.
sangat nyata pada pengamatan umur 35 dan 42 hst.
Hasil uji beda jarak berganda Duncan
Perlakuan pemberian pupuk ZA pada berbagai dosis
terhadap panjang daun yang dipengaruhi perlakuan
berpengaruh sangat nyata pada pengamatan umur 28,
pemberian pupuk Bioboost pada berbagai konsentrasi
35 dan 42 hst, sedangkan interaksi antara konsentrasi
pada pengamatan umur tanaman 35 dan 42 hst
pemberian pupuk Bioboost dan dosis pemberian pupuk
disajikan pada Tabel 6.
ZA berpengaruh tidak nyata pada semua umur
pengamatan.

Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 103


Tabel 6. Panjang daun umur (35 dan 42)hst yang Tabel 7. Rata-rata panjang daun umur 28, 35 dan 42
dipengaruhi pemberian pupuk Bioboost pada hst yang dipengaruhi pemberian pupuk ZA
berbagai konsentrasi pada berbagai dosis
Konsentrasi Pemberian Pupuk Rata-rata Panjang Daun (cm) Rata-rata Panjang Daun (cm)
Dosis Pemberian
Bioboost 35hst 42 hst Pupuk ZA 28hst 35hst 42 hst
B0 11,17 b 11,70 b P0 10,13 b 10,94 b 11,50 b
B1 11,83 ab 12,43 a P1 11,18 a 11,89 a 12,51 a
B2 12,13 a 12,69 a P2 11,22 a 12,28 a 12,79 a
B3 12,61 a 13,03 a P3 11,64 a 12,63 a 13,04 a
Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang Keterangan :Rata-rata yang diikuti huruf yang sama
sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak
tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan taraf 5%
nyata pada uji jarak berganda Duncan taraf 5%
Berdasarkan Tabel 6 di atas, pada pengamatan
35 hst menunjukkan bahwa pemberian pupuk Bioboost Tabel 7 menunjukkan bahwa pada
konsentrasi 6 ml/ l air (B3) dan konsentrasi 4 ml/ l air pengamatan 28, 35 dan 42 hst menunjukkan bahwa
(B2) berbeda tidak nyata dengan konsentrasi 2 ml/ l air pemberian pupuk ZA dosis 22,5 g (P3), 15 g (P2) dan
(B1) tetapi berbeda nyata dengan tanpa pemberian 7,5 g (P1) saling berbeda tidak nyata, tetapi ketiga
pupuk Bioboost (B0), sedangkan antara pemberian perlakuan tersebut berbeda nyata dengan tanpa
pupuk Bioboost konsentrasi 2 ml/ l air (B1) dan tanpa pemberian pupuk ZA (P0). Pemberian pupuk ZA dosis
pemberian pupuk Bioboost (B0) berbeda tidak nyata. 22,5 g (P3) cenderung menghasilkan panjang daun
Pengamatan umur tanaman 42 hst menunjukkan yang terbaik dengan rata-rata sebesar 13,04 cm (42
pemberian pupuk Bioboost pada konsentrasi 2 ml/ l air hst).
(B1), 4 ml/ l air (B2) dan 6 ml/ l air (B3) saling Daun merupakan organ penting pada tanaman
berbeda tidak nyata, tetapi ketiga perlakuan tersebut karena merupakan penghasil fotosintat, pemberian
berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pupuk Bioboost pupuk ZA menunjukkan semakin besar dosis yang
(B0). Pemberian pupuk Bioboost konsentrasi 6 ml/ l air diberikan akan mempengaruhi semakin panjangnya
(B3) cenderung menghasilkan panjang daun yang daun. Menurut Goldsworthy dan Fisher (1996) proses
terbaik dengan rata-rata sebesar 13,03 cm. perkembangan daun merupakan hasil pembelahan sel
Penggunaan pupuk organik merupakan yang diikuti dengan pembesaran sel. Pembelahan sel
sumber hara bagi tanaman. Hal ini sejalan dengan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan tanaman.
Hariyanto (2006) mengatakan bahwa penggunaan Dengan semakin bertambahnya pertumbuhan tanaman,
bahan organik yang cukup efektif akan berpengaruh maka pertumbuhan daun juga akan semakin meningkat
dalam memperbaiki sifat tanah, kimia, baik fisik pula.
maupun biologis tanah, sehingga akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan akar D. Diameter Batang
tanaman. Proses fotosintesis yang berjalan dengan Hasil analisis ragam terhadap diameter batang
cepat dalam waktu relatif singkat dapat diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk
hasil-hasil fotosintesis yang lebih banyak, sehingga Bioboost pada berbagai konsentrasi berpengaruh
dapat diperoleh tanaman dengan pertumbuhan yang sangat nyata pada pengamatan umur 28, 35 dan 42 hst.
cepat. Kondisi ini disebabkan pada daun yang luas Perlakuan pemberian pupuk ZA pada berbagai dosis
maka kandungan air daun, akumulasi fotosintat dan berpengaruh sangat nyata pada pengamatan umur 28,
penumpukan materi jaringan pada daun juga akan 35 dan 42 hst, sedangkan interaksi antara konsentrasi
semakin meningkat. pemberian pupuk Bioboost dan dosis pemberian pupuk
Hasil uji beda jarak berganda Duncan ZA berpengaruh tidak nyata pada semua umur
terhadap panjang daun yang dipengaruhi perlakuan pengamatan.
pemberian pupuk ZA pada berbagai dosis pada Pengamatan terhadap diameter batang umur
pengamatan umur tanaman 28, 35 dan 42 hst disajikan 21 hst menunjukkan berpengaruh tidak nyata pada
pada Tabel 7. kedua faktor tunggalnya yaitu pemberian pupuk
Bioboost dan pupuk ZA pada berbagai dosis. Rata-rata
diameter batang pada umur 21 hst yang dipengaruhi
oleh faktor pemberian pupuk Bioboost dan pupuk ZA
pada berbagai dosis disajikan pada Gambar 7 dan
Gambar 8.

104 Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian


4.5
4.07 3.98 4.07
Berdasarkan Tabel 8 di atas, pada pengamatan
4 3.80
28 hst menunjukkan bahwa pemberian pupuk Bioboost
Diametr Batang (mm)
3.5

3
pada konsentrasi 6 ml/ l air (B3) berbeda tidak nyata
2.5 dengan konsentrasi 4 ml/ l air (B2), tetapi berbeda
2

1.5
nyata dengan 2 ml/ l air (B1) dan tanpa pupuk
1 Bioboost (B0), sedangkan antara konsentrasi 4 ml/ l air
0.5 (B2), 2 ml/ l air (B1) dan tanpa pupuk Bioboost (B0)
0
P0 P1 P2 P3
berbeda tidak nyata. Pengamatan 35 hst menunjukkan
Dosis Pupuk ZA bahwa pemberian pupuk Bioboost pada konsentrasi 6
ml/ l air (B3) berbeda nyata dengan konsentrasi 4 ml/ l
Gambar 7. Rata-rata diameter batang kangkung umur air (B2), 2 ml/ l air (B1) dan tanpa pupuk Bioboost
21 hstyang dipengaruhi pemberian pupuk Bioboost (B0), sedangkan antara konsentrasi 4 ml/ l air (B2), 2
pada berbagai konsentrasi ml/ l air (B1) dan tanpa pupuk Bioboost (B0) berbeda
4.5
tidak nyata. Pengamatan 42 hst menunjukkan bahwa
4.18
4
3.89 3.89 3.95 pemberian pupuk Bioboost pada konsentrasi 6 ml/ l air
Diameter Batang (mm)

3.5 (B3) berbeda nyata dengan konsentrasi 4 ml/ l air (B2),


3 2 ml/ l air (B1) dan tanpa pupuk Bioboost (B0).
2.5
Pemberian pupuk Bioboost pada konsentrasi 4 ml/ l air
2
(B2) berbeda tidak nyata dengan konsentrasi 2 ml/ l air
1.5

1
(B1), tetapi berbeda nyata dengan perlakuan tanpa
0.5 pupuk Bioboost (B0), sedangkan antara konsentrasi 2
0 ml/ l air (B1) dan tanpa pupuk Bioboost (B0) berbeda
B0 B1 B2 B3
tidak nyata.
Konsentrasi Pupuk Bioboost
Pemberian pupuk Bioboost konsentrasi 6 ml/ l
Gambar 8. Rata-rata diameter batang kangkung umur air (B3) cenderung menghasilkan diameter batang yang
21 hstyang dipengaruhi pemberian pupuk ZA pada terbaik dengan rata-rata sebesar 6,73 mm. Menurut
berbagai dosis Raihan dan Nurtitayani (2002), peranan bahan organik
ada yang bersifat langsung terhadap tanaman, tetapi
sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui
Gambar 7 menunjukkan bahwa pemberian pupuk perubahan sifat dan ciri tanah. Pengaruh pemupukan
Bioboost dosis 6 ml/ l air (B3) cenderung memberikan rata- dengan pupuk organik erat kaitannya dengan
rata diameter batang yang tertinggi jika dibandingkan penyediaan unsur hara, baik unsur hara makro maupun
konsentrasi lainnya, sedangkan Gambar 8 menunjukkan unsur hara mikro yang dibutuhkan oleh tanaman.
bahwa pemberian pupuk ZA dosis 22,5 g (P3) cenderung Hasil uji beda jarak berganda Duncan
memberikan rata-rata diameter batang yang tertinggi jika terhadap diameter batang yang dipengaruhi perlakuan
dibandingkan dosis lainnya. Perkembangan suatu tanaman pemberian pupuk ZA pada berbagai dosis pada
selama pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor pengamatan umur tanaman 28, 35 dan 42 hst disajikan
dalam, di antaranya adalah faktor genetis dan faktor pada Tabel 9.
lingkungan. Faktor lingkungan banyak berpengaruh
terhadap perkembangan suatu tanaman. Tabel 9. Diameter batang umur 28, 35 dan 42 hst yang
Hasil uji beda jarak berganda Duncan dipengaruhi pemberian pupuk ZA pada
terhadap diameter batang yang dipengaruhi perlakuan berbagai dosis
pemberian pupuk Bioboost pada berbagai konsentrasi
pada pengamatan umur tanaman 28, 35 dan 42 hst Dosis Pemberian Rata-rata Diameter Batang (mm)
disajikan pada Tabel 8. Pupuk ZA 28hst 35hst 42 hst
P0 4,54 b 4,97 c 5,30 c
Tabel 8. Diameter batang umur (28, 35, dan 42)hst P1 5,08 a 5,72 b 6,03 b
yang dipengaruhi pemberian pupuk Bioboost P2 5,08 a 6,24 ab 6,53 ab
pada berbagai konsentrasi P3 5,23 a 6,41 a 6,73 a
Konsentrasi Pemberian Rata-rata Diameter Batang (mm) Keterangan :Rata-rata yang diikuti huruf yang sama
Pupuk Bioboost 28hst 35hst 42 hst pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak
B0 4,68 b 5,28 b 5,30 c nyata pada uji jarak berganda Duncan taraf 5%
B1 4,86 b 5,72 b 6,03 b
B2 4,98 ab 5,82 b 6,53 ab Hasil uji jarak berganda Duncan (Tabel 9),
B3 5,40 a 6,52 a 6,73 a menunjukkan bahwa pada pengamatan 28 hst
menunjukkan bahwa pemberian pupuk ZA dosis 22,5 g
Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang sama (P3), 15 g (P2) dan 7,5 g (P1) saling berbeda tidak
pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata, tetapi ketiga perlakuan tersebut berbeda nyata
nyata pada uji jarak berganda Duncan taraf 5% dengan tanpa pemberian pupuk ZA (P0). Pengamatan
35 dan 42 hst menunjukkan bahwa pemberian pupuk
ZA dosis 22,5 g (P3) berbeda tidak nyata dengan dosis
15 g (P2), tetapi berbeda nyata dengan dosis 7,5 g (P1)

Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 105


dan tanpa pemberian pupuk ZA (P0). Pemberian pupuk N sangat diperlukan dalam pembentukan atau
ZA 15 g (P2) berbeda tidak nyata dengan dosis 7,5 g pertumbuhan bagian-bagian vegetatif dan generatif
(P1), tetapi berbeda nyata dengan tanpa pemberian tanaman, seperti daun, batang, dan akar serta pada
pupuk ZA (P0), sedangkan antara pemberian pupuk pembentukan buah dan biji, sehingga ketersediaan
ZA dosis 7,5 g (P1) dan tanpa pemberian pupuk ZA unsur hara yang tinggi akan membantu dalam proses
(P0) berbeda nyata juga. pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Hal
Pemberian pupuk ZA dosis 22,5 g (P3) ini sejalan dengan Haryanto, (2002) mengatakan
cenderung menghasilkan diameter batang yang terbaik bahwa penggunaan bahan organik yang cukup efektif
dengan rata-rata sebesar 6,73 mm (42 hst). Menurut akan berpengaruh dalam memperbaiki sifat tanah,
Novizan (2001) dengan semakin banyaknya protein di kimia, baik fisik maupun biologis tanah, sehingga akan
dalam tanaman maka energi yang dihasilkan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
meningkat, dengan meningkatnya energi di dalam akar tanaman.
tanaman khususnya batang menyebabkan aktivitas Hasil uji beda jarak berganda Duncan
fotosintesis di dalam tanaman akan berjalan baik terhadap volume akar yang dipengaruhi perlakuan
sehingga pertumbuhan awal khususnya batang akan pemberian pupuk ZA pada berbagai dosis disajikan
bertambah. Nitrogen juga dibutuhkan dalam jumlah pada Tabel 11.
realitif besar pada setiap tahap pertumbuhan tanaman,
khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif, seperti Tabel 11. Volume akar yang dipengaruhi pemberian
perkembangan batang dan daun. pupuk ZA pada berbagai dosis
Dosis Pemberian Pupuk ZA Rata-rata Volume Akar(cm3)
E. Volume Akar P0 5,542 c
Hasil analisis ragam terhadap volume akar
P1 7,083 b
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk
Bioboost berpengaruh sangat nyata dan perlakuan P2 7,806 ab
pemberian pupuk ZA juga berpengaruh sangat nyata, P3 8,389 a
sedangkan interaksi antara konsentrasi pemberian Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang
pupuk Bioboost dan dosis pemberian pupuk ZA sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak
berpengaruh tidak nyata. berganda Duncan taraf 5%
Hasil uji beda jarak berganda Duncan
terhadap volume akar yang dipengaruhi perlakuan Berdasarkan Tabel 11 di atas, menunjukkan
pemberian pupuk Bioboost pada berbagai konsentrasi bahwa pemberian pupuk ZA 15 g (P2) berbeda tidak
disajikan pada Tabel 10. nyata dengan dosis 7,5 g (P1), tetapi berbeda nyata
dengan tanpa pemberian pupuk ZA (P0), sedangkan
Tabel 10. Volume akar yang dipengaruhi pemberian antara pemberian pupuk ZA dosis 7,5 g (P1) dan tanpa
pupuk Bioboost pada berbagai konsentrasi pemberian pupuk ZA (P0) berbeda nyata juga.
Pemberian pupuk ZA dosis 22,5 g (P3) cenderung
Konsentrasi Pemberian Pupuk Bioboost Rata-rata Volume Akar (cm3)
menghasilkan volume akar yang terbaik dengan rata-
B0 5,972 c rata sebesar 8,39 cm3.
B1 6,861 bc Indranada (1994) menyatakan bahwa unsur
B2 7,514 ab hara N sangat diperlukan dalam pembentukan atau
B3 8,472 a pertumbuhan bagian-bagian vegetatif dan generatif
Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang tanaman, seperti daun, batang dan akar serta pada
sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak pembentukan buah dan biji, sehingga ketersediaan
berganda Duncan taraf 5% unsur hara yang tinggi akan membantu dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman.
Penggunaan pupuk organik cair merupakan sumber
Berdasarkan Tabel 10 di atas, hasil uji jarak
hara bagi tanaman. Hal ini sejalan dengan Haryanto,
berganda Duncan pemberian pupuk Bioboost terhadap
(2002) mengatakan bahwa penggunaan bahan organik
volume akar menunjukkan pemberian pupuk Bioboost
yang cukup efektif akan berpengaruh dalam
konsentrasi 6 ml/ l air (B3) berbeda tidak nyata dengan
memperbaiki sifat tanah, kimia, baik fisik maupun
konsentrasi 4 ml/ l air (B2), tetapi berbeda nyata
biologis tanah, sehingga akan berpengaruh terhadap
dengan konsentrasi 2 ml/ l air (B1) dan tanpa
pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman.
pemberian pupuk Bioboost (B0). Pemberian pupuk
Bioboost konsentrasi 4 ml/ l air (B2) berbeda tidak
nyata dengan konsentrasi 2 ml/ l air (B1), tetapi
KESIMPULAN DAN SARAN
berbeda nyata dengan tanpa pemberian pupuk Bioboost
(B0), sedangkan antara pemberian pupuk Bioboost A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan
konsentrasi 2 ml/ l air (B1) dan tanpa pemberian
pembahasan tentang respon pupuk Bioboost dan pupuk
pupuk Bioboost (B0) berbeda tidak nyata.
ZA terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat
Pemberian pupuk Bioboost konsentrasi 6 ml/ l
(Ipomoea reptans Poir), dapat disimpulkan bahwa :
air (B3) cenderung menghasilkan volume akar yang
terbaik dengan rata-rata sebesar 8,47 cm3. Unsur hara

106 Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian


1. Pemberian pupuk Bioboost pada konsentrasi 2 Budidaya, alih bahasa oleh HerawatiSusilo).
ml/ l air (B1) berpengaruh nyata terhadap tinggi Jakarta : University of Indonesia Press.
tanaman (28, 35 dan 42 hst), panjang daun (42 Goldsworthy, P.R. dan N.M. Fisher. 1996. Fisiologi
hst) dan diameter batang (28, 35 dan 42 hst). Tanaman Budidaya Tropik. Gadjah Mada
Pemberian pupuk Bioboost konsentrasi 4 ml/ l air University Press.Yogyakarta.
(B2) memberikan hasil yang terbaik terhadap Hanolo, W. 1997.Tanggapan Tanaman Selada dan
volume akar kangkung darat (Ipomoea reptans Sawi terhadap Dosis dan Cara PemberianPupuk
Poir). Cair Stimulan.Jurnal Agrotropika1(1): 25-29.
2. Pemberian pupuk ZA dosis 22,5 g (P3) Hardjowigeno, S. 1997. Ilmu Tanah. Jakarta :
memberikan hasil yang terbaik terhadap volume Mediyatama Sarana Perkasa.
akar kangkung darat (Ipomoea reptans Poir). Hariyanto.2006.Sawi dan Selada. Penebar Swadaya.
Pemberian pupuk ZA padadosis 7,5 g (P1) Jakarta.
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (35 Harjadi, 1984 . Pengaruh Bahan Stimulator EM4
dan 42 hst), panjang daun (28, 35 dan 42 hst), Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
diameter batang (28, 35 dan 42 hst) dan volume Kangkung Darat.Agromedia Pustaka, Jakarta.
akar. Haryanto, T. Suhartini dan E. Rahayu.2002. Tanaman
3. Interaksi pemberian pupuk Bioboost pada Sawi dan Selada.Jakarta : Penebar Swadaya.
berbagai konsentrasi dan pupuk ZA pada berbagai Hidayat, M. 2011. Budidaya dan Produksi Benih
dosis berpengaruh tidak nyata terhadap Kangkung.http://hortikultura
pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea .litbang.deptan.go.id/index.php?bawaan=teknol
reptans Poir). ogi/isi_teknologi&id_men=4&id_submenu=19
&id=48.
B. Saran Indranada,H.K.,1994,Pengelolaan Kesuburan Tanah.
1. Pemberian pupuk Bioboost dengan konsentrasi 6 Jakarta : Bumi Aksara.
ml/ l air menghasilkan rata-rata tertinggi pada Jumadil, R. 2013.Bioteknologi Pupuk Hayati.
semua parameter pengamatan, tetapi penggunaan http://genduuuinfo.blogspot.com/2013/05/biote
pupuk Bioboost dengan konsentrasi 2 ml/ l air knologi-pupuk-hayati19.html
lebih dianjurkan karena dalam penelitian ini tidak Kiswondo, S. 2011.Penggunaan Abu Sekam Dan
terdapat perbedaan yang signifikan antara Pupuk ZA Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
konsentrasi 2 dan 6 ml/ l air serta dari segi Tanaman Tomat.Embryo. 8(1): 9-11
ekonomis penggunaan pupuk dengan konsentrasi Marsono dan P. Sigit., 2001. Pupuk Akar Jenis dan
yang lebih rendah akan dapat menghemat biaya Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya.
budidaya tanaman. Novizan.2001. Petunjuk Pemupukan yang Efektif.
2. Pemberian pupuk ZA dengan dosis 22,5 g Jakarta: Agro Media Pustaka.
menghasilkan rata-rata tertinggi pada semua Petrokimia Gresik. 2004. Pupuk ZA.
parameter pengamatan, tetapi penggunaan pupuk http:www.petrokimia-
ZA dengan dosis 7,5 g lebih dianjurkan karena gresik.com/main_product.asp
dalam penelitian ini kedua dosis tersebut tidak Raihan, S. Dan Nurtitayani. 2002. Pengaruh
terdapat perbedaan yang signifikan. Pemberian Bahan Organik terhadap N dan P
3. Perlu diteliti lebih lanjut tentang konsentrasi Tersedia Tanah Serta Hasil beberapa Varietas
pupuk Bioboost dan dosis pupuk ZA yang lebih Jagung di Lahan Pasang Surut Sulfat Masam.
bervariasi, sehingga akan diperoleh dosis yang Agrivita 23 : 13-19.
optimal. Rinsema, W.T. 1993. Pupuk dan Cara Pemupukan.
Bhatara Karya Aksara. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Rukmana,1994.Kangkung.Kanisius.Yogyakarta.
Sofiari, E. 2009.KarakterisasiKangkung varietas
Azizah, A. 2012. Produksi tanaman sutera berdasarkan panduan pengujian
kangkung.http://anisaulazizah.blogspot.com/201 individual. Buletin Plasma Nutfah, 15(2): 49-
2/12/produksi-tanaman-kangkung 23.html 50.
Djuariah, D. 1997. Evaluasi Plasma Nutfah Kangkung Suhartono,B.2011.Pupuk Bioboost Teknologi Untuk
di dataran Medium Rancaekek. Jurnal Pertanian Organik & Masa Depan Kelestarian
Hortikultura, 7(3): 756-762 Lingkungan.http://kliktoimpian.wordpress.com/
Edi, S. 2013. Budidaya Tanaman 2011/01/03/pupuk-bioboost-teknologi-untuk-
Sayuran.http://jambi.litbang.deptan.go.id pertanian-organik-masa-depan-kele starian-
Ekawati. 2012. Pengaruh Pupuk ZA Terhadap linkungan
Pertumbuhan Tanaman Sumini. 2011. Budidaya Tanaman Kangkung.
Jagung.http://ekawatismadabtg.blogspot.com/201 http://koperasitanituwed.blogspot.com/2011/12/
2/02/pengaruh-pupuk-za-terhadap- budidaya-tanaman-kangkung.html
pertumbuhan_06.html. diakses 21 April 2013. Suwandi, N.N. Husna, M. 2004. Pengaruh Jarak
Gardner, F.P., R.B. Pearce and R.L. Mitchell. 1991. Tanam Dan Dosis Pemupukan NPK Terhadap
Physiology of Crop Plants (Fisiologi Tanaman Pertumbuhan Dan Hasil Kangkung darat.Jurnal
PenelitianHortikulturaXVII(4):20-28.

Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 107


108 Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian

Anda mungkin juga menyukai