Anda di halaman 1dari 8

syathooriyah

MEMAHAMI WASIAT 140 (PUPUH) AJARAN DAN PEMIKIRAN


SYEKH SITI JENAR / SYEIKH HASAN ALI SECARA
KESELURUHAN – III
malialbaiszein 6 tahun yang lalu

Iklan

REPORT THIS AD

054. Syekh Siti Jenar mengetahui benar di mana kemusnahan anta ya mulya, yaitu
Dzat yang melanggengkan budi, berdasarkan dalil ramaita :

‫ﺖ وَ ﻟَ ِﻜﻦ ا َ رَ ﻣَ ﻰ‬
َ ‫ﺖ ا ْذ رَ ﻣَ ْﻴ‬
َ ‫وَ ﻣَ ﺎ رَ ﻣَ ْﻴ‬

“Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah-
lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu
melempar, tetapi Allah-lah yang melempar.” (QS. Al-Anfal: 17)

Hakikat inilah yang ingin dibangun Al-Qur’an pada hati kaum mukminin. Bahwa
segala sesuatu terjadi dengan iradah Allah. Segala urusan akan kembali kepada
masyi’ah-Nya (kembali pada apa yang di kehendaki oleh allah).

“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah
dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakallah
kepada-Nya.” (QS. Hudd: 123)

, ialah dalil yang dapat memusnahkan beraneka ragam selubung, yaitu dapat lepas
bagaikan anak panah, tiada dapat diketahui di mana busurnya. Syari’at, thariqot,
hakekat, dan ma’rifat musnah tiada terpikirkan. Maka sampailah Syekh Siti Jenar di
istana sifat yang sejati.

055. Kematian ada dalam hidup, hidup ada dalam mati. Kematian adalah hidup
selamanya yang tidak mati, kembali ke tujuan dan hidup langgeng selamanya, dalam
hidup ini adalah ada surga dan neraka yang tidak dapat ditolak oleh manusia. Jika
manusia masuk surga berarti ia senang, bila manusia bingung, kalut, risih, muak,
dan menderita berarti ia masuk neraka. Maka kenikmatan mati tak dapat dihitung.

056. Hidup itu bersifat baru dan dilengkapi dengan panca indera. Panca indera ini
merupakan barang pinjaman, yang jika sudah diminta oleh yang mempunyai, akan
menjadi tanah dan membusuk, hancur lebur bersifat najis. Oleh karena itu panca
indera tidak dapat dipakai sebagai pedoman hidup. Demikian pula budi, pikiran,
angan-angan dan kesadaran, berasal dari panca indera, tidak dapat dipakai sebagai
pegangan hidup. Akal dapat menjadi gila, sedih, bingung, lupa, tidur dan sering kali
tidak jujur. Akal itu pula yang siang malam mengajak kita berbuat dengki, bahkan
merusak kebahagiaan orang lain. Dengki juga akan menimbulkan kejahatan,
kesombongan yang pada akhirnya membawa manusia ke dalam kenistaan dan
menodai citraNya. Kalau sudah sampai sedemikian parahnya manusia biasanya baru
menyesali perbuatannya.

َ‫ﺎت وَ اﻟﻨﻮرَ ُﺛﻢ اﻟ ِﺬﻳﻦَ ﻛ َ َﻔﺮُ وا ِﺑﺮَ ﺑ ِﻬ ْﻢ ﻳَﻌْ ِﺪ ُﻟﻮن‬


ِ َ‫ض وَ ﺟَ ﻌَ َﻞ اﻟﻈ ُﻠﻤ‬ ِ َ‫ْاﻟﺤَ ﻤْ ُﺪ ِ ِ اﻟ ِﺬي َﺧﻠَ َﻖ اﻟﺴﻤَ ﺎو‬
َ ْ‫ات وَ اﻷر‬

“Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi, dan mengadakan
gelap dan terang, namun orang-orang yang ka r mempersekutukan (sesuatu)
dengan Rabb-mereka.” –
(QS.6:1)

057. Apakah tidak tahu bahwa penampilan bentuk daging, urat, tulang, dan sumsum
busa rusak dan bagaimana cara Anda memperbaikinya. Biarpun bersembahyang
seribu kali setiap barinya akhirnya mati juga. Meskipun badan Anda, Anda tutupi
akhirnya kena debu juga. Tetapi jika penampilan bentuknya seperti Tuhan, apakah
para wali dapat membawa pulang dagingnya, saya rasa tidak dapat. Alam semesta ini
adalah baru. Tuhan tidak akan membentuk dunia ini dua kali dan juga tidak akan
membuat dunia ini dua kali dan juga tidak akan membuat tatanan baru.

058. Segala sesuatu yang terjadi di alam ini pada hakikatnya adalah perbuatan Allah.
Berbagai hal yang dinilai baik maupun buruk pada hakikatnya adalah dari Allah juga.
Jadi sangat salah besar bila ada yang menganggap bahwa yang baik itu dari Allah dan
yang buruk adalah dari selain Allah.

َ‫ﻀﻰ اﺟَ ﻼ وَ اﺟَ ٌﻞ ﻣُ َﺴﻤﻰ ِﻋ ْﻨ َﺪ ُه ُﺛﻢ ا ْﻧ ُﺘ ْﻢ َﺗﻤْ َﺘﺮُ ون‬


َ ‫ُﻫﻮَ اﻟ ِﺬي َﺧﻠَ َﻘﻜُ ْﻢ ِﻣ ْﻦ ِﻃﻴﻦ ُﺛﻢ َﻗ‬
ٍ

“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukan ajal
(kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada
pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-
ragu (tentang berbangkit itu).” – (QS.6:2)

Oleh karena itu Af’al allah harus dipahami dari dalam dan dari luar diri manusia.
Misalnya saat manusia menggoreskan pensil, di situlah terjadi perpaduan dua
kemampuan kodrati yang dipancarkan oleh Allah kepada makhluk-Nya, yaitu
kemampuan gerak pensil. Tanah yang terlempar dari tangan seseorang itu adalah
berdasar kemampuan kodrati gerak tangan seseorang, ”maksudnya bukanlah
engkau yang melempar, melainkan allah yang melempar ketika engkau melempar.

059. Di dunia ini kita merupakan mayat-mayat yang cepat juga akan menjadi rusak
dan bercampur tanah. Ketahuilah juga bahwa apa yang dinamakan kawulo-gusti
tidak berkaitan dengan seorang manusia biasa seperti yang lain-lain. Kawulo dan
Gusti itu sudah ada dalam diriku, siang dan malam tidak dapat memisahkan diriku
dari mereka. Tetapi hanya untuk saat ini nama kawula-gusti itu belaku, yakni selama
saya mati. Nanti kalau saya sudah hidup lagi, gusti dan kawulo lenyap, yang tinggal
hanya hidupku sendiri, ketentraman langgeng dalam Anda sendiri. Bial kamu belum
menyadari kata-kataku, maka dengan tepat dapat dikatakan bahwa kamu masih
terbenam dalam masa kematian. Di sini memang terdapat banyak hihuran macam
warna. Lebih banyak lagi hal-hal yang menimbulkan hawa nafsu. Tetapi kau tidak
melihat, bahwa itu hanya akibat panca indera. Itu hanya impian yang sama sekali
tidak mengandung kebenaran dan sebentar lagi akan cepat lenyap. Gilalah orng yang
terikat padanya. Saya tidak merasa tertarik, tak sudi tersesat dalam kerajaan
kematian, satu-satunya yang ku usahakan ualah kembali kepada kehidupan.

========================================

‫ﻧﺐ ﻋﻦ َﺧ ْﻠﻘﻲ وﺑﺎﻟﻌﺼﻴﺎن ﺗﺄﺗﻴﻨﻲ‬ ُ … ‫ﻌﺼﻴﻨﻲ‬


َ ‫وﺗﺨﻔﻲ اﻟﺬ‬ ِ ‫اﺳﺘﺤﻴﻴﺖ َﺗ‬
َ َ ‫إذا ﻣَ ﺎ َﻗ‬
‫ﺎل ِﻟﻲ رَ ﺑﻲ أﻣَ ﺎ‬ َ

‫ﺣﻴﻦ‬
ِ ‫ﻓﻜﻴﻒ أﺟﻴﺐ ﻳﺎ وﻳﺤﻲ وﻣﻦ ذا ﺳﻮف ﻳﺤﻤﻴﻨﻲ … أﺳﻠﻲ اﻟﻨﻔﺲ ﺑﺎﻵﻣﺎل ﻣﻦ ﺣﻴﻦ إﻟﻰ‬

َ
‫اﻟﻌﻴﺶ ﻟﻴﺲ اﻟﻤﻮت ﻳﺄﺗﻴﻨﻲ‬ ‫ﺿﻤ ْﻨ ُﺖ‬ ُ ‫اﻟﻤﻮت ﻣﺎذا‬
ِ ‫ﺑﻌﺪ ﺗﻜﻔﻴﻨﻲ … ﻛﺄﻧﻲ ﻗﺪ‬ ِ ‫وأﻧﺴﻰ ﻣﺎ وراء‬

‫أﻟﻴﺲ ﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﺳﻴﻔﺪﻳﻨﻲ‬


َ ‫اﻟﻮﺟﻮه‬
ِ ُ
‫ﻧﻈﺮت إﻟﻰ‬ … ‫ﺳﻴ ْﺤﻤﻴﻨﻲ‬ ُ
َ ‫اﻟﺸﺪﻳﺪة ﻣﻦ‬ ‫اﻟﻤﻮت‬
ِ ‫وﺟﺎءت ﺳﻜﺮة‬
‫ﻃﺖ ﻓﻲ دﻳﻨﻲ‬ ُ ‫دﻧﻴﺎي ُﻳﻨﺠﻴﻨﻲ … ﻓﻜﻴﻒ إﺟﺎﺑﺘﻲ ﻣﻦ‬
ُ ‫ﺑﻌﺪ ﻣﺎ ﻓﺮ‬ َ ُ ‫ﺳﺎ ْﺳﺎل ﻣﺎ اﻟﺬي ﻗﺪ‬
‫ﻣﺖ ﻓﻲ‬

‫وﻳﺎﺳﻴﻦ‬
ِ ‫ﻗﺎف‬
ٍ ‫ﻳﺪﻋﻮﻧﻲ … أﻟﻢ أﺳﻤﻊ ﺑﻤﺎ ﻗﺪ ﺟﺎء ﻓﻲ‬ ‫وﻳﺎ وﻳﺤﻲ أﻟﻢ أﺳﻤﻊ ﻛﻼم ا‬

‫اﻟﻤﻮت ﻳﺪﻋﻮﻧﻲ ﻳﻨﺎدﻳﻨﻲ‬


ِ ‫أﻟﻢ أﺳﻤﻊ ﺑﻴﻮم اﻟﺤﺸﺮ ﻳﻮم اﻟﺠﻤﻊ واﻟﺪﻳﻨﻲ … أﻟﻢ أﺳﻤﻊ ﻣﻨﺎدي‬

‫واﺳﻊ ﻟﻠﺤﻖ ﻳﻬﺪﻳﻨﻲ‬


ٍ ‫ﻏﻔﻮر‬
ٍ ‫ﺗﺎﺋﺐ ﻣﻦ ذا ﺳﻴﺄوﻳﻨﻲ … ﺳﻮى رب‬
ٌ ٌ ‫ﻓﻴﺎ رﺑﺎه‬
‫ﻋﺒﺪ‬ َ

‫ﻣﻮازﻳﻨﻲ … وﺧﻔﻒ ﻓﻲ ﺟﺰاﺋﻲ أﻧﺖ أرﺟﻰ ﻣﻦ ُﻳﺠﺎزﻳﻨﻲ‬


ِ ُ
‫أﺗﻴﺖ إﻟﻴﻚ ﻓﺎرﺣﻤﻨﻲ وﺛﻘﻞ ِﻓﻲ‬

Jika Rabb-ku mengatakan kepadaku: “Tidak malukah kau bermaksiat kepada-Ku?!

Engkau menutupi dosa dari para makhluk-Ku, tapi malah dengan kemaksiatan kau
mendatangi-Ku!”

Maka bagaimana aku menjawabnya, dan siapa yang mampu melindungiku…

Aku terus menghibur diri dengan angan-angan (dunia) dari waktu ke waktu…

Tetapi aku lalai dengan perihal setelah kematian, tentang apa yang dapat
mencukupiku setelah itu…

Seolah aku akan hidup terus, dan maut tidak akan menghampiriku…

Saat sakaratulmaut yang dahsyat itu benar-benar datang, siapakah yang mampu
melindungiku…

Aku melihat wajah orang-orang… Tidakkah ada diantara mereka yang mau
menebusku?!

Aku akan ditanya, tentang apa -yang kukerjakan di dunia ini- yang dapat
menyelamatkanku…

Maka bagaimanakah jawabanku setelah aku lupakan agamaku…


Sungguh celaka aku… Tidakkah ku dengar rman Alloh yang menyeruku?!

Tidakkah pula kudengar ayat-ayat yang ada di Surat Qoof dan Yasin itu?!

Bukankah kudengar tentang hari kebangkitan, hari dikumpulkan, dan hari


pembalasan itu?!

Bukankah kudengar pula panggilan kematian yang terus melayangkan panggilan dan
seruan kepadaku?!
Maka ya Robb… akulah hambamu yang bertaubat… Tidak ada yang dapat
melindungiku,

Melainkan Robb yang Maha Pengampun, lagi Maha Luas Karunianya… Dia-lah yang
menunjukkan hidayah kepadaku
Aku telah datang kepada-Mu… maka rahmatilah aku, dan beratkanlah
timbanganku…

Ringankanlah hukumanku… Sungguh Engkaulah yang paling kuharapkan pahalanya


untukku.

SADARKAH DIRI INI DENGAN KEADAAN DIRI ALLAH MAHA ADA ??

SADARKAH DIRI INI JIKA ALLAH TIDAK BUTUH DENGAN SESEMBAHAN KITA ??

SADARKAH DIRI INI AKAN KEMUTHLAKAN YANG MAHA ADA DAN KUASA ATAS
TIAP-TIAP KEHENDAK.

‫ ﻃﻠﺐ اﻟﺠﻨﺎن او ﺧﻮف اﻟﻨﻴﺮان‬# ‫ﻟﻤﺎ ﺗﺴﺠﺪ ﻣﺎﻟﻚ اﻟﺪﻳﺎن‬

untuk apa kau sujud jungkir balik menyembah Allah Sang Pemberi Nikmat ?

apa karena kau mengharapkan surga dengan segala kenikmatannya ?

atau karena kau takut neraka dengan segala siksanya

‫ وﻛﺬا اﻟﻌﺬاب ﻣﻦ ﻟﻬﺐ اﻟﻨﻴﺮان‬# ‫ﻓﻜﻴﻒ اذا اﻟﺠﻨﺎن ﻓﻘﺪان‬

bagaimana jadinya kalau ternyata surga tidak ada? hah? bagaimana kalau ternyata
neraka yang apinya menyala-nyala itu juga tiada ?

‫ وﻓﻌﻠﺘﻤﻮ اﻧﻮاع اﻟﻌﺼﻴﺎن‬# ‫اﻋﺰﻟﺘﻤﻮ ﺳﺠﻮد اﻟﻤﻨﺎن‬

apakah kalau demikian adanya lantas kamu sudah tidak sudi lagi menyembah Allah
yang maha memberikan segala yang kau butuhkan? dan kamu seenaknya akan
melakukan segala perbuatan bejat yang dilarang oleh Nya

‫ ﻧﺪﺧﻞ اﻟﺠﻨﺎن رﺣﻤﺔ اﻟﺮﺣﻤﻦ‬# ‫اﻟﻢ ﺗﻌﻠﻤﻮ اﻳﻬﺎ اﻻﺧﻮان‬

apakah kamu tidak tahu wahai teman-temanku yang budiman, yang ganteng-
ganteng yang cantik-cantik. bahwa kita masuk surga itu semata-mata hanya karena
rahmat Allah saja. karena Allah kasihan pada kita. bukan karena amal kita yang
hanya seujung kuku di banding nikmat Allah yang lebih besar dari pada tujuh
samudra dan tujuh benua pada kita.

‫وﻣﻦ ﺗﻔﻘﻪ وﻟﻢ ﻳﺘﺼﻮف ﻓﻘﺪ ﺗﻔﺎﺳﻖ وﻣﻦ ﺛﺼﻮف وﻟﻢ ﻳﺎﺗﻔﻘﻪ ﻓﻘﺪ ﺗﺰﻧﺪق‬

Barang siapa yang belajar Ilmu Fiqih tanpa belajar Ilmu tasawuf maka fasiklah dia
Barang siapa yang belajar ilmu tasawuf tanpa belajar Ilmu Fiqih maka zindiklah dia

‫واﻟﻤﺮاد ﻫﻮ ﻣﻦ اﻋﺘﻤﺪ ﻋﻠﻲ اﻟﺒﺎﻃﻦ وﺗﺮك اﻟﻈﺎﻫﺮ وﻋﻨﺪه ﻳﺴﻮي اﻟﻤﻠﻚ ﻋﻠﻲ ﻏﻴﺮه اي ﻻ ﻳﻤﻴﺰ ﺑﻴﻦ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻌﺒﺪ وﻓﻌﻞ اﻟﻤﻠﻚ وﻻ‬
‫ﻓﻘﻂ‬ ‫وارادة ا‬ ‫ﻳﻤﻴﺰ ﺑﻴﻦ اﻟﺤﻼل واﻟﺤﺮام ﻻن ﻛﻠﻬﺎ ﻓﻌﻞ ا‬

(1) Adapun yang di maksud dengan pengertian di atas adalah Orang-orang yang
masih bergantung pada amal lahir dan meninggalkan amal lahir di sisi manusia
karena secara tidak langsung itu menyaingi / menyerupai / membandingi pada YANG
MAHA MEMILIKI pada selainnya RAJA artinya tidak ada perbedaan diantara Fi’lullah
dan Amalnya Hamba tidak ada perbedaannya diantara HALAL dan Haram karena
sesungguhnya semuanya itu FI’LULLOH Dan Irodah (kehendak)nya allah saja.

‫وﻫﺬا ﻛﻔﺮ ﺻﺮﻳﺢ وﻣﻦ ﺗﺼﻮف وﻳﺘﻔﻘﻪ ﻓﻘﺪ ﺗﺤﻘﻖ‬

Dan Inilah (1) yang di maksud kufur yang nyata yang di benarkan adalah seorang
yang yang mempelajari ilmu tasawuf dan mempelajari ilmu Fiqih .

==================================================

‫ﺳﺮه ﻃﺮﻳﻘﺘﻨﺎ ﻫﺬا ﻃﺮﻳﻖ اﻟﺘﺼﻮف ﻣﻘﻴﺪا ﺑﺎﻟﻜﺘﺎب واﻟﺴﻨﺔ‬

RahasiaKu ( jalanKu) itu memakai jalan tasawuf namun dengan landasan Kitab-kitab
allah dan sunnah rosulullah saw.

==================================================

‫ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻇﺎﻫﺮا وﺑﺎ ﻃﻨﺎ وﻋﻤﻼ وﻋﻠﻤﺎ وﻫﻮ اﻛﻤﻞ اﻟﺨﻠﻖ‬ ‫ﻓﺎﻟﺘﺰم ﻣﺘﺎﺑﻌﺔ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ا‬ ‫وﻣﻦ اراد اﻟﻮﺻﻮل اﻟﻲ ا‬
‫واﻓﻀﻠﻬﻢ وﻋﺒﺎدﺗﻪ اﺗﻢ وﻻ ﺷﻚ ﻻن اﻟﻤﺘﺒﻮع اﻓﻀﻞ ﻣﻦ اﻟﺘﺎﺑﻊ وﺷﺮف اﻟﻌﻤﻞ ﺑﺎﻻﺧﻼص‬

Barang siapa yang menghendaki sampai disisi allah (wushul) maka wajibkanlah pada
dirimu untuk selalu mengikuti jalan nabi ahmad saw baik secara lahiriyah dan
batiniyahnya serta amaliyah dan ilmunya karena Nabi ahmad bila Mim wal ‘arob bila
‘ain adalah utama-utamnya mahluq adapun Ibadahnya Nabi itu lebih Utama dan
jangan Ragu /pun was was . karena mengikuti ajaran rosulullah adalah utama”nya
orang yang mengikuti dan mulia”nya Amal itu dengan Ikhlas (bersih) dari amalnya
Diri.
=================================================

Kanthi sembah punika, miwah pujine yen puji, pan ika turing sapa, pen katura mring
Hyang Widhi, dene nora warna rupa, yen tan katur tanpa kardi.

Dengan sembah ini, serta pujinya apabila di puji, dan itu ucapannya siapa, kalau
dipersembahkan kepada Hyang Widdi (Tuhan), yang tiada berupa dan berwarna,
jikalau tidak dipersembahkan tiada gunanya.

Tawang towang pujinipun, angar aja nembah muji, yen tan katur maring Allah,
sumantana tan wring dhiri, kawula pan nara gadhah, mapan kapurba ing gusti.

Setinggi langit pujinya, agar jangan menyembah dan memuji, jikalau tidak
dipersembahkan kepada Allah, jangan lancang dan tidak tahu diri, hamba itu tidak
mempunyai apa-apa, karena dikuasai oleh Gusti.

Lan kawisesa sireki, weruha lakuning puji, ya kang sembah lan sinambah, iya sapa
kang duweni, puji pan pujining Allah, kawula tan darbe puji.

Dan engkau dikuasai, dan ketahuilah jalan memuji, yang menyembah dan disembah,
ya siapa yang mempunyai, puji adalah pujinya Allah, hamba tidak mempunyai puji.

=============================================

MUFAKAT : IMAM SYAFI’I ra SYEKH JUNAIDI AL-BAGHDADI – SYEKH IBNU AL-


FADHIL DAN SYEIKH ABDUL JALIIL AL-JAWI

=========================================

BERSAMBUNG

Iklan
Kategori: Uncategorized

Tag: adab, allah, amalan, hakikat, ihsan, ilmu, iman, insan kamil, isim, islam, jalan, jiwa, kejawen, makrifat,
pelajaran, puisi, pupuh, rindu, sufi, syari'at, tarekat, tasawuf, thoriqot, wali songo

Tinggalkan sebuah Komentar

syathooriyah
Blog di WordPress.com. Kembali ke atas

Iklan

Anda mungkin juga menyukai