Anda di halaman 1dari 15

ANATOMI DAN FISIOLOGI

PENDENGARAN

PENDAHULUAN Tujuan penulisan tinjauan pustaka


Telinga manusia merupakan organ ini adalah untuk menjelaskan tentang
pendengaran yang menangkap dan anatomi dan fisiologi telinga agar mampu
merubah bunyi berupa energi mekanis untuk memahami gangguan pendengaran.
menjadi energi elektris secara efisien dan
diteruskan ke otak untuk disadari serta Anatomi Telinga
dimengerti, sebagai sistem organ Sistem organ pendengaran perifer
pendengaran, telinga dibagi menjadi sistem terdiri dari struktur organ pendengaran yang
1
organ pendengaran perifer dan sentral. berada di luar otak dan batang otak yaitu
Gangguan pendengaran telinga luar, telinga tengah, telinga dalam dan
mengakibatkan seseorang kesulitan saraf kokhlearis sedangkan organ
mendengar pembicaraan sehingga terjadi pendengaran sentral adalah struktur yang
gangguan komunikasi yang dapat berdampak berada di dalam batang otak dan otak yaitu
negatif terhadap pekerjaan, pendidikan dan nukleus koklearis, nukleus olivatorius
hubungan sosial , hal tersebut dapat superior, lemnikus lateralis, kolikulus
menimbulkan depresi. Gangguan inferior dan kortek serebri lobus temporalis
pendengaran pada anak yang didapatkan 2
area wernicke (gambar 1).
sejak lahir akan menjadi penderita tuli dan
1
bisu.

3
Gambar 1. Skema organ pendengaran perifer dan sentral.

76
Anatomi dan.... (Puguh SN, HMS Wiyadi)

Anatomi Telinga Luar timpani, terdiri dari aurikulum, meatus


Telinga luar merupakan bagian akustikus eksternus (MAE) dan membran
4
telinga yang terdapat di lateral dari membran timpani (MT) (gambar 2).

Gambar 2. Gambar anatomi telinga. 5


Aurikulum merupakan tulang rawan ligamen. Bagiannya terdiri heliks, antiheliks,
fibro elastis yang dilapisi kulit, berbentuk tragus, antitragus dan konka. Daun telinga
pipih dan permukaannya tidak rata. Melekat yang tidak mengandung tulang rawan ialah
6
pada tulang temporal melalui otot-otot dan lobulus (gambar 3).

7
Gambar 3 : Anatomi Aurikulum.
Aurikulum dialiri arteri aurikularis lateral dan pars osseus yang berada di dua
posterior dan arteri temporalis superfisialis. pertiganya. Pars cartilage berjalan ke arah
posterior superior , merupakan perluasan
Aliran vena menuju ke gabungan vena dari
temporalis superfisialis, vena aurikularis tulang rawan daun telinga, tulang rawan ini
posterior dan vena emissary mastoid. melekat erat di tulang temporal, dilapisi oleh
Inervasi oleh cabang nervus cranial V, VII, kulit yang merupakan perluasan kulit dari
8
IX dan X. daun telinga , kulit tersebut mengandung
folikel rambut, kelenjar serumen dan
MAE merupakan tabung berbentuk S, kelenjar
dimulai dari dasar konka aurikula sampai sebasea. Kelenjar serumen memproduksi
pada membran timpani dengan panjang lebih bahan seperli lilin berwarna coklat
merupakan pengelupasan lapisan
kurang 2,5 cm dan diameter lebih kurang 0,5 epidermis,
bahan sebaseus dan pigmen disebut
cm. MAE dibagi menjadi dua bagian yaitu serumen
pars cartilage yang berada di sepertiga atau kotoran telinga. Pars osseus berjalan ke

77
Jurnal THT-KL.Vol.2,No.2, Mei – Agustus 2009, hlm 76 - 85

arah antero inferior dan menyempit di bagian Didapatkan glandula sebasea dan glandula
tengah membentuk ismus. Kulit pada bagian seruminosa, tidak didapatkan folikel rambut
ini sangat tipis dan melekat erat bersama 1,7
(gambar 4).
dengan lapisan subkutan pada tulang.

9
Gambar 4. Gambar kelenjar pada liang telinga.

MAE dialiri arteri temporalis MT bagian medial disuplai cabang


superfisialis dan arteri aurikularis posterior arteri aurikularis posterior, lateral oleh
serta arteri aurikularis profundus. Darah ramus timpanikus cabang arteri aurikularis
vena mengalir ke vena maksilaris, jugularis profundus. Aliran vena menuju ke vena
eksterna dan pleksus venosus pterygoid. maksilaris, jugularis eksterna dan pleksus
Aliran limfe menuju ke lnn. aurikularis venosus pterygoid. Inervasi oleh nervus
anterior, posterior dan inferior. Inervasi oleh aurikularis cabang nervus vagus, cabang
cabang aurikularis dari n. vagus dan cabang timpanikus nervus glosofaringeus of
8
aurikulotemporalis dari n. mandibularis. Jacobson dan nervus aurikulotemporalis
MT berbentuk kerucut dengan 8
cabang nervus mandibularis.
puncaknya disebut umbo , dasar MT tampak
sebagai bentukan oval. MT dibagi dua bagian
yaitu pars tensa memiliki tiga lapisan yaitu
lapisan skuamosa, lapisan mukosa dan lapisan
fibrosa. Lapisan ini terdiri dari serat melingkar
dan radial yang membentuk dan
3
mempengaruhi konsistensi MT. Pars flasida
hanya memiliki dua lapis saja yaitu lapisan
skuamosa dan lapisan mukosa. Sifat arsitektur
MT ini dapat menyebarkan energi vibrasi yang
8,10
ideal (gambar 5).

1
Gambar 5. Gambar membran timpani.

78
Anatomi dan.... (Puguh SN, HMS Wiyadi)

Anatomi Telinga Tengah Telinga tengah terdapat tiga tulang


Ruang telinga tengah disebut juga pendengaran, susunan dari luar ke dalam
kavum tympani (KT) atau tympanic cavity. yaitu maleus, incus dan stapes yang saling
Dilapisi oleh membran mukosa, topografinya berikatan dan berhubungan membentuk
di bagian medial dibatasi oleh promontorium, artikulasi.. Prosesus longus maleus melekat
lateral oleh MT, anterior oleh muara tuba pada membran timpani, maleus melekat
Eustachius, posterior oleh aditus ad antrum pada inkus dan inkus melekat pada stapes.
dari mastoid, superior oleh tegmen timpani Stapes terletak tingkap lonjong atau
fossa kranii, inferior oleh bulbus vena foramen ovale yang berhubungan dengan
9 6
jugularis. Batas superior dan inferior MT koklea (gambar 6).
membagi KT menjadi epitimpanium atau atik,
11
mesotimpanum dan hipotimpanum.

1
Gambar 6. Skema hubungan antara membran timpani osikel .
Telinga tengah terdapat dua buah otot Suplai darah untuk kavum timpani
yaitu m. tensor timpani dan m. stapedius. M oleharteritimpanianterior,arteri
stylomastoid, arteri petrosal superficial,
tensor timpani berorigo di dinding semikanal arteri
tensor timpani dan berinsersio di bagian atas timpani inferior. Aliran darah vena bersama
tulang maleus, inervasi oleh cabang saraf dengan aliran arteri dan berjalan ke dalam
trigeminus. Otot ini menyebabkan membran sinus petrosal superior dan pleksus
8
timpani tertarik ke arah dalam sehingga pterygoideus.
menjadi lebih tegang.dan meningkatkan Anatomi Telinga Dalam
frekuensi resonansi sistem penghantar suara Telinga dalam (TD) terletak
dan melemahkan suara dengan frekuensi di dalam tulang temporal bagian petrosa, di
rendah. M. stapedius berorigo di dalam dalamnya dijumpai labirin periotik yang
eminensia pyramid dan berinsersio di ujung mengelilingi struktur TD yaitu labirin,
posteriorkolumnastapes,halini merupakan suatu rangkaian
menyebabkan stapes kaku, memperlemah berkesinambungan antara tuba dan rongga
6
transmini suara dan meningkatkan resonansi TD yang dilapisi epitel. Labirin terdiri dari
tulang-tulang pendengaran. Kedua otot ini labirin membran berisi endolim yang
merupakan satu-satunya cairan
berfungsi mempertahankan , memperkuat ekstraselular
rantai osikula dan meredam bunyi yang dalam tubuh yang tinggi kalium dan rendah
terlalu keras sehingga dapat mencegah natrium. Labirin membran ini di kelilingi
6
kerusakan organ koklea. oleh labirin tulang ,di antara labirin tulang
Telinga tengah berhubungan dengan dan membran terisi cairan perilim dengan
1
nasopharing melalui tuba Eustahcius. komposisi elektrolit tinggi natrium rendah
12
kalium. Labirin terdiri dari tiga bagian
79
Jurnal THT-KL.Vol.2,No.2, Mei – Agustus 2009, hlm 76 - 85

yaitu pars superior, pars inferior dan sedangkan pars intermedia terdiri dari
pars intermedia. Pars superior terdiri duktus dan sakus endolimpaticus
dari utrikulus dan saluran semisirkularis, (gambar 7).
1
pars inferior terdiri dari sakulus dan
koklea

13
Gambar 7. Skema labirin.

Fungsi TD ada dua yaitu koklea yang skala media dan skala timpani. Skala
berperan sebagai organ auditus atau indera vestibuli dan skala tympani berisi cairan
pendengaran dan kanalis semisirkularis perilim sedangkan skala media berisi
sebagai alat keseimbangan. Kedua organ endolimf. Skala vestibuli dan skala media
tersebut saling berhubungan sehingga dipisahkan oleh membran reissner, skala
apabila salah satu organ tersebut media dan skala timpani dipisahkan oleh
mengalami gangguan maka yang lain akan 11
12 membran basilar (gambar 8).
terganggu.
TD disuplai oleh arteri auditorius
interna cabang dari arteri cerebelaris
inferior. Aliran darah vena bersama dengan
6
aliran arteri.

1. Koklea
Koklea adalah organ pendengaran
berbentuk menyerupai rumah siput dengan
dua dan satu setengah putaran pada aksis
memiliki panjang lebih kurang 3,5
centimeter. Sentral aksis disebut sebagai
modiolus dengan tinggi lebih kurang 5
milimeter, berisi berkas saraf dan suplai
12 13
arteri dari arteri vertebralis. Gambar 8. Skema labirin.
Struktur duktus koklea dan ruang periotik
sangat kompleks membentuk suatu sistem
dengan tiga ruangan yaitu skala vestibuli,
80
Anatomi dan.... (Puguh SN, HMS Wiyadi)

2. Organon Cort terdiri bagi tiga bagian sel utama yaitu sel
Organon corti (OC) terletak di atas penunjang, selaput gelatin penghubung dan
membran basilaris dari basis ke apeks, yang sel-sel rambut yang dapat membangkitkan
mengandung organel penting untuk impuls saraf sebagai respon terhadap
1,6 5,6
mekanisme saraf pendengaran perifer. getaran suara (gambar 9).

14
Gambar 9. Organon Corti.
2
OC terdiri satu baris sel rambut dalam rabut luar. Serabut aferen dan eferen ini akan
yang berjumlah sekitar 3 000 dan tiga baris sel membentuk ganglion spiralis yang
12
rambut luar yang berjumlah sekitar 12 000. selanjutnya menuju ke nuleus koklearis yang
Rambut halus atau silia menonjol ke atas dari merupakan neuron primer, dari nucleus
sel-sel rambut menyentuh atau tertanam koklearis neuron sekunder berjalan kontral
pada permukaan lapisan gel dari membran lateral menuju lemnikus lateralis dan ke
tektorial. Ujung atas sel-sel rambut terfiksasi kolikulus posterior dan korpus genikulatum
secara erat dalam struktur sangat kaku pada medialis sebagai neuron tersier, selanjutnya
lamina retikularis. Serat kaku dan pendek menuju ke pusat pendengaran di lobus
dekat basis koklea mempunyai 16
temporalis tepatnya di girus transversus.
kecenderungan untuk bergetar pada frekuensi
tinggi sedangkan serat panjang dan lentur Fisiologi Pendengaran
dekat helikotrema mempunyai Proses mendengar diawali dengan
kecenderungan untuk bergetar pada ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga
frekuensi rendah.
15 dalam bentuk gelombang yang dialirkan
12
melalui udara atau tulang ke koklea, Proses
Saraf Koklearis mendengar melalui tiga tahapan yaitu tahap
Sel-sel rambut di dalam OC diinervasi pemindahan energi fisik berupa stimulus
oleh serabut aferen dan eferen dari saraf bunyi ke organ pendengaran, tahap konversi
koklearis cabang dari nervus VIII, 88 atau tranduksi yaitu pengubahan energi fisik
% Serabut aferen menuju ke sel rambut stimulasi tersebut ke organ penerima dan
bagian dalam dan 12 % sisanya menuju ke sel
81
Jurnal THT-KL.Vol.2,No.2, Mei – Agustus 2009, hlm 76 - 85

tahap penghantaran impuls saraf ke kortek


6
pendengaran.

17
Gambar 10. Skema mekanisme pendengaran.

Mekanisme Pendengaran Telinga Luar dan meningkatkan tenaga pergerakan 1,3 kali,
Tengah selain itu luas daerah permukaan MT 55
Aurikula berfungsi untuk mengetahui milimeter persegi sedangkan daerah
arah dan lokasi suara dan membedakan tinggi permukaan stapes rata-rata 3,2 milimeter
rendah suara. Aurikula bersama MAE dapat persegi. Rasio perbedaan 17 kali lipat ini
menaikkan tekanan akustik pada MT pada dibandingkan 1,3 kali dari dari sistem
frekuensi 1,5 – 5 kHz yaitu daerah frekuensi pengungkit , menyebabkan penekanan
yang penting untuk presepsi bicara, sekitar 22 kali pada cairan koklea. Hal ini
selanjutnya gelombang bunyi ini diarahkan ke diperlukan karena cairan memiliki inersia
MAE menyebabkan naiknya tekanan akustik yang jauh lebih besar dibandingkan udara,
6
sebesar 10-15 dB pada MT. sehingga dibutuhkan tekanan besar untuk
MAE adalah tabung yang terbuka menggetarkan cairan, selain itu didapatkan
pada satu sisi tertutup pada sisi yang lain. mekanisme reflek penguatan, yaitu sebuah
MAE meresonansi ¼ gelombang. Frekuensi reflek yang timbul apabila ada suara yang
resonansi ditentukan dari panjang tabung, keras yang ditransmisikan melalui sistem
lengkungan tabung tidak berpengaruh. osikuler ke dalam sistem saraf pusat, reflek
Tabung 2,5 cm, frekuensi resonansi kira-kira ini menyebabkan konstraksi pada otot
6
3,5 kHz. stapedius dan otot tensor timpani. Otot
Fo (frekuensi resonansi) = kecepatan tensor timpani menarik tangkai maleus ke
suara (4 x panjang tabung) arah dalam sedangkan otot stapedius
Dimana : Kecepatan suara = 350 menarik stapes ke arah luar. Kondisi yang
m/detik Misal panjang tabung = 2,5 cm, berlawanan ini mengurangi konduksi
maka : Fo = 350 (4x2,5) = 3500 Hz = 3,5 osikular dari suara berfrekuensi rendah
kHz dibawah 1 000 Hz. Fungsi dari mekanisme
Gelombang suara kemudian ini adalah untuk melindungi koklea dari
diteruskan ke MT dimana pars tensa MT getaran merusak disebabkan oleh suara
merupakan medium yang ideal untuk yang sangat keras , menutupi suara
transmisi gelombang suara ke rantai berfrekuensi rendah pada lingkungan suara
osikular. Hubungan MT dan sistem osikuler keras dan menurunkan sensivitas
menghantarkan suara sepanjang telinga 15
pendengaran pada suara orang itu sendiri.
telinga tengah ke koklea. Tangkai maleus
terikat erat pada pusat membran timpani, Mekanisme Pendengaran Telinga Dalam
maleus berikatan dengan inkus, inkus Koklea mempunyai dua fungsi yaitu
berikatan dengan stapes dan basis stapes menerjemahkan energi suara ke suatu bentuk
berada pada foramen ovale. Sistem tersebut yang sesuai untuk merangsang ujung saraf
sebenarnya mengurangi jarak tetapi
82
Anatomi dan.... (Puguh SN, HMS Wiyadi)

auditorius yang dapat memberikan kode Mikrofoni koklea adalah alternating current
parameter akustik sehingga otak dapat (AC) berada di koklea atau juga di dekat
memproses informasi dalam stimulus suara.
\6 foramen rotundum, dihasilkan area sel
Koklea di dalamnya terdapat proses transmisi indera bersilia dan membrana tektoria oleh
hidrodinamik yaitu perpindahan energi bunyi pengaruh listrik akibat vibrasi suara pada
dari foramen ovale ke sel-sel bersilia dan silia atau sel inderanya. Potensial sumasi
proses transduksi yaitu pengubahan pola termasuk DC tidak mengikuti rangsang
energi bunyi pada OC menjadi potensial suara dengan spontan, tetapi sebanding
aksi dalam nervus auditorius. Mekanisme dengan akar pangkat dua tekanan suara.
transmisi terjadi karena stimuli bunyi Potensial sumasi dihasilkan sel-sel indera
menggetarkan perilim dalam skala vestibuli bersilia dalam yang efektif pada intensitas
dan endolim dalam skala media sehingga suara tinggi. Sedangkan mikrofoni koklea
menggetarkan membrana basilaris. dihasilkan lebih banyak pada outer hair cell.
Membrana basilaris merupakan suatu Bila terdapat rangsangan diatas nilai
kesatuan yang berbentuk lempeng-lempeng ambang, serabut saraf akan bereaksi
getar sehinga bila mendapat stimuli bunyi menghasilkan potensial aksi. Serabut saraf
akan bergetar seperti gelombang disebut mempunyai penerimaan terhadap frekuensi
traveling wave. Proses transduksi terjadi optimum rangsang suara pada nilai
karena perubahan bentuk membran ambangnya, dan tidak bereaksi terhadap
basilaris. Perubahan tersebut karena setiap intensitas. Potensial seluruh saraf
bergesernya membrana retikularis dan adalah potensial listrik yang dibangkitkan
membrana tektorial akibat stimulis bunyi. oleh serabut saraf auditori. Terekam dengan
Amplitudo maksimum pergeseran tersebut elektroda di daerah foramen rotundum atau
akan mempengaruhi sel rambut dalam dan sel di daerah saraf auditori, memiliki frekuensi
6
rambut luar sehinga terjadi loncatan potensial tinggi dan onset yang cepat.
listrik. Potensial listrik ini akan diteruskan oleh Rangsangan suara dari koklea
serabut saraf aferen yang berhubungan diteruskan oleh nervus kranialis VIII ke
dengan sel rambut sebagai impuls saraf ke korteks melalui nukleus koklearis ventralis
otak untuk disadari sebagai sensasi dan dorsalis. Jaras tersebut merupakan
6
mendengar. sistem pendengaran sentral.
6,11,16
Koklea di dalamnya terdapat 4 jenis
proses bioelektrik, yaitu : potensial RINGKASAN
endokoklea (endocochlear potential) , Pendengaran merupakan salah satu
mikrofoni koklea (cochlear microphonic) , organ yang penting dalam tubuh kita. Organ
potensial sumasi (summating potensial), dan ini dapat mempengaruhi kualitas hidup
potensial seluruh saraf (whole nerve seseorang. Proses mendengar adalah proses
potensial). Potensial endokoklea selalu ada yang tidak sederhana, agar dapat mendengar
pada saat istirahat, sedangkan potensial manusia harus memiliki organ pendengaran
lainnya hanya muncul apabila ada suara yang dan fungsi pendengaran yang baik. Sistem
merangsang. Potensial endokoklea terdapat organ pendengaran dibagi menjadi perifer
pada skala media bersifat konstan atau direct dan sentral. Pendengaran perifer dimulai
current (DC) dengan potensial positif sebesar dengan adanya sumber bunyi yang ditangkap
80 – 100 mV. Stria vaskularis merupakan aurikula dan dilanjutkan ke saluran meatus
sumber potensial endokoklea yang sangat akustikus eksternus kemudian terjadi getaran
sensitif terhadap anoksia dan zat kimia yang pada membran timpani, membran timpani ini
berpengaruh terhadap metabolisme oksidasi. yang memiliki hubungan dengan tulang
83
Jurnal THT-KL.Vol.2,No.2, Mei – Agustus 2009, hlm 76 - 85

pendengaran akan menggerakkan rangkaian tulang pendengaran yang terdiri dari maleus,
inkus dan stapes yang menempel pada foramen ovale. Gerakan stapes pada foramen ovale
akan menggerakkkan cairan yang ada dalam organ koklea, akibatnya terjadi potensial listrik
mengakibatkan terjadinya perubahan energi mekanik menjadi energi listrik yang diteruskan
oleh saraf auditori ke batang otak (disinilah batas sistem organ pendengaran perifer dan
sentral) kemudian energi listrik dilanjutkan ke kortek terletak pada bagian girus temporalis
superior. Kortek serebri membuat manusia mampu
mendeteksi dan menginterpretasikan pengalaman auditori, Sehingga pendengaran
merupakan salah satu indera yang sangat penting bagi manusia.

DAFTAR PUSTAKA
1. Meyerhoff WL, Carter JB. Anatomy and physiology of hearing. In: Meyerhoff WL
eds. Diagnosis and management of hearing loss. Philadelphia: WB Saunders,
1984: 1 - 12.
2. Rappaport JM, Provensan C. Neuro-otology for audiologist. In: Jack Katz eds.
Handbook of audiology. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2002: 9-13.
3. Hans , Cassady. The hearing process.
2007. Citation available from : www.faqs.org/health/Body-by-Design-V2/The-
th
Special-Senses.html. Acces on September 30 , 2008.

4. Mills JH, Khariwala SS, Weber PC. Anatomy and physiology of hearing. In: Bailey
JB, Johnson JT. Head and neck surgery otolaryngology. 4 ed, Vol 2. Philadelphia:
Lippincott W, Wilkins, 2006:1883-1902.
5. Anonymus. Normal ear anatomy.
2000. Citation available from :

84

Anda mungkin juga menyukai