Kosa Kata Bahasa Osing

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Kosa Kata Bahasa Osing

 “ampet” atau “juwut” memiliki arti sebagai “ambil”


 “ndiko” artinya adalah “anda”
 “siro” memiliki arti “Anda”
 “mengan” artinya “main”
 “mijo” artinya adalah “meja”
 “bapak atau byapak” artinya “bapak” kalimat sapaan dari bapak
 “mbok” artinya adalah “kakak perempuan” untuk sapaan pada orang yang lebih tua atau
kakak perempuan
 “kang ilik” artinya “kakak”
 “penging” memiliki arti “larang” untuk kalimat larangan supaya tidak melakukan sesuatu
 “tambeng” artinya adalah “nakal” mengutarakan seseorang yang nakal atau memiliki
sifat yang nakal
 “jumbleng” artinya “gelap” merupakan kondisi dimana ruangan dalam kondisi yang
gelap gulita
 “emong” artinya “tidak mau” untuk menolak sesuatu
 “papak” artinya “tumpul” benda yang tidak tajam
 “dyamar” memiliki arti “lampu” sedangkan untuk “lampu lentera” dalam bahasa Osing
disebut “dyamar telempek”
 “lucau” artinya lucu
 “juglangan” artinya “lubang yang besar” sedangkan untuk “lubang yang kecil” berarti
“jelowokan”
 “wero atau werok” berarti “ luas
 “masio” artinya adalah “walau”
 “wadon” berarti “wanita”
 “byek!” artinya “wah” merupakan ungkapan untuk keheranan akan sesuatu
 “byaen” artinya “saja” untuk mengungkapkan suasana atau sifat yang acuh akan sesutu
 “garu” adalah “sisir rambut”
 “welas” artinya “cinta atau sayang”
 “ondok” artinya “tangga”
Busana Jebeng
 Kebaya dengan motif polos, boleh bordir tanpa kutu baru (lembar penutup dada), lengan
panjang agak sempit dengan sekengan.
 Apabila menggunakan kebaya polos yang agak tipis, BH yang dikenakan ialah motif
krawangan dipunggung.
 Kain panjang dengan motif khas Banyuwangi (Gajah Uling, Kangkung Setingkes,
Gringsing ) tanpa wiron dikenakan dengan sebatas mata kaki.
 Perhiasan yang dipakai : Peniti renteng dengan motif kembang, Gelang dengan motif
ular, Tebu sekeret atau Sigar penjalin, Pelintiran, Anting-anting greol, Subang bintang
atau semanggi.
 Sanggul dengan konde Banyuwangen (Kadal Menek) dengan moncol yan dipasang agak
tinggi, menggunakan tusuk sanggul dengan motif kembang dan biasanya ditambahkan
hiasan mawar dan melati.
 Alas kaki dengan model slop dengan hak maksimal 5 cm
 Batas pemakaian sewek kebawah 15 cm yang diukur dari telapak kaki keatas.

Busana Thulik
 Baju lengan panjang dengan motif polos PKJ ( Pakaian Khas Jawa Timur )
 Perhiasan yang digunakan : Kancing dari logam warna emas atau perak, saku bagian
sebelah kiri dengan dekorasi jam tangan, rantai duit logam, atau taring / kuku macan.
 Celana panjang sama dengan warna PKJ ( Pakaian Khas Jawa Timur ), dengan potongan
hingga mata kaki.
 Ikat kepala dengan bentuk tongkosan dengan sampatan maling, sampatan jejeg, warna
dan motif khas Banyuwangi ( Gajah Uling, Paras Gempal, Moto Pitik )
 Kain panjang dengan warna dan motif sama dengan udeng ( ikat kepala ). Dipakai
dibawah PKJ ( Pakaian Khas Jawa Timur ) kurang lebih sama dengan panjang PKJ
dengan wiru silang.
 Alas kaki atau sandal dengan model kosek dari kulit atau slop.

Anda mungkin juga menyukai