Anda di halaman 1dari 16

PENILAIAN TINDAKAN

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA

NAMA MAHASISWA :
NIM :
KELAS :
Dilakukan
Tidak
No Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Tidak
Kompeten Dilakukan
kompeten
1. Persiapan Alat/Media
a. Perangkat Lunak.
b. Perangkat keras.
2. Persiapan Lingkungan
a. Tempat duduk.
b. Jarak antara penyuluh dengan audience yang sesuai.
c. Ventilasi ruangan.
d. Pencahayaan yang baik.
e. Ruangan yang tenang dan tidak bising.
3. Persiapan Klien
Memberitahu pasien dan keluarga.
4. Fase Orientasi
a. Validasi Perasaan.
b. Menjelaskan tindakan dan tujuan.
c. Kontrak waktu.
5. Tindakan
a. Memperkenalkan diri.
b. Apersepsi dan mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan.*
c. Menjelaskan isi materi dengan bahasa yang mudah
dipahami.*
d. Melaksanakan penyuluhan sesuai dengan kerangka
acuan.*
e. Memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga
untuk bertanya.*
f. Mengevaluasi pemahaman klien.*
g. Menyimpulkan isi materi penyuluhan.*
h. Mengobservasi respon pasien dan keluarga.*
6. Keefektifan waktu
*) Critical Point
Yogyakarta,
Dosen Penguji,

(..............................................)

KETERANGAN :
PENILAIAN TINDAKAN
AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA

NAMA MAHASISWA :
NIM :
KELAS :
Dilakukan
Kegiatan Tidak
No Tidak
RJP Kompeten Dilakukan
Kompeten
ASPEK YANG DINILAI
1. Pastikan lingkungan aman (danger clear!).
Kaji respon korban (panggil, tepuk kuat bahu korban,
goncangkan lembut, dan rangsang nyeri), jika tidak ada
2.
respon, segera aktifkan sistem EMS (call for help/hubungi
rumah sakit terdekat).
Cek nadi karotis tidak lebih dari 10 detik dan cek nafas
2.
korban/hanya gasping.
Bila nadi karotis tidak teraba, atau ragu-ragu segera mencari
3.
titik kompresi (1/2 bagian bawah sternum).
Tempatkan 1 tangan pada titik kompresi tersebut, tangan
4. yang lain letakkan diatasnya dengan posisi jari-jari saling
bertautan.
Lakukan kompresi dada 30 kali, kecepatan 100-120 kali per
5.
menit.
6. Buka jalan nafas (head tilt-chin lift/jaw thrust).
Keluarkan benda asing yang ada dalam mulut (cross
7.
fingers, fingers sweep).
Berikan 2 kali bantuan nafas (1detik/nafas), kaji adanya
8
pengembangan dada.
Lanjutkan RJP sampai 5 siklus (30 kompresi dada : 2
9.
ventilasi).
10. Setelah 5 siklus RJP, periksa nadi carotis.
Bila nadi karotis belum teraba lanjutkan RJP 5 siklus lagi.
Namun, bila nadi sudah teraba lihat pernafasan (bila belum
11.
ada upaya nafas), lakukan rescue breathing (RB) selama 2
menit.
Bila nadi karotis sudah teraba dan nafas sudah ada lakukan
12. pemeriksaan head to toe (cek adanya luka, perdarahan,
distensi abdomen dan patah tulang).
13. Berikan posisi recovery, bila tidak ada kontra indikasi.
*) Critical point
Yogyakarta,
Dosen Penguji

(…………………………… )
KETERANGAN :
PENILAIAN TINDAKAN
AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA

NAMA MAHASISWA :
NIM :
KELAS :
Dilakukan
Kegiatan Tidak
No Tidak
Melakukan Pembalutan Kompeten Dilakukan
Kompeten
1 Fase Pre-Interaksi
a. Verifikasi order
b. Persiapan alat :
 Pembaluatan gulung berbagai ukuran.
 Mitella.
 Kassa.
 Gunting.
2 Fase Orientasi
a. Memberikan salam, kenalkan diri perawat dan menyapa
klien dengan ramah.
b. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan pada klien atau keluarganya.
c. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya.
d. Menutup pintu, jendela dan memasang sekat.
3 Fase Kerja
a. Memeriksa bagian tubuh yang akan dibalut (lihat, raba
dan gerakkan).
b. Melakukan tindakan pembalutan : membersihkan atau
perawatan luka dan menghentikan perdarahan dengan
dep menggunakan kasa (k/p).
c. Merawat luka (k/p).
d. Menentukan jenis pembalutan yang sesuai dengan
keadaan pasien, terkilir, fraktur iga, luka.*
e. Membalut dengan mitella atau membalut dengan
pembalut gulung.
f. Membalut dengan plester perekat (stapping) untuk
tempat cidera.
4 Fase Terminasi
a. Evaluasi respon pasien.
b. Simpulkan hasil kegiatan.
c. Kontrak waktu kegiatan selanjutnya.
d. Dokumentasikan hasil kegiatan.
*) Critical point
Yogyakarta,
Dosen Penguji

( …………………………… )
KETERANGAN :
PENILAIAN TINDAKAN
AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA

NAMA MAHASISWA :
NIM :
KELAS :
Dilakukan
Kegiatan Tidak
No Tidak
Pemeriksaan POSTNATAL Kompeten Dilakukan
Kompeten
1 Fase Pre-Interaksi
a. Verifikasi order.
b. Persiapan alat :
 Tensimeter, Termometer, Jam tangan.
 Timbangan berat badan.
 Tinggi badan.
 Stetoskop.
c. Persiapan perawat / Lingkungan.
 Perawat mencuci tangan.
 Menyiapkan lingkungan dan membatasi pengunjung.
2 Fase Orientasi
a. Memberikan salam, kenalkan diri perawat dan menyapa klien
dengan ramah.
b. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan pada klien atau keluarganya.
c. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya.
d. Menutup pintu, jendela dan memasang sekat.
3 Fase Kerja
a. Mencuci tangan.
b. Mengatur posisi klien yang nyaman.
c. Pemeriksaan Umum :
1) Tanda vital, berat badan, tinggi badan.
2) Keadaan umum dan kesadaran klien.
3) Kebersihan keseluruhan
d. Pemeriksaan daerah kepala : Kepala, rambut, muka, telinga,
bagian leher.
e. Pemeriksaan daerah dada : Jantung, payudara, puting susu
dan pengeluaran asi.
f. Pemeriksaan abdomen :
1) Infeksi abdomen.
2) Involusio uteri ( fundus uteri, kontraksi serta posisinya ).
3) Kandung kemih.
4) Diactasis recti abdominalis.
5) Adanya distensi, bising usus, flaktus.
6) Adanya afterpain.
g. Pemeriksaan perineum :
1) Mengatur posisi klien.
2) Jahitan perineum jika ada, ada tidaknya tanda REEDA.
3) Kebersihan perineum.
4) Pengeluaran lokea (warna, konsistesi, jumlah, bau),
adanya perdarahan.
5) Adanya hemoroid.
h. Pemeriksaan ekstremitas bawah :
1) Inspeksi.
2) Memeriksa adanya edema.
3) Memeriksa adanya tanda Homan.
4) Memeriksa adanya varises.
4 Fase Terminasi
a. Evaluasi hasil tindakan.
b. Kontrak waktu kegiatan selanjutnya.
c. Mengakiri kegiatan.
d. Dokumentasi.
*) Critical point
Yogyakarta,
Dosen Penguji

KETERANGAN : ( …………………………… )
PENILAIAN TINDAKAN
AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
NAMA MAHASISWA :
NIM :
KELAS :
Kegiatan Dilakukan
Tidak
No PEMASANGAN COLLARNECK DAN OPA Tidak
Kompeten Dilakukan
Kompeten
1. Fase Pre-Interaksi
Verifikasi order
Persiapan Alat:
a. Collarneck dan OPA sesuai ukuran
b. Handschoen/ masker sesuai kebutuhan
c. Kasa, plester, gunting, bengkok dan spatel lidah
Kegiatan dilakukan oleh 2 orang
Persiapan Perawat/ Lingkungan
2. Fase Orientasi
a. Memberikan salam , kenalkan diri perawat dan menyapa
keluarga dengan ramah
b. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
pada keluarganya
c. Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya
d. Alat didekatkan didekat pasien
3. Fase Kerja
1. Perawat menggunakan masker dan handschoen
2. Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian
kanankepala mulai dari mandibula kearah temporal, demikian
juga bagian sebelah kiri dengan tangan yang lain dengan cara
yang sama.
3. Petugas lainnya memasukkan neck collar secara perlahan ke
bagian belakang leher dengan sedikit melewati leher
4. Letakkan bagian neck collar yang bertekuk tepat pada dagu.
5. Rekatkan 2 sisi neck collar satu sama lain
Pemasangan jangan terlalu kuat atau terlalu longgar
6. Membuka mulut pasien, tahan lidah dengan menggunakan
tongue spatel (jika dibutuhkan)*
7. Bersihkan mulut dengan kassa steril*
8. Masukkan oropharing tube melalui rongga mulut dengan ujung
mengarah ke palatum, setelah masuk dinding belakang pharing
lalu putar oropharingeal tube 180º sampai posisi ujung mengarah
ke oropharing*
9. Lakukan fiksasi dipangkal oropharing tube dengan plester tanpa
menutup lubang oropharing tube
10. Berikan posisi yang nyaman.
11. Rapikan pasien dan alat – alat
12. Buka handschoen dan cuci tangan.
13. Catat seluruh tindakan yang dilakukan dan respon pasien
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon pasien
b. Simpulkan hasil kegiatan
c. Kontrak waktu kegiatan selanjutnya
d. Dokumentasikan hasil kegiatan
*) Critical point
Yogyakarta,
Dosen Penguji
KETERANGAN : ( …………………………… )
PENILAIAN TINDAKAN
AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA

NAMA MAHASISWA :
NIM :
KELAS :
Pelaksanaan
Kegiatan Tidak
No Tidak
Menjahit Luka Kompeten Dilakukan
Kompeten
1 Fase Pre-Interaksi
a) Verifikasi order
b) Persiapan alat :
 Sarung tangan steril
 Duk lubang steril
 Set alat bedah minor
 Kom steril
 Benang jahit
 Jarum jahit
 Kassa steril
 Cairan Nacl 0,9 %
 Bethadine 10%
 Larutan perhidrol
 Lidocain secukupnya
 Korentang dan tempatnya steril
 Perlak dan pengalas
 Plester/hypafix
 Gunting plester
 Bengkok
 Tempat sampah
a. Persiapan perawat / Lingkungan
1) Perawat mencuci tangan
2) Menyiapkan lingkungan bebas rokok dan
membatasi pengunjung
2 Fase Orientasi
a. Memberikan salam pada keluarga
b. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan pada keluarga
c. Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya
d. Alat didekatkan didekat pasien
3 Fase Kerja
a. Perawat mencuci tangan
b. Memakai sarung tangan steril
c. Memasang pengalas dan siapkan bengkok dekat luka
d. Membuka set jahitan secara steril
e. Bersihkan luka dengan bethadine 10%
f. Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril
yang lain
g. Jaringan sekitar luka dianestesi,
Bila perlu bersihkan luka dengan Nacl 0,9%
h. Bila luka kotor dan dalam gunakan larutan perhidrol
10%
i. Pasang duek lubang
j. Gunakan jarum untuk menjahit kulit, masukkan
benang kelubang jarum, pada penggunaan jarum
melengkung ( curved needle) dari arah dalam keluar
k. Jika luka dalam sampai jaringan otot, maka jahit
lapis demi lapis (jenis benang disesuaikan dengan
jaringan robek, contoh : catgut, cromic, side, dll)
l. Ikat benang, sisakan sepanjang 1mm (untuk jahitan
dalam), 0,65 cm (jahitan luar)
m. Lanjutkan menjahit luka sampai luka tertutup
n. Oleskan desinfektan pada jahitan
o. Tutup dengan kasa steril kering
p. Tutup menggunakan plester/hypafix
q. Merapikan pasien dan lingkungannya
r. Membersihkan alat dan mengembalikan pada
tempatnya
s. Perawat mencuci tangan
4 Fase Terminasi
a. Simpulkan hasil kegiatan
b. Dokumentasikan hasil kegiatan
*) Critical point
Yogyakarta,
Dosen Penguji

( …………………………… )
KETERANGAN :
PENILAIAN TINDAKAN
AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
NAMA MAHASISWA :
NIM :
KELAS :
Pelaksanaan
Kegiatan Tidak
No Tidak
Mengangkat jahitan Kompeten Dilakukan
Kompeten
1 Fase Pre-Interaksi
a. Verifikasi order
b. Persiapan alat :
 Set angkat jahitan steril
 Piala ginjal (bengkok)
 Kapas bulat
 Kassa/tuffer dalam tromol steril
 Korentang steril
 Alkohol 70%
 Bethadine 10%
 Kantong balutan kotor
 Pengalas
c. Persiapan perawat / Lingkungan
1) Perawat mencuci tangan
2) Menyiapkan lingkungan bebas rokok dan
membatasi pengunjung
2 Fase Orientasi
a. Memberikan salam pada keluarga
b. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang
akan dilakukan pada keluarga
c. Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya
d. Alat didekatkan didekat pasien
3 Fase Kerja
a. Memasang pengalas
b. Meletakkan set angkat jahitan didekat pasien atau
didaerah yang mudah dijangkau
c. Membuka set angkat jahitan secara steril
d. Membuka balutan dengan hati-hati dan balutan
dimasukkan ke dalam kantong balutan kotor,
bekas-bekas plester dibersihkan dengan kapas
alkohol
e. Mendesinfeksi sekitar luka dengan mengolesi luka
dengan bethadine solution 10%*
f. Melepaskan jahitan satu per satu selang-seling,
dengan cara : menjepit simpul jahitan dengan
pinset anatomis dan ditarik sedikit ke atas,
kemudian menggunting benang tepat di bawah
simpul yang berdekatan dengan kulit atau pada sisi
lain yang tak simpul*
g. Mengolesi luka dan sekitarnya dengan bethadine
solution 10%*
h. Menutup luka dengan kassa steril kering dan
diplester*
i. Merapikan pasien dan lingkungannya
j. Membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada
tempatnya
k. Perawat mencuci tangan
4 Fase Terminasi
a. Simpulkan hasil kegiatan
b. Dokumentasikan hasil kegiatan
c. Kontrak waktu kegiatan selanjutnya
*) Critical point
Yogyakarta,
Dosen Penguji

( …………………………… )
KETERANGAN :
PENILAIAN TINDAKAN
AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
NAMA MAHASISWA :
NIM :
KELAS :
No Kegiatan Pelaksanaan
Tidak
Memasang Pipa Lambung OGT Tidak
Kompeten Dilakukan
(ORAL GASTRIC TUBE ) Pada Anak Kompeten
1. Fase Pre-Interaksi
a. Verifikasi order
b. Persiapan alat :
1) Pipa lambung dengan ukuran yang tepat, pada anak
ukurannya adalah 8-16 Fr, pada bayi 5-7
2) Stetoscope / spuit 20-50 cc cc
3) Bengkok
4) Handuk atas
5) Penutup pipa lambung
6) Kantong penampung
7) Plester dan gunting
8) Spatel
9) Lampu senter
10) Tissue
c. Persiapan perawat / Lingkungan
1) Perawat mencuci tangan
2) Menyiapkan lingkungan bebas rokok dan membatasi
pengunjung
2. Fase Orientasi
a. Memberikan salam , kenalkan diri perawat dan menyapa
klien dengan ramah.
b. Menjelaskan prosedur, tujuan dan waktu tindakan yang
akan dilakukan pada klien atau keluarganya.
c. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya.
d. Menutup pintu, jendela dan memasang sekat.
e. Mengatur posisi tidur pasien (terlentang dengan bantal
atau posisi fowler).
3. Fase Kerja
a. Meletakkan di bawah pasien.
b. Ukur panjang selang yang akan dimasukan dengan
mengguanakan :
Metode Tradisional
Ukur jarak dari tepi mulut kedaun telinga bawah dan
proksesus xiphoideus pada sternum
Metode Hanson
Mula-mula tandai 50 cm pada selang kemudian
lakukan pengukuran dengan metode tradisional.
Selang yang akan dimasukan adalah pada pertengahan
antara 50 cm dan tanda tradisional Beri tanda pada
panjang selang yang suddah diukur.
c. Masukan selang di mulut yang sudah ditentikan
d. Lanjutkan memasukan selang sepanjang mulut. Jika
terasa agak tertahan putarlah selang dan jangan
dipaksakan untuk masuk.
e. Lanjutkan memasang selang sampai memasukan
nasofaring. Setelah melewati nasofaring (3-4 cm) kalau
perlu anjurkan pasien untuk menekuk dan menelan. Jika
perlu berikan sedikit air minum.
f. Jangan memaksakan selang untuk masuk. Jika ada
hambatan atau pasien tersedak, sianosis, hentikan
mendorong selang. Periksa posisi selang dibelakang
tenggorokan dengan menggunakan tongue spatel dan
senter
g. Jika telah selesai memasang OGT, sampai ujung yang
telah ditentukan, anjurkan pasien untuk bernafas normal
dan rileks
h. Memeriksa letak selang dengan :
Memasang spuit pada ujung OGT, memasang bagian
diafragma stotoskop pada perut dikuadran kiri atas
pasien (lambung) kemudian suntikan 5-10 cc udara
bersama dengan auskultasi abdomen
Aspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung
i. Memfiksasi pipa OGT dengan plester.
1) Potong 5 cm pelester, belah menjadi 2 sepanjang 2,5
cm pada salah satu ujungnya. Memasang ujung yang
tidak dibelah pada batang hidung pasien dan
silangkan plester pada selang yang keluar dari
hidung
2) Tempelkan ujung selang OGT pada baju pasien
dengan memasang plester pada ujung dan penitikan
pada baju pasien
j. Evaluasi setelah terpasang OGT
k. Merapikan pasien.
l. Membereskan alat-alat.
m. Mencuci tangan.
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon pasien.
b. Simpulkan hasil kegiatan.
c. Kontrak waktu kegiatan selanjutnya.
d. Dokumentasikan hasil kegiatan.
*) Critical point
Yogyakarta, ………………..
DosenPenguji

( …………………………… )
KETERANGAN
PENILAIAN TINDAKAN Lakukan maneuver Leopold I : *
AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO - Posisi pemeriksa menghadap ke
YOGYAKARTA kepala pasien.
NAMA MAHASISWA : - Letakkan kedua belah telapak
NIM : tangan di bagian fundus uteri
KELAS : pasien.
Dilakukan - Lakukan palpasi dengan
Tidak menggunakan ujung jari untuk
N Tidak
Pemeriksaan Leopold Kompe Dilaku menentukan apa yang ada di bagian
o Kompe
ten kan fundus uteri.
ten
1 Fase Pre-Interaksi - Tentukan apa yang ada di bagian
a. Verifikasi order fundus uteri.
b. Persiapan alat : Lakukan maneuver Leopold II : *
- Posisi pemeriksa menghadap ke
 Midline.
kepala pasien.
 Leanec /Doppler. - Letakkan kedua belah telapak
 Perawat mencuci tangan. tangan di kedua sisi abdomen
2 Fase Orientasi pasien.
a. Memberikan salam, kenalkan diri - Pertahankan letak uterus dengan
perawat, tanyakan nama pasien dan menggunakan tangan yang satu.
cocokkan dengan gelang pasien. - Gunakan tangan yang lain untuk
b. Menjelaskan prosedur dan tujuan melakukan palpasi uterus di sisi
tindakan yang akan dilakukan pada yang lain.
pasien atau keluarganya. - Tentukan dimana letak punggung
c. Memberikan kesempatan pasien janin dan bagian kecil-kecil janin.
untuk bertanya. Lakukan maneuver Leopold III : *
d. Menutup pintu, jendela dan - Posisi pemeriksa menghadap ke
memasang sekat. kepala pasien.
3 Fase Kerja - Letakkan tiga ujung jari kedua tangan
a. Sebelum melakukan tindakan, pada kedua sisi abdomen pasien tepat
anjurkan pasien untuk buang air kecil. diatas simphisis.
b. Persilakan pasien untuk berbaring di - Anjurkan pasien untuk menarik nafas
tempat tidur dengan satu bantal di dalam dan menghembuskannya.
bagian kepala, kemudian tutupi - Tekan jari tangan ke bawah secara
dengan alat tenun bagian tubuh perlahan dan dalam disekitar bagian
pasien yang tidak termasuk area yang presentasi, pada saat pasien
akan diperiksa. menghembuskan nafas.
- Tentukan bagian apa yang menjadi e. Dokumentasikan hasil kegiatan.
presentasi. *) Critical point
Lakukan maneuver Leopold IV : * Yogyakarta,
- Posisi pemeriksa menghadap ke kaki Dosen Penguji
pasien.
- Letakkan kedua belah telapak tangan
di kedua sisi abdomen. ( …………………… )
- Gerakan jari tangan secara perlahan
ke sisi bawah abdomen abdomen ke KETERANGAN :
arah pelvis.
- Palpasi bagian presentasi.
- Tentukan letak dari bagian presentasi
tersebut.
Lakukan pengukuran tinggi fundus
uteri *:
- Letakkkan ujung alat ukur (meteran)
di batas atas simphisis pubis.
- Ukur sepanjang garis tengah fundus
uteri hingga batas atas mengikuti
kurve fundus.
- Tentukan tinggi fundus uteri, hitung
perkiraan usia kehamilan dengan
menggunakan rumus McDonald’s.
Lakukan penghitungan denyut
jantung janin * :
- Tentukan lokasi untuk mendengarkan
DJJ dengan memastikan posisi
punggung janin.
- Letakkan leanec/doppler di area yang
telah ditentukan untuk mendengarkan
DJJ.
- Hitung DJJ, dan pastikan kesannya.
4 Fase Terminasi
a. Evaluasi respon pasien.
b. Simpulkan hasil kegiatan.
c. Kontrak waktu kegiatan selanjutnya.
d. Cuci tangan.
b. Menjelaskan tindakan, tujuan
PENILAIAN TINDAKAN
AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO tindakan, kontrak waktu, dan
YOGYAKARTA memberikan kesempatan keluarga
NAMA MAHASISWA : untuk bertanya.
NIM : c. Menutup pintu, jendela dan memasang
KELAS : sekat.
Dilakukan 3 Fase Kerja
Kegiatan Tidak a. Pastikan bayi pada posisi nyaman
Tidak
No Memandikan Bayi dan Perawatan Tali Komp Dilak dalam pegangan atau terbaring.
Komp
Pusat eten ukan b. Kaji ulang suhu tubuh bayi serta tanda
eten
1 Fase Pre-Interaksi dan gejala adanya distress
a. Verifikasi order pernafasan.*
b. Persiapan alat : c. Periksa kembali temperatur air dengan
 Air hangat. suhu 370-380C (hangat-hangat kuku),
air dalam waskom hanya digunakan
 Air steril.
untuk membasuh dan membersihkan
 Termometer (tubuh dan air). rambut.*
 Handuk, Waslap bersih. d. Mulai memandikan:
 Sabun bayi dan sampo. 1) Usap mata dari kantus dalam ke
 Kassa, Cotton bud. kantus luar. Gunakan air bersih dan
 Kapas untuk membersihkan daerah bagian yang berbeda untuk tiap-tiap
perineal. mata.
 Waskom 2 buah. 2) Bersihkan hidung menggunakan
 Bengkok. cotton bud.
 Apron, Perlak. 3) Bersihkan wajah dengan lembut.
 Popok dan pakaian bersih. Gunakan air biasa/tanpa
menggunakan sabun, segera
 Keranjang atau ember untuk pakain
keringkan menggunakan handuk. *
kotor.
e. Membersihkan rambut dan telinga*
 Pinset anatomis 2 buah, kom 1 buah.
1) Pegang bayi dengan aman, gunakan
c. Persiapan perawat/lingkungan
”foot ball hold”, basahi rambut
1) Perawat mencuci tangan dengan air secara lembut sambil
2) Menyiapkan lingkungan dan mempertahankan posisi anak
membatasi pengunjung. telentang dan kepala disokong
2 Fase Orientasi perawat.
a. Memberi salam, dan menyebut nama 2) Usap sampo bayi dengan
(bayi dan orang tua jika ada). menggunakan lap, bilas rambut, dan
keringkan kulit kepala dengan cepat. mengusap sabun, membilas, dan
Membersihkan telinga luar dengan mengeringkan.
gerakan memutar dan gunakan bagian h.Perawatan tali pusat terbuka*
yang berbeda untuk tiap-tiap telinga, Gunakan air steril untuk perawatan tali
keringkan segera. pusat. Angkat tali pusat agar perawatan
f. Membersihkan tubuh dan ekstremitas* lebih adekuat. Bersihkan tali pusat
1) Melepas pakaian bayi, bayi tetap menggunakan kassa yang dibasahi air
diselimuti steril dari pangkal ke ujung kemudian
2) Membasahi leher, dada, abdomen, keringkan dengan kassa kering. Biarkan
mengusapkan sabun, membilas, dan tali pusat dalam keadaan terbuka.
mengeringkan i. Pakaikan pakaian bayi. Gunakan
3) Membasahi ekstremitas atas (lengan- pakaian bayi yang tepat sesuai kondisi
ketiak), mengusapkan sabun, lingkungan.*
membilas, dan mengeringkan 4 Fase Terminasi
4) Membasahi punggung, mengusapkan a. Evaluasi respon bayi dan keluarga
sabun, membilas, dan mengeringkan terhadap prosedur yang dilakukan.
5) Membasahi kaki, mengusap sabun, b.Simpulkan hasil kegiatan .
membilas, dan mengeringkan c. Kontrak waktu kegiatan selanjutnya.
g.Membersihkan genitalia, perianal, dan d.Dokumentasikan hasil kegiatan.
bokong *) Critical point
1) Membersihkan genitalia dengan Yogyakarta,
kapas yang dibasahi air, tanpa sabun, Dosen Penguji
dan mengeringkan.
a) Bayi perempuan : bersihkan labia
secara berlahan dengan arah depan KETERANGAN : ( ……..………)
ke belakang.
b) Bayi laki-laki : tarik kulup
dengan lembut dan sejauh-jauhnya,
bersihkan ujung glands dengan
gerakan memutar dan kembalikan
kulup dengan segera setelah
dibersihkan.
2) Membersihkan daerah perianal
dengan kapas yang dibasahi air,
gunakan sabun jika bayi BAB,
membilas, dan mengeringkan.
3) Membersihkan area bokong bayi,

Anda mungkin juga menyukai