Anda di halaman 1dari 13

Anatomi dan....

(Puguh SN, HMS Wiyadi)

ANATOMI DAN FISIOLOGI


PENDENGARAN PERIFER

Puguh Setyo Nugroho, HMS Wiyadi

Dep/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok


Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya

PENDAHULUAN Tujuan penulisan tinjauan pustaka ini


Telinga manusia merupakan organ adalah untuk menjelaskan tentang anatomi
pendengaran yang menangkap dan merubah dan fisiologi telinga agar mampu untuk
bunyi berupa energi mekanis menjadi energi memahami gangguan pendengaran.
elektris secara efisien dan diteruskan ke otak
untuk disadari serta dimengerti, sebagai Anatomi Telinga
sistem organ pendengaran, telinga dibagi Sistem organ pendengaran perifer
menjadi sistem organ pendengaran perifer
terdiri dari struktur organ pendengaran yang
dan sentral.1 berada di luar otak dan batang otak yaitu
Gangguan pendengaran telinga luar, telinga tengah, telinga dalam
mengakibatkan seseorang kesulitan dan saraf kokhlearis sedangkan organ
mendengar pembicaraan sehingga terjadi pendengaran sentral adalah struktur yang
gangguan komunikasi yang dapat berada di dalam batang otak dan otak yaitu
berdampak negatif terhadap pekerjaan, nukleus koklearis, nukleus olivatorius
pendidikan dan hubungan sosial , hal superior, lemnikus lateralis, kolikulus
tersebut dapat menimbulkan depresi. inferior dan kortek serebri lobus temporalis
Gangguan pendengaran area wernicke (gambar 1). 2
pada anak yang didapatkan sejak lahir akan
menjadi penderita tuli dan bisu.1

Gambar 1. Skema organ pendengaran perifer dan sentral.3


Anatomi Telinga Luar Telinga luar merupakan bagian
1
Jurnal THT-KL.Vol.2,No.2, Mei – Agustus 2009, hlm 76 - 85

telinga yang terdapat di lateral dari membran timpani, terdiri dari aurikulum, meatus
akustikus eksternus (MAE) dan membran
timpani (MT) (gambar 2).4

Gambar 2. Gambar anatomi telinga.5


Aurikulum merupakan tulang rawan ligamen. Bagiannya terdiri heliks, antiheliks,
fibro elastis yang dilapisi kulit, berbentuk tragus, antitragus dan konka. Daun telinga
pipih dan permukaannya tidak rata. Melekat yang tidak mengandung tulang rawan ialah
pada tulang temporal melalui otot-otot dan lobulus (gambar 3).6

Gambar 3 : Anatomi Aurikulum.7


Aurikulum dialiri arteri aurikularis lateral dan pars osseus yang berada di dua
posterior dan arteri temporalis superfisialis. pertiganya. Pars cartilage berjalan ke arah
Aliran vena menuju ke gabungan vena posterior superior , merupakan perluasan
temporalis superfisialis, vena aurikularis dari tulang rawan daun telinga, tulang rawan
posterior dan vena emissary mastoid. ini melekat erat di tulang temporal, dilapisi
Inervasi oleh cabang nervus cranial V, VII, oleh kulit yang merupakan perluasan kulit
IX dan X.8 dari daun telinga , kulit tersebut
MAE merupakan tabung berbentuk mengandung folikel rambut, kelenjar
S, dimulai dari dasar konka aurikula sampai serumen dan kelenjar sebasea. Kelenjar
pada membran timpani dengan panjang lebih serumen memproduksi bahan seperli lilin
kurang 2,5 cm dan diameter lebih kurang 0,5 berwarna coklat merupakan pengelupasan
cm. MAE dibagi menjadi dua bagian yaitu lapisan epidermis, bahan sebaseus dan
pars cartilage yang berada di sepertiga pigmen disebut serumen atau kotoran
2
Anatomi dan....(Puguh SN, HMS Wiyadi)

telinga. Pars osseus berjalan ke


arah antero inferior dan menyempit di Didapatkan glandula sebasea dan glandula
bagian tengah membentuk ismus. Kulit pada seruminosa, tidak didapatkan folikel rambut
bagian ini sangat tipis dan melekat erat (gambar 4).1,7
bersama dengan lapisan subkutan pada
tulang.

Gambar 4. Gambar kelenjar pada liang telinga.9

MAE dialiri arteri temporalis MT bagian medial disuplai cabang


superfisialis dan arteri aurikularis posterior arteri aurikularis posterior, lateral oleh
serta arteri aurikularis profundus. Darah ramus timpanikus cabang arteri aurikularis
vena mengalir ke vena maksilaris, jugularis profundus. Aliran vena menuju ke vena
eksterna dan pleksus venosus pterygoid. maksilaris, jugularis eksterna dan pleksus
Aliran limfe menuju ke lnn. aurikularis venosus pterygoid. Inervasi oleh nervus
anterior, posterior dan inferior. Inervasi oleh aurikularis cabang nervus vagus, cabang
cabang aurikularis dari n. vagus dan cabang timpanikus nervus glosofaringeus of
aurikulotemporalis dari n. mandibularis.8 Jacobson dan nervus aurikulotemporalis
MT berbentuk kerucut dengan cabang nervus mandibularis.8
puncaknya disebut umbo , dasar MT tampak
sebagai bentukan oval. MT dibagi dua
bagian yaitu pars tensa memiliki tiga lapisan
yaitu lapisan skuamosa, lapisan mukosa dan
lapisan fibrosa. Lapisan ini terdiri dari serat
melingkar dan radial yang membentuk dan
mempengaruhi konsistensi MT. 3 Pars
flasida hanya memiliki dua lapis saja yaitu
lapisan skuamosa dan lapisan mukosa. Sifat
arsitektur MT ini dapat menyebarkan energi
vibrasi yang ideal (gambar 5).8,10

3
Jurnal THT-KL.Vol.2,No.2, Mei – Agustus 2009, hlm 76 - 85

Gambar 5. Gambar membran timpani. 1


Anatomi Telinga Tengah Telinga tengah terdapat tiga tulang
Ruang telinga tengah disebut juga pendengaran, susunan dari luar ke dalam
kavum tympani (KT) atau tympanic cavity. yaitu maleus, incus dan stapes yang saling
Dilapisi oleh membran mukosa, berikatan dan berhubungan membentuk
topografinya di bagian medial dibatasi oleh artikulasi.. Prosesus longus maleus melekat
promontorium, lateral oleh MT, anterior oleh pada membran timpani, maleus melekat
muara tuba Eustachius, posterior oleh aditus pada inkus dan inkus melekat pada stapes.
ad antrum dari mastoid, superior oleh Stapes terletak tingkap lonjong atau foramen
tegmen timpani fossa kranii, inferior oleh ovale yang berhubungan dengan koklea
bulbus vena jugularis.9 Batas superior dan (gambar 6).6
inferior MT membagi KT menjadi
epitimpanium atau atik, mesotimpanum dan
hipotimpanum.11

Gambar 6. Skema hubungan antara membran timpani osikel .1


Telinga tengah terdapat dua buah Telinga tengah berhubungan dengan
otot yaitu m. tensor timpani dan m. nasopharing melalui tuba Eustahcius.1
stapedius. M tensor timpani berorigo di
dinding semikanal tensor timpani dan
berinsersio di bagian atas tulang maleus,
inervasi oleh cabang saraf trigeminus. Otot
ini menyebabkan membran timpani tertarik
ke arah dalam sehingga menjadi lebih
tegang.dan meningkatkan frekuensi
resonansi sistem penghantar suara dan
melemahkan suara dengan frekuensi rendah.
M. stapedius berorigo di dalam eminensia
pyramid dan berinsersio di ujung posterior
kolumna stapes, hal ini menyebabkan stapes
kaku, memperlemah transmini suara dan
meningkatkan resonansi tulang-tulang
pendengaran. Kedua otot ini berfungsi
mempertahankan , memperkuat rantai
osikula dan meredam bunyi yang terlalu
keras sehingga dapat mencegah kerusakan
organ koklea.6
4
Anatomi dan....(Puguh SN, HMS Wiyadi)

Suplai darah untuk kavum timpani merupakan suatu rangkaian


oleh arteri timpani anterior, arteri berkesinambungan antara tuba dan rongga
stylomastoid, arteri petrosal superficial, TD yang dilapisi epitel.6 Labirin terdiri dari
arteri timpani inferior. Aliran darah vena labirin membran berisi endolim yang
bersama dengan aliran arteri dan berjalan merupakan satu-satunya cairan ekstraselular
ke dalam sinus petrosal superior dan dalam tubuh yang tinggi kalium dan rendah
pleksus pterygoideus.8 natrium. Labirin membran ini di kelilingi
Anatomi Telinga Dalam oleh labirin tulang ,di antara labirin tulang
Telinga dalam (TD) terletak dan membran terisi cairan perilim dengan
di dalam tulang temporal bagian petrosa, di komposisi elektrolit tinggi natrium rendah
dalamnya dijumpai labirin periotik yang kalium.12 Labirin terdiri dari tiga bagian
mengelilingi struktur TD yaitu labirin,
yaitu pars superior, pars inferior dan pars sedangkan pars intermedia terdiri dari
intermedia. Pars superior terdiri dari duktus dan sakus endolimpaticus (gambar
utrikulus dan saluran semisirkularis, pars 7).1
inferior terdiri dari sakulus dan koklea

Gambar 7. Skema labirin. 13

Fungsi TD ada dua yaitu koklea yang berbentuk menyerupai rumah siput dengan dua
berperan sebagai organ auditus atau indera dan satu setengah putaran pada aksis memiliki
pendengaran dan kanalis semisirkularis panjang lebih kurang 3,5 centimeter. Sentral
sebagai alat keseimbangan. Kedua organ aksis disebut sebagai modiolus dengan tinggi
tersebut saling berhubungan sehingga lebih kurang 5 milimeter, berisi berkas saraf
apabila salah satu organ tersebut mengalami dan suplai arteri dari arteri vertebralis.12
gangguan maka yang lain akan terganggu.12 Struktur duktus koklea dan ruang periotik
TD disuplai oleh arteri auditorius sangat kompleks membentuk suatu sistem
interna cabang dari arteri cerebelaris dengan tiga ruangan yaitu skala vestibuli,
inferior. Aliran darah vena bersama dengan
aliran arteri.6

1. Koklea
Koklea adalah organ pendengaran
5
Jurnal THT-KL.Vol.2,No.2, Mei – Agustus 2009, hlm 76 - 85

skala media dan skala timpani. Skala reissner, skala media dan skala timpani
vestibuli dan skala tympani berisi dipisahkan oleh membran basilar
cairan perilim sedangkan skala media (gambar 8).11
berisi endolimf. Skala vestibuli dan
skala media dipisahkan oleh membran
Gambar 8. Skema labirin.13
2. Organon Corti terdiri bagi tiga bagian sel utama yaitu sel
Organon corti (OC) terletak di atas penunjang, selaput gelatin penghubung dan
membran basilaris dari basis ke apeks, yang sel-sel rambut yang dapat membangkitkan
mengandung organel penting untuk
1,6
mekanisme saraf pendengaran perifer.

impuls saraf sebagai respon terhadap getaran


suara (gambar 9).5,6

Gambar 9. Organon Corti.14

OC terdiri satu baris sel rambut baris sel rambut luar yang berjumlah sekitar
dalam yang berjumlah sekitar 3 000 dan tiga 12
6
Anatomi dan....(Puguh SN, HMS Wiyadi)

0.12 Rambut halus atau silia menonjol ke rabut luar.2 Serabut aferen dan eferen ini
atas dari sel-sel rambut menyentuh atau akan membentuk ganglion spiralis yang
tertanam pada permukaan lapisan gel dari selanjutnya menuju ke nuleus koklearis yang
membran tektorial. Ujung atas sel-sel merupakan neuron primer, dari nucleus
rambut terfiksasi secara erat dalam struktur koklearis neuron sekunder berjalan kontral
sangat kaku pada lamina retikularis. Serat lateral menuju lemnikus lateralis dan ke
kaku dan pendek dekat basis koklea kolikulus posterior dan korpus genikulatum
mempunyai kecenderungan untuk bergetar medialis sebagai neuron tersier, selanjutnya
pada frekuensi tinggi sedangkan serat menuju ke pusat pendengaran di lobus
panjang dan lentur dekat temporalis tepatnya di girus transversus.16
helikotrema mempunyai
kecenderungan untuk bergetar pada Fisiologi Pendengaran
15
frekuensi rendah. Proses mendengar diawali dengan
ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga
Saraf Koklearis dalam bentuk gelombang yang dialirkan
Sel-sel rambut di dalam OC melalui udara atau tulang ke koklea,12 Proses
diinervasi oleh serabut aferen dan eferen mendengar melalui tiga tahapan yaitu tahap
dari saraf koklearis cabang dari nervus VIII, pemindahan energi fisik berupa stimulus
88 bunyi ke organ pendengaran, tahap konversi
% Serabut aferen menuju ke sel rambut atau tranduksi yaitu pengubahan energi fisik
bagian dalam dan 12 % sisanya menuju ke stimulasi tersebut ke organ penerima dan
sel

7
tahap penghantaran impuls saraf ke kortek
pendengaran.6

Gambar 10. Skema mekanisme pendengaran. 17

Mekanisme Pendengaran Telinga Luar sebenarnya mengurangi jarak tetapi


dan Tengah
Aurikula berfungsi untuk
mengetahui arah dan lokasi suara dan
membedakan tinggi rendah suara. Aurikula
bersama MAE dapat menaikkan tekanan
akustik pada MT pada frekuensi 1,5 – 5 kHz
yaitu daerah frekuensi yang penting untuk
presepsi bicara, selanjutnya gelombang
bunyi ini diarahkan ke MAE menyebabkan
naiknya tekanan akustik sebesar 10-15 dB
pada MT.6
MAE adalah tabung yang terbuka
pada satu sisi tertutup pada sisi yang lain.
MAE meresonansi ¼ gelombang. Frekuensi
resonansi ditentukan dari panjang tabung,
lengkungan tabung tidak berpengaruh.
Tabung 2,5 cm, frekuensi resonansi kira-kira
3,5 kHz.6
Fo (frekuensi resonansi) = kecepatan
suara (4 x panjang tabung)
Dimana : Kecepatan suara = 350 m/detik
Misal panjang tabung = 2,5 cm, maka :
Fo = 350 (4x2,5) = 3500 Hz = 3,5 kHz
Gelombang suara kemudian
diteruskan ke MT dimana pars tensa MT
merupakan medium yang ideal untuk
transmisi gelombang suara ke rantai
osikular. Hubungan MT dan sistem osikuler
menghantarkan suara sepanjang telinga
telinga tengah ke koklea. Tangkai maleus
terikat erat pada pusat membran timpani,
maleus berikatan dengan inkus, inkus
berikatan dengan stapes dan basis stapes
berada pada foramen ovale. Sistem tersebut
meningkatkan tenaga pergerakan 1,3 kali, tensor timpani menarik tangkai maleus ke
selain itu luas daerah permukaan MT 55 arah dalam sedangkan otot stapedius
milimeter persegi sedangkan daerah menarik stapes ke arah luar. Kondisi yang
permukaan stapes rata-rata 3,2 milimeter berlawanan ini mengurangi konduksi
persegi. Rasio perbedaan 17 kali lipat ini osikular dari suara berfrekuensi rendah
dibandingkan 1,3 kali dari dari sistem dibawah 1 000 Hz. Fungsi dari mekanisme
pengungkit , menyebabkan penekanan ini adalah untuk melindungi koklea dari
sekitar 22 kali pada cairan koklea. Hal ini getaran merusak disebabkan oleh suara yang
diperlukan karena cairan memiliki inersia sangat keras , menutupi suara berfrekuensi
yang jauh lebih besar dibandingkan udara, rendah pada lingkungan suara keras dan
sehingga dibutuhkan tekanan besar untuk menurunkan sensivitas pendengaran pada
menggetarkan cairan, selain itu didapatkan suara orang itu sendiri.15
mekanisme reflek penguatan, yaitu sebuah
reflek yang timbul apabila ada suara yang Mekanisme Pendengaran Telinga Dalam
keras yang ditransmisikan melalui sistem Koklea mempunyai dua fungsi yaitu
osikuler ke dalam sistem saraf pusat, reflek menerjemahkan energi suara ke suatu
ini menyebabkan konstraksi pada otot bentuk yang sesuai untuk merangsang ujung
stapedius dan otot tensor timpani. Otot saraf
auditorius yang dapat memberikan kode berhubungan dengan sel rambut sebagai
parameter akustik sehingga otak dapat impuls saraf ke otak untuk disadari sebagai
memproses informasi dalam stimulus sensasi
6
\6
suara. Koklea di dalamnya terdapat proses mendengar.
transmisi hidrodinamik yaitu perpindahan Koklea di dalamnya terdapat 4 jenis
energi bunyi dari foramen ovale ke sel-sel proses bioelektrik, yaitu : potensial
bersilia dan proses transduksi yaitu endokoklea (endocochlear potential) ,
pengubahan pola energi bunyi pada OC mikrofoni koklea (cochlear microphonic) ,
menjadi potensial aksi dalam nervus potensial sumasi (summating potensial), dan
auditorius. Mekanisme transmisi terjadi potensial seluruh saraf (whole nerve
karena stimuli bunyi menggetarkan perilim potensial). Potensial endokoklea selalu ada
dalam skala vestibuli dan endolim dalam pada saat istirahat, sedangkan potensial
skala media sehingga menggetarkan lainnya hanya muncul apabila ada suara yang
membrana basilaris. Membrana basilaris merangsang. Potensial endokoklea terdapat
merupakan suatu kesatuan yang berbentuk pada skala media bersifat konstan atau direct
lempeng-lempeng getar sehinga bila current (DC) dengan potensial positif sebesar
mendapat stimuli bunyi akan bergetar 80 – 100 mV. Stria vaskularis merupakan
seperti gelombang disebut traveling wave. sumber potensial endokoklea yang sangat
Proses transduksi terjadi karena perubahan sensitif terhadap anoksia dan zat kimia yang
bentuk membran basilaris. berpengaruh terhadap metabolisme oksidasi.
Perubahan tersebut karena
bergesernya membrana retikularis dan
membrana tektorial akibat stimulis bunyi.
Amplitudo maksimum pergeseran tersebut
akan mempengaruhi sel rambut dalam dan
sel rambut luar sehinga terjadi loncatan
potensial listrik. Potensial listrik ini akan
diteruskan oleh serabut saraf aferen yang
Mikrofoni koklea adalah alternating elektroda di daerah foramen rotundum atau
current (AC) berada di koklea atau juga di di daerah saraf auditori, memiliki frekuensi
dekat foramen rotundum, dihasilkan area tinggi dan onset yang cepat. 6
sel indera bersilia dan membrana Rangsangan suara dari koklea
tektoria oleh pengaruh listrik diteruskan oleh nervus kranialis VIII ke
akibat vibrasi suara pada silia atau sel korteks melalui nukleus koklearis ventralis
inderanya. Potensial sumasi dan dorsalis. Jaras tersebut merupakan
termasuk DC tidak sistem pendengaran sentral.6,11,16
mengikuti rangsang suara
dengan spontan, tetapi RINGKASAN
sebanding dengan akar pangkat dua tekanan Pendengaran merupakan salah satu
suara. Potensial sumasi dihasilkan sel-sel organ yang penting dalam tubuh kita. Organ
indera bersilia dalam yang efektif pada ini dapat mempengaruhi kualitas hidup
intensitas suara tinggi. Sedangkan seseorang. Proses mendengar adalah proses
mikrofoni koklea dihasilkan lebih banyak yang tidak sederhana, agar dapat mendengar
pada outer hair cell. Bila terdapat manusia harus memiliki organ pendengaran
rangsangan diatas nilai ambang, serabut dan fungsi pendengaran yang baik. Sistem
saraf akan bereaksi menghasilkan potensial organ pendengaran dibagi menjadi perifer
aksi. Serabut saraf mempunyai penerimaan dan sentral. Pendengaran perifer dimulai
terhadap frekuensi optimum rangsang dengan adanya sumber bunyi yang
suara pada nilai ditangkap aurikula dan dilanjutkan ke
ambangnya, dan tidak bereaksi terhadap saluran meatus akustikus eksternus
setiap intensitas. Potensial seluruh saraf kemudian terjadi getaran pada membran
adalah potensial listrik yang dibangkitkan timpani, membran timpani ini yang memiliki
oleh serabut saraf auditori. Terekam dengan hubungan dengan tulang
pendengaran akan menggerakkan rangkaian and physiology of hearing. In:
tulang pendengaran yang terdiri dari maleus, Meyerhoff WL eds. Diagnosis
inkus dan stapes yang menempel pada and management of hearing loss.
foramen ovale. Gerakan stapes pada foramen Philadelphia: WB Saunders, 1984:
ovale akan menggerakkkan cairan yang ada 1 - 12.
dalam organ koklea, akibatnya terjadi 2. Rappaport JM, Provensan C.
potensial listrik mengakibatkan terjadinya Neuro- otology for audiologist.
perubahan energi mekanik menjadi energi In: Jack Katz eds. Handbook of
listrik yang diteruskan oleh saraf auditori ke audiology. Philadelphia:
batang otak (disinilah batas sistem organ Lippincott Williams & Wilkins,
pendengaran perifer dan sentral) kemudian 2002: 9-13.
energi listrik dilanjutkan ke kortek terletak 3. Hans , Cassady. The hearing
pada bagian girus temporalis superior. process. 2007. Citation
Kortek serebri membuat manusia mampu available from :
mendeteksi dan menginterpretasikan www.faqs.org/health/Body-by-
pengalaman auditori, Sehingga pendengaran Design-V2/The-Special-
merupakan salah satu indera yang sangat Senses.html. Acces on September
penting bagi manusia. 30th , 2008.

DAFTAR PUSTAKA 4. Mills JH, Khariwala SS, Weber


1. Meyerhoff WL, Carter JB. Anatomy PC. Anatomy and physiology of
hearing. In: Bailey JB, Johnson JT. www.uptodate.com. acces on
Head and neck surgery th
September 30 , 2008.
otolaryngology. 4 ed, Vol 2. 6. Ballenger JJ. Penyakit telinga,
Philadelphia: Lippincott W, Wilkins, hidung, tenggorok, kepala dan leher.
2006:1883-1902. Alih bahasa: Staf pengajar FKUI-
5. Anonymus. Normal ear anatomy. RSCM. 13rd ed. Jakarta: Binarupa
2000. Citation available from : Aksara, 1997:105-9.
7. Ghorayeb BY, Anatomy of the ear.
2006. Citation available from :
www.ghorayeb.com/AnatomyAuricl
e.html. acces on September 30th ,
2008.
8. Donalson JA, Duckert LG. Anatomy
of the ear. In: Paparella MM,
Shumrick DA eds. Otolaryngology.
3th ed. Philadelphia: WB Saunders
co. 1991: 23-58.
9. Anonymus. Meatus acusticus
externus gland. 2000. Citation
available from : www.uptodate.com.
acces on September 30th , 2008.
10. O’Connor KN, Tam M, Blevins H,
Puria S. Tympanic membrane
collagen fibers: a key to high
frequency sound conduction.
Laryngoscope 2008; 118: 483-90.
11. Soetirto I, Hendramin H, Bashirudin
J, Gangguan pendengaran dan
kelainan telinga dalam : Supardi EA
, Iskandar N, Bashiruddin J eds.
Buku ajar ilmu penyakit telinga,
hidung dan tenggorok .Edisi 1.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia,
2007: 10-22.
12. Liston SL, Duvall AJ. Embriologi,
anatomi dan fisiologi telinga. Dalam:
Boeis eds. Boeis buku ajar penyakit
THT. Alih bahasa: Caroline W. 6th
ed. Jakarta: Buku Kedokteran EGC,
1997:30-8
13. Netter FH. Atlas of human anatomy
Anatomy of the ear. 4th ed.
Philadelphia: Elsevier Saunders co.
2006: 92-8.
14. Menton D. Organon Corti. 2001.
Citation available from :
www.answersingenesis.org. acces on
September 30th , 2008.
15. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar
fisiologi kedokteran. Alih bahasa:
Setiawan I, Tengadi KA, Santoso A.
1st ed. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC, 1997: 827-34.
16. Duus P. Diagnosis topic neurologi.
Alih bahasa: Ronardy DH. 1st ed.
Jakarta: Buku kedokteran
EGC,1996:119-121
17. Encyclopedia Britanica Article.
Human ear the physiology of
hearing. 2007. Citation available
from : www.britanica.com. acces
September 30th , 2008.

Anda mungkin juga menyukai