Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal
Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal
DEFINISI
Pelayanan Kesehatan maternal neonatal mengacu pada pelayanan kesehatan yang ditujukan
secara khusus kepada ibu dan bayi.
Pengelolaan pelayanan kesehatan maternal neonatal merupakan pelayanan kesehatan yang
diberikan bagi ibu hamil yang bertujuan agar bayi yang akan dilahirkan dapat sehat dan terhindar dari
kecacatan dan pelayanan pada bayi sebelum bayi dilahirkan melalui pemeriksaan ibu hamil sampai
pada penanganan pasca persalinan untuk menjamin kesehatan bayi.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pelayanan kesehatan maternal neonatal di RS Graha Husada Bandar Lampung meliputi
perawatan dan penanganan ibu hamil,melahirkan dan nifas serta bayi baru lahir sampai usia 28 hari di
poliklinik rawat jalan, IGD, kamar bersalin dan ruang perinatologi.
Rumah Sakit Graha Husada adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat
inap dan rawat gabung.
BAB III
TATA LAKSANA
A. PROSEDUR
Pelayanan kesehatan maternal neonatal dilakukan secara kerjasama tim dan dilakukan sesuai
standar dengan menggunakan perlatan yang tersedia memeniuhi ketentuan dan segala
tindakan terdokumentasi baik serta dilakukan monitoring evaluasi.
1. PELAYANAN ANTENATAL
a. Untuk Ibu dalam menjaga kesehatan pada saat hamil diperlukan kunjungan ke
RUMAH SAKIT/bidan/puskesmas yang sebaiknya dilakukan paling sedikit 4x
selama masa kehamilan yaitu :
1x pada Trimester 1
1x pada Trimester 2
2x pada Trimester 3
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap
saat,oleh karena itu ibu hamil memrlukan pemantauan selama kehamilannya.
b. Pelayanan/asuhan standar ANC termasuk “10 T” yaitu:
1. (TIMBANG) Berat badan dan ukur Tinggi Badan
2. Ukur (TEKANAN DARAH)
3. Nilai Status Gizi (ukur lila)
4. Ukur (TINGGI) fundus uteri
5. Tentukan Presentasi janin dan denyut jantung janin
6. Skrining status imuninasi tetanus dan pemberian imunisasi (TETANUS
TOXOID) bila diperlukan
7. Pemberian (TABLET) ZAT BESI minimal 90 tablet selama masa kehamilan
8. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
9. Tatalaksana atau pelayanan kasus
10. (TEMU) Wicara (konseling)
b) Cara klasik
1) Prinsip: melahirkan bahu belakang terlebih dahulu
2) Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan bila dengan
bracht bahu dan tangan tidak bias lahir.
3) Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga
bokong dan kaki dan kaki lahir
4) Tali pusat dikendorkan
5) Bila punggung janin kiri, dengan tangan kiri
6) Memegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan
menariknya keatas (dengan tangan kiri dan menariknya kearah kanan
atas ibu, untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang,
atau dengan tangan kanan bila punggung janin kanan, dan menarikya
kearah kiri atas ibu untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada
dibelakang).
7) Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik kearah
bawah kontralateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu
dan lengan bayi depan dengan cara yang sama
c) Cara muller
1) Prinsip : melahirkan bahu depan lebih dahulu
2) Pengeluaran bahu dan lengan secara muller dilakukan jika dengan
bracht, bahu dan lengan tidak bias lahir
3) Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kaki dengan
cara yang sama sperti klasik, curam kea rah bawah kontralateral dari
letak bahu depan
4) Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama
untuk melahirkan bahu dan lengan belakang
d) Cara lovset (dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit dibelakang
kepala/ nuchal arm)
1) Setelah bokong dan kaki bayi lahir, badan bayi dipegang dengan
kedua tangan
2) Memutar bayi 180 derajat dengan lengan bayi yang terjungkit kearah
penunjuk jari tangan yang menjungkit
3) Memutar kembali 180 derajat kearah yang berlawanan ke kiri/ke
kanan, beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan bayi lahir tidak
menjungkit, selanjutnya bahu dan lengan dilahirkan secara
klasik/muller
e) Ektraksi kaki
1) Dilakukan bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin/ibu yang
mengharuskan bayi segera dilahirkan
2) Tangan kanan masuk secara obstetric menelusuri bokong pangkal
paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha
janin sehingga kaki bawh menjadi fleksi, tangan yang lain menjadi
fundus kebawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki dipegang
dengan dua jari dan dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut.
3) Kedua tangan penolong memegang betis janin , yaitu kedua ibu jari
diletakkan di belakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari
lain di depan betis, kaki ditarik curam ke bawah sampai pangkal paha
lahir.
4) Pegangan dipindahkan ke pangkal paha setinggi mungkin dengan
kedua ibu jari di belakang paha, sejajar sumbu pajang pahadan jari
lain di depan paha.
5) Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir.
Kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dielevasi ke
atas hingga trokhanter telah lahir berarti bokong lahir.
6) Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dahulu, maka
yang akan lahir lebih dahulu ialah trokhanter belakang dan untuk
melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik retus curam
ke bawah.
7) Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara “b” atau “c” atau “d”
f) Tehnik ekstraksi bokong
1) Dikerjakan jika presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di
dasar panggul, bila kla II tidak maju atau tampak keadaan janin/ibu
yang mengharuskan bayi segera dilahirkan.
2) Jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin,
dimasukkan kedalam jalan lahir dan diletakkan di lipatan paha bagian
depan. Dengan jari ini lipat paha / Krista iliaka dikait dan ditarik
curam ke bawah. Untuk memperkuat tenaga tarikan ini, maka tangan
penolong yang lain mencekam pergelangan tadi dan turun menarik
curam ke bawah.
3) Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak dibawah
simpisis, maka jari telunjuk penolonh yang lain mengait lipatan paha
ditarik curam ke bawah sampai bokong lahir.
4) Setelah bokong lahir, byi dilahirkan secara “b” atau “c” atau “d”
5) Ekstraksi bokong lebih berat/sukar dari pada ekstraksi kaki. Oleh
karena itu perlu dilakukan perasat Pinnard pada presentasi bokong
murni.
B. PENUTUP
Semoga Panduan ini dapat dipergunakan oleh bagian terkait di RS GRAHA HUSADA
BANDAR LAMPUNG dan membawa kebaikan dalam memberikan pelayanan kesehatan
maternal neonatal dalam upaya menurunkan AKI dan AKB.