Anda di halaman 1dari 4

1.

Judul Film

Film ini berjudul “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”

2. Tokoh Utama

Tokoh utama dalam film ini diperankan oleh Herjunot Ali sebagai “Zainuddin”

3. Jalan Cerita film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Zainuddin seorang pemuda yang berasal dari keturunan Minang (Ayah) dan
Bugis (Ibu) telah jatuh hati pada seorang gadis di Batipuh (Minang), bernama Hayati.
Kedekatan mereka berawal ketika terjebak hujan yang lebat di sebuah warung makan,
kemudian Zainuddin memberikan payung yang dibawanya untuk Hayati agar gadis itu
bisa cepat pulang menuju rumahnya tanpa menunggu hujan reda.

Namun, ketika cinta mereka bersemi dan tumbuh semakin mendalam, cinta
mereka di tentang oleh ketua adat, yang tak lain adalah orang yang mengasuh hayati
dan adiknya sejak orangtua mereka meninggal. Hal ini karena Zainuddin tidak
memiliki suku yang jelas. Ibunya yang berasal dari suku bugis sedangkan ayahnya
berasal dari suku minang.

Upaya memisahkan Zainuddin dengan Hayati adalah dengan “mengusir”


Zainuddin dari Batipuh. Caranya cukup halus dengan menyarankan Zainuddin agar
dapat belajar ilmu di kota yang tepat yaitu di Padang Panjang. Dengan berat hati
Zainuddin menerima usiran itu. Sebelum Zainuddin pergi, mereka berdua bertemu
sebagai salam perpisahan. Zainuddin menyatakan sangat berat untuk berpisah dengan
Hayati. Namun hatinya menjadi tegar ketika Hayati menyatakan sumpahnya bahwa
Zainuddin adalah lelaki yang pantas menjadi pendampingnya kelak. Hayati pun siap
menanti kapanpun Zainundin akan hadir untuk menjemputnya.

Ujian cinta mereka tidaklah sampai disitu, Zainuddin harus menerima kenyataan
pahit bahwa Hayati, menerima lamaran dari Aziz yang merupakan lelaki pilihan
keluarganya. Mendengar kabar tersebut menyebabkan Zainuddin jatuh sakit selama
berbulan – bulan. Hatinya begitu terluka saat perempuan yang ia cintai dengan tega
mengingkari janji setia dan meninggalkannya demi lelaki lain. Cinta yang begitu
besar tidak menempati harapan yang semestinya. Begitu beratnya akibat beban cinta
yang ditanggung itu membuat Zainuddin kehilangan arah dan membuatnya hampir
gila. Ia pun tak mau makan dan berdiam diri di kamar.

Dalam keterpurukan, akhirnya Zainuddin bangkit kembali dengan dukungan


temannya, Muluk. Mereka pun pindah ke Batavia (Jakarta) untuk memulai karir
dengan mengembangkan bakat Zainuddin yang pandai menyair dan menulis.
Karangan buku pertamanya yang berjudul “TEROESIR” terjual habis dimana-mana.
Suatu ketika, saat acara opera diadakan Zainuddin dan Hayati bertemu kembali,
tetapi sekarang Hayati bersama suaminya. Semua orang terharu ketika melihat acara
opera tersebut, Hayatipun menangis karena ia teringat ketika ia melepaskan kepergian
Zainuddin.

Sejak saat itu, Zainuddin menjadi orang yang sukses dan terkenal. Namun,
dibalik kesuksesan Zainuddin, suami Hayati mengalami bangkrut. Karena jatuh
bangkrut, ia menjadi stres dan jatuh sakit. Selama ia sakit Zainuddinlah yang
menolongnya. Setelah merasa sembuh dari sakitnya, Azis pamit untuk mencari
pekerjaan. Ternyata ia bunuh diri dan menyerahkan Hayati kepada Zainuddin. Namun
Zainuddin menolak untuk merimanya karena ia masih merasa sakit hati atas apa yang
telah dilakukan Hayati kepadanya.

Hayati pun dipulangkan ke Batipuh dengan menggunakan Kapal Van Der


Wijck atas biaya Zainuddin. Ditengah perjalanan, kapal yang ia tumpangi mengalami
musibah tenggelam. Hayati sempat diselamatkan dan masuk rumah sakit, namun tak
berselang berapa lama ia pun menutup mata dengan diiringi dua kalimat suci yang
diucapkan oleh Zainuddin.

4. Analisi Film

a) Segmetasi mana film tersebut


Berdasarkan demografis film ini bisa ditonton oleh kalangan remaja dan
dewasa kisaran usia 17 tahun ke atas. Dan dari segi pendidikan, agama, ras
serta kelas sosial ini bisa dikonsumsi oleh secara umum.

b) Sub budaya apa yang tergambar dalam film tersebut?


Minang (Padang)
5. Pembelajaran dari film tersebut?

Pembelajaran pertama: Tetap mengingat Tuhan serta menjalankan kewajiban


sebagai insan manusia adalah suatu bentuk pengabdian kita tetap memegang teguh
amanah ibadah. Karena dimanapun kita berada dan sebesar apapun masalah yang kita
hadapi, percayalah akan hadirnya Tuhan disamping kita, berdoa serta tetap
menjalankan ibadah maka segala sesuatu akan mudah untuk dijalani serta
mendapatlan jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Maka dari itu, jadilah seseorang
yang kuat dan tidak mudah putus asa, pengharapan memang tidak selamanya bisa
sesuai dengan kenyataan hanya saja kita sebagai manusia hanya bisa memainkan
skenario dari Tuhan yang sudah ia gariskan untuk kita dengan bersyukur, menjalani
dan menikmati.

Pembelajaran kedua: Ditinggalkan oleh orang yang menurut kita adalah pasangan
kita kelak bukanlah hal mudah. Tapi itu juga bukan berarti akan menjadi akhir dari
dunia kita. Kita harus mampu untuk bangkit menggunakan segala cara sehingga pada
akhirnya nanti orang yang meninggalkan kita akan sadar bahwa jalan yang dia tempuh
saat dimana dia meninggalkan kita adalah jalan yang salah. Ini bukanlah wujud balas
dendam bagi mereka yang menyakiti kita. Tapi ini adalah wujud pembuktian diri
bahwa kita juga layak untuk tidak ditinggalkan pada saat itu.

Pembelajaran ketiga: Janganlah memilih pasangan anda hanya dengan takaran


seberapa banyak hartanya dan seberapa terhormat keturunan dan sukunya. Karena
harta dan kekayaan akan hilang, sedangkan adat dan keturunan tidak selamanya
menjadi ukuran baik atau buruknya seseorang. Ya betul, memang masa depan akan
tampak lebih indah jika calon pasangan hidup anda bergelimang harta dan penuh
dengan kemewahan. Tapi jika cinta itu tidak ada maka “Jangan pernah terlintas dalam
hatimu bahwa di dunia ada satu bahagia yang melebihi bahagia cinta”.

6. Buatlah minimal 1 kalimat yang paling anda ingat dari film tersebut

1. “Cinta bukan melemahkan hati, bukan membawa putus asa, bukan


menimbulkan tangis sedu-sedan. Tetapi cinta menghidupkan pengharapan,
menguatkan hati dalam perjuangan menempuh ombak dan duri
penghidupan.”-Hayati

2. “Kau yang sanggup menjadikan saya seseorang yang gagah berani. Kau pula
yang sanggup menjadikan saya sengsara selamanya. Kau boleh memutuskan
pengharapanku. Kau pun sanggup membunuhku.”-Zainuddin

3. “Hati saya dipenuhi cinta kepada kau. Dan biar Tuhan mendengarkan bahwa
engkaulah Zainuddin yang akan menjadi suamiku kelak, bila tidak di dunia, kau
lah suamiku di akhirat.”-Hayati

7. Bagian mana dalam film ini yang berkesan dan tidak berkesan? Kenapa?

● Bagian yang menurut saya paling berkesan adalah ketika Zainuddin secara halus
diusir dari Batipuh oleh Datuk dan Mamak Hayati dengan alasan diminta mencari
ilmu, lalu Hayati dan Zainuddin bertemu di danau (tempat dimana Zainuddin suka
menulis surat untuk Hayati) sebelum berangkatnya Zainuddin ke Padang Panjang.
Disanalah sumpah kedua insan muncul berbalutkan sumpah sehidup semati.
Kerudung yang menjadi simbol kehormatan perempuan Minang pun dilungsurkan
Hayati untuk Zainuddin, sebagai pengikat janji. Seolah keduanya sudah pasti menjadi
suami istri. Adegan ini cukup lama dan dialog yang dibangun sangat indah,
backsound lagu Nidji yang berjudul "Sumpah & Cinta Matiku"

● Bagian yang tidak berkesan menurut saya adalah ketika Zainudin bertemu Hayati di
rumah sakit, setelah kapal Van Der Wijk tenggelam. Adegan ini terasa melodrama
seperti menonton film India. Dan adegan ini mustahil dengan transportasi masa itu
kapal tenggelam pada 20 Oktober dan hari itu juga bisa bertemu? (Di makam tercatat
Hayati meninggal 20 Oktober 1936).Lalu kemudian surat kabar (pada masa itu)
mengabarkan kapal Van Der Wijk tenggelam secepat surat kabar sekarang?

Anda mungkin juga menyukai