Anda di halaman 1dari 34

No Kode: DAR2/Profesional/001/2018

PENAMBANGAN
Modul 2: Penambangan Bawah Tanah

Tim Penyusun:
Drs. Odih Supratman, ST., MT.

PPG DALAM JABATAN


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, karena h anya atas karunia dan rahmat-Nya, penyusunan Bahan Ajar
Program Keahlian Geologi Pertambangan dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan Bahan Ajar ini dilakukan untuk memberikan pembenaran
secara akademis dan sebagai landasan pemikiran dari materi pokok
Penambangan yang terdiri dari empat Kegiatan Pembelajaran (1) Tambang
Terbuka, (2) Tambang Bawah Tanah dan (3) Reklamasi Bekas Tambang.
Penyusunan bahan ajar ini didasarkan pada hasil kajian dan diskusi terhadap
substansi materi muatan yang terdapat di berbagai pelaksanaan perkembangan
di bidang Geologi Pertambangan. Adapun penyusunannya dilakukan
berdasarkan pengolahan dari hasil eksplorasi studi kepustakaan, pendalaman
materi secara komprehensif dengan para praktisi dan pakar di bidangnya, serta
diskusi internal tim yang dilakukan secara intensif.
Kelancaran proses penyusunan Bahan Ajar ini tentunya tidak terlepas dari
keterlibatan dan peran seluruh Tim Penyusun, yang telah dengan penuh
kesabaran, ketekunan, dan tanggung jawab menyelesaikan apa yang menjadi
tugasnya. Untuk itu, terima kasih atas ketekunan dan kerjasamanya.
Semoga Bahan Ajar ini bermanfaat bagi pembacanya.

Bandung, April 2018

Tim Penyusunan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................i


DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................iv
KEGIATAN BELAJAR 1: PENAMBANGAN BAWAH TANAH ............................ 5
A. PENDAHULUAN ..................................................................................... 6
1. Deskripsi Mata Kegiatan ...................................................................... 6
2. Relevansi Mata Kegiatan ...................................................................... 8
3. Petunjuk Belajar .................................................................................... 8
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN ................................................................. 8
C. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN ........................................................ 9
D. URAIAN MATERI .................................................................................... 9
1. Open Stope Methodes ......................................................................... 15
2. Supported Stope Methodes ................................................................. 21
3. Caving method .................................................................................... 25
E. RANGKUMAN ....................................................................................... 30
F. TUGAS .................................................... Error! Bookmark not defined.
G. TES FORMATIF ..................................... Error! Bookmark not defined.
H. DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 32
I. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF ... Error! Bookmark not defined.

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sistem penambangan bawah tanah (Britannica Inc, 2007) ........................ 9


Gambar 2. Sistem Gophering Coyoting ..................................................................... 17
Gambar 3. Sistem Glory Hole.................................................................................... 18
Gambar 4. Sistem Shrinkage Stoping ........................................................................ 19
Gambar 5. Sistem Sublevel Stoping ........................................................................... 20
Gambar 6. Sistem Shrink and Fill Stoping ................................................................ 21
Gambar 7. Cut and Fill Stoping ................................................................................. 22
Gambar 8. Sistem Square Set Stoping ....................................................................... 23
Gambar 9. Sistem Stull Stoping ................................................................................. 24
Gambar 10. Sistem Caving ........................................................................................ 25

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi metode penambangan 12

iv
BIDANG KAJIAN PENAMBANGAN

Modul 2 Kegiatan Belajar Penambangan Bawah Tanah

Selamat datang di Mata Kegiatan Belajar (Modul) Penambangan Bawah Tanah. Kita
bersama-sama akan membahas tentang definisi metode penambangan bawah tanah, jenis-
jenis metode penambangan bawah tanah, dan keunggulan serta kekurangan dari metode
penambangan bawah. Modul berjudul penambangan bawah tanah ini merupakan bagian
dari kajian penambangan yang wajib dipahami oleh peserta PPG bidang keahlian geologi
pertambangan.

5
KEGIATAN BELAJAR 2: PENAMBANGAN BAWAH TANAH

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Mata Kegiatan
Ilmu pertambangan merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meliputi
pekerjaan penyelidikan, pencarian, studi kelayakan, persiapan penambangan,
penambangan, pengolahan dan penjualan mineral-mineral atau batuan yang
memiliki arti ekonomis (berharga).

Teknik penambangan merupakan ilmu untuk menentukan metode rencana dan


perancangan suatu tambang berdasarkan hasil penyelidikan, studi kelayakan dan
hasil eksplorasi mineral-mineral. Tujuan dari pemilihan metode perencanaan
tambang yaitu:

1. Memudahkan menambang badan bijih sehingga meminimalkan biaya


produksi persatuan berat logam.
2. Mengupayakan operasi penambangan berjalan nyaman (lebar jalan dan
jalan masuk).
3. Mengupayakan selalu tersedia singkapan bijih untuk mencegah kesalahan
data eksplorasi.
4. Memaksimalkan rancangan lereng pit sehingga memperkecil kemungkinan
terjadi kelongsoran.
5. Selalu siap terhadap perubahan strip tanpa pengerahan peralatan, tenaga,
maupun jadwal produksi.
6. Operasi berjalan logis sejak awal penjadwalan (pelatihan tenaga, peralatan,
logistik, dll). Hal ini untuk memperkecil resiko penundaan posisi cash flow
positif.
7. Mengupayakan tercapainya keuntungan ekonomi pada kondisi produksi
yang wajar dan mengupayakan COG alternatif.

6
Urutan keseluruhan kegiatan di pertambangan modern dilakukan dengan lima
tahapan dalam perencanaan tambang yaitu: prospeksi (prospecting), eksplorasi
(exploration), pengembangan (development), eksploitasi (exploitation), dan
reklamasi (reclamation).

Prospeksi dan eksplorasi, prekursor untuk penambangan, biasanya terkait dan


terkadang dapat digabungkan. Ahli geologi dan insinyur pertambangan sering
berbagi tanggung jawab untuk dua tahap ini, para ahli geologi lebih terlibat dalam
tahap awal, sedangkan insinyur pertambangan lebih banyak terlibat pada tahap
akhir. Demikian juga, pengembangan dan eksploitasi adalah tahapan yang saling
berkaitan; kedua tahap ini dapat dipertimbangkan sebagai tahapan utama dalam
penambangan dan merupakan bidang utama dari insinyur pertambangan.

Penutupan (closure) dan reklamasi lokasi tambang telah menjadi bagian penting
dari siklus hidup tambang karena tuntutan masyarakat untuk lingkungan yang
lebih bersih dan undang-undang yang lebih ketat yang mengatur pengabaian suatu
tambang. Keseluruhan proses pengembangan tambang dengan pemanfaatan lahan
di masa mendatang disebut sebagai pembangunan berkelanjutan.

Secara garis besar metode penambangan dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

1. Tambang terbuka (surface mining) adalah metode penambangan yang segala


kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat
dengan permukaan bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan
udara luar.
2. Tambang dalam/tambang bawah tanah (underground mining) adalah metode
penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan
di bawah permukaan bumi, dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan
dengan udara luar.
3. Tambang bawah air (underwater mining) adalah metode penambangan yang
kegiatan penggaliannya dilakukan di bawah permukaan air atau endapan
mineral berharganya terletak di bawah permukaan air.

7
2. Relevansi Mata Kegiatan
Teknik penambangan merupakan suatu pekerjaan akhir dari kajian geologi
pertambangan ini. Dari pengetahuan awal mengenai batuan dan mineral, Geologi
Struktur kemudian dilanjutkan oleh pemetaan eksplorasi, semuanya bermuara ke
Teknik penambangan. Teknik penambangan merupakan hal yang kompleks yang
berhubungan baik sebelum maupun saat serta setelah penambangan. Teknik
penambangan digunakan saat proses menemukan dan menentukan suatu sumber
daya mineral atau bahan galian dengan melakukan studi data sekunder dan
pengukuran menggunakan metode eksplorasi lansung maupun tidak langsung

3. Petunjuk Belajar
Agar kita berhasil dengan baik dalam mempelajari bahan ajar ini berikut beberapa
petunjuk yang dapat anda ikuti:

a. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai anda


memahami secara tuntas, untuk apa, dan bagaimana mempelajarinya.
b. Tangkaplah makna dari setiap konsep yang dibahas dalam modul ini melalui
pemahamam sendiri dan tukar pikiran dengan teman anda.
c. Upayakan untuk dapat membaca sumber-sumber lain yang relevan untuk
menambahkan wawasan anda menjadikan perbandingan jika pembahasan
dalam modul ini masih dianggap kurang.
d. Mantapkan pemahaman anda dengan latihan dalam modul dan melalui
kegiatan diskusi dengan mahasiswa atau dosen.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

 Mampu menganalisis pemilihan metode penambangan bawah tanah

8
C. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN
 Mengetahui definisi metode penambangan bawah tanah
 Memahami metode penambangan bawah tanah
 Mampu memahami dalam memilih jenis metode penambangan bawah tanah

D. URAIAN MATERI
Tambang tambang bawah tanah (underground mining) adalah metode penambangan
yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di bawah permukaan
bumi, dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar.

Gambar 1. Sistem penambangan bawah tanah (Britannica Inc, 2007)

Pemilihan metode penambangan pada awalnya didasarkan pada letak endapan relatif
terhadap permukaan dangkal/dalam dan setelahnya mengacu pada keuntungan terbesar
yang akan diperoleh serta mempunyai perolehan tambang yang terbaik dengan
memperhatikan karakteristik unik di daerah yang akan ditambang (meliputi: alam,
geologi, lingkungan, dll).

9
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode tambang adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik spasial dari endapan


Faktor ini bisa jadi penentu terpenting dalam pemilihan metode tambang
karena sangat mempengaruhi dalam pemilihan suatu daerah yang akan
ditambang dengan cara tambang terbuka atau tambang bawah tanah, laju
produksi, pemilohan metode penanganan material dan lay-out tambang seperti:
 Ukuran (dimensi: tebal dan penybaran)
 Bentuk (tabular, lentikular, massiv atau irregular)
 Attidute (inklinasi dan dip)
 Kedalaman (nilai: rata-rata dan ekstrim, nisbah pengupasan-SR)
2. Kondisi geologi dan hidrogeologi
Karakteristik geologi dari mineral dan batuan induknya sangat mempengaruhi
pemilihan metode penambangan, khususnya dalam pemilihan antara metode
selektif atau tidak. Hidrologi mempengaruhi sisten drainase dan pompa yang
diperlukan sedangkan mineralogy mempengaruhi cara pengolahan mineral.
Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan untuk kondisi geologi dan
hidrogeologi:
 Mineralogi dan petrogafi (sulfida dan oksida)
 Komposisi kimia dan kwalitas (bahan tambang primer dan produk
samping, by product, untuk batu bara: CV, TM, Ash, S)
 Struktur geologi (lipatan, patahan, diskontiniu, itrusi)
 Bidang lemah (kekar, retakan, cleavage dalam endapan bijih atau cleats
dalam batu bara)
 Keseragaman, alterasi, oksidasi, erosi (zona dan batas)
 Air tanah dan hidrologi
3. Sifat-sifat geoteknik (mekanika tanah dan batuan)
Sifat mekanis dari material endapan dan batuan sekitarnya merupakan faktor
kunci dalam pemilihan peralatan pada tambang terbuka sedangkan pada
tambang bawah tana hal ini berpengaruh pada kelas metode yang dipilih

10
seperti unsupported, supported, atau caving. Berikut adalah hal-hal yang jadi
pertimbangan dari sifat geoteknik untuk pertambangan:
 Sifat elastik (kekuatan, modulus elastisitas, kekakuan, dll)
 Perilaku elastik atau viskoelastik (flow, creep)
 Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
 Konsolidasi, kompaksi, dan kompetensi
 Sifat-sifat fisik lainnya (berat isi, specific gravity, angka pori, porositas,
permeabilitas, kadar air)
4. Konsiderasi ekonomi
Faktor ini mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas, masa pengembalian dan
keuntungan. Berikut adalah hal-hal yang mempengaruhi kondisi ekonomi
pertambangan:
 Cadangan (tonase dan kadar / kwalitas)
 Laju produksi (produksi per satuan waktu)
 Umur tambang
 Produktivitas (produksi per satuan pekerja dan waktu, missal
ton/karyawan-shift)
 Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang
cocok
5. Faktor teknologi
Berikut adalah hal-hal yang berkaitan dengan faktor teknologi dalam
pemilihan metode penambangan:
 Perolehan tambang (mine recovery)
 Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih / batubara)
 Kefleksibelan metode dengan perubahan kondisi
 Selektivitas metode untuk batubara dan waste
 Konsentrasi atau disperse dari pekerjaan
 Modal, pekerja, dan intensitas mekanisasi

11
6. Faktor lingkungan
Berikut adalah hal-hal yang berkaitan dengan faktor lingkungan dalam
pemilihan metode penambangan:
 Kontrol bawah tanah
 Penurunan permukaan tanah (subsidence)
 Kontrol atmosfir (kontrol kwalitas, kontrol panas dan kelembaban, serta
untuk tambang bawah tanah: ventilasi)
 Kekuatan pekerja (pelatihan, recruitment, kondisi kesehatan dan
keselamatan kerja, kehidupan dan pemukiman)

Klasifikasi metode menurut Hartman (1987) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Klasifikasi metode penambangan

12
Syarat-syarat penerapan tambang bawah tanah, prinsip pokok eksploitasi tambang
bawah tanah adalah memilih metode penambangan yang paling cocok dengan
keunikan karakter (sifat alamiah, geologi, lingkungan, dll) endapan mineral dan batuan
yang akan ditambang, dengan memperhatikan batasan tentang keamanan, teknologi
dan ekonomi. Batasan keekonomian berarti bahwa dengan biaya produksi yang rendah
tetapi diperoleh keuntungan pengembalian yang maksimum (return the maximum
profit ataupun rate of return ROR) serta lingkungan.

Untuk menentukan tambang bawah tanah harus memperhatikan:


1. Karakteristik penyebaran deposit atau geometri deposit (massive, vein,
disseminated, tabular, platy, sill, dll)
2. Karakteristik geologi dan hidrologi (patahan, sesar, air tanah, permeabilitas)
3. Karakteristik geoteknik (kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi, Rock Mass
Rating, Q-System, dll)
4. Faktor-faktor teknologi (hadirnya teknologi baru, penguasaan teknologi, Sumber
Daya Manusia, dll)
5. Faktor lingkungan (limbah pencucian, tailing, amblesan, sedimentasi, dll).

Jenis-jenis pekerjaan pada tambang bawah anah antara lain:


1. Penyiapan sarana dan prasarana di permukaan
2. Penyiapan sarana dan pekerjaan bawah tanah, meliputi:
a. Pembuatan jalan masuk utama (main acces pada primary development)
b. Pembuatan lubang-lubang sekunder dan tersier (secondary development dan
tertiary development)
3. Kegiatan eksploitasi: breaking (loosening) dengan pemboran dan peledakan,
pemuatan (loading), pengangkutan (hauling, transporting)
4. Penanganan dan operasi pendukung: penyanggaan, penerangan, ventilasi,
penirisan, keselamatan kerja, dll).

13
Tahap utama dalam metode tambang bawah tanah terdapat dua tahap utama dalam
metode tambang bawah tanah yaitu development (pengembangan) dan production
(produksi). Pada tahap development, semua yang digali adalah batuan tak berharga.
Tahap development termasuk pembuatan jalan masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas
bawah tanah lain.

Sedangkan tahap production adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri.
Tempat bijih digali disebut stope (lombong). Disini uang mulai bisa dihasilkan.

Dengan semua pekerjaan yang dilakukan di bawah tanah dengan panjang terowongan
yang mencapai ribuan meter, maka diperlukan usaha khusus untuk mengalirkan udara
ke semua sudut terowongan. Pekerjaan ini menjadi tugas tim ventilasi tambang.

Selain mensuplai jumlah oksigen yang cukup, ventilasi juga mesti memastikan agar
semua udara kotor hasil pembuangan alat-alat diesel dan gas beracun yang ditimbulkan
oleh peledakan bisa segera dibuang keluar. Untuk memaksa agar udara mengalir ke
terowongan, digunakanlah fan (kipas) raksasa dengan berbagai ukuran dan teknik
pemasangan.

Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan pula penyangga-penyangga


terowongan. Berbagai metode penyanggaan (ground support) telah dikembangkan.
Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan kinerja dan juga
keselamatan semua pekerja.

Akses pada penambangan bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan
mineral yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.
Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga, seng,
nikel, dan timbal.

Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk perlu
dibuat untuk mencapai lokasi cadangan. Jalan masuk dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis yaitu:

14
 Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari permukaan
tanah menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya digunakan untuk jalan
kendaraan atau alat-alat berat menuju dan dari bawah tanah.
 Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan menuju
cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang dapat
difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih.
 Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi bukit
atau pegunungan menuju ke lokasi bijih.

Metode tambang bawah tanah terbagi mejadi beberapa metode sebagai berikut:

1. Open Stope Methodes


2. Supported Stope Methodes
3. Caving Methodes
4. Coal Mining Methodes

Berdasarkan pembagian metode penambangan di atas, dapat kita ketahui bahwa


penambangan metode penambangan batubara dipisahkan dari metode-metode yang
lain. Hal ini dikarenakan:

 Batubara berupa lapisan sedimen.


 Penyusunnya berupa Karbon, dan banyak mengandung Methane (gas beracun).

Selanjutnya, metode tambang bawah tanah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Open Stope Methodes


Open Stope Methodes adalah sistem tambang bawah tanah dengan ciri-ciri:
 Sedikit memakai penyangga, atau hampir tidak ada.
 Umumnya merupakan cara penambangan sederhana, atau tradisional.
 Bisa menggunakan buruh-buruh yang tidak terlatih.
 Cocok untuk endapan bijih dengan ciri-ciri:

15
 Endapan bijih dan batuan induk relatif keras, sehingga tidak mudah
runtuh.
 Endapan bijih memiliki kemiringan lapisan (dip) lebih dari 70o.
 Ukuran bijih tidak terlalu besar.
 Tebal endapan bijih kurang dari 5 m.
 Antara batuan induk dan bijih mudah dibedakan atau terlihat jelas.
Sedangkan metode Open Stope Methodes sendiri dibedakan menjadi:
 Gophering Coyoting
 Glory Hole Methode
 Shrinkage Stoping
 Sublevel Stoping

Berdasarkan pembagian di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:


a. Gophering Coyoting

16
Gambar 2. Sistem Gophering Coyoting

Metode Gophering Coyoting mempunyai ciri-ciri:


 Arah penambangan hanya mengikuti arah endapan bijih.
 Cara pengerjaannya tidak sistematis.
 Alat dan cara penambangnya sangat sederhana.
 Tanpa perencanaan rinci, karena dalam penambangnya hanya mengikuti
arah endapan.

17
b. Glory Hole Methodes

Gambar 3. Sistem Glory Hole

Metode Glory Hole merupakan sistem penambangan dengan cara bebas


membuat lubang bukaan, dikarenakan baik batuan induk maupun endapan
bijih relatif kuat. mempunyai ciri-ciri:

 Metode ini cocok untuk endapan yang sempit atau relatif sedikit.
 Lebar endapan antara 1 – 5 m, tetapi dengan arah memanjang ke bawah
berbentuk bulat atau elips.
 Endapan bijih dan batuan induk kuat.

c. Shrinkage Stoping
Metode Shrinkage Stoping mempunyai syarat atau ciri-ciri:

 Cocok untuk batuan kuat.


 Endapan mempunyai kemiringan lebih dari 70°.

18
 Tebal endapan tidak lebih dari 3 m.
 Endapan bijih memiliki nilai yang tinggi baik kadar maupun harganya.
 Endapan bijih harus homogen atau seragam.
 Penambangan tidak selektif.
 Bukan merupakan endapan Sulfida (Fe), karena endapan Sulfida harus
dengan metode selektif mining, hal ini guna menghindari pengaruhnya
pada asam tambang.

Gambar 4. Sistem Shrinkage Stoping

19
d. Sublevel Stoping

Gambar 5. Sistem Sublevel Stoping

Sublevel Stoping adalah penambangan bawah tanah dengan cara membuat


level-level, kemudian dibagi menjadi sublevel-sublevel. Sedangkan syarat-
syaratnya sebagai berikut:
 Ketebalan cebakan antara 1 – 20 m.
 Kemiringan lereng sebaiknya lebih dari 30°.
 Baik endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan keras.
 Batas endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan tidak ada retak-
retak ketika dilakukan penambangan. Hal ini diperlukan agar tidak
terjadi dilusi atau pencampuran dua material. Dalam hal ini pencampuran
endapan bijih dengan batuan induk.
 Penyebaran kadar bijih sebaiknya homogen.

20
2. Supported Stope Methodes
Supported Stope Methodes adalah metode penambangan bawah tanah yang
menggunakan penyangga dalam proses penambangannya. Secara umum ciri-ciri
Supported Stope Methodes antara lain:
 Cocok untuk endapan bijih serta batuan induk yang lunak.
 Cara penambangannya secara sistematis.
Supported Stope Methode dibedakan menjadi:
a. Shrink and Fill Stoping

Gambar 6. Sistem Shrink and Fill Stoping

Merupakan metode penambangan dengan cara membuat level-level, dimana level-


level tersebut merupakan endapan bijih yang ditambang. Di dalam level-level
tersebut dibuat Stope-stope atau ruangan-ruangan. Setelah selesai menambang
dalam satu level, maka level tersebut diisi kembali dengan material lalu
dilanjutkan dengan membuat level baru. Arah tambang pada metode ini relatif
horizontal.

21
b. Cut and Fill Stoping

Gambar 7. Cut and Fill Stoping

Merupakan metode penambangan dengan cara memotong batuan untuk


membuat stope dalam level. Setelah selesai menambang dalam satu stope,
maka stope tersebut diisi kembali tanpa menunggu selesai dalam satu level. Ini
yang membedakan dengan Shrink and Fill Stoping. Syarat Cut and Fill Stoping
antara lain:
 Endapan bijih tebalnya antara 1 – 6 m.
 Arah endapan relatif mendatar tapi cukup tebal.
 Sebaiknya untuk endapan vein, kemiringannya harus lebih dari 45 o.
Dan untuk endapan yang bukan vein kurang dari 45o
 Endapan bijih keras, tapi batuan induknya lunak.
 Endapan bijih bernilai tinggi baik kadar maupun harganya

22
c. Square Set Stoping
Pada dasarnya, sistem penambangan ini dengan cara membuat penyangga
yang lebih sistematis, dimana penyangganya berbentuk ruang (tiga dimensi).
Baik berupa kubus ataupun balok. Penyangganya sendiri dapat berupa kayu
maupun besi.
Ciri-ciri Square Set Stoping antara lain:
 Ongkos penyangganya sangat mahal.
 Kemiringan endapan lebih dari 45°
 Ketebalan bijih minimal 3,5 m.
 Baik endapan bijih maupun batuan induk mudah runtuh.
 Endapan tidak perlu memiliki batasan yang jelas antara endapan bijih
dan batuan induknya.

Gambar 8. Sistem Square Set Stoping

23
d. Stull Stoping
Sistem penambangan ini merupakan sistem penambangan yang memasang
penyangga dari footwall ke hanging wall. Stull sendiri berarti kayu, sehingga
pada sistem penambangan ini penyangganya menggunakan kayu.
Ciri-ciri sistem penambangan ini antara lain:
 Bijih cukup kuat, sehingga tidak perlu langsung disangga, tapi batuan
induk mudah pecah menjadi bongkahan-bongkahan.
 Kemiringan endapan bijih tidak terlalu berpengaruh.
 Ketebalan endapan bijih antara 1 – 5 m.
 Bijih harus bernilai tinggi.
 Recovery harus tinggi dan looses factor harus rendah, mengingat
biaya yang dibutuhkan untuk penyangga sangat mahal.

Gambar 9. Sistem Stull Stoping

24
3. Caving method
Caving method disebut juga metode ambrukan, yang dibagi menjadi 2:
a. Top slicing
Top Slicing adalah suatu penambangan untuk endapan-endapan bijih dan
lapisan penutup (overburden) yang lemah atau mudah runtuh.
Penambangan dilakukan selapis demi selapis dari atas ke bawah pada
lombong yang disanggah. Kalau lombong sudah selesai digali, maka
penyanggah diatasnya dibiarkan runtuh sedikit demi sedikit atau secara
bertahap. Metode ini akan memungkinkan perolehan tambang yang tinggi
walaupun sering terjadi “dillution”
Upaya untuk meningkatkan efisiensi sistem penambangan ini adalah:
 Untuk memperbesar produksi, daerah penggalian diperbesar di
beberapa permukaan kerja (front).
 Mengurangi jumlah “raise” berarti jarak antara raise dapat diperbesar.
 Mengurangi pekerjaan, persiapan harus diimbangi dengan
pengangkutan yang lebih efisien

Gambar 10. Sistem Caving

25
Untuk menghindari bahaya dan mengurangi keselamatan kerja, proses
ambrukan sebaiknya dibuat secara pelan-pelan agar tidak runtuh dalam
skala besar.

Keuntungan Top Slicing:


 Jika batuan samping tidak terlalu lemah, maka pengotoran jarang
terjadi.
 Dapat mengadakan pengambilan conto batuan (sampling) didalam
lombong secara teratur untuk mengetahui batas endapan yang pasti.
 Dapat menghasilkan produksi yang besar.
 Jika endapan bijih teratur dan jelas batas-batasnya, maka perolehan
tambangnya sangat tinggi (90-95).

Kerugian Top Slicing:


 Pada saat hujan, air masuk melalui retakan-retakan.
 Dapat menyebabkan amblesan yang merusak topografi dan tata
lingkungan
 Ventilasi lombong menjadi sukar, sehingga perlu peralatan khusus.
 Membutuhkan persiapan kerja yang lama dan banyak
 Banyak menggunakan penyangga kayu sehingga dapat menyebabkan
kebakaran dan menimbulkan gas-gas beracun dari proses pembusukan
kayu penyangga.

b. Sub Level Caving


Sub Level Caving merupakan suatu cara penambangan yang mirip top slicing
tetapi penambangan dari sub level, artinya penambangan dari atas ke bawah
dan setiap penambangan pada suatu level dilakukan lateral atau meliputi
seluruh ketebalan bijih. Endapan bijih antara dua sub level ditambang dengan
cara diruntuhkan atau diambrukkan. Suata tumpukan bekas penyangga

26
(timber mat) akan dibentuk di bagian atas dari ambrukan, sehingga akan
memisahkan endapan bijih yang pecah dari lapisan penutup di atasnya.
Metode ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang memiliki sifat sebagai
berikut:
 Bentuk endapan tidak homogen.
 Kekuatan batuan samping lemah dan dapat pecah menjadi bongkahan-
bongkahan dan akan menjadi penyangga batuan terhadap timber
dibawahnya.
 Kekuatan bijih lemah tetapi batuan dapat bertahan untuk tidak runtuh
selama beberapa waktu bengan penyanggahan biasa walaupun tetap
akan runtuh bila penyanggahan ini diambil.
Sub Level Caving merupakan salah satu metode penambangan untuk tambang
bawah tanah yang berproduksi besar, tetapi cukup berbahaya. Umumnya
kecelakaan yang terjadi adalah tertimpa penyangga.

Keuntungan Sub Level Caving:


 Cara penambangannya agak murah
 Tidak ada pillar yang ditinggalkan
 Kemungkinan terjadinya kebakaran kecil, karena penggunaan
penyangga kayu sedikit, kecuali pada endapan-endapan sulfida.
 Ventilasi agak lebih baik dibandingkan dengan top slicing.
 Bias mengadakan pencampuran dengan memilih penambangan dari
berbagai lombong yang berbeda kadarnya.
 Pekerjaan persiapan sebagian besar dilakukan pada badan bijih,
sehingga sekaligus dapat berproduksi.

Kerugian Sub Level Caving:


 Sukar untuk mengadakan tambang pilih (selektif mining), karena
tak dapat ditambang bagian demi bagian
 Perolehan tambang tidak terlalu tinggi

27
 Dillution sering terjadi sampai 10%. Bila dillution harus rendah
maka mining recoverynya juga menurun.
 Merupakan cara penambangan yang kurang luwes karena terlalu
banyak syarat yang harus dipenuhi dan tidak mudah diubah ke
metode lain.

Penambangan bawah tanah membutuhkan penyangga dalam tambang bawah tanah


untuk memastikan tidak terjadinya longsoran, penyangga dalam tambang bawah
tanah dibedakan menjadi dua, antara lain:
1. Penyangga Alamiah
Penyangga alamiah adalah penyangga yang menggunakan material yang
berada atau dihasilkan dari proses penambangan itu sendiri. Penyangga
alamiah dibagi menjadi:
 Endapan bijih yang ditinggalkan atau tidak ditambang.
 Endapan bijih kadar rendah. Setelah dinilai tidak ekonomis, endapan bijih
ini ditinggalkan sebagai penyangga.
 Waste (batuan samping), atau mineral lain yang tidak ditambang.
2. Penyangga Buatan (Artificial Support)
Artificial support adalah penyangga buatan yang dimasukan ke dalam tamang
bawah tanah, agar tidak runtuh. Bahan penyangga buatan ini disebut juga
Material Filling, dapat berupa tailing, pasir, tanah, semen, baja, kayu, maupun
baut batuan.

Cara pemasangan penyangga dibedakan menjadi:


 Raise set merupakan cara pemasangan penyangga dari bawah ke atas.
 Lead set merupakan cara pemasangan penyangga maju, searah dengan
penambangan endapan bijih.
 Corner set merupakan cara pemasangna penyangga ke arah samping atau juga
menyudut.

28
Perbandingan tambang bawah tanah dan terbuka dapat diuraikan sebagai berikut:
Keunggulan tambang bawah tanah:
1. Tidak terpengaruh cuaca karena bekerja dibawah permukaan tanah
2. Kedalaman penggalian hampir tak terbatas karena tidak berkait dengan SR
3. Secara umum beberapa metode tambang bawah tanah lebih ramah lingkungan
(misal: cut and fill, shrinkage stoping, stope and pillar)
4. Dapat menambang deposit dengan model yang tidak beraturan
5. Bekas penggalian dapat ditimbun dengan tailing dan waste.

Kelemahan tambang bawah tanah:


1. Perlu penerangan
2. Semakin dalam penggalian maka resiko ambrukan semakin besar
3. Produksi relatif lebih kecil dibandingkan tambang terbuka
4. Problem ventilasi, bahan peledak harus yang permissible explossive, debu,
gas-gas beracun.
5. Masalah safety dan kecelakaan kerja menjadi kendala
6. Mining recovery umumnya lebih kecil
7. Losses dan dilusi umumnya lebih susah dikontrol

Istilah-istilah dalam penambangan bawah tanah

 Vein atau urat batuan adalah intrusi batuan lain ke dalam batuan induk. Intusi
terjadi melalui rekahan-rekahan batuan induk, dan lebih keras daripada
batuan induk.
 Endapan bijih dalam sebuah cebakan relatif berbeda kadarnya pada masing-
masing bagiannya.
 Drift adalah lubang bukaan yang menghubungkan antar level secara vertical.
 Dillution adalah batuan yang tidak bisa tidak-ikut tertambang bersama bijih
dan mengurangi kadar bijih.

29
 Raise adalah lubang bukaan horizontal yang berfungsi sebagai jalan keluar-
masuk pekerja dan juga mengeluarkan endapan bijih.
 Level adalah lubang bukaan yang bertingkat-tingkat.
 Waste adalah sisa-sisa penggalian pada tambang bawah tanah yang tidak
bermanfaat yang diperoleh pada saat underground development (persiapan
penambangan bawah tanah).
 Barren rock adalah batuan yang tidak mengandung logam atau bagian dari
bijih yang mempunyai kadar bijih sangat kecil.
 Mining recovery adalah perbandingan antara bijih yang dapat ditambang
dengan bijih yang ada didalam perhitungan eksplorasi, yang dinyatakan
dalam persen
 Losses adalah kehilangan bijih pada penambangan bawah tanah karena
keterbatasan atau kendala inheren pada metode yang diterapkan
 Permissible explossive adalah bahan peledak yang menghasilkan gas-gas
tidak beracun, dan dikhususkan pemakaiannya pada tambang bawah tanah.
 Smoke adalah gas-gas yang tidak beracun sebagai hasil reaksi kimia bahan
peledak yang meledak, terdiri dari gas-gas H2O, CO2, dan N2 bebas
 Fumes adalah gas-gas yang beracun sebagai hasil reaksi kimia bahan peledak
yang meledak, terdiri dari gas-gas CO dan NOX.

E. RANGKUMAN
Tambang tambang bawah tanah (underground mining) adalah metode penambangan
yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di bawah permukaan
bumi, dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode tambang adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik spasial dari endapan


2. Kondisi geologi dan hidrogeologi
3. Sifat-sifat geoteknik (mekanika tanah dan batuan)

30
4. Konsiderasi ekonomi
5. Faktor teknologi
6. Faktor lingkungan

Tahap utama dalam metode tambang bawah tanah terdapat dua tahap utama dalam
metode tambang bawah tanah yaitu development (pengembangan) dan production
(produksi).
Pada tahap development, semua yang digali adalah batuan tak berharga. Sedangkan
tahap production adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri.
Metode tambang bawah tanah terbagi mejadi beberapa metode sebagai berikut:
1. Open Stope Methodes
2. Supported Stope Methodes
3. Caving Methodes
4. Coal Mining Methodes
Keunggulan tambang bawah tanah:
1. Tidak terpengaruh cuaca karena bekerja dibawah permukaan tanah
2. Kedalaman penggalian hampir tak terbatas karena tidak berkait dengan SR
3. Secara umum beberapa metode tambang bawah tanah lebih ramah lingkungan
(misal: cut and fill, shrinkage stoping, stope and pillar)
4. Dapat menambang deposit dengan model yang tidak beraturan
5. Bekas penggalian dapat ditimbun dengan tailing dan waste.
Kelemahan tambang bawah tanah:
1. Perlu penerangan
2. Semakin dalam penggalian maka resiko ambrukan semakin besar
3. Produksi relatif lebih kecil dibandingkan tambang terbuka
4. Problem ventilasi, bahan peledak harus yang permissible explossive, debu, gas-gas
beracun.
5. Masalah safety dan kecelakaan kerja menjadi kendala
6. Mining recovery umumnya lebih kecil
7. Losses dan dilusi umumnya lebih susah dikontrol

31
F. DAFTAR PUSTAKA

1. Thomas, Larry (2002)., Coal Geology, John Wiley & Sons.


2. Hartman, Howard L., (2002), Introductory Mining Engineering 2nd edition, John
Wiley & Sons.
3. Primadi Arvian., Metode Tambang Bawah Tanah, Sumber internet
[https://www.academia.edu/9330197/METODE_TAMBANG_BAWAH_TANAH
]

32

Anda mungkin juga menyukai