Anda di halaman 1dari 205

BUKU

Metrologi Industri

Oleh

I Made Mara. ST., M.Sc


INGK Yudhyadi. ST., M.Sc

Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Mataram
2014
KATA PENGANTAR

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat dewasa ini
memberikan banyak kemajuan dalam kehidupan manusia di segala bidang. Hal ini menuntut
kemampuan untuk mengikuti perkembangan tersebut dengan semakin cepat. Kemampuan
ini hanya mungkin didapat kalau diikuti dengan perkembangan sumber pustaka yang
memadai, yang nantinya ikut ambil bagian di dalam mempercepat proses penguasaan ilmu
dan teknologi tersebut.

Buku “Metrologi Industri” ini disusun merupakan salah satu usaha untuk membantu
mahasiswa dalam memperoleh bahan pustaka yang memadai dalam usaha mempercepat
proses penguasaan ilmu dan teknologi tersebut.

Penulis menyadari bahwa buku yang sederhana ini tidaklah dapat memenuhi
sepenuhnya apa yang diharapkan oleh para mahasiswa di dalam mengikuti mata kuliah
metrologi industri, oleh karena itu kritik dan saran sangatlah diharapkan guna
penyempurnaan materi dan bahasan dalam terbitan di kemudian hari. Sebagai akhir kata
tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih dan berharap buku yang sederhana ini
dapat berguna bagi para pembaca dan mahasiswa khususnya.

Mataram, Desember 2014

Penulis,

I Made Mara, ST.,M.Sc


DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan
1.1 Pengertian Pengukuran I–1
1.2 Standar Primer Pengukuran Panjang I–2
1.3 Kesalahan dalam Pengukuran I–4
1.4 Persyaratan Sistem Kalibrasi I–9
1.5 Melakukan Kalibrasi Sendiri I – 10
1.6 Angka Penting I – 12
Bab II Sistem Satuan
2.1 Pendahuluan II – 1
2.2 Sistem Ukuran Imperial II – 1
2.3 Sistem Ukuran Metrik II – 2
Bab III Dasar – Dasar Pengukuran
3.1 Pengantar Pengukuran, Pengujian dan Penandaan III – 1
3.2 Mengukur dengan Teliti III – 1
3.3 Pengenalan Alat Ukur Dasar III – 1
3.4 Membaca Sekala secara Teliti III – 2
3.5 Combination Set III – 4
3.6 Protractor dan Combination Gauge III – 7
3.7 Pengenalan Caliper III – 9
3.8 Menggunakan Inside Caliper III – 12
3.9 Dial Indicator III – 13
3.10 Feeler Gauge III – 17
3.11 Thread Gauge III – 19
3.12 Radius Gauge III – 19
3.13 Center Gauge III – 20
3.14 Spirit Level Presisi III – 20
Bab IV Vernier Caliper
4.1 Pendahuluan IV – 1
4.2 Vernier Caliper IV – 1
4.3 Prinsif – prinsif Vernier Metrik IV – 3
4.4 Membaca Sekala Vernier Metrik IV – 4
4.5 Menggunakan Vernier Caliper IV – 13
4.6 Vernier Height Gauge IV – 13
4.7 Vernier Caliper dengan Dial Indicator IV – 14
4.8 Vernier Protractor IV – 20
4.9 Membaca Sekala Vernier Protractor IV – 21
4.10 Membaca Dial Indicator IV – 24

Bab V Micrometer
5.1 Pendahuluan V–1
5.2 Prinsif – Prinsif Micrometer V–4
5.3 Micrometer Besar dan Penggunaan Khusus V – 13
5.4 Micrometer Dalam V – 14
5.5 Telescopic Bore Gauge V – 17
5.6 Small Hole Gauge V – 18
5.7 Depht Micrometer V – 19
5.8 Micrometer Metrik V – 23
5.9 Membaca Sekala Micrometre Metrik V – 24
5.10 Micrometer Metrik Dalam V – 26
5.11 Micrometer Pengukur Kedalaman V – 27
5.12 Dial Gauge V – 28
5.13 Micrometer Imperial V – 35
5.14 Menggunakan Micrometer untuk Pengukuran Akurat V – 40
5.15 Mengatur Posisi Micrometer V – 43
5.16 Menggunakan Micrometer Kedalaman Untuk mengukur akurat V – 48
Bab VI Proyektor Profile
6.1 Pendahuluan VI – 1
6.2 Pengukuran Langsung VI – 3
6.3 Metode Mengukur Tingkat Kehalusan Permukaan VI – 6
6.4 Metode untuk Menunjukkan Kekasaran Permukaan VI – 7
6.5 Perbandingan Specimen Permukaan VI – 9
Bab VII Alat Bantu Pengukuran Presisi
7.1 Surface Plate VII – 1
7.2 Vee Block dan Paralel Strip VII – 3
7.3 Surface Gauge VII – 4
7.4 Penyiku VII – 6
7.5 Angle Plates VII – 10
Bab VIII Alat Ukur Listrik
8.1 Alat Ukur Analog VIII – 1
8.2 Alat Ukur Digital VIII – 4
8.3 Pengoperasian Multimeter Digital dan Analog VIII – 8
8.4 Pengukuran Daya AC VIII – 17
8.5 Pengukuran Faktor Daya VIII – 18
8.6 Alat Ukur Watt VIII – 20
8.7 Alat Uji Resistensi Isolasi VIII – 25
Bab IX Terminologi Baut
9.1 Pendahuluan IX – 1
9.2 Baut IX – 3
9.3 Nut dan Washer IX – 11
9.4 Torsi Pengencangan Baut IX – 20
Pendahuluan 1
KOMPETENSI DASAR :

1. Mahasiswa dapat memahami tentang pengertian dan jenis pengukuran serta


standard yang digunakan dalam metrologi industri,
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi standard sistem pengukuran yang digunakan
dalam dunia industri
3. Mahasiswa dapat memahami jenis kesalahan dalam pengukuran geometrik
4. Mahasiswa mampu membedakan dan mengenali metode untuk menghindari
kesalahan pengukuran

1.1 Pengertian Pengukuran

P engukuran merupakan bahasa ilmu pengetahuan. Ini digunakan untuk mengukur


waktu, berat, daya, panas, panjang, sudut, dsb. Maksud pengukuran seperti itu
adalah untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk memungkinkan
pengambilan suatu keputusan.

Keputusan dibuat berdasarkan pengertian bahwa pengukuran dilakukan sesuai tingkat


ketepatan yang dapat diterima dan semua kemungkinan kesalahan diperkecil sedapat
mungkin. Kebersihan sangat penting dalam menangani instrumen dan pengukur presisi.
Lingkungan yang bersih dan bebas dari debu diperlukan untuk memperoleh hasil yang
akurat dalam kalibrasi pengukuran.

Keringat dapat menyebabkan korosi dan merupakan alasan utama kenapa instrumen harus
dibersihkan dan dilubrikasi sesudah digunakan.

Penelusuran (traceability)
Semua pengukuran merupakan perbandingan antara suatu bagian yang sedang diukur
dengan ukuran standar yang sudah diketahui. Mistar pengukur, bar panjang, bulatan
presisi dan roller adalah pengukur standar yang digunakan. Standar ini harus dibandingkan
dengan standar yang lebih tinggi lagi. Urutan dalam pembandingan dengan standar yang
lebih tinggi dilakukan hingga standar terbaik tercapai untuk digunakan sebagai
pembanding.

Mata rantai urutan dalam pemeriksaan instrumen pengukur kembali mengacu pada Standar
Internasional yang disebut ‘penelusuran’ atau traceability.

Bab 1. Dasar-Dasar Pengukuran.Doc IX - 1


Gambar 1.1 Mata rantai penelusuran (Chain of traceability)

1.2 Standar Primer Pengukuran Panjang

Pada tanggal 20 Oktober 1983, 46 orang anggota konferensi umum mengenai berat dan
pengukuran mengadopsi definisi tentang meter sebagai jarak lintasan sinar melalui suatu
tabung hampa udara dalam waktu 1/29972458 detik.

Akurasi dan Presisi


Secara umum, kesalahan pengukuran akan mengikuti distribusi frekwensi normal. Bila
sejumlah pengukuran dibuat pada bagian yang sama menggunakan alat pengukur atau
teknik pelaksanaan yang berbeda, akan terdapat beberapa variasi atau penyimpangan pada
nilai pengukuran. Variasi pengukuran inilah yang akan memberikan distribusi frekwensi
normal. Akurasi dan presisi dapat didefinisikan dalam istilah kurva frekwensi normal.

Akurasi, atau kurang akurat, dapat didefinisikan sebagai penyimpangan nilai pengukuran
dari nilai sebenarnya yang diukur. Ini merupakan penyimpangan nilai kurva normal dari
nilai yang sebenarnya.

Presisi adalah ekspansi (spread) dari nilai yang diambil. Kesalahan secara acak yang
terjadi karena adanya kesalahan memberi kontribusi kekurangan presisi.

Analogi tentang target sering digunakan untuk menjelaskan dasar perbedaan antara akurasi
dan presisi, mis. pengukuran suatu obyek dengan menggunakan tiga instrumen yang
berbeda.

Bab 1. Dasar-dasar Pengukuran.doc I- 2


Gambar 1.2. Analogi target

Jaminan Kualitas

Organisasi Standar Internasional, ISO 8402-1986, menjelaskan kualitas sebagai


‘karakteristik keseluruhan sebuah kesatuan yang terkandung dalam kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang disebutkan’. Secara sederhana ini berarti melampaui
permintaan dan dugaan pelanggan terhadap penggunaan suatu produk.

Kita semua menggunakan kata kualitas setiap hari dalam berbagai cara yang berbeda.
• Apa yang anda harapkan dari suatu produk atau layanan yang berkualitas?
• Apa yang mempengaruhi perasaan anda tentang kualitas suatu produk atau
layanan?

Bab 1. Dasar-dasar Pengukuran.doc I- 3


Dalam cara yang sama, apa yang anda harapkan dari suatu produk atau layanan, demikian
juga halnya bagi pelanggan. Penting sekali untuk memikirkan siapa pelanggan kita.
Untuk menjawab pertanyaan ini, pelanggan dapat dibagi dalam dua kelompok:

1. Eksternal – Kelompok pelanggan ini bukan anggota dari perusahaan yang


menghasilkan produk atau layanan. Mereka adalah orang-orang yang membeli
produk atau layanan.
2. Internal – Kelompok pelanggan ini bekerja di dalam perusahaan dan termasuk
dalam proses yang berikutnya untuk menerima produk. Mereka mungkin
tetangga apartemen, atau mungkin dalam operasi berikut berada hanya beberapa
langkah dari anda.
Sebagai contoh, satu kelompok dari perusahaan pemotongan lembaran metal dengan
ukuran yang benar. Kelompok yang kedua mengerjakan metal tersebut ke bentuk tertentu.
Kemudian kelompok yang ketiga memasang panelnya bersama-sama. Kelompok yang
kedua merupakan pelanggan kelompok pertama, dan supplier dari kelompok ketiga.

Apa penyebab Kualitas yang Buruk?


Terdapat banyak aspek yang dapat menyebabkan kualitas buruk, salah satu aspek yang
harus dipertimbangkan di sini adalah variasi dalam pengukuran. Masinis yang terampil
akan mengembangkan metode dan teknik yang baik untuk memungkinkan dia mengurangi
variasi dalam pengukuran presisi.

1.3 Kesalahan dalam Pengukuran


Kesalahan dalam pengukuran dapat diklasifikasikan sebagai sistematik (dapat dikontrol)
atau kesalahan yang tidak disngaja (random).

1 Kesalahan Sistematik (Dapat Dikontrol)


Bila suatu seri pengukuran dilakukan berulang-ulang pada suatu bagian hasilnya sama, itu
bukan berarti tidak terdapat kesalahan. Hasilnya dapat berbeda-beda dari nilai sebenarnya
dengan jumlah yang seragam. Semakin kecil kesalahan sistematik, semakin besar
keakurasian.

Contoh kesalahan sistematik yang umum adalah: kesalahan nihil (zero errors)
• Kesalahan kalibrasi
• Kesalahan graduasi
• Kesalahan temperatur
• Keausan instrumen

2 Kesalahan Aksidental (Acak)


Bila beberapa seri pengukuran dilakukan pada suatu bagian dalam kondisi yang sama oleh
operator yang sama, menggunakan peralatan yang sama, tetapi hasil yang diperoleh tidak
sama, maka kesalahannya dikenal dengan kesalahan acak atau random. Semakin kecil
kesalahan random, semakin besar presisi, yaitu ukuran hasil dispersi.

Bab 1. Dasar-dasar Pengukuran.doc I- 4


Contoh kesalahan aksidental adalah:
• Kondisi atmosfir
• Kesalahan manusia
• Gesekan atau friksi
• Getaran
• Kesalahan posisi

Kesalahan Teknik Pengukuran

Kesalahan Nihil (Zero Error)


Contoh kesalahan nihil adalah 0 sampai 25 mm mikrometer luar dengan spindel dan anvil
saling kontak dan skala mikrometer tidak menunjuk pada angka nol.

Kesalahan Kalibrasi
Contoh kesalahan kalibrasi adalah bila busur pembanding digunakan untuk memeriksa
suatu pekerjaan menggunakan pengukur selip (slip) yang tidak tepat untuk menyetel
pembanding ke ukuran yang diperlukan.

Kesalahan Graduasi
Contoh kesalahan graduasi adalah mistar baja yang memiliki graduasi yang salah.

Kesalahan Temperatur
Standar temperatur untuk pengukuran adalah 20o C dan pengukur dibuat dengan ukuran
yang benar pada temperatur ini. Meskipun tidak perlu semua pengukuran dilakukan pada
standar temperatur, asalkan instrumen pengukur dan bagian yang sedang diukur terdiri dari
material yang sama jadi tidak terdapat pemuaian ataupun penyusutan. Perbedaan
temperatur pada keduanya yang menyebabkan kesalahan dalam pengukuran.

Kesalahan Karena Perubahan Temperatur


Dimensi linear hampir semua zat bertambah bila temperatur bertambah, dan perubahan
dimensi ini tentu saja berhubungan dengan perubahan temperatur. Koofisien ekspansi
linear suatu zat didefinisikan sebagai pertambahan dimensi linear satuan panjang suatu zat
bila temperatur dinaikan dari 0° ke 1°C. Dalam teori, rasio ini hanya berlaku pada
tingkatan tertentu ini, dan agak berbeda pada temperatur lain, tetapi perbedaannya bisa saja
diabaikan untuk maksud tertentu.

Koefisien dapat disimpulkan kembali sebagai rasio dari bertambahnya atau berkurangnya
satuan panjang dalam setiap perubahan satu derajat Celsius temperatur. Dalam pengukuran
presisi, perbedaan temperatur antara dua bagian yang tersusun merupakan hasil dari
perubahan perlahan-lahan dari temperatur atmosfir yang ada di sekeliling. Pengaruh dari
perbedaan temperatur tidak saja menyebabkan ekspansi, tetapi juga distorsi jika perbedaan
temperatur tidak merembet ke seluruh komponen.

Contoh Pengaruh Temperatur


Jika sebuah metal bar dipanaskan panjangnya akan bertambah dan bila didinginkan maka
akan menyusut. Jumlah ekspansi atau kontraksi dihitung menggunakan formula di bawah.

Perubahan panjang:

Bab 1. Dasar-dasar Pengukuran.doc I- 5


Panjang asli × koefisien ekspansi linear × perubahan temperatur

Contoh:
Pengukur plug dari baja diameternya 40 mm pada 20oC. Jika temperaturnya diturunkan
sampai ke 11oC akan menjadi berapakah diameternya?
Koefisien ekspansi linear baja adalah 0,0000112 per 1oC.
Penurunan temperatur = 20o – 11o = 9oC
Pengurangan dalam diameter = 40 × 0,0000112 × 9
= 0,004 mm
Diameter pada 11oC = 40 – 0,004
= 39,996 mm
Meskipun pengurangan dalam diameter sedikit sekali, ini dapat saja merupakan hal yang
sangat penting jika pengukur plug digunakan pada toleransi yang sangat kecil.

Keausan Instrumen
Kesalahan instrumen sangatlah penting, dan penggunaan instrumen yang sesuai sangat
dibutuhkan untuk mencegah terjadinya hal ini.

Mistar (Penggaris)
Dua kesalahan dapat saja terjadi. Ini adalah kesalahan graduasi dan paralaks.
1. Kesalahan graduasi mungkin sekali untuk tidak terjadi bila menggunakan penggaris
berkualitas tinggi dari pabrik yang terkenal.
2. Kesalahan paralaks sangatlah umum dan terjadi bila garis pandang ke permukaan
penggaris tidak normal. Kesalahan bertambah sesuai dengan proporsi ketebalan
penggaris yang digunakan. (Lihat Gambar 3.)

Gambar 1. 3. Garis pandang harus berada tegak lurus pada graduasi. (dari pandangan B)

Vernier Kaliper
Sama seperti penggaris, kemungkinan kesalahan graduasi dapat diabaikan jika
menggunakan instrumen buatan pabrik terkenal. Dua kesalahan lain yang umum
disebabkan keausan pengukuran permukaan dan bidang luncuran.

1. Keausan pada Permukaan Pengukur

Gambar di bawah ini menunjukkan titik dimana keausan terjadi pada permukaan pengukur
permukaan rahang dari vernier kaliper. Jelas bahwa pengecekan kesalahan nihil instrumen
tidak dapat mengkompensasi kesalahan pengukuran permukaan akibat keausan.
Penyelesaiannya adalah pengecekan secara berkala pengukuran permukaan dengan roller
presisi dan balok pengukur.

Bab 1. Dasar-dasar Pengukuran.doc I- 6


Gambar 1.4. Titik dimana keausan dapat terjadi (berlebihan)

2. Beam yang Bengkok (Bent Beam)

Beam dapat menyebabkan kesalahan yang cukup berarti bila bagian lebarnya
dibengkokkan, lalu, kesalahan yang terjadi berhubungan langsung dengan jarak dari skala
pengukuran ke titik kontak permukaan pengukuran bagian yang diukur. Kesalahan ini
dapat dideteksi dengan menguji paralelisme rahang dan akurasi menggunakan roller presisi
dan balok pengukur berukuran sama.

Gambar 1.5 Memperlihatkan A. lebih besar dari B. Kesalahan bertambah dengan


bertambahnya Y.

Mikrometer
Mikrometer adalah instumen yang pembesarannya didapat dari penggunaan sekerup ulir.
Pembesarannya lebih besar dari vernier kaliper, ini sesuai dengan ‘Prinsip Pelurusan
Abbe.’ Ukuran yang ditunjukkan mikrometer adalah bukaan terbesar, bukan
jangkauannya.

Prinsip Pelurusan, (Prinsip Abbe), menyebutkan bahwa ‘Skala garis pengukuran (atau
standar) dan garis dimensi yang diukur harus bertepatan.’ Prinsip ini merupakan hal yang

Bab 1. Dasar-dasar Pengukuran.doc I- 7


sangat penting untuk pembuatan disain yang baik yang tidak boleh diabaikan. Mikrometer
merupakan contoh yang bagus dimana prinsip ini berlaku.
Vernier kaliper tidak mengikuti Prinsip Pelurusan ini.

Pada Gambar di bawah ini terlihat jelas bagaimana berlakunya prinsip ini. Hal serupa
berlaku pada mikrometer internal.

Gambar 1. 6. Mikrometer sesuai dengan prinsip pelurusan

Kesalahan Kosinus
Jika skala agak miring dari normal, panjang yang sebenarnya adalah panjang yang diukur,
dikalikan dengan kosinus sudut kemiringan. Kesalahan yang terjadi dikenal dengan
kesalahan kosinus dan dapat saja diabaikan untuk sudut yang sangat kecil. Efek ini
diperoleh bila busur indikator digunakan dengan spindel agak miring ke garis pengukuran
yang dicari.

Gambar 1. 7. Kesalahan Kosinus

Bab 1. Dasar-dasar Pengukuran.doc I- 8


1.4 Persyaratan Sistem Kalibrasi

Merencanakan Sistem Kalibrasi


• Sistem ini harus direncanakan dan dijaga untuk memberikan pengontrolan yang
efektif dalam semua instrumen pengukur dan standar.
• Sistem ini harus dapat memberikan pendeteksian kesalahan dengan segera.
• Sistem ini harus memiliki rencana tindakan perbaikan kesalahan dalam sistem
kalibrasi.

Personel dalam Pengontrolan Sistem


• Harus benar-benar terlatih dalam teknik pengukuran presisi.
• Harus mampu melakukan tugas pengukuran presisi.

Fungsi Instrumen Pengukur


• Harus dikalibrasi pada keseluruhan range yang digunakan (mis. keseluruhan range
busur pengukur).
• Harus menggunakan standar yang dapat ditelusuri (mis. balok pengukur).
• Balok pengukur harus diuji oleh suatu badan otoritas nasional.

Pengaruh Ketidaktentuan
• Efek kumulatif ketidaktentuan harus diperhitungkan.
• Jumlah ketidaktentuan harus diperhitungkan jika sesuai dengan kemampuan alat
(mis. mikrometer) untuk pengukuran dalam jangkauan toleransi yang diminta.
Pelajaran mengenai ketidaktentuan dalam pengukuran harus ditindaklanjuti pada
tingkat yang lebih tinggi, untuk sementara perhatikan SWIPE.

Interval Kalibrasi Instrumen Pengukur


• Dalam semua instrumen pengukur (mis. mikrometer) dan standar (mis. balok
pengukur), memerlukan kalibrasi dengan interval yang ditentukan.
• Interval yang dimaksud ditentukan berdasarkan stabilitas, maksud, penggunaan dan
fasilitas penyimpanan.
• Jika instrumen tidak memiliki kalibrasi maka ini tidak pantas untuk digunakan.
• Selalu disarankan agar mengkalibrasi alat pengukur yang baru sebelum digunakan.

Pemberian Label Kalibrasi Peralatan


• Alat pengukur harus diberi label dengan status kalibrasi dan kapan kalibrasi berikut
akan dilakukan.
• Nama orang yang melaksanakan kalibrasi perlu dicatat.

Prosedur Dokumentasi
• Untuk semua kalibrasi yang dilakukan, harus mengikuti prosedur dokumentasi
yang ditentukan.
• Prosedurnya termasuk metode kalibrasi, standar yang digunakan atau instruksi lain
yang diperlukan.

Bab 1. Dasar-dasar Pengukuran.doc I- 9


Catatan
• Catatan kalibrasi sangat penting, karenanya lembar pencatatan harus dibuat dan
disimpan. Catatan ini berisi metode, ketepatan, pengulangan berdasarkan standar.

1.5. Melakukan Kalibrasi Sendiri


Ketidaktentuan Pengukuran
Dalam membuat komponen di bengkel pemesinan, pembuatnya harus menyediakan
toleransi pada apa yang sedang dikerjakan. Bila melakukan tugas pengukuran presisi yang
menyangkut kalibrasi, tidak ada pengukuran yang memiliki nilai yang sesungguhnya.
Semua hasil pengukuran memiliki nilai yang tidak tentu yang harus diperhatikan bila
pertimbangan terhadap implikasi dimana terdapat nilai sesungguhnya.

Dengan mengetahui faktor yang memberi kontribusi ‘Ketidaktentuan Pengukuran’,


operator mengetahui apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi variasi hasil.

Pembacaan Instrumen
Dalam membaca instrumen analog operator akan melihat posisi jarum penunjuk. Jika
jarum penunjuk berada di tengah garis penunjuk, letaknya mungkin berada pada kedua sisi
dari garis bila latar belakang tidak terlihat diantara garis dan jarum penunjuk. Kelebihan
10% dalam pembagian skala harus diperhitungkan dalam ketidaktentuan pengukuran. Jika
jarum penunjuk berada diantara garis pembagi kelebihan 20 % pembagian skala adalah
pengukuran ketidaktentuan.

SWIPE
Akronim ini digunakan untuk menutupi faktor yang mempengaruhi ketidaktentuan
pengukuran. Terdapat lima unsur SWIPE yaitu yang berikut:

Standard - balok pengukur, roller presisi, bulatan presisi

Workpiece - komponen yang dibuat pabrik

Instrument - sistem pengukuran

Personnel - orang yang melakukan pengukuran

Environment - temperatur, kelembaban, getaran, pengontrolan debu

Semakin akurat pengukuran yang diinginkan, semakin banyak kontrol terhadap elemen-
elemen ini, karena tidak ada pengukuran tanpa kesalahan.Untuk pengukuran yang tingkat
akurasinya dapat diterima, harus disadari bahwa tidak ada pengukuran yang tepat. Karena
itu perlu untuk menyebut dimensi yang diukur tetapi juga penentuan akurasi dimana
pengukuran sudah dilakukan.

Bab 1. Dasar-dasar Pengukuran.doc I - 10


SWIPE mempengaruhi pengukuran dalam cara-cara berikut:

Standar (S)
• Kalibrasi oleh laboratorium yang asli (authentic).
• Penggunaan perbaikan kalibrasi.
• Pengaruh keausan, kerusakan ketidakstabilan dimensi sejak pengujian kalibrasi.
• Pengaruh ekspansi termal terhadap material.
• Pengaruh kedataran (flatness), keausan paralel atau penciutan balok pengukur
dalam kontak permukaan pengukur.
• Pengaruh bentuk geometri yang berbeda antara sesuatu yang diukur dan standar
dalam fungsi kontak pengukuran.

Obyek kerja-Workpiece (W)


• Bersih dan bebas dari bagian yang kasar.
• Pemerataan temperatur dengan instrumen sesuai standar.
• Pengaruh ekspansi termal antara temperatur pengukuran dan standar 20oC.

Instrumen (I)
• Pembesaran yang cukup untuk tujuan akurasi.
• Pengaruh gesekan atau dorongan balik.
• Kontak geometri yang benar untuk obyek yang diukur dan standar.
• Kontrol kontak tekanan dalam batas yang disarankan.

Personel (P)
• Pelatihan personel.
• Keterampilan.
• Rasa menghargai terhadap presisi.
• Kemampuan untuk memilih instrumen pengukur standar dengan kemampuan
presisi.

Lingkungan -Environmental (E)


• Temperatur standar pengukuran adalah 20oC (68oF).
• Pemerataan temperatur antara standar obyek yang diukur dan instrumen.
• Pengaruh ekspansi termal dari radiasi panas, cahaya, pemanasan, komponen,
cahaya matahari dan orang-orang.
• Hembusan udara dapat menimbulkan kesalahan ukuran ekspansi termal.

Bab 1. Dasar-dasar Pengukuran.doc I - 11


• Penanganan manual dapat menimbulkan kesalahan. (temperatur manusia berkisar
17oC lebih tinggi dari temperatur standar.)
• Lingkungan yang bersih dan getaran yang minimum menambah presisi.

1.6 Angka Penting


Pengertian angka penting.
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri
dari sejumlah angka pasti dan satu angka taksiran. Setiap hasil dari pengukuran akan
menghasilkan sejumlah angka pasti dan satu angka taksiran,sehingga apabila alat ukur
yang kita gunakan sangat peka maka akan banyak angka penting yang didapat atau
dinyatakan. Angka yang diperoleh dari hasil pengukuran dinamakan angka tidak eksak dan
angka yang diperoleh dari hasil membilang atau mencacah dinamakan angka eksak misal
1000 rupiah, 30 butir 18 buah, 25 ekor dan lain-lain. Atau Angka Penting merupakan
angka yang diperoleh dari hasil pengukuran suatu alat pengukur. Seperti halnya mistar,
jangka sorong, mikrometer sekrup, dll.

Berikut aturan angka penting yang umum :

1. Angka yang bukan nol adalah angka penting,


misal : 14569 = 5 angka penting, 2546 = 4 angka penting
2. Angka nol di sebelah kanan tanda desimal dan tidak diapit bukan angka nol bukan
angka penting,
misal : 25,00 = 2 angka penting
25,000 = 2 angka penting
2500 = 4 angka penting ( mengapa ? sebab tidak ada tanda desimalnya)
2500,00 = 4 angka penting
3. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol atau setelah tanda desimal
bukan angka penting.
Misal : 0,00556 = 3 angka penting
0,035005 = 5 angka penting (karena angka nol diapit oleh angka bukan nol)
0,00006500 = 4 angka penting
4. Angka nol yang berada di antara angka bukan nol termasuk angka penting. Misal :
0,005006 = 4 angka penting
5. Dalam penjumlahan dan pengurangan angka penting, hasil dinyatakan memiliki
1 angka perkiraan dan 1 angka yang meragukan. Contoh : 1,425 + 2,56 = 3,985 dan
hasilnya ditulis sebagai 3,99.
(I) 25,340 + 5,465 + 0,322 = 31,127 ditulis sebagai 31,127 (5 angka penting
karena semua unsur memiliki angka yang berada di belakang tanda desimal
jumlahnya sama.)
(II) 58,0 + 0,0038 + 0,00001 = 58,00281 ditulis menjadi 58,0 karena mengikuti
angka penting terakhir adalah angka yang diragukan kepastiannya.
(III) 4,20 + 1,6523 + 0,015 = 5,8673 ditulis menjadi 5,87 karena mengikuti angka
penting terakhir adalah angka yang diragukan kepastiannya.

Bab 1. Dasar-dasar Pengukuran.doc I - 12


(IV) 415,5 + 3,64 + 0,238 = 419,378 ditulis menjadi 419,4 karena mengikuti
angka penting terakhir adalah angka yang diragukan kepastiannya.
6. Dalam perkalian dan pembagian, hasil operasi dinyatakan dalam jumlah angka
penting yang paling sedikit sebagaimana banyaknya angka penting dari bilangan-
bilangan yang dioperasikan. Hasilnya harus dibulatkan hingga jumlah angka
penting sama dengan jumlah angka penting berdasarkan faktor yang paling kecil
jumlah angka pentingnya.
Contoh : 3,25 x 4,005 = …
3,25 = mengandung 3 angka penting
4,005 = mengandung 4 angka penting
Ternyata ada perkecualian sebagaimana contoh berikut yaitu 9,84 : 9,3 = 1,06
ditulis dalam aturan angka penting sebanyak 3 angka penting seharusnya
menurut angka penting dalam perkalian/pembagian harus ditulis sebagai 1,1 (dalam
2 angka penting) tetapi perbedaan 1 di belakang tanda desimal pada angka
terakhir 9,3 yakni 9,3 + 0,1 menggambarkan kesalahan sekitar 1% terhadap
hasil pembagian (kesalahan 1% diperoleh dari 0,1:9,3 kemudian dikali seratus
persen). Perbedaan dari penulisan angka penting 1,1 dari 1,1 + 0,1
menghasilkan kesalahan 10% (didapat dari 0,1 dibagi 1,1 kemudian dikali 100
persen). Berdasarkan analisis tersebut, maka ketepatan penulisan jawaban
hasil bagi menjadi 1,1 jauh lebih rendah dibandingkan dengan menuliskan
jawabannya menjadi 1,06. Jawaban yang benar dituliskan sebagai 1,06 karena
perbedaan 1 pada angka terakhir bilangan faktor yang turut dalam unsur pembagian
(9,3) memberi kesalahan relatif sebesar (kira-kira 1%) atau dapat ditulis sebagai
1,06 + 0,01
Alasan yang serupa juga diberikan pada soalan 0,92 x 1,13 hasilnya ditulis
sebagai 1,04 dibandingkan menjadi 1,0396 (yang sudah sangat jelas lebih dari
faktor angka penting paling sedikit yang diproses dalam pembagian tampak jika
ditulis 1,039 memiliki 4 angka penting, jika ditulis 1,0396 memiliki 5 angka
penting).
Jika dikalikan, hasilnya diperoleh menjadi 13,01625 maka hasilnya ditulis menjadi
1,30 x 101
7. Batasan jumlah angka penting bergantung dengan tanda yang diberikan pada urutan
angka dimaksud. Misal : 1256= 4 angka penting
1256 = 3 angka penting (garis bawah di bawah angka 5) atau
dituliskan seperti 1256 = 3 angka penting (angka 5 dipertebal)

Bab 1. Dasar-dasar Pengukuran.doc I - 13


Sistem Satuan 2
KOMPETENSI DASAR :
1. Mahasiswa dapat memahami tentang sistem satuan digunakan dalam industri,
2. Mahasiswa dapat konversi dari sistem satuan
3. Mahasiswa mampu membedakan sistem satuan satuan digunakan dalam industri

2.1 Pendahuluan

S elalu saja ada keperluan untuk mengukur panjang, lebar dan tinggi sebuah benda
sehingga bisa diketahui ukuran keseluruhannya. Sebagai contoh, kapal-kapal pertama pada
zaman dulu perlu mengetahui ukuran kotak yang dipakai untuk menyimpan barang muatan
sehingga penahan barang muatan bisa diisi sesuai dengan kapasitasnya tanpa harus
kelebihan muatan. Dipakailah sebuah ukuran kasar yang disebut yardstick (tongkat ukur
yang panjangnya satu yard) dan kotak-kotak tersebut diukur dengan ukuran yard. Tapi
karena panjang yardstick di satu tempat dengan tempat yang lainnya berbeda-beda, maka
ditetapkanlah sebuah ukuran panjang standar satu yard sehingga di mana-mana ukuran
tersebut akan sama. Pada tahun 1845 pemerintah Inggris menetapkan standar yard imperial
yang jarak antara dua garis diberi tanda di atas sebatang perunggu. Satuan-satuan yang
lebih kecil seperti kaki dan inci dibuat berdasarkan ukuran yard yang selanjutnya
dipakailah sebuah sistem ukuran yang dikenal dengan imperial.

Sistem ukuran imperial tersebut dipakai oleh Inggris, Amerika dan negara-negara
koloninya, sedangkan negara-negara lain memakai sistem ukuran yang lain. Hal ini
menyebabkan tidak adanya sistem ukuran yang diakui secara internasional. Pada tahun
1960 di Paris diadakan Konferensi Umum mengenai Berat dan Ukuran untuk menetapkan
sistem ukuran yang universal, satu dan konsisten berdasarkan apa yang telah disebut sistem
ukuran metrik. Sistem ini mengganti sistem ukuran lama yard, kaki dan inci dengan meter,
sentimeter dan milimeter.

Meskipun sekarang telah ada sistem ukuran yang diakui secara internasional, sistem
ukuran imperial masih tetap dipakai. Ada perubahan setahap demi setahap terhadap sistem
metrik yang baru akan tetapi kita perlu memahahami satuan-satuan dasar yang dipakai oleh
masing-masing sistem.

2.2 Sistem Ukuran Imperial


Satuan terbesar dalam sistem ukuran imperial adalah mil dan terkecil adalah 1/1000 inci,
satuan yang berada di antaranya adalah yard, kaki dan inci.
Mil
Satu mil sama dengan 1,760 yard dan merupakan jarak yang cukup jauh. Misalnya kita
perlu waktu kira-kira dua puluh menit untuk berjalan kaki sejauh satu mil.

Bab 2. Sistem satuan.doc II - 1


Yard
Satu yard sama dengan 3 kaki dan kira-kira sepanjang kaki orang pada umumnya.
Kaki (ft)
Satu kaki sama dengan 12 inci dan kira-kira sama dengan jarak antara bahu dengan siku
orang pada umumnya.
Inci (")
Satu inci bisa dirinci lagi menjadi beberapa pecahan seperti 1/2, 1/4, 1/8, 1/16, 1/32, 1/64
dan 1/1000. Satu inci kira-kira sepanjang jari kaki terkecil orang pada umumnya.
1/1000 inci (0.001")
1/1000 inci adalah satuan ukuran tekecil yang akan kita kenal dan kira-kira setebal seutas
rambut. Cara yang lebih mudah untuk menuliskannya adalah dengan menggunakan bentuk
desimalnya dari pada pecahannya dan menjadi 0,001 inci.

Cara lain untuk membandingkan beragam satuan satuan ukuran imperial adalah dengan
memakai penggaris 6 inci standar (Gambar 1). Penggaris tersebut sudah dibuat dalam
bentuk skala sehingga ukurannya cukup akurat. Untuk mengukur satu mil dipakai 10.560
buah penggaris 6 inci, untuk mengukur satu yard dipakai enam buah penggaris 6 inci dan
untuk mengukur satu kaki dipakai dua buah penggrais 6 inci. Setiap inci pada penggaris
tersebut dibagi menjadi satuan-satuan yang lebih kecil seperti 1/2, 1/4, 1/8 dan 1/16. Tetapi
penggaris tersebut tidak bisa dipakai untuk mengukur satuan terkecil 1/1000 inci (0,001").
Untuk mengukur jarak-jarak tersebut diperlukan alat ukur khusus seperti mikrometer
imperial dan vernier caliper yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.

INCI

1 2 3 4 5 6

1 inci ½ inch ¼ inci 1/8 inci 1/16 inci

Gambar 2.1: Penggaris 6 inci

2.3 Sistem Ukuran Metrik


Satuan terbesar yang dipakai di dalam sistem ukuran metrik adalah kilometer dan terkecil
adalah 1/100 milimeter (0,01mm), satuan yang berada di antaranya adalah meter,
centimeter dan milimeter. Satuan dasar sistem ini adalah meter dan untuk mengetahui
kelipatan atau bagian dari meternya maka ditambahkan kata depan .
Kilometer (Km)
Kata depan kilo berarti 1000, jadi 1 km = 1000 m dan 1,6 km = 1 mil. Kita perlu kira-kira
dua belas menit untuk berjalan kaki sejauh satu kilometer.

Bab 2. Sistem satuan.doc II - 2


Meter (m)
Meter adalah satuan dasar sistem metrik dan 0,9 meter sama dengan satu yard.
Centimeter (cm)
Kata depan senti berarti 1/100, jadi 1cm = 1/100m. Cara yang lebih mudah untuk
menuliskan satuan ini adalah dengan menulis bentuk desimalnya dari pada pecahannya dan
menjadi 0,01 meter. Cara lain adalah dengan menyatakan bahwa 100 senti sama dengan
satu meter. Sebagai perbandingan dengan sistem imperial 2,54mm = 1 inci.
Milimeter (mm)
Kata depan mili berarti 1/1000, jadi 1mm = 1/1000m. Cara yang lebih mudah untuk
menuliskan satuan ini adalah dengan menulis bentuk desimalnya daripada pecahannya dan
menjadi 0,001 meter. Cara lain adalah dengan menyatakan bahwa 1000 milimeter sama
dengan satu meter. Sebagai perbandingkan dengan sistem imperial 25,4mm = 1 inci.
1/100 milimeter (0.01mm)
1/100 milimeter adalah satuan metrik terkecil yang akan kita kenal. Cara yang lebih mudah
untuk menuliskan satuan ini adalah dengan menulis bentuk desimalnya dari pada
pecahannya dan menjadi 0.01 milimeter. Sebagai perbandingkan dengan sistem imperial
0,025mm = 0,001 inci.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa untuk membandingkan berbagai satuan dalam
sistem metrik kita akan memakai penggaris agar peserta pelatihan bisa mengetahui ukuran
relatifnya. Penggaris 15 milimeter (Gambar 2) sudah dalam bentuk skala sehingga
ukurannya cukup akurat. Untuk mengukur satu kilometer diperlukan 6.666 buah penggaris
15cm dan untuk mengukur satu meter diperlukan 6,6 buah penggaris 15cm. Tapi penggaris
tersebut tidak bisa dipakai untuk mengukur satuan terkecil 1/100 milimeter (0,01mm).
Untuk mengukur jarak-jarak tersebut diperlukan alat ukur khusus seperti mikrometer
imperial dan vernier caliper yang akan dibahas pada bagian berikutnya.

SENTIMETER

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1cm 1mm

Gambar 2.2: Penggaris 15 sentimeter

Bab 2. Sistem satuan.doc II - 3


Konversi antara ukuran imperial dengan metrik.
Bila kita sudah mempunyai ukuran persamaan kedua sistem tersebut, maka akan mudah
untuk mengkonversikan antar keduanya. Misalnya 1 inci = 25,4mm sehingga 10 inci
menjadi 10 x 25,4 = 254mm. Tabel konversi (Gambar 3 and 4) menyajikan ukuran
persamaan semua satuan dalam setiap sistem, kecuali di mana konversi tersebut akan
menjadi tidak berarti. Misalnya kita tidak membutuhkan konversi 1/100 milimeter ke
dalam mil karena kita tidak pernah menggunakannya.
Bila kita ingin mengkonversikan 50 milimeter ke dalam inci, maka peserta pelatihan perlu
melihat tabel konversi dari metrik ke dalam imperial untuk mengetahui bahwa 25,4
milimeter sama dengan 1 inci. 50 : 25,4 = 1,96 inci. Bila ingin mengkonversikan 0,002 inci
ke dalam milimeter, maka perlu melihat tabel konversi dari imperial ke dalam metrik untuk
mengetahui bahwa 0,001 inci = 0,025mm. 0,002 x 0,025 = 0,05mm.

Konversi Imperial ke metrik


Mil Yard Kaki Inci 1/1000 inci
1 mil = 1.66km 1100 yard = 3300 kaki =
Kilometer
1km 1km
Meter 1 mil = 1660m 1 yard = 0.9m 1 kaki = 0.3m
1 mil = 1 yard = 91cm 1 kaki = 30cm 1 inci = 2,54cm
Sentimeter
16600cm
1 yard = 1 kaki = 1 inci –
Milimeter
910mm 303mm 25.4mm
0.001 inci =
1/100 mm
0.025mm

Gambar 2.3: Tabel konversi imperial ke metrik


Konversi metrik ke imperial
Mil Yard Kaki Inci 1/1000 inci
1km = 0.6 mil 1km = 1100 1km = 3300
Kilometer
yard kaki
I000 meter = 1 meter = 1.1 1 meter = 3,3 1 meter = 39,6
Meter
0.6 mil yard kaki inci
100.000cm = 100cm = 1.1 100cm = 3,3 2,54cm = 1 inci
Sentimeter
0,6 mil yard kaki
1000mm = 1,1 1000mm = 3,3 25,4mm = 1
Milimeter
yard kaki inci
0,025mm =
1/100 mm
0,001 inci

Gambar 2.4: Tabel konversi metrik ke imperial

Bab 2. Sistem satuan.doc II - 4


Kata depan yang dipakai dalam sistem metrik
Beberapa kata depan yang dipakai dalam sistem metrik seperti kilo, senti dan mili sudah
sering dipergunakan. Karena satuan dasar sistem metrik adalah meter, maka sangat mudah
untuk menggunakan kata-kata depan tersebut untuk menunjukkan satuan ukuran yang lebih
tinggi atau lebih rendah. Kata depan tersebut dipakai untuk menunjukkan ukuran yang
sangat besar dan sangat sangat kecil. Kata depan yang sangat umum dipakai disajikan pada
Gambar 5.

Kata depan Simbol Nilai Nomor


Tera T 1.000.000.000 109
Mega M 1.000.000 106
kilo k 1.000 103
hekto h 100 102
deka da 10 101
desi d 1/10 10-1
senti c 1/100 10-2
mili m 1/1.000 10-3
mikro µ 1/1.000.000 10-6
nano n 1/1.000.000.000 10-9

Gambar 2.5: Kata depan yang dipakai dalam sistem metrik

Dalam hal ini terlihat bahwa satuan mikro memakai karakter khusus sebagai simbolnya.
Alasannya adalah karena mili memakai huruf awal 'm' sehingga tidak dapat dipakai untuk
mikro. Huruf Romawi µ, diucapkan 'miu', dipakai sebagai simbol mikro.
Kata depan tersebut bisa dipergunakan bersama dengan satuan ukuran mana saja. Misalnya
kilogram berarti 1000 gram dan kilometer 1000 meter. Miligram berarti 1/1000 gram dan
milimeter berarti 1/1000 meter. Bila memakai simbol kata depan, simbol tersebut biasanya
diletakkan di sebelah satuan ukurannya tanpa ada spasi di antara keduanya. Misalnya
kilogram ditulis kg dan kilometer ditulis km.

Bab 2. Sistem satuan.doc II - 5


Dasar-Dasar Pengukuran 3
KOMPETENSI DASAR :
1. Mahasiswa dapat memahami tentang konstruksi dan prinsif kerja alat ukur
2. Mahasiswa dapat memilih dan menggunakan alat - alat pengujian dan penandaan
3. Mahasiswa mampu mengunakan berbagai jenis alat ukur dasar
4. Mahasiswa mampu memelihara alat ukur dasar

3.1 Pengantar Pengukuran, Pengujian Dan Penandaan

U
kuran dari suatu komponen dapat diukur secara lebih teliti dari komponen yang lain.
Sebagai contoh tag gantungan kunci tak perlu di ukur secara akurat dikarenakan oleh
fungsinya. Bila kesalahan hanya sebesar 0,5 mm untuk pengukuran panjang, maka
hal ini masih bisa diterima atau masuk batas toleransi. Dan untuk itu mistar baja sudah cukup
akurat untuk dipergunakan.
Namun masih banyak lagi jenis alat ukur yang jauh lebih akurat kita perlukan, khususnya jika
kita akan mengukur komponen dengan tingkat kesalahan kurang dari 0.01 mm.

Bagian ini akan menjelaskan bagaimana menggunakan alat ukur panjang dengan ketelitian
0.01 mm dan alat ukur pengukuran sudut dengan ketelitian sampai 5 menit setelah satuan
derajat. Juga akan dijelaskan bagaimana bekerja menggunakan alat-alat uji dan penandaan
dengan tingkat ketelitian seperti diatas.

3.2 Mengukur Dengan Teliti

Untuk dapat mengukur dengan teliti , maka Anda harus belajar tentang :

• Merawat dan menggunakan alat ukur dengan benar.


• Memilih alat ukur yang sesuai dengan ketelitian pekerjaan yang diminta.
• Memeriksa bahwa alat ukur telah dibaca dengan benar.

Setiap alat ukur memungkinkan akan rusak bila mengalami benturan atau terjatuh, khususnya
instrument atau alat ukur dengan ketelitian pembacaan 0,1 mm atau kurang :

• Dapat rusak atau salah dalam penyetelan bila tidak ditangani dengan benar.
• Harus diperiksa secara reguler agar ketelitiannya tetap/tidak berubah.

Sangat diperlukan pengorganisian dan management yang baik untuk menjamin ketelitian
pengukuran di workshop dengan ketelitian yang tinggi. Modul ini akan membantu Anda
mengembangkan keterampilan menggunakan alat ukur dengan teliti.

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc III - 1


3. 3 Pengenalan Alat Ukur Dasar

Straight Edge
Straight Edge dibuat dari baja dengan panjang yang bervariasi dari 30 cm, 60 cm, 100 cm
Salah satu sisinya lurus dan rata tanpa bevel dan yang satu lagi dibuat bevel dan di finishing
dengan kerataan dan kelurusanan yang tinggi.

Gambar 3.1 Straight edge

Bagian sisi yang lurus dapat dipakai memeriksa kelurusan permukaan benda, menyetel
kelurusan benda kerja dan sebagai pemandu untuk membuat garis lurus.

Sisi dari penyiku atau mistar ( bila selalu dijaga dalam kondisi baik) sering dipakai sebagai
straight edge dalam praktek di workshop, tetapi tingkat ketelitiannya tidak setinggi bila
mempergunakan straight edge yang benar

Ada beberapa jenis alat ukur yang dipergunakan di Industri. Ketelitian dari alat ukur ini
tergantung dari cara penggunaan dan perlakuan terhadap alat ukur tersebut.

Perlakukanlah alat ukur tersebut sebagai instrumen yang presisi. Gunakan secara
berhati-hati agar alat ukur tersebut bisa berumur panjang.

Periksalah alat ukur yang Anda pergunakan secara teratur agar ketelitiannya tetap
terjaga.

Ada beberapa metoda yang dipergunakan didalam mengukur dengan alat ukur dasar.

Ukuran bisa diperoleh dengan cara :

• Membaca langsung sekala alat ukur, apabila anda masih dapat membaca skalanya.
• Ukuran tidak langsung, yaitu persentuhan alat ukur dengan benda kerja apabila anda
menyetel jangka bengkok.

3.4 Membaca Skala Secara Teliti

Untuk mendapatkan hasil pembacaan yang akurat dan konsisten bila membaca ukuran secara
langsung pada skala , sangat ditentukan bagaimana cara kita memandang skala alat ukur
tersebut.

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 2


III -
Salah pengamatan ( PARALLAX ) harus dihindari.

Gambar 3.2 Posisi pandang pembacaan alat ukur

Parallax adalah perbedaan pengelihatan dari posisi pengamatan dengan obyek yang
disebabkan jarak yang terlalu jauh.

Gambar 3.3 Posisi pandang pembacaan alat ukur

Parallax dapat diperagakan dengan cara berikut:


• pegang dua pensil ( satu tangan satu ) dengan posisi vertikal di depan kita.
• kedua pensil berjarak lebih kurang 150 mm di depan dan belakang
• pertahankan posisi tangan dan selanjutnya tutup salah satu mata anda.
• gerakkan kepala anda ke salah satu sisi sampai kedua pensil tampak satu garis.
• sekarang gerakan mata anda kekiri dan kekanan dengan menggeser kepala ke
samping.

Perubahan nyata akan nampak pada pensil yang dekat dengan mata kita, salah pengamatan
semacam ini yang disebut dengan PARALLAX. Hindari salah pengamatan semacam ini dalam
membaca ukuran, sehingga tidak terjadi salah pengukuran.

Menghindari Parallax.
•Pegang dan tempatkan mistar sedekat mungkin dengan benda yang akan diukur.
•Pandang skala pada mistar dengan cermat dan tegak lurus dengan mata kita.
•Hal semacam ini harus dipraktekan, bukan hanya teori saja.

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 3


III -
Gambar 3.4 Teknik menghindari kesalahan parallak

3.5 Combination Set/ Penyiku Kombinasi

Penyiku kombinasi / combination set adalah alat ukur yang sangat berguna dalam pengukuran
dan merupakan alat uji / testing tool. Biasanya terdiri dari mistar / blade yang dapat diikatkan
pada beberapa bentuk kepala / head.

Gambar 3.5 Combination set

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 4


III -
Memasang blade pada head.

• Masukkan blade kedalam alur yang ada pada head.


• Letakkan dengan hati-hati kait pembawa clamping screw kedalam alur blade.
• Geser head sesuai dengan posisi yang diinginkan, lalu kunci dengan
mengencangkan mur pengikat/knurled nut.

Gambar 3.6 Proses pemasangan combination set

Protractor head ( Head busur derajat) memungkinkan blade disetel sudutnya terhadap
bidang datar. Gunakan Protractor dan blade untuk mengukur sudut.

Square head (Head penyiku) mempunyai satu bidang yang tegak lurus dengan blade,
sedangkan sisi bidang yang lain membentuk sudut 45o terhadap blade.

Pemakaian square head dan blade:

Sebagai Depth gauge , untuk mengukur kedalaman suatu permukaan bidang


datar terhadap ujung blade. ( lihat gambar )
Sebagai Height gauge, pengukur ketinggian dengan jalan menyetel ujung blade
rata dan tegak lurus dengan permukaan datar dari head.

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 5


III -
Gambar 3.7 Pemakaian square head dan blade

Selain itu square head dan blade juga berfungsi sebagai :

• Penyiku untuk memeriksa kesikuan dari benda kerja


• Bevel gauge yaitu memeriksa kemiringan/ bevel dengan sudut 45Ε

Center head (Head pencari titik pusat), dirancang khusus hanya satu sisi dari mistar blade
yang tepat berada ditengah-tengah sudut 900 dari centre head.

Fungsi dari centre head dan blade.

• Menentukan atau menandai titik pusat benda-benda bulat.


• Memeriksa sudut 450

Mencari titik pusat lingkaran dengan centre head dan blade:

• Pasang centre head pada blade dengan benar.


• Atur posisi center head pada blade , dan untuk benda yang kecil letakan centre head
ditengah-tengah blade.
• Kencangkan mur pengikat
• Bersihkan semua kotoran atau chip pada benda kerja dengan kikir.
• Letakan centre head betul-betul tegak lurus dengan benda kerja dan posisi blade
melintang penampang benda kerja.
• Tarik garis sepanjang blade melintang penampang benda kerja.
• Putar benda kerja sepertiga putaran dan tariklah garis yang kedua.
• Putar kembali benda kerja keposisi 2/3 putaran dan tarik garis yang ke tiga.

Perpotongan dari ketiga garis tersebut adalah titik pusat benda kerja itu.

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 6


III -
Gambar 3.8 centre head dan blade

Gambar 3.9 Mencari titik pusat lingkaran dengan centre head dan blade

3.6 Protractor dan Bevel Gauge

Pengukuran sudut hampir sama dengan pengukuran linier. Komponen yang dibuat mungkin
mempunyai sudut atau ketirusan yang memperlukan pengepasan yang akurat dengan
komponen pasangannya.

Banyak alat ukur tertentu yang dirangcang khusus untuk mengukur sudut atau ketirusan dalam
derajat atau bagian dari derajat.

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 7


III -
Protractor

Gambar 3.10 Protractor

Protractor mempunyai sekala derajat dipermukaannya, dan dilengkapi dengan blade lurus
yang dapat digeser-geser membentuk sudut dan dikunci pada posisinya.

Protractor digunakan untuk :

• Menyetel / menentukan sudut benda kerja


• Memeriksa besarnya sudut
• Menandai posisi lubang-lubang

Karena alat ini hanya mempunyai sekala dalam derajat penuh, maka alat ini tidak dapat
digunakan untuk mengukur sudut dengan ketelitian yang tinggi.

Bevel Gauges

Bevel gauge terdiri dari sebuah body yang dilengkapi dengan bilah sliding blade yang dapat
digeser-digeser dan diklem dalam posisi menyudut pada bodynya.

Untuk menggunakan bevel gauge, ikutilah prosedur berikut ini :

• Stel bilah dari gauge sesuai dengan sudut yang diinginkan


• Kuncilah blade ke body-nya dengan mengencangkan clamp screw
• Pindahkan gauge ke benda kerja
• Bandingkan hasil penyetelan gauge dengan sudut benda kerja

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 8


III -
Gambar 3.11 Bevel gauge

3.7 Pengenalan Caliper

Caliper biasanya dipakai untuk memindahkan atau membandingkan ukuran. Caliper terdiri dari
dua buah kaki yang diikat satu sama lain dengan skrup atau dikeling , namun tetap dapat
menjaga posisi seperti pada waktu diset.

Gambar 3.12 Bevel gauge

Beberapa caliper ada yang mempunyai sambungan berpegas dan sekrup penyetel untuk
memposisikan kakinya.

Ketelitian pemindahan ukuran menggunakan caliper tergantung dari perasaan dalam

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 9


III -
menyentuhkan khaki caliper dengan benda kerja. Kepekaan perasaan ini menyangkut
bagaimana mengatur jepitan terhadap benda kerja cukup. Untuk itu sangat diperlukan
ketrampilan dalam menggunakan Caliper.

Menggunakan Outside Caliper

Out side Caliper dipergunakan untuk :

• Mengukur Diameter Luar.


• Mengukur ukuran bagian luar.
• Memeriksa kesejajaran sebuah bidang.

Petunjuk memeriksa diameter luar dengan outside caliper.

Gambar 3.13menggunakan outside caliper

• Buka kaki caliper sedikit diatas ukuran diameter yang diukur. Benda kerja harus
dalam keadaan diam.
• Dengan berhati-hati pukulkan bagian punggung salah satu kaki caliper pada bagian
benda kerja yang keras untuk merapatkan kaki caliper.

Untuk caliper pegas, cukup memutar sekrup penyetelnya.

• Cobakan kembali kaliper pada benda kerja dengan posisi Caliper harus tegak lurus
dengan sumbu benda kerja.
• Setel caliper kembali sampai kaki caliper menyentuh benda kerja.
• Jika setting telah tepat, maka berat Caliper akan cukup menarik melewati benda
kerja tepat sesuai dengan diameternya.

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 10


III -
Gambar 3.14 menggunakan outside caliper

Jika anda telah dapat menyetel caliper dengan perasaan yang tepat sesuai benda
kerja,lakukanlah langkah berikutnya.

• Letakan sebuah mistar berskala diatas permukaan yang datar dan rata.
• Pegang caliper dengan salah satu kaki caliper menyentuh ujung mistar.
• Yakinkan bahwa kaki caliper sejajar dengan sisi mistar.
• Baca hasil pengukuran dan ini merupakan Diameter luar dari benda kerja.

Berlatihlah untuk mendapatkan perasaan yang tepat dalam menyentuhkan mulut (jaws)
caliper untuk mengukur berbagai benda kerja yang berbeda ukuran. Cobalah menyetel
caliper pada material yang pipih dan sejajar.

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 11


III -
3.8 Menggunakan Inside Caliper

Inside Caliper dipergunakan untuk :

• Mengukur diameter dalam.


• Mengukur ukuran bagian dalam
• Memeriksa kesejajaran sisi alur.

Gambar 3.15 menggunakan inside caliper

Memeriksa Diameter lubang dengan inside caliper pegas dan micrometer:

• Pegang caliper dengan tangan kanan ,dengan telunjuk dan ibujari ada pada mur
penyetel dan Jari tengah menahan caliper.
• Tepatkan salah satu khaki caliper pada sisi bagian bawah lubang.
• Buka kaki caliper dengan memutar mur penyetel sampai ujung khaki caliper
menyentuh sisi atas lubang.
• Geser-geser khaki caliper bagian bawah sambil menyetel sampai terasa khaki
caliper menyentuh sisi lubang
• Gerakkan kaki caliper atas dengan arah 90Ε dari gerakan khaki bawah.
• Hal ini untuk menjamin bahwa sentuhan perasaan tetap sama pada posisi yang
berlawanan .

Jika anda telah merasa puas dengan sentuhan kaki caliper pada benda kerja , ikutilah langkah
selanjutnya :

• Pindahkan caliper diantara anvil dan spindel outside micrometer.

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 12


III -
Gambar 3.16 membaca hasil pengukuran inside caliper

• Tutup anvil pelan-pelan sampai anda mendapatkan rasa sentuhan yang sama pada
saat anda mengukur dilubang.

Hasil pembacaan micrometer tersebut merupakan ukuran dari diameter lubang yang diukur
dengan caliper

Apabila pembacaan hasil ukuran dilakukan dengan menggunakan mistar, lakukanlah langkah
langkah berikut ini :

• Peganglah mistar dengan ujung mistar duduk siku-siku pada permukaan meja
yang rata dikerjakan mesin (meja datar).
• Letakkan khaki caliper pada meja datar tepat dihadapan mistar
• Bacalah hasil pengukuran pada mistar tepat pada khaki caliper yang lain.

3.9 Dial Indicator

Indicator dipergunakan untuk :

• Mengukur ukuran yang sangat kecil.


• Memeriksa kerataan permukaan datar atau lengkung.
• Memeriksa kesejajaran bidang.
• Meluruskan kopling
• Setting benda kerja pada mesin
• Memeriksa gerakan pada bagian mesin.

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 13


III -
Gambar 3.17 Tipe dial indicator

Dial indikator ada dua tipe yaitu :

a. Sistem Tuas/Lever type .


Jenis ini mempunyai tuas Pivot , yang dapat bergerak dengan sedikit tekanan pada contact
pointnya. Tegangan pada tuas akan disimpan oleh pegas untuk memungkinkan contact point
bergerak mengikuti bentuk benda yang diperiksa.

Gerakan tuas ini diteruskan dan diperbesar oleh tuas-tuas yang lain, sehingga besarnya gerakan
dapat baca pada skala.

b. Sistem Dial /Plunger type.


Indicator akan bekerja bila ada sedikit tekanan yang bekerja pada contact point. Tekanan ini
akan diteruskan oleh batang bergigi/rack ke roda gigi dan jarum penunjuk yang mengubah
dari gerak lurus menjadi gerak melingkar.

Menyetel jarum indicator pada posisi NOL


• Kendurkan skrup pengunci pada body indicator.
• Letakan telunjuk dan ibu jari anda pada ring bagian luar body indicator.
• Putar skala dial sampai garis nol satu garis dengan jarum indicator.
• Kencangkan kembali skrup pengunci.

Menggunakan Dial Indicator

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 14


III -
Gambar 3.18 penggunaan dial indicator dan penyimpanannya

Sebelum menggunakan dial indicator ,gunakan surface gauge untuk menyetel benda kerja
seteliti mungkin.

Selanjutnya dial indicator digunakan sbb :


• Pasang dial indicator pada base clamp yang kokoh guna mencegah terjadinya
getaran dan ketidak telitian pembacaan akibat tiang yang fleksibel.
• Gunakan dial indicator hanya pada permukaan yang difinishing halus atau hasil
pekerjaan mesin.
• Gunakan dial indicator dengan jangkauan gerakan sekecil mungkin.
• Hindari kejutan dan hentakan pada contact point.
• Letakan indicator sedemikian rupa sehingga contact point menerima gerakan
langsung.
• Jangan menekan contact point sampai maksimum gerakannya.
• Jaga selalu kebersihan dial indicator dan selalu terlindung dalam box
penyimpanan bila tidak dipakai.

Dial Indicator sebaiknya tidak digunakan bila menunjukan hal-hal seabai berikut:
• Gerakan jarum tidak menentu.
• Contact point tidak sanggup kembali pada batas -batas gerakannya.
• Spindle lengket pada sarungnya.
• Gelas penutup pecah
• Jarum tidak bergerak walaupun contact point sudah tertekan oleh benda kerja

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 15


III -
atau kerusakan lainnya..

Periksa dial indicator yang anda pakai mungkin ada yang menunjukan hal-hal seperti diatas
dan jika ada segera laporkan pada supervisor..

Membetulkan Kesalahan

Apabila skala sedikit miring (inklinasi) terhadap garis normal, maka panjang gerakan yang
sebenarnya sama dengan panjang yang terbaca pada indikator dikalikan nilai cosinus sudut
inklinasinya. Kesalahan semacam ini sering disebut kesalahan Cosinus. Umumnya dapat
diabaikan bila sudutnya kecil. Hal serupa juga akan terjadi bila kedudukan spindle miring
terhadap permukaan benda.

Gambar 3.19 kesalahan cosinus

Penggunaan Dial Indikator

Gambar 3.20 Dial digunakan untuk memeriksa kerataan permukaan

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 16


III -
Gambar 3.21 Dial digunakan untuk membandingkan ketinggian

Gambar 3.22 Dial digunakan untuk memeriksa kelurusan shaft

3.10 Feeler Gauges

Feeler gauge atau Thickness gauge dibengkel dipergunakan untuk :


• Setting posisi komponen mesin
• Menyetel kelonggaran bagian mesin
• Memeriksa Keausan komponen mesin
• Mengukur celah/alur yang kecil.

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 17


III -
Gambar 3.23 Feeler gauge

Biasanya terbuat dari pelat baja, atau lembaran pelat baja dengan berbagai ketebalan yang
diikat pada salah satu ujungnya dalam sebuah bingkai baja. Setiap lembar pelat itu diberi tanda
ukuran ketebalan pelat tersebut.

Gambar 3.24 memeriksa kelonggaran celah menggunakan feeler gauge

Dalam pemakaiannya pelat-pelat itu dapat dikombinasikan untuk mendapatkan ukuran yang
dinginkan.

Gunakan Feeler gauge dengan hati-hati untuk menghindari terjadinya kerusakan pada bilah
(blade) terlebih-lebih menggunakan yang paling tipis.

Jangan memasukan satu blade yang tipis kedalam kerangkanya , tetapi masukan blade yang
tipis bersama blade yang lebih tebal atau dijepit antara dua blade yang tebal atau bersama-sama
.

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 18


III -
3.11 Thread Gauge

Ulir adalah bentuk atau profil spiral pada permukaan silinder atau kerucut. Alat ukur yang
disebut Mal Ulir ( thread gauge) dapat dipakai untuk mengukur atau membandingkan sebuah
ulir.

Pitch adalah jarak dua buah puncak ulir yang berdekatan yang ditempuh dalam satu putaran
penuh.

Gambar 3.25 thread gauge

Mal Ulir umumnya satu set yang terdiri dari banyak bilah atau template (mal) dengan
bermacam-macam ukuran ulir. Untuk mengukur ulir kita harus memilih mal yang sesuai
dengan bentuk ulir yang kita ukur. Besarnya pitch untuk ulir metrik atau jumlah ulir per inchi
akan tertera pada masing-masing bilah thread gauge.

3.12 Radius Gauge

Bagian-bagian mesin sering sekali mempunyai bagian sudut yang harus dibuat bulat kedalam
maupun keluar dengan ukuran radius tertentu. Untuk mengukur radius luar atau dalam secara
tepat kita memerlukan Mal Radius atau Radius gage.

Ketelitian radius untuk komponen mesin adalah hal yang sangat penting dan harus diperiksa
dengan mal radius. Sama seperti mal ulir, mal radius juga dalam satu set yang terdiri dari
berbagai ukuran .

Gambar 3.26 radius gauge

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 19


III -
3.13 Centre Gauge

Senter gauge adalah merupakan plat kecil yang digunakan untuk memeriksa sudut pahat bubut
ulir (screw cutting tool) dan untuk mensetting kesikuan pahat terhadap sumbu benda kerja di
mesin bubut. Gauge dengan sudut 60Ε juga digunakan untuk memeriksa sudut senter mesin.

Gambar 3.27 Centre gauge

3.14 Spirit Level Presisi

Konstruksi dan cara Pemakaian

Bagian yang sangat penting dari spirit level adalah Tabung kaca dengan dudukan yang kokoh,
akurat dan dengan radius yang besar. Untuk pekerjaan teliti yang umum, besarnya radius
berkisar 52 meter. Tabung kaca diisi dengan Alkohol atau sejenisnya lalu ditutup rapat, namun
masih tersedia ruang gelembung yang dapat bergerak sepanjang lintasan tabung kaca sesuai
sudut kemiringannya. Tabung kaca dipasang pada base framenya, untuk beberapa spirit level
ketepatannya dapat disetel melalui baut pengikatnya. Jika frame pada posisi Horisontal maka
gelembung berimpit dengan garis riferen atau garis acuan pada tabung.

Gambar 3.28 spirit level

Garis skala diisikan pada kedua ujung dari tabung kaca, dan setiap garis skala menyatakan
penyimpangan yang sangat kecil dari frame terhadap bidang horisontal. Ketelitian level diukur
dari nilai kemiringan frame yang ditunjukkan oleh satu divisi skala.Untuk kegunaan tertentu
ketelitiannya dibuat 0,005 mm per 100 mm setiap 1 divisi, sebagai contoh kemiringan 000'10"

Membaca skala spirit level

Saat dipergunakan , maka pembacaan harus dilakukan dikedua ujung dari gelembung dan spirit
level harus diputar dari ujung ke ujung yang lain. Pembacaan harus lebih dari satu kali, hal ini

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 20


III -
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penyetelan tabung level. Rata-
rata dari empatkali pembacaan akan memberikan kira-kira 1/10 dari divisi skala.

1.2 PRAKTEK LATIHAN

Tujuan : Membuat gambar sebuah komponen duplicate melalui pengukuran

Persiapan : Bersihkan benda kerja dari segala kotoran, debu, oli, karat dan
sebagainya.

Analisa : Tentukan fungsi penting dari bagian-bagian komponen tersebut dan


seberapa penting dalam mekanisme komponen.

Putuskan :
Seberapa besar ketelitian yang diperlukan
Apakah Ukuran- ukuran tersebut penting
Apa Alat ukur yang akan dipergunakan
Apakah cukup satu alat untuk beberapa pekerjaan.
Apakah memerlukan alat-alat khusus.

Persiapan pemilihan alat:


Periksa/Pembacaan Nol
Pasang perlengkapan yang diperlukan.
Set semua alat-alat khusus yang akan dipakai

Pengukuran :
- Gunakan urutan pengukuran secara logis
- Gunakan Perasaan saat mengukur untuk pengukuran yang akurat.
- Utamakan ketelitian.

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 21


III -
Pencatatan hasil pengukuran.

- Masukan hasil pengukuran pada gambar sketsa komponen atau buat daftar.
- Periksa bahwa semua dimensi telah diukur. Atau apakah masih diperlukan lagi
ukuran yang lain ?
- Tunjukan pada hasil pengukuran anda.
- Bersihkan dan simpan kembali semua alat yang telah dipakai.

Bab 3. Alat Ukur Dasar.doc 22


III -
Vernier Caliper 4
KOMPETENSI DASAR :
1. Mahasiswa dapat memahami tentang konstruksi dan prinsif kerja berbagai jenis
vernier caliper
2. Mahasiswa mampu mengunakan berbagai jenis alat ukur vernier caliper
3. Mahasiswa mampu memelihara alat ukur vernier caliper

4.1 Pendahuluan

Kata Verniers berarti pembagian yang sangat teliti. Vernier adalah merupakan kelengkapan
yang dipasang pada alat ukur agar hasil pengukuran dapat lebih akurat

Verniers mempunyai dua buah skala :

• Skala utama
• Skala Vernier (disebut juga skala Nonius).

Skala utama didasarkan pada pembagian sekala standar yang serupa dengan pembagian skala
pada mistar. Sedangkan skala vernier didasarkan pada panjang tertentu, kemudian dibagi
menjadi beberapa bagian yang sama. Tiap bagian tersebut menyatakan perbandingan panjang
yang berhubungan dengan pembagian pada skala utama.

4.2 VERNIER CALIPER

Vernier calipers atau vernier calipersorong terdiri dari rahang tetap/fixed jaw dan frame/beam
dimana pada bagian ini skala utama digambarkan dengan sangat teliti.

Bab 4. Vernier.doc IV - 1
Gambar 4.1 vernier caliper dan penggunaannya

Rahang geser/sliding jaw dengan skala vernier dapat digeser sepanjang frame, biasanya
dilengkapi dengan baut pengunci/clamping screw untuk mengikat sliding jaw pada ukuran
yang mendekati ukuran yang diminta.

Sliding jaw biasanya dilengkapi dengan fine adjusment screw agar bisa menepatkan ukuran
pada frame dengan teliti. Vernier caliper dapat dipakai untuk pengukuran luar, pengukuran
dalam, pengukuran kedalaman dan pengukuran bertingkat/step.

Bab 4. Vernier.doc 2
IV -
Perawatannya :
Bila penggunaan Vernier Caliper telah selesai , maka Vernier harus segera
dibersihkan dengan kain lap yang lembut , lalu diberi pelumas khusus yang
sesuai untuk pelumasan alat ukur, kemudian disimpan didalam kotaknya
sendiri.

Gambar 4.2 bagian-bagian vernier caliper

4.3 Prinsip - Prinsip Vernier Metrik.

Berikut ini akan dijelaskan cara pembacaan skala Vernier Caliper Metrik dengan ketelitian
0,02 mm
Pada skala Utama pembagian berdasarkan Milimeter, dimana setiap kelipatan 10 mm diberi
angka , 1, 2, 3 ..... dst.

Gambar 4.3 skala utama vernier caliper metrik

Skala Vernier dibuat dengan panjang 49 mm dan dibagi menjadi 50 bagian yang sama.
Panjang tiap pembagian tersebut adalah seperlimapuluh dari total panjang 49 mm tersebut.
1/50 x 49 mm = 0,98 mm dari gambar disamping bisa dilihat bahwa setiap divisi skala vernier
secara progressive ke-tinggalan 0,02 mm dibanding dengan setiap divisi skala utama.

Bab 4. Vernier.doc 3
IV -
Gambar 4.3 skala nonius

Satu divisi skala utama adalah 1 mm dan pada skala vernier/nonius = 0,98 mm. Ini berarti
skala vernier/nonius 0.02 mm lebih pendek dari satu divisi skala utama.
1 mm - 0,98 mm = 0.02 mm

4.4 Membaca Skala Vernier Metrik

Cara membaca vernier metrik ketelitian 0,02 mm adalah sbb:

• Baca skala utama , yaitu yang ada disebelah kiri angka 0 skala vernier.
• Perhatikan skala vernier.
• Tandai skala vernier yang satu garis /berhadapan dengan skala utama.

Ingat bahwa setiap satu skala Vernier menyatakan ukuran 0,02 mm lebih pendek dari skala
utama. Kalikan banyaknya garis skala vernier dengan 0,02 mm lalu ditambahkan hasilnya
dengan hasil pembacaan skala utama.

Vernier Caliper dengan Skala vernier dibagi 50 divisi

Pada vernier calipersorong Metrik ini skala verniernya mempunyai panjang 49 mm dan dibagi
menjadi 50 divisi ,dan setiap lima garis skala vernier diberi tanda bilangan dari 1 sampai
dengan 10. Karena setiap satu divisi skala vernier menyatakan 0,02 mm ini berarti 5 skala =>
5 x 0,02 mm = 0,1 mm dan pada alat hanya ditulis 1, bila sepuluh divisi ditulis 2, dan 15 divisi
ditulis 3 dan seterusnya.

Bab 4. Vernier.doc 4
IV -
Gambar 4.4 skala nonius

Membaca skala jenis vernier calliper sorong ini:

• Baca skala utama seperti yang telah diterangkan


• Baca skala nonius dalam puluhannya
• Lengkapi pembacaan sampai 0,02 mm

Contoh 1: Angka skala vernier 0-10

Gambar 4.5 Membaca skala vernier caliper

Bab 4. Vernier.doc 5
IV -
Gambar 4.6 Membaca skala vernier caliper

Vernier Caliper dengan Skala vernier dibagi 25 divisi

Beberapa vernier caliper pembagian pada skala utama setiap 1 mm dan 0.5 mm , dimana skala
vernier panjangnya 24.5 mm dibagi menjadi 25 bagian yang sama.

Panjang tiap divisi adalah :


1/25 X 24.5 mm = 0,98 mm berarti divisi skala vernier 0,02 mm lebih pendek dari divisi
skala utama.

Contoh :
Pada skala utama terbaca 37 mm ditambah 1 divisi skala utama = 0,5 mm
jadi skala utama
= 37 mm + 0,5 mm = 37,5 mm

Gambar 4.7 Membaca skala vernier caliper

Bab 4. Vernier.doc 6
IV -
Pada skala vernier 8 garis/skala,
berarti
8 x 0,02 mm = 0,16 mm

Maka hasil pembacaan :


skala utama = 37,5 mm
kala nonius = 0,16 mm +
total = 37,66 mm

Vernier caliper imperial dan metrik


Fungsi
Fungsi vernier caliper imperial adalah untuk mengukur bagian luar, dalam dan kedalaman
sampai tingkat ketepatan 1/1000 (0.001) inci.
Fungsi vernier caliper metrik adalah untuk mengukur bagian luar, dalam dan kedalaman
sampai tingkat ketepatan 1/20 (0.05) milimeter, sedangkan yang lainnya sampai 1/50 (0.02)
milimeter yang umum digunakan di workshop-workshop mekanik.

Identifikasi
Banyak vernier caliper mempunyai skala imperial dan metrik yang dipadukan dalam satu alat
ukur. Bagian kiri dari Gambar 11 menunjukkan vernier caliper dengan skala imperial dan
metrik sedangkan bagian kanan menunjukkan vernier caliper dengan skala metrik saja.
Vernier caliper (Gambar 11) terdiri dari bagian-bagian berikut. Rahang pengukur bagian
dalam (1) yang dipakai untuk mengukur diameter bagian dalam. Sebuah skala vernier
imperial sorong (2) yang yang berskala dalam satuan-satuan yang mewakili 1/1000 (0,001)
inci. Sebuah sekrup penahan (3) yang dipakai untuk menahan skala sorong agar tidak bergerak
setelah dilakukan pengukuran.
Sebuah skala utama imperial (4) yang berskala 25/1000 (0,025) inci dipakai bersama dengan
skala sorong imperial untuk pembacaan ukuran. Sebuah skala utama metrik (5 dan 9) ayang
berskala dalam milimeter dan dipakai bersama dengan skala sorong vernier metrik (8) untuk
pembacaan ukuran. Sebuah depth gauge (pengukur kedalaman) (6) yang dipakai untuk
mengukur kedalaman memakai skala imperial atau metrik. Rahang pengukur bagian luar (7)
yang dipakai untuk mengukur diameter bagian luar. Sebuah thumb grip (10) yang digunakan
memajumundurkan skala sorong pada skala utama.

Bab 4. Vernier.doc 7
IV -
1 2 3 4 5 6

7 8 9 10

1 Rahang pengukur bagian dalam 5 Skala utama metrik 9 Skala utama metrik
2 Skala vernier imperial 6 Depth gauge (pengukur 10
kedalaman) Thumb grip
3 Sekrup penahan 7 Rahang pengukur bagian luar
4 Skala utama imperial 8 Skala vernier metrik

Gambar 4.8: Vernier caliper


Rentang ukuran
Vernier caliper imperial biasanya mempunyai rentang ukuran 0 - 6 atau 8 inci sedangkan
vernier metrik 0 - 15 atau 18 cm.
Dial vernier
Fungsi
Fungsi dial vernier caliper adalah untuk mengukur bagian luar, dalam dan kedalaman sampai
tingkat ketepatan sampai 1/1000 (0,001) inci atau 1/50 (0,02) milimeter tanpa harus membaca
skala vernier. Beberapa dial vernier metrik membaca sampai tingkat ketepatan 1/20 (0,05)
milimeter.
Dial vernier caliper menjadi sangat populer karena lebih mudah dipakai dan mengurangi
tingkat kesalahan yang mungkin terjadi ketika mengukur dengan vernier caliper biasa.

Identifikasi
Dial vernier caliper mudah dikenal dari dial gauge yang terletak pada penyorong vernier. dial
gauge mengganti skala vernier. Gambar 12 memperlihatkan sebuah dial vernier metrik dengan
semua komponennya serta sebuah dial gauge yang terletak pada pendorong vernier dan
digerakkan bersama dengan penyorong vernier. Dial gauge mempunyai sub-skala vernier
berskala dalam 0,05mm, skala vernier luar berskala dari 1 – 5 mm dan skala vernier dalam
berskala dari 6 - 10mm. Skala utama berskala dari 0 - 150mm.

Bab 4. Vernier.doc 8
IV -
1
2

1 Sub skala dial gauge berskala dalam 3 Skala dalam dial gauge berskala dari 6 -
0,05mm 10mm
2 Skala luar dial gauge berskala dari 1 - 5mm 4 Skala utama berskala dari 0 - 150mm

Gambar 4.9: Dial vernier


Rentang ukuran
Dial vernier caliper imperial biasanya mempunyai rentang ukuran 0 - 6 atau 8 inci sedangkan
dial vernier metrik 0 - 15 atau 18 cm.

Membaca skala vernier imperial


Skala utama diperlihatkan dengan skala 0 dan 1 yang mewakili inci dan sub skala ditandai dari
1 sampai 9 yang mewakili 100/1000 (0,1) inci. skala terkecil skala utama mewakili 25/1000
(0,025) inci. Skala vernier berskala 0, 5, 10, 15, 20 dan 25 yang mewakili kelipatan 24/1000
(0,024) inci dan sub skala yang mewakili 24/1000 (0,024) inci. Ada tiga langkah dalam
membaca vernier imperial.
1. Baca titik pada skala utama yang ditunjukkan dengan angka nol pada skala
vernier.
2. Baca titik pada skala vernier yang sejajar dengan sebuah titik pada skala utama.
3. Jumlahkan kedua hasil tersebut.

Bab 4. Vernier.doc 9
IV -
Contoh angka nol pada skala vernier dilewati 225/1000 (0,225) inci pada skala
utama. Titik pada skala vernier yang sejajar dengan sebuah titik pada skala utama
adalah 14/1000 (0,014) inci. Dengan menjumlahkan keduanya maka hasilnya adalah
0,225 + 0,014 = 0,239".

2
0 5 10 15 20 25
Skala vernier

1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1
1 Skala utama

1 225/1000 (0,225) 2 14/1000 (0,014)

Gambar 4.10: Membaca skala vernier imperial


Contoh lain ada pada gambar berikut ini

2
0 5 10 15. 20 25
Skala Vernir

1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1
1 Skala utama

2. 400/1000 (0,400) inci.


3. 20/1000 (0,020) inci.
4. 0,400 + 0,020 = 0,420"

2
0 5 10 15. 20 25
Skala vernier

1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1
1
Skala utama

1. 175/1000 (0,175) inci.


2. 6/1000 (0,006) inci.
3. 0,175 + 0,006 = 0,181"

Gambar 4.11: Membaca skala vernier imperial

Bab 4. Vernier.doc 10
IV -
Membaca skala vernier metrik
Skala utama ditunjukkan dengan skala utama 0 sampai10 yang mewakili kelipatan milimeter
dan sub skalanya setiap skala mewakili 1mm. Skala vernier mempunyai 10 skala utama dari 1
sampai 10 yang mewakili 0,1 sampai 1mm dan setiap sub skalanya mewakili nol. Ada tiga
langkah dalam membaca vernier metrik.
1. Baca titik pada skala utama yang ditunjukkan dengan angka nol pada skala
vernier.
2. Baca titik pada skala utama yang sejajar dengan sebuah titik pada skala utama.
3. Jumlahkan kedua hasil tersebut.

Contohnya pada Gambar dibawah angka nol pada skala vernier dilewati 14 mm pada skala
utama. Titik pada skala vernier yang sejajar dengan titik pada skala utama adalah 0,76.
Dengan menjumlahkan keduanya maka hasilnya adalah 14 + 0,76 = 14,76mm.

Skala 2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Skala

Gambar 4.12: Membaca skala vernier metrik

Bab 4. Vernier.doc 11
IV -
Latihan Membaca Vernier Caliper:

Bab 4. Vernier.doc 12
IV -
4.5 Menggunakan Vernier Caliper

Kaca pembesar/magnifying glass sangat disarankan dipakai saat pambacaan skala vernier
caliper. Bila kaca pembesar ini tidak ada maka peganglah vernier calipersorong itu dengan
seksama dimana kita dapat memandang skala secara tegak lurus dengan mata kita. Amati
sepanjang garis skala . Gerakkan sampai posisi tertentu sehingga arah sinar dari skala nonius
sama dengan sudut pandang mata kita.

Kelebihan dari vernier caliper yaitu dapat mengukur mulai dari 0 sampai 250 mm atau
lebih.disamping itu bisa dipakai mengukur kedalaman.

Gambar 4.13: vernier caliper metrik

4.6 Vernier Height Gauge

Vernier Height Gauge/ pengukur tinggi adalah pengembangan dari Vernier calipersorong,
dimana bagian Framenya dipasangkan vertikal pada sebuah dudukan yang sangat khusus. Cara
membacanya sama dengan vernier caliper sorong hanya hasil pengukuran dibaca dari tinggi
ujung penggores sliding jaw terhadap permukaan meja (surface plate)

Bab 4. Vernier.doc 13
IV -
Gambar 4.14: vernier heigth gauge

Height gauge dalam pemakaiannya biasanya diletakan di atas meja rata (surface plate) yang
dirancang khusus agar penandaan dan pengukuran ketinggian bisa dilakukan dengan akurat.
Depth gauge ( dial indicator ) dan Scribing blade adalah dua buah perlengkapan yang dapat
dipasang pada measuring bar dari pada height gauge.

4.7 Vernier Caliper Dengan Dial Indicator

Vernier calipersosrong ini dilengkapi dengan dial indicator sebagai ganti dari skala vernier.
Hasil pengukuran sama akuratnya dengan skala vernier. Keuntungan dengan menggunakan
Dial
adalah lebih cepat dan lebih mudah membacanya dibanding skala vernier.

Bab 4. Vernier.doc 14
IV -
Gambar 4.15 Vernier Caliper Dengan Dial Indicator

Dial indicator ini menyatakan perbandingan dengan pembagian pada skala utama. Satu
putaran penuh dari jarum pointer menyatakan jarak satu divisi pada skala utama.

Cara membacanya :

• Perhatikan angka pada skala utama disebelah kiri rahang geser.


• Baca penunjukan dial Indicator dan tambahkan hasilnya dengan hasil
pembacaan skala utama.

Gambar 4.16 Membaca Vernier Caliper Dengan Dial Indicator

Bab 4. Vernier.doc 15
IV -
Contoh :
Tipe dial dengan ketelitian 0,05 mm
Pada skala utama nampak 30 mm
pada dial, 4 mm + 14 bagian
(dalam 1 mm skala dial dibagi 20 bagian)

Hasil pengukuran
skala utama 30 mm
dial 4 mm
14x0,05 => 0,70 mm +
Total 34,70 mm

Pengukuran yang benar dengan vernier caliper


Ada sejumlah langkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan ukuran yang akurat.
1. Pilih vernier yang sesuai untuk tugas pengukuran.
2. Periksa vernier apakah sudah pada posisi angka nol.
3. Pegang vernier dengan benar ketika melakukan pengukuran.
4. Atur posisi vernier pada komponen yang diukur.
5. Lakukan pengukuran.
6. Baca ukurannya.

Memilih vernier yang sesuai untuk tugas pengukuran.


Vernir caliper bisa berskala metrik, imperial atau keduanya. Untuk menentukan pilihan
vernier peserta pelatihan harus menentukan apakah ingin mengukur dalam imperial atau
metrik.

Periksa vernier apakah sudah pada posisi angka nol.


Perikasalah vernier apakah sudah pada posisi angka nol dengan cara menutup rahang luar dan
baca skala utama serta verniernya. Kedua skala tersebut harus pada posisi angka nol. Tidak
ada penyetelan angka nol pada vernier dan bila vernier tidak bisa membaca nol berarti vernier
sudah rusak dan harus diganti.

Pegang vernier dengan benar ketika melakukan pengukuran.


Ada berbagai cara yang berbeda-beda dalam memegang vernier, tergantung dari jenis
pengukuran yang dilakukan. Bila mengukur komponen yang yang belum dipasang maka
komponen tersebut harus dipegang dengan satu tangan dan vernier dipegang dengan satu
tangan lainnya. Ini berarti bahwa vernier harus dipegang dan disetel dengan satu tangan. Bila
komponen yang diukur sudah terpasang maka kedua tangan bisa memegang vernier.

Bab 4. Vernier.doc 16
IV -
Memegang vernier dengan satu tangan
Cara memegang dan menyetel venier dengan satu tangan pada Gambar 46 dipertunjukkan
untuk orang yang tidak kidal sedangkan untuk orang yang kidal posisi tersebut harus dibalik.

1 Pegang skala utama vernier 2 Gunakan ibu jari untuk mendorong rahang
dengan telapak tangan dan empat vernier sampai menyentuh komponen yang
jari akan diukur
Gambar 4.17: Cara memegang venir dengan satu tangan

Memegang vernier dengan kedua tangan


Bila komponen yang diukur sudah terpasang atau cukup besar dan cukup berat tanpa harus
dipegang maka kedua tangan bisa dipergunakan untuk memegang vernier (Gambar 47). Cara
ini dipertunjukkan untuk orang yang tidak kidal sedangkan untuk orang yang kidal posisi
tersebut harus dibalik.

Bab 4. Vernier.doc 17
IV -
3 1

Gambar 4.18: Cara memegang vernier dengan kedua tangan


1. Pegang skala utama vernier dengan telapak tangan dan empat jari
2. Gunakan ibu jari untuk mendorong rahang vernier sampai menyentuh komponen
yang akan diukur
3. Gunakan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri untuk memegang rahang skala utama

Mengatur posisi vernier pada komponen yang diukur.


Untuk pengukuran luar, dalam dan kedalaman posisi vernier harus diatur dengan benar. Bila
posisi vernier tidak diatur dengan benar maka tidak mungkin mengukur dengan benar.
Pengukuran dan pembacaan ukuran
Bila vernier yang sesuai sudah dipilih, diperiksa dan diset ke angka nol, dipegang dengan
benar dan diatur posisinya dengan tepat, maka pengukuran dan pembacaan siap untuk
dilakukan. Ikuti prosedur berikut untuk mengukur dan membaca ukuran
1. Letakkan rahang skala utama pada salah satu sisi komponen yang akan diukur.
2. Gerakkan skala vernier ke sisi yang lain dari komponen yang akan diukur.
3. Putar sekrup pengunci vernier untuk menahan skala vernier agar tidak bergerak.

Bab 4. Vernier.doc 18
IV -
4. Baca ukurannya dengan melihat dari dekat dan rata dengan skala. Jangan
membaca dari posisi yang tidak rata dengan skala karena akan menghasilkan
pembacaan yang tidak tepat.

1 2

Gambar 4.19: Pengukuran dan pembacaan ukuran


Perlu diperhatikan cara yang benar dalam menggunakan vernier caliper. Perhatikan
gambar di bawah ini, kemungkinan kesalahan pengukuran disebabkan akibat kesalahan
pengunaan vernier caliper.

Gambar 4.20 Cara pengukuran dengan vernier calliper yang salah dan yang benar

Menggunakan dial gauge untuk melakukan pengukuran yang


akurat.
Ada sejumlah langkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan ukuran yang akurat.
1. Pilih dial gauge yang sesuai untuk tugas pengukuran.
2. Pilih dudukan dial gauge yang sesuai.
3. Atur posisi dial gauge dengan benar bila melakukan pembacaan.
4. Set dial gauge ke posisi angka nol
5. Lakukan pengukuran.
6. Baca ukurannya.

Bab 4. Vernier.doc 19
IV -
4.8 Vernier Protractor

Gambar 4.21 Vernier Protractor

Vernier Protractor bisa disebut busur derajat presisi mempunyai pembagian skala yang
sangat teliti sehingga memungkinkan melakukan pengukuran dengan akurat.

Umumnya ketelitian dari busur derajat jenis ini mencapai 5 menit = 1/12 derajat.

Prinsip dari protractor ini sebagai berikut :

Pada skala utama berisikan skala 3600 dengan pembacaan 0-90-0-90-0.

Skala vernier ditempatkan pada sebuah busur yang menutupi skala utama, dan diberi skala 230
yang dibagi menjadi 12 bagian yang sama.

Lebar tiap bagian skala vernier = 1/12 x 230 = 23/120 = 1 11/120


Lebar skala utama yang berhadapan dengan tiap bagian sekala vernier besarnya adalah 20,

Lebar tiap bagian skala vernier adalah 1/120 lebih kecil dari tiap bagian skala utama.
atau :20 − 23/120 = 1/120
= 1/12 x 60 menit
= 5 menit
=5
( 1 derajat = 60 menit )

Bab 4. Vernier.doc 20
IV -
Gambar 4.22 Vernier Protractor

4.9 Cara Membaca Skala Vernier Protractor

Perhatikan bahwa skala pada nonius bisa dibaca dari dua sisi ke kiri atau ke kanan dengan 0
ditengah. Bila membaca skala utama berlawanan arah putaran jarum jam, maka sekala vernier
/ nonius juga dibaca berlawanan arah putaran jarum jam mulai dari 0. Dan begitu sebaliknya

Membaca vernier Protractor ketelitian 1/120


• Baca skala derajat pada skala utama.
• Baca skala nonius
• Catat angka yang satu garis antara skala utama dan skala nonius

Setiap satu garis skala vernier mempunyai nilai sebesar 5 menit, kemudian kalikan skala

Bab 4. Vernier.doc 21
IV -
vernier yang terbaca dengan 5 dan untuk pembacaan totalnya jumlahkan hasilnya dalam menit
ke derajat skala Utama.

Perhatikan gambar!

Pada skala utama terbaca 520 didepan 0 skala vernier, ini berarti pembacaan belum mencapai
520 atau masih 510
Pada skala vernier garis ke 9 tepat dengan skala utama ini berarti pembacaan sekala vernier =
9 x 5 menit = 45 menit

Jadi hasil pembacaan


- skala utama = 510
- nonius = 45' ( menit )
0
- Total = 51 45'

Gambar 4.23 Membaca vernier protractor

Bab 4. Vernier.doc 22
IV -
Latihan membaca vernier protractor.

Bab 4. Vernier.doc 23
IV -
4.10 Membaca Dial Indicator
Membaca dial gauge imperial
Gambar di bawah adalah bagian depan dial gauge imperial. Sebuah jarum penunjuk besar (1),
bisa berputar searah atau berlawanan dengan arah jarum jam, membaca dari 0 sampai
100/1000 (0,1) inci dalam kedua arah tersebut. Skala besarnya berskala 1/1000 (0,001) inci.
Jarum penunjuk kecil (2), bisa berputar searah atau berlawanan dengan arah jarum jam,
menghitung jumlah putaran jarum penunjuk besar dan membaca dari 0 sampai 1 inci. Setiap
putaran jarum penunjuk kecil sama dengan 100/1000 (0,1) inci.

1 Jarum penunjuk besar membaca dari 2 Jarum penunjuk kecil membaca dari
0 sampai 100/1000 inci (0 – 0,1") 100/1000 inci sampai 1 inci (0,1 –
1")
Gambar 4.24: Dial gauge imperial

Membaca dial gauge metrik


Gambar 29 adalah bagian depan dial gauge metrik dan kelihatan persis sama dengan dial
gauge imperial, bedanya hanya ukurannya disesuaikan dalam mm. Sebuah jarum penunjuk
besar (1), bisa berputar searah atau berlawanan dengan arah jarum jam, membaca dari 0
sampai 1mm dalam kedua arah tersebut. Skala besarnya berskala 0,01mm. Jarum
penunjuk kecil (2), bisa berputar searah atau berlawanan dengan arah jarum jam,
menghitung jumlah putaran jarum penunjuk besar dan membaca dari 0 sampai 10mm.
Setiap putaran jarum penunjuk kecil sama dengan 1mm.
Gambar 4.25: Dial gauge metric

Bab 4. Vernier.doc 24
IV -
1

1. Jarum besar membaca dari 0 sampai 1mm


2. Jarum kecil membaca dari 0 sampai 10mm

Pergerakan jarum penunjuk


Jarum penunjuk bisa berputar baik searah putaran maupun berlawanan dengan arah putaran
jarum jam, tergantung dari ke arah mana permukaan yang bersentuhan dengan dial gauge
berputar. Bila berputar ke arah dial gauge dan mendorong masuk spindle (Gambar 30) maka
jarum penunjuk akan berputar searah putaran jarum jam. Ini disebut pembacaan positif.
Sebaliknya bila berputar menjauhi dial gauge dan menyebabkan spindle keluar maka jarum
penunjuk akan berputar berlawanan dengan arah jarum jam. Ini disebut pembacaan negatif.
Kedua jarum penunjuk akan berputar bersamaan baik searah maupun berlawanan dengan arah
jarum jam. Jarum penunjuk besar akan melakukan pembacaan 1/100mm atau 1/1000 inci dan
jarum penunjuk kecil akan menghitung perputaran jarum penunjuk besar. Hal ini berarti
bahwa dalam pembacaan dial gauge kedua jarum penunjuk harus dipakai.

Bab 4. Vernier.doc 25
IV -
Gambar 4.26: Arah perputaran jarum penunjuk

Contoh pembacaan dial gauge

.
Gambar 4.27 memperlihatkan dua contoh pembacaan dial gauge

1. 8 putaran jarum kecil = 1. 3 putaran jarum kecil =


8mm 3mm
2. 50 x 0,01mm pada jarum 2. 0 x 0,01mm pada jarum
besar = 0,5mm besar = 0,0mm
3. 8 + 0,5 = 8,5mm 3. 3 + 0,0 =3mm

Bab 4. Vernier.doc 26
IV -
Micrometer 5
KOMPETENSI DASAR :
1. Mahasiswa dapat memahami tentang konstruksi dan prinsif kerja berbagai jenis
micrometer metri dan mikrometer imperial
2. Mahasiswa mampu mengunakan berbagai jenis alat ukur micrometer metri dan
mikrometer imperial
3. Mahasiswa memahami dan dapat menggunakan dial indikator metrik dan imperial
4. Mahasiswa mampu memelihara alat ukur micrometer metri dan mikrometer
imperial dan dial indikator

5.1 Pendahuluan

M ikrometer adalah merupakan alat ukur yang mampu mengukur dengan akurat
Hasil pengukuran yang akurat ini disebabkan micrometer menggunakan ulir
skrup yang sangat presisi. Pengukuran dengan micrometer jauh lebih akurat
dibanding dengan vernier caliper.

Micrometer luar dipakai untuk mengukur


1. Diameter luar benda kerja
2. Ketebalan benda kerja
3. Panjang benda kerja.

Mikrometer tersedia dalam berbagai ukuran, dimana setiap ukuran mempunyai batas
kemampuan pengukuran. Hal ini berkaitan dengan panjang ulir yang ada pada spindel.

Rentang ukuran adalah : dari 0 sampai 25 mm , 25-50 mm, 50-75 mm 75-100 mm dan
spesial range

Bagian-bagian utama micrometer :


1. Rangka /Frame
2. Landasan/anvil
3. Spindel dan ulirnya
4. Sleeve atau barrel.
5. Thimble

Spindle Lock adalah bentuk cincin yang dikartel atau tuas yang ada pada frame yang
dapat dipakai mengunci spindle pada barrel. Setelah benda kerja terjepit antara anvil dan
spindle saat mengukur, maka kuncilah spindle lock, hal ini untuk mencegah terjadinya
gerakan pada spindle selama membaca ukurannya. Ingat kendorkan kembali spindle lock
sebelum melakukan pengukuran selanjutnya.

Bab 5. Micrometer.doc V-1


Gambar 5.1.mikrometer

Micrometer adalah alat ukur yang sangat presisi. Keakuratan mikrometer tergantung
bagaimana perawatan dan penggunaan alat tersebut. Peliharalah mikrometer selamanya

Gambar 5.2 pelindung micrometer

Bab 5. Micrometer.doc V-2


Hal-hal penting yang harus diperhatikan bila menggunakan mikrometer adalah :

1 Bersihkanlah permukaan spindle dan anvil sebelum mikrometer digunakan.


2 Periksaan pembacaan NOL sebelum digunakan.
3 Periksalah apakah benda kerja dalam keadaan bersih dan kering.

Gambar 5.3 tempat penyimpanan micrometer

4. Jangan berusaha mengunkur benda kerja dengan permukaan kasar.


5. Sebelum melakukan pengukuran pastikan benda kerja dalam keadaan diam
6 Sebelum memutar spindle, pastikan bahwa spindle tidak dalam posisi
terkunci.
7 Jangan memutar spindle melebihi batas skala barrel
8 Jangan sekali-kali menempatkan mikrometer sampai terkena kotoran atau
cutting fluid.
9 Kurangilah penggunaan mikrometer bila memungkinkan dan jaga jangan
sampai terkena panas langsung.
10 Pada waktu melakukan pengukuran, jagalah agar mikrometer tetap pada
posisi tegak lurus terhadap permukaan benda kerja.
11 Jangan sekali-kali memberikan gaya puntir yang berlebihan pada thimble
12 Usahakan selalu menggunakan perasaan yang halus dalam penggunaan
13 Jangan menempatkan mikrometer dibawah sesuatu yang memungkinkan
mikrometer terpukul atau jatuh.
14 Kembalikan segera semua kelengkapan mikrometer ke tempatnya, setelah
selesai digunakan.
15 Jangan mencoba-coba menyetel mikrometer apabila anda belum pernah
mengikuti pelatihan khusus untuk melakukan penyetelan
16 Mikrometer harus diperiksa secara reguler sesuai dengan kisar ukurannya.
17 Apabila telah selesai digunakan, mikrometer harus dibersihkan dengan lap
yang kering , kemudian diberi pelumas oli yang sesuai dan disimpan
kembali kedalam kotaknya.

Bab 5. Micrometer.doc V-3


5.2 Prinsip-Prinsip Micrometer.
Prinsip penggunaan Micrometer dengan ketelitian 0,01 mm seperti dibawah ini :

Gambar 5.4 Micrometer dengan ketelitian 0,01 mm

1. Pegang micrometer dengan tangan kiri dibagian framenya dengan skala


sleeve menghadap kita.
2. Kendurkan spindle lock.

Gambar 5.5 Lock Micrometer

3. Gunakan jempol dan telunjuk untuk memutar thimble kearah berlawanan


arah jarum jam, gerakan ini akan menarik spindle masuk ke barrel dan
sekaligus membuka sekala sleeve.
4. Perhatikan gap antara spindle dengan anvil . Ini akan sama dengan panjang
yang nampak pada garis datum di sleeve.
5. Skala sleeve ditandai dalam milimeter dan setengah milimeter mulai dari 0
sampai 25 mm dan setiap lima milimeter diberi angka.

Bab 5. Micrometer.doc V-4


Gambar 5.6 cara membaca micrometer

6. Putar thimble sampai titik nol persis rata garis datum, dan perhatikan
skalanya.
7. Putar thimble satu putaran penuh, maka thimble akan bergerak satu bagian
skala
(0,5)mm dan bila 2 putaran penuh akan bergerak 2 bagian
skala = 1 mm. Karena pitch ulir spindle besarnya = 0,5 mm
8. Perhatikan skala pada thimble terdapat 50 garis skala dan tiap 5 skala di beri
angka. ( 0, 5, 10.................45, 0 )

Bab 5. Micrometer.doc V-5


9. Bersihkan anvil dengan lap bersih
10. Putar thimble ke arah maju sampai
anvil dan spindle bersentuhan.
11. Rapatkan anvil dengan memutar thimble perlahan-lahan sampai kedua jari
selip dipermukaan thimbel dan anvil rapat.
12. Perhatikan kedua skala NOL akan berimpit.
13. Putar thimble satu bagian pada skala thimble kebelakang, maka anvil bergerak :
1/50 dari putaran thimble = 1/50 x 0,5 mm = 0,01 mm.
14. Putar kembali thimble sampai angka 10 segaris dengan datum. Maka anda akan
melihat gap sebesar 0,1 mm.
15. Lanjutkan putar thimble sampai lengkap angka 50 pada skala thimble, maka:
Anvil akan membuka 0,5 mm dan
garis skala pertama pada sleeve akan tampak.
16. Putar thimble lagi satu putaran penuh, maka gap pada anvil membuka 1 mm.

Gambar 5.7 skala pada thimble

Bila anda menemukan angka NOL tidak terbaca saat spindle menyentuh anvil dan anda yakin
anvil dalam keadaan bersih,berarti micrometer anda perlu disetel kembali ke NOL atau
dikalibrasi.

ZERO ERROR

Kesalahan utama pada micrometer adalah yang disebut zero error, namun hal ini mudah
diatasi yaitu dengan membersihkan permukaan bidang ukur (spindel ).Kemudian merapatkan
kembali dan pembacaan harus NOL.

Kesalahan Alignment
Dalam praktek pengukuran kadang-kadang alignment dari kelengkapan alat ukur yang
digunakan ternyata ada sedikit kesalahan , apabila hal ini terjadi maka perlu diadakan
pengujian akan keakuratan hasil pengukuran tersebut. Banyak pengukuran yang sama
prinsipnya seperti misalnya pengukuran jarak antara dua sisi atau bidang sejajar dengan mistar
seperti ditunjukan gambar dibawah.

Bab 5. Micrometer.doc V-6


Gambar 5.8 cosines error

Bagaimana membaca micrometer metrik

Gambar 5.9 Teknik membaca micrometer

Membaca micrometer kapasitas 0-25 mm adalah sebagai berikut :

1. Lihat skala sleeve/barrel pada milimeter penuh yang nampak jelas untuk
dibaca.
2. Tambahkan skala 1 mm yang nampak penuh.

Bab 5. Micrometer.doc V-7


3. Perhatikan angka skala thimble yang satu garis dengan garis datum
4. Tambahkan hasil pembacaan dengan hasil sebelumnya.

Perhatikan gambar bawah,

Nampak angka 5 mm diantara 0 dan thimble, lalu satu skala 0,5 mm , kemudian garis ke 12
pada skala thimble.

Gambar 5.10 teknik membaca micrometer

Maka hasil pembacaan menjadi : 5,0 mm + 0,5 mm + 0,12 mm= 5,62 mm

Menggunakan Micrometer Luar

Pengukuran presisi menggunakan micrometer sangat diperlukan ketrampilan tangan. Tekanan


yang berlebihan saat melakukan penyetelan anvil akan menyebabkan :

• Pembacaan tidak akurat.


• Beban pada ulir spindle.
• Distorsi pada frame.

Bab 5. Micrometer.doc V-8


Gambar 5.11 melakukan tekanan merata pada rachet

Pada saat anda menyetel anvil ke benda kerja , maka anda harus menggunakan perasaan untuk
merasakan sentuhan anvil pada benda kerja dengan sedikit tekanan atau tahanan pada
permukaan . Latihlah perasaan anda dengan sering melakukan pengukuran benda kerja yang
sudah diketahui ukurannya secara akurat.

Beberapa micrometer ada yang dilengkapi dengan Ratchet berpegas yang memungkinkan
pemberian tekanan secara konstan.

Pengukuran yang akurat dapat dilakukan


dengan memutar ratchet dan menjaga benda kerja tetap siku-siku terhadap micrometer.

Ratchet hanya digunakan untuk memeriksa atau meyakinkan bahwa anvil telah menyentuh
benda kerja. Setiap orang harus mencoba melakukan pengukuran dengan menggunakan
perasaan.

Prosedur mengukur dengan micrometer luar :


• Pegang micrometer dengan tangan kanan dengan skala menghadap kita.
• Tahan frame dengan telapak tangan dan gunakan jari manis menahan frame
terhadap telapak tangan.
• Letakan jari tengah dibawah guna menahan frame

Bab 5. Micrometer.doc V-9


Gambar 5.12 teknik memegang micrometer

• Gunakan ibujari dan telunjuk untuk memutar thimble


• Rapatkan anvil sampai terasa kedua anvil menyentuh benda kerja

Gambar 5.13 melatih jari menggunakan micrometer

• Gerakkan telunjuk dan ibujari untuk memutar thimble dengan perasaan sampai
kedua jari selip dipermukaan thimble. Cara ini adalah untuk mendapatkan tekanan
yang benar.
• Geser benda kerja perlahan-lahan diantara anvil dan spindle dengan menggerakan
pergelangan tangan.
• Teruskan penyetelan thimble sampai anda mendapatkan persaan yang benar.

Bab 5. Micrometer.doc V - 10
Mengembangkan Sentuhan Perasaan

Gambar 5.14 melatih perasaan tangan

1. Pegang selembar kertas dan selipkan diantara anvil dengan spindle.

Gambar 5.15 melatih perasaan tangan

2. Putar thimble sampai spindle rapat menjepit kertas.

Gambar 5.16 melatih perasaan tangan

3. Perlahan-lahan tapi pasti tarik kertas dari jepitan anvil dan spindle.

Bab 5. Micrometer.doc V - 11
4. Dari latihan sebelumnya

Mengukur diameter luar.


Jika Anda merasa bahwa jepitan anvil dan spindle terhadap benda kerja sudah cukup, lakukan
langkah selanjutnya :
• Pindahkan tangan dari thimble.
• Gerakan spindle arah maju
• Baca hasil pengukuran.

Bab 5. Micrometer.doc V - 12
Gambar 5.17 mengukur diameter luar dengan micrometer

Agar lebih enak dalam menggunakan micrometer peganglah micrometer dengan kedua tangan
:
• pegang frame micrometer dengan tangan kiri.
• Gunakan ibujari dan telunjuk tangan kanan untuk memutar thimble.

5.3 Micrometer Besar Dan Untuk Penggunaan Khusus


Micrometer luar yang besar memiliki Anvil sambungan (Extended anvil) yang dapat diganti-
ganti sehingga memungkinkan untuk mengukur benda-benda kerja yang besar.

Micrometer ini juga terdiri dari thimble biasa, spindle dan frame yang besar. Bagian anvil bisa
dilepas dari frame yaitu dengan jalan melepas mur pengikat pada ujung frame. Dengan
memilih anvil yang sesuai memungkinkan melakukan pengukuran yang progresif dari kecil
sampai maksimum jangkauan frame.

Gambar 5.18 micrometer ukuran besar

Bab 5. Micrometer.doc V - 13
Dalam penggantian Anvil harus selalu berhati-hati, pastikan bahwa rumah anvil dan ring
anvil harus dalam keadaan bersih saat pemasangan.

Gambar 5.19 menggunakan micrometer ukuran besar

Pada micrometer ini selalu dilengkapi dengan test bar. Sebelum melakukan pengukuran,
mikrometer harus di test dengan melakukan test pembacaan NOL.

5.4 Micrometer Dalam ( Inside Micrometer)

Gambar 5.20 inside micrometer

Micrometer dalam digunakan untuk mengukur

Bab 5. Micrometer.doc V - 14
• Besarnya diameter sebuah lubang.
• Jarak antara dua permukaan dalam yang parallel.
• Ukuran dalam lainnya.

Micrometer dalam dilengkapi dengan sejumlah extension rod dengan berbagai ukuran.

Memasang extension rod :

Gambar 5.21 teknik memasang extention rod

• Pilih extension rod yang sesuai dengan besarnya yang akan diukur
• Kendorkan sekrup pengunci pada sleeve.
• Lepas extension rod yang tak terpakai, dan simpan kembali pada kotaknya.
• Bersihkan bagian muka extension rod dan muka mikrometer yang akan dipasang pada
sleeve
• Masukan extension rod pada body mikrometer , dan bagian anvil radius dipasang
diluar
• Tekan sedikit sampai kedudukan rod tepat.
• Kencangkan kembali sekrup pengunci.

Periksa kedudukan NOL micrometer dalam dengan mengukur menggunakan mikrometer luar
yang mempunyai kapasitas ukuran yang sama.

Bab 5. Micrometer.doc V - 15
Gambar 5.22 penyetelan posisi nol

Menggunakan Micrometer Dalam

Untuk mengukur diameter lubang dengan menggunakan mikrometer dalam dapat dilakukan
sebagai berikut.

1. Pilih dan pasang extension rod yang sesuai dengan besar lubang yang akan
diukur.
2. Pegang bodi micrometer dengan tangan kanan
3. Tahan ujung yang lain dengan tangan kiri
4. Letakkan tangan kanan pada benda kerja dan atur anvil sampai menyentuh
dinding lubang
5. Dengan ujung anvil sebagai pivot (engsel) , masukkan mikrometer kedalam
lubang.Bentuk radius pada ujung anvil akan memudahkan mikrometer untuk
kelonggaran yang tepat.
6. Putar thimble dengan jari& ibujari sampai anvil menyetuh sisi lubang
7. Gerakkan anvil bersentuhan beberapa kali untuk memastikan bahwa
pengukuraan tepat pada centre lubang

Bab 5. Micrometer.doc V - 16
Gambar 5.23 mengukur lubang dengan inside micrometer dengan extension rod

8. Lanjutkan penyetelan thimble dengan perasaan sampai terasa ada tekanan


ringan saat anvil menyentuh dinding lubang
9. Bila terasa sudah cukup angkat micrometer dari dalam lubang dengan hati-hati
agar ukuran tidak berubah.
10. Baca hasil pengukuran pada sleeve.
11. Tambahkan hasil pembacaan dengan panjang extension rod yang dipakai
mengukur untuk mendapatkan ukuran diameter lubang.

Konstruksi micrometer dalam seperti ini tidak dapat dipakai mengukur besarnya lubang yang
lebih kecil dari panjang sleeve dan anvil micrometer. Untuk mengukur lubang yang lebih kecil
kita gunakan Telescopic bore gauge

5.5 Telescopic Bore Gauge


Alat ukur ini terdiri dari handle yang disatukan dengan plunger berpegas. Ujung plunger
dengan radius tertentu sebagai kelonggaran saat memasukan kedalam lubang yang diukur.
Plunger dapat dikunci pada posisi tertentu dengan memutar sekrup pengunci yang ada pada
ujung Handle

Cara menggunakan Telescopic gauge adalah sebagai berikut :


1. Tekan dan kunci plunger lalu masukan telescopic ke dalam lubang yang akan
diukur.
2. Kendorkan sekrup pengunci dan biarkan plunger memanjang sesuai dengan

Bab 5. Micrometer.doc V - 17
ukuran lubang.
3. Kencangkan sedikit sekrup pengunci, dan geser-geser letak telescopic dan
rasakan bahwa sentuhan itu cukup.
4. Kuncikan sekrup pengunci dan keluarkan telescopic dari lubang.
5. Ukur besarnya ukuran lubang dengan jalan mengukur telescopic gauge dengan
micrometer luar.
Ingat pengukuran telescopic gauge dengan micrometer luar harus dilakukan dengan perasaan
yang sama pada saat menyetel telescopic gauge.

Gambar 5.24 mengukur lubang kecil dengan telescopic gauge

5.6 Small Hole Gauges

Pada bagian ujung alat ukur ini terdapat bola/split ball yang dapat mengembang ketika dipakai
mengukur dengan memutar skrup diujung handle. Hasil pengukuran dapat dibaca dengan
menggunakan micrometer luar, Alat ini umum disebut HOLE GAUGE yang dapat dipakai
mengukur diameter lubang dan lebar alur yang kecil.

Bab 5. Micrometer.doc V - 18
Gambar 5.25 hole gauge

5.7 Depth Micrometers


Depth Micrometer/micrometer kedalaman termasuk micrometer khusus yang dapat dipakai
mengukur :

• Kedalaman sebuah lubang


• Kedalaman sebuah alur
• Ketinggian shoulder atau proyeksi

Gambar 5.26 depth micrometer

Batas kemampuan pengukuran dari depth micrometer dapat ditingkatkan dengan jalan
mengganti extension rod yang biasanya telah tersedia dalam satu set.

Mengganti Extension Rod .


• Pegang dengan telunjuk dan ibujari tangan kiri bagian thimble yang dikartel

Bab 5. Micrometer.doc V - 19
dengan hati-hati.
• Gunakan ibujari dan telunjuk tangan kanan untuk melepas skrup dengan memutar
kearah berlawanan jarum jam.
• Lepaskan skrup thimble dan cabut extension rod dari dalam thimble dan simpan
dalam kotaknya.
• Pilih extension rod yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan .
• Bersihkan rod dan permukaan thimble dari segala kotoran dan debu.
• Masukan rod pada thimble dan tekan sampai rapat pada dudukannya.
• Pasang kembali sekrup penguncinya.
• Kencangkan kembali sekrup tersebut cukup dengan kekuatan jari.

Menggunakan Depth Micrometer

Menggunakan Depth Micrometer untuk mengukur dalam sebuah alur.

• Periksalah apakah extension rod sesuai dengan dalam alur yang akan diukur.
• Bersihkan permukaan rangka micrometer dan permukaan benda kerja.
• Letakan frame melintang sisi alur yang akan diukur dan tekan dengan tangan
kiri.

Gambar 5.27 mengukur kedalaman dengan depth micrometer

Bab 5. Micrometer.doc V - 20
Gambar 5.28 pemeriksaan setting nol

• Setel thimble dengan tangan kanan sampai ujung rod menyentuh dasar alur.
• Putar thimble dengan putaran ringan sampai jari anda selip pada thimble untuk
mendapatkan pengukuran yang benar. Frame cenderung terangkat jika rod
menyentuh dasar alur.
• Baca hasil pengukuran pada skala thimble.

Catatan:

Sekala pada depth mikrometer dibuat terbalik dari mikrometer luar atau dalam. Skala
mikrometer kedalamanan ini angka NOL dimulai dari sebelah kanan. Sehingga angka
hasil pembacaan tertutup oleh thimble begitu spindle dimajukan.

Bab 5. Micrometer.doc V - 21
Latihan menggunakan micrometer

Bab 5. Micrometer.doc V - 22
5.8 Mikrometer metrik

Pendahuluan
Pada bab sebelumnya sudah dijelaskan alat-alat ukur seperti penggaris baja, caliper dan
divider (jangka). Alat-alat tersebut sesuai untuk mengukur ukuran yang besar yang tidak
lebih akurat dari satu milimeter atau 1/64 inci. Namun demikian, terdapat sejumlah
pekerjaan yang memerlukan ukuran yang jauh lebih tepat dan akurat. Misalnya selama
perbaikan overhaul mesin, crankshaft (poros engkol) dan lubang silinder harus diukur
sebelum dipakai. Ukurannya harus akurat sampai ukuran 0,001 inci atau 0,025mm, yang
jauh di luar rentang ukuran penggaris baja.
Untuk mendapatkan ukuran yang akurat maka diperlukan alat ukur ketepatan. Pada bagian
ini akan dibahas alat-alat ukur ketepatan seperti mikrometer.

Jenis-jenisnya
Ada tiga jenis mikrometer.
• Mikrometer luar (imperial dan metrik).
• Mikrometer dalam (imperial dan metrik).
• Mikrometer pengukur kedalaman.

Gambar 5.29 Mikrometer luar dengan anvil yang bisa diganti

Mikrometer metrik luar


Fungsi
Fungsi mikrometer metrik luar adalah untuk mengukur permukaan luar komponen sampai
tingkat ketepatan 1/100 (0,01) milimeter.

Bab 5a. Micrometer metrik dan dial.doc V- 23


Identifikasi
Komponen mikrometer metrik luar (Gambar 8) sama dengan mikrometer imperial luar,
bedanya hanya skala pada sleeve dan thimble. Sleeve-nya berkerat ½ (0,5) milimeter dari
nol sampai 25mm dan thimble-nya berkerat 1/100 (0,01) milimeter dari 0 - 50/100 (0,5)
milimeter.

Gambar 5.30: Mikrometer luar 0 - 25mm

Rentang ukuran
Mikrometer metrik luar (Gambar 8) adalah mikrometer 0 - 25mm. Ini berarti bahwa bila
spindle menyentuh anvil pembacaan pada mikrometer akan menunjukkan angka nol dan
bila spindle diputar sampai pembacaan maksimum maka pembacaan pada mirometer
adalah 25mm. Mikrometer harus dapat membaca ukuran lebih dari 25mm dan memang ada
mikrometer yang bisa membaca 25 - 50mm, 50 - 75mm dan seterusnya. Komponennya
sama hanya saja ukurannya lebih besar. Rentang ukurannya tertulis pada frame-nya.

5.9 Membaca skala mikrometer metrik


1
3

Gambar 5.31 Skala mikrometer metrik


1. Setiap angka mewakili 1 mm
2. Setiap tanda mewakili 0,5 mm
3. Setiap tanda mewakili 0,01mm

Bab 5a. Micrometer metrik dan dial.doc V- 24


Skala mikrometer metrik (Gambar 20) terdiri dari skala pada sleeve dan pada thimble
mikrometer. Skala pada sleeve mempunyai kerat 50/100 (0,5) milimeter dan skala
pada thimble mempunyai kerat yang mewakili 1/100 (0,01) milimeter.

Pada sleeve terdapat garis datum dengan skala di atas atau di bawahnya. Skala di atas garis
datum (nomor 1 pada Gambar 20) mempunyai sebaris angka mulai dari 0, 5, 10, 15, 20 dan
25. Setiap angka tersebut mewakili kelipatan 1mm. Angka 5 mewakili 5mm, angka 10
mewakili 10mm dan seterusnya.
Skala di bawah garis datum (nomor 2 pada Gambar 20) mempunyai garis di antara setiap
garis di atas garis datum. Setiap garis mewakili 0,5mm. Skala pada thimble (nomor 3 pada
Gambar 20) mempunyai 50 garis yang melingkari thimble. Setiap garis mewakili 1/100
(0,01) mm.
Pembacaan skala dilakukan dalam empat langkah:
1. Bacalah angka tertinggi yang terlihat di atas garis datum pada sleeve .
2. Bacalah jumlah garis di bawah garis datum setelah angka tertinggi yang terlihat.
3. Bacalah angka pada thimble yang segaris dengan garis datum pada sleeve.
4. Jumlahkan ketiga angka tersebut.
Sebagai contoh gambar berikut ini memperlihatkan hasil pembacaan pada mikrometer 0 -
25mm.

Gambar 5.32 Membaca mikrometer metrik


Pada Gambar 21 angka tertinggi yang terlihat di atas garis datum pada sleeve adalah
sebuah garis yang menunjukkan 7 dan ini mewakili 7mm. Di bawah garis sumbu setelah 7
terdapat sebuah garis dan ini mewakili 0,5mm. Angka pada thimble yang segaris dengan
garis datum pada sleeve adalah 15 dan ini mewakili 15/100 (0,15) mm. Jumlahkan ketiga
angka tersebut dan hasilnya adalah 7 + 0,5 + 0,15 = 7,65mm.

Gambar 5.33 Membaca mikrometer metrik

Bab 5a. Micrometer metrik dan dial.doc V- 25


Pada Gambar 22 angka tertinggi yang terlihat di atas garis datum pada sleeve adalah
sebuah garis yang menunjukkan 5 dan ini mewakili 5mm. Tidak ada garis yang terlihat di
bawah garis sumbu setelah 5. Angka pada thimble yang segaris dengan garis sumbu pada
sleeve adalah 20 dan ini mewakili 0,20/100 (0,20) mm. Jumlahkan kedua angka tersebut
dan hasilnya adalah 5 + 0,20 = 5,20mm.

Bila memakai mikrometr 25 - 50 inci maka hasil pembacaan harus ditambah 25mm.
Untuk mikrometer 50 - 75 inci, ditambah 50mm dan seterusnya. Contohnya ada
pada Gambar 23.

Mikrometer 0 - 25mm

0 5 10 30
25 0 + 13 + 0,5 + 0,25 = 13,75mm
15

Mikrometer 25 - 50mm

0 5 1 10 25 + 10 + 0,5 + 0,05 = 35,55mm


5

Mikrometer 50 - 75mm 50 + 9 + 0 + 0,37 = 59,37mm


45
0 5
40
35
30

75 + 10 + 0,5 + 0,18 = 85,68mm


Mikrometer 75 - 100mm

0 5 10 25
20
15

Gambar 5.34: Membaca mikrometer imperial dengan ukuran yang beragam

Bab 5a. Micrometer metrik dan dial.doc V- 26


5.10 Mikrometer metrik dalam
Fungsi
Fungsi mikrometer metrik dalam adalah untuk mengukur permukaan dalam komponen
sampai tingkat ketepatan 1/100 (0,01) milimeter.

Identifikasi
Mikrometer dalam memakai cara-cara pengukuran yang sama dengan mikrometer luar,
tapi dibuat tanpa frame sehingga bisa masuk ke dalam lubang bagian dalam. Mikrometer
dalam imperial dan metrik terdiri dari bagian-bagian berikut. Sebuah anvil penyetel (1)
yang bisa diubah-ubah untuk menyesuaikan panjang anvil yang berbeda-beda dengan
ukuran lubang yang berbeda-beda juga. Sebuah sekrup klem (2) yang dipakai untuk
menahan anvil penyetel agar tidak bergerak. Sebuah anvil (3) yang mempunyai permukaan
ujung yang benar-benar halus yang disentuhkan dengan obyek yang diukur. Beberapa anvil
dengan panjang yang berbeda (4) yang bisa disesuaikan sesuai keinginan. Dua alat (5)
yang dipakai untuk menyetel mikrometer. Sebuah hendel (6) yang dipasang pada
mikrometer sehingga mikrometer bisa dimasukkan ke dalam lubang untuk diukur.

1 2 3

5
6

1 Anvil penyetel 4 Anvil dengan panjang yang berbeda


2 Sekrup klem 5 Alat penyetel
3 Anvil 6 Hendel

Gambar 5.35 Mikrometer dalam

Bab 5a. Micrometer metrik dan dial.doc V- 27


Rentang ukuran
Karena mikrometer imperial dalam harus lebih kecil untuk bisa masuk misalnya ke dalam
lubang camshaft (poros bubungan), ukurannya hanya setengah dari panjang mikrometer
luar yang standar– setengah inci atau 500/1000 inci. Anvil-anvil dengan panjang yang
berbeda bisa dipasang agar mikrometer bisa berukuran sampai rentang 12 inci.
Mikrometer metrik dalam juga hanya setengah dari panjang mikrometer standar – 12,5mm.
Anvil-anvil dengan panjang yang berbeda bisa dipasang agar mikrometer bisa berukuran
sampai rentang 250mm.

5.11 Mikrometer pengukur kedalaman.


Fungsi
Fungsi mikrometer pengukur kedalaman adalah untuk mengukur komponen dari
permukaan sampai dasar ceruk atau lekukan seperti lubang atau bahu flensa. Mikrometer
pengukur kedalaman imperial mengukur sampai tingkat ketepatan 1/1000 inci sedangkan
mikrometer pengukur kedalaman metrik sampai 1/100 (0,01) milimeter.

Identifikasi
Mikrometer pengukur kedalaman (Gambar 10) terdiri dari bagian-bagian berikut. Sebuah
ratchet (pal stop) (1) yang diapakai untuk peyetelan akhir ukuran dan mengatur
kekencangan mikrometer. Dengan rachet pengencangan mikrometer bisa dilakukan oleh
siapa saja yang memakainya. Sebuah thimble (tabung) (2) yang mempunyai sebuah hendel
bergerigi dan dipakai untuk memutar spindle (poros) sampai menyentuh permukaan yang
diukur. Sebuah skala (3) yang tertulis pada thimble yang dipakai bersama dengan skala
pada sleeve (4) untuk pembacaan ukuran. Sebuah sleeve (selongsong) yang bertuliskan
skala ukuran. Sebuah alas (5) yang mempunyai permukaan yang rata yang diletakkan di
atas permukaan kedalaman yang diukur. Sebuah extension rod (tangkai perpanjangan) (6)
yang mempunyai permukaan ujung yang benar-benar halus yang disentuhkan dengan
permukaan kedalaman yang diukur.
Perlu diperhatikan bahwa skala pada sleeve mikrometer pengukur kedalaman ditulis
mundur berbeda dengan mikrometer biasa. Skalanya membaca angka nol bila thimble-nya
diputar sampai extension rod-nya tertarik ke posisi yang sejajar dengan dasar mikrometer.
Bila thimble diputar untuk memanjangkan rod (tangkai) maka skalanya akan membaca
ukuran perpanjangan tersebut.

Rentang ukuran
Mikrometer pengukur kedalaman (Gambar 10) mempunyai rentang ukuran nol sampai
25mm tapi untuk rentang sampai 150mm dapat dipasangkan extension rod dengan panjang
yang berbeda-beda. Rentang ukuran mikrometer pengukur kedalaman imperial bisa sampai
6 inci.

Bab 5a. Micrometer metrik dan dial.doc V- 28


1

1 Ratchet (pal stop) 4 Sleeve (selongsong)


2 Thimble (tabung) 5 Alas
3 Skala pada thimble 6 Extension rod (batang perpanjangan)

Gambar5.36 Mikrometer pengukur kedalaman

5.12 Dial gauge


Fungsi
Fungsi dial gauge adalah untuk menentukan apakah sebuah permukaan rata atau paralel
dengan titik tertentu atau mengukur dimensi linier yang kecil. Dial gauge imperial
mengukur sampai tingkat ketepatan 1/1000 inci dan dial gauge metrik mengukur sampai
tingkat ketepatan 1/100 (0,01) milimeter. dial gauge tidak mengukur dimensi obyek tetapi
seberapa mengukur banyak gerakan misalnya pada permukaan flywheel (roda-daya) atau
misalnya seberapa banyak end float pada bearing.

Identifikasi
Dial gauge sering disebut dial indicator (penunjuk dial). Dial gauge terdiri dari bagian-
bagian berikut.
Sebuah pelindung debu yang didalamnya terdapat pegas yang menekan dan menjaga
spindle agar benar-benar terulur. Sebuah bezel yang berputar pada lingkaran dial gauge
dan mempunyai skala sehingga memungkinkan dial gauge diset ke nol.

Bab 5a. Micrometer metrik dan dial.doc V- 29


Sebuah pengunci bezel yang dipakai untuk mengunci bezel agar tidak bergerak bila sudah
diset ke nol. Sebuah jarum penunjuk dial gauge untuk membaca skala. Skala yang
berkerat 1/1000 (0,001) inci untuk imperial dan 1/100 (0,01) milimeter untuk dial gauge
imperial.
Sebuah penghitung putaran yang menghitung jumlah putaran jarum penunjuk. Sebuah
spindle yang berpegas dan membuat jarum penunjuk bisa berputar bila spindle digerakkan
ke atas dan ke bawah. Sebuah contact point (ujung sentuh) spindle yang menyentuh
permukaan yang diperiksa.

Rentang ukuran
Satu putaran penuh dial gauge imperial akan membaca 100/1000 (0,1) inci. Satu putaran
penuh dial gauge metrik akan membaca 100/100 (1) milimeter. Penghitung putaran pada
kedua jenis alat tersebut bisa dipakai bila dalam pengukuran jarum penunjuk berputar lebih
dari satu kali. Misalnya bila terjadi dua kali putaran jarum penunjuk dengan dial gauge
imperial maka pembacaan keseluruhan menjadi 2 x 100/1000 = 200/1000 inci. Bila terjadi
tiga kali putaran dengan dial gauge metrik maka menjadi 3 x 100/100 = 300/100 atau 3
milimeter.

Gambar 5.37 Dial gauge

Cara-cara mendudukkan
Ada dua cara mendudukkan dial gauge. Pertama dengan memakai klem yang dipasang
pada alas yang berat (Gambar 14). Kedua dengan memakai alas bermagnet (Gambar 15)
yang bisa dipasang pada fero (benda yang mengandung unsur besi) apa saja. Cara pertama
dipakai bila dial gauge digunakan di atas pelat permukaan sedangkan cara kedua dipakai
bila dial gauge digunakan pada tempat yang sulit seperti saat memeriksa run-out (out of
true) flywheel (roda daya).

Bab 5a. Micrometer metrik dan dial.doc V- 30


1 2

1 Dial gauge 3 Alas berat


2 Tiang 4 Klem (penjepit)

Gambar 5.38: Dudukan dial gauge jenis klem

Dudukan jenis klem (penjepit)


Cara memakai dudukan jenis klem (Gambar 14) adalah dial gauge (1) dipasang pada
sebuah tiang (2) dengan sebuah klem (4). Tiang tersebut adalah bagian dari sebuah alas
besi yang berat (3) sebagai pegangan yang kuat untuk pengukuran. Posisi dial gauge pada
tiang bisa diatur tingginya dengan menggerakkan klem turun naik. Dial gauge bisa diputar
pada tiangnya untuk menempatkannya di atas obyek yang diukur dan juga bisa diputar
sehingga spindle selalu pada posisi sudut 90 derajat terhadap obyek yang diukur.

Dudukan jenis alas bermagnet


Dudukan dial gauge jenis alas bermagnet (Gambar 15) memakai tiang vertikal (1) yang
dipasang pada alas bermagnet (5). Dial gauge (2) dijepitkan pada tiang horisontal (3), yang
dijepitkan pada tiang vertikal. Alas bermagnet mengandung magnet yang bisa dihidupkan
dan dimatikan dengan sakelar (6).
Posisi dial gauge pada tiang bisa diatur tingginya dengan menggerakkan klem turun naik.
Dial gauge bisa diputar pada tiangnya untuk diatur posisinya di atas obyek yang diukur
dan juga bisa diputar sehingga spindle selalu pada sudut 90 derajat terhadap obyek yang
diukur.

Bab 5a. Micrometer metrik dan dial.doc V- 31


Gambar 5.39: Dudukan dial gauge dengan alas bermagnet

Memilih dial gauge yang sesuai untuk tugas pengukuran.


Pada dasarnya ada dua pilihan dial gauge, pertama dial gauge yang membaca dalam
inci dan kedua dalam mm.

Memilih dudukan dial gauge yang sesuai.


Alas dudukan bermagnet adalah yang paling memudahkan karena bisa dipakai di
berbagai tempat kecuali beberapa tempat seperti di atas alas aluminium. yang dalam
hal ini harus memakai jenis dudukan dengan klem.
Periksa tempat dilakukannya pengukuran dan kalau bisa pilih alas dudukan
bermagnet karena lebih mudah dipasang. Bila dudukan tersebut tidak sesuai maka
harus memakai dudukan dengan klem.
Mengatur posisi dial gauge dengan benar ketika melakukan pembacaan.
Dial gauge harus diletakkan pada posisi sudut 90 derajat dengan komponen yang
diukur. Khususnya spindle-nya, harus diletakkan pada posisi sudut 90 derajat dengan
permukaan komponen yang diukur, baik pada bidang datar vertikal maupun
horisontal.

Bab 5a. Micrometer metrik dan dial.doc V- 32


Bidang datar vertikal Bidang datar horisontal
Gambar 5.40 Letak dial gauge pada sudut 90 derajat dengan komponen yang diukur

Lengan dudukan bermagnet atau klem bisa digerakkan untuk memastikan bahwa
posisi dial gauge sudah benar.

Mengeset dial gauge ke posisi angka nol


Bila dial gauge sudah diatur letaknya maka dial gauge tersebut harus didorong ke
permukaan komponen yang diukur untuk menekan spindle dan menggerakan jarum
penunjuk satu atau dua putaran (Gambar 51). Hal ini akan menyebabkan jarum
penunjuk berputar ke luar dan ke dalam untuk menemukan titik terendah. Komponen
yang diukur diputar dan jarum dial gauge diperhatikan dengan cermat untuk melihat
mana titik terendah (pembacaan minimum) di sekeliling garis lingkar.
Bila titik terendah sudah ditemukan, tahan dial gauge pada posisi tersebut sambil
diset ke angka nol. Pindahkan dial gauge dari permukaan yang diukur sampai
penghitung putaran berada pada angka nol. Putar bezel dial gauge untuk mengeset
angka nol pada skala agar berdekatan dengan jarum penunjuk dan kemudian kunci
pada posisi tersebut dengan kunci bezel.
Periksa ulang pembacaan untuk memastikan bahwa pengencangan kunci bezel tidak
mengubah pembacaan. Bila perlu terus tepatkan sampai dial gauge berada pada
posisi angka nol.

Bab 5a. Micrometer metrik dan dial.doc V- 33


3

Gambar 5.41: Menseting dial gauge ke angka nol


1. Gerakkan spindel dial gauge ke permukaan komponen yang akan diukur.
2. Putar bezel sampai angka nol berada di dekat jarum penunjuk
3. Kunci bezel agar tidak bergerak dengan kunci bezel

Pengukuran dan pembacaan ukuran


Bila dial gauge dan dudukan yang sesuai sudah dipilih, diatur posisinya dan diset ke angka
nol maka pengukuran dan pembacaan siap untuk dilakukan. Ikuti prosedur berikut untuk
mengukur dan membaca ukuran.

1. Putar komponen dimana dial gauge menempel. Bila memeriksa run out putarlah
komponen sampai didapatkannya pembacaan maksimum dial gauge. Gambar 51
menunjukkan bahwa dial gauge dipasang untuk memeriksa run out flywheel mesin.
2. Baca ukurannya dengan melihat dari dekat dan rata dengan skala. Jangan membaca
dari posisi yang tidak rata dengan skala karena akan menghasilkan pembacaan yang
tidak tepat.
3. Perhatikan pembacaan dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik pembuat untuk
mengetahui apakah ada kerusakan.

Bab 5a. Micrometer metrik dan dial.doc V- 34


2

Gambar 5.42: Mengukur dan membaca ukuran


1. Putar komponen untuk mendapatkan pembacaan positif maksimal
2. Baca pembacaan positif maksimal

Bab 5a. Micrometer metrik dan dial.doc V- 35


5.13 Mikrometer Imperial

Pendahuluan
Tujuan mengguanakan alat ukur ketepatan adalah untuk mendapatkan ukuran yang benar-
benar akurat dan tepat untuk ukuran, datar permukaan, atau perataan dudukan komponen.
Untuk bisa mendapatkan ukuran yang yang tepat dan akurat, diperlukan kemampuan untuk
bisa membaca skala imperial dan metrik yang dipakai pada alat ukur. Juga perlukan
kemampuan menggunakan alat ukur dengan benar sehingga ukuran yang akurat bisa
didapatkan. Bagian ini akan akan menyajikan pengetahuan dan keterampilan dalam
menggunakan alat ukur dengan benar dan membaca skala dengan akurat.

Membaca skala mikrometer imperial


Skala mikrometer imperial (Gambar 16) terdiri dari skala pada sleeve mikrometer dan
skala lain pada thimble mikrometer. Skala yang pada sleeve mempunyai kerat 25/1000
(0,025) inci dan skala pada thimble mempunyai kerat 1/1000 (0,001) inci.

1 3

Gambar 5.43 Skala mikrometer imperial


Terdapat sebuah garis sumbu/garis tengah pada sleeve dengan skala di atas dan di
bawahnya. Garis ini disebut garis datum. Skala di atas garis datum mempunyai sebaris
angka dari 0, 1, 2, 3 dan seterusnya sampai 0. Nol yang kedua sebenarnya mewakili 10 tapi
karena tidah cukup tempat pada sleeve jadi hanya ditulus 0. Setiap angka tersebut
mewakili kelipatan 100/1000 (0,1) inci. Angka 1 mewakili 100/1000 (0,1) inci, Angka 2
mewakili 200/1000 (0,2) inci dan seterusnya.
Skala di bawah garis datum mempunyai tiga garis di antara setiap angka yang ada di atas
garis datum. Setiap garis ini mewakili 25/1000 (0,025) inci. Garis pertama mewakili
25/1000 (0,025) inci, yang kedua 50/1000 (0,050) inci dan yang ketiga 75/1000 (0,075)
inci.
Mikrometer imperial luar
Fungsi
Fungsi mikrometer imperial luar adalah untuk mengukur permukaan luar komponen
sampai tingkat ketepatan 1/1000 (0,001) inci.

Bab.5 Micrometer V - 35
Identifikasi
Mikrometer imperial luar terdiri dari bagian-bagian berikut. Sebuah anvil (landasan) (1)
yang mempunyai permukaan ujung yang keras untuk disentuhkan dengan obyek yang
diukur. Sebuah spindle (poros) (2) yang juga mempunyai permukaan ujung yang keras
untuk disentuhkan dengan ujung permukaan lainnya dari obyek yang diukur. Sebuah frame
(bingkai) (3) yang berbentuk 'U' agar memudahkan mikrometer melingkari obyek yang
diukur.
Sebuah locking ring (ring pengunci) (4) yang dipakai untuk mengunci spindle setelah
pengukuran dilakukan sehingga mikrometer bisa digerakkan ke tempat yang memudahkan
untuk membaca ukuran. Sebuah sleeve (selongsong) (5) yang berkerat 25/1000 (0,025) inci
dari 0 sampai 1 inci. Sebuah thimble (tabung) (6) yang berkerat 1/1000 (0,001) inci dari 0
sampai 25/1000 (0,025) inci. Thimble ini berputar pada ulir dan dihubungkan ke spindle.
Sebuah pegangan jari bergerigi (7) untuk memudahkan memutar thimble. Sebuah ratchet
(pal stop) (8) yang dipakai untuk penyetelan akhir ukuran dan mengatur kekencangan
mikrometer. Dengan rachet pengencangan mikrometer bisa dilakukan oleh siapa saja yang
memakainya.

1 2 3 4 5 6 7 8

0 – 1"

Gambar 5.44: mikrometer imperial 0 - 1 inci

1 Anvil (landasan) 4 Lock ring (ring pengunci) 7 Pegangan jari bergerigi


2 Spindle (poros) 5 Sleeve (selongsong) 8 Ratchet (pal stop)
3 Frame (rangka) 6 Thimble (tabung)

Rentang ukuran
Mikrometer yang tampilkan pada gambar berikut adalah mikrometer 0 - 1 inci. Ini berarti
bahwa bila spindle menyentuh anvil maka pembacaan pada mikrometer akan menunjukkan
angka nol dan bila spindle diputar sampai pembacaan maksimum maka pembacaan pada
mirometer adalah satu inci.

Bab.5 Micrometer V - 36
Sebuah mikrometer tentu harus dapat membaca lebih dari satu inci jadi memang ada juga
mikrometer yang bisa membaca satu sampai dua inci, dua sampai tiga inci dan seterusnya.
Komponen-komponennya sama hanya saja ukurannya yang lebih besar. Rentang
ukurannya ada pada frame mikrometer.
Salah satu jenis mikrometer yang bisa membaca rentang ukuran dari nol sampai beberapa
inci adalah mikrometer dengan spindle yang bisa diganti . Dengan mikrometer jenis ini,
frame-nya cukup besar untuk mengukur sampai tiga inci dan anvil-nya bisa diganti bila
perlu ukuran yang berbeda.

Gambar 5.45 Membaca mikrometer imperial

1 Angka 5 mewakili 500/1000 inchi(0,5")


2 Satu garis mewakili 25/1000 inchi (0,025")
3 15 garis mewakili15/1000 inchi (0,015")

Skala pada thimble (nomor 3) mempunyai 25 garis yang melingkari thimble. Setiap garis
mewakili 1/1000 (0,001) inci.
Pembacaan skala dilakukan dalam empat langkah:
1. Bacalah angka tertinggi yang terlihat di atas garis datum pada sleeve .
2. Bacalah jumlah garis yang terlihat di bawah garis datum setelah angka tertinggi .
3. Bacalah angka pada thimble yang segaris dengan garis datum pada sleeve.
4. Jumlahkan ketiga angka tersebut.

Bab.5 Micrometer V - 37
Pada Gambar diatas angka tertinggi yang terlihat di atas garis datum pada sleeve adalah 5
dan ini mewakili 500/1000 inci (0,5). Jumlah garis yang terlihat setelah angka 5 adalah 1
dan ini mewakili 25/1000 (0,025) inci. Angka pada thimble yang segaris dengan garis
datum pada sleeve adalah 15 dan ini mewakili 15/1000 (0,015) inci. Jumlahkan ketiga
angka tersebut dan hasilnya adalah 0,5 + 0,025 + 0,015 = 0.540" atau 540/1000 inci.

Gambar 5.46: Membaca mikrometer imperial

1 Angka 3 mewakili 300/1000 inci (0,3)


2 Tiga garis mewakili 75/1000 inci (0,075")
3 Lima garis mewakili 5/1000 inci (0,0005)

Pada Gambar diatas angka tertinggi yang terlihat di atas garis datum pada sleeve adalah 3
dan ini mewakili 300/1000 inci (0,3). Jumlah garis yang terlihat di bawah garis datum
setelah angka 3 adalah 3 dan ini mewakili 75/1000 (0,075) inci. Angka pada thimble yang
segaris dengan garis datum pada sleeve adalah 5 dan ini mewakili 5/1000 (0,005) inci.
Jumlahkan ketiga angka tersebut dan hasilnya adalah 0,3 + 0,075 + 0,005 = 0,380" atau
380/1000 inci.

Bab.5 Micrometer V - 38
Bila memakai mikrometr 1 - 2 inci maka hasil pembacaan harus ditambah 1". Untuk
mikrometer 2 - 3 inci, ditambah 2" dan seterusnya. Contohnya ada pada Gambar
berikut.

Mikrometer 0 –1
10
0 1 2 3
0" + 0,3" + 0,025" + 0,007" =
5
0,332"

Mikrometer 1 – 2
20

0 1 2
15.
1" + 0,2" + 0,025" + 0,016" =
1,241"

Mikrometer 2 – 3

15.
0 1 2

10
2" + 0,2" + 0,0" + 0,013" =
2,213"

Mikrometer 3 – 4

0 1 2 20

15.
3" + 0,2" + 0,05' + 0,018" =
3,268"

Gambar 5.47: Membaca mikrometer imperial dengan ukuran yang beragam

Bab.5 Micrometer V - 39
5.14 Menggunakan mikrometer luar untuk mengukur dengan
akurat
Ada sejumlah langkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan pembacaan yang akurat.
Bila hasil pembacaan tidak akurat maka pengukuran yang dilakukan tidak ada artinya.
1. Pilih mikrometer yang sesuai untuk tugas pengukuran.
2. Set mikrometer ke angka nol.
3. Pegang mikrometer dengan benar ketika melakukan pengukuran.
4. Atur posisi mikrometer pada komponen yang diukur.
5. Lakukan pengukuran.
6. Baca ukurannya.

Memilih mikrometer yang sesuai untuk tugas pengukuran.


Mikrometer luar terdiri atas beragam ukuran sehingga perlu untuk memilih mikrometer
yang sesuai untuk tugas pengukuran. Pertama-tama perkirakan ukuran komponen yang
akan diukur lalu pilihlah sebuah mikrometer yang sesuai. Misalnya bila komponen
berdiameter luar kira-kira 63mm (2½ inci) kemudian pilih mikrometer yang berukuran 50
sampai 75mm (2 -3").

Mengeset mikrometer ke angka nol.


Sebelum menggunakan mikrometer, harus terlebih dahulu diset ke angka nol karena kalau
tidak maka pembacaan tidak akan akurat. Untuk mengetahui bahwa mikrometer sudah di
angka nol, putarlah thimble sampai spindle berdekatan dengan anvil, lalu pakai ratchet
untuk menggerakkan spindle sampai menyentuh anvil. Kalau ratchet mengeluarkan suara
klik berarti tekanannya sudah tepat dan skala mikrometer membaca angka nol (Gambar
32).

Gambar 5.48 Skala mikrometer membaca angka nol

Bab.5 Micrometer V - 40
Bila skala mikrometer tidak menunjuk ke angka nol maka harus disetel terlebih dahulu
sebelum dipakai.
Penyetelan mikrometer ke angka nol
Untuk mengeset mikrometer ke angka nol dipakai alat khusus yang bisa masuk ke dalam
lubang di belakang sleeve (Gambar 33).

1 Alat penyetel 2 Lubang di belakang sleeve

Gambar 5.49: Alat penyetel ke angka nol

Untuk penyetelan, alat penyetel dimasukkan ke sleeve dan diputar searah atau berlawanan
dengan arah jarum jam. Putar sleeve sampai garis datum pada sleeve menjadi
segaris/sejajar dengan angka nol pada thimble (Gambar 34 dan 35).

Gambar 5.50 Penyetelan mikrometer ke angka nol

Bab.5 Micrometer V - 41
Gambar 5.51 Angka nol pada thimble sejajar dengan garis datum

Cara memegang mikrometer yang benar ketika melakukan pengukuran.


Ada dua cara yang berbeda dalam memegang mikrometer tergantung dari jenis mikrometer
yang dipakai. Bila mengukur komponen yang yang belum dipasang maka kita perlu
memegangnya dengan satu tangan dan memegang mikrometer dengan satu tangan yang
lainnya. Ini berarti bahwa mikrometer harus dipegang dan disetel dengan satu tangan. Bila
melakukan pengukuran sebuah komponen yang sudah terpasang maka kedua tangan bisa
memegang mikrometer.

Memegang mikrometer dengan satu tangan


Cara yang dipakai untuk memegang dan menyetel mikrometer dengan satu tangan pada
Gambar 36 dipertunjukkan untuk orang yang tidak kidal sedangkan untuk orang yang kidal
posisi tersebut harus dibalik.

4
3

1 2

Gambar 5.52: Cara memegang mikrometer dengan satu tangan


1 Pegang frame dengan telapak tangan 2 Letakkan jari tengah di atas sleeve
2 Letakkan jari manis di dalam frame 3 Gunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk
memutar thimble

Bab.5 Micrometer V - 42
Memegang mikrometer dengan kedua tangan
Bila komponen yang diukur sudah terpasang atau cukup besar tanpa harus dipegang
maka kedua tangan bisa dipergunakan untuk mengukur (Gambar 37). Cara ini
dipertunjukkan untuk orang yang tidak kidal sedangkan untuk orang yang kidal posisi
tersebut harus dibalik.

Gambar 5.53 Cara memegang mikrometer dengan kedua tangan


1 Gunakan Ibu jari, jari 2 Gunakan jari tengah 3 Guanakan ibu jari dan
telunjuk dan jari tengah tangan kanan untuk jari telunjuk tangan
tangan kiri untuk menahan thimble kanan untuk memutar
memegang ujung sebelah ratchet dan thimble
kiri mikrometer

5.15 Cara mengatur posisi mikrometer pada komponen yang diukur.


Mikrometer harus diatur posisinya dengan benar, anvil dan spindle-nya harus rata dengan
permukaan komponen yang diukur. Bila posisi anvil dan spindle tidak benar maka tidak
mungkin bisa mengukur dengan akurat (Gambar 38).

Bab.5 Micrometer V - 43
X [
Gambar 5.54 Pengaturan posisi mikrometer yang benar dan salah

Pengukuran dan pembacaan ukuran


Bial sudah memilih mikrometer yang sesuai, diperiksa dan diset ke angka nol,
dipegang dengan benar dan posisi mikrometer sudah diatur dengan tepat maka
pengukuran dan pembacaan siap untuk dilakukan. Ikuti prosedur berikut dalam
mengukur dan membaca ukuran (Gambar 39).
1. Putar thimble ke bawah sehingga anvil dan spindle hampir menyentuh komponen
yang diukur.
2. Putar ratchet sampai anvil dan thimble menyentuh komponen dan ratchet
menimbulkan bunyi klik. Bunyi klik menunjukkan bahwa tekanan yang benar
sudah terbentuk.
3. Gerakkan mikrometer perlahan-lahan sambil memutar ratchet untuk menemukan
dimensi minimum komponen tersebut.
4. Baca ukurannya dengan melihat dari dekat dan rata dengan skala. Jangan
membaca dari posisi yang tidak rata dengan skala karena akan menghasilkan
pembacaan yang tidak tepat.

3
1 2

Gambar 5.55 Pengukuran dan pembacaan ukuran

Bab.5 Micrometer V - 44
Menggunakan mikrometer dalam untuk mengukur dengan akurat
Ada sejumlah langkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan ukuran yang akurat.
1. Pilih mikrometer yang sesuai untuk tugas pengukuran.
2. Set mikrometer ke angka nol.
3. Pegang mikrometer dengan benar ketika melakukan pengukuran.
4. Atur posisi mikrometer pada komponen yang diukur.
5. Lakukan pengukuran
6. Baca ukurannya.

Memilih mikrometer yang sesuai untuk tugas pengukuran.


Mikrometer dalam terdiri dari berbagai ukuran sehingga perlu untuk memilih mikrometer
yang sesuai untuk tugas pengukuran. Pertama-tama perkirakan ukuran komponen yang
akan diukur lalu pilihlah sebuah mikrometer yang sesuai. Misalnya bila komponen
berdiameter luar kira-kira 112 mm (4½ inci) kemudian pilih mikrometer yang berukuran
100 – 125 mm (4 -5").

Mengeset mikrometer ke angka nol.


Mikrometer harus diset ke angka nol sebelum dipergunakan kalau tidak maka ukuran yang
akan didapat tidak akan akurat. Untuk memeriksa apakah sudah berada pada angka nol,
mikrometer dalam harus diletakkan di dalam mikrometer luar. Misalnya bila ingin
memeriksa mikrometer dalam 0 sampai 25mm (0 - 1inci) maka dipakai mikrometer luar 25
sampai 50 mm (1 - 2 inci). Mikrometer dalam di set ke angka nol dan mikrometer luar
dipakai untuk mengukur ukuran mikrometer dalam. Bila mikrometer luar membaca angka
nol maka mikrometer dalam juga membaca angka nol.

Penyetelan mikrometer ke angka nol


Cara penyetelan mikrometer dalam ke angka nol sama dengan cara penyetelan
mikrometer luar.

Bab.5 Micrometer V - 45
1 2

0 0

3 4

Gambar 5.56 Memeriksa mikrometer dalam pada angka nol

1 Mikrometer dalam 3 Mikrometer dalam membaca angka nol


2 Mikrometer luar 4 Mikrometer luar tidak membaca angka nol

Memegang mikrometer dengan benar ketika melakukan pengukuran.


Mikrometer kedalaman mempunyai hendel/pegangan panjang dan dipasang dengan
sekerup ke dalam mikrometer. Hendel ini digunakan untuk menempatkan mikrometer
pada waktu mengukur. Cara yang benar dalam memegang mikrometer adalah
dengan memegang hendel yang ujungnya bergerigi dengan ibu jari, jari telunjuk dan
jari tengah.
Mikrometer kemudian akan menjadi dekat dengan di mana tempatnya dipegang dan
ini berarti bahwa hendel tersebut bisa digerakkan ke atas dan ke bawah. Ketika
melakukan pengukuran dengan mikrometer dalam harus dengan gaya antar sisi yang
halus agar tidak menyebabkan ulir pada ujung hendel rusak.

Cara mengatur posisi mikrometer pada komponen yang diukur.


Mikrometer harus diatur posisinya dengan benar, anvil dan spindle-nya harus rata
dengan permukaan komponen yang diukur. Bila posisi anvil dan spindle tidak benar
maka tidak mungkin bisa mengukur dengan akurat.
Karena untuk melakukan pengukuran mikrometer harus dimasukkan ke dalam
silinder maka ukuran mikrometer harus di setel lebih kecil dari ukuran komponen
agar mikrometer tidak tertahan di dalam silinder.

Bab.5 Micrometer V - 46
[ X
Gambar 5.57: Cara memakai mikrometer dalam yang benar dan salah

Pengukuran dan pembacaan ukuran


Bila mikrometer yang sesuai sudah dipilih, diperiksa dan diset ke angka nol. Pegang
micrometer dengan benar dan atur posisinya dengan tepat, maka pengukuran dan
pembacaan siap dilakukan. Ikuti prosedur berikut untuk mengukur dan membaca ukuran.
1. Putar thimble ke bawah sehingga anvil hampir menyentuh komponen yang akan
diukur.
2. Gerakkan mikrometer dari sisi ke sisi dan dari atas ke bawah di sekitar hendel
mikrometer untuk mendapatkan posisi celah maksimum.
3. Putar thimble hingga anvil menyentuh komponen yang akan diukur.
4. Sekali lagi gerakkan mikrometer dari sisi ke sisi dan dari atas ke bawah di sekitar
hendel mikrometer untuk menentukan dimensi komponen. Anvil harus hanya
menyentuh permukaan komponen dan sedikit resistansi akan terasa ketika
menggerakkan mikrometer. Proses ini memerlukan keterampilan dan perlu dilakukan
berulang-ulang sampai benar.
5. Baca ukurannya dengan melihat dari dekat dan rata dengan skala. Jangan
membaca dari posisi yang tidak rata dengan skala karena akan menghasilkan
pembacaan yang tidak tepat.

Bab.5 Micrometer V - 47
2 1

4 3

Gambar 5.58 Pengukuran dan pembacaan ukuran

5.16 Menggunakan mikrometer pengukur kedalaman untuk


mengukur dengan akurat
Ada sejumlah langkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan ukuran yang akurat.
1. Pilih mikrometer yang sesuai untuk tugas pengukuran.
2. Set mikrometer ke angka nol.
3. Pegang mikrometer dengan benar ketika melakukan pengukuran.
4. Atur posisi mikrometer pada komponen yang diukur.
5. Lakukan pengukuran.
6. Baca ukurannya.

Memilih mikrometer yang sesuai untuk tugas pengukuran.


Mikrometer pengukur kedalaman terdiri dari berbagai ukuran sehingga harus memilih
mikrometer yang sesuai untuk tugas pengukuran. Pertama-tama perkirakan ukuran
komponen yang akan diukur kemudian pilihlah sebuah mikrometer yang sesuai. Misalnya
bila kedalaman komponen kira-kira 37 mm (1½ inci) maka pilih mikrometer yang
berukuran 25– 50 mm (1 - 2").

Mengeset mikrometer ke angka nol.


Sebelum menggunakan mikrometer, harus terlebih dahulu diset ke angka nol karena
kalau tidak maka pembacaan tidak akan akurat. Untuk mengetahui bahwa
mikrometer sudah di angka nol, letakkan mikrometer pada permukaan yang rata dan
putarlah thimble sampai spindle menyentuh permukaan yang rata tersebut (Gambar
43). Bila mikrometer tidak membaca angka nol maka mikrometer harus disetel

Bab.5 Micrometer V - 48
0

Gambar 5.59 Memeriksa mikrometer pengukur kedalaman pada posisi angka nol

Menyetel mikrometer pengukur kedalaman


Cara penyetelan mikrometer pengukur kedalaman ke angka nol sama dengan cara
penyetelan mikrometer luar.

Cara memegang mikrometer yang benar ketika melakukan pengukuran.


Mikrometer pengukur kedalaman mempunyai alas yang besar sebagai penahan agar tidak
bergerak (Gambar 44). Putar thimble dengan ibu jari dan jari telunjuk. Cara yang lain
adalah dengan menahan posisi mikrometer dengan satu tangan dan putar thimble serta
ratchet dengan satu tangan lainnya. Cara mana saja yang dipakai dalam pengukuran, alas
mikrometer harus dipegang dengan kuat agar tidak bergerak.

Gambar 5.60 Memegang dan mengukur dengan satu tangan

Bab.5 Micrometer V - 49
Cara mengatur posisi mikrometer pada komponen yang diukur.
Mikrometer pengukur kedalaman harus diletakkan dengan benar. Alasnya rata dengan
permukaan atas dan spindle-nya menyentuh permukaan bawah komponen yang diukur
(Gambar 44). Bila posisi alas atau spindle tidak benar maka pembacaan ukuran tidak
mungkin akurat. Kedua permukaan harus dibersihkan sebelum mengukur.

Pengukuran dan pembacaan ukuran


Bila mikrometer yang sesuai sudah dipilih, diperiksa dan diset ke angka nol, dipegang
dengan benar dan posisi mikrometer sudah diatur dengan tepat maka pengukuran dan
pembacaan siap untuk dilakukan. Ikuti prosedur berikut untuk mengukur dan membaca
ukuran (Gambar 45).
1. Putar thimble ke bawah sehingga spindel hampir menyentuh permukaan kedalaman
yang akan diukur.
2. Putar ratchet sampai thimbel menyentuh permukaan dan ratchet menimbulkan bunyi
klik. Bunyi klik menunjukkan bahwa tekanan yang benar sudah terbentuk.
3. Baca ukurannya dengan melihat dari dekat dan rata dengan skala. Jangan membaca
dari posisi yang tidak rata dengan skala karena akan menghasilkan pembacaan yang
tidak tepat.

1 2

Gambar 5.61 Pengukuran dan pembacaan ukuran

Bab.5 Micrometer V - 50
Proyektor Profile 6
KOMPETENSI DASAR :

1. Mahasiswa dapat memahami tentang konstruksi dan prinsif kerja projector profile
2. Mahasiswa mampu mengunakan projector profile
3. Mahasiswa mampu memelihara projector profile

6.1 Pendahuluan

P
royektor tersedia dalam sejumlah tipe yang berbeda. Jenisnya bisa dalam bentuk
kabinet horisontal atau vertikal. Proyektor horisontal atau vertikal memerlukan ruang
lantai yang luas, dan kondisi penerangan khusus. Proyektor kabinet tidak memerlukan
area lantai yang luas atau penerangan khusus, itulah sebabnya mengapa proyektor ini
diterima secara luas dalam industri ini sekarang. Penggunaan utama Proyektor Kabinet adalah
untuk mengecek pengukur atau komponen kecil. (Lihat Gambar 1).

Gambar 6. 1 Proyektor Kabinet

1. Penyetel mikrometer (sumbu Y )

Bab 6. Proyektor Profile.doc VI - 1


2. Layar proyeksi
3. Bayang luncur layar
4. Lensa Penyetel
5. Mikrometer (sumbu X)
6. Tabel setelan vertikal (fokus kasar)

Penyetelan Proyektor
Proyektor kabinet dapat digunakan untuk melakukan sejumlah fungsi proyeksi dan
pembesaran yang berbeda. Penyetelan awal dan berikut pengecekannya sangat penting untuk
memastikan perolehan hasil pengukuran yang akurat.

Pembesaran
Proyektor dapat diperoleh dalam sejumlah angka pembesaran, mis. 10x, 20x, 50x.
Pembesaran ini dapat disetel terlebih dahulu dalam disain dan pembuatan oleh pabrik dan ini
tidak dapat diubah-ubah. Akan tetapi, proyektor yang modern memiliki sistem lensa yang
dapat diganti-ganti.

Pelurusan Sudut Graduasi dengan Lintasan Tabel


Pentingnya pelurusan geseran tabel secara akurat dengan graduasi sudut tidak cukup dengan
menyebutnya saja. Pelurusan yang tidak tepat akan menimbulkan kesalahan dalam
pengukuran. Graduasi sudut , termasuk skala vernier, biasanya disediakan untuk pelurusan.

Pelurusan Komponen yang Digunakan


Semua komponen harus disejajarkan ke geseran tabel axial bila menggunakan tampilan
pengukuran langsung dari proyektor.

Proyeksi (Epidiascope) Permukaan


Proyektor dapat disetel untuk memberikan proyeksi permukaan. Bukan profilnya saja terlihat,
tetapi kontur permukaan dapat juga diperiksa. Proyeksi lampu kedua digunakan bersama-sama
dengan cermin untuk memantulkan permukaan komponen ke layar.

Penggunaan Proyektor
Terdapat sejumlah metode berbeda untuk memeriksa ukuran komponen. Salah satu atau
kombinasi dari metode ini dapat digunakan.

Bab 6. Proyektor Profile.doc VI - 2


Gambar Skala
Ini adalah gambar garis yang halus yang dibuat pada film plastik yang tidak mengalami
distorsi. Gambar bisa saja hanya memiliki satu garis untuk bentuknya atau dapat juga
memiliki zona toleransi yang ditentukan.
Bentuk standar dan format tersedia dari pabrik pembuat proyektor.

Template
Ini dibuat oleh pabrik dan ditempatkan di layar, atau lebih umum merupakan ukuran
sebenarnya dari komponen dan ditempatkan pada tabel pengukur. Ketidakakurasian terlihat
sebagai gelombang sinar di layar.

6.2 Pengukuran Langsung

Garis (Linear)
Pengukuran linear diperoleh dengan menggunakan mikrometer sekerup. Bila pengukuran
yang diperlukan lebih panjang dari mikrometer sekerup, pengukur selip ditempatkan di antara
ujung mikrometer sekerup dan landasan (anvil wear) di atas meja.

Sudut
Pengukuran sudut dapat dilakukan dengan menggunakan putaran tingkat (stage rotary) dengan
busur vernier. Stage rotary ini dipasang pada tabel pengukur.
Metode yang lebih umum untuk memperoleh pengukuran sudut adalah dengan menggunakan
vernier kaliper yang dipasang di layar.
Perhatikan: Bila melakukan pengukuran dari 360o pada arah negatif vernier juga dibaca
dengan arah negatif

Cara Memegang Komponen


Terdapat banyak metode dengan berbagai variasi yang digunakan untuk memegang suatu
komponen pada posisinya. Metode apa saja yang digunakan untuk dapat memegang alat atau
proyektor dengan kuat tanpa merusaknya dapat diterima, mis. ragum (vise), klem, plasticine,
dll.

Bab 6. Proyektor Profile.doc VI - 3


Memeriksa Bentuk Uliran
Untuk memperoleh fokus gambar yang jelas maka perlu untuk memiringkan bentuk uliran ke
sudut pengarah. Ini akan memungkinkan lintasan cahaya melewati bentuk uliran. Engsel
penopang pusat memberikan cara pemiringan sekerup ulir ke sudut pengarah. Gambar skala
digunakan untuk memeriksa bentuk uliran. Hal yang tidak boleh diabaikan bahwa pembesaran
gambar harus sama dengan pembesaran proyektor. Kemiringan uliran dapat diperiksa
menggunakan alur garis di layar dan sekerup mikrometer pada alat pengukur.

Tekstur Permukaan (Surface Texture)


Sebelum melakukan upaya apapun untuk memberikan karakteristik pengukuran suatu
permukaan maka perlu untuk mendefinisikan apa yang dimaksud dengan istilah tingkat
kehalusan permukaan atau tekstur, serupa yang dikembangkan oleh proses pemesinan dan
tehnik penghalusan, seperti pengikiran,pengasahan, pemutaran, penggilingan, cetak tuang (die
casting), penempahan, dll. Sebelum mendefinisikan tekstur permukaan, terdapat tiga pengaruh
dasar yang membuat kontrol tekstur permukaan itu penting, yakni, dayaguna yang melemah,
karakteristik bearing dan keausan.

Fatigue Life
Jika suatu komponen mengalami tekanan bolak-balik berulang-ulang maka komponen itu akan
mengalami kelelahan dan umur pakainya menjadi lebih pendek dari semestinya. Jumlah siklus
tekanan yang dapat ditahan pada tekanan tertentu disebut fatique life. Kegagalan karena
fatique life nampaknya selalu mulai pada akar iregularitas permukaaan meskipun pada
permukaan yang tidak aktif.

Telah dibuktikan bahwa, dalam beberapa mesin, pin penyambung yang membawa beban
siklus memiliki dayaguna lebih lama jika lobangnya dibuat dengan tingkat kehalusan yang
tinggi. Lobang pin penyambung tidak bersentuhan dengan bagian onderdil lain dari mesin.
Buktinya, pin penyambung ini biasanya dibuat berongga agar dapat mengurangi berat
resiprokal.

Karakteristik Bearing
Permukaan dengan tingkat kehalusan yang tinggi, mis. permukaan tanpa iregularitas,
karenanya sangat sempurna bukanlah bearing yang baik. Buktinya, kemacetan (seizure) tiba-
tiba mungkin akan terjadi karena kesulitan dalam menjaga lapisan pelumas yang mencegah
kontak antara metal dengan metal. Bentuk permukaan yang terbaik untuk bearing barangkali
adalah yang memiliki kontak area dengan tahanan sedikit, serta alur yang dapat menyimpan
lapisan pelumas.

Keausan
Menurut hukum fisika yang terkenal tahanan atau gesekan bukan saja disebabkan oleh kontak
area. Walaupun begitu, tingkat keausan tergantung pada kontak area, makin besar areanya
makin sedikit beban per area dan tentu saja makin kecil tingkat keausannya.

Bab 6. Proyektor Profile.doc VI - 4


Arti Tekstur Permukaan
Luas permukaan teratur atau tidak teratur cendrung untuk membentuk suatu pola. Pola
permukaan umumnya dibuat melalui suatu proses manufaktur.
Definisi Tingkat Kehalusan Permukaan
Deviasi permukaan adalah penyimpangan dari permukaan nominal dalam bentuk
bergelombang, kasar, cacat, susunan letak dan profil.

Gambar 6.2 Definisi tingkat kehalusan permukaan

Gelombang
Iregularitas permukaan yang menyimpang dari yang seharusnya dalam bentuk gelombang; ini
barangkali disebabkan oleh getaran mesin pada saat pengerjaan atau manufaktur. Ini
umumnya menyebar luas.

Tingkat Kekasaran
Iregularitas yang secara relatif berjarak kecil dengan pola bergelombang yang saling tindih
disebabkan oleh alat pemotong atau goresan pengasah dan dorongan mesin. Ketidakberaturan
ini lebih sempit dari pola yang bergelombang.

Cacat
Ketidakberaturan seperti goresan, lobang, retak, tonjolan, atau bolong tidak mengikuti pola
yang teratur seperti kasus bergelombang dan kasar.

Susunan Tata Letak


Arah pola permukaan yang mendominasi disebabkan oleh proses pemesinan. Pengukuran
biasanya, walaupun tidak selalu, diambil mendatar (pada 90o) melintas pada permukaan
dengan arah yang paling kasar.

Bab 6. Proyektor Profile.doc VI - 5


Profil
Ini adalah kontur bagian tertentu melalui suatu permukaan.

Mikrometer
Dalam sistem ISO satuan pengukuran yang digunakan untuk tingkat kehalusan permukaan
adalah mikrometer, contohnya 0,000 001 m atau 0,001 mm.

6.3 Metode untuk Mengukur Tingkat Kehalusan Permukaan

Metode yang tersedia untuk mengukur tingkat kehalusan bagian yang dimesin dapat diperoleh
melalui perbandingan atau dengan pengukuran langsung. Metode perbandingan merupakan
upaya untuk menilai tekstur permukaan dengan cara observasi atau sentuhan. Menggunakan
cara perbandingan dapat disalah-mengerti jika membandingkan permukaan yang dibuat
dengan teknik berbeda.
Sentuhan barangkali merupakan metode yang lebih baik untuk menilai tekstur permukaan
dibandingkan dengan observasi visual, tetapi, hal ini lagi, dapat disalah mengerti dan
perbandingan hanya dapat dilakukan pada permukaan yang dibuat dengan proses serupa.
Perbandingan standar yang tersedia dibuat dari baja anti karat atau dari plastik.
Metode pengukuran langsung telah dikembangkan untuk memungkinkan penggunaan angka
ditempatkan pada permukaan yang sudah dihaluskan dan ini hampir semuanya termasuk jenis
instrumen jarum penduga.

Instrument Jarum Penduga

Instrumen jenis ini dapat dibahagi lagi ke unit-unit yang berikut:


• Jarum atau penduga yang digeserkan di atas permukaan dengan bantuan peluncur.
• Alat pembesar gerakan jarum.
• Alat pencatat untuk menghasilkan telusuran atau catatan profil permukaan. Harus
diperhatikan bahwa semua telusuran ini mengalami distorsi, mis. pembesaran vertikal
dan horisontal berbeda untuk memungkinkan tampilan vertikal yang jelas dapat terlihat
pada telusuran dengan panjang yang cukup. Jika contoh panjang 0,8 mm dibesarkan
200 kali, maka hasil telusuran menjadi 160 mm panjangnya!
• Karena itu, cara untuk menganalisa profil dapat diperoleh. Ini dapat disertakan dalam
instrumen atau dilakukan secara terpisah. Instrumen yang memenuhi karakteristik ini
dapat dihasilkan secara mekanik atau pembesaran sistem elektronik.
Mesin yang sering digunakan untuk mengukur tekstur permukaan termasuk ‘Talysurf’
dari Tomlinson Surface Meter dan Taylor-Hobson, ‘Surftest dan Surfcorder’ buatan
Mitutoyo, dan ‘Talydata’ merupakan yang terbaik dari semuanya.

Bab 6. Proyektor Profile.doc VI - 6


Mengukur Panjang Lintasan dan Contohnya
Satu lintasan lengkap jarum instrumen elektronik disebut panjang pengukuran lintasan dan ini
dibagi dalam 3 sampai 10 contoh panjang. Pemilihan contoh panjang ditentukan oleh jenis
permukaan yang diuji dan penambahan contoh panjang umumnya menambah jumlah bentuk
bergelombang yang diperoleh untuk dibaca. Hasil dari semua contoh pengukuran panjang
lintasan terintegrasi oleh instrumen untuk memberikan skala dan penunjuk atau pembacaan
digital yang merupakan rata-rata keseluruhan panjang contoh dalam satu pengukuran panjang
lintasan.

Untuk permukaan yang dihasilkan oleh satu alat penunjuk, acuan yang bermanfaat untuk
menentukan pemotongan panjang adalah: pemotongan harus melebihi sekali jarak dorong,
tetapi untuk ketidakberaturan kecil yang banyak sering digunakan pemotongan 0,8 mm.
Pemotongan yang biasanya tersedia dalam instrumen elektronik adalah 0,88 mm, 0,25 mm, 0,8
mm, 2,5 mm. Pemotongan 0.08 umumnya digunakan untuk permukaan yang halus yang
terlalu pendek untuk pemotongan yang panjang.

Proses Penghalusan Permukaaan dan Jumlah Pemotongan untuk Menilai atau


Menentukan Proses.

Proses Designasi Pemotongan, mm


Penghalusan
0,25 0,8 2,5
Penggilingan Giling X X

Pelobangan Lobang X X
Putaran Putar X X X
Pengikiran Kikir X X X
Reaming Ream X X

Mengukur Kekasaran Permukaan


Terdapat beberapa metode pengukur yang tersedia, tetapi yang diadopsi untuk penggunaan
metrik disebut ‘Kekasaran Rata-rata’ atau nilai Ra. Nilai ini ditulis dalam mikrometer, satu
nilainya sama dengan seperseribu bagian dari satu milimeter per satu juta dari satu meter.

6.4 Metode untuk menunjukkan Kekasaran Permukaan pada Gambar


Teknik

Nilai Ra diperlihatkan pada suatu gambar teknik melalui penggunaan simbol dan angka (Lihat
Gambar 3). Simbol ini menunjukkan nilai kekasaran permukaan Ra dalam mikrometer. Proses
penghalusan dapat juga ditunjukkan.

Bab 6. Proyektor Profile.doc VI - 7


Gambar 6. 3.Simbol Kehalusan Permukaan

Nilai Ra (Mikrometer) yang Umum Digunakan

Nilai yang umum digunakan adalah 0,012 µm, 0,025 µm, 0,05 µm(0,1 µm, 0,2 µm, 0,4 µm,
0,8 µm, 1,6 µm, 3,2 µm, 6,3 µm), 12,5 µm; 25 µm, 50 µm. Angka di dalam kurung adalah
yang paling penting dari sudut pandang seorang masinis.

Yang paling kasar, 12,5 µm sampai 50 µm, dapat diperoleh dari penuangan dengan pasir,
pemotongan dengan las, pemotongan dengan gergaji, penorehan dan penempahan kasar.
Penghalusan seperti ini adalah yang termurah untuk dihasilkan.

Yang paling halus 0,012 µm sampai 0,05 µm hanya dapat diperoleh melalui proses
penghalusan khusus seperti pengikiran, pengasahan dan pemolesan. Penghalusan seperti ini
sulit untuk dihasilkan.

Kelompok utama yang perlu diperhatikan oleh masinis, 0,1 µm sampai 6,3 µm merupakan
penghalusan permukaan yang diperoleh dari perkakas pemesinan umum menggunakan
berbagai rate dorong dan kedalaman pemotongan.

Hubungan Antara Kehalusan Permukaan dan Toleransi


Bila toleransi yang ditentukan untuk onderdil tertentu dikurangi, maka nilai kekasaran Ra
harus juga dikurangi.

Contohnya: Bearing berkecepatan tinggi memerlukan ketepatan jarak celah (putaran) sempit,
akan menghasilkan toleransi sekecil 0,01 mm dan untuk mencapainya nilai 0,4 Ra permukaan
mungkin perlu ditentukan.

Dari segi lain, bila dua bagian disambung bersama-sama menggunakan baut dan mur, jarak
celah yang longgar sudah cukup. Toleransi 0,25 mm sudah cukup untuk lobang, kehalusan
permukaan yang memuaskan bisa dengan urutan 6,3 Ra karena permukaan tidak memuat
beban.

Tingkat kekasaran dengan nilai 6,3 pada contoh kedua akan sama sekali tidak cocok untuk
toleransi yang halus pada contoh pertama, sementara Ra dengan nilai 0,4 akan merupakan
pemborosan mahal untuk lobang yang bertoleransi kasar.

Bab 6. Proyektor Profile.doc VI - 8


Hubungan Antara Kehalusan Permukaan, Toleransi dan Proses Pemesinan
Kehalusan permukaan dan variasi toleransi menentukan pemilihan operasi pemesinan.
Contohnya, sebuah lobang dapat dihaluskan dengan cara pengeboran, pelobangan, pelebaran,
pengikiran internal, gerinda, pengasahan atau menggunakan pemoles cakram. Semua proses
ini diatur berurut menurut kehalusan permukaan dan akurasi yang dapat dihasilkan dan
memerlukan masinis untuk memilih proses mana yang sesuai untuk keperluan pekerjaan yang
akan dilakukan.

Tabel yang berikut menunjukkan hubungan antara proses pemesinan umum, kehalusan
permukaan dan toleransi kondisi pemesinan dari yang kasar, menengah dan halus.
Tingkat akurasi seperti ini mudah diperoleh dalam kondisi produksi.

Pengujian tabel menunjukkan bahwa tingkat kehalusan Ra 0,4 yang dihasilkan komponen
ground memerlukan proses penghalusan menengah untuk mencapai produksi yang ekonomis.
Tingkat kehalusan Ra 6,3 dapat dihasilkan melalui proses pemutaran yang kasar.

Hubungan Antara Toleransi, Kehalusan Permukaan dan Prosen Pemesinan

Kasar (Coarse) Menengah (Medium) Halus (Fine)


Proses Toleransi Kehalusa Toleransi Kehalusa Toleransi Kehalusan
Pemesinan (mm) n (mm) n (mm) Permukaan
Permukaa Permukaa (Ra)
n (Ra) n (Ra)
Pengeboran 0,25 6,3 0,20 3,2 0,15 3,2
Penggilinga 0,20 6,3 0,15 3,2 0,05 1,6
n 0,8
Slotting
Serutan
Pemutaran 0,15 6,3 0,05 3,2 0,03 0,8
Pelobangan 0,4
Reaming - - 0,03 1,6 0,015 0,8
Pengikiran 0,05 1,6 0,03 0,4 0,015 0,2

Tabel menunjukkan hubungan antara toleransi, kehalusan permukaan, dalam mikron (µm),
dan proses pemesinan.

6.5 Perbandingan Spesimen Permukaan

Sentuhan barangkali merupakan metode yang lebih baik untuk menilai tekstur permukaan
dibanding observasi visual tetapi, lagi, hal ini dapat saja menyimpang dan perbandingan hanya
dilakukan untuk permukaan yang dihasilkan menggunakan proses yang serupa. Perbandingan
standar dapat dihasilkan menggunakan baja anti karat atau plastik.

Bab 6. Proyektor Profile.doc VI - 9


Gambar 6.4 Bulatan (Bola) Presisi dan Roller

Bulatan presisi dan roller digunakan, bersama-sama dengan balok pengukur, untuk pengukuran
absolut tirus dan sudut. Ini juga digunakan untuk pengukuran paralel lobang seperti pengukur
ring sederhana.

Memeriksa Tirus Eksternal


Gambar berikut mengilustrasikan pengukuran suatu komponen seperti pengukur plug tirus,
untuk sudut, dengan menggunakan balok pengukur, roller presisi dan mikrometer luar.

Gambar 6.5. Memeriksa tirus eksternal

Bab 6. Proyektor Profile.doc VI - 10


Dimana M1 = Pengukuran roller pada ujung yang kecil.
M2 = Pengukuran roller pada ujung yang besar.
S = Tinggi balok pengukur.
2θ = Cakupan sudut.

Komponen diletakkan di atas permukaan pelat, di atasnya ditempatkan sepasang roller presisi
berukuran sama bersentuhan dengan permukaan tirus, seperti pada Gambar 4. Pengukuran
keseluruhan M1 diperoleh menggunakan mikrometer, harus berhati-hati untuk memastikan
tekanan pengukuran tidak terlalu besar.
Roller ditempatkan di atas dua pak balok pengukur yang sama dan pengukuran keseluruhan,
M2, dilakukan. Karena tinggi S diketahui, sudut semi tirus dapat dihitung menggunakan
rumus:
M2 − 1
Tan θ =
2S
Cakupan sudutnya sekarang dapat dihitung menggunakan rumus 2 × θ.
Contoh
Gambar berikut menunjukkan pengukuran yang diambil pada pengukur tirus dan hitungan
ukuran sudut.

Gambar 6.6. Posisi Pengukuran

Bab 6. Proyektor Profile.doc VI - 11


M 2 −1
Tan θ =
2S

54,05 − 46,05
Tan θ =
2 × 40
8
Tan θ =
80

Tan θ = 0.1

θ = 5,710°

Includedangle = 2 × 5,710

= 11,42

= 11°24'

Memeriksa Tirus Internal


Dua bulatan presisi dengan ukuran berbeda ditempatkan dalam lobang yang berputar seperti
pada gambar 7 dan ketinggian relatif dari atas bulatan presisi ke bagian atas tirus pengukur ,
menggunakan mikrometer dalam (depth) dilakukan.
Pengukuran ini dicatat sebagai h1 dan h2.

Gambar 6.7. Posisi bulatan presisi

Bab 6. Proyektor Profile.doc VI - 12


Harus disadari bahwa bulatan presisi tidak boleh dibiarkan untuk jatuh kedalam pengukur tirus
atau kalau tidak lekukan dalam akan terjadi antara tirus dan bulatan presisi.
Jika bulatan presisi berukuran besar mencuat melewati bagian atas tirus seperti pada Gambar
7, tempatkan tumpukan balok pengukur yang sama di atas tirus dan lakukan pengukuran dari
balok pengukur ke bagian atas bulatan presisi menggunakan mikrometer dalam. Ukuran h2
merupakan tinggi dari balok pengukur dikurangi hasil pengukuran mikrometer dalam.
Bila diameter dua bulatan presisi diketahui tirus internal dapat dihitung menggunakan rumus:
R− r
Sine θ =
(h1 + h2 + r − R)
Cakupan sudut tirus = 2 × θ
Contoh
Pengukuran berikut dilakukan pada pengukur tirus dengan hasil yang dicatat. (Lihat Gambar
8).

Gambar 6. 8. Pengukuran yang dilakukan menggunakan bulatan presisi

Bab 6. Proyektor Profile.doc VI - 13


R −r
Formula Sine θ =
(h1+ h 2 + r − R )

12.5 − 8
Sine θ =
47,46 + 4,98 = 8 −12,5

4.5
Sine θ =
47,97

Sine θ = ,0938

θ = 5,383°

Includedangle = 2 × θ

=10,765°

=10°45'

Menggunakan Bar Sinus dalam Pengukuran Presisi

Konstruksi
Bar Sinus digunakan secara luas dalam pengukuran presisi untuk mengukur sudut dengan
teliti.
Konstruksi bar sinus terdiri dari bagian persegi panjang bar terbuat dari baja yang sesuai
dengan dua roller presisi berdiameter sama yang terkait agar garis yang menyambung bagian
tengah roller terletak tepat secara paralel ke tepi bar sinus. Prinsip ini diperlihatkan pada
Gambar 9.

Bab 6. Proyektor Profile.doc VI - 14


Gambar 6.9. Prinsip Bar Sinus
Jarak pusat yang paling umum adalah 100 mm untuk bengkel atau penggunaan pengukuran
presisi.

Prinsip
Bar sinus didasarkan pada prinsip bahwa jarak pusat antara roller dipakai sebagai hipotenus
sudut tegak lurus ABC. Tinggi BC memungkinkan ukuran sudut dapat dihitung dari sinus
menggunakan hubungan yang berikut:
BC
Sinusθ =
AB
Sisi AB yang merupakan jarak pusat tetap rumusnya menjadi:

BC
Sinusθ =
100

Gambar 6.10. Contoh rumus sinus

Tinggi balok pengukur


Sinus θ =
100

Applikasi
Jika 100 mm bar sinus ditopang oleh stak balok pengukur 20,79 mm , berapakah sudut bar
sinus? (Lihat Gambar 11.)

Bab 6. Proyektor Profile.doc VI - 15


Gambar 6.11. Penghitungan sudut
Tinggibalokpengukur
Sinusθ =
100

20,79
Sinusθ =
100

Sinusθ = ,2079

θ =12°

Sebaliknya jika sudut diketahui, tinggi dari balok pengukur dapat dihitung dengan
menggunakan rumus yang sama.
Contohnya, jika bar sinus ditempatkan pada sudut 12o , ketinggian stak balok pengukur
berapakah yang akan diperlukan?
BC
Rumus Sinusθ =
AB

X
Sinus12° =
100

X = Sinus 12° ×100

X = 20,79 mm

Bab 6. Proyektor Profile.doc VI - 16


Alat Bantu Pengukuran Presisi 7
KOMPETENSI DASAR :
1. Mahasiswa dapat memahami tentang konstruksi dan prinsif kerja berbagai jenis alat
bantu pengukuran presisi
2. Mahasiswa mampu mengunakan berbagai jenis alat bantu pengukuran presisi
3. Mahasiswa mampu memelihara alat bantu pengukuran presisi

7.1 Surface Plates

K
ebanyakan pengukuran presisi harus dilakukan pada permukaan yang halus. Pelat
permukaan memiliki fasilitas ini untuk masinis. Pelat permukaan dapat dibuat dari
bahan yang berbeda masing-masing dengan keuntungan dan kekurangannya.
Peralatan utama yang dibutuhkan pada proses pengujian dan pengukuran adalah meja
datar yang presisi ( Surface Plate ). Permukaan ini akan menjadi titik datum pengukuran atau
bidang dimana semua alat atau benda berpatokan padanya.

Pelat Permukaan Besi Tuang (Cast Iron Surface Plate)


Jenis permukaan pelat dibuat dari butiran biji halus, besi tempa berwarna abu-abu berkualitas
tinggi. Permukaan acuan dibuat rata dengan mencapai toleransi tertinggi melalui penghalusan
dengan tangan. Pelat besi tuang dapat dibuat dengan rusuk penguat di dalamnya untuk
mencegah distorsi atau defleksi. Dapat juga diberi semacam sirip yang mengelilingi untuk
memungkinkan penjepitan (clamp) komponen.

Kekurangan besi tuang adalah terjadinya korosi karena udara dan dapat menyebabkan karatan
pada permukaaan yang rata yang bersinggungan dengannya. Bila tidak digunakan besi tuang
harus diberi sedikit oli dan dilindungi dengan penutup dari kayu.

Pelat Permukaan Granit Hitam (Black Granit Surface plate)


Jenis permukaan pelat ini semakin popular dalam pengukuran presisi dibandingkan dengan
pelat besi tuang karena kelebihan yang dimilikinya.

Pelat ini dibuat dari granit hitam pilihan, terlihat dari struktur butiran yang padat, kehalusan
tekstur yang seragam, dan sedikitnya cacat.

Semua komponen dapat dijepit ke pelat granit hitam menggunakan ulir sisipan, yang diatur ke
tempat yang sesuai pada permukaan.
Keuntungan Pelat Permukaan Granit Hitam
• Tidak bermagnet
• Anti karat
• Tidak abrasif
• Meluncur dengan bebas

Bab 7. Alat Bantu Pengukuran Presisi.doc VII - 1


• Stabil terhadap temperatur
• Koefisien terhadap ekpansi yang rendah.
• Mudah dibersihkan
• Tidak terdapat potongan yang kasar (burr)

Gambar 7.1 Surface plate

Pemakaian Surface Plate:


• Sebagai Datum jika menarik garis atau mengukur sudut dengan akurat.
• Untuk memeriksa derajat ketelitian bidang datar yang lain.
• Untuk menempatkan dan setting alat uji presisi yang lain.

Surface plate ini harus dibuat dari material yang kokoh dan tahan terhadap keausan. Surface
plate umumnya dibuat dari besi tuang khusus ( Fine grained ) dan permukaannya diratakan
dengan mesin selanjutkan dikerjakan dengan tangan yaitu disekrap (dilamak). Pada bagian
sebelah bawah diberi rusuk-rusuk penguat sudut menyudut untuk mencegah terjadinya
defleksi.
Sedangkan bagian sisinya dibuat lurus,rata dan siku.

Batu Granit Hitam/black granite


Dipakai membuat surface plate karena memiliki beberapa sifat-sifat yang khusus seperti :
• Tidak bersifat magnetik
• Tidak bisa berkarat
• Permukaan tidak mudah cacat
• Koefisien muai kecil.

Keselamatan kerja dan perawatan :


Gunakanlah selalu surface plate dengan hati-hati karena harganya mahal dan mudah rusak.
Jaga permukaan nya agar tetap bersih.

Bab 7. Alat Bantu Pengukuran Presisi.doc VII - 2


Gambar 7.2 perawatan surface plate

7. 2 Vee Blocks Dan Parallel Strip

Gambar7.3 Vee Block

Vee Block dipakai untuk menopang benda kerja bulat pada saat penandaan atau men-setting
saat permesinan. Vee block dibuat sepasang dari bahan besi tuang atau baja dalam berbagai
ukuran. Vee block dalam pemakaiannya dapat diikat dengan clamp khusus agar benda kerja
bias tetap pada tempatnya.

Jika menggunakan Vee block :


• Periksa bagian locating face agar bebas dari cacat.
• Yakinkan bahwa jika menggunakan sepasang vee block harus yang berpasangan

Parallel Strips terdiri dari sepasang baja strip berpenampang segi empat atau bujur sangkar,
yang difinishing dengan mesin dengan ukuran yang betul-betul sama. Parallel strip digunakan
untuk setting benda kerja,untuk penandaan atau setting benda kerja dengan alat ukur yang lain
saat pemeriksaan. Atau dapat juga dipakai untuk mensetting benda kerja pada ragum atau meja
mesin untuk memungkinkan pengerjaan dengan mesin. Parallel strip harus diberi tanda pada
bagian ujungnya untuk menandakan bahwa parallel tersebut saling berpasangan.

Bab 7. Alat Bantu Pengukuran Presisi.doc VII - 3


Gambar7.4 Parallel strip

Keselamatan kerja
Jangan menggunakan parallel strip sebagai landasan permukaan kasar.Gunakan parallel strip
hanya pada permukaan meja mesin. Jika parallel strip digunakan sebagai penjepit pada ragum
gunakan soft metal seperti tembaga, kuningan sebagai pelapis.Bersihkan dan beri pelumas
sebelum disimpan pada tempatnya

7..3. Surface Gauge

Surface gauge adalah termasuk alat-alat penandaan yang berfungsi untuk :

• Menandai permukaan benda kerja


• Mensetting benda kerja pada saat permesinan.
• Memeriksa kelurusan benda kerja
• Menentukan titik pusat benda kerja
• Menempatkan lubang/bidang dari bidang yang lain.

Surface Gauge mempunyai dudukan/base segiempat yang dikerjakan mesin dengan teliti,
bagian atasnya diberi alur melintang untuk memegang Rocking Bar. Bagian bar ini diberi
pegas pada salah satu sisinya dan skrup stelan halus pada sisi yang lain.

Gambar 7.5 Surface gauge

Bab 7. Alat Bantu Pengukuran Presisi.doc VII - 4


Tiang vertikal diikatkan pada sleeve dan klem dimana memungkinkan tiang di geser-geser dan
dimiringkan dengan sudut tertentu terhadap alas. Bagian depan daripada Base diberi alur agar
memungkinkan tiang diputar kebawah dekat dengan base. Sedangkan sisi samping di alur agar
base dapat diletakan pada permukaan yang bulat. Dua buah pin berfungsi memungkinkan base
dipasang tegak terhadap satu sisi.

Gambar 7.6 Penyetingan Surface gauge

MENGGUNAKAN SURFACE GAUGE


Penggunaan Surface gauge untuk penandaan suatu permukaan adalah sebagai berikut :
• Bersihkan permukaan alas surface gauge. Pastikan bahwa sliding pin telah didorong
masuk
• Bersihkan permukaan dimana surface gauge akan dipakai.
• Pastikan bahwa benda kerja yang akan ditandai duduk pada tempatnya
• Periksa ujung penggores sudah runcing
• Jepit penggores pada tiang sedekatmungkin pada tiang.
• Putar ujung penggores yang lain menghadap ke bawah
• Lakukan penyetelan pertama dengan menggerakan ke atas/ke bawah pada tiang
gunakan siku-siku combinasi sebagai height gauge :
- Pasang penggores pada posisi horisontal
- Pasang penggores sedekat mungkin dengan base.
- Pemasangan tiang harus vertical
• Ikat kuat-kuat penggores pada tiang.
• Lakukan penyetelen akhir pada penggores dengan mengatur sekrup Rocking bar.
• Pegang surface gauge dengan hati-hati di Surface plate.
• Buat satu goresan melintang benda kerja, miringkan penggores kearah gerakan
menggores.

Bab 7. Alat Bantu Pengukuran Presisi.doc VII - 5


Gambar 7.7 penggunaaan surface plate untuk penandaan

Keselamatan kerja:
Jika telah selesai menggunakan surface gauge, lepas atau ikatkan penggores sejajar tiang
dengan ujung yang lurus menghadap kebawah dan ujung lengkung menghadap tiang.

Gambar 7.8 penyimpanan surface gauge yang aman

7. 4. Penyiku / Square

Penyiku atau square adalah alat uji / testing tool yang terdiri dari body (stock) dan blade yang
di-pasang tegak lurus dengan stock. Blade bentuknya rata dan lurus dengan sisi sejajar yang
biasanya dipasang tetap atau yang dapat disetel memanjang.

Bab 7. Alat Bantu Pengukuran Presisi.doc VII - 6


Gambar 7.9 Try square

Fungsi penyiku :
• Memeriksa sudut siku(900) satu sama lain
• Setting benda kerja tegak lurus dengan permukaan yang lain.
• Sebagai pemandu menarik garis sejajar dan tegak lurus terhadap sisi atau bidang

Penyiku presisi mempunyai stock dan blade yang keras dan ditemper khusus serta digunakan
untuk pekerjaan yang sangat teliti.

Keselamatan kerja dan perawatan.


Karena blade dipasang tetap dan agar tetap presisi maka diperlukan sikap yang hati-hati dalam
pemakaiannya.Penyiku harus diperiksa secara berkala ketelitiannya.

Pengukuran yang teliti adalah menjadi dasar bagi manufaktur modern, karena setiap komponen
di workshop harus dikerjakan dengan teliti dengan batas-batas toleransi ukuran yang diijikan.
Ketelitian atau kepresisian dari suatu pekerjaan tergantung dari metode pengukuran,
keterampilan menggunakan alat ukur dan alat ukur itu sendiri. Alat-alat ukur presisi harus
diperiksa ketelitiannya secara berkala.

Ada beberapa alat ukur yang biasa dipakai langsung pada pekerjaan, dan anda harus dapat
menggunakan sebagai alat testing atau untuk setting.

MENGUJI KETELITIAN PENYIKU

Ketelitian dari pada penyiku atau alat uji yang lain tergantung dari bagaimana alat itu
dipergunakan. Penyiku semestinya diperiksa kesikuannya secara berkala.Penyiku yang tidak
siku tidak dapat digunakan sebagai alat uji kesikuan.

Bab 7. Alat Bantu Pengukuran Presisi.doc VII - 7


Gambar 7.10 Alat pengujian straight edge

Ada beberapa cara untuk menguji kesikuan dari pada square, diantaranya ada yang
menggunakan spesial alat uji / testing tool. Sebetulnya anda dapat menguji kesikuan penyiku
di workshop tanpa menggunakan alat uji khusus dengan cara sebagai berikut :

Untuk menguji / memeriksa penyiku panjang 150 mm, kita memerlukan pelat berukuran 180 x
200 x 20 mm . Permukaan pelat harus diratakan dengan mesin dan salah satu sisinya dibuat
rata dan lurus. Disamping itu kita perlu parallel strip lebar 40 mm dan dua buah G clamp.

Keselamatan kerja:
• Periksa stock apa ada cacat atau tidak
• Hilangkan cacat itu dengan honestone atau batu asah yang halus.
• Periksa agar blade betul-betul fix atau duduk kuat pada stock

Lakukan pengujian dengan cara berikut ini :

1. Klem parallel strip dibagian tengah plat ( jangan terlalu kuat) dengan bagian flat pada
permukaan pelat dengan posisi siku terhadap tepi pelat.
2. Tempelkan bagian dalam stock pada sisi pelat
3. Geser penyiku sampai blade menempel pada parallel strip.
4. Pegang dengan rapat stock pada pelat lalu geser kedudukan parallel strip sampai
sisinya berimpit dengan blade.
5. Kencangkan klem.
6. Periksa kembali kedudukan parallel & blade
7. Pindahkan penyiku ke sisi sebelah kiri dari pada parallel strip.

Bab 7. Alat Bantu Pengukuran Presisi.doc VII - 8


Gambar 7.11 Teknik pengujian Try Square

Penyimpangan / ketidak sikuan akan nampak diantara blade dan parallel strip. Dan nilai
penyimpangan ini adalah dua kali dari nilai ketidak sikuan dari pada square.

Pengujian ketelitian atau keakuratan dari penyiku bisa dilakukan dengan perasaan yaitu
menjepitkan dua buah kertas tipis di bagian atas dan bawah diantara blade dan parallel. Bila
jepitan ini merata berarti penyiku ini masih baik ( siku ) .

Menggunakan Penyiku

Memeriksa dua bidang/permukaan tegak lurus satu sama lain dapat dilakukan dengan cara

Bab 7. Alat Bantu Pengukuran Presisi.doc VII - 9


sebagai berikut :.

1. Bersihkan benda kerja dari sisi tajam dan tatalan .


2. Bersihkan benda kerja dan Penyiku dari kotoran.
3. Hadapkan benda kerja pada sinar, seakan-akan sinar datang dari belakang benda kerja.
4. Pegang benda kerja dengan tangan kiri dan hadapkan pada sinar.
5 Dengan tangan kanan pegang stock, tempelkan penyiku pada salah satu sisi benda
kerja yang sudah selesai .
6. Perhatikan celah diantara blade dan benda kerja.
7. Geser stock perlahan-lahan kebawah sampai blade rapat pada sisi benda kerja.

Gambar 7.12 Pengunaan Penyiku

Bila sisi benda kerja siku, maka sinar dari balik benda kerja akan tidak nampak.Untuk sudut
siku bagian dalam dapat diperiksa dengan jalan yang sama

Keselamatan kerja/perawatan

- Bila telah selesai menggunakan penyiku bersihkan dengan kain lembut dan beri
pelumas yang cukup dan jenis yang sesuai.
- Simpan kembali pada kotak penyimpanannya

7.5. Angle Plates

Angle Plate adalah sebuah benda bentuk L yang dibuat dari besi tuang atau baja yang
dikerjakan mesin dengan sangat teliti agar didapat sudut 900 yang presisi.

Bab 7. Alat Bantu Pengukuran Presisi.doc VII -10


Gambar 7.13 Contoh dari box angle plate adalah meja mesin bor Radial.

Angle Plate dipakai untuk meme gang atau menahan benda kerja agar posisinya tetap tegak
lurus terhadap surface plate atau meja mesin. Benda kerja juga dapat diklem pada angle plate
dan dikerjakan dengan mesin dengan tetap terikat pada angle plate.Box Angle Plate
mempunyai fungsi yang sama dengan angle plate, hanya benda kerja dapat diputar atau
dipindah-pindah posisinya selama melukis dan tentunya hal ini sangat menguntungkan.

Menggunakan Angle Plate

Menggunakan angle plate untuk memegang benda kerja pada saat menggambar gores.
Caranya :

1. Pelajari gambar dan block baja dengan seksama


2. Rencanakan agar penandaan dapat dilakukan hanya sekali penyetelan.
3. Tentukan bagian mana dari benda kerja akan dikerjakakan mesin dengan hanya
satu kali penyetelan.
4 Pilihlah dan bersihkan angle plate untuk mengikat benda kerja dengan kuat.
5. Bersihkan benda kerja dan gunakan cairan pewarna yang sesuai pada permukaan yang
akan digambar..
6. Lekatkan benda kerja yang telah diratakan sebelumnya, bagian yang lebar ada pada
angle plate.
7. Atur posisi klem hingga tidak mengganggu penandaan. Kencangkan klem.
8. Gunakan landasan bila diperlukan.
9. Atur kembali posisinya agar bagian lubang tepat dengan lubang angle plate.
10. Kencangkan kembali baut pengikat.
11. Periksa kembali posisi benda kerja.
12. Mulailah dengan penandaan.

Bila penandaan telah selesai ;

13. Cocokan dengan gambar kerja sebelum klem dan benda kerja dilepas.
14. Bersihkan dan simpan semua alat yang telah dipergunakan menggambar gores atau
penandaan.

Bab 7. Alat Bantu Pengukuran Presisi.doc VII -11


Gambar 7.14 penggunaan angle plate

Bab 7. Alat Bantu Pengukuran Presisi.doc VII -12


Alat Ukur Listrik 8
KOMPETENSI DASAR :
1. Mahasiswa dapat memahami tentang konstruksi dan prinsif kerja berbagai jenis
alat ukur listrik
2. Mahasiswa mampu mengunakan berbagai jenis alat ukur listrik
3. Mahasiswa mampu memelihara alat ukur listrik

8.1 Alat Ukur Analog

Pendahuluan

A lat ukur putar analog menggunakan jarum penunjuk atau skala dan merupakan
salah satu alat ukur yang umum digunakan untuk pengukuran listrik dan elektronik. Alat
ukur ini tersedia sebagai alat ukur masing-masing untuk volt, ampere atau ohm, atau
sebagai alat ukur yang mengkombinasikan ketiga fungsi tersebut (VOM).

Pengukuran Tegangan - Alat Ukur Volt

Alat ukur volt mengukur beda potensial antara dua titik dalam rangkaian. Contohnya,
antara terminal baterai atau resistor.

Catatan: Alat ukur volt selalu dihubungkan paralel antara beban uji.

Gambar 8.1 Aplikasi alat ukur volt

Aturan umum pengukuran tegangan adalah:

1. Memilih fungsi tegangan yang sesuai, apakah AC atau DC.


2. Memilih batas ukur tegangan yang terbesar.

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 1


VIII -
3. Menghubungkan alat ukur ke antara komponen atau rangkaian yang diukur. Untuk
pengukuran DC, kabel hubung merah dihubungkan ke titik positif, kabel hubung
hitam dihubungkan ke titik negatif.
4. Mencatat pembacaan skala tegangan pada alat ukur.
5. Mengubah ke skala yang lebih rendah jika diperlukan.

Untuk menghubungkan alat ukur volt harus selalu memperhatikan:

 Polaritas - hanya untuk tegangan DC.


 Batas ukur - kecuali tegangan sudah diketahui, harus dipilih batas ukur terbesar
untuk pertama kali, kemudian batas ukur lebih rendah (jika perlu) agar pembacaan
alat ukur berada di dalam bagian yang paling teliti (berarsir).

Skala alat ukur volt Simbol rangkaian alat ukur volt

Gambar 8.2 Skala alat ukur volt


Pengukuran Arus - Alat Ukur Ampere

Arus yang mengalir dalam rangkaian diukur dengan menggunakan instrumen yang
disebut alat ukur ampere. Untuk mengukur arus yang mengalir dalam konduktor secara
efektif dengan menggunakan alat ukur ampere, perlu memutus (membuka) konduktor
dan menyisipkan alat ukur ampere di antara ujung-ujungnya agar arus mengalir
melintasi alat ukur ampere.
Catatan: Alat ukur ampere selalu dihubungkan seri dengan beban uji.

Gambar 8.3: mengukur arus dengan menggunakan alat ukur ampere

Aturan umum pengukuran arus adalah:

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 2


VIII -
1. Mematikan daya ke komponen atau rangkaian yang sedang diukur.
2. Memilih fungsi arus yang sesuai, apakah AC atau DC.
3. Memilih batas ukur arus yang terbesar.
4. Memutus rangkaian pada titik uji untuk mengukur arus.
5. Menghubungkan alat ukur seri dengan komponen atau rangkaian yang diukur.
Untuk pengukuran DC, kabel hubung merah dihubungkan ke titik positif, kabel
hubung hitam dihubungkan ke titik negatif.
6. Menghidupkan kembali daya ke rangkaian uji.
7. Mencatat pembacaan skala arus pada alat ukur.
8. Jika pembacaan arus rendah, memindahkan ke batas ukur lebih rendah untuk
menghasilkan pembacaan nilai pengukuran yang lebih mudah.

Gambar 8.4: Aplikasi alat ukur ampere

Pengukuran Resistansi - Alat Ukur Ohm

Nilai resistansi diukur dengan menggunakan instrumen yang disebut alat ukur volt. Pada
waktu pengukuran resistansi, alat ukur memerlukan baterai internal (sumber arus).
Resistansi yang diukur harus diputuskan dari catu dan resistor lain. Mengabaikan kedua
kegiatan tersebut dapat menghasilkan kerusakan alat ukur.

Gambar 8.5: Alat ukur ohm

Aturan umum pengukuran resistansi adalah:

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 3


VIII -
1. Mematikan daya ke rangkaian yang sedang diukur.
2. Memilih fungsi ohm.
3. Memilih batas ukur ohm yang sesuai.
4. Menghubungkan kabel hubung merah dan hitam serta mengatur alat ukur hingga
menunjukkan nol ohm.
5. Memutuskan komponen dari rangkaian.
6. Menghubungkan kabel hubung meter ke antara komponen atau rangkaian yang
diukur.
7. Mencatat pembacaan skala ohm pada alat ukur.
8. Mengubah skala jika diperlukan untuk mendapatkan pembacaan yang teliti dari
skala nonlinear.

8.2 Alat Ukur Digital

Pendahuluan
Alat ukur digital jauh lebih mudah digunakan daripada alat ukur analog. Alat ukur ini
masih menggunakan sakelar batas ukur/fungsi dan mengubah nilai analog ke nilai biner
(0 dan 1). Nilai tersebut kemudian diubah ke nilai desimal (0 sampai 9) serta
ditampilkan pada penampil kristal cair (LCD) atau LED. Alat ukur jenis ini dapat
digunakan sebagai alat ukur volt, ampere atau ohm dan memungkinkan untuk memiliki
kemampuan tambahan seperti menggenggam (hold) dan indikator polaritas.

Pengukuran Tegangan

Agar beroperasi dengan benar, alat ukur ini harus dihubungkan paralel ke antara dua
titik ukur.

Tegangan ukur diumpankan ke bagian pembagi tegangan yang menurunkannya pada


nilai yang sesuai. Tegangan yang diturunkan tersebut kemudian diumpankan ke
konverter digital dan akhirnya ditampilkan pada penampil kristal cair (LCD) hijau atau
diode bercahaya (LED) merah.

Gambar 8.6 Alat ukur volt digital batas ukur ganda

Sebelum menghubungkan alat ukur volt digital:

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 4


VIII -
1. Menusukkan penyidik alat ukur ke dalam terminal yang benar (umumnya V+ dan
COM).
2. Menyetel alat ukur pada pengukuran tegangan.
3. Memilih batas ukur yang paling sesuai (atau terbesar) jika alat ukur tersebut tidak
memiliki batas ukur otomatis.
4. Memilih AC atau DC untuk menyesuaikan dengan jenis tegangan yang sedang
diukur

Gambar 8.7 Alat Ukur Volt dalam Rangkaian

Pengukuran Arus
Agar beroperasi dengan benar, alat ukur ini harus dihubungkan 'seri' dengan beban uji.
Untuk melakukannya dengan efektif, rangkaian uji harus diputus guna menyisipkan alat
ukur ampere ke dalam rangkaian.

Gambar 8.8 Alat ukur ampere digital batas ukur ganda

Sebelum menghubungkan alat ukur digital:

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 5


VIII -
1. Menusukkan penyidik ke dalam terminal alat ukur yang benar (biasanya kabel
hubung positif ke terminal A atau MA dan kabel hubung negatif ke terminal
COM.
2. Menyetel alat ukur pada pengukuran arus.
3. Memilih batas ukur yang paling sesuai (atau terbesar) jika alat ukur tersebut
tidak memiliki batas ukur otomatis.
4. Memilih AC atau DC untuk menyesuaikan dengan jenis arus yang sedang diukur

Gambar 8.9 Alat Ukur Ampere dalam Rangkaian

Pengukuran Resistansi

Alat ukur ini merupakan instrumen yang digerakkan tegangan dan memerlukan catu
tegangan DC sendiri untuk beroperasi.

Gambar 8.10 Alat ukur ohm

Untuk membaca nilai resistansi dengan menggunakan alat ukur ohm, harus
menghubungkannya paralel dengan beban uji tanpa ada hubungan paralel lain atau
hubungan tegangan catu ke beban.

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 6


VIII -
Gambar 8.11 Alat ukur ohm digital batas ukur ganda

Sebelum menghubungkan alat ukur ohm digital:

1. Memastikan tidak adanya daya listrik ke resistansi yang diuji.


2. Menusukkan penyidik alat ukur ke dalam terminal yang benar
3. Menyetel alat ukur (jika tidak memiliki batas ukur otomatis) pada batas ukur
sekecil mungkin untuk mendapatkan pembacaan skala yang teliti.

Gambar 8.12 Alat ukur ohm dihubungkan dalam rangkaian

Pengukuran RLC

Instrumen digital unik ini memiliki kemampuan mengukur nilai induktansi (L),
kapasitansi (C) dan resistansi (R) pada berbagai frekuensi uji dengan teliti (± 0.2%).
Utamanya digunakan sebagai alat uji jenis meja bertenaga jala-jala, yang
memungkinkan untuk memeriksa dan membandingkan nilai nominal komponen pada
frekuensi tertentu dengan teliti. Dengan mengkombinasikan beban uji, maka
memungkinkan juga untuk menguji variasi kombinasi beban uji (misal: R/C, R/L,
R,L,C).

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 7


VIII -
Gambar 8.13 Pengukuran RLC

8.3 Pengoperasian Multimeter Digital dan Analog

Multimeter

Multimeter dirancang untuk mengukur arus, tegangan dan resistansi. Beberapa


multimeter dapat juga mengukur komponen seperti kapasitor, diode dan transistor.

Multimeter dasar menggunakan salah satu dari dua sistem penunjukan:

(a) Penunjuk mekanis dan skala berukuran - multimeter analog.


(b) Penampil numerik elektronik -multimeter digital.

Pengguna multimeter analog atu digital mengoperasikan sakelar batas ukur untuk
menyetel alat ukur pada jenis pengukuran yang dibutuhkan.

Gambar 8.14. Multimeter analog dan digital

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 8


VIII -
Membaca Skala Multimeter Analog

Hasil pembacaan skala multimeter yang teliti hanya dapat dicapai jika pengguna alat
ukur memilih dan membaca skala yang benar dengan hati-hati. Skala yang digunakan
tergantung pada pengaturan sakelar fungsi (volt, ampere, ohm) dan batas ukur ( ×1, ×
10).

Multimeter mempunyai dua jenis skala:

1. Linear - untuk pembacaan tegangan dan arus


2. Nonlinear - untuk resistansi

Skala linear : dapat diidentifikasi dengan mudah bahwa semua ukuran skala dibagi
secara rata baik dalam ukuran besar maupun kecil.

Contoh 1 Skala arus linear

Dalam contoh di bawah, setiap ukuran besar dibagi dalam lima bagian yang sama (atau
1
/ 5 = 0.2). Setiap pembacaan yang jatuh ditengah antara ukuran kecil sama dengan
setengah nilai tersebut (atau 0.2/ 2 = 0.1).

Contoh 2 Skala arus linear

Nilai pembacaan alat ukur = 3.6 A

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 9


VIII -
Skala nonlinear : tidak mudah untuk mendapatkan pembacaan yang teliti.

Contoh 3 Skala ohm nonlinear

Nilai pembacaan alat ukur = 140 Ω

Sakelar batas ukur dan fungsi alat ukur :


Walaupun sakelar fungsi/batas ukur alat ukur telah disetel awal, harus berhati-hati pada
waktu memilih skala yang digunakan. Kebanyakan multimeter menggunakan satu skala
untuk beberapa fungsi (misalnya: volt, ampere). Hasil yang teliti hanya akan
memungkinkan jika digunakan faktor sakelar batas ukur (contoh: × 1, × 10) untuk
menentukan pembacaan sebenarnya.

Contoh 4 Skala tegangan linear dengan sakelar batas ukur dan fungsi

 50  → Range Factor
= 25 ×  
 50  → Scale Limit
Tegangan DC sebenarnya = 25 × 1
= 25 volts

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 10


VIII -
Contoh 5 Skala tegangan linear dengan sakelar batas ukur dan fungsi

 2.5  → Range Factor


= 215 ×  
 250  → Scale Limit
1
Tegangan DC sebenarnya = 215 ×
100
= 2.15 volts

Contoh 6 Skala tegangan linear menggunakan dua penyetelan sakelar fungsi dan
faktor batas ukur

Pengaturan sakelar fungsi dan faktor batas ukur:


A) Batas ukur 100 V pembacaan = 5 × (100/ 10 ) = 5 × 10 = 50 volt
B) Batas ukur 10 V pembacaan = 5 × (1 / 10 ) = 5 × 10 = 5 volt

Hanya nilai tegangan yang dicata dalam contoh diatas, tetapi itu juga berlaku sama
untuk nilai arus (AC or DC).

Untuk membaca skala, amati penyetelan faktor batas ukur alat ukur, lalu ikuti prosedur
seperti yang diuraikan dalam contoh terdahulu.

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 11


VIII -
Kesalahan Paralaks

Ketelitian akhir pembacaan harus dihasilkan tanpa memasukkan kesalahan paralaks.


Lihat Gambar 20. Untuk ini pengguna alat ukur perlu melihat jarum penunjuk lurus di
depan alat ukur. Dengan menggunakan bantuan cermin skala hasil pembacaan akhir
harus dilakukan tanpa melihat bayangan jarum.

Gambar 8.15 (a) Kesalahan paralaks jarum Gambar 8.15 (b) Tanpa paralaks jarum
penunjuk dilihat dari samping penunjuk dilihat lurus

Pemilihan Batas Ukur Multimeter

Alat ukur multiguna ini memungkinkan pengguna untuk memilih skala dan batas ukur
yang diinginkan.

Contoh 7: Pengukuran Tegangan AC(0 - 250V)

Penggunaan multimeter analog tipikal seperti contoh, disetel untuk pengukuran


tegangan AC:

1. Menyetel sakelar fungsi/batas ukur pada AC V × 1000.


2. Menghidupkan pencatu AC.
3. Menyetel kembali sakelar batas ukur untuk memastikan jarum penunjuk menunjuk
pada titik terdekat dari skala penuh (untuk ketelitian).
4. Catat nilai skala seperti yang diuraikan sebelumnya dalam Pembacaan Skala
Multimeter Analog.

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 12


VIII -
Pembacaan tegangan AC alat ukur = 175 × 250/ 250
= 175 × 1
= 175 volt

Contoh 8: Pengukuran Tegangan DC (0 - 1000V)

Penggunaan multimeter analog tipikal seperti contoh, disetel untuk pengukuran


tegangan DC:

1. Menyetel sakelar fungsi/batas ukur pada DC V × 1000.


2. Menghidupkan pencatu DC.
3. Menyetel kembali sakelar batas ukur untuk memastikan jarum penunjuk menunjuk
pada titik terdekat dari skala penuh (untuk ketelitian).
4. Catat nilai skala seperti yang diuraikan sebelumnya dalam Pembacaan Skala
Multimeter Analog.

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 13


VIII -
Pembacaan tegangan DC alat ukur = 7 × (1000/ 100 )
= 7 × 100
= 700 volt

Contoh 9: Pengukuran DC mA (0 - 2.5mA)

Penggunaan multimeter analog tipikal seperti contoh, disetel untuk pengukuran


tegangan DC mA:

1. Menyetel sakelar fungsi/batas ukur pada DC mA × 2.5.


2. Menghidupkan pencatu DC.
3. Menyetel kembali sakelar batas ukur (dengan pencatu dalam keadaan mati) untuk
memastikan jarum penunjuk menunjuk pada titik terdekat dari skala penuh (untuk
ketelitian).
4. Catat nilai skala seperti yang diuraikan sebelumnya dalam Pembacaan Skala
Multimeter Analog.

Pembacaan arus alat ukur DC mA = 7.2 × (10/ 10 )


= 7.2 × 1
= 7.2 mA

4. Kelebihan Multimeter

Dalam beberapa hal multimeter digital lebih unggul daripada multimeter analog dan alat
ukur tunggal. Pada daya rendah, menguji rangkaian tegangan tinggi dengan
menggunakan alat ukur digital, pembebanan rangkaian masih memungkinkan timbulnya
masalah dalam rangkaian.

Ciri khusus yang membuat multimeter digital dan analog memiliki pilihan yang lebih
baik daripada alat ukur tunggal adalah:

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 14


VIII -
1. Ukuran - lebih portabel
2. Harga - lebih murah dalam penggantian
3. Keunggulan - lebih banyak keunggulan built-in
4. Kekuatan - cocok untuk kerja lapangan
5. Semua fungsi dalam satu alat ukur

Pengoperasian Multimeter Analog

Kadang-kadang disebut alat ukur VOM (voltage, ohm). Instrumen ini adalah alat ukur
tunggal dengan sakelar fungsi yang mampu menghubungkan alat ukur sebagai alat ukur
volt, ampere, ohm. Setiap fungsi biasanya dilengkapi dengan beberapa batas ukur.

Bagian Alat Ukur Volt

Sebagai alat ukur volt, alat ukur ini menggunakan penggerak kumparan putar bersama
dengan sakelar batas ukur lima posisi. Setiap posisi sakelar terhubung ke resistor seri
dengan nilai yang berbeda-beda (pengali) yang terhubung seri ke alat ukur untuk
menghasilkan batas ukur tegangan.

Penggerak alat ukur ini hanya bekerja pada tegangan DC, sehingga setiap nilai AC
harus disearahkan dahulu.

Gambar 8.16 Alat ukur volt AC batas ukur ganda

Bagian Alat Ukur Ampere

Dalam hal ini gerakan kumparan putar dikendalikan melalui nilai resistansi shunt yang
berbeda yang terhubung paralel dengan alat ukur. Umumnya hanya arus DC yang dapat
diukur dengan cara ini. Untuk nilai AC digunakan transformator arus dalam rangkaian.

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 15


VIII -
Gambar 8.17 Alat ukur ampere DC batas ukur ganda

Bagian Alat Ukur Ohm

Dalam hal ini gerakan kumparan putar dikendalikan melalui resistor shunt alat ukur.
Jika batas ukur yang digunakan dinaikkan, maka nilai resistor tersebut dihubungkan
shunt ke alat ukur.

Arus uji dapat berkisar dari nilai yang tinggi (100 mA) pada batas ukur rendah (× 1 Ω)
sampai nilai sangat rendah (10 uA) pada batas ukur tinggi (× 10 kΩ). tewrgantung pada
jenis rangkaian yang diuji, konponen dalam beberapa rangkaian yang diuji dapat rusak
karena pengujian.

Gambar 8.18 Rangkaian alat ukur ohm VOM

Tanpa memperhitungkan penyetelan sakelar fungsi alat ukur, semua nilai uji yang tidak
diketahui pertama kali harus diukur menggunakan skala terbesar yang memungkinkan.
Pada waktu tidak digunakan alat ukur harus disetel pada skala tegangan AC terbesar.

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 16


VIII -
8.4 Pengukuran Daya AC
a. Daya nyata atau daya sebenarnya: Watt

Daya nyata atau sebenarnya adalah daya yang digunakan rangkaian. Daya ini dibentuk
dari tegangan (V), arus (I) dan faktor daya (COS ∅) dalam rangkaian.
Rumus: Daya nyata = volt × ampere × faktor daya

Satuan daya nyata adalah watt.

Dalam rangkaian AC, alat ukur watt dinamometer mengukur daya nyata, karena itu,
akibat dari setiap perbedaan fase akan dikompensasi secara otomatis.

Dari rancangan kumparannya, alat ukur watt menghasilkan penyimpangan skala yang
sebanding dengan hubungan tegangan dan arus.

Gambar 8.19 Alat ukur watt tipikal untuk papan hubung bagi

b. Pengukuran daya semu

Daya semu diukur dalam volt-ampere (VA) dan merupakan kombinasi dari resistansi
dan reaktansi beban.

Daya semu = tegangan × arus

Satuan pengukuran ini adalah volt ampere atau kilovolt ampere. Daya ini tidak
tergantung dari faktor daya beban dan diukur dengan alat ukur volt ampere (alat ukur
VA).

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 17


VIII -
Alat ukur volt ampere (VA) dihubungkan sebagai alat ukur watt dan dimasukkan dalam
rangkaian AC untuk memonitor nilai nominal VA beban. Beban yang sangat bersifat
induktif (mesin las, transformator) dicantumkan nilai nominalnya dalam volt ampere
dan untuk keamanan nilai nominal ini tidak boleh dilewati.

8.5 . Pengukuran Faktor Daya


Faktor daya adalah perbandingan antara daya nyata (watt) dan daya semu (volt ampere)
dalam rangkaian AC. Besaran ini tidak emempunyai satuan.

Rumus: Faktor daya (COS ∅) = DAYA NYATA/ DAYA SEMU = WATTS/ VOLT AMPERE

Alat ukur faktor daya memiliki kemampuan untuk mengukur perbandingan ini dan
menampilkan nilainya antara 0 dan 1. Alat ukur ini juga memberitahukan apakah nilai
tersebut mendahului atau tertinggal.

A) Jika beban murni dihubungkan pada alat ukur, akan ditampilkan faktor daya (1).
B) Jika beban yang lebih bersifat induktif (motor) dihubungkan pada alat ukur, akan
ditampilkan faktor daya tertinggal (kurang dari 1).
C) Jika beban yang lebih bersifat kapasitif dihubungkan pada alat ukur, akan
ditampilkan faktor daya mendahului (kurang dari 1).
D) Skala alat ukur yang ditunjukkan di sebelah kiri, menunjukkan masing-masing
tiga pembacaan di atas.

Gambar 8.20 Skala alat ukur faktor daya

Alat ukur faktor daya mempunyai empat terminal hubungan seperti hal nya alat ukur
watt (M, V+, V, L). Lihat Gambar 26. Memiliki skala nonlinear, beberapa pembacaan
sangat sulit didapatkan dengan teliti menggunakan alat ukur ini.

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 18


VIII -
Gambar 8.21 : Hubungan alat ukur faktor daya

Pada waktu faktor daya beban jatuh di bawah 0.8 (LAG), mungkin perlu untuk
menambahkan peralatan pengoreksi (kapasitor) untuk memperbaiki faktor daya
keseluruhannya. Faktor daya rangkaian yang rendah menunjukkan rendahnya efisiensi
rangkaian dan akan menyebabkan arus rangkaian yang lebih besar dari normal. Hal ini
akan menyebabkan pemanasan lebih pada motor dan kabel catu.

Pengukuran Arus

Semua perlengkapan AC (motor, relai dan alat ukur) dirancang untuk bekerja pada
jangkauan frekuensi yang ditentukan. Jangkauan normal untuk daya ditentukan antara
50 - 60 Hertz (siklus per detik). Satuan untuk frekuensi adalah Hertz. Alat yang
digunakan untuk mengukur frekuensi catu disebut alat ukur frekuensi dan dihubungkan
ke antara (paralel) terminal pencatu.

Gambar 8.22 Alat ukur frekuensi

Frekuensi catu AC akan mempengaruhi nilai impedansi semua komponen reaktif baik
induktif maupun kapasitif. Tabel di bawah menunjukkan akibat perubahan frekuensi
catu.

Iduktor tetap dengan catu tegangan konstan


Pengaruh impedansi Akibat dalam Daya (watts) yang
rangkaian rangkaian digunakan
Frekuensi naik Membesar Fungsi tidak benar Berkurang
Frekuensi turun Mengecil Panas lebih Bertambah

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 19


VIII -
Kapasitor tetap dengan catu tegangan konstan
Pengaruh impedansi Akibat dalam Daya (watts) yang
rangkaian rangkaian digunakan
Frekuensi naik Mengecil Panas lebih Bertambah
Frekuensi turun Membesar Fungsi tidak benar Berkurang

Jika perubahan frekuensi sangat besar, memungkinkan terjadinya rangkaian resonansi


dengan komponen RLC seri atau paralel.

8.6 Alat Ukur Watt


Daya adalah nilai rata-rata kerja, dan satuan daya adalah watt (W). Daya yang
digunakan dalam rangkaian AC atau DC dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut:

Daya DC P = volt × ampere


Daya AC P = volt × ampere × faktor daya

Karena itu dalam rangkaian AC dan DC, alat ukur watt perlu mengukur arus yang
mengalir dan tegangan yang dikenakan pada rangkaian. Hal ini memerlukan
penyambungan kumparan arus dan tegangan, dari keseluruhan empat sambungan. Alat
ukur watt biasanya dibuat dari dinamometer yang mempunyai dua rangkaian listrik
internal dengan skala digital ataupun analog.

Konstruksi

Penggerak meter jenis dinamo meter digunakan secara luas pada pengukuran daya AC.
Penggerak ini tidak mempunyai magnet permanen, tetapi dua kumparan arus tetap yang
dililitkan pada inti besi lunak. Tegangan dikenakan pada kumparan putar melalui
resistor pengali.

Gerakan penyimpangan ditentukan oleh kekuatan kumparan putar dan kumparan tetap.
Lihat Gambar 28: Konstruksi alat ukur watt.

Gambar 8.23 Konstruksi alat ukur watt.

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 20


VIII -
Arah arus dalam kumparan menentukan arah penyimpangan. Karena itu sangat penting
untuk memastikan bahwa kedua kumparan dihubungkan dengan benar.
Untuk sebagian besar alat ukur watt analog standar, harus mengikuti penyambungan
kumparan berikut:

• Kumparan arus ditandai dengan M untuk hubungan ke sisi pencatu dan L untuk
hubungan ke sisi beban.
• Kumparan tegangan ditandai dengan V 1 atau V+ pada satu sisi dan V 2 atau V pada
sisi lainnya.

Hubungan standar adalah seperti ditunjukkan dalam gambar berikut

Gambar 8.24 Hubungan alat ukur watt standar

Dengan menggunakan hubungan rangkaian diatas memungkinkan untuk mengukur AC


ataupun DC. Batas frekuensi alat ukur tidak boleh dilewati (misal 50 Hertz).

Untuk mempermudah pemahaman simbol listrik alat ukur watt digambarkan seperti di
bawah.

Gambar 8.25 Alat ukur watt

Pencegahan terhadap Kecelakaan saat Menghubungkan

Pada waktu menggunakan alat ukur watt (analog atau digital) sangat penting untuk
memastikan bahwa:

1. Arus rangkaian mengalir melalui alat ukur.


2. Alat ukur membaca tegangan catu (tegangan beban).

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 21


VIII -
Alat ukur watt tersedia dalam berbagai nilai nominal kumparan arus dan kumparan
tegangan. Nilai ini tidak boleh dilewati selama pemakaian atau alat ukur akan rusak.
Jika beban yang dihubungkan adalah motor, arus penganjakan (start) yang besar harus
dipintaskan oleh sakelar yang dihubungkan ke kumparan arus. Ketika motor sudah
mencapai kecepatan penuh, sakelar boleh dibuka dan alat ukur watt membaca nilai
pengukuran. Contoh rangkaian di bawah menunjukkan cara melakukan hal tersebut.

Gambar 8.26 Sakelar pemintas kumparan alat ukur watt

Hubungan alat ukur analog

Adalah hal yang wajar untukmelengkapi alat ukur watt jenis portabel dengan beberapa
kumparan tegangan dan arus. Alat ukur jenis meja dibawah membutuhkan pemilihan
melalui terminal ganda.

Gambar 8.27 Alat ukur watt jenis meja

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 22


VIII -
Kelebihan tambahan ini memperbesar jangkauan nilai (watt atau kilowatt) yang dapat
diukur oleh alat ukur. Rangkaian alat ukur meja yang ditunjukkan dalam Gambar 33
memungkinkan pemilihan empat tegangan (50/100/200/400) dengan arus maksimum 5
ampere. Hal ini memungkinkan pengukuran daya maksimum 5 A × 400 V = 2000 watts
(2 kW). Dalam contoh ini skala alat ukur harus diukur menggunakan faktor pengali
yang relevan.

Gambar 8.28 Rangkaian alat ukur watt jenis meja

Hubungan Alat Ukur Watt Digital

Alat ukur watt portabel umum yang lain adalah alat ukur watt genggam digital ditenagai
baterai. Alat ukur multi guna ini hanya mampu mengukur tegangan, arus dan daya AC,
tetapi lebih murah daripada kebanyakan alat ukur analog.

Ada banyak jenis alat ukur watt di pasaran dan banyak yang mempunyai hubungan dan
tata letak yang khas seperti ditunjukkan dalam Gambar berikut ini

Gambar 8.29 Hubungan alat ukur watt digital yang khas

Alat ukur jenis ini menyederhanakan hubungan dan pengguna hanya dibutuhkan untuk:
1. Menghidupkan alat ukur dan mengatur pengontrol nol sehingga penampil
menunjukkan nol.

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 23


VIII -
2. Memilih sakelar batas ukur 6000 W.
3. Menghubungkan beban ke alat ukur (seperti ditunjukkan).
4. Menghubungkan alat ukur ke sumber catu.
5. Menghidupkan pencatu AC.
6. Jika pembacaan daya kurang dari 2000 W pilih batas ukur 2000 W.

Catatan: Tanpa memperhatikan jenis alat ukur yang digunakan, sangat penting bahwa
kebutuhan beban (tegangan maupun arus) tidak melebihi batas alat ukur, atau
akan merusakkannya. Harus selalu diperiksa lebih dahulu.

Beberapa alat ukur watt digital memiliki hubungan didalam pada bagian arus dan
tegangannya yang sekaligus menghilangkan kesalahan tegangan. Alat ukur watt ini
tersedia dalam jenis tiga atau empat terminal dan memerlukan modifikasi hubungan
akhir oleh pengguna. Jenis-jenis tersebut ditunjukkan dalam Gambar 35a dan 35b.

Gambar 8.30 (a) Alat ukur watt empat terminal Gambar 8.30 (b) Alat ukur watt tiga terminal

Membaca Skala Alat Ukur Watt Analog

Alat ukur watt analog (jenis dinamometer) memiliki skala linear atau terbagi secara
merata.

Jika menggunakan versi portabel atau meja, pertama kali harus diamati penyetelan
kumparan dan pengali sebelum membaca hasil pengukuran.

Contoh

Alat ukur watt dihubungkan ke beban melalui kumparan arus 10A dan kumparan
tegangan 250 V. Jika pengali batas ukur untuk kombinasi ini × 2, dan posisi jarum
penunjuk pada skala seperti gambar,tentukan daya sebenarnya yang digunakan oleh
beban.

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 24


VIII -
Jawaban

Daya yang diukur oleh alat ukur 64 watt


Pengali batas ukur × 2
Daya sebenarnya yang digunakan = 64 × 2= 128 watt

Catatan: Selalu amati penyetelan kedua kumparan arus dan tegangan dan kalikan
pengali batas ukur yang benar dengan pembacaan skala.

Membaca Skala Alat Ukur Watt Digital

Untuk memastikan bahwa pembacaan alat ukur watt benar-benar teliti:


1. Mengatur penampil agar menunjukkan nol sebelum menghidupkan beban
2. Memeriksa penyetelan sakelar batas ukur (misal 6000 W atau 2000 W).

Contoh Membaca skala alat ukur watt digital

Daya = 1.75 Kw Daya = 4.05 kW

8.7 Alat Uji Resistansi Isolasi

Hal-hal Pokok untuk Pengujian Pengawatan Listrik

Pada waktu pengawatan listrik sudah dipasang, harus diuji terlebih dahulu sebelum
dihubungkan ke pencatu. Salah satunya adalah pengujian resistansi isolasi antar
konduktor.

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 25


VIII -
Alat uji resistansi isolasi merupakan satu alat ukur yang dapat memberikan tegangan
500 V DC atau 1000 V DC ke rangkaian dan menampilkan pembacaan resistansi
rangkaian. Karena nilai minimum yang diperbolehkan 1 M Ohm, maka masih sesuai
jika nilai ini ditunjukkan pada separuh skala penuh. Untuk membuat instrumen ini
multiguna, pada umumnya dimasukkan juga fungsi alat ukur ohm untuk pengukuran
resistansi rendah.

Dua metode pembangkitan tegangan tinggi yang dibutuhkan oleh alat uji resistansi:
1. Menggunakan generator diputar tangan yang dipasang di dalam alat uji, dengan cara
memutar tangkai pemutar.
2. Menggunakan rangkaian elektronik solid-state bertenaga baterai, biasa disebut juga
inverter.

Gambar 8.31 Skala jenis diputar tangan

Gambar 8.32 Skala jenis bertenaga baterai

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 26


VIII -
Karena perlengkapan dan pengawatan listrik normalnya bekerja pada tegangan 240 volt
atau lebih terhadap bumi, pengawatan dan perlengkapan listrik tersebut harus diuji
dengan instrumen yang menghasilkan dua kali (× 2) tegangan kerjanya.

Jika tegangan kerja ragkaian sampai 250 volt (terhadap bumi), alat ukur harus dapat
menghasilkan tegangan uji 500 volt DC. Jika tegangan kerja rangkaian lebih besar dari
250 volt (terhadap bumi) dibutuhkan tegangan uji 1000 volt DC.

Catatan:

Sebelum mencoba menggunakan alat ukur untuk pengujian:


1. Setel sakelar fungsi pada penyetelan yang benar (500 V DC).
2. Sambungkan kedua kabel hubung.
3. Tekan tombol (atau putar tangkai pemutar).
4. Amati pembacaan skala - harus nol ohm. Lihat Gambar 41.
5. Buka sambungan kedua kabel hubung.
6. Tekan kembali tombol (atau putar tangkai pemutar).
7. Amati pembacaan skala - harus tak terhingga. Lihat Gambar 42.

Gambar 8.33: Tampilan alat ukur - kabel hubung dihubung singkat dan terbuka

Alat uji resistansi isolasi dan resistansi tanah (disingkat ER & IR) diproduksi dibawah
beberapa merek dagang, misalnya; Clipsal, Kyoritsu, Megger dan beberapa merek lain.

Ciri utama setiap instrumen ini adalah:


• Batas ukur ohm umumnya 0 sampai 100 Ω digunakan untuk pengujian hantaran
(resistansi tanah) dan lain-lain. - (skala paling bawah).
• Batas ukur megaohm dengan tegangan tinggi (minimum 500 V DC) pada umumnya
0 sampai ∞ (tak terhingga) digunakan untuk pengujian resistansi isolasi - (skala
atas).

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 27


VIII -
Instrumen yang disebut di atas adalah instrumen bertenaga baterai. Baterai perlu
diperiksa kondisi muatan listriknya secara teratur. Beberapa instrumen yang lebih tua
menggunakan generator DC kecil diputar tangan

Pada waktu menggunakan alat uji ER & IR, harus selalu:

1. Memeriksa tata letak skala instrumen:


(a) tempat skala ohm di atas atau di bawah
(b) instrumen menunjuk dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri
(c) digunakan nilai tak terhingga pada kedua skala ohm dan megaohm.
2. Beberapa instrumen memiliki lampu untuk memberitahukan jika instrumen tersebut
dihubungkan pada catu listrik.
3. Indikator kondisi baterai.

Ketentuan Pengujian

Code pengawatan menentukan bahwa semua pengawatan dan perlengkapan harus diuji
isolasi sebelum menghubungkan ke pencatu.

Perhatikan: Instalasi harus selalu diuji dahulu untuk memastikan bahwa tidak
bertegangan (mati) seperti, pencatu daya telah diisolasi.

Tujuan pengujian ini untuk memastikan isolasi pengawatan dan perlengkapan tidak
tembus (break down) ke bumi/ tanah. Hal ini juga memastikan arus bocor ke bumi /
tanah terjaga minimum, mengurangi risiko sengatan listrik atau timbulnya bunga api ke
bumi yang memungkinkan terjadinya kebakaran.

Resistansi isolasi minimum antara semua konduktor bertegangan dan bumi harus tidak
kurang dari 1.0 Megaohm (1 MΩ).

Gambar 8.34 Daerah jangkauan isolasi

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 28


VIII -
Resistansi isolasi antara semua konduktor bertegangan tertutup dalam rel dan bumi
harus tidak kurang dari 0.2 Megaohm (0.2 MΩ).

Resistansi isolasi antara bagian bertegangan dan bumi dari peralatan listrik dengan
elemen pemanas harus tidak kurang dari 0.01 Megaohm.

Gambar 8.35 Pengujian Resistansi Isolasi Elemen Pemanas.

Analog dan Digital - Operasi

Jika kedua jenis alat ukur (analog dan digital) dibandingkan, analog pasti keluar sebagai
pemenangnya.

Alat uji isolasi digunakan sebagai alat dengan waktu nyata dan banyak yang dapat
didiagnosa dengan mengamati kecepatan jarum jatuh kembali ke nol, dan naik kembali
ke megaohm.

Pembacaan alat uji resistansi adalah hal yang harus 'dirasakan', tugas yang tidak dapat
dilakukan oleh goyangan digit. Untuk alasan ini, alat uji isolasi dengan tampilan digital
biasanya dilengkapi dengan indikator analog grafik batang.

Penyetelan Alat Ukur Analog

1. Memeriksa kabel hubung, tusuk kontak dan penjepit dalam kondisi baik.
2. Menyetel sakelar fungsi pada penyetelan isolasi yang benar (500 V DC).
3. Menghubungkan kabel hubung ke alat ukur dan menyambungkan ujung kabel
hubung satu sama lain.
4. Tekan tombol (atau putar tangkai pemutar).
5. Amati skala terluar - harus 0.
6. Buka sambungan kedua kabel hubung.
7. Tekan kembali tombol (atau putar tangkai pemutar).
8. Amati pembacaan skala terluar - harus tak terhingga ∞.

Pengoperasian Alat Ukur Analog untuk Pengujian

1. Menghubungkan satu kabel hubung ke bumi ( rangka motor).


2. Menghubungkan kabel hubung lain ke konduktor rangkaian uji.

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 29


VIII -
3. Menekan tombol uji.
4. Mengamati pembacaan skala terluar.
5. Mengidentifikasi pembacaan alat ukur, jika kurang dari 1 M Ω - hasil pengujian
gagal.
6. Mengidentifikasi pembacaan alat ukur, jika lebih dari 1 M Ω - hasil pengujian
memenuhi persyaratan.
Penyetelan Alat Ukur Digital

Ada beberapa jenis alat uji isolasi digital. Tanpa memperhatikan jenis penggunannya,
alat tersebut harus mampu memberikan tegangan uji minimum (yaitu 500 V DC) pada
kondisi pengujian.

Prosedur penyetelan berikut merupakan prosedur tipikal untuk alat ukur digital pada
umumnya:

1. Memeriksa kabel hubung, tusuk kontak dan penjepit dalam kondisi baik.
2. Setel sakelar fungsi pada penyetelan isolasi yang benar (500 V DC).
3. Menghubungkan kabel hubung ke alat ukur dan menyambungkan ujung kabel
hubung satu sama lain.
4. Menekan tombol uji.
5. Amati pembacaan skala - harus nol ohm. Lihat Gambar 41.
6. Buka sambungan kedua kabel hubung.
7. Menekan kembali tombol uji.
8. Amati pembacaan tampilan digital - harus tak terhingga. Lihat Gambar 42.

Pengoperasian Alat Ukur digital untuk Pengujian

1. Menguji dan memastikan rangkaian uji dalam keadaan mati (terisolasi) sebelum
memulai pengujian isolasi.
2. Menghubungkan satu kabel hubung ke bumi ( rangka motor).
3. Menghubungkan kabel hubung lain ke konduktor rangkaian uji.
4. Menekan tombol uji.
5. Mengamati indikator tampilan - menunggu sampai tampilan stabil.
6. Mengidentifikasi pembacaan alat ukur, jika kurang dari 1 M Ω - hasil pengujian
gagal.
7. Mengidentifikasi pembacaan alat ukur, jika lebih dari 1 M Ω - hasil pengujian
memenuhi persyaratan.

Bab 8. Alat Ukur Listrik.doc 30


VIII -
Terminologi Baut 9
KOMPETENSI DASAR :
1. Mahasiswa dapat memahami tentang sistem pengukuran ulir yang digunakan dalam
industri
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis ulir
3. Mahasiswa mampu membedakan dan menentukan ukuran ulir baut dan mur

9.1 Pendahuluan

B aut adalah suatu batang dengan alur heliks pada permukaannya. Penggunaan utama baut
adalah sebagai pengikat (fastener) untuk menahan/menggabungkan dua obyek bersama, dan
sebagai pesawat sederhana untuk mengubah torsi (torque) menjadi gaya linear. Baut dapat juga
didefinisikan sebagai bidang miring yang membungkus suatu batang. Sebagian besar baut
dipererat dengan memutarnya searah jarum jam, yang disebut ulir kanan. Baut dengan ulir kiri
digunakan pada kasus tertentu, misalnya saat baut akan menjadi pelaku torsi berlawanan arah
jarum jam.
Penggunaan baut dan mur sangat banyak digunakan,sebab fungsi dari baut adalah sebagai alat
penyambungatau pengikat komponen yang satu dengan yang lainnya,agar menjadi satu
kesatuan yang kokoh dan terbentuk sesuai dengan keinginan perancangnya. Teknik
penyambungan dengan menggunakan baut dan murrelatif lebih aman, karena lebih mudah
dipasang dandibongkar kembali apabila diperlukan untuk melakukanhal-hal seperti perawatan,
perbaikandan lain-lain.

Pemilihan baut-mur sebagai alat pengikat dalam industri harus dilakukan secara cermat dan
seksama untuk mendapatkan mutu atau kekuatan baut yang sesuai dengan konstruksi yang
akan disambung. Pemilihan ini tentunya harus dilandasi dengan pengujian dan penelitian agar
didapatkan basil yang optimal. Akan tetapi teknik penyambungan dengan baut walaupun telah
melalui pengujian dan penelitian, penurunan kekuatan tetap saja terjadi pacta bagian yang
disambung terutama pada daerah lubang dan bagian ulir dari baut, hal ini disebabkan karena
ulir baut mempakan bentuk takikan yang dapat memperlemah konstruksi.

Fastener digunakan karena alasan berikut ini.


• Memudahkan pekerjaan fabrikasi karena sebagian besar komponen harus dirakit, jadi
perlu diinspeksi, diperbaiki atau diganti.
• Memudahkan pekerjaan perbaikan agar komponen-komponen dapat dilepas sehingga
dapat diinspeksi, diperbaiki atau diganti.
• Untuk keselamatan kerja.fastener tertentu, setelah dirakit, akan kecil kemungkinannya
dapat bergerak-gerak atau terpisah satu dari yang lain.
Jenis-jenis Fastener
• Bolt (Baut)
• Cap screws (sekrup sungkup)
• Machine Screws
• Nuts (mur)
• Washers (pelat antara)
• Pins (pin)
• Snap Rings
• Clips (klip)
• Keys (kunci)
• Spring Washer (Split)
• Star Washer (pelat antara berbentuk bintang)
• Rivets (paku keling)
• Adhesives (bahan perekat)

Hex Head Bolt Bolt and Nut

Plow Bolt Socket Head Bolt

Stud Cap Screw

Carriage Bolt Tapping Screw

Machine Screw Set Screw

Woodruff Key Square Key

Rivet Clevis Pin

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 2


Flat Washer Lock Washer

Toothed Lock Washer Locking Nut

Wing Nut Castle Nut

Snap Ring Spring Lock Pin

Cotter Pin Lock Pin

Adhesive

Kualitas Fastener yang Baik


• Terbuat dari bahan yang baik
• Kuat
• Dapat digunakan ulang
• Mudah digerakkan
• Tahan terhadap getaran.
• Tahan terhadap perubahan temperatur.
• Usia fungsinya lama
• Tahan terhadap karat.

9.2 Baut/ Bolt

Bolt (baut), cap screw dan stud sangat mirip satu sama lain. Perbedaannya adalah bahwa:

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 3


Baut (bolt) dirancang untuk menahan dua objek dengan menggunakan mur(nut).

Cap screw dirancang untuk mengikat dua objek satu dengan objek lain dengan menyekerup ke
dalam kedua objek tersebut.

Stud dirancang untuk mengikat dua objek dengan menggunakan sebuah mur (nut).

Baut (bolt) dan cap screw dijabarkan berdasarkan:


• Panjangnya
• Diamater utamanya
• Rancangan ulir-nya
• Kekuatannya
• Rancangan head/drive-nya.

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 4


Panjang

Baut (bolt) atau cap screw – diukur dalam satuan inch dan SI millimeter

Diameter Utama

Diameter luar diukur dalam satuan Imperial Inches dan S.I. Millimeter.

Rancangan Drat/Ulir (Thread Design)

Ulir/Drat diklasifikasikan berdasarkan thread pitch, yaitu jarak antara dua drat /ulir, dalam
satuan millimeter sistem S.I., dan berdasarkan jumlah drat/ulir per inch. Dalam Imperial
System, threat pitch didefinisikan sebagai satu dari jumlah drat per inch.
Contoh: 18 drat per inch.

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 5


Sebagian besar fastener otomotif menggunakan dua thread pitch course dan thread pitch fine.
Coarse thread tersebut digunakan pada bahan yang lunak seperti besi tuang (cast iron) dan
aluminium. Drat (ulir) yang lebih halus umumnya digunakan dengan mur (nut)karena, baut
kecil (minor) dengan diameter yang lebih besar bersifat lebih kuat.

Dalam Imperial System, drat tersebut di atas dinamakan UNC (Unified National Course)
contoh: 1/4 UNC dan UNF (Unified National Fine) contoh: 1/4 - 28 UNF. S.I. Fastener juga
mempunyai beragam pitch seperti M12 × 1.5 atau M12 × 1.75

Kekuatan

Kekuatan baut diidentifikasi dengan tanda-tanda pada bagian kepalanya. Kekuatan baut sering
dinyatakan dalam grade-nya. Kekuatan baut adalah beban maksimum yang aman diberikan
pada baut sehingga tidak menyebabkan kerusakan permanen.

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 6


Baut dalam Imperial System – Tanda identifikasi menunjukkan kekuatan baut – jumlah yang lebih
banyak menunjukkan kekuatan yang lebih tinggi.

Metric Bolt – Nomor klas identifikasi menunjukkan kekuatan baut – nomor yang lebih besar
menunjukkan kekuatan yang lebih tinggi.

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 7


Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 8
Drive Rancangan Kepala (Drive of Threads Design)

Sebagian besar baut dan cap screw mempunyai kepala yang berbentuk segi enam (HEX head).
Bentuk kepala baut dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan.

Sungkup (cap) soket yang berbentuk segi enam dan sekerup dengan kepala berbentuk flensa
12 gigi.
• Kepala (head) yang lebih kecil
• Digunakan jika ruang yang tersedia terbatas
• Daerah tertutup (confined area)
• Lubang benam (rcessed hole)

Plow Bolt

• Digunakan untuk mengikat bagian-bagian baja dengan lubang ketuk bujur sangkar
(square punched hole). Contoh: mata sudu (cutting edge) pada dozer.
• Counter sunk head untuk memungkinkan bahan melaluinya.
• Drat kasar
• #3 round tapered head dengan bahu bujur sangkar di bawah bagian yang tirusnya (yang
paling umum)
• #4 square tapered head
• #7 round tapered head dengan ujung (key) yang menonjol keluar dari bagiannya yang
tirus.

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 9


• Metric Plow bolt (baut seret metrik)
• 90° countersunk square neckbolt kira-kira hampir sama dengan #3
• Countersunk reverse key head bolt kira-kira hampir sama dengan No.7
• Bukan metric untuk No. 4
• Panjang Plow Bolt
• Ujung drat pada diameter yang terbesar permukaan bearing kepala.

Catatan:
Produk-produk baja martensit karbon rendah diidentifikasi dengan nomor/angka yang diberi
garis bawah. Misalnya: 8.8. Contoh 8.8

Klas Ulir
“A” menunjukkan ulir luar, misalnya baut / bolt.
“B” menunjukkan ulir dalam, misalnya mur / nut.
Klas A “1” menunjukkan lose fit, misalnya mur kupu-kupu (wing nut).
Klas A “2” menunjukkan common stock fit, 77% fit 23% jarak bebas.
Klas A “3” menunjukkan precision fit, misalnya (drat mikrometer).
Klas A “4” menunjukkan interference fit, misalnya (sisipan dari bahan nilon).
Klas A “5” menunjukkan interference fit yang lebih besar, misalnya (sebuah nut yang rusak).

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 10


Penggunaan stud sering mempertimbangkan kedua karakteristik ini. Drat yang kasar pada satu
ujung masuk ke dalam besi tuang. Drat yang halus pada ujung yang satunya digunakan untuk
mur.

9.3 Nut Dan Washer

Fungsi: Untuk dipasangkan dengan cap screw untuk mengikat dua atau lebih objek.

Nut (mur) diidentifikasi berdasarkan:


• Diameter dalamnya
• Rancangan dratnya
• Kekuatan atau grade-nya
• Ukuran flat-nya.

Gambar tersebut di atas menunjukkan berbagai cara mengidentifikasi grade mur (nut). Para
pabrik pembuat alat biasanya menggunakan garis putus-putus, kombinasi titik dan garis putus,
takikan pada bagian pojok bantalan kunci, titik atau bintil-bintil untuk memberi identifikasi
pada mur (nut).

Perhatian

Grade mur (nut) harus pas atau cocok dengan grade baut (bolt). Pernyataan “kekuatan rantai
sama dengan kekuatan bagian sambungan yang paling lemah” berlaku untuk fastener.
Misalnya, mur (nut) yang grade-nya kurang akan patah sebelum mencapai gaya jepit yang
dibutuhkan untuk mencapai kinerja cap screw yang sempurna.

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 11


Nut (mur) yang lebih keras dari cap screw akan memberikan pemusatan tekanan yang lebih
tinggi pada drat/ulir pertama yang kontak pada baut (bolt). (satu drat tidak dapat menahan
100% beban).
Gaya jepit asli hanya dapat dicapai dengan menggunakan nut baru. Nut bekas pakai hanya
mengalami iritasi saat pemakaian pertama ditambah dengan gesekan oleh pemakaian
berikutnya dan akan berkurang gaya jepitnya.

Gambar Mur Dasar (Basic Nut)

Acorn Castle

Spring Wing

Hex Flanged

Lock Slotted

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 12


Weld Panel

Speciality Serrated

Single Thread

Prevailing Torque Plastic Insert


Lock Nut Lock Nut

Castle Nut Slotted Nut

Wing Nut Jam Nut

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 13


Speed Nut Anchor Nut

Chamfered Nut Cap Nut


(kedua sisi) Cap nut

Flange-Lock Nut Pal Nut

Special nut:

Nylon Plug Distorted Thread


Self locking Nut Nut

“U” Bolt Nut Clip atau Frame Nut

Conelock Nut

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 14


Locking Nut

a. Nylon Insert Nuts.


• Nylon retaining collar.
• Biasanya Grade 5.
• Grade 8 mempunyai 6 titik/ujung pada bagian crown-nya atau 2 takikan pada setiap
sudutnya.
• Tidak dapat digunakan ulang.
• Tidak dapat digunakan pada temperatur tinggi.

b. Nylon Patch atau Plug


• Plug yag terbuat dari bahan nilon yang dimasukkan ke dalam lubang bor di bagian
tengah wrench pad atau nylon patch longitudinal di sepanjang drat.
• Patch dengan bidang kontak yang lebih luas akan lebih efektif.
• Keduanya kurang efektif bila dibanding dengan jenis collar.
• Umumnya disediakan pada nut yang grade-nya rendah.

c. Serrated (Rachet) Tooth Nut (mur dengan gigi bergerigi).


• Permukaan bearing bergigi seperti gergaji berbentuk segitiga (angular).
• Gigi masuk ke dalam objek.
• Keunggulannya adalah free-spinning.
• Torsi pemasangan (installation torque) berpengaruh negatif terhadap kenaikan friksi
dari gigi pada permukaan kontak.
• Kekurangannya, jika beban awal (preload) sudah hilang, maka nut akan bebas bergetar.
• Takikan dan kotor pada bahan-bahan lunak.
• Tidak terpengaruh oleh kenaikan temperatur.

d. Nut (mur) dengan Conical Spring Washer (pelat antara berpegas dan berbentuk
kerucut)

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 15


• Flange-Lock Nut.
• Washer ditekan pada nut.
• Pengencangan mengompres conical washer (pelat antara berbentuk kerucut).
• Mempertahankan beban awal (pre-load) pada tingkat tertentu tetapi tidak akan
mencegah pelonggaran.
• Washer harus memenuhi persyaratan kompresi, sebagian besar tidak memenuhi.
• Digunakan untuk penggunaan tegangan beban awal (preload) yang rendah.

e. Castle Nuts
• Digunakan dengan cotter pin.

• Kelurusan dengan lobang baut sangat penting.


• Perlu dikendurkan atau dikencangkan untuk mencapai kelurusan.
• Beban awal (preload) dapat berkisar dari 55% sampai titik lumer baut – tidak pasti.
• Getaran yang kuat dapat menyebabkan nut (mur) mematahkan cotter pin (pin belah)
jika torsinya tidak memadai.
• Penggunaan - Pembautan dengan kekuatan rendah.

f. Slotted Nuts (Mur Beralur)

• Mirip dengan castle nut, hanya slot-nya lebih tipis dan bodinya penuh (tidak bertakik).
• Bagian ujungnya ditirus ke dalam untuk memberikan tekanan ke pada drat/ulir jantan
(female thread).
• Penggunaan ulang tidak begitu merusak drat/ulir.
• Grade 2.
• Penggunaan – pembautan dengan kekuatan rendah.

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 16


g. Distorted Thread Nut (Mur dengan Drat Terdistorsi)
• Bentuknya berubah menjadi oval.
• Dapat merusak drat/ulir dari bolt (baut).
• Tidak terpengaruh oleh kenaikan temperatur.
• Jangan digunakan ulang, karena efektivitas penguncian akan berkurang.
• Penggunaannya – berbagai grade tersedia.

h. Jam Nuts

• Kira-kira satu setengah kali tebal nut biasa.


• Tidak boleh digunakan sendiri.
• Jangan dipasang terlebih dulu.

Catatan Penting:
• Satu nut memberikan pre-loading yang pas ditambah dengan jam nut yang
menambah gaya kompresi.
• Lebih mahal dan memakan waktu lebih banyak
• Baut (bolt) yang lebih panjang akan mudah fatig (kelelahan)

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 17


i. Prevailing Torque Lock Nut
• Drat/ulir bagian atas terdistorsi
• Tidak kendur karena getaran
• Tahan tehadap perubahan temperatur
• Dapat digunakan jika masih mempunyai torsi (prevailing torque).

Identifikasi jenis-jenis washer

Flat washer – terlalu besar, I.D. menyebabkan distribusi beban kurang baik pada head
bolt. Jika terlalu kecil, I.D. akanmenyebabkan timbulnya filet dan pembebanan yang
tidak sesuai.

Can-type Lock Washer

• Bergigi pada bagian luar dan dalam


• Posisi rusuk (rib) yang naik menyebabkan terjadinya tambahan friksi selama
pemasangan, sehingga menyebabkan kesalahan dalam membaca torsi.
• Terbenam di dalam bahan yang lunak.
• Kompresi bahan dan rusuk (rib) yang keras menyebabkan berkurangnya pre-load.
• Agak sulit dilepas
• Penggunaan: grade 5 atau lebih rendah.

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 18


Tab Washer

• Lunak dengan gagang-gagang (tab) logam


• Gagang bengkok di atas nut atau bolt untuk mencegah rotasi
• Pembengkokan satu gagang (tab) tidak dapat mencegah rotasi
• Pembengkokan kedua gagang menyebabkan 20% rotasi, menyebabkan berkurangnya
pre-load sebesar 90%.
• Logam lunak juga menyebabkan berkurangnya pre-load selama kerja.

Helical Spring Lock Washer


• SAE J489 menyatakan “Perlu diketahui bahwa kata “lock” yang terdapat di dalam
nama-nama produk yang termasuk dalam standar ini adalah istilah umum yang secara
historis berhubungan dengan identifikasi produk tersebut dan tidak dimaksudkan
untuk diartikan sebagai kondisi pengikatan/pemasangan secara permanen dimana
produk ini digunakan.
• Baja karbon dengan perlakuan panas.
• Bila terpolarisasi secara listrik, dan (atau) terkena pengaruh hidrogen, akan mudah
retak ketika dipasang atau segera setelah dipasang.
• Tidak mengurangi kemampuan mengunci fastener atau mencegah berkurangnya pe-
load
• Hanya efektif bila beban baut (bolt) berkurang, berhenti menetrasi ke dalam benda
kerja/objek dan permukaan bearing mur (nut).
• Kerusakan baut (bolt) karena fatig (kelelahan) dapat disebabkan oleh kontak dengan
filet.
• Penggunaan ulang lockwasher yang diberi sedikit pegas dapat menimbulkan
ketegangan fatig (fatigue stress)
• SAE, pada tahun 1969, karena potensi bahaya yang ada, menyarankan agar helical
spring lockwasher tidak digunakan dalam aplikasi yang kritis pada kendaraan, selain
dari lembaran logam atau pelat inspeksi. (disarankan penggantian dengan
menggunakan flat washer yang telah mengalami perlakuan panas (hardened heat
treated) dan locking nut dengan sistem pengontrolan torsi).

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 19


9.4 Torsi pengencangan baut

Pendahuluan
Baut memiliki nama-nama yang berbeda untuk meng-identifikasikan ukuran dan kekuatannya.
Baut-baut yang digunakan pada kendaraan dipilih menurut kekuatan dan dibutuhkan oleh
masing-masing area tersebut

Momen putar (Torquing) dan Pengencangan Baut


Torsi yang pas harus diberikan pada sebuah baut untuk menjaga agar fastener tidak
kehilangan tegangan yang menahan dua objek atau komponen.

Istilah-istilah yang berkaitan dengan pemutaran baut

Clamp load (Beban Jepitan)


Besar gaya yang dapat ditahan oleh sebuah baut tanpa menimbulkan efek yang buruk.
Dua buah baut dapat menahan gaya dua kali lipat besarnya, dan seterusnya.

Proof load
Beban aman maksimum yang dapat diberikan tanpa menyebabkan perubahan bentuk,
misalnya bengkok.

Ultimate Tensile Strength (Titik Patah) Titik dimana baut akan patah.

Yield Point (Titik Bengkok/Tekuk)


• Titik elastis
• Bila dilampaui, baut tidak akan kembali ke panjangnya semula.
• Pada baja, titik ini dicapai bila beban sudah cukup untuk meningkatkan kekuatan
fastener sebesar 0,002” untuk setiap inci panjang beban). Jika setelan sudah
ditetapkan, beban yang dibutuhkan tergantung pada grade dari fastener-nya.

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 20


Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 21
Pada gambar tersebut di atas, dua komponen diikatkan dengan menggunakan sebuah baut
UNC grade 5 berdiameter ½”. Yield strength minimum baut tersebut adalah 17.030 pound.
Baut ini mendapat beban sebesar 15.000 pound. Segera setelah beban melampaui yield point,
baut akan meregang secara permanen. Akibatnya, bila beban dilepaskan, baut akan kendur.

PERHATIAN: Apa yang terjadi sekarang adalah seorang mekanik yang sedang melakukan
pemeriksaan pemeliharaan (maintenance check) mengencangkan mur (nut) tersebut. Mesin
kembali bekerja dan baut tetap dalam keadaan regang. Ini dapat menimbulkan bahaya.

Catatan: masih diperlukan 17.030 pound untuk menyebabkan baut patah. Jika tidak
menyebabkan patah yang berbahaya, mekanik akan menemukan baut kendur lagi. Hal ini
dapat menyebabkan mekanik “dongkol”, dan membuat ia menggunakan sebuah “cheater bar”
untuk mengencangkan nut. Jika baut (bolt) patah, ia beruntung, daripada baut tersebut patah
pada saat mesin sedang bekerja. Jika baut tersebut patah, mekanik tersebut dapat
menggantikannya dengan baut UNC grade 5 berdiameter ½” dan prosesnya dari awal lagi.
Jika ia pikir baut tersebut tidak cukup kuat, ia dapat menggantinya dengan baut yang
berukuran sama tetapi dari grade yang lebih tinggi. Atau, ia dapat membor lubang yang lebih
besar dan memasang baut yang mempunyai grade sama tetapi berdiameter lebih besar.
Kadang-kadang cara ini tidak praktis, beban jepit (clamping load) yang lebih besar dapat saja
diperoleh dengan menggunakan fastener yang berdrat halus (fine thread fastener). Jangan

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 22


lupa, penambahan sedikit saja diameter akan menentukan bertambahnya kekuatan baut dengan
grade yang sama.

Torsi dan Cara Menghitung Torsi

Torsi adalah usaha putar (turn effort) yang dinyatakan dalam gaya dikalikan jarak, yaitu
Imperial, pound-feet (lb-ft) atau foot-pound (ft-lb). Metric, Newton-meter (Nm).

Torsi adalah cara untuk mengukur tegangan atau regangan pada fastener yang dibutuhkan
untuk mengikat atau menahan ikatan dua komponen atau lebih.

Jenis –jenis torque wrench dan cara penggunaannya yang benar

Jenis-jenis Torque Wrench

• Beam – membaca defleksi jarum penunjuk (pointer) yang dipasang kepala torque
wrench
• Dial – menunjukkan pada suatu dial bila torsi yang diinginkan sudah dicapai.
• Click – bila wrench mengeluarkan bunyi “klik”, itu berarti torsi yang ditetapkan
sudah tercapai.

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 23


Cara Menggunakannya:
• Untuk mencapai torsi yang tepat, tekanan yang lembut dan terus menerus harus diberikan
pada torque wrench.
• Torque Wrench jenis click harus disetel pada angka (reading) terendah bila sedang tidak
digunakan.
• Jika gerakan pemutaran menjadi loncat-loncat, putar balik dan coba lagi dengan menarik
secara konstan (sambung) kemudian bacalah alat pengukur pada saat bergerak.

Metode Torque Turn to Yield


• Banyak pabrik pembuat alat dewasa ini menggunakan cara ini untuk mengatasi
ketidakakuratan pemutaran karena friksi menyebabkan 90% torsi.
• Sebuah torque well dalam batas kunci torsi rata-rata (average torque wrench) dipilih
sebagai titik awal (starting point).
• Dinyatakan 75 ft - lbs.Plus 90 derajat
• Dapat berupa sebuah baut standar (standard bolt) atau sebuah torque to yield bolt
yang sesungguhnya.

Cara-cara Lain Untuk Memperoleh Tegangan yang Tepat


• Micrometer – mengukur regangan (stretch) baut (bolt) atau stud
• Indicator - dipasang pada bagian pusat baut (bolt) atau stud
• jika indikator longgar, maka tegangan tidak tepat.

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 24


Masalah-masalah dalam menjaga Torsi yang Tepat

• Soft washer, memberikan tekanan lebih lanjut dibawah impak, beban siklus, atau
getaran yang menyebabkan baut (bolt) releks – dan kehilangan beban awal (pre-
load).
• Benjolan-benjolan (burrs) dan Ujung-ujung yang Tajam.
• Baut yang baik mempunyai jari-jari yang lebih kecil dari kepala (head) untuk
mendistribusikan beban pada kepala dan mengurangi pemusatan tekanan.
• Pembuatan lubang pada sepotong baja akan menyisakan benjolan logam yang
tajam. Jika filet ini tersentuh, maka kepala dapat terpisah dari batang (shank).

Pemecahan:
• Gerus (chamfer) bagian atas lubang atau besarkan ukuran lubang 1/32” sampai
1/16”.
• Yang paling mudah adalah dengan menggunakan sebuah flat washer, bagian yang
bundar flat washer menghadap ke kepala baut untuk melindungi filet.

Penggunaan Ulang Fastener dalam Aplikasi yang Kritis.


• Sebah mur (nut), setelah diputar satu kali, tidak akan pernah pas lagi, walaupun
dengan baut yang baru. Semakin banyak friksi yang diberikan mur (nut) pada baut
(bolt), maka gaya ikatnya pada baut akan berkurang.

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 25


• Gaya jepit asli hanya dapat diperoleh hanya jika mur (baut)-nya baru.
• Panjang Baut (Bolt) dan Cap Screw yang Tidak Memadai
• Masing-masing ulir pada fastener mengakomodasi besar regangan tertentu.
• Jika hanya sedikit ulir yang muncul untuk mencapai regangan total, maka usia
fungsi-nya akan berkurang.
• Cap screw harus diputar ke dalam ulir sampai 1 1/2 kali diameternya.
• Drat baut yang menonjol dari mur (nut) tidak boleh melebihi tebal 2 flat washer.

Impact Wrench
• Mur (nut) yang berputar pada kecepatan tinggi akan berhenti dengan tiba-tiba jika
membentur benda kerja.
• Dapat menyebabkan timbulnya takikan pada akar ulir dan juga merusak filet di
bawah kepala baut.
• Waktu yang benar untuk menggunakan impact wrench adalah setelah mur (nut)
betul-betul sudah menyentuh benda kerja.

Bab 9. Terminologi baut.doc IX - 26

Anda mungkin juga menyukai