Kewirausahaan adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang
pengembangan dan pembangunan semangat kreativitas serta berani menanggung risiko terhadap pekerjaan yang dilakukan demi mewujudkan hasil karya tersebut (Fahmi, 2014). Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa, dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya atau kiprahnya (Havidz, dkk, 2015: 6). Menurut Drucker (1959) dalam (Saragih, 2013: 3), inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.
Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan
kreatif dan inovatif, yang dijadikan kiat, dasar, dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko. Terdapat banyak definisi kewirausahaan dalam berbagai sumber. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, kreatif, dan inovatif dengan risiko dan manfaat.
Salah satu langkah menjalankan kewirausahaan adalah melalui
koperasi. Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial, dan budaya bersama-sama melalui perusahaan koperasi yang dimiliki bersama dan dikendalikan secara demokratis (Supriyanto, 2015:1-2).
Terdapat banyak jenis koperasi, salah satunya adalah Koperasi
Pegawai Republik Indonesia. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) adalah koperasi prier yang anggotanya para pegawai negeri sipil di Indonesia. KPRI berfungsi sebagai wadah untuk usaha bersama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitar. Keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya bergantung pada aktivitas para anggotanya.
Terdapat salah satu KPRI di Singaraja, yaitu KPRI Kuwera
Undiksha. KPRI Kuwera Undiksha merupakan Koperasi Pegawai Republik Indonesia yang beranggotakan dosen dan pegawai di lingkungan Universitas Pendidikan Ganesha yang bergerak pada bidang simpan pinjam. Seperti halnya suatu perusahaan, KPRI Kuwera Undiksha tentuna memiliki faktor keberhasilan maupun kegagalan dalam menjalankan usahanya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumusakan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana situasi usaha di KPRI Kuwera Undiksha?
2. Apa sajakah faktor keberhasilan usaha di KPRI Kuwera Undiksha? 3. Apa sajakah faktor kegagalan usaha di KPRI Kuwera Undiksha? 4. Bagaimana upaya anggota KPRI Kuwera Undiksha dalam mengatasi kegagalan tersebut? 5. Apa sajakah pengalaman yang penulis peroleh selama observasi di KPRI Kuwera Undiksha?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui situasi usaha di KPRI Kuwera Undiksha.
2. Mengetahui faktor keberhasilan usaha di KPRI Kuwera Undiksha. 3. Mengetahui faktor kegagalan usaha di KPRI Kuwera Undiksha. 4. Mengetahui upaya anggota KPRI Kuwera Undiksha dalam mengatasi kegagalan. 5. Mengetahui pengalaman yang penulis peroleh selama observasi di KPRI Kuwera Undiksha. BAB II
ISI
2.1 Situasi Usaha
Koperasi Pegawai Republik Indonesia Kuwera Undiksha terletak
di wilayah sekitar Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK), belakang Rektorat. Koperasi ini bergerak dalam usaha simpan pinjam.
Sejalan dengan definisi mengenai Koperasi Simpan Pinjam, yaitu
koperasi yang anggotanya terdiri atas orang-orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam hal simpan pinjam, KPRI Kuwera Undiksha ini beranggotakan dosen dan pegawai di lingkungan Undiksha, khususnya yang berstatus Pegawai Negeri Sipil. Tujuan didirikannya KPRI Kuwera Undiksha salah satunya adalah untuk memberikan kesempatan kepada anggotanya agar memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga yang ringan.
KPRI Kuwera Undiksha hanya memiliki izin dalam usaha simpan
pinjam. Sebenarnya, terdapat pertokoan di koperasi ini, tetapi tidak memiliki izin usaha. Hal tersebut dikarenakan proses mencari izin dianggap terlalu panjang dan sulit. Kegiatan pertokoan pun dirasa kurang efektif, sehingga pencarian izin usaha pun tidak dilakukan.
Tidak seperti koperasi lain yang mewajibkan setiap anggotanya
untuk membeli barang di koperasi, KPRI Kuwera Undiksha tidak mewajibkan anggotanya melakukan hal tersebut. Jika pun ada anggota yang ingin membeli barang di koperasi, mereka tidak membayar dengan uang tunai, tetapi dengan potongan gaji.
Meskipun anggota di KPRI Kuwera Undiksha ini adalah dosen dan
pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), tetapi dosen ataupun pegawai yang berstatus kontrak tetap bisa melakukan kegiatan menabung dan meminjam. Besarnya pinjaman pun dibatasi, Rp. 15.000.000,- dalam jangka waktu satu tahun. Dikarenakan kontrak untuk dosen dan pegawai bisa saja hanya berlaku selama setahun. Meski dosen atau pegawai kontrak dapat melakukan kegiatan menabung dan meminjam, tetapi pada saat akhir pembukuan, mereka tidak mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU).
Terdapat banyak bank yang sebenarnya mengajak kerja sama KPRI
Kuwera Undiksha, tetapi mengingat koperasi ini berasas kekeluargaan, tawaran kerja sama tersebut tidak diindahkan. Koperasi ini juga tidak bekerja sama dengan asuransi. Hal ini dikarenakan ketakutan akan adanya kerugian bila peminjam tidak dapat membayar pinjamannya, dan akhirnya harus dibayarkan oleh asuransi.
Kebanyakan koperasi biasanya melakukan rapat di awal tahun
yaitu bulan Januari. Tetapi saat ini sudah mulai diusahakan agar rapat di KPRI Kuwera Undiksha berlangsung Januari, meskipun sebenarnya masih dilaksanakan Februari. Mengingat Januari terdapat banyak acara di universitas ini. Dapat dikatakan suatu kemajuan, sebenarnya. Dikarenakan pada periode kepengurusan sebelumnya, rapat dilaksanakan pada bulan Maret.
KPRI Kuwera Undiksha memiliki tiga orang pengurus di antaranya
Dr. Made Pakeh, M.Hum. sebagai ketua, Ketut Arianta Suta sebagai Sekretaris, dan Kadek Rai Suwena sebagai bendahara. Pengawas koperasi sebanyak tiga orang, yaitu Dr. Wayan Sukra Warpanda sebagai ketua, dan Prof. Santiasa serta Made Karumin sebagai anggota. Penasihat koperasi adalah Rektor Undiksha. Dua orang pegawai koperasi ini, yaitu Luh Sumasih yang bertugas untuk mencatat transaksi, dan Dayu Supeni yang bertugas untuk meneruskan transaksi menjadi laporan keuangan.
2.2 Faktor Keberhasilan Usaha
Faktor yang dapat dikatakan sebagai keberhasilan dalam usaha di
KPRI Kuwera Undiksha, yaitu dalam segi ekonomis, seperti mampu meningkatkan kesejahteraan anggota. Artinya, terdapat korelasi antara pinjaman sukarela dengan modal. Modal yang dimaksud adalah modal yang berasal dari perbankan, dan modal dari anggota. 2.3 Faktor Kegagalan Usaha
Berdasarkan wawancara dengan Kadek Rai Suwena selaku
bendahara, masalah yang terdapat di KPRI Kuwera Undiksha ini adalah kondisi di koperasi ini kurang adanya kemandirian. Oleh karena itu, faktor kegagalan usaha di KPRI Kuwera Undiksha antara lain:
1. Terdapat anggota yang memiliki catatan pinjaman melebihi batas.
2. Adanya ketimpangan antara pinjaman sukarela dengan modal.
3. Anggota yang mengambil gaji penuh, tetapi memiliki pinjaman di
koperasi.
2.4 Upaya Mengatasi Kegagalan
Seperti yang telah dipaparkan di atas, terdapat tiga faktor yang
dikatakan sebagai kegagalan usaha di KPRI Kuwera Undiksha. Maka dari itu, adapun upaya dalam mengatasi kegagalan usaha antara lain:
1. Lebih mendisiplinkan anggota. Salah satu upaya yang dilakukan
adalah dengan membuat komitmen. Bila yang bersangkutan memiliki pinjaman melebihi batas, maka tidak akan lagi diberikan pinjaman dan peminjam harus segera melunasi pinjamannya. 2. Modal KPRI Kuwera Undiksha berasal dari perbankan dan anggota. Dalam mengatasi ketimpangan antara pinjaman sukarela dengan modal yang ada, pihak pengurus mencoba meurunkan bunga tabungan. Pada 2016, bunga simpanan di KPRI Kuwera Undiksha sebesar 1%, dan bunga tabungan sebesar 1,12%. Hal inilah yang menjadikan banyak orang lebih senang menabung di koperasi daripada di bank. Namun, jika dipikirkan kembali, dalam jangka waktu sekian tahun, tentu peminjam akan mendapat untung. Pada 2019, bunga tabungan sudah diturunkan menjadi 0,8%, tetapi bunga pinjaman tetap 1%. 3. Untuk mengatasi kegagalan/masalah terhadap anggota yang memiliki pinjaman/hutang, tetapi mengambil gaji secara penuh adalah dengan momotong gaji anggota tersebut pada bulan berikutnya. Jika masih tetap mengambil gaji penuh, maka pihak KPRI Kuwera Undiksha melakukan blacklist terhadap anggota tersebut, dan tidak diberikan lagi kesempatan untuk melakukan peminjaman.
2.5 Pengalaman yang Diperoleh
Untuk mengungkapkan pengalaman yang paling pertama
sebanarnya penulis sangat malu. Dikarenakan sebagai seorang mahasiswa di perguruan tinggi ini, bahkan sudah sampai enam semester, penulis baru mengetahui bahwa terdapat koperasi di Universitas Pendidikan Ganesha ini. letak Fakultas Bahasa dan Seni yang terpisah dengan wilayah kampus seluruhnya, menimbulkan sebuah perasaan bahwa, “Saya seolah tidak kuliah (di kampus), tetapi sekolah (rasanya masih sama seperti SMA)”.
Pengalaman kedua yang diperoleh adalah penulis mengetahui
istilah-istilah dalam koperasi. Mengetahui pula bahwa KPRI Kuwera Undiksha tidak mewajibkan anggotanya untuk membeli barang di koperasi seperti koperasi-koperasi lain.
Pengalaman terakhir yang penulis peroleh adalah merasakan
betapa sulitnya bertemu dengan narasumber. BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
KPRI Kuwera Undiksha terletak di wilayah Fakultas Teknik dan
Kejuruan, belakang rektorat. Koperasi ini bergerak dalam usaha simpan pinjam, meski memiliki usaha pertokoan. Tidak seperti koperasi kebanyakan yang mewajibkan setiap anggotanya untuk membeli barang di kopersi, KPRI Kuwera Undiksha tidak mewajibkan hal tersebut.
Kegiatan usaha KPRI Kuwera Undiksha dikatakan berhasil jika
mempu meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Meski terdapat tiga masalah yang mampu membuat kegagalan usaha di koperasi ini, para pengurus sudah melakukan upaya-upaya guna mengatasi kegagalan tersebut.
Banyak pengalaman yang penulis peroleh selama observasi di
KPRI Kuwera Undiksha.
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Irham. 2014. Kewiraushaan; Teori, Kasus dan Solusi. Bandung:
ALFABETA. Havidz, dkk. 2015. Enterpreneurship & Peluang Usaha: Menyusun Business Plan yang Unggul dan Inspiratif. Indonesia: In Media. Saragih, Rintan. 2013. Berwirausaha Cerdas; Inspirasi bagi Kaum Muda. Yogyakarta: Graha Ilmu. Supriyanto, Agn. 2015. Tata Kelola Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam; Implementasi Kebijakan Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Manajemen Pengelolaan, Keorganisasian, dan Pemodalan. Yogyakarta: CV Andi Offset.