TAMBAHAN PERTANYAAN DISKUSI PANEL

KELOMPOK 5

1. Studi kelayakan ada kriteria penilaiannya, apa bila salah satu kriteria itu tidak

memenuhi persyaratan apakah usaha tersebut masih bisa dijalan kan atau

tidak ?

Jawab :

Jadi pertama kali melihat suatu usaha ini mau dijalankan atau tidak, dilihat

dari proyeksi keuntungan, misalnya proyeksi keuntungannya masih bisa

mendapatkan keuntungan walaupun dari BEP, ROI, kan semua dari aspek

penilaian ini intinya adalah melihat keuntungannya, kalau usaha tersebut tidak

memberikan keuntungan buat apa di lakukan, kan studi kelayakan ini untuk

melihat layak atau tidaknya kita buat usaha ini, jadi kalau misalnya aspek penilaian

untuk keuangan dia tidak layak atau kriteria penilaian dari aspek keuangan tidak

memenuhi standar lebih baik usahanya tidak perlu di lakukan.

2. Jadi jika dikaitkan dengan scenario berdasarkan pernyataan dari no 1,

apakah di scenario ini usahanya ini layak atau tidak di lanjutkan?

Jawab :

Berdasarkan scenario bahwa apotik tersebut layak dilanjutkan kembali

karena dilihat dari % BEPnya itu sudah mencapai 65 %, berdasarkan perhitungan

didapatkan % BEP 35 %, di sini bisa dilihat bahwa apotek tersebut sudah

mendapatkan keuntungan 65 % dalam satu tahun, dan untuk mencapai

keuntungannya apotek tersebut butuh 35 % lagi agar modal yang diinvestasikan

bisa kembali lagi.

3. Bagaimana strategi pemasaran untuk usaha baru jika usaha yang akan

dibuat itu berada didaerah yang memiliki usaha yang sama dengan usaha

yang akan dibuat?

Jawab :

Kita bisa membandingkan pelayanan apa yang tidak ada pada apotek

tersebut misalnya apotek yang lain tidak memiliki pelayanan informasi obat (PIO),

jadi apotek kita dapat memberikan pelayanan konseling obat sehingga

mendapatkan nilai tambahan apotik kita bisa dikunjungi oleh masyarakat.

4. Dalam scenario ada ada analisis perhitungan PBP dan ROI apa tujuan pihak

apotik menghitung ROI dan PBP, PBP terkait pinjaman, dan indicator ROI

dan PBP sehingga dikatakan layak atau tidak.

Jawab :

Dalam studi kelayakan PBP dan ROI itu harus dilakukan karena

perhitungan tersebut dijadikan sebagai indicator terhadap suatu usaha.

PP ini melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk dana kembali,

walaupun kita tidak pinjam uang di bank untuk modal usaha, namanya juga studi

kelayakan indikatornya seperti perhitungan yang ada pada scenario, jadi PP, ROI

itu melihat berapa lama modal yang diinvestasikan itu bisa kembali, dan berapa

lama proyeksi keuntungan bias kita dapatkan, jadi sebagai target kita pribadi

misalkan dana perseorangan misalnya kita sendiri yang punya investasi

setidaknya kita tahu ada target yang harus dicapai supaya usaha ini layak atau

tidak dimulai atau dilanjutkan.

Indikator PBP adalah

  Jika PP diperoleh waktunya < dari maximum PP yang ditetapkan , maka

proyek tersebut layak dilaksanakan.

 Jika PP yang diperoleh waktunya > lama dari maximum PP yang

ditetapkan, maka proyek tersebut tidak layak dilakanakan.

 Jika PP yang diperoleh waktunya = maximum PP yang ditetapkan, maka

proyek tersebut boleh dilaksanakan dan juga boleh tidak.

Indikator ROI adalah

 Jika ROI yang diperoleh > dari bunga pinjaman, maka proyek dikatakan

layak dilaksanakan.

 Jika ROI yang diperoleh < dari bunga pinjaman, maka proyek dikatakan

tidak layak dilaksanakan.

 Jika ROI yang diperoleh = bunga pinjaman, maka proyek boleh

dilaksanakan dan boleh juga tidak.

 TAMBAHAN TANYA JAWAB REFRESING

1.

Jawab :

Karena PBP lebih umum digunakan, sehingga digunakan contoh pada scenario

yang paling umum digunakan adalah PBP dibandingkan NPV, boleh PBP dan

NPV digunakan, memilih salah satunya boleh. Untuk perhitungan NPV lebih enak

meskipun agak ribet sedikit. Tapi kenapa didalam scenario memilih PBP karena

masih dianggap belajar masih pemula jadi diberikan yang mudah dulu karena

lebih mudah perhitungan PBP dibandingkan NPV.

2.

Jawab :

Secara umum iya, resepnya saja jadi kita mau tau kira-kira kalau modalnya 200

juta kira-kira berapa resep yang saya butuhkan minimalnya untuk kapasitasnya.