Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN MINI RISET

SEJARAH MASJID KAPAL SEMARANG

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata kuliah: Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu: Nor Hadi. S.Pd.I , M.Pd.I

Disusun Oleh :

Erika Noviani Rasidi (1807026028)

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan berkat dan karunia-
Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Mini Riset Sejarah Peradaban
Islam ini. Adapun makalah ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya
dalam pembuatan makalah ini.

Namun, tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki makalah rekayasa ide ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Semarang, 11 November 2019

Penulis
LAPORAN KERANGKA RISET MINI

A. Latar Belakang

Semarang tidak hanya memiliki Masjid Agung yang terkenal. Tetapi jika berkunjung ke
Jalan Kyai Padak, Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Anda akan melihat masjid megah menyerupai
Kapal Nabi Nuh AS. Masjid ini dikenal dengan sebutan masjid kapal Bahtera Nabi Nuh. Masjid
yang dibangun pada 2015 ini sebenarnya bernama Masjid Safinatunnajah. Pengunjung yang
datang akan takjub dengan keindahan masjid kapal ini. Tidak hanya itu, suasana sekitar masjid
dikelilingi pemandangan sawah dan area hutan. Masjid ini, terdiri dari empat tingkatan dengan
panjang kurang lebih 50 meter dengan lebar 17 meter dan tinggi 14 meter dan berdiri dilahan
seluas 2.500 meter persegi. Bangunan pertama sebagai ruang pertemuan, bangunan kedua dan
ketiga sebagai tempat ibadah, serta bangunan keempat sebagai tempat wisata untuk melihat
pemandangan alam dari ketinggian.

Meski sudah berdiri kokoh, masjid ini hanya menjadi jujukan ngabuburit. Tidak ada
shalat tawarih, dan tadarus.Alasannya, Masjid Kapal sendiri terletak jauh dari perkampungan ada
di tengah hutan dan persawahan, juga sudah ada masjid besar di kampung sebagai pusat kegiatan
ibadah Ramadan. Bangunan masjid sendiri merupakan milik seorang Kyai bernama Kyai
Achmad. Tujuan pembangunan masjid sendiri, tidak hanya untuk tempat ibadah, melainkan
punya banyak fungsi seperti bahtera Nuh yang memiliki banyak fungsi ruangannya.bangunan
lainnya bisa dimanfaatkan oleh warga secara gratis seperti untuk pertemuan, hajatan, dan resepsi
pernikahan.

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Masjid Safinatun Najah berlokasi di Jl. Kyai Padak, Podorejo, Kec. Ngaliyan, Kota
Semarang, Jawa Tengah 50214. Sekitar 15 kilometer dari bandara A Yani. Dari bundaran
Kalibanteng ke arah barat melewati UIN Semarang menuju BSB belok ke kanan. Perjalanan ke
lokasi Masjid terbilang tidak terlalu sulit. Selain masuk ke dalam peta di aplikasi Google Maps,
masjid kapal juga dapat diakses melalui banyak jalur. Mayoritas jalur yang dilalui yaitu lewat
Jalan Prof Dr Hamka, kemudian menuju Jalan Gondoriyo, atau tepat sebelum Lapas
Kedungpane, Semarang. Dari jalan itu, Anda tinggal lurus mengikuti arah hingga nantinya
sampai di Kelurahan Podorejo. Di titik terakhir, papan penunjuk masjid kapal sudah tersedia,
tinggal sedikit melanjutkan perjalanan.

C. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Saya menggunakan jenis penelitian yang deskriptif, karena saya hanya
menggambarkan sejarah Masjid Kapal Semarang
2. Lokasi Penelitian
Jl. Kyai Padak, Podorejo, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah 50214.
3. Informan
Muhammad ( Pengurus Masjid Kapal )

D. Rumusan Masalah
1. Apa sejarah Masjid Kapal Semarang ?
2. Apa arti dari desain arsitektur yang ada di Masjid Kapal Semarang ?

E. Pembahasan
1. Sejarah Masjid Kapal Semarang

Pada awalnya, ada seorang muslim dari keluarga Uni Emirat Arab yang
menginginkan pembangunan sebuah masjid dengan arsitektur berbentuk kapal Nabi Nuh
di negara kita Indonesia. Dengan beberapa usaha pendekatan, serta terjalinnya sebuah
hubungan baik dengan pemimpin salah satu yayasan di Kota Semarang, akhirnya
pembangunan dapat dilaksanakan dengan mengambil tempat di Desa Podorejo. Didirikan
oleh seorang ulama sekaligus guru agama Semarang bernama Kyai Achmad.
Pembangunan Masjid As-Safinatun Najah dmulai pada tahun 2015, dengan rancang seni
bina bangunan tiruan dari masjid di Kota Islamabad Pakistan, namun dipadukan dengan
gaya lokal Indonesia. Meskipun pembangunannya meniru gaya pakistani, namun pekerja
yang digunakan tetaplah pekerja lokal. Bentuk dek kabal yang berbentuk menyerupai
kayu seluruhnya dibuat dari beton dan digarap dengan sangat baik oleh warga sekitar.
Tujuan dibangunnya Masdji As-Safinatun Najah (Kapal Penyelamat) ini
mengandung filosofi untuk mengingatkan masyarakat / orang yang datang ke masjid
tersebut tentang kisah Nabi Nuh A.S. Sesuai nama Safinatul Najah mengingatkan umat
Islam tentang kisah Nabi Nuh saat diperintahkan Allah untuk menyelamatkan kaumnya
dari bencana banjir. Pembangunan Masjid dengan desain yang sangat unik ini
menghabiskan dana lebih dari Rp. 5 miliar. Bangunan Masjid Bahtera Nabi Nuh
dilakukan diatas lahan seluas 7.5 hektar, dengan bangunan masjidnya sendiri seluas 2.500
meter persegi. Meski bergaya Pakistan, pembangunan masjid kapal itu mempekerjakan
warga lokal. Bentuk dek kapal besar yang menyerupai kayu pun seluruhnya beton yang
digarap apik oleh warga, sehingga mirip sebuah dek kapal berukuran raksasa.

Tidak hanya dibangun sebagai tempat sholat saja, masjid ini dibangun untuk
memiliki berbagai fasilitas, seperti kantor kepengurusan masjid, klinik berobat,
perpustakaan dan lain sebagainya. Juga dibangun lembaga pendidikan Al-Qur’an, dan
juga pesantren. Pemilihan lokasi masjid ini memang secara kebetulan ada lahan yang
lumayan luas, namun berharga sangat murah. Terletak di Kampung Pandaan, di areal
perkebunan durian, dan diapit oleh sawah-sawah warga setempat. Untuk sampai pada
lokasi ini, pengunjung memang harus melewati beberapa persawahan dan perkebunan
karet dan durian, namun setelah sampai pada masjid ini, pemandangan yang diberikan
sangat memukau siapapun. Kata Muhammad pengurus masjid kapal , masjid ini awalnya
di bangun bukan untuk menjadi objek wisata namun karna keunikannya dan banyak di
kunjungi banyak orang akhirnya masjid ini dikelola oleh Pemkot dan di jadikan objek
wisata religi dan memiliki harga tiket masuk senilai Rp 3.000,- . Disamping wisata religi
yang didapatkan, pengunjung juga akan mendapatkan wisata alam yang sangat indah,
ditambah dengan udara yang sangat sejuk. Rencananya, nantinya disekliling masjid ini
juga akan dibangun beberapa tempat-tempat / saung yang menyediakan makanan khas
Semarang, sehingga tempat wisata sekaligus objek religi ini menjadi sangat lengkap.

Hingga kini, Masjid As-Safinatun Najah memang menjadi masjid sekaligus objek
wisata religi yang sangat digemari saat ini. Apalagi keindahan alam yang ditawarkan juga
sangat indah, sehingga sangat bagus untuk digunakan sebagai tempat foto siapapun.
Apalagi pengunjung juga dapat naik hinga ke atap masjid untuk mengambil foto
pemandangan sekitar.

2. Arsitekturnya Mirip Kapal Yang Tengah Terapung

Masjid berbentuk kapal ini Memiliki bentuk kapal besar lengkap dengan jendela
berbentuk bulat, puritan, haluan, dan aksesoris kapal lainnya. Aksesoris lainnya dibangun
kolam ikan di sekeliling bangunan agar benar-benar nampak seperti di lautan dan
membuatnya seperti sedang mengapung.

Masjid Safinatun Najah terdiri atas empat lantai dan memiliki tiga pintu masuk di
sisi kanan dan tiga pintu di sisi kiri. Jika dilihat ke dalam, pada lantai pertama bangunan
masjid ini difungsikan sebagai ruang pertemuan, resepsi pernikahan, dan khususnya pada
hari Senin, Sabtu dan Minggu akan ada pengobatan ala Islami dengan budget yang sangat
murah.
Sedangkan pada lantai kedua khusus digunakan untuk beribadah, yaitu salat lima waktu.

Di lantai tiganya sebagai kegiatan keagamaan dan belajar.

Dan lantai ke4 hanya ruangan kosong dan terdapat kubah hijau.

Tetapi sangat disayangkan, dibalik kepopuleran namanya, bangunan ini nyatanya masih kurang
perawatan. Fasilitas juga minim sekali, bayangkan saja, sajadah untuk salat hanya berjumlah tak
lebih dari 5 karpet berukuran 4 meter pada hal ruangannya luas..

Sedangkan lantai 3 yang digunakan sebagai kegiatan keagamaan dan belajar tampak
memprihatinkan. Lemari kayu yang dibuat seadanya berukuran 1 x 2 meter hanya itu yang ada,
sebagai tempat menyimpan Al-quran dan mukenah.
PENUTUP

Kesimpulan
Masjid Safinatun Najah berlokasi di Jl. Kyai Padak, Podorejo, Kec. Ngaliyan,
Kota Semarang, Jawa Tengah 50214. Pembangunan Masjid As-Safinatun Najah dmulai pada
tahun 2015, dengan rancang seni bina bangunan tiruan dari masjid di Kota Islamabad
Pakistan, namun dipadukan dengan gaya lokal Indonesia. Meskipun pembangunannya meniru
gaya pakistani, namun pekerja yang digunakan tetaplah pekerja lokal. Bentuk dek kabal yang
berbentuk menyerupai kayu seluruhnya dibuat dari beton dan digarap dengan sangat baik oleh
warga sekitar. Tujuan dibangunnya Masdji As-Safinatun Najah (Kapal Penyelamat) ini
mengandung filosofi untuk mengingatkan masyarakat / orang yang datang ke masjid tersebut
tentang kisah Nabi Nuh A.S. Sesuai nama Safinatul Najah mengingatkan umat Islam tentang
kisah Nabi Nuh saat diperintahkan Allah untuk menyelamatkan kaumnya dari bencana banjir.
Hingga kini, Masjid As-Safinatun Najah memang menjadi masjid sekaligus objek wisata
religi yang sangat digemari saat ini. Apalagi keindahan alam yang ditawarkan juga sangat
indah, sehingga sangat bagus untuk digunakan sebagai tempat foto siapapun

DOKUMENTASI OBSERVASI

Anda mungkin juga menyukai