Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH GENDER TERHADAP TINGKAT KEDISIPLINAN PADA

MAHASISWA TINGKAT PERTAMA

Disusun Oleh:

1. Hamidah Firoos (118140115)


2. Sinta Novita Sari (118140116)
3. M. Alfarizi Tazkia (118140117)

TATA KARYA TULIS ILMIAH


JURUSAN SAINS
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa sangat diharapkan dapat menjadi
generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap kemajuan bangsa, juga memiliki
intelektual akademik yang baik demi menghadapi era globalisasi yang kian menuntut sumber
daya manusia yang cerdas. Dengan demikian penting sekali bagi seorang mahasiswa untuk
selalu menggali dan meningkatkan potensi diri, salah satunya yakni dengan cara berdisiplin
diri dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
Disiplin sendiri merupakan suatu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Kedisiplinan dapat dilakukan dengan cara
membuat semacam peraturan atau tata tertib yang wajib dipatuhi oleh setiap mahasiswa. Tata
tertib dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok yang telah dibuat oleh
seseorang. Kedisiplinan itu akan timbul dengan sendirinya dari jiwa karena adanya sebuah
dorongan untuk menaati tata tertib.
Namun sekarang ini banyak sekali terjadi kejadian ketidakdisiplinan pada kalangan
mahasiswa. Kurangnya kesadaran disiplin dikalangan mahasiswa mengakibatkan banyak pihak
yang dirugikan, seperti keterlambatan mahasiswa yang masuk kelas. Dosen yang sedang
mengajar dengan penuh konsentrasi lalu mahasiswa yang terlambat masuk ke kelas sehingga
konsentrasi yang dimiliki oleh dosen akan pecah dan mahasiswa yang disiplin dengan datang
tepat waktu akan terganggu proses belajarnya. Gara-gara satu orang yang tidak disiplin maka
banyak pihak yang telah dirugikan.
Kurangnya kesadaran mahasiswa tidak hanya terjadi di dalam kelas melainkan juga
terjadi di luar kelas, seperti melanggar peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak
kampus, pelanggaran lalu lintas dan pelanggaran aturan di lingkungan masyarakat. Kurangnya
kesadaran ini, harus dibangkitkan dengan sanksi-sanksi dan penanaman kedisiplinan yang
harus diterapkan dan dibiasakan dari kecil, sehingga ketika sudah besar nanti sudah terbiasa
untuk bersikap disiplin.
Kejadian pelanggaran kedisplinan pada kalangan mahasiswa ini tentunya memiliki
berbagai alasan, salah satunya adalah kegiatan dari mahasiswa tersebut serta pemikiran dari
mahasiswa itu sendiri. Tentunya dapat ketahui terdapat perbedaan kegiatan serta pemikiran
antara gender laki-laki dan perempuan. Seperti misalnya, perempuan dikenal sebegai seseorang
yang lebih mendetail. Dalam hal ini akan diamati apakah gender berpengaruh pada tingkat
pelanggaran kedisiplinan pada kalangan mahasiswa.

1.2 Pembatasan Masalah


Untuk makalah ini digunakan ruang lingkup mahasiswa tingkat pertama di Institut Teknologi
Sumatera khususnya TPB 33.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada beberapa pemasalahan yaitu :
1. apa saja penyebab pelanggaran kedisiplinan pada mahasiswa?
2. Apakah perbedaan gender berpengaruh pada tingkat pelanggaran kedisplinan pada
mahasiswa?

1.4 Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu :
1. mengetahui apa saja penyebab pelanggaran kedisiplinan pada mahasiswa,
2. mengetahui apakah perbedaan gender berpengaruh pada tingkat pelanggaran
kedisiplinan pada mahasiswa.

1.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data


1.5.1 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan mahasiswa yang datang terlambat
selama perkuliahan di kelas TPB 33. Cara yang digunakan yaitu dengan
menghitung satu persatu setiap mahasiswa yang masuk ke kelas.
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini akan mengumpulkan data melalui wawancara dan pengamatan secara
langsung.

1.6 Sistematika pembahasan


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Pembatasan Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan
1.5 Teknik Pengumpulan Data
1.6 Sistematika Pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Konsep Disiplin Mahasiswa
2.2 Faktor – Faktor Ketidakdisiplinan Mahasiswa
2.3 Unsur Kedisiplinan

BAB III ANALISA

BAB V PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran
LAMPIRAN
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Disiplin Mahasiswa


Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku yang menunjukan nilai–nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan dan ketertiban. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena
bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar,
tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap mahasiswa.
Disiplin dalam pengertian yang amat dasar ada dua yaitu :
a. Ketaatan pada tata tertib
b. Latihan batin dan watak dengan maksud akan menaati peraturan
Jadi arti disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan tata tertib,
karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada hatinya. Dilihat dari sudut
pandang sosiologis dan psikologis, disiplin adalah suatu proses belajar mengembangkan
kebiasaan–kebiasaan, penugasan diri, dan mengakui tanggung jawab pribadinya terhadap
masyarakat.
Disiplin adalah sikap patuh terhadap peraturan yang berlaku, sikap disiplin sangat
penting dalam kegiatan perkuliahan di kampus. Sikap tersebut dapat menciptakan suasana
perkuliahan yang nyaman dan kondusif, dengan bersikap disiplin mahasiswa dapat
mencapai tujuan perkuliahan.
Sikap disiplin merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
perkuliahan. Apabila seorang mahasiswa memiliki sikap disiplin dalam kegiatan
perkuliahan, maka kepatuhan dan ketekunan perkuliahan akan terus meningkat sehingga
membuat prestasi kuliah meningkat juga.

Disiplin menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut :


1. Hurlock (1999), disiplin yaitu suatu cara masyarakat untuk mengajar anak
perilaku moral yang disetujui kelompok. Tujuan seluruh disiplin adalah
membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran – peran
yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasinya.
2. Prijodarminto (1994), disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk
melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi
bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan
melalui keluarga, pendidikan, dan pengalaman.
3. Menurut Gerakan Disiplin Nasional (GDN 1996:29-30), disiplin adalah alat
untuk menciptakan perilaku dan tata tertib manusia sebagai pribadi maupun sebagai
kelompok masyarakat. Disiplin disini berarti hukuman atau sanksi yang berbobot
mengatur dan mengendalikan perilaku.
4. Menurut Rachman (1999:168) menyatakan Disiplin sebagai upaya
mengendalikan diri dan sikapmental individu atau masyarakat dalam
mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib
berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya.
5. Effendi dan Praja (985: 102) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses
usaha atau interaksi yang dilakukan individu untuk memperoleh kebiasaan,
pengetahuan, sikap, dan sesuatu yang baru sebagai hasil pengalaman yang
dilaluinya.
6. Slameto (2003:2) menyatakan “belajar adalah proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.”

Jadi pengertian disiplin berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa disiplin


adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku
seseorang yang sesuai dengan peraturan atau tata tertib yang berlaku untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Dan disiplin dalam penelitian ini adalah sikap siswa yang
terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai – nilai ketaatan,
dan keteraturan berdasarkan acuan nilai moral individu untuk memperoleh perubahan
tingkah laku yang mencakup perubahan berfikir, sikap, dan tindakan yang sesuai dengan
standar sosial.
Unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian disiplin mencakup beberapa hal,
diantaranya:
1. Taat, artinya selalu patuh pada peraturan yang berlaku. Ketaatan di dalam
disiplin belajar diperlukan supaya setiap waktu yang ada dapat digunakan secara seimbang.
Disiplin belajar bukanlah menggunakan semua waktu yang ada hanya untuk belajar akan
tetapi diimbangi dengan kegiatan lain.
2. Tertib, berarti mengerjakan kegiatan dengan kesadaran secara sistematis untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Didalam kuliah mahasiswa secara sistematis
(terarah) yaitu didalam kegiatan perkuliahan sebaiknya mahasiswa menentukkan arah dan
tujuan dari perkuliahan sehingga dengan begitu akan tercapai hasil yang efektif dan efesien,
dan
3. Tanggung Jawab, adalah kegiatan yang dikerjakan dengan penuh rasa
memiliki, menjaganya agar setiap kegiatan yang dikerjakan betul-betul dapat dipercaya
kebenaranya. Pada saat kuliah diperlukan adanya rasa tanggung jawab dari dalam diri
mahasiswa supaya pada saat kuliah menumbuhkan rasa memiliki kewajiban untuk belajar
sehingga akan membuat mahasiswa lebih terfokus pada pelajaran yang dipelajari dan bukan
pada hal lain.

Jadi apabila mahasiswa memiliki sikap disiplin yang tinggi dalam kegiatan kuliah
tentunya prestasi belajar yang diperoleh menjadi baik. Sebaliknya, jika mahasiswa tidak
memiliki sikap disiplin dalam belajar maka kegiatan belajarnya tidak terencana dengan baik
sehingga kegiatan belajarnya tidak teratur dan membuat prestasi belajar akan menurun.

2.2 Faktor – Faktor Ketidakdisiplinan Mahasiswa


1. Faktor Eksternal
a. Faktor non – sosial.
Seperti keadaan udara, suhu udara, waktu, tempat, dan alat – alat yang dipakai
untuk belajar. Mahasiswa yang memiliki tempat belajar yang teratur dan
memiliki buku penunjang pelajaran, cenderung lebih disiplin dalam belajar.
Tidak kalah pentingnya faktor waktu, mahasiswa yang mampu mengatur waktu
dengan baik akan belajar secara terarah dan teratur.
b. Faktor sosial.
Terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat,
dan lingkungan kelompok. Mahasiswa yang tinggal dalam lingkungan yang
tertib, akan menjalani tata tertib yang ada di lingkungannya. Seorang dosen
yang membimbing mahasiswanya dengan disiplin akan cenderung
menghasilkan mahasiswa yang disiplin pula.

2. Faktor Internal
a. faktor fisiologis
Seperti pendengaran, penglihatan, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur,
dan sakit yang diderita. Faktor fisiologis ikut berperan dalam menentukan
disiplin belajar mahasiswa. Mahasiswa yang tidak menderita sakit,
cenderung lebih disiplin dibandingkan Mahasiswa yang menderita sakit dan
badannya keletihan.
b. Faktor Psikologis
Yang dapat mempengaruhi proses belajar antara lain:
1. Minat
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prsetasi belajar. Seseorang
yang tinggi minatnya dalam mempelajari sesuatu akan dapat meraih
hasil yang tinggi pula. Apabila mahasiswa memiliki minat yang tinggi
terhadap pelajaran akan cenderung disiplin dalam belajar.
2. Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar peranannya dalam proses belajar.
Mempelajari sesuatu sesuai dengan bakatnya akan memperoleh hasil
yang lebih baik.
3. Motivasi
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Fungsi motivasi dalam belajar adalah untuk
memberikan semangat pada seseorang dalam belajar untuk mencapai
tujuan.
4. Konsentrasi
Konsentrasi dapat diartikan sebagai suatu pemusatan energi psikis yang
dilakukan untuk suatu kegiatan tertentu secara sadar terhadap suatu
obyek (materi pelajaran).
5. Kemampuan kognitif
Tujuan belajar mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Namun kemampuan kognitif lebih diutamakan, sehingga
dalam menacapai hasil belajar faktor kemampuan kognitif lebih
diutamakan.
6. Emosi
Emosi merupakan suatu keadaan dalam diri seseorang yang
mempengaruhi dan menyertai penyesuaian diri secara umum, keadaan
ini merupakan pergerakan mental dan fisik bagi setiap individu dan
dapat diobservasi melalui tingkah laku.
Faktor eksternal dan internal tersebut memiliki peranan yang sangat
penting dan sangat diperlukan dalam belajar. Untuk mencapai hasil
yang optimal dalam proses belajar, maka dituntut adanya keseimbangan
di antara keduanya. Jika salah satu faktor tersebut ada kekurangan akan
berpengaruh pada hasil belajar yang dilakukan.

2.3 Unsur Kedisiplinan


Hurlock (1978: 84) mengemukakan empat unsur pokok disiplin, yaitu:
1. Peraturan
Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk berbuat atau bertingkah laku,
tujuannya adalah membekali mahasiswa dengan pedoman perilaku yang disetujui
dalam situasi dan kelompok tertentu. Peraturan memiliki dua fungsi penting yaitu,
fungsi pendidikan, sebab peraturan merupakan alat memperkenalkan perilaku yang
disetujui anggota kelompok kepada mahasiswa, dan fungsi preventif karena peraturan
membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan. Peraturan dianggap efektif
apabila setiap pelanggaran atas peraturan mendapat konsekuensi yang setimpal, apabila
tidak maka peraturan tersebut akan kehilangan maknanya. Peraturan yang efektif dapat
membantu seorang mahasiswa, untuk merasa terlindungi. Mahasiswa tidak perlu
melakukan hal-hal yang tidak pantas. Isi setiap peraturan harus mencerminkan
hubungan yang serasi diantara anggota keluarga, memiliki dasar yang logis untuk
membuat berbagai kebijakan, dan menjadi model perilaku yang harus terwujud di
dalam keluarga. Proses penentuan setiap peraturan dan larangan bagi mahasiswa bukan
merupakan sesuatu yang dapat dikerjakan seketika dan berlaku untuk jangka panjang,
peraturan dapat diubah agar dapat disesuaikan dengan perubahan keadaan,
pertumbuhan fisik, usia dan kondisi saat ini di dalam keluarga.

2. Hukuman
Hukuman berasal dari kata latin yaitu punier yang berarti menjatuhkan hukuman
kepada seseorang karena suatu kesalahan, perlawanan atau pelanggaran sebagai
ganjaran atau pembalasan. Tersirat di dalamnya bahwa kesalahan, perlawanan atau
pelanggaran ini disengaja, dalam artian mahasiswa mengetahui perbuatan itu salah
tetapi tetap melakukannya. Tidak cukup hanya dengan mengetahui peraturan saja,
tetapi harus disertai dengan pengertian terhadap arti dari peraturan selengkapnya.
Tujuan hukuman menurut Hadisubrata (1988) dalam Tulus 2004: 56) yaitu untuk
mendidik dan menyadarkan mahasiswa bahwa perbuatan yang salah mempunyai akibat
yang tidak menyenangkan. Hukuman diperlukan juga untuk mengendalikan perilaku
disiplin, tetapi hukuman bukan satu-satunya cara untuk mendisiplinkan mahasiswa.

3. Penghargaan
Istilah penghargaan berarti setiap bentuk penghargaan atas hasil yang baik.
Penghargaan tidak hanya berbentuk materi tetapi dapat juga berbentuk pujian, kata-
kata, senyuman atau tepukan di punggung. Penghargaan mempunyai tiga peranan
penting yaitu :
a. penghargaan mempunyai nilai mendidik,
b. penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku yang
disetujui secara sosial, dan
c. penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku yang disetujui secara
sosial, dan tiadanya penghargaan akan melemahkan perilaku.

4. Konsisten
Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau stabilitas. Konsistensi harus menjadi
ciri semua aspek disiplin. Konsistensi dalam peraturan yang digunakan sebagai
pedoman perilaku, diajarkan dan dipaksakan dalam hukuman yang diberikan kepada
mahasiswa yang tidak menyesuaikan pada standar, dan dalam penghargaan bagi
mahasiswa yang menyesuaikan. Konsistensi mempunyai tiga fungsi yaitu:
a. mempunyai nilai mendidik yang besar,
b. konsistensi mempunyai nilai motivasi yang kuat untuk melakukan tindakan
yang baik di masyarakat dan menjauhi tindakan buruk, dan
c. konsistensi membantu mahasiswa untuk hormat pada aturan-aturan dan
masyarakat sebagai otoritas. Mahasiswa yang telah disiplin secara konsisten
mempunyai motivasi yang lebih kuat untuk berperilaku sesuai dengan standar
sosial yang berlaku dibanding dengan mahasiswa yang disiplin secara tidak
konsisten.
BAB III

DATA DAN ANALISIS


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BIOGRAFI

1. Nama Lengkap : Hamidah Firoos


Nama Panggilan :
Tempat & Tanggal Lahir :
Agama :
Status :
Nama Ayah :
Nama Ibu :
Alamat Asal :
Alamat Sekarang :
Telepon(Hp) :
Email :
Riwayat Pendidikan :
2. Nama Lengkap : Sinta Novita Sari
Nama Panggilan : Sinta
Tempat & Tanggal Lahir : Ambarawa, 28 November 1998
Agama : Islam
Status : Mahasiswa
Nama Ayah : Sahri
Nama Ibu : Siti Maesaroh
Alamat Asal : Ambarawa, Kec. Ambarawa, Kab. Pringsewu
Alamat Sekarang :
Telepon(Hp) : 085658885890
Email : sinta.snftf@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
 PAUD Asy-Syarief Ambarawa
()
 SD N1 Ambarawa
(2006-2012)
 SMP N1 Ambarawa
(2012-2015)
 SMA N1 Ambarawa
(2015-2018)
3. Nama Lengkap : M. Alfarizi Tazkia
Nama Panggilan :
Tempat & Tanggal Lahir :
Agama :
Status :
Nama Ayah :
Nama Ibu :
Alamat Asal :
Alamat Sekarang :
Telepon(Hp) :
Email :
Riwayat Pendidikan :
4.

Anda mungkin juga menyukai