Daftar Pertanyaan Laporan Kasus
Daftar Pertanyaan Laporan Kasus
2. Muhammad Yamin
Indikasi pulang dari pasien bronkopneumonia?
Jawab :
Indikasi pulang pada pasien rawat inap bronkopneumonia adalah:
- Apabila gejala klinis sudah membaik (tampak perbaikan klinis) seperti
pada pasien bronkopneumonia:
* Bernapas tidak cepat
* Tidak ada retraksi arau penarikan dinding dada
* Batuk sudah berkurang
* Bebas demam
- Asupan oral adekuat
- Pemberian antibiotik dapat diteruskan dirumah (per oral)
- Kondisi dirumah memungkinkan untuk perawatan lanjutan dirumah
40
Sumber:
Suraatmaja, Sudaryat. Infeksi Saluran Kemih. Dalam: Kapita Selekta.
Jakarta: Sagung Seto. 2007.
3. Puspa Negara
Indikasi rawat inap pada pasien bronkopneumonia?
Indikasi rawat inap pada bp terutama berdasarkan berat-ringannya
penyakit, apabila pasien tersebut menunjukan tanda-tanda pneumonia berat
dan atau disertai adanya komplikasi, seperti yang sudah dijelaskan, yaitu:
Pneumonia berat
Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu hal
berikut ini:
Kepala terangguk-angguk
Pernapasan cuping hidung
Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia (infiltrat luas,
konsolidasi, dll.
Mempertimbangkan umur pasien neonatus dan bayi kecil dengan
kemungkinan klinis pneumonia harus dirawat inap
Adanya penyakit lain yang mendasar
Terdapat juga indikasi pasien dirawat inap dari sumber lain, yaitu:
Untuk bayi :
- Saturasi oksigen < atau sama dengan 92 %
- Frek napas > sama dengan 60 kali permenit
- Distress pernapasan, apnue intermitten atau gruntting
- Tidak mau minum atau menetek
- Keluarga tidak bisa merawat dirumah
Untuk anak
- Saturrasi oksigen < 92 persen
- Frek napas > 50 kali/menit
- Distress pernapasan
41
- Gruntting
- Terdapat tanda dehidrasi
- Keluarga tidak dapat merawat dirumah
Sumber:
Suraatmaja, Sudaryat. Infeksi Saluran Kemih. Dalam: Kapita
Selekta. Jakarta: Sagung Seto. 2007.
WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah
Sakit Jakarta: World Health Organization; 2009.
Sumber:
Pedoman Diagnosis dan Terapi Kesehatan Anak, UNPAD, Bandung: 2005.
42
2. Pada pasien ini termasuk klasifikasi bronkopneumonia yang mana?
Jawab:
WHO memberikan pedoman klasifikasi pneumonia. Dikatakan
pneumonia berat apabila pada pasien ditemukan:
Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu hal
berikut ini:
Kepala terangguk-angguk
Pernapasan cuping hidung
Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia (infiltrat luas,
konsolidasi, dll.
Pada pasien termasuk dalam bronkopneumonia berat karena pada
pasien ditemukan tanda-tanda sesuai dengan kriteria pneumonia berat, yaitu
ditemukan:
Anamnesis: pasien datang dengan demam, batuk yang awalnya
kering menjadi produktif, dan sesak.
Pemeriksaan fisik:
Inspeksi : ditemukan takipnue (napas cepat), retraksi dinding dada,
penggunaan otot bantu napas (adanya retraksi dan napas cuping
hidung).
Palpasi: fremitus fokal tetap normal
Perkusi: pekak perkusi/tidak terdapat kelainan
Auskultasi: Adanya ronki basah halus
Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap : terdapat leukositosis
Foto thorak PA: gambaran foto toraks pada pasien tampak bercak
infiltrate di kedua perihiler dan parakardial
Sumber:
WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Jakarta:
World Health Organization; 2009.
43
3. Apakah tatalaksana sudah sesuai dengan klasifikasi bronkopneumonia pada
pasien?
Jawab :
Lini pertama pengobatan pneumonia pada pasien rawat inap adalah
ampisilin 25 mg/kgBB/8 jam secara IV dan bila pasien datang dalam
keadaan klinis berat diberikan pengobatan kombinasi ampisilin-gentamisin.
Pada pasien diterapi dengan pemberian antibiotik injeksi cefotaxime 3 x 350
mg yang merupakan lini kedua pengobatan hanya berdasarkan ketersediaan
antibiotik di rumah sakit tersebut. Pada pasien ini diberikan Cefotaxime 3 x
350 mg, Gentamicin 2 x 35 mg dan Dexamethasone 3 x 1,5 mg. Injeksi
cefotaxime dan gentamisin digunakan untuk mengobati kausanya yang
disebabkan oleh bakteri. Injeksi dexamethasone untuk mengurangi
peradangan sehingga permukaan untuk menampung oksigen lebih luas.
Pada pasien ini pengobatan sudah sesuai.
Sumber :
Bertram G.Katzung. Farmakologi dasar dan klinik. 10th ed. Jakarta. EGC.
2010.
44
5. Tindak lanjut apa yang perlu pada pasien ini?
Jawab:
Pada pasien ini setelah diberikan antibiotik, dilakukan evaluasi,
respon pengobatan dikatakan baik, apabila gejala klinis berkurang, demam
menghilang, batuk berkurang, sesak menghilang dan nafsu makan
meningkat. Evaluasi lebih lanjut apabila tidak ditemukan perbaikan,
evaluasi kembali diagnosis, kemungkinan adanya penyakit penyerta serta
evaluasi asupan gizi.
Kriteria pulang pada pasien dengan pneumonia adalah:
Gejala dan tanda pneumonia menghilang
Asupan per oral adekuat
Pemberian antibiotik dapat diteruskan di rumah (per oral)
Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan rencana
kontrol
Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatan lanjutan di rumah
Sumber:
WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Jakarta:
World Health Organization. 2009.
45
* Cairan infus : 1200 cc / hari 12 tpm makro
46
Gambar. Satuan bahan penukar
47
Sesuai dengan RDA (Recommended Dietary Allowance) total
kebutuhan kalori pasien adalah 1428 kkal per hari, yang mana untuk
memenuhi kebutuhan itu pada pasien dapat diberikan:
Bahan makanan Jumlah kalori
Nasi lunak 100 kkal
Lauk dapat digunakan ikan segar 95 kkal
telur atau daging ayam.
Sayur dapat menggunakan tempe, 80 kkal
tahu, kacang hijau atau kacang
merah.
Buah dapat diberikan pisang, jeruk, 40 kkal
alpukat, apel, mangga harum
manis, papaya, melon.
Total kalori 1 kali makan 490 kkal
Total kalori per hari 490 kkal x 3 = 1470 kkal
mencukupi kebutuhan harian
pasien
Sumber :
Windy, dkk. Pediatrics Trainee Handbook. Jogja. 2012.
Depkes RI., 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP- ASI) Lokal, Jakarta. diakses tanggal
17 Juni 2015 http://www.depkes/makanan pendamping ASI.com.
Sjarif DR, dkk. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Diagnosis, Tatalaksana dan Pencegahan Obesitas Pada Anak dan
Remaja. UKK Nutrisi dan Penyakit metabolik. 2014.
48
pada sisi yang terkena. Pada foto rotgen terlihat adanya konsolidasi
pada satu atau beberapa lobus.
Bronkiolitis
Diawali infeksi saluran nafas bagian atas, subfebris, sesak nafas,
nafas cuping hidung, retraksi intercostal dan suprasternal, terdengar
wheezing, ronki nyaring halus pada auskultasi. Gambaran labarotorium
dalam batas normal, kimia darah menggambarkan asidosis respiratotik
ataupun metabolik.
Tuberkulosis
Pada TB, terdapat kontak dengan pasien TB dewasa, uji
tuberkulin positif ( > 10 mm atau pada keadaan imunosupresi > 5 mm
), demam 2 minggu atau lebih, batuk 3 minggu atau lebih, pertumbuhan
buruk/kurus atau berat badan menurun, pembengkakan kelenjar limfe
leher, aksila, inguinal yang spesifik, pembengkakan tulang/sendi
punggung, panggulm lutut, dan falang, dan dapat disertai nafsu makan
menurun dan malaise yang dapat ditegakkan melalui skor TB.
Atelektasis
Adalah pengembangan tidak sempurna atau kempisnya bagian
paru yang seharusnya mengandung udara. Dispnoe dengan pola
pernafasan cepat dan dangkal, takikardia, sianosis. Perkusi mungkin
batas jantung dan mediastinum akan bergeser dan letak diafragma
mungkin meninggi.
49
Sumber:
Wijaya, Surya. Pedoman Diagnosis Bronkiolitis Akut. Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya.
Sumber:
WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Jakarta:
World Health Organization. 2009.
50
Sumber:
Bradley J.S., Byington C.L., Shah S.S, Alverson B., Carter E.R., Harrison
C., Kaplan S.L., et.al. 2011. The Management of Community-Acquired
Pneumonia in Infants and Children Older than 3 Months of Age : Clinical
Practice Guidelines by the Pediatric Infectious Diseases Society and the
Infectious Diseases Society of America. Clin Infect Dis. 53 (7): 617-630
Sumber :
Wijaya, Surya. Pedoman Diagnosis Bronkiolitis Akut. Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya.
51