Anda di halaman 1dari 187

53

BAB III

PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

A. Pelaksanaan Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK)

Kegiatan Rencana Tindak Kepemimpinan “Meningkatkan kemampuan guru


dalam menyusun bahan ajar berbasis ICT melalui kegiatan workshop”.

Guru merupakan pilar terdepan dalam peningkatan mutu pendidikan di

sekolah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan pada setiap

jalur, jenjang, jenis dan tingkat pendidikan adalah meningkatkan kemampuan

professional tenaga guru/pendidik. Upaya tersebut harus dilakukan secara

sistematis, terpola dan berkesinambungan. Guru yang dimaksud adalah guru

guru mata pelajaran/rumpun mata pelajaran pada seluruh jenjang pendidikan,

baik sekolah negeri maupun swasta. Dengan demikian peningkatan

kemampuan profesional ini adalah ditujukan untuk meningkatkan

kemampuan guru.

Mengacu Permendiknas Nomor 16 tahun 2007, kompetensi guru terdiri

atas kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik, dan

kompetensi professional. Saat ini masih banyak guru yang belum memiliki

kualifikasi akademik dan kompetensi yang memadai atau yang diharapkan.

Oleh sebab itu peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan sangat

diperlukan. Dengan kata lain, upaya peningkatan kemampuan professional

guru dan tenaga kependidikan perlu dilaksanakan secara terencana, terpola

dan berkesinambungan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di

sekolah.
53
54

Sejalan dengan program pengembangan profesionalisme guru dan

peningkatan kesejahteraan secara berkelanjutan, dirancang satu program

peningkatan kemampuan kompetensi guru dalam menyusun bahan ajar

berbasis ICT/TIK melalui kegiatan workshop sekolah yang diharapkan

mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun bahan ajar berbasis

ICT. Hal ini merupakan program yang pada akhirnya diharapkan dapat

memberikan peningkatan profesionalitas guru melalui kegiatan

pengembangan profesionalisme guru dalam literasi ICT. Selain itu, juga

untuk mendukung pengembangan KTSP, kegiatan lesson study, PAKEM, dan

lain-lain secara berkelanjutan.

Kebutuhan akan bahan ajar berbasis ICT semakin dirasakan, mengingat

kondisi perkembangan Teknologi Informasi (IT) semakin berkembang pesat.

Dalam dunia pendidikan misalnya siswa mulai dari pra-sekolah, SD, SMP

dan SMA/SMK dituntut untuk mengenal TIK sejak dini. Kebutuhan ini tidak

hanya sebagai wacana tetapi dilegalisasi sejak terbitnya kurikulum 2004 yang

memasukan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di

sekolah. Dengan demikian jelas bahwa kebutuhan bahan pembelajaran

berbasis ICT sebagai alat untuk membantu siswa menguasai TIK dan materi

pelajaran umum lainnya dengan lebih cepat, menyenangkan dan

meningkatkan hasil belajar, menjadi kebutuhan yang mendesak untuk

tercapainya kualitas pembelajaran yang diharapkan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41

tahun 2007 tentang standar proses, yang antara lain mengatur tentang
55

perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidikan pada

satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Salah satu elemen dari RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian,

pendidik diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu

sumber belajar.

Atas dasar pentingnya bahan pembelajaran berbasis ICT yang dirancang

oleh guru bagi peningkatan kualitas pembelajaran yang berbasis teknologi

informasi, maka sudah menjadi kebutuhan yang mendesak untuk adanya

peningkatan kemampuan para pelaku pendidikan/ pelatihan terutama guru

untuk memiliki kemampuan dalam merancang bahan ajar berbasis ICT untuk

mengemas berbagai materi-materi pelajaran.

Permasalahan guru di SMA Negeri 1 Tapaktuan dari 47 orang guru

masih banyak guru-guru yang belum mampu menyusun sendiri bahan ajarnya

terutama bahan ajar yang berbasis ICT. Padahal tidak ada hal yang baru

tentang penggunaan TIK dalam pembelajaran, tetapi terdapat banyak sekali

keragaman dalam penggunaannya. Beberapa pendidik ada yang sudah

menggunakannya dalam proses pembelajaran selama bertahun-tahun dan

terampil dalam menggunakannya, cekatan dalam memperoleh teknologi baru,

mengadopsi dan menerapkannya dalam setiap pembelajaran. Namun,

sebagian pendidik masih kurang percaya diri dalam menggunakan perangkat

komputer, kesulitan menerapkannya dalam pembelajaran dan kurangnya

pengetahuan akan kemampuan yang dapat dilakukan oleh TIK, baik itu dalam

hal perencanaan, pembelajaran maupun penilaian.


56

Berdasarkan hal tersebut di atas penulis mencoba melaksankan kegiatan

workshop penyusunan bahan ajar berbasis ICT di SMA Negeri 1 berkaitan

dengan Rencana Tindak Kepemiminan (RTK) dalam melaksanakan tugas On

The Job Learning (OJL).

Untuk memperoleh gambaran awal yang terukur terhadap guru-guru

sasaran yang akan mengikuti kegiatan workshop, maka pada tanggal 18 Maret

2016 diberikan daftar instrumen penilaian diri mengenai penggunaan TIK/

Power point untuk menyusun bahan ajar dan kegiatan proses pembelajaran

kepada 8 orang guru sasaran sebagai penilaian awal. Hasil yang diperoleh

dari instrumen yang telah dikumpulkan kembali adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1. Rekapitulasi penilaian diri penggunaan power point dalam


menyusun bahan ajar
No Nama Guru Jumlah Prosentase Kualifikasi
Skor
1 Dra. Cut Haiah 13 65,0% C
2 Dasmawita, SE 7 35,0% D
3 Fitrie Amelia, S.Pd 10 50,0% D
4 Hefi Junita, SE 12 60,0% C
5 Leni Marlina, S.PdI 6 30,0% D
6 M. Usman, S.Pd 8 40,0% D
7 Noviardi, S.Pd 14 70,0% C
8 Nova Rina Gustina, S.Pd 12 60,0% C
Sumber : Telaah Instrumen Penilaian Diri, Maret 2016

Hasil instrumen penilaian diri tersebut digunakan untuk mengukur

kemampuan guru-guru yang akan mengikuti workshop penyusunan bahan

ajar dalam melaksanakan Rencana Tindak Kepemimpinan pada On The Job

Learning (OJL) diklat calon kepala sekolah yaitu meningkatkan kemampuan

guru dalam menyusun bahan ajar berbasis ICT melalui kegiatan workshop.
57

Dalam kegiatan workshop penyusunan bahan ajar ini guru akan didampingi

juga oleh pemateri.

Adapun langkah awal yang dilakukan dalam melaksanakan RTK terkait

dengan on The Job Learning (OJL) adalah menyusun matrik Rencana

Tindakan Kepemimpinan (RTK) terdiri dari 2 siklus dengan uraian kegiatan

sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Persiapan

Pada tahap rancangan tindakan siklus I, tanggal 19 Maret 2016

penulis menemui rekan guru yang telah mengisi instrumen penilaian

diri penggunaan power point untuk menyusun bahan ajar, kemudian

dilakukan penyusunan program kerja dan instrumen-instrumen yang

digunakan pada tahap pelaksanaan siklus I. Adapun kegiatan-kegiatan

yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:

1) Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan menyampaikan

tujuan rencana tindak kepemimpinan

2) Menginformasikan dan mensosialisasikan kepada dewan guru

SMA Negeri 1 Tapaktuan tentang Rencana Tindak Kepemimpinan

serta memberitahukan kepada peserta workshop agar membawa

laptop masing-masing.

3) Menyusun Rencana Tindak (TOR) secara rinci dan sistematis

meliputi: waktu kegiatan, tempat kegiatan, dan personil yang

terlibat.
58

4) Menyiapkan materi dan panduan yang akan digunakan yaitu dalam

power point untuk menyampaikan materi agar lebih mudah

dipahami oleh guru-guru mengenai prosedur penyusunan bahan

ajar melalui power point.

5) Untuk mengefektifkan pelaksanaan kegiatan, penulis menyusun

jadwal workshop (jadwal terlampir).

6) Menyusun Instrumen aktivitas peserta dalam kegiatan workshop

penyusunan bahan ajar.

7) Menyusun instrumen penilaian penyusunan bahan ajar

8) Menyusun Instrumen Penilaian diri sebagai narasumber/pemateri.

9) Mengevaluasi instrumen melalui konsultasi dengan kepala sekolah.

b. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan kegiatan Rencana Tindak Kepemimpinan

(RTK) Siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 26 sampai dengan 27

Maret 2016, penulis memotivasi guru untuk untuk selalu meningkatkan

kegiatan pembelajaran melalui penyusunan bahan ajar yang menarik

sehingga bahan ajar berbasis ICT diharapkan mampu membantu peserta

didik menggambarkan sesuatu yang abstrak dan materi yang rumit

dapat dijelaskan dengan cara yang sederhana. Guru-guru yang

mengikuti kegiatan workshop sebanyak 8 orang guru mata pelajaran

yaitu sejarah, ekonomi, matematika, geografi, sosiologi, PAI dan PPKn.


59

Tabel. 3.2 Daftar peserta Workshop Penyusunan Bahan Ajar Berbasis


ICT di SMA Negeri 1 Tapaktuan
Mata
No Nama Guru NIP
Pelajaran
1 Dra. Cut Haiah 196705191994122001 Sejarah
2 Dasmawita, SE 196403311988032003 Ekonomi
3 Fitrie Amelia, S.Pd 197808122005042001 Matematika
4 Hefi Junita, SE 197806062009042002 Sosiologi
5 Leni Marlina, S.PdI 197901092006042010 PAI
6 M. Usman, S.Pd 196712311992031035 PPKn
7 Noviardi, S.Pd 196712311992031035 Geografi
8 Nova Rina Gustina, S.Pd 197911142006042001 Ekonomi

Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis adalah :

1. Penulis mengumpulkan guru-guru dalam satu ruangan untuk

mengikuti kegiatan workshop.

2. Memberitahukan kepada kepala sekolah dan meminta kepada

kepala sekolah untuk memberikan arahan.

3. Penulis didampingi oleh seorang rekan guru menyampaikan materi

pengenalan powerpoint

4. Penulis memberi kesempatan kepada guru-guru untuk menyusun

bahan ajar dengan power point sesuai dengan kreatifitasnya sendiri.

5. Dengan penuh kesungguhan dan kesabaran memberikan

pembimbingan dalam menyusun bahan ajar menggunakan power

point.

6. Menindaklanjuti workshop dengan mempresentasikan hasil yang

telah dibuat.

Dengan keterbatasan waktu hanya 1 orang guru yang diberikan

kesempatan untuk menampilkan hasil power poinnya. Guru-guru yang


60

belum selesai diberi kesempatan melanjutkan penyusunan bahan ajar

sebagai tugas rumah.

c. Monitoring dan Evaluasi

Setelah dilaksanakan kegiatan workshop dan praktek menyusun

bahan ajar untuk penyempurnaan penyusunan bahan ajar di akhir siklus

pertama dilakukan penilaian dengan mengisi instrumen penilaian hasil

yaitu penilaian keterampilan guru-guru dalam menyusun Bahan Ajar

Berbasis ICT dengan cara penilaian bersama antara guru dengan

pemateri/ narasumber dengan menggunakan instrumen penilaian

pengembangan penyusunan bahan ajar, penilaian aktivitas dan

keterampilan guru yang selanjutnya direkapitulasi dengan excel.

Disamping penilaian diri juga dilakukan penilaian Tindak

kepemimpinan dalam Pelaksanaan kegiatan workshop melalui lembar

instrumen monev oleh peserta dan kepala sekolah.

d. Refleksi

Dalam kegiatan workshop pada siklus I, guru-guru sangat

antusias mengikuti kegiatan walaupun diadakan pada hari Sabtu sore

dan hari Minggu. Kepala sekolah turut serta dalam kegiatan ini dengan

sangat memotivasi kehadiran guru-guru. Dalam kegiatan ini sebagian

besar guru-guru masih merasa kurang percaya diri dan merasa tidak

mampu menyusun bahan ajar yang menarik.

Penulis sebagai narasumber berusaha menyemangati agar selalu

mencoba dan yakin pada kemampuan diri. Penulis juga selalu


61

menanyakan apakah ada kendala dan apa-apa saja yang belum bisa

dibuat dalam menyusun bahan ajar baik pada saat bertemu ataupun

melalui sms dan sesekali menelpon untuk mengingatkan kegiatan

workshop kepada guru-guru sesuai dengan kesepakatan awal. Penulis

juga berusaha melakukan pendampingan agar semua guru

melaksanakan bisa menyusun bahan ajar sesuai dengan harapan.

Dari pengamatan penulis jika tidak dilakukan hal demikian,

sebagian besar guru- guru enggan/malas melanjutkan pekerjaan di

rumah dengan bebagai alasan dan belum mampu membuatnya.

e. Hasil

Pada akhir kegiatan penulis bersama-sama guru menilai hasil

karya penyusunan bahan ajar yang telah dibuat guru berdasarkan

instrumen penilaian keterampilan penyusunan bahan ajar berbasis ICT.

Dari hasil analisis hasil pelaksanaan rencana tindak lanjut yang

dilaksanakan pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.3 Rekapitulasi Penilaian Penyusunan Bahan Ajar Berbasis ICT


di SMA Negeri 1 Tapaktuan pada Akhir Siklus I
No Nama Guru Skor Nilai Kualifikasi
1 Dra. Cut Haiah 45 62,5 C
2 Dasmawita, SE 36 50,0 D
3 Fitrie Amelia, S.Pd 44 61,1 C
4 Hefi Junita, SE 44 61,1 C
5 Leni Marlina, S.PdI 40 55,6 C
6 M. Usman, S.Pd 40 55,6 C
7 Noviardi, S.Pd 52 72,2 B
8 Nova Rina Gustina, S.Pd 45 62,5 C
Jumlah Skor 346
Rata-Rata 60,07
Kualifikasi Cukup
Sumber : Hasil Telaah Instrumen Penilaian Bahan Ajar, Maret 2016
62

Sesuai dengan tabel 3.3 menunjukkan rata-rata perolehan skor

keterampilan penyusunan bahan ajar berbasis ICT pada guru-guru SMA

Negeri 1 Tapaktuan diperoleh nilai rata-rata 60,07 dengan kualifikasi

C (cukup). Walaupun masih ada guru yang memiliki kualifikasi kurang

(D), hal ini dikarenakan guru tersebut masih belum terbiasa menyusun

bahan ajarnya sendiri.

Selain melakukan penilaian penyusunan bahan ajar bagi guru-

guru SMA Negeri 1 Tapaktuan mengenai keterampilan penyusunan

bahan ajar siklus I, penulis bersama-sama guru rekan pendamping

menilai aktivitas guru peserta workshop selama kegiatan berlangsung.

Berdasarkan hasil pengamatan penilaian aktivitas kegiatan workshop

penyusunan Bahan Ajar setelah dianalis pada siklus I diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel 3.4 Rekapitulasi Nilai Observasi Aktivitas Guru dalam Kegiatan


Workshop Penyusunan Bahan Ajar Berbasis ICT Akhir
Siklus I
No Nama Guru Skor Nilai Kualifikasi
1 Dra. Cut Haiah 78 75,0 B
2 Dasmawita, SE 69 66,3 C
3 Fitrie Amelia, S.Pd 74 71,2 B
4 Hefi Junita, SE 79 76,0 B
5 Leni Marlina, S.PdI 73 70,2 C
6 M. Usman, S.Pd 72 69,2 C
7 Noviardi, S.Pd 82 78,8 B
8 Nova Rina Gustina, S.Pd 76 73,1 B
Jumlah Skor 603
Rata-Rata 72,48
Kualifikasi Baik/Aktif
Sumber : Hasil Telaah Instrumen Penilaian Aktivitas guru, Maret 2016

Dari data pada tabel 3.4 di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan

pengamatan terhadap aktivitas guru dalam mengikuti kegiatan


63

workshop penyusunan bahan ajar berbasis ICT di SMA Negeri 1

Tapaktuan menunjukkan hasil yang baik. Hal tersebut dapat dijelaskan

bahwa aktivitas guru dalam mengikuti kegiatan workshop memperoleh

nilai 72,48. Artinya bahwa guru-guru tergolong cukup aktif dalam

mengikuti kegiatan workshop penyusunan bahan ajar.

Dalam rangka memperoleh gambaran mengenai tindakan

kepemimpinan yang dilakukan oleh penulis dalam rangka pelaksanaan

Rencana Tindak Kepemimpinan “Meningkatkan Kemampuan Guru

Dalam Menyusun Bahan Ajar Berbasis ICT Melalui Kegiatan

Workshop” maka pada akhir siklus pertama disebarkan instrumen

penilaian terhadap nara sumber pada guru-guru peserta workshop. Hasil

dari pengisian instrumen tersebut direkap dan dianalisis berdasarkan

interval kategori tindakan kepemimpinan dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.5 Rekapitulasi Penilaian Narasumber Tindak Kepemimpinan


Workshop Penyusunan Bahan Ajar Berbasis ICT siklus I
Dimensi
No Penilaian Skor Kepribadian Kewirausahaan Sosial
Jml Nilai Jml Nilai Jml Nilai
1 Sangat Setuju 4 105 420 55 220 21 84
2 Setuju 3 71 213 30 90 18 54
3 Kurang Setuju 2 - - 3 6 1 2
4 Tidak Setuju 1 - - - - - -
Jumlah Skor 176 633 88 316 40 140
Rata-rata Nilai 89,91 89,77 87,50
Kualifikasi Amat Baik Amat Baik Amat Baik
Sumber : Hasil Telaah Instrumen Penilaian Narasumber, Maret 2016

Sesuai dengan tabel 3.5 diperoleh hasil penilaian tindakan

kepemimpinan dari 8 orang guru sebagai responden, untuk dimensi

kepribadian mendapat skor rata-rata 89,91 berada pada interval

tindakan kepemimpinan Amat Baik, dan dimensi kewirausahaan


64

mendapat skor rata-rata 89,77 berada pada interval tindakan

kepemimpinan Amat Baik, dan dimensi sosial mendapat skor rata-rata

97,50 berada pada interval tindakan kepemimpinan Amat Baik. Dan

untuk mendapat gambaran yang tepat mengenai sejauh mana tindak

kepemimpinan dilaksanakan oleh penulis, penulis meminta kepala

sekolah untuk memonev kegiatan workshop “Meningkatkan

Kemampuan Guru Dalam Menyusun Bahan Ajar Berbasis ICT”

melalui pengisian instrumen evaluasi peningkatan kompetensi peserta

OJL dalam melaksanakan rencana tindak kepemimpinan. Dari monev

yang dilakukan kepala sekolah diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.6 Rekapitulasi Monev Tindak Kepemimpinan Penyusunan


Bahan Ajar Berbasis ICT Siklus I oleh Kepala Sekolah
Jumlah Pernyataan
No Penilaian Skor
Nilai Kualifikasi Nilai
1 Sangat Baik 4 32 86 – 100
2 Baik 3 12 76 – 85
Nilai :
3 Cukup 2 - 56 – 75
44/48 = 91, 67
4 Kurang 1 - < 55
Jumlah Skor 44
Rata-rata Nilai 91,67
Kualifikasi Amat Baik
Sumber : Hasil Telaah Instrumen Monev Kepala Sekolah, Maret 2016

Tabel 3.6 diperoleh hasil penilaian monev dari kepala sekolah,

dalam rangka menilai tindak kepemimpinan yang dilaksanakan oleh

penulis dalam meningkatkan kemampuan guru menyusun bahan ajar

berbasis ICT melalui kegiatan workshop diperoleh nilai rata-rata 91,67.

Hal ini menunjukkan bahwa menurut pengamatan kepala sekolah

bahwa kegiatan tindak kepemimpinan yang dilaksanakan oleh penulis

mendapat kualifikasi A (sangat baik).


65

2. Siklus II

a. Persiapan

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan tindak kepemimpinan

siklus I pada penyusunan bahan ajar berbasis ICT yang masih perlu

adanya peningkatan, maka penulis melakukan penyempurnaan kegiatan

penyusunan bahan ajar berbasis ICT sebagai tindak lanjut dari siklus I.

Sebelum kegiatan penyempurnaan penyusunan bahan ajar berbasis ICT

yang dilaksanakan pada siklus II ini, penulis berkoordinasi dengan

kepala sekolah dan menjumpai guru-guru untuk memberitahukan

bahwa akan dilaksanakan kegitan workshop penyusunan bahan ajar

pada siklus II sebagai penyempurnaan penyusunan bahan ajar pada

siklus I, penulis meminta guru yang sudah memiliki kemampuan baik

dalam menyusun bahan ajar berbasis ICT untuk turut memberikan

bimbingan pada guru yang masih memiliki kualikasi kurang.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan Tindak Kepemimpinan siklus II dilaksanakan pada

tanggal 16 dan 17 April 2016. Pelaksanaan dalam menyusun bahan ajar

berbasis ICT pada siklus II dilakukan seperti pada siklus I dengan

memfokuskan pada materi tampilan (komunikasi visual) yang meliputi

pembuatan navigasi, tipografi, media, warna, animasi dan simulasi serta

pemanfaatan sofware. Kegiatan penyusunan bahan ajar berbasis ICT

pada siklus II lebih banyak melakukan pembimbingan terhadap guru-

gur. Pembimbingan dilakukan bersama-sama dengan guru pendamping


66

dan guru yang sudah memiliki pemahaman penyusunan bahan ajar

berbasis ICT dengan baik. Pelaksanaan bimbingan dilakukan sampai

peserta mampu memahami dan menyusun bahan ajar berbasis ICT

sebagai salah satu sumber belajar.

c. Monitoring dan Evaluasi

Pada tahap monev pelaksanaan tindakan siklus II, penulis dan

rekan guru pendamping serta guru sasaran (peserta) melakukan

pengisian instrumen penilaian diri pemahaman penyusunan proposal

dan mengumpulkan hasil pekerjaan guru-guru dan memeriksa hasil

dengan memakai instrumen penilaian pemahaman penyusunan bahan

ajar. Penulis juga mengamati aktivitas guru dalam mengikuti kegiatan

workshop penyusunan bahan ajar berbasis ICT. Selain itu guru juga

diminta mengisi instrumen penilaian terhadap narasumber.

Sebelum melakukan pengisian instrumen penilaian diri, guru

diberikan penjelasan tentang cara pengisian instrumen yang benar.

Dijelaskan pula bahwa apapun yang diisikan tidak mempengaruhi

penilaian kinerja mereka. Disamping aktivitas guru dan narasumber

yang dinilai, kepala sekolah juga memberikan penilaian berupa

instrumen monev untuk mengukur ketercapaian kinerja yang dilakukan

oleh penulis dalam melaksanakan tindak kepemimpinan.

d. Refleksi

Dari pelaksanaan kegiatan workshop penyusunan bahan ajar

berbasis ICT pada siklus II terlihat adanya penyempurnaan dan

perbaikan pemahaman guru dalam menyusun bahan ajar berbasis ICT.


67

Penulis meminta guru yang sudah paham dalam menyusun bahan ajar

untuk membantu mendampingi guru-guru dalam menyusun bahan ajar.

Dengan bantuan guru pendamping dan bantuan guru yang sudah paham

dapat mempermudah pekerjaan penulis selaku narasumber dan

pembimbingan dapat berjalan lebih efektif.

Kepala sekolah turut serta memotivasi agar guru-guru mampu

menyelesaikan tugas yang mendukung profesionalisme guru. Dalam

kegiatan siklus II ini, hampir semua guru yang mengikuti kegiatan

workshop sudah memiliki rasa percaya diri untuk menyusun bahan ajar

sendiri. Namun demikian penulis berharap kegiatan-kegiatan seperti ini

untuk sekiranya dapat dilanjutkan pada waktu-waktu lain.

e. Hasil

Dari analisis hasil penyusunan bahan ajar berbasis ICT yang

dilaksanakan pada siklus II melalui penilaian bahan ajar yang telah

dibuat guru, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.7. Rekapitulasi Penilaian Penyusunan Bahan Ajar Berbasis ICT


pada Akhir Siklus II
No Nama Guru Skor Nilai Kualifikasi
1 Dra. Cut Haiah 56 77,8 B
2 Dasmawita, SE 50 69,4 C
3 Fitrie Amelia, S.Pd 53 73,6 B
4 Hefi Junita, SE 54 75,0 B
5 Leni Marlina, S.PdI 51 70,8 C
6 M. Usman, S.Pd 52 72,2 B
7 Noviardi, S.Pd 58 80,6 B
8 Nova Rina Gustina, S.Pd 55 76,4 B
Jumlah Skor 429
Rata-Rata 74,48
Kualifikasi Baik
Sumber : Hasil Telaah Instrumen Penilaian Bahan Ajar, April 2016
68

Sesuai dengan tabel 3.7 di atas menunjukkan rata-rata perolehan

skor keterampilan penyusunan bahan ajar berbasis ICT pada guru-guru

SMA Negeri 1 Tapaktuan diperoleh nilai rata-rata 74,48 dengan

kualifikasi B (Baik), walaupun memang masih terlihat ada 2 orang guru

yang masih memiliki nilai 69,4 dan 70,8 atau kualifikasi cukup (C), hal

ini disebabkan karena guru tersebut belum terbiasa menyusun bahan

ajar berbasis ICT, mereka masih menggap bahwa membuat bahan ajar

berbasis ICT adalah hal yang sulit. Namun demikian bahwa sudah

terjadi peningkatan dalam menyusun bahan ajar berbasis ICT dan guru

sudah mulai percaya diri dalam menyusun bahan ajar menggunakan

program Power Point. Dari hasil tindak kepemimpinan siklus II

mengalami peningkatan dari siklus I dengan nilai rata-rata 60,07

menjadi 74,48 pada siklus II. Dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa

keterampilan guru-guru SMA Negeri 1 Tapaktuan dalam meyusun

bahan ajar berbasis ICT sudah mengalami peningkatan sebesar 14,41

atau sebesar 23,99%. Hal tersebut dikarenakan guru sudah mulai

memahami bagaimana cara membuat bahan ajar yang menarik melalui

program power point. Selain itu juga guru merasa termotivasi untuk

membuat bahan ajar berbasis ICT yang dapat digunakan sebagai

sumber belajar bagi peserta didiknya. Peningkatan hasil penilaian bahan

ajar berbasis ICT dari siklus I dan siklus II tersebut dapat penulis

sajikan pada tabel dan grafik berikut :


69

Tabel 3.8. Peningkatan Hasil Penilaian Penyusunan Bahan Ajar


Berbasis ICT pada akhir siklus I dan siklus II
No Kegiatan Nilai Peningkatan Prosentase
1 Siklus I 60,07
2 Siklus II 74,48 14,41 23,99%
Sumber :Hasil Telaah Instrumen Penilaian Bahan Ajar, April 2016

Peningkatan pemahaman dan keterampilan menyusunan bahan

ajar berbasis ICT pada guru-guru SMA Negeri 1 Tapaktuan melalui

kegiatan workshop dapat penulis sajikan pada grafik 3.1 di bawah ini :

Grafik 3.1 Grafik Peningkatan Penilaian Hasil Penyusunan Bahan


Ajar Berbasis ICT Siklus I dan Siklus II
Grafik Perbandingan penilaian hasil penyusunan
bahan ajar berbasis ICT siklus I dan Siklus II
80.00 74.48
70.00
60.07
60.00
50.00
40.00
Series1
30.00
20.00
10.00
-
Siklus I Siklus II

Selain melakukan penilaian penyusunan bahan ajar yang dibuat

oleh guru yang mengikuti kegiatan workshop penyusunan bahan ajar

berbasis ICT pada siklus siklus II, penulis bersama seorang rekan guru

pendamping juga menilai aktivitas guru peserta workshop selama

kegiatan berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan penilaian aktivitas


70

kegiatan workshop penyusunan bahan ajar setelah dianalis pada siklus

II diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.9 Rekapitulasi nilai observasi aktivitas guru dalam kegiatan


workshop
No Nama Guru Skor Nilai Kualifikasi
1 Dra. Cut Haiah 91 87,5 A
2 Dasmawita, SE 79 76,0 B
3 Fitrie Amelia, S.Pd 86 82,7 B
4 Hefi Junita, SE 90 86,5 A
5 Leni Marlina, S.PdI 81 77,9 B
6 M. Usman, S.Pd 86 82,7 B
7 Noviardi, S.Pd 95 91,3 A
8 Nova Rina Gustina,
S.Pd 87 83,7 B
Jumlah Skor 695
Rata-Rata 83,53
Kualifikasi Kualifikasi
Sumber : Hasil Telaah Instrumen Penilaian Aktivitas guru, April 2016

Dari data pada tabel 3.9 di atas dapat dilihat bahwa

berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas guru dalam mengikuti

kegiatan workshop penyusunan bahan ajar berbasis ICT pada siklus II

memperoleh nilai sebesar 83,53. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa

aktivitas guru dalam mengikuti kegiatan workshop mengalami

peningkatan sebesar 11,06 atau sebesar 15,26% dari siklus

sebelumnya. Artinya dalam mengikuti kegiatan workshop penyusunan

bahan ajar berbasis ICT semua guru mengikutinya dengan baik dan

aktif dalam setiap kegiatan. Hasil pengamatan pada aktivitas siklus I

dan siklus II dapat disajikan pada tabel dan grafik berikut ini :
71

Tabel 3.10 Peningkatan Hasil Penilaian Penyusunan Bahan Ajar


Berbasis ICT di SMA Negeri 1 Pada Akhir Siklus I dan II
No Kegiatan Nilai Peningkatan Prosentase
1 Siklus I 72,48
2 Siklus II 83,53 11,06 15,26%
Sumber : Hasil Telaah Instrumen Penilaian Aktivitas guru, April 2016

Peningkatan aktivitas penyusunan bahan ajar berbasis ICT

pada guru-guru SMA Negeri 1 Tapaktuan melaui kegiatan workshop

dapat penulis sajikan pada grafik 3.2 di bawah ini :

Grafik 3.2 Grafik Peningkatan Aktivitas Penyusunan Bahan Ajar


Berbasis ICT Melalui Kegiatan Workshop siklus I dan siklus II
Grafik peningkatan aktivitas peserta workshop dalam
penyusunan bahan ajar berbasis ICT
86.00
83.53
84.00
82.00
80.00
78.00
76.00
74.00 72.48 Series1
72.00
70.00
68.00
66.00
Siklus I Siklus II

Untuk memperoleh gambaran mengenai tindakan kepemim-

pinan yang dilakukan oleh penulis dalam rangka pelaksanaan

Tindakan Kepemimpinan “Meningkatkan Kemampuan Guru dalam

Menyusun Bahan Ajar Berbasis ICT Melalui Kegiatan Workshop”

maka pada akhir siklus II juga diberikan instrumen penilaian tindak

kepemimpinan kepada guru-guru seperti halnya pada siklus I hasil

pengisian instrumen kemudian direkap dan dianalisis menggunakan


72

program ms. excel. Hasil rekapitulasi dan analisis penilaian tindakan

kepemimpinan penyusunan bahan ajar melalui kegiatan workshop

disajikan pada tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11 Rekapitulasi Penilaian Narasumber Tindak Kepemimpinan


Workshop Penyusunan Bahan Ajar Berbasis ICT
Dimensi
No Penilaian Skor Kepribadian Kewirausahaan Sosial
Jml Nilai Jml Nilai Jml Nilai
1 Sangat Setuju 4 121 484 53 212 25 100
2 Setuju 3 55 165 35 105 15 45
Kurang
3 2 - - 3 6 - -
Setuju
4 Tidak Setuju 1 - - - - - -
Jumlah Skor 176 649 91 323 40 145
Rata-rata Nilai 92,19 91,76 90,63
Kualifikasi Amat Baik Amat Baik Amat Baik
Sumber : Hasil Telaah Instrumen Penilaian Narasumber, April 2016

Sesuai dengan tabel 3.11 diperoleh hasil penilaian tindak

kepemimpinan dari guru sebagai responden, untuk dimensi

kepribadian mendapat skor rata-rata 92,19 berada pada interval

tindakan kepemimpinan Amat Baik, dan dimensi kewirausahaan

mendapat skor rata-rata 91,76 berada pada interval tindakan

kepemimpinan Amat Baik, dan dimensi sosial mendapat skor rata-rata

90,63 berada pada interval tindakan kepemimpinan Amat Baik. Jika

dilihat dari hasil penilaian pada siklus I terjadi peningkatan untuk

dimensi kepribadian dari 89,91 menjadi 92,19 meningkat sebesar 2,28.

Pada dimensi kewirausahaan dari 89,77 pada siklus I menjadi 91,76

meningkat sebesar 1,99 dan pada dimensi sosial dari 87,50 pada siklus

I menjadi 90,63 meningkat sebesar 3,13 atau sebesar 3,57%. Untuk


73

mempermudah mengamati hasil penilaian tindakan kepemimpinan

tersebut penulis sajikan pada tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.12 Rekapitulasi Nilai Tindakan Kepemimpinan Penyusunan


Bahan Ajar Berbasis ICT Melalui Kegiatan Workshop Siklus I
dan Siklus II
Dimensi Dimensi Dimensi
Kegiatan
Kepribadian Kewirausahaan Sosial
Siklus I 89,91 89,77 87,50
Siklus II 92,19 91,76 90,63
Peningkatan 2,27 1,99 3,13
Prosentase 2,53% 2,22% 3,57%
Sumber : Hasil Telaah Instrumen Monev Kepala Sekolah, April 2016

Peningkatan tindak kepemimpinan yang dilaksanakan oleh penulis

untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Bahan Ajar

Berbasis ICT melalui kegiatan workshop pada sekolah magang I SMA

Negeri 1 Tapaktuan dari siklus I dan siklus II dapat penulis sajikan

pada grafik 3.3 di bawah ini. :

Grafik 3.3 Grafik Tindak Kepemimpinan dalam Penyusunan Bahan


Ajar Berbasis ICT melalui Kegiatan Workshop Siklus I dan II
93.00 92.19
91.76
92.00
91.00 90.63
89.91 89.77
90.00
89.00 SIKLUS I
88.00 87.50
SIKLUS II
87.00
86.00
85.00
Dimensi Dimensi Dimensi Sosial
Kepribadian Kewirausahaan

Kemudian untuk mendapat gambaran yang tepat mengenai

sejauh mana tindak kepemimpinan siklus II dilaksanakan oleh penulis,

penulis juga meminta kembali kepada kepala sekolah untuk memonev


74

kegiatan workshop “Meningkatkan Kemampuan Guru dalam

Menyusun Bahan Ajar Berbasis ICT” melalui pengisian instrumen

evaluasi peningkatan kompetensi peserta OJL dalam melaksanakan

tindak kepemimpinan. Dari monev yang dilakukan kepala sekolah

pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.13 Rekapitulasi Monev Tindak Kepemimpinan Penyusunan


Bahan Ajar Berbasis ICT Melalui Kegiatan Workshop oleh
Kepala Sekolah Pada Siklus II
Jumlah Pernyataan
No Penilaian Skor
Nilai Kualifikasi Nilai
1 Sangat Baik 4 44 86 – 100
2 Baik 3 3 76 – 85
Nilai :
3 Cukup 2 - 56 – 75
47/48 = 97, 92
4 Kurang 1 - < 55
Jumlah Skor 47
Rata-rata Nilai 97,92
Kualifikasi Amat Baik
Sumber : Hasil Telaah Instrumen Monev Kepala Sekolah, April2016

Dari monev yang dilakukan oleh kepala sekolah terlihat pada

tabel 3.13 yang diperoleh nilai rata-rata 97,92 dengan kualifikasi A

(amat baik). Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari

tindak kepemimpinan pada siklus I yaitu sebesar 91,67, peningkatan

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.14 Rekapitulasi Monev Tindakan Kepemimpinan Penyusunan


Bahan Ajar Berbasis ICT melalui Kegiatan Workshop Siklus I
dan Siklus II
Kegiatan Nilai Monev
Siklus I 91,67
Siklus II 97,92
Peningkatan 6,25
Prosentase 6,82%
Sumber : Hasil Telaah Instrumen Monev Kepala Sekolah, April 2016
75

Grafik 3.4 Grafik Monev Tindak Kepemimpinan dalam Penyusunan


Bahan Ajar Berbasis ICT melalui Kegiatan Workshop Siklus I
dan Siklus II
Monev Kepala Sekolah
99.00 97.92
98.00
97.00
96.00
95.00
94.00
93.00
91.67 Monev Kepala
92.00
Sekolah
91.00
90.00
89.00
88.00
SIKLUS I SIKLUS II

Grafik 3.4 tersebut menggambarkan bahwa terjadi peningkatan

kompetensi penulis sebesar 6,25 atau sebesar 6,82%. Namun demikan

kepala sekolah selalu mengingatkan kepada penulis untuk selalu

meningkatkan kompetensinya, jangan berhenti hanya sampai OJL saja.

B. Supervisi Guru Junior

Supervisi akademik terhadap guru junior dilaksanakan di sekolah

sendiri SMA Negeri 1 Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan. Kegiatan supervisi

guru junior pada On The Job Learning, merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan kompetensi calon kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran, melalui implementasi tindakan kepemimpinan berupa

mempengaruhi dan menggerakkan rekan guru, sehingga dapat lebih meningkat

kompetensinya. Selain untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, kegiatan

ini dapat menumbuhkan motivasi baik kepada penulis atau kepada guru junior
76

serta membantu kepala sekolah dalam mengembangkan kualitas

kepengawasan. Pada kegiatan supervisi guru junior ini, calon kepala sekolah

menerapkan kompetensi supervisi, dalam bentuk tindakan membimbing

pembuatan perangkat pembelajaran, mengobservasi pembelajaran, serta

memberikan umpan balik hasil observasi pembelajaran. Identitas rekan guru

yang disupervisi adalah :

Nama : Dasmawita, SE

Pelajaran yang diampu : Ekonomi kelas X

Pengalaman Mengajar : 28 Tahun

Guru junior yang akan disupervisi ditentukan dan ditunjuk oleh kepala

sekolah, tentunya setelah berkoordinasi dengan rekan guru dan penulis.

Alasan ditunjuknya guru tersebut adalah karena guru tersebut mengampu

mata pelajaran yang sama dengan penulis. Teknik supervisi yang digunakan

adalah teknik supervisi individual dimana penulis hanya berhadapan dengan

seorang guru, sehingga dari hasil supervisi akan diketahui kualitas

pembelajarannya. Tahapan dan proses supervisi guru junior akan dilaksankan

dengan cara : penyusunan program supervisi, pra observasi, observasi, pasca

observsi dan tindak lanjut. Supervisi ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus

sebagai berikut :

a) Siklus I

1. Perencanaan

Sebelum melaksanakan supervisi akademik penulis melakukan

pendekatan dengan guru yang akan disupervisi mengingat guru tersebut

adalah guru yang usianya lebih tua dan memiliki masa kerja yang sudah
77

cukup lama. Setelah guru tersebut menyetujui untuk disupervisi penulis

menyusun program kegiatan supervisi. Program kegiatan supervisi ini

penulis sesuaikan dengan jadwal jam mengajar guru yang akan disupervisi.

Adapun program kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.15 Program Kegiatan Supervisi Guru Junior


No Uraian Kegiatan
1 Kegiatan Mengadakan pertemuan /kesepakatan dengan guru yang
akan disupervisi
Sasaran Guru Ekonomi : Ibu Dasmawita, SE
Tanggal - Siklus I : 08 April 2016
- Siklus II : 18 April 2016
Waktu 30 menit
Instrumen  Instrumen penilaian silabus dan RPP
 Instrumen Observasi Kelas
2 Kegiatan Menilai Perencanaan Kegiatan Pembelajaran
Sasaran Silabus dan RPP
Tanggal - Siklus I : 12 April 2016
- Siklus II : 20 April 2016
Waktu 90 menit
Instrumen Instrumen penilaian silabus dan RPP
3 Kegiatan Mengadakan supervisi akademik/Observasi Kelas
Sasaran RPP, Silabus, Guru Ekonomi, Siswa
Tanggal - Siklus I : 16 April 2016
- Siklus II : 23 April 2016
Waktu 135 menit
Instrumen Instrumen supervisi kelas , Instrumen tindak lanjut
4 Kegiatan Mengadakan tindak lanjut dengan melakukan pertemuan
secara pribadi dengan guru mata pelajaran ekonomi
Sasaran Guru Ekonomi : Ibu Dasmawita, SE
Tanggal - Siklus I : 16 April 2016
- Siklus II : 23 April 2016
Waktu 15 menit
Instrumen Instrumen setelah observasi
5 Kegiatan Menindaklanjuti hasil supervisi
Sasaran Guru Ekonomi : Ibu Dasmawita, SE
Tanggal - Siklus I : 16 April 2016
- Siklus II : 23 April 2016
Waktu 15 menit
Instrumen Instrumen tindak lanjut setelah observasi
78

Selain menyusun program supervisi, penulis juga menyiapkan

instrumen-instrumen yang akan digunakan dalam supervisi akademik antara

lain : 1) instrumen perencanaan pembelajaran, 2) instrumen observasi kelas

3) daftar pertanyaan setelah observasi dan 4) format tindak lanjut hasil

supervisi. Kemudian penulis menginformasikan kepada guru junior untuk

menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan supervisi

diantaranya adalah silabus, RPP, bahan ajar, alat peraga/media dan penilaian

yang akan digunakan. Diakhir pertemuan disepakati jadwal pertemuan

berikutnya yang dilaksanakan sebelum kegiatan observasi yang bertujuan

untuk mendiskusikan bahan-bahan yang telah dipersiapkan oleh guru junior.

Untuk menghindari kemungkinan kesalahpahaman dengan guru junior pada

saat pelaksanaan observasi, penulis juga menginformasikan mengenai

tujuan observasi yang akan dilakukan. Observasi guru junior adalah salah

satu tugas peserta diklat calon kepala sekolah pada kegiatan on the job

learning dan tidak ada hubungannya dengan penilaian kinerja guru di

sekolah. Observasi ini juga dapat membantu guru junior memperbaiki dan

meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajarannya.

2. Pelaksanaan

2.1 Pra-Observasi

Kegiatan Supervisi terhadap guru junior pada tahap pra observasi,

terlebih dahulu penulis dengan guru junior melakukan kegiatan tukar

pendapat (sharing idea) dan menilai persiapan perencanaan pembelajaran

berupa silabus dan RPP dengan komponen-komponen silabus dan RPP


79

yang meliputi: Identitas mata pelajaran, Kompetensi Inti, Kompetensi

Dasar, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,

alokasi waktu dan sumber belajar dengan menggunakan penilaian silabus

dan RPP yang mengacu pada Permendiknas nomor 41 tahun 2007.

Dari hasil penilaian perencanaan pelaksanaan pembelajaran

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.16 Rekapitulai Hasil Pra Observasi Supervisi Guru Junior


No Penilaian Siklus I Kualifikasi
1 Silabus 80 Baik
2 RPP 84,09 Baik
Sumber :Hasil Rekapitulasi Instrumen Perencanaan Pembelajaran

Dari tabel 3.16 di atas persiapan perencanaan kegiatan

pembelajaran yang dibuat oleh guru junior memiliki kualifikasi B atau

Baik. Dari penilaian perencanaan pelaksanaan pembelajaran kemudian

penulis mendiskusikan hal-hal yang masih perlu dilakukan perbaikan-

perbaikan. Supervisor dapat memberikan masukan yang sifatnya

melengkapi jika terdapat kekurangan dari bahan perencanaan kegiatan

pembelajaran, penulis juga meminta kopian RPP satu rangkap kemudian

penulis memberikan penilaian dengan mengisi instrumen perencanaan

kegiatan pembelajaran sebagai acuan pada saat pelaksanaan observasi.

2.2 Observasi

Pelaksanaan supervisi akademik diawali dengan menyiapkan

instrumen supervisi , dilakukan dengan kunjungan kelas, dengan aspek-

aspek yang diobservasi secara umum adalah; (1) usaha-usaha dan aktivitas

guru-siswa dalam pembelajaran, (2) cara menggunakan media pengajaran,


80

(3) variasi metode, (4) ketepatan penggunaan media pengajaran, (5)

ketepatan penggunaan metode dengan materi, (6) reaksi mental para siswa

dalam proses belajar mengajar. Hasil pengamatan dicatat dalam catatan

kejadian dan mengisi instrumen observasi pembelajaran. Catatan kejadian

dijadikan sebagai bahan diskusi sekaligus bahan evaluasi pada saat

kegiatan refleksi pembelajaran. Untuk memperoleh bukti pelaksanaan

pembelajaran tersebut supervisor menilai kegiatan pembelajaran dengan

instrumen proses pembelajaran dan mendokumentasikannya dalam bentuk

foto.

Pada Observasi siklus I dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 16 April

2016. Penulis langsung menemui Ibu Dasmawita, SE yang akan

melangsungkan pembelajaran di kelas X 2. Pelaksanaan observasi

dilakukan selama 3x45 menit dari pukul 07.30 sampai 09.45 wib. Pada

kegiatan awal ketua kelas menyiapkan teman-temannya untuk memberikan

salam kepada guru, dan guru menjawab salam yang diucapkan siswa.

Dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah, surat Al-Baqarah ayat 285

– 286 dan doa belajar, kemudian guru mengabsen siswa satu persatu. Guru

melakukan menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memotivasi siswa

dengan menanyakan pengertian uang. Guru menjelaskan pengertian uang

diselingi dengan tanya jawab. Dilanjutkan dengan fungsi uang, guru

menanyakan apa fungsi uang dalam kehidupan kita sehari-hari. Guru

masih menggunakan model ceramah, siswa masih kelihatan pasif dan

enggan menjawab pertanyaan guru.


81

Setelah selesai menjelaskan materi guru membagi siswa menjadi 5

kelompok yang terdiri dari 7-8 orang siswa, kelompok I diberi tugas untuk

mendeskripsikan pengertian uang, kelompok II diberi tugas untuk

mendeskripsikan fungsi uang, Kelompok III diberi tugas untuk

mendeskripsikan permintaan uang dan kelompok IV diberi tugas untuk

mendeskripsikan penawaran uang. Semua kelompok masih kelihatan

malas-malasan dalam diskusi. Hanya beberapa anggota kelompok yang

aktif melakukan diskusi hal ini kemungkinan karena terlalu banyak

anggota dalam 1 kelompok. Setelah selesai diskusi kemudian masing-

masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan mengumpulkan

hasil diskusinya kepada guru. Guru meminta kepada siswa untuk tepuk

tangan setelah masing-masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya sebagai penghargaan.

Pada bagian penutup guru menyimpulkan materi pelajaran,

kemudian memberikan test sebanyak 4 soal berupa tes essay, siswa

mengerjakan pada kertas lampiran. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

memberikan tugas (PR) mengerjakan soal-soal evaluasi pada buku paket

dan menugaskan untuk membaca materi selanjutnya. Guru juga berpesan

tolong PR nya dikerjakan dengan baik, jika ada yang belum dimengerti

boleh ditanyakan kepada guru, teman dan baca-baca buku referensi. Hari

ini pelajaran cukup sekian. Kemudian guru menutup dengan salam.


82

2.3 Pasca Observasi

Setelah pelaksanaan observasi siklus I, penulis menghitung hasil

observasi kelas berdasarkan hasil instrumen observasi kelas yang telah

dibuat. Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai 91,67% untuk kegiatan

awal, 75% untuk kegiatan inti, dan 87,5% untuk kegiatan penutup. Nilai

akhir kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada siklus I adalah

79,17% (hasil hitungan terlampir) Nilai 79,17% mengindikasikan bahwa

kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I

termasuk dalam kategori baik. Selanjutnya penulis menjumpai guru untuk

merefleksi pada jam 10.30 wib sesuai dengan kesepakatan. Sebelum

membahas hasil pelaksanaan, penulis meminta kesediaan guru junior

untuk menjawab beberapa pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Agar lebih rileks dalam menjawab pertanyaan guru junior dipersilahkan

menuliskan langsung pada tempat yang disediakan. Selanjutnya setelah

selesai mengisi daftar pertanyaan penulis dan guru melakukan diskusi

diawali dengan memberikan pujian pada guru bahwa pelaksanaan

pembelajaran telah berjalan dengan baik. Misalnya guru sudah

menyampaiakan indikator pencapaian kompetensi yang akan dicapai oleh

siswa setelah mengikuti pembelajaran. Guru tampak menguasai materi dan

menggunakan teknik bertanya dengan baik.

3. Tindak Lanjut

Untuk menindak lanjuti hasil supervisi setelah dilakukan pertemuan

pribadi dengan guru junior pasca pelaksanaan pembelajaran dengan rincian


83

kegiatan, meminta guru untuk mengemukakan kesulitan-kesulitan dan

memberi dorongan untuk memecahkan kesulitan, menunjukkan kelebihan-

kelebihan guru dalam pembelajaran yang perlu dipertahankan, menunjukkan

kekurangan guru dan memberi solusi pemecahan masalahnya dalam suasana

keakraban. Menciptakan suasana yang menyenangkan, memberi kesempatan

kepada guru mengutarakan permasalahan yang berhubungan dengan PBM,

membuat catatan bersama hasil pertemuan, memberi pengarahan pengertian

agar menyadari kekurangan/ kelemahan, dan memberi penghargaan atas

prestasi yang dicapai.

Pada pertemuan ini juga penulis menyarankan pada pertemuan

berikutnya agar sekiranya guru dapat : mencantumkan instrumen penilaian

pada RPP, dan pada pelaksanaan pembelajaran disarankan agar guru dapat

menggunakan media pembelajaran yang interaktif, memberikan dorongan

kepada peserta didik untuk menggunakan media TIK dalam pembelajaran,

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan kesimpulan, dan

penekanan terhadap nilai-nilai karakter dalam pembelajaran perlu

ditingkatkan.

Pada akhir pertemuan disimpulkan bagian-bagian yang sudah baik perlu

dipertahankan dan bagian-bagian yang perlu mendapat perhatian untuk dapat

diperbaiki guna meningkatkan kualitas pembelajaran.


84

4. Hasil

Hasil supervisi terhadap guru junior dalam perencanaan pembelajaran

dan pelaksanaan pembelajaran di kelas X 2, penulis analisa dengan

menggunakan kategori kemampuan guru sebagai berikut :

Tabel 3.17 Interval kategori kemampuan guru mengelola pembelajaran


No Interval Kualifikasi Kategori
1 86% - 100% A Amat baik
2 76% - 85% B Baik
3 56% - 75% C Cukup
4 < 55% D Kurang

Dari hasil rekapitulasi supervisi guru junior pada siklus I dapat dilihat

pada tabel 3.18 dan grafik 3.5 sebagai berikut :

Tabel 3.18 Rekapitulai Hasil Supervisi Guru Junior


No Penilaian Siklus I Kualifikasi
1 Silabus 80 Baik
2 RPP 84,09 Baik
3 Observasi Kelas 79,17 Baik
Sumber :Hasil Rekapitulasi Instrumen Observasi Kelas

Grafik 3.5 Grafik supervisi akademik guru junior pada siklus I

Grafik Supervisi akademik guru junior siklus I


85.00
84.09
84.00
83.00
82.00
81.00
80.00
80.00 SIKLUS I
79.17
79.00
78.00
77.00
76.00
SILABUS RPP OBSERVASI KELAS
85

Dari tabel 3.17 dan grafik 3.5 di atas dapat disimpulkan bahwa pada

penilaian perencanaan pembelajaran (silabus dan RPP) memiliki kualifikasi

baik dengan nilai 80 untuk silabus dan 84,09 untuk RPP, begitu juga pada

penilaian guru dalam menyajikan pembelajaran dengan nilai 79,17 atau

memiliki kualifikasi baik. Untuk lebih memudahkan dalam membaca tabel

di atas, berikut ini disajikan grafik supervisi akademik pada siklus I.

b) Siklus II

1. Perencanaan

Sebelum melaksanakan supervisi siklus II penulis kembali

berkoordinasi dengan rekan guru untuk pelaksanaan supervisi pada siklus II.

Sesuai dengan program yang telah dibuat pada siklus I. Pertemuan ini

dilaksanakan pada hari senin, tanggal 18 April 2016 berlangsung kurang

lebih 35 menit. Penulis menyiapkan instrumen penilaian silabus, Rencana

Pembelajaran dan instrumen observasi kelas untuk siklus II sama dengan

siklus I. Kemudian penulis mengingatkan kembali untuk menyiapkan

bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan supervisi diantaranya adalah

silabus, RPP, bahan ajar, alat peraga/media dan penilaian yang akan

digunakan.

2. Pelaksanaan siklus II

2.1 Pra-Observasi

Kegiatan Supervisi terhadap guru junior siklus II pada tahap pra

observasi, penulis dengan guru junior melakukan kegiatan tukar pendapat

dan menilai persiapan perencanaan pembelajaran berupa silabus dan RPP


86

dengan komponen-komponen silabus dan RPP yang meliputi: Identitas

mata pelajaran, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, materi pelajaran,

kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber

belajar dengan menggunakan penilaian silabus dan RPP. Penulis juga

meminta kopian RPP satu rangkap kemudian penulis memberikan

penilaian dengan mengisi instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran

sebagai acuan pada saat pelaksanaan observasi.

Dari hasil penilaian perencanaan pelaksanaan pembelajaran

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.19 Rekapitulai Hasil Pra Observasi Supervisi Guru Junior Siklus II
No Penilaian Siklus I Kualifikasi
1 Silabus 90 Sangat Baik
2 RPP 90,90 Sangat Baik
Sumber :Hasil Rekapitulasi Instrumen Perencanaan Pembelajaran

Dari tabel 3.19 di atas persiapan perencanaan kegiatan

pembelajaran yang dibuat oleh guru junior sudah sangat baik dan memiliki

kualifikasi A. Penulis memberikan pujian kepada guru junior terhadap

perangkat pembelajaran yang dibuatnya. Penulis berharap untuk selalu

meningkatkan kompetensi dan pengetahuannya dalam rangka membuat

perangkat pembelajaran yang baik sesuai dengan permendiknas nomor 41

tahun 2007

2.2. Observasi

Pelaksanaan supervisi akademik siklus II dilaksanakan pada hari

Sabtu, tanggal 23 April 2016, pukul 07.30 s.d 09.45 di kelas X 2, dengan

Kompetensi Dasar Membedakan peran Bank Umum dan Bank Sentral.


87

Pelaksanaan diawali dengan menyiapkan instrumen supervisi, dilakukan

dengan kunjungan kelas, dengan aspek-aspek yang diobservasi secara

umum adalah; (1) usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam

pembelajaran, (2) cara menggunakan media pengajaran, (3) variasi metode,

(4) ketepatan penggunaan media pengajaran, (5) ketepatan penggunaan

metode dengan materi, (6) reaksi mental para siswa dalam proses belajar

mengajar. Hasil pengamatan dicatat dalam catatan kejadian dan mengisi

instrumen observasi pembelajaran. Catatan kejadian dijadikan sebagai

bahan diskusi sekaligus bahan evaluasi pada saat kegiatan refleksi

pembelajaran. Untuk memperoleh bukti pelaksanaan pembelajaran

tersebut supervisor menilai kegiatan pembelajaran dengan instrumen

proses pembelajaran dan mendokumentasikannya dalam bentuk foto.

Pada Observasi siklus II dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 23 April

2016. Penulis menemui Ibu Dasmawita, SE dan langsung masuk bersama

dengan beliau. Pelaksanaan observasi dilakukan selama 3x45 menit dari

pukul 07.30 sampai 09.45 wib. Pada kegiatan awal ketua kelas

menyiapkan teman-temannya untuk memberikan salam kepada guru, dan

guru menjawab salam yang diucapkan siswa. Dilanjutkan dengan

membaca surat Al-Fatihah, surat Al-Baqarrah ayat 285-286 dan berdoa,

setelah selesai guru menanyakan kabar anak-anak, guru meminta salah

seorang siswa utuk membantu memasangkan LCD, sementara guru

mengabsen siswa. Sambil menunggu LCD dipasang guru memeriksa tugas

siswa dengan berkeliling, sambil menanyakan kesulitan dalam


88

mengerjakan tugas. Selesai berkeliling guru membuka slide pada power

point kemudian menjelaskan kompetensi dasar yang harus dicapai dan

indikator pencapaian kompetensi dasar, dan memotivasi siswa

menyampaikan bahwa Bank sangat dekat sekali dengan kehidupan kita

sehari-hari dan memiliki fungsi yang sangat penting dalam kegiatan

ekonomi. Guru meminta salah seorang siswa untuk menceritakan tentang

pengetahuannya mengenai Bank.

Setelah selesai siswa menceritakannya guru bertepuk tangan dan

diikuti oleh siswa lainnya. Pada kegiatan inti pembelajaran guru meminta

siswa membentuk kelompok yang sudah dibagi oleh guru sebanyak 6

kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa, kelompok I diberi tugas untuk

mendeskripsikan pengertian dan fungsi Bank, kelompok II diberi tugas

untuk mendeskripsikan peran Bank Umum dan Bank Sentral, Kelompok

III diberi tugas untuk mengidentifikasi produk-produk Bank, kelompok IV

diberi tugas untuk mendeskripsikan jenis dan fungsi lembaga keuangan,

kelompok V menguraikan Prinsip 5C (character, capital, capacity,

condition, collateral) dan kelompok VI diberi tugas untuk

mendeskripsikan kebaikan dan keburukan kredit bagi nasabah. Hampir

semua kelompok kelihatan aktif dalam melakukan diskusi. Guru

berkeliling dari 1 kelompok ke kelompok lainnya untuk menanyakan

kesulitan sambil menilai aktifitas diskusi. Setelah selesai diskusi kemudian

masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan

kelompok lain menanggapinya. Guru meminta kepada siswa untuk tepuk


89

tangan setelah masing-masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya sebagai penghargaan. Suasana kelas nampak hidup, siswa

kelihatan sangat gembira. Setelah semua kelompok selesai presentasi,

dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Setelah

selsai lalu guru menjelaskan hal-hal yang belum dipahami /diketahui oleh

siswa.

Pada bagian akhir guru dan siswa melakukan refleksi, kemudian

guru mengumumkan kelompok terbaik dan siswa bertepuk tangan. Guru

mengakhiri pembelajaran dengan memberikan soal tes. Sebelum

pembelajaran ditutup guru berpesan jika ada hal-hal yang belum

dimengerti boleh ditanyakan kepada guru, teman dan baca-baca buku

referensi atau membaca di internet. Kemudian guru menutup dengan salam.

2.3 Pasca Observasi

Setelah pelaksanaan observasi siklus II, penulis menghitung nilai

kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran berdasarkan hasil

instrumen observasi kelas. Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai 100%

untuk kegiatan awal, 88,46% untuk kegiatan inti, dan 100% untuk kegiatan

penutup. Nilai akhir kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada

siklus I adalah 91,67% (hasil hitungan terlampir) Nilai 88,46%

mengindikasikan bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan

pembelajaran pada siklus II termasuk dalam kategori sangat baik.

Selanjutnya penulis menjumpai guru untuk merefleksi pada jam 10.45.

Sebelum membahas hasil pelaksanaan, penulis meminta kesediaan guru


90

junior untuk menjawab beberapa pertanyaan yang telah dipersiapkan

sebelumnya. Agar lebih rileks dalam menjawab pertanyaan guru junior

dipersilahkan menuliskan langsung pada tempat yang disediakan.

Selanjutnya setelah selesai mengisi daftar pertanyaan penulis dan guru

melakukan diskusi. Supervisor memberikan pujian bahwa pelaksanaan

pembelajaran sudah sangat baik. Secara umum, pelaksanaan pembelajaran

yang dilakukan lebih baik dibanding dengan pertemuan sebelumnya. Ada

peningkatan dalam pengelolaan pembelajaran dengan memperoleh nilai

sangat baik. Guru sudah memperbaiki sisi-sisi kekurangan dan

mempertahankan bagian-bagian yang sudah bagus. Misalnya apersepsi dan

pemberian motivasi dilaksanakan dengan baik. Guru juga mengaitkan

materi dengan kehidupan sehari-hari dalam kegiatan ekonomi. guru juga

sudah mendorong siswa dalam pemanfaatan TIK. Perbaikan lain adalah

Kelas juga nampak hidup dan siswa antusias dalam mengikuti

pembelajaran dibanding siklus I. Usaha ini berhasil setelah guru lebih aktif

berkeliling dan menanyakan kesulitan-kesulitan siswa sambil memberikan

penjelasan materi-materi yang dianggap sulit dipahami.

3. Tindak Lanjut

Untuk menindak lanjuti hasil supervisi setelah dilakukan pertemuan

pribadi dengan guru junior pasca pelaksanaan pembelajaran dengan rincian

kegiatan, meminta guru untuk mengemukakan kesulitan-kesulitan dan

memberi dorongan untuk memcahkan kesulitan, menunjukkan kelebihan-

kelebihan guru dalam pembelajaran yang perlu dipertahankan, menunjukkan


91

kekurangan guru dan memberi solusi pemecahan masalahnya dalam suasana

keakraban. Menciptakan suasana yang menyenangkan, memberi kesempatan

kepada guru mengutarakan permasalahan yang berhubungan dengan PBM,

membuat catatan bersama hasil pertemuan, memberi pengarahan pengertian

agar menyadari kekurangan/ kelemahan, dan memberi penghargaan atas

prestasi yang dicapai.

Pada akhir pertemuan disimpulkan bagian-bagian yang sudah baik perlu

dipertahankan, dan yang perlu mendapat perhatian untuk diperbaiki guna

meningkatkan kualitas pembelajaran. Supervisor berharap agar pelaksanaan

pembelajaran berikutya lebih ditingkatkan lagi, walaupun sudah tidak

diobservasi oleh supervisor (peserta OJL), pengawas atau kepala sekolah.

4. Hasil

Hasil supervisi terhadap guru junior dalam perencanaan pembelajaran

dan kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II di kelas

X 2, penulis interpretasikan ke dalam tabel 3.20 sebagai berikut :

Tabel 3.20 Rekapitulai Hasil Supervisi Guru junior siklus II


No Penilaian Siklus II Kualifikasi
1 Silabus 90% Sangat Baik
2 RPP 90,90% Sangat baik
3 Observasi Kelas 91,67% Sangat baik
Sumber :Hasil Rekapitulasi Instrumen Observasi Kelas

Dari tabel 3.20 di atas dapat disimpulkan bahwa pada penilaian

perencanaan pembelajaran (silabus dan RPP) memiliki kualifikasi sangat

baik dengan nilai 90% untuk silabus dan 90,90% untuk RPP, begitu juga

pada penilaian guru dalam menyajikan pembelajaran dengan nilai 91,97%


92

atau memiliki kualifikasi sangat baik. Untuk lebih memudahkan dalam

membaca tabel di atas, berikut ini disajikan grafik supervisi akademik

pada siklus II.

Grafik 3.6 Grafik supervisi akademik guru junior pada siklus II

Grafik supervisi guru yuniorsiklus II


92%
91.67%
92%

91% 90.90%

91%
Siklus II
90%
90%

90%

89%
Silabus RPP Observasi Kelas

Untuk melihat peningkatan kemampuan guru dalam menyusun

perangkat pembelajaran dan kemampuan guru dalam menyajikan

pembelajaran berikut disajikan tabel 3.21 sebagai berikut :

Tabel 3.21 Peningkatan supervisi terhadap guru junior siklus I dan siklus II
Kegiatan Silabus RPP Observasi Kelas
Siklus I 80,00 84,09 79,17
Siklus II 90,00 90,90 91,67
Rata-rata 85,00 87,49 85,42
Peningkatan 10,00 6,81 12,50
Prosentase 12,50% 8,10% 15,79%
Sumber :Hasil Rekapitulasi Instrumen perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran

Dari tabel 3.21 di atas setelah dilakukan pembimbingan tampak

kemampuan guru dalam menyusun perangkat pembelajaran dan mengelola


93

pembelajaran mengalami peningkatan. Dari semua komponen pengelolaan

pembelajaran terdiri dari penyusunan perangkat pembelajaran (Silabus,

RPP) dan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi pendahuluan, kegiatan

inti, penutup diperoleh skor kemampuan guru berturut-turut 85,0, 87,49%

dan 85,42% semuanya memiliki kualifikasi ”Sangat Baik”. Untuk lebih

memudahkan dalam mebaca tabel tersebut penulis sajikan dalam grafik

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada gambar 3.7 berikut:

Grafik 3.7 Peningkatan Kemampuan guru dalam mengelola Pembelajaran

94.00
91.67
92.00 90.90
90.00
90.00
88.00
86.00
84.09
84.00
SIKLUS I
82.00
80.00 SIKLUS II
80.00 79.17
78.00
76.00
74.00
72.00
Silabus RPP Observasi Kelas

Berdasarkan hasil pelaksanaan supervisi pembelajaran yang telah

penulis paparkan dapat dinyatakan bahwa, supervisi akademik dapat

meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Untuk melaksanakan

supervisi akademik perlu direncanakan dengan baik, sehingga dapat

mencapai tujuan yang diharapkan. Karena itu supervisi akademik perlu

dilaksanakan secara berkesinambungan untuk meningkatkan mutu proses

dan hasil pembelajaran.


94

C. Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Bagian terpenting untuk mencapai keberhasilan dalam proses

pembelajaran agar terarah dan mencapai tujuan yang diharapkan adalah

kemampuan seorang guru termasuk penulis dalam menyiapkan dan menyusun

perangkat pembelajaran yang berupa : silabus, RPP, bahan ajar, dan instrumen

evaluasi.

Pedoman penyusunan perangkat pembelajaran adalah Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar proses

untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Disebutkan bahwa perencanaan

proses pembelajaran meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, Indikator pencapaian

kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber

belajar.

Kegiatan penyusunan perangkat pembelajaran berupa silabus,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Bahan ajar merupakan bagian

dari upaya peningkatan kompetensi calon kepala sekolah dalam

mengembangkan perangkat pembelajaran karena sebagai pemimpin

pembelajaran, seorang kepala sekolah harus bisa menjadi model/teladan dalam

pembelajaran.
95

1. Silabus

a. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata

pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi

dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,

penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus

merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam

materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator

pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab

pertanyaan berikut:

1. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu

kegiatan pembelajaran

2. kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan / membentuk

kompetensi tersebut

3. Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi

tersebut sudah dimiliki peserta didik

Silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam

pengembangan pembelajaran lebih lanjut, mulai dari pembuatan rencana

pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan

sistem penilaian.
96

b. Prinsip Pengembangan Silabus

 Ilmiah. Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan

dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara

keilmuan.

 Relevan. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan

penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan

fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.

 Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan

secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

 Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara

kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar,

sumber belajar, dan sistem penilaian.

 Memadai. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar,

sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang

pencapaian kompetensi dasar.

 Aktual dan Kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok,

pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian

memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir

dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

 Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi

keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang

terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.


97

 Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah

kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

c. Komponen-Komponen Silabus

Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdiri dari

beberapa komponen, sebagai berikut.

1) Standar Kompetensi Mata Pelajaran

Standar kompetensi mata pelajaran adalah batas dan arah

kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan oleh peserta didik

setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu,

kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan siswa untuk suatu

mata pelajaran, kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus

dimiliki siswa, kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam

dalam suatu mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi terdapat dalam

Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar isi.

2) Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal pada tiap mata

pelajaran yang harus dicapai siswa. Kompetensi dasar dalam silabus

berfungsi untuk mengarahkan guru mengenai target yang harus dicapai

dalam pembelajaran. Misalnya, mampu menyelesaikan diri dengan

lingkungan dan sebagainya. Kompetensi Dasar terdapat dalam

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.


98

3) Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu

tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar.

Hasil belajar dalam silabus berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahan

perilaku yang akan dicapai oleh siswa sehubungan dengan kegiatan

belajar yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar dan materi

standar yang dikaji.Hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan,

keterampilan,maupun sikap.

4) Indikator Hasil Belajar

Indikator hasil belajar adalah ciri penanda ketercapaian kompetensi

dasar. Indikator dalam silabus berfungsi sebagai tanda-tanda yang

menunjukkan terjadinya perubahan perilaku pada diri siswa. Tanda-tanda

ini lebih spesifik dan lebih dapat diamati dalam diri siswa, target

kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi atau tercapai.

5) Materi Pokok

Materi pokok adalah pokok-pokok materi yang harus dipelajari

siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai

dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan

indikator pencapaian belajar. Secara umum materi pokok dapat

diklasifikasikan menjadi empat jenis,yaitu fakta, konsep, prisip dan

prosedur.
99

6) Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran adalah bentuk atau pola umum kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Strategi pembelajaran meliputi

kegiatan tatap muka dan non tatap muka (pengalaman belajar).

7) Alokasi Waktu

Alokasi waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menguasai

masing-masing kompetensi dasar.

8) Adanya Penilaian

Penilaian adalah jenis, bentuk, dan instrumen yang digunakan untuk

mengetahui atau mengukur keberhasilan belajar siswa.

9) Sarana dan Sumber Belajar

Sarana dan sumber belajar adalah sarana dan sumber belajar yang

digunakan dalam proses belajar mengajar.

Silabus yang disusun penulis ini adalah silabus pada kelas XI

program IPS semester 2 yang sedang berjalan. Sesuai dengan jadwal

rencana tindak lanjut (RTL), penyusunan perangkat pembelajaran berupa

silabus ini berlangsung selama 24 Jam Pelajaran.


100

SILABUS PEMBELAJARAN EKONOMI

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Tapaktuan


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Program : XI/IPS
Semester :2
Standar Kompetensi : 5. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa
Alokasi Waktu : 24 x 45 menit
Kompetensi Nili Budaya Dan Materi Alokasi Sumber/
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
Dasar Karakter Bangsa Pembelajaran Waktu Bahan/ Alat
5.6 Membuat  Kerja Keras  Neraca Saldo  Mengkaji referensi  Menyusun neraca Jenis tagihan: 6 x 45’ Buku
ikhtisar  Jujur untuk membuat neraca saldo berdasarkan kuis dan Tes Ekonomi
Siklus  Saling saldo saldo dalam buku Tertulis dan sumber
akuntansi Menghargai besar. Tugas lain yang
perusahaan  Inovatif  Mengoreksi apabila individu dan relevan
jasa terjadi kesalahan kelompok
dalam neraca saldo
 Jurnal  Mengkaji referensi  Membuat jurnal Jenis tagihan: 9 x 45’ Buku
Penyesuaian/ untuk membuat jurnal penyesuaian untuk kuis dan Tes Ekonomi
Adjustmen penyesuaian/Adjustment akun deferal. Tertulis dan sumber
 Membuat jurnal Tugas lain yang
penyesuaian untuk individu dan relevan
akun akrual kelompok

 Kertas Kerja  Mengkaji referensi  Menyusun kertas Jenis tagihan: 9 x 45’ Buku
untuk menyusun kertas kerja kuis dan Tes Ekonomi
kerja Tertulis dan sumber
Tugas lain yang
individu dan relevan
kelompok

100
101

2..Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan

pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP

dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta

didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD) Dalam Permendikbud

No 65/2013. Berdasarkan Permendikbud No 81A/2013, RPP mencakup: (1)

data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3)

alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian

kompetensi; (5) materi pembelajaran; (6) metode pembelajaran; (7) media,

alat dan sumber belajar; (8) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (9)

penilaian.

Mekanisme pengembangan RPP, setiap guru di setiap satuan

pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk mata pelajaran yang diampu.

Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau

awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih

dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran.

Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara

berkelompok. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara

mandiri dan/atau secara bersama-sama melalui musyawarah guru mata

pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu difasilitasi dan

disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala

sekolah. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara berkelompok


102

melalui MGMP antar sekolah atau antar wilayah dikoordinasikan dan

disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.

Prinsip- prinsip dalam pengembangan RPP dapat mengakomodasi

perbedaan individu peserta didik, dapat mendorong partisipasi aktif peserta

didik, proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik,

mengembangkan budaya membaca dan menulis, memberikan umpan balik

dan tindak lanjut, mengakomodasi keterkaitan dan keterpaduan antara SK,

KD, Materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi, penilaian dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman

belajar, menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. Adapun langkah-

langkah : 1) Mencantumkan identitas, 2) Merumuskan tujuan pembelajaran,

3) Menentukan materi Pembelajaran, 4) Menentukan Metode Pembelajaran,

5) Menetapkan kegiatan pembelajaran, 6) Memilih sumber belajar, 7)

Penilaian hasil belajar

Berdasarkan pengetahuan tersebut di atas penulis pada laporan on the

job learning ini menyusun RPP sesuai dengan tugas yang diampu sebagai

guru Ekonomi yang mengajar di kelas XI IPS Ungul, XI IPS 1 dan XI IPS 2.

RPP dan bahan ajar yang disusun adalah Materi kelas XI program IPS pada

semester genap. Sesuai dengan rancana tindak lanjut (RTL), penyusunan RPP

dan bahan ajar ini berlangsung selama 24 jam pelajaran. RPP dan Bahan Ajar

yang disusun mengambil Standar Kompetensi (SK): 5.Memahami

penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa. Kompetensi Dasar (KD) : 5.6

Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa. Penulis menentukan


103

indikator pencapaian kompetensi yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

(1) Menyusun neraca saldo berdasarkan saldo dalam buku besar (2)

Mengoreksi apabila terjadi kesalahan dalam neraca saldo, (3) Menjelaskan

pengertian jurnal penyesuaian/adjustment (4) Membuat jurnal penyesuaian

untuk akun akrual (5) Menyusun Kertas Kerja. Dari indikator tersebut penulis

menentukan tujuan pembelajaran : melalui diskusi kelompok siswa dapat : 1)

Menyusun neraca saldo berdasarkan saldo dalam buku besar, 2) Mengoreksi

apabila terjadi kesalahan dalam neraca saldo, 3) Menjelaskan pengertian

Jurnal Penyesuaian untuk akun deferal, 4) Menjelaskan pengertian jurnal

penyesuaian/adjustment, 5) Mampu membuat jurnal penyesuaian untuk akun

deferal, 6) Menjelaskan pengertian jurnal penyesuaian/ adjustmentakun

deferal 7) Menjelaskan pengertian jurnal penyesuaian/ adjustment akun

deferal 8) Menyusun Kertas Kerja.

Materi pembelajaran dikembangkan berdasarkan silabus dan RPP,

yang memuat materi tentang membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan

jasa yang disampaikan selama 5 kali pertemuan, 1 kali pertemuan adalah 3 x

45 menit, dan sisa waktu dari 5 kali pertemuan akan digunakan untuk latihan

dan ulangan harian. Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses

pembelajaran adalah pendekatan kontekstual, metode pembelajaran melalui

tanya jawab, diskusi kelompok, ceramah, dan pemberian tugas. Proses belajar

mengajar di dalam kelas sangat tergantung kepada metode pembelajaran

yang digunakan. Ini berhubungan dengan keaktifan siswa didalam mengikuti

proses belajar mengajar di dalam kelas. Model pembelajaran dipilih model


104

tutor sebaya dengan harapan siswa akan lebih mengerti jika dijelaskan oleh

temannya sendiri.

Selanjutnya penulis membuat langkah-langkah pembelajaran yang

tediri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Ketiga tahapan

ini harus dilalui oleh seorang guru ketika mengajar di dalam kelas. RPP yang

disusun mempunyai sumber belajar berupa buku-buku referensi yang

berkaitan dengan materi yang diajarkan. Penulis juga membuat LKS sebagai

sumber belajar. Dan sebagai sumber belajar penulis juga menyusun bahan

ajar. Bahan ajar yang dibuat sesuai dengan tujuan pembelajaran, menjabarkan

tujuan pembelajaran, relevan dengan kebutuhan peserta didik, sesuai dengan

tuntutan SKL, tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematis dan

logis, serta bersumber dari buku yang baku,keahlian guru, masyarakat dan

fenomena alam.

Tahapan terakhir dalam RPP ini adalah penilaian. Pada Tahap ini

penulis membuat soal-soal yang memuat materi yang telah diajarkan.

Instrumen penilaian dibuat dalam bentuk pertanyaan tertulis berupa soal

pilihan berganda. Sebelum soal dibuat penulis membuat kisi-kisi soal dan

menuangkannya dalam kartu soal.


105

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Tapaktuan

Mata Pelajaran : Ekonomi - Akuntansi

Kelas/Semester : XI / 2

Alokasi Waktu : 24 45 menit

A. Standar Kompetensi

5. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa

B. Kompetensi Dasar

5.6 Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa

C. Indikator

1. Menyusun neraca saldo berdasarkan saldo dalam buku besar.

2. Mengoreksi apabila terjadi kesalahan dalam neraca saldo

3. Membuat jurnal penyesuaian untuk akun deferal

4. Membuat jurnal penyesuaian untuk akun akrual

5. Menyusun kertas kerja

D. Tujuan Pembelajaran

Melalui diskusi kelompok siswa dapat :

1) Menyusun neraca saldo berdasarkan saldo dalam buku besar

2) Mengoreksi apabila terjadi kesalahan dalam neraca saldo

3) Menjelaskan pengertian Jurnal Penyesuaian untuk akun deferal

4) Menjelaskan pengertian jurnal penyesuaian/adjustment

5) Mampu membuat jurnal penyesuaian untuk akun deferal


106

6) Menjelaskan pengertian jurnal penyesuaian/adjustment akun deferal

7) Menjelaskan pengertian jurnal penyesuaian/adjustment akun deferal

8) Menyusun Kertas Kerja

 Karakter siswa yang diharapkan :

1. Kerja keras, Jujur, saling menghargai.

 Kewirausahaan / Akuntansi Kreatif :

2. Kerja keras, jujur, saling menghargai orang lain, inovatif,

E. Materi Pembelajaran

Pertemuan I, II

Materi Pembelajaran yang akan dibelajarkan pada siswa mencakup : Ikhtisar

siklus akuntansi perusahaan jasa yaitu Menyusun Neraca Saldo berdasarkan

saldo dalam buku besar

Pertemuan III

Materi pembelajaran yang akan dibelajarkan pada siswa mencakup :

Mengoreksi apabila terjadi kesalahan pada neraca saldo

Pertemuan IV, V,

Materi Pembelajaran yang akan dibelajarkan pada siswa mencakup :

Membuat jurnal penyesuaian untuk akun akrual

Pertemuan ke VI

Materi Pembelajaran yang akan dibelajarkan pada siswa mencakup :

Membuat jurnal penyesuaian untuk akun deferal.


107

Pertemuan VII, VIII

Materi Pembelajaran yang akan dibelajarkan pada siswa mencakup :

Menyusun Kertas Kerja/worksheet

F. Pendekatan Dan Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah

sebagai berikut :

Alokasi
Pendekatan Pembelajaran
Waktu
Pendekatan Kontekstual
Metode Pembelajaran Tanya Jawab, Diskusi Kelompok, Ceramah, 3 x 45
menit
dan Pemberian tugas
Model Pembelajaran Tutor Sebaya

Strategi Pembelajaran

Tatap Muka Terstruktur Mandiri

 Memahami  Mengkaji referensi  Siswa dapat Menyusun neraca


penyusunan siklus untuk membuat neraca saldo berdasarkan saldo dalam
akuntansi saldo. buku besar.
perusahaan jasa  Mengkaji referensi  Siswa dapat Mengoreksi
untuk membuat jurnal apabila terjadi kesalahan dalam
penyesuaian. neraca saldo.
 Mengkaji referensi  Siswa dapat membuat jurnal
untuk menyusun keras penyesuaian adjustment untuk
kerja akun deferal
 Siswa dapat membuat jurnal
penyesuaian adjustment untuk
akun akrual
 Siswa dapat menyususn kertas
kerja/worksheet
108

G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran


Pertemuan
Media Pembelajaran - Neraca Saldo
- Laporan Keuangan
- Jurnal Penyesuaian untuk akun deferal
- Jurnal Penyesuaian untuk akun Akrual
- Kertas Kerja
Alat Pembelajaran - Papan tulis
- LCD
- Laptop
- Alat Tulis
Sumber Pembelajaran - Lembar Kerja Siswa
- Buku Ekonomi / Akuntansi Jilid 2 MT Ritonga –
Yoga Firdaus PT. Phibeta

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan I, II
1.Kegiatan Pendahuluan
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
Siswa memberi salam dan guru menjawab salam,
1
berdoa dan mengabsen kehadiran siswa.
Memeriksa kebersihan dan posisi tempat duduk siswa
2
sesuai denah kelas.
Memusatkan perhatian siswa pada materi yang akan
3
dibelajarkan. 15’
Siswa mendengar penjelasan guru tentang neraca
4
Saldo
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
5
dicapai.
6 Siswa mendengarkan penjelasan garis besar cakupan
109

Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan
dilakukan siswa untuk menyelesaikan permasalahan
dan tugas.
7 Siswa dibagi menjadi 7 kelompok secara heterogen
2.Kegiatan Inti
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
Eksplorasi :
 Guru memberikan tes awal (pre test)
1  Guru menjelaskan pengertian neraca saldo
 Guru menjelaskan tentang pembuatan neraca saldo
 Guru menjelaskan model pembelajaran Tutor Sebaya
Elaborasi
105
 Guru memberi topik / materi untuk didiskusikan oleh
setiap kelompok
2
 Guru Mengawasi dan membantu siswa dalam
mendiskusikan materi melalui pembelajaran tutor
sebaya
Konfirmasi
3  Siswa menyimpulkan materi pembelajaran bersama
dengan guru.
3.Kegiatan Penutup
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
Bersama-sama dengan siswa membuat simpulan
1
pelajaran
Memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan 15 ’
2 tanggapan berkaitan dengan materi yang sudah
disampaikan
110

Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
3
pembelajaran dengan pemberian tugas rumah
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
4
berikutnya tentang Neraca Saldo

Pertemuan III
1) Kegiatan Pendahuluan
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
Siswa memberi salam dan guru menjawab salam, berdoa
1
dan mengabsen kehadiran siswa.
Memeriksa kebersihan dan posisi tempat duduk siswa
2
sesuai denah kelas.
Memusatkan perhatian siswa pada materi yang akan
3
dibelajarkan.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang laporan
4 15’
keuangan
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Siswa mendengarkan penjelasan garis besar cakupan
materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan
6
dilakukan siswa untuk menyelesaikan permasalahan dan
tugas.
7 Siswa dibagi menjadi 7 kelompok secara heterogen
2. Kegiatan Inti
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
Eksplorasi :
 Siswa diberi tes awal (pre test) 105
1  Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
pengertian neraca saldo
 Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
111

Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
pembuatan neraca saldo
 Guru menjelaskan model pembelajaran Tutor Sebaya
Elaborasi
 Siswa mendiskusikan topik / materi untuk setiap
kelompok melalui pembelajaran model pembelajaran
2 tutor sebaya
 Guru Mengawasi dan membantu siswa dalam
mendiskusikan materi melalui pembelajaran tutor
sebaya
Konfirmasi
3  Siswa menyimpulkan materi pembelajaran bersama
dengan guru.
3. Kegiatan Penutup
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1 Siswa dengan guru membuat simpulan pelajaran
Memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan
2 tanggapan berkaitan dengan materi yang sudah
disampaikan
15 ’
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
3
pembelajaran dengan pemberian tugas rumah
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
4
berikutnya tentang Jurnal penyesuaian

Pertemuan IV, V
1. Kegiatan Pendahuluan
No. Alokasi
Kegiatan
Waktu
1 Memberi salam, berdoa dan mengabsen kehadiran siswa.
Memeriksa kebersihan dan posisi tempat duduk siswa 15’
2
sesuai denah kelas.
112

No. Alokasi
Kegiatan
Waktu
Memusatkan perhatian siswa pada materi yang akan
3
dibelajarkan.
4 Guru mereview pelajaran pada pertemuan sebelumnya
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Siswa mendengarkan penjelasan garis besar cakupan
materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan
6
dilakukan siswa untuk menyelesaikan permasalahan dan
tugas.
7 Siswa dibagi menjadi 7 kelompok secara heterogen
2. Kegiatan Inti
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
Eksplorasi :
 Siswa mendengarkan penjelasan model pembelajaran
1 tutor sebaya.
 Siswa mengerjakan latihan soal menyusun Jurnal
Penyesuaian untuk akun deferal
Elaborasi
 Siswa mendiskusikan topik / materi untuk setiap
kelompok melalui pembelajaran model pembelajaran 80’
tutor sebaya
2  Guru Mengawasi dan membantu siswa dalam
mendiskusikan materi Jurnal Penyesuaian akun
deferal
 Guru menunjuk kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompok
Konfirmasi
3  Guru memberi pujian/reward kepada kelompok yang
menjawab dengan benar dan paling aktif dalam
113

Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
kegiatan pembelajaran.
 Siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi
pembelajaran Jurnal penyesuaian untuk akun deferral
3. Kegiatan Penutup
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
Memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan
1 tanggapan berkaitan dengan materi yang sudah
disampaikan
40 ’
Guru memberikan pujian atas keberhasilan pembelajaran
2 hari ini. Guru menutup pelajaran dengan mengucapakan
salam dan memberi PR

Pertemuan VI
1. Kegiatan Pendahuluan
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
Memberi salam, berdoa dan mengabsen kehadiran
1
siswa.
Memeriksa kebersihan dan posisi tempat duduk siswa
2
sesuai denah kelas.
Memusatkan perhatian siswa pada materi yang akan
3
dibelajarkan.
4 Guru mereview pelajaran pada pertemuan sebelumnya 15’
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan
penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa
6
untuk menyelesaikan permasalahan dan tugas melalui
metode pembelajaran tutor sebaya.
7 Guru membagi secara heterogen sebanyak 7 kelompok
114

2. Kegiatan Inti
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
Eksplorasi :
 Guru menjelaskan model pembelajaran tutor sebaya.
1
 Guru memberikan latihan soal menyusun Jurnal
Penyesuaian untuk akun akrual
Elaborasi
 Guru memberi topik / materi untuk didiskusikan oleh
setiap kelompok
 Guru Mengawasi dan membantu siswa dalam
2 80’
mendiskusikan materi jurnal penyesuaian akrual
 Guru menunjuk kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompok/boleh diwakilkan pada tutor
sebayanya
Konfirmasi
 Guru memberi pujian/reward kepada kelompok yang

3 menjawab dengan benar dan paling aktif dalam


kegiatan pembelajaran.
 Guru bersama siswa menyimpulkan materi
pembelajaran Jurnal penyesuaian untuk akun akrual
3. Kegiatan Penutup
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
Memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan
1 tanggapan berkaitan dengan materi yang sudah
disampaikan
40 ’
Guru memberikan pujian atas keberhasilan pembelajaran
2 hari ini. Guru menutup pelajaran dengan mengucapakan
salam dan memberi PR
115

Pertemuan VII, VIII


1. Kegiatan Pendahuluan
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
1 Memberi salam, berdoa dan mengabsen kehadiran siswa.
Memeriksa kebersihan dan posisi tempat duduk siswa
2
sesuai denah kelas.
Memusatkan perhatian siswa pada materi yang akan
3
dibelajarkan.
4 Guru mereview pelajaran pada pertemuan sebelumnya
15’
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan
penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa
6
untuk menyelesaikan permasalahan dan tugas melalui
metode pembelajaran tutor sebaya.
7 Guru membagi secara heterogen sebanyak 7 kelompok
2. Kegiatan Inti
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
Eksplorasi :
1  Guru menjelaskan model pembelajaran tutor sebaya.
 Guru memberikan latihan soal menyusun kertas kerja
Elaborasi
 Guru memberi topik / materi untuk didiskusikan oleh 80’
setiap kelompok
 Guru Mengawasi dan membantu siswa dalam
2
mendiskusikan materi kertas kerja
 Guru menunjuk kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompok/boleh diwakilkan pada tutor
sebayanya
116

Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
Konfirmasi
 Guru memberi pujian/reward kepada kelompok yang

3 menjawab dengan benar dan paling aktif dalam


kegiatan pembelajaran.
 Guru bersama siswa menyimpulkan materi
pembelajaran kertas kerja
3. Kegiatan Penutup
Alokasi
No. Kegiatan
Waktu
Memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan
1 tanggapan berkaitan dengan materi yang sudah
disampaikan
40 ’
Guru memberikan pujian atas keberhasilan pembelajaran
2 hari ini. Guru menutup pelajaran dengan mengucapakan
salam dan memberi PR tetang kertas kerja

I. Penilaian
Aspek Teknik Contoh
Bentuk Instrumen
Penilaian Penilaian Instrumen
Sikap Jurnal Lembar Jurnal Terlampir
Pengetahuan Tes Tertulis Isian Terlampir

Mengetahui : Tapaktuan, April 2016


Kepala SMAN 1 Tapaktuan Guru Mata Pelajaran

Jaspiandi, S.Pd, M.Pd Haniatun, SE


NIP. 19720421 199801 1 001 NIP.19780211 200904 2 002
117

3. Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan

guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa

berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for

Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based

Training).

Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis

baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang

memungkinkan siswa untuk belajar terdiri dari:

a. Bahan cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,

leaflet, wallchart,

b. Audio Visual seperti: video/film,VCD

c. Audio seperti: radio, kaset, CD audio, PH

d. Visual: foto, gambar, model/maket.

e. Multi Media: CD interaktif, computer Based, Internet

Bahan ajar berupa Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah

lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar

kegiatan berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.

Tugas-tugas yang yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori dan atau

praktik.
118

Prinsip penyusunan lembar kerja menimbulkan minat baca, ditulis dan

dirancang untuk siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran, disusun berdasarkan

pola belajar yang fleksibel, struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan

kompetensi akhir yang akan dicapai, memberi kesempatan pada siswa untuk

berlatih , mengakomodasi kesulitan siswa, memberikan rangkuman dan gaya

penulisan komunikatif dan semi formal

LKS adalah Media pembelajaran yang berisi sejumlah tugas, atau

pertanyaan yang mendorong siswa untuk melakukan sesuatu/aktivitas tertentu

dalam proses belajar mengajar. Manfaat LKS dalam pembelajaran mengubah

guru sentris menjadi siswa sentris, membantu guru mengarahkan siswanya

untuk dapat menemukan konsep-konsep melalui aktivitas sendiri atau

kelompok, mengembangkan keterampilan proses, mengembangkan sikap

ilmiah, dan mengembangkan PAKEM.

Beracuan pada prinsip penyusunan bahan ajar, penulis menyusun bahan

ajar cetak berupa LKS untuk pembelajaran pada Kompetensi dasar 5.6

Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa seperti di bawah ini :


119

Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

A. NERACA SALDO/NERACA SISA

1. Pengertian Neraca Saldo

Adalah : Suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun buku besar yang dicatat

secara sistematis menurut no kode akun buku besar, disertai jumlah debet dan

kredit akun yang bersangkutan.

2. Bentuk Format neraca saldo

Nama Perusahaan
Jenis Laporan
Periode,......................….
No Akun Nama Akun Debet Kredit

3. Langkah pemindahan neraca saldo

 Lihat saldo akhir yang ada pada buku besar

 Perhatikan dimana letak saldonya debet atau kredit

 Dan pindahkan pada kolom neraca saldo sesuai dengan jumlah dan

letaknya di buku besar.

 Setelah itu jumlahkan debet dan kredit

 Jumlah debet dan kredit harus sama

4. Kesalahan dalam pembuatan neraca saldo,

1) Kesalahan yang tidak mengganggu keseimbangan neraca saldo.

 Transaksi tidak dicatat atau lupa baik dalam jurnal umum maupun

buku besar
120

Ex: Penerimaan kas (debet) dari hasil pendapatan jasa kredit dicatat

sebagai hasil penerimaan pinjaman (Kredit)

 Transaksi salah dicatat baik di buku akun debet atau akun kredit

Ex : Pembelian peralatan secara tunai dicatat dengan mendebet akun

peralatan dan mengkredit akun utang

2) Kesalahan yang mengakibatkan neraca saldo tidak seimbang

 Kesalahan dalam penjumlahan kolom debet maupun kolom kredit

 Kesalahan karena tidak memindahkan akun dan saldonya ke neraca

saldo

 Kesalahan memindahkan saldo akun keneraca saldo, antara lain ;

a. Saldo debet akun dicatat dikolom kredit neraca saldo dan

sebaliknya

b. Perpindahan posisi angka pada saat mencatat saldo akun dineraca

saldo

c. Pergeseran angka pada saat mencatat saldo akun dan neraca saldo.

B. KERTAS KERJA / WORK SHEET

1. Pengertian kertas kerja

Adalah : Suatu formulir yang terdiri atas berbagai kolom yang terdiri

dari kolom Neraca saldo, Ayat penyesuaian, Neraca saldo setelah

disesuaikan, Laba/Rugi, dan Neraca. Neraca lajur atau kertas kerja

adalah suatu kertas berkolom-kolom atau berlajur-lajur yang

direncanakan secara khusus untuk menghimpun semua data

akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun


121

laporan keuangan dengan cara yang sistematis. Kertas kerja yang

biasa digunakan adalah kertas kerja dengan bentuk 10 kolom, yakni

kolom Neraca Saldo, Ayat Penyesuaian, Neraca saldo disesuaikan,

Rugi-Laba dan Neraca.

2. Bentuk kertas kerja

Bentuk 6 kolom
No Nama Neraca Saldo Laba / Rugi Neraca
Akun Akun Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit

Bentuk 8 kolom
Neraca
No Nama Penyesuaian Laba/Rugi Neraca
Saldo
Akun Akun
D K D K D K D K

Bentuk 10 kolom
Neraca
No Nama Penyesuaian NSD L/R Neraca
Saldo
Akun Akun
D K D K D K D K D K
d

Bentuk 12 kolom
Neraca
No Nama Penyesuaian NSD Laba/Rugi Modal Neraca
Saldo
Akun Akun
D K D K D K D K D K D K
f

C. JURNAL PENYESUAIAN / ADJUSMENT

1. Pengertian Jurnal Penyesuaian/Adjustment

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk

menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun) agar menunjukkan keadaan

sebenarnya sebelum penyusunan laporan keuangan


122

2. Fungsi Jurnal Penyesuaian

Untuk mengoreksi perkiraan harta, hutang, dan modal, pendapatan serta

beban sehingga mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

3. Hal-hal Yang perlu mendapatkan penyesuaian

a) Perlengkapan.

Perlengkapan merupakan harta yang dimiliki perusahaan yang masa

penggunaannya kurang dari satu tahun, karena pada waktu penggunaan

perlengkapan tidak dilakukan pencatatan maka nilai persediaan

perlengkapan pada akhir periode akuntansi masih tercantum dalam

neraca saldo sebesar nilai belinya. Untuk itu perlu dilakukan

penyesuaian agar saldo akun perlengkapan mencerminkan keadaan

yang sebenarnya.

Ayat Jurnal penyesuaian yang dibuat :

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


31-12… Beban Perlengkapan xxx ---
Perlengkapan --- Xxx
Jumlahnya dicatat sebesar yangterpakai atau yang telah menjadi beban

b) Beban Dibayar dimuka

Bila perusahaan melakukan pembayaran terlebih dahulu untuk suatu

beban, dan pembayarannya tersebut melebihi satu periode akuntansi,

maka perlu dilakukan jurnal penyesuaian agar dapat diketahui beban

yang sebenarnya terjadi pada waktu itu.


123

Ayat Jurnal penyesuaian yang dibuat :


· Dicatat sebagai Harta
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
31/12… Beban….. xxx ---
….dibayar dimuka ---- Xxx
Jumlahnya dicatat sebesar yang sudah menjadi beban pada periode tersebut
· Dicatat sebagai Beban
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
31/12… …..dibayar dimuka Xxx ---
Beban…… --- xxx
Jumlahnya dicatat sebesar yang belum menjadi beban pada periode tersebut
c) Pendapatan diterima dimuka

Apabila suatu perusahaan belum menyelesaikan pekerjaan yang dipesan,

tetapi telah menerima pembayaran atas pesanan tersebut.

Ayat Jurnal Penyesuaian yang dibuat :

1. Dicatat sebagai Hutang


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
31/12… ……diterima dimuka xxx ----
Pendapatan…… --- xxx
Jumlahnya dicatat sebesar yang telah menjadi pendapatan pada periode
tersebut

2. Dicatat sebagai Pendapatan


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
31/12….. Pendapatan ….. xxx ---
……diterima dimuka --- xxx
Jumlahnya dicatat sebesar yang belum menjadi pendapatan pada periode
tersebut
124

d) Pendapatan yang masih harus diterima

Pendapatan yang masih harus diterima timbul karena pada akhir periode

telah terjadi pendapatan, tetapi belum diterima pembayarannya.

Ayat jurnal Penyesuaian yang dibuat :


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
31/12…. Piutang….. xxx ---
Pendapatan…… --- xxx
Jumlahnya dicatat sebesar yang menjadi pendapatan pada periode tersebut
e) Beban yang masih harus dibayar

Beban yang masih harus dibayar merupakan beban yang telah terjadi,

tetapi sampai pada akhir periode akuntansi belum dibayar.

Ayat Jurnal Penyesuaian yang dibuat :


Tanggal Keterangan Ref Debet kredit
31/12…. Beban…… xxx ---
Utang…. --- xxx
Jumlahnya dicatat sebesar yang belum dibayarkan (Utang) pada periode
tersebut.
f) Penyusutan aktiva tetap

Aktiva tetap adalah : Aktiva yang dapat digunakan dalam perusahaan

lebih dari satu periode akuntansi.

Misalnya : kantor, gedung, kendaraan, peralatan, dll karena aktiva

digunakan lebih dari satu periode akuntansi, maka aktiva tersebut

mengalami penurunan nilai sampai batas umur ekonomisnya.

Penurunan nilai ini dalam neraca dicatat pada akun akumulasi

penyusutan, yang saldonya dari tahun ketahun bertambah.


125

Ada beberapa metode untuk menentukan besarnya penyusutan aktiva

tetap, seperti :

1. Metode garis lurus

2. Metode tariff tetap atas nilai buku

3. Metode jumlah angka tahun

Dalam metode garis lurus, jumlah beban penyusutan dihitung sama

besar dari tahun ketahun.

Ayat jurnal penyesuaian yang dibuat :


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
31/12… Beban penyusutan….. xxx ---
Akm penyusutan ….. --- xxx
Dicatat sebesar yang menjadi beban penyusutan pada periode tersebut.

D. JURNAL PENUTUP (Closing Entries)

Ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi, yang bertujuan

untuk menutup akun Nominal (Pendapatan dan Beban). Pada akhir periode

akuntansi seluruh akun nominal tersebut harus “Nol”

Ayat Jurnal Penutup yang diperlukan :


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
31/12….
· Menutup akun Beban
Ikhtisar Laba/Rugi Xxx ---
Beban…… ---- xxx
31/12… · Menutup akun Pendapatan
Pendapatan….. Xxx ---
Ikhtisar Laba/Rugi --- Xxx
31/12… · Menutup akun Ikhtisar L/R
Ikhtisar Laba/Rugi Xxx ---
Modal --- xxx
31/12… · Menutup akun Prive
Modal Xxx ---
Prive --- xxx
126

Selama proses akuntansi, akun nominal yaitu Pendapatan dan Beban

digunakan sebagai akun yang mengklasifikasikan dan mengiktisarkan akun

modal.

E. NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN


Neraca Saldo Setelah Penutupan adalah suatu daftar yang berisi saldo-

saldo rekening buku besar setelah perusahaan melakukan penutupan buku,

tujuannya supaya aktiva/harta, kewajiban/utang dan modal selalu dalam keadaan

seimbang, sebelum perusahaan memulai pencatatan pada tahun atau periode

berikutnya.

Setelah ayat jurnal penutup diposting kebuku besar, maka selanjutnya

adalah menyusun neraca salso setelah penutupan. Akibat pesting tersebut kini

akun nominal terlihat sudah tidak bersalso lagi, sehingga saldo buku besar hanya

berisikan akun riil, berupa harta, hutang, dan modal. Akun-akun ini lah yang

dijadikan sumber untuk penyusunan neraca saldo setelah penutupan.

PT. Angin Ribut


Neraca Saldo Setelah Penutupan
Periode,......................….
No Akun Nama Akun Debet Kredit

Neraca saldo setelah penutupan disusun untuk memastikan apakah

keadaan buku besar telah seimbang. Kegiatan ini dilakukan sebelum memulai

pencatatan data akuntansi pada periode berikutnya.


127

LKS 1
SMA NEGERI 1 TAPAKTUAN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lembar Kerja Siswa (LKS)


Membuat Jurnal Penyesuaian (Adjusment)
(Waktu 3 x 45 menit)

Nama Siswa : .........................................................................................


Mata Pelajaran : .........................................................................................
Kelas : .........................................................................................
Semester : .........................................................................................
A. Petunjuk Belajar (Petunjuk siswa)

a. Baca secara cermat literatur ajar sebelum siswa mengerjakan tugas

b. Baca literatur lain untuk memperkuat pemahaman siswa

c. Kerjakan setiap langkah sesuai tugas

d. Kumpulkan laporan hasil kerja sesuai dengan jadwal yang telah disepakati

antara guru dengan siswa

e. Diskusikan dalam kelompok dan konsultasikan dengan guru dalam

mengerjakan tugas.

B. Standar Kompetensi

5. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa

C. Kompetensi Dasar

5.6 Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa

D. Indikator

1. Menjelaskan pengertian jurnal penyesuaian

2. Membuat jurnal penyesuaian untuk akun deferal

3. Membuat jurnal penyesuaian untuk akun akrual


128

E. Materi

Jurnal Penyesuaian :

adalah ayat jurnal untuk menyesuaiakan catatan-catatan atau fakta-fakta yang

sebenarnya pada akhir priode akuntasi. Jurnal Penyasuaian disusun

berdasarkan data dari neraca saldo dan data penyesuaian akhir periode.

Beberapa transaksi yang memerlukan jurnal penyesuaian :

1. Transaksi yang sudah terjadi tetapi belum dicatat

a. Beban yang masih harus dibayar

Adalah beban yang sudah terjadi tetapi masih belum dibayar dan belum

dicatat dalam akun yang bersangkutan

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


Des 31 Beban ............ Rp xx
....... yang masih harus/
Rp xx
utang ........
(...... disesuaiakan dgn jenis beban)
*) Jumlahnya dicatat sebesar yg tertera dalam soal/ dihitung sebesar yang
masih menjadi beban
b. Pendapatan diterima dimuka/ Piutang Pendapatan

Adalah pendapatan yang sudah diperoleh tetapi belum diterima dan


belum dicatat.
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Piutang ...../....yang masih harus diterima Rp xx
Pendapatan ............. Rp xx
(...... disesuaiakan dgn jenis akunnya)
*) Jumlahnya dicatat sebesar yang tertera dalam soal/sejumlah piutangnya
c. Penyusutan Aktiva Tetap

Adalah pengalokasian harga perolehan aktiva tetap berwujud yang

dibebankan pada tahun-tahun masa operasinya.


129

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


Des 31 Beban penyusutan ............ Rp xx
Akumulasi penyusustan ..... Rp xx
(...disesuaiakan dgn jenis aktiva
tetapnya)
*) Jumlahnya dihitung sesuai yang tertera dalam soal / sebesar
prosentase dari harga perolehan
2. Transaksi yang sudah dicatat tetapi pada akhir priode masih perlu dikoreksi.

d. Beban dibayar dimuka

Adalah semua biaya yang sudah dibayar tetapi belum dibebankan pada

priode akuntansi yang berjalan.

Ada dua metode pencatatan beban dibayar dimuka yaitu :

1. Beban dibayar dimuka yang dicatat sebagai harta (pendekatan

neraca)

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


Des 31 Beban ......... Rp xx
......... dibayar dimuka Rp xx
(...... disesuaiakan dgn jenis
babannya)
*) Jumlahnya dihitung sebesar yang sudah menjadi beban
2. Beban dibayar dimuka yang dicatat sebagai beban (pendekatan laba
rugi).
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Des 31 ...... dibayar dimuka Rp xx
Beban .......... Rp xx
(...... disesuaiakan dgn jenis
babannya)
*) Jumlahnya dihitung sebesar yang belum menjadi beban
130

e. Pendapatan diterima dimuka

Adalah penerimaan dari pendapatan tetapi bukan merupakan pendapatan

tahun yang berjalan dan merupakan tahun berikutnya.

Ada dua metote pencatatan pendapatan diterima dimuka

3. Pendapatan diterima dimuka yang dicatat sebagai kewajiban


Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Des 31 ...... diterima di muka Rp xx
Pendapatan .......... Rp xx
(...... disesuaiakan dgn jenis
akunnya)
*) Jumlahnya dihitung sebesar yang sudah menjadi pendapatan
4. Pendapatan diterima di muka dicatat sebagai pendapatan
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Des 31 Pendapatan ....... Rp xx
.......... diterima dimuka Rp xx
(...... disesuaiakan dgn jenis
akunnya)
*) Jumlahnya dihitung sebesar yang belum menjadi
pendapatan/pendapatan tahun berikutnya
f. Pemakaian perlengkapan
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Des 31 Beban Perlengkapan Rp xx
Perlengkapan Rp xx
(...... disesuaiakan dgn jenis
akunnya)
*) Jumlahnya dihitung sebesar yang sudah menjadi beban atau yang
telah digunakan
131

4. Tugas-Tugas dan Langkah Kerja

1) Tuliskan pengertian Jurnal Penyesuaian

.............................................................................................................................

..............................................................................................................................

2) Tuliskan fungsi jurnal penyesuaian !

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

3) Tuliskan akun-akun yang memerlukan jurnal penyesuaian !

.............................................................................................................................

4) Berikut ini adalah akun dan saldo di perusahaan CC per 31 Desember

2007 dari hasil penghitungan saldo di masing‐masing akun untuk

persiapan penyusunan laporan keuangan :

Perusahaan CC
Neraca Saldo
Per 31 Desember2007
No. Akun Keterangan Debet Kredit
Kas Rp. 2.400.000,00 -
Piutang Rp. 900.000,00 -
Perlengkapan Rp. 3.000.000,00 -
Utang - Rp 3.000.000,00
Pendapatan diterima - Rp 3.300.000,00
dimuka
Modal - Rp 500.000,00
Prive Rp 600.000,00
Pendapatan Rp 1.600.000,00
Biaya Gaji Rp 1.500.000,00 -
132

No. Nama AInformasi untuk pencatatan jurnal penyesuaian adalah sebagai

berikut:

a. Pendapatan diterima dimuka senilai Rp3.300.000 adalah untuk


pelatihan akuntansi selama 18 sesi pertemuan. Sampai dengan 31
Desember telah dilakukan 12 sesi pertemuan. Sisanya
b. Akan dikerjakan pada Januari 2008.
c. Penghitungan fisik supplies per 31 Desember 2007 menunjukkan
persediaan supplies senilai Rp2.000.000.
Diminta :
Catatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan
Jawab :
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

5) Data di bawah ini diambil dari pembukuan PT FATAH per 31 Desember

2005.

a. Perkiraan perlengkapan kantor menunjukkan saldo Rp750.000,00

pada akhir tahun 2005. Dari jumlah tersebut telah terpakai sebesar

Rp500.000,00.

b. Bunga yang masih harus diterima atas wesel tagih sebesar

Rp100.000,00.

c. Rekening listrik dan air bulan Desember 2005 yang belum dibayar

sebesar Rp75.000,00.
133

d. Sewa diterima di muka dalam neraca saldo menunjukkan kredit

sebesar Rp1.200.000,00. Sewa tersebut adalah untuk masa 1 Mei 2005

sampai dengan 1 Mei 2006.

e. Asuransi dibayar di muka sebelum Jurnal penyesuaian sebesar

Rp900.000,00. Pada akhir tahun 2006 ternyata yang telah menjadi

beban sebesar Rp600.000,00.

f. Piutang dagang dalam neraca saldo per 31 Desember 2005

menunjukkan jumlah sebesar Rp10.000.000,00. Ditaksir mungkin

yang tidak tertagih sebesar Rp100.000,00.

g. Gedung dengan harga perolehan sebesar Rp50.000.000,00 disusutkan

setiap tahun sebesar 5% dari harga perolehan.

Diminta :
Catatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan
Jawab:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
134

LKS 2
SMA NEGERI 1 TAPAKTUAN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Lembar Kerja Siswa (LKS)
(Waktu 3 x 45 menit)

Nama Siswa : .........................................................................................

Mata Pelajaran : .........................................................................................

Kelas : .........................................................................................

Semester : .........................................................................................

A. Petunjuk Belajar (Petunjuk siswa)

 Baca secara cermat literatur ajar sebelum siswa mengerjakan tugas

 Baca literatur lain untuk memperkuat pemahaman siswa

 Kerjakan setiap langkah sesuai tugas

 Kumpulkan laporan hasil kerja sesuai dengan jadwal yang telah disepakati

antara guru dengan siswa

 Diskusikan dalam kelompok dan konsultasikan dengan guru dalam

mengerjakan tugas.

B. Standar Kompetensi

5. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa

C. Kompetensi Dasar

5.6 Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa

D. Indikator

1. Menjelaskan tujuan jurnal penyesuaian


135

2. Menjelaskan pengertian jurnal penyesuaian

3. Menjelaskan fungsi jurnal penyesuaian

4. Menyebutkan Akun-akun yang memerlukan jurnal penyesuaian

5. Membuat jurnal penyesuaian dengan benar !

E. Tugas dan langkah-langkah Kerja

1. Tuliskan penjelasan tujuan dibuatnya jurnal penyesuaian! (20)

Jawab : .........................................................................................................

2. Tuliskan Pengertian Jurnal Penyesuaian/Adjusment! (20)

Jawab : .........................................................................................................

3. Tuliskan Fungsi Jurnal Penyesuaian ! (20)

Jawab : .........................................................................................................

4. Tuliskan akun-akun yang memerlukan jurnal penyesuaian ? (20)

Jawab : .........................................................................................................

5. Pada tanggal 31 Desember 2011 listrik, air dan telepon yang belum

dibayar sebesar Rp 2.000.000 . Bagaimanakah jurnal penyesuaian yang

benar ? (20)

Jawab : .........................................................................................................
136

LKS 3
SMA NEGERI 1 TAPAKTUAN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lembar Kerja Siswa (LKS)


(Waktu 3 x 45 menit)

Nama Siswa : .........................................................................................


Mata Pelajaran : .........................................................................................
Kelas : .........................................................................................
Semester : .........................................................................................

A. Petunjuk Belajar (Petunjuk siswa)


 Baca secara cermat literatur ajar sebelum siswa mengerjakan tugas
 Baca literatur lain untuk memperkuat pemahaman siswa
 Kerjakan setiap langkah sesuai tugas
 Kumpulkan laporan hasil kerja sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
antara guru dengan siswa
 Diskusikan dalam kelompok dan konsultasikan dengan guru dalam
mengerjakan tugas.
B. Standar Kompetensi
5. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa
C. Kompetensi Dasar
5.6 Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa
D. Indikator
1. Membuat ayat jurnal penyesuaian berdasarkan data neraca saldo dan data
penyesuaian akhir priode akuntansi dengan benar

E. Tugas dan langkah-langkah Kerja


PT. MRUF merupakan sebuah perusahaan yang kegiatannya bergerak
dalam bidang jasa bengkel kendaraan roda dua . Berikut akan disajikan
neraca saldo PT. MRUF per 31 Desember 2013.
137

PT. MRUF
NERACA SALDO
PERIODE 31 DESEMBER 2013
NO.
NAMA AKUN DEBIT KREDIT
AKUN
111 Kas Rp 45.610.000,00 -
112 Piutang Usaha Rp 4.750.000,00 -
113 Perlengkapan Rp 5.000.000,00 -
121 Peralatan Rp 15.500.000,00 -
123 Kendaraan Rp 60.000.000,00 -
211 Utang Usaha - Rp 4.300.000,00
212 Utang Gaji - Rp 2.550.000,00
221 Utang Bank - Rp 13.500.000,00
311 Modal Tn.Sandiaga - Rp 78.400.000,00
312 Prive Tn.Sandiaga Rp 1.500.000,00 -
411 Pendapatan Jasa - Rp 43.950.000,00
511 Beban Sewa Rp 2.400.000,00 -
512 Beban L.A.T Rp 365.000,00 -
513 Beban Iklan Rp 950.000,00 -
514 Beban Gaji Rp 4.500.000,00 -
515 Beban Asuransi Rp 550.000,00 -
599 Beban Lain-Lain Rp 375.000,00 -
Jumlah Rp 140.862.500,00 Rp 140.862.500,00

Berikut Data Penyesuaian yang terdapat pada Robert Motor Service :


a. Sisa Perlengkapan bengkel yang ada seharga Rp 2.500.000,00
b. Iklan pada surat kabar yang dibayarkan pada bulan Agustus dari jatah 10 kali
tayang 5 kali telah terpakai
c. Gaji Karyawan yang masih harus dibayar sebesar Rp 2.750.000,00
d. Peralatan Bengkel disusutkan sebesar 2.000.000,00
e. Sewa tempat bengkel untuk masa satu tahun terhitung sejak bulan Agustus
Diminta :
Proses akuntansi pada perusahaan PT. MRUF baru sampai pada tahap
neraca saldo, Anda diminta membuat Jurnal Penyesuaian dari data penyesuaian
tersebut.
138

F. Pedoman Penskoran
Pedoman Penskoran LKS 1 Pedoman Penskoran LKS II

Jumlah Skor perolehan Jumlah jawaban betul


NA = x 100
skor Maksimal NA = x 100
Skor maksimal (100)
Jumlah skor perolehan
NR = x 100 Jumlah skor perolehan
Jumlah Siswa NR = x 100
Jumlah Siswa

Kunci Jawaban LKS I


1. Tujuan dibuatnya jurnal penyesuaian adalah :
 agar pada akhir periode akun riil yaitu harta, kewajiban dan modal
menunjukkan keadaan yang sebenarnya
 agar akun-akun nominal, yaitu akun pendapatan dan beban dapat diakui
dalam suatu periode dan menunjukkan keadaan yang sebenarnya
2. Jurnal Penyesuaian/Adjustment adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode
untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun) agar menunjukkan keadaan
sebenarnya sebelum penyusunan laporan keuangan
3. Fungsi Jurnal Penyesuaian adalah untuk mengoreksi perkiraan harta, hutang,
dan modal, pendapatan serta beban sehingga mencerminkan keadaan yang
sebenarnya
4. Akun-akaun yang memerlukan jurnal penyesuaian adalah :
- Transaksi yang telah terjadi namun belum dicatat
a. Beban yang masih harus dibayar
b.Pendapatan yang masih harus diterima
c. Penyusutan aktiva tetap
- Transaksi yang sudah dicatat tetapi belum dikoreksi karena tidak sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
a. Beban yang dibyar dimuka
 Saat pembayaran dicatat sebagai harta
 Saat pembayaran dicatat sebagai beban
b. Pemakain perlengkapan
c. Pendapatan diterima dimuka
 Saat pendapatan dicatat sebagai utang
 Saat pendapatan dicatat sebagai pendapatan
5. Beban listrik air dan telepon Rp 2.000.000,00
Utang listrik air dan telepon Rp 2.000.000,00
139

Jawaban LKS II
PT. MRUF
AYAT JURNAL PENYESUAIAN
PERIODE 31 DESEMBER 2013
Hal :1
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2011 31 Beban Perlengkapan Rp 2.500.00,00 -
Des Perlengkapan - Rp 2.500.00,00
31 Iklan Dibayar Dimuka Rp 475.000,00 -
Beban Iklan - Rp 475.000,00
31 Beban Gaji Rp 2.750.000,00 -
Utang Gaji - Rp 2.750.000,00
31 Beban Penyusutan Peralatan Rp 2.000.000,00 -
Akumulasi Penyusutan
Peralatan - Rp 2.000.000,00
31 Sewa Dibayar Dimuka Rp 1.400.000,00 -
Beban Sewa - Rp 1.400.000,00
Jumlah Rp 9.125.000,00 Rp 9.125.000,00

4. Instrumen Penilaian

Dalam Permendikbud Nomor 66 tahun 2013 dijelaskan bahwa penilaian

pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian

autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan harian, ulangan

tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian

tingkat kompetensi, ujian nasional dan ujian sekolah/madrasah.

Penilaian autentik dilakukan secara komprehensif untuk menilai dari

masukan (input), proses, dan keluaran ((output) pembelajaran yang meliputi

ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autetik mampu

menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka

mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan membangun jejaring.


140

Penilaian autetik tidak hanya mengukur apa yang diketahui peserta didik,

tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta

didik.

Penilaian yang dilakukan oleh pendidik merupakan bagian yang tidak

terpisah dari pembelajaran. Pembelajaran di SMA menggunakan pendekatan

ilmiah (scientific approach). Penilaian dilakukan oleh pendidik selama

berlangsungnya kegiatan pembelajaran untuk menilai kesiapan, proses, dan

hasil belajar peserta didik yang mengarah pada ketercapaian kompetensi yang

meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Perencanaan penilaian hasil

belajar oleh pendiik dijabarkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP).

Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi

sikap, pengetahuan, dan keterampilan memiliki karakteristik yang berbeda.

Penilaian kompetensi sikap oleh seorang pendiik dapat dapat dilakukan

dengan observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian teman

sejawat/antar perserta didik (peer assessment), dan jurnal. Instrumen yang

digunakan untuk observasi adalah lembar pengamatan berupa daftar

cek(checklist) atai skala penilaian (Ratingscale) yang disertai rubrik,

sedangkan dalam jurnal berupa catatan pendidik.

Penilaian kompetensi pengetahuan dapat dilakukan pendidik

melalui tes tertulis. Tes tertulis dapat berupa soal pilaihan ganda, isian,

jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen dilengkapi

dengan pedoman penskoran. Bentuk soal yang sering digunakan di SMA


141

adalah pilihan ganda dan uraian. Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok

soal (stem) dan pilihan jawaban (option) umumnya terdiri dari 5(lima)

pilihan jawaban dengan satu option sebagai kunci (key) yaitu jawaban yang

benar atau paling tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor).

Berdasarkan paparan di atas dalam melaksanakan tugas selaku

pendidik penulis menyusun instrumen penilaian seperti dibawah ini :

a. Penilaian sikap

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP (LEMBAR OBSERVASI)

A. Petunjuk Umum

1. Instrumen penilaian sikap ini berupa Lembar Observasi.

2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar peserta didik yang dinilai.

B. Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI
Kelas : ….............................................................
Semester : ….............................................................
Tahun Pelajaran : ................................................................
Periode Pengamatan : Tanggal …..... s.d. ............
Butir Nilai : Kejujuran dan Ketelitian
Nama Skor Indikator Sikap Jumlah Tuntas/
No.
Peserta Sosial (1 – 4) Perolehan Skor Akhir Tidak
Didik Kejujuran Ketelitian Skor Tuntas
Afnelda (7:8)x4=3,5 Tuntas
1. 4 3 7
Mutiara
2. Age
A Setia (5:8)x4=2,5 Tuntas
Maulana 2 3 5
Akbar
3. dst
142

PETUNJUK PENGHITUNGAN SKOR SIKAP SOSIAL


1. Rumus Penghitungan Skor Akhir
Jumlah Perolehan Skor
Skor Akhir = --------------------------------- x 4
Skor Maksimal
Skor Maksimal = Banyaknya Indikator x 4
2. Kategori nilai sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 81A
Tahun 2013 yaitu:
Sangat Baik (SB) : apabila memperoleh Skor Akhir: 86 - 100
Baik (B) : apabila memperoleh Skor Akhir: 76 - 85
Cukup (C) : apabila memperoleh Skor Akhir: 56 -75
Kurang (K) : apabila memperoleh Skor Akhir: Skor Akhir < 55

Guru Mata Pelajaran

Haniatun, SE
NIP. 19780211 200904 2 01

b. Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana

keberhasilan dalam indikator pencapaian kompetensi tercapai. Penilaian

pengetahuan diawali dengan penyusunan kisi-kisi soal sebagai berikut.


143

KISI – KISI SOAL SOAL ULANGAN HARIAN 1

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Tapaktuan Alokasi Waktu : 90 Menit


Mata Pelajaran : Ekonomi Jumlah Soal : 10 obyektif, 5 Essay
Kelas/semester : XI/2 (dua) Penulis : Haniatun, SE
Materi Pembelajaran : Jurnal Penyesuaian/Adjustment
Standar Kompetensi : Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa

A. SOAL PILIHAN GANDA


Kompetensi Kelas/ Materi Indikator Ranah Bentuk Nomor
No Indikator Soal
Dasar Semester Pokok Pembelajaran kognitif Tes Soal
1 Membuat Ikhtisar XI/Genap Jurnal Menjelaskan Disajikan pernyataan yang C2 PG 1
siklus akuntansi Penyesuaian/ pengertian jurnal berhubungan dengan jurnal
perusahaan jasa Adjustmen Penyesuaian penyesuaian, peserta didik dapat
memilih pengertian jurnal
penyesuaian
2 Menentukan tujuan Disajikan data tujuan proses C2 PG 2
jurnal penyesuaian penyesuaian, peserta didik memilih
yang bukan tujuan proses
penyesuaian
3 Menentukan akun Disajikan akun-akun yang C2 PG 3
jurnal penysuaian memerlukan jurnal penyesuaian,
deferal peserta didik dapat memilih akun
yang memerlukan jurnal
penyesuaian dengan benar
144

Kompetensi Kelas/ Materi Indikator Ranah Bentuk Nomor


No Indikator Soal
Dasar Semester Pokok Pembelajaran kognitif Tes Soal
4 Menentukan akun Disajikan akun-akun yang C2 PG 4
jurnal penysuaian memerlukan jurnal penyesuaian,
akrual peserta didik dapat memilih akun
yang memerlukan jurnal
penyesuaian dengan benar
5 Menentukan akun Disajikan akun-akun yang C2 PG 5
jurnal penyesuaian memerlukan jurnal penyesuaian,
akrual peserta didik dapat memilih akun
yang memerlukan jurnal
penyesuaian dengan benar
6 Menghitung dan Disajikan data penyesuaian. Siswa C3 PG 6
menentukan Jurnal dapat menghitung dan menentukan
Penyesuaian deferal jurnal penyesuaian yang benar
yang benar
7 Menghitung dan Disajikan data penyesuaian. Siswa C3 PG 7
menentukan Jurnal dapat menghitung dan menentukan
Penyesuaian deferal jurnal penyesuaian yang benar
yang benar
8 Menghitung dan Disajikan data penyesuaian. Siswa C3 PG 8
menentukan Jurnal dapat menghitung dan menentukan
Penyesuaian akrual jurnal penyesuaian yang benar
yang benar
145

Kompetensi Kelas/ Materi Indikator Ranah Bentuk Nomor


No Indikator Soal
Dasar Semester Pokok Pembelajaran kognitif Tes Soal
9 Menghitung dan Disajikan data penyesuaian. Siswa C3 PG 9
menentukan Jurnal dapat menghitung dan menentukan
Penyesuaian akrual jurnal penyesuaian yang benar
yang benar
10 Menghitung dan Disajikan data penyesuaian. Siswa C3 PG 6
menentukan Jurnal dapat menghitung dan menentukan
Penyesuaian akrual jurnal penyesuaian yang benar
yang benar

B. SOAL ESSAY
Kompetensi Kelas/ Materi Indikator Ranah Bentuk Nomor
No Indikator Soal
Dasar Semester Pokok Pembelajaran kognitif Tes Soal
1 Membuat Ikhtisar XI/Genap Membuat Menghitung dan Disajikan data yang berhubungan C3 Essay 1
siklus akuntansi Jurnal Menyusun Jurnal dengan jurnal penyesuaian, peserta
perusahaan jasa Penyesuaian Penyesuaian untuk didik dapat menghitung dan
untuk akun akun deferal dan menyusun jurnal penyesuaian
deferal dan akrual dengan dengan benar
akrual benar

Mengetahui : Tapaktuan, April 2016


Kepala SMAN 1 Tapaktuan Guru Mata Pelajaran

Jaspiandi, S.Pd, M.Pd Haniatun, SE


NIP. 19720421 199801 1 001 NIP.19780211 200904 2 002
146

KARTU SOAL BENTUK PG


Jenis Sekolah : SMA Penyusun : Haniatun, SE
Mata Pelajaran : Ekonomi Bentuk Tes : Tertulis (Pilihan Ganda)
Bahan Kelas/Smt : XI IPS/2 Tahun Ajaran : 2015/2016

STANDAR KOMPETENSI NO. SOAL KUNCI BUKU SUMBER : Ekonomi Untuk Kelas XI,
5. Memahami penyusunan siklus 1. D MT. Ritonga
akuntansi perusahaan jasa
RUMUSAN BUTIR SOAL
KOMPETENSI DASAR 1. Jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo perkiraan-perkiraan ke saldo yang
5.6 Membuat Ikhtisar siklus akuntansi
perusahaan jasa. sebenarnya sampai akhir periode akuntansi, atau untuk memisahkan penghasilan
atau biaya dari suatu periode dengan periode yang lain disebut...
MATERI a. Jurnal umum d. Jurnal penyesuaian
 Jurnal Penyesuaian/ Adjustmen b. Jurnal penutup e. Jurnal Khusus
c. Jurnal pembalik
INDIKATOR SOAL
Menjelaskan pengertian jurnal penyesuaian

KETERANGAN SOAL
Jmlh Tingkat Proporsi jawaban pada Pilihan
No Digunakan untuk Tanggal Siswa Kesukaran Daya Pembeda A B C D E OMIT
1 Soal Ulangan Harian Kelas 20 April 34 C2
XI IPS 2016
147

KARTU SOAL BENTUK PG


Jenis Sekolah : SMA Penyusun : Haniatun, SE
Mata Pelajaran : Ekonomi Bentuk Tes : Tertulis (Pilihan Ganda)
Bahan Kelas/Smt : XI IPS/2 Tahun Ajaran : 2015/2016

STANDAR KOMPETENSI NO. SOAL KUNCI BUKU SUMBER : Ekonomi Untuk Kelas XI,
5. Memahami penyusunan siklus 2. A MT. Ritonga
akuntansi perusahaan jasa
RUMUSAN BUTIR SOAL
KOMPETENSI DASAR 2. Dibawah ini adalah tujuan proses penyesuaian, kecuali …
5.6 Membuat Ikhtisar siklus akuntansi
perusahaan jasa. a. Memposting ke buku besar
b. Membantu membuat laporan keuangan
MATERI c. Menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode
 Jurnal Penyesuaian/ Adjustmen d. Menunjukkan pendapatan dan biaya yang seharusnya diakui dalam suatu
periode
INDIKATOR SOAL
Menentukan tujuan jurnal penyesuaian e. Agar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada akhir priode akuntansi

KETERANGAN SOAL
Jmlh Tingkat Proporsi jawaban pada Pilihan
No Digunakan untuk Tanggal Siswa Kesukaran Daya Pembeda A B C D E OMIT
1 Soal Ulangan Harian Kelas 20 April 34 C2
XI IPS 2016
148

KARTU SOAL BENTUK PG


Jenis Sekolah : SMA Penyusun : Haniatun, SE
Mata Pelajaran : Ekonomi Bentuk Tes : Tertulis (Pilihan Ganda)
Bahan Kelas/Smt : XI IPS/2 Tahun Ajaran : 2015/2016

STANDAR KOMPETENSI NO. SOAL KUNCI BUKU SUMBER : Ekonomi Untuk Kelas XI,
5. Memahami penyusunan siklus 3. B MT. Ritonga
akuntansi perusahaan jasa
RUMUSAN BUTIR SOAL
KOMPETENSI DASAR 3. Pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum dicatat disebut...
5.6 Membuat Ikhtisar siklus akuntansi
perusahaan jasa. a. Utang biaya d. Biaya dibayar dimuka
b. Piutang pendapatan e. Pendapatan yang harus dibayar
MATERI c. Pendapatan diterima dimuka
 Jurnal Penyesuaian/ Adjustmen

INDIKATOR SOAL
Menentukan akun-akun pada jurnal
penyesuaian deferal

KETERANGAN SOAL
Jmlh Tingkat Proporsi jawaban pada Pilihan
No Digunakan untuk Tanggal Siswa Kesukaran Daya Pembeda A B C D E OMIT
1 Soal Ulangan Harian Kelas 20 April 34 C2
XI IPS 2016
149

KARTU SOAL BENTUK PG


Jenis Sekolah : SMA Penyusun : Haniatun, SE
Mata Pelajaran : Ekonomi Bentuk Tes : Tertulis (Pilihan Ganda)
Bahan Kelas/Smt : XI IPS/2 Tahun Ajaran : 2015/2016

STANDAR KOMPETENSI NO. SOAL KUNCI BUKU SUMBER : Ekonomi Untuk Kelas XI,
5. Memahami penyusunan siklus 4. C MT. Ritonga
akuntansi perusahaan jasa
RUMUSAN BUTIR SOAL
KOMPETENSI DASAR 4. Biaya-biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum dicatat
5.6 Membuat Ikhtisar siklus akuntansi
perusahaan jasa. disebut...
a. Biaya pemakaian perlengkapan d. Pendapatan diterima dimuka
MATERI b. Biaya dibayar dimuka e. Biaya dicatat sebagai beban
 Jurnal Penyesuaian/ Adjustmen c. Utang biaya
INDIKATOR SOAL
Menentukan akun-akun pada jurnal
penyesuaian akrual

KETERANGAN SOAL
Jmlh Tingkat Proporsi jawaban pada Pilihan
No Digunakan untuk Tanggal Siswa Kesukaran Daya Pembeda A B C D E OMIT
1 Soal Ulangan Harian Kelas 20 April 34 C2
XI IPS 2016
150

KARTU SOAL BENTUK PG


Jenis Sekolah : SMA Penyusun : Haniatun, SE
Mata Pelajaran : Ekonomi Bentuk Tes : Tertulis (Pilihan Ganda)
Bahan Kelas/Smt : XI IPS/2 Tahun Ajaran : 2015/2016

STANDAR KOMPETENSI NO. SOAL KUNCI BUKU SUMBER : Ekonomi Untuk Kelas XI,
5. Memahami penyusunan siklus 5. A MT. Ritonga
akuntansi perusahaan jasa
RUMUSAN BUTIR SOAL
KOMPETENSI DASAR 5. Pendapatan yang sudah diterima, tetapi sebenarnya harus dibebankan pada periode
5.6 Membuat Ikhtisar siklus akuntansi
perusahaan jasa. yang akan datang …
a. Pendapatan diterima dimuka d. Piutang pendapatan
MATERI b. Biaya dibayar dimuka e. Biaya pemakaian perlengkapan
 Jurnal Penyesuaian/ Adjustmen c. Pendapatan yang masih harus diterima
INDIKATOR SOAL
Menentukan akun-akun pada jurnal
penyesuaian akrual

KETERANGAN SOAL
Jmlh Tingkat Proporsi jawaban pada Pilihan
No Digunakan untuk Tanggal Siswa Kesukaran Daya Pembeda A B C D E OMIT
1 Soal Ulangan Harian Kelas 20 April 34 C2
XI IPS 2016
151

KARTU SOAL BENTUK PG


Jenis Sekolah : SMA Penyusun : Haniatun, SE
Mata Pelajaran : Ekonomi Bentuk Tes : Tertulis (Pilihan Ganda)
Bahan Kelas/Smt : XI IPS/2 Tahun Ajaran : 2015/2016

STANDAR KOMPETENSI NO. SOAL KUNCI BUKU SUMBER : Ekonomi Untuk Kelas XI,
5. Memahami penyusunan siklus 6. C MT. Ritonga
akuntansi perusahaan jasa RUMUSAN BUTIR SOAL
6. Perlengkapan di neraca saldo memperlihatkan jumlah Rp 700.000 dan pada tanggal
KOMPETENSI DASAR
5.6 Membuat Ikhtisar siklus akuntansi 31 Desember 2011 persediaan perlengkapan sebesar Rp 400.000 . Bagaimana
perusahaan jasa. jurnal penyesuaian yang benar ?
a. Perlengkapan Rp 300.000
MATERI Kas Rp 300.000
 Jurnal Penyesuaian/ Adjustmen
b. Perlengkapan Rp 400.000
INDIKATOR SOAL Kas Rp 400.000
Menghitung dan menentukan Jurnal c. Beban Perlengkapan Rp 300.000
Penyesuaian deferal dengan benar Perlengkapan Rp 300.000
d. Beban Perlengkapan Rp 400.000
Perlengkapan Rp 400.000
e. Perlengkapan Rp 300.000
Beban Perlengkapan Rp 300.000

KETERANGAN SOAL
Jmlh Tingkat Daya Proporsi jawaban pada Pilihan
No Digunakan untuk Tanggal
Siswa Kesukaran Pembeda A B C D E OMIT
1 Soal Ulangan Harian XI IPS 20 April 2016 34 C3
152

KARTU SOAL BENTUK PG


Jenis Sekolah : SMA Penyusun : Haniatun, SE
Mata Pelajaran : Ekonomi Bentuk Tes : Tertulis (Pilihan Ganda)
Bahan Kelas/Smt : XI IPS/2 Tahun Ajaran : 2015/2016

STANDAR KOMPETENSI NO. SOAL KUNCI BUKU SUMBER : Ekonomi Untuk Kelas XI,
5. Memahami penyusunan siklus 7. A MT. Ritonga
akuntansi perusahaan jasa RUMUSAN BUTIR SOAL
7. Pada tanggal 31 Desember 2011 listrik, air dan telepon yang belum dibayar sebesar
KOMPETENSI DASAR
5.6 Membuat Ikhtisar siklus akuntansi Rp 2.000.000 . Bagaimanakah jurnal penyesuaian yang benar ?
perusahaan jasa. a. Beban rekening listrik, air dan telepon Rp 2.000.000
Utang rekening listrik, air dan telepon Rp 2.000.000
MATERI b. Beban rekening listrik, air dan telepon Rp 2.000.000
 Jurnal Penyesuaian/ Adjustmen
Kas Rp 2.000.000
INDIKATOR SOAL c. Utang rekening listrik, air dan telepon Rp 2.000.000
Menghitung dan menentukan Jurnal Kas Rp 2.000.000
Penyesuaian deferal dengan benar d. Kas Rp 2.000.000
Utang rekening listrik, air dan telepon Rp 2.000.000
e. Utang rekening listrik, air dan telepon Rp 2.000.000
Beban rekening listrik, air dan telepon Rp 2.000.000

KETERANGAN SOAL
Jmlh Tingkat Daya Proporsi jawaban pada Pilihan
No Digunakan untuk Tanggal
Siswa Kesukaran Pembeda A B C D E OMIT
1 Soal Ulangan Harian Kelas 20 April 2016 34 C3
XI IPS
153

KARTU SOAL BENTUK PG


Jenis Sekolah : SMA Penyusun : Haniatun, SE
Mata Pelajaran : Ekonomi Bentuk Tes : Tertulis (Pilihan Ganda)
Bahan Kelas/Smt : XI IPS/2 Tahun Ajaran : 2015/2016

STANDAR KOMPETENSI NO. SOAL KUNCI BUKU SUMBER : Ekonomi Untuk Kelas XI,
6. Memahami penyusunan siklus 8. B MT. Ritonga
akuntansi perusahaan jasa RUMUSAN BUTIR SOAL
8. Pada tanggal 31 Desember 2011 pendapatan jasa servis yang masih harus diterima
KOMPETENSI DASAR
sebesar Rp 2.500.000 . Bagaimanakan jurnal penyesuaian yang benar ?
5.6 Membuat Ikhtisar siklus akuntansi
perusahaan jasa. a. Kas Rp 2.500.000
Pendapatan jasa servis Rp 2.500.000
MATERI b. Piutang Rp 2.500.000
 Jurnal Penyesuaian/ Adjustmen Pendapatan jasa servis Rp 2.500.000
c. Piutang Rp 2.500.000
INDIKATOR SOAL Kas Rp 2.500.000
Menghitung dan menentukan Jurnal d. Utang Rp 2.500.000
Penyesuaian akrual dengan benar Pendapatan jasa servis Rp 2.500.000
e. Pendapatan jasa service Rp 2.500.000
Piutang Rp 2.500.000

KETERANGAN SOAL
Jmlh Tingkat Daya Proporsi jawaban pada Pilihan
No Digunakan untuk Tanggal
Siswa Kesukaran Pembeda A B C D E OMIT
1 Soal Ulangan Harian Kelas 20 April 2016 34 C3
XI IPS
154

KARTU SOAL BENTUK PG


Jenis Sekolah : SMA Penyusun : Haniatun, SE
Mata Pelajaran : Ekonomi Bentuk Tes : Tertulis (Pilihan Ganda)
Bahan Kelas/Smt : XI IPS/2 Tahun Ajaran : 2015/2016

STANDAR KOMPETENSI NO. SOAL KUNCI BUKU SUMBER : Ekonomi Untuk Kelas XI,
9. Memahami penyusunan siklus 9. A MT. Ritonga
akuntansi perusahaan jasa RUMUSAN BUTIR SOAL
9. Di neraca saldo, akun kendaraan memperlihatkan jumlah Rp
KOMPETENSI DASAR
50.000.000 .Diputuskan oleh manajemen penyusutan 10% pertahun . Bagaimanakah
5.6 Membuat Ikhtisar siklus akuntansi
perusahaan jasa. jurnal penyesuaian yang benar ?
a. Beban penyusutan kendaraan Rp 5.000.000
MATERI Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 5.000.000
 Jurnal Penyesuaian/ Adjustmen
b. Beban penyusutan kendaraan Rp 500.000
INDIKATOR SOAL Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 500.000
Menghitung dan menentukan Jurnal c. Kendaraan Rp 5.000.000
Penyesuaian akrual dengan benar Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 5.000.000
d. Kendaraan Rp 500.000
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 500.000
e. Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 5.000.000
Beban penyusutan kendaraan Rp 5.000.000

KETERANGAN SOAL
Jmlh Tingkat Daya Proporsi jawaban pada Pilihan
No Digunakan untuk Tanggal
Siswa Kesukaran Pembeda A B C D E OMIT
1 Soal Ulangan Harian Kelas 20 April 2016 34 C3
XI IPS
155

KARTU SOAL BENTUK PG


Jenis Sekolah : SMA Penyusun : Haniatun, SE
Mata Pelajaran : Ekonomi Bentuk Tes : Tertulis (Pilihan Ganda)
Bahan Kelas/Smt : XI IPS/2 Tahun Ajaran : 2015/2016

STANDAR KOMPETENSI NO. SOAL KUNCI BUKU SUMBER : Ekonomi Untuk Kelas XI,
10. Memahami penyusunan siklus 10. B MT. Ritonga
akuntansi perusahaan jasa RUMUSAN BUTIR SOAL
10. Dalam neraca saldo akun iklan dibayar dimuka menunjukkan saldo Rp 800.000
KOMPETENSI DASAR
untuk 5 kali penayangan. Pada akhir tahun iklan tersebut baru ditayangkan sebanyak
5.6 Membuat Ikhtisar siklus akuntansi
perusahaan jasa.
2 kali. Bagaimanakah jurnal penyesuaian yang benar ?
a. Beban iklan Rp 480.000
MATERI Iklan dibayar dimuka Rp 480.000
 Jurnal Penyesuaian/ Adjustmen b. Beban iklan Rp 320.000
Iklan dibayar dimuka Rp 320.000
INDIKATOR SOAL c. Iklan dibayar dimuka Rp 480.000
Menghitung dan menentukan Jurnal Beban iklan Rp 480.000
Penyesuaian akrual dengan benar d. Iklan dibayar dimuka Rp 320.000
Beban iklan Rp 320.000
e. Iklan dibayar dimuka Rp800.000
Beban iklan Rp800.000

KETERANGAN SOAL
Jmlh Tingkat Daya Proporsi jawaban pada Pilihan
No Digunakan untuk Tanggal
Siswa Kesukaran Pembeda A B C D E OMIT
1 Soal Ulangan Harian Kelas 20 April 2016 34 C3
XI IPS
156

KARTU SOAL BENTUK URAIAN


Jenis Sekolah : SMA Penyusun : Haniatun, SE
Mata Pelajaran : Ekonomi Bentuk Tes : Uraian
Bahan Kelas/Smt : XI IPS/2 Tahun Ajaran : 2015/2016

STANDAR KOMPETENSI NO. SOAL KUNCI BUKU SUMBER : Ekonomi Untuk Kelas XI,
5. Memahami penyusunan siklus 1. - MT. Ritonga
akuntansi perusahaan jasa RUMUSAN BUTIR SOAL
1. selama periode akuntansi 2013 dilakukan beberapa kali pembelian perlengkapan kantor
KOMPETENSI DASAR sehingga dalam neraca saldo terdapat saldo perlengkapan kantor Rp 15.000.000,00.
5.6 Membuat Ikhtisar siklus akuntansi setelah dilakukan pemeriksaan fisik pada akhir periode, diketahui bahwa persediaan
perusahaan jasa. perlengkapan sebesar Rp 5.000.000,00.
2. Pada periode 2013 dibeli 3 buah kendaraan seharga Rp 240.000.000,00. Kendaraan
MATERI
tersebut memiliki umur ekonomis 10 tahun dan nilai sisa Rp 30.000.000,00.
 Menganalisis dan menyusun Jurnal
Penyesuaian/ Adjustmen 3. Pada 1 Agustus 2013 dibayar beban asuransi karyawan untuk 1 tahun sebesar Rp
2.400.000,00.
INDIKATOR SOAL 4. Pada 1 Agustus 2013 diterima pendapatan sewa untuk 1 tahun sebesar Rp
Menghitung dan menyusun Jurnal 18.000.000,00
Penyesuaian deferal dan akrual dengan 5. Pada akhir periode 2013 terdapat pendapatan bunga yang masih harus diterima dari
benar simpanan di bank sebesar Rp 2.500.000,00. Pendapatan bunga tersebut akan diterima
pada 3 Januari 2014
6. Gaji karyawan untuk bulan Desember 2013 akan dibayarkan pada 2 Januari 2015
sebesar Rp 8.000.000,0

KETERANGAN SOAL
Jmlh Tingkat Daya Proporsi jawaban pada Pilihan
No Digunakan untuk Tanggal
Siswa Kesukaran Pembeda A B C D E OMIT
1 Soal Ulangan Harian XI IPS 20 April 2016 34 C5
157

Kompetensi yang akan dinilai : Pengetahuan


Bentuk Penilaian : Tes Tulis
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Tapaktuan
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester/Tahun Pelajaran : XI IPS/ Genap/ 2015/2016
Waktu : 2 x 45 menit

Kompetensi Dasar :
5.6 Membuat Ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa
Petunjuk Pengerjaan Soal.
a. Tuliskan identitas Anda pada bagian yang telah disediakan.
b. Kerjakan pada lembar kertas yang telah disediakan.
c. Kerjakan soal secara berurutan.
d. Tes terdiri dari 10 soal obyektif dan 1 soal essay
e. Setiap jawaban benar mendapat nilai 1 dan jawaban salah/tidak
menjawab nilai 0 untuk soal obyektif dan untuk soal essay sesuai
dengan bobot setiap transaksi.
Rumusan butir soal.
A. Pilihan Ganda
1. Jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo perkiraan-perkiraan ke saldo
yang sebenarnya sampai akhir periode akuntansi, atau untuk memisahkan
penghasilan atau biaya dari suatu periode dengan periode yang lain disebut...
A. Jurnal umum D. Jurnal penyesuaian
B. Jurnal penutup E. Jurnal Khusus
C. Jurnal pembalik
2. Dibawah ini adalah tujuan proses penyesuaian kecuali …
A. Memposting ke buku besar
B. Membantu membuat laporan keuangan
C. Menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode
D. Menunjukkan pendapatan dan biaya yang seharusnya diakui dalam suatu
periode
E. Agar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada akhir priode akuntansi
158

3. Pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum dicatat disebut...
A. Utang biaya D. Biaya dibayar dimuka
B. Piutang pendapatan E. Pendapatan yang harus dibayar
C. Pendapatan diterima dimuka
4. Biaya-biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum dicatat
disebut …
A. Biaya pemakaian perlengkapan D. Pendapatan diterima dimuka
B. Biaya dibayar dimuka E. Biaya dicatat sebagai beban
C. Utang biaya
5. Pendapatan yang sudah diterima, tetapi sebenarnya harus dibebankan pada
periode yang akan datang …
A. Pendapatan diterima dimuka D. Piutang pendapatan
B. Biaya dibayar dimuka E. Biaya pemakaian perlengkapan
C. Pendapatan yang masih harus diterima
6. Perlengkapan di neraca saldo memperlihatkan jumlah Rp 700.000 dan pada
tanggal 31 Desember 2011 persediaan perlengkapan sebesar Rp 400.000 .
Bagaimana jurnal penyesuaian yang benar ?
A. Perlengkapan Rp 300.000
Kas Rp 300.000
B. Perlengkapan Rp 400.000
Kas Rp 400.000
C. Beban Perlengkapan Rp 300.000
Perlengkapan Rp 300.000
D. Beban Perlengkapan Rp 400.000
Perlengkapan Rp 400.000
E. Perlengkapan Rp 300.000
Beban Perlengkapan Rp 300.000
7. Pada tanggal 31 Desember 2011 listrik, air dan telepon yang belum dibayar
sebesar Rp 2.000.000 . Bagaimanakah jurnal penyesuaian yang benar ?
A. Beban rekening listrik, air dan telepon Rp 2.000.000
Utang rekening listrik, air dan telepon Rp 2.000.000
159

B. Beban rekening listrik, air dan telepon Rp 2.000.000


Kas Rp 2.000.000
C. Utang rekening listrik, air dan telepon Rp 2.000.000
Kas Rp 2.000.000
D. Kas Rp 2.000.000
Utang rekening listrik, air dan telepon Rp 2.000.000
E. Utang rekening listrik, air dan telepon Rp 2.000.000
Beban rekening listrik, air dan telepon Rp 2.000.000
8. Pada tanggal 31 Desember 2011 pendapatan jasa servis yang masih harus
diterima sebesar Rp 2.500.000 . Bagaimanakan jurnal penyesuaian yang
benar ?
A. Kas Rp 2.500.000
Pendapatan jasa servis Rp 2.500.000
B. Piutang Rp 2.500.000
Pendapatan jasa servis Rp 2.500.000
C. Piutang Rp 2.500.000
Kas Rp 2.500.000
D. Utang Rp 2.500.000
Pendapatan jasa servis Rp 2.500.000
E. Pendapatan jasa service Rp 2.500.000
Piutang Rp 2.500.000
9. Di neraca saldo, akun kendaraan memperlihatkan jumlah Rp
50.000.000 .Diputuskan oleh manajemen penyusutan 10% pertahun .
Bagaimanakah jurnal penyesuaian yang benar ?
A. Beban penyusutan kendaraan Rp 5.000.000
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 5.000.000
B. Beban penyusutan kendaraan Rp 500.000
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 500.000
C. Kendaraan Rp 5.000.000
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 5.000.000
160

D. Kendaraan Rp 500.000
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 500.000
E. Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 5.000.000
Beban penyusutan kendaraan Rp 5.000.000
10. Dalam neraca saldo akun iklan dibayar dimuka menunjukkan saldo Rp 800.000
untuk 5 kali penayangan. Pada akhir tahun iklan tersebut baru ditayangkan
sebanyak 2 kali. Bagaimanakah jurnal penyesuaian yang benar ?
A. Beban iklan Rp 480.000
Iklan dibayar dimuka Rp 480.000
B. Beban iklan Rp 320.000
Iklan dibayar dimuka Rp 320.000
C. Iklan dibayar dimuka Rp 480.000
Beban iklan Rp 480.000
D. Iklan dibayar dimuka Rp 320.000
Beban iklan Rp 320.000
E. Iklan dibayar dimuka Rp800.000
Beban iklan Rp800.000
B. Essay
1. Selama periode akuntansi 2013 dilakukan beberapa kali pembelian
perlengkapan kantor sehingga dalam neraca saldo terdapat saldo perlengkapan
kantor Rp 15.000.000,00. setelah dilakukan pemeriksaan fisik pada akhir
periode, diketahui bahwa persediaan perlengkapan sebesar Rp 5.000.000,00.
2. Pada periode 2013 dibeli 3 buah kendaraan seharga Rp 240.000.000,00.
Kendaraan tersebut memiliki umur ekonomis 10 tahun dan nilai sisa Rp
30.000.000,00.
3. Pada 1 Agustus 2013 dibayar beban asuransi karyawan untuk 1 tahun sebesar
Rp 2.400.000,00.
4. Pada 1 Agustus 2013 diterima pendapatan sewa untuk 1 tahun sebesar Rp
18.000.000,00
161

5. Pada akhir periode 2013 terdapat pendapatan bunga yang masih harus diterima
dari simpanan di bank sebesar Rp 2.500.000,00. Pendapatan bunga tersebut
akan diterima pada 3 Januari 2014
6. Gaji karyawan untuk bulan Desember 2013 akan dibayarkan pada 2 Januari
2015 sebesar Rp 8.000.000,00.

Untuk soal pilihan ganda jika menjawab betul mendapat nilai 1 dan tidak
menjawab/ menjawab salah mendapat nilai 0. Soal Essay memilki skor maksimal
sesuai dengan bobot soal.

Kunci Jawaban test siklus II

1. A) Pilihan Ganda

1. D 3. B 5. A 7. A 9. A

2. A 4. C 6. C 8. B 10. B

B) Essay

AYAT JURNAL PENYESUAIAN


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2013 31 Beban Perlengkapan Rp 10.000.000,00 -
Perlengkapan - Rp 10.000.000,00
31 Beban Peny. Kendaraan Rp 21.000.000,00 -
Ak. Peny Kendaraan - Rp 21.000.000,00
31 Beban Asuransi Rp 1.000.000,00 -
Asuransi Dibayar dimuka - Rp 1.000.000,00
31 Sewa diterima dimuka Rp 7.500.000,00 -
Pendapatan Sewa - Rp 7.500.000,00
31 Piutang Bunga Rp 2.500.000,00 -
Piutang Bunga - Rp 2.500.000,00
31 Bebaan Gaji Rp 8.000.000,00 -
Utang Gaji - Rp 8.000.000,00
Jumlah Rp 50.000.000,00 Rp 50.000.000,00
162

D. Pengkajian Aspek Managerial

Pengkajian 9 (Sembilan) aspek majerial dilakukan dalam kegiatan On

The Job Learning (OJL) calon kepala sekolah bertujuan untuk menyiapkan

calon kepala sekolah untuk memahami berbagai kegiatan pengelolaan/

manjerial di sekolah. Sebelum mengkaji, penulis mengumpulkan dokumen

terkait dengan materi pengkajian. Pada proses pengkajian, penulis

membandingkan antara kondisi ideal dan kondisi nyata sekolah dengan cara

studi dokumentasi, observasi dan wawancara. Pengkajian minimal dilakukan

di sekolah sendiri dan di sekolah lain, meliputi 9 aspek manajerial berikut ini.

1. Kajian Rencana Kerja Sekolah (RKS)

Peraturan menteri pendidikan nasional (permendiknas) nomor 19 tahun

2007 tentang standar pengelolaan pendidikan menyatakan bahwa sekolah

harus membuat rencana kerja sekolah (RKS) yang terdiri dari rencana kerja

jangka menengah (RKJM) dan rencana kerja tahunan (RKT). RKJM

menggambarkan tujuan sekolah yang akan dicapai dalam kurun waktu empat

tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan

komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan, sedangkan RKT

dicapai dalam kurun waktu satu tahunan. Permendiknas tersebut juga

menyatakan bahwa RKT adalah rencana kerja tahunan. Seorang calon kepala

sekolah diharapkan dapat memahami cara penyusunan rencana kerja sekolah

baik rencana kerja jangka menengah ataupun jangka pendek (tahunan).

Mengkaji RKS dan RKJM sekolah tempat magang pada kegiatan on the job

learning (OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah mengembangkan


163

dimensi kompetensi manajerial khususnya kompetensi: 1) menyusun

perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan. Berdasarkan hasil

pengisian instrumen kajian RKS dan wawancara dengan kepala sekolah serta

wakil kepala sekolah, berikut kami sajikan deskripsi hasil kajian RKS sekolah

tempat magang di sekolah sendiri dan sekolah lain.

1) SMA Negeri 1 Tapaktuan

Penyusunan RKS di SMA Negeri 1 Tapaktuan disusun oleh Tim

Pengembang Sekolah (TPS ) yang di SK-kan oleh kepala sekolah, dengan

anggota TPS terdiri dari unsur guru dan para wakil. Penyusunan RKS diawali

dari penyusunan EDS yang disosialisasikan oleh kepala sekolah kepada

anggota TPS. EDS disusun merujuk pada SPM dan SNP tetapi belum

menganalisis bukti-bukti yang pengumpulannya melibatkan seluruh warga

sekolah. EDS yang tersusun dilaporkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh

Selatan untuk disetujui. Dari rekomendasi EDS tersebut kepala sekolah

membentuk TIM KKRKS menyusun program kerja jangka menengah dan

jangka pendek. RKS yang tersusun sudah mengacu pada profil sekolah yang

memuat tentang kegiatan kesiswaan, kurikulum, pendidik dan tenaga pendidik,

memuat sarana prasarana, keuangan, rencana pengembangan sekolah berbasis

adi wiyata mengarah pada peningkatan mutu.

Kesenjangan yang terjadi di dalam penyusunan RKS anggota TPS

belum semuanya ikut aktif bekerja (hanya tercantum namanya saja di SK),

TPS belum melibatkan tokoh masyarakat, dan belum menjalin kemitraan

dengan masyarakat luar selain komite sekolah. Perubahan pada RKS yang
164

terjadi belum disosialisasikan pada rapat dewan guru. Adanya kegiatan-

kegiatan yang dilaksanakan tidak berdasarkan RKS disebabkan karena

kegiatan tersebut adalah kegiatan tiba-tiba atau karena penyusunan program

sekolah belum melakukan analisis kebutuhan prioritas. Dengan pemilihan

program-program sekolah berdasarkan skala prioritas, maka akan

meminimalisir terjadinya pelaksanaan kegiatan-kegiatan sekolah yang tidak

sesuai dengan rencana kerja sekolah. Dengan kesenjangan ini penulis

memberikan alternatif solusi agar melakukan monitoring dan evaluasi kepada

TPS dan memberikan arahan serta bimbingan untuk menumbuhkan kesadaran

bagi anggota TPS sehingga akan meningkatkan kinerja. Dan melibatkan tokoh

masyarakat (alumni) untuk berperan dalam penyusunan RKS. Melalui diskusi

kami dengan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah memberikan saran-

saran agar jika terjadi kemungkinan adanya kegiatan sekolah yang tidak sesuai

dengan rencana kerja sekolah maka sebaiknya dibicarakan terlebih dahulu

dengan warga sekolah dalam rapat dewan guru dan jika memungkinkan dapat

pula dihadiri oleh pihak komite sekolah. Kegiatan-kegiatan seperti ini kadang

tidak bisa dihindari namun seharusnya kegiatan-kegiatan tambahan tersebut

dibahas dalam rapat dewan pendidik untuk memperoleh legitimasi. Saran

terakhir adalah agar pemilihan program-program sekolah didasarkan pada

analisa kebutuhan skala prioritas.

2) SMA Negeri Unggul Kabupaten Aceh Selatan

Dalam penyusunan RKS-RKJM, kepala sekolah SMA Negeri Unggul

Kabupaten Aceh Selatan melibatkan guru-guru senior dan perwakilan tata


165

usaha dalam satu tim penyusun rencana kerja sekolah berdasarkan surat

keputusan kepala sekolah. Anggota TPS terdiri dari unsur guru, orang tua

siswa (dalam hal ini diwakili oleh komite sekolah), Wakil Kepala sekolah dan

Kepala Tata Usaha. Sebelum TPS bekerja oleh kepala sekolah dikumpulkan

untuk diberi pengarahan dan pemahaman mengenai tata cara penyusunan RKS.

TPS menyusun RKS sebagian menggunakan acuan EDS, Untuk

memaksimalkan hasil RKS kepala sekolah membentuk KKRKS untuk

menyusun rencana pada masing-masing bidang meliputi kesiswaan,

kurikulum, tendik, sarana prasarana, keuangan dan pembiayaannya,

peningkatan mutu sekolah untuk meraih prestasi yang gemilang dan

pengembangan seni budaya. RKS sudah disosialisasikan pada komite sekolah

dan warga sekolah melalui rapat komite di awal tahun pelajaran dan mendapat

persetujuan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Selatan

Sementara kesenjangan yang ditemukan dalam RKS bahwa SMA

Negeri Unggul Kabupaten Aceh Selatan belum sepenuhnya diajukan dalam

rapat dewan pendidik untuk diplenokan kemudian mendapat persetujuan.

Penulis memberikan alternatif solusi agar RKS yang disusun nantinya dapat

diajukan dalam rapat dewan pendidik untuk menyempurnakan hasil kerja tim

penyusun RKS. Sama halnya dengan SMA Negeri 1 Tapaktuan, rencana

program kegiatan di sekolah ini yang telah ditetapkan dalam rencana kegiatan

tahunan juga terkadang tidak terlaksana 100%. Kadang ada kegiatan yang

tiba-tiba dilaksanakan karena harus ikut berpartisipasi dalam kegiatan-

kegiatan yang terkait dengan kebijakan pemerintah daerah. Kegiatan-kegiatan


166

seperti ini kadang juga tidak bisa dihindari, namun sebagian kegiatan

tambahan tersebut sudah dibahas dalam rapat dewan pendidik untuk

memperoleh legitimasi. Untuk itu melalui wawancara dan diskusi dengan

kepala sekolah. Saran terakhir buat tim penyusun RKS adalah agar pemilihan

program-program sekolah didasarkan pada analisa kebutuhan skala prioritas.

2. Kajian Pengelolaan Kurikulum

Mengacu pada Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 mengenai standar

isi dan berdasarkan hasil pengisian instrumen analisis dokumen 1, dokumen 2,

wawancara dengan wakil kepala sekolah urusan kurikulum dan matriks kajian

pengelolaan kurikulum, berikut ini saya sajikan deskripsi hasil kajian

pengelolaan kurikulum SMA Negeri 1 Tapaktuan dan SMA Negeri Unggul

Aceh Selatan.

1) SMA Negeri 1 Tapaktuan

Kurikulum SMA Negeri 1 Tapaktuan tahun pelajaran 2015/2016

disusun oleh tim pengembang kurikulum yang dibentuk oleh kepala sekolah.

Tim ini bekerja merampungkan kurikulum yaitu dokumen 1 dan dokumen 2.

Kurikulum 2015/2016 ditandantangani kepala sekolah, ketua komite, Kepala

Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Selatan dan Kepala Dinas Pendidikan

Propinsi Aceh, namun sebelumnya tidak diajukan dalam rapat dewan guru

untuk mendapatkan persetujuan.

Secara umum, kurikulum SMA Negeri 1 Tapaktuan disusun

berdasarkan panduan penyusunan KTSP yang diterbitkan BSNP untuk jenjang


167

pendidikan dasar dan menengah. Dokumen I kurikulum disusun dengan

kerangka sebagai berikut:

Halaman Judul

Halaman Penetapan/Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Landasan Hukum

C. Tujuan Pengembangan KTSP

D. Prinsip Pengembangan KTSP

E. Acuan Operational Kurikulum

BAB II. TUJUAN PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 TAPAKTUAN

A. Tujuan Pendidikan

B. Visi dan Misi

C. Tujuan Sekolah

D. Standar Kompetensi

BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum

1. Struktur Kurikulum Kelas X

2. Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII

B. Muatan Kurikulum

1. Mata Pelajaran
168

2. Muatan Lokal

3. Pengembangan Diri

4. Beban Belajar

5. Ketuntasan Belajar

6. Kenaikan Kelas

7. Peminatan dan Penjurusan

8. Kelulusan

9. Mutasi Siswa

10. Pendidikan Kecakapan Hidup

11. Pendidikan berbasis keunggulan local dan global

12. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN

A. Alokasi Waktu

B. Penetapan Kalender Pendidikan

C. Kalender Pendidikan SMA Negeri 1 Tapaktuan

DOKUMEN II

1. Silabus Mata Pelajaran

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Visi “Terwujudnya Peserta didik yang beriman dan bertaqwa,

berprestasi Menguasai Iptek serta berbudaya dan berwawasan lingkungan”

menggambarkan tujuan yang ingin Dicapai oleh SMA Negeri 1 Tapaktuan.

Pada bagian struktur kurikulum untuk kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran.

Muatan lokal bahasa yaitu bahasa Arab dan bahasa Jepang. Program
169

pengembangan diri (dikembangkan lewat ekstrakurikuler wajib yaitu Pramuka

dan ekstrakurikuler PMR, Sanggar Seni Cerana Gempita, Taekwondo,

Paskibra dan berbagai kegiatan yang dilaksanakan OSIS).

Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan

sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum (Penambahan jam disesuaikan

kebutuhan), alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit, jumlah

beban pelajaran kelas X dalam 1 minggu adalah 42 jam pelajaran diluar jam

pengembangan diri.

Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPA dan Program IPS,

terdiri atas 13 mata pelajaran, bahasa asing untuk program IPA dan IPS adalah

Bahasa Jepang, muatan lokal (Bahasa Arab), program pengembangan diri

(dikembangkan lewat kegiatan ekstrakurikuler), jam pembelajaran untuk

setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur

kurikulum (Penambahan jam disesuaikan kebutuhan) dengan Alokasi waktu

satu jam pembelajaran adalah 45 menit. Jumlah beban belajar kelas XI dan

XII dalam 1 semester adalah 40 jam pelajaran (termasuk jam tambahan 1-2

jam pelajaran pada beberapa mata pelajaran yang di Unkan yaitu Bahasa

Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi untuk

kelompok IPA, Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi untuk kelompok IPS

masing-masing 4 atau 3 jam di kelas X, 5 atau 6 jam pelajaran di kelas XI dan

XII.

Program pembelajaran remedial dan pengayaan bagi siswa belum

berjalan secara sistematis sebagaimana mestinya. Bagi siswa yang dinyatakan


170

belum mencapai nilai ketuntasan minimal dalam pencapaian kompetensi

hanya diberikan kesempatan belajar sendiri indikator-indikator kompetensi

yang belum dikuasai untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti ulangan

perbaikan. Pembelajaran remedial dan pengayaan mestinya dilaksanakan

diluar jam pelajaran terjadwal di sore hari. Hal ini dilakukan untuk

memastikan tercapainya pelayanan kepada siswa yang memerlukan penjelasan

ulang tentang kompetensi yang belum dikuasai ataupun yang ingin

dikembangkan.

Pemenuhan akan kebutuhan pengembangan pribadi siswa dilakukan

dengan menyediakan layanan bimbingan konseling (BK). Jumlah tenaga

konseling yang dimiliki berjumlah 1 orang memiliki program rencana dan

pelaksanaan layanan BK, hal ini juga belum sebanding dengan siswa yang

berjumlah 699 orang. Dalam hal ini setidaknya sekolah masih membutuhkan

tenaga konseling sebanyak 2 atau 3 orang guru BK lagi tentunya yang sesuai

dengan kualifikasi yang dimilikinya.

Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru SMA Negeri 1 Tapaktuan

berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), panduan

penyusunan KTSP dan permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang standar

proses. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara

mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun

MGMP mata pelajaran. Diakui bahwa silabus yang dikembangkan oleh guru-

guru belum sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran sendiri namun sebagian
171

masih mencontoh silabus dari sekolah-sekolah lain dengan beberapa

perbaikan-perbaikan.

Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus sudah dalam

bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri

tidak terstruktur (KMTT). Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip

perencanaan pembelajaran baik mata pelajaran muatan nasional ataupun mata

pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan silabus, kegiatan penyusunan

RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri ataupun berkelompok

dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. RPP yang

disusun guru sebagian masih mengcopy paste RPP sekolah lain dan

mendownload dari internet dengan beberapa perubahan-perubahan yang

disesuaikan dengan kondisi sekolah. Ada beberapa guru yang membuat RPP

hanya sebagai pelengkap supervisi saja, bukan dipakai acuan dalam

pembelajaran di kelas. Namun ada juga beberapa guru yang telah menyusun

RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri ataupun kelompok dengan

memperhatikan lingkungan sekolah atau peserta didik, nilai-nilai, dan norma-

norma yang ada dalam masyarakat.

Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP

sebagian sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif,

menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa. Sebagian guru

masih ada yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model

pembelajaran langsung.
172

Buku-buku untuk kelas X yang mempergunakan kurikulum 2013 sudah

disediakan oleh pemerintah, sementara untuk buku-buku peminatan tidak

semuanya tersedia, hanya sebagian saja yang ada dan jumlahnya belum

memadai sesuai dengan rasio peserta didik, sehingga guru-guru menyikapi

dengan menggunakan buku terdahulu dan memilah materi. Sementara untuk

buku-buku kelas XI dan XII jumlahnya juga belum memadai sesuai dengan

rasio 1:1. Keterbatasan jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah

mengakibatkan terbatasnya sumber belajar dari buku. Buku-buku yang

disediakan sekolah paling lama bertahan satu atau dua tahun dimanfaatkan

oleh siswa. Umur penggunaan buku-buku paket yang singkat sangat terkait

dengan kepribadian siswa yang senang merusak atau menghilangkan buku-

buku yang dipinjamkan. Dengan jumlah buku yang masih terbatas terkadang

tidak semua siswa dapat meminjam buku yang sama dalam waktu yang

bersamaan.

Pada proses penyusunan instrumen penilaian guru-guru umumnya

mengalami kendala, karena masih belum memahami dengan pasti konsep

penilaian secara holistik dan autentik. Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan

proses pembelajaran di kelas, pengawas, kepala SMA Negeri 1 Tapaktuan,

wakil kepala sekolah dan guru senior yang berkompeten, melakukan supervisi

dan evaluasi proses pembelajaran. Hanya saja kegiatan supervisi belum

dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.

Permasalahan yang dihadapi guru SMA Negeri 1 Tapaktuan dari 47

orang guru adalah bagaimana menyusun bahan ajar berbasis ICT padahal
173

kualifikasi akademiknya sudah memenuhi standar pendidikan minimal yang

harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau

sertifikat keahlian yang relevan sesuai dengan perundang-undangan yang

berlaku. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kurangnya pemahaman

terhadap pentingnya penyusunan bahan ajar berbasis ICT guna meningkatkan

kualitas pembelajaran. Disamping itu juga kemungkinan karena adanya

keengganan dan kurang adanya motivasi dari dalam diri dan lingkungan

sekolah.

Perolehan rata-rata nilai ujian nasional selama tiga tahun terakhir dari

tahun pelajaran 2012/2013 sampai dengan 2015/2016 untuk masing-masing

mata pelajaran pada program IPA dan IPS dapat di lihat pada tabel 3.22

berikut :

Tabel 3.22 Perolehan Rata-rata Nilai Ujian Nasional SMA Negeri 1


Tapaktuan Tahun 2013-2015
Tahun Pelajaran/Program
No Mata Pelajaran 2012/2013 2013/2014 2014/2015
IPA IPS IPA IPS IPA IPS
1 Bahasa Indonesia 7,40 6,94 8,19 6.54 8,62 7,74
2 Bahasa Inggris 7,62 7,40 7,81 7,57 7,46 6,17
3 Matematika 7,81 7,70 7,88 6,56 5,38 6,08
4 Fisika 7,34 - 8,19 - 8,93 -
5 Kimia 8,14 - 7,85 - 6,92 -
6 Biologi 8,09 - 7,07 - 7,12 -
7 Ekonomi - 7,71 - 6,26 - 5,01
8 Sosiologi - 7,06 - 6,72 - 6,64
9 Geografi - 7,85 - 7,30 - 6,14

Dari tabel 3.22 di atas dapat dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan

naik turunnya pencapaian kompetensi siswa, walaupun demikian siswa sudah


174

memperlihatkan kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target yang

ditetapkan SKL.

Untuk mengembangkan nilai-nilai agama dan budaya, SMA Negeri 1

Tapaktuan melaksanakan kegiatan sholat dhuhur berjamaah secara bergantian

setiap kelas, dilanjutkan dengan ceramah singkat dan dari perwakilan kelas

yang bertugas, dan setiap bulan Ramadhan sekolah selalu mengadakan

kegiatan pesantren kilat. Selain itu, sekolah membudayakan 3S yakni saling

memberi senyum, sapa dan salam setiap bertemu, baik guru ataupun siswa.

Namun tetap disadari budaya ini masih belum berjalan dengan baik, karena

sebagian guru/pegawai enggan memulai terlebih dahulu.

2) SMA Negeri Unggul Aceh Selatan

Kurikulum SMA Negeri Unggul Aceh Selatan tidak jauh berbeda

dengan kurikulum SMA Negeri 1 Tapaktuan. Kurikulum disusun oleh tim

pengembang kurikulum yang dibentuk oleh kepala sekolah. Tim ini bekerja

merampungkan kurikulum dengan menggabungkan dokumen 1 dan dokumen

2. Kurikulum ditandantangani kepala sekolah, Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten Aceh Selatan dan Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Aceh, setelah

dirapatkan dalam rapat dewan guru untuk mendapatkan persetujuan.

Kurikulum tahun pelajaran 2015/2016 masih terpisah antara dokumen

1 dan dokumen 2. Silabus dan RPP sebagai lampiran kurikulum masih

terpisah-pisah per mata pelajaran. Kurikulum SMA Negeri Unggul Aceh

Selatan disusun berdasarkan panduan penyusunan KTSP yang diterbitkan


175

BSNP untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dokumen I kurikulum

disusun dengan kerangka sebagai berikut:

Halaman Judul

Halaman Penetapan/Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Landasan Hukum

C. Tujuan Pengembangan KTSP

D. Prinsip Pengembangan KTSP

E. Acuan Operational Kurikulum

BAB II. TUJUAN PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 TAPAKTUAN

A. Tujuan Pendidikan

B. Visi dan Misi

C. Tujuan Sekolah

D. Standar Kompetensi

BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum

1. Struktur Kurikulum Kelas X

2. Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII

B. Muatan Kurikulum

1. Mata Pelajaran
176

2. Muatan Lokal

3. Pengembangan Diri

4. Beban Belajar

5. Ketuntasan Belajar

6. Kenaikan Kelas

7. Peminatan dan Penjurusan

8. Kelulusan

9. Mutasi Siswa

10. Pendidikan Kecakapan Hidup

11. Pendidikan berbasis keunggulan local dan global

12. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN

A. Alokasi Waktu

B. Penetapan Kalender Pendidikan

C. Kalender Pendidikan SMA Negeri 1 Tapaktuan

Dokumen 2

1. Silabus Mata Pelajaran

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Visi “Unggul dalam akademik, cerdas, terampil, berprilaku dan

berbudaya islami, serta berwawasan global”, menggambarkan apa yang akan

dicapai oleh SMA Negeri Unggul Aceh Selatan. Sekolah telah memiliki

kurikulum sendiri yang penyusunan struktur kurikulum kelas X di dasarkan

atas standar isi yang telah ditetapkan dalam Permendikbud Nomor 69 Tahun
177

2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum SMA, sedangkan untuk kelas XI dan

XII di dasarkan atas dasar standar isi yang telah ditetapkan dalam

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 yang ditetapkan BNSP dengan

mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi

budaya, usia peserta didik dan kebutuhan pembelajaran.

Struktur Kurikulum SMA meliputi substansi pembelajaran yang

ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X

sampai dengan kelas XII. Kedalaman muatan kurikulum dalam setiap mata

pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang

harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum

dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas kompetensi

inti dan kompetensi dasar pada kurikulum 2013, sedangkan pada kurikulum

KTSP adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan

berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan pengembangan diri

merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah.

Sekolah atas persetujuan komite sekolah dan memperhatikan

keterbatasan sarana belajar serta minat peserta didik, menetapkan

pengelolaan kelas sebagai berikut :

a) Peserta didik mengikuti pembelajaran sesuai dengan yang telah

diprogramkan dalam struktur kurikulum.


178

b) Rombongan belajar berjumlah 2 (dua) pada rombongan belajar kelas X,

2 (dua) rombongan belajar pada kelas XI dan 2 (dua) rombngan belajar

pada kelas XII.

c) Kelas X merupakan kelas peminatan yang terdiri atas: Peminatan

Matematika dan Ilmu Alam (2 rombongan belajar)

d) Kelas XI dan kelas XII merupakan kelas program penjurusan Ilmu

Pengetahuan Alam /IPA ( masing-masing 2 rombongan belajar)

Adapun struktur kurikulum yang dimiliki oleh SMA Negeri Unggul

Aceh Selatan, Kurikulum Kelas X terdiri atas 6 mata pelajaran Kelompok

Wajib A, 3 Mata Pelajaran Kelompok Wajib B, 4 Mata pelajaran Kelompok

Peminatan dan 2 Mata Pelajaran Lintas Minat. Mata pelajaran Lintas Minat

untuk peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam diambil dari peminatan

imu-ilmu sosial yaitu ekonomi dan geografi, serta peminatan Bahasa yaitu

Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Dengan muatan lokal TIK Plus. Program

pengembangan diri (dikembangkan lewat ekstrakurikuler wajib yaitu Pramuka

yang diwujudkan dalam kegiatan Gugus Depan bagi peserta didik yang

berminat dan berbakat. Untuk kelas X diwajibkan semua mengkuti latihan

dasar kepramukaan. Ekstra Kurikuler lainnya adalah Olahraga Atletik, Volly

Ball, Sepak Bola, Pencak Silat, Karate, Catur, Sprint, Badminton, Lompat

Tinggi dan Lompat Jauh. Kesenian meliputi rapa’i, Seudati, Rateb Mesekat,

Tari Kreasi, Solo vokal, dan Kriya. Paskibra, PMR, UKS, Bakti Sosial,

Majalah Dinding, Kajian Ilmiah Islam Siswa dan yasinan setiap hari jum’at.
179

Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan

sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum (Penambahan jam disesuaikan

kebutuhan), alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit, jumlah

beban pelajaran kelas X dalam 1 minggu adalah 40 jam pelajaran untuk

pembelajaran di pagi hari diluar jam pengembangan diri. untuk jam pelajaran

di siang hari dilaksanakan dari hari senin sampai dengan kamis ditambah 4

jam setiap harinya untuk mata pelajaran yang di ujian nasionalkan. Dan untuk

jam pelajaran malam diisi dengan kajian Islam, Al-Qur’an, Retorika,

Conversation (Debat Bahasa Inggris), dan belajar mandiri/berkelompok

dengan jumlah jam 16 jam pelajaran, sehingga total keseluruhan jam dalam 1

minggu, pagi, siang dan malam adalah 72 jam. Ekstrakurikuler dan

Pengembangan diri dilakukan setiap hari jum’at dan sabtu siang.

Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPA terdiri atas 13 mata

pelajaran, bahasa asing untuk program IPA Bahasa Arab, program

pengembangan diri (dikembangkan lewat kegiatan ekstrakurikuler), jam

pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera

dalam struktur kurikulum (Penambahan jam disesuaikan kebutuhan) dengan

Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit. Jumlah beban belajar

kelas XI dan XII dalam 1 semester adalah 40 jam pelajaran (termasuk jam

tambahan 1-2 jam pelajaran pada beberapa mata pelajaran yang merupakan

mata pelajaran ujian nasional yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,

Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi masing-masing 4 atau 3 jam di kelas

X, 5 atau 6 jam pelajaran di kelas XI dan XII.


180

Program pembelajaran remedial dan pengayaan bagi siswa berjalan

secara sistematis sebagaimana mestinya. Bagi siswa yang dinyatakan belum

mencapai nilai ketuntasan minimal dalam pencapaian kompetensi diberikan

kesempatan belajar sendiri indikator-indikator kompetensi yang belum

dikuasai untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti ulangan perbaikan.

Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan diluar jam pelajaran

terjadwal di sore hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan tercapainya

pelayanan kepada siswa yang memerlukan penjelasan ulang tentang

kompetensi yang belum dikuasai ataupun yang ingin dikembangkan.

Pemenuhan akan kebutuhan pengembangan pribadi siswa dilakukan

dengan menyediakan layanan bimbingan konseling (BK). Pemenuhan akan

kebutuhan pengembangan pribadi siswa dilakukan dengan menyediakan

layanan bimbingan dan konseling (BK).

Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru SMA Negeri Unggul Aceh

Selatan berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL),

panduan penyusunan KTSP dan permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang

standar proses. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan

secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah

ataupun MGMP mata pelajaran. Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru

sebagian besar sudah merupakan hasil pemikiran sendiri yang dikembangkan

dari BNSP.

Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus sudah dalam

bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri
181

tidak terstruktur (KMTT). Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip

perencanaan pembelajaran baik mata pelajaran muatan nasional ataupun mata

pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan silabus, kegiatan penyusunan

RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri ataupun berkelompok

dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. Sebagian

guru telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri ataupun

kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau peserta didik,

nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.

Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP

sebagian sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif,

menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa. Sebagian guru

masih ada yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model

pembelajaran langsung.

Buku-buku untuk kelas X yang mempergunakan kurikulum 2013 sudah

disediakan oleh pemerintah, sementara untuk buku-buku peminatan tidak

semuanya tersedia, hanya sebagian saja yang ada dan jumlahnya belum

memadai sesuai dengan rasio peserta didik, sehingga guru-guru menyikapi

dengan menggunakan buku terdahulu dan memilah. Sementara untuk buku-

buku kelas XI dan XII jumlahnya juga belum memadai seseuai dengan rasio

1:1. Keterbatasan jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah mengakibatkan

terbatasnya sumber belajar dari buku. Untuk mengatasi hal tersebut guru

membuat modul sebagai sumber belajar bagi peserta didik.


182

Pada proses penyusunan instrumen penilaian guru-guru umumnya sudah

memahami dengan konsep penilaian secara holistik dan autentik. Untuk

meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, pengawas,

kepala SMA Negeri Unggul Aceh Selatan, wakil kepala sekolah dan guru

senior yang berkompeten, melakukan supervisi dan evaluasi proses

pembelajaran. Kegiatan supervisi dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.

Perolehan rata-rata nilai ujian nasional selama tiga tahun terakhir dari

tahun pelajaran 2012/2013 sampai dengan 2015/2016 untuk masing-masing

mata pelajaran pada dapat di lihat pada tabel 3.23 berikut :

Tabel 3.23 Perolehan Rata-rata Nilai Ujian Nasional SMA Negeri Unggul
Aceh Selatan Tahun 2013-2015
Tahun Pelajaran/Program
No Mata Pelajaran
2012/2013 2013/2014 2014/2015
1 Bahasa Indonesia 8,01 7,95 81,89
2 Bahasa Inggris 7,83 7,92 80,78
3 Matematika 8,57 8,68 74,50
4 Fisika 8,10 7,34 90,17
5 Kimia 9,24 8,01 83.33
6 Biologi 8,23 8,20 75,56

Tabel 3.23 di atas menunjukkan bahwa hasil ini menggambarkan

pencapaian kompetensi siswa selalu konsisten, walaupun beberapa mata

pelajaran nilainya naik turun, namun demikian siswa sudah memperlihatkan

kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan SKL.

Sedangkan untuk profil lulusan SMA Negeri Unggul Aceh Selatan sudah

tersebar di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta, yang tentu saja sesuai

bakat dan minat yang memang dibina sejak kelas X oleh semua pihak yang

terkait.
183

Untuk mengembangkan nilai-nilai agama dan budaya, SMA Negeri

Unggul Aceh Selatan melaksanakan kegiatan sholat berjamaah secara rutin

setiap 5 waktu sholat, melaksanakan kajian ilmiah keislaman, melaksanakan

zakat, infaq dan sadaqoh serta menyembelih hewan qurban, dan setiap bulan

Ramadhan sekolah selalu mengadakan kegiatan Dayah Kilat Ramadhan.

Selain itu, sekolah membudayakan 3S yakni saling memberi senyum, sapa dan

salam setiap bertemu, baik guru ataupun siswa.

3. Kajian Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar-mengajar

sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di antaranya adalah

tersedianya pendidik dan tenaga kependidikan yang memadai disertai

pemanfaatan dan pengelolaannya secara optimal. Pendidik dan tenaga

kependidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama

dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah, untuk itu perlu dilakukan

peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya agar tujuan sekolah

dapat tercapai secara maksimal.

Pendidik dan tenaga kependidikan yang dapat melaksanakan tugas dan

fungsinya masing-masing secara baik sangat terkait dengan kompetensi yang

mereka miliki. Peraturan menteri pendidikan nasional (permendiknas) yang

mengatur tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah nomor 12

tahun 2007 tentang standar pengawas sekolah, nomor 13 tahun 2007 tentang

standar kepala sekolah, nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi

akademik dan kompetensi guru, nomor 24 tahun 2008 tentang standar tenaga
184

administrasi sekolah, nomor 25 tahun 2008 tentang tenaga perpustakaan,

nomor 26 tahun 2008 tentang standar tenaga laboratorium sekolah dan nomor

27 tahun 2008 tentang standar kualifikasi dan kompetensi konselor.

Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami dan

menguasai untuk mengelola pendidik dan tenaga kependidikan sekolah.

Mengkaji pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah tempat

magang pada kegiatan on the job learning (OJL) bertujuan untuk melatih

calon kepala sekolah mengembangkan dimensi kompetensi manajerial

khususnya kompetensi mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan

sumber daya manusia secara optimal.

Berdasarkan hasil pengisian instrumen kajian pengelolan pendidik dan

tenaga kependidikan, wawancara dengan kepala sekolah, KTU, Wakil kepala

sekolah bidang akademik dan matriks kajian pengelolan pendidik dan tenaga

kependidikan, berikut kami sajikan deskripsi hasil kajian pengelolan pendidik

dan tenaga kependidikan sekolah tempat magang di sekolah sendiri dan

sekolah lain.

1) SMA Negeri 1 Tapaktuan

a) Pendidik (Guru)

SMA Negeri 1 Tapaktuan kini dipimpin oleh Jaspiandi, S.Pd,M.Pd

sebagai kepala sekolah sejak tanggal 20 Januari tahun 2016. Beliau adalah

lulusan program pascasarjana Program Master Pendidikan Universitas Syiah

Kuala (lulus tahun 2006), bersertifikat pendidik (tahun 2010) dan memiliki

NUKS (tahun 2013). Jumlah guru yang dimiliki per februari 2016 sebanyak
185

47 orang yang terdiri dari 36 guru PNS dan 11 guru non PNS. Guru PNS

terbagi menjadi 35 guru mata pelajaran dan 1 guru konseling. Kualifikasi

pendidikan guru SMA Negeri 1 Tapaktuan dapat dilihat pada berikut :

Tabel 3.24 : Kualifikasi Pendidikan Guru di SMA Negeri 1 Tapaktuan


Tingkat PNS Non PNS
No Total
Ijazah Lk Pr Jml Lk Pr Jml
1 D3/Sarmud - - - - - - -
2 S-1 5 29 34 3 8 11 45
3 S-2 1 1 2 - - - 2
JUMLAH 6 30 36 3 8 11 47

Berdasarkan permendiknas nomor 39 tahun 2009 tentang pemenuhan

beban kerja guru dan pengawas sekolah yang mewajibkan guru mengajar 24

jam tatap muka, maka dari jumlah 47 guru, ada beberpa orang guru yang tidak

dapat memenuhi jumlah jam mengajar minimal 24 jam sesuai dengan

sertifikasinya, diantaranya adalah guru biologi, guru sejarah dan guru ekonomi,

walaupun jumlah rombel belajar 24 rombel.

Menurut keterangan wakil kepala sekolah urusan kurikulum bahwa

penambahan tenaga non PNS tetap dilakukan karena jumlah guru yang ada

tidak merata untuk semua mata pelajaran. Ada mata pelajaran yang gurunya

kurang tetapi ada juga guru mata pelajaran yang gurunya sudah dianggap

kelebihan. Bagi guru yang belum mengajar 24 jam pelajaran diizinkan untuk

mengajar di sekolah lain dan yang memiliki keahlian laboratorium diberikan

tugas tambahan laboratorium. Dan tuntuk guru yang memiliki sertifikat

pengelolaan pustaka diberikan tugas tambahan sebagai kepala pustaka.

SMA Negeri 1 Tapaktuan tahun pelajaran 2015/2016 membina siswa

sebanyak 699 orang yang dilayani oleh 1 tenaga konselor. Hal ini berarti
186

bahwa Beliau mengampu bimbingan dan konseling seluruh siswa.

Berdasarkan permendiknas nomor 39 tahun 2009 tentang pemenuhan beban

kerja guru dan pengawas sekolah yang mewajibkan konselor mengampu

bimbingan dan konseling sedikitnya 150 siswa, maka jumlah konselor yang

dibutuhkan maksimal sebanyak 5 orang. Dari tabel 3.24 di atas yang memuat

tentang kualifikasi pendidikan guru SMA Negeri 1 Tapaktuan

memperlihatkan masih bahwa semua guru sudah memenuhi kualifikasi

pendidikan yang dipersyaratkan.

Kesenjangan di SMA Negeri 1 Tapaktuan, ditemukan bahwa di SMA

Negeri 1 Tapaktuan masih terdapat beberapa guru mata pelajaran yang

mengajar tidak berdasarkan latar belakang pendidikannya. Diantaranya guru

mata pelajaran Ekonomi yang mengajar mata pelajaran sosiologi, Pendidikan

Agama Islam mengajar TIK. Ada beberapa guru PNS yang belum memenuhi

jam mengajar 24 jam/minggu, dan ada guru belum menyusun program

pembelajaran. Kebijakan yang diambil sekolah merekomendasi guru-guru

yang kekurangan jam tatap muka untuk mengajar di sekolah lain. Bagi guru

yang tidak membuat program disupervisi dengan menunjuk guru senior

sebagai supervisor yang di SK-kan oleh Kepala Sekolah.

b) Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan sekolah terbagi menjadi tenaga administrasi

sekolah, tenaga perpustakaan dan laboran. Kualifikasi pendidikan tenaga

kependidikan SMA Negeri 1 Tapaktuan dapat dilihat pada Tabel 3.25

berikut :
187

Tabel 3.25 Kualifikasi Pendidikan Tenaga Kependidikan SMA Negeri 1


Tapaktuan
Tingkat PNS Non PNS
No Total
Ijazah Lk Pr Jml Lk Pr Jml
1 Paket C 1 - 1 - - - 1
2 SMA 2 6 8 - 1 1 9
3 D3/Sarmud - - - - - - -
3 S-1 - 1 1 1 - 1 2
JUMLAH 3 7 10 1 1 2 12

Dari Tabel 3.25 di atas terlihat masih terdapat satu orang tenaga

kependidikan berkualifikasi Paket C. Tenaga kependidikan tersebut sehari-

hari bertugas sebagai pesuruh dan penjaga sekolah. Standar kualifikasi

pendidikan tenaga administrasi SMA Negeri 1 Tapaktuan sebagian besar

adalah lulusan SMA/SMK/MA sesuai dengan permendiknas nomor 24 tahun

2008 adalah minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK. Dengan demikian TAS

tersebut sudah memenuhi standar kualifikasi akademik.

Jumlah tenaga kependidikan yang dimiliki SMA Negeri 1 Tapaktuan

saat ini berjumlah 12 orang terbagi menjadi kepala tata usaha, tenaga

administrasi sekolah, tenaga perpustakaan, bendahara, tenaga kebersihan,

pesuruh dan penjaga sekolah. Kepala tenaga administrasi SMA Negeri 1

Tapaktuan memiliki SK penugasan dari Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan,

memiliki kualifikasi pendidikan SMA, hal ini artinya bahwa kualifikasi

pendidikan kepala tata usaha belum sesuai dengan yang dipersyaratkan yaitu

minimal berkualifikasi D III. Walaupun demikian yang mendukung dalam

pelaksanaan tugas-tugasnya sebagai kepala TAS adalah karena beliau sudah


188

mempunyai pengalaman kerja selama 22 tahun sebagai Tenaga Administrasi

Sekolah.

Kepala perpustakaan SMA Negeri 1 Tapaktuan adalah seorang PNS

dari guru berkualifikasi akademik S2 program Bahasa dan Budaya dengan

pengalaman kerja 14 tahun sebagai guru. Sudah memiliki sertifikat

kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah yang ditetapkan pemerintah.

Tenaga perpustakaan berjumlah 3 orang dengan kualifikasi akademik 1

orang S1, 2 orang SMA dan belum memiliki sertifikat kompetensi

pengelolaan perpustakaan sekolah.

SMA Negeri 1 Tapaktuan memiliki 2 laboratorium yaitu laboratorium

IPA dan laboratorium Komputer. Berdasarkan permendiknas nomor 26

tahun 2008 tentang standar tenaga laboratorium sekolah, tenaga laboran

minimal lulusan diploma 2 (D2) yang relevan dengan peralatan laboratorium

dan memiliki sertifikat. Dalam hal ini, SMA Negeri 1 Tapaktuan belum

memiliki tenaga seperti yang dimaksud. Masih berdasarkan permendiknas

tersebut, sekolah diharapkan paling lambat tahun 2013 telah memenuhi

standar tenaga laboratorium tersebut.

Mengatasi ketidaktersediaan tenaga laboran untuk laboratorium IPA

dan komputer, maka sekolah mengangkat guru mata pelajaran biologi

sebagai Kepala Laboratorium IPA dan 1 orang sebagai laboran dari guru

kimia, sedangkan untuk kepala laboratorium ditugaskan guru mata pelajaran

geografi, dikarenakan kebetulan guru tersebut menguasai kemampuan IT

lebih bagus.
189

1) SMA Negeri Unggul Aceh Selatan

a) Pendidik (Guru)

SMA Negeri Unggul Aceh Selatan kini dipimpin oleh Wardan Syah,

S.Pd sebagai kepala sekolah mulai tanggal 20 Januari tahun 2016.

Pendidikan terakhir beliau adalah sarjana pendidikan Matematika Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala. Beliau sudah

memiliki sertifikat pendidik dan sedang mengikuti Program Pendidikan dan

Pelatihan Calon Kepala Sekolah untuk memperoleh NUKS. Jumlah guru

yang dimiliki sebanyak 18 orang yang terdiri dari 11 orang guru PNS dan 7

orang guru non PNS. Sekolah belum memiliki guru konselor. Tugas konseler

diberikan kepada guru mata pelajaran yang diserahi tugas membimbing

siswa. Kualifikasi pendidikan guru SMA Negeri Unggul Aceh Selatan dapat

dilihat pada Tabel 3.23. berikut.

Tabel 3.26. Kualifikasi Pendidikan Guru SMA Negeri Unggul Aceh Selatan
Tingkat PNS Non PNS
No Total
Ijazah Lk Pr Jml Lk Pr Jml
1 D3/Sarmud - - - - - - -
2 S-1 4 6 10 1 6 7 17
3 S-2 - 1 1 - - - 1
JUMLAH 4 7 11 1 6 7 18

Berdasarkan permendiknas nomor 39 tahun 2009 tentang pemenuhan

beban kerja guru dan pengawas sekolah yang mewajibkan guru mengajar 24

jam tatap muka, maka semua guru belum terpenuhi mengajar 24 jam dengan

tambahan jam pada tugas tambahan selaku wakil kepala sekolah, kepala pustaka

dan kepala laboratorium dengan jumlah rombel 6.


190

Untuk memenuhi kekurangan guru yang sesuai dengan latar belakang

pendidikannya, kepala sekolah mengambil kebijakan untuk merekrut tenaga

honor. SMA Negeri Unggul Aceh Selatan tahun pelajaran 2015/2016 membina

siswa sebanyak 138 siswa.

Tabel 3.26 di atas yang memuat tentang kualifikasi pendidikan guru

SMA Negeri Unggul Aceh Selatan memperlihatkan bahwa guru-guru sudah

memenuhi standar kualifikasi pendidikan. Untuk mengembangkan kompetensi

guru-guru, kepala sekolah mengarahkan guru untuk terlibat aktif dalam

kegiatan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran serta ikut dalam

pelatihan-pelatihan tingkat kabupaten, provinsi dan nasional.

Kesenjangan terlihat pada mata pelajaran muatan lokal TIK plus masih

diajarkan oleh guru yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Hal

ini ditempuh karena tidak tersedianya tenaga guru/ sarjana untuk mata pelajaran

tersebut. Namun guru yang dibebankan mengajarkan muatan lokal tersebut

dianggap mempunyai kemampuan untuk itu karena sudah mempunyai

pengalaman mengajar yang cukup lama.

b) Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan sekolah terbagi menjadi tenaga administrasi

sekolah, tenaga perpustakaan dan laboran. Kualifikasi pendidikan tenaga

kependidikan SMA Negeri Unggul Aceh Selatan dapat dilihat pada Tabel 3.27

berikut :
191

Tabel 3.27 Kualifikasi Pendidikan Tenaga Kependidikan SMA Negeri Unggul


Aceh Selatan
Tingkat PNS Non PNS
No Total
Ijazah Lk Pr Jml Lk Pr Jml
1 SMA/SMK 5 6 11 1 2 3 14
2 D III - - - - - - -
3 S-1 - 1 - 1 1
JUMLAH 5 6 11 2 2 4 15

Jumlah tenaga kependidikan yang dimiliki SMA Negeri Unggul Aceh

Selatan sebanyak 15 orang. Tenaga kependidikan yang terbagi menjadi tenaga

administrasi sekolah, tenaga perpustakaan dan laboran.

Kepala tenaga administrasi SMA Negeri Unggul Aceh Selatan

berkualifikasi S-1, belum memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah

yang dikeluarkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah. Yang mendukung

dalam pelaksanaan tugas-tugasnya sebagai kepala TAS sehari-hari bahwa

kepala admistrasi sudah mempunyai pengalaman kerja selama 12 tahun sebagai

TAS dan diangkat oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan sebagai kepala

administrasi.

Kepala perpustakaan SMA Negeri Unggul Aceh Selatan diangkat oleh

Kepala Sekolah, sebagai kepala pustaka adalah guru biologi yang diserahi tugas

tambahan sebagai kepala pustaka, dibantu dengan 2 orang tenaga pustaka

dengan kualifikasi pendidikan SMA/SMK.

SMA Negeri Unggul Aceh Selatan memiliki laboratorium yaitu

laboratorium fsika, biologi, bahasa dan laboratorium Komputer serta memiliki 1

ruang multimedia. Berdasarkan permendiknas nomor 26 tahun 2008 tentang

standar tenaga laboratorium sekolah, tenaga laboran minimal lulusan diploma 2


192

(D2) yang relevan dengan peralatan laboratorium dan memiliki sertifikat.

Dalam hal ini, Kepala Laboratorium biologi SMA Negeri Unggul Aceh Selatan

berkualifikasi S1 Pendidikan Biologi Universitas Syiah Kuala, dan sudah

memiliki pengalaman menjadi guru selama 24 tahun. Sementara laboratorium

komputer dan multimedia tugaskan kepada guru honor sekolah untuk

mengelola laboratorium komputer dan multimedia. Kualifikasi pendidikan

kepala lab komputer dan multimedia adalah S1 Komputer, namun belum

memiliki pengalaman kerja.

Mengatasi ketidaktersediaan tenaga laboran maka guru mata pelajaran

masing-masing dan kepala laboratorium yang sekaligus bertindak sebagai

tenaga laboran.

4. Kajian Pengelolaan Sarana Prasarana Sekolah

Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar

sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di antaranya adalah

tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai disertai

pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal. Kepala sekolah selaku

administrator diharapkan dapat memberikan layanan secara profesional dalam

bidang perlengkapan atau fasilitas kerja bagi personel sekolah. Dengan

pengelolaan yang efektif dan efisien diharapkan dapat meningkatkan efektivitas

dan efisiensi kerja personel sekolah.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 15 tahun 2010 tentang standar

pelayanan minimal dan Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 untuk sekolah

tingkat SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki kelengkapan sarana dan


193

prasarana sekolah berupa ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium,

ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang

konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang

sirkulasi, tempat bermain/berolahraga.

Berdasarkan hasil pengisian instrumen kajian pengelolaan sarana dan

prasarana sekolah, wawancara dengan wakil kepala sekolah urusan sarana dan

prasarana dan matriks kajian pengelolaan sarana dan prasarana, berikut kami

sajikan deskripsi hasil kajian pengelolaan sarana dan prasarana sekolah tempat

magang di sekolah sendiri dan sekolah lain.

1) SMA Negeri 1 Tapaktuan

Sarana dan prasarana sekolah yang diidentifikasi dimiliki SMA Negeri 1

Tapaktuan saat ini diuraikan sebagai berikut : Lahan yang dimiliki sekolah

seluas 11.101 m2 yang terdiri dari lahan terbangun 4.545 m2. Status

kepemilikan lahan merupakan milik pemerintah yang dilengkapi dengan bukti

kepemilikan yang sah berupa akta dan sertifikat. Lokasi lahan memenuhi

kondisi keamanan karena terletak di tengah kota dan dibatasi dengan

pembangunan pagar setinggi 2,5 meter.

Bangunan berupa gedung yang dimiliki berjumlah 12 unit yang terdiri

dari 1 unit gedung berlantai dua dan 11 unit gedung berlantai satu.

Pembangunan gedung-gedung cukup tertata dengan baik.

Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar

sebanyak 24 ruang kelas dengan luas masing-masing 72 m2 per ruang kelas.

Setiap ruang kelas masing-masing memiliki dua white board, satu meja dan
194

kursi guru, masing-masing satu meja dan kursi untuk setiap siswa, satu kipas

angin, satu jam dinding, satu papan absen, gambar burung garuda, foto presiden

RI dan wakil presiden RI, serta seperangkat alat kebersihan kelas.

Luas ruang guru 72 m2 sebanyak 2 ruang memuat 47 pasang meja dan

kursi guru, 2 papan white board, satu meja panjang dan 2 kursi untuk tempat

pimpinan rapat pertemuan, 1 kamar kecil (WC), 1 rak buku, 3 lemari buku, 1

set sound system, 1 buah televisi, 2 buah dispenser, 4 buah pendingin udara dan

2 buah jam dinding, 1 unit laptop sebagai school bell, 1 unit printer dan

dilengkapi dengan jaringan internet speedy telkom. Ruangan guru ini masih

menggunakan ruangan belajar yang dialih fungsikan menjadi ruang guru.

Demikian juga dengan ruang kepala sekolah yang lusnya hanya sekitar

28 m2 terdapat 1 kamar kecil (WC), 1 lemari penyimpanan LCD Proyektor, 1

lemari tempat piala, 1 pasang meja dan kursi kepala sekolah, 1 set kursi tamu, 1

set komputer PC, 1 buah print, 1 filing kabinet, dan 1 pendingin udara. Ruang

Kepala sekolah menyatu dengan ruang TU, yang diskat sebagai pembatas antara

ruang kepala sekolah dengan ruang TU. Ruang kepala sekolah dan ruang TU

juga menggunakan ruang RKB.

Gedung perpustakaan terdiri dari satu unit dengan luas (1510) m2.

Jumlah buku teks pelajaran belum sesuai dengan jumlah siswa dan buku

pengayaan yang tersedia untuk siswa juga belum memenuhi rasio 1: 1.

Laboratorium yang dimiliki terdiri dari laboratorium IPA, dan

laboratorium komputer dengan luas 216 m2. Laboratorium komputer dilengkapi

dengan 20 unit PC, 20 meja dan kursi siswa, meja dan kursi guru, 1 unit LCD
195

Proyektor, screen monitor, jam dinding, dan memiliki jaringan LAN yang

terkoneksi dengan jaringan internet speedy schoolnet dari jardiknas dan

dilengkapi dengan 2 buah pendingin udara. Laboratorium IPA digunakan

sebagai laboratorium biologi dan laboratorium kimia.

Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah 1 ruang guru BK, 1 ruang

UKS, 3 unit kantin, Mushalla, 1 unit gudang, 4 buah WC siswa perempuan, 4

buah WC siswa laki-laki dan ruang Aula sekolah, 1 tempat parkir, 1 lapangan

basket dan 2 lapangan volly.

Dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana, berdasarkan

keterangan wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana sekolah bahwa

perencanaan pengadaan sarana dan prasarana disusun berdasarkan analisis

kebutuhan sekolah.

Sarana dan prasarana yang masuk dalam perencanaan pengadaan yaitu:

Sarana berupa penambahan alat drumband dan seragam, pembelian 40 unit

komputer, peralatan lab bahasa, alat peraga mata pelajaran, peralatan

ekstrakurikuler. Prasarana meliputi prasarana ruang multimedia, pengadaan

kantin yang representatif.

Pemeliharaan sarana dan prasarana diupayakan berupa dalam bentuk

pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah dituangkan dalam tata tertib siswa

yang melarang merusak atau mencoret dinding bangunan, pagar sekolah,

perabot dan peralatan sekolah lainnya. Sarana dan prasarana yang masuk dalam

kondisi rusak ringan atau rusak berat jika masih memungkinkan maka

dilakukan perbaikan atau pembaruan.


196

Tabel. 3.28 Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Tapaktuan


Keadaan
No Ruang Jumlah Rusak Rusak Keterangan
Baik
Ringan Berat
1 Ruang Kelas 24 18 4 2
2 Ruang Guru 2 2 - - Menggunakan
RKB
3 Ruang Kepsek 1 1 - - Menggunakan
RKB
4 Ruang TU 1 1 - -
5 Ruang Aula 1 - 1 -
6 Mushala 1 1 - -
7 Perputakaan 1 1 - -
8 Lab. Komputer 1 1 - -
9 Laboratorium - - - -
- IPA 1 1 - -
- Lab Komputer 1 1 - -
10 WC Kepala Sekolah 1 1 - -
11 WC Guru 1 1 - -
12 WC Siswa
- Siswa Perempuan 4 2 2 -
- Siswa Laki-laki 4 2 2 -
13 Gudang 2 - 2 -
14 Ruang OSIS - - - -
15 Ruang Bimpen 1 1 - -
16 Ruang UKS 1 - 1 - Menggunakan
Aula
17 Lapangan Basket 1 1- - -
18 Lapangan Volly 2 1 1
19 Tempat Parkir 1 1 - -

Inventarisasi sarana dan prasarana dilakukan untuk mengetahui jumlah

sarana dan prasarana yang menjadi kekayaan sekolah maka wakil kepala

sekolah urusan sarana dan prasarana melakukan inventarisasi barang. Guna

memperlancar kegiatan inventarisasi, wakil kepala sekolah dibantu oleh tenaga

administrasi urusan administrasi sarana dan prasarana, wali-wali kelas, tenaga

perpustakaan serta kepala-kepala pengelola laboratorium.

Penghapusan sarana dan prasarana sekolah yang masuk kategori rusak

berat dan membutuhkan biaya besar untuk pemeliharaannya dilakukan


197

penghapusan sarana dan prasarana melalui berita acara dan disyahkan oleh

Pemerintah Daerah. Kegiatan penghapusan sarana dan prasarana sekolah di

SMA Negeri 1 Tapaktuan dilakukan secara terbuka sehingga jumlah barang

berdasarkan data inventaris sudah sesuai.

2) SMA Negeri Unggul Aceh Selatan

Sarana dan prasarana sekolah yang diidentifikasi dimiliki SMA Negeri

Unggul Aceh Selatan saat ini akan diuraikan sebagai berikut: Tanah sekolah

sepenuhnya milik SMA Negeri Unggul Aceh Selatan dengan luas lahan 22.180

m2, luas bangunan 15.000 m2 dengan jumlah gedung sebanyak 10 unit yang

terdiri dari 4 unit gedung berlantai dua dan 8 unit gedung berlantai satu.

Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar

sebanyak 6 ruang kelas dengan luas masing-masing 72 m2 per ruang kelas.

Setiap ruang kelas masing-masing memiliki dua white board, satu meja dan

kursi guru, masing-masing satu meja dan kursi untuk setiap siswa, satu kipas

angin, satu jam dinding, satu papan absen, gambar burung garuda, foto presiden

RI dan wakil presiden RI, serta seperangkat alat kebersihan kelas.

Luas ruang guru 108 m2 sebanyak memuat 25 pasang meja dan kursi

guru, 1 papan white board, 3 meja dan 3 kursi untuk tempat pimpinan rapat

pertemuan, 1 kamar kecil (WC), 3 lemari buku, 1 set sound system, 1 buah

dispenser, 2 buah Kipas angin dan 1 buah jam dinding, 1 unit school bell, 1 unit

printer dan dilengkapi dengan jaringan internet speedy telkom.


198

Demikian juga dengan ruang kepala sekolah yang lusnya kurang lebih

30 m2, 1 lemari arsip, 1 pasang meja dan kursi kepala sekolah, 1 set kursi tamu,

1 set komputer PC, 1 buah print, 1 filing kabinet, dan 1 pendingin udara.

Gedung perpustakaan terdiri dari satu unit dengan luas 84 m2. Jumlah

buku teks pelajaran belum sesuai dengan jumlah siswa dan buku pengayaan

yang tersedia untuk siswa juga belum memenuhi rasio 1: 1.

Laboratorium yang dimiliki terdiri dari laboratorium Fisika,

laboratorium biologi, laboratorium bahasa dan laboratorium komputer dengan

luas masing-masing 63 m2.

Tabel. 3.29. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah SMAN Unggul Asel
Kondisi
Jenis Ruang /
No Jumlah Luas m² Rusak Rusak
Barang Baik
Ringan berat
1 Ruang Kelas 6 63m² 3 3
2 Laboratorium
a. Lab Fisika 1 63m² 1
b. Lab Kimia - 63m 1
c. Lab Biologi 1 63m² 1
d. Lab. Multimedia 1 63m² 1
e. Lab. Komputer 1 63m² 1
f. Lab. Bahasa 1 63m² 1
3 Perpustakaan 1 84m² 1
4 Musholla 1 84m² 1
5 Computer 12 12
6 Ruang Kantor 1 108m² 1
7 Asrama Putri 1 200 m2 1
8 Ruang Aula 1 120 1

Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah 1 ruang guru BK, 1 ruang

UKS, 1 unit kantin, Mushallah, 2 unit gudang, 3 buah WC siswa perempuan, 2

buah WC siswa laki-laki dan ruang Aula sekolah, 1 tempat parkir, 1 lapangan

basket dan 1 lapangan volly.


199

Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana, berdasarkan keterangan

wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana sekolah bahwa perencanaan

pengadaan sarana dan prasarana disusun berdasarkan analisis kebutuhan

sekolah. Sarana dan prasarana yang masuk dalam perencanaan pengadaan yaitu:

gedung serba guna dan gedung kegiatan siswa sebagai gedung tempat siswa

melaksanakan semua kegiatan ekstrakurikuer.

Pemeliharaan sarana dan prasarana yang masuk dalam kondisi rusak

ringan atau rusak berat jika masih memungkinkan maka dilakukan perbaikan

atau pembaruan. Inventarisasi sarana dan prasarana, dilakukan untuk

mengetahui jumlah sarana dan prasarana yang menjadi kekayaan sekolah maka

wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana melakukan inventarisasi

barang. Sarana dan prasarana yang terdapat dalam satu ruangan ditulis di Kartu

Inventaris Barang (KIB) kemudian ditempel di tempat yang mudah untuk

dibaca.

Penghapusan sarana dan prasarana, sekolah yang masuk kategori rusak

berat dan membutuhkan biaya besar untuk pemeliharaannya dilakukan

penghapusan menurut prosedur penghapusan aset yang berlaku.

5. Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan peserta didik (kesiswaaan) termasuk salah satu substansi

pengelolaan pendidikan dan menduduki posisi strategis karena ini merupakan

pusat layanan pendidikan. Berbagai macam kegiatan, baik yang berada di dalam

maupun di luar latar institusi persekolahan, tertuju kepada peserta didik. Semua

kegiatan pendidikan, yaitu yang berkenaan dengan manajemen akademik,


200

layanan pendukung akademik, sumber daya manusia, sumber daya keuangan,

sarana prasarana dan hubungan sekolah dengan masyarakat, senantiasa

diupayakan agar menjadi layanan pendidikan yang andal bagi peserta didik.

Pengelolaan peserta didik adalah suatu pengaturan terhadap peserta didik

di sekolah, sejak peserta didik masuk sampai dengan peserta didik lulus, bahkan

setelah menjadi alumni. Oleh karena itu, kegiatan pengelolaan peserta didik

meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Perencanaan peserta didik;

2. Penerimaan peserta didik;

3. Orientasi peserta didik baru;

4. Mengatur kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik di sekolah;

5. Mengatur evaluasi peserta didik;

6. Mengatur kenaikan tingkat peserta didik, mutasi dan drop out.

7. Mengatur kode etik, pengadilan dan peningkatan disiplin peserta didik.

8. Mengatur layanan peserta didik yang meliputi: layanan kepenasehatan

akademik dan administratif, layanan bimbingan dan konseling peserta

didik.

9. Mengatur organisasi peserta didik yang meliputi: Organisasi Siswa Intra

Sekolah (OSIS) dan organisasi alumni.

Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami pengelolaan

peserta didik. Mengkaji pengelolaan peserta didik sekolah tempat magang pada

kegiatan On The Job Learning (OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala

sekolah mengembangkan dimensi kompetensi manajerial khususnya


201

kompetensi mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik

baru dan pengembangan kapasitas peserta didik.

Berdasarkan hasil pengisian instrumen kajian pengelolaan peserta didik,

wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan

matriks kajian pengelolaan peserta didik, berikut kami sajikan deskripsi hasil

kajian pengelolaan peserta didik sekolah tempat magang di sekolah sendiri dan

sekolah lain.

1) SMA Negeri 1 Tapaktuan

SMA Negeri 1 Tapaktuan adalah SMA tertua di Kabupaten Aceh Selatan.

Sejak awal beroperasinya sampai dengan saat ini minat orang tua siswa untuk

menyekolahkan putra-putrinya di SMA Negeri 1 Tapaktuan tidak pernah surut.

Citra SMA Negeri 1 Tapaktuan dimata orang tua siswa sangat baik, animo

masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SMA Negeri 1 Tapaktuan sangat

tingg. Besarnya minat orang tua siswa yang ingin menyekolahkan putra-

putrinya di SMAN 1 Tapaktuan merupakan satu masalah tersendiri dalam

pengelolaan sekolah terkhusus pada proses penerimaan calon peserta didik baru.

Jumlah pendaftar setiap tahunnya jauh melebihi kapasitas daya tampung yang

dipersiapkan sekolah. SMA Negeri 1 Tapaktuan adalah sekolah yang dijadikan

prioritas utama oleh para pendaftar di Kecamatan Tapaktuan.

Mengantisipasi adanya protes-protes terhadap hasil seleksi penerimaan

calon siswa baru maka tahapan-tahapan seleksi termasuk kriteria kelulusan

hendaknya disosialisasikan kepada orang tua calon siswa, masyarakat ataupun

pihak lain yang memiliki kepentingan untuk itu.


202

Menurut pengalaman saya selama mengajar di SMA Negeri 1 Tapaktuan,

hal yang tidak bisa dihindari oleh kepala sekolah dan panitia seleksi PPDB

adalah adanya nota-nota dari anak-anak/saudara orang-orang berpengaruh baik

di instansi pemerintahan ataupun dari kalangan masyarakat yang menginginkan

agar calon siswa tertentu diterima walupun dengan nilai tes dari calon siswa

tersebut yang tidak memenuhi syarat. Hal inilah yang sering terjadi untuk kelas-

kelas unggulan, karena pihak sekolah menginginkan penerimaan siswa barunya

baik di kelas unggulan maupun di kelas reguler dilakukan secara objektif,

transparan dan akuntabel. Dengan adanya kejadian-kejadian seperti tersebut,

akhirnya jumlah siswa yang sedianya untuk kelas unggulan perkelas berkisar

antara 25 s.d 28 siswa perkelas menjadi sampai 30/33 perkelas dikalikan

dengan 2 kelas unggulan.

Menurut saya pribadi, adanya nota-nota dapat dihindari dengan

memberikan pemahaman terhadap pentingnya pelaksanaan seleksi PPDB yang

adil, jujur dan transparan. Pemberian pemahaman tersebut dapat dilakukan

dengan mengadakan sosialisasi pelaksanaan seleksi PPDB dan mengundang

para pejabat daerah sebelum pelaksanaan seleksi. Dengan pelaksanaan PPDB

yang adil, jujur dan transparan akan menghasilkan calon-calon siswa baru yang

mempunyai kemampuan standar sehingga proses pengembangannya lebih

mudah dibanding dengan menerima calon siswa yang memiliki kompetensi

dibawah standar.

Seluruh rangkaian seleksi PPDB dilaksanakan secara gratis tanpa

memungut biaya dari orang tua atau calon siswa yang mendaftar. Proses seleksi
203

penerimaan siswa baru di SMA Negeri 1 Tapaktuan melalui 4 jalur yaitu jalur

60% jalur tes seleksi, 20% jalur prestasi, 20% jalur siswa miskin dan dilakukan

dengan tahapan sebagai berikut:

a) Calon siswa mengambil formulir yang disiapkan panitia secara gratis;

b) Formulir yang telah diisi lengkap dikembalikan ke panitia dengan

melampirkan syarat-syarat yang diminta diantaranya: foto kopi

ijazah/STTB /SKHUN atau surat keterangan telah mengikuti UN, foto

siswa, pernyataan orang tua/wali, dan tata tertib sekolah yang sudah

ditandatangani orang tua/wali siswa;

c) Mengikuti tes tertulis prestasi pada hari yang ditentukan

d) Pengumuman lulus;

e) Pendaftaran ulang;

f) Tes peminatan

g) Pembagian gugus untuk kegiatan MOS;

h) Mengikuti kegiatan MOS;

i) Pembagian kelas.

Pelaksanaan orientasi siswa baru belum dilaksanakan dengan baik sesuai

dengan fungsi dan tujuannya. Pengurus OSIS lebih banyak berperan dalam

pelaksanaan orientasi dan adanya kontrol yang baik dari pihak guru atau panitia

orientasi. Orientasi bagi siswa-siswa baru hendaknya dilaksanakan dengan

perencanaan yang matang dan melibatkan guru, pegawai, dan pengurus OSIS

sehingga tujuan pelaksanaannya dapat tercapai.


204

Pengaturan kenaikan kelas di SMAN 1 Tapaktuan diatur dalam kurikulum.

Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat :

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas

yang diikuti.

b. Maksimal memiliki 4 (empat) mata pelajaran yang nilainya dibawah nilai

KKM.

c. Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian, kelakuan, dan

kerajinan pada tingkatan kelas yang ikuti.

d. Kehadiran minimal 90%.

Pembinaan dan pengembangan bakat, minat, kreatifitas, dan kemampuan

peserta didik dilakukan pada kegiatan pengembangan diri siswa. Kegiatan ini

dilaksanakan setara 2 jam pelajaran per minggu.

Kegiatan pembinaan dan pengembangan siswa dilaksanakan berdasarkan

bakat dan minat yang paling menonjol dari siswa tersebut. Setiap siswa hanya

boleh memilih satu jenis kegiatan pengembangan diri. Pemilihan dan

pengelompokan siswa ke dalam kegiatan pengembangan diri dilakukan dengan

cara membagikan formulir pemilihan kegiatan pengembangan diri yang

disiapkan oleh sekolah. Jenis-jenis kegiatan pengembangan diri siswa

ditentukan berdasarkan kemampuan dan kesiapan sekolah dalam pembinaan

dan pengembangan bakat tersebut.

Kegiatan pengembangan diri siswa yang dibina sekolah berdasarkan

kondisi obyektif sekolah adalah :

a. Taekwondo

Bertujuan untuk memiliki prestasi seni bela diri


205

b. Kegiatan PMR

1) Praktik PPPK

2) Memiliki jiwa sosial dan peduli kepada orang lain

3) Melatih siswa untuk cepat dan tepat dalam memberikan pertolongan

pertama

4) Membentuk piket UKS

c. Kepramukaan

1) Sebagai wahana siswa untuk berlatih berorganisasi

2) Melatih siswa untuk trampil dan mandiri

3) Melatih siswa untuk mempertahankan hidup

4) Memiliki jiwa sosial dan peduli kepada orang lain

5) Memiliki sikap kerjasama kelompok

6) Dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat

d. Bola Basket, Bola volly

e. Sanggar Seni Cerana Gempita : paduan suara, dan tari

Kegiatan pembinaan peserta didik sebagaimana diatur dalam

permendiknas nomor 39 tahun 2008 juga sudah dilaksanakan di SMA Negeri 1

Tapaktuan. Jenis kegiatan pembinaan dimaksud adalah:

1. Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha

dilakukan antara lain melalui kegiatan peringatan hari-hari besar islam.

2. Pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia, antara lain

a. Melaksanakan tata tertib sekolah;

b. Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti sosial);


206

c. Melaksanakan norma-norma yang berlaku dan tatakrama pergaulan;

d. Menumbuhkembangkan kesadaran untuk rela berkorban terhadap

sesama;

e. Menumbuhkembangkan sikap hormat dan menghargai warga sekolah;

f. Melaksanakan kegiatan 9K (Keamanan, kebersihan, ketertiban,

keindahan, kekeluargaan, kedamaian, kerindangan, kesehatan dan

kenyamanan ).

3. Pembinaan kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara,

antara lain :

a. Melaksanakan upacara bendera setiap hari senin, serta hari-hari besar

nasional;

b. Menyanyikan lagu-lagu nasional (Mars dan Hymne);

4. Pembinaan prestasi akademik, seni, dan/atau olahraga sesuai bakat dan

minat, antar lain mengadakan lomba cerdas cermat mata pelajaran,

POPDA, PORDA dan kejuaraan-kejuaraan lainnya.

SMA Negeri 1 Tapaktuan sudah melakukan usaha untuk melacak

alumni ke mana mereka melanjutkan atau sudah berkerja di mana saja mereka,

namun usaha ini belum dilakukan secara maksimal. Hal yang agak mudah

dilakukan sekarang untuk melacak alumni adalah dengan memanfaatkan situs-

situs pertemanan/ jejaring sosial di internet. Sekolah juga dapat membuat web

atau blog yang dapat diakses oleh alumni-alumni kemudian melampirkan satu

menu untuk pelacakan alumni melalui grup SMA Negeri 1 Tapaktuan. Cara ini

tentunya hanya bisa mendeteksi alumni-alumni yang paham dengan


207

penggunaan internet tetapi paling tidak sudah ada satu usaha melacak alumni-

alumni sekolah walaupun belum sesuai dengan harapan.

2) SMA Negeri 1 Unggul Aceh Selatan

Sejak awal beroperasinya sampai saat ini minat orang tua siswa untuk

menyekolahkan putra-putrinya di SMA Negeri Unggul Aceh Selatan tidak

pernah surut. Besarnya minat orang tua siswa yang ingin menyekolahkan putra-

putrinya di SMA Negeri Unggul Aceh Selatan merupakan satu masalah

tersendiri dalam pengelolaan sekolah terkhusus pada proses penerimaan calon

siswa. Jumlah pendaftar setiap tahunnya jauh melebihi kapasitas daya tampung

yang dipersiapkan sekolah.

Dalam usaha menghindari adanya kecurigaan orang tua calon siswa dan

masyarakat mengenai proses seleksi yang tidak adil, tidak jujur dan tidak

transparan maka sebaiknya pihak sekolah mensosialisasikan seluruh tahapan

seleksi dan membuka ruang kepada pihak-pihak terkait untuk memantau

pelaksanaan seleksi calon peserta didik baru.

Seluruh rangkaian seleksi PPDB dilaksanakan secara gratis tanpa

memungut biaya dari orang tua atau calon siswa yang mendaftar. Proses seleksi

penerimaan siswa baru di SMA Negeri Unggul Aceh Selatan melalui 2 jalur

yaitu 75% jalur tes, 25% jalur prestasi dan dilakukan dengan tahapan sebagai

berikut:

a) Calon siswa mengambil formulir yang disiapkan panitia secara gratis;

b) Formulir yang telah diisi lengkap dikembalikan ke panitia dengan

melampirkan syarat-syarat yang diminta diantaranya: foto kopi ijazah/STTB


208

/SKHUN atau surat keterangan telah mengikuti UN, foto siswa, pernyataan

orang tua/wali, dan tata tertib sekolah yang sudah ditandatangani orang

tua/wali siswa;

c) Mengikuti tes sesuai prestasi akademik/non akademik

d) Pengumuman lulus;

e) Pendaftaran ulang;

f) Tes peminatan/Psikotest

g) Pembagian kelompok untuk kegiatan MOS;

h) Mengikuti kegiatan MOS.

i) Pembagian kelas baru untuk kelas X

Pengaturan kenaikan kelas di SMA Negeri Unggul Aceh Selatan diatur

dalam kurikulum sekolah yang termuat dalam dokumen I. Peserta didik

dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat :

a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas

yang diikuti.

b) Maksimal memiliki 3 (tiga) mata pelajaran yang nilainya dibawah nilai

KKM.

c) Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian, kelakuan, dan

kerajinan pada tingkatan kelas yang ikuti.

Kegiatan pengembangan diri siswa yang dibina SMA Negeri Unggul

Aceh Selatan adalah :


209

a) Kegiatan pelayanan konseling yaitu berkenaan dengan masalah diri

pribadi siswa dan kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karier

siswa terutama pengembangan kreatifitas dan bimbingan karier.

b) Kegiatan pengembangan pribadi dan kreatifitas siswa dilaksanakan

melalui kegiatan ekstrakurikuler dengan kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

1). Keagamaan meliputi: kajian ilmiah keislaman, Al-Qur’an, retorika,

sholat berjamaah 5 waktu, melaksankan zakat, infaq, shodaqoh,

menyembelih hewan qurban, dan melaksanakan dayah kilat Ramadhan.

2). Keolahragaan meliputi: Atletik, Bola volly, sepak bola, pencak silat,

karate, catur, spirnt, badminton, lompat tinggi dan lompat jauh.

3). Kepemimpinan meliputi: LDKS, PMR, Kepramukaan, paskibra, UKS,

dan bakti sosial.

4). Seni meliputi: rapa’i, Seudati, Rateb Mesekat, Tari Kreasi, Solo vokal,

dan Kriya

5). KIR, kelompok majalah dinding, dan fotografi.

SMA Negeri Unggul Aceh Selatan terus berbenah dalam upaya

meningkatkan kualitas lulusannya. Alumni-alumni SMAN Unggul Aceh

Selatan sebahagian besar lulus diterima masuk di PTN yang juga masih satu

lokasi dan sebagian menyebar di PTN di luar Aceh namun mereka memiliki

ikatan emosonal yang kuat, sehingga alumni-alumni SMA Negeri Unggul Aceh

Selatan mudah dilacak keberadaannya dan pekerjaannya. Kedepan diharapkan

ada usaha-usaha yang dilakukan sekolah untuk melacak alumni-alumni jika


210

sekolah ini sudah banyak menamatkan alumni-alumninya. Cara melacak alumni

saat ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan situs-situs pertemanan di

internet atau memasang menu tertentu pada web atau blog sekolah dan jejaring

sosial lainnya.

6. Kajian Pengelolaan Keuangan Sekolah

Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan Kementerian Agama

(Kemenag) telah menunjukkan komitmen dalam meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah-sekolah di Indonesia melalui Sistem Penjaminan Mutu

Pendidikan (SPMP) sesuai dengan Permendiknas Nomor 63 tahun 2009.

SPMP mendefinisikan penjaminan mutu sebagai rangkaian proses dan sistem

yang saling terkait untuk mengumpulkan, menganalisa, dan melaporkan data

mengenai kinerja dan mutu dari tenaga kependidikan, program dan lembaga.

Sebagai komponen di dalam SPMP, Evaluasi Diri Sekolah (EDS) merupakan

dasar peningkatan mutu dan penyusunan Rencana Sekolah (RKS). RKS yang

akurat, benar dan terkini juga akan membantu sekolah memenuhi tuntutan

publik akan perlunya partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas sesuai dengan

UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 48 (1)

Pengelolaan Dana Pendidikan Berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,

transparansi, dan akuntabilitas publik

Peraturan menteri pendidikan nasional (permendiknas) nomor 19 tahun

2007 tentang standar pengelolaan pendidikan menyatakan bahwa sekolah

harus membuat rencana kerja sekolah (RKS) yang terdiri dari rencana kerja

jangka menengah (RKJM) dan rencana kerja tahunan (RKT). RKJM


211

menggambarkan tujuan sekolah yang akan dicapai dalam kurun waktu empat

tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan

komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan, sedangkan RKT

dicapai dalam kurun waktu satu tahunan. Permendiknas tersebut juga

menyatakan bahwa RKT adalah rencana kerja tahunan yang berdasar pada

RKJM dan dinyatakan dalam rencana kegiatan anggaran sekolah (RKAS).

Dasar hukum lain yang mendukung penyusunan program kegiatan

sekolah adalah peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang

pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan. Pasal 51 peraturan pemerintah

ini menyatakan bahwa satuan pendidikan harus membuat kebijakan tentang

perencanaan program dan pelaksanaannya secara transparan dan akuntabel.

Kebijakan pendidikan sebagaimana dimaksud pasal 51 oleh satuan pendidikan

dituangkan dalam: a) rencana kerja tahunan satuan pendidikan, b) anggaran

pendapatan dan belanja tahunan satuan pendidikan, dan c) peraturan satuan

atau program pendidikan.

Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami cara

penyusunan rencana kerja sekolah baik rencana kerja jangka menengah

ataupun jangka pendek (tahunan). Mengkaji RKS dan RKJM sekolah tempat

magang pada kegiatan On The Job Learning (OJL) bertujuan untuk melatih

calon kepala sekolah mengembangkan dimensi kompetensi manajerial

khususnya kompetensi: 1) menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai

tingkatan perencanaan, dan 2) mengelola keuangan sekolah sesuai dengan

prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.


212

Berdasarkan hasil pengisian instrumen kajian Pengeloalaan Keuangan

berpedoman pada Permendiknas No. 19 tahun 2007 mengenai Standar

Pengelolaan dan Permendiknas Nomor 69 tentang Standar Biaya Non

Personalia dan wawancara dengan kepala sekolah dan pengisian matriks

kajian Pengelolaan Keuangan berikut kami sajikan deskripsi hasil kajian

pengelolaan keuangan sekolah tempat magang di sekolah sendiri dan sekolah

lain.

1) SMA Negeri 1 Tapaktuan

Dalam penyusunan pengelolaan keuangan (RKAS) SMA Negeri 1

Tapaktuan, kepala sekolah sudah membentuk tim penyusun RKAS yang

melibatkan beberapa orang guru yang dibentuk berdasarkan surat keputusan

kepala sekolah. Dengan memperhatikan pedoman pengelolaan biaya menurut

sumber dana (Dana BOS dan bantuan Komite Sekolah). Dalam RKAS sudah

tercantum semua sumber dana dalam setahun, dan penggunaan dana selalu

beracuan pada RKAS, RKAS disetujui oleh komite disahkan oleh Dinas

Pendidikan Kabupaten Aceh Selatan. Adapun jenis jenis yang dibiayai dalam

ATK, ATS, Biaya bahan habis pakai, biaya alat habis pakai, biaya

pemeliharaan sapras, biaya daya dan jasa, biaya kegiatan ekstrakurikuler,

biaya transport untuk perjalanan, konsumsi untuk rapat, dan biaya pelaporan

Kesenjangan yang terjadi di SMAN 1 Tapaktuan RKAS yang sudah

disusun oleh tim penyusun RKAS belum diajukan dalam rapat dewan

pendidik untuk diplenokan sebelum dipertimbangkan komite sekolah dan

seterusnya disahkan pemberlakuannya oleh pihak Dinas Pendidikan


213

Kabupaten Aceh Selatan. Pembiayaan dalam setahun belum disosialisasikn

kepada seluruh warga sekolah Pembiayaan dalam setahun disosialisasikn

kepada seluruh warga sekolah, belum memiliki sponsor dalam penggalangan

dana Dan pengelolaan keuangan belum mengalokasikan dana untuk asuransi

jiwa bagi Tendik dan peserta didik Dalam penataan pengelolaan kegiatan

sekolah kedepan, dan berdasarkan masukan-masukan kami, kini kepala

sekolah mempunyai keinginan untuk melakukan hal tersebut Pembiayaan

yang sudah dianggarkan dalam pembiayaan tak selamanya dapat terlaksana

100%. Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan RKAS tersebut hanya

dibicarakan kepada orang-orang tertentu di sekolah. Adanya kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan tidak berdasarkan RKAS disebabkan karena kegiatan

tersebut adalah kegiatan tiba-tiba atau karena penyusunan program sekolah

belum melakukan analisis kebutuhan prioritas.

2) SMA Negeri Unggul Aceh Selatan

Pengelolaan keuangan di SMA Negeri Unggul Aceh Selatan dengan

memperhatikan pedoman pengelolaan kepala sekolah sudah membentuk tim

penyusun RKAS yang melibatkan beberapa guru dan pegawai sekolah yang

dibentuk secara resmi berdasarkan surat keputusan kepala sekolah. Dengan

memperhatikan pedoman pengelolaan biaya menurut sumber dana (Dana BOS,

Dana Pendamping dari Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan dan bantuan

Komite Sekolah). Dalam RKAS sudah tercantum semua sumber dana dalam

setahun, dan penggunaan dana selalu beracuan pada RKAS, RKAS disetujui

oleh komite disahkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Selatan.


214

Pembiayaan dalam setahun disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah.

Adapun jenis jenis yang dibiayai dalam ATK, ATS, Biaya bahan habis pakai,

biaya alat habis pakai, biaya pemeliharaan sarana dan prasarana, biaya daya dan

jasa, biaya kegiatan ekstrakurikuler, biaya transport untuk perjalanan, konsumsi

untuk rapat, dan biaya pelaporan semua kegiatan tersebut menunjang SNP

Kesenjangan yang terjadi di SMA Negeri Unggul Aceh Selatan belum

memiliki sponsor dalam penggalangan dana dan pengelolaan keuangan belum

mengalokasikan dana untuk asuransi jiwa bagi Tendik dan peserta didik Dalam

penataan pengelolaan kegiatan sekolah kedepan, dan berdasarkan alternatif

solusi yang penulis berikan, kini kepala sekolah mempunyai keinginan untuk

melakukan hal tersebut Sama dengan SMA Negeri 1 Tapaktuan Pembiayaan

yang sudah dianggarkan dalam pembiayaan tak selamanya dapat terlaksana

100%. Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan RKAS tersebut hanya

dibicarakan kepada orang-orang tertentu di sekolah. Adanya kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan tidak berdasarkan RKAS disebabkan karena kegiatan

tersebut adalah kegiatan tiba-tiba dan harus diikuti atau karena penyusunan

program sekolah belum melakukan analisis kebutuhan prioritas.

7. Kajian Pengelolaan Ketatausahaan Sekolah

Tenaga administrasi sekolah (TAS) mempunyai peranan yang penting

dalam membantu mengembangkan sekolah menjadi lebih maju dan berkualitas.

Tenaga administrasi sekolah berfungsi sebagai juru kelola administrasi sekolah

yang berkaitan dengan pengelolaan data siswa, data pendidik dan tenaga

kependidikan, persuratan, arsip, administrasi sarana-prasarana, dan administrasi


215

keuangan. TAS juga berperan aktif dalam memberikan pelayanan administrasi

kepada seluruh pihak yang berkepentingan.

Kedudukan dan peran tenaga administrasi yang begitu penting dalam

pengelolaan suatu sekolah sehingga pemerintah melalui permendiknas nomor

24 tahun 2008 menetapkan standar tenaga administrasi sekolah. Standar ini

mengatur tentang kualifikasi dan kompetensi minimal yang harus dipenuhi oleh

seorang tenaga administrasi sekolah.

Ketersediaan tenaga administrasi merupakan modal sumber daya yang

harus dikelola secara optimal oleh kepala sekolah. Sebagai seorang manajer,

kepala sekolah harus mampu mengelola TAS dan ketatausahaan dalam

mendukung pencapaian tujuan sekolah yang sudah ditetapkan.

Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami dan

menguasai untuk mengelola tenaga administrasi sekolah. Mengkaji pengelolaan

tenaga administrasi sekolah tempat magang pada kegiatan On The Job Learning

(OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah mengembangkan dimensi

kompetensi manajerial khususnya kompetensi mengelola administrasi sekolah

dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

Berdasarkan hasil pengisian instrumen kajian pengelolan ketatausahaan

yang mengkaji secara khusus mengenai kompetensi tenaga administrasi,

melalui wawancara dengan kepala sekolah, Kepala Tata Usaha dan pengisian

matriks kajian pengelolan ketatausahaan, berikut kami sajikan deskripsi hasil

kajian pengelolan tenaga administrasi sekolah di sekolah Magang I dan sekolah

Magang II.
216

1) SMA Negeri 1 Tapaktuan

Tenaga Administrasi sekolah terbagi menjadi kepala tenaga administrasi

sekolah, pelaksana urusan dan petugas layanan khusus. Kepala tenaga

administrasi SMA Negeri 1 Tapaktuan berkualifikasi SMA, tidak memiliki

sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah yang dikeluarkan oleh lembaga

yang ditetapkan pemerintah. Satu hal yang mendukung dalam pelaksanaan

tugas-tugasnya sebagai kepala TAS adalah karena kepala TAS sudah

mempunyai pengalaman kerja selama 22 tahun sebagai TAS dan di SK-kan

oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan sebagai kepala Tenaga Administrasi.

Kepala tata usaha memiliki kompetensi keperibadian, kompetensi sosial,

kompetensi teknis, dan kompetensi manajerial, kecuali di bidang pemanfaatan

TIK. Beliau juga belum membuat program pengelolaan secara rinci termasuk

belum melakukan monitoring dan evaluasi secara konsisten dan berkelanjutan

terhadap bawahannya.

Pelaksana urusan tenaga administrasi rata-rata sudah memiliki

kompetensi yang memadai pada kompetensi keperibadian, kompetensi sosial,

kompetensi teksnis, kecuali di bidang pemanfaatan TIK. Mereka masih dalam

tahap permulaan (emerging). Untuk itu dalam kegiatan on the job learning,

saya memanfaatkan waktu membimbing dalam mengelola administrasi

kepegawaian dengan memanfaatkan TIK. Disamping itu juga kepala tata usaha

juga belum memiliki program ketatausahaan.


217

2) SMA Negeri Unggul Aceh Selatan

Tenaga Administrasi sekolah terbagi menjadi kepala tenaga administrasi

sekolah, pelaksana urusan dan petugas layanan khusus. Kualifikasi pendidikan

tenaga administrasi sekolah SMA Negeri Unggul Aceh Selatan sudah sesuai

standar .

Kepala tenaga administrasi SMA Negeri Unggul Kabupaten Aceh Selatan

berkualifikasi SMA, tidak memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi

sekolah yang dikeluarkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah. Satu hal

yang mendukung dalam pelaksanaan tugas-tugasnya sebagai kepala TAS adalah

karena beliau sudah mempunyai pengalaman kerja selama 12 tahun sebagai

TAS. Kepala Tata Usaha (KTU) sudah mulai membuat program pengelolaan,

meliputi program EDS, walaupun tidak untuk semua Tenaga Administrasi

Sekolah (TAS) yang dilanjutkan dengan pembimbingan dalam melaksanakan

tugasnya. Pada kesempatan ini saya banyak belajar mengenai pengelolaan TAS

untuk diimbaskan di sekolah magang I tempat saya bertugas.

Pelaksana urusan tenaga administrasi rata-rata sudah memiliki

kompetensi keperibadian, kompetensi sosial, kompetensi teknis yang memadai,

pada kompetensi pemanfaatan TIK juga sudah memadai walaupun tidak semua

tenaga administrasi menguasai TIK. Sebagian dari tenaga administrasi masih

dalam tahap permulaan (emerging).

8. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengalami perkembangan

yang sangat signifikan dalam belasan tahun terakhir ini. Berbagai bidang mulai
218

mengadopsi teknologi ini dengan berbagai alasan. Bidang pendidikan pun tidak

lepas dari hal ini. Saat ini TIK banyak digunakan untuk menunjang proses

pembelajaran.

TIK dapat didefinisikan sebagai teknologi (hasil rekayasa manusia) yang

memungkinkan proses penyampaian informasi dan proses komunikasi dapat

dilakukan secara lebih optimal dan efisien. Pada umumnya alasan orang

menggunakan TIK pada suatu bidang adalah mengenai masalah efisiensi dan

optimisasi. Peningkatan produktifitas adalah alasan utama mengapa orang pada

umumnya menggunakan TIK. Dengan menggunakan TIK, pekerjaan yang

memerlukan waktu lama jika diproses secara manual (oleh manusia) bisa

dikerjakan lebih cepat oleh mesin (komputer).

Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami dan

menguasai pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang dimaksudkan untuk

menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Mengkaji pemanfaatan TIK dalam

pembelajaran sekolah tempat magang pada kegiatan On The Job Learning

(OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah mengembangkan

pemahaman tentang TIK sekaligus dapat mengidentifikasi guru-guru di sekolah

magang yang memanfaatkan TIK dalam pembelajarannya.

Berdasarkan hasil pengamatan kajian Pemanfaatan TIK dalam

pembelajaran, wawancara dengan wakil kepala sekolah dan matriks kajian

pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, berikut kami sajikan deskripsi hasil

kajian pemanfaatan TIK dalam pembelajaran sekolah tempat magang di sekolah

sendiri dan sekolah lain.


219

1) SMA Negeri 1 Tapaktuan

Guru-guru SMA Negeri 1 Tapaktuan sebagian besar masih

melaksanakan proses pembelajaran sehari-hari secara langsung tanpa

menggunakan media atau belum memanfaatkan TIK, namun ada

beberapa/sebagiannya lagu sudah memanfaatkan TIK dalam pembelajaran sejak

lama. Hanya saja pemanfaatannya masih belum maksimal Dengan demikian

jumlah guru yang memanfaatkan TIK dalam pembelajaran masih sangat kecil.

Guru-guru semuanya menggunakan komputer dalam pembelajaran

karena komputer sangat banyak membantu guru dalam menampilkan macam-

macam peragaan yang sulit dilakukan guru dengan alat lainnya. Misalnya, guru

biologi dapat dengan mudah memperagakan organ-organ tubuh dengan bantuan

komputer dan masih banyak lagi kemudahan lainnya. Guru-guru dapat

menganalisis hasil ulangan dengan cepat dengan menggunakan fasilitas

pengolah angka pada komputer. Guru SMA Negeri 1 Tapaktuan sudah

memiliki komputer pribadi atau laptop masing-masing dan sekitar 55% sudah

mampu mengoperasikan komputer dasar. Semua perangkat pembelajaran guru

sudah diketik dengan menggunakan komputer, artinya tidak ada lagi silabus

atau RPP yang diketik dengan menggunakan mesin ketik atau ditulis tangan.

Kemampuan guru dalam mengoperasikan komputer secara umum sudah

menguasai beberapa program komputer misalnya MS Word, MS Excel dan

Power Point. Sebagai peserta diklat Cakep pada kegiatan OJL, saya berbagi

ilmu kepada teman-teman guru SMA Negeri 1 Tapaktuan tentang beberapa


220

pasilitas MS. Word dan MS. Excel misalnya penggunaan Mail Merger,

menganalisis ulangan dengan pengolah angka (MS. Excel).

Teknologi informasi dan komunikasi lainnya yang sudah dimanfaatkan

di SMA Negeri 1 Tapaktuan adalah internet. Guru mata pelajaran

memanfaatkan fasilitas internet untuk dijadikan sebagai sumber belajar

termasuk bagi siswa-siswa SMA Negeri 1 Tapaktuan. Sebagai peserta Diklat

Cakep, saya juga berbagi ilmu dengan guru-guru SMA Negeri 1 Tapaktuan

tentang membuka situs-situs e-learning dalam pembelajaran.

2) SMA Negeri 1 Unggul Aceh Selatan

Guru-guru SMA Negeri Unggul Aceh Selatan hampir semuanya sudah

memanfaatkan TIK dalam pembelajarannya.Salah satu alat TIK yang sering

digunakan dalam pembelajaran adalah komputer dan LCD Proyektor. SMA

Negeri Unggul Kabupaten Aceh Selatan memiliki ruang multimedia yang

dilengkapi dengan LCD proyektor yang sering digunakan guru-guru dalam

pembelajarannya.

Semua guru SMA Negeri Unggul Aceh Selatan mampu/menguasai

komputer sebagai salah satu alat TIK. Perangkat pembelajaran guru-guru

(Silabus, RPP, bahan ajar, penilaian dan lain-lain) masing-masing diketik

sendiri dengan menggunakan komputer. Sebagai peserta diklat cakep pada

kegiatan OJL, saya sharing ilmu dengan guru-guru SMA Negeri Unggul Aceh

Selatan dalam hal pemanfaatan e-learning untuk kegiatan pembelajaran.

Untuk melakukan akses internet di SMA Negeri Unggul Aceh Selatan

melakukan kerja sama dengan PT. Telkom untuk pengadaan jaringan internet
221

dengan skala besar sehingga dapat digunakan siswa dalam pembelajaran mata

pelajaran TIK, dan pembelajaran mandiri di ruang PSB.

9. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi

Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya di sekolah berfungsi

sebagai administrator, manajer, pengawas, dan pemimpin. Dalam melaksanakan

tugas kepengawasan di sekolah salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh

seorang kepala sekolah adalah kemampuan pengendalian program.

Pengendalian program kegiatan sekolah sangat penting bagi kelancaran dan

peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Kepala sekolah

harus memahami fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut dari

monitoring, evaluasi, dan pelaporan salah satu kegiatan program untuk

meningkatkan mutu pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengisian instrumen kajian monitoring dan evaluasi,

yang berpedoman pada Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 mengenai Standar

Pengelolaan Pendidikan, melalui wawancara dengan kepala sekolah dan matriks

kajian monitoring dan evaluasi, berikut kami sajikan deskripsi hasil kajian

monitoring dan evaluasi sekolah tempat magang di sekolah sendiri dan sekolah

lain.

1) SMA Negeri 1 Tapaktuan

Kepala SMAN 1 Tapaktuan dalam penyusunan rencana monitorng dan

evaluasi sekolah, melibatkan wakil kepala sekolah dan pendidik yang yang

memiliki pengetahuan dan kemampuan monev di sekolah. Disadari oleh kepala

SMA Negeri 1 Tapaktuan bahwa program monitoring dan evaluasi yang


222

disusun oleh kepala sekolah dan wakil kepala sekolah yang ditunjuk, selama ini

belum disosialisasikan kepada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di

sekolah, dan dalam pelaksanaannya terkadang kurang konsisten. Untuk itu,

kami mengusulkan kepada kepala sekolah agar program monev yang disusun

nantinya dapat disosialisasikan dalam rapat dewan pendidik. Kepala sekolah

juga hendaknya meningkatkan kinerja tim monev dengan memberikan

pengarahan dan bimbingan.

Rencana program kegiatan monev program sekolah yang telah

ditetapkan sekolah tak dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan program

yang telah disusun, karena petugas monev kurang memahami arti penting dan

tujuan daripada monev program sekolah.

Untuk itu, melalui diskusi kami dengan kepala sekolah dan wakil-

wakilnya memberikan saran-saran agar kegiatan monev program sekolah yang

telah disusun dilaksanakan dengan baik sesuai dengan jadwal karena monev

adalah kegiatan pemberian estimasi terhadap keberhasilan sekolah atau kepala

sekolah dalam melaksanakan tugas fungsinya sebagai administrator dan

supervisor.

2) SMA Negeri Unggul Aceh Selatan

Kepala SMA Negeri Unggul Aceh Selatan dalam penyusunan rencana

monitoring dan evaluasi sekolah, melibatkan wakil kepala sekolah. Disadari

oleh kepala SMA Negeri Unggul Aceh Selatan bahwa program monev yang

disusun oleh kepala sekolah dan wakil kepala sekolah yang ditunjuk, selama ini

belum disosialisasikan kepada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di


223

sekolah. Untuk itu, kami mengusulkan kepada kepala sekolah agar program

monev yang disusun nantinya dapat disosialisasikan dalam rapat dewan

pendidik.

Dalam melaksanakan kegiatan monev program sekolah kepala SMA

Negeri Unggul Aceh Selatan melakukannya secara sendiri atau bersama-sama

dengan wakil kepala sekolah. Mengingat bahwa monev program sekolah bukan

tanggungjawab pribadi kepala sekolah, melainkan juga merupakan

tanggungjawab bersama, maka monev program sekolah harus dilakukan secara

kooperatif dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip pendidikan yang

demokratis.

Dari pengkajian aspek manajerial tersebut dapat penulis simpulkan untuk

di SMA Negeri 1 Tapaktuan, secara umum dalam 9 aspek manajerial sudah

memadai namun perlu lebih ditingkatkan lagi pada standar proses untuk

penyusunan RPP bagi guru-guru agar memperhatikan karakteristik peserta didik,

Pada sarana prasarana perlu diadakan perlengkapan alat lab IPA dan komputer,

mengaktifkan mushola sebagai islamic center, pada bagian pengelolaan peserta

didik perlu mengembangkan dan menambah pelayanan pada siswa agar peserta

didik mampu memliki kecakapan hidup kegiatan kepanitian dalam ajang lomba,

dan perlu mengembangakan penjaringan alumni dengan membentuk ikatan

alumni.

Untuk pengkajian di SMA Negeri Unggul Kabupaten Aceh Selatan

secara umum 9 aspek manajerial sudah berjalan dengan baik. Pengelolaan

Peserta didik khusunya dalam bidang prestasi akademik dan ekstrakurikuler


224

sangat bagus karena mampu menciptakan jiwa semangat pantang menyerah

dalam meraih prestasi pada diri peserta didik. Pengelolaan Sarana Prasara

sudah dioptimalakan terutama pada laboratorium.

E. Peningkatan Kompetensi Berdasarkan AKPK


Kewirausahan diartikan sebagai semangat, sikap, prilaku dan

kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang

mengarah pada upaya, mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi

dan produksi baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan

pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif

berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka

meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Seseorang yang memiliki

sikap dan jiwa wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya.

Sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab, maka di sekolah harus melakukan pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan kompetensi kewirausahaan dari seluruh warga

sekolah.

Kompetensi kewirausahaan sangat penting dalam upaya peningkatan

mutu pendidikan di satuan pendidikan. Kepala sekolah sebagai seorang


225

wirausaha yang sukses harus memiliki tiga kompetensi yaitu pengetahuan,

keterampilan, dan sifat kewirausahaan. Dalam konteks persekolahan seorang

kepala sekolah dituntut memiliki kompetensi kewirausahaan dalam

menjalankan tugasnya.

Peran penting kompetensi kewirausahaan untuk meningkatkan mutu

pendidikan memberi kesempatan bagi guru, pegawai tata usaha, stakeholder

sekolah dan peserta didik untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai

dengan peranannnya masing-masing. Program kompetensi kewirausahaan

kepala sekolah yang dirancang diperuntukkan bagi peran kepala sekolah, guru,

pegawai tata usaha, stakeholder sekolah, dan peserta didik untuk berinovasi,

dan kreativitas. Diharapkan peran kompetensi kewirausahaan kepala sekolah ini

dapat memenuhi kebutuhan layanan pendidikan yang memadai di SMA Negeri

Unggul Aceh Selatan dengan program programnya sehingga dapat tampil beda

dengan sekolah lain. Sejauh ini peran kompetensi kewirausahaan kepala

sekolah, diselenggarakan oleh kepala sekolah di sekolah sekolah formal di

berbagai jenjang pendidikan. Pelaksanaan peran kompetensi kewirausahaan

kepala sekolah, mengacu kepada Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, tentang

Standar Kompetensi Kepala Sekolah sebagai berikut :

1) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah.

2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi

pembelajar yang efektif.

3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya sebagai pemimpin satuan pendidikan.


226

4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi

kendala yang dihadapi sekolah.

5) Memiliki naluri kewirausahaan dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Kompetensi kewirausahaan yang dimiliki seorang kepala sekolah akan

sangat menentukan kegiatan inovasi sekolah yang dipimpinnya dalam rangka

pengembangan sekolah, dan peningkatan mutu sekolah. Terlebih saat kepala

sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya diajak untuk memperhatikan

perubahan yang terjadi pada sekolah, kian terpacu untuk mengeksplorasi

kewirausahaan sekolah, yang dapat dimanfaatkan siswa untuk memiliki

kemampuan/kompetensi yang memadai. Peran kepala sekolah menjadi amat

penting, guna memajukan dan mengembangkan sekolah. Peran memiliki

pengertian bahwa, tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap

seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh

keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.

Untuk melihat lebih jauh tentang kompetensi kewirausahaan kepala

sekolah, menurut Mulyasa, (2004, p.38) yang dimaksud dengan kompetensi

adalah penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi

yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Hal itu menunjukkan bahwa

kompetensi mencakup tugas, ketrampilan sikap dan apresiasi yang harus

dimiliki kepala sekolah, untuk dapat melaksanakan tugas sesuai dengan jenis

pekerjaan tertentu.

Dari penjelasan di atas dapat kita pahami betapa kompetensi

kewirausahaan merupakan hal yang tidak hanya penting bagi kepala

sekolah secara individu tetapi juga penting bagi institusi sekolah yang
227

dikelola dan bagi masyarakat sekitarnya. Kepala Sekolah sebagai seorang

pemimpin dituntut memiliki kualitas dan daya saing, memiliki motivasi yang

kuat, kerja keras, kreatif, inovatif dan pantang menyerah. serta mampu

menciptakan sikap-sikap dan tingkah laku sesuai dengan ajaran agama yang

dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun

lingkungan keluarga dan masyarakat.

Kepala sekolah merupakan motor penggerak bagi sumber daya sekolah

terutama guru-guru dan karyawan sekolah. Sehingga dapat dikatakan bahwa

sukses tidaknya kegiatan di sekolah di tentukan oleh kepala sekolah itu sendiri.

Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada

kepemimpinan kepala sekolah karena merupakan pemimpin di lembaganya,

maka ia harus mampu melakukan perubahan dan inovasi, pengembangan,

Iptek, Kualitas, dan Kompetensi lembaga kearah tercapainya tujuan yang

ditetapkan, ia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu melihat

masa depan dalam kehidupan global yang lebih baik.

Berdasarkan paparan tersebut penulis selaku peserta diklat pada kegiatan

On The Job Learning (OJL) di SMA Negeri Unggul Aceh Selatan, penulis

melakukan Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) pada

bidang Dimensi Kewirausahaan untuk mengasah diri dalam meningkatkan

kompetensi kewirausahaan. Berdasarkan profil sekolah, penulis tertarik pada

prestasi SMA Negeri Unggul Aceh Selatan dalam mengembangkan bakat dan

kemampuan siswa dalam meraih prestasi, karena itu pada kesempatan ini

penulis membahas “SMA Negeri Unggul Aceh Selatan dalam Upaya


228

Meningkatkan Mutu Pendidikan dan Prestasi Siswa Baik Akademik Maupun

Non Akademik”.

Dalam usaha meningkatkan diri dalam kompetensi kewirausahaan,

penulis menyusun perencanaan pengembangan diri melalui observasi dan

wawancara pada stakeholder yang berkompeten di lingkungan SMA Negeri

Unggul Aceh Selatan, bertujuan untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan

di sekolah untuk mengembangkan kompetensi kewirausahaan warga sekolah,

melalui kegiatan ekstrakurikuler dan pembimbingan OSN yang dilakukan oleh

kepala sekolah dan guru-guru, sehingga siswa mampu meraih prestasi yang

gemilang.

Kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan pada SMA Negeri Unggul

Aceh Selatan memiliki fungsi pengembangan, kreatif, inovatif, kerja keras,

pantang menyerah, rekreatif, dan persiapan karir.

Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler adalah harus dapat

meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik,

harus dapat mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya

pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya. Prinsip

pengembangan kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMA Negeri

Unggul adalah sebagai berikut:

1. Bersifat individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan

sesuai dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing.

2. Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan

sesuai dengan minat dan diikuti oleh peserta didik secara sukarela.
229

3. Keterlibatan aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut

keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan

masing-masing.

4. Menyenangkan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dalam

suasana yang menggembirakan bagi peserta didik.

5. Membangun etos kerja, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler

dikembangkan dan dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat

peserta didik untuk berusaha dan bekerja dengan baik dan giat.

6. Kemanfaatan sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan

dan dilaksanakan dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat.

Dalam rangka melaksanaan peningkatan kompetensi berdasarkan AKPK

yang dilakukan oleh penulis meliputi beberapa tahapan yaitu :

1. Persiapan

Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan tersebut penulis

berkoordinasi dengan kepala sekolah. Kemudian mengkaji prestasi-prestasi

yang diraih oleh SMA Negeri Unggul Aceh Selatan, penulis menyusun jadwal

kegiatan pengumpulan data, menyusun instrumen berupa daftar pertanyaan

yang dipakai dalam wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah

bidang kurikulum, humas, kesiswaan, pembina ekstrakurikuler, pembina OSIS

dan kepada peserta didik. (Instrumen terlampir)

2. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan tindakan adalah melakukan

pengumpulan data sebanyak 2 kali pertemuan data melalui wawancara kepada

Wakil Kepala bidang akademik, SMA Negeri Unggul Kabupaten Aceh


230

Selatan Ibu Afnidar, S.Pd, waka kesiswaan yaitu Dra. Rosnani, Pembina OSIS

Sri Nastuti, S.Pd, Ari Marfi, S.Pd dan dengan Kepala Sekolah. Penulis

melakukan observasi dengan pengamatan langsung ketika siswa-siswa sedang

berlatih mempersipakan diri untuk mengikuti perlombaan atau even-even

tertentu.

3. Hasil

Dari wawancara dan observasi yang penulis lakukan dalam pelaksanaan

pengembangan AKPK, penulis dapat paparkan sebagai berikut :

1) Kegiataan Pembimbingan OSN

Olimpiade sains nasional merupakan agenda rutin yang dilaksanakan

setiap tahun baik tingkat kabupaten, propinsi, nasional dan internasional.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan sains secara

komprehensif melalui penumbuhkembangan budaya belajar, kreatifitas dan

motivasi meraih prestasi terbaik dengan kompetisi yang sehat serta menjunjung

nilai – nilai sportivitas. Oleh karena itu untuk meraih prestasi ini SMA Negeri

Unggul Aceh Selatan melakukan usaha pembinaan secara rutin. Pembinaan ini

dilakukan pada setiap hari sabtu, pukul 14.30 wib s.d 17.00 wib. Pembina OSN

dilaksanakan oleh guru-guru SMA Negeri Unggul Aceh Selatan dan diundang

pembina-pembina dari luar atau diberdayakan para alumni. Selain dilaksanakan

pada hari sabtu, pembinaan ini juga dilaksanakan pada sabtu malam, namun

pembimbingnya adalah kakak-kakak kelasnya yang pernah meraih juara-juara

olimpiade. Seain usaha-usaha tersebut sekolah juga melakukan kerja sama

dengan Lembaga Olimpiade Sains Indonesia (LOPI). Dalam persiapan meraih


231

prestasi ini kepala sekolah, guru dan siswa tidak kenal lelah, kerja keras, gigih

dan tetap semagat, serta pantang menyerah.

2) Kegiatan Pembimbingan FLS2N/O2SN

Kegiatan ini rutin dilaksanakan tiap tahun dari mulai tingkat UPTD

sampai dengan tingkat nasional. Persiapan yang dilakukan di SMA Negeri

Unggul Aceh Selatan dalam mempersiapkan kegiatan ini sama halnya dengan

persiapan OSN. Dan karena kegigihan, keuletan, kerja keras serta semangat

pantang menyerah dari siswa dan guru-guru pembimbing setiap tahunnya selalu

memboyong piala dari berbagai jenis cabang perlombaan. Usaha-usaha yang

dilakukan guru dengan kepala seklah dalam menghadapi even-even ini, selain

pembinaan dari guru-guru, sekolah juga bekerja sama dengan pihak-pihak lain

yang berkompeten.

3) Kegiatan Ekstrakurikuler

Pengembangan kompetensi kewirausahaan untuk warga sekolah melalui

kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada lampiran III Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A tahun 2013,

tentang Implementasi Kurikulum (Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler)

Berdasarkan pedoman tersebut SMA Negeri Unggul Aceh Selatan

melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan Kurikulum 2013, yakni

ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan. Ekstrakurikuler wajib

merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta

didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak

memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut yaitu


232

Kepramukaan. Ekstrakurikuler pilihan yang dikembangkan adalah sebagai

berikut :

1) Keagamaan meliputi: kajian ilmiah keislaman, Al-Qur’an, retorika, sholat

berjamaah 5 waktu, melaksankan zakat, infaq, shodaqoh, menyembelih

hewan qurban, dan melaksanakan dayah kilat Ramadhan.

2) Keolahragaan meliputi: Atletik, Bola volly, sepak bola, pencak silat,

karate, catur, spirnt, badminton, lompat tinggi dan lompat jauh.

2) Kepemimpinan meliputi: LDKS, PMR, Kepramukaan; paskibra, UKS, dan

bakti sosial.

3) Seni meliputi: rapa’i, Seudati, Rateb Mesekat, Tari Kreasi, Solo vokal, dan

Kriya

4) KIR, kelompok majalah dinding, dan fotografi.

Jadwal kegiatan ekstrakurikuler secara rutin sekali seminggu di luar jam

tatap muka dan berlatih tiap hari jum’at setelah selesai PBM pagi yaitu pukul

16.00 wib. Apabila kegiatan perlombaan akan dilaksankan, maka jadwal

latihan dan pembimbingan dilaksanakan secara intensif, dan menyesuaikan

dengan kebutuhan. Dari hasil wawancara dengan Waka Humas dan Waka

Kesiswaan, dapat diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler ini ekstrakurikuler

erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa. Melalui kegiatan

ekstrakurikuler siswa dapat bertambah wawasan mengenai mata pelajaran

yang erat kaitannya dengan pelajaran di ruang kelas dan biasanya yang

membimbing siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah guru

bidang studi yang bersangkutan. Melalui kegiatan ekstrakurikuler juga siswa


233

dapat menyalurkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki. Salah satu ciri

kegiatan ekstrakurikuler adalah keanekaragamannya, hampir semua minat

remaja dapat digunakan sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler.

Hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran ekstrakurikuler dan

berdampak pada hasil belajar di ruang kelas yaitu pada mata pelajaran tertentu

yang ada hubungannya dengan ekstrakurikuler yaitu mendapat nilai baik pada

pelajaran tersebut. Biasanya siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler

akan terampil dalam berorganisasi, mengelola, memecahkan masalah sesuai

karakteristik ekstrakurikuler yang digeluti.

Dari ajang lomba yang diikuti SMA Negeri Unggul Aceh Selatan

mampu meraih prestasi yang gemilang seperti yang ditampilkan pada tabel

berikut:

1) Bidang Akademik (3 tahun terakhir)

Tabel. 3.30 Prestasi Bidang Akademik SMA Negeri Unggul Aceh Selatan
No Nama Kegiatan / Kejuaraan Tingkat Tahun Keterangan
1 Olimpiade Matematika SMA/MA Provinsi 2013 Juara 1 s.d 3) Di Banda
Domai n F ( 5 Orang) Aceh
2 Lomba Shalat Jenazah ( 5 Orang) Propinsi 2013 Juara 3 Di Banda Aceh
3 Olimpiade Kimia TK Kabupaten Kabupaten 2014 Juara 1 di Tapaktuan
4 Olimpiade Kimia TK Kabupaten Kabupaten 2014 Juara 2 di Tapaktuan
5 Olimpiade Biologi TK Kabupaten Kabupaten 2014 Juara 1 di Tapaktuan
6 Olimpiade Ekonomi TK Kabupaten Kabupaten 2014 Juara 1 di Tapaktuan
7 Olimpiade Astronomi TK Kabupaten Kabupaten 2014 Juara 1 di Tapaktuan
8 Olimpiade Astronimi TK Kabupaten Kabupaten 2014 Juara 2 di Tapaktuan
9 Olimpiade Kebumian TK Kabupaten Kabupaten 2014 Juara 1 di Tapaktuan
10 Olimpiade Matematika TK Kabupaten Kabupaten 2014 Juara 3 di Tapaktuan
11 Olimpiade Geografi TK Kabupaten Kabupaten 2014 Juara 1 di Tapaktuan
12 Lomba LCC Akuntansi dan Kabupaten 2014 Juara 1 di Tapaktuan
Perpajakan se sumatra (Unsyiah)
13 Lomba LCC Akuntansi dan Kabupaten 2014 Juara 2 di Tapaktuan
Perpajakan se sumatra (Unsyiah)
14 Olimpiade Biologi TK Kabupaten Kabupaten 2015 Juara 1 di Tapaktuan
234

No Nama Kegiatan / Kejuaraan Tingkat Tahun Keterangan


15 Olimpiade Kebumian TK Kabupaten Kabupaten 2015 Juara 2 di Tapaktuan
16 Olimpiade Ekonomi TK Kabupaten Kabupaten 2015 Juara 2 di Tapaktuan
17 Olimpiade Geografi TK Kabupaten Kabupaten 2015 Juara 2 di Tapaktuan
18 Olimpiade Matematika TK Kabupaten Kabupaten 2015 Juara 1 di Tapaktuan
19 Olimpiade Biologi TK Provinsi Provinsi 2015 Juara 1 di Banda Aceh
20 Olimpiade Biologi TK Nasional Nasional 2015 Peserta di Yogyakarta
21 Olimpiade Fisika TK Kabupaten Kabupaten 2016 Juara 2 di Tapaktuan
22 Olimpiade Kimia TK Kabupaten Kabupaten 2016 Juara 1 di Tapaktuan
23 Olimpiade Kimia TK Kabupaten Kabupaten 2016 Juara 2 di Tapaktuan
24 Olimpiade Astronomi TK Kabupaten Kabupaten 2016 Juara 1 di Tapaktuan
25 Olimpiade Astronomi TK Kabupaten Kabupaten 2016 Juara 2 di Tapaktuan
26 Olimpiade Matematika TK Kabupaten Kabupaten 2016 Juara 1 di Tapaktuan
27 Olimpiade Matematika TK Kabupaten Kabupaten 2016 Juara 2 di Tapaktuan
28 Olimpiade Biologi TK Kabupaten Kabupaten 2016 Juara 2 di Tapaktuan
29 Olimpiade Komputer TK Kabupaten Kabupaten 2016 Juara 1 di Tapaktuan
30 Olimpiade Kebumian TK Kabupaten Kabupaten 2016 Juara 1 di Tapaktuan
31 Olimpiade Kebumian TK Kabupaten Kabupaten 2016 Juara 2 di Tapaktuan
Dari tabel di atas menunjukkan banyak sekali prestasi yang diukir oleh

SMA Negeri Unggul Aceh Selatan. Tentunya bukan mudah meraih prestasi

yang gemilang, perlu ketekunan, keuletan, kerja keras, pantang menyerah,

selalu optimis, dan selalu berdoa serta diikuti niat yang baik. Prestasi dibidang

akademik lainnyan adalah pada tahun 2015 SMA Negeri Unggul meraih nilai

tertinggi UN se provinsi Aceh, dan pada tahun 2016 ada dua orang siswanya

masuk 10 besar peraih nilai tertinggi UN yaitu peringkat 2 dan peringkat 5.

2) Bidang Non Akademik (3 tahun terakhir)

Tabel. 3.31 Prestasi SMA Negeri Unggul Kabupaten Aceh Selatan


No Nama Kegiatan / Kejuaraan Tingkat Tahun Keterangan
1 Juara Pencak Silat Provinsi 2013 Meulaboh
2 Seleksi Perlindungan Anak Provinsi 2013 Harapan 2 Di Banda Aceh
3 Seleksi Duta Lingkungan Provinsi 2013 Di Banda Aceh
4 Lomba Pidato Menyambut HUT RI Kabupaten 2013 Juara 1 dan 2 di
Tapaktuan
5 Lomba Cerdas cermat PAI Kabupaten 2013 Juara 1 di Tapaktuan
6 Silat kelas f Kabupaten 2014 Juara 1 di Tapaktuan
7 Silat kelas e Kabupaten 2014 Juara 1 di Tapaktuan
235

No Nama Kegiatan / Kejuaraan Tingkat Tahun Keterangan


8 Silat kelas seni pi Kabupaten 2014 Juara 1 di Tapaktuan
9 Silat kelas seni pa Kabupaten 2014 Juara 1 di Tapaktuan
10 Silat kelas G Kabupaten 2014 Juara 2 di Tapaktuan
11 Catur pi Kabupaten 2014 Juara 1di Tapaktuan
12 Desains Poster pa Tk Kabupaten Kabupaten 2014 Juara 1 di Tapaktuan
13 Desains Poster pi Tk Kabupaten Kabupaten 2014 Juara 1 di Tapaktuan
14 Teater tingkat Kabupaten Kabupaten 2014 Juara 1 di Tapaktuan
15 Duta Anak Kabupaten 2014 Juara 1 di Tapaktuan
16 Duta Anak Kabupaten 2014 Juara 2 di Tapaktuan
17 Duta Anak Provinsi 2014 Juara Harapan 1 di Banda
18 Duta Anak Nasional 2014 Peserta di Jakarta
19 Student Essay Competation II Provinsi 2014 Di Padang
20 Catur Tingkat Provinsi Provinsi 2014 Juara harapan I di Banda
Aceh
21 Silat Kelas F pi Provinsi 2014 Juara Perunggu di Bnada
Aceh
22 Parlement Remaja Nasional 2014 Peserta di Jakarta
23 Gita Bahana Kabupaten 2014 Juara 2 di Tapaktuan
24 Popda 2014 cabang sepak bola Provinsi 2014 Peserta di Lhokseumawe
25 Popda 2014 cabang silat Provinsi 2014 Peserta di Lhokseumawe
26 Popda 2014 cabang silat kelas E Provinsi 2014 Juara Mendali Perak di
putri Lhokseumawe
27 Popda 2014 cabang silat kelas C Provinsi 2014 Juara Mendali Perak di
putrid Lhokseumawe
28 Juara Lomba Math Fair se Aceh Kabupaten 2014 Juara di Tapaktuan
29 PMR Kabupaten Aceh Selatan Kabupaten 2015 Juara 1 di Tapaktuan
30 PMR Provinsi Kabupaten 2015 Juara 1 di Tapaktuan
31 PMR Provinsi Kabupaten 2015 Peserta di Tapaktuan
32 Penulisan Essay Provinsi 2015 Peserta di UNAN Padang
33. Lomba Duta Anak TK Kabupaten 2015 Juara 2 di Tapaktuan
34 Lomba FLS2N Cab. Seni Tari Kabupaten 2015 Juara 1 di Tapaktuan
Berpasangan
35 Lomba FLS2N Cab. Cipta Puisi Kabupaten 2015 Juara 1 di Tapaktuan
36 Lomba FLS2N Cab. Design Poster Kabupaten 2015 Juara 1 di Tapaktuan
37 Lomba FLS2N Cab. Cipta Puisi Kabupaten 2015 Juara 2 di Tapaktuan
38 Lomba FLS2N Cab. Kriya Kabupaten 2015 Juara 1 di Tapaktuan
39 Lomba FLS2N Cab. Kriya Kabupaten 2015 Juara 2 di Tapaktuan
40 Lomba FLS2N Cab. Baca Puisi Kabupaten 2015 Juara 2 di Tapaktuan
41 Lomba FLS2N Cab. Seni Tari Kabupaten 2015 Peserta di Tapaktuan
Berpasangan
42 Lomba FLS2N Cab. Cipta Puisi Kabupaten 2015 Juara 2 di Tapaktuan
43 Lomba FLS2N Cab. Design Poster Kabupaten 2015 Juara 3 di Tapaktuan
44 Lomba FLS2N Cab. Kriya Kabupaten 2015 Peserta di Tapaktuan
236

No Nama Kegiatan / Kejuaraan Tingkat Tahun Keterangan


45 Lomba FLS2N Cab. Solo Vocal Kabupaten 2015 Juara 1 di Tapaktuan
46 Lomba FLS2N Cab. Solo Vocal Provinsi 2015 Peserta di Tapaktuan
47 Debat PAI pentas PAI Kabupaten 2015 Juara 1 di Tapaktuan
48 Debat PAI pentas PAI Provinsi 2015 Peserta di Tapaktuan
49 Pidato Pentas PAI Kabupaten 2015 Juara 1 di Tapaktuan
50 Pidato Pentas PAI Provinsi 2015 Peserta di Tapaktuan
51 Duta Wisata Kabupaten 2015 Juara 1 di Tapaktuan
52 Duta Wisata Kabupaten 2015 Juara 2 di Tapaktuan
53 Duta Wisata Kabupaten 2015 Juara 3 di Tapaktuan
54 Forum Pelajar Nasioanal 2015 Peserta di Jakarta
55 Lomba Silat Se Aceh Kelas G Provinsi 2015 Juara 1 di Meulaboh
56 Math Fair Se aceh Barat Selatan Kabupaten 2015 Juara 1 di Tapaktuan
57 Math Fair Se aceh Barat Selatan Provinsi 2015 Peserta di Tapaktuan
58 Pertukaran pelajar Ke Ohio USA Internasional 2015 Finalist di Amerika
Serikat
59 Debat Bahasa Inggris Provinsi 2015 Peserta Di Banda Aceh
60 Debat Bahasa Indonesia Provinsi 2015 Harapan 1 di Banda Aceh
61 Parlement Remaja Nasioanal 2015 Peserta Di Jakarta
62 Duta Wisata Provinsi 2015 Juara 2 di Lhokseumawe
63 Duta anak putri Kabupaten 2016 Juara 1 di tapaktuan
63 Duta anak putra Kabupaten 2016 Juara 1 di tapaktuan
65 Duta wisata Kabupaten 2016 Juara 1 di tapaktuan
66 Duta rimba Kabupaten 2016 Juara 1 di tapaktuan
67 Tari berpasangan kreasi Kabupaten 2016 Juara 1 di tapaktuan
68 Vokal solo putra Kabupaten 2016 Juara 3 di tapaktuan
69 Vokal solo putri Kabupaten 2016 Juara 2 di tapaktuan
70 Baca puisi Kabupaten 2016 Juara 1 di tapaktuan
71 Short movie Kabupaten 2016 Juara 2 di tapaktuan
72 Desain poster Kabupaten 2016 Juara 1 di tapaktuan
73 Seni kriya Kabupaten 2016 Juara 1 di tapaktuan
74 Seni kriya Propinsi 2016 Juara 3 di banda aceh
75 Monolog Kabupaten 2016 Juara 1 di tapaktuan
76 Duta Anak Putri Propinsi 2016 Juara 3 di Banda Aceh
77 Catur Kabupaten 2016 Juara 1 di Tapaktuan
78 Silat Kabupaten 2016 Juara 1 di Tapaktuan
79 Silat Kabupaten 2016 Juara 2 di Tapaktuan

Usaha-usaha yang dilakukan untuk meraih prestasi tersebut melibatkan

segenap warga sekolah, diawali dengan perekrutan PPDB di setiap awal tahun

pelajaran, dilanjutkan dengan pembentukan team pembimbingan olimpiade


237

dan kegiatan ekstrakurikuler. Kemudian kepala sekolah membuat SK atas

penunjukan koordinator Olimpiade sains dan penunjukan Pembina Ekstra

kurikuler oleh kepala sekolah. Untuk melaksanakan kegiatan maka sangat

diperlukan pendanaan dan saran prasarana. Untuk itu kepala sekolah memiliki

inisiatif menggalang kerjasama dengan komite sekolah dan orang tua siswa

menggali dana untuk pembiayaan kegiatan tersebut selain dari dana BOS, dan

dalam penyediaan sarana dan prasarana serta pembiayaan lainnya yang

dicantumkan dalam perencanaan di awal tahun. Setelah diterbitkannya SK

Pembinaan OSN dan Pembina Ekstrakurikuler, setiap pembina menyusun

program kegiatan selama 1 tahun dan menyusun perkiraan pembiayaan

mengenai kegiatan yang akan dikuti sehingga bisa dimunculkan dalam RAKS

sekolah.

Dalam setiap kegiatan ajang perlombaan kegiatan yang dilakukan SMA

Negeri Unggul Kabupaten Aceh Selatan berdasarkan surat undangan Dinas

terkait, kepala sekolah menunjuk koordinator kegiatan, dan semua guru

terlibat dalam kegiatan tersebut. Di bawah pimpinan Kepala Sekolah Bapak

Wardan Syah, S.Pd dan dihadiri oleh seluruh waka diadakan rapat

mengkoordinasikan tindakan yang harus dilakukan. Panitia membentuk

rencana kerja meliputi rencana latihan, perencanaan untuk menjalin kerjasama

dengan pihak luar selaku pelatih/pembina dan pembiayaan serta pendamping

kegiatan. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya selain pembina

ekstra yang turut membina, sekolah juga mengadakan kerjasama dengan

pelatih luar.
238

Untuk pembiayaan lomba berdasarkan pengalaman sebelumnya

dibuatkan proposal dan permohonan dukungan dana dari Komite. Prosedur

pembinaan dan program pelatihan dilakukan secara rutin, untuk OSN

dilaksanakan hari sabtu sore dan malam minggu. Sedangkan untuk

ekstrakurikuler lainnya dilaksanakan pada hari jum’at sore.

Kegiatan lain yang dalam perlombaan adalah lomba penilaian sekolah

berupa lomba sekolah berprestasi dan pada tahun ini SMA Negeri Unggul

Aceh selatan merih juara I sekolah berprestasi.

Dalam pelaksanaan kegiatan selama ini terutama saat latihan/persiapan

mengalami beberapa kendala. Kendala yang dialami adalah dalam seleksi

menentukan peserta yang dikutkan dalam lomba. Semua peserta berkeinginan

dapat menjadi duta sekolah. Dengan keahlian pembina dan pelatih dalam

melakukan seleksi yang disesuaikan dengan kemampuannya dan melalui

penyadaran kepada anggota siswa yang tidak diikutkan dapat menerima

dengan lapang dada.

Atas keberhasilan yang diraih sekolah kepala sekolah memberikan

penghargaan/reward kepada guru-guru yang mampu membimbing siswa

sampai menjadi juara. Begitu juga siswanya juga diberikan penghargaan oleh

sekolah atas prestasi yang diraihnya. Hal ini menjadikan motivasi bagi guru

dan siswa dalam melakukan pembinaan kepada peserta didiknya secara

sungguh.sungguh dan penuh dengan keikhlasan.

Keberhasilan yang diraih oleh SMAN Unggul Aceh Selatan tidak bisa

terlepas dari kompetensi kewirausahaan kepala sekolahnya yang (1) berpikir


239

kreatif -inovatif, (2) mampu membaca arah perkembangan dunia pendidikan,

(3) dapat menunjukkan nilai lebih dari beberapa atau seluruh elemen sistem

persekolahan yang dimiliki, (4) perlu menumbuhkan kerjasama tim, sikap

kepemimpinan, kebersamaan dan hubungan yang solid dengan segenap warga

sekolah, (5) mampu membangun pendekatan personal yang baik dengan

lingkungan sekitar dan tidak cepat berpuas diri dengan apa yang telah diraih,

(6) selalu meng-upgrade ilmu pengetahuan yang dimiliki dan teknologi yang

digunakan untuk meningkatkan kualitas ilmu amaliah dan amal ilmiahnya, (7)

bisa menjawab tantangan masa depan dengan bercermin pada masa lalu dan

masa kini agar mampu mengamalkan konsep manajemen dan teknologi

informasi.

Dari kegiatan pengembangan AKPK yang penulis lakukan di SMA

Negeri Unggul Aceh Selatan, banyak sekali manfaat yang penulis dapatkan.

Penulis mendapatkan pembelajaran dan latihan sebagian peran dan fungsi

seorang kepala sekolah. Penulis menyadari ternyata melakoni peran kepala

sekolah bukanlah hal yang mudah. Semoga pembelajaran dan latihan yang

penulis dapatkan bermanfaat untuk peningkatan mutu pendidikan di masa

sekarang dan mendatang.

Anda mungkin juga menyukai