Anda di halaman 1dari 25

III.

CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

1. 1 HALAL, 2 HARAM.
Selama dalam perjalanan haji, baik sewaktu masih berada di tanah air,
selama perjalanan dari Indonesia menuju Arab Saudi, perjalanan antara
tempat – tempat ibadah di Tanah Suci, maupun dimaktab, ada saat – saat
tertentu kita akan mendapatkan jatah makan dan minum. Harus kita ingat
pembagian jatah makan ini sangat ketat pengaturannya, panitia hanya akan
memberikan makanan/minuman sesuai dengan jumlah jemaah, ambillah yang
menjadi hak kita saja, artinya apabila per orang mendapat 1 bungkus maka
cukup mengambil 1 bungkus, ingat hak orang lain jangan sampai kita
menzolimi orang lain. Ingat “satu halal, dua haram”

2. BENTUK SAMBUTAN DARI PEMERINTAH SAUDI


Begitu kita mendarat di Bandar Udara Di Arab Saudi baik di Medinah atau
Jeddah, setelah melewati pemeriksaan imigrasi akan diberikan buku saku
yang berisi tata cara haji secara singkat berikut dalil – dalilnya dalam
bahasa Indonesia/melayu.

3. TINGGALKAN URUSAN DUNIA BILA MASUK WAKTU SHOLAT.


Menurut pengamatan kami selama tinggal di Mekkah, apabila tiba waktu
sholat fardhu, maka seluruh aktifitas dihentikan, toko – toko maupun
restoran menutup sementara dengan membentangkan kain maupun menutup
pintu dan karyawannya menjalankan sholat fardhu di masjid – masjid
terdekat atau dimana saja, apabila hal ini dilanggar maka askar akan
memberikan sanksi.
Apabila ada jemaah yang sedang makan di restoran maka pemilik akan
meninggalkan jemaah tersebut dan tetap menutup tokonya.

4. KEBERSIHAN MAKTAB & RUMAH MAKAN.


Kebersihan maktab dan kelengkapan fasilitasnya sangat diperhatikan oleh
pemerintah Arab Saudi, ada petugas yang secara periodik akan mengecek
hal tersebut, begitu pula dengan rumah makan, pekerja harus menggunakan
seragam dan penutup kepala, walaupun demikian lalat masih cukup banyak
beterbangan dan air kadang – kadang mati.

5. KEBERSIHAN MASJID.

49
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

Petugas juga selalu siap membersihkan dan mengatur barisan / shaf para
jemaah, pengepelan dilakukan setiap saat dengan menggunakan mobil maupun
manual. Air tumpahan air zam – zam langsung di pel, karpet – karpet di
gulung dan selalu dibersihkan bila sedang tidak dipakai. Bila dibandingkan,
Masjid Nabawi lebih bersih dan kelihatan teratur bila dibandingkan dengan
Masjidil Haram. Di Masjid Nabawi batas shaf diberi tali pembatas seperti
garis polisi.

6. BATUK.
Selama menjalankan ibadah haji, hampir seluruh jemaah mengalami batuk.
Hal ini mungkin disebabkan oleh cuaca yang waktu itu di Medinah sangat
dingin atau juga disebabkan karena banyaknya debu dari padang pasir,
terutama pada waktu di Mekkah. Ka’bah terletak disuatu lembah yang di
kelilingi oleh bukit, pesatnya pembangunan di sana yang salah satunya adalah
pembangunan di atas bukit yang mengelilinginya. Bukit – bukit tersebut
harus diledakkan untuk meratakan tanah sehingga debu –debu yang halus
walau tidak kasat mata akan beterbangan dan terhirup oleh jemaah. Untuk
itu jangan lupa bawa masker yang nyaman untuk di pakai sehari – hari selama
menjalankan ibadah haji.

7. DI ARAB CUACANYA DINGIN ?


Dari kecil, kita selalu membayangkan kalau Negara Arab adalah Negara di
padang pasir yang panas dan kering, tapi sungguh mengejutkan dan diluar
bayangan yang sudah tertanam di benak kita selama ini. Pada saat kami
menjalankan ibadah haji, suhu di Madinah sempat sangat dingin sekali untuk
ukuran orang Indonesia dan angin dingin bertiup dengan kencang, sehari –
hari harus memakai baju mantel yang tebal dan mengenakan penutup leher.
Sedangkan waktu di Mekkah cuaca sangat bersahabat seperti di Palembang,
kadang – kadang suhu mencapai 28 0 C. begitu pula Mina dan Arafah.

8. ALANGKAH MEGAH DAN BESARNYA


Pertama kali penulis memasuki Masjid Nabawi, “wow …. “ penulis sangat
kagum betapa besar dan megahnya masjid ini. Sangat luas dibandingkan
masjid Agung Palembang. Kubah nya pun dapat digeser – geser secara
elektronik. Sistem pengeras suaranya sangat bagus, kebersihan sangat
diperhatikan dengan puluhan petugas kebersihan yang selalu siap setiap saat
dan banyak tersedia air zamzam apabila kita kehausan.

50
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

9. SEMUA JEMAAH BERLARIAN……


Hari pertama di Madinah, jam 02.30 WAS pagi penulis sudah duduk di depan
pintu masuk masjid yang masih ditutup, cuaca cukup dingin dan sambil
menunggu penulis mengobrol dengan jemaah dari solo yang telah datang
beberapa hari sebelumnya. Jadi ketika banyak jemaah pindah ke pintu
‘Babussalam’ disisi kanan depan masjid, jemaah tersebut bilang, “ Tetap saja
disini nanti sebentar lagi pintu depanpun di buka! ” Benar tidak lama
kemudian pintu di buka, yang membuat penulis terkejut seluruh jemaah
berlarian……………….., penulispun ikut – ikutan berlarian , ternyata para
jemaah berebut mencapai shaf terdepan di dekat “Raudah” yang jaraknya
………………………………………………………………………………….memang cukup jauh.

10. SALAH MENDUGA AZAN SUBUH,


Setelah mencapai shaf yang agak depan, sholat sunat, penulis duduk
disebelah kiri dari mimbar tempat azan, diatas terdapat lampu – lampu
kristal yang sangat bagus, sambil menunggu penulis gunakan untuk membaca
al-quran dan celingukan dan tanya kanan – kiri yang manasih yang disebut
dengan “Raudah”. Kok…. tidak sama dengan bayangannya waktu ikut manasik.
Tidak lama kemudian terdengar azan, apakah ini azan subuh kok… tidak ada
“asshola tukhoirun minannaum ……” ternyata azan subuhnya sendiri baru
dikumandangkan kira – kira pukul 5.40 WAS….. yaaaa begitulah kalau kurang
pengetahuan.

11. “RAUDAH “. . . BETAPA DEKATNYA ENGKAU


Selesai sholat subuh karena sudah janji dengan istri, penulis berdiri untuk
siap – siap keluar. Betapa terkejutnya, semua jemaah berlarian berebut
maju kedepan dan askar membentangkan kain tebal/terpal untuk membatasi
supaya jemaah tidak bisa maju ke depan. Penulis bingung bagaimana akan
keluar karena jalan untuk keluarnya tertutup, setelah dengan susah payah
akhirnya dapat keluar dari pintu di sisi kanan depan. Setelah diluar masjid
baru menyadari ternyata. . . jemaah berebut untuk mendekati “Raudah”
Sedangkan penulis bersusah payah untuk keluar. Sekali lagi …… yaaaa
begitulah kalau kurang pengetahuan.

12. HAMPIR TERSESAT . . . .


Setelah keluar dari Masjid Nabawi, dengan jemaah lain dari Nur Indayu
penulis bingung berada pada posisi dimana? Untung penulis ingat, pintu

51
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

depan masjid ditandai dengan 7 kubah kecil di atasnya dan dekat toilet no
11. Jadi bila berjalan kita harus mengingat tanda – tanda yang dapat
dijadikan sebagai patokan supaya tidak tersesat, Insyaallah………

13. SUPAYA TIDAK BERDESAKAN DI PINTU KELUAR


MASJID
Setelah selesai sholat fardu di Masjid Nabawi atau Masjidil Haram, supaya
tidak berdesak – desakan pada waktu keluar masjid, maka gunakanlah waktu
setelah selesai sholat untuk berdo’a atau sholat sunnat atau membaca Al-
Quran. Setelah lebih kurang 10 menit setelah sholat fardhu biasanya pintu
keluar masjid akan terasa lengang, juga perlu diperhatikan pintu utama atau
yang ditengah biasanya paling sering digunakan untuk keluar masuk.

14. SHOLAT DILANTAI ATAS (1)


Walaupun Masjid Nabawi sangat besar dan luas, kadang – kadang jumlah
jemaah tidak dapat tertampung semuanya, untuk itu penulis pernah sholat di
lantai atas atau lantai 2(dua), apabila siang hari sangat panas akan tetapi
kalau malam cukup nyaman karena dingin dan diterangi oleh lampu yang
sangat terang benderang.
Untuk kelantai 2, dapat menggunakan tangga biasa di dekat pintu
utama/depan tapi ….. sangat tinggi dan cukup melelahkan atau juga
menggunakan escalator dari samping depan masjid.

15. SHOLAT DI LANTAI ATAS (2)


Masjidil Haram terdiri atas 4 (empat) lantai, basement dibawah tanah,
lantai 1, lantai 2 dan lantai 3. Apabila ingin merasakan suasana yang berbeda
kita bisa mencoba sholat disetiap lantai. Pada saat penulis menunaikan
ibadah haji basement terasa sangat pengap dan panas karena waktu itu
sedang jum’atan jemaahnya sangat padat. Pada lantai dua suasananya dingin
dan sejuk dan tidak terlalu padat, sedangkan di lantai tiga kalau siang hari
terasa sangat panas karena langsung beratapkan langit. Untuk naik ke lantai
dua dan tiga terdapat tangga maupun escalator. Tapi perlu diperhatikan
sehabis sholat fardhu jemaah akan berdesakan di tangga maupun escalator.

16. SHOLAT TERPISAH LAKI – LAKI DAN PEREMPUAN (1)


Pada Masjid Nabawi Madinah, tempat sholat bagi jemaah perempuan
terletak di sisi kiri – kanan belakang dari masjid atau bila sudah tidak

52
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

tertampung lagi sebagian jemaah sholat di halaman masjid pada sisi yang
sama. Biasanya jemaah di Masjid Nabawi lebih teratur dan askar pun siap
mengaturnya setiap saat.

17. SHOLAT TERPISAH LAKI – LAKI DAN PEREMPUAN (2)


Pada Masjidil Haram, tempat sholat bagi perempuan terletak di lantai 1
dengan dibatasi pagar dari rak tempat menaruh al-quran. Walaupun telah
dilarang oleh askar atau petugas tetapi masih banyak jemaah yang sholatnya
berdampingan terutama suami istri, hal ini mungkin karena takut terpisah.
Terutama pada lantai 2 dan 3 yang penjagaannya tidak terlalu ketat. Para
askar ini selalu berteriak “Haram – haram” sambil mengusiri jemaah untuk
kembali pada tempat yang telah disediakan.

18. JEMAAH PEREMPUAN DI HALAMAN


Selama di Mekkah, sholat fardhu tidak harus selalu dilakukan di Masjidil
Haram. Penulis sering berpindah – pindah masjid disekitar Maktab yang
terdapat cukup banyak masjid untuk menjalankan sholat fardhu, hal ini
memang menjadi kebiasaan penulis untuk sholat pada masjid yang berbeda –
beda terutama bila dalam perjalanan. Hal ini pernah pula penulis lakukan
ketika penulis tinggal menetap di Bangkok Thailand selama 1 tahun beberapa
tahun lalu. Yang membedakan dengan di tanah air, menurut pengamatan
penulis semua masjid di Mekkah tidak meyiapkan tempat khusus bagi jemaah
perempuan, kebanyakan mereka sholat dihalaman yang …… terkadang cukup
panas menyengat.

19. ‫ ﻤﺣﻣﺪ‬DAN ‫ﷲ‬


Di dalam masjid, sambil menunggu dan menghilangkan kelalahan kita sering
menyapukan pandangan kesegala penjuru sambil mengagumi kemegahannya,
terlihat perbedaan antara masjid di Arab dan d Indonesia. Masjid – masjid
di sana hanya memasang nama ‫ ﷲ‬dan tidak memajang nama ‫ﻤﺣﻣﺪ‬

20. TIDAK BOLEH MEMBAWA MASUK KAMERA


Peraturan yang sangat ketat diterapkan oleh Pemerintah Arab Saudi untuk
tidak memotret didalam masjid, baik Masjid Nabawi ataupun Masjidil
Haram. Tas bawaan kita akan diperiksa, bila dia masih curiga tidak segan –
segan untuk membongkar seluruh isi tas kita. Pemeriksaan terasa lebih
ketat pada jemaah perempuan oleh askar perempuan pula. Saking takutnya

53
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

membawa kamera. . . . . . . ada jemaah sampai – sampai ketika berangkat


tidak membawa kamera sama sekali, sehingga waktu ziarah akhirnya hanya
bengoong . . . . . menunggu kebaikan hati jemaah lain atau membayar mahal
untuk tukang foto amatir.

21. AWAS PENIPUAN, DI TEMPAT ZIARAH


Ditempat – tempat ziarah yang banyak dikunjungi para jemaah, ada
beberapa orang yang mencoba mengail di air keruh . . . . dengan menawarkan
kamera, tapi hati – hati jangan sampai tertipu dengan membeli barang jelek
dengan harga yang mahal . . . . .

22. INDONESIA, BAGUUUS!


Ketika pulang dari masjid, melewati pertokoan tiba – tiba kita dikejutkan
oleh teriakan: “Indonesia baguuus – Indonesia baguuus!” Ternyata itu salah
satu cara menarik jemaah Indonesia untuk berbelanja. Tapi . . . . apabila kita
mengacuhkan saja maka jangan kaget kalau kita akan mendengar teriakan :
Peliiit – peliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit!

23. BAHASA INDONESIA DI ARAB


Ketika akan berangkat penulis sempat agak cemas bagaimana nanti
berkomunikasi dengan orang di Arab, maklum … karena bahasa arab yang
dikuasai hanya Anna dan Ente. Ternyata kecemasan ini tidak beralasan . . .
karena semua penjaga toko pasih berbahasa Indonesia, walaupun mereka
berasal dari India ataupun Pakistan.

24. SITI ROHMAH


Selama di arab kita akan di panggil Haj untuk jemaah laki – laki dan hajah
untuk jemaah perempuan atau……. Siti Rohmah!

25. TERJEBAK DILAUTAN MANUSIA SEHABIS SHOLAT


JUM’AT
Ini kali pertama penulis sholat jum’at di Masjidil Haram, sebagaimana
kebiasaan di Indonesia setelah berdoa sebentar langsung keluar masjid
karena perut sudah tidak bisa diajak kompromi lagi minta segera diisi. Akan
tetapi. . . . MasyaAllah lautan manusia sangat padat. Yang menjadikan
masalah pergerakan manusia tidak beraturan, yang dari kanan akan bergerak

54
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

kekiri, yang dari kiri akan bergerak kekanan, yang dari depan akan kearah
belakang dan yang dari arah belakang masjid akan bergerak ke depan.
Akhirnya di bawah terik matahari hanya dapat terdiam mematung sambil
berdo’a yang tidak henti – hentinya untuk dibukakan jalan. “Subhaa na
Allah”, “Lailaha Illallah”.

26. ULAR NAGA PANJANGNYA. . . .


Tiba – tiba penulis melihat rombongan orang Turki yang bergerak sambil
berpegangan pundak seperti permainan ular naga…….Plok.. penulis meletakkan
tangan di pundak orang yang paling belakang, dia tidak marah malah dengan
senyum ramah menyilahkan, banyak jemaah yang mengikuti jejak yang sama,
sambil bergerak meliuk – liuk dengan gembira akhirnya . . . . . . . . . . .

27. QUR’AN ADA DIMANA – MANA


Untuk katam Al-Quran selama menjalankan ibadah haji kita tidak usah repot
– repot membawanya dari tanah air, seluruh masjid di Arab menyediakan Al-
Quran yang cukup jumlahnya ada yang ukuran kecil maupun besar dengan
cetakan yang sangat bagus. Malah banyak jemaah yang sengaja membeli
Al_Quran di arab untuk oleh – oleh.

28. CERAMAH BAHASA INDONESIA DI MEKKAH


Selesai sholat fardhu disuatu masjid di Mekkah, penulis sempat terkejut
mendengar pengumuman yang disampaikan dalam . . . . . . bahasa Indonesia.
Ternyata salah satu bentuk pelayanan dari Pemerintah Arab Saudi yaitu
memberikan ceramah sehabis sholat fardhu yang diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia. Isi ceramah umumnya mengajak jemaah untuk bertaqwa
dan menjalankan ibadah haji dengan benar.

29. DIAJAR MENGAJI


Suatu hari sehabis fardhu asar dimasjid sekitar maktab di Mekkah,
beberapa jemaah Indonesia dan Negara lain dikumpulkan dalam kelompok -
kelompok kecil termasuk juga penulis untuk diajar mengaji ayat – ayat
pendek dimulai dari Alfatihah. Kegiatan ini selesai menjelang magrib . . . . . .
ternyata banyak jemaah haji yang tidak dapat membaca Al-Quran dengan
lancaaar. Kegiatan ini diumumkan ini di masjid – masjid dalam dalam bentuk
poster dengan beberapa macam bahasa.

55
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

30. MANUSIA TIDAK ADA ARTINYA DIBANDINGKAN


JAGAT RAYA INI
Apabila kita berdiri dari lantai 2 atau lantai 3 masjidil Haram melihat orang
yang sedang tawaf. . . . MasyaAllah seperti melihat sekumpulan kuman di
dalam setetes air yang dilihat dibawah mikroskop.

31. WAKTU TERBAIK UNTUK TAWAF.


Mendekati waktu fardhu sekeliling Ka’bah akan penuh dengan jemaah yang
akan mendirikan sholat, maka ruang untuk melakukan tawafpun menjadi
sempit. Untuk itu usahakan tawaf jangan mendekati waktu fardhu dan
supaya tidak kepanasan tawaf enak dilakukan pada malam hari atau
menjelang fajar.

32. SODOQOWALLAH … ATAU SODAQOH.


Suatu sore menjelang magrib ketika sedang asyik membaca Al-quran, tiba –
tiba dikejutkan oleh seorang jemaah yang mengucapkan . . . menurut
pendengaran penulis “Sodoqowallah . “ , penulis sambil menoleh dengan
heran memandang jemaah tersebut, kelihatannya jemaah dari India atau
Pakistan dengan pakaian cukup bersih. Kok sedang mengaji tiba – tiba
disuruh berhenti. Karena penulis masih bingung, sekali lagi dia mengucapkan
kata tersebut, akhirnya . . . . setelah dia mengucapkan kata tersebut
dengan disertai gerakan menyatukan jari jempol dengan telunjuk diikuti kata
“fiisabilillah” baru penulis sadar maksudnya yaitu minta sodaqoh.

33. SALAH MEMBERIKAN UANG.


Karena banyaknya jemaah yang minta sodaqoh, jangan lupa kita menyiapkan
uang pecahan 1 atau 5 RS. Suatu sore ada jemaah yang minta sodaqoh,
dengan yakinnya penulis merogoh kantong baju kemudian menyerahkan . . . .
dia menerima uang tersebut dengan tersenyuuuum lebar, ternyata yang
diberikan adalah 10 RS . . . .mau ditarik kembali kok malu rasanya.

34. HATI – HATI DENGAN PEMINTA – MINTA


Di halaman masjid Nabawi, Masjidil Haram dan tempat keramaian yang lain
banyak ditemui peminta – minta, baik yang cacat maupun yang normal,
kebanyakan orang – orang negro. Kita harus hati – hati, apabila mereka

56
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

melihat kita mengeluarkan uang maka mereka akan mengerubuti kita dari
segala penjuru dan salah – salah barang – barang kitapun akan dirampasnya,
hal ini pernah penulis alami sendiri di halaman Masjidil Haram walaupun
mereka tidak sampai merampas barang bawaan penulis.

35. SI DOEL ANAK MADINAH


Si Doel Anak Betawi . . . . pasti kita semua mengenalnya, di Medinah ada
Restoran dengan nama “Si Doel Anak Medinah” tapi tunggu dulu . . . . . . . .
belum tentu restoran ini milik si Doel, kerena kebanyakan restoran yang
menjual makanan Indonesia menamakan dirinya “Restoran Si Doel” dengan
pelayan dari Indonesia atau fasih berbahasa Indonesia. Doel - doel,
alangkah terkenalnya namamu samapaiiiiiiiii ke Arab.

36. MAKANAN (1).


Jatah makan hanya diberikan ketika kita tinggal di Medinah, selama wukuf
di Arafah dan saat melontar di Mina. Selama di Medinah dibagikan makanan
sebanyak 2 x sehari pada pukul 09.00 WAS dan 15.00 WAS, dengan menu
nasi, lauk ikan/ayam/daging, buah (umumnya jeruk) serta 1 botol aqua.
Sedangkan selama di Arafah dan Mina jatah makanan sebanyak 3 x sehari
masih ditambah dengan teh, kopi dan susu tapi harus mengambil sendiri dan
antri pada pagi dan sore hari.

37. MASAK SENDIRI ATAU BELI DI WARUNG/RESTORAN


(1)
Bagi yang doyan makan, jatah makan di Medinah akan terasa sangaaat
kurang tapi jangan kawatir. Tiap Maktab menyiapkan fasiltas dapur
terkadang ada yang sudah dengan kompornya. Tapi karena kita harus
mengejar “arbain” maka terkadang tidak ada waktu untuk masak, akan
tetapiii….. banyak penjaja makanan baik yang kelas restoran ataupun kaki
lima, jadi yaaaa tergantung kantong dan fulus masing – masing.

38. MASAK SENDIRI ATAU BELI DI WARUNG/RESTORAN


(2)
Lain dengan di Mina, di Mekkah tidak dibagikan jatah makanan, jadi kita
harus menyiapkan makanan sendiri, bagi yang malas memasak dapat membeli
di restoran – restoran yang ada maupun penjaja kaki lima yang menjamur.
Tiap Maktab juga menyiapkan fasilitas dapur bagi yang punya hobi dan waktu
memasak. Segala perlengkapan dan kebutuhan masak banyak tersedia

57
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

jadiiii . . . . jangan kawatir tidak bisa makan. Beras, sayur mayur, indomie,
telur, kecap, sambal dll melimpah.

39. IBU ITU BILANG” TENDANYA SEPERTI INI!”


Ketika di Mina, Pak Yunani meminta tolong kepada penulis untuk
mengantarkan seorang ibu yang tidak bisa kembali ke tendanya. Beliau
berasal dari Riau, ketika ditanya ternyata sehabis dari kamar mandi dan…….
tidak tahu arah kembali ke tenda. Untung, maklum orang Indonesia selalu
saja untung ibu itu memakai gelang kloter yang dibagikan di embarkasi
masing – masing. Sehingga mudah dilancak asalnya. Maklum beliau tidak bisa
bahasa Indonesia dan kalau ditanya selalu berkata “ Tendanya seperti ini”
dan “di depan tenda ada tempat sampahnya” yang jadi masalah semua tenda
bentuknya memang seperti itu!

40. TIBA –TIBA MEREKA MENCIUMI TANGAN . . .


Suatu siang penulis sedang berjalan sendirian di Mina, terlihat ada 3 orang
yang sedang kebingungan, ketika di dekati ternyata mereka kebingungan
karena tersesat tidak dapat pulang ketendanya, yaitu maktab 67. Mereka
membawa peta akan tetapi walaupun sudah dijelaskan mereka masih tetap
bingung dan berkata : “Tolonglah antar kami pak!, kami telah keliling dari
tadi pagi” Setelah mereka penulis antar dan tunjukkan tempatnya yang
jaraknya hanya ditempuh kurang lebih 10 menit, tiba – tiba mereka
mengekpresikan rasa terima kasihnya dengan menciumi tangan penulis . . . .
padahal mereka sudah cukup tua.

41. KUNJUNGAN DUBES INDONESIA UNTUK ARAB SAUDI


DI ARAFAH
Suatu pagi ketika penulis sedang jalan – jalan mencari angin dan untuk
melihat suasana perkemahan di Arafah, bertemu dengan rombongan orang
Indonesia memakai pakaian “Ihrom’ bertanya dengan penjaga maktab
menggunakan bahasa Arab yang fasih. Ternyata mereka adalah rombongan
Duta Besar Indonesia untuk kerajaan Arab Saudi yang sedang melihat
kelengkapan fasilitas yang disediakan untuk para jemaah indonesia.

42. HATI – HATI MENGGUNAKAN KAMAR MANDI


Kamar mandi dan toilet di Arafah dan Mina berupa bilik – bilik kecil dan
lantainya terbuat dari fiber glaas yang kadang bergerak pada waktu
diinjak . . . . . jadi ketika kita sedang menggunakannya sepertinya lantainya

58
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

mau . . . . . jebooool. Isunya ketika ada 2 orang jemaah yang masuk ke kamar
mandi secara bersamaan lantainya tidak kuat menahan beban sehingga
terperosok ke bawah.

43. NYAMAN MENGGUNAKAN KAMAR MANDI (1)


Toilet dan tempat wudhu di Masjid Nabawi Medinah sangat banyak, luas dan
nyaman tetapi cukup jaauuuuuh kalau harus sering bolak – balik ambil air
wudhu atau buang air. Toilet ini terpisah jauh antara untuk laki – laki dan
perempuan, letaknya dibawah tanah sampai 3 lantai dan berdampingan
nyambung dengan tempat parkiran, jadi hati – hati untuk jemaah perempuan
jangan lupa mengajak kawan. Toilet ini akan ramai sekali sehabis sholat
fardhu untuk itu apabila ingin terasa lapang dan nyaman tunggu beberapa
saat setelah sholat fardhu biasanya jumlah jemaahnya sudah berkurang.

44. NYAMAN MENGGUNAKAN KAMAR MANDI (2)


Jumlah jemaah sangat tidak sebanding dengan fasilitas kamar mandi / WC
baik di Arafah maupun di Mina. Selalu terlihat antrian yang panjaaaang
sehingga kita harus sabar dan dapat mengatur waktu dengan baik. Untuk
menggunakan kamar mandi/WC dengan nyaman gunakan pada waktu tengah
malam atau pada waktu jemaah lain sedang . . . . . tidur. Atau sehabis sholat
subuh pada waktu jemaah lain sedang asyik mengambil jatah makan pagi.

45. NYAMAN MENGGUNAKAN KAMAR MANDI (3)


Toilet di dalam pesawat sangat terbatas dan sangat sempit, apabila kita
ragu tentang bagaimana menggunakannya dapat bertanya dengan
pramugarinya. Toilet di pesawat tidak disiapkan untuk penggunaan air yang
banyak, air sangat terbatas sehingga lebih ditekankan pada penggunaan
kertas tissue.

46. NYAMAN MENGGUNAKAN KAMAR MANDI (4)


Toilet di Masjidil Haram tidak sebersih dan seluas serta senyaman di
Madinah, kita dapat menggunakan fasilitas toilet yang berada di hotel –
hotel di sekitar masjidil haram.

59
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

47. JANGAN MEMBAWA KEBIASAAN DI RUMAH


Pada waktu kita di Arafah dan di Mina tempat wudhu terpisah dengan kamar
mandi. Akan tetapi di tempat pemondokan / maktab baik di Medinah atau
Mekkah biasanya tempat wudhu menyatu dengan kamar mandi/WC,
Beberapa jemaah tanpa ada kesengajaan sering membawa kebiasaan waktu
di tanah air seperti mandi atau buang air besar di pagi hari pada saat
……………….jemaah lain akan mengambil air wudhu untuk menjalankan sholat
fardhu berjemaah atau ke masjid.

48. DENGAN LAGU MELULUHKAN HATI


Suatu pagi saya dan istri keluar maktab untuk sarapan pagi, ketika sampai di
depan pintu ada beberapa jemaah yang sedang guyon di depan pintu dan
secara tidak sengaja menginjak kaki penulis. Waktu itu pemulis hanya diam
sambil bersenandung lagu “Istiqfar” Astaqfirualllah ……… , sangat
mengejutkan reaksi orang di depan yang telah menginjak kaki penulis, dia
tiba –tiba berbalik untuk memohon ma’af dan sambil menciumi tangan
penulis.

49. KEBAIKAN TIDAK DIUKUR DENGAN NILAI UANGNYA.


Pagi itu penulis sedang sarapan, sambil menunggu makanan dihidangkan, ada
seorang jemaah yang sudah berumur atau kakek – kakek berbelanja sebesar
2 RS dan dia membayar dengan pecahan 50 RS, karena masih pagi restoran
tidak punya kembalian sedangkan jemaah tersebut harus terburu – buru
karena pagi itu rombongannya sudah harus bersiap untuk menuju ke Jeddah.
Penulis menawarkan untuk menukar uangnya dengan uang kecil yang sengaja
sehari sebelumnya penulis kumpulkan, reaksi terima kasihnya sungguh diluar
perkiraan kami, beliau tiba – tiba menciumi tangan penulis.

50. IT IS ENOUGH . . .
Siang sehabis sholat dhuhur di Masjidil Haram terasa sangat panas, ketika
melewati toko yang menjual es krim jadi kepingin untuk mecobanya apabila
terlihat banyak orang antri pasti . . . . enaaak rasanya. Harganya 2 Rs per
cup, ketika baru akan menikmati tiba – tiba ada yang mencolek dan cukup
mengagetkan . . . . ternyata jemaah yang minta sodaqoh. Ketika di berikan

60
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

uang 1 RS, dengan polosnya dia berkata . . . . “ it is enough sambil menunjuk


es krim yang ditangan, ternyata dia juga kepingin beli es krim.

51. MINTA SODAQOH DITENGAH JEMAAH SHOLAT JUMAT


Ketika sedang asyik duduk menunggu sholat jum’at, tiba – tiba dikejutkan
dengan suara ribut dari dua jemaah perempuan yang tiba – tiba berdiri
sambil menangis dengan suara yang cukup keras. Penulis tidak mengerti apa
dibicarakan, tetapi kelihatannya seluruh jemaah sudah tahu apa maksud
kedua jemaah tersebut malah ada jemaah yang berdiri ikut membantu
mengumpulkan uang dari jemaah lain.

52. ADUUUH . . . . . . .GELAPNYA


Untuk mengisi waktu pada saat di Arafah sampai menunggu waktu wukuf,
kita dianjurkan untuk banyak – banyak berzikir dan membaca ayat – ayat
suci Al-Quran pada surat – surat tertentu seperti yang diajarkan oleh
pembimbing waktu ikut manasik. Akan tetapi kenyataan yang penulis alami ,
aduuuuh . . . . . . gelapnya karena tendanya tidak memiliki lampu.

53. MENCARI TEMPAT UNTUK MEMBACA AL-QUR’AN


Akhirnya penulis keluar tenda untuk mencari penerangan, yaitu di dekat
pintu masuk maktab ada tempat untuk duduk – duduk di dalam kandang besi
dengan penerangan yang sangat terang.

54. MENCARI TEMPAT UNTUK BERSUJUD.


Setelah beberapa saat mangaji kembali ada kendala, ketika sampai pada
surat “Sajadah” kita harus sujud, akhirnyaaaaaa. . . . . masuk ke tenda yang
memang dikhususkan untuk sholat / musollah di masing – masing maktab.

55. KAMU HARUS SUJUD . . . . .


Suatu sore sehabis asar di Masjidil Haram penulis sedang melanjutkan
membaca Al-Quran dalam rangka niat untuk katam selama menunaikan
ibadah haji, ketika sedang membaca surat ke 84 / Al Insyiqoq pada ayat 21
ada tanda di al-quran seperti bentuk pintu/sejadah (۩), tiba – tiba jemaah
disebelah yang menurut perkiraan berasal dari India / Pakistan berkata
dengan bahasa yang tidak jelas tetapi penulis dapat menangkap maksudnya
yaitu : “ Kamu harus sujud, saya akan memegangkan Qurannya” dengan agak

61
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

sedikit bimbang penulis menyerahkan quran kepadanya dan terus bersujud,


ternyata . . . . . dia sudah memperhatikan/mengikuti sejak awal penulis
membaca al-quran.

56. SHOLAT TERPISAH LAKI – LAKI DAN PEREMPUAN (3)


Sore itu kami berkunjung ke orang tua Yulis/Nasruddin di Maktab 41
Misfalah, kami berjalan melalui “Misfalah Shopping Centre”. Rencananya
sehabis berkunjung kami akan sholat magrib di masjid – masjid disekitar
maktab tersebut, tetapi . . . . alangkah kagetnya kami karena yang sholat
ramai sekali sampai di jalan – jalan karena kami lupa . . . . hanya bawa 1
sejadah dan tidak ada tempat untuk perempuan, kami harus berlari – lari
pindah dari satu masjid ke masjid yang lain karena takut ketinggalan
berjamaah. Akhirnya kami putuskan sholat di halaman dan hanya istri penulis
sedangkan penulis sendiri berdiri disampingnya Ketika sedang asyik berdiri
menunggu ada seseorang memberikan buku secara gratis tentang “Syirik
dalam Ibadah”

57. SHOLAT TERPISAH LAKI – LAKI DAN PEREMPUAN (4)


Setelah selesai sholat berjamaah selesai, penulis akhirnya masuk ke masjid
dan mengukuti berjamaah dengan jemaah lain yang juga terlambat.
Sedangkan istri penulis menunggu di dekat pintu keluar, waktu keluar
setelah selesai sholat penulis mendapatkan dia ketakutan karena katanya
akan diganggu oleh orang arab yang menerut dia sangat menyeramkan,
jadi . . . hati – hati jemaah perempuan jangan terpisah sendirian.

58. IHROMNYA . . . . . .
Sehabis tawaf kita berjalan menuju ke bukit “Shofa” untuk memulai Sa’i,
tiba – tiba ada jemaah yang menujuk kearah kami sambil berkata yang kalau
diartikan kira – kira : “Memakai ihromnya jangan seperti itu, harus menutup
kedua pundak”, Memakai ihrom dengan di sampirkan dan memperlihatkan
pundak kanan jemaah laki – laki disunatkan hanya pada 3 putaran awal tawaf
saja.

59. HAMPIR KETINGGALAN


Di Bandar Udara ‘King Abdul Aziz’ Jeddah sambil menunggu waktu penulis
gunakan untuk jalan – jalan cuci mata, disini terdapat kios tempat jualan
makanan dan cindera mata. Tiba – tiba kami di panggil untuk segera antri

62
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

masuk ruang tunggu, setelah dengan terburu – buru dan napas terengah –
engah kita menyiapkan segala bawaan menuju tempat tunggu ternyataaaa . . .
. . . kami dibiarkan berdiri cukup lama di depan pintu ruang tunggu sedangkan
pemimpin kloter asyik melihat dari kejauhan sambil duduk – duduk santai.

60. HAL MUDAH DIBIKIN SUSAH


Kelihatannnya sudah menjadi kebiasaan bangsa Indonesia untuk menjadikan
hal mudah menjadi susah, contohnya untuk urusan antri masuk ruang tunggu
yang sebetulnya bisa diatur perkelompok dan jenis kelamin disini kita
dikondisikan untuk selalu berebutan dan tidak adanya kepastian jadwal,
padahal tempat duduk di pesawat sudah ada nomornya dan pesawatpun tidak
akan terbang kalau penumpangnya belum lenkap, sehingga kita tidak capek
menunggu dan berdiri yang sangat menguras energi.

61. OLEH – OLEH DARI PEMERINTAH ARAB SAUDI


Di Bandar Udara “King Abdul Aziz” Jeddah waktu akan pulang ketanah air
masing – masing jemaah mendapatkan oleh – oleh air zam – zam 5 liter di
dalam jerigen plastik, dan masing – masing 1 al-quran, penulis yang berangkat
bertiga jadi mendapatkan tambahan 3 buah jerigen, untung (masih untung)
di bandara ada jasa mengepak jeringen tersebut dalam plastik (walaupun
harus membayar) dan bisa disatukan jadi mudah membawanya juga perlu
disiapkan kantong atau tempat untuk menaruh al-quran tersebut dalam tas
tentengan sehingga memudahkan kita membawanya.

62. ADUH ….. TANGGANYA


Dan untuk memudahkan membawa bawaan penulis membeli trolley seharga
20 Rs seperti jemaah lainnya. 2 buah tas dan air zam – zam ditaruh di
trolley dan 1 tas yang lain di taruh di punggung dan tangan yang lain
menenteng 1 buah jerigen. Setelah tenaga habis untuk berdiri antri,
Kesulitan berikut adalah ketika melewati X- ray karena cukup sulit
mengangkat bawaan kita melewati mesin tersebut. Setelah kesulitan ini
berhasil kita lewati, memasuki pintu ke tangga pesawat masih diberi oleh –
oleh 1 buah Al – Quran yang cukup besar dan Masyaallah . . . . kita harus
melewati tangga biasa yang cukup tinggi, dengan sisa – sisa tenaga penulis
harus mengangkat trolley sendirian karena semua orang sibuk dengan
bawaannya masing – masing, setelah melewati 1 tahap tangga untung (lagi –
lagi untung) ada portir yang bisa kita minta tolong mengangkatkan bawaan,

63
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

dengan diberi upah yang memadai jadi . . . . jangan lupa menyiapkan uang
kecil RS (uang riyalnya jangan dihabiskan dahulu)

63. OTAK BISNIS


Sambil menunggu antrian masuk ke ruang tunggu, ada petugas local yang bila
melihat jemaah menggunakan Hp akan meminta kartu telepon Arab Saudi,
“Dari pada mubazir” katanya, yaaaa dari pada tidak bisa dipakai lagi lebih
baik disedekahkan saja.

64. MAKANAN (2)


Di hotel dan depan hotel banyak orang jualan makanan indonesia jadi untuk
yang malas masak untuk masalah makanan tidak perlu kawatir, mau sate
(madura), bakso, sop kaki kambing, soto ayam, sayur asem, lodeh, pecel,
masakan padang semua tersedia tergantung dengan fulus masing – masing.

65. MAKANAN (3)


Pertama kali di Medinah kami melihat orang jual daging ayam atau sapi yang
dibakar dengan cara disusun tegak, apinya di samping dan dagingnya di
putar. Untuk memakannya, daging diiris tipis – tipis, dicampur kentang
goring, irisan tomat, seperti daun seledri di bungkus dengan kulit dari
gandum yang di bakar dengan saos tomat maupun sambel botol, ternyata
inilah yang disebut dengan . . . . . kebab.

66. MAKANAN (4)


Suatu malam sehabis sholat di Masjidil Haram ketika melewati pertokoan di
Tower Mekkah, kami dikejutkan teriakan “Bakwan – bakwan” ternyata ada
orang jual bakwan di arab, boleh juga untuk dicobaaa.

67. MAKANAN (5)


Bagi yang bosan dengan makanan yang itu – itu saja dapat membeli ayam
goreng seperti KFC, atau nasi beriyami seperti nasi minyak ataupun berger
atau roti begitu juga dengan aneka jus seperti mangga, jambu, strowberi
yang banyak dijual dengan harga 3 atau 5 Rs

68. MAKANAN (6)

64
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

Di Arab banyak juga toko – toko roti / bakery, akan tetapi kebanyakan
dijual roti – roti yang dikombinasikan dengan kurma atau “dante”

69. SEKALENG COCA COLA


Kalau di Indonesia harga 1 kaleng coca-cola lebih mahal dari aqua 600 ml
maka di Arab Saudi semua sama, baik untuk teh/kopi susu dalam cangkir
kertas kecil, aqua 600 ml ataupun coca – cola/fanta/sprite yaitu . . . . . .
cuma 1 RS.

70. FOTO, BAYAR 1 RIYAL


Suatu malam kami menikmati malam di jalan Ibrahim Al Kalil Misfalah, tiba –
tiba kami melihat anak – anak perempuan negro yang menjajakan sejenis
kacang perbungkus 1 RS, ketika diajak berfoto kelihatannya mereka sangat
antusias akan tetapi sesudahnya . . . . minta bayaran 1 Rs per orang.

71. MULANYA DILARANG . . . TAPI…


Suatu hari istri penulis ingin sekali mengabadikan suasana di depan Masjidil
Haram dalam bentuk foto. Dia ingin di foto di depan pintu masjid yang ada
penjaganya, mulanya penjaga itu melarang . . . . . , tetapi setelah di jelaskan
dengan bahasa tarzan bahwa kita akan berfoto bersamanya maka dengan
sigap dia langsung . . . . . . . . . . . . . . . bergaya, dasaaaaaaar.

72. ADUUH . . . . LIFTNYA (1)


Selama di Madinah dan Mekkah, penulis mendapat tempat penginapan yang
cukup besar yaitu sampai lantai 9, akan tetapi fasilitas liftnya sangat
terbatas yaitu hanya 2 – 3 buah dengan kapasitas yang sangat terbatas
sehingga diperlukan perjuangan untuk menggunakan lift tersebut.

73. ADUUH . . . . LIFTNYA (2)


Pada saat – saat sibuk yaitu diwaktu sehabis subuh atau setelah sholat isa’
perjuangan untuk keluar lift terasa lebih berat dibandingkan untuk masuk,
karena yang menunggu di depan lift menghalangi kita untuk keluar, semua
orang ingin cepat dan berpikir hanya dia yang paling sibuk sedangkan orang
lain . . . . . . . . . . . . . . . . . .Emangnya Gue Pikiriiiiin.

65
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

74. Hiiiii . . . . . . ANJINGNYA BESAR SEKALI


Suatu pagi selesai sholat subuh di masjid An-nur, Misfalah, Mekkah penulis
ingin jalan – jalan menikmati suasana pagi hari sehabis subuh. Melalui jalan di
belakang Misfalah Shopping Centre, dalam suasana yang masih agak gelap
tiba – tiba dikejutkan dengan melintasnya . . . . . seekor anjing yang
sangaaaat besar. Ternyata di Mekkah pun ada orang yang memelihara anjing.

75. ANTRI SARAPAN


Ketika sampai di depan suatu masjid, masih di Misfalah, penulis melihat
antrian yang panjaaang. Mosok mau sholat kok antrinya seperti ini, ternyata
mereka sedang antri dengan tertib untuk mendapatkan sarapan berupa
segelas susu dan 1 potong roti untuk sarapan. Dilokasi ini banyak ditemui
komunitas dari Tiongkok.

76. OTAK BISNIS (1)


Petugas penjemput jemaah di Bandara Udara Soekarno – Hatta Jakarta,
mempunyai kegiatan yang sangat menguntungkan yaitu mengisi waktu
senggangnya di atas bus jemputan dengan menjadi . . . . . . “money changer
amatiran” Bagi yang masih menyisakan uang Riyal dapat menukarkannya, yang
penting prinsipnya saling menguntungkan tapi walaupun iseng – iseng
omsetnya ternyata saaaaangat besar.

77. ADA NO. SEAT …. TAPI TIDAK ADA TEMPAT


DUDUKNYA.
Ketika dibagikan tiket kepulangan di Pondok Gede Jakarta, penulis sedikit
agak curiga karena mendapat nomor 25 C,D dan E, karena rasanya tempat
duduknya tidak sampai pada nomor tersebut. Dengan santainya kami naik
pesawat dan ternyataaa . . . memang tidak ada tempat duduknya, ada
beberapa penumpang umum yang mengalami kejadian hampir serupa yaitu no.
seatnya double. Kami minta tolong pramugari untuk mencarikan tempat
duduk, kita tidak perlu panik dan emosi karena penulis yakin bahwa . . .
mosok di pesawat ada penumpangnya yang berdiri . . . . . . . . . . . . . . . . .kayak
naik bis kota saja.

78. LAUNDRY

66
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

Biasanya maktab di Medinah dan Mekkah telah menyediakan fasilitas


mencuci dan menjemur pakaian, bagi yang tidak sempat atau malas mencuci
dapat memfaatkan jasa laundry. Tapi . . . . yang harus diingat bila
menggunakan jasa laundry jangan lupa untuk memberi tanda atau menamai
pakaian kita, maklum aja semua pakaian warna dan bentuknya hampir sama.

79. TEMPAT DUDUK BERJAUHAN


Pengaturan tempat duduk juga sering menimbulkan masalah, karena tempat
duduk 1 keluarga kadang – kadang berjauhan, sekali lagi jangan emosi dan
panik minta tolong saja pada penumpang lain untuk bertukaran tempat duduk
. . . kan beres.

80. SODAQOH PEMERINTAH SAUDI


Pagi hari sehabis sholat subuh di Masjidil Haram Mekkah, dihalaman samping
“Tower Mekkah” terdapat antrian yang panjaaaang sekali dalam 2 jalur laki –
laki dan perempuan. Ternyata di ujung antrian terdapat mobil box yang
sangat besar dan para petugas sedang membagikan paket makanan dalam
kotak kepada jemaah, beginilah sedekah Pemerintah Arab Saudi untuk para
jemaah dan hal ini sering dilakukan.

81. SODAQOH PERORANGAN


Suatu malam sehabis sholat isa’ , ketika kami akan pulang ke hotel tiba –
tiba dikejutkan dengan teriakan orang dari atas mabil. Ternyata ada orang
yang sedang membagikan paket makan malam untuk para jemaah haji, ini
salah satu bentuk sodaqoh masyarakat arab, juga ada yang membagikan
kurma atau buah – buahan di masjid – masjid.

82. TAHIYATUL AWAL, KOK IMAMNYA SALAM ?


Ketika di Mina, penulis ingin mencari pengalaman dengan sholat dhuhur di
masjid, masjidnya penuh sesak dengan orang yang akan menunaikan sholat
maupun jemaah yang menginap. Ketika tiba waktu dhuhur, imam sudah siap di
depan, dengan yakin penulis langsung berdiri menjadi makmum dengan
berniat sholat dhuhur 4 rokaat (penulis waktu itu tidak terlalau
mendengakan niat dari imamnya), jadi . . . . ketika kita tahiyatul awal imam
langsung salam. Ternyata kita semua dianggap musafir yang boleh
memendekan sholat.

67
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

83. SANDAL
Untuk persiapan perjalanan haji ini segala kebutuhan sehari – hari kita bawa
dari Indonesia. Ketika belanja di Mall, penulis sempat bertanya – tanya
dalam hati kok semuanya harus kita bawa dari Indonesia, “Apakah Bangsa
Arab masih begitu primitifnya sehingga segala sesuatu harus disiapkan dari
Indonesia” Ternyata segala keperluan hidup sehari – hari tersedia semua
termasuk . . . . . sandal jepit, jadi yang primitive siapa ? kita atau orang
arabnya?

84. SUDAH SEPERTI ORANG ARAB


Ketika sedang belanja di “Sofitel Hotel” penulis dan istri memakai pakaian
seperti orang Arab, dan membiarkan jenggot tumbuh agak panjang. Penjaga
toko menyambut dengan ramah sambil mengusap jenggot dan bercanda dia
berkata : “ Sudah persis orang Arab, seharusnya 1 Siti Rohmah di Arab dan
1 lagi Siti Rohmah di Indonesia”.

85. SELAMAT BERJALAN ATAU …. SELAMAT DATANG


Ketika kami sampai di Mekkah dari Medinah dengan menggunakan bis,
sebelum turun, di depan hotel ada petugas yang membagikan kartu pengenal
yang berisikan nomor maktab beserta keterangan lainnya sambil berkata : “
Selamat berjalan – selamat berjalan”. Kami agak sedikit bingung dan agak
protes, petugas ini mungkin salah mengucapkan sambutan, barusan datang
kok menyambutnya tidak dengan ucapan : “Selamat Datang”. Ternyata . . . . .
maksudnya kartu yang dibagikan itu untuk keselamatan kita selama berjalan
– jalan supaya tidak tersesat.

86. TERSESAT JAUUUUH SEKALI.


Ketika penulis sedang main – main ke ‘Daker 10’ dimisfalah untuk melihat
peta petunjuk lokasi, ada jemaah yang sudah cukup tua sehabis tawaf
tersesat tidak bisa pulang ke hotelnya. Beliau adalah jemaah haji plus, jadi
kami bingung kok sampai tersesat jauuuh sekali karena jemaah haji plus
biasanya maktabnya dekat dengan masjid. Setelah agak lama bingung dia
kemudian menunjukkan kartu nama hotel, ternyata . . . dia menginap dihotel
Sofitel disebelah Masjidil Haram malah ada jalan khusus yang menyambung

68
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

dari hotel ke masjid. Itulah untungnya membawa kartu pengenal; Nama


Hotel, Nomor Maktab dan Gelang Kloter, supaya mudah dilacak.

87. UNTUK APA MEMBAWA KURSI LIPAT?


Ketika kita pergi ke Masjid Nabawi ataupun Masjidil Haram, penulis melihat
pemandangan beberapa jemaah membawa kursi lipat. Penulis pertama kali
heran untuk apa kursi lipat tersebut? ternyata . . . . digunakan untuk sholat
sambil duduk, hal ini banyak digunakan oleh jemaah dari Turki yang
mempunyai ukuran tubuh sangaaaaat besar, sehingga akan kesulitan
melakukan gerakan sholat.

88. FOOD COURT


Bagi yang mempunyai hobi mencicipi macam – macam makanan, dapat
mencoba di food court di lantai 2 “Tower Mekkah atau Hilton Hotel” di sini
tersedia makanan ‘Amerika atau Fried Chicken atau burger’, atau ‘Nasi
Beriyami’ yang tajam rasa bumbunya atau ‘Chinese food’ yang segar, sambil
menikmati pemandangan Masjidil Haram.

89. MAKANAN (7)


Hari pertama di Medinah, ketika pulang sholat subuh perut terasa lapar dan
penulis berpikir bagaimana caranya mencari sarapan? Tidak perlu menunggu
begitu lama tiba – tiba di depan kita ada seseorang yang berteriak sambil
memegang karton bertuliskan “Rumah Makan Indonesia”.

90. DICIUMI ASKAR PEREMPUAN.


Setiap akan masuk ke dalam Masjid, baik Masjid Nabawi maupun Masjidil
Haram askar akan memeriksa tas bawaan kita, untuk menghindari jangan
sampai kamera di bawa masuk ke dalam masjid. Pada jemaah perempuan,
apabila kita menunjukkan sikap yang baik dan tidak menunjukkan penolakan
selama di periksa bawaanya, maka tidak sungkan – sungkan askar tersebut
akan . . . . menciumi kita.

91. HAJI LESTY – HAJI LESTY . . . .


Suatu siang penulis berjalan sendirian di ‘pasar seng’ dibelakang Masjidil
Haram. Tiba – tiba penjaga toko dengan ramahnya menyapa : “Haji Lesty –
haji lesty”. Mula – mula penulis terkejut dan heran, tapi akhirnya baru
maklum . . . . . . . . . . . . ternyata penulis memakai tas cangking milik istri
yang ada tulisan namanya “Lesty Nurainy”

69
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

92. SAKIT KARENA . . . JELOUS.


Ketika kami sedang ziarah di Madinah atau tepatnya dibelakang Masjid
Nabawi, ada seorang ibu yang sudah tua terpisah dari rombongannya, beliau
berasal dari Semarang dan hanya bisa berkomunikasi dalam bahasa Jawa.
Kemudian kami bawa ke maktab, karena sudah tua jadi beliau penulis
gandeng dan ternyata akibatnya . . . . . “Oma” sakit ketika ditanya dokter
kloter : “Kenapa Omak kok sakit?” Jawabnya beliau sakit hati melihat
mantunya menggandeng dan memperhatikan orang lain. Yaaaa begitulah
orang tua.

93. MASYAALLAH . . . AIRNYA MELIMPAH


Perkemahan jemaah di Mina yang terletak di gurun yang kering dan
dikelilingi oleh pegunungan batu yang gersang tapi MasyaAllah . . . . dengan
dana dan teknologi air bersih tersedia berlimpah untuk memenuhi jutaan
jemaah.

94. CARA BERHEMAT PEMAKAIAN AIR.


Ada cara yang digunakan oleh pemerintah arab untuk menghemat
penggunaan air bersih secara efektif dan efisien. Bilik kamar mandi/wc
dilengkapi dengan shower untuk mandi dan kran yang dihubungkan dengan
selang sepanjang lebih kurang 75 cm untuk mensucikan hadast besar maupun
kecil, sehingga air yang digunakan tidak terbuang percuma dan dipakai
secukupnya saja.

95. AIR ZAMZAM ATAU . . . AIR PAM.


Di perkemahan baik di Arafah maupun di Mina disiapkan tempat – tempat air
minum yang dingin, informasi awalnya air tersebut adalah air zamzam, akan
tetapi pada saat akan pulang penulis melihat dengan mata kepala sendiri
ternyata . . . . . . . . . . . . . . . . . . .tempat minum tersebut hanya diisi dengan
air PAM dan diberi es batu.

96. KALAU INI AIR PANAS.


Bagi yang hobi ngopi atau makan mie instans, selama di perkemahan baik di
Arafah maupun di Mina tidak perlu kawatir, karena di masing – masing

70
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

maktab disiapkan kran air panas juga dibagikan bubuk kopi, teh celup, susu
dan gula beserta dengan “POP MIE” nya.

97. SHOLAT JENAZAH


Pada saat kita sholat di Masjidil Haram dan atau Masjid Nabawi, maka
sehabis sholat fardu akan diteriakan ajakan untuk mensholatkan jenazah.
Dan hampir seluruh jemaah menjadi makmum sholat jenazah ini, setelah itu
baru dilanjutkan dengan sholat sunat ataupun berdo’a.

98. ADUH HIJAUNYA


Jangan di bayangkan padang Arafah adalah padang pasir yang tandus,
sekarang dengan program penghijauan yang digalakkan oleh pemerintah
Arab Saudi, maka padang Arafah . . . . . sudah menjadi tempat yang hijau
dan teduh.

99. ADUH HIJAUNYA(2)


Begitu pula dengan jalan – jalan di Mekkah dan Mina, pada persimpangan
dipenuhi oleh taman – taman yang hijau dan pohon pelindung sepanjang jalan
dengan sistem penyiraman menggunakan kran air.

100. NENEK ITU . . . .


Tengah malam selesai tawaf kami kembali tawaf untuk mengantar
rombongan jemaah yang telah cukup renta, salah satunya mertua dari
penulis sendiri. Setelah selesai tawaf dan sai’ kira – kira pukul 03.00 waktu
setempat kami diajak Pak Yunani untuk makan malam di restoran Indonesia,
Untuk mencapai restoran tersebut kita harus melewati tangga yang cukup
tinggi . . . . tiba-tiba seorang nenek yang berada di depan penulis napasnya
terengah - engah. Kami semua cemas, kami suruh dia stop kemudian menarik
napas dalam – dalam dan berdo’a. ternyata nenek tersebut menderita sakit
asma . . . . untung selamat.

101. BERCERMIN DULU …..AH


Suatu hari ketika kami naik lift, ada seorang kakek yang tidak mau keluar
ketika lift telah sampai pada lantai yang dituju, ternyata …… beliau asyik
bercermin. Bukankah diding lift kebanyakan dilapisi cermin supaya kelihatan
luas.

71
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

102. ANAKKU KEMBAR


Suatu malam penulis dan istri duduk – duduk santai di lobby hotel sambil
melihat aktifitas jemaah di malam hari. Saat itu di depan kami duduk
seorang ibu muda sedang memangku anaknya yang masih berumur ± 2 tahun
setelah kami mengobrol cukup lama, tiba – tiba dia berkata : “Anak saya
kembar, yang satu diasuh oleh istri tua Bapak”.
Dalam hati kami berkata : “ Kamu beruntung, dapat suami yang telah beristri
dan istri tuanya mau menerima malah ikut mengasuhkan anak”

103. . . . . . . . SAMPAI KERIIIING


Walaupun sudah janjian untuk bertemu disuatu tempat, tapi keadaan
darurat dapat terjadi kapan saja. Suatu malam sehabis sholat isa’ di masjid
Nabawi, seperti biasa penulis keluar untuk menunggu istri sebelum pulang ke
hotel, tapi sampai malam dan jemaah sudah sepi yang di tunggu tidak datang
– datang. Untung banyak juga bapak – bapak yang menunggu pasangannya
masing – masing. . . . . . . . . sampai kering dan dingin deh, akhirnya penulis
putuskan pulang ke hotel . . . . . ternyata . . . . . yang ditunggu sudah pulas
tidur.

104. MOBILE PHONE YANG SANGAT BERMANFAAT


Ternyata yang ditunggu ganti reute karena ada keadaan darurat, sehingga
keberadaan mobile phone atau HP sangat bermanfaat untuk berkomunikasi
walaupun dengan cara SMS-an. Untuk menghemat biaya bisa menggunakan
kartu telepon prabayar Arab Saudi. Beli kartu pada saat datang, pulsa dapat
dipakai sampai menjelang kepulangan ke Indonesia, dengan catatan
penggunaannya dengan cara yang hemat.

105. BAGAIMANA MENGINGAT JUMLAH HITUNGAN


TAWAF ?
Kita melakukan tawaf sebanyak 7 kali putaran, untuk mengingat jumlah
putaran banyak cara yang dilakukan para jemaah. Ada yang menggunakan
karet gelang, dengan jari dll, akan tetapi yang mudah adalah dengan
menggunakan buku gantung yang diberikan Departemen Agama, begitu star
dari tanda lampu hijau, baca bacaan untuk putaran pertama, bacaan dapat
diulang – ulang sampai satu putaran, pada putaran kedua baca bacaan untuk
putaran kedua demikian seterusnya sampai selesai, begitu pula dengan sai.

106. PENUH SESAK DISEKITAR MAKAM IBRAHIM

72
III. CERITA RINGAN PERJALANAN HAJI

Berjalan sambil membaca merupakan pekerjaan yang tidak mudah, kita dapat
menabrak atau ditabrak oleh jemaah lain. Untuk itu harus diingat, setelah
mulai berjalan dari tanda lampu hijau kerumunan jemaah akan sangat padat
sekali hal ini disebabkan karena kita melewati makom Ibrahim dan ditempat
ini beberapa jemaah stop untuk berkumpul disekitar makom, untuk melihat,
mengusap dan sholat di depannya. Saat melewati makom Ibrahim ini kita
harus ekstra hati – hati.

107. LAMPU HIJAU.


Tanda lampu hijau untuk memulai tawaf (star), lampu berada diseberang dari
dinding Ka’bah atau menempel di dinding Masjdil Haram. Sedangkan di
tempat sai lampu hijua di atas kepala menandakan jemaah laki – laki
disunatkan untuk lari – lari kecil.

108. TANDANYA KOK BANYAK


Pertama kali sholat di Masjid Nabawi Madinah, penulis dan istri janjian
bertemu kembali didepan tanda tulisan tempat sholat perempuan ternyata . .
. . tandanya banyak sekali, kalau jadi janjian pasti membingungkan sekali.

109. NOKIA DIMANA – MANA


Ketika sedang berada di dalam masjid, dalam suasan yang tenang dan khusuk
kita sering mendengarkan panggilan telepon genggang dengan nada yang
sangat khas . . . . yaitu nada pembuka Hp Nokia, memang tidak hanya Coca
Cola tetapi Nokia juga ada dimana – mana.

110. OH.. BEGINI CARA ONTA DUDUK


Pada waktu di SMP dahulu, dalam suatu pelajaran sholat, penulis dijelaskan
tata cara akan sujud yaitu jangan seperti duduknya Onta. Waktu itu penulis
tidak dapat membayangkan bagaimana caranya Onta duduk, hal ini baru
penulis lihat ketika berada di Mina, saat banyak onta disewakan untuk
berfoto. Ternyata dia menekuk kaki depan terlebih dahulu, sehingga
penumpangnya seperti akan tersungkur ke depan. Jadi untuk sujud kita
harus mendahulukan menekuk kaki baru meletakkan tangan.

111. LEWAT PINTU YANG MANA?


Pertama kali masuk Masjidil Haram, kita akan bingung melalui pintu yang
mana ? Seluruh pintu akan menuju ke Ka’bah, akan tetapi karena bentuk
masjidil haram yang agak oval, maka pintu dari samping kiri dan kanan akan
lebih dekat mencapai Ka’bah. Pintu utama terletak diantara dua menara di
depan Hotel Tower Mekkah dan dengan jarak tempuh yang paling jauh.

73

Anda mungkin juga menyukai