Anda di halaman 1dari 16

STANDAR PENILAIAN KAIN

Tujuan
Standart penilaian kain bertujuan sebagai acuan dalam menilai suatu kain, sehingga
penilaian bersifat objectif bagi semua orang yang menggunakan standar ini.

Standard Penilian Kain ada beberapa macam, diantaranya:


1. Four Point System
2. Ten Point System

Four Point System


Four point system merupakan system pemberian point (penalty point) pada defect yang
ditemukan berdasarkan panjang tertentu dari cacat/defect yang ditemukan.
System ini sudah diterima luas oleh kalangan tekstil karena lebih mudah dibandingkan
yang lainnya (ten point system).

Cara Penilaiannya sebagai berikut:


1. Hitung jumlah kain yang akan diispect minimal 10% dari total kain dalam 1 Lot/PO.

2. Selanjutnya lakukan pemilihan rol kain secara acak, yang meliputi semua warna yang
ada
3. Lakukan proses inspect dan berikan penilaian point (penalty point), dengan ketentuan
sebagai berikut:

UKURAN CACAT/DEFECT
Cacat kurang dari 3 inch
Cacat lebih 3inch, tapi tidak lebih dari 6 inch
Cacat lebih dari 6 inch, tapi kurang dari 9 inch
Cacat lebih dari 9 inch

4. Pemberikan penalty point hanya diberikan pada jenis major defect saja (lihat halaman
A3, IDENTIFIKASI CACAT KAIN.)

Secara umum penjelasan mengenai Major defect dan Minor defect sbb:

Major Defect: suatu defect yang sangat jelas tampak pada kain, dan sangat
mempengaruhi hasil garment.
Minor Defect: suatu defect yang tidak disebabkan pada proses produksi, dan defect
yang terlihat tidak jelas akibat pengaruh lingkungan.

Contoh major defect secara umum seperti:

a. Major defect pada fabric (kain woven/nw) yaitu slubs, hole, benang hilang, variasi
besar benang kelihatan jelas, end out, soiled yarn, benang putus, dsb.

b. Major defect pada knitting yaitu mixed yarn, variasi benang, runner, needle line,
barre, slub, hole, press off.

c. Major dye or printing defect yaitu hasil print keluar dari pola (outsetting), dye spot,
warna print luntur, hasil print belobor, shadding, dan lainnya.

Batas Jumlah Point yang Diterima


Batas jumlah point yang diterima adalah 40 point setiap 100 yard kain.

Perhitungan Penerimaan Hasil Inspect

A point x 100/B yards = Point cacat untuk 100 yards

Contoh:
Total yard kain yang diterima : 2,400 yards
Batas jumlah point yang diterima : 40 point per 100 yards
Total yard yang diinspect (A) : 240 yards (10% dari total kain diterima)
Total penalty point pada kain sample yang diinspect (B) : 148 points

B point x 100/A yards

148 point x 100/240 yards = 61.7 point per 100 yards

Berarti rol kain ini tidak dapat diterima (reject), selanjutnya lakukan proses inspeksi untuk rol kain yang lain

IDENTIFIKASI CACAT KAIN


Cacat/Defect pada Kain Tenun

No

10

11

12
Knitting Defect

No

5
6
7
8
9
10
11

12

Dyeing or Finishing Defects

No

1
1

10

11

12

13

14

15
PENALTY POINT
1 point
2 point
3 point
4 point
otal kain diterima)

eksi untuk rol kain yang lain


CACAT (Defect) Penjelasan
Cacat pada kain akibat adanya benang kosong pada kain, terjadi
karena slub atau beberapa benang menumpuk di kain, lalu slub atau
Burl Mark
benang ini diambil dengan alat “Burling Tool”, sehingga menimbulkan
benang kosong pada kain
Drawbacks Benang pada kain terlihat kendur, karena tekanan loom berubah-ubah

Benang pakan tidak tegang (jadi kriting), akibat saat ditenun benang
Dropped Pick
pakan tidak dipegang oleh shuttle loom
End Out Efek garis tipis pada arah pakan, karena benang putus sementara
loom (pengantar benang pakan) berjalan terus sehingga membentuk
(Thin Place) garis pada kain.
Benang tampak kotor pada kain, karena ada serat yang menempel
Fly
saat proses benang di spinning
Ada benang pakan yang berdempetan, terjadi karena benang pakan
Jerk-In
terambil saat proses tenun.

Mixed End (Yarn) Ada benang yang berbeda (lebih besar/kecil)

Mixed Filling Shading pada kain

Naps Gumpalan kecil serat timbul pada permukaan kain

Benang menumpuk pada kain, sehingga tampak pada kain benang


Slub
ada yang menebal.
Soiled Filling or End Kain tampak kena oli
Ada benang pada kain yang kendur. Terjadi karena loom pengantar
Spot Mark benang pakan, mati, dan berjalan lagi sehingga meninggalkan benang
pakan yang kendur.
CACAT (Defect) Penjelasan

Barre Ada seperti coretan horizontal pada kain rajut.

Broken Color Pattern Benang warna, yang susunan warnanya salah letak.

Drop Stitches Seperti lubang kecil atau kekurangan stick jahitan,

End Out Seperti ujung benang keluar.Terjadi pada benang lusi rajut.

Hole Lubang pada kain rajut, karena jarum patah.


Missing Yarn Benang ada yang putus, sehingga kain rajut terlihat jelek.
Benang terlihat berbeda-beda (besar/kecil). Hal ini terjadi akibat
Mixed Yarn
kesalahan campuran pada serat.
Needle Line Ada garis jarum pada kain rajut.
Press-Off Desain kain rajut rusak, karena beberapa/semua jarum patah.
Tampak pada kain rajut garis vertical (garis kearah panjang) akibat ad
Runner
jarum yang patah.
Slub Ada benang tebal pada kain

Straying End Benang terjalin tidak pada tempatnya.

CACAT (Defect) Penjelasan


Cacat pada anyaman kain dimana anyaman benang lusi dan benang
pakan tidak tegak lurus 90 derajat. Umumnya kelihatan jelas pada
anyaman kain polos.

Skewing/Bias
Skewing/Bias

Cacat pada kain dimana benang pakan melengkung, tidak tegak lurus
Bowing
dengan benang lusi.

Bercak/bentuk yang seharusnya tidak ada pada kain hasil printing.


Back Fabric Seam Impression
Terjadi karena adanya kotoran/bentuk tertentu pada alas kain printing.

Color Out Warna prininting keluar dari garis gambar

Color Smear Warna printing belobor

Kain ada garis-garis seperti kusut, yang bukan merupakan desain yan
Crease Mark
diinginkan.

Dye Steak in Printing Ada garis bekas pisau/rakel

Mottled Hasil warna printing tidak rata

Sobek/lubang besar pada pinggir kain, pengaruh saat kain di mesin


Pin Holes
stenter saat di regangkan.
Garis sepanjang lebar kain, akibat screen atau roller printing berhenti
Printer Machine Stop tiba-tiba sehingga menimbulkan bekas yang tidak rata berupa garis
lebar kain.
Garis gambar tidak pas saat proses printing sehingga menimbulkan
Print Out of Register
bayangan.
Kerutan arah panjang kain, karena pengaturan di mesin stenter tidak
Puckered Selvage
baik, atau proses sanforize tdk sempurna
Kain berkerut atau bergelombang, saat kain cotton diproses sanforize
Sanforize Pucker
tidak rata.
Kain terlipat saat di proses printing, sehingga bagian kain yang terlipat
Scrimp
tersebut tidak kena print.
Warna print menjadi belobor keluar dari gambar karena kain dibiarkan
Water Spots
masih basah setelah di print, dan tidak langsung dikeringkan.
Tingkat
anya benang kosong pada kain, terjadi Cacat
pa benang menumpuk di kain, lalu slub atau
Major
n alat “Burling Tool”, sehingga menimbulkan

kendur, karena tekanan loom berubah-ubah. Major

ng (jadi kriting), akibat saat ditenun benang


Major
h shuttle loom
pakan, karena benang putus sementara
pakan) berjalan terus sehingga membentuk Major

a kain, karena ada serat yang menempel


Major
nning
berdempetan, terjadi karena benang pakan
Major / Minor
n.

a (lebih besar/kecil) Biasanya Major

Major

ul pada permukaan kain

kain, sehingga tampak pada kain benang


Major / Minor

Major
ng kendur. Terjadi karena loom pengantar
berjalan lagi sehingga meninggalkan benang Major / Minor
Tingkat
Cacat

ontal pada kain rajut. BiasanyaMajor

nan warnanya salah letak. Major

kekurangan stick jahitan, Major

uar.Terjadi pada benang lusi rajut. Biasanya Major

arena jarum patah. Major


sehingga kain rajut terlihat jelek. Major
eda (besar/kecil). Hal ini terjadi akibat
Major
a serat.
n rajut. Major / Minor
arena beberapa/semua jarum patah. Major
aris vertical (garis kearah panjang) akibat ada
Major
ain Major / Minor

tempatnya. Major

Tingkat
n dimana anyaman benang lusi dan benang Cacat
0 derajat. Umumnya kelihatan jelas pada Major atau Minor
Tergan-tung besar % skewing.
Batas maks 3%
Major atau Minor
benang pakan melengkung, tidak tegak lurus Tergan-tung besar % bowing.
Batas maks 2”.

rusnya tidak ada pada kain hasil printing.


Major
oran/bentuk tertentu pada alas kain printing.

ari garis gambar Major

Major / Minor

rti kusut, yang bukan merupakan desain yang


Major

el Major

rata Major / Minor

pinggir kain, pengaruh saat kain di mesin


Major, jika sobeknya tdk terlalu parah bisa potong & digunakan
n, akibat screen atau roller printing berhenti
bulkan bekas yang tidak rata berupa garis Major

aat proses printing sehingga menimbulkan


Major / Minor

n, karena pengaturan di mesin stenter tidak


Major
e tdk sempurna
ombang, saat kain cotton diproses sanforize
Major

s printing, sehingga bagian kain yang terlipat


Major

bor keluar dari gambar karena kain dibiarkan


Major
int, dan tidak langsung dikeringkan.
Tingkat
Cacat
Tingkat
Cacat

Tingkat
Cacat

wing.
ing.

erlalu parah bisa potong & digunakan

Anda mungkin juga menyukai