Metrologi Industri
Oleh
Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Mataram
2014
KATA PENGANTAR
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat dewasa ini
memberikan banyak kemajuan dalam kehidupan manusia di segala bidang. Hal ini menuntut
kemampuan untuk mengikuti perkembangan tersebut dengan semakin cepat. Kemampuan
ini hanya mungkin didapat kalau diikuti dengan perkembangan sumber pustaka yang
memadai, yang nantinya ikut ambil bagian di dalam mempercepat proses penguasaan ilmu
dan teknologi tersebut.
Buku “Metrologi Industri” ini disusun merupakan salah satu usaha untuk membantu
mahasiswa dalam memperoleh bahan pustaka yang memadai dalam usaha mempercepat
proses penguasaan ilmu dan teknologi tersebut.
Penulis menyadari bahwa buku yang sederhana ini tidaklah dapat memenuhi
sepenuhnya apa yang diharapkan oleh para mahasiswa di dalam mengikuti mata kuliah
metrologi industri, oleh karena itu kritik dan saran sangatlah diharapkan guna
penyempurnaan materi dan bahasan dalam terbitan di kemudian hari. Sebagai akhir kata
tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih dan berharap buku yang sederhana ini
dapat berguna bagi para pembaca dan mahasiswa khususnya.
Penulis,
Bab I Pendahuluan
1.1 Pengertian Pengukuran I–1
1.2 Standar Primer Pengukuran Panjang I–2
1.3 Kesalahan dalam Pengukuran I–4
1.4 Persyaratan Sistem Kalibrasi I–9
1.5 Melakukan Kalibrasi Sendiri I – 10
1.6 Angka Penting I – 12
Bab II Sistem Satuan
2.1 Pendahuluan II – 1
2.2 Sistem Ukuran Imperial II – 1
2.3 Sistem Ukuran Metrik II – 2
Bab III Dasar – Dasar Pengukuran
3.1 Pengantar Pengukuran, Pengujian dan Penandaan III – 1
3.2 Mengukur dengan Teliti III – 1
3.3 Pengenalan Alat Ukur Dasar III – 1
3.4 Membaca Sekala secara Teliti III – 2
3.5 Combination Set III – 4
3.6 Protractor dan Combination Gauge III – 7
3.7 Pengenalan Caliper III – 9
3.8 Menggunakan Inside Caliper III – 12
3.9 Dial Indicator III – 13
3.10 Feeler Gauge III – 17
3.11 Thread Gauge III – 19
3.12 Radius Gauge III – 19
3.13 Center Gauge III – 20
3.14 Spirit Level Presisi III – 20
Bab IV Vernier Caliper
4.1 Pendahuluan IV – 1
4.2 Vernier Caliper IV – 1
4.3 Prinsif – prinsif Vernier Metrik IV – 3
4.4 Membaca Sekala Vernier Metrik IV – 4
4.5 Menggunakan Vernier Caliper IV – 13
4.6 Vernier Height Gauge IV – 13
4.7 Vernier Caliper dengan Dial Indicator IV – 14
4.8 Vernier Protractor IV – 20
4.9 Membaca Sekala Vernier Protractor IV – 21
4.10 Membaca Dial Indicator IV – 24
Bab V Micrometer
5.1 Pendahuluan V–1
5.2 Prinsif – Prinsif Micrometer V–4
5.3 Micrometer Besar dan Penggunaan Khusus V – 13
5.4 Micrometer Dalam V – 14
5.5 Telescopic Bore Gauge V – 17
5.6 Small Hole Gauge V – 18
5.7 Depht Micrometer V – 19
5.8 Micrometer Metrik V – 23
5.9 Membaca Sekala Micrometre Metrik V – 24
5.10 Micrometer Metrik Dalam V – 26
5.11 Micrometer Pengukur Kedalaman V – 27
5.12 Dial Gauge V – 28
5.13 Micrometer Imperial V – 35
5.14 Menggunakan Micrometer untuk Pengukuran Akurat V – 40
5.15 Mengatur Posisi Micrometer V – 43
5.16 Menggunakan Micrometer Kedalaman Untuk mengukur akurat V – 48
Bab VI Proyektor Profile
6.1 Pendahuluan VI – 1
6.2 Pengukuran Langsung VI – 3
6.3 Metode Mengukur Tingkat Kehalusan Permukaan VI – 6
6.4 Metode untuk Menunjukkan Kekasaran Permukaan VI – 7
6.5 Perbandingan Specimen Permukaan VI – 9
Bab VII Alat Bantu Pengukuran Presisi
7.1 Surface Plate VII – 1
7.2 Vee Block dan Paralel Strip VII – 3
7.3 Surface Gauge VII – 4
7.4 Penyiku VII – 6
7.5 Angle Plates VII – 10
Bab VIII Alat Ukur Listrik
8.1 Alat Ukur Analog VIII – 1
8.2 Alat Ukur Digital VIII – 4
8.3 Pengoperasian Multimeter Digital dan Analog VIII – 8
8.4 Pengukuran Daya AC VIII – 17
8.5 Pengukuran Faktor Daya VIII – 18
8.6 Alat Ukur Watt VIII – 20
8.7 Alat Uji Resistensi Isolasi VIII – 25
Bab IX Terminologi Baut
9.1 Pendahuluan IX – 1
9.2 Baut IX – 3
9.3 Nut dan Washer IX – 11
9.4 Torsi Pengencangan Baut IX – 20
Pendahuluan 1
KOMPETENSI DASAR :
Keringat dapat menyebabkan korosi dan merupakan alasan utama kenapa instrumen harus
dibersihkan dan dilubrikasi sesudah digunakan.
Penelusuran (traceability)
Semua pengukuran merupakan perbandingan antara suatu bagian yang sedang diukur
dengan ukuran standar yang sudah diketahui. Mistar pengukur, bar panjang, bulatan
presisi dan roller adalah pengukur standar yang digunakan. Standar ini harus dibandingkan
dengan standar yang lebih tinggi lagi. Urutan dalam pembandingan dengan standar yang
lebih tinggi dilakukan hingga standar terbaik tercapai untuk digunakan sebagai
pembanding.
Mata rantai urutan dalam pemeriksaan instrumen pengukur kembali mengacu pada Standar
Internasional yang disebut ‘penelusuran’ atau traceability.
Pada tanggal 20 Oktober 1983, 46 orang anggota konferensi umum mengenai berat dan
pengukuran mengadopsi definisi tentang meter sebagai jarak lintasan sinar melalui suatu
tabung hampa udara dalam waktu 1/29972458 detik.
Akurasi, atau kurang akurat, dapat didefinisikan sebagai penyimpangan nilai pengukuran
dari nilai sebenarnya yang diukur. Ini merupakan penyimpangan nilai kurva normal dari
nilai yang sebenarnya.
Presisi adalah ekspansi (spread) dari nilai yang diambil. Kesalahan secara acak yang
terjadi karena adanya kesalahan memberi kontribusi kekurangan presisi.
Analogi tentang target sering digunakan untuk menjelaskan dasar perbedaan antara akurasi
dan presisi, mis. pengukuran suatu obyek dengan menggunakan tiga instrumen yang
berbeda.
Jaminan Kualitas
Kita semua menggunakan kata kualitas setiap hari dalam berbagai cara yang berbeda.
• Apa yang anda harapkan dari suatu produk atau layanan yang berkualitas?
• Apa yang mempengaruhi perasaan anda tentang kualitas suatu produk atau
layanan?
Contoh kesalahan sistematik yang umum adalah: kesalahan nihil (zero errors)
• Kesalahan kalibrasi
• Kesalahan graduasi
• Kesalahan temperatur
• Keausan instrumen
Kesalahan Kalibrasi
Contoh kesalahan kalibrasi adalah bila busur pembanding digunakan untuk memeriksa
suatu pekerjaan menggunakan pengukur selip (slip) yang tidak tepat untuk menyetel
pembanding ke ukuran yang diperlukan.
Kesalahan Graduasi
Contoh kesalahan graduasi adalah mistar baja yang memiliki graduasi yang salah.
Kesalahan Temperatur
Standar temperatur untuk pengukuran adalah 20o C dan pengukur dibuat dengan ukuran
yang benar pada temperatur ini. Meskipun tidak perlu semua pengukuran dilakukan pada
standar temperatur, asalkan instrumen pengukur dan bagian yang sedang diukur terdiri dari
material yang sama jadi tidak terdapat pemuaian ataupun penyusutan. Perbedaan
temperatur pada keduanya yang menyebabkan kesalahan dalam pengukuran.
Koefisien dapat disimpulkan kembali sebagai rasio dari bertambahnya atau berkurangnya
satuan panjang dalam setiap perubahan satu derajat Celsius temperatur. Dalam pengukuran
presisi, perbedaan temperatur antara dua bagian yang tersusun merupakan hasil dari
perubahan perlahan-lahan dari temperatur atmosfir yang ada di sekeliling. Pengaruh dari
perbedaan temperatur tidak saja menyebabkan ekspansi, tetapi juga distorsi jika perbedaan
temperatur tidak merembet ke seluruh komponen.
Perubahan panjang:
Contoh:
Pengukur plug dari baja diameternya 40 mm pada 20oC. Jika temperaturnya diturunkan
sampai ke 11oC akan menjadi berapakah diameternya?
Koefisien ekspansi linear baja adalah 0,0000112 per 1oC.
Penurunan temperatur = 20o – 11o = 9oC
Pengurangan dalam diameter = 40 × 0,0000112 × 9
= 0,004 mm
Diameter pada 11oC = 40 – 0,004
= 39,996 mm
Meskipun pengurangan dalam diameter sedikit sekali, ini dapat saja merupakan hal yang
sangat penting jika pengukur plug digunakan pada toleransi yang sangat kecil.
Keausan Instrumen
Kesalahan instrumen sangatlah penting, dan penggunaan instrumen yang sesuai sangat
dibutuhkan untuk mencegah terjadinya hal ini.
Mistar (Penggaris)
Dua kesalahan dapat saja terjadi. Ini adalah kesalahan graduasi dan paralaks.
1. Kesalahan graduasi mungkin sekali untuk tidak terjadi bila menggunakan penggaris
berkualitas tinggi dari pabrik yang terkenal.
2. Kesalahan paralaks sangatlah umum dan terjadi bila garis pandang ke permukaan
penggaris tidak normal. Kesalahan bertambah sesuai dengan proporsi ketebalan
penggaris yang digunakan. (Lihat Gambar 3.)
Gambar 1. 3. Garis pandang harus berada tegak lurus pada graduasi. (dari pandangan B)
Vernier Kaliper
Sama seperti penggaris, kemungkinan kesalahan graduasi dapat diabaikan jika
menggunakan instrumen buatan pabrik terkenal. Dua kesalahan lain yang umum
disebabkan keausan pengukuran permukaan dan bidang luncuran.
Gambar di bawah ini menunjukkan titik dimana keausan terjadi pada permukaan pengukur
permukaan rahang dari vernier kaliper. Jelas bahwa pengecekan kesalahan nihil instrumen
tidak dapat mengkompensasi kesalahan pengukuran permukaan akibat keausan.
Penyelesaiannya adalah pengecekan secara berkala pengukuran permukaan dengan roller
presisi dan balok pengukur.
Beam dapat menyebabkan kesalahan yang cukup berarti bila bagian lebarnya
dibengkokkan, lalu, kesalahan yang terjadi berhubungan langsung dengan jarak dari skala
pengukuran ke titik kontak permukaan pengukuran bagian yang diukur. Kesalahan ini
dapat dideteksi dengan menguji paralelisme rahang dan akurasi menggunakan roller presisi
dan balok pengukur berukuran sama.
Mikrometer
Mikrometer adalah instumen yang pembesarannya didapat dari penggunaan sekerup ulir.
Pembesarannya lebih besar dari vernier kaliper, ini sesuai dengan ‘Prinsip Pelurusan
Abbe.’ Ukuran yang ditunjukkan mikrometer adalah bukaan terbesar, bukan
jangkauannya.
Prinsip Pelurusan, (Prinsip Abbe), menyebutkan bahwa ‘Skala garis pengukuran (atau
standar) dan garis dimensi yang diukur harus bertepatan.’ Prinsip ini merupakan hal yang
Pada Gambar di bawah ini terlihat jelas bagaimana berlakunya prinsip ini. Hal serupa
berlaku pada mikrometer internal.
Kesalahan Kosinus
Jika skala agak miring dari normal, panjang yang sebenarnya adalah panjang yang diukur,
dikalikan dengan kosinus sudut kemiringan. Kesalahan yang terjadi dikenal dengan
kesalahan kosinus dan dapat saja diabaikan untuk sudut yang sangat kecil. Efek ini
diperoleh bila busur indikator digunakan dengan spindel agak miring ke garis pengukuran
yang dicari.
Pengaruh Ketidaktentuan
• Efek kumulatif ketidaktentuan harus diperhitungkan.
• Jumlah ketidaktentuan harus diperhitungkan jika sesuai dengan kemampuan alat
(mis. mikrometer) untuk pengukuran dalam jangkauan toleransi yang diminta.
Pelajaran mengenai ketidaktentuan dalam pengukuran harus ditindaklanjuti pada
tingkat yang lebih tinggi, untuk sementara perhatikan SWIPE.
Prosedur Dokumentasi
• Untuk semua kalibrasi yang dilakukan, harus mengikuti prosedur dokumentasi
yang ditentukan.
• Prosedurnya termasuk metode kalibrasi, standar yang digunakan atau instruksi lain
yang diperlukan.
Pembacaan Instrumen
Dalam membaca instrumen analog operator akan melihat posisi jarum penunjuk. Jika
jarum penunjuk berada di tengah garis penunjuk, letaknya mungkin berada pada kedua sisi
dari garis bila latar belakang tidak terlihat diantara garis dan jarum penunjuk. Kelebihan
10% dalam pembagian skala harus diperhitungkan dalam ketidaktentuan pengukuran. Jika
jarum penunjuk berada diantara garis pembagi kelebihan 20 % pembagian skala adalah
pengukuran ketidaktentuan.
SWIPE
Akronim ini digunakan untuk menutupi faktor yang mempengaruhi ketidaktentuan
pengukuran. Terdapat lima unsur SWIPE yaitu yang berikut:
Semakin akurat pengukuran yang diinginkan, semakin banyak kontrol terhadap elemen-
elemen ini, karena tidak ada pengukuran tanpa kesalahan.Untuk pengukuran yang tingkat
akurasinya dapat diterima, harus disadari bahwa tidak ada pengukuran yang tepat. Karena
itu perlu untuk menyebut dimensi yang diukur tetapi juga penentuan akurasi dimana
pengukuran sudah dilakukan.
Standar (S)
• Kalibrasi oleh laboratorium yang asli (authentic).
• Penggunaan perbaikan kalibrasi.
• Pengaruh keausan, kerusakan ketidakstabilan dimensi sejak pengujian kalibrasi.
• Pengaruh ekspansi termal terhadap material.
• Pengaruh kedataran (flatness), keausan paralel atau penciutan balok pengukur
dalam kontak permukaan pengukur.
• Pengaruh bentuk geometri yang berbeda antara sesuatu yang diukur dan standar
dalam fungsi kontak pengukuran.
Instrumen (I)
• Pembesaran yang cukup untuk tujuan akurasi.
• Pengaruh gesekan atau dorongan balik.
• Kontak geometri yang benar untuk obyek yang diukur dan standar.
• Kontrol kontak tekanan dalam batas yang disarankan.
Personel (P)
• Pelatihan personel.
• Keterampilan.
• Rasa menghargai terhadap presisi.
• Kemampuan untuk memilih instrumen pengukur standar dengan kemampuan
presisi.
2.1 Pendahuluan
S elalu saja ada keperluan untuk mengukur panjang, lebar dan tinggi sebuah benda
sehingga bisa diketahui ukuran keseluruhannya. Sebagai contoh, kapal-kapal pertama pada
zaman dulu perlu mengetahui ukuran kotak yang dipakai untuk menyimpan barang muatan
sehingga penahan barang muatan bisa diisi sesuai dengan kapasitasnya tanpa harus
kelebihan muatan. Dipakailah sebuah ukuran kasar yang disebut yardstick (tongkat ukur
yang panjangnya satu yard) dan kotak-kotak tersebut diukur dengan ukuran yard. Tapi
karena panjang yardstick di satu tempat dengan tempat yang lainnya berbeda-beda, maka
ditetapkanlah sebuah ukuran panjang standar satu yard sehingga di mana-mana ukuran
tersebut akan sama. Pada tahun 1845 pemerintah Inggris menetapkan standar yard imperial
yang jarak antara dua garis diberi tanda di atas sebatang perunggu. Satuan-satuan yang
lebih kecil seperti kaki dan inci dibuat berdasarkan ukuran yard yang selanjutnya
dipakailah sebuah sistem ukuran yang dikenal dengan imperial.
Sistem ukuran imperial tersebut dipakai oleh Inggris, Amerika dan negara-negara
koloninya, sedangkan negara-negara lain memakai sistem ukuran yang lain. Hal ini
menyebabkan tidak adanya sistem ukuran yang diakui secara internasional. Pada tahun
1960 di Paris diadakan Konferensi Umum mengenai Berat dan Ukuran untuk menetapkan
sistem ukuran yang universal, satu dan konsisten berdasarkan apa yang telah disebut sistem
ukuran metrik. Sistem ini mengganti sistem ukuran lama yard, kaki dan inci dengan meter,
sentimeter dan milimeter.
Meskipun sekarang telah ada sistem ukuran yang diakui secara internasional, sistem
ukuran imperial masih tetap dipakai. Ada perubahan setahap demi setahap terhadap sistem
metrik yang baru akan tetapi kita perlu memahahami satuan-satuan dasar yang dipakai oleh
masing-masing sistem.
Cara lain untuk membandingkan beragam satuan satuan ukuran imperial adalah dengan
memakai penggaris 6 inci standar (Gambar 1). Penggaris tersebut sudah dibuat dalam
bentuk skala sehingga ukurannya cukup akurat. Untuk mengukur satu mil dipakai 10.560
buah penggaris 6 inci, untuk mengukur satu yard dipakai enam buah penggaris 6 inci dan
untuk mengukur satu kaki dipakai dua buah penggrais 6 inci. Setiap inci pada penggaris
tersebut dibagi menjadi satuan-satuan yang lebih kecil seperti 1/2, 1/4, 1/8 dan 1/16. Tetapi
penggaris tersebut tidak bisa dipakai untuk mengukur satuan terkecil 1/1000 inci (0,001").
Untuk mengukur jarak-jarak tersebut diperlukan alat ukur khusus seperti mikrometer
imperial dan vernier caliper yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.
INCI
1 2 3 4 5 6
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa untuk membandingkan berbagai satuan dalam
sistem metrik kita akan memakai penggaris agar peserta pelatihan bisa mengetahui ukuran
relatifnya. Penggaris 15 milimeter (Gambar 2) sudah dalam bentuk skala sehingga
ukurannya cukup akurat. Untuk mengukur satu kilometer diperlukan 6.666 buah penggaris
15cm dan untuk mengukur satu meter diperlukan 6,6 buah penggaris 15cm. Tapi penggaris
tersebut tidak bisa dipakai untuk mengukur satuan terkecil 1/100 milimeter (0,01mm).
Untuk mengukur jarak-jarak tersebut diperlukan alat ukur khusus seperti mikrometer
imperial dan vernier caliper yang akan dibahas pada bagian berikutnya.
SENTIMETER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1cm 1mm
Dalam hal ini terlihat bahwa satuan mikro memakai karakter khusus sebagai simbolnya.
Alasannya adalah karena mili memakai huruf awal 'm' sehingga tidak dapat dipakai untuk
mikro. Huruf Romawi µ, diucapkan 'miu', dipakai sebagai simbol mikro.
Kata depan tersebut bisa dipergunakan bersama dengan satuan ukuran mana saja. Misalnya
kilogram berarti 1000 gram dan kilometer 1000 meter. Miligram berarti 1/1000 gram dan
milimeter berarti 1/1000 meter. Bila memakai simbol kata depan, simbol tersebut biasanya
diletakkan di sebelah satuan ukurannya tanpa ada spasi di antara keduanya. Misalnya
kilogram ditulis kg dan kilometer ditulis km.
U
kuran dari suatu komponen dapat diukur secara lebih teliti dari komponen yang lain.
Sebagai contoh tag gantungan kunci tak perlu di ukur secara akurat dikarenakan oleh
fungsinya. Bila kesalahan hanya sebesar 0,5 mm untuk pengukuran panjang, maka
hal ini masih bisa diterima atau masuk batas toleransi. Dan untuk itu mistar baja sudah cukup
akurat untuk dipergunakan.
Namun masih banyak lagi jenis alat ukur yang jauh lebih akurat kita perlukan, khususnya jika
kita akan mengukur komponen dengan tingkat kesalahan kurang dari 0.01 mm.
Bagian ini akan menjelaskan bagaimana menggunakan alat ukur panjang dengan ketelitian
0.01 mm dan alat ukur pengukuran sudut dengan ketelitian sampai 5 menit setelah satuan
derajat. Juga akan dijelaskan bagaimana bekerja menggunakan alat-alat uji dan penandaan
dengan tingkat ketelitian seperti diatas.
Untuk dapat mengukur dengan teliti , maka Anda harus belajar tentang :
Setiap alat ukur memungkinkan akan rusak bila mengalami benturan atau terjatuh, khususnya
instrument atau alat ukur dengan ketelitian pembacaan 0,1 mm atau kurang :
• Dapat rusak atau salah dalam penyetelan bila tidak ditangani dengan benar.
• Harus diperiksa secara reguler agar ketelitiannya tetap/tidak berubah.
Sangat diperlukan pengorganisian dan management yang baik untuk menjamin ketelitian
pengukuran di workshop dengan ketelitian yang tinggi. Modul ini akan membantu Anda
mengembangkan keterampilan menggunakan alat ukur dengan teliti.
Straight Edge
Straight Edge dibuat dari baja dengan panjang yang bervariasi dari 30 cm, 60 cm, 100 cm
Salah satu sisinya lurus dan rata tanpa bevel dan yang satu lagi dibuat bevel dan di finishing
dengan kerataan dan kelurusanan yang tinggi.
Bagian sisi yang lurus dapat dipakai memeriksa kelurusan permukaan benda, menyetel
kelurusan benda kerja dan sebagai pemandu untuk membuat garis lurus.
Sisi dari penyiku atau mistar ( bila selalu dijaga dalam kondisi baik) sering dipakai sebagai
straight edge dalam praktek di workshop, tetapi tingkat ketelitiannya tidak setinggi bila
mempergunakan straight edge yang benar
Ada beberapa jenis alat ukur yang dipergunakan di Industri. Ketelitian dari alat ukur ini
tergantung dari cara penggunaan dan perlakuan terhadap alat ukur tersebut.
Perlakukanlah alat ukur tersebut sebagai instrumen yang presisi. Gunakan secara
berhati-hati agar alat ukur tersebut bisa berumur panjang.
Periksalah alat ukur yang Anda pergunakan secara teratur agar ketelitiannya tetap
terjaga.
Ada beberapa metoda yang dipergunakan didalam mengukur dengan alat ukur dasar.
• Membaca langsung sekala alat ukur, apabila anda masih dapat membaca skalanya.
• Ukuran tidak langsung, yaitu persentuhan alat ukur dengan benda kerja apabila anda
menyetel jangka bengkok.
Untuk mendapatkan hasil pembacaan yang akurat dan konsisten bila membaca ukuran secara
langsung pada skala , sangat ditentukan bagaimana cara kita memandang skala alat ukur
tersebut.
Parallax adalah perbedaan pengelihatan dari posisi pengamatan dengan obyek yang
disebabkan jarak yang terlalu jauh.
Perubahan nyata akan nampak pada pensil yang dekat dengan mata kita, salah pengamatan
semacam ini yang disebut dengan PARALLAX. Hindari salah pengamatan semacam ini dalam
membaca ukuran, sehingga tidak terjadi salah pengukuran.
Menghindari Parallax.
•Pegang dan tempatkan mistar sedekat mungkin dengan benda yang akan diukur.
•Pandang skala pada mistar dengan cermat dan tegak lurus dengan mata kita.
•Hal semacam ini harus dipraktekan, bukan hanya teori saja.
Penyiku kombinasi / combination set adalah alat ukur yang sangat berguna dalam pengukuran
dan merupakan alat uji / testing tool. Biasanya terdiri dari mistar / blade yang dapat diikatkan
pada beberapa bentuk kepala / head.
Protractor head ( Head busur derajat) memungkinkan blade disetel sudutnya terhadap
bidang datar. Gunakan Protractor dan blade untuk mengukur sudut.
Square head (Head penyiku) mempunyai satu bidang yang tegak lurus dengan blade,
sedangkan sisi bidang yang lain membentuk sudut 45o terhadap blade.
Center head (Head pencari titik pusat), dirancang khusus hanya satu sisi dari mistar blade
yang tepat berada ditengah-tengah sudut 900 dari centre head.
Perpotongan dari ketiga garis tersebut adalah titik pusat benda kerja itu.
Gambar 3.9 Mencari titik pusat lingkaran dengan centre head dan blade
Pengukuran sudut hampir sama dengan pengukuran linier. Komponen yang dibuat mungkin
mempunyai sudut atau ketirusan yang memperlukan pengepasan yang akurat dengan
komponen pasangannya.
Banyak alat ukur tertentu yang dirangcang khusus untuk mengukur sudut atau ketirusan dalam
derajat atau bagian dari derajat.
Protractor mempunyai sekala derajat dipermukaannya, dan dilengkapi dengan blade lurus
yang dapat digeser-geser membentuk sudut dan dikunci pada posisinya.
Karena alat ini hanya mempunyai sekala dalam derajat penuh, maka alat ini tidak dapat
digunakan untuk mengukur sudut dengan ketelitian yang tinggi.
Bevel Gauges
Bevel gauge terdiri dari sebuah body yang dilengkapi dengan bilah sliding blade yang dapat
digeser-digeser dan diklem dalam posisi menyudut pada bodynya.
Caliper biasanya dipakai untuk memindahkan atau membandingkan ukuran. Caliper terdiri dari
dua buah kaki yang diikat satu sama lain dengan skrup atau dikeling , namun tetap dapat
menjaga posisi seperti pada waktu diset.
Beberapa caliper ada yang mempunyai sambungan berpegas dan sekrup penyetel untuk
memposisikan kakinya.
• Buka kaki caliper sedikit diatas ukuran diameter yang diukur. Benda kerja harus
dalam keadaan diam.
• Dengan berhati-hati pukulkan bagian punggung salah satu kaki caliper pada bagian
benda kerja yang keras untuk merapatkan kaki caliper.
• Cobakan kembali kaliper pada benda kerja dengan posisi Caliper harus tegak lurus
dengan sumbu benda kerja.
• Setel caliper kembali sampai kaki caliper menyentuh benda kerja.
• Jika setting telah tepat, maka berat Caliper akan cukup menarik melewati benda
kerja tepat sesuai dengan diameternya.
Jika anda telah dapat menyetel caliper dengan perasaan yang tepat sesuai benda
kerja,lakukanlah langkah berikutnya.
• Letakan sebuah mistar berskala diatas permukaan yang datar dan rata.
• Pegang caliper dengan salah satu kaki caliper menyentuh ujung mistar.
• Yakinkan bahwa kaki caliper sejajar dengan sisi mistar.
• Baca hasil pengukuran dan ini merupakan Diameter luar dari benda kerja.
Berlatihlah untuk mendapatkan perasaan yang tepat dalam menyentuhkan mulut (jaws)
caliper untuk mengukur berbagai benda kerja yang berbeda ukuran. Cobalah menyetel
caliper pada material yang pipih dan sejajar.
• Pegang caliper dengan tangan kanan ,dengan telunjuk dan ibujari ada pada mur
penyetel dan Jari tengah menahan caliper.
• Tepatkan salah satu khaki caliper pada sisi bagian bawah lubang.
• Buka kaki caliper dengan memutar mur penyetel sampai ujung khaki caliper
menyentuh sisi atas lubang.
• Geser-geser khaki caliper bagian bawah sambil menyetel sampai terasa khaki
caliper menyentuh sisi lubang
• Gerakkan kaki caliper atas dengan arah 90Ε dari gerakan khaki bawah.
• Hal ini untuk menjamin bahwa sentuhan perasaan tetap sama pada posisi yang
berlawanan .
Jika anda telah merasa puas dengan sentuhan kaki caliper pada benda kerja , ikutilah langkah
selanjutnya :
• Tutup anvil pelan-pelan sampai anda mendapatkan rasa sentuhan yang sama pada
saat anda mengukur dilubang.
Hasil pembacaan micrometer tersebut merupakan ukuran dari diameter lubang yang diukur
dengan caliper
Apabila pembacaan hasil ukuran dilakukan dengan menggunakan mistar, lakukanlah langkah
langkah berikut ini :
• Peganglah mistar dengan ujung mistar duduk siku-siku pada permukaan meja
yang rata dikerjakan mesin (meja datar).
• Letakkan khaki caliper pada meja datar tepat dihadapan mistar
• Bacalah hasil pengukuran pada mistar tepat pada khaki caliper yang lain.
Gerakan tuas ini diteruskan dan diperbesar oleh tuas-tuas yang lain, sehingga besarnya gerakan
dapat baca pada skala.
Sebelum menggunakan dial indicator ,gunakan surface gauge untuk menyetel benda kerja
seteliti mungkin.
Dial Indicator sebaiknya tidak digunakan bila menunjukan hal-hal seabai berikut:
• Gerakan jarum tidak menentu.
• Contact point tidak sanggup kembali pada batas -batas gerakannya.
• Spindle lengket pada sarungnya.
• Gelas penutup pecah
• Jarum tidak bergerak walaupun contact point sudah tertekan oleh benda kerja
Periksa dial indicator yang anda pakai mungkin ada yang menunjukan hal-hal seperti diatas
dan jika ada segera laporkan pada supervisor..
Membetulkan Kesalahan
Apabila skala sedikit miring (inklinasi) terhadap garis normal, maka panjang gerakan yang
sebenarnya sama dengan panjang yang terbaca pada indikator dikalikan nilai cosinus sudut
inklinasinya. Kesalahan semacam ini sering disebut kesalahan Cosinus. Umumnya dapat
diabaikan bila sudutnya kecil. Hal serupa juga akan terjadi bila kedudukan spindle miring
terhadap permukaan benda.
Biasanya terbuat dari pelat baja, atau lembaran pelat baja dengan berbagai ketebalan yang
diikat pada salah satu ujungnya dalam sebuah bingkai baja. Setiap lembar pelat itu diberi tanda
ukuran ketebalan pelat tersebut.
Dalam pemakaiannya pelat-pelat itu dapat dikombinasikan untuk mendapatkan ukuran yang
dinginkan.
Gunakan Feeler gauge dengan hati-hati untuk menghindari terjadinya kerusakan pada bilah
(blade) terlebih-lebih menggunakan yang paling tipis.
Jangan memasukan satu blade yang tipis kedalam kerangkanya , tetapi masukan blade yang
tipis bersama blade yang lebih tebal atau dijepit antara dua blade yang tebal atau bersama-sama
.
Ulir adalah bentuk atau profil spiral pada permukaan silinder atau kerucut. Alat ukur yang
disebut Mal Ulir ( thread gauge) dapat dipakai untuk mengukur atau membandingkan sebuah
ulir.
Pitch adalah jarak dua buah puncak ulir yang berdekatan yang ditempuh dalam satu putaran
penuh.
Mal Ulir umumnya satu set yang terdiri dari banyak bilah atau template (mal) dengan
bermacam-macam ukuran ulir. Untuk mengukur ulir kita harus memilih mal yang sesuai
dengan bentuk ulir yang kita ukur. Besarnya pitch untuk ulir metrik atau jumlah ulir per inchi
akan tertera pada masing-masing bilah thread gauge.
Bagian-bagian mesin sering sekali mempunyai bagian sudut yang harus dibuat bulat kedalam
maupun keluar dengan ukuran radius tertentu. Untuk mengukur radius luar atau dalam secara
tepat kita memerlukan Mal Radius atau Radius gage.
Ketelitian radius untuk komponen mesin adalah hal yang sangat penting dan harus diperiksa
dengan mal radius. Sama seperti mal ulir, mal radius juga dalam satu set yang terdiri dari
berbagai ukuran .
Senter gauge adalah merupakan plat kecil yang digunakan untuk memeriksa sudut pahat bubut
ulir (screw cutting tool) dan untuk mensetting kesikuan pahat terhadap sumbu benda kerja di
mesin bubut. Gauge dengan sudut 60Ε juga digunakan untuk memeriksa sudut senter mesin.
Bagian yang sangat penting dari spirit level adalah Tabung kaca dengan dudukan yang kokoh,
akurat dan dengan radius yang besar. Untuk pekerjaan teliti yang umum, besarnya radius
berkisar 52 meter. Tabung kaca diisi dengan Alkohol atau sejenisnya lalu ditutup rapat, namun
masih tersedia ruang gelembung yang dapat bergerak sepanjang lintasan tabung kaca sesuai
sudut kemiringannya. Tabung kaca dipasang pada base framenya, untuk beberapa spirit level
ketepatannya dapat disetel melalui baut pengikatnya. Jika frame pada posisi Horisontal maka
gelembung berimpit dengan garis riferen atau garis acuan pada tabung.
Garis skala diisikan pada kedua ujung dari tabung kaca, dan setiap garis skala menyatakan
penyimpangan yang sangat kecil dari frame terhadap bidang horisontal. Ketelitian level diukur
dari nilai kemiringan frame yang ditunjukkan oleh satu divisi skala.Untuk kegunaan tertentu
ketelitiannya dibuat 0,005 mm per 100 mm setiap 1 divisi, sebagai contoh kemiringan 000'10"
Saat dipergunakan , maka pembacaan harus dilakukan dikedua ujung dari gelembung dan spirit
level harus diputar dari ujung ke ujung yang lain. Pembacaan harus lebih dari satu kali, hal ini
Persiapan : Bersihkan benda kerja dari segala kotoran, debu, oli, karat dan
sebagainya.
Putuskan :
Seberapa besar ketelitian yang diperlukan
Apakah Ukuran- ukuran tersebut penting
Apa Alat ukur yang akan dipergunakan
Apakah cukup satu alat untuk beberapa pekerjaan.
Apakah memerlukan alat-alat khusus.
Pengukuran :
- Gunakan urutan pengukuran secara logis
- Gunakan Perasaan saat mengukur untuk pengukuran yang akurat.
- Utamakan ketelitian.
- Masukan hasil pengukuran pada gambar sketsa komponen atau buat daftar.
- Periksa bahwa semua dimensi telah diukur. Atau apakah masih diperlukan lagi
ukuran yang lain ?
- Tunjukan pada hasil pengukuran anda.
- Bersihkan dan simpan kembali semua alat yang telah dipakai.
4.1 Pendahuluan
Kata Verniers berarti pembagian yang sangat teliti. Vernier adalah merupakan kelengkapan
yang dipasang pada alat ukur agar hasil pengukuran dapat lebih akurat
• Skala utama
• Skala Vernier (disebut juga skala Nonius).
Skala utama didasarkan pada pembagian sekala standar yang serupa dengan pembagian skala
pada mistar. Sedangkan skala vernier didasarkan pada panjang tertentu, kemudian dibagi
menjadi beberapa bagian yang sama. Tiap bagian tersebut menyatakan perbandingan panjang
yang berhubungan dengan pembagian pada skala utama.
Vernier calipers atau vernier calipersorong terdiri dari rahang tetap/fixed jaw dan frame/beam
dimana pada bagian ini skala utama digambarkan dengan sangat teliti.
Bab 4. Vernier.doc IV - 1
Gambar 4.1 vernier caliper dan penggunaannya
Rahang geser/sliding jaw dengan skala vernier dapat digeser sepanjang frame, biasanya
dilengkapi dengan baut pengunci/clamping screw untuk mengikat sliding jaw pada ukuran
yang mendekati ukuran yang diminta.
Sliding jaw biasanya dilengkapi dengan fine adjusment screw agar bisa menepatkan ukuran
pada frame dengan teliti. Vernier caliper dapat dipakai untuk pengukuran luar, pengukuran
dalam, pengukuran kedalaman dan pengukuran bertingkat/step.
Bab 4. Vernier.doc 2
IV -
Perawatannya :
Bila penggunaan Vernier Caliper telah selesai , maka Vernier harus segera
dibersihkan dengan kain lap yang lembut , lalu diberi pelumas khusus yang
sesuai untuk pelumasan alat ukur, kemudian disimpan didalam kotaknya
sendiri.
Berikut ini akan dijelaskan cara pembacaan skala Vernier Caliper Metrik dengan ketelitian
0,02 mm
Pada skala Utama pembagian berdasarkan Milimeter, dimana setiap kelipatan 10 mm diberi
angka , 1, 2, 3 ..... dst.
Skala Vernier dibuat dengan panjang 49 mm dan dibagi menjadi 50 bagian yang sama.
Panjang tiap pembagian tersebut adalah seperlimapuluh dari total panjang 49 mm tersebut.
1/50 x 49 mm = 0,98 mm dari gambar disamping bisa dilihat bahwa setiap divisi skala vernier
secara progressive ke-tinggalan 0,02 mm dibanding dengan setiap divisi skala utama.
Bab 4. Vernier.doc 3
IV -
Gambar 4.3 skala nonius
Satu divisi skala utama adalah 1 mm dan pada skala vernier/nonius = 0,98 mm. Ini berarti
skala vernier/nonius 0.02 mm lebih pendek dari satu divisi skala utama.
1 mm - 0,98 mm = 0.02 mm
• Baca skala utama , yaitu yang ada disebelah kiri angka 0 skala vernier.
• Perhatikan skala vernier.
• Tandai skala vernier yang satu garis /berhadapan dengan skala utama.
Ingat bahwa setiap satu skala Vernier menyatakan ukuran 0,02 mm lebih pendek dari skala
utama. Kalikan banyaknya garis skala vernier dengan 0,02 mm lalu ditambahkan hasilnya
dengan hasil pembacaan skala utama.
Pada vernier calipersorong Metrik ini skala verniernya mempunyai panjang 49 mm dan dibagi
menjadi 50 divisi ,dan setiap lima garis skala vernier diberi tanda bilangan dari 1 sampai
dengan 10. Karena setiap satu divisi skala vernier menyatakan 0,02 mm ini berarti 5 skala =>
5 x 0,02 mm = 0,1 mm dan pada alat hanya ditulis 1, bila sepuluh divisi ditulis 2, dan 15 divisi
ditulis 3 dan seterusnya.
Bab 4. Vernier.doc 4
IV -
Gambar 4.4 skala nonius
Bab 4. Vernier.doc 5
IV -
Gambar 4.6 Membaca skala vernier caliper
Beberapa vernier caliper pembagian pada skala utama setiap 1 mm dan 0.5 mm , dimana skala
vernier panjangnya 24.5 mm dibagi menjadi 25 bagian yang sama.
Contoh :
Pada skala utama terbaca 37 mm ditambah 1 divisi skala utama = 0,5 mm
jadi skala utama
= 37 mm + 0,5 mm = 37,5 mm
Bab 4. Vernier.doc 6
IV -
Pada skala vernier 8 garis/skala,
berarti
8 x 0,02 mm = 0,16 mm
Identifikasi
Banyak vernier caliper mempunyai skala imperial dan metrik yang dipadukan dalam satu alat
ukur. Bagian kiri dari Gambar 11 menunjukkan vernier caliper dengan skala imperial dan
metrik sedangkan bagian kanan menunjukkan vernier caliper dengan skala metrik saja.
Vernier caliper (Gambar 11) terdiri dari bagian-bagian berikut. Rahang pengukur bagian
dalam (1) yang dipakai untuk mengukur diameter bagian dalam. Sebuah skala vernier
imperial sorong (2) yang yang berskala dalam satuan-satuan yang mewakili 1/1000 (0,001)
inci. Sebuah sekrup penahan (3) yang dipakai untuk menahan skala sorong agar tidak bergerak
setelah dilakukan pengukuran.
Sebuah skala utama imperial (4) yang berskala 25/1000 (0,025) inci dipakai bersama dengan
skala sorong imperial untuk pembacaan ukuran. Sebuah skala utama metrik (5 dan 9) ayang
berskala dalam milimeter dan dipakai bersama dengan skala sorong vernier metrik (8) untuk
pembacaan ukuran. Sebuah depth gauge (pengukur kedalaman) (6) yang dipakai untuk
mengukur kedalaman memakai skala imperial atau metrik. Rahang pengukur bagian luar (7)
yang dipakai untuk mengukur diameter bagian luar. Sebuah thumb grip (10) yang digunakan
memajumundurkan skala sorong pada skala utama.
Bab 4. Vernier.doc 7
IV -
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10
1 Rahang pengukur bagian dalam 5 Skala utama metrik 9 Skala utama metrik
2 Skala vernier imperial 6 Depth gauge (pengukur 10
kedalaman) Thumb grip
3 Sekrup penahan 7 Rahang pengukur bagian luar
4 Skala utama imperial 8 Skala vernier metrik
Identifikasi
Dial vernier caliper mudah dikenal dari dial gauge yang terletak pada penyorong vernier. dial
gauge mengganti skala vernier. Gambar 12 memperlihatkan sebuah dial vernier metrik dengan
semua komponennya serta sebuah dial gauge yang terletak pada pendorong vernier dan
digerakkan bersama dengan penyorong vernier. Dial gauge mempunyai sub-skala vernier
berskala dalam 0,05mm, skala vernier luar berskala dari 1 – 5 mm dan skala vernier dalam
berskala dari 6 - 10mm. Skala utama berskala dari 0 - 150mm.
Bab 4. Vernier.doc 8
IV -
1
2
1 Sub skala dial gauge berskala dalam 3 Skala dalam dial gauge berskala dari 6 -
0,05mm 10mm
2 Skala luar dial gauge berskala dari 1 - 5mm 4 Skala utama berskala dari 0 - 150mm
Bab 4. Vernier.doc 9
IV -
Contoh angka nol pada skala vernier dilewati 225/1000 (0,225) inci pada skala
utama. Titik pada skala vernier yang sejajar dengan sebuah titik pada skala utama
adalah 14/1000 (0,014) inci. Dengan menjumlahkan keduanya maka hasilnya adalah
0,225 + 0,014 = 0,239".
2
0 5 10 15 20 25
Skala vernier
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1
1 Skala utama
2
0 5 10 15. 20 25
Skala Vernir
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1
1 Skala utama
2
0 5 10 15. 20 25
Skala vernier
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1
1
Skala utama
Bab 4. Vernier.doc 10
IV -
Membaca skala vernier metrik
Skala utama ditunjukkan dengan skala utama 0 sampai10 yang mewakili kelipatan milimeter
dan sub skalanya setiap skala mewakili 1mm. Skala vernier mempunyai 10 skala utama dari 1
sampai 10 yang mewakili 0,1 sampai 1mm dan setiap sub skalanya mewakili nol. Ada tiga
langkah dalam membaca vernier metrik.
1. Baca titik pada skala utama yang ditunjukkan dengan angka nol pada skala
vernier.
2. Baca titik pada skala utama yang sejajar dengan sebuah titik pada skala utama.
3. Jumlahkan kedua hasil tersebut.
Contohnya pada Gambar dibawah angka nol pada skala vernier dilewati 14 mm pada skala
utama. Titik pada skala vernier yang sejajar dengan titik pada skala utama adalah 0,76.
Dengan menjumlahkan keduanya maka hasilnya adalah 14 + 0,76 = 14,76mm.
Skala 2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Skala
Bab 4. Vernier.doc 11
IV -
Latihan Membaca Vernier Caliper:
Bab 4. Vernier.doc 12
IV -
4.5 Menggunakan Vernier Caliper
Kaca pembesar/magnifying glass sangat disarankan dipakai saat pambacaan skala vernier
caliper. Bila kaca pembesar ini tidak ada maka peganglah vernier calipersorong itu dengan
seksama dimana kita dapat memandang skala secara tegak lurus dengan mata kita. Amati
sepanjang garis skala . Gerakkan sampai posisi tertentu sehingga arah sinar dari skala nonius
sama dengan sudut pandang mata kita.
Kelebihan dari vernier caliper yaitu dapat mengukur mulai dari 0 sampai 250 mm atau
lebih.disamping itu bisa dipakai mengukur kedalaman.
Vernier Height Gauge/ pengukur tinggi adalah pengembangan dari Vernier calipersorong,
dimana bagian Framenya dipasangkan vertikal pada sebuah dudukan yang sangat khusus. Cara
membacanya sama dengan vernier caliper sorong hanya hasil pengukuran dibaca dari tinggi
ujung penggores sliding jaw terhadap permukaan meja (surface plate)
Bab 4. Vernier.doc 13
IV -
Gambar 4.14: vernier heigth gauge
Height gauge dalam pemakaiannya biasanya diletakan di atas meja rata (surface plate) yang
dirancang khusus agar penandaan dan pengukuran ketinggian bisa dilakukan dengan akurat.
Depth gauge ( dial indicator ) dan Scribing blade adalah dua buah perlengkapan yang dapat
dipasang pada measuring bar dari pada height gauge.
Vernier calipersosrong ini dilengkapi dengan dial indicator sebagai ganti dari skala vernier.
Hasil pengukuran sama akuratnya dengan skala vernier. Keuntungan dengan menggunakan
Dial
adalah lebih cepat dan lebih mudah membacanya dibanding skala vernier.
Bab 4. Vernier.doc 14
IV -
Gambar 4.15 Vernier Caliper Dengan Dial Indicator
Dial indicator ini menyatakan perbandingan dengan pembagian pada skala utama. Satu
putaran penuh dari jarum pointer menyatakan jarak satu divisi pada skala utama.
Cara membacanya :
Bab 4. Vernier.doc 15
IV -
Contoh :
Tipe dial dengan ketelitian 0,05 mm
Pada skala utama nampak 30 mm
pada dial, 4 mm + 14 bagian
(dalam 1 mm skala dial dibagi 20 bagian)
Hasil pengukuran
skala utama 30 mm
dial 4 mm
14x0,05 => 0,70 mm +
Total 34,70 mm
Bab 4. Vernier.doc 16
IV -
Memegang vernier dengan satu tangan
Cara memegang dan menyetel venier dengan satu tangan pada Gambar 46 dipertunjukkan
untuk orang yang tidak kidal sedangkan untuk orang yang kidal posisi tersebut harus dibalik.
1 Pegang skala utama vernier 2 Gunakan ibu jari untuk mendorong rahang
dengan telapak tangan dan empat vernier sampai menyentuh komponen yang
jari akan diukur
Gambar 4.17: Cara memegang venir dengan satu tangan
Bab 4. Vernier.doc 17
IV -
3 1
Bab 4. Vernier.doc 18
IV -
4. Baca ukurannya dengan melihat dari dekat dan rata dengan skala. Jangan
membaca dari posisi yang tidak rata dengan skala karena akan menghasilkan
pembacaan yang tidak tepat.
1 2
Gambar 4.20 Cara pengukuran dengan vernier calliper yang salah dan yang benar
Bab 4. Vernier.doc 19
IV -
4.8 Vernier Protractor
Vernier Protractor bisa disebut busur derajat presisi mempunyai pembagian skala yang
sangat teliti sehingga memungkinkan melakukan pengukuran dengan akurat.
Umumnya ketelitian dari busur derajat jenis ini mencapai 5 menit = 1/12 derajat.
Skala vernier ditempatkan pada sebuah busur yang menutupi skala utama, dan diberi skala 230
yang dibagi menjadi 12 bagian yang sama.
Lebar tiap bagian skala vernier adalah 1/120 lebih kecil dari tiap bagian skala utama.
atau :20 − 23/120 = 1/120
= 1/12 x 60 menit
= 5 menit
=5
( 1 derajat = 60 menit )
Bab 4. Vernier.doc 20
IV -
Gambar 4.22 Vernier Protractor
Perhatikan bahwa skala pada nonius bisa dibaca dari dua sisi ke kiri atau ke kanan dengan 0
ditengah. Bila membaca skala utama berlawanan arah putaran jarum jam, maka sekala vernier
/ nonius juga dibaca berlawanan arah putaran jarum jam mulai dari 0. Dan begitu sebaliknya
Setiap satu garis skala vernier mempunyai nilai sebesar 5 menit, kemudian kalikan skala
Bab 4. Vernier.doc 21
IV -
vernier yang terbaca dengan 5 dan untuk pembacaan totalnya jumlahkan hasilnya dalam menit
ke derajat skala Utama.
Perhatikan gambar!
Pada skala utama terbaca 520 didepan 0 skala vernier, ini berarti pembacaan belum mencapai
520 atau masih 510
Pada skala vernier garis ke 9 tepat dengan skala utama ini berarti pembacaan sekala vernier =
9 x 5 menit = 45 menit
Bab 4. Vernier.doc 22
IV -
Latihan membaca vernier protractor.
Bab 4. Vernier.doc 23
IV -
4.10 Membaca Dial Indicator
Membaca dial gauge imperial
Gambar di bawah adalah bagian depan dial gauge imperial. Sebuah jarum penunjuk besar (1),
bisa berputar searah atau berlawanan dengan arah jarum jam, membaca dari 0 sampai
100/1000 (0,1) inci dalam kedua arah tersebut. Skala besarnya berskala 1/1000 (0,001) inci.
Jarum penunjuk kecil (2), bisa berputar searah atau berlawanan dengan arah jarum jam,
menghitung jumlah putaran jarum penunjuk besar dan membaca dari 0 sampai 1 inci. Setiap
putaran jarum penunjuk kecil sama dengan 100/1000 (0,1) inci.
1 Jarum penunjuk besar membaca dari 2 Jarum penunjuk kecil membaca dari
0 sampai 100/1000 inci (0 – 0,1") 100/1000 inci sampai 1 inci (0,1 –
1")
Gambar 4.24: Dial gauge imperial
Bab 4. Vernier.doc 24
IV -
1
Bab 4. Vernier.doc 25
IV -
Gambar 4.26: Arah perputaran jarum penunjuk
.
Gambar 4.27 memperlihatkan dua contoh pembacaan dial gauge
Bab 4. Vernier.doc 26
IV -
Micrometer 5
KOMPETENSI DASAR :
1. Mahasiswa dapat memahami tentang konstruksi dan prinsif kerja berbagai jenis
micrometer metri dan mikrometer imperial
2. Mahasiswa mampu mengunakan berbagai jenis alat ukur micrometer metri dan
mikrometer imperial
3. Mahasiswa memahami dan dapat menggunakan dial indikator metrik dan imperial
4. Mahasiswa mampu memelihara alat ukur micrometer metri dan mikrometer
imperial dan dial indikator
5.1 Pendahuluan
M ikrometer adalah merupakan alat ukur yang mampu mengukur dengan akurat
Hasil pengukuran yang akurat ini disebabkan micrometer menggunakan ulir
skrup yang sangat presisi. Pengukuran dengan micrometer jauh lebih akurat
dibanding dengan vernier caliper.
Mikrometer tersedia dalam berbagai ukuran, dimana setiap ukuran mempunyai batas
kemampuan pengukuran. Hal ini berkaitan dengan panjang ulir yang ada pada spindel.
Rentang ukuran adalah : dari 0 sampai 25 mm , 25-50 mm, 50-75 mm 75-100 mm dan
spesial range
Spindle Lock adalah bentuk cincin yang dikartel atau tuas yang ada pada frame yang
dapat dipakai mengunci spindle pada barrel. Setelah benda kerja terjepit antara anvil dan
spindle saat mengukur, maka kuncilah spindle lock, hal ini untuk mencegah terjadinya
gerakan pada spindle selama membaca ukurannya. Ingat kendorkan kembali spindle lock
sebelum melakukan pengukuran selanjutnya.
Micrometer adalah alat ukur yang sangat presisi. Keakuratan mikrometer tergantung
bagaimana perawatan dan penggunaan alat tersebut. Peliharalah mikrometer selamanya
6. Putar thimble sampai titik nol persis rata garis datum, dan perhatikan
skalanya.
7. Putar thimble satu putaran penuh, maka thimble akan bergerak satu bagian
skala
(0,5)mm dan bila 2 putaran penuh akan bergerak 2 bagian
skala = 1 mm. Karena pitch ulir spindle besarnya = 0,5 mm
8. Perhatikan skala pada thimble terdapat 50 garis skala dan tiap 5 skala di beri
angka. ( 0, 5, 10.................45, 0 )
Bila anda menemukan angka NOL tidak terbaca saat spindle menyentuh anvil dan anda yakin
anvil dalam keadaan bersih,berarti micrometer anda perlu disetel kembali ke NOL atau
dikalibrasi.
ZERO ERROR
Kesalahan utama pada micrometer adalah yang disebut zero error, namun hal ini mudah
diatasi yaitu dengan membersihkan permukaan bidang ukur (spindel ).Kemudian merapatkan
kembali dan pembacaan harus NOL.
Kesalahan Alignment
Dalam praktek pengukuran kadang-kadang alignment dari kelengkapan alat ukur yang
digunakan ternyata ada sedikit kesalahan , apabila hal ini terjadi maka perlu diadakan
pengujian akan keakuratan hasil pengukuran tersebut. Banyak pengukuran yang sama
prinsipnya seperti misalnya pengukuran jarak antara dua sisi atau bidang sejajar dengan mistar
seperti ditunjukan gambar dibawah.
1. Lihat skala sleeve/barrel pada milimeter penuh yang nampak jelas untuk
dibaca.
2. Tambahkan skala 1 mm yang nampak penuh.
Nampak angka 5 mm diantara 0 dan thimble, lalu satu skala 0,5 mm , kemudian garis ke 12
pada skala thimble.
Pada saat anda menyetel anvil ke benda kerja , maka anda harus menggunakan perasaan untuk
merasakan sentuhan anvil pada benda kerja dengan sedikit tekanan atau tahanan pada
permukaan . Latihlah perasaan anda dengan sering melakukan pengukuran benda kerja yang
sudah diketahui ukurannya secara akurat.
Beberapa micrometer ada yang dilengkapi dengan Ratchet berpegas yang memungkinkan
pemberian tekanan secara konstan.
Ratchet hanya digunakan untuk memeriksa atau meyakinkan bahwa anvil telah menyentuh
benda kerja. Setiap orang harus mencoba melakukan pengukuran dengan menggunakan
perasaan.
• Gerakkan telunjuk dan ibujari untuk memutar thimble dengan perasaan sampai
kedua jari selip dipermukaan thimble. Cara ini adalah untuk mendapatkan tekanan
yang benar.
• Geser benda kerja perlahan-lahan diantara anvil dan spindle dengan menggerakan
pergelangan tangan.
• Teruskan penyetelan thimble sampai anda mendapatkan persaan yang benar.
Bab 5. Micrometer.doc V - 10
Mengembangkan Sentuhan Perasaan
3. Perlahan-lahan tapi pasti tarik kertas dari jepitan anvil dan spindle.
Bab 5. Micrometer.doc V - 11
4. Dari latihan sebelumnya
Bab 5. Micrometer.doc V - 12
Gambar 5.17 mengukur diameter luar dengan micrometer
Agar lebih enak dalam menggunakan micrometer peganglah micrometer dengan kedua tangan
:
• pegang frame micrometer dengan tangan kiri.
• Gunakan ibujari dan telunjuk tangan kanan untuk memutar thimble.
Micrometer ini juga terdiri dari thimble biasa, spindle dan frame yang besar. Bagian anvil bisa
dilepas dari frame yaitu dengan jalan melepas mur pengikat pada ujung frame. Dengan
memilih anvil yang sesuai memungkinkan melakukan pengukuran yang progresif dari kecil
sampai maksimum jangkauan frame.
Bab 5. Micrometer.doc V - 13
Dalam penggantian Anvil harus selalu berhati-hati, pastikan bahwa rumah anvil dan ring
anvil harus dalam keadaan bersih saat pemasangan.
Pada micrometer ini selalu dilengkapi dengan test bar. Sebelum melakukan pengukuran,
mikrometer harus di test dengan melakukan test pembacaan NOL.
Bab 5. Micrometer.doc V - 14
• Besarnya diameter sebuah lubang.
• Jarak antara dua permukaan dalam yang parallel.
• Ukuran dalam lainnya.
Micrometer dalam dilengkapi dengan sejumlah extension rod dengan berbagai ukuran.
• Pilih extension rod yang sesuai dengan besarnya yang akan diukur
• Kendorkan sekrup pengunci pada sleeve.
• Lepas extension rod yang tak terpakai, dan simpan kembali pada kotaknya.
• Bersihkan bagian muka extension rod dan muka mikrometer yang akan dipasang pada
sleeve
• Masukan extension rod pada body mikrometer , dan bagian anvil radius dipasang
diluar
• Tekan sedikit sampai kedudukan rod tepat.
• Kencangkan kembali sekrup pengunci.
Periksa kedudukan NOL micrometer dalam dengan mengukur menggunakan mikrometer luar
yang mempunyai kapasitas ukuran yang sama.
Bab 5. Micrometer.doc V - 15
Gambar 5.22 penyetelan posisi nol
Untuk mengukur diameter lubang dengan menggunakan mikrometer dalam dapat dilakukan
sebagai berikut.
1. Pilih dan pasang extension rod yang sesuai dengan besar lubang yang akan
diukur.
2. Pegang bodi micrometer dengan tangan kanan
3. Tahan ujung yang lain dengan tangan kiri
4. Letakkan tangan kanan pada benda kerja dan atur anvil sampai menyentuh
dinding lubang
5. Dengan ujung anvil sebagai pivot (engsel) , masukkan mikrometer kedalam
lubang.Bentuk radius pada ujung anvil akan memudahkan mikrometer untuk
kelonggaran yang tepat.
6. Putar thimble dengan jari& ibujari sampai anvil menyetuh sisi lubang
7. Gerakkan anvil bersentuhan beberapa kali untuk memastikan bahwa
pengukuraan tepat pada centre lubang
Bab 5. Micrometer.doc V - 16
Gambar 5.23 mengukur lubang dengan inside micrometer dengan extension rod
Konstruksi micrometer dalam seperti ini tidak dapat dipakai mengukur besarnya lubang yang
lebih kecil dari panjang sleeve dan anvil micrometer. Untuk mengukur lubang yang lebih kecil
kita gunakan Telescopic bore gauge
Bab 5. Micrometer.doc V - 17
ukuran lubang.
3. Kencangkan sedikit sekrup pengunci, dan geser-geser letak telescopic dan
rasakan bahwa sentuhan itu cukup.
4. Kuncikan sekrup pengunci dan keluarkan telescopic dari lubang.
5. Ukur besarnya ukuran lubang dengan jalan mengukur telescopic gauge dengan
micrometer luar.
Ingat pengukuran telescopic gauge dengan micrometer luar harus dilakukan dengan perasaan
yang sama pada saat menyetel telescopic gauge.
Pada bagian ujung alat ukur ini terdapat bola/split ball yang dapat mengembang ketika dipakai
mengukur dengan memutar skrup diujung handle. Hasil pengukuran dapat dibaca dengan
menggunakan micrometer luar, Alat ini umum disebut HOLE GAUGE yang dapat dipakai
mengukur diameter lubang dan lebar alur yang kecil.
Bab 5. Micrometer.doc V - 18
Gambar 5.25 hole gauge
Batas kemampuan pengukuran dari depth micrometer dapat ditingkatkan dengan jalan
mengganti extension rod yang biasanya telah tersedia dalam satu set.
Bab 5. Micrometer.doc V - 19
dengan hati-hati.
• Gunakan ibujari dan telunjuk tangan kanan untuk melepas skrup dengan memutar
kearah berlawanan jarum jam.
• Lepaskan skrup thimble dan cabut extension rod dari dalam thimble dan simpan
dalam kotaknya.
• Pilih extension rod yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan .
• Bersihkan rod dan permukaan thimble dari segala kotoran dan debu.
• Masukan rod pada thimble dan tekan sampai rapat pada dudukannya.
• Pasang kembali sekrup penguncinya.
• Kencangkan kembali sekrup tersebut cukup dengan kekuatan jari.
• Periksalah apakah extension rod sesuai dengan dalam alur yang akan diukur.
• Bersihkan permukaan rangka micrometer dan permukaan benda kerja.
• Letakan frame melintang sisi alur yang akan diukur dan tekan dengan tangan
kiri.
Bab 5. Micrometer.doc V - 20
Gambar 5.28 pemeriksaan setting nol
• Setel thimble dengan tangan kanan sampai ujung rod menyentuh dasar alur.
• Putar thimble dengan putaran ringan sampai jari anda selip pada thimble untuk
mendapatkan pengukuran yang benar. Frame cenderung terangkat jika rod
menyentuh dasar alur.
• Baca hasil pengukuran pada skala thimble.
Catatan:
Sekala pada depth mikrometer dibuat terbalik dari mikrometer luar atau dalam. Skala
mikrometer kedalamanan ini angka NOL dimulai dari sebelah kanan. Sehingga angka
hasil pembacaan tertutup oleh thimble begitu spindle dimajukan.
Bab 5. Micrometer.doc V - 21
Latihan menggunakan micrometer
Bab 5. Micrometer.doc V - 22
5.8 Mikrometer metrik
Pendahuluan
Pada bab sebelumnya sudah dijelaskan alat-alat ukur seperti penggaris baja, caliper dan
divider (jangka). Alat-alat tersebut sesuai untuk mengukur ukuran yang besar yang tidak
lebih akurat dari satu milimeter atau 1/64 inci. Namun demikian, terdapat sejumlah
pekerjaan yang memerlukan ukuran yang jauh lebih tepat dan akurat. Misalnya selama
perbaikan overhaul mesin, crankshaft (poros engkol) dan lubang silinder harus diukur
sebelum dipakai. Ukurannya harus akurat sampai ukuran 0,001 inci atau 0,025mm, yang
jauh di luar rentang ukuran penggaris baja.
Untuk mendapatkan ukuran yang akurat maka diperlukan alat ukur ketepatan. Pada bagian
ini akan dibahas alat-alat ukur ketepatan seperti mikrometer.
Jenis-jenisnya
Ada tiga jenis mikrometer.
• Mikrometer luar (imperial dan metrik).
• Mikrometer dalam (imperial dan metrik).
• Mikrometer pengukur kedalaman.
Rentang ukuran
Mikrometer metrik luar (Gambar 8) adalah mikrometer 0 - 25mm. Ini berarti bahwa bila
spindle menyentuh anvil pembacaan pada mikrometer akan menunjukkan angka nol dan
bila spindle diputar sampai pembacaan maksimum maka pembacaan pada mirometer
adalah 25mm. Mikrometer harus dapat membaca ukuran lebih dari 25mm dan memang ada
mikrometer yang bisa membaca 25 - 50mm, 50 - 75mm dan seterusnya. Komponennya
sama hanya saja ukurannya lebih besar. Rentang ukurannya tertulis pada frame-nya.
Pada sleeve terdapat garis datum dengan skala di atas atau di bawahnya. Skala di atas garis
datum (nomor 1 pada Gambar 20) mempunyai sebaris angka mulai dari 0, 5, 10, 15, 20 dan
25. Setiap angka tersebut mewakili kelipatan 1mm. Angka 5 mewakili 5mm, angka 10
mewakili 10mm dan seterusnya.
Skala di bawah garis datum (nomor 2 pada Gambar 20) mempunyai garis di antara setiap
garis di atas garis datum. Setiap garis mewakili 0,5mm. Skala pada thimble (nomor 3 pada
Gambar 20) mempunyai 50 garis yang melingkari thimble. Setiap garis mewakili 1/100
(0,01) mm.
Pembacaan skala dilakukan dalam empat langkah:
1. Bacalah angka tertinggi yang terlihat di atas garis datum pada sleeve .
2. Bacalah jumlah garis di bawah garis datum setelah angka tertinggi yang terlihat.
3. Bacalah angka pada thimble yang segaris dengan garis datum pada sleeve.
4. Jumlahkan ketiga angka tersebut.
Sebagai contoh gambar berikut ini memperlihatkan hasil pembacaan pada mikrometer 0 -
25mm.
Bila memakai mikrometr 25 - 50 inci maka hasil pembacaan harus ditambah 25mm.
Untuk mikrometer 50 - 75 inci, ditambah 50mm dan seterusnya. Contohnya ada
pada Gambar 23.
Mikrometer 0 - 25mm
0 5 10 30
25 0 + 13 + 0,5 + 0,25 = 13,75mm
15
Mikrometer 25 - 50mm
0 5 10 25
20
15
Identifikasi
Mikrometer dalam memakai cara-cara pengukuran yang sama dengan mikrometer luar,
tapi dibuat tanpa frame sehingga bisa masuk ke dalam lubang bagian dalam. Mikrometer
dalam imperial dan metrik terdiri dari bagian-bagian berikut. Sebuah anvil penyetel (1)
yang bisa diubah-ubah untuk menyesuaikan panjang anvil yang berbeda-beda dengan
ukuran lubang yang berbeda-beda juga. Sebuah sekrup klem (2) yang dipakai untuk
menahan anvil penyetel agar tidak bergerak. Sebuah anvil (3) yang mempunyai permukaan
ujung yang benar-benar halus yang disentuhkan dengan obyek yang diukur. Beberapa anvil
dengan panjang yang berbeda (4) yang bisa disesuaikan sesuai keinginan. Dua alat (5)
yang dipakai untuk menyetel mikrometer. Sebuah hendel (6) yang dipasang pada
mikrometer sehingga mikrometer bisa dimasukkan ke dalam lubang untuk diukur.
1 2 3
5
6
Identifikasi
Mikrometer pengukur kedalaman (Gambar 10) terdiri dari bagian-bagian berikut. Sebuah
ratchet (pal stop) (1) yang diapakai untuk peyetelan akhir ukuran dan mengatur
kekencangan mikrometer. Dengan rachet pengencangan mikrometer bisa dilakukan oleh
siapa saja yang memakainya. Sebuah thimble (tabung) (2) yang mempunyai sebuah hendel
bergerigi dan dipakai untuk memutar spindle (poros) sampai menyentuh permukaan yang
diukur. Sebuah skala (3) yang tertulis pada thimble yang dipakai bersama dengan skala
pada sleeve (4) untuk pembacaan ukuran. Sebuah sleeve (selongsong) yang bertuliskan
skala ukuran. Sebuah alas (5) yang mempunyai permukaan yang rata yang diletakkan di
atas permukaan kedalaman yang diukur. Sebuah extension rod (tangkai perpanjangan) (6)
yang mempunyai permukaan ujung yang benar-benar halus yang disentuhkan dengan
permukaan kedalaman yang diukur.
Perlu diperhatikan bahwa skala pada sleeve mikrometer pengukur kedalaman ditulis
mundur berbeda dengan mikrometer biasa. Skalanya membaca angka nol bila thimble-nya
diputar sampai extension rod-nya tertarik ke posisi yang sejajar dengan dasar mikrometer.
Bila thimble diputar untuk memanjangkan rod (tangkai) maka skalanya akan membaca
ukuran perpanjangan tersebut.
Rentang ukuran
Mikrometer pengukur kedalaman (Gambar 10) mempunyai rentang ukuran nol sampai
25mm tapi untuk rentang sampai 150mm dapat dipasangkan extension rod dengan panjang
yang berbeda-beda. Rentang ukuran mikrometer pengukur kedalaman imperial bisa sampai
6 inci.
Identifikasi
Dial gauge sering disebut dial indicator (penunjuk dial). Dial gauge terdiri dari bagian-
bagian berikut.
Sebuah pelindung debu yang didalamnya terdapat pegas yang menekan dan menjaga
spindle agar benar-benar terulur. Sebuah bezel yang berputar pada lingkaran dial gauge
dan mempunyai skala sehingga memungkinkan dial gauge diset ke nol.
Rentang ukuran
Satu putaran penuh dial gauge imperial akan membaca 100/1000 (0,1) inci. Satu putaran
penuh dial gauge metrik akan membaca 100/100 (1) milimeter. Penghitung putaran pada
kedua jenis alat tersebut bisa dipakai bila dalam pengukuran jarum penunjuk berputar lebih
dari satu kali. Misalnya bila terjadi dua kali putaran jarum penunjuk dengan dial gauge
imperial maka pembacaan keseluruhan menjadi 2 x 100/1000 = 200/1000 inci. Bila terjadi
tiga kali putaran dengan dial gauge metrik maka menjadi 3 x 100/100 = 300/100 atau 3
milimeter.
Cara-cara mendudukkan
Ada dua cara mendudukkan dial gauge. Pertama dengan memakai klem yang dipasang
pada alas yang berat (Gambar 14). Kedua dengan memakai alas bermagnet (Gambar 15)
yang bisa dipasang pada fero (benda yang mengandung unsur besi) apa saja. Cara pertama
dipakai bila dial gauge digunakan di atas pelat permukaan sedangkan cara kedua dipakai
bila dial gauge digunakan pada tempat yang sulit seperti saat memeriksa run-out (out of
true) flywheel (roda daya).
Lengan dudukan bermagnet atau klem bisa digerakkan untuk memastikan bahwa
posisi dial gauge sudah benar.
1. Putar komponen dimana dial gauge menempel. Bila memeriksa run out putarlah
komponen sampai didapatkannya pembacaan maksimum dial gauge. Gambar 51
menunjukkan bahwa dial gauge dipasang untuk memeriksa run out flywheel mesin.
2. Baca ukurannya dengan melihat dari dekat dan rata dengan skala. Jangan membaca
dari posisi yang tidak rata dengan skala karena akan menghasilkan pembacaan yang
tidak tepat.
3. Perhatikan pembacaan dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik pembuat untuk
mengetahui apakah ada kerusakan.
Pendahuluan
Tujuan mengguanakan alat ukur ketepatan adalah untuk mendapatkan ukuran yang benar-
benar akurat dan tepat untuk ukuran, datar permukaan, atau perataan dudukan komponen.
Untuk bisa mendapatkan ukuran yang yang tepat dan akurat, diperlukan kemampuan untuk
bisa membaca skala imperial dan metrik yang dipakai pada alat ukur. Juga perlukan
kemampuan menggunakan alat ukur dengan benar sehingga ukuran yang akurat bisa
didapatkan. Bagian ini akan akan menyajikan pengetahuan dan keterampilan dalam
menggunakan alat ukur dengan benar dan membaca skala dengan akurat.
1 3
Bab.5 Micrometer V - 35
Identifikasi
Mikrometer imperial luar terdiri dari bagian-bagian berikut. Sebuah anvil (landasan) (1)
yang mempunyai permukaan ujung yang keras untuk disentuhkan dengan obyek yang
diukur. Sebuah spindle (poros) (2) yang juga mempunyai permukaan ujung yang keras
untuk disentuhkan dengan ujung permukaan lainnya dari obyek yang diukur. Sebuah frame
(bingkai) (3) yang berbentuk 'U' agar memudahkan mikrometer melingkari obyek yang
diukur.
Sebuah locking ring (ring pengunci) (4) yang dipakai untuk mengunci spindle setelah
pengukuran dilakukan sehingga mikrometer bisa digerakkan ke tempat yang memudahkan
untuk membaca ukuran. Sebuah sleeve (selongsong) (5) yang berkerat 25/1000 (0,025) inci
dari 0 sampai 1 inci. Sebuah thimble (tabung) (6) yang berkerat 1/1000 (0,001) inci dari 0
sampai 25/1000 (0,025) inci. Thimble ini berputar pada ulir dan dihubungkan ke spindle.
Sebuah pegangan jari bergerigi (7) untuk memudahkan memutar thimble. Sebuah ratchet
(pal stop) (8) yang dipakai untuk penyetelan akhir ukuran dan mengatur kekencangan
mikrometer. Dengan rachet pengencangan mikrometer bisa dilakukan oleh siapa saja yang
memakainya.
1 2 3 4 5 6 7 8
0 – 1"
Rentang ukuran
Mikrometer yang tampilkan pada gambar berikut adalah mikrometer 0 - 1 inci. Ini berarti
bahwa bila spindle menyentuh anvil maka pembacaan pada mikrometer akan menunjukkan
angka nol dan bila spindle diputar sampai pembacaan maksimum maka pembacaan pada
mirometer adalah satu inci.
Bab.5 Micrometer V - 36
Sebuah mikrometer tentu harus dapat membaca lebih dari satu inci jadi memang ada juga
mikrometer yang bisa membaca satu sampai dua inci, dua sampai tiga inci dan seterusnya.
Komponen-komponennya sama hanya saja ukurannya yang lebih besar. Rentang
ukurannya ada pada frame mikrometer.
Salah satu jenis mikrometer yang bisa membaca rentang ukuran dari nol sampai beberapa
inci adalah mikrometer dengan spindle yang bisa diganti . Dengan mikrometer jenis ini,
frame-nya cukup besar untuk mengukur sampai tiga inci dan anvil-nya bisa diganti bila
perlu ukuran yang berbeda.
Skala pada thimble (nomor 3) mempunyai 25 garis yang melingkari thimble. Setiap garis
mewakili 1/1000 (0,001) inci.
Pembacaan skala dilakukan dalam empat langkah:
1. Bacalah angka tertinggi yang terlihat di atas garis datum pada sleeve .
2. Bacalah jumlah garis yang terlihat di bawah garis datum setelah angka tertinggi .
3. Bacalah angka pada thimble yang segaris dengan garis datum pada sleeve.
4. Jumlahkan ketiga angka tersebut.
Bab.5 Micrometer V - 37
Pada Gambar diatas angka tertinggi yang terlihat di atas garis datum pada sleeve adalah 5
dan ini mewakili 500/1000 inci (0,5). Jumlah garis yang terlihat setelah angka 5 adalah 1
dan ini mewakili 25/1000 (0,025) inci. Angka pada thimble yang segaris dengan garis
datum pada sleeve adalah 15 dan ini mewakili 15/1000 (0,015) inci. Jumlahkan ketiga
angka tersebut dan hasilnya adalah 0,5 + 0,025 + 0,015 = 0.540" atau 540/1000 inci.
Pada Gambar diatas angka tertinggi yang terlihat di atas garis datum pada sleeve adalah 3
dan ini mewakili 300/1000 inci (0,3). Jumlah garis yang terlihat di bawah garis datum
setelah angka 3 adalah 3 dan ini mewakili 75/1000 (0,075) inci. Angka pada thimble yang
segaris dengan garis datum pada sleeve adalah 5 dan ini mewakili 5/1000 (0,005) inci.
Jumlahkan ketiga angka tersebut dan hasilnya adalah 0,3 + 0,075 + 0,005 = 0,380" atau
380/1000 inci.
Bab.5 Micrometer V - 38
Bila memakai mikrometr 1 - 2 inci maka hasil pembacaan harus ditambah 1". Untuk
mikrometer 2 - 3 inci, ditambah 2" dan seterusnya. Contohnya ada pada Gambar
berikut.
Mikrometer 0 –1
10
0 1 2 3
0" + 0,3" + 0,025" + 0,007" =
5
0,332"
Mikrometer 1 – 2
20
0 1 2
15.
1" + 0,2" + 0,025" + 0,016" =
1,241"
Mikrometer 2 – 3
15.
0 1 2
10
2" + 0,2" + 0,0" + 0,013" =
2,213"
Mikrometer 3 – 4
0 1 2 20
15.
3" + 0,2" + 0,05' + 0,018" =
3,268"
Bab.5 Micrometer V - 39
5.14 Menggunakan mikrometer luar untuk mengukur dengan
akurat
Ada sejumlah langkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan pembacaan yang akurat.
Bila hasil pembacaan tidak akurat maka pengukuran yang dilakukan tidak ada artinya.
1. Pilih mikrometer yang sesuai untuk tugas pengukuran.
2. Set mikrometer ke angka nol.
3. Pegang mikrometer dengan benar ketika melakukan pengukuran.
4. Atur posisi mikrometer pada komponen yang diukur.
5. Lakukan pengukuran.
6. Baca ukurannya.
Bab.5 Micrometer V - 40
Bila skala mikrometer tidak menunjuk ke angka nol maka harus disetel terlebih dahulu
sebelum dipakai.
Penyetelan mikrometer ke angka nol
Untuk mengeset mikrometer ke angka nol dipakai alat khusus yang bisa masuk ke dalam
lubang di belakang sleeve (Gambar 33).
Untuk penyetelan, alat penyetel dimasukkan ke sleeve dan diputar searah atau berlawanan
dengan arah jarum jam. Putar sleeve sampai garis datum pada sleeve menjadi
segaris/sejajar dengan angka nol pada thimble (Gambar 34 dan 35).
Bab.5 Micrometer V - 41
Gambar 5.51 Angka nol pada thimble sejajar dengan garis datum
4
3
1 2
Bab.5 Micrometer V - 42
Memegang mikrometer dengan kedua tangan
Bila komponen yang diukur sudah terpasang atau cukup besar tanpa harus dipegang
maka kedua tangan bisa dipergunakan untuk mengukur (Gambar 37). Cara ini
dipertunjukkan untuk orang yang tidak kidal sedangkan untuk orang yang kidal posisi
tersebut harus dibalik.
Bab.5 Micrometer V - 43
X [
Gambar 5.54 Pengaturan posisi mikrometer yang benar dan salah
3
1 2
Bab.5 Micrometer V - 44
Menggunakan mikrometer dalam untuk mengukur dengan akurat
Ada sejumlah langkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan ukuran yang akurat.
1. Pilih mikrometer yang sesuai untuk tugas pengukuran.
2. Set mikrometer ke angka nol.
3. Pegang mikrometer dengan benar ketika melakukan pengukuran.
4. Atur posisi mikrometer pada komponen yang diukur.
5. Lakukan pengukuran
6. Baca ukurannya.
Bab.5 Micrometer V - 45
1 2
0 0
3 4
Bab.5 Micrometer V - 46
[ X
Gambar 5.57: Cara memakai mikrometer dalam yang benar dan salah
Bab.5 Micrometer V - 47
2 1
4 3
Bab.5 Micrometer V - 48
0
Gambar 5.59 Memeriksa mikrometer pengukur kedalaman pada posisi angka nol
Bab.5 Micrometer V - 49
Cara mengatur posisi mikrometer pada komponen yang diukur.
Mikrometer pengukur kedalaman harus diletakkan dengan benar. Alasnya rata dengan
permukaan atas dan spindle-nya menyentuh permukaan bawah komponen yang diukur
(Gambar 44). Bila posisi alas atau spindle tidak benar maka pembacaan ukuran tidak
mungkin akurat. Kedua permukaan harus dibersihkan sebelum mengukur.
1 2
Bab.5 Micrometer V - 50
Proyektor Profile 6
KOMPETENSI DASAR :
1. Mahasiswa dapat memahami tentang konstruksi dan prinsif kerja projector profile
2. Mahasiswa mampu mengunakan projector profile
3. Mahasiswa mampu memelihara projector profile
6.1 Pendahuluan
P
royektor tersedia dalam sejumlah tipe yang berbeda. Jenisnya bisa dalam bentuk
kabinet horisontal atau vertikal. Proyektor horisontal atau vertikal memerlukan ruang
lantai yang luas, dan kondisi penerangan khusus. Proyektor kabinet tidak memerlukan
area lantai yang luas atau penerangan khusus, itulah sebabnya mengapa proyektor ini
diterima secara luas dalam industri ini sekarang. Penggunaan utama Proyektor Kabinet adalah
untuk mengecek pengukur atau komponen kecil. (Lihat Gambar 1).
Penyetelan Proyektor
Proyektor kabinet dapat digunakan untuk melakukan sejumlah fungsi proyeksi dan
pembesaran yang berbeda. Penyetelan awal dan berikut pengecekannya sangat penting untuk
memastikan perolehan hasil pengukuran yang akurat.
Pembesaran
Proyektor dapat diperoleh dalam sejumlah angka pembesaran, mis. 10x, 20x, 50x.
Pembesaran ini dapat disetel terlebih dahulu dalam disain dan pembuatan oleh pabrik dan ini
tidak dapat diubah-ubah. Akan tetapi, proyektor yang modern memiliki sistem lensa yang
dapat diganti-ganti.
Penggunaan Proyektor
Terdapat sejumlah metode berbeda untuk memeriksa ukuran komponen. Salah satu atau
kombinasi dari metode ini dapat digunakan.
Template
Ini dibuat oleh pabrik dan ditempatkan di layar, atau lebih umum merupakan ukuran
sebenarnya dari komponen dan ditempatkan pada tabel pengukur. Ketidakakurasian terlihat
sebagai gelombang sinar di layar.
Garis (Linear)
Pengukuran linear diperoleh dengan menggunakan mikrometer sekerup. Bila pengukuran
yang diperlukan lebih panjang dari mikrometer sekerup, pengukur selip ditempatkan di antara
ujung mikrometer sekerup dan landasan (anvil wear) di atas meja.
Sudut
Pengukuran sudut dapat dilakukan dengan menggunakan putaran tingkat (stage rotary) dengan
busur vernier. Stage rotary ini dipasang pada tabel pengukur.
Metode yang lebih umum untuk memperoleh pengukuran sudut adalah dengan menggunakan
vernier kaliper yang dipasang di layar.
Perhatikan: Bila melakukan pengukuran dari 360o pada arah negatif vernier juga dibaca
dengan arah negatif
Fatigue Life
Jika suatu komponen mengalami tekanan bolak-balik berulang-ulang maka komponen itu akan
mengalami kelelahan dan umur pakainya menjadi lebih pendek dari semestinya. Jumlah siklus
tekanan yang dapat ditahan pada tekanan tertentu disebut fatique life. Kegagalan karena
fatique life nampaknya selalu mulai pada akar iregularitas permukaaan meskipun pada
permukaan yang tidak aktif.
Telah dibuktikan bahwa, dalam beberapa mesin, pin penyambung yang membawa beban
siklus memiliki dayaguna lebih lama jika lobangnya dibuat dengan tingkat kehalusan yang
tinggi. Lobang pin penyambung tidak bersentuhan dengan bagian onderdil lain dari mesin.
Buktinya, pin penyambung ini biasanya dibuat berongga agar dapat mengurangi berat
resiprokal.
Karakteristik Bearing
Permukaan dengan tingkat kehalusan yang tinggi, mis. permukaan tanpa iregularitas,
karenanya sangat sempurna bukanlah bearing yang baik. Buktinya, kemacetan (seizure) tiba-
tiba mungkin akan terjadi karena kesulitan dalam menjaga lapisan pelumas yang mencegah
kontak antara metal dengan metal. Bentuk permukaan yang terbaik untuk bearing barangkali
adalah yang memiliki kontak area dengan tahanan sedikit, serta alur yang dapat menyimpan
lapisan pelumas.
Keausan
Menurut hukum fisika yang terkenal tahanan atau gesekan bukan saja disebabkan oleh kontak
area. Walaupun begitu, tingkat keausan tergantung pada kontak area, makin besar areanya
makin sedikit beban per area dan tentu saja makin kecil tingkat keausannya.
Gelombang
Iregularitas permukaan yang menyimpang dari yang seharusnya dalam bentuk gelombang; ini
barangkali disebabkan oleh getaran mesin pada saat pengerjaan atau manufaktur. Ini
umumnya menyebar luas.
Tingkat Kekasaran
Iregularitas yang secara relatif berjarak kecil dengan pola bergelombang yang saling tindih
disebabkan oleh alat pemotong atau goresan pengasah dan dorongan mesin. Ketidakberaturan
ini lebih sempit dari pola yang bergelombang.
Cacat
Ketidakberaturan seperti goresan, lobang, retak, tonjolan, atau bolong tidak mengikuti pola
yang teratur seperti kasus bergelombang dan kasar.
Mikrometer
Dalam sistem ISO satuan pengukuran yang digunakan untuk tingkat kehalusan permukaan
adalah mikrometer, contohnya 0,000 001 m atau 0,001 mm.
Metode yang tersedia untuk mengukur tingkat kehalusan bagian yang dimesin dapat diperoleh
melalui perbandingan atau dengan pengukuran langsung. Metode perbandingan merupakan
upaya untuk menilai tekstur permukaan dengan cara observasi atau sentuhan. Menggunakan
cara perbandingan dapat disalah-mengerti jika membandingkan permukaan yang dibuat
dengan teknik berbeda.
Sentuhan barangkali merupakan metode yang lebih baik untuk menilai tekstur permukaan
dibandingkan dengan observasi visual, tetapi, hal ini lagi, dapat disalah mengerti dan
perbandingan hanya dapat dilakukan pada permukaan yang dibuat dengan proses serupa.
Perbandingan standar yang tersedia dibuat dari baja anti karat atau dari plastik.
Metode pengukuran langsung telah dikembangkan untuk memungkinkan penggunaan angka
ditempatkan pada permukaan yang sudah dihaluskan dan ini hampir semuanya termasuk jenis
instrumen jarum penduga.
Untuk permukaan yang dihasilkan oleh satu alat penunjuk, acuan yang bermanfaat untuk
menentukan pemotongan panjang adalah: pemotongan harus melebihi sekali jarak dorong,
tetapi untuk ketidakberaturan kecil yang banyak sering digunakan pemotongan 0,8 mm.
Pemotongan yang biasanya tersedia dalam instrumen elektronik adalah 0,88 mm, 0,25 mm, 0,8
mm, 2,5 mm. Pemotongan 0.08 umumnya digunakan untuk permukaan yang halus yang
terlalu pendek untuk pemotongan yang panjang.
Pelobangan Lobang X X
Putaran Putar X X X
Pengikiran Kikir X X X
Reaming Ream X X
Nilai Ra diperlihatkan pada suatu gambar teknik melalui penggunaan simbol dan angka (Lihat
Gambar 3). Simbol ini menunjukkan nilai kekasaran permukaan Ra dalam mikrometer. Proses
penghalusan dapat juga ditunjukkan.
Nilai yang umum digunakan adalah 0,012 µm, 0,025 µm, 0,05 µm(0,1 µm, 0,2 µm, 0,4 µm,
0,8 µm, 1,6 µm, 3,2 µm, 6,3 µm), 12,5 µm; 25 µm, 50 µm. Angka di dalam kurung adalah
yang paling penting dari sudut pandang seorang masinis.
Yang paling kasar, 12,5 µm sampai 50 µm, dapat diperoleh dari penuangan dengan pasir,
pemotongan dengan las, pemotongan dengan gergaji, penorehan dan penempahan kasar.
Penghalusan seperti ini adalah yang termurah untuk dihasilkan.
Yang paling halus 0,012 µm sampai 0,05 µm hanya dapat diperoleh melalui proses
penghalusan khusus seperti pengikiran, pengasahan dan pemolesan. Penghalusan seperti ini
sulit untuk dihasilkan.
Kelompok utama yang perlu diperhatikan oleh masinis, 0,1 µm sampai 6,3 µm merupakan
penghalusan permukaan yang diperoleh dari perkakas pemesinan umum menggunakan
berbagai rate dorong dan kedalaman pemotongan.
Contohnya: Bearing berkecepatan tinggi memerlukan ketepatan jarak celah (putaran) sempit,
akan menghasilkan toleransi sekecil 0,01 mm dan untuk mencapainya nilai 0,4 Ra permukaan
mungkin perlu ditentukan.
Dari segi lain, bila dua bagian disambung bersama-sama menggunakan baut dan mur, jarak
celah yang longgar sudah cukup. Toleransi 0,25 mm sudah cukup untuk lobang, kehalusan
permukaan yang memuaskan bisa dengan urutan 6,3 Ra karena permukaan tidak memuat
beban.
Tingkat kekasaran dengan nilai 6,3 pada contoh kedua akan sama sekali tidak cocok untuk
toleransi yang halus pada contoh pertama, sementara Ra dengan nilai 0,4 akan merupakan
pemborosan mahal untuk lobang yang bertoleransi kasar.
Tabel yang berikut menunjukkan hubungan antara proses pemesinan umum, kehalusan
permukaan dan toleransi kondisi pemesinan dari yang kasar, menengah dan halus.
Tingkat akurasi seperti ini mudah diperoleh dalam kondisi produksi.
Pengujian tabel menunjukkan bahwa tingkat kehalusan Ra 0,4 yang dihasilkan komponen
ground memerlukan proses penghalusan menengah untuk mencapai produksi yang ekonomis.
Tingkat kehalusan Ra 6,3 dapat dihasilkan melalui proses pemutaran yang kasar.
Tabel menunjukkan hubungan antara toleransi, kehalusan permukaan, dalam mikron (µm),
dan proses pemesinan.
Sentuhan barangkali merupakan metode yang lebih baik untuk menilai tekstur permukaan
dibanding observasi visual tetapi, lagi, hal ini dapat saja menyimpang dan perbandingan hanya
dilakukan untuk permukaan yang dihasilkan menggunakan proses yang serupa. Perbandingan
standar dapat dihasilkan menggunakan baja anti karat atau plastik.
Bulatan presisi dan roller digunakan, bersama-sama dengan balok pengukur, untuk pengukuran
absolut tirus dan sudut. Ini juga digunakan untuk pengukuran paralel lobang seperti pengukur
ring sederhana.
Komponen diletakkan di atas permukaan pelat, di atasnya ditempatkan sepasang roller presisi
berukuran sama bersentuhan dengan permukaan tirus, seperti pada Gambar 4. Pengukuran
keseluruhan M1 diperoleh menggunakan mikrometer, harus berhati-hati untuk memastikan
tekanan pengukuran tidak terlalu besar.
Roller ditempatkan di atas dua pak balok pengukur yang sama dan pengukuran keseluruhan,
M2, dilakukan. Karena tinggi S diketahui, sudut semi tirus dapat dihitung menggunakan
rumus:
M2 − 1
Tan θ =
2S
Cakupan sudutnya sekarang dapat dihitung menggunakan rumus 2 × θ.
Contoh
Gambar berikut menunjukkan pengukuran yang diambil pada pengukur tirus dan hitungan
ukuran sudut.
54,05 − 46,05
Tan θ =
2 × 40
8
Tan θ =
80
Tan θ = 0.1
θ = 5,710°
Includedangle = 2 × 5,710
= 11,42
= 11°24'
12.5 − 8
Sine θ =
47,46 + 4,98 = 8 −12,5
4.5
Sine θ =
47,97
Sine θ = ,0938
θ = 5,383°
Includedangle = 2 × θ
=10,765°
=10°45'
Konstruksi
Bar Sinus digunakan secara luas dalam pengukuran presisi untuk mengukur sudut dengan
teliti.
Konstruksi bar sinus terdiri dari bagian persegi panjang bar terbuat dari baja yang sesuai
dengan dua roller presisi berdiameter sama yang terkait agar garis yang menyambung bagian
tengah roller terletak tepat secara paralel ke tepi bar sinus. Prinsip ini diperlihatkan pada
Gambar 9.
Prinsip
Bar sinus didasarkan pada prinsip bahwa jarak pusat antara roller dipakai sebagai hipotenus
sudut tegak lurus ABC. Tinggi BC memungkinkan ukuran sudut dapat dihitung dari sinus
menggunakan hubungan yang berikut:
BC
Sinusθ =
AB
Sisi AB yang merupakan jarak pusat tetap rumusnya menjadi:
BC
Sinusθ =
100
Applikasi
Jika 100 mm bar sinus ditopang oleh stak balok pengukur 20,79 mm , berapakah sudut bar
sinus? (Lihat Gambar 11.)
20,79
Sinusθ =
100
Sinusθ = ,2079
θ =12°
Sebaliknya jika sudut diketahui, tinggi dari balok pengukur dapat dihitung dengan
menggunakan rumus yang sama.
Contohnya, jika bar sinus ditempatkan pada sudut 12o , ketinggian stak balok pengukur
berapakah yang akan diperlukan?
BC
Rumus Sinusθ =
AB
X
Sinus12° =
100
X = 20,79 mm
K
ebanyakan pengukuran presisi harus dilakukan pada permukaan yang halus. Pelat
permukaan memiliki fasilitas ini untuk masinis. Pelat permukaan dapat dibuat dari
bahan yang berbeda masing-masing dengan keuntungan dan kekurangannya.
Peralatan utama yang dibutuhkan pada proses pengujian dan pengukuran adalah meja
datar yang presisi ( Surface Plate ). Permukaan ini akan menjadi titik datum pengukuran atau
bidang dimana semua alat atau benda berpatokan padanya.
Kekurangan besi tuang adalah terjadinya korosi karena udara dan dapat menyebabkan karatan
pada permukaaan yang rata yang bersinggungan dengannya. Bila tidak digunakan besi tuang
harus diberi sedikit oli dan dilindungi dengan penutup dari kayu.
Pelat ini dibuat dari granit hitam pilihan, terlihat dari struktur butiran yang padat, kehalusan
tekstur yang seragam, dan sedikitnya cacat.
Semua komponen dapat dijepit ke pelat granit hitam menggunakan ulir sisipan, yang diatur ke
tempat yang sesuai pada permukaan.
Keuntungan Pelat Permukaan Granit Hitam
• Tidak bermagnet
• Anti karat
• Tidak abrasif
• Meluncur dengan bebas
Surface plate ini harus dibuat dari material yang kokoh dan tahan terhadap keausan. Surface
plate umumnya dibuat dari besi tuang khusus ( Fine grained ) dan permukaannya diratakan
dengan mesin selanjutkan dikerjakan dengan tangan yaitu disekrap (dilamak). Pada bagian
sebelah bawah diberi rusuk-rusuk penguat sudut menyudut untuk mencegah terjadinya
defleksi.
Sedangkan bagian sisinya dibuat lurus,rata dan siku.
Vee Block dipakai untuk menopang benda kerja bulat pada saat penandaan atau men-setting
saat permesinan. Vee block dibuat sepasang dari bahan besi tuang atau baja dalam berbagai
ukuran. Vee block dalam pemakaiannya dapat diikat dengan clamp khusus agar benda kerja
bias tetap pada tempatnya.
Parallel Strips terdiri dari sepasang baja strip berpenampang segi empat atau bujur sangkar,
yang difinishing dengan mesin dengan ukuran yang betul-betul sama. Parallel strip digunakan
untuk setting benda kerja,untuk penandaan atau setting benda kerja dengan alat ukur yang lain
saat pemeriksaan. Atau dapat juga dipakai untuk mensetting benda kerja pada ragum atau meja
mesin untuk memungkinkan pengerjaan dengan mesin. Parallel strip harus diberi tanda pada
bagian ujungnya untuk menandakan bahwa parallel tersebut saling berpasangan.
Keselamatan kerja
Jangan menggunakan parallel strip sebagai landasan permukaan kasar.Gunakan parallel strip
hanya pada permukaan meja mesin. Jika parallel strip digunakan sebagai penjepit pada ragum
gunakan soft metal seperti tembaga, kuningan sebagai pelapis.Bersihkan dan beri pelumas
sebelum disimpan pada tempatnya
Surface Gauge mempunyai dudukan/base segiempat yang dikerjakan mesin dengan teliti,
bagian atasnya diberi alur melintang untuk memegang Rocking Bar. Bagian bar ini diberi
pegas pada salah satu sisinya dan skrup stelan halus pada sisi yang lain.
Keselamatan kerja:
Jika telah selesai menggunakan surface gauge, lepas atau ikatkan penggores sejajar tiang
dengan ujung yang lurus menghadap kebawah dan ujung lengkung menghadap tiang.
7. 4. Penyiku / Square
Penyiku atau square adalah alat uji / testing tool yang terdiri dari body (stock) dan blade yang
di-pasang tegak lurus dengan stock. Blade bentuknya rata dan lurus dengan sisi sejajar yang
biasanya dipasang tetap atau yang dapat disetel memanjang.
Fungsi penyiku :
• Memeriksa sudut siku(900) satu sama lain
• Setting benda kerja tegak lurus dengan permukaan yang lain.
• Sebagai pemandu menarik garis sejajar dan tegak lurus terhadap sisi atau bidang
Penyiku presisi mempunyai stock dan blade yang keras dan ditemper khusus serta digunakan
untuk pekerjaan yang sangat teliti.
Pengukuran yang teliti adalah menjadi dasar bagi manufaktur modern, karena setiap komponen
di workshop harus dikerjakan dengan teliti dengan batas-batas toleransi ukuran yang diijikan.
Ketelitian atau kepresisian dari suatu pekerjaan tergantung dari metode pengukuran,
keterampilan menggunakan alat ukur dan alat ukur itu sendiri. Alat-alat ukur presisi harus
diperiksa ketelitiannya secara berkala.
Ada beberapa alat ukur yang biasa dipakai langsung pada pekerjaan, dan anda harus dapat
menggunakan sebagai alat testing atau untuk setting.
Ketelitian dari pada penyiku atau alat uji yang lain tergantung dari bagaimana alat itu
dipergunakan. Penyiku semestinya diperiksa kesikuannya secara berkala.Penyiku yang tidak
siku tidak dapat digunakan sebagai alat uji kesikuan.
Ada beberapa cara untuk menguji kesikuan dari pada square, diantaranya ada yang
menggunakan spesial alat uji / testing tool. Sebetulnya anda dapat menguji kesikuan penyiku
di workshop tanpa menggunakan alat uji khusus dengan cara sebagai berikut :
Untuk menguji / memeriksa penyiku panjang 150 mm, kita memerlukan pelat berukuran 180 x
200 x 20 mm . Permukaan pelat harus diratakan dengan mesin dan salah satu sisinya dibuat
rata dan lurus. Disamping itu kita perlu parallel strip lebar 40 mm dan dua buah G clamp.
Keselamatan kerja:
• Periksa stock apa ada cacat atau tidak
• Hilangkan cacat itu dengan honestone atau batu asah yang halus.
• Periksa agar blade betul-betul fix atau duduk kuat pada stock
1. Klem parallel strip dibagian tengah plat ( jangan terlalu kuat) dengan bagian flat pada
permukaan pelat dengan posisi siku terhadap tepi pelat.
2. Tempelkan bagian dalam stock pada sisi pelat
3. Geser penyiku sampai blade menempel pada parallel strip.
4. Pegang dengan rapat stock pada pelat lalu geser kedudukan parallel strip sampai
sisinya berimpit dengan blade.
5. Kencangkan klem.
6. Periksa kembali kedudukan parallel & blade
7. Pindahkan penyiku ke sisi sebelah kiri dari pada parallel strip.
Penyimpangan / ketidak sikuan akan nampak diantara blade dan parallel strip. Dan nilai
penyimpangan ini adalah dua kali dari nilai ketidak sikuan dari pada square.
Pengujian ketelitian atau keakuratan dari penyiku bisa dilakukan dengan perasaan yaitu
menjepitkan dua buah kertas tipis di bagian atas dan bawah diantara blade dan parallel. Bila
jepitan ini merata berarti penyiku ini masih baik ( siku ) .
Menggunakan Penyiku
Memeriksa dua bidang/permukaan tegak lurus satu sama lain dapat dilakukan dengan cara
Bila sisi benda kerja siku, maka sinar dari balik benda kerja akan tidak nampak.Untuk sudut
siku bagian dalam dapat diperiksa dengan jalan yang sama
Keselamatan kerja/perawatan
- Bila telah selesai menggunakan penyiku bersihkan dengan kain lembut dan beri
pelumas yang cukup dan jenis yang sesuai.
- Simpan kembali pada kotak penyimpanannya
Angle Plate adalah sebuah benda bentuk L yang dibuat dari besi tuang atau baja yang
dikerjakan mesin dengan sangat teliti agar didapat sudut 900 yang presisi.
Angle Plate dipakai untuk meme gang atau menahan benda kerja agar posisinya tetap tegak
lurus terhadap surface plate atau meja mesin. Benda kerja juga dapat diklem pada angle plate
dan dikerjakan dengan mesin dengan tetap terikat pada angle plate.Box Angle Plate
mempunyai fungsi yang sama dengan angle plate, hanya benda kerja dapat diputar atau
dipindah-pindah posisinya selama melukis dan tentunya hal ini sangat menguntungkan.
Menggunakan angle plate untuk memegang benda kerja pada saat menggambar gores.
Caranya :
13. Cocokan dengan gambar kerja sebelum klem dan benda kerja dilepas.
14. Bersihkan dan simpan semua alat yang telah dipergunakan menggambar gores atau
penandaan.
Pendahuluan
A lat ukur putar analog menggunakan jarum penunjuk atau skala dan merupakan
salah satu alat ukur yang umum digunakan untuk pengukuran listrik dan elektronik. Alat
ukur ini tersedia sebagai alat ukur masing-masing untuk volt, ampere atau ohm, atau
sebagai alat ukur yang mengkombinasikan ketiga fungsi tersebut (VOM).
Alat ukur volt mengukur beda potensial antara dua titik dalam rangkaian. Contohnya,
antara terminal baterai atau resistor.
Catatan: Alat ukur volt selalu dihubungkan paralel antara beban uji.
Arus yang mengalir dalam rangkaian diukur dengan menggunakan instrumen yang
disebut alat ukur ampere. Untuk mengukur arus yang mengalir dalam konduktor secara
efektif dengan menggunakan alat ukur ampere, perlu memutus (membuka) konduktor
dan menyisipkan alat ukur ampere di antara ujung-ujungnya agar arus mengalir
melintasi alat ukur ampere.
Catatan: Alat ukur ampere selalu dihubungkan seri dengan beban uji.
Nilai resistansi diukur dengan menggunakan instrumen yang disebut alat ukur volt. Pada
waktu pengukuran resistansi, alat ukur memerlukan baterai internal (sumber arus).
Resistansi yang diukur harus diputuskan dari catu dan resistor lain. Mengabaikan kedua
kegiatan tersebut dapat menghasilkan kerusakan alat ukur.
Pendahuluan
Alat ukur digital jauh lebih mudah digunakan daripada alat ukur analog. Alat ukur ini
masih menggunakan sakelar batas ukur/fungsi dan mengubah nilai analog ke nilai biner
(0 dan 1). Nilai tersebut kemudian diubah ke nilai desimal (0 sampai 9) serta
ditampilkan pada penampil kristal cair (LCD) atau LED. Alat ukur jenis ini dapat
digunakan sebagai alat ukur volt, ampere atau ohm dan memungkinkan untuk memiliki
kemampuan tambahan seperti menggenggam (hold) dan indikator polaritas.
Pengukuran Tegangan
Agar beroperasi dengan benar, alat ukur ini harus dihubungkan paralel ke antara dua
titik ukur.
Pengukuran Arus
Agar beroperasi dengan benar, alat ukur ini harus dihubungkan 'seri' dengan beban uji.
Untuk melakukannya dengan efektif, rangkaian uji harus diputus guna menyisipkan alat
ukur ampere ke dalam rangkaian.
Pengukuran Resistansi
Alat ukur ini merupakan instrumen yang digerakkan tegangan dan memerlukan catu
tegangan DC sendiri untuk beroperasi.
Untuk membaca nilai resistansi dengan menggunakan alat ukur ohm, harus
menghubungkannya paralel dengan beban uji tanpa ada hubungan paralel lain atau
hubungan tegangan catu ke beban.
Pengukuran RLC
Instrumen digital unik ini memiliki kemampuan mengukur nilai induktansi (L),
kapasitansi (C) dan resistansi (R) pada berbagai frekuensi uji dengan teliti (± 0.2%).
Utamanya digunakan sebagai alat uji jenis meja bertenaga jala-jala, yang
memungkinkan untuk memeriksa dan membandingkan nilai nominal komponen pada
frekuensi tertentu dengan teliti. Dengan mengkombinasikan beban uji, maka
memungkinkan juga untuk menguji variasi kombinasi beban uji (misal: R/C, R/L,
R,L,C).
Multimeter
Pengguna multimeter analog atu digital mengoperasikan sakelar batas ukur untuk
menyetel alat ukur pada jenis pengukuran yang dibutuhkan.
Hasil pembacaan skala multimeter yang teliti hanya dapat dicapai jika pengguna alat
ukur memilih dan membaca skala yang benar dengan hati-hati. Skala yang digunakan
tergantung pada pengaturan sakelar fungsi (volt, ampere, ohm) dan batas ukur ( ×1, ×
10).
Skala linear : dapat diidentifikasi dengan mudah bahwa semua ukuran skala dibagi
secara rata baik dalam ukuran besar maupun kecil.
Dalam contoh di bawah, setiap ukuran besar dibagi dalam lima bagian yang sama (atau
1
/ 5 = 0.2). Setiap pembacaan yang jatuh ditengah antara ukuran kecil sama dengan
setengah nilai tersebut (atau 0.2/ 2 = 0.1).
Contoh 4 Skala tegangan linear dengan sakelar batas ukur dan fungsi
50 → Range Factor
= 25 ×
50 → Scale Limit
Tegangan DC sebenarnya = 25 × 1
= 25 volts
Contoh 6 Skala tegangan linear menggunakan dua penyetelan sakelar fungsi dan
faktor batas ukur
Hanya nilai tegangan yang dicata dalam contoh diatas, tetapi itu juga berlaku sama
untuk nilai arus (AC or DC).
Untuk membaca skala, amati penyetelan faktor batas ukur alat ukur, lalu ikuti prosedur
seperti yang diuraikan dalam contoh terdahulu.
Gambar 8.15 (a) Kesalahan paralaks jarum Gambar 8.15 (b) Tanpa paralaks jarum
penunjuk dilihat dari samping penunjuk dilihat lurus
Alat ukur multiguna ini memungkinkan pengguna untuk memilih skala dan batas ukur
yang diinginkan.
4. Kelebihan Multimeter
Dalam beberapa hal multimeter digital lebih unggul daripada multimeter analog dan alat
ukur tunggal. Pada daya rendah, menguji rangkaian tegangan tinggi dengan
menggunakan alat ukur digital, pembebanan rangkaian masih memungkinkan timbulnya
masalah dalam rangkaian.
Ciri khusus yang membuat multimeter digital dan analog memiliki pilihan yang lebih
baik daripada alat ukur tunggal adalah:
Kadang-kadang disebut alat ukur VOM (voltage, ohm). Instrumen ini adalah alat ukur
tunggal dengan sakelar fungsi yang mampu menghubungkan alat ukur sebagai alat ukur
volt, ampere, ohm. Setiap fungsi biasanya dilengkapi dengan beberapa batas ukur.
Sebagai alat ukur volt, alat ukur ini menggunakan penggerak kumparan putar bersama
dengan sakelar batas ukur lima posisi. Setiap posisi sakelar terhubung ke resistor seri
dengan nilai yang berbeda-beda (pengali) yang terhubung seri ke alat ukur untuk
menghasilkan batas ukur tegangan.
Penggerak alat ukur ini hanya bekerja pada tegangan DC, sehingga setiap nilai AC
harus disearahkan dahulu.
Dalam hal ini gerakan kumparan putar dikendalikan melalui nilai resistansi shunt yang
berbeda yang terhubung paralel dengan alat ukur. Umumnya hanya arus DC yang dapat
diukur dengan cara ini. Untuk nilai AC digunakan transformator arus dalam rangkaian.
Dalam hal ini gerakan kumparan putar dikendalikan melalui resistor shunt alat ukur.
Jika batas ukur yang digunakan dinaikkan, maka nilai resistor tersebut dihubungkan
shunt ke alat ukur.
Arus uji dapat berkisar dari nilai yang tinggi (100 mA) pada batas ukur rendah (× 1 Ω)
sampai nilai sangat rendah (10 uA) pada batas ukur tinggi (× 10 kΩ). tewrgantung pada
jenis rangkaian yang diuji, konponen dalam beberapa rangkaian yang diuji dapat rusak
karena pengujian.
Tanpa memperhitungkan penyetelan sakelar fungsi alat ukur, semua nilai uji yang tidak
diketahui pertama kali harus diukur menggunakan skala terbesar yang memungkinkan.
Pada waktu tidak digunakan alat ukur harus disetel pada skala tegangan AC terbesar.
Daya nyata atau sebenarnya adalah daya yang digunakan rangkaian. Daya ini dibentuk
dari tegangan (V), arus (I) dan faktor daya (COS ∅) dalam rangkaian.
Rumus: Daya nyata = volt × ampere × faktor daya
Dalam rangkaian AC, alat ukur watt dinamometer mengukur daya nyata, karena itu,
akibat dari setiap perbedaan fase akan dikompensasi secara otomatis.
Dari rancangan kumparannya, alat ukur watt menghasilkan penyimpangan skala yang
sebanding dengan hubungan tegangan dan arus.
Gambar 8.19 Alat ukur watt tipikal untuk papan hubung bagi
Daya semu diukur dalam volt-ampere (VA) dan merupakan kombinasi dari resistansi
dan reaktansi beban.
Satuan pengukuran ini adalah volt ampere atau kilovolt ampere. Daya ini tidak
tergantung dari faktor daya beban dan diukur dengan alat ukur volt ampere (alat ukur
VA).
Rumus: Faktor daya (COS ∅) = DAYA NYATA/ DAYA SEMU = WATTS/ VOLT AMPERE
Alat ukur faktor daya memiliki kemampuan untuk mengukur perbandingan ini dan
menampilkan nilainya antara 0 dan 1. Alat ukur ini juga memberitahukan apakah nilai
tersebut mendahului atau tertinggal.
A) Jika beban murni dihubungkan pada alat ukur, akan ditampilkan faktor daya (1).
B) Jika beban yang lebih bersifat induktif (motor) dihubungkan pada alat ukur, akan
ditampilkan faktor daya tertinggal (kurang dari 1).
C) Jika beban yang lebih bersifat kapasitif dihubungkan pada alat ukur, akan
ditampilkan faktor daya mendahului (kurang dari 1).
D) Skala alat ukur yang ditunjukkan di sebelah kiri, menunjukkan masing-masing
tiga pembacaan di atas.
Alat ukur faktor daya mempunyai empat terminal hubungan seperti hal nya alat ukur
watt (M, V+, V, L). Lihat Gambar 26. Memiliki skala nonlinear, beberapa pembacaan
sangat sulit didapatkan dengan teliti menggunakan alat ukur ini.
Pada waktu faktor daya beban jatuh di bawah 0.8 (LAG), mungkin perlu untuk
menambahkan peralatan pengoreksi (kapasitor) untuk memperbaiki faktor daya
keseluruhannya. Faktor daya rangkaian yang rendah menunjukkan rendahnya efisiensi
rangkaian dan akan menyebabkan arus rangkaian yang lebih besar dari normal. Hal ini
akan menyebabkan pemanasan lebih pada motor dan kabel catu.
Pengukuran Arus
Semua perlengkapan AC (motor, relai dan alat ukur) dirancang untuk bekerja pada
jangkauan frekuensi yang ditentukan. Jangkauan normal untuk daya ditentukan antara
50 - 60 Hertz (siklus per detik). Satuan untuk frekuensi adalah Hertz. Alat yang
digunakan untuk mengukur frekuensi catu disebut alat ukur frekuensi dan dihubungkan
ke antara (paralel) terminal pencatu.
Frekuensi catu AC akan mempengaruhi nilai impedansi semua komponen reaktif baik
induktif maupun kapasitif. Tabel di bawah menunjukkan akibat perubahan frekuensi
catu.
Karena itu dalam rangkaian AC dan DC, alat ukur watt perlu mengukur arus yang
mengalir dan tegangan yang dikenakan pada rangkaian. Hal ini memerlukan
penyambungan kumparan arus dan tegangan, dari keseluruhan empat sambungan. Alat
ukur watt biasanya dibuat dari dinamometer yang mempunyai dua rangkaian listrik
internal dengan skala digital ataupun analog.
Konstruksi
Penggerak meter jenis dinamo meter digunakan secara luas pada pengukuran daya AC.
Penggerak ini tidak mempunyai magnet permanen, tetapi dua kumparan arus tetap yang
dililitkan pada inti besi lunak. Tegangan dikenakan pada kumparan putar melalui
resistor pengali.
Gerakan penyimpangan ditentukan oleh kekuatan kumparan putar dan kumparan tetap.
Lihat Gambar 28: Konstruksi alat ukur watt.
• Kumparan arus ditandai dengan M untuk hubungan ke sisi pencatu dan L untuk
hubungan ke sisi beban.
• Kumparan tegangan ditandai dengan V 1 atau V+ pada satu sisi dan V 2 atau V pada
sisi lainnya.
Untuk mempermudah pemahaman simbol listrik alat ukur watt digambarkan seperti di
bawah.
Pada waktu menggunakan alat ukur watt (analog atau digital) sangat penting untuk
memastikan bahwa:
Adalah hal yang wajar untukmelengkapi alat ukur watt jenis portabel dengan beberapa
kumparan tegangan dan arus. Alat ukur jenis meja dibawah membutuhkan pemilihan
melalui terminal ganda.
Alat ukur watt portabel umum yang lain adalah alat ukur watt genggam digital ditenagai
baterai. Alat ukur multi guna ini hanya mampu mengukur tegangan, arus dan daya AC,
tetapi lebih murah daripada kebanyakan alat ukur analog.
Ada banyak jenis alat ukur watt di pasaran dan banyak yang mempunyai hubungan dan
tata letak yang khas seperti ditunjukkan dalam Gambar berikut ini
Alat ukur jenis ini menyederhanakan hubungan dan pengguna hanya dibutuhkan untuk:
1. Menghidupkan alat ukur dan mengatur pengontrol nol sehingga penampil
menunjukkan nol.
Catatan: Tanpa memperhatikan jenis alat ukur yang digunakan, sangat penting bahwa
kebutuhan beban (tegangan maupun arus) tidak melebihi batas alat ukur, atau
akan merusakkannya. Harus selalu diperiksa lebih dahulu.
Beberapa alat ukur watt digital memiliki hubungan didalam pada bagian arus dan
tegangannya yang sekaligus menghilangkan kesalahan tegangan. Alat ukur watt ini
tersedia dalam jenis tiga atau empat terminal dan memerlukan modifikasi hubungan
akhir oleh pengguna. Jenis-jenis tersebut ditunjukkan dalam Gambar 35a dan 35b.
Gambar 8.30 (a) Alat ukur watt empat terminal Gambar 8.30 (b) Alat ukur watt tiga terminal
Alat ukur watt analog (jenis dinamometer) memiliki skala linear atau terbagi secara
merata.
Jika menggunakan versi portabel atau meja, pertama kali harus diamati penyetelan
kumparan dan pengali sebelum membaca hasil pengukuran.
Contoh
Alat ukur watt dihubungkan ke beban melalui kumparan arus 10A dan kumparan
tegangan 250 V. Jika pengali batas ukur untuk kombinasi ini × 2, dan posisi jarum
penunjuk pada skala seperti gambar,tentukan daya sebenarnya yang digunakan oleh
beban.
Catatan: Selalu amati penyetelan kedua kumparan arus dan tegangan dan kalikan
pengali batas ukur yang benar dengan pembacaan skala.
Pada waktu pengawatan listrik sudah dipasang, harus diuji terlebih dahulu sebelum
dihubungkan ke pencatu. Salah satunya adalah pengujian resistansi isolasi antar
konduktor.
Dua metode pembangkitan tegangan tinggi yang dibutuhkan oleh alat uji resistansi:
1. Menggunakan generator diputar tangan yang dipasang di dalam alat uji, dengan cara
memutar tangkai pemutar.
2. Menggunakan rangkaian elektronik solid-state bertenaga baterai, biasa disebut juga
inverter.
Jika tegangan kerja ragkaian sampai 250 volt (terhadap bumi), alat ukur harus dapat
menghasilkan tegangan uji 500 volt DC. Jika tegangan kerja rangkaian lebih besar dari
250 volt (terhadap bumi) dibutuhkan tegangan uji 1000 volt DC.
Catatan:
Gambar 8.33: Tampilan alat ukur - kabel hubung dihubung singkat dan terbuka
Alat uji resistansi isolasi dan resistansi tanah (disingkat ER & IR) diproduksi dibawah
beberapa merek dagang, misalnya; Clipsal, Kyoritsu, Megger dan beberapa merek lain.
Ketentuan Pengujian
Code pengawatan menentukan bahwa semua pengawatan dan perlengkapan harus diuji
isolasi sebelum menghubungkan ke pencatu.
Perhatikan: Instalasi harus selalu diuji dahulu untuk memastikan bahwa tidak
bertegangan (mati) seperti, pencatu daya telah diisolasi.
Tujuan pengujian ini untuk memastikan isolasi pengawatan dan perlengkapan tidak
tembus (break down) ke bumi/ tanah. Hal ini juga memastikan arus bocor ke bumi /
tanah terjaga minimum, mengurangi risiko sengatan listrik atau timbulnya bunga api ke
bumi yang memungkinkan terjadinya kebakaran.
Resistansi isolasi minimum antara semua konduktor bertegangan dan bumi harus tidak
kurang dari 1.0 Megaohm (1 MΩ).
Resistansi isolasi antara bagian bertegangan dan bumi dari peralatan listrik dengan
elemen pemanas harus tidak kurang dari 0.01 Megaohm.
Jika kedua jenis alat ukur (analog dan digital) dibandingkan, analog pasti keluar sebagai
pemenangnya.
Alat uji isolasi digunakan sebagai alat dengan waktu nyata dan banyak yang dapat
didiagnosa dengan mengamati kecepatan jarum jatuh kembali ke nol, dan naik kembali
ke megaohm.
Pembacaan alat uji resistansi adalah hal yang harus 'dirasakan', tugas yang tidak dapat
dilakukan oleh goyangan digit. Untuk alasan ini, alat uji isolasi dengan tampilan digital
biasanya dilengkapi dengan indikator analog grafik batang.
1. Memeriksa kabel hubung, tusuk kontak dan penjepit dalam kondisi baik.
2. Menyetel sakelar fungsi pada penyetelan isolasi yang benar (500 V DC).
3. Menghubungkan kabel hubung ke alat ukur dan menyambungkan ujung kabel
hubung satu sama lain.
4. Tekan tombol (atau putar tangkai pemutar).
5. Amati skala terluar - harus 0.
6. Buka sambungan kedua kabel hubung.
7. Tekan kembali tombol (atau putar tangkai pemutar).
8. Amati pembacaan skala terluar - harus tak terhingga ∞.
Ada beberapa jenis alat uji isolasi digital. Tanpa memperhatikan jenis penggunannya,
alat tersebut harus mampu memberikan tegangan uji minimum (yaitu 500 V DC) pada
kondisi pengujian.
Prosedur penyetelan berikut merupakan prosedur tipikal untuk alat ukur digital pada
umumnya:
1. Memeriksa kabel hubung, tusuk kontak dan penjepit dalam kondisi baik.
2. Setel sakelar fungsi pada penyetelan isolasi yang benar (500 V DC).
3. Menghubungkan kabel hubung ke alat ukur dan menyambungkan ujung kabel
hubung satu sama lain.
4. Menekan tombol uji.
5. Amati pembacaan skala - harus nol ohm. Lihat Gambar 41.
6. Buka sambungan kedua kabel hubung.
7. Menekan kembali tombol uji.
8. Amati pembacaan tampilan digital - harus tak terhingga. Lihat Gambar 42.
1. Menguji dan memastikan rangkaian uji dalam keadaan mati (terisolasi) sebelum
memulai pengujian isolasi.
2. Menghubungkan satu kabel hubung ke bumi ( rangka motor).
3. Menghubungkan kabel hubung lain ke konduktor rangkaian uji.
4. Menekan tombol uji.
5. Mengamati indikator tampilan - menunggu sampai tampilan stabil.
6. Mengidentifikasi pembacaan alat ukur, jika kurang dari 1 M Ω - hasil pengujian
gagal.
7. Mengidentifikasi pembacaan alat ukur, jika lebih dari 1 M Ω - hasil pengujian
memenuhi persyaratan.
9.1 Pendahuluan
B aut adalah suatu batang dengan alur heliks pada permukaannya. Penggunaan utama baut
adalah sebagai pengikat (fastener) untuk menahan/menggabungkan dua obyek bersama, dan
sebagai pesawat sederhana untuk mengubah torsi (torque) menjadi gaya linear. Baut dapat juga
didefinisikan sebagai bidang miring yang membungkus suatu batang. Sebagian besar baut
dipererat dengan memutarnya searah jarum jam, yang disebut ulir kanan. Baut dengan ulir kiri
digunakan pada kasus tertentu, misalnya saat baut akan menjadi pelaku torsi berlawanan arah
jarum jam.
Penggunaan baut dan mur sangat banyak digunakan,sebab fungsi dari baut adalah sebagai alat
penyambungatau pengikat komponen yang satu dengan yang lainnya,agar menjadi satu
kesatuan yang kokoh dan terbentuk sesuai dengan keinginan perancangnya. Teknik
penyambungan dengan menggunakan baut dan murrelatif lebih aman, karena lebih mudah
dipasang dandibongkar kembali apabila diperlukan untuk melakukanhal-hal seperti perawatan,
perbaikandan lain-lain.
Pemilihan baut-mur sebagai alat pengikat dalam industri harus dilakukan secara cermat dan
seksama untuk mendapatkan mutu atau kekuatan baut yang sesuai dengan konstruksi yang
akan disambung. Pemilihan ini tentunya harus dilandasi dengan pengujian dan penelitian agar
didapatkan basil yang optimal. Akan tetapi teknik penyambungan dengan baut walaupun telah
melalui pengujian dan penelitian, penurunan kekuatan tetap saja terjadi pacta bagian yang
disambung terutama pada daerah lubang dan bagian ulir dari baut, hal ini disebabkan karena
ulir baut mempakan bentuk takikan yang dapat memperlemah konstruksi.
Adhesive
Bolt (baut), cap screw dan stud sangat mirip satu sama lain. Perbedaannya adalah bahwa:
Cap screw dirancang untuk mengikat dua objek satu dengan objek lain dengan menyekerup ke
dalam kedua objek tersebut.
Stud dirancang untuk mengikat dua objek dengan menggunakan sebuah mur (nut).
Baut (bolt) atau cap screw – diukur dalam satuan inch dan SI millimeter
Diameter Utama
Diameter luar diukur dalam satuan Imperial Inches dan S.I. Millimeter.
Ulir/Drat diklasifikasikan berdasarkan thread pitch, yaitu jarak antara dua drat /ulir, dalam
satuan millimeter sistem S.I., dan berdasarkan jumlah drat/ulir per inch. Dalam Imperial
System, threat pitch didefinisikan sebagai satu dari jumlah drat per inch.
Contoh: 18 drat per inch.
Dalam Imperial System, drat tersebut di atas dinamakan UNC (Unified National Course)
contoh: 1/4 UNC dan UNF (Unified National Fine) contoh: 1/4 - 28 UNF. S.I. Fastener juga
mempunyai beragam pitch seperti M12 × 1.5 atau M12 × 1.75
Kekuatan
Kekuatan baut diidentifikasi dengan tanda-tanda pada bagian kepalanya. Kekuatan baut sering
dinyatakan dalam grade-nya. Kekuatan baut adalah beban maksimum yang aman diberikan
pada baut sehingga tidak menyebabkan kerusakan permanen.
Metric Bolt – Nomor klas identifikasi menunjukkan kekuatan baut – nomor yang lebih besar
menunjukkan kekuatan yang lebih tinggi.
Sebagian besar baut dan cap screw mempunyai kepala yang berbentuk segi enam (HEX head).
Bentuk kepala baut dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan.
Sungkup (cap) soket yang berbentuk segi enam dan sekerup dengan kepala berbentuk flensa
12 gigi.
• Kepala (head) yang lebih kecil
• Digunakan jika ruang yang tersedia terbatas
• Daerah tertutup (confined area)
• Lubang benam (rcessed hole)
Plow Bolt
• Digunakan untuk mengikat bagian-bagian baja dengan lubang ketuk bujur sangkar
(square punched hole). Contoh: mata sudu (cutting edge) pada dozer.
• Counter sunk head untuk memungkinkan bahan melaluinya.
• Drat kasar
• #3 round tapered head dengan bahu bujur sangkar di bawah bagian yang tirusnya (yang
paling umum)
• #4 square tapered head
• #7 round tapered head dengan ujung (key) yang menonjol keluar dari bagiannya yang
tirus.
Catatan:
Produk-produk baja martensit karbon rendah diidentifikasi dengan nomor/angka yang diberi
garis bawah. Misalnya: 8.8. Contoh 8.8
Klas Ulir
“A” menunjukkan ulir luar, misalnya baut / bolt.
“B” menunjukkan ulir dalam, misalnya mur / nut.
Klas A “1” menunjukkan lose fit, misalnya mur kupu-kupu (wing nut).
Klas A “2” menunjukkan common stock fit, 77% fit 23% jarak bebas.
Klas A “3” menunjukkan precision fit, misalnya (drat mikrometer).
Klas A “4” menunjukkan interference fit, misalnya (sisipan dari bahan nilon).
Klas A “5” menunjukkan interference fit yang lebih besar, misalnya (sebuah nut yang rusak).
Fungsi: Untuk dipasangkan dengan cap screw untuk mengikat dua atau lebih objek.
Gambar tersebut di atas menunjukkan berbagai cara mengidentifikasi grade mur (nut). Para
pabrik pembuat alat biasanya menggunakan garis putus-putus, kombinasi titik dan garis putus,
takikan pada bagian pojok bantalan kunci, titik atau bintil-bintil untuk memberi identifikasi
pada mur (nut).
Perhatian
Grade mur (nut) harus pas atau cocok dengan grade baut (bolt). Pernyataan “kekuatan rantai
sama dengan kekuatan bagian sambungan yang paling lemah” berlaku untuk fastener.
Misalnya, mur (nut) yang grade-nya kurang akan patah sebelum mencapai gaya jepit yang
dibutuhkan untuk mencapai kinerja cap screw yang sempurna.
Acorn Castle
Spring Wing
Hex Flanged
Lock Slotted
Speciality Serrated
Single Thread
Special nut:
Conelock Nut
d. Nut (mur) dengan Conical Spring Washer (pelat antara berpegas dan berbentuk
kerucut)
e. Castle Nuts
• Digunakan dengan cotter pin.
• Mirip dengan castle nut, hanya slot-nya lebih tipis dan bodinya penuh (tidak bertakik).
• Bagian ujungnya ditirus ke dalam untuk memberikan tekanan ke pada drat/ulir jantan
(female thread).
• Penggunaan ulang tidak begitu merusak drat/ulir.
• Grade 2.
• Penggunaan – pembautan dengan kekuatan rendah.
h. Jam Nuts
Catatan Penting:
• Satu nut memberikan pre-loading yang pas ditambah dengan jam nut yang
menambah gaya kompresi.
• Lebih mahal dan memakan waktu lebih banyak
• Baut (bolt) yang lebih panjang akan mudah fatig (kelelahan)
Flat washer – terlalu besar, I.D. menyebabkan distribusi beban kurang baik pada head
bolt. Jika terlalu kecil, I.D. akanmenyebabkan timbulnya filet dan pembebanan yang
tidak sesuai.
Pendahuluan
Baut memiliki nama-nama yang berbeda untuk meng-identifikasikan ukuran dan kekuatannya.
Baut-baut yang digunakan pada kendaraan dipilih menurut kekuatan dan dibutuhkan oleh
masing-masing area tersebut
Proof load
Beban aman maksimum yang dapat diberikan tanpa menyebabkan perubahan bentuk,
misalnya bengkok.
Ultimate Tensile Strength (Titik Patah) Titik dimana baut akan patah.
PERHATIAN: Apa yang terjadi sekarang adalah seorang mekanik yang sedang melakukan
pemeriksaan pemeliharaan (maintenance check) mengencangkan mur (nut) tersebut. Mesin
kembali bekerja dan baut tetap dalam keadaan regang. Ini dapat menimbulkan bahaya.
Catatan: masih diperlukan 17.030 pound untuk menyebabkan baut patah. Jika tidak
menyebabkan patah yang berbahaya, mekanik akan menemukan baut kendur lagi. Hal ini
dapat menyebabkan mekanik “dongkol”, dan membuat ia menggunakan sebuah “cheater bar”
untuk mengencangkan nut. Jika baut (bolt) patah, ia beruntung, daripada baut tersebut patah
pada saat mesin sedang bekerja. Jika baut tersebut patah, mekanik tersebut dapat
menggantikannya dengan baut UNC grade 5 berdiameter ½” dan prosesnya dari awal lagi.
Jika ia pikir baut tersebut tidak cukup kuat, ia dapat menggantinya dengan baut yang
berukuran sama tetapi dari grade yang lebih tinggi. Atau, ia dapat membor lubang yang lebih
besar dan memasang baut yang mempunyai grade sama tetapi berdiameter lebih besar.
Kadang-kadang cara ini tidak praktis, beban jepit (clamping load) yang lebih besar dapat saja
diperoleh dengan menggunakan fastener yang berdrat halus (fine thread fastener). Jangan
Torsi adalah usaha putar (turn effort) yang dinyatakan dalam gaya dikalikan jarak, yaitu
Imperial, pound-feet (lb-ft) atau foot-pound (ft-lb). Metric, Newton-meter (Nm).
Torsi adalah cara untuk mengukur tegangan atau regangan pada fastener yang dibutuhkan
untuk mengikat atau menahan ikatan dua komponen atau lebih.
• Beam – membaca defleksi jarum penunjuk (pointer) yang dipasang kepala torque
wrench
• Dial – menunjukkan pada suatu dial bila torsi yang diinginkan sudah dicapai.
• Click – bila wrench mengeluarkan bunyi “klik”, itu berarti torsi yang ditetapkan
sudah tercapai.
• Soft washer, memberikan tekanan lebih lanjut dibawah impak, beban siklus, atau
getaran yang menyebabkan baut (bolt) releks – dan kehilangan beban awal (pre-
load).
• Benjolan-benjolan (burrs) dan Ujung-ujung yang Tajam.
• Baut yang baik mempunyai jari-jari yang lebih kecil dari kepala (head) untuk
mendistribusikan beban pada kepala dan mengurangi pemusatan tekanan.
• Pembuatan lubang pada sepotong baja akan menyisakan benjolan logam yang
tajam. Jika filet ini tersentuh, maka kepala dapat terpisah dari batang (shank).
Pemecahan:
• Gerus (chamfer) bagian atas lubang atau besarkan ukuran lubang 1/32” sampai
1/16”.
• Yang paling mudah adalah dengan menggunakan sebuah flat washer, bagian yang
bundar flat washer menghadap ke kepala baut untuk melindungi filet.
Impact Wrench
• Mur (nut) yang berputar pada kecepatan tinggi akan berhenti dengan tiba-tiba jika
membentur benda kerja.
• Dapat menyebabkan timbulnya takikan pada akar ulir dan juga merusak filet di
bawah kepala baut.
• Waktu yang benar untuk menggunakan impact wrench adalah setelah mur (nut)
betul-betul sudah menyentuh benda kerja.