Reveiew Jurnal GEOLOGI
Reveiew Jurnal GEOLOGI
Isi
1 Sejarah
2 Subbidang
3 Karakteristik kimia
o 3.1 Konstitusi mineral
o 3.2 Batuan2 Felsic, menengah dan mafik berapi
4 Lihat juga
5 Bacaan lebih lanjut
6 Referensi2
Sejarah
Istilah geokimia pertama kali digunakan oleh Ahli kimia Swiss-Jerman Christian
Friedrich Schonbein pada tahun 1838. Dalam tulisannya Schonbein
memprediksikan kelahiran sebuah bidang studi baru, menyatakan:
“ Dalam sebuah kata, suatu komparatif geokimia seharusnya diluncurkan,
sebelum geokimia dapat menjadi geologi, dan sebelum misteri genesis planet kita
dan materi anorganik mereka dapat terungkap.” [3]
Bidang studi ini mulai untuk direalisasikan segera setelah pekerjaan Schonbein,
namun istilahnya –‘geochemistry (geokimia)’- awalnya tidak digunakan
oleh ahli2 geologi ataupun ahli2 kimia. Ada beberapa perdebatan mengenai ilmu
pengetahuan yang mana yang harus menjadi bagian yang dominan. [3] Ada sedikit
kolaborasi antara ahli2 geologi dan ahli2 kimia dan bidang studi geokimia tetap
menjadi bidang yang kecil dan tidak terkenal. Selama abad ke 20, beberapa ahli
geokimia menghasilkan karya yang mulai mempopulerkan bidang ini,
termasuk Frank Wigglesworth Clarke yang mulai menginvestigasi kelimpahan
berbagai elemen di dalam Bumi dan bagaimana kuantitas tersebut berhubungan
dengan berat atom. Komposisi meteorit2 dan perbedaan –perbedannya pada
batuan terestrial sedang diselidiki sejak tahun 1850 dan pada tahun 1901, Oliver
C. Farrington membuat hipotesis bahwa meskipun ada perbedaan, bahwa jumlah
relatifnya tetap harus sama.[3] Ini adalah awal mula bidang Kimia Alam Semesta
(cosmochemistry) dan telah banyak berkontribusi pada apa yang kita ketahui
tentang pembentukan bumi dan tata surya. [2]
Subbidang
Beberapa subkumpulan dari geokimia adalah:
Victor Goldschmidt dianggap oleh sebagian besar orang sebagai bapak geokimia
moderen dan ide-ide dari subjek ini diungkapkan olehnya dalam serangkaian
publikasi dari tahun 1922 dengan judul ‘Geochemische Verteilungsgesetze der
Elemente’ (hukum-hukum distribusi unsur-unsur geokimia).
Karakteristik2 Kimia
Konstituen2 batu yang lebih umum hampir
semuanya oksida2; klorida2, sulfida2 danfluorida2 adalah satu-satunya
pengecualian penting untuk ini dan jumlah total mereka dalam setiap batu
biasanya jauh kurang dari 1%. F.W. Clarke telah menghitung bahwa lebih dari
47% kerak bumi terdiri dari oksigen. Hal ini terjadi terutama dalam kombinasi
sebagai oksida, yang utamanya adalah silika, alumina, oksida besi, dan
berbagai karbonat (kalsium karbonat, magnesium karbonat, natrium
karbonat, dankalium karbonat). Fungsi silika terutama sebagai asam, membentuk
silikat, dan semua mineral yang paling umum dari batuan beku adalah sifat ini.
Dari perhitungan berdasarkan 1672 analisis berbagai jenis batu Clarke sampai
pada hasil berikut ini dengan komposisi persentase rata-rata: SiO2 = 59,71, Al2O3
= 15,41, Fe2O3 = 2.63, FeO = 3,52, MgO = 4,36, CaO = 4.90, Na2O = 3.55 ,
K2O = 2,80, H2O = 1,52, TiO2 = 0,60, P2O5 = 0,22, jumlah 99,22%). Semua
konstituen yang lain terjadi hanya dalam kuantitas yang sangat kecil, umumnya
jauh lebih sedikit dari 1%.
Oksida-oksida ini digabungkan dengan cara serampangan.
Misalnya, potasium(kalium karbonat) dan soda (natrium karbonat) digabungkan
untuk menghasilkanfeldspar. Dalam beberapa kasus mereka dapat mengambil
bentuk lain, sepertinepheline, leucite, dan muskovit, tetapi dalam sebagian besar
kasus mereka ditemukan sebagai feldspar. Asam fosfat dengan kapur (kalsium
karbonat) membentuk apatit. Titanium dioksida dengan oksida
besi menimbulkan ilmenit. Bagian dari kapur membentuk feldspar kapur.
Magnesium karbonat dan oksida besi dengan silika mengkristal
sebagai olivin atau enstatite, atau dengan bentuk alumina dan kapur silikat ferro-
magnesian kompleks yang pyroxen2, amphibol2, dan biotit2adalah kepalanya.
Setiap kelebihan silika di atas apa yang diperlukan untuk menetralisir basis akan
memisahkannya sebagai kuarsa, kelebihan alumina mengkristal
sebagai korundum. Hal ini harus dianggap hanya sebagai kecenderungan umum.
Sangat mungkin, dengan analisis batuan, untuk mengatakan bahwa kurang lebih
apa yang dikandung mineral batuan , tetapi ada banyak pengecualian untuk aturan
apapun.
Konstitusi Mineral
Oleh karena itu kita dapat mengatakan bahwa kecuali dalam asam atau
batu2bersilika yang mengandung 66% silika dan lebih, kuarsa tidak akan
berlimpah. Dalam batuan2 dasar (yang mengandung 20% silika atau kurang) hal
tersebut sangat jarang dan secara kebetulan. Jika magnesia dan besi berada di atas
rata-rata sedangkan silika rendah, olivin dapat diharapkan ada; ketika silika ada
dalam jumlah yang lebih besar daripada mineral ferro-magnesian, seperti augit,
hornblende, biotit atau enstatite, terjadi bukan olivin. Kecuali potas nya tinggi dan
silika yang relatif rendah, leucite tidak akan ada, karena leucite tidak akan terjadi
tanpa kuarsa. Nepheline, juga, biasanya ditemukan di batuan dengan banyak soda
dan relatif sedikit silika.Dengan alkali tinggi, pyroxenes yang sangkut
paut dengan soda dan amphiboles mungkin ada. Semakin rendah persentase silika
dan basa2, semakin besar juga prevalensi kalsium feldspar yang dikontrak dengan
soda atau potas feldspar. Clarke telah menghitung relatif melimpahnya mineral2
pembentuk batuan dengan hasil sebagai berikut: apatit = 0,6, titanium mineral =
1,5, kuarsa = 12.0, feldspar = 59,5, biotit = 3,8, hornblende dan piroksen = 16,8,
total = 94,2%. Akan tetapi, perhitungan ini hanya dapat berupa sebuah pendekatan
kasar.
Faktor penentu lain, yaitu kondisi2 fisik yang
menghadiri konsolidasi, bermain secara keseluruhan peran yang lebih
kecil, namun tidak berarti dapat diabaikan, bersamabeberapa contoh yang akan
membuktikan. Mineral2 tertentu khususnya yang terbatas pada batuan2 yang
berada di dalam intrusi, misalnya microcline, muskovit, diallage. Leucite sangat
jarang ditemui di massa2 plutonik, banyak mineral memiliki kekhasan khusus
dalam karakter mikroskopis berdasarkan apakah mereka mengkristal di
kedalaman atau di dekat permukaan, misalnya, hipersten, orthoclase, kuarsa. Ada
beberapa kasus aneh batu yang mempunyai komposisi kimia yang sama, tetapi
terdiri dari mineral2 yang sama sekali berbeda, misalnya, hornblendite dari Gran,
di Norwegia, yang hanya mengandung hornblende, memiliki komposisi yang
sama seperti beberapa camptonites dari daerah yang sama yang mengandung
feldspar dan hornblende dari jenis yang berbeda. Dalam hubungan ini kita dapat
mengulangi apa yang telah dikatakan di atas tentang korosi mineral porfiritik
dalam batuan beku. Dalam rhyolites dan trachytes, kristal2 awal dari hornblende
dan biotit dapat ditemukan dalam jumlah besar dimana sebagian telah dikonversi
menjadi augit dan magnetit. Hornblende dan biotit stabil di bawah tekanan dan
kondisi2 lain di bawah permukaan, tetapi tidak stabil pada tingkat2 yang lebih
tinggi. Dalam tanah-massadari batuan2 ini, augit hampir selalu ada. Tapi
perwakilan plutonik dari magma yang sama, granit dan syenite mengandung biotit
dan hornblende jauh lebih umum daripada augit.
Nepheline-syenite,
Jenis Plutonik Essexite dan Theralite Ijolite dan Missourite
Leucite-syenite,
Nepheline-porphyry
Nepheline-basal,
Jenis Efusif atau
Phonolite, Leucitophyre Tephrite dan Basanite Leucite-basal
Lavas
Ada banyak definisi tentang geokimia, tetapi definisi yang dilakukan oleh
Goldschmidt menekankan pada dua aspek yaitu:
Pada dasarnya definisi ini menyatakan bahwa geokimia mempelajari jumlah dan
distribusi unsur kimia dalam mineral, bijih, batuan tanah, air, dan atmosfer. Tidak
terbatas pada penyelidikan unsur kimia sebagai unit terkecil dari material, juga
kelimpahan dan distribusi isotop-isotop dan kelimpahan serta distribusi inti atom.
1. Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada mineral yang
relatif stabil pada kondisi permukaan bumi (seperti: emas, platina, kasiterit, kromit,
mineral tanah jarang). Cocok digunakan di daerah yang kondisi iklimnya membatasi
pelapukan kimiawi.
2. Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola ini dapat
diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak tererosi, baik
yang lapuk ataupun yang tidak lapuk. Pola ini kurang terlihat seperti pada pola
dispersi mekanis, karena unsur-unsurnya yang membentuk pola dispersi bisa :
a. Memiliki mineralogi yang berbeda pada endapan bijihnya (contohnya: serussit dan
anglesit terbentuk akibat pelapukan endapan galena)
b. Dapat terdispersi dalam larutan (ion Cu2+ dalam airtanah berasal dari endapan
kalkopirit)
c. Bisa tersembunyi dalam mineral lain (contohnya Ni dalam serpentin dan empung
yang berdekatan dengan sutu endapan pentlandit)
Semua endapan bijih adalah produk dari daur yang sama di dalam proses-proses
geologi yang mengakibatkan terjadinya tanah, sedimen dan batuan. Gambar
merupakan ringkasan dari daur geologi dan contoh-contoh tipe bijih yang dihasilkan
pada berbagai stadia daur :
A.3. Dispersi
Dispersi geokimia adalah proses menyeluruh tentang transpor dan atau fraksinasi
unsur-unsur. Dispersi dapat terjadi secara mekanis (contohnya pergerakan pasir di
sungai) dan kimiawi (contohnya disolusi, difusi dan pengendapan dalam larutan).
Tipe dispersi ini mempengaruhi pemilihan metode pengambilan conto, pemilihan
lokasi conto, pemilihan fraksi ukuran dsb.
Contohnya dalam survey drainage pertanyaan muncul apakah conto diambil dari air
atau sedimen ; jika sedimen yang dipilih, haris diketahui apakah pengendapan unsur
yang dicari sensitif terhadap variasi pH (contohnya adsorpsi Cu oleh lempung) atau
kecepatan aliran sungai (contohnya dispersi Sn sebagai butiran detrital dari
kasiterit). Jika adsorpsi dari ion-ion yang ikut diendapkan dicari dalam tanah atau
sedimen, maka fraksi yang halus yang diutamakan; jika unsur yang dicari hadir
dalam mineral yang resisten, maka fraksi yang kasar kemungkinan mengandung
unsur yang dicari.
Unsur yang berbeda yang ditemukan dalam suatu endapan bisa memiliki mobilitas
yang sangat berbeda, sehingga mungkin tidak memberikan anomali yang sama secara
spasial. Misalnya: Pb dan Zn sangat sering terdapat bersama-sama (berasosiasi) di
dalam endapan bijih (di dalam lingkungan siliko-alumina), sedangkan dalam
lingkungan pelapukan Zn yang jauh lebih mobil daripada Pb akan mudah mengalami
pelindian, sehingga Pb yang tertinggal akan memberikan anomali pada zona
mineralisasinya. Contoh lainnya :
2. Galena terurai perlahan dan menghasilkan serusit dan anglesit yang relatif tidak
larut. oleh karena itu Pb cenderung tahan dalam gossan
3. Mineral sulfida Cu, Zn dab Ag mudah terurai dan bermigrasi ke level yang lebih
rendah membentuk bijih oksida yang kaya atau bijih supergen
3. Unsur yang diinginkan tidak terdapat dalam materi yang diambil (akibat
perbedaan mobilitas)
Contohnya : Emas kelimpahannya kecil dalam bijih, oleh karena itu pola dispersinya
hanya mengadung kadar emas yang sangat rendah, kurang dari batas minimal yang
dapat dianalisis. Di lain pihak, Cu, As, atau Sb dapat berasosiasi dengan emas dalam
kelimpahan yang relatif besar.
Pemilihan teknik tergantung pada mineralogi dan geokimia daerah target. Komposisi
badan bijih akan menentukan unsur yang dapat digunakan. Contohnya Cu sangat
ideal untuk endapan tembaga, tapi As sangat berguna dalam pencarian mineralisasi
emas, dll. Lebih jauh lagi mineralogi daerah target dikombinasikan dengan
lingkungan sekunder (pola dispersinya). Contohnya dispersi Cu bisa hidromorfik dan
mekanis, sedangkan timah putih sangat khas, hampir selalu mekanis sebagai butiran
kasiterit, atau terdapat dalam biotit atau mineral asesori lainnya. Hal kedua yang
perlu dipertimbangkan adalah relatif dari target (badan bijih) yang dapat dijumpai
sebagai : (1) bijih yang tersingkap, (2) tersingkap sebagian, (3) tertimbun batuan
penutup yang lebih muda, atau (4) tertutup dalam batuan induknya (blind ore).
Penyontoan di permukaan akan efektif untuk tipe 1) dan 2), tapi perlu antisipasi
untuk respon geokimia yang berbeda. Kasus 3) dan 4) perlu teknik yang optimum
yang dapat mendeteksi melalui penutup, bawah penutup, gas bocor dari mineralisasi,
atau mendeteksi halo (lingkaran) sekitar batuan. Survey geokimia diterapkan pada
berbagai tahapan eksplorasi mineral, yaitu :
1. Material Sample
2. Pola penyontoan
3. Preparasi conto
4. Prosedur Analitis
5. Kriteria interpretasi hasil
1. Dispersi dan karakter mobilitas dari unsur dalam mineral dan batuan induk
2. Pengaruh lingkungan lokal pada proses dispersi
3. Ukuran target, baik ukuran mineralisasi maupun ukuran yang diharapkan dari
lingkaran dispersi sekelilingnya
4. Ketersediaan material conto
5. Kemampuan analitis
6. Kondisi logistik
Lingkungan lokal dapat mempengaruhi proses dispersi. Faktor yang paling penting
yang berhubungan dengan iklim dan topografi adalah material/tanah di daerah
survey, apakah tertranspor atau residu. Jika tertranspor, asalnya dari apa, kolovium,
aluvium. Material eksotis seperti sedimen berlapis, aluvial, pasir fluvial, abu
vulkanik, menutupi batuan dasar, tetapi tidak mengekspresikan geokimia dari batuan
yang berada di bawahnya.
Survey geokimia yang ideal didasarkan pada penyontoan yang sistematis dan
beraturan untuk memperoleh database yang homogen, agar dapat dilakukan evaluasi
komparatif dari gejala geokimia. Oleh karena itu penting sekali untuk memilih
medium penyontoan yang seragam di seluruh daerah survey. Teknik preparasi dan
teknik analitis harus dipilih yang dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya dan
menunjang kontras yang optimum. Terakhir, perlu dilakukan evaluasi terhadap
hambatan-hambatan logisistik. Akses, kondisi medan, keterdapatan tenaga, budget
dan waktu perlu dipertimbangkan dengan hati-hati.
Survey orientasi klasik terdiri dari penyontoan dan analisis di lapangan sekitar badan
yang representatif tetapi mineralisasinya tidak dikenal. Idealnya, pekerjaan ini
dimulai dari mineralisasi yang telah dikenal yang secara geologi dan geomorfologi
representatif untuk lokasi penelitian. Kemudian dilanjutkan menjauhi mineralisasi
untuk mendapatkan harga background yang sesuai.
Orientasi sample tanah harus diambil minimal dari dua lintasan melalui mineralisasi
dan dilanjutkan ke dalam background. Spasi pengambilan conto tergantung pada
luas mineralisasi. Minimal empat atau lima contoh di atas mineralisasi dan juga dari
background. Penting agar karakter tanah yang berbeda dievaluasi. Hasilnya, lintasan
ini harus mencakup kondisi fisiografi normal dan tipe major tanah, seperti daerah
yang penirisan baik lereng curam, daerah rembesan, dan rawa. Berbagai fraksi dari
material conto perlu dianalisis. Fraksi yang disarankan adalah :
Tabel Fraksi-fraksi untuk analisis kimia
Bradshaw (1975) juga menyarankan preparasi fraksi mineral berat jika diduga ada
dispersi fragmen yang resisten, apalagi kalau terdapat emas, timah putih dan
tungsten. Semua contoh harus dianalisis dengan teknik ekstraksi total. Sebagai
tambahan disarankan conto tanah dianalisis dengan teknik hot acisd extractable dan
cold acid extractable dan dengan teknik khusus yang mungkin diinginkan (misalnya
khusus sulfida, khusus timah putih, khusus material organik).
Tidak praktis untuk mengunjungi lapangan dan melakukan survey orientasi sebelum
program eksplorasi dibuat. Informsi yang berguna dapat diperoleh dari penyelidikan
terdahulu yang telah dilakukan orang. Bisa berupa paper atau dokumen intern
perusahaan. Seringkali dapat dilakukan orientasi terbalik dengan mengevaluasi
survey terdahulu secara kristis. Survey literatur sebaiknya disertakan dalam diskusi
dengan orang yang mengetahui kondisi daerah survey dan ahli geokimia yang
profesional.
Pendekatan yang sangat spekulatif ini berdasarkan pada aplikasi model teoritis,
prinsip-prinsip dasar geokimia, asumsi-asumsi geologi, geomorfologi dan iklim dari
daerah yang diselidiki.
1. Memperlihatkan kepada pengambil conto apa yang ingin diambil untuk melatih
mereka tentang prosedur survey
Teknik ini merupakan metode prospeksi paling tua. Sampai sekarang masih banyak
digunakan untuk prospeksi endapan yang mengandung mineral resisten seperti:
kromit, kasiterit, emas, platina, mineral tanah jarang, rutil, sirkon, turmalin, garnet,
silimanit, kianit dsb. Material conto yang optimum adalah kerakal dengan diameter
rata-rata 5 cm. Untuk dapat melakukan pembandingan antar conto, perlu jumlah
conto yang seragam dengan teknik konsentrasi yang standar. Metode yang paling
sederhana adalah pendulangan atau dengan meja Wilfey. Spasi conto bervariasi
antara satu per 50 – 100 km2 sampai l satu per 0,5 km2. Waktu yang diperlukan
tergantung ukuran butir conto, keadaan medan dan metode konsentrasi. Identifikasi
akhir dari mineral dilakukan secara petrografis di laboratorium.
Konsentrat mineral berat yang diperoleh dianalisis unsur jejaknya untuk mengetahui
mineral asalnya. Contohnya pirit dipisahkan dari sedimen sungai dan dianalisis Cu-
nya. Pirit yang berasal dari endapan Cu dapat mengandung 1100–1700 ppm Cu, pirit
dari endapan Au mengandung 40–480 ppm Cu, dan pirit dari batubara menandung
100 -120 ppm Cu.
Pengambilan contoh sedimen sungai aktif fraksi halus banyak digunakan di daerah
yang drainagenya cukup besar dan mengalami erosi aktif. Kerapatan conto
ditentukan oleh kerapatan drainage, namun secara kasar kerapatan conto dapat
diambil satu per 2 –10 km2 untuk survey regional, kerapatan conto satu per 0,5 – 2
km2 digunakan untuk penyontoan pendahuluan yang lebih rinci.
Survey sedimen sungai aktif harus dilakukan pada sungai kecil, sedangkan sungai
yang besar dengan catchment area yang luas tidak sesuai untuk penyontoan. Interval
penyontoan tergantung pada keperluan. Teknik yang dilakukan umumnya sebagai
berikut :
2. Menganalisis fraksi ukuran tertentu (umumnya fraksi pasir halus dan silt atau
fraksi mineral berat. Hal ini sulut dilakukan pada daerah yang pegunungan dengan
erosi yang aktif, kadang perlu dicari dibalik bongkah untuk mendapatkan fraksi yang
sesuai. Material fraksi –80 mesh yang dibutuhkan untuk analisisi 80 – 120 gram
sedimen, ditempatkan pada kantong conto yang standar.
Deskripsi lapangan perlu dilakukan pada tiap lokasi conto Informasi harus
mencakup: material organik, sifat sungai dan endapannya, kehadiran singkapan,
apakah dijumpai endapan besi oksida atau mangan oksida sekunder. Pengukuran pH
air sungai akan sangat berguna. Berikut ini adalah contoh lembar pengamatan
lapangan.
Langkah pertama penyajian hasil survey drainage adalah mengeplot semua sungai
yang ada di daerah penyelidikan dan mengeplot nomor conto dan nilainya. Setelah
dilakukan pengolahan data secara statistik dapat dilakukan pemilihan background
dan threshold. Lokasi conto dapat ditandai dengan titik hitam, yang ukurannya
menunjukkan kandungan logamnya atau dengan menebalkan sungai yang
kandungannya logamnya lebih tinggi.
Dalam ekksplorasi mineral, data sedimen sungai aktif biasanya tidak harus disajikan
dalam bentuk peta kontur, tetapi dalam survey regional bentuk peta kontur lebih
praktis untuk melihat kecenderungan geologi regional, kemungkinan daerah
mineralisasi dan mendala geokimia.
Pekerjaan lanjut (Follow-up work ) biasa dilakukan dengan interval conto yang lebih
rapat. Jika pada survey pendahuluan kerapatan conto cukup tinggi, maka survey
dapat dilanjutkan dengan pengambilan conto tanah. Sebagai tahap awal dari survey
tanah detil dapat dilakukan penyontoan tebing sungai dari kedua tepi sungai yang
menunjukkan anomali, sehingga dapat terlihat arah asal dari anomali. Jika
singkapannya bagus, pemetaan geologi dan prospeksi mungkin sudah cukup untuk
melokalisasi sumber unsur anomali, namun umumnya memerlukan survey tanah.
Warna tanah dan perbedaan komposisi dapat merupakan indikator yang penting
untuk berbagai kandungan logam. Contohnya, tanah organik dan inorganik reaksinya
akan berbeda terhadap logam (kandungan logamnya berbeda). Dari kedua tipe ini
dapat diharapkan perbedaan level background yang jelas. Mengabaikan perbedaan
ini akan mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan eksplorasi, yaitu
anomali yang signifikan tidak terlihat dan anomali yang salah.
Anomali yang salah umumnya berkaitan erat dengan komponen yang menunjukkan
konsentrasi unsur yang ekstrim, seperti pada material organik dan mineral lempung,
juga unsur jejak dalam airtanah. Kegagalan mendefinisikan kondisi anomali (yang
menunjukkan adanya mineralisasi) dapat terjadi jika conto tidak berhasil menembus
zona pelindian. Ini sering terjadi pada pengambilan conto yang tergesa-gesa,
sehingga bukti mineralisasi tidak terlihat.
Unsur jejak yang dikandung conto tanah umumnya mewakili daerah terbatas. Oleh
karena itu diperlukan sejumlah conto yang diambil secara sistematis untuk
mengevaluasi sifat-sifat mineralisasi. Perencanaan penyontoan biasanya mengikuti
grid bujur sangkar atau empat persegi panjang. Conto tambahan diambil dari
lingkungan yang berasosiasi dengan akumulasi unsur jejak, seperti zona depresi atau
rembesan untuk menguji dispersi hidromorfik dari badan mineral yang tertimbun.
Survey tanah terdiri dari analisis conto tanah yang biasanya diambil dari horizon
tanah khusus, kemudian diayak untuk mendapatkan ukuran fraksi tertentu. Conto
umumnya diambil pada pola kisi (grid) yang beraturan. Di daerah yang terisolir
dengan medan yang sulit, akan sulit pula untuk membuat grid pengambilan conto
yang baik.
Metode alternatif yang dapat digunakan adalah penyontoan ridge dan spur. Metode
ini sangat baik dikombinasikan dengan survey sedimen sungai untuk medan yang
sulit. Metode pengambilan conto yang paling ideal adalah dengan grid yang teratur.
Prosedur yang normal adalah menentukan garis dasar kemudian buat lintasan yang
tegak lurus terhadap garis dasar. Penentuan garis dapat dilakukan dengan theodolit
atau kompas.
Pemilihan grid yang digunakan tergantung pada tipe target yang dicari. Jika
diketahui bahwa mineralisasi di daerah itu memiliki dimensi panjang searah dengan
jurus, seperti mineralisasi vein atau unit stratigrafi, maka garis dasar harus diletakan
paralel terhadap jurus. Conto diambil sepanjang garis lintang yang tegak lurus pada
garis dasar. Dalam kasus ini interval antar garis bisa lebih besar dari interval conto
sepanjang garis dasar. Jika jurusnya tidak dikenal dan targetnya diduga
equidimensional, maka pengambilan conto dilakukan dengan grid yang berbentuk
bujur sangkar.
Untuk praktisnya sering digunakan grid segi empat panjang, karena penambahan
frekuensi smpling sepanjang garis dasar tidak membutuhkan banyak waktu. Ukuran
grid yang digunakan umumnya 500 m x 100 m atau 200 m x 200 m untuk survey
pendahuluan dan 100 m x 50 m atau 50 m x 50 m untuk survey detil. Kadang-kadang
digunakan juga grid jajaran genjang.
Pengambilan contoh :
1. Conto tanah umumnya diambil pada horizon B, pada kedalaman 30 - 50 cm. Untuk
unsur tertentu seperti Ag dan Hg horizon A dapat memberikan hasil yang lebih baik.
Pada daerah yang keras dan kering conto diambil dengan menggali lubang kecil
dengan menggunakan sekop dan cangkul. Jika tanah lunak dan lembab dapat
digunakan sekop kecil atau hand auger. Conto ditempatkan pada kantong conto
standar, diberi nomor dan keterangan singkat yang mencakup tipe tanah, warna,
kandungan organik. Gejala khusus sepanjang lintasan perlu dicatat, contohnya
singkapan, jalan setapak, sungai.
2. Sistem penomoran tergantung pada pola pengambilan contoh. Untuk pola grid
lebih baik menggunakan sistem koordinat dengan mengambil titik 0 pada garis
lintasan dasar, dan memberi nomor rujukan pada tiap garis lintang. Namun
penomoran alfanumerik kurang praktis untuk analisis laboratorium. Cara
penomoran lainmenggunakan kode enam sampai delapan digit yang merupakan
kode proyek, daerah dan nomor conto, misalnya nomor 2040325 bisa berarti
proyekk 2, kode daerah 04, conto 0325. Tipe ini lebih baik untuk pengolahan data
dengan komputer.
3. Di daerah kering dan banyak matahari, conto dapat dikeringkan di tempat terbuka
di camp, tapi di daerah basah dibutuhkan alat pengering. Jika conto sudah kering,
dapat digerus dan diayak. Di daerah tropis yang didominasi tanah latosol
penggerusan dapat dilakukan dengan mortar agar agregat oksida besinya hancur.
Ayakan dari stainless steel atau dari nilon dapat digunakan Sebelum mengayak tiap-
tiap sampel, ayakan harus bersih. Ayakan dapat dibersihkan dengan kuas ukuran 3,5
cm atau 5 cm. Hasil pengayakan dimasukkan ke dalam amplop kertas, kemudian ke
dalam kantong plastik agar tidak bocor atau terkontaminasi pada waktu
pengangkutan. Fraksi ukuran yang umum untuk conto geokimia adalah -80 mesh
(0,2 mm), tapi ukuran yang lebih halus atau lebih kasar dapat digunakan untuk
kasus-kasus tertentu.
4. Pada daerah baru yang belum diselidiki dianjurkan untuk melakukan survey
orientasi untuk menentukan fraksi ukuran yang optimum untuk analisis, kedalaman
penyontoan yang terbaik , jika mungkin respons geokimia dari mineralisasi .
Hasi survey tanah biasanya disajikan dalam bentuk peta kontur yang mengacu pada
isopleth (garis yang konsentrasinya sama). Selang antar kontur dapat digambarkan
dengan warna atau arsir. Tiap titik conto dan harganya harus diperlihatkan, tapi
nomornya tidak perlu diterakan agar tidak membingungkan. Pola pengambilan conto
yang tidak beraturan dapat disajikan dalam peta dot, atau dengan memberikan
warna yang berbeda pada setiap titik conto.
Survey lanjut (follow-up) dilakukan dengan spasi grid yang lebih rapat. Contohnya
suatu anomali yang terdapat pada grid penyelidikan pendahuluan 500x200 m dapat
dipenyontoan lagi dengan grid 250x100 m atau lebih rapat lagi, tapi grid yang lebih
rapat dari 25x25 m umumnya kurang menguntungkan, kecuali jika target yang
diharapkan berupa vein yang sangat kecil atau pegmatit. Jika hasil survey lanjut
menjanjikan, maka pada daerah anomali dapat dilnjutkan dengn survey geofisika
sebelum diputuskan dilakukan pemboran.
1. Prospeksi bijih yang meghasilkan pola dispersi batuan dasar yang luas (contohnya
seperti Si, K, F, Cl dapat dijumpai pada lingkaran alterasi yang ekstensif mengitari
bijih hidrotermal).
2. Prospeksi untuk endapan yang luas berkadar rendah (contohnya endapan Cu yang
tersebar atau endapan Sn yang tersebar) yang pengenalannya tidak mungkin
dilakukan dari contoh setangan karena kadarnya rendah atau mineral yang dicari
tidak terlihat.
Pengambilan conto batuan bisa dilakukan dengan chip sampling secara acak pada
singkapan atau dengan pemboran dengan pola grid (bor auger untuk kedalaman yang
kecil, atau dengan rotary percussion untuk daerah yang overburdennya tebal). Conto
batuan, yang diperoleh digerus dan diayak. Fraksi –80 mesh dianalisis.
Analisis air dari sungai, mata air, danau, rawa sumur, dan sumur bor, dapat
dilakukan dalam prospeksi, tetapi kesulitan analisis sehubungan dengan rendahnya
konsentrasi, ditambah lagi fluktuasi yang cepat akibat variasi musim menghambat
meluasnya penggunaan metode ini. Airtanah bisa kontak dengan batuan dan
melarutkan unsur-unsur dan terjadi kesetimbangan kimia yang erat kaitannya
dengan kimia yang dikandung oleh akifer.
Air tanah mengandung padatan terlarut yang bervariasi dari satu tempat ke tempat
lainnya. Contohnya air dari ladang minyak dengan endapan halit dapat mengandung
padatan terlarut yang lebih banyak dari air laut atau airtanah biasa. Namun airtanah
digunakan juga dalam eksplorasi mineral, umumnya dari sumber yang dangkal.
Air sungai dan danau umumnya berasal dari air permukaan, tapi air tanah dapat
memberi kontribusi melalui mata air dan sungai bawah tanah. Air danau dan sungai
memperlihatkan kandungan padatan terlarut yang lebih bervariasi, karena adanya
variasi penambahan air permukaan yang besar dan tiba-tiba, yang akan merubah pH,
Eh, dan lingkungan kimia dalam jarak yang sangat pendek.
Conto diambil di lapangan dengan botol plastik yang bersih (250 – 500 ml) yang
telah dicuci dua sampai tiga kali. Agar bebas kontaminasi botol harus dibersihkan
dengan asam yang bebas logam sebelum dibawa ke lapangan. Untuk praktisnya,
conto diasamkan dengan dua atau tiga tetes asam nitrit bebas logam untuk mencegah
pengendapan logam yang ada. Jika diperlukan pengukuran pH dan Eh atau
penentuan substansi yang mungkin dipengaruhi oleh asam, maka perlu diambil
conto duplikat atau melakukan pengukuran ditempat. Jika conto mengandung
padatan suspensi, maka perlu dilakukna filtrasi, tapi biasanya dilakukan di
laboratorium sebelum analisis.
Filosofinya adalah, bahwa akar tanaman menunjam jauh ke dalam tanah dan
mengambil makanan dari batuan dasar yang lapuk. Contohnya tanaman teh telah
memperlihatkan batas-batas anomali Ni di Australia Barat. Keuntungan metode ini
dibandingkan dengan metode lainnya, yaitu dapat dilakukan untuk :
Kelompok kedua berupa unsur yang jejak yang diperlukan utuk pertumbuhan yang
sehat, terdiri dari B, Mg, K, Ca, Mn, Fe, Cu dan Zn yang konsentrasinya dalam
tanaman hampir sama dengan dalam tanah. Kelompok ke tiga adalah unsur yang
tidak diperlukan atau unsur toksik, antara lain Pb, Sr, HG, Be, U, NI, Cr, Ag, Sn. Dan
Se. Unsur toksik mungkin diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit, sedangkan
unsur yang diperlukan bisa menjadi toksik jika hadir dalam konsentrasi yang tinggi.
Pada tanah dengan konsentrasi Pb, Cu, Hg dan Ni tinggi, pertumbuhan vegetasi
terhambat atau terbatas pada jenis tertentu. Ada tanaman yang toleran terhadap
konsentrasi toksik yang tinggi, adapula yang seolah-olah membutuhkan unsur toksik
untuk dapat mulai tumbuh. Tanaman yang demikian disebut tanaman indikator.
Yang paling dikenal adalah bunga tembaga di Zambia dan tanaman Selenium di
Amerika. Kehadiran bunga tembaga menjadi indikasi konsentrasi Cu ratusan sampai
ribuan ppm. Tanaman selenium menjadi indikator yang baik untuk mineralisasi
uranium karena Se sering menyertai U. Daun yang menguning (chlorosis) dapat
disebabkan oleh konsentrasi unsur Cu, Zn, Mn dan Ni.
Untuk melakukan survey biogeokimia, sedikitnya diperlukan 300 gram material dari
tiap tanaman. Tanaman muda dan kurus umumnya memberikan hasil yang paling
baik. Conto dapat divariasikan dengan spesies yang berbeda, tapi menggunakan satu
spesies lebih praktis. Pengambilan conto harus sedekat mungkin pada gridnya.
Setelah conto dimasukkan ke dalam kantung, material dikeringkan dan dapat dikirim
ke laboratorium untuk dijadikan abu dan dianalisis, atau dapat dibiarkan hangus di
udara atau dalam oven, kemudian masukan ke dalam kantung conto dan dikirim ke
laboratorium. Sebelum conto dianalisis, dilakukan pengabuan terlebih dulu pada
temperatur 450° - 500° C. Temperatur ini terlalu tinggi untuk Sb, Hg , Se, dan Te,
sehingga perlu menggunakan metode pengabuan basah.
D. METODE ANALITIS
Dalam eksplorasi geokimia tidak perlu mengutamakan akurasi yang tinggi, yang
penting cepat, tidak mahal dan sederhana. Metode yang banyak digunakan dalam
prospeksi geokimia adalah kromatografi, kolorimetri, spektroskopi emisi, XRF, dan
AAS. Metode lain yang juga digunakan dalam kasusu khusus adalah aktivasi neutron,
radiometri dan potensiometri.
AAS (atomic absorpsion spectrometry) merupakan teknik yang paling banyak dipakai
dalam analisis unsur tunggal standar. Alat-alat yang lebih canggih dapat
menganalisis multi unsur, seperti :
1. Plasma emissin spectrometry menganalisis 12 unsur utama (Cu, Pb, Zn, Ag, W, Sb,
Ba, Ni, Mn, Fe, Cr, Sn) dan 10 unsur berguna baik sebagai unsur pennyertamaupun
untuk pemetaan geologi: V, P, As, Mo, B, Be, Cd, Co, Ni, Y.
2. Optical emission spectrometry yang langsung dibaca : quantometer, yang
mengukur secara simultan 7 unsur dan 26 unsur jejak.
Geokimia strategis dan analisis multi unsur dengan data yang banyak (33 unsur/
conto) membutuhkan pengolahan data dengan komputer. Analisis ini sering
dilakukan di pusat-pusat pengolahan data. Prospektor hanya perlu menyediakan peta
lokasi dan data lapangan (buku catatan penyontoan).
Pengolahan data dimulai dengan mengambil informasi geokimia dari conto yang
dikumpulkan. Hal ini dapat diperoleh dengan cara mengelompokkan conto dengan
indeks yang sama, sebagai berikut:
1. Hasil analisis dari laboratorium
2. Koordinat conto
3. Observasi lapangan
Pengolahan data melibatkan manipulasi sejumlah besar variabel (nilai conto). Ini
dapat menentukan variabilitas dalam dan antara populasi conto. Ada tiga metode
statistik yang digunakan: pertama melibatkan pengolahan variabel yang diambil satu
persatu (analisis univariate), kedua teknik analisis bivariate, dan ketiga analisis
multivariate.
Analisi univariate atau analisis elementer memungkinkan perangkuman karakteristik
dari distribusi unsur baik melalui penghitungan maupun secara grafis. Grafik yang
disajikan untuk distribusi unsur tertentu dapat digunakan untuk menentukan hukum
statistik mana yang sesuai dengan distribusi unsur atau menentukan populasi yang
berbeda (jika ada) dalam conto global.
Analisis statistik bivariate terdiri dari analisis dua karakter dari variasi simultan ,
baik dengan grafik ataupun perhitungan koefisien korelasi linier. Analisis
multivariate terdiri dari: regresi multiple dan analisis faktorial. Regresi multiple
memungkinkan variasi-variasi dari suatu variabel dihubungkan dengan variasi-
variasi dari satu atau beberapa variabel lain. Gunanya untuk membantu menonjolkan
atau mengeliminasi material logam dari endapan primer.
Contohnya Cu yang tinggi yang berasosiasi dengan batuan basa dapat ditekan atau
dihapus dengan studi distribusi Ni, Co dan V. Di lain pihak anomali yang signifikan
akan kelihatan lebih kontras. Analisis faktorial bertujuan mendapatkan informasi
dari data numerik yang besar. Sintesis ini membutuhkan perhitungan matematis
yang kompleks. Contohnya jika satu seri plutonik dipelajari, dimulai dengan data
kimia Fe, Mg dan Ti dikelompokkan pada faktor yang sama., ini dapat
mengekspresikan variasi dalam level mineral feromagnesia dalam conto yang
berbeda. Dalam prospeksi geokimia, fakta-fakta ini dapat dapat menggambarkan
kehadiran berbagai mineralisasi, kontras antara unit geologi utama, fenomena
pedologi, dan sebagainya.
Jika data tidak terlalu banyak, tidak perlu pengolahan data dengan komputer.
Konsekuensinya prospektor harus memproses dan menyajikan sendiri datanya.
Analisis statistik elementer dapat membantu memisahkan background dari anomali.
Hal ini dapat dilakukan secara manual melalui perhitungan nilai rata-rata, deviasi
standar dapat pula disajikan dalam bentuk grafis dengan melakukan langka-langkah
sebagai berikut :
1. Pemilihan data populasi yang tepat, sebesar mungkin dan sehomogen mungkin
2. Pengumpulan harga-harga menjadi jumlah kelas yang cukup
3. Menghitung frekuensi tiap kelas kemudian plot terhadap unit kelas untuk
mendapatkan histogram
4. Menghaluskan histogram untuk mendapatkan kurva frekuensi
5. Pengeplotan frekuensi kumulatif sebagai ordinat untuk mendapatkan kurva
frekuensi kumulatif yang merupakan bagian integral dari kurva frekuensi.
6. Dengan mengubah ordinat di atas menjadi skala probabiliti, maka kurva frekuensi
akan menjadi garis lurus.
Sumber : http://artikelbiboer.blogspot.com/2009/11/geochemical-geokimia.html
Minggu 16 Agust. 15 jam 20.43
A. DEFINISI DAN KONSEP DASAR
Ada banyak definisi tentang geokimia, tetapi definisi yang dilakukan oleh Goldschmidt
menekankan pada dua aspek yaitu:
1. Distribusi unsur dalam bumi (deskripsi)
2. Prinsip-prinsip yang mengatur distribusi tersebut di atas (interpretasi)
Pada dasarnya definisi ini menyatakan bahwa geokimia mempelajari jumlah dan distribusi
unsur kimia dalam mineral, bijih, batuan tanah, air, dan atmosfer. Tidak terbatas pada
penyelidikan unsur kimia sebagai unit terkecil dari material, juga kelimpahan dan
distribusi isotop-isotop dan kelimpahan serta distribusi inti atom.
e. Bisa bergabung dengan material organik (contohnya Cu dalam umbuhan atau khewan)
Geokimia Organik
1. Hidrokarbon (Petroleum)
2. Untuk karbon (Batubara)
Keberadaan minyak bumi :
BATUAN INDUK
*BATUAN YANG MENGHASILKAN HIDROKARBON
*KAYA ORGANIK, BERBUTIR HALUS
*contohnya SERPIH, BATUGAMPING
PERANGKAP
*SISTEM YG MENGHALANGI HIDROKARBON LOLOS KE PERMUKAAN
KEROGEN TIPE-I
• Persentase karbon yg dapat diubah dlm TOC tinggi (>70%) ; menghasilkan HK
berkonsentrasi parafinik lbh tinggi drp kerogen Tipe-II dan Tipe-III
KEROGEN TIPE-II
• Persentase karbon yg dpt diubah antara 30-70% ; menghasilkan HK campuran yg
kompleks.
KEROGEN TIPE-III
• Potensi pembentukan HK lebih rendah drp Kerogen Tipe-I dan II (<30%) ; terutama
menghasilkan gas.
DIAGENESIS
Tipe Kerogen
Berdasarkan komposisi unsur-unsur kimia yaitu karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O),
pada awalnya kerogen dibedakan menjadi 3 tipe utama yaitu kerogen tipe I, tipe II, dan tipe
III (Tissot dan Welte, 1984 dalam Killops dan Killops, 2005), yang kemudian dalam
penyelidikan selanjutnya ditemukan kerogen tipe IV (Waples, 1985). Masing-masing tipe
dicirikan oleh jalur evolusinya dalam diagram van Krevelen
LATAR BELAKANG
Bidang kelautan yang mempelajari segala hal mengenai proses yang terjadi didalam
lautan.Baik pergerakan komponen fisis maupun kimia.Dalam hal ini kita kan lebih
banyak membahas proses kimia yang terjadi dilautan.Khususnya kita akan membahas
mengenai Geokimia.Geokimia merupakan salah satu disiplin ilmu yang ada saat
ini.Geokimia berasal dari dua buah disiplin ilmu yaitu ilmu geologi dan kimia.Hal ini
bukan merupakan penggabungan ilmu,namun merupakan disiplin ilmu yang hanya
membantu menjelaskan fenomena fenomena geologi yang terjadi dan ditinjau dari sisi
kimianya.Sebelum masuk lebih dalam mempelajari Geokimia kita harus memahami ilmu
geologi terlebih dahulu.Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam memahami ilmu
geokimia.Ilmu Geologi sendiri terdiri dari banyak cabang,diantaranya:mineralogi,
petrologi, sedimentologi, geomorfologi, paleontologi, geologi struktur stratigrafi dan
lain lain.
Geokimia adalah ilmu yang Geokimia adalah ilmu yang mempelajari kandungan unsur
dan isotop dalam lapisan bumi, terutama yang berhubungan dengan kelimpahan
(abundant), penyebaran serta hukum-hukum yang mengontrolnya. Dari dasar ini
berkembang beberapa cabang ilmu geokimia di antaranya yaitu geokimia panasbumi,
geokimia mineral, geokimia petroleum dan geokimia lingkungan.
Pada dasarnya definisi ini menyatakan bahwa geokimia mempelajari jumlah dan
distribusi unsur kimia dalam mineral, bijih, batuan tanah, air, dan atmosfer. Tidak
terbatas pada penyelidikan unsur kimia sebagai unit terkecil dari material, juga
kelimpahan dan distribusi isotop-isotop dan kelimpahan serta distribusi inti atom.
Didalam lautan sendiri banyak hal yang berkaitan dengan proses geokimia.Khususnya
pada kandungan sedimen laut dan lapisan dasar lautan.Pada makalah ini akan dibahas
mengenai Eksplorasi Geokimia.
2.1 Geokimia
Keberadaan dan munculnya Geokimia sebagai cabang ilmu geologi baru menyebabkan
munculnya metode metode dan data observasi baru.Hal yang menarik perhatian para
ahli sedimentologi adalah awal mulanya sebagian besar penelitian mengenai geokimua
mengarah pada penelitian kuantitatif untuk mengetahui penyebaran unsur-unsur kimia
dialam, termasuk akan penyebaran dalam batuan sedimen.Seiring berjalannya waktu
data tersebut menuntun pada kenyataan untuk memahami apa yang disebut siklus
geokimia(geochemical cycle) serta penemuan hukum-hukum yang mengontrol penyebaran
atau distribusi unsur dan proses proses yang menyebabkan timbulnya pola penyebaran
dan distribusi seperti itu.
Baru-baru ini, kimia nuklir (nuclear chemistry) menyumbangkan sebuah “jam” dan
“termometer” yang pada gilirannya membuka era penelitian baru terhadap sedimen.
Unsur-unsur radioaktif, khususnya 14C dan 40K, memungkinkan dilakukannya metoda
penanggalan langsung terhadap batuan sedimen tertentu. Metoda 14C, yang
dikembangkan oleh Libby, dapat diterapkan pada endapan resen. Metoda 40K/40Ar
terbukti dapat diterapkan pada glaukonit, felspar autigen, mineral lempung, dan silvit
yang ditemukan dalam endapan tua. Analisis isotop dapat digunakan untuk menentukan
temperatur purba. Metoda Urey—berdasar-kan nisbah 16O/18O yang merupakan fungsi
dari temperatur—dapat dipakai untuk menaksir temperatur pembentukan cangkang
fosil yang ada dalam endapan bahari. Meskipun “jam” dan “termometer” tersebut masih
memperlihatkan kekeliruan, namun harus diakui bahwa keduanya telah memberikan
kontribusi yang berarti terhadap pemelajaran sedimen.
Berbagai kajian teoritis dan eksperimental tentang stabilitas mineral pada berbagai
kondisi oksidasi-reduksi (Eh) dan pH dilakukan oleh Garrels dan beberapa ahli lain
(lihat Garrels & Christ, 1965). Penelitian aspek-aspek geokimia sedimen banyak
menambah pengertian kita tentang endapan sedimen. Buku-buku yang membahas
tentang topik-topik geokimia sedimen antara lain adalah Geochemistry of Sediments karya
Degens (1965) dan Principles of Chemical Sedimentology karya Berner (1971).
2.2 Eksplorasi Geokimia
Pengertian Eksplorasi atau prospeksi geokimia didefinisikan sebagai pengukuran
sistematis terhadap satu atau lebih trace elements (unsur-unsur jejak) dalam batuan, soil,
sedimen sungai, vegetasi, air atau gas dengan tujuan untuk menentukan anomali-
anomali geokimia (Levinson, 1974; Rose et al, 1979; Joyce, 1984; Chaussier, 1987).
Untuk mengukur kelimpahannya melalui Eksplorasi Geokimia khusus
mengkonsentrasikan pada pengukuran kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur-unsur
bijih atau unsur-unsur yang berhubungan erat dengan bijih, dengan tujuan mendeteksi
endapan bijih. Dalam pengertian yang lebih sempit eksplorasi geokimia adalah
pengukuran secara sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam batuan, tanah, sedimen
sungai aktif, vegetasi, air, atau gas, untuk mendapatkan anomali geokimia, yaitu
konsentrasi abnormal dari unsur tertentu yang kontras terhadap lingkungannya
(background geokimia).
Eksplorasi ini dilakukan dengan maksud kita dapat menganalisis
didaerah/batuan/lapisan mana yang memiliki kandungan kandungan
kimia.Contohnya:unsur-unsur bijih besi, minyakbumi, gas alam dan lain lain.Dimana
keberadaan unsur unsur tersebut berada dalam kondisi yang tidak tetap, melainkan
selalu bermigrasi yang merupakan akbat dari aktivitas lempeng bumi yang berada diatas
magma.Kondisi yang tidak stabil ini menyebabkan pergerakan pergerakan lempeng
bumi yang nantinya akan mempengaruhi kondisi unusr unsur yang berada didalam
lempeng bumi.Sehingga eksplorasi geokimia perlu dilakukan untuk menghindari
kesalahan lokasi eksplorasi.
2.2.1 Prinsip Dasar Eksplorasi Geokimia
Segala hal yang pastinya memiliki prinsip prinsip yang memberikan karakteristik.Sama
akan halnya pada Eksplorasi Geokimia juga memiliki beberapa prinsip prinsip dasar
yang perlu diperhatikan.Prinsip dasar eksplorasi geokimia pada dasarnya terdiri dari 2
metode:
1. Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada mineral yang
relatif stabil pada kondisi permukaan bumi (seperti: emas, platina, kasiterit, kromit,
mineral tanah jarang). Cocok digunakan di daerah yang kondisi iklimnya membatasi
pelapukan kimiawi.
2. Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola ini dapat
diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak tererosi, baik yang
lapuk ataupun yang tidak lapuk.
Pola ini terlihat kurang seperti pada pola dispersi mekanis, karena unsur-unsurnya yang
membentuk pola dispersi bisa :
a. Memiliki mineralogi yang berbeda pada endapan bijihnya (contohnya: serussit
dan anglesit terbentuk akibat pelapukan endapan galena)
b. Dapat terdispersi dalam larutan (ion Cu2+ dalam airtanah berasal dari endapan
kalkopirit)
c. Bisa tersembunyi dalam mineral lain (contohnya Ni dalam serpentin dan empung
yang berdekatan dengan sutu endapan pentlandit)
d. Bisa teradsorbsi (contohnya Cu teradsosbsi pada lempung atau material organik pada
aliran sungai isa dipasok oleh airtanah yang melewati endapan kalkopirit)
e. Bisa bergabung dengan material organik (contohnya Cu dalam umbuhan atau hewan)
Kemudian ada beberapa hal yang mendasar dan sangat perlu kita ketahui .Hal Dasar
Yang Berkaitan Dengan Prospeksi Geokimia:
1.Unsur penunjuk (indicator element) = unsur utama bijih dalam badan bijih yang dicari
2.Unsur jejak (pathfinder element) = berasosiasi dengan badan bijih tapi sulit dideteksi,
lebih bebas dari bising, atau lebih luas penyebarannya dari unsur petunjuk.
2.2.2 Metode Eksplorasi Geokimia
Dalam eksplorasi geokimia tidak bisa dilakukan tanpa tahapan yang benar dan
sistematis.Para peneliti pun mencuba membuat tahapan tahapan untuk melakukan
eksplorasi geokimia.Urutan Eksplorasi Geokimia Secara Umum (Peters, 1978)
a.Seleksi metode, elemen-elemen yang dicari, sensitivitas dan ketelitian yang dinginkan,
serta pola sampling.
b.Kegiatan pendahuluan atau program sampling lapangan dgn mengecek contoh-contoh
secara umum dan kedalaman contoh untuk mnentukan level yg dapat diyakini &
mengevaluasi faktor bising (noise).
c.Analisis contoh, dilapangan dan laboratorium dengan analisis cek yang dibuat pada
beberapa metode.
d.Melakukan statistik dan evaluasi geologi dari data (geologi & geofisika).
e.Konfirmasi anomali semu, sampling lanjutan, serta analisis & evaluasi pada area yang
lebih kecil, menggunakan interval sampling yg lebih rapat & penambahan metode
geokimia.
f.Penyelidikan target dengan suatu ketentuan untuk sampling ulang & penambahan
analisis dari contoh-contoh yang telah adaKonsep atau Prinsip Dasar Eksplorasi
Geokimia.
Tiap eksplorasi geokimia terdiri dari tiga komponen, yaitu sampling (pengambilan
contoh), analisis, dan interpretasi. Ketiganya komponen tersebut merupakan fungsi
bebas yang saling terkait. Kegagalan yang terjadi pada tahap yang satu akan
mempengaruhi tahap berikutnya.Kemudian dalam pemilihan metode-metode yang akan
digunakan eksplorasi geokimia, harus disesuaikan dengan jenis endapan yang akan
dicari. Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada masing-masing tahapan
eksplorasi pemilihan metode dapat digambarkan secara umum seperti terlihat pada
Tabel.
Tahap Metode Jenis Mineral
Metode Analitis Dalam eksplorasi geokimia tidak perlu mengutamakan akurasi yang
tinggi, yang terpenting cepat, tidak mahal dan sederhana. Metode yang banyak
digunakan dalam prospeksi geokimia adalah kromatografi, kolorimetri, spektroskopi
emisi, XRF, dan AAS. Metode lain yang juga digunakan dalam kasus khusus adalah
aktivasi neutron, radiometri dan potensiometri. AAS (atomic absorpsion spectrometry)
merupakan teknik yang paling banyak dipakai dalam analisis unsur tunggal standar.
DISPERSI
LINGKUNGAN GEOKIMIA
Mobilitas Unsur
Unsur Penunjuk
Karena unsur-unsur memperlihatkan mobilitas yang berbeda
(dikontrol oleh perbedaan stabilitas dan oleh lingkungan tempat
mereka bermigrasi) sering dilakukan penggunaan unsur penunjuk
dalam prospeksi suatu unsur. Unsur penunjuk adalah suatu unsur
yang jumlahnya atau pola penyebarannya dapat dipakai sebagai
petunjuk adanya mineralisasi. Alasan penggunaan unsur penunjuk
antara lain :
Anomali Geokimia
Bijih mewakili akumulasi dari satu unsur atau lebih diatas kelimpahan
yang kita anggap normal. Kelimpahan dari unsur khusus di dalam
batuan barren disebut background. Penting untuk disadari bahwa tak
ada unsur yang memiliki background yang seragam, beberapa unsur
memiliki variasi yang besar bahkan dalam jenis batuan yang sama.
Contohnya background nikel :
1. Dalam granitoid kira-kira 8 ppm dan relatif seragam
2.Dalam shale berkisar antara 20 - 100 ppm
3. Dalam batuan beku mafik Ni rata-rata sekitar 160 ppm dan
relatif tidak seragam
4. Dalam batuan beku ultramafik Ni rata-rata sekitar 1200 ppm
dengan variasi yang besar.
Kondisi Bumi
Bumi berusia 4,5 miliar tahun. Ini fakta yang cukup handal.
Usia dari banyak batuan purba juga handal, dan mereka
berusia sangat tua: ada batuan di Greenland yang berusia
3,8 miliar tahun. Tanda pertama kehidupan dalam batuan
purba tidak dapat dengan mudah diketahui apalagi
ditentukan usianya, namun ada bukti yang baik sekarang
kalau sejenis mikroba telah ada setidaknya 2,8 miliar tahun
lalu. Ini perkiraan yang sangat hati-hati; sebagian besar
pakar akan mengatakan kalau sekarang telah ada bukti
kalau ada kehidupan di Bumi 3,5 miliar tahun lalu.
Beberapa diantaranya bahkan menarik waktunya lebih jauh
hingga 3,8 miliar tahun.
D.
Geokimia adalah ilmu yang membahas komposisi kimia
bumi dan pertukaran unsur berbagai bagian dari kulit bumi
dan lautnya, sungai-sungai dan perairan lainnya.
B. JENIS-JENIS DAUR KAITANYA DENGAN GEOKIMIA
1. Daur Air
Semua endapan bijih adalah produk dari daur yang sama di
dalam proses-proses geologi yang mengakibatkan
terjadinya tanah, sedimen dan batuan. Gambar merupakan
ringkasan dari daur geologi dan contoh-contoh tipe bijih
yang dihasilkan pada berbagai stadia daur :
3. Daur Nitrogen
5. Daur Belerang
• Golongan aromatik (CnH2n-6) : Seri aromatik disebut juga seri benzen. Seri
hidrokarbonini memiliki sifat aktif yang sangat berbeda dengan parafin dan
naften. Aromatik hidrokarbon inimemiliki cincin benzen yang sangat stabil,
dapat dioksidasi dan membentuk asam organik.Seriaromatik dapat
merupakan produk adisi atau substitusi, bergantung pada kondisi reaksi.
Sebagianminyak mentah di Sumatra dan Kalimantan kaya akan
aromatik. Seri ini banyak ditemukan didalam reformate gasoline secara
katalitik.
3.Senyawaan Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah,
yaitu 0,1-0,9%. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik.
Nitrogen mempunyai sifat racunterhadap katalis dan dapat
membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan
nitrogenterbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen
klas dasar yang mempunyaiberat molekul yang relatif rendah dapat
diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkanyang mempunyai berat
molekul yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam
mineralencer.J a d i minyak bumi atau crude oil adalah
merupakan campuran dari berbagai m a c a m hidrokarbon dari
rentan yang paling kecil seperti misalnya metan yang hanyan
memiliki satuatom karbon sampai dengan rentan yang terbesar
yang memiliki atom karbon 200 atau
lebih.P a d a
dunia perminyak dikenal juga istilah cra
cking, dimana C r a c k i n g a d a l a h p e n g u r a i a n molekul-
molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul
senyawahidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan
minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin. Proses ini terutama
ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan
fraksig a s o l i n
(bensin). Kualitas gasolin sangat diten
t u k a n o l e h s i f a t a n t i k n o c k ( k e t u k a n ) y g d inyatakan
dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan
(2,2,4-trimetilpentana) yang mempunyai sifat anti knocking yang
istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan p a d a n-
heptana yang
mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gas
o l i n y a n g d i u j i a k a n dibandingkan dengan campu
ran isooktana dan nheptana. Bilangan oktan dipe
n g a r u h i o l e h beberapa struktur molekul hidrokarbon. Selain itu
juga dikenal istilah reforming, yaitu perubahandari bentuk molekul bensin
yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin
yangbermutu lebih baik (rantai karbon bercabang)
.
Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekulyang sama bentuk
strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut
isomerisasi.Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan
pemanasan.Dibawah ini merupakan hasil produk dari minyak bumi :
• Gasolin (bensin) : biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
• Kerosin (minyak tanah) : biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk
keperluan rumahtangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan
baku pembuatan bensin
melaluip r o s e s cracking. Kerosin dapat juga diartikan
s e b a g a i c a i r a n h i d r o k a r b o n y a n g t a k berwarna dan
mudah terbakar biasanya, kerosin didistilasi langsung dari minyak
mentahmembu tuhkan perawatan khusus. Kerosene dapat
juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk
mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan
bakar minyak. Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak
terbatas dinegara berkembang, di mana dia kurang disuling dan
mengandung ketidak murnian danbahkan "debris". Bahan bakar mesin
jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama titik
asap dan titik beku.
• Minyak solar atau minyak diesel : biasa digunakan sebagai bahan
bakar untuk mesind i e s e l pada kendaraan bermotor seperti
bus, truk, kereta api dan
traktor.lainnya,minyak solar juga digunakan sebaga
i b a h a n b a k u p e m b u a t a n b e n s i n m e l a l u i p r o s e s crac
king.
• Minyak pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi
mesin-mesin.
• Residu : minyak bumi yang terdiri dari Parafin
misalnya, yang digunakan dalam prosespembuatan obat-obatan,
kosmetika, tutup botol, industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan
masih banyak lagi. Aspal juga salah satu dari produknya,
yang digunakansebagai pengeras jalan raya
ukasi.net/mapok/
PERANGKAP
*SISTEM YG MENGHALANGI HIDROKARBON LOLOS KE PERMUKAAN
KEROGEN TIPE-I
KEROGEN TIPE-II
KEROGEN TIPE-III
GEOKIMIA PETROLEUM
Geokimia petroleum (minyak dan gas bumi) adalah penerapan
prinsip-prinsip kimia yang mempelajari tentang asal, migrasi,
akumulasi dan alterasi dari petroleum (minyak dan gas bumi )
selain itu menerapkan konsep-konsepnya dalam rangka
eksplorasi petroleum yang lebih efektif.
Kegunaan geokimia
Keterangan: Ga=109 tahun lalu, PAL= present atmosphere level (kandungan O2).
Stomatolit= struktur organo-sedimen (simbiose antara ganggang-sedimen gampingan)
Potensi Petroleum Batuan Prikambrium
Bukti awal kehidupan dengan ditemukannya stromatolit 3,5 Milyar
tahun yang lalu. Beberapa penelitian dan analisis sedimen
Prakambrium menunjukkan bahwa tidak memiliki kualitas batuan
sedimen Fanerozoikum, baik dalam jumlah kandungan kerogen atau
hidrogen. Minyak dan gas akan terus ditemukan, khususnya dalam
sedimen prikambrium nonalterasi, namun jumlah tersebut tidak akan
menjadi besar kecuali jika batuan sumber kaya bahan organik,
kerogen, atau konten hidrogen mereka tidak luas, dan sistem
reservoir yang terjaga dengan baik
Bukti pertama kehidupan adalah dalam 3,5 stromatolites Ga dalam
ringkasan, analisis sedimen Prakambrium menunjukkan bahwa
mereka kurang kualitas sumber batuan sedimen Fanerozoikum, atau
jumlah kerogen dan konten hidrogen. Minyak dan gas akan terus
ditemukan, terutama di sedimen dari Prakambrium unalterated,
kerogen mereka tidak secara luas dehydrogenated, dan reservoir
Recks yang sangat terawat dengan baik