Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PERENCANAAN REKLAMASI LAHAN TAMBANG BATUAN

ANDESIT PT DESIRA GUNA UTAMA DI GUNUNG SIWALUH, KAMPUNG


BOLANG, DESA ARGAPURA, KECAMATAN CIGUDEG, JAWA BARAT

DISUSUN OLEH

KELOMPOK D

Muhammad Saifudin 12514004

Satya Wira Nugroho 12514016

Tulustia Japanesa 12514027

Clarissa Christio 12514042

Prawira Nusantara 12514053

Safira Sabilla Rosyad 12514065

PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

TAHUN AJARAN 2016/2017


A. PENDAHULUAN

Aktivitas penambangan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan rona


lingkungan hidup. Adanya dampak perubahan rona lingkungan hidup tersebut
mengakibatkan setiap perusahaan pertambangan di Indonesia wajib melakukan reklamasi.
Reklamasi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut harus sesuai dengan peruntukkannya
dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat.
Undang – undang yang mengatur atau berkaitan dengan kegiatan reklamasi dan
pascatambang adalah Undang - Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang pertambangan
mineral dan batubara Pasal 99 Ayat 1 sampai 3, Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun
2010 tentang reklamasi dan pascatambang, Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun
2014 tentang pelaksanaan kegiatan reklamasi dan pascatambang.
Dalam merencanakan kegiatan reklamasi, selain harus memperhatikan status
kepemilikan lahan juga harus memperhatikan umur tambang, apabila umur tambang lebih
dari 5 tahun maka penyusunan rencana reklamasi dibuat dengan jangka waktu 5 tahun
dengan rincian tahunan sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2014 Pasal 12
Ayat 1. PT Desira Guna Utama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan khususnya penambangan andesit, dengan demikian PT Desira Guna Utama
berkewajiban melakukan kegiatan reklamasi dan pascatambang sesuai dengan undang –
undang atau peraturan yang berlaku pada saat ini.

B. DESKRIPSI LOKASI

Penambangan Batuan Andesit PT Desira Guna Utama terletak di Gunung Siwaluh,


Kampung Bolang, Desa Argapura, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Barat.

Berikut ini peta lokasi penambangan batu andesit PT Desira Guna Utama
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025,
Kecamatan Cigudeg secara karakteristik merupakan daerah yang relative berkembang di
Kabupaten Bogor dengan wilayahnya yang bergam meliputi Kawasan Hutan yang
berfugsi linfung (LH), Hutan Produksi Tetap, Hutan Produksi Tetap, pertanian,
perkebunan, dan peternakan. Selain itu, wilayah kecamatan ini juga sumber Bahan Galian
Vital dan bahan Galian di luar vital dan strategis. Berbagai bahan galian terutama galian
mineral industri seperti andesit, batu kapur tanah liat maupun galena, trass banyak
dieksploitasi di daerah ini.

Pada awalnya, penggunaan areal PT Desira Guna Utama sebagai lahan tambang
bermula dari pemilik lahan yang berkeinginan agar lahan mereka menjadi lebih produktif
sebab selama ini areal lahan mereka kurang produktif dimana hanya dapat ditanami pada
musim penghujan saja. Berdasarkan hal tersebut, maka rencana kegiatan penambangan
Andesit di area tersebut juga telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 sebagai Area Penggunaan Lain berdasarkan perda
Kabupaten Bogor.

PT Desira Guna Utama mencoba melakukan penambangan andesit guna memenuhi


sebagian kebutuhan tersebut. Dengan harapan dari kegiatan pelaksanaan penambangan
andesit ini akan membuka lapangan kerja baru, sehingga akan menambah pendapatan
penduduk, pendapatan daerah dan pertumbuhan ekonomi daerah sekitar lokasi khususnya,
umumnya wilayah Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor. Berikut ini deskripsi rinci PT
Desiraguna Utama

 Nama Perusahaan : PT Desira Guna Utama


 SK : 541.3/034/KPTS/ESDM/2010
 Tanggal SK : 27 Januari 2010
 Tahapan kegiatan : Operasi Produksi
 Luas penambangan : 10 ha (diperkirakan hingga akhir : 15 ha)
 Komoditas : Andesit
 Foto satelit :
C. PERTIMBANGAN PILIHAN DAN KAJIAN REKLAMASI
Berdasarkan hasil pemodelan yang disesuaikan dengan data rencana produksi
dan dokumen rencana pasca tambang PT Desira Guna Utama diketahui bahwa rona
akhir dari hasil penambangan diperkirakan luas area yang ditambang seluas 15,1 Ha
luasan emplacement dan sarana penunjang tambang seluas 5 Ha dan 7,9 Ha area yang
tidak terpakai.
Kegiatan dan teknik reklmasi yang digunakan terlebih dahulu melewati tahap
kajian yang terkait dengan feasibility pelaksanaan ditinjau dari berbagai segi seperti
ekonomis, operasional, kebermanfaatan, kemudahan, dsb. Tahap awal adalah
memetakan seluruh pilihan yang ada berdasarkan potensi lokasi tambang lalu
memutuskan teknik apa yang dipilih kemudian digunakan dalam reklamasi.
1. Pertimbangan Pilihan
Dalam perencanaan reklamasi lahan tambang andesit PT Desira Guna
Utama, terdapat beberapa pilihan pengunaan lahan yang lebih lanjut dan
dimungkinkan untuk dibangun di daerah tersebut. Pilihan-piihan tersebut memiliki
pertimbangan-pertimbangan, seperti.
a. Lahan pertanian atau perkebunan
Pengunaan lebih lanjut lahan tambang tersebut menjadi lahan pertanian
memiliki kelebihan. Kelebihan tersebut adalah keuntungan yang diperoleh dari
hasil pertanian atau perkebunan tersebut akan lebih pasti. Selain itu,
menggunakan lahan tersebut sebagai lahan pertanian atau perkebunan secara
tidak langsung dapat mengembalikan ekosistem yang sempat rusak akibat
pertambangan.
Namun, kekurangan dari alternatif ini adalah kita harus memperhatikan
sifat tanah dari Desa Argapura yang produktif hanya di musim penghujan,
alasan mengapa para pemilik lahan memutuskan lahan ini sebagai lahan
tambang. Solusi alternative dari langkah ini adalah menanam tumbuhan yang
dapat bertahan hidup dengan kebutuhan air di musim kemarau dan secara
biologis dapat mengembalikan kualitas tanah namun secara ekonomis juga
baik.
b. Tempat wisata
Lahan pertambangan andesit PT Desira Guna Utama dinilai tidak
cocok dijadikan tempat wisata dalam pengunaan lanjut reklamasinya karena
letaknya yang jauh dari perkotaan dan tidak berada di jalur mudik. Hal ini
mengakibatkan tempat wisata yang akan dibangun nantinya sulit ditempuh
sehingga minim pengunjung dan malah mengakibatkan kerugian yang lebih
besar.
c. Tempat tinggal
Pertimbangan pengunaan lanjut lahan tambang ini setelah reklamasi menjadi
tempat tinggal dinilai kurang memiliki nilai lebih. Lahan tambang memiliki
kontur tanahnya yang dapat membuat pembangunan tempat tinggal sulit untuk
dilakukan ataupun membutuhkan dana yang besar dalam pembuatannya. Letak
lahan tambang ini dari pusat kota menjadi salah satu kekurangan karena dapat
dinilai tidak memiliki nilai investasi yang besar.
2. Pengambilan Keputusan Reklamasi
Berdasarkan pertimbangan diatas pilihan a adalah alternative yang dipilih
yaitu pada lahan bekas tambang dilakukan penanaman tumbuhan yang dapat
bertahan hidup dengan kebutuhan air di musim kemarau dan secara biologis dapat
mengembalikan kualitas tanah namun secara ekonomis juga baik. Selain itu,
alternative ini juga bisa diselingi dengann menanam tanaman sisipan seperti
tanaman buah.
Di sisi lain, reklamasi lahan pertambangan juga harus diikuti dengan
pengalihfungsian fasilitas penunjang PT Desira Guna Utama yang sebaiknya tidak
seluruhnya di bongkar melainkan di hibahkan kepada masyarakat setempat dan
akan digunakan untuk kegiatan yang bersifat berguna dalam kemasyarakatan,
daftar peruntukan fasilitas penunjang pasca penambangan adalah sebagai berikut :
No. Nama Fasilitas Peruntukan
1 Mesjid Dihibahkan Untuk Kegiatan Keagamaan
2 Mess Karyawan Dihibahkan Untuk Kegiatan Belajar Mengajar

3 Kantor & Aula Tambang Dihibahkan untuk balai pertemuan warga.


Sumber : Dokumen Rencana Pasca Operasi Penambangan PT Desira Guna Utama
2015
Disamping itu, sesuai instruksi dari dinas Pemerintah Daerah Bogor
bahwa setiap perusahaan pertambangan harus membuat program reklamasi lahan
bekas area penambangan, program tersebut tidak terlepas dari rencana umum tata
ruang pemda Kabupaten Bogor yang diarahkan untuk lahan perkebunan atau
lahan pertanian. Diharapkan lahan bekas tambang bisa diolah menjadi lahan yang
memiliki nilai ekonomis tinggi terutama bagi pemilik lahan dan masyarakat
sekitar. Pengukuran areal yang akan direklamasi dilakukan untuk mengetahui
luasan dari beberapa tempat yang nantinya akan direklamasi dengan
memperhatikan asas konservasi tanah, maka secara terperinci pemanfaatan lahan
bekas penambangan sebagai berikut :
Luasan Lahan Bekas Luasan
Lahan Bekas
No Area Emplacement dan Area
Penambangan
(Ha) Fasilitas Tambang (Ha)
Lahan Datar Bekas Kantor dijadikan rumah
1 8
Galian tinggal dan pengelolaan
2 Areal Lereng Jenjang 8 kebun, jalan kosong untuk 5
3 Dumping Area 2 jalan, kebun kecil, kolam
4 Daerah Jalur Hijau 5 Ikan, dan lain-lain.

Sumber : Data Rencana Reklamasi PT Desira Guna Utama

D. KEGIATAN REKLAMASI
Kajian reklmasi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah revegetasi lahan
menjadi perkebunan seperti dalam pembahasan C.2, kajian yang akan dilakukan
memperhatikan aspek teknis dan ekonomis sehingga diharapkan rencana kegiatan
reklamasi secara operasional dapat dilakukan dan secara ekonomis dapat feasible
dilaksanakan oleh perusahaan.
Karakteristik area reklamasi

Keadaan jenjang tambang akhir penambangan diperkirakan tinggi maksimal


sebesar 80 meter dan dengan kemiringan 50 derajat secara overall slope yang terdiri
dari 12 bench dan 6 buah berm berdasarkan hasil optimalisasi pit limit PT Desira
Guna Utama. Dalam kajian yang dilakukan, area yang akan direklamasi adalah
blok penambangan 1-5

Gambaran umum kegiatan reklamasi

Area penambangan yang terletak jauh dari pusat kota dan akses, sehingga
metode yang dipilih adalah mengembalikan vegetasi area penambangan seperti
semula, atau revegetasi.

Secara umum, kegiatan reklamasi yang dilakukan yakni dengan menimbun


kembali lahan pengolahan dengan tanah penutup dan kemudian ditaburi tanah pucuk
serta mengembalikan unsur hara pada lahan tersebut. Selanjutnya akan dilakukan
revegetasi yaitu penanaman pohon kembali supaya lahan tersebut menjadi subur dan
hijau kembali.
Pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan tujuan. Seperti disebutkan pada
bagian C, jenis tanaman yang dipilih adalah tanaman yang cepat tumbuh dan mampu
bertahan di lahan bekas tambang yang awalnya sulit ditanami di musim kemarau.
Dalam kajian ini, kami memilih tanaman sengon.
Kayu sengon merupakan jenis kayu keras yang bersifat empuk dengan serat
kayu yang stadar. Kayu ini tergolong kayu marjinal yang berbeda dengan kayu jati.
Secara oermintaan, kayu sengon banyak diminati sebagai substitusi jati karena
harganya yang miring. Selain sebagai furniture bahkan sengon digunakan sebagai
bahan bangunan. Rata-rata bibit sengon dijual dengan harga Rp 3.500,- dan setelah
lima tahun, kayu sengon dapat dijual dengan harga Rp 500.000,--Rp 750.000,-
Reklamasi dalam kajian kami ini memiliki jangka waktu 5 tahun. Pada tahun
ke-1 hingga ke-5, lahan tambang blok 1-5 PT Desira Guna Utama dengan rata-rata
luas per blok 0,9 ha bisa selesai tereklamasi. Jadi, luas total lahan reklamasi dalam
kajian kami seluas 4,5 ha. Dalam kurun waktu 5 tahun tersebut, sengon yang
digunakan juga dapat dipanen, dengan sengon tahun pertama dipanen ditahun ke-6,
sengon tahun ke-2 dipanen di tahun ke-7, dst. Secara ekonomis, kegiatan reklamasi
tahun pertama higga kelima tentu memberikan arus kas negative ke perusahaan,
namun di tahun keenam hingga ke-10, arus kas positif muncul. Tentu, ada
kemungkinan yang terbuka lebar jika Net Present Worth dari proyek ini bisa kembali
ke titik 0 pada kurun waktu tahun ke-6 hingga ke-10, artinya break event point
tercapai. Bahkan, NPV bisa positif, pertandan reklamasi ini menambah arus kas
positif bagi perusahaan.

Selain itu, habitat yang sudah terganggu menyebabkan satwa liar melakukan
migrasi ketempat lain mencari habitat baru yang memiliki keanekaragaman tumbuhan
yang tinggi, karena habitat hutan yang kompleks dapat berfungsi sebagai tempat
tinggal, tempat berbiak, tempat mencari makan dan berlindung bagi satwa liar
tersebut. Pada tahun terakhir penambangan, fauna yang tersebut diatas akan pindah ke
daerah sekitar yang tidak terganggu. Setelah dilakukan reklamasi diharapkan fauna
yang berupa mamalia aves dan reptilian tersebut akan kembali menempati wilayah
bekas kegiatan penambangan.
Perencanaan kegiatan reklamasi tahun ke-1 hingga tahun ke-5
Pada area reklamasi blok 1 sampai blok 5 akan dilapisi dengan menggunakan
tanah pucuk setebal 0,8 m yang diangkut dari Nursery Area, sehingga jenjang pada
area bekas tambang tersebut tertimbun dan jenjang tidak nampak lagi. Pada setiap
kaki jenjang akan dibuat saluran air sebagai pengendali air yang masuk ke area
reklamasi dengan panjang sesuai panjang lahan yang akan direklamasi, lebar 1 m dan
kedalaman 1 m. Untuk menjaga stabilitas lereng area tersebut akan dilakukan
penanaman Cover Crop dan kemudian ditanamami dengan tanaman pokok. Syarat -
syarat dari tumbuhan yang dijadikan LCC (Legum Cover Crop) yaitu mudah
diperbanyak (biji atau stek), perakaran dangkal, pertumbuhan cepat dan berdaun
banyak serta memiliki ketahanan terhadap panas, kering, mudah diatur (tidak
membelit), tidak berduri, dan menyuburkan tanah

Pada saat bersamaan PT Desira Guna Utama juga menambang blok 8 dan
kegiatan reklamasi selanjutnya dilakukan secara bertahap sesuai dengan
rencana kemajuan tambang. Perencanaan kegiatan reklamasi (lihat Gambar 1).

Gambar 1. Perencanaan Kegiatan Reklamasi


Dimensi Permukaan Lahan yang Akan Direklamasi di Tahun Pertama

 Luas lahan = 0,9 ha

 Luas permukaan lahan :

1. Luas bidang I = 9 m x 94,9 m = 854,1 m2

2. X = 10 : sin 600 = 11,5 m, jadi Luas bidang II = 11,5 m x 94,9 m = 1091


m2

3. X2 = 10 : tan 600 = 5,78 m, X3 = 94,9 m – (5,78 + 9) = 80,12 m, jadi luas

4. bidang III = 80,12 m x 94,9 m = 7.603 m2

5. Luas permukaan datar = 854 m2 + 7.603 m2 = 8.457 m2

6. Luas permukaan miring = 1.091 m

7. Luas permukaan keseluruhan = 8.457 m2 + 1.091 m2 = 9.548 m2

Dimensi permukaan lahan tahun 2015 dapat dilihat pada gambar

Teknik dan Peralatan yang digunakan untuk Kegiatan Reklamasi


Tanah pucuk (top soil) yang berada di Nursery Area diangkut ke lahan yang
akan direklamasi dan kemudian dilakukan penataan lahan. Alat yang digunakan
antara lain Excavator Komatsu pc400, Dump Truck Hino FM260JD dan Bulldozer
Caterpillar D6T.
Langkah-langkah Revegetasi yang Dilakukan
Sistem penanaman yang akan diterapkan di PT Desira Guna Utama untuk
reklamasi pasca tambang menggunakan metode kubus dengan sisi-sisi yang
digunakan 4x4 meter dalam penanaman pohon. Hal ini dilakukan untuk estimasi
penggunaan jumlah pohon yang tidak begitu banyak atau lebih sedikit dan
merapatkan jarak antar pohon sehingga lokasi reklamasi terlihat lebih rimbun. Pada
bagian ini merupakan inti dari kegiatan reklamasi tersebut dilakukan karena pada
bagian dapat menentukan apakah kegiatan reklamasi yang dilakukan berhasil atau
tidak sehingga perlu direncanakan secara matang mengenai kegiatan apa saja yang
akan dilakukan pada bagian revegetasi seperti penentuan LCC (Legum Cover Crop)
dan kegiatan penanaman, pengapuran, pemilihan jenis pupuk dan proses pemupukan,
serta kegiatan perawatan (maintenance).
1. Analisis kualitas tanah
Analisis kualitas tanah dilakukan dengan mengambil masing –masing 2 conto
per tahun dikarenakan luas lahan yang akan direklamasi per tahun relatif sama.
2. Pemupukan
Pemupukan pada kegiatan penanaman dilakukan pada lahan bekas tambang
dengan luas 0,9 ha di tahun pertama, 0,83 ha di tahun kedua, 0,91 ha di tahun
ketiga, 0,94 ha di tahun keempat dan 0,93 ha di tahun kelima.
3. Penanaman
Kegiatan penanaman dilakukan dengan menanam pohon sengon di area bekas
penambangan. Kegiatan penanaman meliputi penanaman Cover Crop,
pengaturan arah larikan, pemasangan ajir, distribusi bibit, pembuatan lubang
dan penanaman tanaman. Untuk jarak antar tanaman direncanakan 4 m x 4 m
untuk permukaan datar dan 2,3 m x 4 m untuk permukaan miring di mana
banyaknya tanaman disesuaikan dengan luas lahan yang akan direklamasi.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman dilakukan untuk mendapatkan keberhasilan vegetasi
meliputi pemupukan, penambahan Cover Crop, penyulaman dan
pemberantasan. Pemupukan pada kegiatan pemeliharaan dilakukan pada lahan
bekas tambang dengan luas 0,9 ha di tahun kedua, 1,73 ha di tahun ketiga, 1,74
ha di tahun keempat dan 1,85 ha di tahun kelima.
E. ORGANISASI PELAKSANA
Berikut adalah struktur organisasi pelaksanaan reklamasi oleh PT Desira Guna
Utama:

Fungsi tiap bagian secara garis besar adalah sebagai berikut :


1. Divisi Perencanaan
Divisi Perencanaan membantu tugas-tugas manajer dan bertanggung jawab terhadap
perencanaan tambang, laporan produksi harian/ mingguan/ bulanan, penentuan
sasaran produksi dan kualitas produk. Divisi ini bertanggung jawab pada perencanaan
tambang baik jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Divisi Operasi Tambang
Divisi ini di bagi 2 bagian yaitu bagian ekplorasi yang bertugas melakukan ekplorasi
yang dibantu oleh para staf dan bagian penambangan yang bertanggung jawab pada
pembongkaran , pengangkutan, dan pemuatan serta kualitas dari bahan galian itu
sendiri.
3. Divisi Pengolahan
Tugas dari divisi pengolahan antara lain sebagai pengendali mutu yang mempunyai
fungsi menganalisa bahan galian yang akan diolah.
4. Divisi K3 dan Lingkungan
Divisi ini bertanggung jawab terhadap:
1. Keselamatan dan Kesehatan kerja (K-3)
2. Lingkungan, mencegah dampak negative yang timbul karena operasi tambang,
mengontrol dampak terhadap lingkungan, serta melakukan reklamasi.
3. Perawatan kendaran ringan dan alat-alat berat.
4. Sarana penerangan daerah tambang.
5. Bangunan kantor dan pabrik pengolahan
5. Divisi Administrasi dan keuangan
Divisi administrasi dan keuangan membantu manajer dan bertanggung jawab terhadap
kegiatan-kegiatan yangmendukung operasi tambang, anatara lain:
1. Keuangan dan Pembayaran gaji (payroll)
2. Administrasi dan surat-menyurat
3. Personalia dan umum.
4. Security / satpam
5. Hubungan kepada pemerintah dan masarakat setempat
6. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja

Dari organigram diatas, terlihat bahwa pelaksana reklamasi adalah sub-divisi


lingkungan, divisi K3L dan Lingkungan.

F. TIMELINE PELAKSANAAN
Berdasarkan penjelasan pada bagian D, berikut tabel timeline pelaksanaan
reklamasi lahan tambang PT Desira Guna Utama dari tahun 2015-2019
NO Tanggal Keterangan
Maret 2015-April 2015 Observasi keadaan lahan bekas tambang,
1 transportasi alat-alat seprti bulldozer, dan lain-
lain
April 2015-September Penimbunan lahan dengan top soil di area I
2
2015 (0,9 ha)
September 2015- Penananaman bibit sangon di lahan pertama
3
November 2015
4 Desember 2015 Pembuatan laporan reklamasi I
Januari 2016-Juni 2016 Penimbunan lahan dengan top soil di area II
5
(0,9 ha)
6 Juni 2016 - Agustus 2016 Penanaman bibit sangon di lahan kedua
7 Oktober 2016 Inspeksi pengendalian erosi I
Agustus 2016- September Perawatan tanaman sengon di lahan I
8
2016
November 2016 Pengalihan fungsi infraktstruktur tambang
9
(tabel di bagian D.2)
10 November 2016 Pembuatan laporan reklamasi tahun II
Desember 2016 – Mei Penimbunana lahan top soil di lahan ketiga
11
2017 (0,9 ha)
12 Mei 2017 – Juli 2017 Penanaman bibit sengon di lahan ketiga
13 Agustus 2017 Inspeksi pengendalian erosi II
14 September 2017 Pengabdian Masyarakat I
15 Oktober 2017 Pembuatan laporan reklamasi III
November 2017 – April Penimbunan lahan dengan top soild di lahan
16
2018 IV (0,9 ha)
17 April 2018 – Juni 2018 Penanaman dengan bibit sengon di lahan IV
18 Juli 2018 – Agustus 2018 Inspeksi pengendalian erosi III
19 September 2018 Pengabdian masyarakat II
20 Oktober 2018 Pembuatan laporan reklamasi IV
November 2018 – April Penimbunana lahan dengan top soil lahan V
21
2019 (0,9 ha)
22 April – Juni 2019 Penanaman lahan dengan bibit sengon
23 Juli 2019 Inspeksi erosi dan air IV
24 Agustus 2019 Pembuatan laporan reklamasi V
25 April 2020 Panen kayu sengon di lahan I
26 Maret 2021 Panen kayu sengon di lahan II
27 April 2022 Panen kayu sengon di lahan III
28 Mei 2023 Panen kayu sengon di lahan IV
29 April 2024 Panen kayu sengon di lahan V
G. PERENCANAAN BIAYA

Rincian Umum Biaya


Biaya revegetasi pasca tambang meliputi biaya pengadaan benih, bahan-
bahan, pembuatan persemaian, pengisian media, penyapihan, pemeliharaan di
persemaian, penanaman dan pemeliharaan tahun berjalan. Biaya-biaya tersebut
dihitung dalam satuan hektar dengan perincian sebagai berikut :
a) Persemaian
Pengadaan Benih Tanaman Kayu (Sengon). Untuk revegetasi direncanakan jarak
antar tanaman 4 m x 4 m dimana banyaknya pohon yang di tanam sebanyak 625
pohon/Ha. Jenis pohon pionir yang di tanam adalah jenis sengon. Dimana harga
bibit pohon sengon Rp.600,- X 625 = Rp. 375.000,-.
b) Pengadaan benih tanaman penutup (cover croop)
Tanaman penutup yang digunakan adalah jenis centrosema pubescens atau
purpureum javanicum yang termasuk pada kelompok colopogonium. Benih yang
digunakan sebanyak 15 kg dengan harga benih Rp.25.000,-. Maka total harga
yang harus di bayar sebesar Rp.375.000,- per ha.
c) Pengadaan pupuk
Kebutuhan pupuk yang digunakan pada penamann pionir sebanyak 20 kg
perhektar dengan harga pupuk Rp. 5.000,-.Kg, sehingga biaya kebutuhan pupuk
Rp. 100.000,-/ hektar. Kebutuhan pupuk untuk penanaman cover croop dan
penanaman tanaman kayu-kayuan sampai pemeliharaan tahun berjalan antara lain
jenis pupuk majemuk (NPK 16 : 16 : 16).
d) Penanaman
Pekerjaan yang dilakukan pada penanaman pohon pionir dimana banyaknya
tanaman yang harus di tanam sebanyak 625/hektar, dimana pekerja yang bekerja
menanam pohon sebanyak 3 orang dengan total jam kerja/bulan sebanyak 22
hari. Maka biaya upah tenaga kerja adalah 22 x Rp.75.000,- adalah sebesar
Rp.1.650.000,- untuk gaji dalam satu bulan. Maka untuk pengerjaan penanaman
dengan jumlah 3 orang/Ha/bulan sebesar Rp.4.950.000,-.
Gambaran Rinci Biaya

Untuk melaksanakan kegiatan reklamasi lahan tambang andesit PT Desira


Guna Utama ini, dibuat dua jenis rincian biaya, yaitu rincian biaya langsung dan
rincian biaya tak langsung. Berikut adalah rincian biaya pada tahun pertama reklamasi
dijalankan.
1. Rincian biaya langsung dan biaya tak langsung tahun pertama
2. Rincian biaya tak langsung
Biaya
Biaya
Persentase Tidak
No Tahun Jenis Biaya Langsung
(%) Langsung
(Rp)
(Rp)
Mobilisasi dan demobilisasi alat 3 1.726.375
Perencanaan 10 6.905.500
Administrasi dan keuntungan 69.055.000
1 2015 14 9.667.700
kontraktor
Supervisi 7 4.833.850
Jumlah biaya tidak langsung tahun 2015 23.133.425

Perhitungan biaya reklamasi dihitung dari periode 2015-2019. Untuk biaya


than 2016 sampai 2019 diperkirakan terjadi eskalasi atau kenaikan harga per tahun
sebesar 12%. Tabel rincian rencana reklamasi dibuat berdasarkan Peraturan Menteri
ESDM Nomor 7 Tahun 2014 adalah sebagai berikut.
Tahun
Deskripsi biaya
2015 2016 2017 2018 2019
Biaya langsung (Rp)
a. Biaya penatagunaan lahan
1. Biaya pengaturan
permukaan lahan
2. Biaya penebaran tanah pucuk 23.020.000 27.292.160 27.458.560 31.312.640 39.971.800
3. Biaya pengendalian
600.000 1.344.000 0 0 1.776.000
erosi dan pengelolaan air
b. Biaya revegetasi 1.200.000 1.344.000 1.488.000 1.632.000 1.776.000
1. Analisis kualitas tanah 1.800.000 2.120.000 2.116.680 2.550.000 3.090.240
2. Pemupukan 3.375.000 3.936.240 4.012.020 4.743.000 5.634.360
3. Pengadaan bibit 4.520.000 5.286.736 5.356.428 6.445.720 7.703.104
4. Penanaman 0 5.000.800 8.960.240 9.412.560 10.430.300
5. Pemeliharaan tanaman
c. Biaya pencegahan dan
penanggulangan air asam
tambang
d. Biaya untuk pekerjaan sipil
e. Biaya pemanfaatan
lubang bekas tambang
(Void )
1. Stabilitasi lereng
2. Pengaman lubang
bekas tambang (Void )
3. Pemulihan serta
pemantauan kualitas air
serta pengelolaan air
dalam lubang bekas
tambang (Void ) sesuai
dengan peruntukkannya
4. Pemeliharaan lubang
bekas tambang
Subtotal 1 34.515.000 46.323.936 49.391.928 56.095.920 70.381.804
Biaya tidak langsung (Rp)
a. Biaya mobilisasi dan
1.726.375 21.815.584 22.644.942 2.576.622 32.584.901
demobilisasi alat
b. Biaya perencanaan
6.905.500 87.262.336 90.579.768 10.306.488 13.339.604
reklamasi
c. Biaya supervise 4.833.850 61.083.635 63.405.838 72.145.416 91.237.723
Subtotal 2 13.465.725 170.161.555 176.630.548 85.028.526 137.162.228
Total biaya reklamasi 47.980.725 216.485.491 226.022.476 141.124.446 207.544.032

PROYEKSI PENDAPATAN

Harga Jual kayu = Rp.750.000/m3

Panen Keseluruhan (umur 5 tahun)

Diameter 30 cm atau untuk mencapai 1 m3 perlu 2 pohon


Jumlah jumlah harga jual
PANEN Luas pohon ideal % berhasil pohon (Rp/m3) pohon/m3 Pendapatan
Tahun 6 0,9 562,5 90% 506,25 750000 2 189843750
Tahun 7 0,83 518,75 90% 466,875 750000 2 175078125
Tahun 8 0,91 568,75 90% 511,875 750000 2 191953125
Tahun 9 0,94 587,5 90% 528,75 750000 2 198281250
Tahun 10 0,93 581,25 90% 523,125 750000 2 196171875
TOTAL 951328125

Proyeksi Keuntungan

Keuntungan = Pendapatan – Total Pengeluaran

= Rp 951328125 – Rp 839.157.170
= Rp 112.170.955

Break Event Point (BEP)

 BEP Harga Produksi = Total Biaya Produksi / Jumlah kayu yang dijual(m3)

= Rp 839.157.170 / 1268,4375 m3

= Rp 661568 /m3

Titik impas harga produksi diperoleh bila harga jual sengon Rp 661568 /m3 ,
dengan harga jual pohon sengon Rp 750.000/m3, maka titik impas tercapai.
Artinya usaha penjualan budidaya sengon menguntungkan.

 BEP Volume Produksi = Total Biaya Produksi / Harga Jual kayu Sengon

= Rp 839.157.170 / Rp 750.000/m3

= 1119 m3

Titik impas volume produksi diperoleh bila volume produksi pohon sengon 1119
m3, sedangkan volume produksi selama proses pengusahaan adalah 1268,4375 m3.
Dengan demikian titik impas tercapai. Artinya usaha budidaya sengon
menguntungkan.

 B/C ratio = KEUNTUNGAN / BIAYA TOTAL

= Rp 112.170.955 / Rp 839.157.170

= 13,4%
Benefit cost ratio adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui besaran
keuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam hal ini Benefit cost ratio
mempunyai nilai 13,4% sehingga usaha ini layak dijalankan karena usaha ini dapat
menguntungkan.

H. KESIMPULAN
1. Alternatif reklamasi yang dipilih yakni dilakukan penanaman tumbuhan yang
dapat bertahan hidup dengan kebutuhan air di musim kemarau dan secara biologis
dapat mengembalikan kualitas tanah namun secara ekonomis juga baik.
2. Gambaran umum kegiatan reklamasi yang dilakukan:
a. Pelaksanaan reklamasi dilakikan dalam kurun waktu 5 tahun, dengan per
tahunnya rata-rata luas lahan reklamasi 0.9 ha, 5 tahun berikutnya adalah
tahap panen tanaman pokok
b. Lahan bekas tambang ditebari dengan menggunakan tanah pucuk dari
lahan bekas tambang itu sendiri dan tanah pucuk tersebut diangkut dari
Nursery Area;
c. Kegiatan reklamasi dilakukan dengan penataan lahan, penanaman tanaman
Cover Crop dan penanaman tanaman pokok;
d. Cover Crop yang digunakan adalah sentro (Centrosema pubescens);
e. Pohon yang akan digunakan untuk kegiatan reklamasi ini adalah pohon
sengon
f. Reklamasi dilaksanakan di bawah sub-divisi lingkungan, divisi K3L dan
lingkungan
3. Proyeksi keuntungan dari proyek ini yakni Rp 112.170.955, secara ekonomis
proyek ini menguntungkan berdasarkan pengujian ekonomi yang dilakukan

I. REFERENSI

http://www.academia.edu/23158964/Perencanaan_Kegiatan_dan_Biaya_Reklamasi_Penamb
angan_Batuan_Andesit_di_Gunung_Siwaluh_Kampung_Bolang_Desa_Argapura_Keca
matan_Cigudeg_Kabupaten_Bogor_Provinsi_Jawa_Barat_PT_Desira_Guna_Utama

Anda mungkin juga menyukai