Anda di halaman 1dari 31

PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI BUNGA MAWAR TERHADAP

TINGKAT STRESS MAHASISWA YANG MENGHADAPI UJIAN PRAKTIKUM DI


STIKES DR SOEBANDI JEMBER

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Kelas 16A

1. Lailatul Mukarromah (16010021)


2. Lisa Sofia (16010023)
3. Moch Faizal Kamarul A. (16010025)
4. Moh. Agil Hidayah (16010026)
5. Munawaroh (16010027)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


Jl. dr. Soebandi No. 99 Jember, Telp/Fax. (0331) 483536
E_mail:jstikesdr.soebandi@yahoo.com,web:http://www.stikesdrsoebandi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di
perguruan tinggi dengan batas usia 18 – 30 tahun. Mahasiswa menurut knopfemacer adalah
merupakan insan – insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (
yang makin menyatu dengan masyarakat ), di didik dan diharapkan menjadi calon – calon
intelektual ( Sarwono, 1978).

Osce atau ujian praktik adalah alat untuk menilai komponen kompetensi klinik seperti
history talking, pemeriksaan fisik, prosedur skill, ketrampilan komunikasi, interpretasi hasil
lab, managemen dan lain-lain ( michellaLupita, 2014). Osce biasanya dilakukan setelah ujian
tulis dan ketika melaksanakan osce pun pasti akan ada waktu yang harus di tempuh,
sedangkan ketika maha siswa melaksanakan osce akan mengalami stress dan cemas.

Stres adalah suatu kondisi adanya tekanan fisik dan psikis akibat adanya tuntutan dalam
diri dan lingkungan (Rathus & Nevid, 2002, h. 4). Pernyataan tersebut berarti bahwa
seseorang dapat dikatakan mengalami stress, ketika seseorang tuntutan yang berasal dari
dalam diri atau lingkungan. Stres tidak selalu bersifat negatif pada diri individu, tetapi stres
dapat berdampak positif, stress yang berdampak negatif disebut distress dan stress yang
berdampak positif disebut eustress. Adanya perbedaan dampak stress pada diri individu
disebabkan oleh adanya perbedaan karakteistik masing-masing individu. Perbedaan
karakteristik tersebut akan menetukan respon individu terhadap stimulus yang menjadi
sumber stress, sehingga respon setiap individu akan berbeda-beda walaupun stimulus yang
menjadi sumber stresnya.

Bentuk cara mengurangi stres adalah salah satunya dengan menggunakan aromaterapi
yang dimulai dengan mencium bau yang wangi, sehingga segala yang membebani pikiran
akan berkurang ( Iman 2009 ). Istilah aromaterapi uncul pertama kali pada tahun 1920 yang
dipopulerkan oleh gatefosse, seorang ahli kimia dari prancis.

Aromaterapi adalah cara penyembuhan dengan menggunakan konsentrasi minyak


essensial yang diekstraksi dari tumbuh – tumbuhan ( Vitahealth, 2007 ). Bunga mawar
mengandung minyak atsiri yang baik kualitasnya yaitu mengandung cairan hasil suling dari
berbagai jenis bunga, daun, kulit batang, biji dan akar yang tidak digunakan secara langsung
ke kulit tetapi harus diencerkan terlebih dahulu yang basanya bersifat mudah menuap saat
terkena bekas.

Efek aromaterapi positif karena aroma yang segar dan harum merangsang snsori dan
akhirnya mempengaruhi organ lainnya sehingga dapat menimbulkan efek yang kuat terhadap
emosi. Aromaterapi ditangkap oleh reseptor di hidung, kemudian memberikan informasi
lebih jauh ke area diotak yang mengontrol emosi dan memori serta memberikan informasi
kehipotakamus yang merupakan pengatur sistem internal tubuh, sistem seksualitas, suhu
tubuh, dan reaksi terhadap stress. Manfaat paling besar dari aromaterapi adalah untuk
mengurangi ketegangan pikiran berlebihan dengan mencium bau yang wangi, segala yang
membebani pikiran jua akan berkurang (sudewo, 2009).

Diharapkan setelah pemberian Aromaterapi bunga mawar dapat mengurangi tingkat stres
para mahasiswa saat mengikuti ujian praktikum. Sehubungan dengan hal tersebut diatas,
maka peneliti berusaha untuk mengatasi atau melakukan suatu penanganan atas tingkat stress
yang tinggi dari para mahasiswa itu. Peneliti mengemukakan suatu solusi yaitu dengan
penggunaan Aromaterapi.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan antara pemberian aroma terapi bunga mawar terhadap tingkat strees
mahasiswa ketika mengikuti ujian praktik di universitas dr Soebandi Jember ?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menganalisis pengaruh pemberian relaksasi aromaterapi bunga mawar
terhadap tingkat kestresan pada maha siswa dalam menghadapi ujian
praktikum di Stikes dr. Soebandi Jember.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tingkat stress mahasiswa dalam menghadapi ujian
praktikum sebelum pemberian relaksasi aromaterapi bunga mawar di
Stikes dr. Soebandi Jember.
2. Mengidentifikasi tingkat stress mahasiswa dalam menghadapi ujian
praktikum sesudah pemberian relaksasi aromaterapi bunga mawar di
Stikes dr. Soebandi Jember.
3. Mengnalisis pengaruh pemberian relaksasi aromaterapi bunga mawar
terhadap stress pada mahasiswa dalam menghadapi ujian prktikum di
Stikes dr. Soebandi Jember
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian pengaruh pemberian aromaterapi bunga mawar terhadap
tingkat stress mahasiswa yang menghadapi ujian praktikum di Stikes dr. soebandi
Jember.
1.4.1 Secara Praktis
- Mahasiswa dapat memahami tentang seberapa besar pengaruh pemberian
aromaterapi bunga mawar terhadap tingkat stres mahasiswa yang menghadapi
ujian praktikum.
- Dapat memberikan alternatif cara dalam upaya untuk mengurangi tingkat
stress mahasiswa yang mengikuti ujian praktikum melalui penggunaan
aromaterapi.
1.4.2 Secara Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pengaruh antara
pemberian aromaterapi terhadap tingkat stres mahasiswa Stikes dr. Soebandi
Jember yang mengikuti ujian praktikum.
1.4.3 Bagi Peneliti.
Sebagai pengalaman dalam melakukan penelitian dan menambah wawasan
penelitian terkait dengan pengaruh pemberian aromaterapi unga mawar terhadap
tingkat stress mahasiswa yang menghadapi ujian praktikum.
1.4.4 Bagi Instansi Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai
efektifitas pemberian aromaterapi sehingga dapat digunakan ataupun
dimanfaatkan sebagai salah satu jenis terapi non-farmakologi dalam penanganan
stress.
1.4.5 Bagi Instansi Pendidikan.
Manfaat bagi instansi pendidikan adalah sebagai informasi terhadap
mahasiswa yang stress karena akan menghadapi ujian praktikum ataupun bagi
semua pelajaran yang akan menghadapi ujian.
1.5 Keaslian Penelitian

No. Indikator Penelitian sebelumnya ( Penelitian sekarang ( Perbedaan


Apriatien Gadaki 2018 ). Moch Faizal K.A Dkk ).
1. Judul Pengaruh pemberian Pengaruh pemberian Judul dalam
relaksasi aromaterapi aromaterapi bunga penelitian
bunga mawar terhadap mawar terhadap tingkat sekarang dan
kecemasan pasien pre strees mahasiswa yang sebelumnya
operasi dengan indikasi menghadapi ujian berbeda
sectio caesarea sectio di Rs praktikum di Stikes Dr
tingkat III baladika husada Soebandi Jember.
Jember.
2. Variable Variable bebas -Variable terikat Perbedaan
variable
a. Tingkat kecemasan Tingkat strees
dalam
sebelum dilakukan
penelitian
-Variable bebas
pemberian
sebelumya
aromaterapi bunga
Mahasiswa yang dan sekarang
mawar.
menghadapi ujian berbeda
b. Tingkat kecemasan
praktikum di Stikes dr
sesudah dilakukan
Soebandi Jember.
pemberian
aromaterapi bunga
mawar.

3. Metode Accidental sampling Accidental sampling Tidak ada


perbedaan
variabel
dalam
penelitian
sebelumnya
dan sekarang.
4. Tujuan Mengetahui pengaruh Mengetahui pengaruh Perbedaan
pemberian relaksasi pemberian relaksasi tujuan dalam
aromaterapi bunga mawar aromaterapi bunga penelitian
terhadap tingkat mawar terhadap tingkat sekarang dan
kecemasan pasien pre kesetressan pada sebelumnya
operasi dengan indikasi mahasiswa dalam berbeda.
sectio caesarea sectio di Rs menghadapi ujian
tingkat III BaladikaHusada praktikum di Stikes Dr
Jember. Soebandi Jember.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Stress


2.1.1 Definisi
Stress adalah kondisi yang tidak menyenangkan dimana manusia melihat adanya
tuntutan dalam suatu situasi sebagai beban atau diluar batas kemampua mereka untuk
memenuhi tuntutan tersebut ( Brehm&Kassin, 1996:527).

Patel (1996:3) stres merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa
disebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia menghadapi tantangan-
tantangan (challenge) yang penting, ketika dihadapkan pada ancaman (threat), atau
ketika harus berusaha mengatasi harapan-harapan yang tidak realistis dari
lingkungannya. Disamping itu, keadaan stres akan muncul apabila ada tuntutan yang luar
biasa sehingga mengancam kesselamatan atau integritas seseorang. Menurut Patel
(1996:3-5), stres tidak selalu bersifat negatif. Pada dasarnya, stress merupakan respon-
respon tertentu tubuh terhadap adanya tuntutan-tuntutan dari luar. Dengan adanya
berbagai tuntutan tersebut, tubuh manusia berusaha mengatasi dengan menciptakan
keseimbangan antara tuntutan luar, kebutuhan dan nilai-nilai internal, kemampuan
coping personal, dan kemampuan lingkungan untuk memberikan dukungan. Hasil dari
interaksi tersebut akan menghasilkan persepsi terhadap stres. Ketika stress telah
dipersepsikan secara positif dapat memotivasi manusia untuk lebih percaya diri dan lebih
berprestasi.

Menurut Cranweld-Ward (1990, dalam Isniwarti, 1996:16) stres merupakan


reaksi fisiologis dan psikologis yang terjadi ketika seseorang merasakan ketidak
seimbangan antara tuntutan yang dihadapi dengan kemampuannya untuk mengatasi
tuntutan tersebut.

Sedangkan menurut Korchin (1976, dalam Isnawarti,1996:16) juga menjelaskan


bahwa stress tidak hanya berupa kondisi yang menekan baik dari keadaan fisik atau
psikis seseorang, maupun reaksi-reaksinya terhadap tekanan itu, melainkan keterkaitan
antara ketiga hal tersebut.
Weiten (1992, dalam Sukmawati, 1999:21) menjelaskan adanya empat jenis stres,
antara lain :

1) Frustasi

Kondisi dimana seseorang merasa jalan yang akan ditempuh untuk meraih tujuan
dihambat.

2) Konflik

Kondisi ini muncul ketika dua atau lebih perilaku saling berbenturan, dimana masing-
masing perilaku tersebut butuh untuk diekspresikan atau malah saling memberatkan.

3) Perubahan

Kondisi yang dijumpai ternyata merupakan kondisi yang tidak semestinya serta
membutuhkan adanya suatu penyesuaian.

4) Tekanan

Kondisi dimana terdapat suatu harapan atau tuntutan yang sangat besar terhadap seseorang
untuk melakukan perilaku tertentu.

Patel (1996:5-6) menjelaskan adanya berbagai jenis reaksi stress yang umumnya dialami
manusia meliputi :

1) Too little stress

Dalam kondisi ini, seseorang belum mengalami tantangan yang berat dalam memenuhi
kebutuhan pribadinya. Seluruh kemampuan belum sampai dimanfaatkan, serta kurangnya
stimulasi mengakibatkan munculnya kebosanan dan kurangnya makna dalam tujuan hidup

2) Optimum stress

Seseorang mengalami kehidupan yang seimbang pada situasi “atas” maupun “bawah”
akibat proses manajemen yang baik oleh dirinya. Kepuasaa kerja dan perasaan mampu
individu dalam meraih prestasi menyebabkan seseorang mampu menjalani kehidupn dan
pekerjaan sehari-hari tanpa menghadapi masalah yang terlalu banyak atau rasa lelah yang
berlebihan.

3) Too much stress

Dalam kondisi ini, seseorang merasa telah melakukan pekerjaan yang terlalu banyak setiap
hari. Dia mengalami kelelahan fisik maupun emosional, serta tidak mampu menyediakan
waktu untuk beristirahat atau bermain. Kondisi ini dialami secara terus-menerus tanpa
memeperoleh hasil yang diharapkan

4) Breakdown stress

Ketika pada tahap too much stress individu tetap meneruskan usahanya pada kondisi yang
statis, kondisi akan berkemban menjadi adanya kecenderungan neurotis yang kronis atau
munculnya rasa sakit psikosomatis. Misalnya pada individu yang memiliki perilaku
merokok atau kecanduan minuman keras, konsumsi obat tidur, dan terjadinya kecelakaan
kerja. Ketika individu tetap meneruskan usahanya ketika mengalami kelelahan, ia akan
cenderung mengalami breakdown baik secara fisik , maupun psikis.

Senada dengan Patel, Hans Selye (1975a, dalam Patel, 1996:6) menerangkan adanya
empat tahapan stres yang meliputi understress, eustress, overstress, dan distress. Pada kondisi
eustress hendaknya dapat disadari ketika kondisi tubuh dan pikiran dalam keadaan yang
seimbang, mersa enerjik, mudah beradaptasi, dan dalam kondisi santai atau rileks. Ketika
sudah melampaui tahapan eustress, individu akan merasa lelah, cemas, agresif, serta defensif.

Walaupun ada berbagai pengertian, mekanisme, serta klasifikasi stress, Lazzarus (1976,
dalam Isniwarti, 1996:17) dan Patel (1996:13-14) menjelaskan bahwa stres merupakan
mekanisme yang bersifat individual. Stres bagi seseorang belum tentu merupakan stres bagi
yang lainnya, hal ini disebabkan karena persepsi dan toleransi yang berbeda-beda pada setiap
orang tentang hal-hal yang menjadi hambatan atau tuntutan yang mungkin menimbulkan
stres.

Berdasarkan berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa stress merupakan suatu
keadaan yang menekan diri individu yang disebabkan adanya ketidakseimbangan antara
kemampuan yang dimiliki dengan tuntutan yang ada. Stres merupakan mekanisme yang
kompleks dan menghasilkan respon yang saling terkait baik fisiologis, psikologis, maupun
perilaku pada individu yang mengalaminya, dimana mekanisme tersebut bersifat individual
yang sifatnya berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain.

2.1.2. Penyebab Stres atau Stresor

Stresor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan terjadinya


respon stres. Stresor dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari kondisi fisik, psikologis,
maupun social (Kisker, 1977 dalam Isniwarti, 1996:18) dan juga muncul pada situasi kerja,
dirumah, dalam kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya (Patel, 1996:15).

Secara garis besar, stresor bisa dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1). Stresor mayor yang berupa major live events yang meliputi peristiwa kemayian orang
yang disayangi, masuk sekolah untuk pertama kali, dan perpisahan; dan

2). Stresor minor yang biasanya berawal dari stimulus tentang masalah hidup sehari-hari,
misalnya ketidaksenangan emosional terhadap hal-hal tertentu sehingga menyebabkan
munculnya stres (Brantley,dkk., 1988, dalam Isnawarti, 1996:18).

SE. Taylor (1991:197-198) merinci beberapa karakteristik kejadian yang berpotensi untuk
dinilai menciptakan, antara lain :

1) Kejadian negatif agaknya lebih banyak menimbulkan stress daripada kejadian positif.

2) Kejadian yang tidak terkontrol dan tidak terprediksi lebih membuat stres daripada kejadian
yang terkontrol dan terprediksi.

3) Kejadian “ambigu” seringkali dipandang lebih mengakibatkan stress daripada kejadian


yang jelas.

4) Manusia yang tugasnya melebihi kapasitas (overload) lebih mudah mengalami stres
daripada orang yang memiliki tugas lebih sedikit.
Ada beberapa sumber stres yang berasal dari lingkungan, diantaranya adalah lingkungan
fisik seperti polusi udara, kebisingan, kesesakan, dan lingkungan kontak social yang
bervariasi, serta kompetisi hidup yang tinggi (Howart & Gillham, 1981; Atkinson, 1990;
dalam Iswinarti, 1996:19). Seperti yang dikutip oleh oleh Patel (1996:18-19) bahwa pada
Holmes and Rahe Schedule of Recent Life Events telah diteliti berbagai peristiwa kehidupan
yang membutuhkan penyesuaian sosial kembali dan memberinya rating berdasarkan muatan
nilai stresnya. Stresor yang berupa peristiwa-peristiwa perubahan di sekolah (change in
school) berada pada peringkat 33 yang dapat menimbulkan stres.

Holmes dan Rahe (dalam Davidson & Neale), 1992) merumuskan adanya sumber stres, yaitu
:

1) Dalam diri individu

Hal ini berkaitan dengan adanya konflik. Pendorong dan penarik konflik menghasilkan
dua kecenderungan yang berkebalikan, yaitu approach dan avoidance. Kecenderungan ini
menghasilkan tipe dasar konflik (Weiten, 1992), yaitu :

a. Approach-approach Conflict

Muncul ketika kita tertarik terhadap dua tujuan yang sama-sama baik.

b. Avoidance-avoidance Conflict

Muncul ketika kita dihadapkan pada satu pilihan antara dua situasi yang tidak
menyenangkan

c. Approach-avoidance Conflict

Muncul ketika kita melihat kondisi yang menarik dan tidak menarik dalam satu tujuan
atau situasi.
2) Dalam keluarga

Dari keluarga ini yang cenderung memungkinkan munculnya stres adalah hadirnya
anggota baru, sakit, dan kematian dalam keluarga.

3) Dalam komunitas dan masyarakat

Kontak dengan orang di luar keluarga menyediakan banyak sumber stres. Misalnya,
pengalaman anak di sekolah dan persaingan.

Dari berbagai penjelasan di atas, maka stresor atau hal-hal yang dapat menyebabkan
terjadinya stres dapat berupa faktor-faktor fisiologis, psikologis, dan lingkungan di sekitar
individu (baik fisik maupun sosial). Namun, Stresor tersebut dapat menimbulkan stres
ataupun tidak tergantung bagaimana individu menyikapi stresor itu.

2.1.3. Pengertian dan Mekanisme Coping stres

Coping adalah segala usaha untuk mengurangi stres, yang merupakan proses
pengaturan atau tuntutan (eksternal maupun internal) yang dinilai sebagai beban yang
melampaui kemampuan seseorang (Lazarus & Folkman, 1984). Definisi lain menyatakan
coping sebagai proses dimana individu melakukan usaha untuk mengatur (management)
situasi yang dipersepsikan adanya kesenjangan antara usaha (demands) dan kemampuan
(resources) yang dinilai sebagai penyebab munculnya situasi stres (dalam Sarafino,
1998:133).

Usaha coping sangat bervariasi dan tidak selalu dapat membawa pada solusi dari
suatu masalah yang menimbulkan situasi stres. Individu melakukan proses coping terhadap
stres melalui proses transaksi dengan lingkungan, secara perilaku dan kognitif (Sarafino,
1998:133).

Peristiwa stresful merupakan kejadian yang berpotensi memicu stres pada individu.
Sedangkan penilaian dan interpretasi terhadap stresor melalui primary dan secondary
appraisal merupakan proses penentuan makna dari suatu kejadian dan penaksiran terhadap
kemampuan dan potensi coping individu (SE. Taylor, 1991:232)
2.1.4. Fungsi coping stres

Proses coping terhadap stres memiliki 2 fungsi utama yang terlihat dari bagaimana
gaya menghadapi stres, yaitu :

1) Emotion-focused coping

Coping ini bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap respon emosional terhadap situasi
penyebab stres, baik dalam pendekatan secara behavioral maupun kognitif. Lazarus dan
Folkman (1984b) mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan emotional-
focused coping ketika individu memiliki persepsi bahwa stresor yang ada tidak dapat
diubah atau diatasi.

2) Problem-focused coping

Coping ini bertujuan untuk mengurangi dampak dari situasi stres atau memperbesar
sumber daya dan usaha untuk menghadapi stres. Lazarus & Folkman (1984b)
mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan Problem-focused coping ketika
individu memiliki persepsi bahwa stresor yang ada dapat diubah (Sarafino, 1998:133-135)

Greenberg (2002:293) mengutip bahwa ketika Problem-focused coping telah dilakukan


dan mengakibatkan kelelahan karena tugas yang diselesaikan terlalu berat, manusia bisa
saja melakukan Emotion-focused coping untuk membuat perasaan dirinya menjadi lebih
baik ketika mengerjakan tugas-tugas dan kembali melakukan Problem-focused coping
yang telah dilakukan. Jadi kedua tipe coping tersebut dapat saling mendukung antara satu
dengan yang lainnya.

2.1.5. Metode-metode Coping Stres

Individu memerlukan kemampuan tertentu (skill) dan strategi untuk mengatasi


masalah dan mengatur respon emosional terhadap kondisi yang mengakibatkan stres. Lazarus
& Folman (1986, 1988) mengidentifikasikan berbagai jenis strategi coping, baik secara
problem-focused maupun emotion-focused, antara lain :

(1) Planful problem solving

(2) Confrontive coping


(3) Seeking social support

(4) Distancing

(5) Escape-avoidance

(6) Self-control

(7) Accepting responsibility

(8) Positive reappraisal (Sarafino, 1998:135)

2.2. Aromaterapi & Relaksasi

2.2.1. Pengertian & fungsi Aromaterapi

Aromaterapi sendiri adalah terapi menggunakan sari minyak murni bunga mawar untuk
membantu memperbaiki atau menjadi kesehatan, membangkitkan semangat, gairah,
menyegarkan serta menenangkan jiwa, dan merangsang proses penyembuhan.
(http://lepuspacastle.blogspot.com/2007/01/leha-leha-dan-aromaterapi.html)

Aromaterapi yang dipakai bisa berupa pengharum ruangan, dupa (incense stick),
cologne/parfum, minyak esensial yang dibakar bersama air di atas tungku kecil, atau
bentuk-bentuk yang lainnya. Aromaterapi selalu dihubungkan dengan hal-hal
menyenangkan agar membuat jiwa,tubuh dan pikiran merasa relaks dan 'bebas' Pada
tahun 1928 penggunaan istilah aromaterapi dipopulerkan oleh Rene Maurice Gattefosse
di Perancis. Aromaterapi digunakan untuk rileksasi dan pengobatan. Bahkan pada
Perang Dunia II minyak esensial untuk aromaterapi ini digunakan untuk pengobatan
karena pada zaman itu sulit memperoleh antibiotika Minyak tersebut mengandung
bahan kimia asli dari tumbuhan tersebut berupa zat antiseptik seperti fenol dan alkohol
dan molekul-molekul lain. Khasiatnya menyembuhkan berbagai penyakit serta
menyebarkan bau harum. (www.hanyawanita.com).

Bagaimana cara kerja aromaterapi itu? Ketika hidung menghirup wangi sari bunga
mawar yang telah terbukti mampu mempengaruhi emosi. wangi yang dihirup akan
membuat vibrasi di hidung. Dari sini wangi yang mempunyai manfaat tertentu itu akan
mempengaruhi sistem limbik, tempat pusat memori, suasana hati, dan intelektualitas
berada. (www.hanyawanita.com).

Menurut Dr. Alan Huck (neurology psikiater dan Direktur Pusat Penelitian Bau dan
Rasa di Chicago), bau berpengaruh langsung terhadap otak manusia, mirip narkotika.
Ternyata hidung kita memiliki kemampuan untuk membedakan lebih dari 100.000 bau
yang berbeda yang mempengaruhi kita dan itu terjadi tanpa kita sadari. Bau-bauan
tersebut mempengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan mood (suasana hati), emosi,
ingatan, dan pembelajaran. Misalnya, dengan menghirup aroma lavender maka akan
meningkatkan gelombang-gelombang alfa di dalam otak dan gelombang inilah yang
membantu kita untuk merasa rileks. Sementara dengan menghirup aroma bunga melati
maka akan meningkatkan gelombang-gelombang beta dalam otak yang meningkatkan
ketangkasan dan kesiagaan. (http://lepuspacastle.blogspot.com/2007/01/leha-leha-dan-
aromaterapi.html)

2.2.2. Macam-macam wewangian aromaterapi dan kegunaan

a. Jenis wewangian Kegunaan

1) Apple Cinnamon Wangi apple cinnamon dipercaya dapat membangkitkan kenangan


hangat bersama orang tua serta mengingatkan orang akan suasana rumah yang nyaman.

2) Black Cherry aromanya sangat tajam dan menyegarkan. Cocok untuk ditempatkan di
ruang pertemuan.

3) Lemon wewangian yang digunakan untuk menenangkan suasana. Aromanya yang


menggemaskan dapat membuat anda makin percaya diri, merasa lebih santai, dapat
menenangkan syaraf, tetapi tetap membuat kita sadar.

4) Cinnamon konon, minyak essensialnya mengandung antibiotik, antiseptik dan antivirus


yang dapat melindungi tubuh manusia

5) Eucalyptus pohonnya dikenal dengan nama kayu putih. Wanginya dapat menghilangkan
bau secara efektif. Selain itu juga ampuh menghilangkan bakteri, antiseptik dan
antiviral juga ada pada minyak jenis ini.
6) Freesia aroma bunga freesia ini sangat khas. Untuk memperoleh wangi yang pas, jangan
gunakan terlalu banyak.

7) Gardenia merupakan wewangian Bunga Gardenia yang sangat disukai wanita.


Wanginya sangat identik dengan acara-acara besar dan mewah seperti pernikahan,
prom night dan pesta eksotis lainnya.

8) Honey Suckle aromanya sangat bersahabat dengan hidung. Karenanya aroma yang satu
ini dapat membuat orang merasa nyaman dan rileks.

9) Jasmine merupakan jenis aroma yang sanggup menciptakan suasana romantis. Namun,
jangan gunakan terlalu banyak. Sebab, aroma kuat bunga melati justru membuat udara
menjadi tidak segar, bahkan mungkin sedikit menyeramkan.

10) Juniper Berry aromanya sangat maskulin dan dipercaya dapat meredam emosi.

11) Lavender jika anda penderita insomnia atau ingin mendapatkan relaksasi dapat
menggunkan aromatherapy jenis ini. Lavender dipercaya bisa membantu terciptanya
keseimbangan tubuh dan pikiran.

12) Pachouli aromanya sangat eksotik dan berpaut erat dengan kegiatan masak-memasak.

13) Peppermint aroma yang begitu menyegarkan, membangkitkan suasana, dapat


mengurangi sakit perut, mengurangi ketegangan dan dipercaya bisa menyembuhkan
sakit kepala.

14) Pine Merupakan aroma yang bisa mengingatkan anda pada suasana luar ruangan yang
begitu bersih dan berbau kayu.

15) Cendana/ Sandalwood aroma yang dilahirkannya dapat membantu menciptakan dan
menuangkan ide kreatif. Selain dapat mengurangi depresi, harum cendana dipercaya
dapat mengatasi masalah sulit tidur serta masalah lain yang berhubungan dengan
stres. Selain itu, aromanya sangat bermanfaat digunakan saat meditasi

16) Pikake atau Plumeria merupakan wewangian bunga khas Hawaii yang dapat
membangkitkan ingatan anda akan lembutnya hembusan angin pantai. Sangat
disarankan digunakan untuk relaksasi
2.2.3. Relaksasi

a. Pengertian Relaksasi

Relaksasi adalah suatu kondisi istirahat pada aspek fisik dan mental manusia,
sementara aspek spirit tetap aktif bekerja. Dalam keadaan relaksasi, seluruh tubuh dalam
keadaan homeostatis atau seimbang, dalam keadaan tenang tapi tidak tertidur, dan seluruh
otot-otot dalam keadaan rileks dengan posisi tubuh yang nyaman (Suryani, 2000:76).

2.3. Mahasiswa yang Mengikuti Ujian praktikum

2.3.1. Ujian Praktikum

Ujian merupakan cara terbatas untuk mengukur kemampuan seseorang.Pelaksanaan


ujian dimaksudkan untuk mengukur pengetahuan seseorang atau peserta didik.Ujian juga
dijadikan sebagai alat evaluasi untuk menilai berapa jauh pengetahuan sudah dikuasai dan
ketrampilan yang sudah diperoleh. Ujian dapat mendorong seseorang dalam kegiatan
pembelajaran baik itu secara wawasan atau pun pengetahuan lainnya.

Ujian praktik adalah suatu jenis ujian dimana mahasiswa melakukan suatu tindakan
dengan berdasarkan materi yang diajarkan dalam materi pelajaran tersebut dan saat
berlangsungnya ujian tersebut tidak sedikit dari mahasiswa yang mengalami stress atau
cemas untuk mengikuti ujian praktik tersebut. banyak mahasiswa menganggap ujian
praktikum adalah ujian yang paling menakutkan.

2.3.2. Mahasiswa yang mengikuti Ujian Praktikum

Mahasiswa yang mengikuti ujian praktikum ini adalah mahasiswa angkatan 2016 A.
Dari keseluruhan mahasiswa di kelas ini tak banyak mahasiswa yang mengulang.

Berdasarkan uraian diatas dapat kita lihat bahwa ujian praktikum ini sangat penting,
mengingat hal tersebut ada prasyarat wajib untuk dapatnya mahasiswa membuat skripsi bagi
kelulusannya nanti. Sehingga dapat dikatakan ujian praktikum ini mempunyai bobot yang
lumayan berat karena selain materinya yang berat, mahasiswa juga dituntut untuk
memperoleh nilai yang sesuai standar dan mampu melakukannya. Hal inilah yang lalu
menimbulkan stres pada para mahasiswa yang mengikuti ujian praktikum ini. Stres yang
ditimbulkan seperti Pusing-pusing/sakit kepala, kelelahan, ingin mengerjakan segalanya
dengan cepat, ingatan melemah, tidak mampu berkonsentrasi, tidak sanggup melaksanakan
tugas yang sudah dimulai, kehilangan semangat. Stres yang ditimbulkan dapat mengurangi
kenyamanan saat mengikuti ujian praktikum dan mungkin akan menghambat belajar
mahasiswa.

2.4. Hubungan antara Stres dan Aromaterapi

Berdasarkan uraian diatas dapat kita lihat bahwa ujian praktikum adalah point yang
sangat penting. mengingat hal tersebut adalah ujian praktikum prasyarat wajib untuk
dapatnya mahasiswa membuat skripsi bagi kelulusannya nanti. Sehingga dapat dikatakan
ujian praktikum ini mempunyai bobot yang lumayan berat karena selain materinya yang
berat, mahasiswa juga dituntut untuk memperoleh nilai yang sesuai standar. Hal ini
dikarenakan ujian praktikum lebih menekankan pada rumus dan pemahaman,skill lab, tidak
hanya sekedar hafalan. Pada akhirnya hal ini dapat menimbulkan stres. Stres, pada penjelasan
awal telah disimpulkan akan menghasilkan reaksi fisiologis, reaksi psikologis dan perubahan
perilaku. Seperti juga yang dijelaskan oleh Coleman (1991, dalam Iswinarti, 1996:20), bahwa
contoh reaksi fisiologis sebagai tanda peringatan awal yang penting adalah nyeri dada, diare,
sakit perut, sakit kepala atau pusing-pusing, mual, insomnia, kelelahan, dan jantung berdebar-
debar. Selanjutnya, reaksi psikologis dari stres bisa dilihat dari tanda-tanda seperti tidak mau
santai pada saat yang tepat, merasa tegang, tidak tahan terhadap suara atau gangguan lain,
cepat marah atau mudah tersinggung, ingatan melemah, tidak mampu konsentrasi, daya
kemauan berkurang, emosi tidak terkendali, tidak sanggup melaksanakan tugas yang sudah
dimulai, impulsife dan reaksi berlebihan terhadap hal-hal sepele.

Munculnya reaksi-reaksi diatas sebagai respon dari stres akan menghambat proses
belajar mahasiswa sehingga memungkinkan banyaknya mahasiswa yang mengulang untuk
jian praktikum ini.

Aromaterapi sendiri adalah terapi menggunakan sari bunga mawar untuk membantu
memperbaiki atau menjadi kesehatan, membangkitkan semangat, gairah, menyegarkan serta
menenangkan jiwa, dan merangsang proses penyembuhan.

(http://lepuspacastle.blogspot.com/2007/01/leha-leha-dan-aromaterapi.html).
Aromaterapi selalu dihubungkan dengan hal-hal menyenangkan agar membuat jiwa,
tubuh dan pikiran merasa relaks. Oleh karena itu, peneliti berusaha mengurangi tingkat stres
yang terjadi pada mahasiswa saat mengikuti mata kuliah statistik dengan menggunakan
aromaterapi.

2.5 Mekanisme relaksasi aromaterapi mawar terhadap stress

Menurut Kheirkhah (2014) salah satu herbal esensial yang digunakan dalam aromaterapi
adalah mawar, aroma mawar efektif pada sistem syaraf pusat. Dua bahan dari aroma terapi
mawar sytrinol dan 2-phenyl ethyl alcohol. Pada mawar dikenal agen anti ansietas.
Menggunakan mawar oil mengurangi kecemasan sebesar 71% dalam persalinan dan hanya
14% dari mereka yang membutuhkan pembiusan lokal (Syukrini,2016).

Menurut Rubkahwati(2013) beberapa bahan kimia yang terkandung dalam


minyak atsiri bunga mawar diantaranya sitral,sitronelol, geraniol, linalol, nerol, eugenol,
feniletil, alcohol,farnesol, nonil, dan aldehida. Pada saat aroma terapi minyak esensial bunga
mawar dihirup, molekul sytrinol dan 2-phenyl ethyl alcohol yang mudah menguap akan
membawa unsur aromatic yang terkandung didalamnya kepuncak hidung dimana silia-silia
muncul dari sel-sel resptor. Apabila molekul-molekul menempel pada rambut-rambut
tersebut,suatu pesan elektro kimia akan ditranmisikan melalui saluran olfaktori kedalam
sistem limbic. Hal ini akan merangsang memori dan respon emosional. Hipotalamus yang
berperan sebagai regulator memunculkan pesan yang harus disampaikan ke otak. Menurut
Koesormardyah (2009) pesan yang diterima kemudian diubah menjadi tindakan berupa
senyawa eletro kimia yang menyebabkan perasaan tenang dan rilek serta dapat memperlancar
aliran darah. Efek positif pada sistem syaraf pusat diberikan oleh molekul-molekul bau yang
terkandung dalam minyak esensial, menghambat pengeluaran Adreno Corticotriphic
Hormone (ACTH) dimana hormon ini adalah hormon yang mengakibatkan terjadinya
kecemasan pada individu(Syukrini,2016)

Menurut Koesormardyah (2009) dampak positif aroamterapi terhadap penurunan tingkat


stress disebabkan karena aromaterapi diberikan secara langsung. Mekanisme melalui
penciuman jauh lebih cepat dibanding rute yang lain dalam penanggulangan problem
emosional seperti stress dan kecemasan, termasuk sakit kepala, karena hidung atau
penciuman mempunyai kontak langsung dengan bagian-bagian otak yang bertugas
merangsang terbentuknya efek yang ditimbulkan oleh aroma terapi. Hidung sendiri bukanlah
organ untuk membau, tetapi hanya memodifikasi suhu dan kelembapan udara yang masuk.
Saraf otak (cranial) pertama bertanggung jawab terhadap indra pembau dan menyampaikan
pada sel-sel reseptor. Ketika aromaterapi bunga mawar dihirup, molekul yang mudah
menguap dari minyak mawar yaitu dibawah oleh udara ke dalam “atap” hidung dimana silia-
siliayang lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-molekul itu menempel pada
rambut-rambut tersebut,susatu pesan elekro kimia akan ditranmisikan melalui bola dan
olfactory kedalam sistem limbic. Hal ini akan merangsang memori dan respon emosional.
Hipotalamus berperan sebagai relay dan regulator, memunculkan pesan-pesan kebagian otak
serta bagian tubuh yang lain. Pesan yang diterima kemudian diubah menjadi tindakan yang
berupa pelepasan senyawa elekrokimia yang menyebabkan euporia, relaks, atau sedative.
Sistem limbic ini terutama diguanakan untuk sistem ekresi emosi (Syukrini,2016)
BAB 3

KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep

Mahasiswa

Ujian Praktikum

Kecemasan

Terapi

Terapi non farmakologi Terapi farmakologi

Manajemen Psikoterapi Psikologi Kognitif Perliaku


Kecemasan

Relaksasi
Aromaterapi
Bunga Mawar

Keterangan:

= Diteliti

= Tidak diteliti
3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah alternatif dengan jawaban yang dibuat oleh peneliti oleh
problematika yang diajukan peneliti. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang
bersifat sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui
peneliti. Dengan kedudukan itu maka hipotesis dapat berunah menjadi kebenaran, akan tetapi
juga dapat tumbang sebagai kebenaran (Arikunto, 2011).

Ada dua hipotesis yang ada dalam penelitian ini yaitu :

• Ho : Tidak ada pengaruh antara pemberian Aromaterapi (beraroma lavender dan lemon)
terhadap tingkat stres mahasiswa stikes dr. Soebandi Jember yang mengikuti ujian praktikum
atau osce.

• Ha : Ada pengaruh antara pemberian Aromaterapi (beraroma lavender dan lemon) terhadap
tingkat stres mahasiswa stikes dr. Soebandi Jember yang mengikuti ujian praktikum atau
osce.
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian. Konteks komponen desain dapat mencakup semua struktur
penelitian yang diawali sejak ditemukannya ide sampai diperoleh hasil penelitian
sedangkan dalam arti sempit, desain penelitian merupakan penggambaran secara jelas
tentang hubungan antara variable, pengumpulan data dan analisis data, sehingga dengan
desain yang baik peneliti mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan antara
variable dan bagaimana mengukurnya. (Sujarwni, 2014)
Penelitian ini menggunakan teknik purposiv sampling. Pemilihan sampel purposiv
adalah cara penetapan sampel dengan materi subjek atas dasar hal-hal yang
menyenangkan peneliti. Sampling ini dipilih apabila kurangnya pendekatan dan tidak
memungkinkan untuk mengontrol. Subjek djadikan sampel karena kebetulan dijumpai
ditempat dan waktu secara bersamaan pada pengumpulan data. Dengan cara ini, sampel
diambil sistematika tertentu, sehingga tidak dapat mewakili populasi sumber, apalagi
populasi target ( Nursalam, 2017). Penelitian melibatkan adanya pretest dan posttest.
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subjek ( misalnya manusia, klien )yang
memenuhi kriteria yang telah di tetapkan ( Nursalam, 2017).
1. Populasi target
Populasi target dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengalami
stress dalam menghadapi ujian atau osce di stikes dr. Soebandi.
2. Populasi terjangkau.
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang
mengalami stress dalam menghadapi ujian atau osce di stikes dr. Soebandi
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
- Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan ujian praktikum
atau osce.
2) Mahasiswa sedang mengalami stress berat.
3) Mahasiswa yang bersedia menjadi responden.
- Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Mahasiswa yang tidak mengalami stress dan sudah terbiasa
menghadapi osce.
2) Mahasiswa tidak bersedia.
3) Mahasiswa trauma terhadap bau bunga mawar.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian populasi trjangkau yang dapat dipergunakan sebagai
subjek penelitian ( Nursalim, 2017).
Rumus sampel (slovin)
n= N
1 + N(e)2
Keterangan:
n= jumlah sampel
N= jumlah populasi
e2= batas toleransi kesalahan (error tolerance) 0,05
n= N = 38 = 35
1 + N(e)2 1 + 38(0,05)2
Jadi jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 35 mahasiswa sedang
menghadapi ujian praktikum atau osce.
4.3 Tempat Penelitian
Penelitian yang berjudul pengaruh pemberian aromaterapi bunga mawar
terhadap tingkat stress mahasiswa yang menghadapi ujian praktikum di stikes dr.
Soebndi Jember tahun 2018. Akan dilakukan di stikes dr. Soebandi Jember.
4.4 Waktu Penelitian
Penelitian yang berjudul pengaruh pemberian aromaterapi bunga mawar
terhadap tingkat stress mahasiswa yang menghadapi ujian praktikum di stikes dr.
Soebndi Jember tahun 2018. Akan dilakukan ketika mahasiswa melakukan ujian
praktikum atau osce di tanggal 1 Januari 2018.
4.5 Definisi Operasional
Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian
No Variabel Definisi Indikator Alat Skala Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
1. Independen: keadaan 1) Hasil HARS Rasio 1) Tidak ada
Tingkat emosi yang tingkat stress
Stress tidak Stress : 0 - 14
sebelum menyenang > 42 2) Stress
dilakukan kan, 2) Hasil ringan: 15-20
pemberian melibatkan tingkat 3) Stress
aromaterapi rasa takut Stress sedang: 21-27
bunga yang < 14 4) Stress
mawar subjektif, 3) Hasil berat:28-41
rasa ukur tetap 5) Panik:
tidak 42-56
nyaman pada
tubuh, dan
gejala fisik
sebelum diberikan
relaksasi aroamterapi
bunga mawar
2. Tingkat keadaan 1) Hasil HARS Rasio 1) Tidak ada
stress tidak stress Stress
sebelum menyenang > 42 : 0 - 14
dilakukan kan, 2) Hasil 2) Stress
pemberian melibatkan tingkat ringan: 15-20
aromaterapi rasa takut stress 3) Stress
bunga yang < 14 sedang: 21-27
mawar subjektif, 3) Hasil 4) Stress
rasa ukur tetap berat:28-41
tidak 5) Panik:
nyaman pada 42-52
tubuh, dan
gejala fisik
sebelum diberikan
relaksasi aroamterapi
bunga mawar
4.6 Pengumpulan Data

4.6.1 Sumber data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data.
Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua,yaitu data primer dan sekunder.

a. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditangani. Data dikumpulkan
sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek
penelitian yang dilakukan .
b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dalam penelitian ini yang menjadi
sumber data sekunder adalah literature,artikel,jurnal serta situs resmi diinternet
yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan (Sugiono,2014).

4.6.2 Teknik Pengumpulan Data

a. Prosedur Teknis
1. Memilih resoponden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eklusi . Caranya
yaitu dengan cara melihat fisik dari mahasiswa yang akan menghadapi ujian
praktek .
2. Seluruh responden yang ada sebagai kelompok intervensi.
3. Mengukur kestresan responden kelompok intervensi (pretest). Pengukuran
stress sebelum diberikan aroma terapi mawar dilakukan dengan kuesioner
HARS (hamilton anxiety rating scale). Pada saat pengisian kuesioner, peneliti
mendampingi setiap responden mahasiswa Stikes dr soebandi jember satu per
satu dan menjelaskan setiap pertanyaan yang ada pada kuesioner agar
memudahkan mahasiswa dalam memahami dan menjawabnya. Jika pada saat
pengisian kuesioner responden mengalami stress, maka pengisian kuersioner
akan dilanjutkan pada saat responden merasa lebih baik sehingga responden
tidak akan merasa terbebani. Waktu pengisian kuesioner kurang lebih selama
10-20 menit untuk setiap responden. Hasil kegiatan ini dijadikan sebagai data
pretest dan untuk penilaian lebih lanjut pada responden pada kelompok
intervensi.
4. Memberikan aromaterapi mawar pada responden kelompok intervensi dengan
cara penggunaan relaksasi aroma terapi bunga mawar. Proses aroamaterapi
bunga mawar ini selama kurang lebih 10 menit. Bila responden mengalami hal
yang tidak diinginkan, maka pemberian aromaterapi akan dihentikan saat itu
juga, dan peneliti akan melaporkan hal tersebut kepada tenaga medis
bersangkutan sehingga responden akan ditindak lanjuti.
5. Mengumpulkan hasil data dan untuk selajutnya diolah dan dianalisa.
4.6.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penulisan yang akan digunakan oleh penelitian adalah kuesioner atau
angket yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan mengacu pada kerang konsep
yang telah dibuat. Instrumen penelitian seperti berikut ini:
1. Kuesioner pengukur tingkat stress / hamilton ansieti rating scala ( HARS)

Stress dapat diukur dengan pengukuran tingkat kestressan menurut alat ukur
kesetressan yang disebut hamilton ansieti rating scala HARS. Kuesioner HARS
merupakan pengukuran stress yang didasarkan pada munculnya gejala pada
individu yang mengalami stress. Kuesioner HARS terdapat 14 gejala yang
nampak pada individu yang mengalami kestressan. Setiap item yang diabsorbsi
diberi tingkatan skor antara 0 (Nol Present) sampai dengan 4 (severe) (
Darmawati, 2012 ). Kuesioner HARS telah banyak digunakan pada berbagai
penelitian terkait tingkat kecemasan, pengaruh aromaterapi terhadap tingkat
stress mahasiswa yang sedang mengikuti ujian praktikum di Stikes dr Soebandi
Jember.

Format asli dari kuesioner HARS dalam bahasa inggris, bentuk terjemah
dalam bahasa indonesia diambil dari buku konsep dan penerapan metodologi
penelitian ilmu keperawatan karya NurSalam (2008) skala HARS merupakan
kuesioner skala stress yang teriri dari 14 pernyataan yaitu tentang suasana hati,
ketegangan, ketakutan, insomnia, konsentrasi, depresi, tonus otot, sensori
somatik, gejala kardiovaskuler, gejala sisttem respirasi, gejala sistem
gastrointestinal, gejala sistem genitourinaria, gejala otonom dan perilaku (
Videbeck 2008 ).
Masing masing gejala diberi penilaian angka (skor) antara 0-4 yang artinya :

Nilai 0 : tidak ada gejala yang muncul.

Nilai 1 : gejala ringan (hanya 1 gejala yang muncul)

Nilai 2 : gejala sedang (sebagaian gejala yang muncul)

Nilai 3 : gejala berat (lebih dari sebagaian gejala yang muncul)

Nilai 4 : gejala panik (seluruh gejala muncul)

Menurut masing masing nilai dari ke 14 kelompok dijumlahkan sehingga


dari pejumlahaan tersebut dapat diketahui derajat stress seseorang (Lestari
2015) yaitu :

1. Tidak ada stress (0-14)


2. Stress ringan (15-20)
3. Stress sedang (21-27)
4. Stress berat (28-41)
5. Stress berat sekali / panik (42-56)
4.6.3 Mekanisme relaksasi aromaterapi mawar terhadap tingkat stress

Menurut Kheirkhah (2014) salah satu herbal esensial yang digunakan dalam
aromaterapi adalah mawar, aroma mawar efektif pada sistem syaraf pusat. Dua bahan
dari aroma terapi mawar sytrinol dan 2-phenyl ethyl alcohol. Pada mawar dikenal
agen anti ansietas. Menggunakan mawar oil mengurangi kecemasan sebesar 71%
dalam persalinan dan hanya 14% dari mereka yang membutuhkan pembiusan lokal
(Syukrini,2016).

Menurut Rubkahwati(2013) beberapa bahan kimia yang terkandung dalam


minyak atsiri bunga mawar diantaranya sitral,sitronelol, geraniol, linalol, nerol,
eugenol, feniletil, alcohol,farnesol, nonil, dan aldehida. Pada saat aroma terapi minyak
esensial bunga mawar dihirup, molekul sytrinol dan 2-phenyl ethyl alcohol yang
mudah menguap akan membawa unsur aromatic yang terkandung didalamnya
kepuncak hidung dimana silia-silia muncul dari sel-sel resptor. Apabila molekul-
molekul menempel pada rambut-rambut tersebut,suatu pesan elektro kimia akan
ditranmisikan melalui saluran olfaktori kedalam sistem limbic. Hal ini akan
merangsang memori dan respon emosional. Hipotalamus yang berperan sebagai
regulator memunculkan pesan yang harus disampaikan ke otak. Menurut
Koesormardyah (2009) pesan yang diterima kemudian diubah menjadi tindakan
berupa senyawa eletro kimia yang menyebabkan perasaan tenang dan rilek serta dapat
memperlancar aliran darah. Efek positif pada sistem syaraf pusat diberikan oleh
molekul-molekul bau yang terkandung dalam minyak esensial, menghambat
pengeluaran Adreno Corticotriphic Hormone (ACTH) dimana hormon ini adalah
hormon yang mengakibatkan terjadinya kecemasan pada individu(Syukrini,2016)

Menurut Koesormardyah (2009) dampak positif aroamterapi terhadap


penurunan tingkat stress disebabkan karena aromaterapi diberikan secara langsung.
Mekanisme melalui penciuman jauh lebih cepat dibanding rute yang lain dalam
penanggulangan problem emosional seperti stress dan kecemasan, termasuk sakit
kepala, karena hidung atau penciuman mempunyai kontak langsung dengan bagian-
bagian otak yang bertugas merangsang terbentuknya efek yang ditimbulkan oleh
aroma terapi. Hidung sendiri bukanlah organ untuk membau, tetapi hanya
memodifikasi suhu dan kelembapan udara yang masuk. Saraf otak (cranial) pertama
bertanggung jawab terhadap indra pembau dan menyampaikan pada sel-sel reseptor.
Ketika aromaterapi bunga mawar dihirup, molekul yang mudah menguap dari minyak
mawar yaitu dibawah oleh udara ke dalam “atap” hidung dimana silia-siliayang
lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-molekul itu menempel pada
rambut-rambut tersebut,susatu pesan elekro kimia akan ditranmisikan melalui bola
dan olfactory kedalam sistem limbic. Hal ini akan merangsang memori dan respon
emosional. Hipotalamus berperan sebagai relay dan regulator, memunculkan pesan-
pesan kebagian otak serta bagian tubuh yang lain. Pesan yang diterima kemudian
diubah menjadi tindakan yang berupa pelepasan senyawa elekrokimia yang
menyebabkan euporia, relaks, atau sedative. Sistem limbic ini terutama diguanakan
untuk sistem ekresi emosi (Syukrini,2016)

4.7 Pengolahan dan analisa data

4.7.1 Pengolahan data


Setelah data dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan data (Notoatmodjo ,
2012)

a. Editing
Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan
penyuntingan (editing) terlebih dahuklu . Secara umum editing merupakan kegiatan
untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut .
b. Coding
Melakukan peng”kodean” atau “coding” yakni mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan. Koding atau pemberian kode ini sangat
berguna dalam memasukan data (data entry). Pada lembar koesioner , peneliti akan
memberikan pengkodean sesuai dengan pengurutan responde sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pengambilan data. Untuk kelompok intervnsi diberi koding A. untuk
responden pertama diberi koding 1,responden kedua diberi koding 2, dan seterusnya.
Untuk kuesioner pre test diberi koding A. untuk kuesioner post test diberikan koding
c. Memasukkan Data (Data Entry) atau Proccesing
Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk
“kode” (angka atau huruf) dimasukan kedalam program atau “software” computer
berupa SPSS for window. Dalam proses ini juga dituntut ketelitian dari orang yang
melakukan “data entry” ini. Apabila tidak maka akan terjadi bias meskipun hanya
memasukan data saja.

d. Pembersihan Data (Cleaning)


Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan,perlu
dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan
kode, ketidaklengkapan dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

4.7.2 Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini ada dua yaitu:

a. Teknik analisis statistic univariat

Analisi univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikam karakteristik setiap


variable penelitian . bentuk dari analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Nilai
mean dan rata-rata, median dan standar deviasi digunakan untuk data nomerik. Dalam
analisis univariat pada umumnya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari
variable. Distribusi frekuensi responden berdasarkan : umur , tingkat pendidikan , riwayat
stress, pekerjaan , tanda-tanda vital sesudah diberikan relaksasi aroma terapi Bunga
mawar , suku bangsa , dan tingkat pengetahuan tentang stress (Notoadmodjo, 2012).

Anda mungkin juga menyukai