Anda di halaman 1dari 3

SERANGAN UMUM 23 JANUARI 1946

Serangan umum yang dilakukan ke palopo yang terjadi pada tanggal 23 januari 1946,
sebenarnya akan dilaksanakan pada 25 januari 1946. Pertempuran ini dimulai sekitar pukul 03.00 dini
hari dengan terdengarnya tembakan pertama yang berasal dari sekitar rumah sakit (rsu sawerigading
palopo sekarang)

1. Membentuk komando pertempuran


Akibat tindakan kekejaman yang dilakukan oleh NICA/KNIL, PRI luwu kemudian
melakukan pertempuran rahasia untuk membahas pembalasan kepada keduduka
NICA/KNIL di palopo. Mereka sepakat untuk membentuk komando pertempuran yang
dilakukan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam serangan ke
kota palopo. Berdasarkan kesepakatan, komando pertempuran dipimpin oleh M. Yusuf
Arief, M. Landau Dg. Mabbate, Andi Tenriadjeng dibantu oleh Badawie. Komando ini
dibagi menjadi dua induk pasukan. Satu induk pasukan ditempatan di kampung Bua,
dibawah pimpinan Andri Tenriadjeng, dan satu lagi berpusat di kampung Lasua-sua
dibawah pimpinan Badawie.
Diwilayah Bua dilaksanakan beberapa latihan:
a. Pasukan pemuda istimewa dibawah pimpinan Andi Tenriadjeng melakukan latihan
didaerah Kadundung dengan komandan Adi Wijaya.
b. Pasukan Bua berlatih di Dangkang dengan pimpinan bekas-bekas Heiho.
Serangan umum ditetapkan 25 januari 1946 maka dari itu latihan-latihan pasukan
pemuda intesif dilakukan
2. Pertempuran 23 januari 1946
Untuk mengkoordinir pasukan, bergeraklah 6 orang anggota penghubung, yaitu
Radhi Abdullah, Abdurahim Usman, Usman Said, Abdurrahman Rasyid, Umar
Abdullah, M. Rahman Said. 22 januari 1946 M Landau menyebrang ke kampung
Lasua-sua enmbah bantuan membantu Badawie. Pada malam hari pemuda istimewa
dan rakyat Bua, pemuada pejuang memasuki kota palopo. Kesehatan dari Bua:
a. Pasukan pertama dipimpin Adi Wijaya dan Raden Sujono
b. Pasukan kedua dipimpin La Guli dan Mustafa lamba
c. Pasukan ketiga (bersenjatakan tombak dan badik dengan pucuk senjata)
dipimpin Andi Sulthani

Menjelang tengah malam 23 januari 1946, Andi Tenriadjeng mendatangi M Yusuf


Arief. Ia mendesak agar malam itu juga dilakukan penyerangan, dikarenakan rencana
untuk melakukan serangan pada 25 januari 1946 telah trcium oleh NICA. Dengan
adanya perubahan jadwal, malam itu juga beberapa penghubung segera
menyebarkan perubahan rencana penyerangan ke beberapa pasukan. Adapun
formasi steling penyerangan :

a. Sektor istana, Polisi istimewa berintikan para bekas Heiho dipimpin M Yusuf Setia
b. Sektor pesanggrahan, Pasukan PRI Lasua-sua dipimpin oleh Badawie
c. Sektor penjara, Pasukan gabungan dari Bua dipimpin oleh Adi Wijaya dan Raden
sujono
d. Sektor bioskop, Pasukan anak pasar pmpinan Abu Perto dan Abdullah Dg.
Mallimpo
e. Sektor kantor pos : kelompok pelajar pimpinan Andi Baso Rahim dan Ahmad Ali

Pasukan yang terlibat dalam pertempuran 23 januari 1946:

 Pasukan Bua
 Pasukan lasua-sua
 Pasukan walenrang
 Pasukan pemuda kota
 Pasukan peta
 Pasukan ponjalae
 Pasukan tappong
 Pasukan batu pasi
 Pasukan mungkajang
 Pasukan anak pasar

Perempuran 23 januari 1946 dimulai ketika terjadi peremuan tak terduga antara
degintar pasukan PRI M. Yusuf Seta dengan patroli NICA/KNIL didekat rumah sakit.
Melihat patroli itu M. Yusuf Setia segera melepas tembekan. Mendengar tembakan
itu, segera disambut olehBadawie yang posisinya dekat rumah sakit. Meletusnya
tmbakan pertama itu merupakan momentum terpenting dalam perjuangan rakyat
luwu mempertahankan kemerdakaan indonesia. “toddo ‘puli’ temmalara’) (setia
hingga akhir). Semboyan ini terus dipegang teguh oleh rakyat luwu yang kemudian
telah turut menggoreskan sejarah yang indah bagi bangsa indonesia sebagai ceminan
satunya kata dan perbuatan. Mendapat serangan mendadak membuat tentara
NICA/KNIL panik. Mereka lari dan menembak secara membabi buta. Tentara
NICA/KNIL banyank mencari perlindungan di markas Australia dibekas rumah
Assistent Resident luwu dan pihak australia membantu NICA/KNIL.

3. Datu Andi Djemma meninggalkan istana


Sekitar pukul 05.00 pagi, beberapa peluru msuh mulai mengenai istana datu luwu. Demi
keamanan dan kelanjutan perjuangan diputuskan untuk memindahkan datu luwu Andi
Djemma, permaisuri dan anggota hadat serta keluarganya keluar dari kota palopo.
Dekitar pukul 09.00, tangal 24 januari 1946, datu dan permaisurinya diungsikan keluar
kota. Datu dan rombongan kemudian meninggalkan istana menuju kampung ponjalae.
Ikut pula Andi Giau Opu Gawe, tante Andi Djemma bersama suaminya Andi Maradang,
mereka sangat bert hati meninggalkan istana. Dengan menumpangi sebuah perahu layar,
datu dan permaisuri serta seluruh rombongannya berangkat ke cappasolo. Banyak juga
orang yang mengungsi ke berbagai tempat seperti lamasi.
4. Kota palopo dikuasai oleh pemuda
Sekitar pukul 10.00, tanggal 24 januari 1946 tembakan musuh hampir tidak terdengar
dan tangsi tentera NICA/KNIL sudah terkepung rapat. Beberapa saat kemudian tangsi
tentara NICA/KNIL dalam kota paloo itu berhasil diduduki oleh pemuda pejuang. Bendera
merah putih menggantikan bendera belanda. Pada peristiwa 23 januari 1946, puluhan
tahanan pemuda pejuang kota dikirim ke mungkajang, latuppa untk kemudian di bunuh
oleh pmuda mungkajang. Pada pertempuran kota palopo beberpa pasukan PRI gugur
diantaranya :
Mennennungan, la tatjo, la raga, haji kadi, baco benggolo, haji mahmud, s.uman, andi
yusuf, koba, da seorang pasukan lasua-sua. Seain itu beberapa kaki tangan NICA juga
banyak yang dibunuh. Saat pasukan pemudatelah menguasai palopo, pembersihan
terhadap para kaki tangan belanda terus dilakukan.
5. NICA/KNIL kembali erebut ko palopo
25 januari 1946 bantuan belanda melalui laut berlabu di pelabuhan palopo. Bantuan
tersebut berasal dari makassar, watampone, dan pare-pare. Sejak mendekati pelabuhan
kapal perang belanda tidak henti-hentinya melepaskan tembakan meriam ke kota
palopo. Dengan menggunakan motor boat perlahan-lahan tentara NICA mendarat di
pelabuhan. Mereka mengelabui pejuang dengan mengibarkan bendera merah putih dan
di dada mereka terpasang lambang merah putih yang bertuliskan “PETA” . pasukan NICA
sedikit demi sedikit memasuki kota palopo dan mulai menguasai berbagai tempat
strategis. Kurang lebih 24 jam pasukan pemuda luwu meninggalkan kota palopo.
Penduduk dari palopo terus mengungsi ke berbagai daerah terutama ke daerah lamasi
pantai.
Terjadinya serangan besar-besaran oleh NICA/KNIL pada 25 januari 1946, membuat kota
palopo menjadi lautan api. Terbakarnya kota palopo ini kemudian diabaikan dalam
sebuah nyanyian pejuangan yang sering dinyanyikan oleh para pejuang pada masa
mempertahankan kemerdekaan. Berikut nyanyian tersebut

Kota palopo yang terbakar

Kota palopo yang terbakar


Dibakar oleh NICA
Kiri, kanan api menyala
Sedang dipandang hati yang susah
Tengok ke kiri salobulo
Tengok ke kanan gunung patte’ne
Lihat ke muka ada satu pulau yang kecil
Nama puau libukang
Penggoli, batupasi
Kandeapi, ponjalae
Pegi lari ke surutanga
Kampung cina, kampung bugis
Marilah kita rakyat semua
Membela nusa bangsa

Anda mungkin juga menyukai