Oleh :
Oleh :
i
SURAT PERNYATAAN
karya tulis ini saya susun tanpa melakukan plagiat sesuai dengan peraturan yang
Jika kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiat saya akan
bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Stikes
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing I
Puji H.,M.Kep.Ns
Nip.03010
Mengetahui
Stikes Hang Tuah Surabaya
Ka Prodi DIII
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
( Albert Einstein)
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Karya tulis ini disusun sebagai salah
bukan hanya karena kemampuan penulis tetapi banyak ditentukan oleh bantuan
dari berbagai pihak, yang\ telah dengan ikhlas membantu penulis demi
1. Laksamana Pertama TNI dr. IDG Nalendra DI, Sp.B., Sp.BTKV (K)
ijin dan lahan praktik untuk penyusunan karya tulis dan selama kami
manusia.
4. Ibu Dya Sustrami, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Kepala Program studi D-III
v
5. Ibu Puji H,.M.Kep,Ns sebagai pembimbing I dan sekaligus penguji yang
dengan tulus ikhlas bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
membimbing dan menguji hasil dari penyusunan karya tulis ilmiah ini.
dengan tulus ikhlas bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta
VK IGD.
7. Bapak dan ibu Dosen Stikes Hang Tuah Surabaya, yang telah memberikan
bekal bagi penulis melalui materi-materi kuliah yang penuh nilai dan
makna dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini, juga kepada
sumber pustaka dalam penyusunan dan penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
memberikan bantuan baik materi, motivasi dan juga do’a restu kepada
penulis.
10. Pasien Ny. K dan keluaraga pasien Ny. K yang telah berkenan menjadi
yang telah memberikan dorongan semangat sehingga karya tulis ilmiah ini
vi
dapat terselesaikan, dan saya hanya dapat mengucapkan semoga hubungan
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
membalas amal baik semua pihak yang telah membantu dalam proses
Selanjutnya, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saran dan kritik
ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca terutama bagi
Penulis
vii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 4
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 4
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................ 5
1.5 Metode Penulisan ............................................................................ 6
1.5.1 Metode .............................................................................................. 6
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 6
1.5.3 Sumber Data ..................................................................................... 7
1.5.4 Studi Kepustakaan ............................................................................ 7
1.6 Sistematika Penulisan ..................................................................... 8
viii
2.4 Konsep KPD ..................................................................................... 28
2.4.1 Definisi KPD ...................................................................................... 28
2.4.2 Etiologi KPD ...................................................................................... 28
2.4.3 Tanda KPD......................................................................................... 29
2.4.4 Patofisiologi KPD ............................................................................. 29
2.4.5 Penatalaksanaan KPD ....................................................................... 31
2.4.6 Diagnosa KPD .................................................................................. 35
2.5 Konsep Secendery Arrest .................................................................. 37
2.5.1 Definisi Secendery Arrest ................................................................. 37
2.5.2 Patofiologi Secendery Arrest ............................................................ 38
2.5.3 Kelainan pada persalinan lama ......................................................... 38
2.5.4 Evaluasi Tanda, Gejala, dan Diagnosis.............................................. 41
2.6 Konsep SC ....................................................................................... 42
2.6.1 Definisi SC ........................................................................................ 42
2.6.2 Indikasi SC ......................................................................................... 43
2.6.3 Kontraindikasi SC ............................................................................. 44
2.6.4 Komplikasi SC ................................................................................... 44
2.6.5 Bentuk operasi SC ............................................................................ 46
2.6.6 Persiapan umum SC .......................................................................... 47
2.7 Konsep asuhan keperawatan ............................................................. 49
2.7.1 Pengkajian ......................................................................................... 49
2.7.2 Diagnosa keperawatan ....................................................................... 54
2.7.3 Intervensi keperawatan ...................................................................... 55
2.7.4 Evaluasi keperawatan ........................................................................ 57
2.7.5 Kerangka masalah ............................................................................. 58
ix
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian ......................................................................................... 84
4.2 Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 85
4.3 Perencanaan....................................................................................... 87
4.4 Pelaksanaan ....................................................................................... 88
4.5 Evaluasi ............................................................................................. 89
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan ........................................................................................... 91
5.2 Saran .................................................................................................. 92
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
S : Suhu
STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
SC : Sub Cutan
SC : Sectio Cesarea
TB : Tinggi Badan.
TD : Tekanan Darah.
TTV : Tanda – Tanda Vital
TFU : Tinggi Fundus Uteri
u : Unit
UK : Umur Kehamilan
USG : Ultrasonografi
o
C : Derajat Celcius.
WHO : World Health Organization
WBC : White Blood Cel
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
42 minggu atau lebih. Pada siklus haid teratur rata rata 28 hari pertama haid
merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi, dimana dapat terjadi
komplikasi pada ibu, dan khususnya berpengaruh pada janin. Dalam kenyataan
kematian janin. Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum
waktunya melahirkan/ sebelum inpartu, pada pembukaan <4 cm (fase laten). Hal
ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya
uterus, atau faktor faktor lain yang menyebabkan peningktan tekanan uterus.
(Mercer, 2009). Banyak komplikasi pada kehamilan post date salah satunya
adalah komplikasi Secondary Arrest yang disebabkan oleh distosia pada janin.
Secondary arrest persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih tanpa kelahiran
bayi (persalinan lama), dan dilatasi servik dikanan garis waspada (Prawirohardjo,
2009). Salah satu penyebab kematian pada bayi adalah distosia karena itu
tindakan yang tepat untuk masalah ini dengan menggunakan tindakan Sectio
(histerotomi). (Leveno, 2009). Pada saat permulaan operasi seksio caesarea, luka
1
2
muncul pada pasien dengan G1P000 UK 41 Minggu + KPP + Post Date Pro Cito
SC a/i Secondary Arrest, diantaranya adalah Nyeri akut, Ansietas, dan Resiko
Penulis mengambil data yang ada diruang VK IGD Rumkital Dr. Ramelan
Surabaya didapatkan jumlah persalinan pada tahun 2017 terhitung Mei 2017
sampai Mei 2018 sebanyak 671 pasien persalinan dengan presentasi pasien SC
pasien dengan presentasi 12,79%, KPP 56 pasien dengan presentasi 8,35%. Hasil
ini didapat dari rekam medis di ruang VK IGD Rumkital Dr. Ramelan Surabaya.
Penyebab dari kehamilan post date tidak diketahui, tetapi ada faktor resiko
yang berupa paritas, kehamilan post date sebelumnya, janin yang dikandung laki-
laki, faktor genetic dan faktor hormonal. Kehamilan dan persalinan post date
dengan anak pertama resiko meningkat terutama disebabkan karena ibu belum
pernah mengalami kehamlan dan persalinan. Pada multipara resiko kehamilan dan
persalinan post date semakin meningkat dikarenakan wanita yang terlalu sering
menyebabkan inersia uteri yang merupakan salah satu pencetus kehamilan post
date (Kusmarjadi, D. 2010). Penyebab KPD masih belum diketahui dan tidak
berhubungan erat dengan KPD, namun faktor faktor mana yang lebih berperan
2012). Kelainan letak juga bisa mengakibatkan kemacetan pada persalinan dengan
adanya kemacetan pada kehamilan dan mengurangi angka kematian pada bayi dan
ibu dilakukan tindakan persalina Sectio Caesarea yang ditujukan untuk indikasi
medis tertentu, yang terbagi atas indikasi-indikasi untuk ibu dan indikasi untuk
bayi. Operasi sektio ini merupakan pilihan persalinan yang terakhir setelah
dari distosia ini membahayakan pada bayi dan ibu, bayi dapat meninggal dan ibu
lewat waktu dan ketuban pecah dini, mengedukasi tentang tanda tanda ketuban
pecah dan sering untuk control kehamilan. Berdasarkan uraian diatas dan angka
kejadian kehamilan post date yang banyak memberi dampak terhadap bayi dan ibu
Pada Pasien dengan Diagnosa Medis GIP000 UK 41 Minggu + KPP + Post Date
UK 41 Minggu + KPP + Post Date Pro CITO SECTIO CESAREA a/i Secondary
dengan diagnosa medis G1P000 UK 41 Minggu + KPP + Post Date Pro Cito
Sectio Cesarea a/i Secondary Arrest di ruangVK IGD Dr. Ramelan Surabaya.
Post Date Pro Cito Sectio Cesarea a/i Secondary Arrest di ruang VK IGD
UK 41 Minggu + KPP + Post Date Pro Cito Sectio Cesarea a/i Secondary
UK 41 Minggu + KPP + Post Date Pro Cito Sectio Cesarea a/i Secondary
UK 41 Minggu + KPP + Post Date Pro Cito Sectio Cesarea a/i Secondary
Post Date Pro Cito Sectio Cesarea a/i Secondary Arrest di ruang VK IGD
UK 41 Minggu + KPP + Post Date Pro Cito Sectio Cesarea a/i Secondary
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi
manfaat:
1. Akademis
Minggu + KPP + Post Date Pro Cito Sectio Cesarea a/i Secondary Arrest.
Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di rumah
Minggu + KPP + Post Date Pro Cito Sectio Cesarea a/I Secondary
Arrest.
b. Bagi peneliti.
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
Pro Cito Sectio Cesarea a/i Secondary Arrest di ruang VK IGD RSAL
Surabaya.
1.5.1 Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
+ Post Date Pro Cito Sectio Cesarea a/i Secondary Arrest di ruang VK IGD
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini
meliputi :
1. Wawancara
2. Observasi
3. Pemeriksaan
penanganan selanjutnya.
1. Data primer
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga catatan medik
dokter.
Agar lebih mudah dan lebih jelas dalam mempelajari dan memahami
studi kasus ini, secara keseluruhan di bagi menjadi tiga bagian, yaitu:
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan juga daftar
singkatan.
2. Bagian inti, teridiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri
Minggu + KPP + Post Date Pro Cito Sectio Cesarea a/i Secondary
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan diuraikan tentang konsep teori sebagai landasan studi
Sectio Caesarea.
serta dilanjutkan dengan midasi atau inplantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga bayi lahir, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
Kumalasari, 2015)
ibu maupun lingkungan. Dengan adanya kehamilan maka ini seluruh sistem
2013) .
dengan midasi atau implantasi, dengan adanya perubahan pada genetalia untuk
kehamilan berlangsung.
9
10
Ada beberapa tanda kehamilan yang dapat diperhatikan, yaitu sebagai berikut :
1. Tanda presumtif/dugaan .
a. Amenore.
b. Morning sickness.
c. Sering BAK.
e. Fatique.
2. Tanda mungkin.
vaskularisasi(usia 8 minggu).
e. Tanda chadwick, yaitu warna merah tua atau kebiruan pada vagina akibat
pertama).
g. Tes kehamilan positif ( usia 7-10 hari setelah konsepsi). (Hutahean, 2013).
11
1. Anamnesis Biodata
Meliputi nama ibu hamil, pekerjaan, nama suami, pekerjaan suami, agama,
keputusan, status sosial ekonomi, kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi
3. Anamnesis Keluarga
kembar.
4. Anamnesis medik
Diabetes Melitus, Malaria, dan penyakit menular seksual. Selain itu juga
5. Anamnesis Haid
12
Kapan datang haid pertama kali (manarche), berapa banyak, lama dan
mengetahui keadaan alat kandungan. Ditanyakan juga kapan hari pertama haid
terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT diketahui dan
6. Pemeriksaan Umum
a. Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, dan lingkar lengan atas (LILA)
Perhatikan sikap tubuh, keadaan punggung dan cara berjalan. Apakah terdapat
a. Leopold I
Cara: kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan Preskep
b. Leopold II
c. Leopold III
Cara: Preskep (kepala, keras, bulat), Bokong (lunak, tidak bulat), Lintang
d. Leopold IV
a. Suara yang berasal dari ibu: bising aorta (cepatnya sama dengan denyut
nadi ibu), bising rahim (suaranya terdengar seperti tiupan angina, cepatnya
b. Suara yang berasal dari Janin: Denyut Jantung Janin (DJJ) menunjukkan
status kesehatan dan posisi janin terhadap ibu, gerakan janin seperti bunyi
pukulan, bising tali pusat (suara terdengar seperti tiupan) cepatnya sama
1. Trimester I
membuktikan bahwa wanita dalam keadaan hamil. Pada saat inilah tugas
psikologis pertama sebagai calon ibu untuk dapat menerima kenyataan akan
14
terbuka dengan suami. Banyak wanita merasa butuh dicintai dan merasakan kuat
2009)
2. Trimester II
Trimester kedua sring disebut sebagai peri ode pancaran kesehatan, saat ibu
merasa sehat. Ini disebabkan selama trimester ini umumnya wanita merasa baik
dan terbebas dari kediknyamanan kehamilan. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan
kadar hormone yng lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah
3.Trimester III
Trimester ketiga ini sering disebut sebagai periode penantian. Periode ini wanita
menanti kehadiran bayinya sebagaibagian dari dirinya, dia menjadi tidak sabar
untuk segera melihat bayinya. Trimester tiga adalah waktu untuk mempersiapkan
kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada
mungkin khawatir terhadap hidupnya dan bayinya, dia tidak akan tahu kapan dia
2.2.1 Definisi
yang terjadi mulai dari tanda dan gejala pada kala dua, pembukaan dimulai ketika
yang telah cukup bulan dan dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, buku Nurasiah
dkk, 2012).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran janin dan plasenta yang telah
cukup bulan denga tanda dan gejala pada kala dua dimulai dri pembukaan
Pada kehamilan pertama, uterus turun kea rah bawah dan depan sekitar 2
kepala janin) turun menuju panggul sejati. Perubahan posisi ini disebut
serviks ini, wanita merasakan kongesti yang berkurang dan bernafas lebih mudah,
frekuensi berkemih terjadi. Pada kehamilan multipara, penurunan ini dapat terjadi
merasakan kontaksi uterus yang kuat dan sering namun tidak teratur (Braxton
Hiks).
membrane mukosa vagina, lender tebal yang menutup kanal serviks sejak
kecoklatan atau dengan bercak darah dapat dikeluarkan (bloody show). Serviks
menjadi melembut (matang) dan menipis dan mulai membuka. Selaput ketuban
Fenomena lain yang umum terjadi dalam beberapa hari sebelum persalinan
memiliki energi yang sering kali mereka gunakan untuk membersihkan rumah dan
Proses persalinan terdiri atas empat kala yaitu sebagai berikut : (Kumalasari,
2015)
1. Kala 1 (Pembukaan)
lengkap (10 cm). kala 1 persalinan terdiri atas dua fase yaitu sebagai
berikut :
a. Fase Laten
b. Fase Aktif
Berlangsung selama enam jam dan dibagi atas tiga subfase yaitu
sebagai berikut :
menjadi 4 jam.
cm), dan berakhir dengan lahirnya bayi. Pada kala pengeluaran janin HIS
terkoordinasi kuat, cepat, dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala
janin telah turun masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada
mengejan. Ibu merasa seperti ingin buang air besar karena tekanan pada
rectum dengan tanda anus terbuka. Pada waktu HIS kepala janin mulai
yang terpimpin maka akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan
Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya, bayi dan berakhir dengan
terlepas sia sia saja dan mungkin berbahaya, yang paling penting
introitus. Tanda ini kadang kadang terlihat dalam waktu satu menit
4. Kala IV
Kala IV persalinan adalah dimulai dari lahirnya plasenta sampai dua jam
pertama postpartum.
19
a. Persalinan spontan
b. Persalinan buatan
c. Persalinan anjuran
a. Abortus
b. Partus Immatur
minggu atau berat badan janin antara 500 gram dan kurang dari 1000
gram.
c. Partus Premature
kurang dari 37 minggu atau berat badan janin antra 1000 gram dan kurang
mempengaruhi proses persalinan ada 5 hal yaitu Power (kekuatan yang ada pada
ibu), Passage (jalan lahir), Passanger (janin dan plasenta), Psikhe (psikologis),
penolong proses persalinan dapatberaan dengan baik bila terdapat kerja sama
yang baik antara beberapa pihak yaitu ibu, bidan dan dokter, bayi dalam
kandungan dan bahkan suami. Menurut Simkin (2005) dan Manuaba (2007)
dalam buku Padila (2014) persalinan normal ditentukan oleh 5 faktor utama
yaitu :
2. Janin (passanger)
4. Kejiwaan (psyche)
5. Penolong
Kesiapan alat dan tenaga medis yang akan membantu jalannya persalinan.
Kehamilan seratinus atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang telah
berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau ebih, pada siklus haid teratur rata-
rata 28 hari pertama haid terakhir diketahui dengan pasti. (Nugroho, 2011).
Kehamilan post date atau kehamilan lewat waktu ialah kehamilan yang
umurnya lebih dari 42 minggu. Kehamilan post date adalah kehamilan yang
Kehamilan post date adalah kehamilan yang telah berlangsung lebih dari 41/42
minggu.
secara pasti, beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab, antara lain :
oksitoksin berkurang.
1. Keadaan klinis yang dapat ditemukan ialah geraan janin yang jarang, yaitu
secara subjektif kurang dari 7 kali/20 menit atau secara objektif dengan
2. Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi menjadi :
di kulit.
Prognosis serotinus tidak seberapa kulit apabila siklus haid teratur dari
haid pertama haid terakhir diketahui pasti. Dalam menilai apakah kehamilan
1. Berat badan ibu turun dan lingkaran perut mengecil dan air ketuban
berkurang.
janin sebaik-baiknya.
amniotomi.
4. Bila (a) riwayat kehamilan yang lalu ada kehamilan janin dan Rahim
(b) terdapat hipertensi, pre eklamsi dan (c) kehamilan ini adalah anak
pertama karena infertilisasi, atau (d) pada kehamilan lebih dari 40-42
c) Persalinan lama
e) Primigravida tua
g) Pre eklamsia
h) Hipertensi menahun
i) Infertilitas
1. Keadaan klinis yang dapat ditemukan ialah gerakan janin yang jarang
yaitu secara subjektif kurang dari 7 kali/20 menit atau secara objektif
menjadi :
(kehijauan) di kulit.
2.4.1 Definisi
melahirkan/ sebelum inpartu, pada pembukaan <4 cm (fase laten). Hal ini dapat
(Nugroho, 2009).
26
spontan dan keluarnya cairan amnion yang dimulai sebelum onset persalinan pada
Ketuban pecah dini adalah pecahnya kantong amnion atau cairan ketuban
belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Beberapa laporan
mana yang lebih berperan sulit diketahui. Kemungkinan yang menjadi faktor
predisposisi adalah :
1. Infeksi
assenderan dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan
sunsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas
27
bawah.
a. Faktor golongan darah, akibat golongan darah ibu dan anak yang
e) Kehamilan kembar
f) Trauma
2013).
28
vagina.
b. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin
cairan tersebut masih merembes aau menetes, dengan ciri pucat dan
c. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampi
kelahiran. Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah
sementara.
d. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut janin bertambah
tekanan intrauteri yang kuat adalah penyebab independen dari ketuban pecah dini
dan selaput ketuban yang tidak kuat akibat kurangnya jaringan ikat dan
c) Infeksi
29
terlalu dini. (Mochtar F, 1998, dalam buku Nita Norma D – Mustika Dwi
S 2013).
1.Pencegahan
hamil.
ni saat prenatal bahwa mereka harus segera melapor bila ketuban pecah.
c. Polihidramnion
(Morgan, 2009).
30
(b). basahi kapas apusan dengan cairan dan lakukan pulasan pada
c. Bila pecah ketuban dan/ atau tanda kemungkinan infeksi tidak jelas,
(Morgan, 2009).
31
4. Penatalaksanaan konservatif
1). Ukur suhu tubuh 4 kali sehari, bila suhu meningat secara
3). Catat bila ada nyeri tekan dan iribilitas uterus serta laporkan
5. Penatalaksanaan Agresif
untuk menunggu persalinan, tidak ada lagi pemeriksaan yang dilakukan, baik
induksi dimulai.
pada hari berikutnya sampai pelahiran atau lebih sering bila ada tanda infeksi.
h.Lakukan NST setelah ketuban pecah, waspada adanya takikardia janin yang
a. Persalinan spontan
1). Ukur suhu tubuh pasien setiaap 2 jam, berikan antibiotic bila ada
demam.
3). Berikan dokter spesialis obstetric dan spesialis anak atau praktisi
perawat neonates.
1. Induksi persalinan
banyak yang memberikan 1-2 gram ampisilin per IV atau 1-2 gram
2009).
melahirkan bayi terlalu awal atau melakukan eksio sesaria yang sebetulnya
2. Sebaliknya diagnose yang negative palsu berarti akan membiarkan ibu dan
a. Anamnesa
yang banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir. Cairan brbau khas, dan
teratur ata belum ada, dan belum ada pengeluaran lender darah.
b. Inspeksi
keluarnya cairan dari vagina, bila ketuban baru pecah dan jumlah air
Pemriksaan dengan speculum pada KPD akan tampak keluar cairan dari
ostium uteri eksternum (OUE), kalau belum juga tampak keluar, fundus
keluar cairan dari ostium uteri dan terkumpul pada fornik anterior.
d. Pemeriksaan dalam
Didalam vagina didapati cairan dan selaput ketuban sudah tidak ada
dilakukan kalau KPD yang sudah dalam persalinan atau yang dilakukan
Persalinan Lama
kurva sigmoid. Dua fase pembukaan serviks adalah fase laten dan fase
aktif. Friedman membagi lagi fase aktif mnjadi fase akselerasi, fase lereng
lama fase ini lebih dari 20 jam pda mulipara dan 14 jam pada ibu
durasi fase laten antara lain adalah anastesi regional atau sedasi yang
dari 1,2cm per jam atau kecepatan penurunan kurang dari 1cm per jam.
kurang dari 1,5 cm per jam atau penuruna kurang dari 2 cm per jam
(Prawirohardjo, 2008).
Secondary arrest adalah kelainan pada persalinan lama yang terjadi pada
kala satu yang disebabkan oleh fase aktif yang memanjang sehingga tidak
adanya pembukaan serviks dalam 2 jam (arrest og dilatation) dan tidak ada
Tahap ini berawal saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir
Keluarnya janin mulai dari pembukaan lengkap lebih dari 2 jam dan
multipara lebih dari 1 jam dari pembukaan lengkap dan diperpanjang 2 jam
mengurngi dorongan refleks untuk mengejan, dan pada saat yang sama
38
abdomen.
Tabel 2.1 Tanda, Gejala dan Diagnosis Persalinan Lama (Prawirohardjo, 2008)
macet
2.6.1 Definisi
(histerotomi). Definisi ini tidak mencakup pengeluaran janin dari ronga abdomen
pada kasus rupture uterus atau pada kasus kehamilan abdomen. (Leveno, 2009).
dinding abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin >1.000 gr atau
Riwayat Sesar
1. Distosia Persalinan
(wanita tanpa riwayat sesar). Akan tetapi, analisis distosia persalinan sebagai
faktor kontribusi untuk angkan sesar sulit dilakukan karena sifat diagnosis yang
2.Distress Janin
indikasi denyut jantung janin yang tidak meyakinkan, yang secara kurang tepat
3.Presentasi Bokong
Janin dengan presentasi bokong beresiko lebih besar mengalami prolapse tali
pusat dan terjepit kepala jika dilahirkan per vaginam dibandingkan janin dengan
presentasi kepala. Oleh karena itu, presentasi bokong sering menjadi indikasi
2. Janin mati (tapi janin mati bukan merupakan kontraindikasi mutlak, terlebih
waktu yang digunakan untuk melahirkan janin mati secara pervaginam lebih
41
pada ibu dan bayi, yang diuraikan sebagai berikut (Maryunani, 2014) :
beberapa hari dalam masa nifas atau dapat bersifat berat, seperti
ini jauh lebih besar bila seksio sesarea dilakukan selama persalinan
jika cabang uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri. Dalam hal ini,
hemostatis di tempat insisi rahim atau akibat atonia uteri, yang dapat
terjadi cedera. Hematuria yang singkat dapat terjadi akibat terlalu antusias
ruptur uteri.
1) Seperti halnya dengan ibunya, nasib anak yang dilahirkan dengan seksio
yang baik, kematian perinatal pasca seksio sesarea berkisar antara 4-7%
a. Menurut Water.
b. Menurut Latzco.
turunnya tingkat morbilitas dan mortalitas sehingga sumber daya manusia dapat
1) Dextrose 5-10%.
2) Choloret.
b. Menghindari trauma.
1) Tekanan darah.
2) Nadi
3) Temperature
4) Pernafasan
5) Keadaan ekstremitas
2) Lingkaran bandle
4) Perdarahan
a. Kombinasi :
1) Halotene
2) N2O
3) O2
b. Anestesi lumbal
c. Anestesi local
2.7.1 Pengkajian
1. Indentitas
Indentitas pasien yang perlu dikaji meliputi : Seorang wanita yang berusia
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, berisiko mengalami serotinus,
hal ini dikarenakan umur ibu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun,
pertambahan umur akan diikuti oleh perubahan organ dalam rongga pelvis.
2. Keluhan Utama
dengan post date belum ada his dan pengeluaran lendir bercampur darah.
Pada pasien dengan kasus persalinan post date dapat ditemukan ialah
gerakan janin jarang, yaitu secara subjektif kurang dari 7 kali/20 menit
(Sujiyatini,2009).
tafsiraan persalinan akan menambah frustasi ibu dan juga akan mempengaruhi
yang lalu ada penyakit seperti perdarahan, mual, muntah dan lain-lain
(Aristiarini,2015)
Pada kasus ibu bersalin dengan post date kadang bermasalah pada lupa
kehamilan.
Diagnosis KLB tidak sulit untuk ditegakkan bila hari pertama haid
b. Keluhan
6. Kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
2) Eliminasi
Pada ibu hamil postdate tidak ada perubahan pola BAB dan BAK
(Manuaba, 2010)
3) Personal Hygiene
Pada ibu hamil postdate tidak ada perubahan pola personal hygiene.
7. Aspek psikososial
Aspek emosi ibu dan keluarga menjadi cemas bilamana kehamilan terus
8. Data objektif
a) Keadaan umum
Pada ibu hamil post date keadaan umumnya baik. Pada diagnosis postdate
berat badan ibu turun dan lingkaran perut mengecil air ketuban berkurang.
b) Kesadaran
Pada ibu hamil dengan serotinus, keadaan umunya compos metis (Manuaba,
2010).
c) Pemeriksaan Sistemik
1. Inspeksi
1) Kepala
postdate.
2) Mata
3) Telinga
date
4) Dada
5) Perut
2. Palpasi
1) Abdomen
HIS / Kontraksi: Pada ibu post matur tidak ada his walaupun
dengan partus prematurus iminens tafsiran berat janin adalah > 2500
gram
3. Auskultasi
Pada kasus kehamilan post date dapat diketahui janin mengalami fetal
distress atau DJJ kurang dari 120 x/menit atau lebih dari 160x/menit
(Prawirohardjo,2008).
d) VT (pemeriksaan dalam) :
Pada ibu bersalin dengan kehamilan post date belum terjadi pembukaan
e) Data Penunjang
Menurut Saifuddin dalam Puspita (2015) pada kasus postdate pada hasil
USG menunjukkan:
50
1. Nyeri akut
Intervensi:
2) Observasi TTV
secara alami
2. Ansietas
kriteria hasil :
Intervensi :
2) Observasi TTV
takut.
3. Resiko syok
Kriteia hasil :
Intervensi :
1) Observasi TTV
Kriteria hasil :
Intervensi:
2) Observasi TTV
dilanjutkan.
2.7.5 WOC
Stimulus kontraksi
uterus tergnggu Riwayat Kortisol janin tidak
kehamilan Post diproduksi dengan baik
term
Kontraksi uterus
berlangsung lebih lambat Resiko berulang Tidak timbul HIS
Meningkatnya
Kehamilan lewat Partus lama kecemasan pada ibu
Pengaruh pada janin : >42 minggu
a. Berat badan janin bertambah Inersia uteri
besar Ansietas
b. Kematian pada janin dalam
kandungan Atonia uteri Resiko perdarahan
Kehamilan post
c. Aspirasi mekonium
term Pada ibu
d. Penekanan tali pusat Resiko syok
Perdarahan pasca
persalinan hipovolemik
53
BAB 3
TINJAUAN KASUS
pasien Ny. K dengan diagnose medis G1P000 UK 41 minggu + KPP + Post Date
pro Cito SC atas indikasi Secendary Arest, didapatkan dari penyaji suatu kasus
yang penulis amati mulai tanggal 04 Juni 2018 sampai 07 Juni 2018 dengan data
pengkajian pada tanggal 04 Juni 2018 jam 09.00 WIB. Pasien masuk rumah sakit
pada jam 03.30 dengan keluhan rembesan air. Anamnesa diperoleh dari pasien
3.1 Pengkajian
3.1.1. Identitas
Pasien adalah seorang ibu bernama Ny. K usia 27 tahun, beragama islam, bahasa
sering digunakan adalah bahasa indonesia. Pasien sudah menikah dan tinggal
bersama suaminya Tn. W yang berusia 27 tahun. Pasien sebagai seorang dosen
dan suaminya seorang TNI . Pendidikan terakhir pasien adalah S2, sedangkan
pendidikan terakhir suaminya adalah SMA. Pasien dan suaminya dalah suku jawa.
Pasien tinggal di daerah Krian. Pasien masuk VK IGD tanggal 04 Juni 2018 jam
03.30.
1. Keluhan Utama :
Pada tanggal 04/06/18 pukul 02.30 pasien keluar rembesan air dan sedikit
darah pada jam 03.30 pasien datang ke UGD RSAL dan dibawa ke VK
IGD pada tanggal 04/06/18 pada jam 04.30. Pada saat pengkajian pada jam
10.00 ibu mengeluh perut kencang rembesan air banyak dan ibu khawatir
karena anaknya tidak kunjung lahir. Dengan keadaan umum TD: 110/80
1. Riwayat obstetric :
a. Riwayat Menstruasi
Pasien mengatakan kehamilan saat ini adalah hamil anak pertama. HPHT
pasien tanggal 26 September 2017 dan taksiran kehamilan pada tanggal 03 Juni
RSIA KIRANA Sepanjang dan umur 6-9 bulan selama 4x di poli RSAL dan
sudah melakukan suntik TT, pasien tidak memiliki riwayat pemasangan KB, ibu
vitamin dan obat penambah darah, pasien merasakan gerakan bayi pada bulan ke
sudah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang ibu hamil dirumah sakit atupun
calcium dan katusi. Pada trimester 1 ibu mengalami susah BAB dan mual.
Kehamilan
H A M I L I N I
57
c. Genogram
Keterangan :
Laki laki
Perempuan
Pasien
obat Acyclovir tablet 400 mg, pasien hanya rawat jalan. Keluarga pasien tidak
ditempatkan ditempat yang jauh dari bahaya seperti benda-benda tajam, pasien
sampai usia kehamilan 8 bulan. Pasien melakukan aktifitas mengajar dari lantai
Pasien mengalami kecemasan karena kehamilannya yang lewat bulan, dan pasien
khawatir jika bayinya terjadi gangguan. Saat ini pasien tinggal bersama
suaminya. Pasien mengatakan keluarga dan suaminya cemas dengan kondisi saat
ini.
1. Pola Nutrisi
Pasien mengatakn sebelum masuk Rumah Sakit makan 3x sehari dengan porsi
makan sedikit tapi sering dan terdat menu nasi biasa, sayur mayor dan lauk pauk,
buah, beserta susu untuk ibu hamil dngan nafsu makan yang baik. Saat di Rumah
Sakit pasien mengatakan makan 1x hanya 2 sendok dan makan roti saja, pasien
mengatakan ada alergi makan udang pasien terpasang infus RL mulai masuk dari
2. Pola Eliminasi
a. BAK
SMRS : frekuensi 4-6 x/hari, warna kuning jernih, tidak ada keluhan dalam
berkemih.
MRS : pasien mengatakan tidak bisa berkemih dan menggunakan pispot jika
ingin BAK
59
b. BAB
khas
MRS : pasien mengatakan belum BAB dari pasien MRS pada jam 04.30 sampai
20.00
Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit mandi 2x/hari dengan sabun
mandi, menggosok gigi 2x saat pagi dan malam hari, mencuci rambut 2 hari
sekali dengan shampoo, setelah masuk rumah sakit pasien hanya diseka air
Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit tidur malam mulai jam 22.00-
04.00 dan tidak ada kebiasaan khusus sebelum tidur. Saat dirumah sakit pasien
Pasien adalah seorang dosen yang sebagian besar aktifitasnya diluar rumah.
Kegiatannya adalah mengajar yang dilakukan pada pagi hingga sore hari. Pasien
melaksanakan kegiatan olahraga jalan pagi dan senam hamil sendiri dirumah.
Pasien mengatakan tidak pernah merokok ataupun meminum minuman keras serta
Composmetis
1.Kepala
Bentuk kepala simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak ada benjolan yang abnormal,
2. Mata
Kelopak mata normal, tidak ada oedema, gerakan mata simetris, orientasi baik,
lapang pandang bebas, konjungtiva normal, tidak anemis, sclera norml, tidak
icterus, pupil isokor +/+, akomodasi baik, daya akomodasinormal, tidak ada
3. Hidung
Reaksi alergi tidak ada alergi, sinus tidak ada sinus, tidak ada kelainan pada
hidung.
pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada stomatitis, tidak ada karies, tidak ada gigi
6. Pernafasan
Jalan nafas bersih, tidak ada sumbatan jalan nafas, suara nafas vesikuler, dan
7. Sirkulasi Jantung
Irama regular kelainan bunyi jantung tidak ada, S1-S2 tunggal, sakit dada tidak
ada.
8. Abdomen
Tinggi Fundus Uteri 30 cm, TBJ : 2900 gr, kontraksi uterus tidak ada
Leopold I : TFU setinggi 30 cm atau teraba 3 jari dibawah prosesus xifoid (Px),
Leopold II : teraba bagian keras memanjang pada bagian abdomen kanan ibu,
Leopold III : teraba keras, melenting berbatas tegas, kesan bawah adalah bagian
kepala janin
Pigmentasi : terdapat linea nigra, tidak ada striae, pencernaan baik tidak ada
masalah.
9. Genetalia
Bentuk vagina normal, tidak ada hemoroid, perineum tidak ada masalah. Bau khas
Turgor kulit elastis, warna kulit langsat, tidak ada edema, tidak ada kontraktur
3.1.11 KALA 1
Tanda-tanda vital
tetapi belum ada tanda-tanda persalinan, ibu cemas belum ada pembukaan dan
1. Laboratorium
BDP : 39 cm
FL : 37 cm
04 Juni 2018
Dilatasi vagina 1 cm, eff 25% press H1 ketuban (-)setelah dilakukan pemeriksaan
- Infus RL 20 tetes/menit
Masalah
No Data Penyebab (etiologi)
(problem)
1. Ds : Kontraksi uterus Nyeri melahirkan
Ibu mengatakan nyeri
punggung dan perut terasa
kencang
P : nyeri pada perut hingga
punggung
Q : nyeri seperti ditekan
R : nyeri pada punggung
ketika kehamilan
S : skala nyeri 3
T : nyeri berlangsung saat
kontraksi dating
Do :
- Ekspresi waja meringis
- Tidak bisa tidur
- Ibu memegang perut
- Djj : 135x/menit
- HIS : 1x 15 detik
TTV :
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 95x menit
Suhu : 36,7c
RR : 18x/menit
Do :
- Pasien tampk gelisah
- Pasien tampak tegang
- Pasien sering
memegang perut nya
- DJJ : 135x/menit
- HIS : 1x15 detik
65
TTV
TD : 110/80 mmHg
S : 36,7 c
Nadi : 95x/menit
RR : 18x/menit
3 Ds : - (kondisi klinis Resiko infeksi
terkait)
Do : pemberian terapi Ketuban pecah
cefotaxim drip sebelum waktunya
66
Tanggal
No Masalah Keperawatan Paraf
Ditemukan Teratasi
Faroka
2 Ansietas b/d Krisis Situasional 04 Juni 2018 04 Juni 2018
67
2 Ansietas b. d krisis situasional Tujuan : 1. Observasi tingkat dan 1. Adanya gangguan
penyebab ansietas kemajuan normal dari
Setelah dilakukan persalinan dapat
tindakan elama 1x24jam memperberat ansietas dan
diharapkan kekhawatiran kegagalan
pasien berkurang dengan
2. Memotivasi pasien untuk 2. Agar pasien merasa
semangat dengan cara semagat kembali
Kriteria hasil :
3. Anjurkan pasien untuk 3. Stress, rasa takut
1. mimic wajah mengungkapkan perasaan, mempunyai efek yang
tenang masalah dan rasa takut dalam pada proses
persalinan
2. pasien mampu
melaksanakan 4. Memberikan tindakan 4. Untuk membantu
teknik relaksasi kenyamanan dengan cara menurunkan ansietas dan
3. TTV dalam batas massage punggung ibu memungkinkan pasien
normal mengajak berbicara untuk berpartisipasi aktif
3 Resiko infeksi b/d ketuban pecah Tujuan : 1. Observasi cairan ketuban 1. Untuk meminimalkan
sebelum waktunya pasien (jumlah bau, warna, penyebaran dan penularan
Setelah dilakukan waktu keluar) infeksius
tindakan keperawatan
selama 1x24 jam 2. Untuk mengetahui
diharapkan resiko tidak 2. Monitor tekanan darah, keadaan umum pasien
terjadi suhu, nadi, pernafasan
68
Kriteria hasil : 3. Edukasi pada keluarga dan 3. Unuk memberikan
pasien untuk menjaga intruksi mengenai
1. Pasien bebas dari personal hygiene untuk pentingnya personal
tanda-tanda melindungi tubuh agar hygiene agar mencegah
infeksi(tidak terhindar dari infeksi, serta penyebaran infeksi
demam, cairan ajarkan cuci tangan yang
amnion jernih, dan benar pada pasien dan
tidak berbau) keluarga
69
3.5 Implementasi Keperawatan
04-06-18 Bina hubungan saling percaya Faroka 04-06-18 DX 1 (Nyeri Akut) Faroka
14.00 S : pasien mengatakan nyeri pada perut
Observasi CHPB hingga punggung dengan skala nyeri 3
P : nyeri pada perut sampai punggung
1 09.00 Mengobservasi tingkat nyeri Faroka Q : nyeri seperti ditekan
:dengan hasil skala nyeri 3 R : nyeri pungu ketika kehamilan
S : skala nyeri 3
1 09.15 Mengajarkan teknik relaksasi : Faroka T : nyeri berlangsung ketika kontraksi
mengajarkan ibu tarik nafas,
mengatur pernafasan O:
- Pasien tampak tenang
1,2 09.30 Melakukan pemeriksaan leopod Faroka - Pasien mampu melaksanakan teknik
untuk menentukan kepala relaksasi dan nafas dalam
- Pasien terpasang infus RL 500cc
10.00 Pasien terpasang infus RL Faroka TTV
Observasi TTV TD : 110/80 mmHg
TD : 110/80 mmHg N : 95x/menit
N : 95x/menit S :36,7 c
S : 36,7 c RR: 18x/menit
RR : 18x/menit
70
1 10.15 Memberikan teknik kenyamanan Faroka A : Masalah belum teratasi
pada ibu dengan cara massage
punggung ibu P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4
71
3 13.15 Pemberian obat oral misoprosol ke A : Masalah resiko cidera pada janin teratasi
2 ¼ tablet (50mg), dengan Faroka sebagian
mengedukasi ibu untuk bedrest
agar obat tidak terjatuh. P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
72
1,2 16.00 Observasi TTV: Faroka 04-06-18 DX 1 (Nyeri akut) Faroka
,3 TD : 110/80 mmHg 19.30 S : pasien mengatakan nyeri berkurang
S : 36,5 c P :pasien mengatakan kencang-kencang
N : 107 x/menit Q : diremas-remas
RR : 20x/menit R : perut bagian depan belakang menjalar
ke bagian punggung bagian bawah
GCS = 4-5-6 S : skala 3 (0-10)
Skala nyeri 7 T : 1x15 detik dalam 10 menit
O:
1,2 16.30 Evaluasi: - Pasien tampak tenang
Dilatasi vagina 7cm, eff 75% press Faroka - Pasien mampu melakukan teknik
kep, ket (-) HII relaksasi
- Pasien terpasang infus RL
18.45 Memeriksa kontraksi uterus HIS - TTV
Faroka
1x20 detik dalam 10 menit - TD : 110/80 S : 36,7
- N : 95 RR : 18
18.30 Pasien mengeluh ingin mengejan
Dilatasi vagina lengkap, eff 100%, Faroka A : masalah nyeri belum teratasi
press kep, ket (-), HII
P : pasien transfer ke kamar OK
19.30 Memberikan posisi nyaman
Faroka
19.35 Dokter evaluasi :
Kepala tetap di HII atas Faroka
pertimbangan secondary arrest
dokter usul CITO SC+IUD
73
19.40 Informant consent CITO SC+IUD Faroka DX II (Ansietas) Faroka
keluarga pasien S:-
74
- Pemasangan kateter 04-06-18 KALA 2 Faroka
- Pemberian antasida 2 22.30 S : ibu terlihat lemas
sendok
O : bayi lahir dengan keadaan afiksia berat,
Pemberian cefotaxime 1grdrip Ns
19.45 100cc, ambil darah, cek lab FH, Faroka A:-
hasil belum
P : - perawatan ibu diruang RR
20.00 Pasien dikirim ke OK Faroka - Bayi ditempatkan di ruang NICU
20.014 Keadaan umum pasien - Ibu dipindahkan keruang F1
Faroka
:composmetis
Observasi TTV:
TD : 120/80 mmHg
S : 36,5 c
N : 112 x/menit 2
RR : 20x/menit
Djj : 130x/dopler
75
21.15 Bayi lahir : keadaan bayi Faroka
mengalami afiksia berat
Bb : 3300kg
Tb : 87 cm
Warna kulit : biru pada perut
Reaksi : tidak menagis setelah
disuction dan diberi oksigen bayi
menangis
Tonus otot : edikit fleksi
76
BAB 4
PEMBAHASAN
pustaka dan tinjauan kasus pada pasien dengan diagnosa medis KPP, Post Date
evaluasi.
4.1 Pengkajian
keperawatan pada pasien sehingga pasien dan keluarga dapat terbuka, dan
2018 jam 10.00 di ruang VK IGD dengan diagnosa medis G1P000 + KPP + Pos
Date pro Cito SC a/i Secondary Arrest. Nugroho (2011) menerangkan bahwa
kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang telah berlangsung selama 41/42
minggu atau lebih. Hal ini sesuai dengan tinjauan kasus, pasien mengalami
kehamilan yang lebih dari waktu perkiraan lahir. Hasil USG BDP : 39 cm, FL : 37
77
78
sebagai tidak adanya pembukaan serviks dalam 2 jam dan tidak ada penurunan
janin dalam 1 jam. Data pada tinjauan kasus didapatkan pasien mengalami
kesulitan pada saat melakukan persalinan normal dalam waktu lebih dari 2 jam
bayi hanya terlihat kepala yang menonjol, lebih dari 2 jam waktu persalinan
normal tidak ada kemajuan disebabkan karna adanya distosia letak muka pada
bayi, dokter memberi tindakan sektio caesarea pada ibu untuk mengeluarkan bayi.
dilakukannya sesar primer (wanita tanpa riwayat sesar). Hal ini sesuai dengan
teori sebab dilakukannya tindakan sesar primer ini karena ada indikasi distosia
pada janin.
Dari empat diagnosa keperawatan pada tinjauan pustaka tidak semua sama
Ny. K yaitu :
1. Nyeri melahirkan b/d kontraksi uterus diagnosa ini diangkat karena pasien
merasa nyeri pada perut hinga menjalar di punggung pada saat pengkajian.
(Wilkinson, 2016)
79
2. Ansietas b/d krisis situasional diagnosa ini diangkat kerana pasien tanpak
gelisah, wajah tampak tegang, ibu khawatir anaknya tidak kunjung lahir
dan lama tidak ada pembukaan. HPHT 26 September 2017 dan taksiran
dini dan beresiko infeksi yang masuk pada janin, pada pengkajian
2016).
Sedangkan diagnosa keperawatan yang tidak muncul pada kasus tetapi ada pada
Tidak semua diagnosa keperawatan pada tinjauan pustaka muncul pada tinjauan
kasus atau pada kasus nyata, karena diagnosa keperawatan pustaka merupakan
diagnosa keperawatan pada post date pada umumnya, sedangkan pada kasus nyata
pelaksanaan di kala II ansietas yang awalnya disebabkan karena ibu cemas bayi
4.3 Perencanaan
pencapaian tujuan karena pada tinjauan kasus maupun tinjauan pustaka dalam
kondisi pasien saat ini maka penulis berupaya untuk meningkatkan pengetahuan,
Tujuan pada tinjauan kasus dicantumkan kriteria waktu karena pada kasus
intervensi tetap mengacu pada sasaran, data dan kriteria hasil yang ditetapkan.
berkurang dengan kriteria hasilnya adalah pasien mengatakan nyeri berkurang dan
nyaman, mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi, bantu pasien untuk mendapat
dapat berkurang dengan kriteria hasilnya adalah mimic wajah tenang, pasien
jam diharapkan tidak terjadi infeksi pada bayi, kriteria hasilnya adalah tidak
adanya infeksi pada bayi dengan adanya rembesan dari ketuban tersebut, klien
bebas infeksi. Dengan intervensi observasi tanda vital pasien, pantau faktor resiko
81
yang ada dilingkungan sekitar pasien, kaji tanda dan gejala infeksi, berikan
4.4 Pelaksanaan
disusun. Pada kasus Ny. K pelaksanaan telah disusun dan dilaksanakan pada Ny.
pelaksanaan diagnosis pada kasus tidak semua sama pada tinjauan pustaka, hal ini
karena disesuaiakan dengan keadaan Ny. K selaku pasien yang sebenarnya. Faktor
menunjang dalam asuhan keperawatan yaitu anatara lain adanya kerjasama yang
baik antara perawat maupun dokter ruanagn dan tim kesehatan lainnya,
menganjurkan pasien untuk nafas dalam untuk mengurangi nyeri. Ansietas b/d
observasi ttv, anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan, masalah dan rasa
Fadila (2015) yaitu menjelaskan bahwa relaksasi nafas dalam dapat meningkatkan
rasa nyaman pada ibu ansietas. Resiko infeksi b/d (kondisi klinis terkait) ketuban
82
diberikan cefotaxime drip dan melakukan persalinan pervagina dan hasilnya gagal
sehinga harus berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan tindakan operasi cito
SC.
4.5 Evaluasi
terjadi hanya kurang dari 2 jam pada tinjauan kasus pasien mengalami lebih dari 2
jam. Pada kala ini perawat juga menyiapkan persiapan SC meliputi persiapan alat
: gurita, jarik, bedong baju bayi, pempers, oksitoksin 4 ampul, antibiotic 1gr,
misoprostol 4 tablet 200 mcg, cairan RL 500cc 4 kolf, incubator, tabung oksigen,
tabung udara tekan, tempat plasenta, aquades spuit 5cc, persiapan untuk ibu
kontraksi uterus, nyeri yang dirasakan teratasi sebagian selama 1x24 jam sebagai
ansietas b/d krisis situasional masalah teratasi karna pasien mengatakan bahagia
anaknya akan segera lahir. Diagnose ketiga resiko infeksi b/d (kondisi klinin
terkait) ketuban pecah sebelum waktunya masalah teratasi karna pasien sudah
melakukan tindakan cito SC. Maryunani (2014) menyebutkan nasib anak yang
dilahirkan sengan seksio sesarea banyak tergantung dari keadaan yang menjadi
PENUTUP
keperawatan secara langsung pada pasien Ny. K dengan diagnosa medis G1P000
+ KPP + Post Date Pro Cito Sectio Caesarea di ruang VK IGD Dr. Ramelan
Surabaya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sekaligus saran yang
5.1 Kesimpulan
Post Date dengan Cito SC maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
bulan. Pasien berharap persalinannya berjalan lancer dan bayinya lahir dengan
keadaan sehat.
uterus, ansietas b/d risis situasional, resiko infeksi (kondisi klinis terkait) ketuban
obervasi nyeri, bantupasien untuk melakukan teknik relaksasi dan distraksi. Pada
83
84
mencoba untuk melakukan tindakan persalinan normal tetapi gagal karena pasien
mengalami distosia, evaluasi selama 2 jam tidaka ada perubahan pada persalinan,
5. Pada akhir evaluasi tujuan nyeri dan ansietas berkurang sampai proses
persalinan, tetapi pada kenyataan nya pasien masih gelisah dengan kemacetan
6. Pada akir dokumentasi berisi kegiatan pencatatan, dan laporan otentik. Dan
5.2 Saran
1. Pelayanan keperawatan
asuhan keperawatan
3. Profesi keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Nugroho, Taufan. 2011. Buku Aajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan.
Norma D, N,. & Dwi S, M. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi Teori dan Tinjauan
Green, Carol J. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal & Bayi Baru
Gusti, Maria, S.A. 2012. Asuhan Kebidanan Ibu Post Sc atas indikasi Secendery
http://www.scribd.com/doc/118226434/lp-post-SC-Secendery-
Arrest
Indonesia
Manuaba Gede Bagus Ida. 2012. Buku Ajar Pengantar Kuliah Teknik Operasi
Lampiran 1
RUMKITAL Dr.
RAMELAN
Tanggal Terbit:
Lampiran 2
PERSIAPAN SC
RUMKITAL Dr.
RAMELAN
Tanggal Terbit:
1. Informant consent
2. KIE
Persiapan Fisik :
Langkah –langkah :
1. Persiapan Pro SC :
a. Anamneses penderita
b. Pemeriksaan fisik : TTV dan CHPB
c. Lapor OKK, Anasthesi, D NICU, F1
d. Lapor operator (persiapan darah dan profilaksis)
e. Pasien dipuasakan
2. Sebelum berangkat operasi :
a. Cukur pubis dan daerah operasi
b. Pasin memakai baju operasi
c. Pasang infus (RL)
d. Milanta sirup2 sendok makan
e. Alkes (cairan RL : 3, Ns 500 cc : 1, Gastrul : 4, baju
operasi lengkap, pembalut, gurita ibu, 3 way, infuse
set, profilaksis 2 gr, aquadest, spuit 10 cc : 2, folley
cateter no 16, urobag, darah bila perlu)
f. Keluarga dianjurkan mendampingi sebelum pasien
masuk ruang operasi untuk memberikan dukungan
moril dan doa
g. Pasien diberangkatkan ke kamar operasi melalui
ruang premedikasi, bidan atau perawat OKK,
meliputi keadaan umum pasien dan DJJ
h. Dokter pediatric diwajibkan hadir pada kasus kasus
tertentu antara lain : ibu hamil dengan gawat janin
Lampiran 3
4. Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi hasil relaksasi (skala nyeri, ekspresi )
b. Menganjurkan pasien untuk mengulangi teknik relaksasi
ini, bila pasien merasakan nyeri
c. Berpamitan pada pasien
d. Mendokumentasikan tindakan dan respon pasien dalam
catatan perawatan
93
1. Tujuan Umum
Setelah mendapat penjelasan tentang Bahaya Ketuban Pecah Dini pada Ibu
Hamil diharapkan ibu-ibu hamil dengan usia kandungan yang masih dini dapat
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penjelasan tentang Bahaya Ketuban Pecah Dini pada ibu
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Penyebaran leaflet
94
a. Laptop
b. LCD
c. Leaflet
Kontrak waktu
penuh perhatian
penyuluhan
spontan dan keluarnya cairan amnion yang dimulai sebelum onset persalinan pada
Air ketuban merembes sebelum waktu melahirkan atau sebelum adanya tanda-
tanda persalinan adalah merupakan gejala ketuban pecah dini. Kondisi ini dapat
95
bayi, sehingga perlu dipantau dipantau dan mendapat pertolongan tenaga medis.
diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Beberapa laporan menyebutkan
adalah :
1. Infeksi
vagina.
f. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin
cairan tersebut masih merembes aau menetes, dengan ciri pucat dan
g. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampi
kelahiran. Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah
sementara.
h. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut janin bertambah
1. Infeksi : ini karena selaput ketuban yang robek menjadi pintu masuk bagi
jalan lahir dan bayi terlahir sebelum waktunya. Bila ketuban sudah
dinyatakan habis oleh dokter atau bidan, maka kondisi bayi dalam keadaan
waspada infeksi, oleh karna itu bayi sebaiknya dilahirkan jika sudah
(induksi) obat atau infus, bahkan ada beberapa kasus yang harus dilakukan
seksio sesarea.
Penyebab Ketuban Pecah Apa yang harus dilakukan
?????
Ketuban
Dini ?????
Suami istri jangan
Pecah Dini
Inkompetensi
panik
Serviks
segera dating ke
Peregangan rahim klinik bersalin
yang berlebihan terdekat Oleh :
Riwayat ketuban Jangan menunda,
pecah dini upayakan bisa segera Yuliana
mendapat
Kelainan atau Faroka Putri
pertolongan dari
kerusakan
tenaga kesehatan
Selaput ketuban Tidak diperkenakan 1520057
Trauma meminum ramuan
Infeksi apapun
Bila sudah bersama
tenaga medis maka Prodi DIII
keadaan ibu sudah
dapat terpantau, STIKES HANG
berusahalah rileks TUAH
dan mengikuti saran
SURABAYA
97
nakes.
3.
Apa itu Ketuban Pecah Komplikasi Tanda dan gejala
Dini ????? Ketuban Pecah Dini
Ketuban Pecah
a. Tanda yang terjadi adalah
Ketuban Pecah Dini
keluarnya cairan ketuban
Dini (KPD) adalah
merembes melalui
pecahnya kantong
1. Infeksi vagina.
amnion secara
b. Aroma air ketuban
spontan dan
berbau manis dan tidak
keluarnya cairan 2. Kelahiran
seperti bau amoniak,
amnion yang premature
dimulai sebelum mungkin cairan tersebut
darah.
98
.