KAJIAN TEORITIS
Menurut Sukadiyanto (2002: 5-6) istilah latihan berasal dan kata dalam bahasa Inggris yang
dapat mengandung beberapa makna seperti: practice, exercises, dan training. Pengertian
latihan yang berasal dan kata practise adalah aktivitas untuk meningkatkan keterampilan
(kemahiran) berolahraga dengan mengguna kan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan cabang olahraganya.
Pengertian latihan yang berasal dan kata exercises adalah perangkat utama dalam proses
latihan harlan untu k meningkatkan kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga
mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan geraknya. Exercises merupakan materl
latihan yang dirancang dan disusun oleh pelatih untuk satu scsi latihan atau satu kali tatap
muka dalam latihan, rnisalnya susunan materl latihan dalam satu kali tatap muka pada
mumnya berisikan mateñ, antara lain: (1) pembukaan!pengantar latihan, (2) peinanasan
(warming-up), (3) latihan inti, (4) latihan tambahan (suplemen), dan (5) cooling down!
penutup.
Latihan yang berasal dan kata training adalah penerapan dan suatu perencanaan untuk
meningkatkan kemampuan berolahraga yang berisikan maten teori dan praktek, metode, dan
aturan pelaksanaan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Latihan itu diperoleh
dengan cara menggabungkan tiga faktor yang terdiri atas intensitas, frekuensi, dan lama
latihan. Walaupun ketiga faktor ini memiliki kualitas sendiri-sendiri, tetapi semua harus
dipertimbangkafl dalam menyesuaikan kondisi sant latihan.
Latihan alcan berjalan sesuai dengan tujuan apabila program sesuai dengan kaidah-kaidah
latihan yang benar. Program latihan tersebut mencakup segala hal mengenai takaran latihan,
frekuensi latihan, waktu latihan. dan pninsip-prinsip latihan lainnya Program latihan ini
disusun secam sistematiS, tenikur, dan disesuaikan dengan tujuan latihan yang dibutuhkan.
Latihan fisik memerlukan waktu yang relatif lama untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Hasil latihan fisik bukanlah sesuatu yang dapat diperoleh secara instan, tidak dapat diperoleh
dalam satu atau dua minggu. Hasil latihan meningkat secam progresif, misalnya saja
peningkatan kekuatan naik berkisar 1- 5% perminggu. Latihan akan terlihat pengaruhnya
setelah dilakukan selama 8 minggu, misal latihan beban dapat memngkatkan kekuatan otot
sampai 50% dalam waktu 8 minggu (Dreger, dikutip oleh Suharjana 2007: 47). Faktor lain
yang tidak boleh dilupakan demi keberhasilan program latihan adalah keseriusan
latihan eseorang, ketertiban latihan, dan kedisiplinan latihan. Pengawasan dan pendampingan
terhadap jalannya program latihan sangat dibutuhkan.
Menurut Sadoso (1990: 23) latihan olahraga hams meliputi empat macam, yaitu: (1)
intensitaS latihan, (2) lamanya latihan, (3) frekuensi latihan, dan (4) macam aktivitaS latihan,
yang masing-maSing dapat diterangkan sebagai benkut:
a. IntensitaS latihan
Kualitas yang menunjukkan berat ringannya latihan disebut sebagai intensitas. Besarnya
intensitas bergantung pada jenis dan tujuan latihait Latihan aerobik menggunakan patokan
kenaikan detak jantung sepertí yang dikatakan Djoko (2004: 17) secara umum intensitas
latihan kebugaran adalah 60% - 90% detak jantung maksimal dan secara khusus besarnya
intensitas latihan bergantung pada tujuan latihan. Latihan untuk membakar lemak tubuh
menggunakan intensitas 65% .- 75% detak jantung maksimal yang dilakukan 20-60 menit
setiap latihan dan dilakukan 3-5 kali perrninggu (Djoko, 2004: 83 dalam skripsi Farid Imam).
Latihan aerobik adalah suatu bentuk latihan yang dilakukan secara berulang-ulang, terus-
menerus (ritmis), melibatkan kelompok otot-otot besar tubuh, dan dilakukan atau dapat
dipertahankan selama 20 sampai 30 menit. Contoh latihan aerobik adalah lan pelan cogging),
Ian, bersepeda, dan berenang (Aine McCarthy, 1995:44 dalam skripsi Farid Imam).
Takaran latthan aerobik yang dapat dilaksanakan yaitu meliputi frekuensi 3 - 5 kalilminggu,
secara umum intensitas 65% - 75% dan detak jantung ‘naksirnal sesuai dengan kondisi dan
tingkat keterlatihan. Bagi mereka yang barn
mulal latihan atau usia lanjut, mulailah berlatih pada intensitaS yang Iebih rendah, nisaInya
60%, terus ditingkatkan secam bertahap hingga mencapai intensitas Iatihafl yang semeStinY
Waktu atau durasi yang dilakukan adalah selarna 20 – 60 menit setiap latihan (Djoko, 2004:
83 dalam skripsi Farid Imam).
Setiap tubuh manusia apabila melakukan olahraga akan mengalami perubahan cli dalam
tubuhnya yang merupakan adaptasi dan latihan. l3egitupun pula dengan latihan aerobik,
menurut Junusul Hairy (1989: 208 dalam sknipsi Farid Imam) perubahan yang terjadi setelah
melakukan latihan daya tahan aerobic adalah:
a) Terjadi perubahan kardiorespiraSi.
Perubahan kardiorespirasi ini disebabkan oleh daya tahan latihan aerobik, dan secant tidak
langsung akan berpengaruh pada sistem transport oksigen. Sistem transport oksigen juga
melibatkan sistem sirkulatori, respiratori, dan jaringan. Komponen tersebut bekerja bersama-
sama untuk melepaskan/menyampaikan oksigen ke otot yang beraktivitas, karena dengan
latihan dapat meningkatkan respon jantung terhadap aktivitas yang dilaksanakan.
d) Menurunkan persentase lemak tubuh dan meningkatkan masa tubuh tanpa lemak.
Hal ini dapat diidentifikasi dengan berkurangnya lemak di dalam tubuh dan berat tubuh tidak
atau meningkat hanya sedikit sekali.
e) Menut-unkan tekanan darah.
Latihan membenikan pengaruh pada pembuluh darah sehingga dapat menurunkan tekanan
darah. Perubahan tekanan darah pada arteri disebabkan oleh perubahan curahjantung, ukuran
pembuluh darah, dan volume darah.
Menurut Thomas (2000: 14 dalam sknipsi Fanid Imam) bahwa dalam waktu 40 menit, latihan
aerobik rata-rata akan membakar atau mengbabiskan kurang lebih 11
480 Icalon. Aktivitas aerobik merupakan aktivitas pembakar kalori terbesar karena ivitas ini
melibatkan otot—otot besar yang bergerak secara tenis menerus. Menurut Lynne Brick
(2001: 7 dalam skripsi Farid Imam) bahwa dengan melakukan latihan aerobik yang dilakukan
dengan ifltensitas rendah sampai jntensitas sedang selama 30 menit akan membakar kira-kira
250 kalori, dan apabila dilakukan pada intesitas rendah sampai intensitas sedang selama 20
meut atau lebih maka alcan membalcar lemak di dalam tubuh.
Latihan aerobik pada intensitas sedang akan menurunkan lemak tubuh lebih optimal jika
dibandingkan dengan latihan aerobìk pada intensitas tinggi. Hal tersebut dapat diterangkan
bahwa suinber energi yang digunakan pada kedua intensitas berbeda. Intensitas sedang
menggunakan karbohidrat dan lemak secara seimbang, sedangkan pada intensitas tinggi
menggunakan karbohidrat secam lebih dominan, sehingga enzim-enzjm untuk oksidasi lipid
kurang terangsang dan pembakaran lemak tubuh tidaic optimal (Bambang, 2001:100 dalam
skripsi Farid
Berdasarkan pada pernyataan-pernyataan diatas dapat diketahui bahwa latihan aerobik dapat
meningkatkan oksidasi lemak. Selain itu latihan aerobic bertujuan untuk mempersiapkan
sistem sirkulasi dan respirasi, penguatan path tendo dan ligamenta, serta mengurangi resiko
teijadmya cedera. Garis besar aturan komponen latihan aerobik yang baik dilakukan dengan
cam: intensitas rendah-.sedang, durasinya lama, waictu istiraliat singkat, dan dapat
menggunakan latihan yang bervariasi (misal lan untas alam, naik turun bukit, bersepeda,
berenang, dli).
galali satu latihan aerobik yang banyak dilakukan orang saat ini adalah jogging (melakubl1
olahraga dengan lan-lan kecil). Jogging merupakan olahraga yang inudah di1akuk11’ dan
ekonomiS karena tanpa menggunakan peralatan yang rumit. Selain jogging, Ian diatas
treadmill merupakan metode latihan aerohik yang sangat baik untuk dilakukan mengingat
denyut nadi seseorang dapat dikontrol apabila lan diatas treadmill sehingga zona latihan dapat
terpenuhi sesuai dengan program dan tujuan latihan yang ingin dicapai. Kelebihan lain dan
lan di atas treadmill adalah dapat dilakukan didalam ruangan sehingga dapat dilakukan
sewaktu-waktu tanpa terkendala oleh cuaca. Latihan aerobik hendaknya diberi variasi latihan
supaya tidak jenuh ataupun stress.
b. Lamanya latihan
Takaran lamanya latihan untuk olahraga prestasi adalah 45-120 menit dalam training zone,
sedangkan untuk olahraga kesehatan seperti program latihan untuk menurunkan berat badan
antara 20-30 menit dalam training zone. Maksudnya yaitu bahwa latihan-latihan tidak alcan
efisien, atau kurang membuahkan hasil jika takaran latihan di atas tidak terpenuhi. Menurut
Djoko (2004:21-:dalam skLnipsi Fanid Imam) takaran lama latihan untuk meningkatkan
kebugaran dan menurunkan berat badan dilakukan selama 20-60 menit.
c. Frekuensilatihan
Frekuensi latihan berhubungan erat dengan intensitas latihan dan lama latihan. Dalam
melakukan latihan sebaiknya frekuensi latihan dilaksanakafl paling sedikit tiga kali
seminggu, baik untuk olahraga kesehatan maupun untuk olahraga prestasi. Untuk
meningkatkan kebugaran perlu latihan 3-5 kali per minggu (DjokO, 2004: 17 dalam skripsi
Farid Imam).
b) KekbUS” Latihafl
MenUflht Djoko (2004:12 dalam skripsi Farid Imam) program latihan yang baik haNs djpilih
secam khusuS sesuai dengan kebutuhan ataU tUjUan yang hendak dicapai. MiSflYa,
program latihan untuk meflUrU1an berat badan, maka pilih latihan aerobik setelah itu
lakukan latihan untuk pengeflCang& otot dengan menggunalan latihan beban (weight
training).
Dalam melakukan latihan, setiap bentuk rangsang akan direspon secara khusuS oleh setiap
orang atau olahragawan. Bentuk latihan yang diberikafl sesuai dengafl tujuan olahraga yang
diinginkan. Dalam hal ini perlu jpertimbaflgka1 prinsip spesifikasi, antara lain mencakup (1)
spesifikasi kebutuhan energi, (2) spesifikasi bentuk atau model latihan, (3) spesifikasi pola
gerok dan kelompok otot yang terlibat (Sukadiyaflt0 2002: 16).
c) Individilalitas
Menurut SukadiyafltO (2002: 14 dalam skripsi Farid Imam) setiap individu mempuflyai
potensi dan nampuafl yang berbedabeda. Selain poteflSi dan kemampuan yang berbeda,
faktor emataflgan, lingkUflgW, latar belakang kehidupan, serta pola inakannya pun berbeda,
sehingga akan berpengaruhterhadap aktivitas olahraga yang dilakukaflflYa. Oleh karefla ita,
dalam menentukan beban latihan harus disesuaikan dengan kemampUan asingmng individu
dan tjdak boleh disamaratak311.
Pada program latihan hams dicantumkan waktu pemulihan yang cukup. Waktu pemulihan
digunakan untuk mengurangi resiko over training akibat bcratnya latihan. Kelelahan hebat
justru dapat menimbulkan penurunan penampilan atau performa seseorang (Sadoso,199O:l 12
dalam skripsi Farid Imam). Dan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa latihan
merupakan sebuah aktivitas fisik yang dilakukan secara sistematis, dalarn jangka
waktu yang panjang, dilakukan berulangulang, meningkat, dan dengan sebuah metoda
tertentu sesuai tujuan yang diinginkan. Proses berlatih yang dilakukan
secara teratur, terencana, berulang-uláiftg dan semakin lama semakin bertambah bebannya,
seria dimulai dan yang sederhana ke yang komplek.
1. Defenisi
Pengertian Glukosa darah atau kadar gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat
glukosa di dalarn darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan
ketat di dalain tubuh.
a. Glukosa
Dna bentuk karbohidrat yang digunkan tubuh sebagai energi adalah giukosa jarah dan
glikogen otot (Fox,1993:l78). Glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang paling penting.
Glukosa rnerupakan karbohidrat dalam makanan yang diserap dalam jumlah besar kedalam
darah serta di konversikan didalani ati(Mayes,20007). Glukosa dalam tubuh di pecah untuk
menyediakan energy pada sel atau jaringan dan dapat disimpan sebagai sinipanan energi
dalam sel, sebagai glikogen(POCOCk,200411).
Glukosa merupakan bahan bakar utama bagi jaringan tubuh yang pada akhirnya digunakan
oleh sel tubuh untuk membentuk ATP. Walaupun banyak sel tubub banyak menggunakan
lernak sebagai sumber enrgi, saraf dan sel darah merah mutlak
memerlukannya(Marieb,2007:300). Jadi glukosa merupakan bentuk dasar bahan bakar
karbohidrat yang dipakai dalam tubuh (Patellongi, 2000:93).
b. Absorsi Clukosa
Absorsi adalah suatu proses rnasuknya zat makanan kedalani darah dan
hati melalu usus. Karbohidrat sebagai sumber glukosa, dalaiiì usus halus dicerna
menjadi disakaridase, yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa. Kemudian disakaridase
yang terdapat di brush borderusus halus selanjutnya menguraikan disakaridase ini
menjadi monosakaridase yang dapat diserap, yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa
(Sherwood, 2000:214).
Glukosa diserap dalam usus melalui dua tahap, yaitu masuknya glukosa melewati membrane
apikal usus ke dalam sel epitel dan kemudian dan sel epitel masuk melalui membrane basal.
Absorsi glukosa melewati membrane apical difasilitasi oleh sodium dependent glucose
transporter (SGLTI), sedangkan pada membrane basalis difasilitasi oleh transporter glukosa
(GLTU2)(Boron,2005:592).
Masuknya glukosa melewati membrane apikal, melalui SGLTI dengan cara transport aktif.
Sebab masuknya glukosa kedalam sel epitel usus, teijadi melawan gradient konsentrasi
glukosa. Glukosa masuk melewati membrane basalis diberi energy oleh grdien elektrokimia
Na, yang mana pada gilirannya dipelihara oleh tekanan Na yang melewati membrane
basolateral dengan pompa Na-K. system transport glukosa dengan Na ini adalah sahah satu
contoh proses transport akíif sekunder. Sedangkan masuknya glukosa melewati membrane
basalis tcrjadi secara difusi fasilitasifmelalui GLTU2 (Boron20O5:952).
Glukosa pada dasarnya di transport oleh mekanisme ko-transport natrium Pada keadaan tidak
ada transport flatrium melewati membrane, tidak ada glukosa yang
diabsorsi(Guyton,2006:75). Konsentrasi ion Na yang tinggi pada permukaan mukosa sel usus
meinpermudah onfluks glukosa kedalam sel-sel epitet. angkan konSeflt yang rendah akan
menghambat iithix glukosa ke dalam e1-sel epitel. Ini disebabkan karena gluksa dan Na
menggunakan kntaSePtor yaflag sama atau simpOrt, sodium dependent glucose rcznsporter
2005). Na beregrak kedalam sel epitel sesuai dengan beda konsefltrmnYa. GlukOsa bergerak
bersama Na dan di lepaskan di dalam sel. Na jangkt ke datan’ ninag intraselulet lateral, dan
glukosa diangkUt oleh GLTU2 ke dalafl’ intertiSium lalu masuk ke dalam kapiler
(GanOflg,2005:285).
c. MetabOtisme GlukOSa
Glukosa merupakan produk utama dan pencefl’ karbOhidt dan gula dalam 5juiaSi.pflg sediklt
95 persen dan seluruh monosaka da yang beredar di dalam darab mepakan produk peibahafl
akhir,Yait1 dalam bentuk glukoSa. Oleh kanena setelah absorbSi sebagian fruktosa dan
selunth galaktosa akan segera diubah irienjadi glukosa.(G1Yt0112OO6 :76).
Glukosa dalam tubuh juga dapat dañ beberuPa besal dan makanan yang berupa gula atau
karbohidrut yang kemudian dicerfla menjadi glukosa dan gula sederhafla yang disinteSada
sumber energi yang lain terutama oleh hati yang dikenal dengan g1ukoneogeflSisti glukoSa
yang tersimPa dalam hati, otot dan jaringan lain dalam bentuk glikogen (Dugi,2006)-
Glukosa yang tcrabsorbsi dalam usus halus ditransport ke hati melalul
vena porta hepatika.Kemudan disimpan datan’ hati sebagal glikogen atau dilepas
ke dalam darah untuk ditranspOrt ke sel-sel lain.G1uk0sa dapat diubah menjadi lemak oleb
hati dan jaringan adiposa jika ada kelebihan glukosa.Hati juga mengubah glukosa menjadi
asam amino (Sloan,2004:299).
Sebelum glukosa dapat dipakai oleh sel-sel jaringan tubuh glukosa hams ditransport melalui
membran masuk ke dalarn sitoplasma sel. Glukosa yang masuk dalam sel, segera difosforilasi
menjadi glukosa 6-fosfat. Glukosa 6-fosfat ¡ni kemudian akan dipolimerisasi menjadi
simpanan glukosa sebagai glikogen atau dikatabolisme. Proses pembentukan glikogen disebut
Glikogenesis,dan pemecahan glikogen disebut glikogenelisis (Ganong,2005 :289). Sel’ otot
menyimpan glikogen yang nantinya digunakan oleh skelet sendiri, dan tidak ikut secara
langsung dalam kontribusi regulasi glukosa darah.Kadar glukosa darahjuga terimbas oieh
glikogen otot secara tidak Iangsung. Hal ini terjadi ketika glikolisis anacrob terjadi di otot.
maka asam laktat yang terbentuk akan ikut aliran darah dan masuk hepar, yang kemudian
akan diubah menjadi glukosa dan selanjutnya ; (1) glukosa dapat dikembalikan ke darah
sebagai glukosa darth, (2) digunakan hepar sebagai bahan bakar, (3) diubah
menjadi glikogen dan disimpan sebagai glikogen hepar.Proses ini disebut Si1lus
Con (fox, 1993:178).
Energi diperlukan untuk proses fisiologis yang berlangsung dalam sel-sel tubuh. Proses ini
meliputi kontrajcsj otot, pembentukan dan pengantaran implus syaraf, sekresj kelenjar,
produksi panas untuk mempertahankan suhu, mekarnisme transport aktif dan herbagai reaksi
sintesis dan degradasi (Sloane, 2004 : 300).
swnber energi tubuh berasal dan karbohidrat, lemak dan protein. Sumber ergi jpj dipakai oleh
sel untuk membentuk sejumlah besar ATP dan AlP ,agai swnber energi untuk berbagai fungsi
sel.
ATP adalah senyawa fosfat yang berenergi tinggi yang menyimpan energy untuk tubuh. AlP
terbentuk dan Nukeitida adenosin ditambah dengan gugus fosfat dalam ikatan yang berenergi
tinggi. Hidrolisis ATP melepaskan satu fosfat menjadi ADP dan melepaskan energi.
Pelepasan fosfat kemudian akan menjadi AMP rnelepaskan banyak energi. Energi yang
dilepas dan katabolisme makanan dipakai oleh ADP untuk membentuk AlP sebagai simpanan
energi. Sistem ATP ADP adalah cara utama pemindahan energi dalarn sel ( Sloane, 2004;
300).
Glukosa yang masuk ke darah akan masuk ke dalam sistem portal hati sebagian glukosa akan
disimpan sebagai cadangan sumber energi di hati sebagai glikogen dan sebagian lagi akan di
sebarkan ke seluruh tubuh. Glukosa masuk ke sel hati dengan cara difusi dipermudah
(fasilitated dffision). Kemudian glukosa melalui sistem aerobik-aerobik dan glikolisis
anaerobik diubah menjadi ATP (Guyton, 2006 ; 838).
¡lepar penting dalam mempertahankan kadar glukosa darah. Kelebihan glukosa dalam darah
akan disimpan dalam hepar dalam bentuk glikogen melalui proses glikogefleSis, dan bila
kadar glukosa darah menurun maka glikogen akan diuhah kembali menjadi glukosa dan
dilepaskan ke dalam sirkulasi (MayeS,2000:S).
Bila kadar glukosa darah jatuh dibawah normal,dihepar akan terjadi proses glukoneOgeflesis.
Glukosa yang dihasilkan ini berasal dan asam amino dan gliserol, sehingga kadar glukosa
darah dapat dipertahan relatif normal, karena mempertahankan kadar glukosa darah normal
penting untuk janingan otak dan eritrosit (Guyton,2006:838).
Menurut Guyton (2006:834),mekafliSme yang dipakai dalam pengaturan kadar glukosa darah
melibatkan: berbagai peran sebagai benikut: (1) pengatufan kadar glukosa darah sangat
tergantung pada keberadaafl penyimpanan glikogen di hati. Jika kadar glukosa darah
rendah,glikogen di hati akan dipecah menjadi glukosa melalui proses glikogenolisis dan
kemudian mengalir di darah untuk dikinim ke otot rangka dan organ lain yang
membutuhkaflflya, dan jika kadar glukosa darah tinggi, glukosa akan diserap oleh janingan
dengan bantuan hormone insulin. (2) Peran insulin clan glukagon adalah sebagai sistem
pengatur umpan balik untuk mempertahankan konsentrasi glukosa clarah agar normal. Bila
konsentrasi glukosa darah meningkat tinggî, maka timbul sekresi insulin, insulin rnb
ianjutnya akan mengurangi konsentrasi glukosa darah agar kembali ke nilai nOrIfla.
Pada latihan dengan intesita rendah selama 40 menit (V02 maks 40%) tidak tejadi penurunan
kadar gula darah signifikan (Cooper, 1989). Sedangkan pada penilitian oleh marlis (2002:
271), dengan latihan fisik intensitas rendah (40%Vo2max), glukosa konstan selama latihan
fisikpost absorbsive dan menurun selama latihan fisik post pandrial. Path latihan fisik
intensitas rendah dalam keadaan puasa, glukosa yang digunakan awalnya disuplai oleh asam
lemak, sehingga asam Iaktat yang meningkat lebih sedikit. Namun apabila lipolisis
dihambat oleh respon insulinsetelah makan atau mengkonsumsi karbohidrat selama latihan
fisik, glukosa menjadi enenrgi yang utama. Dan dan penilitian yang dilakukan Fatoni (2005),
menunjukkan bahwa latihan fisik, intensitas ringan durasi 20 menit yang dilakukan path
penderita diabetes melitus sama-sama dapat menurunkan glukosa darah.
Pada Iatihan fisik submaksimal yang berdurasi lebih dan 20 menit, glukosa merupakan
sumber energi yang dominan. Pada latihan fisik intesitas sedang postabsorpsi terjadi
keseimbangan antara peningkatan utilisasi glukosa dan produksi glukosa.
dangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Sakamoto (1999) latihan dengan intensitas
sedang dapat menurunkan kadar glukosa darah. Penurunan cjidar glukosa darah ini
berhubungan dengan peningkatan glukosa transporter karena siinulasi oleh hormone insulin.
Latihan aerobik durasi lama 3 0-60 menit dengan 60-70% V02 maks dapat secara signifikan
menurunkan konsentrasi glukosa darah (Henriksen,2002:788). Fatoni (2005) menjelaskan
bahwa dengan latihan intensitas sedang selama 10 meuit pada penederita diabetes melitus
sudah dapat menurunkan gula darah Sementara Guelfi (2007:292) menjelaskan bahwa pada
latihan dengan intensitas sedang dapat menurunkan tingkat glukosa darah lebih besar dan
pada latihari dengan intensitas tinggi.Penurunan kadar glukosa darah pada latihan intensitas
sedang lebih besar dan pada intensitas tinggi disebabkan karena peningkatan
jurnlah hormon katekolamìn dan growth hormone yang lenih besar pada latihan
dengan intensitas tinggi, sehingga dapat meningkatkan gula darab.
Sedangkan pada hasil penilitian yang dilakukan oleh Herawati (2004: 22),
menyimpulkan bahwa latihan fisik intensitas sedangkan interval dan kontinu dapat
meningkatkan penurunan glukosa darah pada 3 0-60 pospandnial, tetapi tidak
meningkatkan peurunan glukosa darah pada 60-120 menit pospandnial. Dan pada
penelitian oleh Asnil (2002: 19) latihan intensitas anaerobìk dengan pemberian
gula 6Ogr/200 ml gula darah menurun baik atlet maupun non atlet.
24
G,
B 210
180
150
11::
30
-20 -10 0 lo 20 30 40 50 60 70 80 90
Time (minutos)
Gambas 2.19 :Penurunan kadar glukosa dan insulin setelah latihan 30 menit
Latihan fisik dengan intesitas tinggi dan dalam waktu rentang pendek (2-
20 detik) produksi ATP didominasi oleh sistem ATP-PC sehingga kadar glukosa
dara relatif konstan. Sedangkan bila aktivitas lebih dan 20 menit produksi ATP
glukosa, sehinggga glukosa darah alcan menurun. Pada aktivitas intensitas tinggi
lebih dan 45 detik produksì ATP berasal dan kombinasi ATP-PC, glikolisis
Pada penilitian yang dilakukan oleh Copeer (1989) pada latihan dengan
intensitas tinggi (80% V02 maks) terjafi penurunan glukosa darah yang signifikan
rt
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
at
25
deng3 jntensitaS tinggi selama 30 menit dapat menurunkan kadar glukosa darah
ciang, penurunan gula darah lebih signifikan dibanding dengan latihan dengan
inteflSit tinggi.
Selarna latihan dengan intensitas tinggi (> 70% V02 maks), sumber energi
2007:64). Latihan fisik intensif >80% V02 maks bahkan 100% V02 maks) untuk
waktu yang singkat seperti olahraga sprint atau olahraga repetisi yang singkat
dengan waktu istirahat yang singkat pula seperti baseball dan hoki, sistem energi
yang digunakan domminan anaerobik. Oleh karena itu latihan fisik ini hampir
seluruhnya tergantung pada glukosa dan glikogen sebagai sumber energi untuk
Pada penelitian yang dilakukan oleh Asril (2002:1 9),respon kadar glukosa
darah baik atlet maupun non atlet setelah diberi latihan intensitas anaerobik
Pada latihan fisîk intensitas tinggi,40% glukosa darah diambil yang alcan
latihan intensita tinggi dapat menurunkan kadar glukosa darah namun lebuh kecil
bila di banding latihan dengan intensitas sedang. Hal ini disebabkan, pada latihan
ìntensitas tinggi selain terjadi tingkatan uptaki glukosa jiga terjadi konter regulasi
26
vapjoon ( 2001 : 295),dimafla pada latihan tinggi 75% V02 maks terjadi
penurunan kadar gula darah namun kecil bila dibandingkan dengan intensitas
peningkatafl balk pruduksi glukosa dan peningkatan utilisasi glukosa. Pada latihan
menit) ini akan memicu peningkatan produksi glukosa 7-8 kali dan utilisasi
glukosa meningkat 3-4 kali, sehingga terjadi hipergiikemia. Disant latihan fisik
yang sangat berat, penggunaan glukosa lebih dulu turun dibandingkan produksi
glukosa, yang akan mengarahkan ke hipergiikemia yang lebih hebat. Hal ini
dan masif (sampai 8 kali) pada produksi glukosa hepar dan meningkatkan
glikemia. Pada orang normal yang melakukan latihan fisrk intensif akan terjadi
sedikit peningkatan glukosa darah dan akan makin meningkat pada latihan fisik
yang sangat berat hal ini akan menetap sampai I jam. Kemudian sant Pemuliha.fl.
Peningkatan insulin darah terjadi yang diduga berguna untuk pengisian kembali
27
cepat icatekolamin Keadaan ini mencerminlon inhibisi yang dimediasi reseptor
alfa pada sel beta berakhir. Tingginya konsentrasi glukosa dan insulin saat
peniulihan ini berguna untuk mengisi kembali glikogen otot yang telah berkurang
2.1.3. Treadmill
Menurut Wi[rnore (2008), treadmill inerupakan salah sam alat ergometer yang paling sering
digunakan. Ergometer adalah alat olahraga yang intensitas kerjanya dapat dikontrol dan
diukur. Treadmill secara umum memiliki nilai kepercayaan tinggi dalam memperlihatkan
nilai denyut jantung, kebutuhan oksigen serta ventilasi.
Menurut Suyono (2004) dalam Makmur (2008), kerja treadmill ditandai oleh adanya
peningkatan pada setiap kemiringan yang dinyatakan sebagai persen (%), kecepatan treadmill
atau keduanya. Derajat kemiringan menunjukkan jumlah elevasi jarak dengan menggunakan
satuan kaki (feet) untuk setiap 100 kaki jarak pesjalanan.
Tread,nill merupakan scbuah alat fitness yang sangat popular belakangan ini dan
penggunaannya semakin meningkat. Treadmill terdiri daripada berbagai bentuk dan ukuran
Secara umum, treadmill merupakan sebuah alat yang digunakan sebagai alat pernulihan
kebugaran bagi para narapidana yang diperkenalkan oleh Sir William Cubitt pada tahun
1817. Alat ini juga disebut sebagai “treadwheels “.
pla tahun 1894, Profesor Louis Attila telah mendirikan sebuah organisasi eiatan swasta
pertama di Amerika Serikat dan kemudian membawa masuk treadmii sebagal alat UfltUk
jang. Setçlah mengalami berbagai evolusi, penggunaan treadmill juga digunakan dan
dikembangkan oleh sebuah rumah sakit sebagai alat tes kesehatan. Dr. Robert Bruce dan
Wayne Quinton merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan alat ini dalam bidang
medis yang membantU mereka dalam mendiagnosis penyakitjantung dan paru-paru.
Penelitian yang merckä lakukan akhimya berhasil menemukan manfaat dan treadmill itu
sendiri dan kemudian terbitlah sebuah bulcu pada tahun 1968 yang menjelaskan dan
menyokong secara umum terhadap aktivitas treadmill ini dapat menguatkan jantung dan
paru-paru. Treadmill mempunYai spesifikasi sebagai berikut:
a. Treadmill adalah alat olahraga untuk berjalan dan berlari ditempat yang sama berada
didalam ruangan tertutup.
b. Alat ini terdiñ dañ satli platform bergerak yang luas yang digerakkan oleh motor elektrik
atau roda tenaga.
c. Platform atau lintasan berlari bergerak ke belakang memerlukan pcngguna untuk beijalan
atau berlari pada kecepatan yang sama dengan kecepatan platform.
d. Platform bergerak adalah ukuran berialan atau berlari. Oleh karena itu, kecepatafl beijalan
atau dapat diketahui dan diukur.
e. Kerangka treadmill biasanya dibuat dan logam yang bertujuan untuk memberi rasa aman
bagi orang yang menggunakannya.
f. Treadmill mempunyai papan kontrol (control board) yang berguna untuk mengatur
program latihan, kecepatan berlari, jarak yang ditempuh serta jumlah kalori yang dibakar.
Untuk menurunkan berat badan biasanya latihan treadmill dilakukan dengan beberapa cara
yaitu:
Ini merupakan cara paling dasar dan penggunaan treadmill, dengan bejalan atau berlari tanpa
berhenti secara konstan. Sebuah penelitian memhuktikan bahwa denganjýgging secara terus-
meneflis selama 10 menit sejauh 1 kilometer dapat membakar kalori hingga 870 kalori per
jam tergantung berat badan tiap individu.
Saat ini banyak treadmill yang telah menyediakan fitur yang dapat membanti’ untuk lebih
memaksimalkan pembakaran kalori, seperti fitur incline. Cara latihan menggunakan fitur ini,
yaitu dengan meningkatkan level incline tiap 30 sampai 60 detik, sampai kamu mencapai
level yang paling maksimum.
Kemudian ulang kembali dengan mereset level incline menjadi 0, kemudian naikkan kembali
tiap 30 sampai 60 detik. Latihan seperti ini dapat membakar hîngga 900 kalori per jam.
b. Interval Training
Latihan ini menggunakan kecepatan yang paling cepat dalam waktu yang singkat. Tujuaimya
adalah untuk secara mendadak meningkatkan detak jantung kamu. Misalnya kamu dapat berj
al an santai selama 15 detik, dan 15 detik berikutnya kamu harus melakukan sprint di atas
treadmill tersebut. Setelah 15 detik ulang kembali dengan proses berjalan santai, dan
lanjutkan kembali dengan sprint. Latihan seperti ini akan memberikan hasil pembakaran
kalori yang maksimal.
2. Hasìl penelitian Herwanto, Lintong, Rumampuk yang berjudul Pengaruh Aktivitas fisik
terhadap kadar gula darah pada pria dewasa . Adapun sampel im pneuuan ¡ni adalah seorang
simpatisan atau mahasiswa yang kebetulan bedan fflapangan KONI Manado. Berdasarkan
basil penelitian glukosa darah eI,e1um dan setelah berlari, dapat dilihat terjadi penumnan
glukosa darah pada nilai ,a-rata sebelum berjumlah 111,40 mm/Hg dan nilai rata-rata setelah
berlari %,90 mm/Hg. Nilai minimum glukosa darah sebelum berlari adalah 76 mmlHg
dan setelah bérlani 50 mm/Hg.
LATIHAN TREADMILL
sistematis sesuai dengan tUjuafl tertentu yang bensikan maten, antara lam:
(a,oling down). Latihan bia.sanya terdiri dan latihan aerobik dan latihan
anaetobiL Diafltar kedua bentuk latihan tersebut, latihan aerobik adalah latihan
yang terbaik untuk menurunkan berat badan. Konsep dan penurunan berat hadan
sangatlah sederhana, yaitu dengan membakar kalori lebih dan jumlah kalori yang
rnasuk ke tubuh, sehingga jumlah kalori yang masuk akan menjadi negatif dan ini
sering disebut cabri defisit. Salah satu cara untuk membakar k.elebihan kaloni
membakar glikogen. Setelah 30 menit terlewati tubuh banu alcan membakar lemak.
dad 30 menit atau bahkan selama I jam penuh sehingga pembakaran kaloni
menjadi optimal.
Melakukan latihan sesuai dengan dosis serta cara yang tepat, maka tujuan
mengeluarkan energi, tidak hanya latihan saja yang harus dilakukan melainkan
menjaga pola makan sehingga hasil dan latihan tersebut menjadi maksìmal.
2.4. ilipotesis
33
Kadar gula darah adalah bahan bakar karbohdrat utama yang diternukan di
dalam darah, dan bagi banyak organ tubuh Menurut PERKENI kriteria diarnostic
kadar gula darah bukan diabetes dalarn keadaan puasa <100, untuk pía diabetes
b. latihan treadmill adalab latihan yang dilakukan dengan berlari chatas mesin
METODOLOGIPENELIITIAÑ
3.1. LokaSi dan Waktu Peneitian
3.2.1. Populasi
mahasiswa3l orang.
3.2.2. Sampel
5.Tidak obesitas.
34
3.4. Prosedur Penguku ran Kadar Gula Darah
Prosedur pemeriksaan kadar gula darah ialah sebagai beñkut
alkohol.
darah.
d. Masukan strip gula darah yang telah diteteskan darah pada alat
pengukuran.
perlakuan.
perlakuan.
eterangan
dapat diketahui dati denyut nadi atìhan atau Heart Rate (HR).
Pastikan orang coba atau sampel dalam keadaan sehat.
melakukan latihan.
Data yang diperoleh sebagai skor individu dan hasil tes selanjutnya
hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini dapat diterima atau
chtolak. Data yang telah dikumpulkan clan pre-test daii post-test dianalisis
normal itas .
PERJ(ENI, 2006).
a.
b.
C.
d.
e.
3.6. Tekaik Analisis Data
37
iormalitas
iata SPSS (Statistical Product axd Service Solution) dengan uji normalitas
ataU nilai probabilitaS < 0,05 maka distribusi data nya adalah tidak normal,
sedangkan jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabiLitas> 0,05 maka.
Uji homogenitas menggunakan rusmus Uji levene. Fada penelitian ini, uji
sedangkan jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas> 0,05 maka
data homogen.
Teknik analisis untuk pengujian antara pre test dan post test
Uji: