Anda di halaman 1dari 5

Laporan :

FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT


(FKDM KOTA PEKANBARU DAN KECAMATAN SE KOTA PEKANBARU)

PERAN FKDM DALAM TEMU CEPAT DAN LAPOR CEPAT


TERHADAP POTENSI ANCAMAN DI KOTA PEKANBARU
GUNA MENDUKUNG TERWUJUDNYA
KEAMANAN, KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT

1. Pendahuluan

a. Penyelenggaraan keamanan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat pada dasarnya


menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, Polri dan masyarakat.

b. Keamanan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis


masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional
dalam rangka tercapainya tujuan nasional.

c. Hal tersebut ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum serta
terbinanya ketenteraman, yang mengandung kemampuan membina serta
mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan
menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya
yang dapat meresahkan masyarakat.

d. Dengan demikian, tampak adanya benang merah tanggung jawab bersama dalam
masalah keamanan, ketenteraman dan ketertiban antara pemerintah, Polri dan
masyarakat.

2. Tujuan pembentukan FKDM.

a. Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri


Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2006 dan Permendagri No. 2 tahun 2018, tentang
Kewaspadaan Dini Masyarakat di Daerah, dibentuk mulai dari tingkat propinsi,
kabupaten/ kota, kecamatan, sampai di tingkat desa/kelurahan.(Kota Pekanbaru belum
terlaksana pembentukan FKDM tingkat Kelurah)

b. Tujuan pembentukan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat adalah untuk membantu


instrumen negara dalam menyelenggarakan urusan keamanan, ketenteraman dan
ketertiban masyarakat, melalui upaya “deteksi dini” terhadap potensi dan kecenderungan
ancaman serta gejala atau peristiwa bencana.

c. Dengan fungsi pendeteksian dan pengidentifikasian, maka FKDM perlu diberikan


gambaran umum mengenai potensi atau kecenderungan ancaman, dalam perspektif
intelijen, khususnya terkait dengan perkembangan situasi nasional.

3. Perkembangan Situasi Nasional.

a. Bidang Ideologi.

Sebagian masyarakat Indonesia telah kehilangan orientasi terhadap ideologi Pancasila,


sehingga memunculkan keinginan untuk mencari ideologi alternatif (Demokrasi Liberal,
Sosial Demokrat / New Left atau Islam Radikal). Di sisi lain, tidak ada lembaga yang
bertugas menangani pemasyarakatan ideologi Pancasila. Rapuhnya wawasan kebangsaan
pada komunitas masyarakat tertentu, memunculkan komunitas-komunitas yang rentan
terhadap gangguan pada semangat kesatuan dan persatuan bangsa, bahkan secara aktual
telah mengumandangkan semangat anti NKRI.
b. Bidang Politik.

Proses kehidupan politik di Indonesia, masih sangat diwarnai dengan euphoria reformasi
dan demokratisasi, belum nampak bentuk dan arahnya serta dinilai telah menyimpang
dari aturan perundang-undangan dan cita-cita nasional. Hal tersebut terlihat pada proses
Pilpres dan pileg beberapa waktu yang lalu, yang berpotensi timbulnya konflik nasional.
tarik menarik kepentingan antara eksekutif dan legislatif, konflik antar partai, penegakan
hukum dan lain-lain.

c. Bidang Ekonomi.

Situasi ekonomi nasional cenderung kurang membaik, dikarenakan naiknya beberapa


kebutuhan bahan pokok, apalagi menyambut lebaran 1440 H / 2019 M ini. Dan sektor riil
masih stagnan, sehingga mengakibatkan meningkatnya pengangguran, kemiskinan,
kejahatan, perampokan, jambret, dll, serta sektor perhubungan menghadapi banyak
masalah (kecelakaan baik darat, laut dan udara)

d. Bidang Sosial Budaya.

1) Beberapa masalah sosial budaya yang berdampak pada keamanan dan


ketentraman masyarakat, diantaranya adalah konflik bernuansa SARA (pendirian
rumah ibadah/Gereja di Kubang perbatasan Pekanbaru-Kampar, aliran sesat,
konflik antar kelompok masyarakat (permasalahan adat, ekonomi, budaya,
politik, batas sempadan).

2) Adanya upaya sistematis untuk menghancurkan generasi muda bangsa Indonesia


melalui Narkoba, tayangan kekerasan serta pornografi di media massa dan cyber
media.

3) Perubahan iklim yang tidak menentu dibeberapa daerah serta perilaku manusia,
sehingga menimbulkan gangguan bencana alam, seperti tanah longsor, banjir dan
kebakaran lahan kosong dan lain-lain sehingga berpengaruh terhadap kehidupan
sosial ekonomi masyarakat.

e. Bidang Pertahanan Keamanan.

1) Jaringan terorisme masih tetap melanjutkan kegiatan dan bekerjasama dengan kelompok
Islam ekstrim internasional, meskipun penangkapan terhadap tokoh-tokohnya dan
upaya deradikalisasi telah dilakukan..

2) Potensi munculnya separatisme baru seperti beberap waktu yang lalu dari Kota Dumai.

5. Peran Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat.

a. Keberadaan FKDM.

1) Kewaspadaan dini masyarakat adalah kondisi kepekaan, kesiagaan dan antisipasi


masyarakat dalam menghadapi potensi dan indikasi timbulnya bencana, baik bencana
perang, bencana alam, maupun bencana karena ulah manusia. Dalam hal ini,
kewaspadaan dini masyarakat adalah merupakan bagian integral dari penyelenggaraan
keamanan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat.

2) Di era reformasi dan demokrasi saat ini, perkembangan ipoleksos-budhankam menjadi


demikian dinamis dengan segala bentuk pengaruh dan ekses negatifnya.
Kadang-kadang perangkat pemerintahan sulit mengantisipasi dan tidak mampu untuk
membendung ekses negative yang terjadi di masyarakat, sehingga sering kali
memunculkan tindakan-tindakan yang melanggar hukum dan berdampak negatif
terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat, oleh karena itu, perlu pembudayaan
sikap kewaspadaan dini di masyarakat.
3) Peran serta masyarakat dalam urusan keamanan, ketenteraman dan ketertiban tersebut
dapat diperluas melalui wadah Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) yang
dibentuk sebagai upaya untuk menjawab kebutuhan dalam mengakselerasikan
terbangunnya budaya waspada di masyarakat.

b. Peran FKDM.

1) Penyelenggaraan kewaspadaan dini masyarakat menjadi tanggungjawab masyarakat,


sedangkan pemerintah wajib untuk memfasilitasi. Oleh karena itu peran FKDM
menjadi sangat penting, artinya apabila tugas dan pekerjaan FKDM tersebut dapat
berjalan dengan baik dan ditindaklanjuti oleh pemerintah, maka hal tersebut dapat
mencegah terjadinya ancaman keamanan maupun bencana, sehingga dapat
menyelamatkan masyarakat atau paling tidak, ancaman maupun bencana tersebut
dapat diantisipasi dan diminimalisir, sehingga tidak menimbulkan kerugian yang
lebih besar.

2) Oleh karena peran FKDM yang dinilai sangat penting, maka untuk perekrutan anggota
FKDM juga harus selektif memenuhi persyaratan tertentu, misalnya harus
mempunyai mental ideologi yang baik, mempunyai naluri dan kepekaan yang tinggi,
mempunyai kepedulian, mampu berkomunikasi, memiliki loyalitas, cukup cerdas,
memiliki setia kawan, dapat dipercaya, sadar bela negara, dapat membuat laporan
secara baik dan lain-lain.

c. Tugas FKDM.

1) Menjaring, menampung, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan data dan


informasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman keamanan, gejala atau
peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangannya
secara dini.

2) Memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi gubernur,


bupati/walikota, camat atau lurah mengenai kebijakan yang berkaitan dengan
kewaspadaan dini masyarakat.

3) Tugas tersebut dapat dijabarkan dalam tugas-tugas lain, diantaranya adalah:

 FKDM sebagai ujung tombak dalam pengumpulan informasi terkait


dengan potensi ancaman didaerahnya.

 FKDM sebagai mata dan telinga serta membantu penyelenggaraan


pemerintahan didaerah.

 FKDM membantu pencegahan awal terhadap ancaman didaerahnya.

 FKDM sebagai jembatan antara masyarakat dengan pemerintah.

 Temu Cepat dan Lapor Cepat.

a. Dengan adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun


2006 dan Permendagri No. 2 Tahun 2018 tentang Forum
Kewaspadaan Dini Masyarakat di Daerah (FKDM), maka
keberadaan dan kemampuan forum tersebut perlu terus
ditingkatkan, diperkuat, dan dipertajam, khususnya dalam fungsi
deteksi dini. Koordinasi dengan forum-forum lainnya dan jajaran
komuitas intelijen juga perlu lebih didinamisasikan secara optimal,
karena hal-hal tersebut merupakan fungsi yang sangat sentral
dalam upaya pencegahan dini terhadap gangguan-gangguan dalam
masyarakat.
b. Dalam perspektif intelijen, temu cepat dan lapor cepat merupakan
premis intelijen yang esensial. Dengan penyelidikan yang
menggunakan metoda deteksi dini (temu cepat) dan prinsip “velox
at exatus” (cepat dan akurat) dalam pelaporan (lapor cepat), maka
intelijen dapat terhindar dari pendadakan. Demikian halnya dengan
FKDM, jika prinsip “temu cepat” dan “lapor cepat” menjadi dasar
dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi FKDM, maka peran
FKDM menjadi sangat elementer dalam mengantisipasi datangnya
ancaman.

c. Adapun peningkatan fungsi kewaspadaan dini, dapat diakselerasi


dengan meningkatkan kemampuan mengidentifikasi
permasalahan-permasalahan secara tepat dan cepat. Misalnya
kewaspadaan di bidang ideologi, hal ini dapat dilakukan dengan
fokus pada penguatan kembali nilai-nilai Pancasila dalam
masyarakat. Dibidang politik, fungsi kewaspadaan dini dapat
dipertajam antara lain dengan melakukan pemetaan kekuatan
politik dan elemen-elemen lain yang berpengaruh terhadap
dinamika politik, serta penataan peran masyarakat sipil (civil
society). Dibidang ekomomi, dapat dilakukan dengan mencermati
fluktuasi kenaikan harga sembilan bahan pokok, dibidang sosial
dapat dilakukan dengan pemetaan daerah rawan pangan, rawan
penyakit, rawan bencana alam, rawan penduduk, rawan kriminal
dan lain-lain, dibidang pertahanan keamanan dapat dilakukan
dengan pemetaan daerah basis kriminal, membuat sistem
keamanan lingkungan dan lain-lain. Hal tersebut sangat diperlukan
kepedulian dan kreatifitas dari unsur-unsur Forum Kewaspadaan
Dini Masyarakat.

d. Pada tataran kerjasama komunitas intelijen dalam menghadapi


berbagai konflik maupun potensi konflik, FKDM dapat menjadi
mata dan telinga negara untuk mengamankan kepentingan
nasional, dimana harus mampu menjalankan empat fungsi
utamanya, yaitu to anticipate, to detect, to identify, dan to forewarn.
Dengan mengantisipasi, mendeteksi, mengindentifikasi, dan
memberikan peringatan dini, yang pada hakekatnya merupakan
kegiatan cegah tangkal terhadap hal-hal yang terkait dengan
ancaman, diharapkan ketentraman dan ketertiban umum
masyarakat dapat senantiasa terjaga. Untuk menjalankan fungsi
cegah tangkal tersebut, perlu peningkatan kerjasama dan
sinergisitas institusi intelijen baik di pusat maupun di daerah.
Selain itu, perlu dilakukan penajaman deteksi dini dan cegah dini
melalui optimalisasi fungsi FKDM dalam rangka meningkatkan
kemampuan kewaspadaan dini terhadap potensi gangguan
ketenteraman, ketertiban, dan keamanan masyarakat.

e. Agar tugas dan peran tersebut dapat dijalankan dengan baik,


FKDMpun perlu mengembangkan diri melalui forum komunikasi
masyarakat atau koordinasi dengan forum yang sudah ada (seperti
Kominda, FKUB dan lain-lain), untuk memperoleh informasi, baik
yang terkait dengan kepentingan keamanan maupun kepentingan
sosial lainnya. Disamping itu juga perlu dibuatkan prosedur tetap
dan pelatihannya, bagaimana mekanisme untuk memperoleh
informasi serta melaporkannya kepada pemerintah secara cepat,
tepat dan akurat serta bagaimana mekanisme hubungannya dengan
organisasi/forum lainnya.

6. Harapan.

 Dilihat dari struktur organisasi, dimana FKDM tergelar mulai tingkat propinsi sampai
ketingkat Kecamatan ( kelurahan “ belum terbentuk” ) dan apabila organisasi tersebut
berjalan dengan baik, maka hal tersebut akan memberikan konstribusi yang sangat baik
bagi pemerintah, khususnya dalam pengelolaan terhadap potensi ancaman didaerahnya.

 Sebagai lembaga yang sudah cukup mumpuni, semestinya FKDM sudah memiliki
kemampuan temu cepat dan lapor cepat. Namun tidak dipungkiri bahwa hal tersebut
belum bisa terlaksana dengan baik karena terkendala dengan beberapa masalah baik
terkait dengan mekanisme maupun pendanaan, bahkan untuk tingkat Kelurahan juga
belum dibentuk FKDM. Hal ini sangat disayangkan, mengingat keberadaan FKDM
mempunyai peran yang sangat penting dalam membantu tugas-tugas pemerintah,
khususnya dalam mengantisipasi kemungkinan adanya ancaman dan gangguan
keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Namun setidaknya, dengan organisasi lain
yang sudah ada (Kominda, FKUB dan lain-lain) maka upaya pengidentifikasian setiap
masalah yang bekaitan dengan urusan keamanan, ketenteraman dan ketertiban
masyarakat, maupun terhadap potensi dan kecenderungan ancaman dapat dilakukan
secara optimal. Oleh karena itu dalam forum ini diharapkan dapat digunakan sebagai
ajang pembenahan dan koreksi, sehingga kedepan keberadaan FKDM didaerah semakin
berperan dan berfungsi dalam mengantisipasi potensi gangguan ketenteraman,
ketertiban, dan keamanan masyarakat.

 Terakhir melalui laporan ini kami sebagai pengurus FKDM Kota Pekanbaru dan FKDM
Kecamatan meminta kepada Bpk. Walikota Pekanbaru sebagai Dewan Pembina untuk
dapat menganggarkan:

1. Pelatihan ke intelijenan ; sesuai amanat Permendagri No. 2Tahun 2018, Pasal 14


ayat 1, 2, 3 dan 4;

2. Pembuatan KTA dan PIN Anggota FKDM Kota dan Kecamatan

3. Peningkatan biaya Operasional serta Honorarium anggota FKDM Kota dan


Kecamatan

4. Fasilitas penunjang yaitu Sekretariat, Alat perekam / camera, HT, Media centre

5. Sosialisasi Peran penting FKDM sebagai mata dan telinganya Pemerintah kepada
Masyarakat luas.

7. Penutup

.Dengan memahami gambaran tersebut diatas, diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan oleh
yang berwenang, baik dalam memberikan dukungan terhadap keberadaan FKDM maupun
peningkatan peran Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat untuk merumuskan mekanisme dan
prosedur dalam upaya meningkatkan proses temu cepat, lapor cepat, tepat dan meyakinkan
terhadap potensi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) di daerah guna
mendukung terwujudnya keamanan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat.

Pekanbaru, 10 Mei 2019

FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT


(FKDM) Kota Pekanbaru

AHMAD FAISAL, SE ENDRI, S.AG


Ketua Sekretaris

Anda mungkin juga menyukai