Anda di halaman 1dari 25

4 Fungsi Manajemen Secara Umum

Fungsi utama manajemen secara umum ada empat, yaitu planning, organizing, actuating
dan controlling, biasa disingkat fungsi manajemen POAC.

1. Planning (Fungsi perencanaan)


2. Organizing (Fungsi pengorganisasian)
3. Actuating (Fungsi pelaksanaan)
4. Controlling (Fungsi pengendalian)

1. Planning (Fungsi Perencanaan)


Fungsi planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk
mencapai tujuan tersebut. Dalam fungsi perencanaan kita harus memikirkan apa yang
akan dikerjakan dengan sumber daya yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk
menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Selain itu juga harus direncanakan
cara dan metode terbaik untuk memenuhi tujuan tersebut.

Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan.


Setelahnya akan dilihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk
memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan menjadi proses terpenting dari semua
fungsi manajemen. Tanpa adanya perencanaan maka fungsi-fungsi yang lainnya tidak
akan dapat berjalan.

Hal-hal yang dilakukan dalam fungsi planning/perencanaan

 Menetapkan arah dan tujuan perusahaan


 Menentukan sumber daya yang akan digunakan
 Menyusun langkah dan metode untuk mencapai tujuan
 Menetapkan standar kesuksesan dalam berjalannya perusahaan
Manfaat fungsi perencanaan
 Mempermudah pelaksanan tugas agar tepat dan terfokus ke arah tujuan yang
ditetapkan
 Menghindari kesalahan yang mungkin akan terjadi
 Memudahkan proses pengawasan karena sudah direncanakan
 Menjadi pedoman dasar dalam menjalankan aktivitas di masa mendatang

2. Organizing (Fungsi Pengorganisasian)


Fungsi organizing dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Lebih detailnya berarti proses mengelompokkan
semua orang, alat, tugas tanggung-jawab dan wewenang yang dimiliki hingga
memunculkan kesatuan yang bisa digerakkan dalam mencapai tujuan.

Pengorganisasian akan mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan


menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-
bagi. Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke departemen
atau beberapa subdivisi lainnya.

Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut dan pada tingkatan
mana keputusan harus diambil.

Hal-hal yang dilakukan dalam fungsi organizing/pengorganisasian

 Membagi dan menetapkan tugas dan prosedur yang dibutuhkan untuk operasional
perusahaan
 Menetapkan struktur perusahaan beserta wewenang dan tanggungjawabnya
 Merekrut, menyeleksi, melatih dan mengembangkan tenaga kerja yang
dibutuhkan
 Menempatkan tenaga kerja pada posisi yang paling tepat dan sesuai kemampuan
Manfaat fungsi pengorganisasian

 Menghasilkan pembagian tugas yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan


 Menciptakan spesialisasi saat menjalankan tugas
 Memperjelas struktur perusahaan dari atas sampai bawah
 Mengetahui tugas dan tanggungjawab masing-masing yang akan dijalankan

3. Actuating (Fungsi Pelaksanaan)


Fungsi actuating meliputi pelaksanaan kerja dan tugas yang diberikan. Perencanaan dan
pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja.
Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama antar semua
anggota.

Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi
dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja
yang telah disusun. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi, keahlian dan
kompetensi masing-masing yang telah ditetapkan.

Hal-hal yang dilakukan dalam fungsi actuating/pelaksanaan

 Melaksanaan tugas dan kerja yang telah diberikan


 Memberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan
 Menjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan
 Memastikan tanggungjawab yang diberikan telah dikerjakan
Manfaat fungsi pelaksanaan

 Tiap pekerjaan bisa terselesaikan dengan terorganisir


 Tiap tugas dan pekerjaan dapat dipantau dengan jelas
 Tiap pekerja memiliki tugas dan arahan yang pasti dan sesuai

4. Controlling (Fungsi pengendalian)


Fungsi controlling meliputi kegiatan dalam menilai suatu kinerja yang berdasarkan pada
standar yang sudah dibuat perubahan atau suatu perbaikan jika dibutuhkan.
Pengontrolan dibutuhkan agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan
program kerja perusahaan.

Media pengendalian pun bervariasi, bisa dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi
hingga audit. Yang terpenting terjadi pengawasan pada hal-hal menyimpang agar
diketahui lebih dini dan bagaimana tugas-tugas dapat diselesaikan tepat waktu.

Hal-hal yang dilakukan dalam fungsi controlling/pengendalian

 Melakukan evaluasi keberhasilan dalam proses mencapai tujuan sesuai indikator


yang ditetapkan
 Memastikan tiap penyimpangan yang terjadi sudah diatasi sejak dini
 Memberi alternatif solusi atas masalah yang terjadi dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan
 Menentukan arahan selanjutnya jika tugas sudah diselesaikan
Manfaat fungsi pengendalian

 Tugas dapat diselesaikan tepat waktu dengan baik


 Penyimpangan yang terjadi bisa diatasi sejak dini dengan cepat
 Tujuan perusahaan dapat dicapai sesuai indikator yang ditetapkan

Fungsi Manajemen Menurut Henry Fayol

Menurut Henry Fayol, ada lima fungsi utama ilmu manajemen yang meliputi merancang,
mengorganisir, memerintah, mengordinasi dan mengendalikan. Berikut ini merupakan 5
fungsi manajemen menurut Henry Fayol beserta penjelasannya.

1. Fungsi Perencanaan (planning)


Fungsi perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.

2. Fungsi Pengorganisasian (organizing)


Fungsi pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer
dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
3. Fungsi Memerintah (commanding)
Fungsi memberi perintah atau arahan berhubungan dengan usaha memberi bimbingan,
saran, perintah-perintah atau intruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas
masing-masing agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar tertuju pada tujuan
yang telah ditetapkan.

4. Fungsi Pengkoordinasian (coordinating)


Fungsi pengkoordinasian merupakan fungsi untuk melakukan berbagai kegiatan agar
tidak terjadi kekacauan dan kekosongan kegiatan dengan jalan menyatukan dan
menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam
upaya mencapai tujuan organisasi.

5. Fungsi Pengawasan (controlling)


Fungsi pengawasan meliputi kegiatan mengawasi aktivitas karyawan, menentukan
apakah organisasi dapat memenuhi target tujuannya, dan melakukan koreksi bila
diperlukan serta menilai pelaksanaan kegiatan.

Fungsi Manajemen Menurut George R Terry

George R Terry juga mengemukakan teorinya mengenai fungsi manajemen.


Dalam bukunya yang berjudul Principle of Management dijelaskan ada 4 fungsi
manajemen. Fungsi yang dijelaksan oleh G. R Terry memiliki kesamaan dengan fungsi
manajemen secara umum.

Berikut merupakan penjelasan 4 fungsi manajemen menurut GR Terry selengkapnya.

1. Planning (Fungsi perencanaan)


Fungsi planning yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-
langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti
mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa saja yang
menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksuud
untuk mencapai tujuan.

2. Organizing (Fungsi pengorganisasian)


Fungsi organizing yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan orang-orang dan
menempatkan mereka menurut kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang
sudah direncanakan.

3. Actuating (Fungi pelaksanaan)


Fungsi actuating yaitu untuk menggerakan organisasi agar berjalan sesuai dengan
pembagian kerja masing-masing serta menggerakan seluruh sumber daya yang ada
dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai
rencana dan bisa memcapai tujuan.
4. Controlling (Fungsi pengendalian)
Fungsi controlling yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini sudah
sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi penggunaan sumber daya dalam
organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari
rencana.

Fungsi Manajemen Menurut Para Ahli Lainnya

Berikut adalah fungsi-fungsi manajemen menurut para ahli selengkapnya.

Fungsi Manajemen Menurut John F. Mee


1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (pengorganisasian)
3. Motivating (motivasi)
4. Controlling (pengawasan)
Fungsi Manajemen Menurut Louis A. Allen
1. Leading (kepemimpinan)
2. Planning (perencanaan)
3. Organizing (menyusun)
4. Controlling (mengawasi)
Fungsi Manajemen Menurut McNamara
1. Programming (pengaturan)
2. Planning (perencanaan)
3. Budgeting (penganggaran)
4. System (penyusunan sistem)
Fungsi Manajemen Menurut Kooontz & O’Donnel
1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (menyusun)
3. Staffing (penyusunan pegawai)
4. Directing (pengarahan)
5. Controlling (pengendalian)
Fungsi Manajemen Menurut Dr. S. Siagian
1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (pengorganisasian)
3. Motivating (motivasi)
4. Controlling (pengawasan)
5. Evaluating (penilaian)
Fungsi Manajemen Menurut Prof. Drs. Oey Liang Lee
1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (pengorganisasian)
3. Directing (pengarahan)
4. Coordinating (pengkoordinasian)
5. Controlling (pengawasan)
Fungsi Manajemen Menurut William H. Newman
1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (pengorganisasian)
3. Assembling Resources (pengumpulan sumber daya)
4. Directing (pengarahan)
5. Controlling (pengawasan)
Fungsi Manajemen Menurut Luther Gullick
1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (pengorganisasian)
3. Staffing (penyusunan pegawai)
4. Directing (pengarahan)
5. Coordinating (pengkoordinasian)
6. Reporting (pembuatan laporan)
7. Budgeting (penganggaran)

Manajemen Produksi
Manajemen produksi ialah suatu dari bidang-bidang manajemen yang memiliki peran
penting karena bidang ini memanage dan mengkoordinasikan variabel produksi meliputi
alam, karyawan, modal, dan keahlian secara efektif dan efisien.
Kegiatan ini dilakukan guna menambah fungsi suatu barang dan jasa. Saat ini mutu
produk baik barang dan jasa menjadi faktor utama pada persaingan bisnis. Aktivitas
produksi yang buruk mampu mengakibatkan pemborosan seperti menumpuknya
persediaan dan berakibat pada rendahnya mutu produk yang dihasilkan.

Diantara bidang-bidang manajemen lainnya, manajemen produksi memiliki tujuan untuk


memanage jumlah barang dan jasa, Quality, harga, waktu dan lokasi tertentu yang
disesuaikan dengan keperluan pelanggan.

Banyak perusahaan yang gagal pada hal persaingan dikarenakan kurangnya


pengetahuan mengenai manajemen produksi. Begitu juga sebaliknya, perusahaan yang
mampu mengelola manajemen produksi dengan baik akan lebih mudah menguasai
persaingan.

Berbagai aktivitas yang ada pada manajemen produksi adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan Sistem Produksi


Pada kegiatan perencanaan pada sistem produksi erat kaitannya dengan pembuatan
konsep atau gambaran bagaimana suatu kegiatan akan berlangsung. Perencanaan yang
telah disusun akan menjadi acuan bagaimana kegiatan akan berlangsung.

Merencanakan sistem produksi biasanya meliputi perencanan letak pabrik, infrastruktur


pabrik, sarana dan fasilitas produksi, menentukan jenis produk yang akan dihasilkan,
lingkungan kerja, jumlah produksi, bahan baku yang diperlukan, desain produk dan cara
pengolahan.
Secara singkat berbagai macam hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sistem
produksi, diantaranya :
 Rancangan Produk
Perancangan produk wajib dipahami dan dikuasai oleh bagian produksi untuk memahami
beberapa aspek yang berhubungan dengan aktivitas produksi baik barang ataupun jasa.
Sebagai contoh penggunaan teknologi harus disesuaikan dengan keefektifan dan
efisiensi kerja. Apabila teknologi tidak sesuai maka harus diganti dengan yang lainnya.

 Volume Produksi
Manajemen produksi perlu memperhatikan kapasitas produksi terutama yang berkaitan
dengan fasilitas yang dimilikinya. Target produksi harus disesuaikan dengan fasilitas
produksi ataupun melakukan peningkatan fasilitas produksi sesuai dengan kapasitas
produksi yang diinginkan.

Selain itu penetapan target produksi harus sesuai dengan batas yang diperlukan agar
tidak terjadi kelebihan produksi yang mengakibatkan menumpuknya persediaan.
Penumpukan persediaan akan memiliki dampak buruk terhaap keuangan perusahaan.

 Proses Produksi
Perancangan proses produksi harus mempertimbangkan efisiensi selain efektifitas hasil.
Sebagai contoh pada penggunaan teknologi, apakah memerlukan alat baru atau hanya
cukup dengan memodifikasi alat yang telah ada. Selain itu proses produksi harus
memenuhi tuntutan dari rancangan produk supaya produk yang dihasilkan sesuai dengan
yang diharapkan.

 Lokasi dan Tata Letak


Setelah semua proses sebelumnya telah dilaksanakan, kemudian langkah berikutnya
adalah menetapkan lokasi dan tata letak yang akan digunakan sebagai proses produksi.
Efisiensi menjadi acuan dalam mendesain lokasi dan tata letak.

Sebagai contoh gudang penyimpanan bahan baku maupun bahan jadi dimana sebaiknya
berdekatan dengan lokasi produksi. Disamping itu keputusan penetapan lokasi dan tata
juga harus memperhatikan peraturan yang berlaku khususnya peraturan yang ditetapkan
oleh pemerintah mengenai lokasi pabrik atau industri.

 Rancangan Pekerjaan
Rancangan pekerjaan dalam kegiatan manajemen produksi merupakan penetapan cara
yang terbaik dalam aplikasi teknis pada pekerjaan beserta para pelaksana dari setiap
tugas. Hal yang ditentukan pada kegiatan ini biasanya adalah menentukan pembagian
kerja, membuat standar kerja, penentuan pelaksana dan sebagainya.
2. Pengendalian Sistem Produksi
Langkah kedua pada aktivitas manajemen produksi adalah pengendalian sistem
produksi. Pengendalian sistem produksi ialah rangkaian prosedur yang ditujukan pada
semua elemen dalam kegiatan produksi.

Beberapa aktivitas yang berkaitan pada pengendalian sistem produksi seperti


pengendalian bahan baku, proses produksi, tenaga kerja, standar kualitas dan
sebagainya. Berbagai kegiatan ini memiliki tujuan memberi hasil secara efisien (sedikit
biaya dengan waktu yang cepat).

Pada umumnya pengendalian sistem produksi lebih menekankan pada masalah


utama manajemen operasional yaitu pengendalian mutu dan persediaan.
1. Pengendalian Mutu
Dalam hal manajemen mutu, Quality Control atau pengendalian mutu adalah hal
penting yang harus dilaksanakan oleh perusahaan untuk menjaga kualitas produknya.
Beberapa hal yang harus menjadi perhatian diantaranya :
 Bahan baku : Bahan baku sebagai input harus dipilih dengan kualitas yang baik
sehingga output yang dikeluarkan akan baik pula.
 Penggunaan teknologi : Teknologi digunakan untuk menciptakan dan menjamin
kualitas suatu produk.
 Penetapan lamanya waktu penggunaan produk : Penetapan waktu ini bertujuan
untuk mengetahui batas waktu kapan produk harus berada di pasaran. Ketika
produk melebihi batas waktu edarnya maka harus segera ditarik dari pasaran.
Disini concern terhadap manajemen waktu penggunaan produk sangat
diperhatikan.
 Pengemasan (packaging) : Pengemasan selain untuk menjaga kualitas produk
juga dapat digunakan untuk menarik minat konsumen.

 2. Manajemen Persediaan
Persediaan produk diperlukan untuk mengatasi over order. Sehingga berapapun
kuantitas yang akan dipesan pelanggan, perusahaan selalu siap dengan persediaannya.

Sebaliknya persediaan barang yang terlalu berlebih dapat memberi dampak kepada
kerugian perusahaan. Oleh karena itu perlunya melakukan manajemen persediaan guna
memperhitungkan kejadian tersebut.

Hal ini memerlukan data trafik transaksi yang diperoleh dari bidang pemasaran untuk
memetakan persediaan yang ada.

Sehingga perlu terdapat kerja sama antara bagian persediaan/pergudangan dengan


bagian pemasaran. Langkah terbaik adalah dengan mempertimbangkan jumlah
persediaan yang efisien, peramalan kebutuhan persediaan dan melaksanakan
pengontrolan persediaan secara ketat untuk mengantisipasi kejadian seperti over load
dan sejenisnya.
3. Pengawasan Sistem Produksi
Kegiatan ini bertujuan untuk mengontrol dan menjamin terlaksananya langkah dan
aktivitas yang sesuai dengan perencanaan baik dari segi proses, biaya, maupun waktu.
Kegiatan pengawasan ini juga untuk meminimalisir penyimpangan yang terjadi serta
mengantisipasi masalah yang terjadi pada proses produksi sehingga dapat dilakukan
langkah antisipasi dan solusi yang tepat.

Manajemen Pemasaran
Bidang Manajemen Pemasaran adalah satu dari bidang-bidang manajemen yang
berhubungan langsung dengan konsumen.

Bidang manajemen pemasaran yaitu langkah yang berhubungan dengan distribusi


barang dan atau jasa dari tangan produsen hingga ke konsumen.

Bidang manajemen pemasaran juga bisa diartikan sebagai proses merencanakan dan
pelaksanaan penentuan harga, promosi, dan pendistribusian barang dan atau jasa yang
memungkinkan terbentuknya pertukaran atau penyampaian barang dan atau jasa dari
produsen ke konsumen.

Tujuan dari manajemen pemasaran pada umumnya adalah untuk meningkatkan volume
penjualan dari produk yang telah dihasilkan dan menciptakan kepuasan konsumen.
Pemasaran sendiri memanglah menjadi suatu fokus utama dalam Manajemen
Bisnis khususnya di perusahaan besar.
Kegiatan dalam bidang manajemen pemasaran antara lain :

1. Riset Pasar
Dewasa ini pada dunia pemasaran, pemenuhan keperluan dan kepuasan konsumen
adalah faktor utama.

Menganalisis kebutuhan, apa yang diinginkan, dan keperluan konsumen dilapangan


sangat dibutuhkan sebagai dasar produk apa yang akan kita ciptakan dan akan disebar
di pasaran. Kesalahan data atau bahkan tidak melakukan riset pasar dapat berakibat
sangat fatal terhadap langkah selanjutnya.

Pelaksanaan riset pasar juga harus dilakukan penelitian dan sebisa mungkin menghindari
hipotesis maupun kesimpulan yang salah atau terlalu terburu-buru.

Riset pasar yang dilakukan pada bidang manajemen pemasaran juga akan berbeda
tergantung jenis pasar yang ada. Hal ini berdampak pada cara riset yang berbeda seperti
halnya riset pada pasar persaingan monopoli dengan pasar persaingan sempurna.
2. Perencanaan Pemasaran
Setelah melaksanakan riset pasar maka perencanaan pemasaran perlu disusun untuk
menentukan langkah selanjutnya. Hal yang perlu menjadi fokus adalah menentukan
target penjualan, penentuan segmentasi pasar, metode pemasaran dan memilih alat
pemasaran.

Strategi STP
Strategi STP pada dasarnya digunakan untuk memposisikan suatu merek dalam benak
konsumen sedemikian rupa sehingga merek tersebut memiliki keunggulan kompetitif
yang berkesinambungan. Dalam kasus ini, penulis mencoba mengaplikasikannya
kepada pihak lain yang memiliki pengaruh bagi keberlangsungan perusahaan sesuai
pengelompokan Five Force Model oleh Michael E. Porter, yaitu sisi supplier (petani)
pabrik gula untuk memasukkan citra positif pada benak masyarakat petani Madura
tentang bertanam tebu. Ada tiga elemen dalam strategi pemasaran
yaitu segmenting, targeting dan positioning:

Segmenting: Adalah upaya memetakan pasar (sasaran program) dengan


memilah-milahkan konsumen sesuai persamaan di antara mereka. Pemilahan ini
bisa berdasarkan usia, tempat tinggal, penghasilan, gaya hidup, atau bagaimana
cara mereka mengkonsumsi produk.
Targeting: Setelah memetakan pasar (sasaran program), tahap targeting seperti
namanya adalah membidik kelompok konsumen mana yang akan kita sasar.
Positioning: Apabila target pasar (sasaran program) sudah jelas, positioning
adalah bagaimana kita menjelaskan posisi produk kepada konsumen. Apa beda
produk kita dibandingkan kompetitor dan apa saja keunggulannya. Menurut Don
E.Schwitz, positioning adalah bagaimana untuk meningkatkan sekaligus
menempatkan produk yang kita buat terhadap pesaing kita dalam pikiran
konsumen, dengan kata lain positioning dipakai untuk mengisi dan memenuhi
keinginan konsumen dalam kategori tertentu.

3. Analisis Pasar
Bidang manajemen pemasaran juga harus melakukan analisis pasar untuk mengetahui
peluang pasar, tantangan dan ancaman dari pesaing.

Analisis pasar dapat dilakukan dengan beberapa macam metode salah satunya adalah
metode SWOT (Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman).

Setelah mengetahui berbagai macam hal dari analisis SWOT maka perusahaan akan
mampu menentukan strategi yang tepat dalam melakukan strategi pemasaran. Strategi
pemasaran dapat berupa penetrasi pasar maupun pengembangan pasar.
4. Promosi
Langkah berikutnya adalah melakukan promosi. Promosi merupakan langkah lanjutan
untuk menarik calon konsumen untuk mengambil keputusan dalam membeli produk yang
telah dihasilkan.

Promosi dapat melalui berbagai macam alat seperti media cetak, media elektronik,
billboard/papan reklame, personal selling, dan publikasi lainnya.

Kegiatan promosi merupakan kegiatan dalam bauran pemasaran (marketing mix).


Bauran pemasaran terdiri dari 4 unsur atau sering disebut dengan 4P yaitu Product,
Price, Promotion, Place. Keempat unsur ini harus dipadukan untuk melakukan promosi
yang tepat.
 1. Product
Menganalisis keperluan, apa yang diinginkan dan kepuasan konsumen merupakan hal
utama. Selain fungsi dari produk, konsumen pada umumnya akan mempertimbangkan
aspek lain seperti kualitas, kemudahan penggunaan, bahkan kemasan yang dirasa
menarik.

Secara sederhana, perusahaan harus mampu menawarkan produk yang sesuai dengan
kebutuhan pada target marketnya.

 2. Price
Penetapan harga sangat memiliki dampak pada pemasaran. Produk dengan kualitas
terbaik tidak akan berarti apabila harga tidak cocok dengan kondisi perekonomian target
pasar perusahaan.

Oleh karena itu perusahaan perlu mempertimbangkan daya beli konsumen yang menjadi
sasarannya. Strategi dalam presentasi harga seperti melakukan promo, diskon, obral
juga berdampak signifikan dalam menarik minat konsumen.

 3. Promotion
Promosi yang sesuai dan tepat sasaran akan dapat berdampak positif pada konversi
keuntungan perusahaan. Misalkan target marketnya adalah para pemuda maka alat
promosi yang dilakukan dapat berupa sosial media seperti facebook, twitter, youtube
ataupun lainnya yang sering digunakan para kawula muda.

 4. Place
Pemilihan tempat pada pendistribusian produk dari perusahaan sebagai pertimbangan
bagi para konsumen untuk memperoleh produk yang diinginkan. Kesesuaian produk,
harga dan promosi yang tepat sasaran akan terganggu apabila proses
pendistribusiannya sulit atau lokasi penjualan yang sulit dijangkau.
5. Pengelolaan Usaha
Setelah melakukan beberapa tindakan dalam bidang manajemen pemasaran, yang tidak
kalah penting adalah melakukan pengelolaan usaha dan mempertahankan pangsa
pasar.
Pelanggan/konsumen merupakan target pasar yang harus terus dipenuhi kebutuhannya.
Pemenuhan kebutuhan konsumen berdampak pada kepuasan konsumen pada waktu
yang lama dan ini berarti menjadi keuntungan bagi perusahaan dalam jangka panjang
pula.

Membuat konsumen puas dalam jangka waktu yang lama bukanlah hal mudah. Salah
satu caranya adalah dengan memberikan pelayanan purna jual.

Pelayanan ini dilaksanakan setelah konsumen membeli produk yang ditawarkan


perusahaan dan diberikan apabila konsumen mengalami kesulitan dalam pemakaian
atau terdapat permasalahan dalam penggunaan produk tersebut. Sehingga konsumen
merasa dilayani dan akan berdampak pada keinginan melakukan pembelian dengan
produk dari perusahaan yang sama

Unsur-Unsur Manajemen Pemasaran


1. Orientasi Pada Konsumen atau Pembeli
Pada umumnya produsen menghasilkan produk dalam memenuhi kebutuhan dan
kepuasan konsumen yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Konsumen adalah
orientasi utama dalam strategi bisnis. Tentu proses marketing atau penjualan dalam
bisnis tentu mengedepankan pihak konsumen dalam konsep pemasaran sebagia
perioritas utama.
2. Perencanaan Kegiatan-Kegiatan Pemasaran Secara Menyeluruh
Dalam kegiatan pemasaran harus disusun secara menyeluruh dari segala keperluan agar
mempermudah proses pemalaksanaan dan pengawasan.
3. Kepuasan Konsumen
Hal ini menjadi perhatian utama dalam menyusun strategi pemasaran. Bagusnya
manajemen pemasaran ketika menyetujui hasil keputusan para konsumen yang
maksimal. Kepuasan konsumen tidak hanya diukur dan dilihat dari kualitas produk yang
dihasilkan, tetapi bagaimana cara maupun strategi pemasaran yang dijalankan.

Manajemen Keuangan
Bidang manajemen keuangan adalah suatu bidang yang sering berkaitan pada bidang-
bidang manajemen lainnya.

Aktivitas pada manajemen keuangan seperti mengatur keseimbangan antara kebutuhan


dana kegiatan perusahaan di tiap bidang-bidang manajemen dengan ketersediaan dana
dari berbagai sumber untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Aspek-aspek yang termasuk dalam manajemen keuangan diantaranya adalah
manajemen sumber dana, manajemen penggunaan dana, dan pengawasan penggunaan
dana.

 1. Sumber Dana
Sumber dana bagi pemasukan perusahaan dapat berasal dari dalam perusahaan
maupun dari luar perusahaan.

 a. Dana dari dalam perusahaan


Dana dari perusahaan dapat berasal dari kebijakan perusahaan untuk menahan
pembagian deviden. Deviden yang berasal dari keuntungan dapat dialokasikan untuk
pengembangan perusahaan.

Manajer di bidang manajemen keuangan perlu mampu mengemukakan penjelasan yang


logis kepada pemegang saham supaya keuntungan perusahaan dapat dialokasikan
sebagian untuk pengembangan perusahaan.

Alasan demikian bertujuan agar para pemegang saham menyetujui kebijakan penahanan
deviden pada rapat umum pemegang saham untuk meningkatkan aset perusahaan.

 b. Dana dari luar perusahaan


Selain berasal dari dalam perusahaan, dana dapat diperoleh dari luar perusahaan seperti
berasal dari pasar modal, pinjaman bank, dan berbagai sumber lainnya termasuk dari
pemiliki perusahaan. Dana tersebut dapat berupa modal bagi perusahaan ataupun
berupa pinjaman/kewajiban yang harus dilunasi.

Selain itu perusahaan juga dapat menarik dana dengan cara menjual saham yang berarti
semakin banyak jumlah saham yang beredar maka semakin banyak modal yang
diperoleh. Namun demikian pembagian deviden juga harus disesuaikan dengan jumlah
pemegang saham.

Dana perusahaan dalam bentuk pinjaman dari lembaga keuangan tidak terlalu memberi
pengaruh kepada keputusan perusahaan. Disamping itu perusahaan tetap harus
membayar kewajiban beserta bunga tanpa terikat dengan laba-rugi yang diterima
perusahaan. Oleh karena itu pemilihan dana dari luar perusahaan membutuhkan banyak
pertimbangan.

2. Penggunaan Dana
Perolehan dana bagi perusahaan perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya dan diatur oleh
bidang manajemen keuangan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini mempunyai
tujuan supaya perusahaan semakin berkembang dari waktu ke waktu. Secara umum
penggunaan dana bagi perusahaan dapat dialokasikan untuk penanaman modal jangka
pendek dan jangka panjang.
 a. Penanaman Modal Jangka Pendek
Perusahaan dapat memanfaatkan dana yang diperoleh untuk penanaman modal dengan
jangka yang relatif singkat. Kegiatan ini diwujudkan dalam usaha-usaha yang bersifat
sementara seperti penanaman modal, pembelian surat berharga, dan simpanan
perusahaan. Dikarenakan sifatnya jangka pendek, maka kegiatan-kegiatan tersebut
harus dalam bentuk tabungan di bank dimana dana tersebut harus mudah dalam
pencairannya kapanpun dana tersebut diperlukan.

 b. Penanaman Modal Jangka Panjang


Usaha-usaha yang bersifat permanen merupakan bentuk penanaman modal jangka
panjang. Kegiatan penanaman modal ini seperti pemberian pinjaman dengan jangka
waktu yang relatif lama ataupun pembangunan gedung
perkantoran/pergudangan/pabrik/gudang dll. Penanaman modal jangka panjang harus
dilakukan dengan penuh pertimbangan karena tingkat kesulitan dalam perbaikan apabila
terjadi kesalahan.

3. Pengawasan Penggunaan Dana


Penggunaan dana dan pemanfaatannya harus selalu diawasi untuk menghindari
penyimpangan anggaran dan ini menjadi fokus utama pada bidang manajemen
keuangan.

Dana yang dipergunakan di tiap bidang-bidang manajemen harus diawasi sesuai dengan
perencanaan yang disusun dan tujuan yang telah ditetapkan.

Kerugian dapat diderita oleh perusahaan apabila terjadi kesalahan pada penggunaan
dana. Oleh karena itu untuk lebih memudahkan penagwasan dana secara efektif dan
efisien maka perusahaan diwajibkan menetapkan pola penggunaan dana disertai dengan
pola pengawasannya. Pola tersebut dibentuk menjadi aturan baku yang digunakan oleh
masing-masing personil di tiap bidang-bidang manajemen.

Pada manajemen keuangan biasanya pengawasan dapat dilihat dari laporan keuangan
seperti neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Dari laporan tersebut nantinya dapat
dihitung berbagai ratio untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan.

Berikut ini beberapa fungsi manajemen keuangan:

1. Perencanaan Keuangan dan Anggaran (Budgeting)

Segala kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan penggunaan anggaran dana


perusahaan maka perlu di rencanakan dengan baik. Sehingga kegiatan-kegiatan yang
tidak menguntungkan, anggarannya dapat dipotong atau dipangkas. Alokasi dana perlu
dipertimbangkan untuk hal-hal yang dapat memaksimalkan keuntungan perusahaan.

2. Pengendalian (Controlling)
Setiap kegiatan yang sudah dijalankan perlu dilakukan evaluasi keuangan. Sehingga bisa
menjadi acuan untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya.

3. Pemeriksaan (Auditing)

Audit internal terkait keuangan perlu dilakukan agar sesuai dengan kaidah standar
akuntansi dan tidak terjadi penyimpangan.

4. Pelaporan (Reporting)

Dengan adanya manajamen keuangan, maka setiap tahunnya akan ada pelaporan
keuangan yang berguna untuk menganalisis rasio laporan laba dan rugi perusahaan.

Manajemen Personalia/ Sumber Daya Manusia


Bidang manajemen personalia atau sumber daya manusia ialah bidang manajemen yang
fokus dalam aktivitas yang berhubungan dengan pekerja/karyawan.

Bidang manajemen ini memerlukan seni tersendiri dalam merencanakan,


mengorganisasikan, mengarahkan dan pengawasan karena berhubungan langsung
dengan sumber daya manusia perusahaan.

Manajemen personalia secara umum bertujuan untuk meningkatkan kontribusi karyawan


terhadap perusahaan pada pencapaian Produktivitasorganisasi.
Lebih spesifik lagi, manajemen ini memiliki tujuan untuk 1) memperoleh karyawan yang
berkualitas, 2) Meningkatkan kemampuan para karyawan, 3) Menciptakan hubungan
kerja yang baik antara karyawan baik secara vertikal maupun horizontal. Berbagai hal
yang berhubungan dengan manajemen personalian diantaranya :

1. Recruitment Karyawan
Recruitment karyawan harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan baik itu dari segi
kualitas ataupun kuantitas. Adapun langkah yang diperlukan pada proses recruitment
pegawai antara lain :

 a. Analisis Jabatan
Sebelum melaksanakan recruitment, terlebih dahulu dilakukan analisis jabatan yang
meliputi posisi apa saja yang akan diisi beserta jumlahnya. Berdasarkan analisis tersebut
maka akan terlihat jumlah dan kualifikasi karyawan yang diperlukan dan mempermudah
dalam proses seleksi.
 b. Seleksi Penerimaan Karyawan
Pemilihan calon karyawan yang sesuai dengan kondisi dan keperluan perusahaan
ditentukan oleh proses seleksi. Proses seleksi penerimaan karyawan dijalankan untuk
memastikan siapa yang tepat untuk mengisi pada posisi di dalam perusahaan. Seleksi
bertujuan untuk memperoleh gambaran kemampuan dari calon karyawan.

 c. Pelatihan dan Pendidikan


Setelah dilaksanakan proses seleksi dan memperoleh karyawan yang sesuai dengan
posisi yang dibutuhkan, kemudian dilakukan proses persiapan karyawan melalui proses
pelatihan dan pendidikan.

Langkah ini dilaksanakan untuk tahap memperkenalkan karyawan baru terhadap tempat
kerja mereka yang baru dan memberikan karyawan baru ilmu mengenai ketrampilan
untuk menduduki suatu posisi. Diharapkan setelah melewati proses ini karyawan sudah
melakukan pekerjaan dengan baik.

 d. Penilaian Kinerja Karyawan


Proses evaluasi kinerja karyawan terus dijalankan selama proses operasional
perusahaan berlangsung. Karyawan sebagai bagian penting dari suatu perusahaan
harus dinilai atas kinerja dan pencapaiannya dalam melakukan pekerjaan. Penilaian juga
dilaksanakan secara obyektif tanpa diskriminasi.

2. Promosi dan Mutasi


Setelah melaksanakan proses penilaian terhadap karyawan dan mengetahui performa
kerjanya maka terdapat beberapa kemungkinan yang akan terjadi yaitu :

 a. Diberhentikan
Kebijakan ini ditentukan apabila karyawan yang bersangkutan dianggap tidak layak untuk
melanjutkan pekerjaan di perusahaan. Pemutusan kerja ini sebelumnya diawali dengan
surat peringatan terlebih dahulu kepada karyawan yang bersangkutan. Pertimbangan
pemberhentian kerja diambil apabila karyawan :

 Melakukan pelanggaran dengan sengaja


 Tidak dapat bekerja sama
 Tidak memiliki kemampuan yang mumpuni
 b. Dipindah tugaskan ke lingkup yang lebih kecil
Apabila karyawan dianggap tidak mampu untuk menangani ruang lingkup perusahaan
yang lebih luas maka karyawan tersebut akan dipindah tugaskan ke tempat yang ruang
lingkupnya lebih kecil. Sebagai contoh kepala perusahaan yang memegang satu
Kabupaten kemudian dipindah menjadi kepala cabang yang ruang lingkupnya satu
kecamatan.
 c. Dipindah tugaskan ke posisi lain
Apabila karyawan dinilai tidak cocok menempati posisi tertentu maka akan dipindah
tugaskan pada posisi yang lain yang masih dalam level yang sama.

 d. Promosi
Karyawan yang terbukti berprestasi maka akan diberikan kepercayaan untuk menempati
posisi yang lebih tinggi. Hal ini merupakan penilaian positif bagi karyawan yang
bersangkutan. Promosi juga dapat dijadikan ajang motivasi bagi karyawan untuk
melakukan pekerjaan dengan lebih giat.

3. Motivasi Karyawan
Motivasi kepada karyawan diperlukan untuk menggerakkan karyawan dalam melakukan
pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi. Proses motivasi dapat dijalankan sewaktu-
waktu ataupun dengan program rutin berupa forum motivasi ataupun dengan bentuk
informal berupa outbond dan lainnya.

Manajemen Administrasi/ Akuntansi


Manajemen administrasi fokus pada pengelolaan layanan informasi pada bidang
administrasi/akuntansi yang diperlukan untuk membantu manajemen dalam menentukan
kebijakan operasional.

Manajemen ini biasanya berhubungan dengan hal seperti pengumpulan, pencatatan,


analisis, laporan keuangan/administrasi perusahaan yang nantinya digunakan sebagai
dasar penentuan keputusan. Aktivitas dalam manajemen administrasi antara lain adalah
:
1. Administrasi Kegiatan
2. Invenataris Peralatan Kantor
3. Pengarsipan Data dan Penyedia Informasi

Jenjang Manajemen
1. Manajemen Lini Pertama (first-line management)
Tingkatan manajemen lini pertama adalah tingkatan manajemen paling bawah pada
sebuah organisasi.

Manajemen lini pertama memiliki tugas untuk memimpin dan mengkontrol pekerja non
manajerial pada sebuah perusahaan atau organisasi. Tingkatan pada manajemen ini
tidak membawahi tingkatan manajemen yang lainnya.
Beberapa contoh tingkatan manajemen lini pertama adalah penyelia (supervisor) atau
pengawas, manajer lokasi, manajer perkantoran, manajer departemen, manajer shift,
atau mandor.
Manajemen ini disebut juga manajemen operasional yang terlibat secara langsung
pada proses produksi dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan berbagai rencana
yang telah ditentukan oleh tingkatan manajemen yang lebih tinggi.
Perlu diketahui tingkatan manajemen awal ini dipilih oleh manajemen level menengah.
Diantara keahlian yang utama dibutuhkan adalah keahlian komunikasi, pengambilan
keputusan, manajemen waktu dan teknikal.
Manajemen tingkat awal memiliki berbagai kegiatan yang harus dilakukan seperti :

1. Memerlukan ketrampilan teknis (keahlian yang mencakup prosedur teknis,


pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus) dan kemampuan komunikasi
yang baik.
2. Menyusun perencanaan jangka pendek (harian, mingguan dan bulanan).
3. Mengarahkan sejumlah karyawan yang berada di bawah komandonya.
4. Memberikan informasi terkait keputusan yang diambil oleh manajemen kepada
para karyawan dan memberikan informasi terkait kinerja, hambatan, kesulitan
dan tuntutan dari para karyawan kepada manajemen yang lebih tinggi.
5. Menjaga hubungan baik antara manajemen tingkat menengah dan para
karyawan.
6. Bertanggung jawab dan memberikan laporan secara langsung kepada
manajemen level menengah.

2. Manajemen Tingkat Menengah (Middle Management)


Tingkatan pada manajemen level menengah merupakan manajemen yang antara
manajemen lini pertama dan manajemen puncak.

Tingkatan manajemen ini memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan rencana yang telah
ditetapkan oleh manajemen puncak.

Manajemen tingkat menengah mempunyai tanggung jawab pula terhadap segala


kegiatan yang dilaksanakan oleh tingkatan manajemen di bawahnya bahkan terhadap
beberapa karyawan operasional.

Contoh tingkatan manajemen tingkat menengah seperti kepala departemen (manajer


pemasaran, manajer keuangan, dll) atau HOD, kepala bagian, pemimpin proyek, manajer
cabang (cabang perusahaan atau unit lokal), manajer pabrik, Junior Executive (asisten
manajer pembelian, asisten manajer pemasaran, dll) dan manajer divisi.

Manajemen level menengah ini ditunjuk oleh manajemen puncak. Kemampuan yang
dibutuhkan di antaranya adalah keahlian konseptual, komunikasi, pengambilan
keputusan, manajemen waktu dan juga teknikal.
Peran manajemen tingkat menengah pada suatu organisasi adalah sebagai berikut :

1. Memerlukan ketrampilan manajerial serta kemampuan teknis.


2. Menjadi perantara antara manajemen puncak dan manajemen lini pertama.
3. Merencanakan rencana jangka menengah antara 1 – 5 tahun.
4. Berkoordinasi dengan departemen yang ada atas semua kegiatan yang
dilakukan.
5. Menjalankan perintah, kebijakan, dan rencana yang ditetapkan oleh manajemen
puncak.
6. Bertanggung jawab secara langsung kepada manajemen puncak seperti Dewan
Direksi dan CEO perusahaan.
7. Memberi saran atau rekomendasi kepada manajemen puncak sesuai dengan
kondisi yang ada.
Hal yang perlu diketahui bahwa manajer tingkat menengah memiliki tugas khusus
sebagai penghubung antara manajemen puncak dengan manajemen lini pertama.
Sehingga dalam konteks ini manajer tingkat menengah harus memiliki kemampuan
komunikasi dua arah yang baik.

3. Manajemen Puncak (Top Management)


Klasifikasi tertinggi ini terdiri dari sekelompok kecil eksekutif.

Manajemen puncak mempunyai tanggung jawab pada semua manajemen organisasi.


Tingkatan manajemen puncak memiliki tugas membuat rencana aktivitas dan strategi
perusahaan secara global dan mengarahkan jalannya perusahaan.

Beberapa contoh tingkatan manajemen puncak seperti dewan direksi, CEO (Chief
Executive Officer), CIO (Shief Informatioan Officer), CFO (Chief Financial Officer),
General Manajer atau dikenal dengan Presiden Direksi (Presdir).
Direksi adalah wakil para pemilik perusahaan atau pemilik saham. Mereka ditetapkan
oleh para pemegang saham perusahaan dan CEO ditunjuk oleh dewan direksi
perusahaan.

Untuk manajemen tingkat ini, keahlian utama yang diperlukan adalah keahlian dalam hal
konseptual, komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen global, dan manajemen
waktu.

Peran yang paling utama pada manajemen puncak adalah :

1. Dibutuhkan kemampuan konseptual dibandingkan kemampuan teknis.


2. Mampu memobilisasi sumberdaya yang dimiliki perusahaan.
3. Bertanggung Jawab penuh terhadap keberjalanan perusahaan kepada dewan
direksi, pemerintah dan masyarakat umum.
4. Menentukan perencanaan, tujuan dan kebijakan perusahaan atau organisasi.
5. Mempersiapkan rencana jangka panjang perusahaan.
6. Manajemen puncak bekerja melalui pemikiran, perencanaan kemudian
memutuskan sehingga disebut juga dengan otak organisasi atau Administrator.

Prinsip Prinsip Manajemen


Satu-satunya tokoh yang membahas prinsip manajemen adalah Henry Fayol. 14 prinsip
manajemen menurut Henry Fayol adalah sebagai berikut:

1. Pembagian Kerja (Division of Labor)


Pembagian kerja dalam suatu badan sangat diperlukan untuk membedakan seseorang
dalam suatu perusahaan, apakah ia seorang pemimpin, eksekutor, staf dan
sebagainya. Baik dan buruk dari pembagian kerja menentukan kesuksesan dan
efektivitas.

2. Otoritas dan Tanggung jawab (Authority)


Setiap pejabat / pemimpin dalam suatu badan tertentu harus memiliki wewenang dan
tanggung jawab. Wewenang (otoritas) adalah hak untuk membuat keputusan mengenai
tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang mereka lakukan.

3. Disiplin (Dicipline)
Disiplin adalah sesuatu yang menjadi dasar kekuatan tubuh atau perusahaan. Setiap
pihak yang terlibat dalam suatu badan harus memiliki disiplin untuk melakukan suatu
pekerjaan, mematuhi peraturan yang dibuat oleh agensi. Kepemimpinan harus dapat
memberi contoh kepada bawahan dengan memenuhi aturan dan perjanjian yang
disepakati sebelumnya.

4. Kesatuan Perintah (Unity of Command)


Untuk memfasilitasi pencapaian tujuan, perlu memiliki kesatuan perintah dari atasan
kepada bawahan atau seseorang karyawan menerima perintah dari bosnya.

5. Kesatuan Arah (Unity of Direction)


Dengan prinsip kesatuan arah yang dimaksudkan seorang kepala dan karyawan tidak
boleh saling bertentangan satu sama lain dalam mencapai suatu tujuan secara
keseluruhan.

6. Mengutamakan Kepentingan Bersama diatas Kepentingan Pribadi (Subordinate of


Individual Interest to General Interest)
Prinsip ini berarti bahwa kepentingan publik atau perusahaan secara keseluruhan harus
di atas kepentingan pribadi.

7. Pembayaran Upah (Remuneration)


Dalam memberikan upah kepada karyawan harus adil atau tidak memihak, ada basis
obyektif dalam menentukan upah masing-masing karyawan.

8. Pemusatan/Sentralisasi (Centralization)
Suatu otoritas dapat diputuskan dan dapat didelegasikan kepada pejabat tertentu untuk
memfasilitasi jalannya suatu perusahaan.

9. Garis Wewenang (Line of Authoritiy)/ Jenjang Jabatan (The Hierarchy)


Dengan prinsip ini, dimaksudkan bahwa garis wewenang dalam suatu organisasi harus
jelas.

10. Tertib (Order)


Dalam menjalankan bisnis harus ada ketertiban baik secara material maupun manusia,
sehingga ada aturan yang harus dilaksanakan.

11. Keadilan/Kesamaan (Equity)


Agar setiap bawahan setia kepada atasannya, makn setiap pemimpin harus
mempraktekkan keadilan yang memberi setiap orang apa yang berhak dia dapatkan.

12. Stabilitas Pegawai (Stability of Staff)


Stabilitas karyawan harus dijaga, jangan terlalu sering berganti karyawan, baik karena
transfer atau pemecatan. Ketidakstabilan karyawan akan menyebabkan peningkatan
biaya, baik perekrutan, pelatihan, dan juga untuk pengawasan.

13. Inisiatif (Initiative)


Setiap orang atau karyawan diberikan kesempatan untuk mengekspresikan atau
melaksanakan inisiatif, baik tentang metode kerja, prosedur kerja atau menerapkan
rencana baru dalam pekerjaannya.

14. Semangat Korps (Esprits de Corps)


Di setiap karyawan atau manajer perlu diinvestasikan dalam semangat persatuan atau
kesetiaan kepada kelompok, sehingga mereka dapat bekerja bersama pada sejumlah
orang untuk mencapai tujuan bersama.

Prinsip the right man on the right place

Salah satu unsur dalam manajemen SDM adalah pendayagunaan yaitu menempatkan
orang sesuai dengan kompetensinya sehingga bisa bekerja dengan optimal. Istilah lain
yang sering digunakan adalah the right man in the right place. Dalam hal ini para
manajer harus bisa melihat kemampuan atau kompetensi karyawannya sehingga bisa
menempatkan dalam posisi yang pas. Karena hal ini akan berpengaruh terhadap
kinerjanya. Apabila karyawan kita tidak punya kompetensi yang sesuai, maka tentu saja
hasilkan tidak akan seperti yang kita harapkan. Sebuah hadist mengatakan ” Apabila
kita menyerahkan sesuatutidak kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya”.

Konsep pendayagunaan ini sangat mudah diucapkan namun tidak mudah untuk
diterapkan. Terbukti masih banyak karyawan menyatakan tidak pas dengan tugas yang
diberikan, atau atasan yang menilai stafnya tidak bisa bekerja dengan baik. Padahal
mungkin saja memang kompetensi dan kemampuannya tidak pas dibidang yang di
berikan. Dalam hal ini diperlukan upaya untuk menilai dan menggali kompetensi
seseoranghingga memahami nilai-nilai(values) yang ada pada dirinya, kemudian
disesuaikan dengan bidang pekerjaan yang tepat buatnya. Keseluruhan tahap ini
memerlukan waktu dan kesabaran dan pemahaman pengetahuan yang baik untuk
dapat menerapkannya.

Yang masih sering kita temui adalah atasan menganggap staf atau bawahannya tidak
bisa melakukan tugas dengan baik, sering melakukan kesalahan, tidak sesuai dengan
apa yang diperintahkan dan menganggap karyawan ini prestasinya jelek. Padahal dari
konsep pendayagunaan tadi, kita perlu menilai, mengevaluasi apakah karakter dia,
kompetensi dan kemampuannya sesuai atau cocokdengan pekerjaannya. Kadang
atasan membandingkan prestasi karyawan dengan yang lainnya tanpa menilai lebih
dalam lagi. Sebagai atasan/pimpinan kita juga harus melihat karyawan kita secara
pribadi. dari tingkat pendidikan mungkin sama, tetapi bisa jadi ada perbedaan antar
yang satu dengan yang lainnya. Menjadi tanggung jawab pimpinan untuk
mendayagunakan karyawan tersebut bisa lebih berdaya guna lagi sehingga bisa
menghasilkan kinerja yang diinginkan.
Put your right man in the right place”. Kita bisa merefleksikannya dalam kehidupan
keluarga kita atau di lingkungan kantor kita dengan adanya perbedaan pada karyawan
kita. Akan menjadi sebuah kekuatan apabila kita bisa mencari peluang pendayagunaan
dari sebuah perbedaan. Apabila kita bisa menilai dan memahami makna kompetensi
(sekumpulan sifat, pengetahuan dan ketrampilan yang kita miliki yang membedakan
kita dengan yang lain) secara lebih baik dan menempatkannya pada tempat yang
sesuai, maka kita bisa mempergunakannyasebagai kekuatan untuk mendapatkan
sinergi tanpa merusak makna dari perbedaan itu.

PRINSIP "The Right Man on the Right Place" sangat populer di dunia manajemen.
Penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat menjadi kunci sukses sebuah
organisasi atau perusahaan.

ORGANISASI GARIS
Kebaikan Organisasi Garis :

1.Garis tanggung jawab dan wewenang yang langsung bersifat sederhana serta
mudah untuk dimengerti.
2.Disiplin dan pengawasan dipermudah karena jelasnya saluran perintah.
3.Keputusan dapat dibuat lebih cepat.
4.Jika digunakan secara tepat, dapat memiliki fleksibilitas terhadap perubahan
keadaan.

Keburukan Organisasi Garis :

1.Pertumbuhan fungsi garis tanpa perkembangan fungsi staf akan membebani


tanggung jawab adminstratif secara berlebihan.
2.Sulit untuk memperoleh dana dan melatih karyawan yang serbabisa.
3.Diperlukan pemimpin organisasi yang cakap dan berpengetahuan luas.
4.Sering kali terjadi kurang adanya koordinasi anter bagian secara horisontal
ORGANISASI GARIS DAN STAF

Kebaikan organisasi garis dan staff yaitu :


1. Relevan untuk perusahaan besar
2. keputusan lebih rasional karena adanya staff ahli
3. Dapat mewujudkan “ The right man , in the right place “

Keburukan organisasi garis dan staff adalah :

1. Organisainya rumit karena kompleksnya susunan organisasi serta membutuhkan


biaya tinggi.
2. Koordinasi kadang-kadang sukar diterapkan
3. Solidaritas sesama karyawan berkurang karena jumlahnya yang banyak sehingga
memungkinkan mereka untuk tidak lagi saling mengenal.

ORGANISASI FUNGSIONAL

Adapun kebaikan-kebaikan bentuk ini antara lain adalah:


1. Spesialisasi para karyawan dapat dipergunakan semaksimal mungkin.
2. Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi yang sejenis
pada umumnya tinggi.
3. Moral serta disiplin kerja para karyawan yang menjalankan fungsi yang
sejenis pada umumnya tinggi.
4. Koordinasi antara orang-orang menjalankan satu fungsi mudah
dilaksanakan.
Bentuk ini mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu seperti:
1. Adanya kecenderungan bagi para karyawan untuk terlalu
menspesialisasikan diri dalam satu bidang kegiatan tertentu sehingga sering sukar
untuk mengadakan tour of duty dan tour of area tanpa melalui
pendidikan dan latihan yang intensif terlebih dahulu.

2. Orang-orang yang bergerak dalam satu bidang tertentu cenderung untuk


mementingkan fungsinya saja sehingga koordinasi yang bersifat menyeluruh
sukar dijalankan dan oleh karenanya sukar untuk menggerakkan organisasi
sebagai satu total system.

Tujuan Dan Fungsi Kredit


l. Mencari keuntungan
2. Membantu usaha nasabah
3. Membantu pemerintah
4. Untuk meningkatkan daya guna uang
5. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
6. Meningkatkan daya guna barang
7. Meningkatkan peredaran barang
8. Sebagai alat stabilitas ekonomi
9. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
10. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
11. Untuk meningktakan hubungan internasional

Syarat Kredit 5C
1. Karakter (character), bekerjasama dengan kebiasaan, kejujuran, kepribadian, cara
hidup dan keadaan keluarga
2. Kemampuan (capability), bekerjasama dengan kemampuan, kepandaian, keahlian
pemohon kredit untuk mengelola usahanya
3. Modal (capital), akseptor kredit harus mempunyai modal sendiri, pinjaman hanya
sebagai pendorong perkembangan usahanya
4. Jaminan (colleteral), peminjam harus memperlihatkan jaminan untuk menerima
kredit, bisa berupa tanah, rumah atau surat berharga
5. Kondisi ekonomi (condition of economic), keadaan ekonomi yang sedang
berlangsung dan ramalan ekonomi pada masa yang akan datang

Keuntungan, manfaat dan keunggulan pinjam uang (kredit) Proses pencairan dana
yang dibutuhkan cukup cepat, sehingga permasalahan kekurangan dana yang anda
hadapi cepat terselesaikan dengan mudah
 Bunga yang ditetapkan di bank sudah standar disesuaikan dengan tenor waktu
yang diambil selama jangka waktu peminjaman
 Barang yang di inginkan bisa cepat di dapatkan meskipun sebelum mendapatkan
pinjaman tidak ada dana cukup
 Jika anda ingin membuka usaha baru, maka pinjaman ini dapat membantu untuk
mewujudkan impian anda
 Persyaratan yang diajukan dari pihak bank kepada peminjam cukup jelas, mudah
dan proses pencairan dana cepat
 Pelunasan peminjaman dana bisa diprediksi dan tidak tergantung pada fluktuasi
bisnis

Kerugian, resiko dan bahaya yang mengancam setelah hutang (kredit), yaitu:
 Waktu pelunasan pembayaran harus tepat sesuai dengan tanggal jatuh tempo
yang sudah disepakati bersama. Apabila lewat dari waktu yang telah ditentukan,
maka akan dikenakan denda besarnya tergantung dari kebijakan yang
ditentukan
 Umumnya uang yang diberikan dari bank cukup besar melebihi dari pendapatan,
dan memberikan didikan kepada debitur agar bisa mengelola keuangan dengan
baik
 Penyedia kredit akan semakin kaya dan penerima pinjaman akan semakin
miskin apabila tidak bisa melunasi hutang
 Akibat adanya penawaran kredit yang semakin banyak akan menimbulkan
adanya inflasi
 Pihak pemberi pinjaman dapat melakukan tindakan paksa entah menyita asset
atau bahkan mengambil paksa apabila peminjam tidak segera membayar apa
yang menjadi kewajibannya meskipun harus sampai jatuh bangkrut
 Apabila peminjam tidak sampai membayar lunas hutangnya, maka penyedia
kredit akan menyita kepemilikan perusahaan tunggal atau mitra yang
bekerjasama dengan peminjam yang ikut menandatangani kontrak kredit

Anda mungkin juga menyukai