PENGURUS PUSAT
PERHIMPUNAN D O K T E R SPESIALIS BEDAH INDONESiA
(PP IKABI)
2013
Kewenangan Tindak Medik
Dokter Spesialis Bedah Indonesia
KEWENANGAN TINDAK MEDIK
DOKTER SPESIALIS BEDAH
INDONESIA
PENGURUS PUSAT
PERHIMPUNAN D O K T E R SPESIALIS BEDAH INDONESIA
(PP IKABI)
2013
Tim Editor dan Kontributor
Kontributor :
1. Ketua Presidium PP I K A B I : Paul Tahalele
2. Sekretaris Jenderal PP I K A B I : Djoni Darmajaya
3. Ketua PP PABI: Urip Murtedjo
4. Ketua PP I K A B D I : Nurhayat Usman
5. Ketua PP PERABOI: Sonar S. Panigoro
6. Ketua PP PESBEVI : R. Suhartono
7. Ketua PP PABOI: Rizal Pohan
8. Ketua PP l A U I : Chaidir Mochtar
9. Ketua PP PERPEBSI : Setyo Widi Nugroho
10. Ketua PP PERBANI : Purwadi
11. Ketua PP H B T K V I : Maizul Anwar
12. Ketua PP PERAPI: Asrofi S. Surachman
Saran, keluhan dan laporan pengaduan kelalaian tindak medik dapat ditujukan kepada
Pengurus Pusat I K A B I
Gedung Wisma Bhakti Mulya ~ lantai 4 - 4 0 1 - C
Jl. Kramat Raya 160 Jakarta Pusat 10430
Telp&Fax. 021 -3916774
Website : www.ikabi.org
Email, ppikabi@yahoo.com, pltahalele@yahoo.com (Ketua), kapuyux@gmail.com (Sekjen),
nazar_finacs@yahoo.co.id (Ketua Komisi Legislasi & Advokasi)
V
Kata Pengantar
Dengan semangat kebersamaan dan rasa kepemilikan serta tanggung jawab pada profesi bedah, akhimya
terbit buku Kewenangan Tindak Medik Dokter Spesialis Bedah Indonesia (2013) oleh PP IKABI.
Buku ini merupakan rangkuman tindak medik yang mengacu pada standar pelayanan medis 10 organisasi
profesi kedokteran di dalam lingkungan bedah (10 OPLB) yang berada di dalam satu wadah organisasi IKABI
berdasarkan Clinical Classification of Disease 9"* Revision Clinical Modification (ICD-9-CM, 1992), sedangkan
diagnostik penyakit berdasarkan International Statistical Classification ofDisease and Related Health Problems
(ICD-10 tahun 1992 & 1994) tidak tercantum dalam buku ini tetapi mengikuti setiap tindak medik. Disamping
itu, buku ini berisi sepuluh kesepakatan yang telah ditangani oleh para ketua PP IKABI, 10 OPLB, Majelis
- Kolegium llmu Bedah Indonesia dan 10 Kolegium llmu Bedah yang terkait, dan juga berisi Tata Cara
Pembuatan Surat Penugasan Klinis serta contohnya dan disclaimer atau penyangkalan.
Terbitnya buku ini telah mendapat apresiasi, dukungan dan arahan dari Ibu Menteri Kesehatan R I ,
Ketua Umum PB IDI, Ketua Persi dan Ketua K K l , untuk itu Tim Editor menyampaikan terima kasih.
Rincian tindak medik yang tertera di dalam buku ini dapat dipakai sebagai acauan atau pedoman untuk
menerbitkan surat penugasan klinis kepada dokter spesialis bedah, staf medis yang bekerja di suatu rumah sakit
oleh Direktur Rumah Sakit atau Kepala Unit Pelaksana Kesehatan.
Semoga buku ini berguna bagi pelayanan kesehatan di Indonesia dan selanjutnya diharapkan dapat ditinjau,
dievaluasi dan diperbaharui dalam waktu 5 tahun mendatang sesuai dengan perkembangan ilmu bedah.
Tim Editor
Paul L. Tahalele (Ketua)
Daftar Isi
Daftar Isi ix
Tata Cara Pembuatan Surat Penugasan Klinis dan White Paper Berdasarkan Rincian Clinical
Previlege dan Clinical Appointment Dokter Spesialis Bedah Indonesia 1
Daftar Kompetensi dan Kewenangan Klinik Dokter Spesialis Bedah Umum (PABI) 7
Daftar Kompetensi dan Kewenangan Klinis Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif
(IKABDI) 19
Daftar Kompetensi dan Kewenangan Klinis Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Onkologi
(PERABOI) 27
Daftar Kompetensi dan Kewenangan Klinis Dokter Spesialis Bedah Vaskuler dan Endovaskuler
(PESBEVI) 39
Daftar Kompetensi dan Kewenangan Klinis Dokter Spesialis Bedah Orthopedi & Traumatologi
(PABOI) 47
ix
Sambutan Ketua Presidium PP IKABI
Empat puluh lima tahun yang lalu (1967), berdiri organisasi profesi kedokteran Ikatan Ahli Bedah Indonesia
(IKABI) pada Kongres Nasional Pertama IKABI di Semarang dengan motto : Sutiksna Husada Sudarma Marga
'^Plsau untuk kebajikan^untuk perikemanusiaan". Saat itu semangat kebersamaan dan rasa kolegialitas
sesama dokter ahli bedah Indonesia ditunjukkan dalam pelayanan kesehatan kepada rakyat Indonesia dengan
menggunakan pisau kcbajikan. Dengan bcrjalannya waktu, IKABI terfragmentasi dan lahirlah 10 anak organisasi
IKABI atau OPLB (Organisasi Profesi Kedokteran dalam Lingkungan Bedah) seperti PABOI, lAUI, PERSPEBSl,
PERBANI, PESBEVI, IKABDI, PERABOI dan terakhir PABI. Dalam profesi kedokteran, potensi IKABI yang
menghimpun dokter spesialis bedah Indonesia merupakan suatu kekuatan yang besar apabila bersatu. Pada tahun
2000 muncul spirit bersatu dalam ilmu dan pengabdian bagi seluruh dokter spesialis bedah Indonesia dan 12
tahun kemudian dalam Konferensi Kerja IKABI di Jakarta, 27 Oktober 2012, spirit yang sama terwujud dalam
bentuk-bcntuk pemyataan kesepakatan bersama IKABI dan 10 OPLB bersama Majelis Kolegium llmu Bedah
Indonesia serta kolegium llmu Bedah yang terkait tentang Ciinical Previlege dan Clinical Appointment dalam
pelayanan kasus bedah dengan mengutamakan patient safety.
PP IKABI menyambut gembira dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Y M E atas terbitnya buku
KewenanganTindak Medik dan kesepakatan diantara Dokter Spesialis Bedah Indonesia yang didasari niat yang
tulus dari semua stake holder IKABI.
Mari kita semua bekerja mengabdi dan melayani penderita kasus bedah per primum non nocere dengan ber-
tanggungjawab secara ber-martabat, ber-etika dan ber-moral sesuai Sumpah Hippocrates yang pernah
diucapkan saat dilantik menjadi dokter.
xi
Tanggal 19 April 2013
Salam hormat,
Dalam menjalankan profesinya, setiap dokter diwajibkan tunduk kepada aturan profesi. Hal ini terkait dengan
tanggung jawab profesi untuk melindungi masyarakat yang menerima layanan serta melindungi dokter sebagai
pemberi pelayanan. Dalam hal pelayanan, berdasarkan kewenangan yang tertera dalamUndang-undang Nomor 29
Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, organisasi profesi diwajibkan menyusun Standar Profesi. Dalam standar
profesi disebutkan adanya Standar Pendidikan yang disusun oleh Kolegium, Standar Kompetensi yang disusun
oleh Perhimpunan, Standar Etik atau Kode Etik oleh Majelis Kehormatan dan Etika Kedokteran (MKEK), serta
Standar Pelayanan yang disusun oleh organisasi profesi disahkan oleh Kementerian Kesehatan.
Terkait dengan pelayanan dokter di klinis, standar kompetensi erat kaitannya dengan apa yang berhak dilakukan
oleh dokter. Untuk selanjutnya hal ini bisa disebut kewenangan klinis dimana hal ini mutlak menjadi kewenangan
dan tanggungjawab perhimpunan terkait beserta kolegiumnya untuk membuat aturan yang baku sebagai acuannya.
Untuk selanjutnya hal tersebut menjadi dasar dalam peranan profesi untuk menjaga mutu layanan anggotanya.
Dengan terbitnya Buku Kewenangan Tindak Medik Dokter Spesialis Bedah yang telah disusun oleh PP IKABI,
mutu layanan dokter spesialis bedah dapat lebih terarah serta terbina dengan baik. Peranan PP IKABI dalam
menjaga mutu layanan anggotanya sangat membantu peranan IDI sebagai induk organisasi.
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas terbitnya buku ini, semoga buku ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besamya bagi profesi dokter dan terutama bagi rakyat.
Ketua Umum
xii
Tanggal 2 April 2013
Terbitnya buku kewenangan Tindak Medik Dokter Spesialis Bedah Indonesia yang diprakarsai oleh PP IKABI
patut kita sambut dengan gembira dan perasaan syukur karena merupakan prestasi sekaligus kcpedulian organisasi
profesi bedah (IKABI) dalam mengamalkan Undang-Undang RI No 29 tentang Praktik Kedokteran dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan medis.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam standar akreditasi rumah sakit versi 2012 rumah sakit harus yakin bahwa
setiap'staf medis yang bekerja di rumah sakitnya, memiliki kualifikasi dan kompetensi yang sesuai dengan
kebutuhan pasien dan dalam implemcntasinya, direktur rumaii sakit diminta menerbitkan surat penugasan
Idinik dengan rincian kewenangan klinik bagi setiap staf medis yang bekerja di rumah sakitnya.
Buku ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi direktur dan komite medis rumah sakit dalam mengatur
pemberian kewenangan klinik (ciinical previleges) dalam bentuk surat penugasan klinik dan rincian
kewenangan klinik bagi setiap staf medis di rumah sakit masing-masing, yang sudah barang tentu akan
sangat berdampak positif pada mutu pelayanan rumah sakit dan keselamatan pasien.
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menyampaikan rasa terima kasih kepada IKABI bersama
10 OPLB yang dengan semangat kebersamaan dapat menyatukan pendapat antar profesi bedah, dalam hal
pemberian kewenangan klinis bagi dokter bedah, PERSI juga memberikan apresiasi atas pcran yang dilakukan PP-
IKABI sebagai organisasi profesi kedokteran unmk menerbitkan buku kewenangan tindak medik ini. Semoga hal
ini dapat diikuti oleh organisasi profesi kedokteran lainnya. Sclamat berjuang demi peningkatan mutu pelayanan
medis dan rumah sakit serta keselamatan pasien
Ketua PERSI
Dr. Sutoto, dr. M.Kes
xiii
KONSIL K E D O K T E R A N INDONESIA
THE INDONESIAN MEDICAL COUNCIL
SAMBUTAN
Assalamualaikum Wr Wb
Salam Sejahtera
Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran telah memerlihatkan
kejelasan bentuk pembinaan keprofesian bidang Kedokteran.
Hal ini sejalan dengan dinamika yang terjadi dalam dunia kedokteran saat ini, termasuk dalam bidang
pendidikan dan praktik kedokteran. Pengaturan-pengaturan yang dilakukan semua bermuara pada keselamatan
pasien, melalui pembinaan keprofesian dan pemantapan kepastian hukum, baik bagi pasien maupun dokter.
Standar Pendidikan dan Standar Kompetensi sebagai acuan, ditetapkan dan disahkan oleh Konsil Kedokteran
Indonesia. Kewenangan Klinik dan ""clinical appointment merupakan bagian teknis dalam tatanan praktik.
Namun, tumpang tindih kompetensi sulit untuk dielakkan. Dibutuhkan semangat kesejawatan yang amat kental
untuk dapat membangkitkan integrasi dan sinkronisasi dalam pelayanan kedokteran. Dalam sisi inilah Konsil
Kedokteran Indonesia menilai bahwa komunitas Bedah telah menunjukkan kemampuan untuk mengatasi masalah
ini.
Buku Kewenangan Tindak Medik Dokter Spesialis Bedah Indonesia ini selain menjabarkan pembagian
kewenangan dan tanggung jawab, terlebih telah menunjukkan kearifan dalam memahami kesejawatan dan
pembinaan keprofesian.
Konsil Kedokteran Indonesia mengucapkan Selamat, kepada pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis
Bedah Indonesia, khususnya kepada para penanggungjawab, editor serta kontributor buku dan, Mejelis Kolegium
Bedah Indonesia. Semoga langkah ini menjadi contoh bagi kita semua dan menjadi acuan bagi seluruh Dokter
Bedah di Indonesia.
Sekretariat:
Jl. Teuku Cik Ditiro No. 6 Gondangdia Menteng, Jakarta Pusat
xiv
via email tanggal 17 Mei 2013
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SAMBUTAN
MENTERI KESEHATAN R E P U B L I K INDONESIA
Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 5 Ayat 2, mengamanatkan bahwa kesehatan
adaiah hak setiap warga Negara. Setiap warga ncgara berhak atas pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
terjangkau yang dilayani oleh tenaga kesehatan yang kompeten.
Menurut Riset Fasilitas Kesehatan tahun 2011, dokter spesialis bedah hanya ada di 79,6% Rumah Sakit
Umum Pemerintah. Oleh karena itu, tambahan dokter spesialis bedah sangat diperlukan agar peningkatan akses
masyarakat pada pelayanan medik spesialistik yang komprehensif dan bermutu dapat terwujud. Selanjutnya,
penjelasan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pasal 3 huruf b, menyatakan bahwa
tindakan pembedahan harus diberikan secara professional dengan mengutamakan keselamatan pasien (patient
safety), termasuk asesmen, identifikasi, dan manajemen risiko terhadap pasien dalam pelayanan medik
spesialistik.
Karena jumlah dokter spesialis bedah di Indonesia masih terbatas, maka tindakan pembedahan dapat dilakukan
oleh dokter umum yang telah dibekali kompetensi tambahan atau dokter spesialis bedah umum. Untuk maksud
tersebut dan demi keselamatan pasien, diperlukan pengaturan kewenangan tindakan medik secara bijak antara
Direktur Rumah Sakit, Komite Medik, dan para dokter spesialis bedah yang memberikan pelayanan pembedahan
di lingkungan kerja tersebut.
Saya menyambut baik terbitnya buku Kewenangan Tindak Medik Dokter Spesialis Bedah Indonesia ini
dan menyampaikan apresiasi kepada IKABI yang telah menyusun buku ini dan memberikan kewenangan kepada
dokter umum dan dokter bedah umum. Dengan demikian, keterbatasan ketersediaan dokter spesialis bedah
dapat diatasi. Untuk selanjutnya, hendaknya dilakukan pemutakhiran isi buku ini, sesuai perkembangan ilmu
dan teknologi kedokteran dalam tindakan pembedahan.
Semoga buku ini bermanfaat dan dijadikan pedoman bagi peningkatan mutu pelayanan dokter spesialis
bedah di Indonesia oleh seluruh fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan dan melaksanakan
tindakan pembedahan.
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5, Kav 4-9 Jakarta 12950 Telepon/Faksimile (021) 5201591
XV
IKATAN DOKTER INDONESIA
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA
IKABI
Sekretariat: Gedung Wisma Bhakti Mulya-lantai 4 - 401-C
Jl, Kramat R a y a 160, Jakarta Pusat 10430, Telp & Fax. 021 - 3916774
Website: www. ikabj.org
Email • ppikabi@yahoo,com
KituUIKlS)
Susunan Pengurus PP. IKABI Surat Pemyataan Kesepakatan IKABI dan 10 OPLB
Periode 2012-2014
D w a n Pertlmbanqan
bersama Majelis Kolegium llmu Bedah Indonesia
Prof. Dr. Sjamsuhidajat, SpB.SpB-KBD
Dr. Soerarso htarc^slto, Spe.SpBTKV
Tentang Clinical Previlege dan Clinical Appointment
dalam pelayanan kasus bedah
Prof. Dr. Muchlis Ramli, Sp6{K)-0nk
KttuiPfWtdlum
Prof. DR. Dr. Paul TahaWe, SpB.SpBTKV Dasar Pemikiran:
WifcllKrtuafKrtuiTarolllh Perkembangan ilmu bedah di Indonesia berjalan begitu cepat, selaras dengan itu terjadi
Dr. R. Suharlono. SpBKBV
Wakll K*tua
fragmentasi pelayanan kasus bedah dimana masing-masing disiplin ilmu bedahnya
Prof. DR Dr Surtaryo Hart^owidiolo, SpB SpU berada dibawah otoritas organisasi profesi bedah terkait dan saat ini telah mencapai
K B I U I Pumi 10 organisasi profesi dalam lingkungan bedah ( OPLB ) didalam wadah federasi
Prof. DR. Dr. Suwartdi Sugandi, SpB SpU
IKABI
KetuaJJKlfi]
Prof. Dr. Errol U. Hutagalung, SpB SpOT
Dalam pelayanan kasus bedah, pendekatan holistik seringkali diabaikan dan yang
buldium
Dr. Unp Murted)a, SpB PGD Pal Med, ECU menonjol adaiah fragmentasi tsb. yang mana tidak mcmbawa keuntungan bagi profesi
Dr. Rizal Pohan, SpB SpOT
Dr. Sorar Soni Pamgoro, SpB K.Orli bedah itu scndiri maupun bagi kesejahteraan rakyat Indonesia, bahkan sering terjadi
Or Patrol Muslim, SpU
Dr. Poemodi. SpB SpBA konflik kepentingan yang berdampak pada kesehatan dan keselamatan penderita.
Dr. R Sutiarlono, SpBKBV
Dr. Setyowkli Nugroho. SpB SpBS
Dr. Nurhayat Usman, SpB KBD
Dr Maizul Amiar SpB TKV
Dr. IsharHJono Dachlan, Msc, SpB, SpBP-RE(K)
Konfiik kepentingan yang scmpit dalam pelayanan kasus bedah juga akan merugikan
Sekretaili Jandtnl atau menghambat program pemerintah C/Q Kementrian Kesehatan RI dalam
Dr D|oni Darmadjaja, SpB MARS
mcnsukseskan Program BP.IS 2014 dan Program MRA 2015 serta mungkin juga
Wakll SaktHi
Or. Agung Prasmono, SpB SpBTKV MARS program Kementerian Kesehatan RI lainnya.
BWMMM
li
Dr. Bartian Sutedfa, SpB
Komltl Organlgatl. Lefllalagi dan Advokasi Hal ini perlu dicegah dan dicari jalan keluar demi menjaga martabat dan kehormatan
Dr HN Nazar, SpB
Dr Chandra Svaras, SpB dokter Indonesia sesuai sumpah Hippocrates.
Dr. Nurttayal Usman. SpB KBD Berdasarkan pemikiran diatas. kami para stakeholder IKABI perlu bekerjasama
Dr. Eraww Wradjsufia. SpB KBD
Or. Henry Boyke Sftompul, SpB
Dr. Inzta Arts, SpB
unmk mencapai dan mempertahankan mutu pelayanan kesehatan khususnya di bidang
KWPIJI Globalisasi S Pasar Bibas
pembedahan dalam kerangka menyediakan fasilitas dan pelayanan kesehatan yang
Dr. dr Fathema D Rachmat. SpB SpBTKV
Dr. Hunlal Sirramora, SpBP-RE
layak dalam upaya menyejahterakan masyarakat Indonesia sesuai dengan amanat
UUD'45 pasal 28 H ayat 1 dan pasal 34 ayat 3 serta upaya penjagaan mutu pelayanan
OR. Dr^Wh MuIITcliaL'spB s"paP-RE(K)
Prof. DR. Dr. Sn Maliawar, SpBS (K) kedokteran sesuai amanat UU No.29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran pasal 4
Dr. Iskandar Bu{banla. Sp8 SpBA
ayat 1 dan pasal 44 ayat 1
Koffii»i Hubunyin Dalam Hegert
Prol DR. Dr Andi Asadul Islam, SpBS
Dr Boyke Sumanin, SpU
Dr Ermr T Pasanbu SpB Onk
Isi pemyataan kesepakatan:
Komisi Pelayanan Amtailanca 118
Dr ZA Isma, SpB Berdasarkan hal tsb.diatas, Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia ( I K A B I )
Or Agi Salna, Sp6 KBD
melalui Konker tanggal 27 oktober 2012 di Jakarta bersama 10 anak organisasi OPLB
KombI Trauma
OR. Dr Achmad Hidayat, SpB dan Majelis Kolegium Ilmu Bedah serta Kolegium Ilmu Bedah yang terkait Indonesia
Dr B Sunoko, SpB
DR. Dr. Trtwahyu Mumi, SpB SpBTKV menyatakan bahwa:
Prof DR. Df Sunaryo Hard|owidjolo, SpB SpU 2. Clinical previlege yang dimaksud dipakai sebagai pedoman pelaksanaan clinical
Ketua Puma appointment oleh masing - masing Direktur Rumah Sakit diseluruh Indonesia
Prof. DR. Dr. Suwardi Sugandi, SpB SpU
yang sesuai dengan SDM dan sarana - prasarana yang tersedia untuk kepentingan,
Ketua MKtBI
keselamatan dan keamanan penderita.
Prof. Dr Errol U. Hulagalurg, Sp8 SpOT
3. Setiap Dokter Spesialis Bedah yang bekerja di suatu RS harus taat dan mendukung
Presidium
Dr Urip Murtedjo, SpB PGD Pal Med, ECU penuh dalam memajukan pelayanan kesehatan di RS yang terkait dengan membuat
Dr. Rizal Polian, SpB SpOT
Dr Sorar Son Panigoro, SpB K.Onk komitmen berupa pemyataan kesediaan dan kesanggupan secara tertulis untuk
Df Patriot Muslim, SpU
Dr. Poerwadi, SpB SpBA melayani penderita sesuai daftar penyakit/kasus yang disepakati bersama dengan
Dr. R Suhartono, SpBKBV
Dr Setyowidi NugnDho, SpB SpBS direktur RS dalam bentuk clinical appointment dan tidak menyimpang dari daftar
Dr. Nurhayat Usman, SpB KBD
Dr Maizul Anwar. SpBTKV kewenangan yang telah dibuat oleh masing-masing anak organisasi bedah (OPLB)
Dr. Ishandono Dachlan, Msc, SpB, Sp6P-RE(K)
Sakretaris Jenderal
Dr. Djoni IDarniadjaja, SpB MARS didalam Federasi IKABI, bisa lebih banyak atau bahkan mungkin lebih sedikit
Wakll Sekjen
Dr Agung Prasmono, SpB SpBTKVMARS dari jumlah dan jenis kasus yang ditetapkan oleh OPLB-OPLB .
Bendahara
Dr Bariiar Suted|a, SpB
4. Setiap Direktur RS menilai outcome / kinerja Dokter Spesialis Bedah yang bekerja
Komisi OrBanisasi. Legislasi dan Advokasi di dalam RS tsb. dan mengambil langkah2 kebijakan sesuai performance yang
Dr. HN Nazar, SpB
Dr Chandra Svaras, SpB dimnjukkan dokter yang terkait ( menegur atau bahkan melarang melakukan suatu
Komisi Profesi Bedah. Asuransi dan tindakan medis tertentu apabila terjadi penyimpangan dari standar pelayanan yang
Perpajahan
Dr Nurhayat Usman, SpB KBD berlaku atau menyebabkan terjadinya kerugian/ kecelakaan penderita .
Dr, Erawan Wiradlsuria, SpB KBD
Dr Henry Boyke Sitompul, SpB 5. Dalam menerapkan clinical appointment masing-masing disiplin ilmu bedah, para
Dr. Inzta ArCI, SpB
Ketua Presidium
Medik dan ciinical appointment oleh Direktur Rumah Sakit juga akan berdampak
Prof. DR. Dr. Paul Tahalele, SpB SpBTKV
pada pemerataan jasa pelayanan medis yang telah ditetapkan berdasarkan
Wakll Ketua/KetuaTerpilih
Dr R. Suliartopo, SpBKBV pengaturan atau ketentuan BPJS secara adil dan proporsional
Wakll Ketua 8. Kami mendukung sepenuhnya Program Pemerintah C/Q Kemenkes RI antara lain
Prof. DR. Dr. Sunaryo Hardjowidjoto, SpB SpU
menyukseskan pelaksanaan BPJS 2014 dan MRA 2015 serta program-program
Ketua Puma
Pml OR. Dr Suwandi Sugandi. SpB SpU yang lain.
Prof. Dr. Erroi U. Hutagalung, SpB SpOT 9. Apabila terjadi permasalahan sebagai akibat diterapkannya clinical previlege &
Presidium clinical appointment, kami organisasi profesi kedokteran IKABI beserta 10 OPLB
Dr Urip Murtedjo, SpB PGD Pal Med, ECU
Dr. Rizal Pohan, SpB SpOT bersedia turut menyelesaikan sesegera mungkin setclah mendapat laporan dari
Dr. Sonar Soni Panigoro, SpB K.Oni<
Dr Patriot Muslim, SpU Direktur RS yang terkait, atau laporan dari pihak lainnya
Dr. Poenwadi, SpB SpBA
Or. R Suhartono, SpBKBV 10. Pemyataan kesepakatan ini disertai lampiran daftar kompetensi dari 10 OPLB dan
Dr Setyowidi Nugroho, SpB SpBS
Or Nurhayat Usman, SpB KBD diharapkan dapat mendukung serta mempercepat akselerasi tercapainya masyarakat
Dr. Maizul Anwar, SpB TKV
Dr Ishandono Dachlan, Msc, SpB, Sp8P-RE(K) Indonesia sehat dan sejahtera serta menjaga mutu pelayanan kesehatan.
Sekretaris Jenderal
Komisi Trauma
DR. Dr Achmad Hidayat, SpB
Dr. B Sunoko, SpB
OR. Dr. Triwahyu Mumi, SpB SpBTKV
HomliiQIolwliHtl&PiHrBttm
20. Ketua Kolegium Ilmu Bedah Saraf Padmosantjojo
Or dr. Fathema 0 Rachmat, SpB SpBTKV
Dr. Hunlal Simamora, SpBP-RE 21. Ketua Kolegium Ilmu Bedah Anak Amir Thayeb
Komisi Kamunikasi dan P u b l l k i » l 22. Ketua Kolegium llmu Bedah Toraks Kardiak dan Jusuf Rahmat
DR. Dr. Yefta Munadjat, SpB SpBP-RE(K)
Prof. OR. Or Sr Maliawar. SpBS (K) Vaskuler
Dr. Isitandar Budianla, SpB SpBA
HOTIHIIIMHI
OR. Or Achmad Hidayat. SpB
Dr B. Sunoko. SpB
DR. Or. Triwahyu Mumi, SpB SpeTKV
WajelisEtlkSPenasehat
No. OPIB KETUA
Prof. Dr Muctihs Rarrli, SpB|KJ-Onli
Ketua Preskllum
PP IKABI
Prof. OR. Dr. Paul Tatialele. SpB SpBTKV
VHMiKetm
Prof DR. Dr. Suraryo Hardjowidjolo. SpB SpU
PP IKABDI
KBtua Puma
Presidium
Dr Urip MuftedfO, SpB PGD Pal Med, ECU PP PESBEVI
Dt Rizal Potian. SpB SpOT ^ p.. SUHARTOt^O
Or Sonar Soni Panigoro, SpB K.Orli
Df. Patriot Muslim. SpU
Dr Poenwadi, SpB SpBA
Dr R Sufiarlono, SpBKBV PP PABOI
Dr. Setyowidi t^ugroho, SpB SpBS
Dr Nuftwyal Usman, SpB KBD
Dr Maizul Anwar, SpBTKV
Dr. istandono Dacfilan. Msc, SpB, Sp6P-RE(K)
PP lAUl
Or. Djoni Dwmadja)a, SpB MARS
Wakil Sekjen
Dr Agung Prasmono, SpB SpBTKVMARS PP PERSPEBSI
Dr Barlian SulBd|a. SpB
Hubungan Dalam I
Prof DR DrAndiAsadul Islam, SpBS
Dr. Boyke Sumantri, SpU
Dr Emir T Pasanbu SpB.Onk
Komlil Trauma
DR. Dr. Achmad fWayal. SpB
Dr. B. Sunoko, SpB
DR Dr Tnwahyu Mumi, SpB SpBTKV
Ketua PrtBldlum
Prol. DR. Dr. Paul Tahalele, SpB.SpBTKV
WiUIMbm
Kolegium flmu Bedah
Or Agung Prasmono, SpB SpBTKV MARS
Ptastik, Rekonstruksi
Buulitiiri dan Estetika
Dr Barlian Suledja, SpB
Komisi OfganNfsl. I^eglslasl dan Advokail Kolegium llmu Bedah
Dr. HN Nazar, SpB
Dr Chandra Svaras, SpB
Saraf
Vkm\l>\ PnM Asuransi dan Ktriegium Iknu Bedah ^ i>r hworWt^cW 9y^1fM
Perpajakan
Or, Nurtieyat Usman, SpB KBD Anak
Dr. Erawan Wiradisuria, SpB KBD
Dr Henry Boyke Sitompul, SpB Kolegium Ibmi Bedah
Or Inzta Arbi, SpB
Toraks Kardiak dan
Komisi Globallsasi A Pasar Bebis
Or df. Fathema D Rachmat. SpB SpBTKV Vaskuler
Dr, Huntal Simamora. SpBP-RE
Kwnlil P t l i y n i n AmbulMHina
Or ZA Isma, SpB
Dr Agi Satria. SpB KBD
Komisi Trauma
DR. Dr Achmad Hidayat, SpB
Dr. B. Sunoko, SpB
OR. Or Tnwahyu Mumi, SpB SpBTKV
2. Kewenangan Tindak Medik Dokter Spesialis Bedah Indonesia diberikan kepada dokter masing-masing
sebagai staf medis di rumah sakit yang terkait dengan rincian kewenangan klinik yang meliputi:
1.1 Penegakkan diagnosis penyakit bedah sesuai klasifikasi ICD 10 (anamnesis dan pemeriksaan klinik yang
terarah,dilengkapi dengan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium,pencitraan USG, ekokardiografi,
ecg, endoskopik,biopsy/FNAB,dll).
1.2 Memberikan terapi dalam bentuk tindakan bedah dan non bedah (kasus bedah tanpa operasi seperti
tetanus,trauma capitis, trauma toraks, trauma abdomen, kolik abdomen, dll), termasuk terapi penunjang
yang lain (pemberian antibiotika rasional, analgesik, nutrisi, cairan elektrolit, terapi kemo, dll).
1.3 Melakukan perawatan kasus bedah akut dan elektif serta kasus bedah kronik
1.4 Mendeteksi dan menangani komplikasi durante dan pasca operatif
1.5 Melakukan terapi rehabilitasi kasus bedah dan follow upnya.
1.6 Member! konsultasi, informasi,edukasi (KIE) pada pasien maupun keluargannya
1.7 Mencatat semua proses asuhan medis pada semua kasus bedah dalam dokumen rekam medis.
1.8 Sebelum melakukan semua tindakan bedah invasif & non invasif harus membuat informed consent yang
ditandatangani bersama dokter & penderita/keluarganya.
1.9 Dalam melaksanakan setiap prosedur tindakan bedah harus mengikuti standar patient safety, misalnya:
time out sebelum melakukan tindakan medis.
1
3. Bagan Alur Pengajuan Pembuatan Surat Penugasan Klinis (White Paper)
3.1 Dokter yang telah bekerja disuatu rumah sakit
Dokter,Staf medis ybs. Membuat secara tertuHs rincian kewenangan tindak medis
sesuai acuan Organisasi Profesi Kedokteran OPLB dan
Kolegium llmu Bedah yang terkait
Rincian tertulis tsb. diajukan kepada Ketua SMF llmu
Bedah
V
Ketua SMF l.Bedah Melakukan penelitian kebenaran dokumen yang berisi
kompetensi dokter ybs. serta menyepakati tindak medis yang
dapat dilakukan dokter ybs. di SMF I. Bedah
Semua dokumen diajukan kepada Komite Medis Rumah
Sakit
V
Komite Medis RS Melakukan verifikasi dan validasi serta evaluasi akhir semua
Sub Komite Kredensial dokumen dokter ybs.
Memberi rekomendasi kepada Direktur Rumah Sakit
V
Direktur Rumah Sakit Bersama dokter ybs. menandatangani berita acara yang berisi
rincian kewenangan klinik yang telah disepakati berdasarkan
rekomendasi Komite Medis
Menerbitkan surat Penugasan Klinis kepada dokter ybs.
V
Dokter,Staf Medis ybs. Menyerahkan surat Penugasan Klinis kepada Ketua SMF
1. bedah
V
Komite Medis R S Melakukan verivikasi dan validasi
Memberi rekomendasi kepada Direktur RS
Panitia Kredensial
V
Bersama dokter ybs.menandatangani berita acara yang
Direktur Rumah Sakit
berisi rincian kewenangan klinik yang telah disepakati
berdasarkan rekomendasi Komite Medis
Menerbitkan surat Penugasan Klinis kepada dokter ybs.
V
Dokter, ybs. Menyerahkan surat penugasan klinis kepada Ketua SMF
Lbedah
Buku Kewenangan Tindak Medik Dokter Spesialis Bedah Indonesia ini adaiah merupakan rangkuman dari
sejumlah tindakan medis yang dapat dilakukan oleh dokter spesialis bedah Indonesia yang mengacu pada standar
pelayanan medis 10 organisasi Profesi Kedokteran dalam Lingkungan Bedah (OPLB), yang dapat dijadikan
acuan atau pedoman oleh rumah sakit dalam hal ini adaiah Direktur rumah sakit bersama Komite Medis rumah
sakit dalam menerbitkan surat penugasan klinis pada setiap dokter spesialis bedah, staf medis yang ada di rumah
sakit tersebut.
Buku Kewenangan Tindak Medik Dokter Spesialis Bedah Indonesia ini tidak berisi informasi rincian secara
lengkap tentang setiap tindakan bedah seorang dokter spesialis bedah Indonesia. Setiap kasus/penyakit bedah yang
ditangani memerlukan ketersediaan sarana/fasilitas kesehatan maupun alat kesehatan pendukung, hal tersebut
sangat bervariasi termasuk ketidaklengkapannya atau ketidaksempumaannya.
Buku ini tidak menghilangkan hak Direktur rumah sakit untuk memberikan penugasan klinis yang melebihi
ataupun mengurangi dari daftar yang ada kepada staf medis rumah sakit, tergantung situasi yang dihadapi rumah
sakit dalam pengadaan SDM medis, termasuk pemberian kewenangan klinis tindakan pembedahan kepada dokter
spesialis bedah umum atau dokter umum yang telah dilatih dan diberi kompetensi tambahan (setelah melalui
konsultasi dan koordinasi dengan Komite Medis rumah sakit).
Buku ini tidak memberikan jaminan atas keberhasilan suatu tindakan operasi dengan hasil yang baik, sempuma
dan memuaskan bagi penderita karena tingkat kesulitan penanganan diagnostik maupun terapi bedah setiap
kasus bedah terutama kasus yang sulit sangat bervariasi, maka disarankan di antara para dokter yang terlibat
pada penanganan suatu kasus bedah untuk bekerja sama secara tim dan atau melakukan konsultasi dan rujukan
(mjukan pasien, rujukan ilmu dan rujukan dokter ahli), apabila dokter yang bersangkutan merasa tidak menguasai
atau ragu dalam menegakkan diagnostik maupun terapi bedah. Untuk melengkapi dan menyempumakan mutu
pelayanan kesehatan kepada penderita bedah diperlukan juga buku Pedoman Nasional Praktek Kedokteran
(PNPK), Standar Pelayanan Medis, Panduan Praktek klinik (PPK), Clinical Pathway, Clinical Guidelines, standar
prosedur operasional (SPO), dan Iain-lain.
Apabila terjadi suatu kejadian akibat tindakan dokter hal itu, mempakan tanggungjawab dokter yang bersangkutan
dan Direktur Rumah Sakit.
Wakil Stktan
Dr. Agung Prasmono, SpB SpBTKV.MARS
Bendahara
Dr Barlian Sutedja, SpB
Komiti Organitaal. Leglilail dan Advokasi Dr. Urip Murtedjo, SpB.PGD Pal Med, ECU Dr. Djoril Darmadjaja, SpB.MARS
Dr HN Nazar. SpB
Dr Charxlra Svaras SpB Ketua PABI Sekjen IHABI
Komlal Profeei Bedah. Aauransi dan
Pefp^lakan
Or. Nurhayat Usman, SpB KBD
Dr Erawan Wiradisuna. SpB KBD
Or Henry Boyke Sitompul, SpB
Dr Inzta Arbi, SpB
Komtei Trauma
OR. Or Achmad Hidayat, SpB
Dr B. Sunoko. SpB
DR Dr. Tnwahyu Mumi, SpB SpBTKV
B«fw>ahara
Dr Barlian Suledja. SpB
Komisi Organiaaii. Lagitlaii dan Advokasi Dr Nurhayat Usman, SpB.KBD Dr. Djoni 1 >armadjaja, SpB.MARS
Dr. HN Nazar, SpB
Dt. Chandra Svaras, SpB Ketua IKABDI Sekjen IKABI
Kotnlal Profetl Sedah. Aturanal dan
Perpafakan
Dr Nurhayat Usman, SpB KBD
Dr. Erawan Wiradisuna, SpB KBD
Dr. Henry Boyke Sitompul, SpB
Dr Inzta Arbi, SpB
Komlal Trauma
DR Dr Achmad Hidayal, SpB
Dr B Sunoko, SpB
DR Dr Triwahyu Mum, SpB SpBTKV
19
DAFTAR KOMPETENSI DAN KEWENANGAN KLINIS
D O K T E R SPESIALIS BEDAH KONSULTAN BEDAH D I G E S T I F
(IKABDI)
Colonoscopy/flexible sigmoidoscopy
61 Diagnostic colonoscopy 45.23
62 Colonoscopy and Sigmoidoscopy polypectomy
63 Colonoscopic decompression of volvulus or
pseudobstrucfion
64 Colonoscopic dilatation and/or metal stent
insertion
Colonoscopic endomucosal resection of tumour
Segmental colonic or ileo-colic resection
65 Ileocolic resection Reseksi ileum (45.62), ileocolectomy (45.73)
66 Right hemi colectomy 45.73
67 ' Transverse colectomy 45.74
68 Wedge colon resectio Partial (45.79), total (45.8)
69 Left hemi colectomy 45.75
70 Sigmoid colectomy 45.76
71 Hartmann's resection 45.75
Anterior Resection
72 Anterior resection of rectum for benign and 48.63
neoplastic disease
73 Rectal resection as part of abdomino-perineal 48.5
resection of rectum
Perineal rectal resection
74 As part of abdomino perineal resecfion
75 As part of proctectomy for inflammatory bowel
disease
Total colectomy
76 Whole of abdominal colon, with or without 45.8
anastomosis
77 Excludes colectomy as part of ileo-anal pouch
procedure
Rectal resection with colo-anal /ileoanal
anastomosis
78 Low anterior resection with colo-anal 48.63
anastomosis
79 Hand sewn to anal canal +/- colonic pouch
80 Stapled to anal canal +/- colonic pouch
81 Rectal resection +/- total colectomy with ileo
pouch-anal anastomosis
Stoma procedure
82 Creation, revision or closure of colostomy 46.10,46.43,46.52
83 Creation, revision or closure of ileostomy 46.21-46.22,46.41,46.51
Laparoscopic Procedure
84 Colectomy
85 Rectal Resection
Wakll KluanCaluiTaipHUi
Dt. R. Suhartono. SpBKBV
Menyerahkan 1 berkas naskah asli daftar kewenangan klinis profesi PERABOI
Wakll Ketua kepada:
Prof. DR. Dr. Sunaryo Hardjowidjolo, SpB SpU Nama : Dr Djoni Darmadjaja, SpB.MARS
Ketua Puma
Prof. DR. Dr. Suwandi Sugandi, SpB SpU
Jabatan : Sekretaris Jenderal IKABI
Prof. Or. Errol U. Hutagahjng. SpB SpOT
Periode 2012-2014
WimSafctan*
Dr. Agung Prasmono. SpB SpBTKV.MARS
Or Barlian Suledja, SpB Dr Sonar Soni Panigoro, SpB.K.Onk Dr. Djoni Dirmadjaja, SpB.MARS
Kwnlsl Organisasi. Legialasi dan Advokasi Ketua PERABOI Sekjen IKABI
Dr. HN r^azar, SpB
Or C t » n d r a Svaras, SpB
Komiai Traunq
OR. Or Actimad hMayal, SpB
Or B. Sunoko, SpB
DR. Dr Triwtfiyu Mumi, SpB SpBTKV
27
DAFTAR KOMPETENSI DAN KEWENANGAN KLINIS
D O K T E R SPESIALIS BEDAH KONSULTAN BEDAH ONKOLOGI
(PERABOI)
NO J E N I S TINDAKAN I C D 9-CM
1 Biopsi Jarum Halus 85.1 i(on breast: percutan), 85.12 (open)
2 Biopsi Core 85.1 l(on breast: percutan), 85.12 (open)
3 Aspirasi Kista 85.91 (breast)
4 Biopsi Eksisional 85.11(on breast: percutan), 85.12 (open)
5 Biopsi Incisional 85.11(on breast: percutan), 85.12 (open)
6 Reshaping untuk torus/ tumor tulang
7 Ekstirpasi tumor jinak kulit 86.3, 85.21 (kulit payudara)
8 Eksisi Tumor Jinak Payudara 85.21
9 Tracheostomi 31.1
10 Ekstirpasi Tumor Jinak Jaringan Lunak 83.39
11 Ekstirpasi tumor jinak kulit 86.3, 85.21 (kulit payudara)
12 Eksisi kelenjar getah bening 40.22 (mammary), 40.29 (external), 40.59
(radical), 40.3 (regional)
13 Potong flap 86.71
14 Eksisi Mamae abberant 85.24
15 Mastektomi simpel 85.41 (unilat), 85.42 (bilat)
16 Salphingo oophorektomi bilat 65.61
17 CWL, anthrostomi 22.39
18 Eksisi kelenjar liur submandibula 26.30 (salivary gland), 26.32 (total/
radical), 26.31 (partial)
19 Lobektomi tiroid 06.2 (total), 06.39 (partial)
20 Eksisi luas lokal 85.41 (breast), 86.3 (skin)
21 Eksisi Kista branchiogenik 32.09 (bronchogenic), 32.01
(endoscopic)
22 Eksisi sentinel lymph node
23 Mastektomi subkutan 85.34 (unilat), 85.36 (bilat)
24 Isthmolobektomi 06.2
25 Tiroidektomi subtotal 06.39
26 Near total tiroidektomi 06.4
27 Parotidektomi superficialis 26.31 (partial), 26.32 (complete/radical)
28 Debulking
29 Pembedahan kompartemental partial
30 Mandibuiektomi marginalis 76.31 (partial), 76.42 (total), 76.41 (with
reconstruction)
31 Rekonstruksi sedang(STSG, FTSG,Flap lokal) 86.69
32 Maksilektomi partialis 77.8
33 Eksisi kista duktus tiroglosus 06.7
34 Mastektomi Radikal Klasik 85.45 (unilat), 85.46 (bilat)
35 Mastektomi Radikal Modifikasi 85.43 (unilat), 85.44 (bilat)
36 Breast Conserving Surgery 85.21
37 Parotidektomi Radikal 26.32
38 Parotidektomi Totalis 26.32
39 Mandibuiektomi Totalis 76.42
40 Hemipelvektomi 84.19
41 Hemimandibulektomi 76.31
42 Eksisi Luas Radikal 85.41 (breast), 86.4 (skin radical)
Wakll Sekjert
Dr. Agung Prasiwno, SpB SpBTKV MARS
Btoditiin
Dr Barlian Sutedja. SfB
Komisi Organisasi. leaialati Jwi A d w t a i l Dr R. Suhartono, SpBKBV Dr. Djoni parmadjaja, SpB.MARS
Dr HN Mazar, SpB
Dr Chandra Svaras. SpB Ketua PESBEVI Sekjen IKABI
Komisi Profesi Bedah. Asuransi dan
Perpajakan
Dr Nurhayat Usman, SpB KBD
Or Erawan Wiradisuna. SpB KBD
Dr Henry Boyke Silompul, SpB
Dr. Inzta Arbi, SpB
Komisi Trauma
OR Dr Achmad Hidayat, SpB
Or B Sunoko, SpB
DR Dr Triwahyu Mumi, SpB SpBTKV
39
DAFTAR KOMPETENSI DAN KEWENANGAN KLINIS
D O K T E R SPESIALIS BEDAH V A S K U L E R DAN ENDOVASKULER
(PESBEVI)
47 Indikasi dan Hasil pada Simpatektomi pada Pasien dengan (thoracal: 05.29, lumbal: 05.23)
Penyakit Arteri Perifer
48 Ruptured Abdominal Aortic Aneurysms (excisi artery: 38.60, rekonstruksi
arteri: 39.31/39.58-dengan graft)
49 Thoracoabdominal Aortic Aneurysm (39.5)
50 Aortic Dissection: Perspectives for the Vascular/Endo vascular (39.91/00.55)
Surgeon
51 Lower Extremity Aneurysms (39.5)
52 Upper Extremity Aneurysms (39.5)
53 Splanchnic Artery Aneurysms (39.5)
54 Infected Aneurysms (39.5)
55 Treatment of Acute Intestinal Ischemia Caused by Arterial (laparotomy+reseksi usus:
54.11+45.79/45.62) ,
Occlusions
(39.79)
56 Endovascular Treatment of Renovascular Disease
(39.24)
57 Open Surgical Repair of Renovascular Disease
(38.8)
58 Repair of Extracranial Occlusive Lesions
(39.59)
59 Carotid Angioplasty and Stenting
(38.60/39.52)
60 Excisi Aneurysms of the Extracranial Carotid Artery: diagnosis
and management
61 Uncommon Disorders the Carotid Arteries: diagnosis and (43.1/39.8)
management
62 Carotid Endarterectomy (38.1)
(39.93)
63 Catheter-Based Interventions for Acute Deep Venous
Thrombosis
64 Surgical Thrombectomy for Acute Deep Venous Thrombosis (upper limb: 38.03, lower limb:
38.0/38.09)
65 Vena Caval Interruption Procedures (38.7)
66 The Surgical Treatment o f Deep Venous Valvular (repair vein: 39.59)
Incompetence
Wakil Ketua Menyerahkan 1 berkas naskah asli daftar kewenangan klinis profesi PABOI
Prof. DR. Dr. Sunaryo Hardjowidjolo, SpB SpU kepada:
Ketua Purna
Nama : Dr Djoni Darmadjaja, SpB.MARS
Prof. DR. Dr. Suwandi Sugandi, SpB SpU
Jabatan : Sekretaris Jenderal I K A B I
Ketua MKIBI
Periode 2012-2014
Prof. Dr. Errol U. Hutagaiurg, SpB SpOT
Presidium
Dr. Unp Murtedjo, SpB PGD Pal Med, ECU
Dr Rizal Pohan, SpB SpOT
Untuk dikompilasi menjadi Buku Kompetensi Kewenangan Klinis Dokter Spesialis
Dr. Sonar Son PanigonD. SpB K Onk
Dr. Patnot Muslim. SpU
Bedah Indonesia.
Dr. Poerrvadi. SpB SpBA
Dr. R Suhanono, SpBKBV
Dr Setyowidi Nugroho, SpB SpBS
Dr Nurhayat Usman, SpB KBD
Jakarta,
Dr Maizui Anwar, SpB TKV
Dr Ishandono Dachlan, Msc, SpB, SpBP-RE|K) I I Februari 2013
Sekretaris Jenderal
Dr. Djoni Darniadiaja, SpB MARS
Wakil Sekjen
Dr Agung Prasmono, SpB SpBTKV.MARS
Bendahara
Dr Barlian Sutedja, SpB
Komisi Organisasi. Legislasi dan Advokasi Dr^izal Poh^n, SpB.SpOT Dr. Djoni Ifarmadjaja, SpB.MARS
Dr HN Nazar, SpB
Dr Chandra Svaras, SpB Ketua PABOI Sekjen IKABI
Komisi Profesi Bedah, Asuransi dan
Perpajakap
Dr. Nurhayat Usman, SpB KBD
Or Erawan Wiradisuria, SpB KBD
Dr Henry Boyke Sitompul, SpB
Dr InzlaArt)!, SpB
Komisi Trauma
DR. Dr Achmad Hidayat. SpB
D r B Sunoko. SpB
DR. Dr Tnwahyu Mumi, SpB SpBTKV
posterolateral technique
Wakll Ketua Menyerahkan i berkas naskah asli daftar kewenangan klinis profesi lAUI
Prof. OR. Dr. Sunaiyo HanJjowdjoto, SeB SpU
kepada:
KrtuaPuma
Prof. DR. Dr. Suwandi Sugandi. SpB SpU Nama : Dr Djoni Darmadjaja, SpB.MARS
Prof. Dr Enol U. Hutagalung, SpB SpOT
Jabatan : Sekretaris Jenderal IKABI
Periode 2012-2014
Dr. Unp Munedjo, SpB PGD Pal Med, ECU
Dr Rizal Pohan, SpB SpOT
Dr Sonar Soni Panigoro, SpB K.Onli
Dr Patriot Muslim, SpU Untuk dikompilasi menjadi Buku Kompetensi Kewenangan Klinis Dokter Spesialis
Dr Poerwadi, SpB SpBA
Dr R Suharlono, SpBKBV Bedah Indonesia.
Or. Setyowdi Nugroho. SpB SpBS
Dr Nurtiayat Usman. SpB KBD
Dr Maizul Anwar, S{>8 TKV
Dr. Ishandono Dachlan, Msc, SpB. SpBP-RE(K) Jakarta,
11 Februari 2013
Dr. Djoni Dannadjafa. SpB MARS
Wakll SeKjen
Dr. Aflung Prasmono. SpB SpBTKVMARS
Baitdahara
Dr Barlian Suledja, SpB
Komlal Ofqanlaael. LegtelMl dan Advokasi Dr Chaidir Arif Mochtar, SpU.PhD Dr armadjaja, SpB.MARS
Dr HN Nazar, SpB
Dr Chandra Svaras, SpB Ketua lAUI Sekjen IKABI
Komlil ProfttI Bedah. Asuransi dan
Patpaakari
Dr. Nurtiayat Usman, SpB KBD
Or Erawan Wiradisuna, SpB K80
Dr Henry Boyke Sitompul, SpB
Dr Inzta Arbi, SpB
Komisi Trauma
DR. Dr. Achmad Hidayat, SpB
Dr. B. Sunoko, SpB
OR. Dr Triwahyu Mumi, SpB SpBTKV
75
DAFTAR KOMPETENSI DAN KEWENANGAN KLINIS
D O K T E R SPESIALIS UROLOGI (lAUI)
NO TINDAKAN I C D 9-CM
OPERATIONS ON ADRENAL
1 Adrenalectomy (abdominothoracal) 07.29
2 Adrenalectomy 07.22
OPERATIONS ON KIDNEY . 55 ^
3 Nephrotomy and nephrostomy 55.0
4 Nephrotomy. Deroofing/unroofing cysta. Pyeionephrolithotomy 55.01
5 Nephrostomy 55.02
6 Percutaneous nephrostomy without fragmentation 55.03
Bivalve/anatropic nephrolithotomy
7 Percutaneous nephrostomy with fragmentation 55.04
8 Pyelotomy and pyelostomy 55.1
9 Pyelotomy. Pyelolithotomy 55.11
10 Pyelostomy 55.12
Extended pyelolithotomy
11 Diagnostic procedures on kidney. Pyelocalicotomy 55.2
12 Nephroscopy 55.21
13 Pyeloscopy. Diseksi kelenjar getah bening pelvis per laparoskopi 55.22
14 Closed (percutaneous)(needle) biopsy of kidney 55.23
15 Open biopsy of kidney 55.24
16 Other diagnostic procedures on kidney 55.29
17 Local excision or destruction of lesion or tissue of kidney 55.3
18 Marsupialization of kidney lesion 55.31
19 Open ablation of renal lesion or tissu 55.32
20 Percutaneous ablation of renal lesion or tissu 55.33
21 Laparoscopic ablation of renal lesion or tissu 55.34
22 Other and unspecified ablation of renal lesion or tissue 55.35
23 Other local excision or destruction of lesion or tissue of kidney 55.39
24 Partial nephrectomy: Calycectomy, Wedge resection of kidney 55.4
25 Complete nephrectomy 55.5
26 Nephroureterectomy. Nephroureterectomy with bladder cuff 55.51
Total nephrectomy (unilat)
27 Nephrectomy of remaining kidney. Removal of solitary kidney 55.52
28 Removal of transplated or rejected kidney. Radical Nephrectomy 55.53
29 Bilat nephrectomy 55.54
30 Transplant of kidney 55.6
31 Renal autotransplantation 55.61
32 Other kidney transplantation. Recipient transplantation 55.69
33 Nephropexy. Fixation or suspension of movable (floating) kidney 55.7
34 Other repair of kidney ^ 55.8
35 Suture laceration of kidney/renoraphy 55.81
36 Closure of nephrostomy and pyelostomy 55.82
37 Closure of other fistula of kidney 55.83
38 Reduction of torsion of renal pedicle 55.84
39 Symphysiotomy for horseshoe kidney. Koreksi horseshoe kidney 55.85
40 Anastomosis of kidney: 55.86
Nephropyeioureterostomy, Pyeloureterovesical anastomosis, Ureterocalyceal
anastomosis
41 Correction of ureteropelvic junction. Pyeloplasty 55.87
OPERATION ON URETER 56
54 Transurethral removal of obstruction from ureter and renal pelvis 56.0
Removal of: blood clot, calculus, foreign body. From ureter or renal pelvis
without incision. URS
55 Ureteral meatotomy 56.1
56 Ureterotomy 56.2
Incision of ureter for: drainage, exploration, removal of calculus
Ureterolithotomy
57 Ureterolithotomy proximal 56.21
58 Ureterolithotomy distal 56.22
59 Diagnostic procedures on ureter 56.3
60 Ureteroscopy 56.31
61 Closed percutaneous biopsy of ureter 56.32
62 Closed endoscopic biopsy of ureter 56.33
63 Open biopsy of ureter 56.34
64 Endoscopy of ileal conduit: cystoscopy, looposcopy 56.35
65 Other diagnostic procedures on ureter 56.39
66 Ureterectomy 56.4
67 Ureterectomy, NOS 56.40
68 Partial ureterectomy. Excision of lesion of ureter. Shortening o f ureter with 56.41
reimplantation. Reimplantasi ureter bilat
69 Total ureterectomy 56.42
70 Cutaneous uretero-ileostomy 56.5
71 Formation of cutaneous uretero-ileostomy. Ileal conduit (Bricker) 56.51
72 Revision of cutaneous uretero-ileostomy 56.52
73 Other external urinary diversion 56.6
74 Formation of other cutaneous ureterostomy. Anastomosis of ureter to skin. 56.61
Ureterostomy NOS. Ureterokutaneostomi
75 Revision of other cutaneous ureterostomy. 56.62
Revision of ureterostomy stoma
76 Other anastomosis or bypass of ureter 56.7
77 Urinary diversion to intestine 56.71
78 Revision of ureterointestinal anastomosis 56.72
79 Nephrocystanastomosis, NOS 56.73
OPERATIONS ON URETHRA 58
145 Urethrotomy 58.0
Excision o f urethral septum, formation o f urethrovaginal fistula, perineal
urethrostomy, removal of calculus from urethra by incision
146 Urethral meatotomy , 58.1
147 Diagnostic procedures on urethra 58.2
148 Perineal urethroscopy 58.21
149 Other urethroscopy. PER (primary endoscopic realignment) 58.22
Uretroskopi/ uretrosistoskopi
150 Biopsy of urethra 58.23
OPERATIONS ON PENIS 64
306 Circumcision (male) 64.0
307 Diagnostic procedures on the penis 64.1
308 Biopsy of penis 64.11
309 Other diagnostic procedures on penis 64.19
310 Local excision/destruction of lesion of penis 64.2
Eksisi plaque {Peyronie disease). Excisi webbed penis
311 Amputation of penis 64.3
312 Repair and plastic operation on penis 64.4
313 Suture of laceration of penis 64.4!
314 Release of chordae/chordectomy 64.42
315 Construction of penis 64.43
316 Reconstruction of penis. Eksisi fibroma 64.44
317 Replantation of penis. Reattachment of amputated penis 64.45
318 Other repair of penis. Operasi priapismus (prosedur Winter) 64.49
Koreksi priapismus
319 Other operations on male genital organs 64.9
320 Dorsal or lateral slit of prepuce 64.91
321 Incision of penis 64.92
322 Division of penile adhesions 64.93
323 Fitting of external prosthetis of penis 64.94
324 Insertion or replacement of non-inflatable penile prosthesis 64.95
Insertion of semi-rigid rod prosthesis into shaf^ of penis
325 Removal of internal prosthesis of penis 64.96
326 Insertion or replacement of inflatable penile prosthesis 64.97
Insertion of cylinders into shaft of penis and placement of pump and reservoir
327 Other operations on penis. Corpora cavemosa-corpus spongiosum shunt 64.98
Corpora-saphenous shunt. Irrigation of corpus cavemosum
328 Other 64.99
329 Dissection of lymp node of inguinal 40.54
330 Hidrokelektomi per inguinal/ligasi tinggi 69.19
331 Incisi abses perineum 86.09
332 Lymphadenectomy ilioinguinal 40.29
333 Vasography 87.94
334 Dissection of lymp node of pelvis 54.3
335 ESWL 98.52
336 Laparotomy exploration 54.11
337 Operasi sistokel 40.51
338 Insersi catheter Tenckhoff untuk CAPD 54.98
339 Uroflowmetri 89.24
340 Infiltrasi sitostatika intravesica 96.49
34! Chemotherapy 99.25
Komisi Trauma
DR. Dr. Achmad Hidayal, SpB
Dr.B Sunoko,SpB
DR, Dr Tiiwahyu Mumi, SpB SpBTKV
DAFTAR KOMPETENSI
DAN
KEWENANGAN KLINIS
89
DAFTAR KOMPETENSI DAN KEWENANGAN KLINIS
D O K T E R SPESIALIS BEDAH SARAF INDONESIA (PERSPEBSI)
Spinal
Spinal Disrafisme: Koreksi struktur Anatomi, release tethered cord
Deformitas Atlanto-oksipital: Koreksi struktur Anatomi, stabihsasi (auto/allo 78.00 + 03.93
bone graft, implant - spine intrumentasi)
10 S i n d r . A r n o l d - C h i a r y / S i r i n g o m i e l i : Koreksi struktur Anatomi (decompression brain:
(Oksipitoservikal decompresi, myelostomy dan duroplasty) 01.24, spinal cord: 03.09)
(myelotomy spine: 03.29,
percutaneous: 0 3 . 2 1 ,
duraplasty: 02.12))
11 Spinal Deformity: Koreksi dan satbilisasi (implant - spine instrumentasi) 03.93
Infeksi
12 Abses Serebri: Mengeluarkan Abses (Reseksi, drainage) 01.39
13 Tuberkuloma: Mengangkat Tumor
14 Infeksi Komensal/lmunitas turun: Biopsi diagnostik (brain: 01.13/01.14,
cerebral meninges:
01.11/01.12, spinal cord:
03.32)
Kelainan Parasiter
15 Cacing: Biopsi diagnostik (brain: 01.13/01.14,
cerebral meninges:
01.11/01.12, spinal cord:
03.32)
16 Jamur: Biopsi diagnostik (brain: 01.13/01.14,
cerebral meninges:
01.11/01.12, spinal cord:
03.32)
17 SpondilitisTBC: Debridemen, stabihsasi (auto/allo bonegarft, impant spme
instrumentasi) bila diperlukan 03.4
18 Morbus Hansen: Dekompresi saraf
01.24
Supratentorial
(sama dengan atas) +
26 Glioma: Mengangkat tumor chemotherapy (99.25)
(sama dengan atas) +
Glioma simpel: Mengangkat tumor chemotherapy (99.25)
(sama dengan atas) +
Glioma kompleks: Mengangkat tumor chemotherapy (99.25)
(sama dengan atas) +
27 Ependymoma: Mengangkat tumor chemotherapy (99.25)
(sama dengan atas)
28 Pleksus Papiloma: Mengangkat tumor chemotherapy (99.25)
Meningioma
29 Meningioma simpel: Mengangkat tumor (excisi meninges (cerebral:
0J.51, spinal: 03.4))
30 Meningioma kompleks: (excisi meninges (cerebral:
Mengangkat tumor, Radiosurgery, embolisasi (prosedur endovaskuler) 01.51, spinal: 03.4))
(embolisasi intracranial:
38.81)
Tumor Sella
31 Kraniofaringioma: Mengangkat tumor
32 Adenoma hipofise: Mengangkat tumor, Radiosurgery
33 Tumor daerah Pineal Body: Mengangkat tumor. Radiosurgery (sama dengan atas)
chemotherapy (99.25)
Tumor metastase
34 Tumor Metastase simpel: Mengangkat tumor (sama dengan atas) +
chemotherapy (99.25)
35 Tumor Metastase kompleks: Mengangkat tumor. Radiosurgery, embolisasi (sama dengan atas) +
(prosedur endovaskuler) chemotherapy (99.25)
36 Angioma simpel: Mengangkat tumor
37 Angioma kompleks: Mengangkat tumor. Radiosurgery, prosedur
endovaskuler
Infratentorial:
Glioma
38 Simpel: Mengangkat tumor (sama dengan atas) +
chemotherapy (99.25)
Meningioma
41 Meningioma simpel: Mengangkat tumor. (excisi meninges (cerebral:
01.51, spinal: 03.4))
42 Meningioma kompleks: Mengangkat tumor. Radiosurgery (excisi meninges (cerebral:
01.51, spinal: 03.4))
43 Medulloblastoma: Mengangkat tumor (sama dengan atas) +
chemotherapy (99.25)
44 Coiesteatoma: Mengangkat tumor
45 Ependymoma: Mengangkat tumor (sama dengan atas) +
chemotherapy (99.25)
46 Pleksus Papiloma: Mengangkat tumor
Angioma
47 Angioma simpel: Mengangkat tumor
48 Angioma kompleks: Mengangkat tumor, radiosurgery, prosedur
endovaskuler
Tumor Spinal
49 Glioma: Mengangkat tumor (excisi spinal cord: 03.4) +
chemotherapy (99.25)
50 Meningioma: Mengangkat tumor, radiosurgery (sama dengan atas)
51 Ependimoma: Mengangkat tumor (sama dengan atas) +
chemotherapy (99.25)
52 Schwanoma: Mengangkat tumor, radiosurgery (sama dengan atas)
53 Angioma: Mengangkat tumor, radiosurgery, prosedur endovaskuler (sama dengan atas)
54 Tumor Saraf Tepi
55 Schwanoma: Mengangkat tumor
Ket.
Chemotherapy: C9253, J9328, J8700
Trauma
Trauma Kranial
56 Depressed Fracture: Koreksi/Kranioplasti 02.06
57 Epidural Hematoma: Evakuasi Hematom 01.24
58 Subdural Hematoma Acut: Evakuasi Hematom 01.31
59 Subdural Hematoma Kronik: Evakuasi Hematom 01.31
60 Intracerebral Hematoma: Evakuasi Hematom 01.39
61 Intraventricular Hematoma: Evakuasi Hematom (vein intracranial: 38.01)
62 Trauma tembus: Pengangkatan BendaAsing ( i n c i s i brain: 01.39,
without incision into
brain:01.24, incisi cerebral
meninges: 01.31, incisi
spinal: 03.01)
63 Bocoran likuor: Penutupan Bocoran
Degeneratif
Spinal
Degenerasi diskus intervertebral
69 Lumbal: Dekompresi (laminekstomi konvensional, mikrolumbal diskektomi, 03.09+80.51
endoscopic surgery), stabilisasi bila diperlukan (auto/allo bonegraft, implant-
spine intsrumentasi)
70 Servikal: Dekompresi (posterior foraminotomi. Anterior Cervical Diskektomy 03.09
+ Fusi; Cloward, cervical allograft atau implant;, endoscopic surgery),
71 Spondilolistesis: Stabilisasi (implant - spine instrumentasi) 78.00 + 03.93
72 Kanal Stenosis: Dekompresi, stabilisasi bila diperlukan (auto/allo bonegraft, (decompression brain:
implant- 01.24, spinal cord: 03.09)
spine intsrumentasi) (myelotomy spine: 03.29,
percutaneous: 03.21,
duraplasty: 02.12))
(stabilisasi: 78.00, 03.93)
Saraf Perifer
73 Entrapment syndrome: Dekompresi (bedah terbuka, endoscopic surgery) (decompression brain:
01.24, spinal cord: 03.09)
Vaskuler
Intrakranial
74 AVM Simpel: Reseksi, Embolisasi (prosedur endovaskular), radiosurgery 38.31,38.80
75 A V M Kompleks: Reseksi, Embolisasi (prosedur endovaskular), 38.31.38.80
radiosurgery
76 Aneurysm: Penutupan Aneurisma (kraniotomi + clipping, Coilling/stenting 01.24 + 39.51/39.7
prosedur endovaskuler)
77 Cavemoma; Eksisi Kavemoma, radiosurgery
78 Spontaneous ICH: Evakuasi Hematom 75.91
79 Stroke Iskemik (Stenosis/trombus: Operasi Anastomosis, Rekanalisasi
dengan prosedur endovaskular /emboli intrakranial)
80 Dural AV Fistula: Penutupan fistula (microsurgery, prosedur endovaskuler) 39.53
81 Trombosis vena intrakranial: Microsurgery, prosedur endovaskuler
Spinal
82 AVM: Reseksi, Embolisasi (prosedur endovaskular), radiosurgery
83 AV fistula: Menutup Fistul (Microsurgery, Prosedur endovaskular) 39.53
84 Aneurysma: Microsurgery, prosedur endovaskuler 39.51/39.52, 39.7
BiDdibin
Dr Barlian Sutedga, SpB
Komisi Organisasi. LtgislasI dan Advokaii 'oerwadi, SpB.SpBA Dr. Djoni Dbrmadjaja. SpB.MARS
Dr HN Nazar, SpB
Dr Chandra Svaras, SpB Ketua PERBANI Sekjen IKABI
Komisi Profe«l Bedah. Aauransi dan
Ptfp^akan
Dr hlurtiayat Usman. SpB KBD
Dr Erawan Wiradisuna. SpB KBD
Dr Henry Boyke Silompul, SpB
Dr inzlaAibi. SpB
KomtiilHuma
DR. Di. Aciimad Mklayat, SpB
Or B. Sunoko, SpB
DR. Dr. Tiiwahyu Mumi, SpB SpBTKV
101
DAFTAR KOMPETENSI DAN KEWENANGAN K L I N I S
D O K T E R SPESIALIS BEDAH ANAK (PERBANI)
Pwldlum
Dr Urip Muitedjo. SpB PGD Pal Med, ECU Untuk dikompilasi menjadi Buku Kompetensi Kewenangan Klinis Dokter Spesialis
Dr. Rizal Pohan. SpB SpOT
Dr. Sonar Soni Panigoro, SpB K Onk Bedah Indonesia.
Df Patriot Muslim, SpU
Dr Poerwadi, SpB SpBA
Dr R Suhartono, SpBKBV
Dr Setyowidi Nugroho, SpB SpBS Jakarta,
Dr Nurhayat Usman, SpB KBD
Dr. Maizul Anwar, SpB TKV I I Februari 2013
Dr. Isfiandono Dachlan. Msc, SpB, SpBP-RE(K}
S^kraljirit Jand^ral
Dr. Djoni Darmadjaja, SpB MARS
Or Agung Prasmono, SpB SpBTKV.MARS
pendahara
Dr. Barlian Sutedta, SpB
KoiP|8i OfaanisaBi. Ugislasi dan Advokasi Dr MaiitjhAnwar, SpBTKV Dr. DjoniiDarmadjaja, SpB.MARS
Dr. HN Nazar, SpB
Dr. Chandra Svaras, SpB Ketua HBTKVI Sekjen I K k B I
Kgml*' Pro(i«l Badah. Aguransi dan
PBrp^jakan
Dr. Nurhayat Usman. SpB KBD
Dr Erawan Wiradisuria. SpB KBD
Dr. Henry Boyl^o Silompul, SpB
Dr. InztaArbi, SpB
113
DAFTAR K O M P E T E N S I DAN K E W E N A N G A N K L I N I S
D O K T E R SPESIALIS B E D A H T H O R A K S K A R D I A K DAN V A S K U L A R
Komlel OrflanlMti. Le^islasi dan Advokwl Dr Asrofi S. Surachman, SpBP-RE, MARS Dr. DjoniiDarmadjaja, SpB.MARS
Dr HN Nazar. SpB
Dr Cnandra Svaras. SpB Ketua PERAPI KAI
Sekjen IKABI
Komtol Pfofeel Bedah. Aiuntwi dan
PtrMJaKan
Dr Nurhayat Usman, SpB KBD
Dr Era*an Wiradisuna, SpB K8D
Dr Henry Boyke Sitompul, SpB
Dr InztaArbi, SpB
KomttI Trauma
DR Dr Achmad Hidayat. SpB
DrB Sunoko. SpB
DR. Dr Triwahyu Mumi, SpB SpBTKV
137
DAFTAR KOMPETENSI DAN KEWENANGAN K L I N I S
D O K T E R SPESIALIS BEDAH P L A S T I K REKONSTRUKSI DAN E S T E T I K
I PERAPI ]
NO PROSEDUR I C D 9-CM
PEMBEKALAN TINDAKAN DASAR
1 Preparasi Luka 86.71
2 Menjahit Luka- — Fascia (83.65), hand (82.46), skin (86.59)
3 Photograpy
4 Membaca Imaging Radiologi
5 EKG 89.52
6 Trakeostomi 31.1
7 Fasciotomi/Escharotomi 83.14, 86.22
8 Eksisi Lesi/Tumor
9 Anestesi Ringan, Anestesi Local (Blok,lnfiltrasi
Tumescent
10 Tindakan Emergency dan ATLS
11 Pembedahan Minor
12 Skleroterapi-Kemoterapi ^ 39.92, 99.25
13 Injeksi Kortikosteroid :^ '
14 Biopsi Jaringan
GRAFTING/TANDUR JARINGAN
15 Split -Thickness Skin Grafting 86.69
16 Full-Thickness Skin Grafting 86.63
17 Composite Graft
18 Graft (Kulit, Fat, Fascia, Tendon, Saraf, Otot, Kartilago, 86.69, 86.89, 83.82, 83.81, 04.5, 83.82,
Tulang) 78.00
KULIT DAN JARINGAN LUNAK
19 Eksisi Parut 86.3 (skin)
20 Release Contracture 86.84
21 W-plasty 86.89
22 Z-Plasty With excision (86,3),without excision
(86.84)
23 Penanganan parut non Bedah
24 Mengelola Luka Bakar Fase Akut Debridement + skin graft (86.28+86.6)
25 Mengelola Luka Bakar Fase Sub Akut Debridement + skin graft (86.28+86.6)
26 Mengelola Luka Bakar Fase lanjut Debridement + skin graft (86.28+86.6)
27 Mengelola Trauma Inhalasi
28 FlapAcak
29 Flap axial
30 Flap Bebas
31 Tes vitalitas Jaringan
32 Mengelola Avulsi /Degloving
33 Debridement/Eksisi Tangantial (ET)
34 Wound Management (Luka Akut dan Kronik)
35 Penanganan Trauma Jaringan Lunak
36 Penanganan Infeksi Jaringan Lunak
37 Pengelolaan Ulcus Decubitus
38 Penanganan Operatif/ Non Operatif Congenital/Naevi
t l - PERAPI I 139
NO PROSEDUR I C D 9-CM
LESI JINAK DAN LESI GANAS KULIT & MUKOSA DAN JARINGAN LUNAK
39 Ekstirpasi, Eksisi Wide Eksisi 86.3
40 Rekonstruksi pasca Ablasi Tumor 86.89
41 Deseksi Kelenjar (Inguinal. Aksila, Leher)
KELAINAN KONGENITAL PEMBULUH DARAH HEMANGIOMA DAN MALFORMASI
VASKULER
42 Terapi Non Bedah,Eksisi dan Rekonstruksi Non bedah: sclerotherapy (39.92),
embolisasi (38.82). Bedah: 86.3/86.89
KRANIOFACIAL
43 Debridement dan Rekonstruksi Trauma jaringan lunak 86.28 + 86.89
44 Reposisi dan Fiksasi Temporo Mandibular Joint 76.5
Reposisi dan Fiksasi (Wiring Arch bar,Mini Plate and
45 Screw) Fraktur Mandibula 76.75 (closed), 76.76 (open)
Reposisi Bone Graft dan Fiksasi Wiring,Arch bar,Mini
46 Plate and Screw (Fraktur Maksila) 76.73 (closed), 76.74 (open)
Reposisi dan Fiksasi Nasal (Splinting,Mini Plate and
47 Screw,Tampon) Fraktur Nasal 21.71 (closed), 21.72 (open)
48 Penanganan non Bedah Fraktur Zygoma
49 Reposisi Bone Graft dan Fiksasi Wiring,Arch bar,Mini 76.71 (closed)
Plate and Screw (Fraktur Zygoma) 76.72 (open)
50 Reposisi Bone Graft dan Fiksasi (Wiring, Arch bar.
Mini Plate, and Screw) Fraktur Naso-Orbito-Etmoidalis
(NOE) 76.78 (closed), 76.79 (open)
11 - PERAPI I 141
NO PROSEDUR I C D 9-CM
104 Replantasi Amputasi Telinga Traumatic 18.72
PAYUDARA/BREAST SURGERY
105 Reduksi Pay udara Gigantomastia Unilateral (85.31). bilateral (85.32).
106 Rekonstruksi Amasia dan Pembuatan Puling Atelia Breast-total (85.7), repair nipple (85.87)
107 Koreksi Ginekomastia 85.31 (unilateral), 85.32 (bilateral)
108 Bedah Onkoplastik
109 Congenital and Breast Disorder
110 Pembedahan Asimetrik & Profilaktik Payudara
111 Rekonstruksi Payudara Breast-total (85.7), repair nipple (85.87)
112 Eksisi Mammae Abberans dan Politelia 85.24
GENITALIA EKSTERNA
113 Release Chordee Hipospadia 64.42
114 Urethroplasty Hipospadia 58.49
115 Rekonstruksi Urethra Epispadia 58.46
116 Rekonstruksi Short Urethra. Buried Penis. Genitalia 58.46, 64.44
Ambigu
117 Revaskularisasi dan Replantasi Amputasi Penis Replantasi penis (64.45)
Traumatik
118 Vaginoplasty Atresia Vaginalis 70.79
119 Sirkumsisi Laki-laki (64.0). wanita (71.4).
120 Rekonstruksi Genetalia 64.43 (penis), 70.61 (vagina)
EKSTREMITAS
121 Revakularisasi, replantasi. Rekonstruksi dan Repair Stump Replantasi extremity (84.29). ankle (84.27).
Amputasi Ekstremitas arm (84.24). finger (84.22). thumb/leg
(84.21). foot (84.26) forcearm/hand/wrist
(84.23). thigh (84.28). toe (84.25)
122 Penanganan non Operatif Limfedema Excisi (40.29)
123 Penanganan Paronikia dan Nailplasty Ingrowing Nail
124 Amputasi 84.07 (above elbow), 84.17 (above knee),
84.15 (below knee)
125 Bone Graft 78.00
126 Rekonstruksi Lesi Pleksus Brakhialis Traumatika/
Obstetrikal
127 Rekonstruksi Kaki, Ankle, Kruris, 81.47 (knee)
128 Rekonstruksi Extremitas Atas
129 Rekonstruksi Pasca ablasi tumor
130 Pembedahan Crush Injury dan Traumatic Amputasi
BEDAH TANGAN
131 Repair Tendon Fleksor 82.86
132 Repair Tendon Ekstensor 82.86
133 Penanganan non Bedah Fraktur dan Dislokasi Falang . Casting (for immobilization) (93.53)
Metakarpal dan MCP
134 Percutaneous Wires Fraktur/ Dislokasi Falang. Metacarpal
dan MCP
135 ORIF Fraktur/ Dislokasi Falang Metakarpal dan MCP Phalang: foot (79.18.79.08/79.38.79.
28) Hand(79.04.79.14./79.24.79.34).
metacarpal (79..03.79.13/79.23.79.33).
MCP (79.09.79.19/79.29.79.39
I I - PERAPI I 143
NO PROSEDUR I C D 9-CM
171 Augmentasi/implantasi Silikon Breast: unilateral (85.53), bilateral
(85.54)
Skin for augmentation (86.89)
172 Penanganan Operatif dan Non Operatif Hiperhidrosis
173 Hair Transplant Eyebrow/eyelid (08.63), scalp (86.64)
174 Vaginoplasty, Labiaplasty, Clitoroplasty, Hymenoplasty, Vaginoplasty (70.79)
Release/Separasi Labia, Sinekia Vagina Labiaplasty (27.54)
Clitoroplasty (71.4)
Hymenoplasty (70.76)
Repair Labia/Vulva (71.7)
Repair Vagina (70.5)
175 Transexual 64.5
176 Eksisi, Reduksi Granuloma Silikon
177 Estetik Craniofacial
178 Penggunaan Biomaterial dan Rekayasa Jaringan
179 Pemasangan Implan dan Tissue Expander
180 Bedah Endoplastik
181 Rhinoplasti 21.85
182 Forehead Reju Venation
183 Periorbital Rejuvenation
184 Genioplasty 76.68
185 Malarplasty
186 Neck Rejuvenation
187 Breast Augmentation 85.50
188 Breast Reduction 85.32 (bilateral), 85.31 (unilateral)
189 Body Countering, Lipoplasty, Liposculture, Liposuction
190 Autologus Fat Graft
191 Penyesuaian Kelamin
BEDAH MIKRO
192 Flaps Surgery
193 Bedah Mikrovaskular, Mikroneural, Flap Bebas
194 Replantasi
195 Transplantasi (Jaringan dan Organ)
196 Rekonstruksi Mandibula 76.43
197 Rekonstruksi Maksila-Midface
198 Rekonstruksi Hipopharing
199 Rekonstruksi Bibir dan Mulut 27.59 (mouth)
200 Rekonstruksi Hidung 21.83
201 Rekonstruksi O r b i t a , Kelopak Mata, Duktus 16.89
Nasolakrimalis
202 Rekonstruksi Kalvaria dan Scalp
203 Rekonstruksi Skull Base
204 Rekonstruksi Prostetik - ^ ;
205 Flap Omentum
206 Flap Jejunum
207 Reaminasi Wajah Fasial Paralisis
208 Rekonstruksi Endoplastik
209 Deseksi Kelenjar (inguinal, aksila, leher)
210 Rekonstruksi lidah dan mulut 25.59 + 27.59
211 Rekonstruksi esoftiagus 42.89
212 Rekonstruksi Anal-Perianal 49.79
PROFIL PP IKABI
VISI, MISI, NILAI, AZAS DAN TUJUAN IKABI
Visi IKABI
IKABI menjadi organisasi profesi kedokteran Indonesia yang terdepan & terkemuka baik di tingkat Nasional
maupun Intemasional tahun 2014.
Misi IKABI:
1. Mewujudkan tercapainya kesetaraan hasil pendidikan pelatihan dan penelitian Dokter Spesialis Bedah
Indonesia yang memenuhi standar dan dapat bersaing di dalam kancah intemasional.
2. Mewujudkan pelayanan bedah paripuma demi kesejahteraan rakyat Indonesia dan anggota IKABI.
3. Mewujudkan eksistensi profesi dokter spesialis bedah berdasarkan kompetensi masing-masing dan
membangun komunikasi efektif antar anggota IKABI serta kerjasama dengan institusi terkait.
Azas IKABI
Berazaskan Pancasila
Tujuan I K A B I :
1. Memelihara, memupuk, meningkatkan dan mendorong perkembangan Ilmu Bedah dalam arti seluas-luasnya
untuk diamalkkan demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Meningkatkan kebersamaan dan pemberdayaan anggota.
12 - Lampiran I 145
Lampiran 2
CONTOH
SURAT PENUGASAN
KESEPAKATAN K L I N I K ( C L I N I C A L APPOINTMENT)
Nama :
NIR :
setelah melakukan evaluasi bersama Komite Medis RS ,
atas usul Ketua SMF Ilmu Bedah RS yang telah diverifikasi oleh panitia
kredensial, maka diputuskan kepada Staf Medis yang tersebut di bawah ini:
Nama :
NIR :
diberi kewenangan klinis untuk melakukan tindak medik sesuai dengan ketetapan Organisasi Profesi Kedokteran.
(contoh IKABDI) berdasarkan substansi kajian dan tingkat kompetensi Nasional Pendidikan Dokter Spesialis
Bedah yang dikeluarkan oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia tahun 2012 dan Katalog Pendidikan Ilmu Bedah
Digestif yang dikeluarkan oleh Kolegium Ilmu Bedah Digestif Indonesia tahun 2012. Dokter yang bersangkutan
telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang Ilmu Bedah dan Konsultan Bedah Digestif seperti
dalam daftar terlampir.
Demikian, Surat Pemyataan ini dibuat untuk dilaksanakan secara bertanggungjawab dan berlaku dari tgl-bln-thn
s.d tgl-bln-thn serta di .. (poliklinik, UGD, kamar operasi, dll). Apabila terdapat kekeliruan dalam penetapan
jenis tindak medik ini, akan diperbaiki dikemudian hari.
12 - Lampiran I 147
Contoh
III. Jenis kasus/kelainan penderita bedah Gastro-intestinal Tract seperti dalam label berikut:
B E D A H UMUM
No Jenis Tindalt Medik Yang disepal(ati
1 : Proktoskopi dan Rekloskopi
2 : Appendektomi terbuka
3 : Fistulotomi dan fislulectomi
4 \ Hemoroidektomi
5 ! Hemiotomi
6 : Splenektomi dan splenorapi pada trauma lien
7 ! Reseksi dan anastomosis usus ^
8 : Eksterioriasi
9 \ Sigmoidostomi
10 i Kolostomi
11 ; Penutupan perforasi usus
12 1 Penanggulangan cedera hepar
13 I Drainase pankreatitis ^
14 i Pankreateklomi distal
15 1 Laparotomi dan torako-laparotomi ? •
16 1 Repair Hernia Diafragmatika
17 ; Gastrostomi
18 : Gastrostomi Parsial
19 ; Gastroenterostomi Pinlas (by Pass) ^
20 i Divertikulektomi Meckel's
21 ! Hemikoleklomi ^
22 : Reseksi Anterior, sigmoidektomi. Low Reseseki ^
Anterior
23 i By pass entera-enterostomi
24 \ Reposisi (milking) pada invaginasi saluran pencemaan
25 : Ileostomi
26 1 Penutupan stoma (tutup kolostomi/ileostomi)
27 1 Appendektomi laparoskopi ^
28 1 Drainase abses apendik
1 Oesophageal (Reflux/motility)
: Fundoplication
\ Para-oesophageal Hemia Repair ^
\ Epiphrenic diverticulectomy 1
; Oesophageal myotomy + fiindoplasty 1
: Zenker's diverticulectomy (Open) 1
2 \ Gastric Surgery
Total Gastrectomy (DI node dissection)
Total Gastrectomy (D2 node dissection)
: Distal Gastrectomy (DI node dissection)
Distal Gastrectomy (D2 node dissection)
; Proximal Gastrectomy
{D\ node dissection)
\ Proximal Gastrectomy
; (D2 node dissection)
\ Gastric tumour, Local excision
3 1 Laparoscopy
1 Oesophagectomy
\ Gastrectomy
\ Fundoplication
\ Oesophageal myotomy + ftindoplasty
4 : Endoscopy
Diagnostic Upper GI endoscopy
i Endoscopy with biopsy 1
Therapeutic Upper GI endoscopy
12 - Lampiran I 149
5 i Bariatric Surgery and Other
i Gastric Band (Laparoscopic) 1
! Gastric Band (Removal) ^
i Jejunostomy/Gastrostrostomy
COLORECTAL (lanjutan)
7 \ Colonoscopy/flexible sigmoidoscopy
: Diagnostic colonoscopy
i Colonoscopy and Sigmoidoscopy
i Polypectomy
Colonoscopic decompression of volvulus A/
i or pseudobstruction
i Colonoscopic dilatation and/or metal
i Stent insertion
1 Colonoscopic endomucosal resection of
! Tumour
9 i Anterior Resection
: Anterior resection of rectum for benign
i and neoplastic disease
1 Rectal resection as part of abdomino-
i perineal resection of rectum
SMF:
RUMAH SAKIT
Nama Dokter: Spesialisasi: Tanda Tangan
Saya menyatakan bahwa saya kompeten untuk menangani kasus-kasus yang saya minta di bidang spesialisasi saya,
termasuk melayani konsultasi dari dokter- dokter lain. Saya juga menyatakan kompeten untuk melakukan tindakan medik
seperti yang tercantum di bawah ini yang merupakan kewenangan klinis (Clinical Privilege) berdasarkan status kesehatan
saya saat ini, pendidikan dan atau pelatihan yang telah saya jalani, serta pen^alaman yang saya miliki.
Sertifikasi
Sertifikat/ljazah : Tanggal dikeluarkan : Instansi (tempat ijasah spesialisasi
dikeluarkan):
Petunjuk:
Untuk Dokter: Untuk Mitra Bestari:
Tulisan kode untuk dokter menurut permintaan sejawat Mohon melakukan telaah pada setiap kategori dan
sesuai daftar - " Kode untuk Dokter " yang tersedia. Setiap Kewenangan Klinis yang diminta oleh setiap dokter sesuai
kategori yang ada dan atau Kewenangan Klinis yang dengan kode yang tersedia. Cantumkan persetujuan yang
diminta harus tercantum kodenya. Pengisian harus lengkap tersedia. Persetujuan Mitra Bestari kepada Komite Medik
untuk seluruh Kewenangan Klinis yang tercantum. Tanda untuk pemberian penugasan klinis (Clinical Appoinment) dari
tangan dicantumkan pada akhir bagian 1 (Kewenangan Direktur Rumah Sakit Bubuhkan tanda
Klinis). Jika terdapat revisi atau perbaikan. setelah daflar tangan Mitra Bestari pada akhir bagian 11 (rekomendasi Mitra
Kewenangan Klinis ini disetujui, maka harus mengisi Bestari)
kembali formulir yang baru.
Tanda Tangan & Nama Terang Tanda Tanjjan & Nama Terang
NIP. NIP
12 - Lampiran I 1
Bagian I. Kewenangan Klinis (Clinical Privilege )
Kategori Kewenangan
Kewenangan Klinis diberikan untuk memberikan pelayanan pengelolaan bidang Bedah
Tanggal:
Catalan:
Tanggal ;
Catatan: 1
Tanda tangan & Nama Terang Tanda tangan & Nama Terang
NIP NIP
Kepada
Ytii. Pengurus Pusat i K A B I
Gedung Wisma Bhalcti Mulya - lantai 4 - 4 0 1 - C
Jl. Kramat Raya 160 Jakarta Pusat 10430
Telp & Fax. 021 -3916774
Website: www.ikabi.org
Email, ppikabi@yahoo.com, pltahalele@yahoo.com (Ketua), kapuyux@gmail.com (Sekjen),
nazar_finacs@yahoo.co.id (Ketua Komisi Legislasi & Advokasi)
Dengan hormat,
Bersama ini saya sampaikan
Saran :
Keluhan
Data yang mengajukan Saran, Keluhan & Laporan Pengaduan Kelalaian Tindak Medik
Nama :
Alamat pos :
Telp :
HP :
Fax :
Email :
Kedudukan sebagai: pasien/keluarga pasien/dokter/paramedis/
Kola , (tgl^ln/thn)
Materai 6000
12 - Lampiran I 153