PENDAHULUAN
Kualitas data adalah bagian dari tata kelola data, kualitas data mempunyai
pengertian tentang kelengkapan dan keakuratan data (Batini 2009). Selain itu,
kualitas data juga berhubungan dengan konsistensi dan ketepatan waktu (Batini,
dari proses pegolahan data mewakili setiap keadaan sebenarnya (Wand dan Wang,
entitas (Bovee, 2001) atau semua nilai yang seharusnya dikumpulkan (Liu dan
Chi, 2002).
dapat diandalkan (Wang dan Strong, 1996) dan nilai data yang disimpan dalam
basis data sesuai dengan kenyataan (Ballou dan Pazer, 1985). Konsistensi
mengacu pada aturan sistematis (Batini et al, 2009). Ketepatan waktu yaitu aspek
volatilitas dan timeliness (Batini, 2009). Kekinian berarti sejauh mana data adalah
up to date (Batini, 2009). Sebuah data bernilai mutakhir jika sudah benar,
mereduksi nilai data (Redman, 1998). Volatilitas berarti periode waktu dimana
informasi bernilai valid (Jarke, 1995). Timeliness berarti rata-rata usia data di
menjadi salah satu sasaran strategis, dalam mendukung strategi dan arah
kebijakan nasional, sejalan dengan strategi dan arah kebijakan DJP, DJP juga
secara menyeluruh. Kualitas data dalam SIDJP yang belum baik diupayakan
kebutuhan perangkat TIK dan meningkatkan kualitas SDM (Prabu kresna, 2012).
Masih menurut Prabu Kresna (2012), proses peningkatan kualitas data ini, pada
organisasi yang kurang optimal dan kemampuan SDM yang belum baik, kualitas
data juga dipengaruhi oleh organisasi disebabkan karena dengan adanya suatu
organisasi dan didalamnya terdiri dari berbagai jabatan yang telah terstruktur
Adapun fenomena yang terjadi pada KPP adalah Data pada SIPMod tidak
dapat diakses oleh SIDJP, dan kelemahan SIDJP yaitu ketika beban kerja tinggi
maka kinerja SIDJP menjadi lamban atau bahkan hang (Dimas B Putra, 2009).
Sistem informasi SIDJP hanya dapat mengolah data atas data yang telah dientry
pada SIDJP, SIDJP tidak dapat melakukan data mining pada database sistem lama
(Dimas B Putra, 2009). Masih menurut Dimas B Putra (2009) jadi kesimpulan
Akuntansi Ditjen Pajak yaitu belum terintegrasinya data, terjadi kegagalan migrasi
data, inefisiensi pemrosesan data dan redudancy data (Robert Pakpahan, 2009).
dapat terjadi dalam organisasi. Database yang terintegrasi yang dibangun didalam
pemakai, dan ditunjang oleh prosedur yang cocok (Azhar Susanto, 2008:82).
terbentuk atas komponen atau subsistem yang saling berkaitan, yaitu tujuan,
organisasi akan memerlukan perubahan pada komponen yang lain, dan pada
Selama ini struktur organisasi Ditjen Pajak didasarkan pada jenis pajak.
tidak optimal (Djazoeli Sadhani, 2005). Belum lagi pegawai yang sering
mengeluh karena pekerjaan yang diemban lebih banyak dari sebelumnya (Dadan,
2012).
merupakan suatu langkah yang harus dilakukan dan sifatnya cukup strategis
(Prabu Kresna, 2012). Lebih jauh lagi, struktur organisasi harus juga diberi
yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, maka struktur organisasi DJP
perlu diubah, baik di level kantor pusat sebagai pembuat kebijakan maupun di
tiga jenis kantor pajak yang ada, yaitu Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor
Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB), serta Kantor Pemeriksaan dan
Dengan demikian Wajib Pajak cukup datang ke satu kantor saja untuk
berbasis fungsi diterapkan pada KPP dengan system administrasi modern untuk
menjadi problem besar di Ditjen Pajak. Pegawai Ditjen Pajak akan merasa
dibuang atau disingkirkan bila mendapat posisi sebagai back office, di antara
beberapa posisi administrasi kantor, seperti pegawai tata usaha, umum, atau
bidang administrasi lain, duduk sebagai pengolah data adalah jabatan yang paling
tidak disukai, menjadi kasie umum masih lebih baik dibandingkan dengan
menjadi kasie pengolahan data, dan ketika kantor pusat Ditjen dimodernisasi, ada
satu posisi yang sampai saat ini belum terbentuk yaitu dalam struktur organisasi
Ditjen Pajak, unit ini disebut Kantor Besar Pengolahan Data dan Dokumen, kini
meski fisik unit baru tersebut belum terbentuk, Ditjen Pajak sudah mengantongi
pengolahan data tersebut dalam waktu dekat, organisasi baru ini dalam waktu
dekat akan segera diawaki, dalam Permenkeu tersebut unit kerja ini disebut Pusat
Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan, bukan Kantor Besar Pengolahan Data
Maka dari itu Fuad (1995) mengemukakan dan mengeluarkan surat edaran
yang mengatur ulang mekanisme kerja pada unit PDI (pusat data dan informasi).
Tahunan PPh badan direkam oleh seksi PPh badan, SPT masa PPN direkam oleh
seksi PPN dan seterusnya dan mengemukakan juga bahwa struktur organisasi
6
sangat berpengaruh sekali pada kualitas data (Fuad, 1995). Meski demikian,
fungsi pengolah data dan informasi tidak mengalami perubahan, baik di KPP yang
sudah modern maupun belum, seksi ini tetap ada (Fuad, 1995). Bedanya seksi
1995).
(Krysto, 2012) bahwa fenomena khusus yang terjadi di KPP Pratama Bandung
Bojonagara dalam penginputan data wajib pajak sering terjadi banyak kesalahan
yang diakibatkan dari WP itu sendiri, ataupun dari kinerja pajak itu sendiri,
apabila kesalahan yang sering dilakukan oleh WP adalah pada saat melaporkan
SPT ada kesalahan maka pada saat akan diinput atau akan dikerjakan itu mesti
dikembalikan lagi dan itu akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia
sehingga target waktu tidak akan tercapai, dan jika salah penginputan yang
dilakukan oleh pegawai itu akan mempengaruhi data sehingga pada saat akan
mencari data tersebut sangat sulit itu diakibatkan biasanya dengan human error
(Krysto, 2012).
harus dapat mencari dan menarik calon karyawan yang memiliki kemampuan
7
tersebut, dapatlah ditarik sebuah kesimpulan bahwa pada era sekarang ini sudah
keuntungan kepada para stake holder organisasi tersebut, tidak hanya pada saat ini
Ditjen Pajak Robert Pakpahan (2006) ketika ditanya soal data tersebut
menyatakan hingga kini belum ada laporan tutup tahun kanwil dan KPP yang
masuk ke kantor pusat. Mengadopsi suatu sistem memang mudah, yang sulit
kantor modern berikutnya hampir tidak ada apa-apanya (Robert Pakpahan, 2006).
Di Kanwil Khusus, misalnya, hampir tidak ada tes penempatan untuk para
pejabatnya karena para kepala seksi, kepala kantor dan kepala bidang langsung
memang dilakukan untuk tenaga Account Representative (AR) dan pelaksana, tapi
tidak ada tes psikologi sebagaimana dilakukan pada kantor modern pertama
kertas berisi sejumlah pertanyaan yang harus mereka jawab, teken surat
pernyataan bersedia mematuhi kode etik, maka jadilah sebuah kantor modern,
Oleh sebab itu diperlukan pengembangan mutu untuk setiap pegawai dengan
aset perusahaan yang sangat penting, tidak seperti perusahaan yang asetnya nyata
yaitu sulit untuk menempatkan nilai definitif di atasnya, dalam iklim ekonomi saat
9
ini sangat sulit, kurangnya pengembalian investasi membuat sulit untuk mendanai
kegiatan untuk mengelola data sebagai aset strategi (Prabu Kresna : 2012).
bertahap. Sebagai tahap pertama, dibentuk Kantor Wilayah (Kanwil) dan 2 KPP
WP Besar pada bulan Juli 2002 untuk mengadministrasikan 300 Wajib Pajak
Badan terbesar di seluruh Indonesia sebagai pilot project (Prabu Kresna : 2012).
cukup berhasil, maka konsep yang kurang lebih sama dicoba untuk diterapkan
pada KPP lain secara bertahap, di mana sampai dengan akhir 2007, 22 Kanwil dan
202 KPP (3 KPP WP Besar, 28 KPP Madya, dan 171 KPP Pratama) telah berhasil
seluruh kantor di luar Jawa dan Bali akan dimodernisasi dengan dibentuknya 128
KPP Pratama untuk menggantikan seluruh kantor pajak yang ada di daerah
pokok dan fungsinya dengan sebaik-baiknya, namun pelaksanaan tugas pokok dan
berbagai kendala dan keterbatasan sarana dan prasarana kantor (Prabu Kresna :
2012). Untuk itu Kantor Pelayanan Pajak berusaha terus menerus melakukan
10
Secara teori Database adalah suatu sistem yang memproses input berupa
data menjadi output yaitu informasi yang diinginkan (Stanchev Lubomir, 2001).
keamanan data, kualitas data, kemudahan akses, kemudahan pengolahan data, dan
Dan juga jika terjadi kegagalan dalam pengaksesan data pada suatu site di
karenakan jaringan komunikasi terputus maka site yang ingin mengakses data
tersebut dapat mengakses pada site yang tidak mengalami kerusakan (Stanchev
Lubomir, 2001).
kualitas dan kapasitas sumber daya manusia (Agus Martowardojo , 2012). Banyak
Martowardojo , 2012).
kepada semua karyawan, karena dengan struktur organisasi inilah dapat diketahui
garis wewenang / tanggung jawab, membantu menjelaskan arti dan status dari
Manual atau pedoman yang tertulis membuat struktur organisasi lebih berarti bagi
11
kerja suatu organisasi, semua itu tidak dapat berjalan dengan optimal tanpa
didukung SDM yang capable dan berintegritas (Siti Kurnia Rahayu, 2010:114).
Harus disadari bahwa yang perlu dan harus diperbaiki sebenarnya adalah sistem
karena sistem yang baik dan terbuka dipercaya akan bisa menghasilkan SDM
daya manusia yang berkualitas dan kompetitif sehingga akan diperoleh hasil kerja
daya manusia Indonesia yang berkualitas dan kompetitif bukan hal yang mudah.
Bahkan menurut data dari United Nation for Developmant Program (UNDP),
tentang Human Developmant Index (HDI) Indonesia pada tahun 2003 menduduki
peringkat 112 dari 179 negara. Fakta ini merupakan keterpurukan sumber daya
manusia Indonesia, karena pada tahun 2002 Indonesia menempati urutan ke 110
12
dari 173 negara 3 (Jawa Pos, 10/7/2003). Sepatutnyalah Indonesia bekerja keras
terhadap kualitas SDM Indonesia yang rendah (Nanik Yulianti, 2011). Padahal,
salah satu cara terbaik untuk dapat memajukan perekonomian serta kesejahteraan
menyatukan studi struktur organisasi dan sumber daya manusia dalam bekerja
untuk mencapai produktivitas yang tinggi pada kualitas data (Nanik Yulianti,
2011). Untuk itu diperlukan kejelasan dalam menafsirkan struktur organisasi agar
terbentuk satu penilaian yang seragam diantara pegawai dalam memandang dan
menterjemahkan struktur yang ada kedalam tugas – tugas dan wewenangnya dan
juga sumber daya manusia, agar dapat mebentuk kualitas data pada perusahaan
Struktur Organisasi dan Kualitas Sumber Daya Manusia yerhadap Kualitas Data
antara lain:
ketidakefisienan.
2. Data pada SIPMod tidak dapat diakses oleh SIDJP, dan kelemahan SIDJP
yaitu ketika beban kerja tinggi maka kinerja SIDJP menjadi lamban atau
7. Kelemahan pada Direktorat Jenderal Pajak yaitu dari sisi sistem informasi
Penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
Kanwil Jabar 1.
3. Seberapa besar pengaruh struktur organisasi dan kualitas sumber daya manusia
informasi yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini adalah yang berkaitan
dengan struktur organisasi dan kualitas sumber daya manusia pada kulitas data
2. Untuk mengetahui kualitas sumber daya manusia terhadap kualitas data pada
sumber daya manusia pada KPP Kanwil Jabar 1 terhadap kualitas data pada
pihak yang berkepentingan. Kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini
sebagai berikut :
Pengaruh Struktur Organisasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap kualitas
Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat dan selain itu untuk
sumber daya manusia terhadap kualitas data pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.
bidang yang sama, yaitu Pengaruh Struktur Organisasi dan kualitas sumber
daya manusia terhadap kualitas data pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.
17
Tabel 1.1
Lokasi Penelitian
Tabel 1.2
Waktu Penelitian
Bulan
Tahap Prosedur
Maret April Mei Juni Juli Agustus
Tahap Persiapan :
1. Bimbingan dengan dosen pembimbing
I 2. Membuat outline dan proposal skripsi
3. Mengambil formulir penyusunan skripsi
4. Menentukan tempat penelitian
Tahap Pelaksanaan :
1. Mengajukan outline dan proposal skripsi
II 2. Meminta surat pengantar ke perusahaan
3. Penelitian di perusahaan
4. Penyusunan skripsi
Tahap Pelaporan :
1. Menyiapkan draft skripsi
III 2. Sidang akhir skripsi
3. Penyempurnaan laporan skripsi
4. Penggandaan skripsi