BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini kegiatan kerja praktek bagi mahasiswa di suatu lembaga pendidikan tinggi
pada umumnya telah dianggap sebagai kegiatan wajib dan menjadi komponen penting dalam
proses penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Proses penyelenggaraan pendidikan di
Indonesia sendiri diatur berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Menurut UU No.20 Tahun 2003, fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut :
Peraturan Pemerintah (PP) No.57/1998 Tentang Perubahan atas PP No 30/1990 Tentang Pendidikan
Tinggi menyatakan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia didasarkan atas pertimbangan :
a. bahwa peranan sumber daya manusia sangat penting dalam hubungan antar bangsa yang
semakin meningkat;
b. bahwa mutu perguruan tinggi perlu ditingkatkan untuk menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas.
Kegiatan kerja praktek mahasiswa juga sejalan dengan tujuan pendidikan tinggi yang
diatur berdasarkan pasal 2 PP No.60/1999 tentang Pendidikan Tinggi yang menyatakan :
Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Katolik De La Salle harus dibedakan
dengan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagaimana dilakukan perguruan tinggi
lainnya. Alasan yang membedakan Program KP atau Magang dengan Program KKN yakni, jika
program KKN lahir dan dilaksanakan berdasarkan amanat Presiden Soeharto pada tahun 1972
yang menganjurkan dan mendorong setiap mahasiswa bekerja di desa dalam jangka waktu
tertentu tinggal dan bekerja membantu masyarakat pedesaan untuk memecahkan masalah
pembangunan, maka Program KP atau magang –Internship- adalah sebagai suatu masa belajar
mahasiswa untuk mempertajam keahliannya di dunia kerja yang nyata setelah dalam kurun
waktu tertentu dibekali dengan berbagai teori yang terkait serta mendekati keahlian spesialisasi
yang menjadi pilihan profesinya. Program KP pada prinsipnya untuk menyiapkan mahasiswa
agar secara langsung memperoleh pengalaman kerja sebelum lulus menjadi sarjana.
Fakultas Hukum mengarahkan mahasiswa program KP untuk bekerja pada instansi atau
lembaga swasta maupun pemerintah yang dipandang berguna untuk memberikan bekal
ketrampilan dan pengalaman bagi mahasiswa di dunia kerja yang berhubungan erat dengan
profesinya sebagai ahli hukum.
b) Mahasiswa dapat memberikan pemikiran berdasarkan ilmu, teknologi dan seni dalam
upaya memajukan lembaga atau instansi tempat kerja.
b. Secara khusus :
b) Mahasiswa dapat memahami kondisi dan situasi dunia kerja nyata baik secara teknis
maupun non teknis.
c) Mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja yang baru sebagai bekal sebelum lulus
menjadi sarjana sehingga siap memasuki dunia kerja.
1. Memperdalam pengertian tentang cara berpikir dan bekerja sesuai bekal ilmu dan teori yang
dimiliknya sehingga dapat menghayati dinamika, permasalahan dan kesulitan dunia kerja yang
nyata.
2. Mendewasakan cara berpikir serta meningkatkan daya penalaran mahasiswa dalam melakukan
perumusan dan pemecahan masalah yang yang pragmatis ilmiah.
3. Memberikan ketrampilan, pengalaman belajar dan bekerja sebagai calon profesional sehingga
terbentuk sikap dan mental rasa memiliki atas sebuah pekerjaan.
4. Melalui pengalaman kerja dalam melakukan penelaan, perumusan dan pemecahan masalah,
dengan demikian akan lebih menumbuhkan sifat profesionalisme dalam diri mahasiswa dalam
arti peningkatan keahlian dan tanggungjawab.
BAB II
Sebelum melakukan kegiatan kerja pada instansi maka melalui konsultasi dan dengan ijin
pimpinan instansi terlebih dahulu mahasiswa melakukan observasi lingkup kerja. Dalam hal ini
observasi sangat diperlukan untuk mengetahui secara jelas lingkup, problematika serta dinamika
pekerjaan sehingga memudahkan untuk penentuan rencana kerja.
Adapun teknis pelaksanaan observasi dilakukan melalui wawancara dan survei. Kegiatan
wawancara dilakukan kepada pimpinan dan bagian yang ditunjuk untuk memimpin bagian atau
departemen yang terkait. Selain itu melakukan wawancara atau pembicaraan dengan para
karyawan yang kompeten yang membidangi pekerjaan itu. Sedangkan Survei dilakukan melalui
bentuk peninjauan langsung ke obyek pekerjaan.
Pelaksanaan observasi ini dilakukan sejak hari pertama berada di tempat kegiatan kerja
praktek. Observasi langsung dilakukan satu minggu dan hasil observasi tersebut dapat
ditentukan rencana kerja yang perlu dilaksanakan.
Secara rinci jadwal/ waktu pelaksanaan observasi terlihat pada tabel berikut :
Pimpinan
2 Wawancara / diskusi
dengan staff
Kantor kejaksaan Negeri Manado beralamatkan di Jalan Pemuda No. 4 Kecamatan Sario
yang diresmikan pada tanggal 30 Maret 1977 oleh Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara
Bapak Irawan Bratakusuma SH.
Bahwa usaha penyusunan sejarah ini didasarkan pada Surat Kepala Kejaksaan Tinggi
Sulawesi Utara Nomor : B-348/S.1.1/TU/3/1994 tanggal 10 Maret 1994 perihal bahan
penyusunan sejarah kejaksaan R.I
Bahwa dalam menyusun sejarah ini, bahan yang digunakan adalah wawancara dengan
para mantan pegawai kejaksaan yang masih ada khususnya yang pernah bertugas di Kejaksaan
Negeri Manado. Mengenai sumber kepustakaan/ Dokument ternyata tidak dapat ditemukan
sampai saat ini. Tokoh masyarakat seperti direkomendasikan dalam surat Kejaksaan Tinggi
tersebut diatas, juga tidak dapat diketahui lagi walau sudah ditanyakan pada para purnawirawan
kejaksaan.
2) Materi Sejarah
a. Sampai saat ini belum dapat ditelusuri, kapan dan dimana pertama kali berdirinya
kejaksaan yang menjadi cikal bakal Kejaksaan Negeri Manado sekarang. Juga
sampai saat ini tidak dapat ditelusuri kapan cikal bakal Kejaksaan Negeri Manado
dipisahkan/ berdiri sendiri dari Tomohon. Sementara perubahan status dari
Kejaksaan pada Pengadilan Negeri Manado menjadi Kejaksaan Negeri Manado
(berdiri sendiri) adalah dimulai tahun 1961 dengan mulai berlakunya Undang-
undang Pokok Kejaksaan Nomor 15/1961.
b. Bahwa pada tahun 1951 Kejaksaan yang menjadi Kejaksaan Negeri Manado
sekarang, merupakan Bagian/ Cabang dari Kejaksaan pada Pengadilan Negeri
Tomohon dan pada waktu itu berkantor di jalan Sam Ratulangi No ……… didepan
gedung Angkatan Laut (dulu), dan waktu itu tempat tersebut merupakan kompleks
perkantoran dimana terdapat banyak/ bermacam-macam kantor pemerintah.
Dari sini kemudian kantor berpindah ke sebuah gedung milik kepolisian yang
berlokasi dijalan Manguni (sebelah kantor PELNI dahulu/ dibelakang gedung BRI
sekarang).
Dari jalan Manguni ini kemudian berpindah ke Sario menempati bekas Mess
Kejaksaan yang berada di Sario (Jl. A. Yani No…… sekarang)
Selanjutnya dari Mess Kejaksaan ini pindah lagi ke gedung bekas cabang Kejaksaan
Tinggi juga di Sario (Jl. A. Yani No……sekarang), setelah cabang Kejaksaan
Tinggi pindah kantor ke jalan Sam Ratulangi (dahulu) dan terakhir dari situ pindah
ke gedung kantor Kejaksaan Negeri Manado sekarang yang terletak dijalan Pemuda
No 4 (dulu Jl. Tumatandon).
Demikianlah data sejarah Kejaksaan Negeri Manado, yang baru dapat diungkap
sampai saat ini. Namun demikian usaha kelengkapan masih akan tetap dilakukan oleh pihak
Kejaksaan walau tentunya akan memakan waktu yang lama.
3) Struktur Organisasi
Kasubsi Pratut :-
Kasubsi Datun :-
Kasubsi Pph :-
Wilayah Kota Manado yang merupakan Wilayah Hukum Kejaksaan Negeri Manado
sesuai dengan undang-undang Kejaksaan pasal Pasal 4 ayat 3 yaitu Kejaksaan negeri
berkedudukan di ibukota kabupaten/kota yang daerah hukumnya meliputi daerah
kabupaten/kota.
: 9 Polsek
Kejaksaan Negeri Manado adalah salah satu badan yang fungsinya berkaitan dengan
kekuasaan kehakiman menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yang selanjutnya disebut lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang
penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan undang-undang.
Di bidang pidana :
a. melakukan penuntutan;
b. melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap;
c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;
d. melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang;
e. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan
sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan
penyidik.
Di bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di
dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.
Di bidang ketertiban dan ketentraman umum, kejaksaan turut menyelenggarakan kegiatan :
Keadaan instansi baik, komunikasi antara pegawai dan pimpinan pun baik tanpa
mengesampingkan pekerjaan dan tanggung jawab masing masing. Komunikasi dengan mahasiwa
magang juga baik, karena mahasiswa selalu diberikan arahan dan instruksi yang jelas dalam
melaksanakan tugas kerja praktek.
2.3 Penyusunan dan Penetapan Rencana Kerja
1) Teknis penyusunan
Penyusunan rencana kerja dilaksanakan setelah observasi selama satu minggu dan juga
sesuai dengan hasil pembicaraan antara mahasiswa dengan KASI PIDUM (kepala seksi pidana
umum) beserta pegawai yang kompeten dibidangnya. Penetapan rencana kerja
mempertimbangkan faktor prioritas, dinamika dan problematika serta kepentingan instansi,
kemampuan serta jangka waktu pelaksanaan kegiatan kerja praktek di Kejaksaan Negeri Manado
Setelah hasil observasi terkumpul dan sesuai dengan permintaan pihak pimpinan,
karyawan dan pihak yang terkait, maka hasil observasi dibahas terlebih dahulu oleh mahasiswa,
kemudian diajukan kembali kepada pimpinan untuk penetapan prioritas kegiatan dengan
mempertimbangkan waktu pelaksanaan serta mendesaknya pekerjaan untuk diselesaikan.
Tabel 2 : Rencana Kerja dan Jadwal Kegiatan Kerja Praktek Mahasiswa Fakultas
Hukum Unika De La Salle Manado, Angkatan VI T.A 2008/2009
Penetapan rencana kerja dilakukan melalui kesepakatan bersama antara pihak instansi
dengan mahasiswa yang kemudian secara resmi dikuatkan dalam bentuk surat keterangan
Penetapan Rencana Kegiatan Kerja Praktek (Terlampir). Surat Keterangan ini dijadikan sebagai
pegangan bagi kedua pihak agar seluruh pelaksanaan kegiatan kerja dapat terkontrol dengan baik
mulai dari awal hingga berakhirnya kegiatan kerja praktek.
BAB III
Kegiatan pelengkap
(Bukan pembahasan tetapi dalam bentuk deskripsi singkat tentang apa yang menjadi kegiatan
kerja praktek atas dasar rencana kerja)
1) Kegiatan Utama / Prioritas
Dalam mempelajari surat dakwaan penulis membaca surat-surat dakwaan dalam perkara
yang telah in kracht (mempunyai kekuatan hukum tetap) dan penulis dibantu oleh
seorang jaksa penuntut umum.
3) Kegiatan Pelengkap
Dalam kegiatan ini penulis mengikuti jaksa penuntut umum ke Pengadilan Negeri
Manado dan memperhatikan alur/ proses persidangan dalam hukum acara pidana
BAB IV
Dalam pembahasan ini, penulis akan memaparkan tentang syarat-syarat surat dakwaan,
tempus dan locus delicti dalam surat dakwaan. Rumusan surat dakwaan harus sejalan dengan
hasil pemeriksaan penyidikan, karena surat dakwaan adalah dasar pemeriksaan hakim.
a. Syarat formal, dakwaan harus memuat tanggal dan tandatangan dari penuntut umum,
memuat nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,
kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaan terdakwa.
b. Syarat materil, dakwaan harus memuat uraian cermat, jelas, dan lengkap mengenai
tindak pidana yang didakwakan, dan menyebut waktu dan tempat tindak pidana
dilakukan (tempus delicti dan locus delicti).
Kekurangan syarat formal tidak menyebabkan batal demi hukum akan tetapi dapat
dibatalkan, sedangkan kekurangan syarat materil mengakibatkan surat dakwaan batal demi
hukum.
Pasal 143 ayat 2 huruf b KUHAP, secara tegas menetapkan tempus dan locus delicti
sebagai salah satu syarat materil dalam surat dakwaan yang berkumulasi dengan syarat materil
yang lain.
- locus delicti
• kelalaian menguraikan tempus dan locus delicti, mengakibatkan surat dakwaan "batal
demi hukum" (pasal 143 ayat 3 KUHAP).
Dengan memperhatikan ancaman yang ditentukan pasal 143 ayat 3 KUHAP, kedudukan
tempus dan locus delicti dalam surat dakwaan, merupakan syarat yang sangat
vital. Sahnya suratdakwaan sangat tergantung pada ada tidaknya uraian tempus dan locus
delicti. Proses penyidikan dan penuntutan akan sia-sia, bila surat dakwaan mengabaikan
pencantuman tempus dan locus delicti.
- cermat,
- jelas, dan
- lengkap.
Ketentuan ini berdasarkan rumusan pasal 143 ayat 2 huruf b KUHAP, Cermat diuraikan
dan diperhitungkan waktu dan saat perbuatan dilakukan. Jelas diterangkan waktu dan saat tindak
pidana terjadi. Serta lengkap diuraikan secara cermat dan jelas, jam, hari, siang atau malam,
bulan dan tahunnya. Paling tidak harus cermat, jelas dan lengkap disebutkan jam, hari (tanggal),
bulan dan tahunnya dalam surat dakwaan.
- atau setidak-tidaknya waktu tertentu bulan Oktober 2007 atau pada waktu lain tahun
2007
- kompetensi relatif (kewenangan untuk mengadili) bagi hakim yang mengadili perkara
ini.
Selama magang penulis ditempatkan dibagian sub seksi prapenuntutan dan secara rutin
mengisi buku register perkara surat pemberitahuan dimulainya / dihentikan penyidikan dan buku
register perkara surat penerimaan berkas tahap I.
• Buku register perkara surat penerimaan berkas tahap I adalah sebagai langkah
selanjutnya dari penyidik setelah dianggap selesai melakukan penyidikan. Maka
penyidik membawa berkas perkara dan menyerahkan tanggung jawab atas tersangka
dan barang bukti kepada penuntut umum (pasal 8 ayat (3) KUHAP).
2. OHARDA (orang harta dan benda); pasal-pasal yang masuk kategori tindak pidana
OHARDA adalah pasal 300 - 569 KUHP
Dalam kegiatan ini penulis mengikuti jaksa ke Pengadilan Negeri Manado dan mencari
tahu bagaimana alur/ proses jalannya persidangan dalam hukum acara pidana dan akhir penulis
mengetahui bagaimana proses jalannya persidangan dalam hukum acara pidana yaitu seperti
dibawah ini :
1. Hakim Ketua Majelis membuka sidang dan menyatakan sidang terbuka untuk umum,
kecuali dalam perkara kesusilaan atau terdakwa dibawah umur sidang dinyatakan tertutup
untuk umum
Bagi tindak pidana yang diancam dengan hukuman pidana mati/ lebih 15 thn/ lebih 5
thn wajib didampingi PH (Pasal 56 KUHAP)
4. Apabila didampingi PH, Hakim menanyakan surat kuasa dan surat izin beracara
6. Hakim mengingatkan terdakwa untuk memperhatikan apa yang terjadi selama persidangan
8. Hakim menanyakan kepada terdakwa apakah terdakwa mengerti isi dan maksud surat
dakwaan
9. Hakim menjelaskan isi dan maksud surat dakwaan secara sederhana jika terdakwa tidak
mengerti
10. Hakim Ketua Majelis menanyakan kepada terdakwa/ PH apakah ia keberatan dengan surat
dakwaan tersebut
1. Hakim Ketua Majelis membuka sidang dan menyatakan sidang terbuka untuk umum,
kecuali dalam perkara kesusilaan atau terdakwa dibawah umur sidang dinyatakan tertutup
untuk umum
3. Hakim Ketua Majelis menanyakan kepada terdakwa/ PH apakah sudah siap dengan
eksepsinya
• Apabila JPU akan menanggapi eksepsi maka sidang ditunda untuk pembacaan
tanggapan JPU (lanjut ke form 3 dan form 4)
• Apabila JPU tidak akan menanggapi eksepsi maka sidang ditunda untuk
pembacaan putusan sela (lanjut ke form 5)
7. Hakim Ketua Majelis menyatakan Putusan akan diberikan bersamaan dengan putusan
mengenai perkara pokoknya
1. Hakim Ketua Majelis membuka sidang dan menyatakan sidang terbuka untuk umum,
kecuali dalam perkara kesusilaan atau terdakwa dibawah umur sidang dinyatakan tertutup
untuk umum
3. Hakim Ketua Majelis menanyakan kepada JPU apakah sudah siap dengan tanggapannya
1. Hakim Ketua Majelis membuka sidang dan menyatakan sidang terbuka untuk umum,
kecuali dalam perkara kesusilaan atau terdakwa dibawah umur sidang dinyatakan tertutup
untuk umum
1. Hakim Ketua Majelis membuka sidang dan menyatakan sidang terbuka untuk umum,
kecuali dalam perkara kesusilaan atau terdakwa dibawah umur sidang dinyatakan tertutup
untuk umum
4. Hakim Ketua Majelis menanyakan kepada JPU apakah sudah siap dengan pembuktian
1. Hakim Ketua Majelis membuka sidang dan menyatakan sidang terbuka untuk umum,
kecuali dalam perkara kesusilaan atau terdakwa dibawah umur sidang dinyatakan tertutup
untuk umum
2. Hakim memeriksa apakah sudah tidak ada saksi-saksi yang akan memberikan
keterangannya yang masih diruang sidang
3. Hakim mempersilahkan saksi yang masih ada diruang sidang untuk keluar
Pemeriksaan Saksi
4. Hakim Ketua Majelis memerintahkan kepada JPU/ PH untuk menghadirkan saksi-saksi
ahli ke ruang sidang, terdakwa menempati tempatnya disamping PH.
7. Hakim menanyakan apakah saksi mempunyai hubungan sedarah atau semenda atau
hubungan pekerjaan dengan terdakwa
12. Setiap saksi selesai memberikan keterangannya, Hakim menanyakan kepada terdakwa
benar/ tidaknya keterangan saksi tersebut
13. Apakah saksi/ saksi ahli menarik kembali keterangan dalam BAP penyidik
15. Hakim menanyakan kepada terdakwa dan saksi-saksi mengenai barang bukti tersebut
• Hakim meminta kepada JPU, PH, terdakwa, saksi untuk maju ke muka sidang dan
memperlihatkan barang bukti tersebut
Pemeriksaan Terdakwa
16. Hakim mengajukan pertanyaan kepada terdakwa
20. Setelah pemeriksaan keterangan saksi/ saksi ahli, terdakwa serta barang bukti, Hakim
menanyakan kepada JPU untuk dapat membacakan tuntutannya
• Urutan bertanya pada tahap pemeriksaan saksi/ saksi ahli (saksi a charge): Hakim
Ketua, Hakim Anggota, JPU lalu PH.
• Urutan bertanya pada tahap pemeriksaan saksi/ saksi ahli (saksi a de charge): Hakim
Ketua, Hakim Anggota, PH lalu JPU.
1. Hakim Ketua Majelis membuka sidang dan menyatakan sidang terbuka untuk umum,
kecuali dalam perkara kesusilaan atau terdakwa dibawah umur sidang dinyatakan tertutup
untuk umum
1. Hakim Ketua Majelis membuka sidang dan menyatakan sidang terbuka untuk umum,
kecuali dalam perkara kesusilaan atau terdakwa dibawah umur sidang dinyatakan tertutup
untuk umum
3. PH membacakan pembelaannya
5. Sidang ditunda
1. Hakim Ketua Majelis membuka sidang dan menyatakan sidang terbuka untuk umum,
kecuali dalam perkara kesusilaan atau terdakwa dibawah umur sidang dinyatakan tertutup
untuk umum
5. Sidang ditunda
1. Hakim Ketua Majelis membuka sidang dan menyatakan sidang terbuka untuk umum,
kecuali dalam perkara kesusilaan atau terdakwa dibawah umur sidang dinyatakan tertutup
untuk umum
1. Hakim Ketua Majelis membuka sidang dan menyatakan sidang terbuka untuk umum,
kecuali dalam perkara kesusilaan atau terdakwa dibawah umur sidang dinyatakan tertutup
untuk umum
3. Hakim Ketua menanyakan kesehatan terdakwa dan menanyakan apakah siap untuk
mengikuti persidangan untuk pembacaan putusan
5. Pembacaan Putusan
• Putusan dibacakan dengan : ”Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
a. banding, yaitu upaya hukum usmg dapat diajukan baik oleh terdakwa maupun
Penuntut Umum apabila merasa tidak puas terhadap putusan pengadilan tingkat I.
Permohonan banding ini diajukan ke pengadilan tinggi dalam jangka waktu 7 hari
setelah putusan dibacakan apabila terdakwa hadir, ataupun 7 hari setelah putusan
diberitahukan secara resmi kepada terdakwa apabila terdakwa tidak hadir (pasal 233
KUHAP)
b. Kasasi, upaya hukum yang diajukan terdakwa maupun Penuntut Umum apabila tidak
puas terhadap putusan pengadilan pada tingkat II, melalui pengadilan tingkat I (PN)
yang mengadili perkara tersebut.
Permohonan kasasi diajukan dalam jangka waktu 14 hari setelah putusan dibacakan
apabila terdakwa hadir, atau 14 hari setelah putusan diberitahukan secara resmi kepada
terdakwa apabila terdakwa tidak hadir (pasal 245 KUHAP)
Pihak yang mengajukan kasasi wajib menyerahkan Memori Kasasi dalam jangka waktu
14 hari setelah permohonan kasasi diterima oleh mahkamah Agung (pasal 248
KUHAP). Apabila jangka waktu tersebut tidak dipenuhi, maka hak untuk mengajukan
permohonan kasasi tersebut gugur
c. Perlawanan (verzet)
Perlawanan ini diajukan oleh terdakwa dan terbagi atas dua macam yaitu:
Upaya hukum ini dilakukan terhadap suatu putusan hakim yang telah berkekuatan hukum
tetap. Upaya hukum luar biasa ini terbagi atas dua macam, yaitu :
Upaya hukum ini hanya dapat dilakukan oleh terpidana atau ahli waris dari
terpidana. Selain itu, PK ini hanya dapat dilaksanakan terhadap putusan hakim yang
bersifat menghukum.
• Apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa jika
keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih berlangsung, hasilnya akan
berupa putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum atau tuntutan penuntut
umum tidak dapat diterima atau terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana
yang lebih ringan
• Apabila dalam pelbagai putusan terdapat pernyataan bahwa sesuatu telah terbukti,
akan tetapi hal atau keadaan sebagai dasar dan alasan putusan yang dinyatakan telah
terbukti itu, ternyata telah bertentangan satu dengan yang lain
• Apabila putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan hakim atau
suatu kekeliruan yang nyata.
Upaya hukum ini hanya dapat dilakukan oleh Jaksa Agung. Tujuan dari upaya hukum
ini adalah hanya untuk memperbaiki redaksional tertentu dari putusan dan
pertimbangan hukum yang tidak tepat, agar tidak terdapat kesalahan penahanan
dikemudian hari. Isi putusan tidak boleh bertentangan dengan kepentingan.
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
1. Kegiatan kerja praktek telah memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi penulis
dalam mengembangkan kemampuan analisa terhadap pengkajian ketentuan yang
merupakan pedoman pada prosedur dan tata kerja instansi pemerintah
2. Pimpinan dan karyawan secara antusias dan sangat membantu dalam memberi
pengertian dan informasi mengenai praktek kerja lapangan pada instansi tersebut
3. Kegiatan kerja praktek telah memberikan dan menambah wawasan kerja bagi
mahasiswa terutama dalam mengaplikasikan ilmu atau berbagai teori yang didapat
selama masa perkuliahan.
B. Saran
Proses pengisian register perkara selain dilakukan dengan cara mencatat, sebaiknya
dilakukan juga dengan menggunakan perangkat komputer yang didukung dengan program
khusus yang mengatur tentang pendaftaran dan pencarian data perkara, sehingga pekerjaan
menjadi lebih efektif dan efisien.