Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Energi merupakan suatu besaran yang tidak dapat diciptakan maupun
dimusnahkan. Dengan kata lain, energi hanya bisa dikonversi atau berubah bentuk
menjadi energi lain. Salah satu mesin konversi energi yang banyak digunakan
untuk kebutuhan yang besar adalah turbin.
Turbin sendiri merupakan mesin penggerak, dimana energi fluida kerja
dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin. Bagian turbin yang berputar
dinamai rotor atau roda turbin., sedangkan bagian yang tidak berputar dinamai
stator atau rumah turbin. Roda turbin terletak di dalam rumah turbin dan roda
turbin memutar poros daya yang menggerakkan atau memutar bebannya, seperti :
generator listrik, pompa, kompresor, baling-baling dan lain sebagainya.
Di dalam turbin, fluida kerja mengalami proses ekspansi, yaitu proses
penurunan tekanan dan mengalir secara kontinu. Fluida kerja yang digunakan
turbin dapat berupa air, uap air, atau gas.
Secara umum, sistem turbin terdiri dari beberapa komponen, antara lain:
kompresor, pompa, ketel uap (boiler), ruang bakar, kondensor dan turbin. Turbin
banyak di manfatkan untuk pembangkit listrik, pesawat terbang, pemanfaatan di
dalam industry, dan lain sebagainya. Di dalam makalah ini, akan di bahas khusus
mengenai turbin gas baik dalam siklus, klasifikasi, komponen-komponen yang
ada, dan prinsip kerja dari turbin gas tersebut serta aplikasi turbin yang akan di
gunakan.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Mesin Konversi Energi II di Universitas Negeri Malang. Manfaat
penulisan makalah ini bagi penulis adalah mampu memahami mengenai
klasifikasi dan perhitungan yang terdapat pada turbin gas. Sedangkan manfaat
makalah ini untuk pembaca diharapkan mampu menjadi sumbangan yang
memperkaya pengetahuan pembaca mengenai tubin gas.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Turbin Gas
Sifat energi yang tidak bisa diciptakan dan dimusnahkan akan tetapi hanya
bisa dikonversikan sudah lama diketahui. Bukti dari hal adalah dengan adanya
prinsip konversi energi dalam turbin yang ditemukan oleh ilmuwan mesir kuno
(Alexanderia) yang bernama Hero. Alat konversi energi tersebut dinamakan
Aeolipilie. Prinsip dari Aeolipilie itu sendiri adalah dengan mengisi air ke dalam
bejana, bejana tersebut dihubungkan dengan bejana sperical yang bebas bergerak
melalui penopang pipa, bila bejana air dipanaskan maka uap akan mengalir
melalui pipa penyangga dan masuk ke bejana sperical dan memancar melalui
sebuah nozzle, pancaran tersebut menghasilkan gaya dorong dan timbul reaksi
gaya gerak sperical berputar dengan arah yang berlawanan.

Gambar 2.1. Hero Engine


Selanjutnya temuan dari ilmuwan bernama Hero tersebut banyak
dikembangkan oleh ilmuwan yang lain. Salah satu ilmuwan yang
mengembangkan prinsip sistem turbin gas adalah John Barber (Nuneaton, Inggris)
pada tahun 1971. Sistem yang dikembangkan oleh John Barber ini merupakan
sistem yang desainnya masih digunakan hingga sekarang. Sistem turbin gas
tersebut terdiri dari kompresor, ruang bakar dan turbin.

2
Kemajuan teknologi turbin gas pada era sekarang ini juga dipacu dari
adanya temuan mengenai turbin uap oleh Sir Charles Person (Inggris) pada tahun
1884. Turbin uap kemudian diterapkan pada sistem populas kapal dan pusat
tenaga listrik. Selanjutnya turbin gas terus dikembangkan pada tahun-tahun
berikutnya oleh para ilmuwan hingga kemajuan teknologi turbin gas dapat
digunakan dengan maksimal seperti sekarang. Pada era sekarang ini turbin gas
banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan industri, pembangkit listrik, dan juga
untuk pesawat terbang.
2.2. Turbin Gas
Energi pada era sekarang ini sudah banyak dimanfaatkan. Pemanfaatan
energi tersebut dengan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin konversi
energi. Salah satu mesin konversi energi yang banyak digunakan adalah turbin
gas. Turbin gas merupakan suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai
fluida kerja.
Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik
berupa putaran yang menggerakan roda turbin sehingga menghasilkan daya.
Bagian turbin yang berputar disebut rotor dan bagian turbin yang diam disebut
stator. Rotor sendiri dapat diartikan sebagai roda turbin sedangkan stator dapat
diartikan sebagai rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang menggerakan
beban seperti generator listrik, pompa dan lain sebagainya.

Gambar 2.2. Turbin gas

3
2.3. Prinsip Kerja Turbin gas
Turbin gas termasuk dalam mesin pembakaran dalam. Artinya proses
pembakarannya berada didalam mesin itu sendiri.

Gambar 2.3. Mesin Pembakaran Dalam

Dilihat dari gambar 2.3. Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran
masuk udara (inlet) proses ini disebut dengan proses hisap. Kompresor berfungsi
untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, akibatnya temperatur
udara juga meningkat, proses ini dinamakan dengan proses kompresi kompresi.
Kemudian udara yang telah dikompresi ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam
ruang bakar disemprotkan bahan bakar sehingga bercampur dengan udara tadi dan
menyebabkan proses pembakaran. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam
keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk
menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas
melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-
sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk
memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator
listrik dan lain sebagainya. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang
keluar melalui saluran buang (exhaust).

4
Karena prinsip dasar kerja turbin gas yang berlangsung kontinyu, maka
semua proses yang ada baik itu hisap, kompresi, pembakaraan dan buang
semuanya berlangsung secara bersamaan.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa secara umum
prinsip kerja dari turbin gas adalah sebagai beikut :
1. Pemampatan (compression) artinya udara dihisap dan dimampatkan
2. Pembakaran (combustion) artinya bahan bakar dicampurkan kedalam ruang
bakar dengan udara kemudian dibakar
3. Pemuaian (expansion) artinya gas hasil pembakaran memuai dan mengalir
keluar melalui nozel
4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan
Akan tetapi, didalam suatu proses kerja suatu proses turbin tidak ada
proses yang selalu ideal. Dengan kata lain, suatu proses tetap akan menimbulkan
kerugian-kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh
turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri.
Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada komponen-komponen sistem turbin
gas. Kerugian-kerugian tersebut timbul karena terjadinya :
1. Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan
(pressure losses) di ruang bakar
2. Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompressi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
3. Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur
dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
4. Adanya mechanical losses, dan lain sebagainya
Kerugian-kerugian tersebut dapat dikurangi dengan cara melakukan
perawatan yang teratur atau dengan memodifikasi peralatan yang ada.
2.4. Komponen Turbin Gas
Turbin gas tersusun atas komponen-komponen utama dan juga komponen-
komponen pendukung. Komponen utama merupakan kompenen yang harus ada
dalam konstruksi turbin gas. Komponen-komponen utama tersebut meliputi air

5
intlet section, compressor section, combustion section, turbin section, dan exhaust
section. Sedangkan komponen pendukung merupakan komponen yang
keberadannya mampu mendukung komponen utama dalam konstruksi turbin
gas.komponen pendukung tersebut seperti starting equipment, lube-oil system,
cooling system, dan lain sebagainya yang mampu mendukung turbin gas dalam
mengkonversi energi. Untuk penjelasan dari masing-masing komponen tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Komponen utama turbin gas
a) Air inlet section Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa
dalam udara sebelum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari :
 Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana didalamnya
terdapat peralatan pembersih udara.
 Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel
yang terbawa bersama udara masuk.
 Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet
house.
 Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian
dalam inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke
dalam kompresor aksial.
 Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat
memasuki ruang kompresor.
 Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur
jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan.
b) Compressor section berfungsi untuk menaikkan tekanan udara yang masuk.
Ada dua jenis compressor yakni compressor radial flow dan compressor
aksial flow.
Tabel a. Perbedaan compressor radaial flow dan aksial flow
Radial flow Axial flow
Keuntu -Efisien -Simple dan tidak mahal
ngan -Relatif ringan bobotnya

6
-Rasio kompresi
tinggi
Kelema -Desain - Kurang efisien
han kompleks - Frontal Area yang besar
-Mahal - Rasio Kompresi terbatas

Dari kedua jenis compreesor tersebut yang sering digunakan untuk


komponen utama pada turbin gas adalah compressor aksial flow. Seperti
yang kita ketahui, compressir section berfungsi untuk mengkompresikan
udara dalam hal ini udara yanag berasala dari air inlet section hingga
memiliki tekanan yang tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat
menghasilkan gas panas berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya
output turbin yang besar. Aksial flow compressoe terdiri dari dua bagian
yaitu :
 Compressor Rotor Assembly
Jika dilihat dari namanya maka bagian ini merupakan bagaian
compressor yang berputar. Dengan kata lain, bahwa bagaian ini
merupakan bagian yang berputara pada porosnya. Rotor ini memiliki 17
tingkat sudu yang mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1 atm
menjadi 17 kalinya sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi.
Bagian ini tersusun dari wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang
disusun kosentris di sekeliling sumbu rotor.

Gambar 2.4.a Bagian compressor rotor assembly

7
 Compreesor stator assembly
Komponencompressor stator merupakan komponen yang tidak bergerak.
Dengan kata lain bagian compressor ini merupkan bagian yang menjadi
rumah dari compressor rotor assembly. Compressor stator asembly terdiri
dari :
o Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara
masuk ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane.
o Forward Compressor Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat
empat stage kompresor blade.
o Aft Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor blade
tingkat 5-10.
o Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai
tempat keluarnya udara yang telah dikompresi. Pada bagian ini
terdapat compressor blade tingkat 11 sampai 17.

Gambar 2.4.b compressor stator assembly


c) Combustion Section
Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida
kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil
pembakaran ini berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik
dengan mengarahkan udara panas tersebut ke transition pieces yang juga

8
berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari keseluruhan sistem adalah untuk
mensuplai energi panas ke siklus turbin. Sistem pembakaran ini terdiri dari
komponen-komponen berikut yang jumlahnya bervariasi tergantung besar
frame dan penggunaan turbin gas. Gambar 2.4.c menunjukan komponen
yang ada pada combustion section. Komponen-komponen itu adalah :
 Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran
antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
 Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber yang
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.
 Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam
combustion liner.
 Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam
combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat
terbakar.
 Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran
gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.
 Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua
combustion chamber.
 Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses
pembakaran terjadi.Combustion chamber yang ada disusun kosentris
mengelilingi aksial flow compressor dan disambungkan dengan keluaran
kompresor udara dari aksial flow compressor yang dialirkan langsung ke
masing-masing chambers. Zona pembakaran pada combustion chamber
ada tiga yaitu:
o Primary Zone, merupakan tempat dimana bahan bakar berdifusi
dengan udara kompresor untuk membentuk campuran udara bahan
bakar yang siap dibakar.
o Secondary Zone, adalah zona penyempurnaan pembakaran sebagai
kelanjutan pembakaran pada primary zone.

9
o Dilution Zone, merupakan zona untuk mereduksi temperatur gas hasil
pembakaran pada keadaan yang diinginkan pada saat masuk ke first
stage nozzles.

Gambar 2.4.c Combustion Section


d) Turbin Section
Pada bagian ini terjadi proses konversi energi kinetik menjadi energi
mekanik yang digunakan sebagai penggerak kompresor aksial dan
perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60 %
digunakan untuk memutar kompresornya sendiri, dan sisanya digunakan
untuk kerja yang dibutuhkan.Komponen-komponen pada turbin sesction
dapat dilihat pada gambar 2.4.d

Gambar 2.4.d Turbin Section


Sedangkan menurut dimas dalam makalah sistem turbin gas pada sistem
PLTGU komponen dari turbin section adalah sebagai berikut :
 Turbin Rotor Case

10
 First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first
stage turbine wheel.
 First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi
kinetik dari aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi
mekanik berupa putaran rotor.
 Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran
gas panas ke second stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi
untuk memisahkan kedua turbin wheel.
 Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik
yang masih cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan
kecepatan putar rotor yang lebih besar.
e) Exhaust Section
Bagian ini merupakan bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai
saluran pembuangan gas panas atau gas sisa yang keluar dari turbin gas.
Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust
frame assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian didifusikan
dan dibuang ke atmosfir melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir
gas panas sisa tersebut diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil
pengukuran ini digunakan juga untuk data pengontrolan temperatur dan
proteksi temperatur trip. Pada exhaust area terdapat 18 buah termokopel
yaitu, 12 buah untuk temperatur kontrol dan 6 buah untuk temperatur trip.

Gambar 2.4.e Exhaust Section

11
2. Komponen Pendukung Turbin Gas
Komponen-komponen ini akan membantu proses pada turbin gas. Akan tetapi
jika dalam turbin gas tidak terdapat peralatan ini juga turbin tersebut masih
dapat bekerja namun proses kerja turbin menjadi tidak maksimal. Komponen-
komponen pendukung turbin gas ini dapat dilihat pada gambar 2.4.f.

Gambar 2.4.f Komponen Pendukung


a) Starting Equipment
Komponen pendukung ini memiliki fungsi untuk melakukan start up
sebelum turbin bekerja. Jenis-jenis starting equipment yang digunakan di
unit-unit turbin gas pada umumnya adalah :
 Diesel Engine, (PG –9001A/B)
 Induction Motor, (PG-9001C/H dan KGT 4X01, 4X02 dan 4X03)
 Gas Expansion Turbine (Starting Turbine)
b) Coupling dan Accessory Gear
Fungsi dari komponen ini adalah untuk memindahkan daya dan putaran dari
poros yang bergerak ke poros yang akan digerakkan. Ada tiga jenis coupling
yang digunakan, yaitu:

12
 Jaw Cluth, menghubungkan starting turbine dengan accessory gear dan
HP turbin rotor.
 Accessory Gear Coupling, menghubungkan accessory gear dengan HP
turbin rotor.
 Load Coupling, menghubungkan LP turbin rotor dengan kompressor
beban.
c) Fuel System
Pada proses turbin gas membutuhkan bahan bakar. Bahan bakar yang
digunakan berasal dari fuel gas system dengan tekanan sekitar 15 kg/cm2.
Fuel gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan
kondensat dan partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut
diatas maka sistem ini dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi
untuk memisahkan cairan-cairan yang masih terdapat pada fuel gas.
d) Lube Oil System
Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada
setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian-
bagian utama turbin gas dan trush bearing juga untuk accessory gear dan
yang lainnya. Lube oil system terdiri dari:
 Oil Tank (Lube Oil Reservoir)
 Oil Quantity
 Pompa
 Filter System
 Valving System
 Piping System
 Instrumen untuk oil
Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai
lube oil guna keperluan lubrikasi, yaitu:
o Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP
shaft pada gear box yang mengatur tekanan discharge lube oil.
o Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang digerakkan
oleh tenaga listrik, beroperasi apabila tekanan dari main pump turun.

13
o Emergency Lube Oil Pump, merupakan pomp yang beroperasi jika kedua
pompa diatas tidak mampu menyediakan lube oil.
e) Cooling System.
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara.
Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan
bearing. Komponen-komponen utama dari cooling system adalah :
 Off base Water Cooling Unit
 Lube Oil Cooler
 Main Cooling Water Pump
 Temperatur Regulation Valve
 Auxilary Water Pump
 Low Cooling Water Pressure Swicha
Dari penjelasan-penjelasan mengenai komponen-komponen turbin gas baik
komponen utama maupun komponen pendukung maka dapat disimpulkan bahwa
untuk memperoleh kinerja turbin gas yang maksimal maka tidak hanya
menggunakan komponen utamanya saja akan tetapi juga membutuhkan komponen
pendukung turbin gas.
2.5. Klasifikasi Turbin Gas
Seiring dengan perkembangan teknologi, turbin gas juga turut
berkembang. Banyak macam-macam konstruksi turbin gas. Sehingga turbin gas
dapat diklasifikasian. Pengklasifikasian turbin gas dapat dilihat dari konstruksi
poros maupun dari siklus turbin gas itu sendiri. Pengklasifikasian ini merupakan
pengklasifikasian turbin gas standart yang belum dimodifikasi. Berikut
merupakan klasifikasi turbin gas :
1. Klasifikkasi turbin gas berdasarkan siklus kerjanya :
a) Siklus terbuka
Gas hasil pembakaran setelah ekspansi pada turbin langsung dibuang ke
udara bebas. Instalasi turbin gas dengan siklus ini memiliki struktur yang
sederhana, yaitu terdiri dari kompresor, ruang bakar, dan turbin sebagai
penggerak beban dan kompresor. Struktur dan susunan dari instalasi turbin
gas dengan siklus terbuka dapat dilihat pada gambar 2.5.a.

14
Gambar 2.5.a Siklus Terbuka
b) Siklus Tertutup
Seperti halnya pada turbin uap, turbin gas dapat pula dirancang dengan
siklus tertutup yaitu fluida kerjanya tidak berhubungan dengan atmosfer
sekitarnya. Dengan demikian dapat dijaga kemurniannya. Hal ini sangat
menguntungkan dari segi pencegahan kerusakan yang disebabkan oleh erosi
dan korosi. Pemilihan fluida kerjanya dapat disesuaikan dengan persyaratan
yang diminta. Salah satu hal yang penting adalah bahwa pada system ini
dapat digunakan tekanan tinggi (sampai 40 atm) seperti pada turbin uap,
tetapi fluida kerjanya tidak mengalami perubahan fasa. Skema instalasi
turbin gas siklus tertutup dapat dilihat pada gambar 2.5.b

Gambar 2.5.b Siklus Terbuka

15
Dari pengklasifikasian turbin gas berdasarkan siklus kerjanya tersebut memiliki
beberapa perbedaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel b.
Tabel b. Perbandingan turbin gas siklus terbuka dengan siklus tertutup
No Turbin Gas Siklus Terbuka Turbin Gas Siklus Tertutup
1 Udara tekan dipanaskan diruang Udara tekan dipanaskan diruang
bakar. Produk pembakaran bakar. Karena gas dipanaskan oleh
bercampur dengan udara panas sumber eksternal, jumlah gas tetap
sama
2 Gas dari turbin dibuang ke Gas dari turbin diteruskan ke
atmosfir ruang pendinginan.
3 Fluida kerja diganti secara Fluida kerja bersirkulasi secara
kontinyu kontinyu.
4 Hanya udara yang bisa Fluida jenis apa saja dengan sifat
digunakan sebagai fluida kerja. thermodinamika yang baik bisa
digunakan
5 Sudu turbin cepat aus, karena Sudu turbin tidak cepat aus, karena
udara dari atmosfir gas tidak terkontaminasi ketika
terkontaminasi ketika melewati melewati ruang bakar
ruang bakar.
6 Karena udara dari turbin dibuang Karena udara didinginkan dengan
ke atmosfir, cocok digunakan sirkulasi air, cocok digunakan untuk
untuk kendaraan yang bergerak. jenis instalasi stasioner atau di kapal.

7 Biaya perawatan rendah Biaya perawatan tinggi


8 Berat instalasi perdaya (HP) Berat instalasi perdaya (HP) lebih
lebih kecil. besar.
Dari perbandingan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan turbin
gas dengan siklus terbuka maupun dengan siklus tertutup bergantung untuk apa
turbin gas tersebut digunakan. Apakah turbin gas digunakan untuk peralatan yang
membutuhkan daya yang tinggi atau tidak, apakah turbin gas digunakan untuk
bidang aviasi atau industri dan lain sebagainya.

16
2. Klasifikasi turbin gas berdasarkan konstruksi porosnya
Pengklasifikasian ini didasarkan pada konstruksi poros yang berada pada turbin
gas. Berikut merupakan pengklasifikasiannya :
a) Turbin gas poros tunggal (single shaft)
Turbin gas ini digunakan untuk menggerakan generator listrik pada
perusahaan listrik maupun industri yang memerlukan energi listrik. Gambar
dari turbin gas poros tunggal dapat dilihat pada gambar 2.5.c.

Gambar 2.5.c Turbin Gas Poros Tunggal


Turbin gas poros tunggal ini menghubungkan antara kompresor, turbin, dan
beban. Untuk lebih jelas dalam memahaminya dapat dilihat pada gambar
skema turbin gas poros tunggal sebagai berikut.

Gambar 2.5.d. Skema Turbin Gas Poros Tunggal


b) Turbin gas poros ganda (double shaft)
Turbin jenis ini merupakan turbin gas yang terdiri dari turbin bertekanan
tinggi dan turbin bertekanan rendah, dimana turbin gas ini digunakan untuk
menggerakkan beban yang berubah seperti kompresor pada unit proses.
Turbin dengan tekanan tinggi berfungsi menggerakkan kompresor,
mensuplai gas panas untuk turbin bertekanan rendah. Turbin tekanan rendah
untuk memutar generator listrik. Turbin multi shaft ini juga digunakan untuk
sentral listrik dan industri. Turbin ini direncanakan beroperasi pada putaran

17
yang berbeda tanpa menggunakan reduction gear. Berikut merupakan
gambar dan skema dari turbin gas poros ganda.

Gambar 2.5.e. Turbin Gas Poros Ganda

Gambar 2.5.f. Skema Turbin Gas Poros Ganda


Dari gambar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sistem turbin gas
dengan dua poros ini mempunyai dua unit turbin gas set yang terpisah, yaitu
turbin gas penggerak kompresor dan turbin gas yang menghasilkan daya
serta menggerakkan beban. Jadi, poros pertama menghubungkan turbin
pembangkit gas dengan poros yang lainnya.
2.6. Siklus Thermodinamika Turbin Gas
Siklus-siklus turbin gas ini merupakan siklus thermodinamikanya. Secara umum
siklus-siklus ini terbagi menjadi 3, yaitu :
a) Siklus ericson
Merupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang terdiri dari
dua proses isotermis dapat balik (reversible isotermic) dan dua proses isobarik
dapat balik (reversible isobaric). Proses perpindahan panas pada proses

18
isobarik berlangsung di dalam komponen siklus internal (regenerator), dimana
effisiensi termalnya adalah :
ηth = 1 – T1/Th,
dimana
ηth = efisensi thermal
T1 = temperatur buang
Th = temperatur panas.
b) Siklus stirling
Merupakan siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua proses
isotermis dapat balik (isotermal reversible) dengan volume tetap (isokhorik).
Efisiensi termalnya sama dengan efisiensi termal pada siklus Ericson.
c) Siklus brayton
Sikus ini merupakan siklus yang sering digunakan dalam turbin gas. Karena
siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas,
sehingga saat ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat mesin
turbine atau manufacturer dalam analisa untuk performance upgrading. Siklus
Brayton ini terdiri dari proses kompresi isentropik yang diakhiri dengan proses
pelepasan panas pada tekanan konstan. Diagram siklus brayton dapat dilihat
pada gambar 2.6.a. Sedangkan untuk siklus Bryton tiap-tiap keadaan proses
dapat dianalisa secara berikut :

Gambar 2.6.a Siklus Brayton


Dari gambar tersebut dapat dilihat untuk setiap proses dari siklus brayton ini.
Hasil analisa tiap-tiap keadaan proses tersebut adalah sebagai berikut :
 Proses 1→2 (kompresi isentropik)

19
Kerja yang dibutuhkan oleh kompresor :
Wc = ma (h2 – h1)
 Proses 2→3, pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan.
Jumlah kalor yang dihasilkan :
Qa = (ma + mf) (h3 – h2)
 Proses 3→4, ekspansi isentropik didalam turbin.
Daya yang dibutuhkan turbin :
WT = (ma + mf) (h3 – h4)
 Proses 4→1, pembuangan panas pada tekanan konstan ke udara.
Jumlah kalor yang dilepas:
QR = (ma + mf) (h4 – h1)
Untuk efisiensi thermalnya dapat dihitung sebagai berikut :
Efisiensi termal (ηth) didefinisikan sebagai :
η 𝑘𝑒𝑗𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑤 𝑞𝑚𝑠 −𝑞𝑘𝑙 𝑞
𝑡ℎ= = = =1− 𝑘𝑙
𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑞𝑚𝑠 𝑞𝑚𝑠 𝑞𝑚𝑠

Dimana (lihat diagram T-S)


w = kerja spesifik keluar
qms = energi (kalor) masuk
qkl = energi (kalor) keluar
untuk proses tekanan konstan (isobar) antara titik 2 ke 3 yang merupakan proses
pembakaran di ruang bakar :
𝑞𝑚𝑠 = 𝑐𝑝 (𝑇3 − 𝑇2 )
untuk proses tekanan konstan (isobar) antara titik 4 ke 1 yang merupakan proses
pembuangan kalor :
𝑞𝑘𝑙 = 𝑐𝑝 (𝑇4 − 𝑇1 )
2.7. Modifikasi Turbin Gas
Proses pada turbin gas tidak selamnya ideal. Hal tersebut dapat
menyebabkan penurunan daya atau penurunan kinerja dari turbin itu sendiri. Salah
satu penanganan untuk tetap menjaga kinerja dari turbin gas dapat dilakukan
dengan salah satu caranya yaitu memodifikasi turbin gas sederhana. Proses
modifikasi ini terkonsentrasi pada tiga bidang sebagai beikut :

20
a) Turbin gas dengan regenerator (Siklus brayton/ siklus thermodinamika ideal)
Gas keluar turbin masih mempunyai temperatur tinggi sehingga tidak baik
apabila dibuang ke udara atmosfer, gas buang seperti ini perlu dimanfaatkan.
Udara sebelum masuk ke ruang bakar (CC) dipanaskan terlebih dahulu dengan
memanfaatkan kalor yang terkandung dalam gas buang yang bertujuan untuk
menurunkan kebutuhan kalor dalam ruang bakar serta peningkatan efisiensi.
apabila pertukaran kalor dalam regenerator berjalan ideal maka temperatur
udara keluar regenerator adalah T4, tetapi aktualnya adalah T5 yang lebih kecil
dari T4. Untuk diagramnya dapat dilihat pada gambar 2.7.b

Gambar 2.7.a Turbin gas dengan regenerator

Gambar 2.7.b Diagram T-S Turbin gas dengan regenerator

21
Efektifitas Generator :
𝑞𝑟𝑒𝑔,𝑎 ℎ3 − ℎ2
𝜀= =
𝑞𝑟𝑒𝑔,𝑚𝑎𝑥 ℎ4 − ℎ2

Efisiensi siklus :

𝑇1 (𝑘−1)
𝜂𝑡 = 1 − ( ) 𝑟𝑝 𝑘
𝑇3

Didapatkan efisiensi termal yang lebih tinggi untuk (T1/T3) yang lebih
kecil pada suatu rasio tekanan tertentu. Hanya regenerator dengan efektivitas
yang tinggi yang akan menaikkan 𝜂𝑡 , karena regenerator dengan ε tinggi
(ukuran besar) menimbulkan rugi tekanan besar dan butuh investasi tinggi
sehingga penggunaan regenerator tidak selalu ekonomis kecuali terjadi
penghematan bahan bakar yang signifikan.

b) Turbin gas dengan intercooling/pendingin antara (siklus thermodinamika


brayton/ ideal)
LPC (low pressure compressor) menaikkan tekanan dari p1 ke p2 (juga
temperatur dari T1 ke T2) dan kemudian udara melepas kalor dalam intercooler
(temperatur turun), udara masuk ke HPC (high pressure compressor) untuk
menjalani kompresi lebih lanjut. Intercooling membuat kerja total yang
dibutuhkan untuk menaikkan tekanan p1 ke p4 menjadi lebih kecil
dibandingkan apabila hanya dengan 1 tingkat kompresor akan menaikkan
kerja netto turbin gas.
Tekanan p2 = p3 optimum : 𝑝2 = √𝑝1 . 𝑝4
intercooling akan meningkatkan back work ratio, tetapi karena intercooling
menurunkan temperatur rata-rata proses penambahan kalor menjadi tidak
berarti selalu menaikkan efisiensi termal. Semakin banyak tingkat kompresi
maka efisiensinya akan mendekati efisiensi siklus Carnot, tetapi karena efek
penambahan tingkat semakin sedikit dengan semakin banyak tingkat, secara
ekonomis paling banyak 3 tingkat. untuk gambar turbin gas modifikasi dengan
intercooling dapat dilihat pada gambar 2.7.c

22
Gambar 2.7.c Turbin gas dengan intercooling

Gambar 2.7.d Diagram T-S turbin gas dengan intercooling


 Proses 1-2 menunjukkan pemanasan udara di ruang pemanas pada
tekanan konstan.
 Proses 2-3 memperlihatkan ekspansi isentropik udara pada turbin.
 Proses 3-4 adalah pendinginan udara di ruang pendingin pada tekanan
konstan. Proses 4-5 adalah kompresi udara di LP kompresor.
 Proses 5-6 adalah pendinginan udara pada intercooler pada tekanan
konstan.
 Proses 6-1 adalah kompresi udara pada HP kompresor.
Kerja yang dilakukan turbin per kg udara:
𝑊𝑡 = 𝐶𝑝 (𝑇2 − 𝑇3) … … … … (𝑖)
Dan kerja yang dilakukan kompresor per kg udara :
𝑊𝑐 = 𝐶𝑝 [(𝑇1 − 𝑇6) + (𝑇5 − 𝑇4)] … … … . (𝑖𝑖)

23
Kerja netto yang tersedia :
W = Wt – Wc
Untuk pendinginan yang sempurna, tekanan antara bisa dicari dengan
persamaan:
p6 = p5 = √ (p1 x p4)= √ (p2 x p3)
Pada akhir proses kompresi pada kompresor, terjadi kenaikan temperatur
dari fluida gas. Dari perumusan termodinamika didapat bahwa kenaikan
temperatur sebanding dengan rasio tekanannya. Adapun persamaannya sebagai
berikut :
Tb/Ti = (Pd/Pi) (n-1)/n
Tb = Ti (Pd/Pi) (n-1)/n
Dimana
Tb = temperatur akhir kompresi
Ti = temperatur awal kompresi
pd = tekanan akhir kompresi
pi = tekanan hisap kompresi
n = faktor politropie ( n=1 ~n = 1,4)
dan persamaan kerja dari kompresor adalah
Wkompresor = Ri Ts n/(n-1)[(Tb/Ti)-1]
dan untuk kerja pada kondisi isotermal, persamaannya adalah
Wkompresor = Ri Ts ln(Pb/Pi)
Dari perumusan temperatur dan kerja menunjukkan bahwa dengan
kenaikan rasio tekanan akan menaikkan temperatur akhir dari kompresi, hal ini
juga berarti kerja yang dibutuhkan kompresor naik. Kenaikan kerja kerja
kompresor sangat tidak menguntungkan, karena kerja kompresor adalah
negatif. Apabila kondisi ini diaplikasikan pada kompresor turbin gas pada rasio
tekanan tinggi, maka akan banyak mengurangi daya dari turbin gas, hal ini
akan menurunkan efisiensi secara keseluruhan. Untuk mengatasi hal tersebut di
atas, proses kompresi dibuat bertingkat dan dengan pendinginan sela (
intercooler) pada setiap tingkat kompresi. Dengan metode ini akan
menggunakan kompresor yang jumlahnya sama dengan jumlah tingkat

24
kompresi, dan jumlah intercooler yang dipasang adalah jumlah kompresor
dikurangi satu.
Dengan pemasangan intercooler suhu dari proses kompresi tingkat
sebelumnya didinginkan kembali ke temperatur awal. Dengan keadaan tersebut
kerja kompresor yang kedua adalah sama dengan kerja kompresor sebelumnya,
dengan rasio tekanan yang sama.
c) Turbin gas dengan reheater/pemanasan ulang (siklus thermodinamika
brayton/ideal)
reheating akan meningkatkan kerja yang dihasilkan turbin dengan tanpa
menaikkan temperature masuk turbin. reheater memanaskan gas keluar HPT
(high pressure turbine) pada tekanan konstan sebelum masuk ke LPT (low
pressure turbine) diusahakan temperatur masuk HPT = masuk LPT
Tekanan P4 = P5 optimum : 𝑝4 = √𝑝3 𝑝6
seperti halnya intercooling, reheating juga meningkatkan back work ratio;
tetapi karena reheating menaikkan temperatur rata-rata proses pembuangan
kalor tidak berarti selalu menaikkan efisiensi termal. dengan alasan yang sama
dengan intercooling maka jumlah tingkat paling banyak adalah 3. Untuk
gambar dari turbin gas dengan reheating dapat dilihat pada gambar 2.7.e di
bawah ini.

Gambar 2.7.e Turbin gas dengan reheater

25
Gambar 2.7.f Diagram T-S turbin gas dengan reheater
d) Turbin gas dengan rehaeater, intercooling dan regenerator
Modifikasi- modifikasi yang sebelumnya sudah dijelaskan sudah mampu
meningkatkan efisensi thermal. Dari modifikasi- modifikasi tersebut juga dapat
dikombinasikan. Kombinasi dari reheat, dan intercooling dengan regenerasi
menghasilkan peningkatan efisiensi thermal yang besar. Dengan jumlah
reheater dan intercooler yang tak hingga, siklus ini akan memiliki efisiensi
seperti Carnot karena proses perpindahan panasnya menjadi isothermal. Untuk
gambar turbin gas dengan modifikasi kombinasi reheater, intercooling dan
regenerator dapat dilihat pada gambar 2.7.g

Gambar2.7.g turbin gas dengan reheater, intercooling, dan regenerator

26
Gambar 2.7.h diagram T-S turbin gas dengan reheater, intrcooling, dan
regenerator

Efisiensi siklus turbin gas pada awalnya masih sederhana, namun pada
perkembangannya, kini dapat hampir dua kali lipat efisiensi semula dengan
memasang/ melakukan intercooling, regenerasi, dan pemanasan (reheating).
Back work ratio siklus turbin gas meningkat sebagai hasil dari intercooling dan
reheating. Tetapi efisiensitermalnya akan menurun. Intercooling dan reheating
selalu akan menurunkan efisiensi termal kecuali mereka disertai oleh
regenerasi. Hal ini karena intercooling menurunkan suhu rata-rata di mana
panas yang ditambahkan, dan meningkatkan pemanasan suhu rata- rata di mana
panas ditolak. Oleh karena itu, dalam pembangkit listrik gas turbin,
intercooling dan pemanasan selalu digunakan bersama dengan regenerasi.
Modifikasi kombinasi ini, siklus thermodinamikanya menggunakan siklus
thermodinamika brayton.
2.8. Bahan Bakar Turbin Gas
Pada proses kerja turbin gas membutuhkan bahan bakar. Bahan bakar untuk turbin
gas tersebut harus memenuhi persyaratan tertentu sebelum digunakan pada proses
pembakaran. Persyaratan tersebut yaitu bahan bakar mempunyai kadar abu yang
tidak tinggi. Dengan alasan, bahan bakar yang mempunyai kadar abu yang tinggi,

27
pada proses pembakaran dihasilkan gas pembakaran yang mengandung banyak
partikel abu yang keras dan korosif. Gas pembakaran dengan karakteristik
tersebut, akan mengenai dan merusak sudu-sudu turbin pada waktu proses
ekspansi pada temperatur tinggi.
Dengan persyaratan tersebut, bahan bakar yang memenuhi persyaratan
adalah bahan bakar cair dan gas. Bahan bakar cair dan gas cenderung mempunyai
kadar abu yang rendah jika dibandingkan dengan bahan bakar padat, sehingga
lebih aman digunakan sebagai bahan bakar turbin gas. Bahan bakar yang
digunakan turbin gas pesawat terbang, persyaratan yang haus dipenui adalah lebih
ketat, hal ini karena menyangkut faktor keamanan dan keberhasilan selama turbin
gas beroperasi. Adapun persyaratannya adalah :
 Nilai kalor per satuan berat dari bahan bakar harus tinggi. Dengan jumlah
bahan bakar yang sedikit dan ringan dengan tetapi nilai kalornya tinggi sangat
menguntungkan karena mengurangi berat pesawat terbang secara keseluruhan.
 Kemampuan menguap (volatility) dari bahan bakar tidak terlalu tinggi, oleh
karena pada harga volatility yang tinggi bahan bakar akan mudah sekali
menguap, terutama pada ketinggian tertentu. Hal ini akan membahayakan
karena bahan bakar menjadi mudah terbakar. Disamping itu, saluran bahan
bakar mudah tersumbat karena uap bahan bakar.
 Kemurnian dan kestabilan bahan bakar harus terjamin, yaitu bahan bakar tidak
mudah mengendap, tidak banyak mengandung zatzat seperti air, debu, dan
belerang. Kandungan zat zat tersebut apabila terlalu banyak akan sangat
membahayakan pada proses pembakaran. Khusus untuk belerang, zat ini akan
korosif sekali pada material sudu turbin.
 Flash point dan titik nyala tidak terlalu rendah, sehingga penyimpanan lebih
aman.
 Gradenya harus tinggi, bahan bakar harus mempunyai kualitas yang bagus,
tidak banyak mengandung unsur-unsur yang merugikan seperti dyes dan
tretaetyl lead.
Dengan karakteristik bahan bakar untuk turbin gas pesawat terbang seperti
yang disebutkan di atas, terlihat bahwa bahan bakar tersebut adalah bermutu

28
tinggi, untuk menjamin faktor keamanan yang tinggi pada operasi turbin gas
selama penerbangan. Kegagalan operasi berakibat sangat fatal yaitu turbin gas
mati, pesawat terbang kehilangan gaya dorong, kondisi ini dapat dipastikan
pesawat terbang akan jatuh. Bahan bakar pesawat yang biasa digunakan adalah
dari jenis gasoline dan kerosene atau campuran keduanya, tentunya sudah
dimurnikan dari unsur-unsur yang merugikan. Sebagai contoh, standar yang
dikeluarkan American Society for Tinting Material Spesification (ASTM) seri D-
1655, yaitu Jet A, Jet A1, Jet B. Notasi A, A, dan B membedakan titik bekunya.
2.9. Proses Pembakaran pada Turbin Gas
Setelah kita mengetahui tentang bahan bakar pada turbin gas selanjutnya
kita akan membahas mengenai proses pembakaran pada turbin gas. Sama halnya
dengan motor bakar, pada turbin gas juga terjadi proses pembakaran. Untuk
mengetahui proses pembakaran pada turbin gas dapat kita lihat pada gambar 2.9.a
dibawah ini.

Gambar 2.9..a Proses pembakaran pada turbin gas


Dari gambar tersebut dapat kita simpulkan bahwa proses pembakaran dari
turbin gas adalah mirip dengan pembakaran mesin diesel, yaitu proses
pembakarannya pada tekanan konstan. Prosesnya adalah sebagai berikut, udara
mampat dari kompresor masuk ruang bakar, udara terbagi menjadi dua, yaitu
udara primer yang masuk saluran primer, berada satu tempat dengan nosel, dan
udara mampat sekunder yang lewat selubung luar ruang bakar. Udara primer
masuk ruang bakar melewati swirler, sehingga alirannya berputar. Bahan bakar
kemudian disemprotkan dari nosel ke zona primer, setelah keduanya bertemu,

29
terjadi pencampuran. Aliran udara primer yang berputar akan membantu proses
pencampuran, hal ini menyebabkan campuran lebih homogen, pembakaran lebih
sempurna. Udara sekunder yang masuk melalui lubang-lubang pada selubung luar
ruang bakar akan membantu proses pembakaran pada zona sekunder. Jadi, zona
sekunder akan menyempurnakan pembakaran dari zona primer.
Disamping untuk membantu proses pembakaran pada zona sekunder,
udara sekunder juga membantu pendinginan ruang bakar. Ruang bakar harus
didinginkan, karena dari proses pembakaran dihasilkan temperatur yang tinggi
yang merusak material ruang bakar. Maka, dengan cara pendinginan udara
sekunder, temperatur ruang bakar menjadi terkontrol dan tidak melebihi dari yang
diijinkan. Pada gambar di atas, terlihat zona terakhir adalah zona pencampuran
(dillute zone), adalah zona pencampuran gas pembakaran bertemperatur tinggi
dengan sebagian udara sekunder. Fungsi udara pada sekunder pada zona itu
adalah mendinginkan gas pembakaran yang bertemperatur tinggi menjadi
temperatur yang aman apabila mengenai sudu-sudu turbin ketika gas pembakaran
berekspansi. Disamping itu, udara sekunder juga akan menambah massa dari gas
pembakaran sebelum masuk turbin, dengan massa yang lebih besar energi
potensial gas pembakaran juga bertambah. Apabila Wkinetik adalah energi kinetik
gas pembakaran dengan kecepatan V, massa sebelum ditambah udara sekunder
adalah m1 maka energi kinetiknya adalah sebagai berikut :
𝑚1 𝑥 𝑣 2
𝑤𝑘𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘 1 =
2
Dengan penambahan massa dari udara sekunder m2, maka energy kinetic menjadi
:
(𝑚1 + 𝑚2 )𝑥 𝑣 2
𝑤𝑘𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘 2 =
2
Jadi, dapat dilihat Wkinetik,2 ( dengan udara sekunder) lebih besar dari Wkinetik,1
(tanpa udara sekunder).
Proses pembakaran pada turbin gas memerlukan udara yang berlebih,
biasanya sampai 30% dari kondisi normal untuk proses pembakaran dengan
jumlah bahan bakar tertentu. Kondisi ini akan berkebalikan, apabila udara

30
pembakaran terlalu berlimpah (lebih 30%), udara justru akan mendinginkan
proses pembakaran dan mati, karena panas banyak terbuang ke luar melalui gas
bekas yang bercampur udara dingin sekunder. Dengan pemikiran yang sama,
apabila jumlah udara kurang dari normal, yaitu terjadi overheating, material ruang
bakar dan sudu-sudu turbin bekerja melampaui kekuatannya dan ruang bakar
dapat pecah, hal ini berarti turbin gas berhenti bekerja atau proses pembakaran
terhenti.
2.10. Aplikasi Turbin Gas
Pada era sekarang ini turbin gas sudah banyak digunakan. Turbin gas di
aplikasikan pada dua bidang, yakni pada bidang aviasi dan bidang industri. Untuk
penjelasan dari pengaplikasiannya adalah sebgai berikut :
1. Pada bidang aviasi
Turbin gas pada bidang aviasi digunakan sebagai mesin yang
menghasilkan daya dorong pada pesawat terbang ( Aeroderivatif). Turbin gas
dinilai sangat cocok sebagai motor propulsi pesawat terbang karena memiliki
bobot yang ringan dimensi yang ringkas,sehingga tidak memerlukan banyak
ruangan, serta mampu menghasilkan daya yang besar. hal ini menjadi penting
karena adanya kecenderungan terbang pada kecepatan tinggi serta jarak jelajah
yang panjang dan muatan yang bertambah berat. Gambar dari turbin gas yang
digunakan pada bidang aviasi dapat dilihat sebagai berikut.

Gambar 2.10.a Turbin gas pesawat terbang

31
Gambar 2.10.b Pengaplikasian turbin gas pada pesawat terbang
2. Pada bidang industri (sebagai pembangkit listrik)
Turbin gas pada bidang industri digunakan untuk mrnggrakan berbagai
macam peralatan didalam industri seperti, pompa, generator dan lain
sebagainya. Berikut merupakan gambar dari turbin gas yang ada didalam
inustri.

Gamba 2.10.c Turbin gas untuk industri

32
Turbin gas dalam bidang industri tidak hanya digunakan untuk
menggerakan peralatan-peralatan yang didalam industri saja namun juga
mampu diaplikasian sebagai pembangkit listrik tenaga gas. Berikut merupakan
gambar beserta penjelasan pembangkit listrik tenaga gas.

Gambar 2.10.d Pembangkit Listrik Tenaga Gas

Gambar 2.10.e Prinsip kerja pembangkit listrk tenaga gas


Gambar 2.10.e menunjukkan prinsip kerja PLTG. Udara masuk ke
kompresor untuk dinaikkan tekanannya, kemudian udara tersebut dialirkan ke
ruang bakar. Dalam ruang bakar, udara bertekanan ini dicampur dengan bahan
bakar dan dibakar. Apabila digunakan bahan bakar gas (BBG), maka gas dapat
langsung dicampur dengan udara untuk dibakar, tetapi apabila digunakan
bahan bakar minyak (BBM), maka BBM ini harus dijadikan kabut terlebih

33
dahulu kemudian baru dicampur dengan udara untuk dibakar. Teknik
mencampur bahan bakar dengan udara dalam ruang bakar sangat
mempengaruhi efisiensi pembakaran. Pembakaran bahan bakar dalam ruang
bakar menghasilkan gas bersuhu tinggi. Gas hasil pembakaran ini kemudian
dialirkan menuju turbin untuk disemprotkan kepada sudu-sudu turbin sehingga
energi (enthalpy) gas ini dikonversikan menjadi energi mekanik dalam turbin
penggerak generator (dan kompresor udara) dan akhirnya generator
menghasilkan tenaga listrik.
2.11. Prosedur Pengoperasian Turbin Gas
Dalam pengoperasian turbin gas harus mematuhi prosedur-prosedur
pengoperasian yang ada. Selain untuk menjaga keselamatan, mematuhi prosedur
pengoperasian turbin gas juga dapat meningkatkan efisiensi kerja dan keawetan
turbin itu sendiri. Berikut merupkan contoh prosedur pengoperasian tubin gas
pada Pembangkit listrik tenaga gas dan uap di Cilegon.
1. Persiapan dan Pelaksanaan, Sebelum Operasi Turbin Gas
Pada tahap ini, pastikan seluruh peralatan bekerja secara normal sebelum turbin
gas dioperasikan, peralatan-peralatan tersebut adalah :
 Lube oil system
 Control oil system
 CCW system
 Gen. seal oil/H2-system
 Turbine cooling air system
 Inlet & exhaust duct
 Package ventilation system
 Circulating demin water system
 Instrument air system
 Service air for back up system
 HP purge air system
 Water injection system
 Fuel gas and fuel oil system

34
 CO2 fire fighting
2. Persiapan Start
Pastikan kondisi unit turbin gas bekerja normal pada bagian :
a) Mechanical
 Pastikan semua pompa, fan, motor, control valve pada posisi remote/auto
control mode.
 Pastikan H2 gas system dalam kondisi siap dioperasikan dan tekanan H2
di dalam gas turbine generator normal.
 Periksa status operasi CO2 fire fighting system bekerja secara normal.
 Pastikan seluruh instalasi pada masing-masing system sudah terpasang
dengan benar sesuai dengan P&ID.
b) Control and instrument
 Pastikan semua signal and communications dari local gas turbine system
beserta peralatan bantunya masuk ke control unit.
 Semua alarm dan trip interlock system sudah dinormalkan.
 Pastikan air instrument system beroperasi dengan normal.
c) Electrical
 Pastikan semua MV/LV Switch gear & MCCC dalam kondisi
bertegangan.
 Pastikan generator protection relay and inter-trip test antara
 generator dengan turbine system bekerja dengan normal.
3. Batasan operasi
Dalam pemakaian suatu alat pasti akan ada batasan operasinya. Hal
tersebut berlaku pula pada turbin gas. Batasan operasi tersebut dimaksudkan
agar turbin gastidak diguakan melebihi batasan-batasan tersebut karena akan
memaksa turbin bekerja lebih yang dapat menyebabkan kerusakan sistem atau
bahkan menimbulkan kecelakaan kerja pada mesin ataupun lingkungan.
Karena hal tersebutlah dibuat batasan operasi pada suatu mesin dalam hal ini
turbin gas. Berikut merupakan contoh batasan operasi pada pembangkit listrik
tenaga gas dan uap di Cilegon.

35
Tabel c. Batasan opersi PLTGU Cilegon
Speed up rate 135 rpm/min
Load change rate 6,7 %/min
Purge period 5 min
Speed incrase rate 135 rpm/min
Over speed setting Mechanical over speed 110 ± 1 % of
rated speed (3270 ~ 3330 rpm)

Tabel d. Vibration limits settings value (peak to peak)


Alarm >125 µm
Trip >200 µm

Tabel e. Lube oil pressure setting


Lube oil supply pressure control 1.5 kg/cm2
Lube oil supply presure alarm <1.08 kg/cm2
Lube oil supply pressure trip <0.88 kg/cm2
Turning interlock <0.41 kg/cm2
Lube oil filter differential pressure >1.0 kg/cm2
high alarm

Tabel f. Lube oil temperature setting


Lube oil supply temperature control 46 0C
Lube oil supply temperature alarm >60 0C
Journal bearing metal temperature alarm >107 0C
Thrust bearing metal temperature alarm >99 0C
Bearing drain oil temperature alarm >77 0C

Tabel g. Cooling temperature setting


Rotor cooling air alarm >260 0C
No. 2 disc cavity temperature alarm >460 0C

36
No. 3 disc cavity temperature alarm >460 0C
No.4 disc cavity temperature alarm >460 0C
Down stream of no. 4 turbine disc >410 0C
temperature alarm

Gambar 2.11.a. Lokasi PLTGU Cilegon

Gambar 2.11.b Bangunan PLTGU Cilegon


Tabel-tabel diatas merupakan batasan operasi yang ada di pembangkit
listrik tenaga gas dan uap di Cilegon. Batasan operasi turbin gas bisa saja berbeda
ditempat lain.

37
2.12. Pemasalahan dan Perawatan Turbin Gas
1. Permasalahan pada turbin gas
Secara umum ada beberapa permasalahan yang sering terjadi pada turbin
gas pada umumnya dan yang diterapkan untuk PLTG pada khususnya.
Pengoperasian pembangkit LTG dalam waktu yang lama secara terus menerus,
dengan kondisi lingkungan yang berdebu (lingkungan tropis) semakin
mempercepat penurunan kinerja kompresor ditandai dengan menurunnya
tekanan. Kinerja kompresor dapat menerun dikaranakan adanya kontaminan
deposit yang menempel pada kompresor dan inlet guide vane. Semakin tebal
deposit yang menempel semakin menurun unjuk kerja kompresor.
Penurunan kinerja kompresor mengakibatkan penurunan output turbin gas,
yang mana menjadikan kinerja turbin gas mejadi menurun. Dengan
menurunnya kinerja kompresor dan turbin gas sangat mempegaruhi efisiensi
pembangkit. Permasalahan tersebut diatas dapat ditanggulangi lagi dengan
melakukan pembersihan pada kompresor(Compressor C leaning) atau pasir
halus.
2. Perawatan pada turbin gas
Perawatan atau maintenance berfungsi untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan seperti kerusakan terlalu cepat terhadap semua peralatan di pabrik,
baik yang sedang beroperasi maupun yang berfungsi sebagai suku cadang.
Kerusakan yang timbul biasanya terjadi karena keausan dan ketuaan akibat
pengoperasian yang terus-menerus, dan juga akibat langkah pengoperasian
yang salah.
Maintenance pada turbine gas selalu tergantung dari faktor-faktor
operasional dengan kondisi yang berbeda disetiap wilayah, karena operasional
turbine gas sangat tergantung dari kondisi daerah operasional. Semua pabrik
pembuat turbine gas telah menetapkan suatu ketetapan yang aman dalam
pengoperasian sehingga turbine selalu dalambatas kondisi aman dan tepat
waktu untuk melakukan maintenance.
Secara umum maintenance dapat dibagi dalam beberapa bagian,
diantaranya adalah:

38
a) Preventive Maintenance
Suatu kegiatan perawatan yang direncanakan baik itu secara rutin maupun
periodik, karena apabila perawatan dilakukan tepat pada waktunya akan
mengurangi down time dari peralatan. Preventive maintenance dibagi
menjadi :
 Running Maintenance adalah suatu kegiatan perawatan yang dilakukan
hanya bertujuan untuk memperbaiki equipment yang rusak saja dalam
satu unit. Unit produksi tetap melakukan kegiatan.
 Turning Around Maintenance merupakan perawatan terhadap peralatan
yang sengaja dihentikan pengoperasiannya.
b) Repair Maintenance
Perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang tidak kritis, atau disebut
juga peralatan-peralatan yang tidak mengganggu jalannya operasi.
c) Predictive Maintenance
Kegiatan monitor, menguji, dan mengukur peralatan-peralatan yang
beroperasi dengan menentukan perubahan yang terjadi pada bagian utama,
apakah peralatan tersebut berjalan dengan normal atau tidak.
d) Corrective Maintenance
Perawatan yang dilakukan dengan memperbaiki perubahan kecil yang
terjadi dalam disain, serta menambahkan komponen-komponen yang sesuai
dan juga menambahkan material-material yang cocok.
e) Break Down Maintenance
Kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan atau kelainan
pada peralatan sehingga tidak dapat berfungsi seperti biasanya.
f) Modification Maintenance
Pekerjaan yang berhubungan dengan disain suatu peralatan atau unit.
Modifikasi bertujuan menambah kehandalan peralatan atau menambah
tingkat produksi dan kualitas pekerjaan.
g) Shut Down Maintenance
Kegiatan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang sengaja
dihentikan pengoperasiannya.

39
2.13. Efisiensi Turbin Gas
Pada dasarnya, urutan proses kerja turbin gas adalah sebagai berikut :

Gambar 2.13.a Diagram p-v dan t-s


Urtutan proses kerja turbin gas :
1-2 Proses kerja adiabatis udara pada kompresor, tekanan udara naik [A]
2-3 Proses pembakaran campuran udara dan bahan-bahan pada tekanan
konstant, dihasilkan panas pada ruang bakar [B]
3-4 Proses ekspansi adiabatis gas pembakaran pada turbin dihasilkan kerja
turbin berupa putaran poros dan gaya dorong , tekanan turun [C]
4-1 Proses pembuangan kalor pada tekanan konstant [D]
Dari diagram t-s tersebut dapat dilihat setelah proses kompresi pada
kompresor temperature naik yaitu T2 dari temperature atmosfer T1 dan tekanan
naik dari P1 menjadi P2, temperature dan tekanan ini diperlukan untuk proses
pembakaran. Setelah bahan bakar disemprotkan dan bercampur dengan udara
mampat didalam ruang bakar dan dinyalakan terjadi proses pembakaran,
temperature naik lagi sampai T3 temperature T3 adalah temperature gas
pembakaran yang akan masuk turbin, temperature ini dibatasi oleh ketahanan
material turbin pada suhu tinggi. Setelah proses ekspansi pada turbin, temperature
gas sisa menjadi turun sampai T4 dan temperature gas sisa ini masih tinggi diatas
temperature T1.
Dari penjelasan diatas maka dapat kita ketahui perhitungan untuk efisiensi
tubin gas. Efisensi turbin gas tersebut dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

40
Pemasukan panas berlangsung pada tekanan konstant :
𝑞𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝑚. 𝑐𝑝 (𝑇3 − 𝑇2 )
Pengeluaran panas juga pada tekanan konstant :
𝑞𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 = 𝑚. 𝑐𝑝 (𝑇4 − 𝑇1 )
Sehingga kerja berguna dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝑊𝑏𝑒𝑟𝑔𝑢𝑛𝑎 = 𝑞𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 − 𝑞𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 = 𝑚. 𝑐𝑝 (𝑇3 − 𝑇2 ) − 𝑚. 𝑐𝑝 (𝑇4 − 𝑇1 )
Dari uraian tersebut sudah dapat dihitung efisiensinya. Efisiensi sendiri diartikan
sebagai perbandingan antara kerja berguna dengan energi kalor yang masuk,
dirumuskan sebagai berikut :
𝑊𝑏𝑒𝑟𝑔𝑢𝑛𝑎 𝑞𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 − 𝑞𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
η= = . 100%
𝑞𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑞𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘
dimana :
Cp (kapasitas panas udara) = 1.0035 Kj/kg.K
η = efisesnsi termal
2.14. Soal-soal
1. Soal Pilihan Ganda
1) Berikut ini yang merupakan bagian-bagian utama dari turbin gas, kecuali ....
A. Air Inlet Section
B. Fuel System Section
C. Compressor Section
D. Combustion Section
E. Turbin Section
2) Berikut ini merupakan proses turbin gas.
(a) Compression
(b)Combuston
(c) Exhaust
(d)Expansion
Urutan dari proses turbin gas yang benar adalah ....
A. (a), (b), (c), (d)
B. (d), (a), (b), (c)
C. (a), (b), (d), (c)

41
D. (d), (b), (a), (c)
E. (a), (d), (b), (c)
3) Turbin gas yang memiliki turbin bertekanan tinggi dan rendah merupakan
pengertian dari tubin gas ....
A. Siklus terbuka
B. Siklus tertutup
C. Poros tunggal
D. Poros ganda
E. Kombinasi
4) Pada saat terjadi pembakaran pada turbin gas, terjadi proses termodinamika
berupa?
A. Isobarik
B. Isokorik
C. Isotermis
D. Exspansi
E. Adiabatis
5) Dibawah ini merupakan pengaruh yang harus dipertimbangkan dikarenakan
merubah proses ideal dari tubin gas, kecuali?
A. Kerugian tekanan selama penambahan dan pembuangan panas yang
menyebabkan garis tekanan konstan menurun.
B. Inefensiensi kompresi dan Ekspansi menyebabkan garis isentropis
berbelok ke kanan.
C. Udara yang keluar dari kompresor tekanan rendah didinginkan melalui
intercooler pada tekanan konstan.
D. Variabel laju aliran massa, aliran pendingin mesin, dan lain-lain.
E. Inefesiensi pembakaran, pembakaran yang kurang sempurna dari bahan
bakar akan mengurangi panas yang dibebaskan.
2. Soal uraian
1) Sebutkan sebab kerugian yang dapat menyebabkan turunya daya system
turbin gas?

42
 Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan
(pressure losses) di ruang bakar.
 Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbindengan angin.
 Adanya mechanical loss.
2) Jelaskan salah satu cara untuk meningkatkan efisensi turbin gas!
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan efisensi turbin
adalah dengan cara memodifikasi turbn tersebut. Miasalnya saja dengan
memberikan system tambahan seperti intercooler, reheater, maupun
regenerator.
3) Gambarkan diagram p-v dan t-s dari tubin gas sederhana serta jelaskan urutan
prosesnya!

Urutan proses kerja turbin gas :


1-2 Proses kerja adiabatis udara pada kompresor, tekanan udara naik
[A]
2-3 Proses pembakaran campuran udara dan bahan-bahan pada tekanan
konstant, dihasilkan panas pada ruang bakar [B]
3-4 Proses ekspansi adiabatis gas pembakaran pada turbin dihasilkan
kerja turbin berupa putaran poros dan gaya dorong , tekanan turun
[C]
4-1 Proses pembuangan kalor pada tekanan konstant [D]

43
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Turbin gas merupakan suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai
fluida kerja. Turbin gas terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : kompresor,
ruang bakar, dan turbin
2. Bahan bakar untuk turbin gas harus memenuhi persyaratan tertentu sebelum
digunakan pada proses pembakaran. Persyaratan tersebut yaitu bahan bakar
mempunyai kadar abu yang tidak tinggi.
3. Untuk meningkatkan kinerja dari turbin gas dapat dilakukan dengan
memodifikasi komponen pada turbin.
4. Batasan Operasi sangatlah penting sebagai panduan operator guna
mengoperaiskan turbin gas
5. Maintenance pada turbine gas selalu tergantung dari faktor-faktor operasional
dengan kondisi yang berbeda disetiap wilayah, karena operasional turbine gas
sangat tergantung dari kondisi daerah operasional.
6. Perhitungan efisensi termal pada turbin gas
𝑊𝑏𝑒𝑟𝑔𝑢𝑛𝑎 𝑞𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 − 𝑞𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
η= = . 100%
𝑞𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑞𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘
3.2. Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
dikarenakan referensi yang penulis dapat masih minim. Untuk itu penulis
menyarankan untuk pembaca agar apa yang belum ada dalam makalah ini bisa
melengkapinya dengan referensi atau sumber-sumber lain.

44
DAFTAR PUSTAKA

Ambong, arnoldus sabon, dkk. 2013. Makalah Mesin Konversi Energi II.
(Online), (https://petekmesum11.files.wordpress.com/), diunduh tanggal 20
September 2015

Nugroho, Dwi. 2013. Turbin Gas. (Online),


(https://id.scribd.com/doc/124737635/Makalah-Turbin-Gas), diakses
tanggal 20 September 2015

Situmorang, pandedo. 2014. Gas Turbine Engine. (Online),


(http://airframeandpowerplant.blogspot.com/2014_01_01_archive.html),
diakses tanggal 20 september 2015

Suwasono, agus. 2010. Turbin Gas. (Online),


(http://www.agussuwasono.com/artikel/teknologi/mechanical/412-turbin-
gas.html), diakses tanggal 20 september 2015

Utama, dimas yudha satria. 2013. Sistem Turbin Gas pada Sistem PLTGU.
(Online),(https://www.academia.edu/11999586/MAKALAH_SISTEM_TU
RBIN_GAS_PADA_SISTEM_PLTGU) diunduh tanggal 20 september
2015

Wikipedia, Turbin Gas. (Online),(http://id.wikipedia.org/wiki/Turbin_gas),


diakses tanggak 20 September 2015

Yanto, rodhy. 2014. Turbin Gas. (Online),


(http://rondie91.blogspot.com/2014/10/turbin-gas.html), dikases tanggal 20
September 2015

Yanto, rodhy. 2014. Prinsip Kerja Turbin Gas. (Online),


(http://rondie91.blogspot.com/2014/10/microsoftinternetexplorer4-0-
2.html), dikases tanggal 20 September 2015

45

Anda mungkin juga menyukai