Anda di halaman 1dari 53

Perawatan Saluran Akar

Drg. Andina Rizkia, SpKG


andina@unissula.ac.id
Rationale
Keberhasilan PSA  diagnosis yang tepat,
rencana perawatan yang sesuai serta
debridement – desinfeksi – obturasi yang
sempurna
1. Diagnosis

Pemeriksaan subjektif

Pemeriksaan objektif

Pemeriksaan radiograf
2. Anastesi  Gigi vital/ partial nekrosis

3. Isolasi gigi Rubber dam

4. Preparasi Akses

5. Pulp debridement (ekstirpasi)

6. Negosiasi / glide path  K-file no kecil


7. Pengukuran panjang kerja

8. Pembersihan & Pembentukan


(Cleaning & Shaping)
 Hand instrumen : K-file, Hedstrom file
 Rotary instrumen : protaper,Mtwo, dll

7. Irigasi saluran akar


10.Sterilisasi / disinfeksi saluran akar

11. Obturasi saluran akar


Cold gutta percha

Warm gutta percha


12.Restorasi
Pulp Debridement

• Pada gigi vital :


ekstirpasi pulpadiawali smooth
broach barbed broach

• Pada gigi non vital : dengan file


. Smooth broach  utk eksplorasi sal akar kurvatur,

kalsifikasi: pulp stone

Barbed broach

 untuk mengambil atau mengekstirpasi jar pulpa dan

mengambil debris-debris nekrotik

 Terbuat dari kawat besi bulat dan runcing,

permukaannya dibuat potongan-potongan bersudut

untuk menghasilkan kait.


Panjang Kerja
Definisi

Jarak dari titik referensi pada bagian


mahkota gigi sampai titik yang
teridentifikasi pada bagian apikal akar,
yang menjadi batas akhir preaparasi
saluran akar hingga obturasi
Pertimbangan Anatomis
Anatomis apikal

Radiografis apikal

Foramen apikal
The tip or end
of the root
determined
radiographicaly
( PDL )
Greater
diameter

Radiographic Apex

CDJ /
Minor
Diameter
Teknik Pengukuran Panjang
Kerja
Radiografi Non radiografi

1. Grossman formula 1. Digital tactile sense

2. Ingles methode 2. Apical periodontalsensitivity

3. Wein’s methode 3. Paper point method

4.Radiovisiography 4. Electonic apex locator

5.Xeroradiography
Teknik Radiograf

1. Radiograf diagnostik yang baik ≠ distorsi

2. Pre-operatif radiograf  radiograf sebelum


perawatan

3. Akses ke kamar pulpa cukup.

4. Radiograf panjang kerja  Instrumen masuk


saluran akar dgn PK perkiraan (Pre-operatif Ro)
5. Instrumen tidak boleh terlalu longgar 
dapat menembus foramen apikal.
6. Ukuran instrumen < # 15  sukar dilihat Ro
7. Sediakan endodontic gauge
8. Tentukan reference point di insisal/oklusal 
bila email yang tidak didukung dentin
supaya dipotong rata lebih dulu .
Grossman formula
1. Mengetahui panjang gigi estimasi Pre-
operatif Ro

2. Menggunakan file # 10, # 15 gerakan


watch winding

3. File dimasukkan sampai reference point


 ambil Ro

4. Penghitungan dgn rumus


PGS = PIS x PGR
PIR
PK = PGS – 1 mm
PGS = panjang gigi sebenarnya
PGR = panjang gigi dalam Rontgen foto
PIS = panjang instrumen sebenarnya
PIR = panjang instrumen dalam Rontgen foto
PK = panjang kerja
• Apabila saluran akar melengkung  pada
akhir preparasi ada kemungkinan panjang
kerja berkurang 1 mm  saluran akar
menjadi lebih lurus.
Ingle’s method
Weine’s modification
A .If, radiographically, there is no resorption of the
root end or bone, shorten the length by the
standard 1.0 mm.

B. If periapical bone resorption is apparent, shorten


by 1.5 mm, and

C. if both root and bone resorption are apparent,


shorten by 2.0 mm
Preparasi Saluran Akar
Biologic Objectives
I. Confinement of instrumentation to the
roots themselves.
II. No forcing of necrotic debris beyond the
foramen.
III. Removal of all tissue from the root canal
space.
IV. Creation of sufficient space for intra-
canal medicaments.
TEKNIK STEP BACK
Indikasi :
saluran akar bengkok dan sempit

Fungsi :
mengantisipasi pembengkokan akar

TERDIRI DARI 2 TAHAP :


I. PREP. PERIAPIKAL
II. PREP. STEP BACK
I. Preparasi apikal dimulai pada prepaasi
daerah apikal yaitu apikal konstriksi

II. Preparasi step back  tahap I selesai

digunakan instrumen saluran akar scr


berurutan besarnya untuk mengambil dinding
SA dengan pengurangan panjang 1 mm tiap
kenaikan ukuran file
Preparasi 1/3 apikal
Fase I
• Instrumentasi file sepanjang PK  No kecil
dulu gerakan watch winding
• Menentukan IAF (initial apikal file) : file
terbesar yg masuk sampai PK dan terdapat
tahanan
• IAF  MAF = preparasi sesuai PK
• MAF (master apikal file) : minimal 3 no setelah
IAF  minimum No. 25-30
Fase II

• Proses step back = melangkah mundur,

• Setiap pergantian file PK - 1mm  1/3


apikal

• Irigasi tiap pergantian file dan


rekapitulasi
Fase IIA

 step back dianggap cukup, yaitu kira-kira


setinggi pertengahan akar dimana saluran akar
lurus dan instrumen tidak terasa sempit.
– Hedstroem file  tahap ini karena dapat memotong
dentin lebih agresif  coronal flaring

– Atau GGD ukuran kecil (no. 1 dan 2) bertahap makin


besar sampai no. 4, 5 atau 6
Fase IIB

• Penghalusan dilakukan kembali menggunakan


MAF u/ menghaluskan seluruh dinding saluran
akar circumferential filing
• Hasil preparasi  seperti saluran akar dengan
ukuran lebih besar.
• SA direndam  NaOCl, 5 -10 mnt  untuk
membersihkan saluran lateral.
Langkah-langkah preparasi step back (manual)
IAF = 10
NO URUT PENAMPANG PANJANG FILE (MM)
MELINTANG FILE
1 10 20
2 15 20

I 3 20 20
4 25 MAF 20
L 5 30 19 (20-1)

U 6 25 REKAPITULASI 20
7 35 18 (20-2)
S 8 25 REKAPITULASI 20

T 9 40 17 (20-3)
10 25 REKAPITULASI 20
R 11 45 16 (20-4)

A 12 25 REKAPITULASI 20
13 50 15 (20-5)
S 14 25 REKAPITULASI 20

i 15 55 14 (20-6)
16 25 REKAPITULASI 19 (20-1)
17 60 13 (20-7)
18 25 REKAPITULASI 19 (20-1)
19 70 12 (20-8)
20 25 REKAPITULASI 19 (20-1)
Obturasi Saluran Akar teknik
Kondensasi Lateral

Anda mungkin juga menyukai