Anda di halaman 1dari 128

PENGARUH SELF-EFFICACY TERHADAP STRES AKADEMIK

PADA SISWA KELAS I RINTISAN SEKOLAH BERTARAF


INTERNASIONAL (RSBI) DI SMP NEGERI 1 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan


Ujian Sarjana Psikologi

Oleh :

DANIA DWI RAHMAWATI

071301101

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
GENAP, 2011/2012

Universitas Sumatera Utara


SKRIPSI

PENGARUH SELF-EFFICACY TERHADAP STRES AKADEMIK


PADA SISWA KELAS I RINTISAN SEKOLAH BERTARAF
INTERNASIONAL (RSBI) DI SMP NEGERI 1 MEDAN

Dipersiapkan dan disusun oleh:

DANIA DWI RAHMAWATI


071301101

Telah dipertahankan di depan Dewan


Penguji Pada Tanggal 19 April 2012

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi

Prof. Dr. Irmawati, Psikolog


NIP. 195301311980032001

Tim Penguji

1. Sri Supriyantini, M.Si., Psikolog Penguji I / Pembimbing


NIP. 196204092000122001

2. Filia Dina Anggaraeni, M.Pd Penguji II


NIP. 196910142000042001

3. Etty Rahmawati, M.Si Penguji III


NIP. 198107252008012013

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul :

Pengaruh Self-Efficacy terhadap Stres Akademik pada Siswa Kelas 1

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMP Negeri 1

Medan

adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari

hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan

norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi

ini saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera

Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, April 2012

Dania Dwi Rahmawati

071301101

Universitas Sumatera Utara


Pengaruh Self-Efficacy terhadap Stres Akademik pada Siswa Kelas 1
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMPN 1 Medan

Dania Dwi Rahmawati dan Sri Supriyantini

ABSTRAK
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) adalah sekolah yang sudah
memenuhi seluruh Standart Nasional Pendidikan (SNP) yang diperkaya dengan
standart pendidikan negara maju yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan
daya saing baik ditingkat nasional maupun internasional (Kemdikbud, 2009).
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) ini memberikan tuntutan tugas
yang berat bagi siswanya, hal tersebut dapat menimbulkan stres akademik pada
siswa apabila siswa tidak mampu memenuhi tuntutan yang diberikan padanya.
Olejnik dan Holschuh (2007) menggambarkan stres akademik ialah respon yang
muncul karena terlalu banyaknya tuntutan dan tugas yang harus dikerjakan siswa.
Salah satu faktor yang mempengaruhi stres akademik adalah self-efficacy. Self-
efficacy merupakan keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan
memproduksi hasil yang positif (Bandura, 1997). Siswa yang memiliki self-
efficacy mengenai kemampuannya untuk mengontrol perilakunya sangat
berpengaruh pada respon individu terhadap kejadian-kejadian yang menyebabkan
stres (Odgen, 2000). Dalam hal ini siswa yang memiliki self-efficacy dalam
dirinya maka mereka akan mampu mengontrol stres akademik yang dialaminya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self-efficacy terhadap
stres akademik pada siswa kelas 1 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)
di SMPN 1 Medan. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 116 orang. Alat
ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala self-efficacy dengan
reliabilitas 0,947 yang terdiri dari 43 aitem dan skala stres akademik dengan
reliabilitas 0,915 yang terdiri dari 39 aitem.
Hasil uji hipotesis dengan analisis regresi diperoleh nilai F= 340.157
dengan p = 0,000 dan p<0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ada
pengaruh self-efficacy terhadap stres akademik pada siswa kelas 1 RSBI di SMPN
I Medan. Selanjutnya, nilai koefisien determinan (r2) sebesar 0.749. Hal ini
menunjukkan bahwa sumbangan efektif self-efficacy sebesar 74.9% terhadap stres
akademik dan selebihnya yaitu 25.1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini

Kata Kunci: Self-Efficacy, Stres Akademik, dan Rintisan Sekolah Bertaraf


Internasional (RSBI).

Universitas Sumatera Utara


Affection of Self-Efficacy to Academic Stress in Beginning of International
Standard 1th Grade Students of SMPN 1 Medan
Dania Dwi Rahmawati dan Sri Supriyantini

ABSTRACT
Beginning of International Standard School is a school with National
Standard which prepare its students based on Educational National Standard with
international quality. So that, they expect the alumnus will have an national or
international competitiveness ability (Kemdikbud, 2009). Beginning of
International Standard School press its students with hard task. This situation will
rise the academic stress of student if he could not appease in proving in
achievement and excellence in highly competition situation. Academic stress is
the response that comes from too many demands and students' work to be done
(Olejnik dan Holschuh, 2007). One of the factors that students affected academic
stress is a self-efficacy. Self-efficacy is a will that someone can control the
situation and produce positive result (Bandura, 1997). Students with self-efficacy
in control his behavior is very influencing how people response any kind of things
that caused stress (Odgen, 2000). In this case, the student with self-efficacy in
himself will be able to control his academic stress problems.
This study aims to determine the affection of self-efficacy to academic
stress in Beginning of International Standard 1th grade students of SMPN 1
Medan. The subjects in this research were 116 students. Measuring instrument
was used an self-efficacy scale with reliability of 0.947 which consist of 43 items
and academic stress scale with reliability of 0.915 which consist of 39 items.
Hypothesis test results using regression analysis of the value of F = 340
157 with p = 0.000 and p <0.05, so that it can be concluded that there is the
affection of self-efficacy to academic stress in Beginning of International
Standard 1th grade students of SMPN 1 Medan. Furthermore, the value of the
determinant coefficient (r2) of 0.749. This suggests that the contribution of
effective self-efficacy for 74.9% of academic stress and rest 25.1% are affected by
other variables not examined in this study.

Keywords: Self-Efficacy, Academic Stress, Beginning of International Standard


School.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan karunia dan kekuatan dalam penyelesaian skripsi ini. Penyusunan

skripsi ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar

sarjana jenjang strata satu di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Self-Efficacy terhadap Stres Akademik

pada Siswa Kelas 1 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMP

Negeri 1 Medan.”

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orangtua penulis

Bapak H.Rustam Effendi, SH dan Ibu Hj.Jamiah, Amd. Terima kasih penulis

ucapkan untuk setiap perjuangan, didikan, cinta dan kasih sayang, pengertian,

perhatian, doa, dan semua hal yang telah kalian berikan. Semoga Allah membalas

semua kebaikan mama dan papa.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,

peneliti tidak akan mungkin dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan

lancar. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Irmawati, psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi USU.

2. Kak Siti Zahreni, M.Psi., selaku dosen pembimbing akademik, terima kasih

untuk bimbingan dan motivasi yang kakak berikan selama ini.

3. Ibu Sri Supriyantini, Msi., Psikolog selaku dosen pembimbing penulisan

skripsi ini. Terima kasih untuk bimbingan, dukungan, saran, kesabaran, yang

ibu berikan awal penyusunan hingga akhir penyelesaian skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara


4. Ibu Filia Dina Anggaraeni, M.Pd dan Ibu Etty Rahmawati, M.Si sebagai dosen

penguji skripsi. Terima kasih atas segala kritik, masukan, bimbingan, telah

diberikan kepada peneliti guna membuat penelitian ini menjadi lebih baik.

5. Bapak dan Ibu Dosen staf pengajar Fakultas Psikologi USU. Terima kasih

untuk segala ilmu dan pengalaman yang telah diberikan.

6. Seluruh Staf Pegawai Fakultas Psikologi USU, yang telah banyak membantu

peeliti sepanjang menjadi mahasiswa.

7. Kepala sekolah SMPN 1 Medan Bapak Drs. H. Ahmad Siregar dan PKS

Humas SMPN 1 Medan Ibu Heriyani, SPd terima kasih atas bantuan dan izin

yang Bapak dan Ibu berikan sehingga penelitian ini dapat terlaksana.

8. Kakak dan adik yang ku sayangi (Kak Luki, Bebe, Umbum, Uje), terima kasih

atas dukungan, bantuan, dan semangat yang diberikan selama ini.

9. Untuk sahabat ku Liza, Ririn, Milna, Yossy, Indah, dan untuk anak-anak

psikologi angkatan 2007. Terima kasih atas semangat, perhatian, dukungan,

dan masukan yang telah kalian berikan.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu peneliti mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai

pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penelitian selanjutnya. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca dan dunia psikologi pendidikan pada khususnya.

Medan, April 2012

Dania Dwi Rahmawati

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

DAFTAR TABEL..........................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................10

C. Tujuan Penelitian..............................................................................10

D. Manfaat Penelitian...........................................................................10

E. Sistematika Penulisan.......................................................................12

BAB II LANDASAN TEORI........................................................................13

A. Stres Akademik...............................................................................13

1. Pengertian Stres.......................................................................13

2. Jenis-Jenis Stres.......................................................................14

3. Pengertian Stres Akademik......................................................14

4. Stressor Akademik...................................................................15

5. Respon terhadap Stres Akademik............................................16

6. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Stres Akademik.............17

B. Self-Efficacy......................................................................................19

1. Pengertian Self-Efficacy...........................................................19

2. Dimensi Self-Efficacy...............................................................20

Universitas Sumatera Utara


3. Klasifikasi Self-efficacy...........................................................22

4. Sumber-Sumber Self-Efficacy..................................................23

5. Perkembangan Self-Efficacy....................................................25

6. Proses Psikologis dalam Self-Efficacy.....................................26

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self-Efficacy....................29

8. Cara Meningkatkan Self-Efficacy.............................................31

C. Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)................................32

1. Pengertian Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) 32

2. Tujuan Program RSBI..............................................................32

3. Pelaksanaan Kurikulum dan Proses Pembelajaran RSBI........35

4. Penjaminan Mutu Kompetensi Lulusan...................................36

5. RSBI SMPN 1 Medan..............................................................37

D. Pengaruh Self-Efficacy terhadap Stres Akademik pada Siswa Kelas 1

RSBI di SMPN 1 Medan...................................................................41

E. Hipotesis Penelitian...........................................................................44

BAB III METODE PENELITIAN................................................................45

A. Identifikasi Variabel Penelitian.........................................................45

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian..........................................45

C. Populasi, Sampel. Dan Metode Pengambilan Sampel.......................46

D. Metode dan Alat Pengumpulan Data.................................................48

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur..................................................52

1. Validitas.......................................................................................52

2. Reliabilitas..................................................................................53

Universitas Sumatera Utara


3. Hasil Uji Coba Alat Ukur...........................................................54

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian........................................................57

1. Tahap Persiapan Penelitian..........................................................57

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian.....................................................59

3. Tahap Pengolahan Data..............................................................59

G. Metode Analisa Data.........................................................................59

H. Kategorisasi Data Penelitian.............................................................61

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN.....................................62

A. Gambaran Subjek Penelitian...........................................................62

B. Uji Asumsi Penelitian.....................................................................62

1. Uji Normalitas.............................................................................63

2. Uji Linearitas..............................................................................63

C. Hasil Uji Hipotesis..........................................................................64

1. Analisis Regresi Linier...............................................................64

2. Kategorisasi Data.......................................................................65

D. Pembahasan.....................................................................................70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................73

A. Kesimpulan.....................................................................................73

B. Saran...............................................................................................73

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................76

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blueprint penyusunan skala stres akademik....................................49

Tabel 2. Blue print penyusunan skala self-efficacy........................................51

Tabel 3. Distribusi aitem pada skala stres akademik sebelum

uji coba.............................................................................................................54

Tabel 4. Distribusi aitem pada skala stres akademik setelah

uji coba.............................................................................................................55

Tabel 5. Distribusi aitem pada skala penelitian stres akademik.....................55

Tabel 6. Distribusi aitem pada skala self-efficacy sebelum uji coba..............56

Tabel 7. Distribusi aitem pada skala self-efficacy setelah uji coba................56

Tabel 8. Distribusi aitem pada skala penelitian self-efficacy.........................57

Tabel 9. Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin..................62

Tabel 10. Normalitas sebaran variabel self-efficacy dan

stres akademik..................................................................................................63

Tabel 11. Uji linearitas variabel self-efficacy dan

stres akademik..................................................................................................64

Tabel 12. Hasil analisis regresi.......................................................................64

Tabel 13. Deskripsi data penelitian self-efficacy............................................65

Tabel 14. Kategorisasi data self-efficacy........................................................67

Tabel 15. Deskripsi data penelitian stres akademik.......................................68

Tabel 16. Kategorisasi data stres akademik...................................................70

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Mentah Subjek Pada Saat Uji Coba

Lampiran 2 Analisa Reliabilitas

Lampiran 3 Data Mentah Subjek Penelitian

Lampiran 4 Output SPSS

Lampiran 5 Aitem Skala Pada Saat Uji Coba

Lampiran 6 Aitem Skala Pada Saat Penelitian

Universitas Sumatera Utara


Pengaruh Self-Efficacy terhadap Stres Akademik pada Siswa Kelas 1
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMPN 1 Medan

Dania Dwi Rahmawati dan Sri Supriyantini

ABSTRAK
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) adalah sekolah yang sudah
memenuhi seluruh Standart Nasional Pendidikan (SNP) yang diperkaya dengan
standart pendidikan negara maju yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan
daya saing baik ditingkat nasional maupun internasional (Kemdikbud, 2009).
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) ini memberikan tuntutan tugas
yang berat bagi siswanya, hal tersebut dapat menimbulkan stres akademik pada
siswa apabila siswa tidak mampu memenuhi tuntutan yang diberikan padanya.
Olejnik dan Holschuh (2007) menggambarkan stres akademik ialah respon yang
muncul karena terlalu banyaknya tuntutan dan tugas yang harus dikerjakan siswa.
Salah satu faktor yang mempengaruhi stres akademik adalah self-efficacy. Self-
efficacy merupakan keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan
memproduksi hasil yang positif (Bandura, 1997). Siswa yang memiliki self-
efficacy mengenai kemampuannya untuk mengontrol perilakunya sangat
berpengaruh pada respon individu terhadap kejadian-kejadian yang menyebabkan
stres (Odgen, 2000). Dalam hal ini siswa yang memiliki self-efficacy dalam
dirinya maka mereka akan mampu mengontrol stres akademik yang dialaminya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self-efficacy terhadap
stres akademik pada siswa kelas 1 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)
di SMPN 1 Medan. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 116 orang. Alat
ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala self-efficacy dengan
reliabilitas 0,947 yang terdiri dari 43 aitem dan skala stres akademik dengan
reliabilitas 0,915 yang terdiri dari 39 aitem.
Hasil uji hipotesis dengan analisis regresi diperoleh nilai F= 340.157
dengan p = 0,000 dan p<0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ada
pengaruh self-efficacy terhadap stres akademik pada siswa kelas 1 RSBI di SMPN
I Medan. Selanjutnya, nilai koefisien determinan (r2) sebesar 0.749. Hal ini
menunjukkan bahwa sumbangan efektif self-efficacy sebesar 74.9% terhadap stres
akademik dan selebihnya yaitu 25.1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini

Kata Kunci: Self-Efficacy, Stres Akademik, dan Rintisan Sekolah Bertaraf


Internasional (RSBI).

Universitas Sumatera Utara


Affection of Self-Efficacy to Academic Stress in Beginning of International
Standard 1th Grade Students of SMPN 1 Medan
Dania Dwi Rahmawati dan Sri Supriyantini

ABSTRACT
Beginning of International Standard School is a school with National
Standard which prepare its students based on Educational National Standard with
international quality. So that, they expect the alumnus will have an national or
international competitiveness ability (Kemdikbud, 2009). Beginning of
International Standard School press its students with hard task. This situation will
rise the academic stress of student if he could not appease in proving in
achievement and excellence in highly competition situation. Academic stress is
the response that comes from too many demands and students' work to be done
(Olejnik dan Holschuh, 2007). One of the factors that students affected academic
stress is a self-efficacy. Self-efficacy is a will that someone can control the
situation and produce positive result (Bandura, 1997). Students with self-efficacy
in control his behavior is very influencing how people response any kind of things
that caused stress (Odgen, 2000). In this case, the student with self-efficacy in
himself will be able to control his academic stress problems.
This study aims to determine the affection of self-efficacy to academic
stress in Beginning of International Standard 1th grade students of SMPN 1
Medan. The subjects in this research were 116 students. Measuring instrument
was used an self-efficacy scale with reliability of 0.947 which consist of 43 items
and academic stress scale with reliability of 0.915 which consist of 39 items.
Hypothesis test results using regression analysis of the value of F = 340
157 with p = 0.000 and p <0.05, so that it can be concluded that there is the
affection of self-efficacy to academic stress in Beginning of International
Standard 1th grade students of SMPN 1 Medan. Furthermore, the value of the
determinant coefficient (r2) of 0.749. This suggests that the contribution of
effective self-efficacy for 74.9% of academic stress and rest 25.1% are affected by
other variables not examined in this study.

Keywords: Self-Efficacy, Academic Stress, Beginning of International Standard


School.

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi

perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa

dan negara. Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan

yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan

kemampuannya secara optimal, sehingga dapat mewujudkan dirinya dan

berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan

masyarakat (Maryati, 2008).

Peningkatan mutu pendidikan atau sekolah adalah proses yang sistematis

yang terus menerus meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan faktor-

faktor yang berkaitan dengan peningkatan kualitas, dengan tujuan agar target

pendidikan atau sekolah dapat tercapai dengan lebih efektif dan efisien (Zamroni,

2007). Dengan dilakukannya peningkatan mutu pendidikan maka akan

meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang sangat

dibutuhkan agar mampu bersaing di dunia. Salah satu cara yang ditempuh untuk

memajukan kualitas SDM adalah melalui jalur pendidikan (Astuti, 2009).

Salah satu upaya dalam peningkatan kemampuan dan pengembangan

SDM adalah pembangunan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Sebelum

menjadi SBI sebuah sekolah harus melalui Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) (Susiani, 2009). RSBI dapat meningkatkan SDM

Universitas Sumatera Utara


dikarenakan RSBI menggunakan kurikulum yang berlaku secara nasional dengan

mengadaptasi kurikulum sekolah negara lain, sehingga diharapkan dapat

menyiapkan SDM manusia yang mampu bersaing secara internasional

(Kemdikbud, 2010).

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) adalah sekolah yang sudah

memenuhi seluruh Standart Nasional Pendidikan (SNP) yang diperkaya dengan

standart pendidikan negara maju yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan

daya saing baik ditingkat nasional maupun internasional. Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional (RSBI) merupakan sekolah calon dari Sekolah Bertaraf

Internasional (Kemdikbud, 2009).

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) merupakan sekolah calon

dari Sekolah Bertaraf Internasional. Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

(RSBI) adalah realisasi dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 50 ayat

3 tentang pendirian sekolah internasional, yang bertujuan untuk meningkatkan

mutu pendidikan nasional dan kualitas sumber daya manusia Indonesia agar dapat

bersaing secara global maupun internasional (IISS, 2010).

Tuntutan tugas siswa di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

tersebut berat, dikarenakan siswa yang sekolah di Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) menggunakan kurikulum yang berlaku secara nasional

dengan mengadaptasi kurikulum sekolah di negara lain. Beratnya sistem

pembelajaran yang dilakukan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

dapat menyebabkan stres pada siswa (Dharma, 2010).

Universitas Sumatera Utara


Saat ini di Medan baru ada satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan

status RSBI yaitu SMPN 1 Medan (Kemdikbud, 2011). Untuk masuk ke RSBI

SMPN 1 Medan juga para siswa harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan,

seperti mengikuti beberapa tes tertulis (tes pada mata pelajaran IPA dan

matematika), tes psikologi, dan tes TOEFL (Kemdikbud, 2009). Hal ini diperkuat

berdasarkan komunikasi personal dengan salah seorang guru berinisial HY,

berusia 48 tahun:

”Disini kelasnya udah internasional, untuk masuknya juga ada tes khusus
yang diberikan, kayak tes tertulis gitu, tes kecerdasannya sama ada
wawancara nya juga. Terus bahasa pengantar dibeberapa pelajaran juga
bahasa Inggris. Sebelumnya juga ada seleksi administrasi yang diberikan
pas pendaftaraan awalnya. Nilai minimal yang harus didapatkan pada saat
seleksi untuk pelajaran MIPA juga minimalnya 7,5. terus pada saat
pendaftaran juga diminta sertifikat bahasa Inggris atau sertifikat
komputernya gitu.” (HY, Komunikasi Personal, 30/04/2011)

SMPN 1 Medan sebagai sekolah yang berstatus RSBI, menerapkan konsep

bilingual dalam kegiatan belajar mengajarnya (Kemdikbud, 2010). Triyono

(2009) menyatakan bahwa penerapan bahasa Inggris dalam SBI pada tahun

pertama guru menggunakan sekitar 75% bahasa Indonesia dan 25% bahasa

Inggris. Akan tetapi, kenyataannya pada tahun pertama RSBI SMPN 1 Medan

sudah menerapkan bahasa Inggris sepenuhnya di beberapa mata pelajaran. Hasil

komunikasi personal dengan siswa kelas 1 berikut menunjukkan bagaimana

penerapan bahasa Inggris di SMPN 1 Medan.

“Yaa, masalahnya kan kami di kelas belajar gurunya pake bahasa Inggris
terus kak, kadang kan ada juga aku yang kurang ngerti kak, tapi kan
gurunya jelasin terus pake bahasa Inggris, iya kak.. bahasa Inggris terus
gurunya jelasin pelajarannya, gak dicampur gitu sama bahasa Indonesia,
tapi ya ikutin aja lah kak biarpun kadang gak ngerti, hehehee..” (AN,
Komunikasi Personal, 13/05/2011).

Universitas Sumatera Utara


Selain masalah bahasa pengantar masalah yang dihadapi siswa kelas 1

RSBI SMPN 1 Medan di dalam kelas, masalah lain menurut RN adalah tuntutan

tugas yang banyak diberikan guru di kelas dan pekerjaan rumah (PR) yang

diberikan oleh guru, hal ini dapat dilihat berdasarkan komunikasi personal,

sebagai baerikut:

“Kalo di kelas, kalo gurunya udah siap jelasin, nanti ada guru nya kasi
tugas ngerjain jawab-jawab soal gitu kak.. kan pas jelasin gurunya pake
bahasa Inggris , kadang ada juga yang gak ngerti, pas ngerjain tugas soal
itu ya bingung kak jadinya, udah ngerjain soal dikelas pun juga tetap aja di
kasi juga PR lagi untuk di rumah, udah gitu PR banyak kak, kalo kayak
senin-kamis itu kan kami pulangnya aja udah sore kan, pulang sekolah pun
Aku ada les lagi kak di luar, kadang malam sampe rumah suka kecapean
ya tidur dulu sebentar kak, baru bangun lagi ngerjain PR yang banyak
itu… (RN, Komunikasi Personal, 13/05/2011).

Selanjutnya, masalah yang dihadapi siswa kelas 1 RSBI di sekolah yaitu

peraturan yang diterapkan oleh pihak sekolah mengenai standart nilai yang lebih

tinggi yang harus diperoleh siswa RSBI yaitu nilai 8 dan lebih lamanya jam

pulang sekolah di RSBI SMPN 1 Medan ini yaitu jam 15.30 dibandingkan dengan

sekolah umum lainnya. Hal ini dapat dilihat berdasarkan komunikasi personal,

sebagai berikut:

Standart nilai kami lebih tinggi kak, kami harus dapat nilai 8.. kalo sekolah
biasa kan kalo gak salah saya pernah nanya sama tetangga saya standart
nilai orang itu 7, kalo kami disini standartnya harus dapat 8.. sama jam
pulang sekolah kami kan beda kak.. kami pulang jam setengah 4, kalo
sekolah biasa kan jam 2 udah pulang kak, capek lah kak sore gitu
pulangnya.. (TS, Komunikasi Personal, 09/11/2011).

Universitas Sumatera Utara


Iya kak, belajarnya kami pake bahasa Inggris guru nerangin pelajaranya,
terus nilai yang mesti kami dapat nilai nya 8 kak…Kalo bahasa Inggris sih
saya ngerti sih kak, tapi kadang-kadang kan banyak juga yang gak tau
artinya kalo pas guru jelasin pelajaran pake bahasa Inggris, kalo udah
bingung sama yang dijelasin gitu baru pas ngerjain tugas agak susah
jadinya.. (BL, Komunikasi Personal, 09/11/2011).

Berdasarkan keterangan di atas, dapat diperoleh gambaran mengenai

tuntutan yang harus dijalani oleh siswa RSBI di SMPN 1 Medan, mulai dari

bahasa pengantar dalam belajar yang menggunakan bahasa Inggris, beban

pelajaran yang terlalu banyak dalam sehari, dan tugas ataupun PR yang banyak

diberikan kepada siswanya, standart nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan

sekolah umum lainnya dan jam pulang sekolah yang lebih lama. Kondisi seperti

ini dapat menimbulkan stres pada siswa apabila siswa tidak mampu memenuhi

tuntutan yang diberikan padanya (Olejnik dan Holschuh, 2007, hal 101).

Stres telah menjadi masalah nyata dalam kehidupan sekolah anak (Alvin,

2007). Stres adalah suatu kondisi yang disebabkan adanya ketidaksesuaian antara

situasi yang diinginkan dengan keadaan biologis, psikologis atau sistem sosial

individu tersebut (Sarafino, 2006, hal. 62).

Stres yang dialami oleh individu yang satu akan berbeda dengan individu

lainnya. Hal ini karena adanya faktor internal seperti motivasi, kepribadian, dan

intelektual (Sarafino, 2006, hal. 65). Begitu juga dengan siswa, stres yang dialami

siswa SMP, akan berbeda juga dengan stres yang dialami siswa SD dan SMA.

Jika dilihat dari rentang perkembangan manusia, maka siswa SMP berada di

periode pubertas. Periode pubertas adalah salah satu dari dua periode kehidupan

yang ditandai oleh pertumbuhan dan perubahan yang pesat. Perubahan-perubahan

pesat yang terjadi selama masa pubertas menimbulkan keraguan, perasaan tidak

Universitas Sumatera Utara


mampu dan tidak aman, dan dalam banyak kasus mengakibatkan perilaku yang

tidak baik . Keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman, dan perilaku yang

tidak baik dapat menyebabkan stres (Hurlock, 1990).

Stres merupakan suatu tekanan pada diri individu yang biasanya diikuti

dengan adanya gejala-gejala fisiologis, seperti otot mengencang, denyut jantung

meningkat, pernafasan menjadi cepat dan dangkal serta beberapa gejala lain yang

bersifat somatis. Hal ini biasanya terjadi karena adanya keinginan atau kebutuhan

yang kurang atau tidak terpenuhi (Hawari, dalam Susilowati 2010).

Stres pada siswa yang terjadi karena banyaknya harapan dan tuntutan

dalam bidang akademik disebut dengan stres akademik. Menurut Gusniarti

(2002), stres akademik yang dialami siswa merupakan hasil persepsi yang

subjektif terhadap adanya ketidaksesuaian antara tuntutan lingkungan dengan

sumber daya aktual yang dimiliki siswa. Ibung (2008) menambahkan bahwa

ketidaksesuaian kondisi individu dengan lingkungannya dapat terjadi dalam

bentuk tuntutan lingkungan lebih tinggi daripada kemampuan individu atau

tuntutan individu yang lebih tinggi dari kondisi lingkungan yang ia hadapi.

Hutabarat (2009) menjelaskan efek negatif dari terjadinya stres yaitu

mempengaruhi keefektifan performa individu dalam melakukan sebuah tugas,

mengganggu fungsi kognitif, dapat menyebabkan burnout, menyebabkan masalah,

gangguan psikologis dan fisik. Keadaan ini berpotensi menurunkan prestasi siswa

dalam bidang akademik. Stres di sekolah biasanya disebabkan oleh suasana

sekolah, cara guru mengajar, bahan pelajaran yang dianggap sulit, dan beban

tugas juga dapat megakibatkan siswa mengalami stres (Aryani, 2010).

Universitas Sumatera Utara


Faktor-faktor yang mempengaruhi stres berbeda-beda pada tiap individu

tergantung individu tersebut. Menurut Davidson dan Coper (dalam Kusuma,

2008), faktor-faktor yang mempengaruhi stres secara umum yaitu bersumber dari

diri pribadi (internal) dan faktor eksternal (lingkungan rumah, sosial, maupun

tempat kerja individu sendiri). Salah satu faktor internal individu yaitu

karakteristik kepribadian. Di dalam karakteristik kepribadian terdapat self-

efficacy. Selanjutnya, menurut Bandura (1997, hal. 262) untuk melatih kontrol

terhadap stresor, self-efficacy yang ada pada diri seseorang sangat berguna. Odgen

(dalam Supriyantini, 2008) mengatakan bahwa keyakinan seseorang mengenai

kemampuannya untuk mengontrol perilakunya sangat berpengaruh pada respon

individu terhadap kejadian-kejadian yang menyebabkan stres .

Self-efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi

dan memproduksi hasil yang positif. Self-efficacy merupakan kepercayaan pada

satu kemampuan untuk mengatur dan melaksanakan bagian dari aktivitas yang

dibutuhkan untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan (Bandura, 1997, hal. 21).

Widanarti & Indati (2002) mengatakan bahwa keyakinan tentang kemampuan diri

dalam menyelesaikan tugas dapat meningkatkan usaha untuk mencapai tujuan,

namun juga dapat menghambat usaha untuk mencapai sasaran. Adanya perasaan

tidak mampu merupakan hal yang dapat menghambat seseotang dalam pencapaian

sasaran.

Feist & Feist (2002, hal. 488) mengemukakan bahwa ketika seseorang

mengalami ketakutan yang tinggi, kecemasan yang akut atau tingkat stres yang

tinggi, maka biasanya mereka mempunyai self-efficacy yang rendah. Sementara

Universitas Sumatera Utara


mereka yang memiliki self-efficacy yang tinggi merasa mampu dan yakin terhadap

kesuksesan dalam mengatasi rintangan dan menganggapnya sebagai suatu

tantangan yang tidak perlu untuk dihindari. Sarafino (2006, hal. 94) juga

mengatakan bahwa individu yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan

mengalami tekanan yang lebih rendah ketika berhadapan dengan sumber stres

atau stressor. Apabila seseorang memiliki self-efficacy yang tinggi akan

cenderung lebih kuat dalam menghadapi stres tersebut. Menurut Bandura ( dalam

Sarafino, 1994. Hal. 94) self-efficacy yang dimiliki individu dapat membuat

individu mampu menghadapi berbahagi situasi.

Bandura & Schunk, 1981 ; Norwick, 1987 ; Pajares & Miller, 1994 (dalam

Azwar, 1996) mengemukakan bahwa tingginya self-efficacy akan memotivasi

individu secara kognitif untuk bertindak lebih terarah terutama apabila tujuan

yang hendak dicapai merupakan tujuan yang jelas. Oleh karena itu, ditemukan

hubungan yang signifikan antara persepsi individu mengenai self-efficacy dengan

prestasi dan performansi individu tersebut. Hal ini juga sesuai hasil penelitian

Schunk & Meece (dalam Hinton, Simson dan Smith, 2008) menemukan bahwa

siswa yang memiliki self-efficacy yang tinggi cenderung akan berhasil dalam

bidang akademiknya. Siswa dengan self-efficacy yang tinggi akan memiliki

komitmen dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya sehingga

mereka dapat berhasil dalam bidang akademiknya.

Menurut Morgolis & McCabe (dalam Hinton, Simson dan Smith, 2008)

Siswa yang memiliki keyakinan akan kemampuannya akan melakukan banyak

usaha dalam menghadapi tuntutan akademis . Pada siswa sekolah menengah, yang

Universitas Sumatera Utara


berada dalam masa transisi dari masa anak-anak menuju masa remaja, terjadi

banyak perubahan sehingga dibutuhkan adanya self-efficacy yang kuat dalam diri

untuk memperoleh kesuksesan dalam mencapai prestasi akademis siswa.

Self-efficacy merupakan suatu keyakinan dalam diri seseorang bahwa ia

mampu melakukan tugas tertentu. Self-efficacy mempengaruhi pemilihan perilaku,

usaha, dan ketekunan seseorang. Self-efficacy dapat menentukan bagaimana

perasaan seseorang, cara berfikir, dan berperilaku (Bandura, 1997, hal. 24). Hal

ini juga sesuai dengan kondisi pada siswa kelas 1 RSBI SMPN 1 Medan, dimana

terdapat gambaran mengenai keyakinan diri (self-efficacy) pada siswa yaitu

karena adanya tuntutan tugas yang berat di RSBI tersebut beberapa siswa ada

yang merasa tidak yakin dengan persaingan antar siswa di dalam kelasnya, siswa

menjadi ragu-ragu untuk mencoba hal yang baru dan kurang memiliki keberanian

dalam menghadapi persaingan tersebut, yang mengganggu keyakinan diri siswa

sehingga siswa merasa tidak nyaman dan tidak optimal dalam mengembangkan

diri mereka. Selain itu beberapa siswa juga merasa ragu dalam mengerjakan suatu

tugas yang diberikan guru di kelas dikarenakan terkadang mereka kurang

mengerti dengan apa yang telah dipelajari, karena bahasa pengantar yang

digunakan di RSBI merupakan bahasa Inggris. Namun, terdapat juga beberapa

siswa yang memiliki keyakinan bahwa siswa tersebut dapat menyelesaikan tiap

tugas yang diberikan guru dan tidak merasa terbebani dengan tuntutan tugas di

RSBI tersebut.

Menurut Prakosa (dalam Anwar, 2009) keyakinan diri sendiri sangat

diperlukan bagi pelajar. Keyakinan ini akan mengarahkan pada pemilihan

Universitas Sumatera Utara


tindakan, pengerahan usaha, serta keuletan individu. Keyakinan yang didasari

oleh batas-batas kemampuan yang dirasakan akan menuntut kita berperilaku

secara efektif.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui pengaruh

self-efficacy terhadap stres akademik pada siswa kelas 1 Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) di SMP Negeri I Medan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh self-efficacy

terhadap stres akademik pada siswa kelas 1 Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) di SMPN 1 Medan.

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh self-efficacy terhadap stres

akademik pada siswa kelas 1 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di

SMPN 1 Medan.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat

praktis.

1. Manfaat Teoritis

Universitas Sumatera Utara


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dalam bidang

psikologi, khususnya psikologi pendidikan, mengenai pengaruh self-efficacy

terhadap stres akademik pada siswa kelas 1 RSBI di SMPN 1 Medan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pihak sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada

pihak sekolah mengenai self-efficacy dan stres akademik yang dimiliki

siswa di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasioanal (RSBI), sehingga

diharapkan dapat bermanfaat dalam pembinaan siswa terutama dalam

meningkatkan self-efficacy dan menurunkan stres akademik yang

diperkirakan dapat mengganggu prestasi belajarnya.

b. Bagi para siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada

para siswa mengenai self-efficacy dan stres akademik yang dimiliki,

sehingga diharapkan dapat digunakan dalam meningkatkan self-efficacy

dan menurunkan stres akademik yang diperkirakan dapat mengganggu

prestasi belajarnya.

Universitas Sumatera Utara


E. SISTEMATIKA PENULISAN

Bab I : Pendahuluan

Pendahualuan berisi penjelasan mengenai latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan

dalam penelitian.

Bab II : Landasan teori

Landasan teori berisi teori-teori yang berkaitan dengan variabel yang,

diteliti, teori yang berkaitan tentang Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) , pengaruh antara variabel dan hipotesa penelitian.

Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini yaitu stres akademik,

dan self-efficacy.

Bab III : Metode penelitian

Berisi identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi,

sampel, metode pengambilan sampel penelitian, instrumen / alat ukur

yang akan digunakan, prosedur pelaksanaan, dan metode analisis data

yang digunakan.

Bab IV : Analisis data dan pembahasan

Berisi mengenai gambaran mengenai subjek penelitian, laporan hasil

penelitian, hasil uji asumsi, hasil uji hipotesis, dan pembahasan.

Bab V : Kesimpulan dan saran

Berisi kesimpulan dari penelitian ini dan saran-saran untuk

pengembangan penelitian bagi peneliti selanjutnya dan saran praktis

yang ditujukan ke sekolah dan siswa.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

LANDASAN TEORI

A. STRES AKADEMIK

1. Pengertian Stres

Stres merupakan suatu kondisi yang disebabkan adanya ketidaksesuaian

antara situasi yang diinginkan dengan keadaan biologis, psikologis atau sistem

sosial individu tersebut (Sarafino 2006). Agolla dan Ongori (2009) juga

mendifinisikan stres sebagai persepsi dari kesenjangan antara tuntutan lingkungan

dan kemampuan individu untuk memenuhinya. Menurut Santrock (2003) stres

merupakan respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stres

(stressor), yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk

menanganinya (coping).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa stres adalah

ketidaksesuaian antara situasi yang diinginkan dimana terdapat kesenjangan

antara tuntutan lingkungan dan kemampuan individu untuk memenuhinya yang

dinilai potensial membahayakan, mengancam, mengganggu dan tidak terkendali

atau melebihi kemampuan individu untuk melakukan coping.

Universitas Sumatera Utara


2. Jenis-Jenis Stres

Selye (dalam Rice, 1992) mengategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:

a. Distres (Stres Negatif)

Seyle (1992) menyebutkan distres merupakan stres yang bersifat tidak

menyenangkan. Stres dirasakan sebagai suatu keadaan dimana individu

mengalami rasa cemas, ketakutan, khawatir, atau gelisah. Sehingga individu

mengalami keadaan psikologis yang negatif, menyakitkan, atau timbul keinginan

untuk menghindarinya.

b. Eustres (Stres Positif)

Seyle (1992) menyebutkan bahwa eustres bersifat menyenangkan dan

merupakan pengalaman yang memuaskan. Eustres dapat meningkatkan

kewaspadaan, koginisi, dan performansi individu. Eustres juga dapat

meningkatkan motivasi individu untuk menciptakan sesuatu.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa jenis stres terbagi

menjadi dua, yaitu distres (stres negatif) dan eustres (stres positif).

3. Pengertian Stres Akademik

Stres yang terjadi di lingkungan sekolah atau pendidikan biasanya disebut

dengan stres akademik. Olejnik dan Holschuh (2007) mengambarkan stres

akademik ialah respon yang muncul karena terlalu banyaknya tuntutan dan tugas

yang harus dikerjakan siswa.

Stres akademik adalah stres yang muncul karena adanya tekanan-tekanan

untuk menunjukkan prestasi dan keunggulan dalam kondisi persaingan akademik

Universitas Sumatera Utara


yang semakin meningkat sehingga mereka semakin terbebani oleh berbagai

tekanan dan tuntutan (Alvin, 2007). Menurut Gusniarti (2002), stres akademik

yang dialami siswa merupakan hasil persepsi yang subjektif terhadap adanya

ketidaksesuaian antara tuntutan lingkungan dengan sumber daya aktual yang

dimiliki siswa.

Berdasarkan berbagai definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa stres akademik adalah suatu kondisi atau keadaan dimana terjadi

ketidaksesuaian antara tuntutan lingkungan dengan sumber daya aktual yang

dimiliki siswa sehingga mereka semakin terbebani oleh berbagai tekanan dan

tuntutan.

4. Stresor Akademik

Stresor akademik diidentifikasi dengan banyaknya tugas, kompetisi

dengan siswa lain, kegagalan, kekurangan uang, relasi yang kurang antara sesama

siswa dan guru, lingkungan yang bising, sistem semester, dan kekurangan sumber

belajar (Agolla dan Ongori, 2009). Selanjutnya, Olejnik dan Holschuh (2007)

menyatakan sumber stres akademik atau stresor akademik yang umum antara

lain:

a. Ujian, menulis, atau kecemasan berbicara di depan umum

Beberapa siswa merasa stres sebelum ujian atau menulis sesuatu ketika

mereka tidak bisa mengingat apa yang mereka pelajari. Telapak tangan mereka

berkeringat, dan jantung berdegup kencang. Mereka merasa sakit kepala atau

merasa dingin ketika dalam situasi ujian. Biasanya siswa-siswi ini tidak bisa

Universitas Sumatera Utara


melakukan yang terbaik karena mereka terlalu cemas ketika merefleksikan apa

yang telah di pelajari.

b. Prokrastinasi

Beberapa guru menganggap bahwa siswa yang melakukan prokrastinasi

menunjukkan ketidakpedulian terhadap tugas mereka, tetapi ternyata banyak

siswa yang peduli dan tidak dapat melakukan itu secara bersamaan. Siswa tersebut

merasa sangat stres terhadap tugas mereka.

c. Standar akademik yang tinggi

Stres akademik terjadi karena siswa ingin menjadi yang terbaik di sekolah

mereka dan guru memiliki harapan yang besar terhadap mereka. Hal ini tentu saja

membuat siswa merasa tertekan untuk sukses di level yang lebih tinggi.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa stresor akademik yang

umum antara lain: ujian, menulis, atau kecemasan berbicara di depan umum,

prokrastinasi, standar akademik yang tinggi.

5. Respon terhadap stres akademik

Olejnik dan Holschuh (2007) mengemukakan reaksi terhadap stresor

akademik terdiri dari:

a. Pemikiran

Respon yang muncul dari pemikiran, seperti: kehilangan rasa percaya diri,

takut gagal, sulit berkonsentrasi, cemas akan masa depan, melupakan sesuatu, dan

berfikir terus-menerus mengenai apa yang seharusnya mereka lakukan.

Universitas Sumatera Utara


b. Perilaku

Respon yang muncul dari perilaku, seperti menarik diri, menggunakan

obat-obatan dan alkohol, tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, makan terlalu

banyak atau terlalu sedikit, dan menangis tanpa alasan.

c. Reaksi tubuh

Respon yang muncul dari reaksi tubuh, seperti: telapak tangan berkeringat,

kecepatan jantung meningkat, mulut kering, merasa lelah, sakit kepala, rentan

sakit, mual, dan sakit perut.

d. Perasaan

Respon yang muncul dari perasaan, seperti: cemas, mudah marah, murung,

dan merasa takut.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat empat respon

terhadap stresor akademik yaitu pemikiran, perasaan, reaksi tubuh, dan perilaku.

6. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Stres Akademik

Alvin (2007) mengemukakan bahwa stres akademik ini diakibatkan oleh

dua faktor yaitu internal dan eksternal.

1) Faktor internal yang mengakibatkan stres akademik, yaitu:

a. Pola pikir

Individu yang berfikir mereka tidak dapat mengendalikan situasi mereka

cenderung mengalami stres lebih besar. Semakin besar kendali yang siswa

pikir dapat ia lakukan, semakin kecil kemungkinan stres yang akan siswa

alami.

Universitas Sumatera Utara


b. Kepribadian

Kepribadian seorang siswa dapat menentukan tingkat toleransinya terhadap

stres. Tingkat stres siswa yang optimis biasanya lebih kecil dibandingkan

siswa yang sifatnya pesimis.

c. Keyakinan

Penyebab internal selanjutnya yang turut menentukan tingkat stres siswa

adalah keyakinan atau pemikiran terhadap diri. Keyakinan terhadap diri

memainkan peranan penting dalam menginterpretasikan situasi-situasi

disekitar individu. Penilaian yang diyakini siswa, dapat mengubah cara

berfikirnya terhadap suatu hal bahkan dalam jangka panjang dapat

membawa stres secara psikologis.

2) Faktor eksternal yang mengakibatkan stres akademik

a. Pelajaran lebih padat

Kurikulum dalam sistem pendidikan telah ditambah bobotnya dengan

standar lebih tinggi. Akibatnya persaingan semakin ketat, waktu belajar

bertambah dan beban pelajar semakin berlipat. Walaupun beberapa alasan

tersebut penting bagi perkembangan pendidikan dalam negara, tetapi tidak

dapat menutup mata bahwa hal tersebut menjadikan tingkat stres yang

dihadapi siswa meningkat pula.

b. Tekanan untuk berprestasi tinggi

Para siswa sangat ditekan untuk berprestasi dengan baik dalam ujian-uijan

mereka. Tekanan ini terutama datang dari orang tua, keluarga guru,

tetangga, teman sebaya, dan diri sendiri.

Universitas Sumatera Utara


c. Dorongan status sosial

Pendidikan selalu menjadi simbol status sosial. Orang-orang dengan

kualifikasi akademik tinggi akan dihormati masyarakat dan yang tidak

berpendidikan tinggi akan dipandang rendah. Siswa yang berhasil secara

akademik sangat disukai, dikenal, dan dipuji oleh masyarakat. Sebaliknya,

siswa yang tidak berprestasi di sekolah disebut lamban, malas atau sulit.

Mereka dianggap sebagai pembuat masalah dan cendrung ditolak oleh guru,

dimarahi orang tua, dan diabaikan teman-teman sebayanya.

d. Orang tua saling berlomba

Dikalangan orang tua yang lebih terdidik dan kaya informasi, persaingan

untuk menghasilkan anak-anak yang memiliki kemampuan dalam berbagai

aspek juga lebih keras. Seiring dengan menjamurnya pusat-pusat pendidikan

informal, berbagai macam program tambahan, kelas seni rupa, musik, balet,

dan drama yang juga menimbulkan persaingan siswa terpandai, terpintar

dan serba bisa.

B. SELF-EFFICACY

1. Pengertian Self-Efficacy

Self-efficacy merupakan keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai

situasi dan memproduksi hasil yang positif (Bandura, 1997). Bandura (dalam

Schultz & Schultz, 1994) mengemukakan bahwa self-efficacy merupakan

perasaan seseorang terhadap kecukupan, efisiensi, dan kompetensinya dalam

menghadapi kehidupan sehari-hari. Menemukan dan mempertahankan standar

Universitas Sumatera Utara


performansi dapat meningkatkan self-efficacy yang dimiliki seseorang dan

kegagalan untuk menemukan dan mempertahankan performasi tersebut akan

mengurangi self-efficacy yang dimilikinya itu.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa self-efficacy

adalah keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan memproduksi

hasil yang positif dan perasaan seseorang terhadap kecukupan, efisiensi, dan

kompetensinya dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.

2. Dimensi Self-Efficacy

Menurut Bandura (1997), ada beberapa dimensi dari self-efficacy, yaitu:

a. Tingkatan (Level)

Level berkaitan dengan tingkat kesulitan tugas yang dihadapi. Keyakinan

seeorang terhadap suatu tugas berbeda-beda, mungkin orang hanya terbatas pada

tugas yang sederhana, menengah atau sulit. Persepsi setiap individu akan berbeda

dalam memandang tingkat kesulitan dari suatu tugas. Ada yang menganggap

suatu tugas itu sulit sedangkan orang lain mungkin merasa tidak demikian

Tingkat kesulitan tugas dapat mempengaruhi pilihan tindakan yang

dilakukan oleh individu. Individu cenderung akan menolak tugas-tugas yang

dirasa tidak mampu untuk ia selesaikan karena di luar batas kemampuannya, dan

sebaliknya ia akan cenderung memilih tugas-tugas dimana ia merasa mampu

untuk menyelesaikannya.

Universitas Sumatera Utara


b. Keadaan umum (Generality)

Generality sejauh mana individu yakin akan kemampuannya dalam

berbagai situasi tugas, mulai dari dalam melakukan suatu aktivitas yang biasa

dilakukan atau situasi tertentu yang tidak pernah dilakukan hingga dalam

serangkaian tugas atau situasi sulit. Generality merupakan perasaan dimana

kemampuan yang ditunjukkan individu pada konteks penyelesaian tugas yang

berbeda-beda, baik itu melalui tingkah laku, kognitif dan afektifnya. Generality

ini berhubungan dengan sejauh mana self efficacy yang dimiliki dapat

digeneralisasi untuk tugas-tugas atau situasi-situasi yang serupa sehingga

menimbulkan penguasaan di bidang tertentu.

c. Kekuatan (Strength)

Strength merupakan kuatnya keyakinan seseorang mengenai kemampuan

yang dimiliki. Hal ini berkaitan dengan ketahanan dan keuletan individu dalam

pemenuhan tugasnya. Individu yang memiliki keyakinan dan kemantapan yang

kuat terhadap kemampuannya untuk mengerjakan suatu tugas akan terus bertahan

dalam usahannya meskipun banyak mengalami kesulitan dan tantangan.

Pengalaman memiliki pengaruh terhadap self-efficacy yang diyakini

sesesorang. Pengalaman yang lemah akan melemahkan keyakinan individu itu

pula. Individu yang memiliki keyakinan yang kuat terhadap kemampuan mereka

akan teguh dalam usaha untuk menyampaikan kesulitan yang dihadapi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa self-efficacy pada

setiap individu berbeda dalam beberapa dimensi, yaitu tingkat kesulitan tugas,

Universitas Sumatera Utara


keadaan umum dalam menyelesaikan suatu tugas, dan kekuatan dari keyakinan

seseorang untuk menyelesaikan suatu tugas.

3. Klasifikasi Self-efficacy

Secara garis besar, self-efficacy terbagi dalam dua bentuk, yaitu self-

efficacy tinggi dan self-efficacy rendah. Dalam mengerjakan suatu tugas, individu

yang memiliki self-efficacy tinggi cenderung memilih terlibat langsung,

sedangkan individu yang memiliki self-efficacy rendah cenderung menghindari

tugas tersebut.

Individu yang memiliki self-efficacy yang tinggi adalah ketika individu

tersebut merasa yakin bahwa mereka mampu menangani secara efektif peristiwa

dan situasi yang mereka hadapi, tekun dalam menyelesaikan tugas-tugas, percaya

pada kemampuan diri yang mereka miliki, memandang kesulitan sebagai

tantangan bukan ancaman dan suka mencari situasi baru. Individu dengan self-

efficacy yang tinggi juga menetapkan sendiri tujuan yang menantang dan

meningkatkan komitmen yang kuat terhadap dirinya, menanamkan usaha yang

kuat dalam terhadap apa yang dilakukannya, dan meningkatkan usaha saat

menghadapi kegagalan, berfokus pada tugas dan memikirkan strategi dalam

menghadapi kesulitan, cepat bangkit ketika mengalami kegagalan, dan

menghadapi stressor atau ancaman dengan keyakinan bahwa mereka mampu

mengontrolnya (Bandura, 1997).

Individu yang memiliki self-efficacy yang rendah adalah individu yang

merasa tidak berdaya, cepat sedih, cemas, menjauhkan diri dari tugas-tugas yang

Universitas Sumatera Utara


sulit, cepat menyerah saat menghadapi rintangan, kemauan yang rendah dan

komitmen yang lemah terhadap tujuan yang ingin dicapai. Individu yang memiliki

self-efficacy yang rendah dalam situasi sulit cenderung akan memikirkan

kekurangan mereka, beratnya tugas tersebut, dan konsekuensi dari kegagalannya,

serta lambat untuk memulihkan kembali perasaan mampu setelah mengalami

kegagalan (Bandura, 1997).

4. Sumber-Sumber Self-Efficacy

Menurut Bandura (dalam Schultz & Schultz, 1994) sumber-sumber dari

self-efficacy yaitu :

a. Pencapaian prestasi (performance attainment)

Pencapaian prestasi merupakan bagian yang paling berpengaruh dalam

penentuan self-efficacy. Pengalaman sukses sebelumnya memberikan indikasi

langsung dari tingkatan kompetensi individu. Tingkah laku atau hasil sebelumnya

menunjukkan kemampuan individu dan menguatkan penilaiannya atas self-

efficacy. Khususnya apabila kegagalan sebelumnya diulangi dengan kegagalan

lagi, maka hal ini akan menurunkan self-efficacy.

Individu dengan self-efficacy yang tinggi percaya bahwa mereka bisa

berdamai secara efektif dengan kejadian yang mereka hadapi dalam

kehidupannya. Mereka mengharapkan kesuksesan dalam rintangan yang akan

dihadapi, oleh karena itu mereka gigih dalam tugas dan sering melakukan

performansi yang baik. Mereka memiliki kepercayaan diri yang baik dalam

kemampuan mereka dibandingkan individu dengan self-efficacy yang rendah, dan

Universitas Sumatera Utara


mereka hanya sedikit memperlihatkan keragu-raguan. Individu dengan self-

efficacy yang tinggi melihat hal sulit sebagai tantangan dan aktif mencari situasi

yang baru.

b. Pengalaman orang lain (vicarious experiences)

Melihat kesuksesan orang lain akan menguatkan perasaan akan self-

efficacy, khususnya jika seseorang yang menjadi objek observasi memiliki

kemampuan yang sama dengan individu yang melakukan observasi. Sebaliknya

jika individu melihat orang lain yang dianggap memiliki kesamaan tersebut

mengalami kegagalan, maka hal ini akan menurunkan self-efficacy.

Individu yang memiliki standar penampilan tinggi yang mengambil

standar tersebut dari hasil mengobservasi model yang sukses akan memiliki

harapan yang tinggi, namun jika kemudian gagal, maka individu tersebut akan

menghukum dirinya sendiri dengan perasaan tidak berharga dan depresi.

Seseorang akan berusaha mencari model yang memiliki kompetensi dan

kemampuan yang sesuai dengan keinginannya. Dengan mengamati perilaku dan

cara berfikir dari model tersebut, maka akan dapat memberi pengetahuan dan

pelajaran tentang strategi dalam menghadapi berbagai tuntutan lingkungan

(Bandura, 1997).

c. Persuasi Verbal (verbal persuation)

Ketika seseorang mendapatkan dukungan sosial melalui tindakan-tindakan

persuasif secara verbal (verbal persuation) bahwa mereka memiliki kemampuan

untuk mencapai sukses atau tingkat kinerja tertentu, maka hal ini juga dapat

membentuk keyakinan mengenai efficacy di dalam diri seseorang. Orang yang

Universitas Sumatera Utara


mendapat persuasi secara verbal maka mereka memiliki kemampuan untuk

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan akan melakukan usaha yang lebih

besar dari pada orang yang tidak mendapatkan persuasi bahwa dirinya mampu

pada bidang tersebut. Persuasi lisan ini sering dilakukan oleh orang tua, guru,

suami/istri, teman, dan terapis. Agar efektif, persuasi haruslah realistik.

d. Keterbangkitan psikologis (psychological arousal)

Keterbangkitan psikologis ini meliputi perasaan tenang atau ketakutan

pada situasi yang membuat stres. Keterbangkitan psikologis ini biasa digunakan

untuk melihat kemampuan individu dalam mengatasi masalah.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat empat

sumber informasi mengenai tingkatan self-efficacy, yaitu pencapaian prestasi,

pengalaman orang lain, persuasi lisan, dan keterbangkitan psikologis.

5. Perkembangan Self-Efficacy

Bandura (1997) menyatakan bahwa self-efficacy berkembang sejak bayi.

Bayi mulai mengembangkan self-efficacy sebagai usaha untuk melatih pengaruh

lingkungan fisik dan sosial. Mereka mulai belajar mengenai kemampuan dirinya,

kecakapan fisik, kemampuan sosial, dan kecakapan berbahasa yang hampir secara

tetap digunakan dan ditujukan pada lingkungan. Perubahan sebagai perluasan

pengalaman dunia anak dipengaruhi oleh saudara kandung, teman sebaya, dan

individu dewasa lainnya.

Pengalaman transisi remaja meliputi tuntutan untuk mengatasi tuntutan

dan tekanan baru, dari kesadaran seks sampai memilih bidang pelajaran dan karir.

Universitas Sumatera Utara


Dalam hal ini remaja harus menetapkan kemampuan baru, yaitu penilaian baru

terhadap diri mereka. Self-efficacy pada individu dewasa meliputi penyesuaian

pada masalah perkawinan dan peningkatan karir. Sedangkan self-efficacy pada

individu yang sudah lanjut usia sangat sulit terbentuk sebab pada tahapan

perkembangan ini terjadi penurunan mental dan fisik, pensiun kerja, dan

penarikan diri dari lingkungan sosial

Berdasarkan penjelasan di atas terlihat bahwa self-efficacy mengalami

perkembangan terus-menerus dari bayi hingga dewasa. Self-efficacy berubah

seiring dengan perubahan yang dialami oleh individu. Perubahan tersebut meliputi

perubahan fisik, lingkungan sosial, kecakapan dan tuntutan tugas yang dihadapi.

6. Proses Psikologis dalam Self-Efficacy

Bandura (1997) mengemukakan empat proses psikologis dalam self-

efficacy yang turut berperan dalam diri manusia, yaitu :

a. Proses kognitif

Proses kognitif merupakan proses berfikir, termasuk didalamnya adalah

pemerolehan, pengorganisasian, dan penggunaan informasi. Dampak dari self-

efficacy pada proses kognitif sangat bervariasi. Seseorang akan membentuk suatu

tujuan tertentu sebelum ia melakukan pendekatan untuk mencapai tujuan tersebut.

Bentuk tujuan personal juga dipengaruhi oleh penilaian akan kemampuan

diri. Semakin seseorang mempersepsikan dirinya mampu, maka individu akan

semakin membentuk usaha-usaha dalam mencapai tujuannya dan semakin kuat

komitmen individu terhadap tujuannya (Bandura, 1997). Kebanyakan tindakan

Universitas Sumatera Utara


manusia bermula dari sesuatu yang dipikirkan terlebih dahulu. Individu yang

memiliki self-efficacy yang tinggi lebih senang membayangkan tentang

kesuksesan. Sebaliknya individu dengan self-efficacy yang rendah lebih banyak

membayangkan kegagalan dan hal-hal yang dapat menghambat tercapainya

kesuksesan (Bandura, 1997).

Fungsi utama pikiran adalah memungkinkan individu untuk memprediksi

suatu kejadian dan mengembangkan cara untuk mengontrol hal-hal yang dapat

mempengaruhi kehidupan mereka. Untuk dapat memprediksi dan

mengembangkan cara tersebut diperlukan pemrosesan informasi melalui kognitif.

Proses kognitif ini juga dipengaruhi oleh bagaimana kepribadian yang

dimiliki oleh seseorang. Bagaimana cara pandangnya, baik itu terhadap dirinya

maupun orang lain dan kejadian disekitarnya berhubungan dengan self-efficacy

seseorang dalam suatu aktivitas tertentu melalui mekanisme self regulatory

(Bandura, 1997).

b. Proses motivasi

Kebanyakan motivasi manusia dibangkitkan melalui kognitif atau pikiran.

Individu memberi motivasi atau dorongan bagi diri mereka sendiri dan

mengarahkan tindakan melalui tahap-tahap pemikiran sebelumnya. Mereka

membentuk suatu keyakinan tentang apa yang dapat mereka lakukan,

mengantisipasi hasil dari suatu tindakan, membentuk tujuan bagi diri mereka

sendiri dan merencanakan tindakan-tindakan yang diperlukan dalam mencapai

tujuan (Bandura, 1997).

Universitas Sumatera Utara


c. Proses afeksi

Proses afeksi merupakan proses pengaturan kondisi emosi dan reaksi

emosional. Menurut Bandura (1997), keyakinan individu akan kemampuan

coping mereka turut mempengaruhi tingkatan stres dan depresi seseorang saat

mereka menghadapi situasi yang sulit.

Individu dengan self-efficacy yang rendah merasa tidak berdaya, tidak bisa

memberikan pengaruh dalam kehidupannya. Mereka percaya bahwa usaha mereka

sia-sia, mereka seperti akan mengalami peningkatan kesedihan, apatis, dan

kecemasan. Mereka cepat menyerah dalam menghadapi masalah dalam hidupnya

dan merasa usahanya tidak efektif. Individu dengan self-efficacy yang sangat

rendah tidak akan mencoba untuk mengatasi masalahnya, karena mereka percaya

apa yang mereka lakukan tidak akan membawa perbedaan (Schultz, 1994).

d. Proses seleksi

Manusia merupakan bagian dari lingkungan tempat dimana mereka

berada. Kemampuan individu untuk memilih aktivitas dan situasi tertentu, turut

mempengaruhi dampak dari suatu kejadian. Individu cenderung menghindari

aktivitas dan situasi yang di luar batas kemampuan mereka. Bila individu merasa

yakin bahwa mereka mampu menangani suatu situasi, maka mereka cenderung

tidak menghindari situasi tersebut (Bandura, 1997).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat empat proses

psikologis dalam self-efficacy seseorang, yaitu proses kognitif yang menggunakan

pikiran, proses motivasi yang dapat menguatkan keyakinan individu, proses afeksi

Universitas Sumatera Utara


yang memengaruhi tingkat stres dari suatu tugas dan proses seleksi yang

mempengaruhi pemilihan individu terhadap situasi dan perilaku tertentu.

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self-Efficacy

Menurut Bandura (1997), ada beberapa faktor yang mempengaruhi self-

efficacy, yaitu:

a. Jenis kelamin

Orang tua sering kali memiliki pandangan yang berbeda terhadap

kemampuan laki-laki dan perempuan. Zimmerman (Bandura, 1997) mengatakan

bahwa terdapat perbedaan pada perkembangan kemampuan dan kompetensi pada

laki-laki dan perempuan. Ketika laki-laki berusaha untuk sangat membanggakan

dirinya, perempuan seringkali meremehkan kemampuan mereka. Hal ini berasal

dari pandangan orang tua terhadap anaknya. Orang tua menganggap bahwa waniat

lebih sulit untuk mengikuti pelajaran dibandingkan laki-laki, walaupun prestasi

akademik mereka tidak terlalu berbeda. Semakin seorang wanita menerima

perlakuan streotipe gender ini, maka semakin rendah penilaian terhadap

kemampuan dirinya. Pada beberapa bidang pekerjaan tertentu, pria memiliki self-

efficacy yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Begitu juga sebaliknya

self-efficacy wanita unggul dalam beberapa pekerjaan dibandingkan dengan pria.

b. Usia

Self-efficacy terbentuk melalui proses belajar sosial yang dapat

berlangsung selama kehidupan. Individu yang lebih tua memiliki rentang waktu

dan pengalaman yang lebih banyak dalam mengatasi suatu hal jika dibandingkan

Universitas Sumatera Utara


dengan individu yang lebih muda yang mungkin masih memiliki sedikit

pengalaman dalam hidupnya. Individu yang lebih tua akan lebih mampu

mengatasi rintangan dalam hidupnya dibandingkan dengan individu yang lebih

muda, hal ini juga berkaitan dengan pengalaman yang individu miliki sepanjang

kehidupannya.

c. Tingkat pendidikan

Self-efficacy terbentuk melalui proses belajar yang dapat diterima individu

pada tingkat pendidikan formal. Individu yang memiliki jenjang pendidikan tinggi

biasanya memiliki self-efficacy yang lebih tinggi, karena pada dasarnya mereka

lebih banyak belajar dan menerima pendidikan formal dan lebih banyak

mendapatkan kesempatan untuk belajar dan mengatasi suatu persoalan yang ada

dalam hidupnya.

d. Pengalaman

Self-efficacy terbentuk melalui proses belajar yang dapat terjadi pada suatu

organisasi maupun perusahaan dimana seorang individu tersebut bekerja. Self-

efficacy terbentuk sebagai suatu proses adaptasi dan pembelajaran yang ada dalam

situasi kerja tersebut. Semakin lama seseorang bekerja maka semakin tinggi self-

efficacy yang dimilikinya dalam bidang pekerjaan tertentu. Akan tetapi tidak

menutup kemungkinan self-efficacy orang tersebut justru cenderung tetap atau

menurun. Hal ini tergantung bagaimana individu menghadapi keberhasilan dan

kegagalan yang dialami selama melakukan pekerjaan.

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan penjelasan di atas, maka diketahui bahwa terdapat empat

faktor yang mempengaruhi self-efficacy seseorang, yaitu jenis kelamin, usia,

tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja.

8. Cara Meningkatkan Self-Efficacy

Menurut Santrock (1999), ada empat cara meningkatkan self-efficacy yang

dimiliki, yaitu:

a. Memilih satu tujuan yang diharapkan dapat dicapai, dimana tujuan yang dipilih

tentu saja yang sifatnya realistis untuk dicapai.

b. Memisahkan pengalaman masa lalu dengan rencana yang sedang dilakukan.

Hal ini penting untuk dilakukan agar pengaruh kegagalan masa lalu tidak

mempengaruhi rencana yang sedang dilakukan.

c. Tetap berusaha mempertahankan prestasi yang baik dengan cara berusaha dan

tetap fokus dengan keberhasilan yang telah dicapai.

d. Membuat daftar urutan situasi atau kegiatan yang diharapkan dapat di atasi atau

dapat dilakukan mulai dari yang paling mudah sampai ke yang paling sulit. Hal ini

penting untuk mengingkatkan self-efficacy secara bertahap dalam pengerjaan hal-

hal yang sulit.

Berdasarkan penjelasan di atas maka diketahui bahwa tredapat empat cara

untuk meningkatkan self-efficacy yaitu: memilih satu tujuan yang secara realistis

dapat dicapai, memisahkan masa lalu dengan rencana yang sedang dilakukan,

tetap fokus mempertahankan prestasi dan membuat daftar kegiatan dan

mengerjakan sesuatu berdasarkan tingkatan kesulitan tugas.

Universitas Sumatera Utara


C. RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIOAL (RSBI)

1. Pengertian Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) adalah sekolah yang sudah

memenuhi seluruh Standart Nasional Pendidikan (SNP) yang diperkaya dengan

standart pendidikan negara maju yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan

daya saing baik ditingkat nasional maupun internasional. Standar Nasional

Pendidikan (SNP) yang harus dipenuhi sekolah RSBI , yaitu standar isi, standar

proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,

standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan

standar penilaian pendidikan (Kemdikbud, 2009).

2. Tujuan Program Rintisan Sekolah Bertandart Internasional (RSBI)

Tujuan Umum

a. Meningkatkan kualitas pendidikan nasional sesuai dengan amanat Tujuan

Nasional dalam Pembukaan UUD 1945, pasal 31 UUD 1945, UU No.20

tahun 2003 tentang SISDIKNAS, PP No.19 tahun 2005 tentang SNP(

Standar Nasional Pendidikan), dan UU No.17 tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang menetapkan Tahapan Skala

Prioritas Utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah ke-1

tahun 2005-2009 untuk meningkatkan kualitas dan akses masyarakat

terhadap pelayanan pendidikan.

b. Memberi peluang pada sekolah yang berpotensi untuk mencapai kualitas

bertaraf nasional dan internasional.

Universitas Sumatera Utara


c. Menyiapkan lulusan yang mampu berperan aktif dalam masyarakat global.

Tujuan Khusus

Menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi yang tercantum di dalam

Standar Kompetensi Lulusan yang diperkaya dengan standar kompetensi lulusan

berciri internasional. RSBI/SBI adalah sekolah yang berbudaya Indonesia, karena

Kurikulumnya ditujukan untuk Pencapaian indikator kinerja kunci minimal

sebagai berikut:

a. Menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP);

b. Menerapkan sistem satuan kredit semester di SMA/SMK/MA/MAK;

c. Memenuhi Standar Isi; dan

d. Memenuhi Standar Kompetensi Lulusan.

Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator

kinerja kunci tambahan sebagai berikut:

a. Sistem administrasi akademik berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) di mana setiap saat siswa bisa mengakses transkripnya

masing-masing;

b. Muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang

sama pada sekolah unggul dari salah satu negara anggota OECD

(Organization for Economic Co-operation and Development) dan/ atau

negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang

pendidikan; dan

Universitas Sumatera Utara


c. Menerapkan standar kelulusan sekolah/ madrasah yang lebih tinggi dari

Standar Kompetensi Lulusan.

Menurut Ditjen Mandikdasmen (2010) adalah tidak benar kalau guru

Bahasa Indonesia harus menggunakan bahasa Inggris dalam memberikan

pengantar pelajarannya. Walaupun hal tersebut boleh saja dilakukan, tetapi

penggunaan bahasa Inggris adalah untuk pembelajaran mata pelajaran kelompok

sains, matematika, dan inti kejuruan saja, sebagaimana dalam bagian proses

pembelajaran RSBI/SBI dinyatakan bahwa mutu setiap Sekolah/Madrasah

Bertaraf Internasional dijamin dengan keberhasilan melaksanakan proses

pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran disesuaikan dengan

bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Keberhasilan

tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu

memenuhi standar proses. Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan

pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:

a. Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran menjadi teladan bagi

sekolah/madrasah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi

pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneural,

jiwa patriot, dan jiwa inovator;

b. Diperkaya dengan model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah

satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang

mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan;

c. Menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran;

Universitas Sumatera Utara


d. Pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti

kejuruan menggunakan bahasa Inggris, sementara pembelajaran mata

pelajaran lainnya, kecuali pelajaran bahasa asing, harus menggunakan

bahasa Indonesia; dan Pembelajaran dengan bahasa Inggris untuk mata

pelajaran kelompok sains dan matematika untuk SD/MI baru dapat

dimulai pada Kelas IV.

3. Pelaksanaan Kurikulum dan Proses Pembelajaran RSBI

Berdasarkan Ditjen Mandikdasmen (2010) pelaksanaan kurikulum dan

proses pembelajaran RSBI menggunakan asas-asas sebagai berikut:

a. Menggunakan kurikulum yang berlaku secara nasional dengan

mengadabtasi kurikulum sekolah di negara lain.

b. Mengajarkan bahasa asing, terutama penggunaan bahasa Inggris, secara

terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya. Metode pengajaran dwi bahasa

ini dapat dilaksanakan dengan 2 kategori yakni Subtractive Bilingualism

dan Additive Bilingualism, yang menekankan pendekatan Dual Language.

c. Pengajaran dengan pendekatan Dual Language menekankan perbedaan

adanya bahasa akademis dan bahasa sosial yang pengaturan bahasa

pengantarnya dapat dialokasikan berdasarkan subjek maupun waktu.

d. Menekankan keseimbangan aspek perkembangan anak meliputi aspek

kognitif (intelektual), aspek sosial dan emosional, dan aspek fisik.

e. Mengintegrasikan kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence) termasuk

emotional intelligence dan spiritual intelligence ke dalam kurikulum.

Universitas Sumatera Utara


f. Mengembangkan kurikulum terpadu yang berorientasi pada materi,

kompetensi, nilai dan sikap serta prilaku (kepribadian ).

g. Mengarahkan siswa untuk mampu berpikir kritis, kreatif dan analitis ,

memiliki kemampuan belajar (learning how to learn) serta mampu

mengambil keputusan dalam belajar. Penyusunan kurikulum ini

didasarkan prinsip Understanding by Design yang menekankan

pemahaman jangka panjang (Enduring Understanding). Pemahaman

(understanding) dilihat dari 6 aspek: explain, interpret, apply, perspective,

empathy, self knowledge.

h. Kurikulum tingkatan satuan pendidikan dapat menggunakan sistem paket

dan kredit semester.

i. Dapat memberikan program magang untuk siswa SMA, MA dan SMK.

j. Menekankan kemampuan pemanfaatan Information and Communication

Technology (ICT) yang terintegrasi dalam setiap mata pelajaran.

4. Penjaminan Mutu Kompetensi Lulusan

a. Standar kelulusan menekankan pada semua aspek seperti spiritual, norma,

sosial, emosional selain akademik.

b. Standar akademik menekankan pada pemahaman materi belajar, bukan

pada pengumpulan nilai, yang harus didukung oleh berbagai bukti otentik

c. Kelulusan berdasarkan pada analisa individu yang menggunakan

pertimbangan profesional guru dan sekolah

Universitas Sumatera Utara


d. Kualitas lulusan dipersiapkan mampu bersaing secara global baik dari segi

pengetahuan maupun kompetensi berkomunikasi dengan tetap

mempertahankan budaya Indonesia.

e. Terdapat standar minimal pendukung yang harus dipenuhi siswa yang dapat

berupa; projek dan makalah/tulisan, Community Service project

(pengabdian pada masyarakat), program magang untuk SMA,MA dan

SMK, serta kehadiran

f. Kualitas lulusan yang dihasilkan dapat diterima di sekolah-sekolah

Internasional di dunia berdasarkan: kemampuan bahasa Inggris yang

dimiliki siswa, tipe laporan standar internasional, dapat bekerjasama

dengan lembaga internasional.

5. Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Medan

SMPN 1 Medan merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum RSBI

(Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional), dimana sistem pembelajaran di SMPN1

Medan ini menggunakan konsep bilingual, yaitu memadukan bahasa Indonesia

dan bahasa Inggris dalam proses belajarnya. Pada pelajaran-pelajaran tertentu

seperti pelajaran MIPA mengunakan bahasa Inggris sepenuhnya, sedangkan pada

pelajaran bahasa Indonesia sistem pembelajarannya tetap menggunakan bahasa

Indonesia sepenuhnya.

RSBI SMPN 1 Medan memiliki visi dan misi. Visi RSBI SMPN 1 Medan

yaitu:

a. Meyakini dan menjalankan ajaran agama dalam kehidupan.

Universitas Sumatera Utara


b. Memahami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya dan

kewajiban lingkungan secara bertanggung jawab.

c. Berpikir secara logis, kritis, kreatif, inovatif memecahkan masalah

serta berkomunikasi melalui berbagai media.

d. Unggul dalam Penilaian dan Kelulusan berstandar Internasional

Selanjutnya, misi dari RSBI SMPN 1 Medan, yaitu:

a. Menyenangi dan menghargai seni.

b. Menjalankan pola hidup bersih, bugar dan sehat.

c. Berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan

bangga terhadap bangsa dan tanah air.

d. Melaksanakan pengembangan Kurikulum pendidikan dan

pembelajaran yang berstandar Internasional

Pelajaran yang diajarkan di RSBI SMPN 1 Medan berupa Religion, Social

Science, Mandarin, Physics, Bahasa Indonesia, Mathematics, English, Sport, ICT,

Biology, BK, Art, Lifeskill, dan Civic Education. SKBM (Standar Ketuntasan

Belajar Maksimal) di RSBI SMPN 1 Medan juga berbeda dengam sekolah

regular, dimana SKBM di RSBI SMPN 1 Medan adalah masing-masing pelajaran

bernilai 8, sedangkan pada sekolah regular SKBM yang ditetapkan adalah 7.

Pembelajaran dengan menggunakan bahasa Inggris tersebut tentunya

menuntut siswa untuk lebih menguasai bahasa Inggris, sehingga untuk masuk di

RSBI SMPN 1 Medan siswa harus melewati tes bahasa Inggris (TOEFEL). Selain

Universitas Sumatera Utara


itu, untuk masuk di RSBI SMPN 1 Medan ini ada beberapa tes yang harus

dilakukan yaitu tes potensi akademik MIPA (Matematika dan IPA), kemudian

dilanjutkan dengan tes potensi akademik pengetahuan umum (Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris, IPS dan PKN). Selain itu, ada juga tes potensi non akademik yang

meliputi tes kemampuan dasar komputer (Ms Word dan operator dasar

Komputer). calon siswa juga wajib mengikuti tes wawancara dengan materi

tentang pendidikan Matematika, IPA dan Bahasa Inggris.

Dalam proses pembelajaran di kelas para siswa diberikan tugas-tugas

setelah para guru selesai menjelaskan pelajaran,tugas tersebut harus diselesaikan

murid di dalam kelas. Selanjutnya, guru juga memberikan PR yang harus

dikerjakan murid di rumah. Dalam proses pembelajaran juga masih ada siswa

yang mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran yang disampaikan

guru karena sistem pembelajaran bilingual tersebut.

Buku pelajaran, di sekolah RSBI SMPN 1 Medan juga menggunakan buku

cetak bilingual (dua bahasa yaitu Inggris dan Indonesia) yang berguna untuk

memperlancar keterampilan berbahasa Inggris siswa-siswinya. Perlengkapan

belajar di SMPN 1 Medan ini dilengkapi dengan sarana dan prasaran yang

berbasis TIK seperti terdapat TV, komputer, layar OHP sebagai perlengkapan

dalam belajar.

Pada tahun ajaran 2011/2012, kelas 1 SMPN 1 Medan terdiri dari sembilan

kelas dan terdiri dari 25 siswa tiap kelasnya. Kelas-kelas di SMPN 1 Medan ini

dinamai dengan nama-nama ilmuan dunia (seperti: Galileo , Aristotelles,

Archimedes dan lainnya).

Universitas Sumatera Utara


Jam belajar yang berlangsung di RSBI SMPN 1 Medan juga berbeda

dengan sekolah regular lainnya, dimana RSBI SMPN I Medan memiliki jam

belajar 50 jam perminggunya, yaitu pada hari Senin-Kamis berlangsung dari

pukul 07.30 dan pulang pukul 15.30 dan pada hari Jumat-Sabtu berlangsung dari

pukul 07.30 sampai 12.00. Siswa RSBI SMP Negeri 1 Medan, dipersiapkan untuk

bisa bersaing dengan alumni sekolah lain, khususnya sekolah yang berstandar

internasional dalam melanjutkan pendidikan ke sekolah tingkat atas.

RSBI SMPN 1 Medan juga memiliki kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler

yang diikuti oleh para siswanya, yaitu berupa Basket, Sepak bola, Palang Merah

Remaja (PMR), Pramuka, Paskibra, Menggambar, Menari, Catur, dan Tenis meja.

Selain itu juga sekolah membuat les tambahan bagi siswa yang mau mengikutinya

yaitu Mathematics, English, dan Physics. Les tambahan ini diberikan sekolah bagi

siswa yang kurang mengerti ketika belajar dikelas, maka siswa tersebut akan

mendapatkan penjelasan tambahan agar lebih memahami pembelajaran yang

diberikan guru dikelas. Kegiatan ekstrakulikuler dan les tambahan yang diberikan

sekolah ini diharapkan dapat membantu siswa untuk mendapatkan tambahan

pengetahuannya, agar siswa tersebut dapat lebih yakin dalam menjalani tuntutan

yang diberikan sekolah tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas, tuntutan-tuntutan seperti tingginya SKBM

di SMPN 1 Medan, belajar dengan menggunakan sistem bilingual, buku pelajaran

di sekolah RSBI SMPN 1 Medan juga menggunakan buku cetak bilingual (dua

bahasa yaitu Inggris dan Indonesia), dan lebih lamanya jam belajar di SMPN 1

medan diperkirakan dapat menimbulkan stres akademik pada siswanya.

Universitas Sumatera Utara


D. PENGARUH SELF-EFFICACY TERHADAP STRES AKADEMIK

PADA SISWA KELAS 1 RSBI DI SMPN 1 MEDAN

Salah satu cara yang ditempuh untuk memajukan kualitas SDM adalah

melalui jalur pendidikan (Astuti, 2009). Salah satu upaya dalam peningkatan

kemampuan dan pengembangan SDM adalah pembangunan Sekolah Bertaraf

Internasional (SBI). Sebelum menjadi SBI sebuah sekolah harus melalui Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) (Susiani, 2009). Tuntutan tugas siswa di

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) tersebut berat, dan beratnya sistem

pembelajaran yang dilakukan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

dapat menyebabkan stres pada siswa (Dharma, 2010).

Stres telah menjadi masalah nyata dalam kehidupan sekolah anak (Alvin,

2007). Stres pada siswa yang terjadi karena banyaknya harapan dan tuntutan

dalam bidang akademik disebut dengan stres akademik.

Menurut Gusniarti (2002), stres akademik yang dialami siswa merupakan

hasil persepsi yang subjektif terhadap adanya ketidaksesuaian antara tuntutan

lingkungan dengan sumber daya aktual yang dimiliki siswa. Hal ini juga sesuai

dengan kondisi siswa kelas 1 RSBI SMPN 1 Medan, dimana diperoleh gambaran

mengenai tuntutan yang harus dijalani oleh siswa kelas 1 RSBI di SMPN 1

Medan, mulai dari bahasa pengantar dalam belajar yang menggunakan bahasa

Inggris, beban pelajaran yang terlalu banyak dalam sehari, dan tugas ataupun PR

yang banyak diberikan kepada siswanya. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan

stres pada siswa apabila siswa tidak mampu memenuhi tuntutan yang diberikan

padanya.

Universitas Sumatera Utara


Efek negatif dari terjadinya stres tersebut dapat mempengaruhi keefektifan

performa individu dalam melakukan sebuah tugas, mengganggu fungsi kognitif,

dapat menyebabkan burnout, menyebabkan masalah, gangguan psikologis dan

fisik. Keadaan ini berpotensi menurunkan prestasi siswa dalam bidang akademik.

Selain itu, stres berhubungan langsung dengan prestasi yang rendah di sekolah.

Selanjutnya, Stres dapat membuat seorang siswa merasa tidak sanggup untuk

belajar (Armacort dalam Rice, 1993). Maka, apabila siswa RSBI tersebut

mengalami stres di bidang akademiknya, hal itu dapat berpotensi menurunkan

prestasi siswa tersebut dan membuat siswa tersebut merasa tidak sanggup belajar.

Jadi untuk mengatasi stres tersebut diperlukannya cara untuk menghadapi stres

pada siswa tersebut.

Banyak faktor internal individu yang mempengaruhi individu dalam

menghadapi stres. Salah satu faktor internal individu yaitu karakteristik

kepribadian. Di dalam karakteristik kepribadian terdapat self-efficacy.

Selanjutnya, Untuk melatih kontrol terhadap stresor, self-efficacy yang ada pada

diri seseorang sangat berguna (Bandura, 1997).

Keyakinan seseorang mengenai kemampuannya untuk mengontrol

perilakunya sangat berpengaruh pada respon individu terhadap kejadian-kejadian

yang menyebabkan stres. Ketika individu yakin akan kemampuannya untuk

mengahadapi situasi-situasi yang tidak menguntungkan maka tingkat stres yang

mereka alami juga cenderung lebih rendah dari pada individu yang merasa tidak

berdaya menghadapi situasi yang tidak menguntungkan mereka (Odgen, 2000).

Hal ini sesuai kondisi siswa kelas 1 RSBI SMPN 1 Medan, dimana para siswa

Universitas Sumatera Utara


merasa karena adanya tuntutan tugas yang berat di RSBI tersebut beberapa siswa

ada yang merasa tidak yakin dengan persaingan (kompetisi) antar siswa di dalam

kelasnya, siswa menjadi ragu-ragu untuk mencoba hal yang baru dan kurang

memiliki keberanian dalam menghadapi persaingan tersebut, yang mengganggu

keyakinan diri siswa sehingga siswa merasa tidak nyaman dan tidak optimal

dalam mengembangkan diri mereka. Selain itu beberapa siswa juga merasa ragu

dalam mengerjakan suatu tugas yang diberikan guru di kelas dikarenakan

terkadang mereka kurang mengerti dengan apa yang telah dipelajari, karena

bahasa pengantar yang digunakan di RSBI merupakan bahasa Inggris. Namun,

terdapat juga beberapa siswa yang memiliki keyakinan bahwa siswa tersebut

dapat menyelesaikan tiap tugas yang diberikan guru dan tidak merasa terbebani

dengan tuntutan tugas di RSBI tersebut. Jadi keyakinan diri yang ada dalam diri

seorang siswa dapat mempengaruhi bagaimana cara berfikir seorang siswa

tersebut apakah kondisi tuntutan tugas yang berat di RSBI tersebut dapat

membuat siswa tersebut mengalami stres akademik atau tidak. Selanjutnya dengan

adanya kegiatan ekstrakulikuler di sekolah juga diperkirakan dapat meningkatkan

self-efficacy pada siswa tersebut, karena siswa tersebut dapat meningkatkan

keyakinan dalam diri bahwa siswa mampu dalam menjalani tuntutan tersebut

karena mendapatkan tambahan dari kegiatan ekstrakulikuler tersebut.

Ketika seseorang mengalami ketakutan yang tinggi, atau kecemasan yang

akut atau tingkat stres yang tinggi, maka biasanya mereka mempunyai self-

efficacy yang rendah. Sementara mereka yang memiliki self-efficacy yang tinggi

merasa mampu dan yakin terhadap kesuksesan dalam mengatasi rintangan dan

Universitas Sumatera Utara


menganggapnya sebagai suatu tantangan yang tidak perlu untuk dihindari (Feist &

Feist, 2002). Jadi ketika seorang siswa mengalami stres akademik, maka biasanya

siswa tersebut mempunyai self-efficacy yang rendah, sedangkan ketika siswa

tersebut memiliki self-efficacy yang tinggi maka mereka akan yakin sukses,

seperti hal nya di RSBI tersebut maka, walaupun tugas yang diperoleh di sekolah

RSBI tersebut berat, jika siswa tersebut memiliki self-efficacy yang tinggi maka

siswa akan percaya bahwa siswa tersebut akan yakin dengan kesuksesan tersebut.

E. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan uraian teoritis di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah terdapat pengaruh self-efficacy terhadap stres akademik pada

siswa kelas 1 RSBI di SMPN I Medan.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan metode yang digunakan untuk menjawab

permasalahan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kuantitatif . Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh self-efficacy

terhadap stres akademik pada siswa kelas 1 Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) di SMP Negeri 1 Medan.

A. Indentifikasi Variabel

Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas : Self-efficacy

2. Variabel tergantung : Stres akademik

B. Definisi Operasional

1. Stres Akademik

Stres akademik adalah respon yang ada dalam pemikiran, perilaku, reaksi

tubuh serta perasaan siswa yang disebabkan karena banyaknya tugas yang harus

dikerjakan. Dalam penelitian ini stres akademik diukur dengan menggunakan

Skala Stres Akademik, yang diungkapkan berdasarkan respon terhadap stres

akademik yang dikemukakan oleh Olejnik dan Holschuh (2007), yang terdiri dari:

Pemikiran, Perilaku, Reaksi tubuh, Perasaan.

Universitas Sumatera Utara


Semakin tinggi skor yang diperoleh siswa dalam Skala Stres Akademik,

maka semakin tinggi stres akademik siswa dan semakin rendah skor yang

diperoleh siswa, maka semakin rendah stres akademiknya.

2. Self-Efficacy

Self-efficacy adalah keyakinan dalam diri individu untuk menyelesaikan

tugas yang sesuai dengan kemampuan diri dalam berbagai situasi tugas, serta

kuatnya keyakinan seseorang mengenai kemampuan yang dimiliki dalam

menyelesaikan tugas yang dihadapinya untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Self-efficacy akan diukur dengan Skala Self-Efficacy yang berdasarkan aspek-

aspek dari self-efficacy yang dikemukakan oleh Bandura (1997) yaitu tingkat

kesulitan tugas yang dikerjakan, keadaan umum dalam menyelesaikan suatu

tugas), dan kekuatan dari keyakinan seseorang untuk menyelesaikan suatu tugas.

Semakin tinggi skor yang dicapai dari Skala Self-Efficacy berarti semakin

tinggi Self-Efficacy yang dimiliki siswa tersebut. Sebaliknya, semakin rendah skor

skala Self-efficacy berarti semakin rendah Self-efficacy siswa tersebut.

C. POPULASI, SAMPEL, DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki.

Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang setidaknya

mempunyai sifat yang sama (Hadi, 2000). Populasi pada penelitian ini adalah

Universitas Sumatera Utara


seluruh siswa-siswi kelas 1 RSBI di SMPN 1 Medan. Siswa kelas 1 terdiri dari 9

kelas yang masing-masing kelasnya terdiri dari 25 siswa.

2. Sampel

Menyadari keterbatasan yang dimiliki peneliti, maka subjek penelitian yang

dipilih adalah sebagian dari keseluruhan populasi yang dinamakan sampel.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan penduduk yang jumlahnya

kurang dari populasi. Sampel harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang

sama (Hadi, 2000).

Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

mempertimbangkan suatu hal yang bersifat praktis didasarkan pada keterbatasan

peneliti, antara lain keterbatasan kesempatan yang diberikan, izin dari pihak

sekolah yang membatasi peneliti dalam mengambil sampel dalam penelitian ini.

Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah:

- Siswa RSBI SMP Negeri 1 Medan

- Siswa kelas 1

3. Metode Pengambilan sampel

Metode pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk

mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu, dalam

jumlah yang sesuai dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi

agar diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi (Hadi, 2000).

Universitas Sumatera Utara


Teknik sampling dalam penelitian ini adalah cluster. Dalam cluster

sampling pemilihan sampel tidak terdiri dari individu-individu, melainkan dalam

kelompok-kelompok individu atau cluster. Kelompok yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kelas-kelas dalam SMPN 1 Medan tersebut.

D. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa

skala. Penelitian ini menggunakan penskalaan model Likert. Hal ini didasari atas

pertimbangan tujuan penelitian, waktu, tenaga serta biaya. Menurut Hadi (2000),

skala merupakan suatu alat ukur dengan menggunakan daftar pernyataan-

pernyataan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga responden

hanya tinggal memilih salah satu dari pilihan yang tersedia.

Menurut Hadi (2000), bahwa skala dapat digunakan dalam penelitian

berdasarkan asumsi-asumsi berikut: (a) Subjek adalah individu yang paling tahu

tentang dirinya ; (b) Apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar dan

dapat dipercaya; (c) Interpretasi subjek tentang peryataan-pernyataan yang

diajukan kepadanya cenderung sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Stres Akademik dan skala

Self-Efficacy.

a. Skala Stres Akademik

Skala ini disusun oleh peneliti berdasarkan teori yang dikemukakan oleh

Olejnik dan Holschuh (2007) berdasarkan respon tubuh terhadap stres akademik

yaitu: pemikiran, perilaku, reaksi tubuh, dan perasaan. Skala ini terdiri dari dua

Universitas Sumatera Utara


kategori aitem yaitu aitem favorable dan aitem unfavorable. Aitem disebut

favorable apabila isinya mendukung, memihak atau menunjukkan ciri adanya

atribut yang diukur, sedangkan aitem disebut unfavorable apabila isinya tidak

mendukung atau tidak menggambarkan ciri atribut yang diukur (Azwar, 2009).

Pada pengisian skala stres akademik, subjek diminta untuk memilih salah

satu dari lima alternatif jawaban yang tersedia. Adapun alternatif jawaban yang

disediakan tersebut adalah Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak

Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Bobot penilaian untuk pernyataan

favorable adalah SS=5, S=4, N=3, TS=2, STS=1 sedangkan bobot penilaian untuk

pernyataan unfavorable adalah SS=1, S=2, N=3, TS=4, STS=5. Blueprint skala

stres akademik yang disajikan sebagai berikut:

Tabel 1. Blue Print Penyusunan Skala Stres Akademik


No Aspek Indikator Perilaku Nomor Item Total
Fav Unfav
1. Pemikiran a. Kehilangan rasa percaya diri 1,35 49, 52 4
b. Takut gagal 2, 33 19, 51 4
c. Sulit berkosentrasi 4, 34 17, 20, 4
d. Cemas akan masa depan 2, 36 18, 50 4
2. Perilaku a. Menarik diri 22, 23, 24 37, 40 5
b. Menggunakan obat-obatan 21 38, 39 3
c. Tidur terlalu banyak atau terlalu 54, 56 6, 7, 8 5
sedikit
d. Makan terlalu banyak atau 53, 55 5 3
terlalu sedikit
3. Reaksi a. Merasa lelah 12 25 2
Tubuh b. Kecepatan jantung meningkat 11, 43 28 3
c. Telapak tangan berkeringat 44 1
d. Sakit kepala 9, 41 26, 58, 59 5
e. Mual 10 60 2
f. Sakit perut 42 2, 27 3
4. Perasaan a. Cemas 29, 30 14, 15, 45 5
b. Mudah marah 32, 63 48 3
c. Murung 62 16 2
d. Merasa takut 31, 61, 64 13, 46, 47 6
Total 32 32 64

Universitas Sumatera Utara


Skala Stres Akademik terlebih dahulu akan diuji coba sebelum digunakan

untuk mengambil data penelitian. Aitem-aitem yang berkualitas akan ditunjukkan

oleh koefisien korelasi yang tinggi antara aitem dengan jumlah skor total dari

seluruh aitem (rit). Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem dengan

dengan jumlah skor total dari seluruh aitem menggunakan batasan rit ≥ 0.30.

Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.30 dianggap memiliki

daya beda aitem yang memuaskan. Aitem yang memiliki harga r it < 0.30 dapat

diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda aitem yang rendah

(Azwar, 2000). Penelitian ini menggunakan batasan rit ≥ 0.30.

Selain aitem-aitem tersebut, di dalam skala juga tertera identitas diri yang

harus diisi oleh subjek penelitian. Identitas diri itu meliputi nama, jenis kelamin,

dan usia. Data identitas diri tersebut digunakan sebagai gambaran subjek

penelitian. Setelah uji coba selesai, maka selanjutnya peneliti melakukan

penomoran kembali terhadap aitem-aitem skala untuk dijadikan sebagai alat

pengumpulan data penelitian yang sebenarnya.

b. Skala Self-Efficacy

Skala ini disusun oleh peneliti berdasarkan teori yang dikemukakan Bandura

(1997) yaitu tingkatan tugas yang dikerjakan, keadaan umum dalam

menyelesaikan tugas, dan kekuatan dalam menghadapi masalah. Skala ini terdiri

dari dua kategori aitem yaitu aitem favorable dan aitem unfavorable. Aitem

disebut favorable apabila isinya mendukung, memihak atau menunjukkan ciri

adanya atribut yang diukur, sedangkan aitem disebut unfavorable apabila isinya

Universitas Sumatera Utara


tidak mendukung atau tidak menggambarkan ciri atribut yang diukur (Azwar,

2009).

Pada pengisian Skala Self-Efficacy, subjek diminta untuk memilih salah satu

dari lima alternatif jawaban yang tersedia. Adapun alternatif jawaban yang

disediakan tersebut adalah Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak

Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Bobot penilaian untuk pernyataan

favorable adalah SS=5, S=4, N=3, TS=2, STS=1 sedangkan bobot penilaian untuk

pernyataan unfavorable adalah SS=1, S=2, N=3, TS=4, STS=5. Blueprint skala

self-efficacy yang disajikan sebagai berikut:

Tabel 2. Blue Print Penyusunan Skala Self-Efficacy


No Aspek Indikator Perilaku Nomor Item Total
Fav Unfav
1. Tingkatan a. Memilih tugas yang sesuai 1, 4, 26 13, 15, 6
tugas yang dengan kemampuan diri 40
dikerjakan b. Menolak tugas yang diluar 2, 25, 27 14, 38, 6
batas kemampuan untuk 39
diselesaikan
c. Keyakinan dalam 3, 28 2, 41 4
menyelesaikan tugas sulit
2. Keadaan a. Keyakinan dalam 19 5, 30 3
umum dalam menyelesaikan tugas yang
menyelesaikan biasa dikerjakan
tugas b. Keyakinan dalam 20, 42, 7, 8, 32 8
menyelesaikan tugas yang 44, 45,
baru atau belum biasa 46
dikerjakan
c. Keyakinan dalam 17, 18, 43 6, 29, 6
menyelesaikan tugas yang 31
bervariasi
3. Kekuatan a. Memiliki keyakinan yang 9, 12, 35, 21, 23, 8
dalam kuat terhadap kemampuan 37 48, 50
menghadapi diri
masalah b. Tetap bertahan meskipun 10, 11, 33, 22, 24, 9
banyak kesulitan yang 34, 36 47, 49
dihadapi
Total 26 24 50

Universitas Sumatera Utara


Skala Self-Efficacy terlebih dahulu akan diuji coba sebelum digunakan

untuk mengambil data penelitian. Aitem-aitem yang berkualitas akan ditunjukkan

oleh koefisien korelasi yang tinggi antara aitem dengan jumlah skor total dari

seluruh aitem (rit). Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem dengan

dengan jumlah skor total dari seluruh aitem menggunakan batasan rit ≥ 0.30.

Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.30 dianggap memiliki

daya beda aitem yang memuaskan. Aitem yang memiliki harga r it < 0.30 dapat

diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda aitem yang rendah

(Azwar, 2000). Penelitian ini menggunakan batasan rit ≥ 0.30.

Selain aitem-aitem tersebut, di dalam skala juga tertera identitas diri yang

harus diisi oleh subjek penelitian. Identitas diri itu meliputi nama, jenis kelamin,

dan usia. Data identitas diri tersebut digunakan sebagai gambaran subjek

penelitian. Setelah uji coba selesai, maka selanjutnya peneliti melakukan

penomoran kembali terhadap aitem-aitem skala untuk dijadikan sebagai alat

pengumpulan data penelitian yang sebenarnya.

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur yang melakukan fungsi ukurnya. Suatu

tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi

apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur,

yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2004).

Universitas Sumatera Utara


Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi

tes dengan analisis rasional atau melalui professional judgement. Artinya,

sejauhmana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang

hendak diukur atau sejauhmana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak

diukur (Azwar, 2004). Dalam penelitian ini yang menjadi professional judgement

adalah dosen pembimbing.

2. Reliabilitas

Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran

yang reliabel. Ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah

sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2004). Pengujian

reliabilitas pada penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan Koefisien

Reliabilitas Alpha Cronbach, yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes

tunggal pada sekelompok individu sebagai subjek dengan tujuan untuk melihat

konsistensi di dalam tes tersebut.

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx’) yang angkanya

berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien

reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya.

Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin

rendah reliabilitasnya. Reliabilitas yang baik adalah reliabilitas yang mendekati

angka 1,00. Uji reliabilitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0

for Windows.

Universitas Sumatera Utara


3. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengetahui sejauh

mana alat ukur dapat mengungkap dengan tepat apa yang ingin diukur dan

seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan atau ketelitian pengukuran atau

dengan kata lain dapat menunjukkan keadaan sebenarnya (Azwar, 2009). Uji coba

dilakukan pada 100 siswa RSBI SMP Negeri I Medan. Terdapat 64 aitem dalam

skala stres akademik dan 50 aitem dalam skala self efficacy.

1. Skala Stres Akademik

Tabel di bawah menunjukkan distribusi aitem skala stres akademik

sebelum uji coba.

Tabel 3. Distribusi Aitem pada Skala Stres Akademik Sebelum Uji Coba
No Aspek Aitem Jlh
F UF
1. Pemikiran 1, 2, 3, 4, 33, 34, 17, 18, 19, 20, 49, 16
35, 36 50, 51, 52
2. Perilaku 21, 22, 23, 24, 5, 6, 7, 8, 37, 38, 16
63, 54, 55, 56 39, 40
3. Reaksi Tubuh 9, 10, 11, 12, 41, 25, 26, 27, 28, 57, 16
42, 43, 44 58, 59, 60
4. Perasaan 29, 30, 31, 32, 13, 14, 15, 16, 45, 16
61, 62, 63, 64 46, 47, 48
Total 32 32 64

Pada skala stres akademik, jumlah aitem yang diujicobakan adalah 64

aitem, dan dari 64 aitem tersebut hanya 39 aitem yang memiliki daya beda aitem

rit ≥ 0.3. Hasil uji coba skala stres akademik menunjukkan nilai rit aitem bergerak

dari 0.317 sampai dengan 0.588 dengan koefisien reliabilitas rxx’ = 0.915.

Distribusi skala stres akademik beserta aitem-aitem yang gugur dapat dilihat pada

tabel 4.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4. Distribusi Aitem pada Skala Stres Akademik Setelah Uji Coba
No Aspek Aitem Jlh
F UF
1. Pemikiran 1, 2, 3, 4, 33, 34, 17, 18, 19, 20, 49, 10
35, 36 50, 51, 52
2. Perilaku 21, 22, 23, 24, 5, 6, 7, 8, 37, 38, 5
53, 54, 55, 56 39, 40
3. Reaksi Tubuh 9, 10, 11, 12, 41, 25, 26, 27, 28, 57, 12
42, 43, 44 58, 59, 60
4. Perasaan 29, 30, 31, 32, 13, 14, 15, 16, 45, 12
61, 62, 63, 64 46, 47, 48
Total 14 25 39
Keterangan tabel:
Nomor yang ditebalkan merupakan aitem yang gugur.

Aitem-aitem yang baik ini kemudian disusun kembali dengan melakukan

penomoran ulang untuk dijadikan alat pengumpulan data penelitian yang

sebenarnya. Penomoran kembali ini dapat dilihat pada tabel 5 berikut:

Tabel 5. Distribusi Aitem-Aitem Pada Skala Penelitian Stres Akademik


No Aspek Aitem Jlh
F UF
1. Pemikiran 1, 18, 19, 20 10, 11, 27, 28, 29, 10
30
2. Perilaku 31, 32, 33, 34 2 5
3. Reaksi Tubuh 3, 4, 5, 21, 22 12, 13, 14, 15, 35, 12
36, 37
4. Perasaan 16, 17, 38, 39 6, 7, 8, 9, 23, 24, 12
25, 26
Total 14 25 39

Universitas Sumatera Utara


2. Skala Self-Efficacy

Tabel di bawah menunjukkan distribusi aitem skala self-efficacy sebelum

uji coba.

Tabel 6. Distribusi Aitem pada Skala Self-Efficacy Sebelum Uji Coba


No Aspek Aitem Jlh
F UF
1. Level 1, 2, 3, 4, 25, 26, 27, 13, 14, 15, 16, 38, 16
28 39, 40, 41
2. Generality 17, 18, 19, 20, 42, 5, 6, 7, 8, 29, 30, 17
43, 44, 45, 46 31, 32
3. Strength 9, 10, 11, 12, 33, 34, 21, 22, 23, 24, 47, 17
35, 36, 37 48, 49, 50
Total 26 24 50

Pada skala self-efficacy, jumlah aitem yang diujicobakan adalah 50 aitem,

dan dari 50 aitem tersebut hanya 43 aitem yang memiliki daya beda aitem rit ≥

0.3. Hasil uji coba skala stres akademik menunjukkan nilai rit aitem bergerak dari

0.322 sampai dengan 0.727 dengan koefisien reliabilitas rxx’ = 0.947. Distribusi

self-efficacy beserta aitem-aitem yang gugur dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Distribusi Aitem pada Skala Self-Efficacy Setelah Uji Coba


No Aspek Aitem Jlh
F UF
1. Level 1, 2, 3, 4, 25, 26, 27, 13, 14, 15, 16, 38, 9
28 39, 40, 41
2. Generality 17, 18, 19, 20, 42, 5, 6, 7, 8, 29, 30, 17
43, 44, 45, 46 31, 32
3. Strength 9, 10, 11, 12, 33, 34, 21, 22, 23, 24, 47, 17
35, 36, 37 48, 49, 50
Total 23 20 43
Keterangan tabel:
Nomor yang ditebalkan merupakan aitem yang gugur.

Universitas Sumatera Utara


Aitem-aitem yang baik ini kemudian disusun kembali dengan melakukan

penomoran ulang untuk dijadikan alat pengumpulan data penelitian yang

sebenarnya. Penomoran kembali ini dapat dilihat pada tabel 8 berikut:

Tabel 8. Distribusi Aitem-Aitem Pada Skala Penelitian Self-Efficacy


No Aspek Aitem Jlh
F UF
1. Level 1, 2, 3, 4, 25 13, 14, 15, 16, 9
2. Generality 17, 18, 19, 20, 35, 5, 6, 7, 8, 26, 27, 17
36, 37, 38 28, 29
3. Strength 9, 10, 11, 12, 30, 31, 21, 22, 23, 24, 40, 17
32, 33 41, 42, 43
Total 23 20 43

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) tahap, yaitu sebagai

berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Pencarian sumber dan bahan dalam mendukung penelitian

Peneliti mengumpulkan teori, bahan dan informasi yang berhubungan

dengan variabel penelitian, yaitu tentang stres akademik yang

dikemukakan oleh Olejnik dan Holschuh (2007) dan self-efficacy

dikemukakan oleh Bandura (1997).

b. Permohonan izin melakukan penelitian dan uji coba alat ukur

Dalam tahap ini, peneliti meminta izin kepada pihak sekolah SMP Negeri I

Medan untuk melakukan uji coba alat ukur dan juga meminta izin untuk

melakukan pengambilan data penelitian. Peneliti menghadap PKS Bagian

Humas pada SMP Negeri I medan untuk menyerahkan surat pengantar dari

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Psikologi USU yang kemudian PKS Bagian Humas tersebut yang

menyampaikan kepada pihak Kepala Sekolah.

c. Rancangan alat ukur dan instrumen penelitian

Pada tahap ini, peneliti merancang alat ukur penelitian yang akan

digunakan dalam uji coba alat ukur. Alat ukur penelitian terdiri dari dua

skala yaitu skala stres akademik yang diungkapkan oleh Olejnik dan

Holschuh (2007) yang terdiri dari 64 aitem dan skala self-efficacy yang

diungkapkan oleh Bandura (1997) yang terdiri dari 50 aitem.

d. Uji coba alat ukur

Uji coba dilakukan pada tanggal 31 Januari dan 3 Februari 2012. Alat ukur

diberikan kepada 100 orang siswa kelas 1 SMP Negeri 1 medan, karena

sampel memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian. Subjek

diminta untuk memberi respon terhadap kedua skala penelitian, yaitu skala

stres akademik dan skala self-efficacy. Sebelum itu, peneliti terlebih

dahulu meminta izin kepada subjek atas ketersediaan mengisi skala.

Peneliti memasuki 4 kelas, masing-masing kelas terdiri dari sekitar 25

orang siswa sehingga jumlah sampel untuk uji coba sebanyak 100 orang

siswa. Selanjutnya peneliti mengadministrasikan dan membagikan skala

uji coba pada setiap siswa.

e. Alat ukur Peneitian

Setelah peneliti melakukan uji coba, peneliti menguji validitas dan

reliabilitas, kemudian diketahui mana aitem yang lulus uji validitas dan

reliabilitas. Peneliti mengambil aitem tersebut untuk kemudian digunakan

Universitas Sumatera Utara


sebagai skala yang mengukur stres akademik dan self-efficacy. Aitem stres

akademik yang lulus uji coba sebanyak 39 aitem dan aitem self-efficacy

yang lulus uji coba sebanyak 43 aitem.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data dilakukan di SMP Negeri 1 Medan yang berlangsung

pada tanggal 13 Februari dan 14 Februari 2012. Penelitian ini melibatkan 116

siswa-siswi kelas 1 SMP Negeri 1 medan yang terdiri dari 5 kelas. Dalam tahap

pelaksanaan penelitian, aitem skala yang menjadi aitem sesungguhnya adalah

aitem yang telah di uji cobakan sebelumnya. Aitem tersebut disusun kembali

menjadi skala dan kepada populasi penelitian. Skala yang sesungguhnya terdiri

dari 39 aitem stres akademik dan 43 aitem self-efficacy.

3. Tahap pengolahan Data

Setelah pelaksanaan penelitian, maka akan dilakukan pengelolaan data

untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh self-efficacy terhadap stres akademik.

Peneliti melakukan pengelolaan data dengan menggunakan bantuan program

komputer SPSS versi 16.0.

G. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk melihat pengaruh self-efficacy

terhadap stres akademik pada siswa RSBI adalah dengan menggunakan analisis

regresi linier sederhana. Cara perhitungannya dibantu dengan menggunakan

Universitas Sumatera Utara


program SPSS versi 16.0. Sebelum dilakukan analisa data terlebih dahulu akan

dilakukan uji asumsi terhadap hasil penelitian yang meliputi uji normalitas dan

linearitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dimaksudkan untuk menguji apakah data yang

dianalisis sudah terdistribusi sesuai dengan prinsip–prinsip distribusi normal agar

dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Uji normalitas sebaran pada penelitian

ini dilakukan untuk membuktikan bahwa data semua variabel yang berupa skor–

skor yang diperoleh dari hasil penelitian tersebar sesuai dengan kaidah normal.

Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji one-sample Kolmogorov-

Smirnov dengan bantuan SPSS for windows versi 16.0 dengan data dikatakan

terdistribusi normal jika nilai p > 0,05.

2. Uji Linieritas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data

penelitian, yaitu variabel bebas (self-efficacy) dan variabel terikat (stres akademik)

memiliki hubungan linear. Uji linieritas ini dilakukan dengan menggunakan

analisa varians (ANOVA) atau uji F dengan bantuan SPSS for windows versi 16.0,

dimana jika p untuk linearity lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05) maka hubungan

antara variabel bebas (self-efficacy) dan variabel terikat (stres akademik) adalah

linear. Namun, jika p > 0.05 maka hubungan antara variabel bebas (self-efficacy)

dan variabel terikat (stres akademik) tidak linear.

Universitas Sumatera Utara


H. Kategorisasi Data Penelitian

Berdasarkan data penelitian dapat dilakukan pengelompokkan yang

mengacu pada kriteria kategorisasi. Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi

bahwa skor populasi terdistribusi normal. Kategorisasi skor stres akademik dan

self-efficacy diperoleh dengan perhitungan standard error of measurement dengan

rumus :

Se = Sx √ (1- Rxx’)
Keterangan :

Se = standar eror

Sx = standar deviasi

Rxx’ = Koefisien reliabilitas

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan analisa data dan pembahasan, yang diawali

dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian dan pembahasan.

A. Gambaran Subjek Penelitian

Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian maka diperoleh gambaran

penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 9. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase


Perempuan 74 63.80%
Laki-laki 42 36.20%
Total 116 100%

Berdasarkan tabel 9, diperoleh gambaran bahwa subjek berjenis kelamin

perempuan sebanyak 74 orang (63.80%) sedangkan subjek yang berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 42 orang (36.20%).

B. Uji Asumsi Penelitian

Sebelum dilakukan analisa data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji

asumsi pada data penelitian yang diperoleh, meliputi uji normalitas sebaran, uji

linearitas kemudian dilakukan uji hipotesis. Analisa tersebut dilakukan dengan

menggunakan SPSS 16.0 for windows.

Universitas Sumatera Utara


1. Uji normalitas sebaran

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data

penelitian telah menyebar secara normal. Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan metode One Sample Kolmogorov Smirnov. Data dikatakan

terdistribusi normal dengan harga p > 0,05.

Tabel 10. Normalitas Sebaran Variabel Self-efficacy dan Stres akademik

Variabel N Z P Keterangan
Stres Akademik 116 1.213 .106 Normal
Self-efficacy 116 .925 .359 Normal

a. Uji normalitas data stres akademik dilakukan dengan metode statistik tes

Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas diperoleh nilai Z = 1.213 dan p

= 0.106, dengan p > 0,05 artinya distribusi data stres akademik telah

menyebar secara normal.

b. Uji normalitas data self-efficacy dilakukan dengan metode statistik tes

Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas diperoleh nilai Z = 0.925 dan p

= 0.359, dengan p > 0,05 artinya distribusi data skala self-efficacy telah

menyebar secara normal.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data

penelitian, yaitu variabel bebas (self-efficacy) dan variabel tergantung (stres

akademik) memiliki hubungan linear. Variabel bebas (self-efficacy) dapat

dikatakan memiliki hubungan yang linier terhadap variabel tergantung (stres

Universitas Sumatera Utara


akademik) apabila memiliki nilai p < 0,05 untuk linierity dan p > 0,05 untuk

deviation from linierity. Hasil uji linieritas dapat dilihat pada tabel 11 berikut.

Tabel 11. Hasil Uji Linieritas


Variabel Linierity Deviation from Keterangan
linierity
Stres akademik* 0.000 0.815 Hubungan linier
Self-efficacy

Berdasarkan hasil uji linieritas pada tabel 11 di atas, diperoleh bahwa nilai

p = 0.000. Hasil ini menunjukkan nilai p pada linierity < 0.05 maka dapat

disimpulkan bahwa variabel self-efficacy memiliki hubungan yang linier dengan

variabel stres akademik.

C. Hasil Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linier

Berikut ini akan dijelaskan pengolahan data mengenai pengaruh self-

efficacy terhadap stres akademik yang diperoleh dengan teknik analisis regresi

sederhana dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows.

Tabel 12. Hasil Analisis Regresi


Variabel R r2 F P Keterangan
Stres akademik* -0.865 0.749 340.157 0.000 Sangat
Self-efficacy Signifikan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi yang tertera pada tabel 12

diatas, diperoleh nilai F= 340.157 dan p = 0.000. Kriteria penolakan H 0 jika p < α

(0.05), dan diperoleh nilai p (0.000) < α (0.05) maka H0 ditolak. Dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh self-efficacy terhadap stres akademik.

Universitas Sumatera Utara


Sumbangan efektif self-efficacy sebesar 74.9% terhadap stres akademik.

Selebihnya, yaitu 25.1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini. Selanjutnya, nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0.865 yang artinya

variabel self-efficacy memiliki korelasi negatif terhadap variabel stres akademik.

Dengan mengacu pada kriteria interpretasi harga r menurut Sugiyono (2007),

korelasi antara self-efficacy dengan stres akademik menunjukkan korelasi sangat

signifikan (antara 0.80-1.000).

Persamaan garis regresi pada penelitian ini adalah `0 1X1. Stres

akademik dilambangkan dengan (Y`) dan self-efficacy dilambangkan dengan (X1).

Berdasarkan rumus tersebut, persamaan garis regresinya adalah Y`= 210.225-

0.711X1, artinya jika nilai self-efficacy bertambah 1 satuan, maka nilai stres

akademik akan berkurang sebesar 0.711.

2. Kategorisasi Data

a. Kategorisasi Data Self-efficacy

Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor populasi terdistribusi

normal. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam self-efficacy yaitu tinggi dan

rendah. Deskripsi data penelitian self-efficacy seperti tertera pada tabel berikut:

Tabel 13. Deskripsi Data Penelitian Self-efficacy


Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
Self- 65 215 152.22 29.187 43 215 129 28.66
efficacy

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel 13, diperoleh mean empirik untuk Skala Self-efficacy

sebesar 152,22 dengan SD empirik sebesar 29,187, sedangkan untuk mean

hipotetiknya 129 dengan SD hipotetiknya sebesar 28,66. Hasil perbandingan

antara skor mean empirik dengan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean

empirik lebih besar dari mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa self-efficacy pada

subjek dalam penelitian lebih besar dari pada standart alat ukur yang digunakan.

Rangkuman data penelitian tersebut, selanjutnya digunakan untuk

mengkategorisasikan self-efficacy pada siswa kelas 1 RSBI SMPN I Medan

dalam tingkatan-tingkatan yang disusun menurut norma tertentu. self-efficacy

dikategorisasikan menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah dengan

mempertimbangkan standart eror of measurement untuk mengatasi resiko

pembagian self-efficacy. Standart eror of measurement akan memberikan

kecermatan hasil pengukuran.

Berdasarkan pengolahan data self-efficacy pada siswa kelas 1 RSBI SMPN

I Medan, dengan bantuan SPSS 16.0 for windows diperoleh Rxx’=0.947 dan Sx=

22.185 sehingga standar eror dalam pengukuran ini adalah:

Se=Sx (1-Rxx’)

Se = 22.185 (1-0,947)

= 22.185 0,053

= 22.185 x 0,230

= 5,102

Mengetahui besarnya Se akan dapat mengestimasi fluktuasi skor skala self-

efficacy, yaitu:

Universitas Sumatera Utara


X ± Z α/2 . (Se)

Dengan menggunakan taraf kepercayaan 95% berarti sama dengan taraf

signifikan 5% atau α = 0.05 sehingga α/2= 0.025, maka diperoleh nilai z=1.96

(bersadarkan tabel distribusi normal) dengan begitu fluktuasi self-efficacy sebesar:

X ± (1,96) (5,102)

X ± 9,999

X ± 10 (dibulatkan)

maka: X + 10 = 152+10 = 162

X –10 = 152–10 = 142

Dari perhitungan di atas maka katagorisasi terhadap self-efficacy dapat

dilihat pada tabel 14 berikut:

Tabel 14. Kategorisasi Data Self-Efficacy


Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase
Self- X ≥ 162 Tinggi 46 39,65%
efficacy X ≤ 142 Rendah 31 26.73%
142 < X < 162 Tidak Terklasifikasi 39 33.62%

Berdasarkan tabel 14 diatas, dapat diketahui sebanyak 39.65% (46 orang)

yang memiliki self-efficacy yang tinggi, 26.73% (31 orang) yang memiliki self-

efficacy yang rendah, dan 33.62% (39 orang) tidak terklasifikasi. Subjek yang

tidak terklasifikasi disebabkan karena adanya error dalam penelitian, dimana

subjek yang tidak terklasifikasi tersebut berada dalam rentang nilai yang bisa saja

memiliki self-efficacy yang tinggi ataupun self-efficacy yang rendah.

Universitas Sumatera Utara


b. Kategorisasi Data Stres Akademik

Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor populasi terdistribusi

normal. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam stres akademik yaitu tinggi

dan rendah. Deskripsi data penelitian stres akademik seperti tertera pada tabel 15

berikut:

Tabel 15. Deskripsi Data Penelitian Stres Akademik


Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
Stres 45 168 102.02 23.573 39 195 117 26
akademik

Berdasarkan tabel 15, diperoleh mean empirik untuk skala stres akademik

sebesar 102,02 dengan SD empirik sebesar 23,573, sedangkan untuk mean

hipotetiknya 117 dengan SD hipotetiknya sebesar 26. Hasil perbandingan antara

skor mean empirik dengan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean

empirik lebih kecil dari mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa stres akademik

subjek penelitian lebih rendah dari pada standart alat ukur yang digunakan.

Rangkuman data penelitian tersebut, selanjutnya digunakan untuk

mengkatagorisasikan stres akademik pada siswa RSBI SMPN 1 Medan dalam

tingkatan-tingkatan yang disusun menurut norma tertentu. stres akademik

dikategorisasikan menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah dengan

mempertimbangkan standart eror of measurement untuk mengatasi resiko

pembagian stres akademik. Standart eror of measurement akan memberikan

kecermatan hasil pengukuran.

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan pengolahan data stres akademik pada siswa kelas 1 RSBI

SMPN 1 Medan, dengan bantuan SPSS 16.0 for windows diperoleh Rxx’ = 0.915

dan Sx= 18.691 sehingga standar eror dalam pengukuran ini adalah:

Se = Sx (1-Rxx’)

Se = 18,691 (1-0,915)

= 18,691 0,085

= 18,691 x 0,291

= 5,439

Mengetahui besarnya Se akan dapat mengestimasi fluktuasi skor skala

stres akademik, yaitu:

X ± Z α/2 . (Se)

Dengan menggunakan taraf kepercayaan 95% berarti sama dengan taraf

signifikan 5% atau α = 0.05 sehingga α/2= 0.025, maka diperoleh nilai z=1.96

(bersadarkan tabel distribusi normal) dengan begitu fluktuasi skor stres akademik

sebesar:

X ± (1,96) (5,439)

X ± 10,660

X ± 11 (dibulatkan)

maka: X + 11 = 102+11 = 113

X – 11 = 102–11 = 91

Dari perhitungan di atas maka kategorisasi terhadap stres akademik dapat

dilihat pada tabel 16 berikut:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 16. Kategorisasi Data Stres Akademik
Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase
Stres X ≥ 113 Tinggi 35 30,17%
Akademik X ≤ 91 Rendah 36 31,03%
91 < X < 113 Tidak Terklasifikasi 45 38,80%

Berdasarkan tabel 16 diatas, dapat diketahui 30,17% (35 orang) yang

memiliki stres akademik yang tinggi, 31,03% (36 orang) yang memiliki stres

akademik yang rendah, dan 38,80% (45 orang) tidak terklasifikasi. Subjek yang

tidak terklasifikasi disebabkan karena adanya error dalam penelitian, dimana

subjek yang tidak terklasifikasi tersebut berada dalam rentang nilai yang bisa saja

memiliki self-efficacy yang tinggi ataupun self-efficacy yang rendah.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh adanya pengaruh self-efficacy

terhadap stres akademik pada siswa kelas 1 RSBI di SMPN I Medan (F= 340.157

dengan p = 0,000 dan p<0,05). Ini berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang

artinya bahwa terdapat pengaruh self-efficacy terhadap stres akademik pada siswa

kelas 1 RSBI di SMPN I Medan. Selanjutnya diperoleh nilai r = -0.865, yang

berarti semakin tinggi self-efficacy maka semakin rendah stres akademik pada

siswa kelas 1 RSBI di SMPN I Medan. Sebaliknya, semakin rendah self-efficacy

maka semakin tinggi stres akademik pada siswa kelas 1 RSBI di SMPN I Medan.

Dengan mengacu pada kriteria interpretasi harga r menurut Sugiyono (2007),

korelasi antara self-efficacy dengan stres akademik menunjukkan korelasi sangat

significant (antara 0.80-1.000).

Universitas Sumatera Utara


Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Odgen

(2000), bahwa keyakinan seseorang mengenai kemampuannya untuk mengontrol

perilakunya sangat berpengaruh pada respon individu terhadap kejadian-kejadian

yang menyebabkan stres. Ketika individu yakin akan kemampuannya untuk

menghadapi situasi-situasi yang tidak menguntungkan mereka maka tingkat stres

yang mereka alami juga cenderung lebih rendah daripada individu yang tidak

memiliki keyakinan akan kemampuannya dalam menghadapi situasi tersebut.

Alvin (2007) mengemukakan bahwa keyakinan terhadap diri memainkan

peranan penting dalam menginterpretasikan situasi-situasi di sekitar individu.

Penilaian yang diyakini siswa, dapat mengubah cara berfikirnya terhadap suatu

hal sehingga dapat mempengaruhi stres yang muncul. Hal ini sesuai dengan

kondisi pada siswa kelas 1 RSBI SMPN 1 Medan. Siswa yang memiliki self-

efficacy yang tinggi berhubungan dengan rendahnya stres akademik yang dialami

siswa tersebut. Hal ini dikarenakan siswa memiliki keyakinan dalam menghadapi

tuntutan akademik dari sekolah tersebut. Siswa menganggap bahwa tuntutan

akademik di sekolah bukanlah suatu ancaman yang dapat membuat mereka stres.

Tetapi tuntutan akademik tersebut adalah suatu tantangan yang harus mereka

jalani, dan dengan keyakinan yang mereka miliki bahwa mereka akan berhasil

menjalaninya dengan demikian maka stres pada siswa akan rendah pula.

Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana didapat nilai koefisien

determinan (r2) sebesar 0.749. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh self-efficacy

terhadap stres akademik pada siswa RSBI adalah sebesar 74.9%. Artinya, variabel

self-efficacy memberikan sumbangan efektif sebesar 74.9% terhadap stres

Universitas Sumatera Utara


akademik, selebihnya yaitu 25.1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini didukung oleh Ritter (dalam Smet,

1994) mengemukakan bahwa dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi stres. Segi- segi fungsional dukungan sosial mencakup

dukungan emosional, mendorong adanya ungkapan perasaan, pemberian nasehat

atau pemberian informasi, pemberian bantuan material. Selanjutnya, menurut

Alvin (2007) bahwa pola pikir dan kepribadian juga merupakan faktor yang

mempengaruhi stres akademik siswa. Pola pikir dapat mempengaruhi stres

akademik siswa karena siswa yang berfikir mereka tidak dapat mengendalikan

situasi mereka cenderung mengalami stres lebih besar. Semakin besar kendali

yang siswa pikir dapat ia lakukan, semakin kecil kemungkinan stres yang akan

siswa alami. Selanjutnya kepribadian seorang siswa dapat menentukan tingkat

toleransinya terhadap stres. Tingkat stres siswa yang optimis biasanya lebih kecil

dibandingkan siswa yang sifatnya pesimis.

Berdasarkan kategorisasi dari 116 subjek penlitian, siswa yang berada

dalam ketegori self-efficacy yang tinggi berjumlah 46 orang (39,65%). Siswa yang

berada dalam ketegori self-efficacy rendah berjumlah 31 orang (26,73%). Siswa

yang berada dalam kategori stres akademik yang tinggi berjumlah 35 orang

(30,17%). Siswa-siswa yang memiliki kategori stres akademik yang rendah

berjumlah 36 orang (31,03%).

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Hasil penelilitian menunjukkan adanya pengaruh self-efficacy terhadap

stres akademik. Sumbangan efektif self-efficacy sebesar 74.9% terhadap

stres akademik. Selebihnya, yaitu 25.1% dipengaruhi oleh variabel lain.

2. Siswa yang memiliki self-efficacy yang tinggi sebanyak 39,65% dan siswa

yang memiliki self-efficacy yang rendah sebanyak 26.73%.

3. Siswa yang memiliki stres akademik yang tinggi sebanyak 30,17% dan

siswa yang memiliki stres akademik yang rendah sebanyak 31,03%.

B. SARAN

1. Saran Metodologis

a. Bagi peneliti yang tertarik untuk mengadakan penelitian sejenis

diharapkan dapat mempertimbangkan faktor-faktor lain yang

diperkirakan dapat mempengaruhi stres akademik, seperti: dukungan

sosial, kepribadian dan pola pikir.

b. Peneliti selanjutnya jika ingin meneliti variabel yang sama diharapkan

tidak hanya menggunakan skala sebagai alat ukur penelitiannya, tetapi

juga dapat menggunakan metode wawancara dan observasi. Dengan

digunakannya metode ini diharapkan dapat memperkaya informasi

dalam memperoleh data yang lebih rinci.

Universitas Sumatera Utara


2. Saran Praktis

a. Bagi Pihak Sekolah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh self-efficacy

terhadap stres akademik. Oleh karena itu, diharapkan bagi pihak sekolah

untuk dapat mempertahankan self-efficacy siswa yang tinggi dan

meningkatkan self-efficacy yang masih rendah yang ada dalam diri siswa

agar dapat mengontrol stres akademik pada siswa.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah dalam

mempertahankan dan meningkatkan self-efficacy siswa antara lain:

- Memilih satu tujuan yang diharapkan dapat dicapai, dimana tujuan

yang dipilih tentu saja yang sifatnya realistis untuk dicapai para

siswa di sekolah.

- Tetap berusaha mempertahankan prestasi yang baik, dengan cara

berusaha dan tetap fokus dengan keberhasilan yang telah dicapai

siswa.

- Membuat daftar kegiatan yang akan dilakukan siswa, dan

diharapkan dapat dilakukan mulai dari yang paling mudah sampai

ke yang paling sulit. Hal ini penting untuk mengingkatkan self-

efficacy siswa secara bertahap dalam pengerjaan hal-hal yang sulit.

- Memberikan reinforcment untuk performa baik yang dilakukan

siswa.

- Peran Bimbingan Konseling (BK) di sekolah agar tetap aktif dalam

kegiatan bimbingan konseling.

Universitas Sumatera Utara


b. Bagi Siswa

Bagi siswa yang memiliki self-efficacy tinggi diharapkan dapat

mempertahankan dan bagi siswa yang memiliki self-efficacy yang rendah

diharapkan dapat meningkatkan self-efficacy dalam dirinya. Untuk dapat

meningkatkan self-efficacy dalam diri siswa dapat dilakukan dengan cara:

- Meningkatkan kemampuannya, sehingga siswa memiliki

keyakinan dalam mengerjakan suatu tugas.

- Menetapkan tujuan yang sesuai dengan kemampuannya dalam

mencapai tujuan tersebut.

- Memiliki sikap optimis dalam menjalankan tugas-tugas yang

diberikan dengan keyakinan bahwa mereka pasti bisa melakukan

tugasnya dengan baik.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Adeyemo, D.A. 2007. Moderating Influence of Emotional Intelligence on the


Link Betwee n Academic Self-efficacy and Achievement of University
Students. Psychology Developing Societies. 19. 199. Diakses dari:
http://pds.sagepub.com/content/19/2/199.abstract. Diakses pada tanggal 17
juni 2011

Alvin, Nglai. O. 2007. Handling Study Stress: Panduan agar Anda Bisa Belajar
bersama Anak-Anak Anda. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Angola, J.E., & Ongori, H. (2009). An Assessment of Academic Stress among


Undergraduate Students: The Case of University of Botwana. Educational
Research and Reviews. Vol. 4 (2), pp. 063-070

Anwar, Astrid. (2009). Hubungan antara Sel-Efficacy dengan Kecemasan


Berbicara di Depan Umum pada Mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara. (Skripsi). Medan: Universitas Sumatera
Utara.

Aryani, Farida. (2007). Efektivitas Pendekatan “CBM” (Cognitive Behavior


Modification) Untuk Mengurangi Stres Belajar Siswa SMU. Psikovidya.
Volume 11 nomor 1.

Azwar, Saifuddin. (2000). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka


Pelajar.

Azwar, Saifuddin. (2007). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi Pertama).


Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Azwar, Saifuddin. (1996). Efikasi Diri dan Prestasi Belajar Statistika pada
Mahasiswa. Jurnal Psikologi No1, 33- 40.

Bandura, A. (1997). Self Efficacy : The Exercise of Control. New York : W.H.
Freeman and Company.

Dharma, Satria. (2010). Kritikan atas Program Sekolah Bertaraf Internasional


(SBI) dan Usulan Perbaikannya. [On-line]. Diakses dari:
http://satriadharma.com/index.php/2010/11/03/kritik-atas-program-
sekolah-bertaraf-internasional-sbi-dan-usulan-perbaikannya/. Diakses pada
tanggal 10 Januari 2011.

Feist, J. & Feist, G. J. (2002). Theories of Personality (5th ed). Boston: McGraw
Hill.

Universitas Sumatera Utara


Gusniarti, Uli (2002). Hubungan antara Persepsi Siswa antara Tuntutan dan
Harapan Sekolah dengan Stres Siswa di Sekolah Menengah Umum-Plus.
Jurnal Psikologika. No. 13 Tahun VII 2002.

Hadi, S. (2000). Methodology Resesarch (Jilid 1-4). Yogyakarta: Yayasan


Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Hinton, L., Simson, G., & Smith, D. (2008) Increasing Self-efficacy Beliefs in
Middle School Students. Educational Specialist Candidates Piedmont
College. [On-line]. Diakses dari: www.qln.com/Selfefficacy.pdf. Diakses
tanggal 1 Mei 2012.

Hurlock, Elizabeth B. 1990, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan


Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Hutabarat, D.B. 2009. Perbedaan Stres dan Coping Stres antara Laki-Laki dan
Perempuan dalam Menghadapi Kemacetan Lau-Lintas. Psibernetika.02.
01. Juni. 68-87.

Ibung, Dian. (2008). Stres pada Anak : Panduan Praktis bagi Orang Tua dalam
Memahami dan Mendampingi Anak. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Indonesia International Standard School (IISS). (2010). Pengertian RSBI


(Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional). [On-line]. Diakses dari:
http://www.sekolahinternasional.com/2010/10/pengertian-rsbi-rintisan-
sekolah.html. Diakses pada tanggal 10 Januari 2011

Karsidi, Ravik. (2005). Profesionalisme Guru dan Peningkatan Mutu Pendidikan


di Era Otonomi Daerah. Makalah: Disampaikan dalam Seminar Nasional
Pendidikan. Wonogiri: Dewan Pendidikan Kabupaten. [On-line]. Diakses
dari: http://www.uns.ac.id/data/0023.pdf. Diakses pada tanggal 17 Juni
2011.

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdikbud). (2009). Latar Belakang Program


RSBI. [On-line]. Diakses dari:
http://dikdas.kemdikbud.go.id/content/rsbi/pengantar/latar-belaka.html.
Diakses pada tanggal 1 Mei 2012.

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdikbud). (2010). Pengantar Rintisan


Sekolah Bertaraf Internasional. [On-line]. Diakses dari:
http://dikdas.kemdikbud.go.id/content/rsbi/pengantar/pengantar-ri.html.
Diakses pada tanggal 1 Mei 2012.

Universitas Sumatera Utara


Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdikbud). (2011). Daftar SMP Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional (SMP–RSBI). [On-line]. Diakses dari:
http://dikdas.kemdikbud.go.id/content/rsbi/smp/daftar-smp-r.html. Diakses
pada tanggal 1 Mei 2012

Kusuma, P.P., & Uly G. (2008). Hubungan Antara Penyesuaian Diri Sosial
Dengan Stres Pada Siswa Akselerasi. Jurnal Keberbakatan dan
Kreativitas. 02.01. Februari. 20-30.

Maryati, Ika. (2008). Hubungan antara Kecerdasan Emosi dan Keyakinan Diri
(Self-Efficacy) dengan Kreativitas pada Siswa Akslerasi. (Skripsi).
Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiah Surakarta.

Muna, F. N., Hartati, S., & Setyawan, I. (2009 ). Hubungan antara Kemandirian
dengan Motif Berkompetisi pada Siswa Kelas VII Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. [On-
line]. Diakses dari: http://eprints.undip.ac.id/11107/1/JURNALKU.pdf.
Diakses tanggal 30 Desember 2010.

Odgen, Jane. (2000). Health Psychology (2nd ed). Philadelphia : Open University
Press.

Olejnik, S. N. & Holschuh, J. P. (2007). College rules! 2nd Edition How to study,
survive, and succeed. New tork: Ten Speed Press. [On-line]. Diakses dari:
http://books.google.co.id/books?id=h_cfDji4V6YC&pg=PA101&dq=stres
s+academic&hl=id&ei=5oezTK2CJse3cOiYtKwI&sa=X&oi=book_result
&ct=result&resnum=6&ved=0CD0Q6AEwBQ#v=onepage&q&f=false.
Diakses tanggal 10 Januari 2011.
nd
Rice, Phillip L. (1992). Stress and Health (2 ed). California: Brooks/ Cole
Publshing Company.

Santrock, J.W. (1999). Life-span development (Seventh Edition). New York:


McGraw-Hill, Inc.

Santrock, John W. (2003). Educational Psychology 2nd Edition. New York :


McGraw-Hill.
nd
Sarafino, E.P. (2006). Health Psychology (5 ed). New York : John Wiley
and Sons.

Schultz, Duane. P. & Schultz, Sydney Ellen. (1994). Theories of Personality 5th
Edition. California: Cole/ Publishing Company.

Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo.

Universitas Sumatera Utara


Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Supriyantini, S., & Intisari, Asri M. (2008). Hubungan antara Persepsi Siswa
tentang Pelaksanaan Program Sekolah Unggulan dan Stres di Bidang
Akademis pada Siswa SMA Negeri 1 Padang Panjang. Jurnal Psikologia
Vol 4, No. 1, 41-48.

Susiani, Ratna. (2009). Kajian Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) SMK Negeri
2 Salatiga dan Hubungannya Dalam Pengembangan Wilayah Sekitarnya.
(Tesis). Semarang : Program Pasca Sarjana Magister Teknik Pembangunan
Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro. Diakses dari:
http://eprints.undip.ac.id/18738/ . Diakses pada tanggal 30 April 2012.

Susilowati, Tika (2010). Perbedaan Penyesuaian Diri Dan Stres Belajar Antara
Siswa Kelas Akaslerasi Dengan Siswa Kelas Reguler di SMU Negeri 3
Surakarta. (Skripsi). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. [On-line] Diakses dari:
http://etd.eprints.ums.ac.id/7576/1/F100050161.pdf, Diakses pada tanggal
2 Maret 2011.

Syafaruddin, Nur. (2011). Peningkatan Mutu Pendidikan. [On-line]. Diakses dari:


http://blog.unsri.ac.id/udin_dot/bacaan/peningkatan-mutu-pendidikan-
/mrdetail/26962. Diakses pada tanggal 3 April 2011.

Triyono, N. (2009, 25 Maret). Sekolah bertaraf internasional, untuk apa dan


siapa?. kabarindonesia. Diakses dari:
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd=Sekolah+Bertaraf+
Internasional%2C+untuk+Apa+dan+Siapa%3F&dn=20090325120218.
Diakses pada tanggal 20 Januari 2011.

UPI. Pengertian RSBI. [On-line]. Diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/A%20-


%20FIP/JUR.%20ADMINISTRASI%20PENDIDIKAN/19790712200501
1%20-%20NURDIN/PENGERTIAN%20RSBI.pdf. Diakses tanggal 26
Desember 2010.

Widnarti, Niken., & Indati, Aisah. (2002). Hubungan antara Dukungan Sosial
Keluarga dengan Self-Efficacy pada Remaja. Yogyakarta. Jurnal
Psikologi. No.2, 112-123.

Zamroni.2007. Meningkatkan Mutu Sekolah. Jakarta: Penerbit PSAP


Muhammadiyah.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1

Data Mentah Subjek Pada Saat Uji Coba

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

1. Reliabilitas Skala Stres Akademik

2. Reliabilitas Skala Self-Efficacy

Universitas Sumatera Utara


1. Reliabilitas Skala Stres Akademik

Running 1

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0

Excludeda 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.901 64

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

VAR00001 158.2600 557.487 .281 .900


VAR00002 158.0600 557.491 .274 .900

VAR00003 158.5500 554.917 .258 .900

VAR00004 157.9600 555.473 .329 .899

VAR00005 158.8800 560.531 .184 .901

VAR00006 158.7700 548.118 .433 .898

VAR00007 157.0900 570.063 -.006 .903

VAR00008 157.7400 556.356 .248 .900

VAR00009 157.7500 554.189 .289 .900

VAR00010 158.9200 554.499 .308 .899

VAR00011 158.1100 548.483 .376 .899

VAR00012 158.1000 552.919 .327 .899

Universitas Sumatera Utara


VAR00013 158.1200 555.480 .340 .899
VAR00014 159.0400 555.877 .371 .899
VAR00015 159.1400 556.849 .313 .899
VAR00016 158.5000 546.232 .462 .898
VAR00017 158.7700 567.734 .073 .901
VAR00018 158.7900 576.976 -.160 .903
VAR00019 159.1700 558.042 .326 .899
VAR00020 159.0800 550.559 .494 .898
VAR00021 159.7400 564.154 .171 .901
VAR00022 158.5900 572.103 -.043 .904
VAR00023 159.1600 555.934 .264 .900
VAR00024 159.4400 557.663 .289 .900
VAR00025 158.5600 547.764 .505 .898
VAR00026 158.3300 554.001 .322 .899
VAR00027 158.6700 548.446 .487 .898
VAR00028 158.2000 550.121 .484 .898
VAR00029 158.1400 542.829 .577 .897
VAR00030 157.6600 558.590 .253 .900
VAR00031 158.1900 552.802 .469 .898
VAR00032 158.2700 563.512 .104 .902
VAR00033 158.8500 544.169 .518 .897
VAR00034 158.1700 551.577 .406 .898
VAR00035 158.8400 554.964 .317 .899
VAR00036 158.2800 548.325 .401 .898
VAR00037 158.1700 565.981 .064 .902
VAR00038 159.7600 559.376 .270 .900
VAR00039 159.7700 560.623 .225 .900
VAR00040
159.3700 567.528 .071 .901
VAR00041
158.5600 547.320 .492 .898
VAR00042
158.8800 557.824 .199 .901
VAR00043
157.8400 543.732 .511 .897
VAR00044
157.7400 555.245 .262 .900
VAR00045
158.0900 545.881 .562 .897

Universitas Sumatera Utara


VAR00046 158.2500 544.593 .591 .897
VAR00047 158.2800 549.699 .536 .898

VAR00048 158.2500 549.442 .477 .898

VAR00049 159.1000 552.636 .442 .898

VAR00050 159.1800 554.695 .428 .899

VAR00051 158.6100 550.139 .495 .898

VAR00052 158.4700 553.141 .354 .899

VAR00053 158.9500 548.654 .445 .898

VAR00054 158.7000 540.152 .544 .897

VAR00055 158.8100 547.974 .415 .898

VAR00056 159.3200 554.523 .364 .899

VAR00057 158.5600 558.309 .233 .900

VAR00058 158.1200 550.935 .425 .898

VAR00059 158.1900 550.620 .423 .898

VAR00060 158.7100 552.572 .349 .899

VAR00061 157.8800 545.238 .521 .897

VAR00062 157.9000 559.828 .221 .900

VAR00063 159.1200 557.379 .288 .900

VAR00064 158.3100 541.691 .568 .897

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

1.6106E2 571.067 23.89701 64

Universitas Sumatera Utara


Running 2

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0

Excludeda 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.915 40

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

VAR00004 98.5400 346.817 .370 .914


VAR00006 99.3500 341.503 .456 .913

VAR00010 99.5000 346.758 .325 .915


VAR00011 98.6900 342.620 .376 .914
VAR00012 98.6800 346.563 .317 .915

VAR00013 98.7000 347.283 .369 .914


VAR00014 99.6200 346.400 .444 .913
VAR00015 99.7200 349.335 .313 .915

VAR00016 99.0800 339.206 .505 .913


VAR00019 99.7500 349.503 .354 .914
VAR00020 99.6600 343.802 .514 .913

VAR00025 99.1400 340.728 .547 .912


VAR00026 98.9100 346.285 .342 .915
VAR00027 99.2500 341.624 .518 .912

Universitas Sumatera Utara


VAR00028 98.7800 343.284 .508 .913
VAR00029 98.7200 339.173 .552 .912

VAR00031 98.7700 346.462 .459 .913

VAR00033 99.4300 341.116 .470 .913

VAR00034 98.7500 345.058 .409 .914

VAR00035 99.4200 349.377 .275 .915

VAR00036 98.8600 344.000 .365 .914

VAR00041 99.1400 341.071 .512 .912

VAR00043 98.4200 338.145 .531 .912

VAR00045 98.6700 340.284 .575 .912

VAR00046 98.8300 339.738 .589 .912

VAR00047 98.8600 343.213 .553 .912

VAR00048 98.8300 342.870 .496 .913

VAR00049 99.6800 344.462 .493 .913

VAR00050 99.7600 346.972 .453 .913

VAR00051 99.1900 343.994 .497 .913

VAR00052 99.0500 345.280 .383 .914

VAR00053 99.5300 344.252 .407 .914

VAR00054 99.2800 335.658 .555 .912

VAR00055 99.3900 343.796 .378 .914

VAR00056 99.9000 347.869 .353 .914

VAR00058 98.7000 344.939 .417 .914

VAR00059 98.7700 343.977 .435 .913

VAR00060 99.2900 345.036 .372 .914

VAR00061 98.4600 341.382 .488 .913

VAR00064 98.8900 338.543 .537 .912

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

1.0164E2 360.778 18.99416 40

Universitas Sumatera Utara


Running 3

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0

Excludeda 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.915 39

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

VAR00004 96.3200 335.735 .367 .914


VAR00006 97.1300 329.993 .466 .913
VAR00010 97.2800 335.678 .322 .915

VAR00011 96.4700 331.524 .375 .914


VAR00012 96.4600 335.301 .319 .915
VAR00013 96.4800 336.212 .366 .914

VAR00014 97.4000 335.232 .444 .913


VAR00015 97.5000 337.990 .317 .915
VAR00016 96.8600 328.101 .506 .913

VAR00019 97.5300 338.171 .358 .914


VAR00020 97.4400 332.431 .522 .913
VAR00025 96.9200 329.307 .557 .912

Universitas Sumatera Utara


VAR00026 96.6900 334.984 .345 .915
VAR00027 97.0300 330.353 .523 .912

VAR00028 96.5600 332.249 .505 .913

VAR00029 96.5000 328.293 .547 .912

VAR00031 96.5500 335.503 .452 .913

VAR00033 97.2100 330.450 .459 .913

VAR00034 96.5300 333.868 .409 .914

VAR00036 96.6400 333.021 .361 .915

VAR00041 96.9200 329.832 .516 .912

VAR00043 96.2000 326.707 .541 .912

VAR00045 96.4500 329.179 .576 .912

VAR00046 96.6100 328.725 .588 .912

VAR00047 96.6400 332.091 .553 .912

VAR00048 96.6100 331.735 .496 .913

VAR00049 97.4600 333.544 .486 .913

VAR00050 97.5400 335.746 .454 .913

VAR00051 96.9700 333.019 .492 .913

VAR00052 96.8300 334.466 .373 .914

VAR00053 97.3100 333.226 .404 .914

VAR00054 97.0600 324.623 .556 .912

VAR00055 97.1700 332.991 .369 .914

VAR00056 97.6800 336.442 .360 .914

VAR00058 96.4800 333.505 .425 .914

VAR00059 96.5500 332.735 .438 .913

VAR00060 97.0700 333.803 .374 .914

VAR00061 96.2400 330.305 .487 .913

VAR00064 96.6700 327.678 .532 .912

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

99.4200 349.377 18.69164 39

Universitas Sumatera Utara


2. Reliabilitas Skala Self- Efficacy

Running 1

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 99 99.0

Excluded a
1 1.0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.915 50

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

VAR00001 175.6162 393.198 .561 .911


VAR00002 174.8586 399.919 .556 .912

VAR00003 175.0202 396.898 .588 .912

VAR00004 174.9798 399.081 .501 .912

VAR00005 175.5859 400.163 .342 .914

VAR00006 175.7273 390.262 .589 .911

VAR00007 175.2929 387.821 .634 .911

VAR00008 176.1010 397.296 .398 .913

VAR00009 174.9798 395.367 .541 .912

VAR00010 174.8485 396.395 .542 .912

VAR00011 174.5960 400.611 .490 .913

VAR00012 174.8687 397.830 .531 .912

Universitas Sumatera Utara


VAR00013 175.5556 394.086 .531 .912
VAR00014 175.6465 396.129 .461 .912
VAR00015 175.5859 391.225 .598 .911
VAR00016 175.3333 389.184 .629 .911
VAR00017 175.3232 396.996 .540 .912
VAR00018 175.1111 398.406 .512 .912
VAR00019 175.2323 396.405 .529 .912
VAR00020 175.5859 389.551 .659 .910
VAR00021 175.2727 393.976 .458 .912
VAR00022 175.3333 390.878 .543 .912
VAR00023 175.1818 392.416 .577 .911
VAR00024 175.2323 393.588 .496 .912
VAR00025 175.3333 425.265 -.278 .920
VAR00026 175.3333 396.184 .530 .912
VAR00027 176.3333 422.449 -.228 .919
VAR00028 176.2222 433.175 -.491 .922
VAR00029 175.5556 396.372 .475 .912
VAR00030 175.7475 389.578 .604 .911
VAR00031 175.3939 388.445 .645 .910
VAR00032 175.3838 398.545 .419 .913
VAR00033 174.7475 400.680 .366 .913
VAR00034 175.0101 396.847 .543 .912
VAR00035 175.1010 402.520 .314 .914
VAR00036 174.8081 400.361 .463 .913
VAR00037 174.7778 400.746 .386 .913
VAR00038 176.6263 435.849 -.558 .922
VAR00039 176.4545 431.699 -.489 .921
VAR00040
175.4646 403.986 .286 .914
VAR00041
176.2929 423.740 -.261 .919
VAR00042
175.4141 394.061 .542 .912
VAR00043
175.3131 392.993 .649 .911
VAR00044
175.1010 394.622 .526 .912
VAR00045
175.0606 389.670 .705 .910

Universitas Sumatera Utara


VAR00046 175.4040 395.651 .463 .912
VAR00047 175.3939 393.037 .520 .912

VAR00048 175.3333 395.776 .425 .913

VAR00049 174.8687 394.870 .438 .913

VAR00050 175.1818 384.640 .626 .910

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

1.7895E2 414.926 20.36973 50

Running 2

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 99 99.0

Excludeda 1 1.0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.947 43

Universitas Sumatera Utara


Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

VAR00001 155.6970 468.091 .573 .945


VAR00002 154.9394 475.894 .554 .945

VAR00003 155.1010 472.377 .594 .945

VAR00004 155.0606 475.119 .496 .946

VAR00005 155.6667 477.041 .322 .947

VAR00006 155.8081 465.667 .582 .945

VAR00007 155.3737 461.522 .661 .944

VAR00008 156.1818 472.314 .414 .946

VAR00009 155.0606 470.486 .552 .945

VAR00010 154.9293 471.270 .564 .945

VAR00011 154.6768 476.956 .479 .946

VAR00012 154.9495 473.457 .535 .945

VAR00013 155.6364 470.030 .519 .945

VAR00014 155.7273 470.976 .480 .946

VAR00015 155.6667 465.980 .608 .945

VAR00016 155.4141 464.531 .621 .945

VAR00017 155.4040 472.447 .547 .945

VAR00018 155.1919 473.606 .531 .945

VAR00019 155.3131 471.483 .544 .945

VAR00020 155.6667 464.163 .669 .944

VAR00021 155.3535 468.741 .473 .946

VAR00022 155.4141 465.796 .549 .945

VAR00023 155.2626 467.257 .588 .945

VAR00024 155.3131 468.197 .514 .945

VAR00026 155.4141 470.674 .561 .945

VAR00029 155.6364 470.662 .509 .945

VAR00030 155.8283 464.674 .602 .945

VAR00031 155.4747 463.844 .633 .945

VAR00032 155.4646 474.986 .404 .946

Universitas Sumatera Utara


VAR00033 154.8283 476.389 .375 .946
VAR00034 155.0909 471.941 .560 .945

VAR00035 155.1818 478.416 .322 .947

VAR00036 154.8889 477.141 .438 .946

VAR00037 154.8586 475.776 .413 .946

VAR00042 155.4949 468.599 .565 .945

VAR00043 155.3939 467.711 .666 .945

VAR00044 155.1818 469.456 .543 .945

VAR00045 155.1414 463.898 .727 .944

VAR00046 155.4848 470.109 .490 .946

VAR00047 155.4747 468.395 .520 .945

VAR00048 155.4141 471.102 .431 .946

VAR00049 154.9495 470.987 .425 .946

VAR00050 155.2626 458.910 .633 .945

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

1.5903E2 492.193 22.18542 43

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

1. Data Mentah Subjek Penelitian pada Skala Stres Akademik

2. Data Mentah Subjek Penelitian pada Skala Self-Efficacy

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4

1. Uji Normalitas Sebaran

2. Uji Linieritas Hubungan

3. Uji Hipotesis

Universitas Sumatera Utara


1. Uji Normalitas Sebaran Variabel Self Efficacy dengan Stres Akademik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

SE SA

N 116 116
Normal Parametersa Mean 152.22 102.02

Std. Deviation 29.187 23.973

Most Extreme Differences Absolute .113 .086

Positive .059 .086

Negative -.113 -.048

Kolmogorov-Smirnov Z 1.213 .925

Asymp. Sig. (2-tailed) .106 .359

2. Uji Linieritas Hubungan Variabel Self Efficacy dengan Stres Akademik

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

SA * SE Between Groups (Combined) 58433.382 69 846.861 5.087 .000

Linearity 49501.918 1 49501.918 297.325 .000

Deviation
8931.464 68 131.345 .789 .815
from
Linearity
7658.583 46 166.491
Within Groups
66091.966 115
Total

Universitas Sumatera Utara


3. Uji Hipotesis: Pengaruh Self Efficacy terhadap Stres Akademik

Regression
Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

SA 102.02 23.973 116

SE 152.22 29.187 116

Correlations

SA SE

Pearson Correlation SA 1.000 -.865

SE -.865 1.000

Sig. (1-tailed) SA . .000

SE .000 .

N SA 116 116

SE 116 116

Variables Entered/Removedb

Variables
Model Variables Entered Removed Method

1 SEa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: SA

Model Summaryb

Change Statistics
R Adjusted Std. Error of Durbin-
Model R Square R Square the Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change Watson

1 .865a .749 .747 12.063 .749 340.157 1 114 .000 2.067

a. Predictors: (Constant), SE

b. Dependent Variable: SA

Universitas Sumatera Utara


ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 49501.918 1 49501.918 340.157 .000a

Residual 16590.047 114 145.527

Total 66091.966 115

a. Predictors: (Constant), SE

b. Dependent Variable: SA

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 210.225 5.973 35.196 .000

SE -.711 .039 -.865 -18.443 .000

a. Dependent Variable: SA

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 57.39 164.02 102.02 20.747 116


Residual -26.526 25.088 .000 12.011 116

Std. Predicted Value -2.151 2.988 .000 1.000 116

Std. Residual -2.199 2.080 .000 .996 116

a. Dependent Variable: SA

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5

Aitem Skala Pada Saat Uji Coba

Skala I : Stres Akademik

Skala II : Self-efficacy

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6

Item Skala Pada Saat Penelitian

Skala I : Stres Akademik

Skala II : Self-Efficacy

Universitas Sumatera Utara


RAHASIA
Skala: ……

SKALA PSIKOLOGI

Fakulas

Universitas Sumatera Utara


Medan
2012

Universitas Sumatera Utara


SKALA PSIKOLOGI

Dengan hormat,
Dalam rangka menyelesaikan studi pada Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara, saya bermaksud mengadakan penelitian. Sehubungan dengan hal
tersebut, saya mohon Saudara/Saudari bersedia untuk mengisi skala ini.
Dalam mengisi skala ini tidak ada jawaban yang benar ataupun yang salah.
Jawaban yang Saudara/Saudari berikan merupakan pendapat Saudara/Saudari
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, saya berharap Saudara/Saudari bersedia
memberikan jawaban anda sendiri, tanpa mendiskusikannya dengan orang lain.
Semua jawaban dan data diri yang Saudara/Saudari berikan akan dirahasiakan dan
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini saja. Saya berharap
Saudara/Saudari bersedia mengisi skala ini dengan bersungguh – sungguh dan
sesuai dengan petunjuk pengisian.
Kesediaan Saudara/Saudari yang telah meluangkan waktu untuk mengisi
skala ini merupakan suatu kontribusi yang sangat penting artinya bagi kualitas
penelitian ini. Untuk itu saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya
Penyusun,

Dania Dwi Rahmawati

Universitas Sumatera
IDENTITAS DIRI
Nama/Inisial :
Usia :
Jenis Kelamin* : Pr/Lk
*) Coret yang tidak perlu
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini ada sejumlah pernyataan. Berilah tanda silang (X) pada
salah satu pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan, perasaan,
dan pikiran saudara, dari lima pilihan yang disediakan yaitu:
SS : Bila anda merasa Sangat Sesuai dengan pernyataan tersebut.

S : Bila anda merasa Sesuai dengan pernyataan tersebut.

N : Bila anda merasa Netral dengan pernyataan tersebut

TS : Bila anda merasa Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut.

STS : Bila anda merasa Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan


tersebut.

Usahakanlah untuk tidak melewati satu nomorpun dalam memberi


jawaban pada pernyataan pernyataan ini.
Contoh :
No PERNYATAAN SS S N TS STS
Saya yakin dapat belajar secara
1. efektif agar saya memperoleh nilai
yang baik.

= SELAMAT MENGERJAKAN =

Universitas Sumatera
SKALA 1
NO. PERNYATAAN SS S N TS STS

1. Saya merasa sulit berkosentrasi dalam


mendengarkan penjelasan guru yang
menggunakan bahasa inggris.
2. Saya tetap dapat tidur dengan nyenyak di
malam hari walaupun akan mengikuti ujian
di sekolah.
3. Saya merasa mual membayangkan tugas sulit
yang akan saya kerjakan di sekolah.
4. Saya gemetar ketika guru menunjuk saya
untuk menjawab pertanyaan.
5. Saya merasa mudah lelah dengan banyaknya
tugas yang diberikan guru
6. Saya berani ketika guru meminta saya
mengemukakan pendapat dalam bahasa
inggris.
7. Tugas yang sulit bukan merupakan
penghalang bagi saya untuk memperoleh
nilai yang tinggi.
8. Saya tetap dapat bersikap tenang dalam
bersaing dengan teman-teman sekelas saya
dalam memperoleh nilai yang tinggi.
9. Sulitnya tugas yang diberikan tidak
mempengaruhi suasana hati saya.

Universitas Sumatera
NO. PERNYATAAN SS S N TS STS

10. Saya percaya kalau saya akan berhasil


mendapatkan nilai sesuai dengan standart
sekolah meskipun nilai yang ditetapkan
tinggi.
11. Saya tetap kosentrasi dalam mengerjakan
tugas yang diberikan meskipun tugas
tersebut menggunakan bahasa inggris.
12. Walaupun guru memberikan tugas yang
sulit, saya tidak merasa lelah dalam
mengerjakannya.
13. Ketika mengerjakan tugas yang sulit, saya
tidak merasa sakit kepala.
14. Saya tetap merasa sehat meskipun jam
belajar saya panjang.
15. Saya tetap tenang ketika guru menunjuk saya
untuk menjawab pertanyaan di kelas.
16. Tingginya standart nilai yang ditetapkan di
sekolah membuat saya merasa cemas.
17. Saya takut ketika guru meminta saya
mengemukakan pendapat dalam bahasa
inggris.
18. Pada saat ujian, saya berpikir bahwa saya
akan gagal mendapatkan nilai sesuai standart
sekolah.

Universitas Sumatera
NO. PERNYATAAN SS S N TS STS

19. Saya sulit untuk berkosentrasi ketika guru


menjelaskan pelajaran dalam bahasa inggris
karena kurang memahami bahasa tersebut.
20. Saya membayangkan nilai ujian yang buruk
ketika saya tidak memahami penjelasan guru
di kelas.
21. Kepala saya pusing ketika mendengarkan
guru menjelaskan pelajaran dengan bahasa
inggris.
22. Ketika guru meminta saya mengerjakan soal
didepan kelas jantung saya berdegup
kencang.
23. Saya merasa mampu mengerjakan ulangan
dengan baik meskipun dilakukan secara tiba-
tiba.
24. Tingginya standart nilai yang ditetapkan di
sekolah tidak membuat saya khawatir.
25. Saya berani untuk mengerjakan soal didepan
kelas ketika guru memintanya.
26. Saya tetap tenang walaupun dihadapkan
dengan tugas yang sulit untuk diselesaikan.

Universitas Sumatera
NO. PERNYATAAN SS S N TS STS

27. Meskipun kemampuan saya dalam berbahasa


inggris kurang, saya percaya bahwa saya
dapat mengerti pelajaran yang dijelaskan
guru di kelas.
28. Saya percaya bahwa saya akan memperoleh
nilai yang bagus di kelas.
29. Saya dapat mengingat penjelasan guru di
kelas, meskipun dengan menggunakan
bahasa inggris.
30. Saya percaya bahwa saya memiliki
kemampuan yang lebih dibandingkan teman-
teman saya.
31. Saya kehilangan nafsu makan ketika akan
mengikuti ujian di sekolah.
32. Ketika akan diadakan ujian, saya tidak dapat
tidur dengan nyenyak di malam hari.
33. Selera makan saya berkurang ketika harus
belajar untuk ujian.
34. Jika sedang banyak tugas yang harus
diselesaikan, saya lebih memilih tidur
daripada menyelesaikannya.
35. Saya tidak merasa pusing walaupun guru
memberikan tugas yang berat.

Universitas Sumatera
NO. PERNYATAAN SS S N TS STS

36. Banyaknya tugas yang diberikan tidak


membuat kepala saya pusing.
37. Meskipun guru memberikan tugas yang sulit,
saya tidak merasa mual dalam
mengerjakannya.
38. Saya merasa takut ketika saya tidak dapat
mengerjakan suatu tugas karena saya tidak
mengerti penjelasan guru yang menggunakan
bahasa inggris.
39. Tingginya nilai yang ditetapkan sekolah
membuat saya takut akan gagal mendapatkan
nilai tersebut.

Universitas Sumatera
SKALA 2
NO. PERNYATAAN SS S N TS STS

1. Tugas sulit adalah hal biasa yang saya


kerjakan, sehingga saya berani menerima
untuk menyelesaikannya.
2. Selama saya merasa mampu, saya akan
menerima untuk menyelesaikan
permasalahan yang sulit dengan sebaik-
baiknya.
3. Ketika saya yakin dengan kemampuan saya,
saya akan menerima untuk menyelesaikan
permasalahan sulit yang terjadi.
4. Selama saya merasa mampu, saya berusaha
untuk menyelesaikan tugas sulit yang
dibebankan kepada saya.
5. Saya ragu dalam mengerjakan suatu tugas
yang diberikan, meskipun itu tugas yang
biasa saya kerjakan.
6. Saya tidak yakin akan mendapatkan nilai
yang bagus ketika guru memberikan tugas
yang bervariasi.
7. Saya tidak suka mencoba hal yang baru
karena takut gagal.

Universitas Sumatera
NO. PERNYATAAN SS S N TS STS

8. Saya merasa kesulitan mengerjakan tugas-


tugas baru yang belum pernah saya kerjakan.
9. Saya yakin dapat belajar secara efektif agar
saya memperoleh nilai yang baik.
10. Saya berusaha menemukan jalan keluar
untuk permasalahan yang saya hadapi karena
saya yakin dapat menyelesaikannya.
11. Saya berusaha sekuat mungkin agar apa yang
saya inginkan bisa tercapai.
12. Saya akan menekuni suatu tugas sampai saya
berhasil menyelesaikannya.
13. Meskipun saya mampu, saya tetap tidak
yakin dapat menyelesaikan tugas yang sulit.
14. Ketika mendapatkan tugas yang sulit, saya
akan melihat tugas teman saya, karena saya
tidak mampu untuk menyelesaikannya.
15. Meskipun sudah dilatih di kelas, saya tetap
tidak yakin dalam mengerjakan soal sulit
yang diberikan guru di kelas.
16. Meskipun saya mampu, saya tetap tidak
berani untuk mengerjakan tugas sulit yang
diberikan.
17. Saya yakin dengan apa yang saya kerjakan
ketika saya memiliki tugas yang bervariasi.

Universitas Sumatera
NO. PERNYATAAN SS S N TS STS

18. Walaupun saya memiliki PR yang banyak


pada beberapa mata pelajaran saya yakin
dapat menyelesaikannya dengan baik.
19. Meskipun tugas yang diberikan merupakan
hal yang tidak biasa saya lakukan, namun
saya yakin dalam menyelesaikannya.
20. Meskipun tugas tersebut belum pernah saya
kerjakan sebelumnya, saya yakin dapat
menyelesaikannya dengan baik.
21. Kegagalan dalam suatu ujian, dapat
membuat saya tidak yakin akan berhasil pada
ujian berikutnya.
22. Saya mudah menyerah bila target nilai yang
telah saya tetapkan tidak tercapai.
23. Kegagalan yang pernah saya alami membuat
saya ragu dengan kemampuan saya untuk
sukses.
24. Saya putus asa bila target nilai yang telah
saya tetapkan tidak tercapai.
25. Saya yakin dapat mengerjakan soal sulit
dengan baik ketika ujian karena sudah sering
dilatih di kelas.

Universitas Sumatera
NO. PERNYATAAN SS S N TS STS

26. Beragamnya tugas yang diberikan membuat


saya ragu untuk dapat menyelesaikannya.
27. Saya ragu untuk mengerjakan tugas yang
belum pernah saya kerjakan sebelumnya.
28. Jika guru memberikan bermacam-macam
tugas, saya tidak yakin dapat
menyelesaikannya.
29. Saya tidak yakin dalam menyelesaikan
tugas-tugas yang menuntut ide-ide baru.
30. Saya akan berusaha lebih keras apabila saya
belum mencapai target yang telah saya
tetapkan.
31. Saya yakin mampu mengatasi hambatan-
hambatan dalam belajar agar meraih prestasi
yang terbaik pada saat ujian.
32. Sesulit apapun tugas tersebut, saya akan
mencoba mengerjakan dengan usaha saya
sendiri.
33. Pada saat saya kesulitan dalam
menyelesaikan tugas saya akan mencari cara
agar tugas tersebut tetap dapat terselesaikan.
34. Saya yakin dengan belajar secara tekun maka
saya akan memperoleh nilai yang tinggi
diatas standart yang telah ditentukan.

Universitas Sumatera
NO. PERNYATAAN SS S N TS STS

35. Saya merasa yakin untuk melakukan tugas-


tugas yang menuntut ide-ide baru.
36. Saya yakin dapat menyelesaikan berbagai
jenis tugas yang diberikan.
37. Saya yakin akan berhasil dalam mencoba hal
yang baru untuk memperoleh kesuksesan
dimasa depan.
38. Saya yakin dalam mengerjakan tugas yang
baru, karena itu merupakan tantangan yang
harus saya hadapi.
39. Saya yakin akan berhasil dalam mencoba
hal-hal yang baru yang belum pernah saya
lakukan sebelumnya.
40. Saya mudah menyerah ketika tidak
menemukan jalan keluar dalam
permasalahan yang saya hadapi.
41. Saya memilih untuk melihat PR teman saya
daripada mengerjakannya sendiri karena
saya tidak yakin dapat menyelesaikannya.
42. Saya tidak perlu belajar dengan keras untuk
mencapai apa yang saya inginkan.
43. Kegagalan dalam suatu ujian membuat saya
tidak yakin dengan kemampuan yang saya
miliki.

Universitas Sumatera

Anda mungkin juga menyukai