Anda di halaman 1dari 4

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No.

03 Agustus 2013 ISSN 2302 - 2493

UJI EFEK ANTIPIRETIK INFUSA DAUN SESEWANUA (Clerodendron


squamatum Vahl.) TERHADAP KELINCI JANTAN YANG DIINDUKSI
VAKSIN DTP HB

Clementia Luigy Moot, Widdhi Bodhi, Jeane Mongi


Program Studi Farmasi, FMIPA UNSRAT Manado

ABSTRACT

Sesewanua leaves (Clerodendron squamatum Vahl.) empirically used for an alternavite fever
treatment. The aims of this study was to investigate infuse of Sesewanua leaves had
antipyretic effectts for rabbits induced by vaccine DTP HB. This assay uses 15 rabbits
grouped into 5 groups, the negative control (destilled water), the treatment (infuse of
Sesewanua leaves 20%, 40% and 80%) and a positive (parasetamol). Rabbits induced pyrexia
with vaccine DTP HB doses 0,25ml/KgBB by intramuscular route. Rabbit’s rectal
temperature was measured every 1 hour until 4 hours after the oral administration. The
decrease of rabbit’s rectal temperatur were analyzed by one way ANOVA and LSD test (α =
0,05%). The result showed that infuse of Sesewanua in concentrates 20%, 40% and 80% had
antipyretics effect for rabbits induced by vaccine DTP HB.

Keywords : Antipyretics effect test, Clerodendron squamatum Vahl., Vaccine DTP HB,
rabbits

ABSTRAK

Daun Sesewanua (Clerodendron squamatum Vahl.) secara empiris digunakan sebagai


alternatif pengobatan demam. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara ilmiah
infusa daun Sesewanua mempunyai efek antipiretik terhadap suhu rektal kelinci yang
terinduksi vaksin DTP HB. Penelitian ini menggunakan 15 ekor kelinci jantan dan dibagi
menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif (aquadest), kelompok perlakuan (infusa
daun Sesewanua 20%, 40% dan 80%) dan kontrol positif (larutan parasetamol). Kelinci
jantan diinduksi demam dengan vaksin DTP HB dosis 0,25 ml/KgBB secara intramuskular.
Suhu rektal diukur tiap 1 jam selama 4 jam setelah pemberian per oral. Penurunan suhu
rektal kelinci dianalisis dengan uji ANOVA satu arah dan LSD (α = 0,05%). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa infusa daun Sesewanua konsentrasi 20%, 40% dan 80% mempunyai
efek antipiretik terhadap suhu rektal kelinci yang terinduksi vaksin DTP HB.

Kata kunci : Uji Efek Antipiretik, Clerodendron squamatum Vahl., Vaksin DTP HB, kelinci
jantan

58
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 03 Agustus 2013 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN batang pengaduk, timbangan analitik,


Demam merupakan gejala yang waterbath, kain flanel, aluminium foil,
sering dialami manusia, ditandai dengan kapas, dispo 1 ml (terumo), dispo 5 ml
terjadinya kenaikan suhu tubuh seseorang (terumo), nasogastric tube (NGT) no. 5
dari batas normalnya. Demam dapat (terumo) dan termometer digital,
menyebabkan rusaknya otak secara termometer air raksa, lumpang dan alu.
permanen dan dapat menyebabkan Bahan yang digunakan dalam penelitian
kematian bila suhu tubuh seseorang sangat adalah infusa daun Sesewanua konsentrasi
tinggi. Obat-obat antipiretik yang sering 20%, 40% dan 80%, kelinci jantan,
digunakan untuk mengobati demam yaitu aquadest, parasetamol, alkohol 70%,
parasetamol, asetosal dan sejenisnya. Efek vaksin DTP HB.
samping yang ditimbulkan obat-obat Pembuatan Infusa Daun Sesewanua
sintetik, misalnya tukak lambung, tukak Daun Sesewanua dibuat infusa
duodenum, gangguan ginjal serta pada konsentrasi 20%, 40% dan 80%.
kerusakan hati merupakan efek Ditimbang daun Sesewanua untuk masing-
penggunaan obat-obatan golongan masing konsentrasi yaitu sebanyak 20 g,
antipiretik-analgesik dan harga yang cukup 40 g dan 80 g. Aquadest sebanyak 100 ml
mahal menyebabkan masyarakat diletakkan pada waterbath, saat aquadest
menggunakan pengobatan tradisional telah mencapai suhu 90ºC, dimasukkan
dengan cara pembuatan yang sederhana daun Sesewanua 20 g, 40 g dan 80 g.
dan harga yang terjangkau tetapi Diaduk berulang-ulang selama 15 menit
berkhasiat seperti pencegahan dan lalu diserkai dengan kain flanel. Apabila
pengobatan dengan obat-obat sintetik. infusa < 100 ml ditambahkan aquadest
Pengobatan secara herbal dengan secukupnya pada ampas infusa tersebut
menggunakan tanaman obat yang sudah hingga diperoleh volume 100 ml.
terbukti secara empiris berkhasiat untuk Pembuatan Larutan Parasetamol
mengobati penyakit. Bagian yang Ditimbang serbuk parasetamol 58,8
digunakan berupa rebusan daun atau bunga mg/KgBB kemudian dicampurkan dalam
tanaman, perasan daun atau seduhan akar 10 ml aquadest, diaduk hingga homogen.
serta kulit kayu (Guyton dan Hall, 1997; Perlakuan Hewan Uji
Tan dan Rahardja, 2007; Ladion, 2009). Kelinci jantan yang telah
Berdasarkan pengalaman secara diadaptasikan selama 1 minggu kemudian
empiris, daun Sesewanua berkhasiat untuk dipuasakan selama 8 jam. Diukur suhu
mengobati berbagai macam penyakit rektal masing-masing hewan uji sebagai
seperti penurun bengkak, patah tulang, suhu normal. Kelinci jantan diinduksi
sakit gigi serta demam. Belum banyak demam dengan vaksin DTP HB secara i.m
bukti ilmiah bahwa daun Sesewanua dapat sebanyak 0,25 ml/KgBB. Pengukuran
mengobati demam. Oleh karena itu, untuk kembali suhu rektal pada jam ke 16
membuktikan kebenaran empiris sebagai suhu puncak terjadinya demam.
masyarakat perlu dilakukan uji antipiretik Kelinci jantan kemudian diberi sediaan uji
dari daun Sesewanua. secara per oral kemudian dilakukan
kembali pengukuran suhu rektal tiap 1 jam
selama 4 jam setelah p.o.
METODOLOGI PENELITIAN
Pengujian Efek Antipiretik Infusa Daun
Penelitian ini merupakan penelitian
Sesewanua
eksperimental murni, dimana terdapat
Dilakukan pengujian efek
kelompok kontrol (postitif dan negatif),
antipiretik masing-masing kelompok
pemberian perlakuan (infusa daun
perlakuan yang diberi infusa daun
Sesewanua 20%, 40% dan 80%).
Sesewanua 20%, 40% dan 80%, aquadest
Alat yang digunakan dalam
dan parasetamol secara p.o. Suhu rektal
penelitian adalah alat-alat gelas (pyrex),

59
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 03 Agustus 2013 ISSN 2302 - 2493

kelinci diukur menggunakan termometer Hasil uji ANOVA memperlihatkan


digital tiap 1 jam selama 4 jam setelah adanya perbedaan bermakna antar kelima
pemberian per oral. kelompok, uji lanjutan (LSD)
menunjukkan bahwa infusa daun
PEMBAHASAN Sesewanua 20%, 40% dan 80% dengan
Dari hasil penelitian pada lampiran parasetamol tidak berbeda nyata pada jam
1 dapat dilihat adanya penurunan suhu kedua dan ketiga sehingga dapat dikatakan
rektal kelinci setelah pemberian infusa konsentrasi (20%, 40% dan 80%)
perasetamol, infusa daun Sesewanua 20%, mempunyai efek menurunkan suhu rektal
40% dan 80% lebih baik dibandingkan yang sama dengan parasetamol.
dengan aquadest (kontrol -). Hal ini
disebabkan karena adanya senyawa KESIMPULAN
flavonoid yang terkandung di dalam daun Berdasarkan penelitian yang
Sesewanua yang diduga bersifat sebagai dilakukan, infusa daun Sesewanua pada
antipiretik. Flavonoid merupakan konsentrasi 20%, 40% dan 80%
golongan terbesar dari senyawa fenol yang mempunyai efek antipiretik terhadap
bekerja dengan jalan menghambat kelinci jantan yang terinduksi vaksin DTP
pertumbuhan bakteri serta menghambat HB.
prostaglandin akibat adanya pirogen. SARAN
Flavonoid merupakan senyawa yang larut 1. Perlu dilakukan identifikasi dan isolasi
dalam air dan tahan panas sehingga dapat senyawa flavonoid yang berperan
dilakukan penarikkan senyawa aktif sebagai antipiretik pada tanaman
dengan metode infusa (Harborne, 1987). Sesewanua.
Mekanisme kerja obat antipiretik- 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
analgesik adalah dengan menghambat mengenai uji aktivitas lainnya pada
enzim siklooksigenase yang menyebabkan tanaman Sesewanua.
asam arakidonat menjadi endoperoksida,
sehingga menghambat pembentukkan
prostaglandin. Parasetamol bekerja dengan DAFTAR PUSTAKA
menekan efek dari pirogen endogen Gunawan. 2007. Farmakologi dan Terapi.
dengan jalan menghambat sintesis Edisi kelima. Jakarta: UI Press.
prostaglandin, efek parasetamol langsung Guyton dan Hall. 1997. Buku Ajar
ke pusat pengaturan panas di hipotalamus Farmakologi Kedokteran. Edisi
sehingga terjadi vasodilatasi perifer, kesembilan. Jakarta: EGC.
keluarnya keringat dan pembuangan panas. Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia.
Pada pengujian kelompok kontrol positif Bandung : ITB Press.
diberi parasetamol sebanyak 49 mg/KgBB Ladion. 2009. Tanaman Obat Penyembuh
berdasarkan konversi dosis lazim Ajaib. Cetakan ke-20. Bandung:
penggunaan pada manusia yaitu 500 Indonesia Publishing House.
mg/KgBB (Gunawan, 2007; Tan dan Tan, H. T. dan Rahardja, K. 2007. Obat-
Kirana, 2007). obat Penting, Khasiat, Penggunaan
Analisis data dilakukan uji one way dan Efek-efek Sampingnya. Edisi ke-
ANOVA dan uji LSD dengan α = 0,05% 6. Jakarta: PT Elex Media
untuk mengetahui apakah terdapat Komputindo Kelompok Kompas –
perbedaan bermakna antar perlakuan. Gramedia.

60
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 03 Agustus 2013 ISSN 2302 - 2493

LAMPIRAN

Lampiran 1. Rerata suhu rektal kelinci (ºC) setelah pemberian per oral selama 4 jam
pengamatan

Kelompok Suhu Rektal Kelinci (0C) Setelah Pemberian Per Oral


Perlakuan
Jam I Jam II Jam III Jam IV
Aquadest (K -) 38,9 ± 0,15 38,5 ± 0,12 38,2 ± 0,21 38,3 ± 0,56
(b) (b) (b) (c)
Infusa Daun 37,8 ± 0,21 37,3 ± 0,31 37,2 ± 0,38 37,0 ± 0,25
Sesewanua 20% (a) (a) (a) (b)
Infusa Daun 37,4 ± 0,52 37,1 ± 0,76 36,7 ± 0,56 35,9 ± 0,64
Sesewanua 40% (a) (a) (a) (a)
Infusa Daun 37,6 ± 0,10 37,0 ± 0,67 36,9 ± 0,38 36,6 ± 0,90
Sesewanua 80% (a) (a) (a) (a)
Parasetamol (K +) 38,1 ± 0,15 37,5 ± 0,50 37,3 ± 0,30 36,7 ± 0,10
(b) (a) (a) (a)
Keterangan : Notasi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak terdapat
perbedaan pengaruh perlakuan (p > 0,05), sedangkan huruf yang berbeda pada kolom yang
sama, menunjukkan terdapat perbedaan pengaruh perlakuan (p < 0,05)

61

Anda mungkin juga menyukai