Referat Sudden Death Dafpus
Referat Sudden Death Dafpus
PENDAHULUAN
1
2
2
3
II.1.2 EPIDEMIOLOGI
Kematian mendadak terjadi empat kali lebih sering pada laki-laki
dibandingkan pada perempuan. Penyakit pada jantung dan pembuluh darah
menduduki urutan pertama dalam penyebab kematian mendadak dan juga
memiliki kecenderungan yang serupa yaitu lebih sering menyerang laki-laki
dibandingkan perempuan dengan perbandingan 7:1 sebelum menopause dan
menjadi 1:1 setelah perempuan menopause. Tahun 1997 -2003 di Jepang
dilakukan penelitian pada 1446 kematian pada kecelakaan lalu lintas dan dari
autopsi pada korban kecelakaan lalu lintas di Dokkyo University dikonfirmasikan
bahwa 130 kasus dari 1446 kasus tadi penyebab kematiannya digolongkan dalam
kematian mendadak, bukan karena trauma akibat kecelakaan lalu lintas. Di
Indonesia seperti yang dilaporkan badan Litbang Departemen Kesehatan RI,
persentase kematian akibat penyakit ini meningkat dari 5,9% (1975) menjadi
9,1% (1981), 16,0 (1986), dan 19,0% (1995). 1,3,4
II.1.3 KLASIFIKASI
Terminologi kematian mendadak dibatasi pada suatu kematian alamiah
yang terjadi tanpa diduga dan terjadi secara mendadak (sudden natural
unexpected death).
Kematian alamiah ini dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu:1,3,4
1.) Kematian yang terjadi dimana ada saksi mata dan keadaan dimana faktor
fisik dan emosi mungkin memainkan peran, juga dapat terjadi saat
aktivitas fisik, dimana cara mati dapat lebih mudah diterangkan atau
4
II.1.4 ETIOLOGI
Secara garis besar penyebab kematian mendadak, yaitu karena trauma,
keracunan dan penyakit. Insiden kematian mendadak akibat trauma dan keracunan
lebih kurang sekitar 25-30%, sementara penyakit merupakan penyebab tersering
5
2. Keracunan4,8
a. Definisi
Racun ialah zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi dan
fisiologik yang dalam dosis toksik akan menyebabkan gangguan berupa
sakit atau kematian.
Intoksikasi merupakan suatu keadaaan dimana fungsi tubuh
menjadi tidak normal yang disebabakan oleh sesuatu jenis racun atau
bahan toksik lain.
e. Kriteria Diagnosis
1. Adanya tanda dan gejala yang sesuai dengan racun penyebab
2. Dengan analisis kimiawi dapat dibuktikan adanya racun pada
barang bukti jika sisanya masih ada
3. Dapat ditemukan racun atau sisa dalam tubuh/ cairan tubuh korban,
jika racun menjalar secara sistemik
4. Kelainan pada tubuh korban, makroskopik maupun mikroskopik
sesuai dengan racun penyebab
5. Riwayan penyakit, bahwa korban tersebut benar-benar kontak
dengan racun
Butir 3 dan 4 mutlak perlu
Yang perlu diperhatikan untuk korban keracunan :
Keterangan tentang racun apa kira-kira yang menjadi penyebabnya
Harus sedikit sekali menggunakan air
Jangan menggunakan desinfektan
f. Pemeriksaan toksikologik
Pemeriksaan toksikologik harus dilakukan pada :
Bila pada pemeriksaan setempat terdapat kecurigaan terhadap
keracunan.
Bila pada otopsi ditemukan kelainan yang lazim ditemukan pada
keracunan dengan zat tertentu, misalnya lebam mayat yang tidak
biasa (cherry red pada CO, merah terah pada sianida, kecoklatan
pada nitrit, nitrat, anilin, fenasitin dan kina); loka bekas suntikan
sepanjang vena, keluarnya buih dari mulut dan hidung (keracunan
morfin), bau amandel (keracunan sianida), bau kutu busuk
(keracunan malation).
Bila pada otopsi tidak ditemukan penyebab kematian.
3. Penyakit2,3,4
a. Penyakit Sistem Kardiovaskular
Beberapa penyakit pada sistem kardiovaskular yang dapat
mengakibatkan mati mendadak antara lain:
1. Penyakit Jantung iskemik
2. Infark Miokard
3. Penyakit Katup Jantung
4. Miokarditis
5. Kardiomiopati
h.) Ruptur otot papilaris, dapat terjadi karena infark dan nekrosis.
Keadaan ini memungkinkan katup mitral mengalami prolaps
dengan gejala insufisiensi mitral dan bahkan kematian.
Ateroma pada arteri koroner bisa fokal dengan plak yang
irreguler dengan berbagai ukuran atau dalam jumlah sedikit dan
terlokalisir dengan sisa lumen lain pada sistem kardiovaskuler
hampir normal. Hal ini berarti setiap bagian pembuluh darah
utama harus diperiksa saat otopsi, pemotongan transversal
dilakukan dengan jarak tidak lebih dari 3 mm.
4.) Miokarditis
Miokarditis biasanya tidak menunjukkan gejala dan sering
terjadi pada dewasa muda. Diagnosis miokarditis pada kematian
mendadak hanya dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
histopatologik. Otot jantung harus diambil sebanyak 20 potongan
dari 20 lokasi yang berbeda dari pemeriksaan ini. Pada
pemeriksaan histopatologik tampak peradangan interstisial dan
atau parenkim, edema, perlemakan, nekrosis, degenerasi otot
16
5.) Kardiomiopati
Kardiomiopati adalah suatu kelainan pada miokardium
yang dihubungkan dengan disfungsi jantung dimana belum
diketahui penyebab yang pasti. Kardiomiopati bukan merupakan
hasil dari arteriosklerosis, hipertensi, kongenital, atau penyakit
katup jantung. Kardiomiopati dapat digolongakan menjadi 3, yaitu:
dilated/kongesti, hipertrofi, dan restriktif-obliteratif. Pada
dilated/kongesti, jantung dengan nyata membesar, dengan
miokardium yang lembek dan perbesaran pada semua ruang.
Secara mikroskopis, terdapat degenerasi dan atau hipertrofi serat
otot, fibrosis miokardium yang fokal atau difus, infiltasi sel
mononuklear, dan kadang infiltrasi lemak. 2,3,4
3.) Lain-lain
Kematian mendadak jarang terjadi pada infeksi, meskipun ada abses
serebral yang ruptur, dan kematian yang cepat berhubungan dengan
meningitis (pneumokokus, meningokokus, influenza, tuberkulosa). Akut
poliomyelitis dan ensefalitis dapat menyebabkan kematian cepat jika juga
mengenai batang otak.2,3,4
2. Urin
21
4. Feces
Isi rektum umumnya tidak diperlukan untuk analisa, kecuali ada
kecurigaan keracunan logam berat, sampel sebanyak 20-30 gram
dapatdimasukkan ke dalam wadah yang dapat tertutup rapat.
penunjang karena logam berat mengendap pada kuku dan dapat dianalisa
dengan analisa aktivasi neutron untuk melihat hubungan pertumbuhan rambut
dan paparan racun. Paparan racun yang paling baru akan terlihat paling dekat
dengan akar atau pangkal kuku.
II.3.2 Klasifikasi
Berdasarkan tujuannya, autopsi terbagi atas :
1. Autopsi klinik
2. Autopsi forensik/medikolegal
Mati mendadak sampai saat ini mungkin masih dianggap sebagai peristiwa
yang wajar, baik oleh masyarakat maupun pihak penyidik atau kepolisian.
Sehingga kasus mati medadak tidak dimintakan autopsi. Kondisi tersebut sangat
merugikan, mengingat kemungkinan kematian mendadak tersebut terdapat unsur
26
BAB III
KESIMPULAN
urogenital, dan penyakit pada SSP. Penyakit pada jantung dan pembuluh darah
menduduki urutan pertama dalam penyebab kematian mendadak.
27
DAFTAR PUSTAKA
8. Gonzales TA, Vance M, Helpern M, Umberger CJ. Legal Medicine. Pathology and
toxicology. 2nd edition. New York : Appleton century croft. 1954 :102 – 51.
9. Di Maio Vincent J.M, Dana Suzanna E. Natural Disease. Dalam : Handbook of
Forensic Pathology. Austin : Landes Bioscience; 1998. Hal : 35-64
10. Knight B. Forensic Pathology. Second Edition. New York : Oxford University Press.
1996 : 487 – 516.
11. Dahlan, Sofwan. 2008. Ilmu Kedokteran Kehakiman. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.Semarang.