Anda di halaman 1dari 15

Dampak Limbah Industri Pada Lingkungan Hidup

Bab I Pendahuluan

1. Latar Belakang

Pengalaman beberapa negara berkembang khususnya negara-negara latin


yang gandrung memakai teknologi dalam industri yang ditransfer dari negara-
negara maju (core industry) untuk pembangunan ekonominya seringkali berakibat
pada terjadinya distorsi tujuan. Keadaan ini terjadi karena aspek-aspek dasar dari
manfaat teknologi bukannya dinikmati oleh negara importir, tetapi memakmurkan
negara pengekpor atau pembuat teknologi. Negara pengadopsi hanya menjadi
konsumen dan ladang pembuangan produk teknologi karena tingginya tingkat
ketergantungan akan suplai berbagai jenis produk teknologi dan industri dari
negara maju. Alasan umum yang digunakan oleh negara-negara berkembang dalam
mengadopsi teknologi (iptek) dan industri, searah dengan pemikiran Alfin Toffler
maupun John Naisbitt yang menyebutkan bahwa untuk masuk dalam era
globalisasi dalam ekonomi dan era informasi harus melewati gelombang agraris
dan industrialis. Hal ini didukung oleh itikad pelaku pembangunan di negara-
negara untuk beranjak dari satu tahapan pembangunan ke tahapan pembangunan
berikutnya.
Tetapi akibat tindakan penyesuaian yang harus dipenuhi dalam memenuhi
permintaan akan berbagai jenis sumber daya (resources), agar proses industri dapat
menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia, seringkali harus
mengorbankan ekologi dan lingkungan hidup manusia. Hal ini dapat kita lihat dari
pesatnya perkembangan berbagai industri yang dibangun dalam rangka
peningkatan pendapatan (devisa) negara dan pemenuhan berbagai produk yang
dibutuhkan oleh manusia.
Disamping itu, iptek dan teknologi dikembangkan dalam bidang antariksa
dan militer, menyebabkan terjadinya eksploitasi energi, sumber daya alam dan
lingkungan yang dilakukan untuk memenuhi berbagai produk yang dibutuhkan
oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
Gejala memanasnya bola bumi akibat efek rumah kaca (greenhouse effect)
akibat menipisnya lapisan ozone, menciutnya luas hutan tropis, dan meluasnya
gurun, serta melumernya lapisan es di Kutub Utara dan Selatan bumi dapat
dijadikan sebagai indikasi dari terjadinya pencemaran lingkungan karena
penggunaan energi dan berbagai bahan kimia secara tidak seimbang.
Selain itu, terdapat juga indikasi yang memperlihatkan tidak terkendalinya
polusi dan pencemaran lingkungan akibat banyak zat-zat buangan dan limbah
industri dan rumah tangga yang memperlihatkan ketidak-perdulian terhadap
lingkungan hidup. Akibat-akibat dari ketidak-perdulian terhadap lingkungan ini
tentu saja sangat merugikan manusia, yang dapat mendatangkan bencana bagi
kehidupan manusia. Oleh karena itu, masalah pencemaran lingkungan baik oleh
karena industri maupun konsumsi manusia, memerlukan suatu pola sikap yang
dapat dijadikan sebagai modal dalam mengelola dan menyiasati permasalahan
lingkungan.
Pengertian dan persepsi yang berbeda mengenai masalah lingkungan hidup
sering menimbulkan ketidak-harmonisan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Akibatnya seringkali terjadi kekurang-tepatan dalam menerapkan berbagai
perangkat peraturan, yang justru menguntungkan perusak lingkungan dan
merugikan masyarakat dan pemerintah.
Itikad penanganan dan pemecahan masalah lingkungan telah ditunjukkan
oleh pemerintah melalui Kantor Menteri Lingkungan Hidup yang
mempersyaratkan seluruh bentuk kegiatan industri harus memenuhi ketentuan
Amdal dan menata hasil buangan industri baik dalam bentuk padat, cair maupun
gas. Disamping itu, berbagai seruan dan ajakan telah disampaikan kepada
konsumen dan rumah tangga pengguna produk industri yang buangannya tidak
dapat diperbaharui ataupun didaur ulang.

2. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan


permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana dampak limbah industri terhadap lingkungan hidup ?
2. Bagaimana upaya-upaya penyelesaiannya dampak limbah industri terhadap
lingkungan hidup ?
3. Tujuan dan Manfaat
A. Pengertian limbah Industri

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestic (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat dan
tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik
dan anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,
sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan
yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Karakteristik limbah:
a. Berukuran mikro
b. Dinamis
c. Berdampak luas (penyebarannya)
d. Berdampak jangka panjang (antar generasi)

Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah:


a. Volume limbah
b. Kandungan bahan pencemar
c. Frekuensi pembuangan limbah
Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4
:
a. Limbah cair
b. Limbah padat
c. Limbah gas dan partikel
d. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan
limbah. Pada
dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
a. Pengolahan menurut tingkatan perlakuan
b. pengolahan menurut karakteristik limbah
B. Konsep-Konsep Untuk Memahami Masalah Lingkungan Dan Pencemaran
Oleh Industri

Seringkali ditemukan pernyataan yang menyamakan istilah ekologi dan


lingkungan hidup, karena permasalahannya yang bersamaan. Inti dari
permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan makhluk hidup, khususnya
manusia dengan lingkungan hidupnya. Ilmu tentang hubungan timbal balik
makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya di sebut ekologi. Lingkungan hidup
adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya. keadaan
dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dengan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan peri kehidupannya dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya.
Dari definisi diatas tersirat bahwa makhluk hidup khususnya merupakan
pihak yang selalu memanfaatkan lingkungan hidupnya, baik dalam hal respirasi,
pemenuhan kebutuhan pangan, papan dan lain-lain.
Dan, manusia sebagai makhluk yang paling unggul di dalam ekosistemnya,
memiliki daya dalam mengkreasi dan mengkonsumsi berbagai sumber-sumber
daya alam bagi kebutuhan hidupnya.
Di alam terdapat berbagai sumber daya alam yang merupakan komponen
lingkungan yang sifatnya berbeda-beda, dimana dapat digolongkan atas :
 Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable natural resources)
 Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable natural
resources)
Berbagai sumber daya alam yang mempunyai sifat dan perilaku yang
beragam tersebut saling berinteraksi dalam bentuk yang berbeda-beda pula. Sesuai
dengan kepentingannya maka sumber daya alam dapat dibagi atas; (a). fisiokimia
seperti air, udara, tanah, dan sebagainya, (2). biologi, seperti fauna, flora, habitat,
dan sebagainya, dan (3). sosial ekonomi seperti pendapatan, kesehatan, adat-
istiadat, agama, dan lain-lain.
Interaksi dari elemen lingkungan yaitu antara yang tergolong hayati dan
non-hayati akan menentukan kelangsungan siklus ekosistem, yang didalamnya
didapati proses pergerakan energi dan hara (material) dalam suatu sistem yang
menandai adanya habitat, proses adaptasi dan evolusi.
Dalam memanipulasi lingkungan hidupnya, maka manusia harus mampu
mengenali sifat lingkungan hidup yang ditentukan oleh macam-macam faktor.
Berkaitan dengan pernyataan ini, Soemarwoto (1991: 50-51) mengkategorikan
sifat lingkungan hidup atas dasar:
1. Jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur lingkungan hidup tersebut
2. Hubungan atau interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup tersebut
3. Kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup
4. Faktor-faktor non-materiil, seperti cahaya dan kebisingan
Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya, yang dapat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya, membentuk dan
dibentuk oleh lingkungan hidupnya. Hubungan manusia dengan lingkungan
hidupnya adalah sirkuler, berarti jika terjadi perubahan pada lingkungan hidupnya
maka manusia akan terpengaruh.
Uraian ini dapat menjelaskan akibat yang ditimbulkan oleh adanya
pencemaran lingkungan, terutama terhadap kesehatan dan mutu hidup manusia.
Misalnya, akibat polusi asap kendaraan atau cerobong industri, udara yang
dipergunakan untuk bernafas oleh manusia yang tinggal di lingkungan itu akan
tercemar oleh gas CO (karbon monoksida). Berkaitan dengan paparan ini,
perlakuan manusia terhadap lingkungan akan mempengaruhi mutu lingkungan
hidupnya.
Konsep mutu lingkungan berbeda bagi tiap orang yang mengartikan dan
mempersepsikannya. Soemarwoto (1991: 53) secara sederhana menerjemahkan
bahwa mutu lingkungan hidup diukur dari kerasannya manusia yang tinggal di
lingkungan tersebut, yang diakibatkan oleh terjaminnya perolehan rezeki, iklim
dan faktor alamiah lainnya yang sesuai.
Batasan ini terasa sempit, bila dikaitkan dengan pengaruh elemen
lingkungan yang sifatnya tidak dikenali dan dirasakan, misalnya dampak radiasi
baik yang disebabkan oleh sinar ultraviolet atau limbah nuklir, yang bersifat
merugikan bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.

C. Industri Dan Pencemaran Lingkungan

Jika kita ingin menyelamatkan lingkungan hidup, maka perlu adanya itikad
yang kuat dan kesamaan persepsi dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup dapatlah diartikan sebagai usaha secara sadar untuk
memelihara atau memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita dapat
terpenuhi dengan sebaik-baiknya.
Memang manusia memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap
lingkungannya, secara hayati ataupun kultural, misalnya manusia dapat
menggunakan air yang tercemar dengan rekayasa teknologi (daur ulang) berupa
salinisasi, bahkan produknya dapat menjadi komoditas ekonomi. Tetapi untuk
mendapatkan mutu lingkungan hidup yang baik, agar dapat dimanfaatkan secara
optimal maka manusia diharuskan untuk mampu memperkecil resiko kerusakan
lingkungan.
Dengan demikian, pengelolaan lingkungan dilakukan bertujuan agar
manusia tetap "survival". Hakekatnya manusia telah "survival" sejak awal
peradaban hingga kini, tetapi peralihan dan revolusi besar yang melanda umat
manusia akibat kemajuan pembangunan, teknologi, iptek, dan industri, serta
revolusi sibernitika, menghantarkan manusia untuk tetap mampu menggoreskan
sejarah kehidupan, akibat relasi kemajuan yang bersinggungan dengan lingkungan
hidupnya. Karena jika tidak mampu menghadapi berbagai tantangan yang muncul
dari permasalahan lingkungan, maka kemajuan yang telah dicapai terutama berkat
ke-magnitude-an teknologi akan mengancam kelangsungan hidup manusia.

D. Dampak-dampak Berbagai Jenis limbah indsutri

1. Limbah Industri Pangan

Sektor Industri/usaha kecil pangan yang mencemari lingkungan antara lain ;


tahu, tempe, tapioka dan pengolahan ikan (industri hasil laut). Limbah usaha kecil
pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung
sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak , garam-garam, mineral, dan sisa0sisa
bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Sebagai
contohnya limbah industri tahu, tempe, tapioka industri hasil laut dan industri
pangan lainnya, dapat menimbulkan bau yang menyengat dan polusi berat pada air
bila pembuangannya tidak diberi perlakuan yang tepat. Air buangan (efluen) atau
limbah buangan dari pengolahan pangan dengan Biological Oxygen Demand (
BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas dan
insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke suatu perairan akibatnya
menganggu seluruh keseimbangan ekologik dan bahkan dapat
menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya.

2. Limbah Industri Kimia & Bahan Bangunan


Industri kimia seperti alkohol dalam proses pembuatannya membutuhkan air
sangat besar, mengeakibatkan pula besarnya limbah cair yang dikeluarkan
kelingkungan sekitarnya. Air limbahnya bersifat mencemari karena didalamnya
terkandung mikroorganisme, senyawa organik dan anorganik baik terlarut maupun
tersuspensi serta senyawa tambahan yang terbentuk selama proses permentasi
berlangsung. Industri ini mempunyai limbah cair selain dari proses produksinya
juga, air sisa pencucian peralatan, limbah padat berupa onggokan hasil perasan,
endapan Ca SO4, gas berupa uap alkohol. kategori limbah industri ini adalah
llimbah bahan beracun berbahayan (B3) yang mencemari air dan udara. Gangguan
terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan efek bahan kimia toksik :
a. Keracunan yang akut, yakni keracunan akibat masuknya dosis tertentu
kedalam tubuh melalui mulut, kulit, pernafasan dan akibatnya dapat
dilihat
dengan segera, misalnya keracunan H2S, Co dalan dosis tinggi. Dapat
menimbulkan lemas dan kematian. Keracunan Fenal dapat
menimbulkan sakit
perut dan sebagainya.
b. Keracunan kronis, sebagai akibat masuknya zat-zat toksis kedalam
tubuh
dalam dosis yang kecil tetapi terus menerus dan berakumulasi dalam
tubuh,
sehingga efeknya baru terasa dalam jangka panjang misalnya keracunan
timbal,
arsen, raksa, asbes dan sebagainya. Industri fermentasi seperti alkohol
disamping bisa membahayakan pekerja apabila menghirup zat dalam
udara selama bekerja apabila tidak sesuai dengan Threshol Limit
Valued (TLV) gas atau uap beracun dari industri juga dapat
mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar. Kegiatan lain sektor ini
yang mencemari lingkungan adalah industri yang menggunakan bahan
baku dari barang galian seperti batako putih, genteng, batu
kapur/gamping dan kerajinan batu bata. Pencemaran timbul sebagai
akibat dari penggalian yang dilakukan terus-menerus sehingga
meninggalkan kubah0kubah yang sudah tidak mengandung hara
sehingga apabila tidak dikreklamasi tidak dapat ditanami untuk ladang
pertanian.

3. Limbah Industri Sandang Kulit & Aneka


Sektor sandang dan kulit seperti pencucian batik, batik printing, penyamakan
kuit dapat mengakibatkan pencemaran karena dalam proses pencucian
memerlukanair sebagai mediumnya dalam jumlah yang besar. Proses ini
menimbulkan air buangan (bekas Proses) yang besar pula, dimana air buangan
mengandung sisa- sisa warna, BOD tinggi, kadar minyak tinggi dan beracun
(mengandung limbah B3 yang tinggi).

4. Limbah Industri Logam & Ekektronika.


Bahan buangan yang dihasilkan dari industri besi baja seperti mesin bubut,
cor logam dapat menimbulkan pemcemaran lingkungan. Sebagian besar bahan
pencemarannya berupa debu, asap dan gas yang mengotori udarasekitarnya.
Selain pencemaran udara oleh bahan buangan, kebisingan yang ditimbulkan mesin
dalam industri baja (logam) mengganggu ketenangan sekitarnya. kadar bahan
pencemar yang tinggi dan tingkat kebisingan yang berlebihan dapat mengganggu
kesehatan manusia baik yang bekerja dalam pabrik maupun masyarakat sekitar.
Walaupun industri baja/logam tidak menggunakan larutan kimia, tetapi industri
ini memcemari air karena buanganya dapat mengandung minyak pelumas dan
asam-asam yang berasal dari proses pickling untukmembersihkan bahan plat,
sedangkan bahan buangan padat dapat dimanfaatkan kembali.
Bahaya dari bahan-bahan pencemar yang mungkin dihaslkan dari proses-proses
dalam industri besi-baja/logam terhadap kesehatan yaitu :
a. Debu, dapat menyebabkan iritasi, sesak nafas
b. Kebisingan, mengganggu pendengaran, menyempitkan pembuluh
darah,
ketegangan otot, menurunya kewaspadaan, kosentrasi pemikiran dan
efisiensi
kerja.
c. Karbon Monoksida (CO), dapat menyebabkan gangguan serius, yang
diawali dengan napas pendek dan sakit kepala, berat, pusing-pusing
pikiran kacau
dan melemahkan penglihatan dan pendengaran. Bila keracunan berat,
dapat
mengakibatkan pingsan yang bisa diikuti dengan kematian.
d. Karbon Dioksida (CO2), dapat mengakibatkan sesak nafas, kemudian
sakit kepala, pusing-pusing, nafas pendek, otot lemah, mengantuk dan
telinganya
berdenging.
e. Belerang Dioksida (SO2), pada konsentrasi 6-12 ppm dapat
menyebabkan
iritasi pada hidung dan tenggorokan, peradangan lensa mata (pada
konsentrasi 20
ppm), pembengkakan paru-paru/celah suara.
f. Minyak pelumas, buangan dapat menghambat proses oksidasi biologi
dari
sistem lingkungan, bila bahan pencemar dialirkan keseungai, kolam
atau sawah
dan sebagainya.
g. Asap, dapat mengganggu pernafasan, menghalangi pandangan, dan
bila
tercampur dengan gas CO2, SO2, maka akan memberikan pengaruh
yang
nenbahayakan seperti yang telah diuraikan diatas.
Berbagai industri rumah tangga banyak menghasilkan limbah-limbah
yang bisa
mencemari lingkungan,misalnya saja industri pengolahan ikan,
penolahan tepung
tapioca, industri tahu tempe, industri pengolahan aren seperti uraian di
bawah ini.
diharapkan dapat menjadi produk andalan industri kecil.

E. Limbah dan Masalahnya

Karena limbah dibuang ke lingkungan, maka masalah yang ditimbulkannya


merata dan menyebar di lingkungan yang luas. Limbah gas terbawa angin dari satu
tempat ke tempat lainnya. Limbah cair atau padat yang dibuang ke sungai,
dihanyutkan dari hulu sampai jauh ke hilir, melampaui batas-batas wilayah
akhirnya bermuara di laut atau danau, seolah-olah laut atau danau menjadi tong
sampah.
Limbah bermasalah antara lain berasal dari kegiatan pemukiman, industri,
pertanian, pertambangan dan rekreasi.
Limbah pemukiman selain berupa limbah padat yaitu sampah rumah tangga,
juga berupa tinja dan limbah cair yang semuanya dapat mencemari lingkungan
perairan. Air yang tercemar akan menjadi sumber penyakit menular.
Limbah industri baik berupa gas, cair maupun padat umumnya termasuk
kategori atau dengan sifat limbah B3.
Kegiatan industri disamping bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan,
ternyata juga menghasilkan limbah sebagai pencemar lingkungan perairan, tanah,
dan udara. Limbah cair, yang dibuang ke perairan akan mengotori air yang
dipergunakan untuk berbagai keperluan dan mengganggu kehidupan biota air.
Limbah padat akan mencemari tanah dan sumber air tanah.
Limbah gas yang dibuang ke udara pada umumnya mengandung senyawa
kimia berupa SOx, NOx, CO, dan gas-gas lain yang tidak diinginkan. Adanya SO2
dan NOx di udara dapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang dapat
menimbulkan kerugian karena merusak bangunan, ekosistem perairan, lahan
pertanian dan hutan.
Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang sangat ditakuti adalah
limbah dari industri kimia. Limbah dari industri kimia pada umumnya
mengandung berbagai macam unsur logam berat yang mempunyai sifat akumulatif
dan beracun (toxic) sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia.
Limbah pertanian yang paling utama ialah pestisida dan pupuk. Walau
pestisida digunakan untuk membunuh hama, ternyata karena pemakaiannya yang
tidak sesuai dengan peraturan keselamatan kerja, pestisida menjadi biosida–
pembunuh kehidupan. Pestisida yang berlebihan pemakaiannya, akhirnya
mengkontaminasi sayuran dan buah-buahan yang dapat menyebabkan keracunan
konsumennya.
Pupuk sering dipakai berlebihan, sisanya bila sampai di perairan dapat
merangsang pertumbuhan gulma penyebab timbulnya eutrofikasi. Pemakaian
herbisida untuk mengatasi eutrofikasi menjadi penyebab terkontaminasinya ikan,
udang dan biota air lainnya.
Pertambangan memerlukan proses lanjutan pengolahan hasil tambang
menjadi bahan yang diinginkan. Misalnya proses di pertambangan emas,
memerlukan bahan air raksa atau mercury akan menghasilkan limbah logam berat
cair penyebab keracunan syaraf dan merupakan bahan teratogenik.
Kegiatan sektor pariwisata menimbulkan limbah melalui sarana transportasi,
dengan limbah gas buang di udara, tumpahan minyak dan oli di laut sebagai
limbah perahu atau kapal motor di kawasan wisata bahari.
F. Cara Penanggulangan Limbah

1. DIBUATKAN TEMPAT PEMBUANGAN KHUSUS

Untuk limbah yang berbetuk cair, bisa dibuatkan umr pembuangan khusus yang letaknya berjauhan dengan
sumber air sehingga tidak mencemari air masyarakat. Sedangkan nuklimbah padat, basanya dibuatkan
tempat pembuangan yang memiliki cerobong yang sangat tinggi sehingga baunya tidak mengganggu
masyarakat.

2. SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK TURUNAN

Beberapa limbah padat maupun cair bia diolah lagi untuk dijadikan sebagai bahan baku produk turunannya
yang lain. Seperti misalnya: limbah batok kelapa yang diolah menjadi briket batok kelapa.

3. DI DAUR ULANG

Beberapa jenis limbah yang memungkinkan untuk di daur ulang, seyogyanya dipishkan dengan limbah yang
tidak bisa didaur ulang.

4. DIBAKAR / DIMUSNAHKAN

Walaupun terlihat kurang arif namun cara memsnahkan limbah- limbah tertentu dengan cara membakar
limbah tersebut masih anyak dipaki oleh masyarakat untuk mengurangi jumlah limbah yang ada

5. DINETRALISIR

Cara ini isa digunakan untuk menangani jenis limbah cair Dengan menetralisir limbah cair, berarti kita telah
melakukan suatu pose penjernihan sehingga air limah dari sebah usaha bisa dimanfaatkan kembali oleh
masyarakat
6. DIKUBUR DALAM TANAH

Cara penanganan sampah dengan cara dikubur atau ditanam dalam tanah juga termasuk popler di
masyarakat selain menggunakan cara membakar limbah.

7. DIJADIKAN PAKAN TERNAK

Beberapa jenis limbah, biasanya yang berbentuk padatdan basah, bisa diguakan sebagai bahan campuran pak
ternak yang bisa meningatkan kadar kandungan pakan ternak ternak tu sendiri

8. DIJADIKAN SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Kandungan sebuah zar pada limbah bisa dimanfaatkan sebgai suumber energgi alternatif. Contohnya adalah
penggunaan limbah kotoran sapi sebagai pengganti gas LPG

9. DIMANFAAATKN UNTUK PROSES PRODUKSI SELANJUTNYA

Sebagai contoh, limbah kayu dan serbuk kayu pada perusahaan furniture bisa dimanfaatkan sebagai sumber
bahan bakar pada proses pengovenan. Selain bisa mengurangi jummlah limbah, cara penanganan limbah
seperti ini bisa digunakan untu menghemat jum;ah biaya produksi

10. DIJADIKAN PUPUK

Pupuk tidak hanya berbentuk kompos karena dengan penggunaan teknologi pengolahan limbah yang canggih
kita bisa menyulap limbah baik padat maupun cair menjadi beberapa jenis pupuk, diantaranya adalah pupuk
kompos dan juga pupuk cair

Video
http://wahyugonzales.blogspot.com/2012/03/contoh-makalah-dampak-limbah-
industri.html
http://the-friendkerz.blogspot.com/2013/03/makalah-pencemaran-limbah-
industri.html
http://dampaklimbahindustri/penanganan_limbah_info3657.html

Anda mungkin juga menyukai