Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER

BERBASIS KESENIAN ISLAM REBANA

DI PONDOK PESANTREN SUNAN PANDANARAN


YOGYAKARTA
PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian MPI
Dosen : Dr. H. Nur Khoiri, M. Ag.
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:

Muhammad Zakiyuddin Falachi


NIM: 1603036099

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2019
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Pertanyaan Penelitian
D. Manfaat Penelitian

BAB II: LANDASAN TEORI


A. Deskripsi Teori
1) Manajemen Pembelajaran Ekstrakurikuler
a) Pengertian Manajemen
b) Pembelajaran
1) Pengertian Pembelajaran
2) Fungsi, Tujuan, Prinsip dan Sasaran dalam Pembelajaran
c) Ekstrakurikuler
1) Pengertian Ekstrakurikuler
2) Fungsi, Tujuan, Prinsip, Sasaran
3) Jenis-jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
4) Pengembangan Kemampuan dan Kepribadian Melalui
Kegiatan Ekstrakurikuler
d) Manajemen Pembelajaran Ekstrakurikuler
2) Kesenian Islam Rebana
a) Pengertian Kesenian Islam
b) Pengertian Kesenian Rebana
c) Karakteristik Kesenian Rebana
d) Tujuan dan Manfaat Kesenian Rebana
B. Kajian Pustaka
C. Kerangka Berfikir
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Definisi Konsepsional
C. Lokasi Penelitian
D. Metode Pengumpulan Data
E. Subjek Penelitian
F. Teknik Analisis Data
G. Keabsahan Data

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan kesenian islam di indonesia mulai menunjukan
eksistensinya dalam beberapa tahun terakhir. Bukti adanya eksistensi
dalam bidang kesenian islam pada beberapa tahun ini yaitu banyaknya
perlombaan seni musik islam di indonesia. Perlombaan ini telah diakui
keberadaannya oleh masyarakat dan lembaga pendidikan di sekitarnya.
Banyaknya partisipan dari lembaga pendidikan dalam mengikuti
perlombaan kesenian islam ini memberikan dampak positif pada
perkembangan pembelajaran seni musik tradisional di bidang pendidikan
seperti pondok pesantren. Berbagai macam variasi pada kesenian hadrah
yang terdapat di pondok pesantren di kota Yogyakarta salah satunya di
Pondok Pesantren Sunan Pandanaran (PPSPA).
Pondok Pesantren Sunan Pandanaran telah mengikuti beberapa
perlombaan hadroh baik tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional.
Keikutsertaan lembaga (PPSPA) tersebut dalam mengikuti perlombaan
telah menjadikan pondok pesantren tersebut memiliki beberapa prestasi
dalam bidang seni musik islam, terutama hadrah.
Berdasarkan pada latar belakang yang ada, maka peneliti ingin
melihat bagaimana cara pondok pesantren tersebut dalam kegiatan
“Manajemen Pembelajaran Ekstrakurikuler Berbasis Kesenian Islam
Rebana di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta.”

B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara Pondok Pesantren dalam Kegiatan Manajemen
Pembelajaran Ekstrakurikuler berbasis Kesenian Islam Rebana ?
C. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian ini mencakup bagaimana metode yang
digunakan dalam pembelajaran yang mencakup rencana pembelajaran,
proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran pada Seni Musik Islam
Rebana di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana penerapan
rencana pembelajaran, proses pembelajaran dan evalusai pembelajaran
agar dapat memotivasi lembaga pendidikan yang lain terutama pondok
pesantren untuk turut mengembangkan tradisi seni musik islam di
Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1) Manajemen Pembelajaran Ekstrakurikuler
a) Pengertian Manajemen
Secara etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa
perancis kuno menagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Dalam bahasa Inggris, kata
manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur.1
Sementara itu dalam bahasa latin, kata manajemen berasal dari
kata mannus yang berarti tangan dan agere yang berarti
melakukan, jika digabung memiliki arti menangani. Sementara
manajer berarti orang yang menangani. Di suatu organisasi
manajer bertanggung jawab terhadap semua sumber daya
manusia dalam organisasi dan sumber daya organisasi lainnya.2
Secara maknawiyah manajemen dapat diartikan sebagai
“memimpin, membimbing dan mengatur”.3
Dari segi terminologi, beberapa ilmuwan/ahli berpendapat
mengenai arti manajemen. Menurut George R. Terry manajemen
merupakan sebuah proses yang khas yang terdiri dari tindakan:
perencanaan, pengorganisasian, penggiatan dan pengawasan
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang
telah ditentukan.4
Manajemen adalah proses yang berlangsung secara terus
menerus dimulai dari kegiatan: perencanaan dalam pembuatan
keputusan oleh kepemimpinan (planning), pengorganisasian

1
Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah, (Semarang: Putaka
Rizki Putra, 2011), hlm 7.
2
Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2014), hlm 13.
3
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008), hlm 16.
4
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan,...., hlm 16.
sumber daya yang telah dimiliki (organizing), penerapan
manajer atau kepemimpinan untuk memanfaatkan sumberdaya
(Actuating) serta pengawasan untuk mencapai sasaran yang
ditentukan (Controlling).

b) Pembelajaran
1) Pengertian Pembelajaran
Pengertian belajar ataupun pembelajaran dapat kita
temukan dalam berbagai sumber atau literatur. Meskipun
kita melihat ada beberpa perbedaan tentang pengertian
belajar atau prmbrljaran tersebut, namun secara prinsip kita
menemukan kesamaan-kesamaannya.
Burton, dalam sebuah bukunya “The Guidance of
Learning Activities” merumuskan pengertian belajar adalah
sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara individu dengan individu dan
individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu
berkomunikasi dengan lingkungannya.
Dalam buku “Educational Psychology”, H.C.
Witherington, mengemukakan bahwa belajar adalah suatu
perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai
suatu pola baru dari reaksi berua kecakapan, sikap,
kepribadian dan kebiasaan.
James O Whittacker, mengemukakan bahwa
pembelajaran adalah proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman.
Sedangkan, dalam kesimpulan yang dikemukakan
Abdullah (2002), belajar adalah suatu usaha sadar yang
dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik
melalui latihan dan pengalaman, yang menyangkut aspek-
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh
tujuan tertentu5

2) Fungsi, Tujuan, Prinsip dan Sasaran dalam Pembelajaran


a) Fungsi Pembelajaran
Levie & Lents (1982) mengemukakan tiga fungsi
dalam pembelajaran yaitu, Fungsi kognitif, fungsi afektif
dan fungsi psikomotorik.
b) Tujuan Pembelajaran
Perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi,
dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran tertentu sesuai kompetensi dengan
apa yang dipelajari.6
c) Prinsip Pembelajaran
Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran terarah pada upaya peningkatan potensi
siswa harus dikembangkan sesuai dengan prinsip yang
benar, yang bertolak dari kebutuhan internal siswa untuk
belajar. Davies (1991:32), mengingatkan beberapa hal
yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi penerapan
prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran, yaitu:7

5
Dr. Aunurrahman, Hakikat dan Ciri-Ciri Belajar, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm 35.
6
https://belajarpsikologi.com/pengertian-dan-tujuan-pembelajaran. Diakses 11 Juni 19.
Pkl 23.39
7
Dr. Aunurrahman, Hakikat dan Ciri-Ciri Belajar,... hlm 113-114.
1. Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus
mempelajarinya sendiri.
2. Setiap murid belajar menurut (Tempo) kecepatannya
sendiri dan untuk setiap kelompok umur, terdapat
variasi dalam kecepatan belajar.
3. Diberikan penguatan seorang murid dapat
memperoleh lebih banyak tentag langkah belajar.
(reinforcement).
4. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah
pembelajaran.
5. Diberikan tanggungjawab untuk mempelajari tentang
apa yang mereka pelajari.
6. Prinsip perhatian dan motivasi
7. Prinsip keaktifan
d) Sasaran Pembelajaran
Sasaran dilaksanakannya belajar atau pembelajaran
yaitu semua murid yang masih dalam taraf proses
pembelajaran.
c) Ekstrakurikuler
1) Pengertian Ekstrakurikuler
Mulyono dalam bukunya mengemukakan,
ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
rangka mengembangkan aspek tertentu dari apa yang
ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan.
Termasuk yang berhubungan dari bagaimana penerapan
yang sesungguhnya melalui pengetahuan yang dipelajari
oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup
mereka maupun lingkungan sekitarnya.8
2) Fungsi, Tujuan, Prinsip, Sasaran
a) Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Fungsi Pengembangan
Yakni kegiatan yang mendukung beberapa
perkembangan personal peserta didik meliputi
perluasan minat, pengembangan bakat dan
keterampilan dan pemberian kesempatan
membentuk karakter kepemimpinan. Semua itu
tidak lebih dari pengembangan potensial peserta
didik.
b. Fungsi Sosial
Yakni kegiatan yang menunjang para peserta
didik untuk membangun rasa kepedulian dan rasa
tanggung jawab peserta didik terhadap sosial dan
kemasyarakatan.

8
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2009), hlm. 186.
c. Fungsi Rekreatif
Yakni kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan dalam kegiatan rileks,
menyenangkan dan gembira sehingga menunjang
kegiatan proses perkembangan peserta didik.
d. Fungsi Persiapan Karier
Yakni kegiatan ekstrakurikuler yang
berfungsi mengembangkan persiapan karier
peserta didik melalui pengembangan kapasitas.9
b) Tujuan Kegatan Ekstrakurikuler
a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik peserta didik.
b. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat
mengembangkan potensi peserta didik yakni
bakat dan minat para peserta didik dalam upaya
pembinaan pribadi menuju peran maniusia
seutuhnya yang positif.
c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan
antara hubungan satu pelajaran dengan pelajaran
yng lainnya, termasuk pelajaran ekstrakurikuler
dan intrakurikuler dan co-kurikuler.10

9
. Kompri, Manajemen Pendidikan : Komponen Elementer Kemajuan Sekolah,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015), hlm 227.
10
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm 160
c) Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Bersifat Individual, yakni dikembangkan sesuai
bakat dan minat peserta didik masing-masing.
b. Bersifat Pilihan, yakni dikembangkan sesuai
bakat dan minat peserta didik masing-masing
sesuai sukarela.
c. Keterlibatan Aktif, Yakni kegiatan yang
menuntut siswa dapat mengikuti sesuai bakat
dan minat secara masing-masing individu.
d. Menyenangkan, yakni kegiatan ekstrakurikuler
yang dilaksanakan dengan penuh
menggembirakan dari seluruh peserta didik.
e. Membangun etos kerja, Yakni kegatan
ekstrakurikuler yang dapat membangun
semangat dari semua peserta didik.
f. Manfaat Sosial, yakni kegiatan yang tidak serta
merta melupakan kegiatan masyarakat yang
lainnya.
d) Sasaran Kegiatan Ekstrakurikuler
Adapun sasaran dalam kegiatan ekstrakurikuler
disini yakni meliputi seluruh para peserta didik di
sekolah ataupun madrasah maupun lembaga lembaga
pendidikan non formal lainnya, seperti pesantren.
3) Jenis-jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
a) Kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari keseluruhan program pendidikan di
sekolah/madrasah.
b) Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler berealisasi dari
perencanaan kegiatan pendidikan yang tercantum
dalam kalender sekolah ataupun madrasah.
c) Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler merupakan
kegiatan lngsung yang bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi akademik.
Berikut kegiatan ekstrakurikuler yang membentuk serta
mengembangkan potensi akademik:
a) Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
b) Pramuka
c) Majalah/Edukasi
d) Palang Merah Remaja.
Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
bakat dan minat serta karakter yakni Olahraga dan Kesenian
sekolah, berikut adalah daftar dari olahraga dan kesenian:
a) Klub Voli, sepakbola, basket, dayung, badminton,
renang, atletik, silat, karate, judo, beladiri, dan lain
sebagainya.
b) Klub tari, nyanyi, sandiwara, melukis, dan berbagai
kesenian daerah.11
4) Upaya Pengembangan Kemampuan dan Kepribadian
Peserta Didik Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler.
Upaya yang dapat dilakukan sekolah dalam
mengembangkan kemampuan dan kepribadian siswa yang
utuh melalui kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut: 12

11
Kompri, Manajemen Pendidikan: Komponen Elementer....., hlm 233.
a) Membangun hubungan kerjasama yang baik dengan
pihak intern agar tercipta sistem sekolah yang
dinamis.
b) Membangun kerjasama extern agar kegiatan yang
dirancang mendapat sambutan dan dukungan dari
masyarakat setempat.
c) Kegiatan ekstrakurikuler harus dirancang dengan
profesional dengan mempertimbangkan segi link and
match dengan kebutuhan.
d) Manajemen Pembelajaran Ekstrakurikuler.
Dari segi pengertian yang diperoleh, Manajemen
Pembelajaran Ekstrakurikuler merupakan kegiatan upaya
merencanakan (Planning), Mengatur (Organizing),
Melaksanakan (Actuating) serta mengevaluasi (Controlling) dari
pembelajaran yang sudah ada, memperbaiki pembelajaran yang
sudah ada ataupun masih merencanakan pembelajaran yang
belum ada meliputi pembelajaran ekstrakurikuler yang dapat
meningkatkan atau membentuk karakter-karakter peserta didik
melalui program minat dan bakat siswa.
2) Kesenian Islam Rebana
a) Pengertian Kesenian Islam
Dalam pembahasan kesenian rebana, tentu tidak terlepas
dari pembahasan kesenian Islam, terlebih tidak lepas dari akar
kesenian itu sendiri. Kesenian atau seni adalah kebudayaan dari
hasil karya cipta manusia yang meliputi seni tari, musik, drama,
seni rupa dan lain-lain.13 Menurut Quraish Shihab, seni adalah

12
Zulkarnain, Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008), hlm 62.
13
Nanang Rizali. Kedudukan Seni Dalam Islam. Jurnal Kajian Seni Budaya bab Tsaqafa.
2012. Hlm 1-2.
keindahan. Ia merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang
mengandung dan mengungkapkan keindahan.14
Sedangkan Seni Islam adalah seni yang dapat
mengungkapkan keindahan dan konsep tauhid sebagai esensi
aqidah, tata nilai dan norma islam yaitu menyampaikan pesan
ke-Esaan Tuhan.15

b) Pengertian Kesenian Rebana


Kesenian rebana merupakan kesenian yang telah tumbuh
dan berkembang di Indonesia sejak beberapa abad yang lalu.
Diperkirakan sejak abad ke 13 bersamaan dengan penyebaran
agama islam di Indonesia, kesenian rebana masuk ke Indonesia.
Di beberapa daerah, kesenian rebana dikenal dengan istilah
kesenian Hadroh atau kesenian Terbang. Aktifitas kegiatan
rebana hadir dari berbagai kegiatan kelompok pengajian,
kegiatan peringatan hari besar islam, tasyakuran, walimatul
ursyi, walimatul khitan, walimatul hamli maupun peringatan
yang lain.
Pada Umumnya, didalam sekolah atau madrasah khususnya
lembaga pendidikan yang berbasis Islam. kesenian islam yang
ada diantaranya adalah Musabaqoh Tilawatil Qur’an, Rebana,
Kaligrafi, dan sebagainya.
c) Karakteristik Kesenian Rebana
Hakikatnya setiap kesenian memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Begitupun dengan rebana, memiliki karakteristik
yang berbeda pula, berikut ini lebih mendalam mengenai
karakteristik rebana pada umumnya, diantaranya adalah Habsyi,
banjari, semarangan, marawis dan lain sebagainya.

14
Mambaul Ngadimah, dkk. Sholawat Gembrungan: Mutiara Budidaya Jawa Islam.
(Ponorogo, STAIN Ponorogo Press,2010), hlm 10.
15
Nanang Rizali. Kedudukan Seni dalam islam....., hlm 4
d) Tujuan dan Manfaat Kesenian Rebana
Pada hakikatnya setiap kesenian mempunyai ujuan yang
berbeda, sama halnya dengan rebana. Kesenian rebana
merupakan kesenian yang bernafas islami yang di dalamnya
terdapat pujian-pujian yang mengagungkan Allah dan Rasul-
Nya, dan berisi tentang nilai ajaran islam.

B. Kajian Pustaka
Dengan ini saya sebagai peneliti menyadari, bahwa secara substans
dan penyajian dari kerangka penelitian ini dapat dikatakan baru, terkait
“Manajemen Pembelajaran Ekstrakurikuler berbasis Kesenian Islam
Rebana” terutama di lingkungan jurusan Manajemen Pendidikan Islam
angkatan 2016 di UIN Walisongo Semarang. Dengan demikian peneliti
berpandangan kajian tersebut menarik untuk diteliti.
Dalam penelitian ini, penulis mengadakan kajian terhadap
penelitian yang sudah ada. Kajian yang relevan serta berhubungan dengan
deskripsi antara masalah yang sudah diteliti dan yang akan diteliti. Untuk
lebih jelasnya berikut ini penulis sebutkan peneiti dari hasil penelitian
beserta judul jurnal yang sudah diteliti:
1. Penelitian yang dlakukan oleh Abi Kustama, dari jurusan
Manajemen Pendidikan Islam angkatan 2013 di UIN Walisongo
Semarang. Penulis ini telah melakukan penelitian yang berjudul
“Manajemen Kesenian Rebana SMP N 14 yang berlokasi di
Semarang.”
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Purwaningsih dalam laporan
pengabdian dosen UIN Walisongo Semarang tahun 2014 yang
berjudul “Pemberdayaan Seni Musik Rebana di Madrasah Diniyah
Al-Junnah di Kelurahan Kedungpane, Mijen, Semarang.”
3. Penelitian yang dilakukan oleh Hasmi Fidiyarti Mahasiswi pasca
Sarjana dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tahun 2014,
thesis yang berjudul “Peningkatan Apresiasi siswa MTs Ma’arif NU
01 Gandrungmangu terhadap kesenian rebana melalui pendekatan
scientific.”

Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti membahas tentang


“Manajemen Pembelajaran Ekstrakurikuler Barbasis Kesenian Islam
Rebana di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta” yang
meliputi perencanaan pembelajaran, pengorganisasian, pelaksanaan
pembelajaran, dan Evaluasi pembelajaran dengan menggunakan teknik
pendekatan Kualitatif Deskriptif.

C. Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini, kerangka berfikir peneliti bermula dengan
fakta di daerah tertentu mengenai punahnya kesenian yang bercorak islami
(rebana). Eksistensinya musik rebana telah tergantikan oleh musik musik
bernuansa metal. Akan tetapi, tidak begitu pada lembaga Pondok
Pesantren Sunan Pandanaran ini, yang pada dasarnya di pondok tersebut
telah mengharumkan nama baik kesenian islam rebana.
Pandanaran telah mengikuti dari beberapa perlombaan, salah
satunya adalah pada tahun 2016 pondok pesantren sunan pandanaran
mengirim beberapa santrinya untuk mengikuti perlombaan POSPeProv
(Pekan Olahraga dan Seni Pesantren tingkat Provinsi) dan berhasil
memperoleh juara 2 dalam lomba tersebut.
Bukan hanya aktif di beberapa perlombaan saja, melainkan
pondok pesantren sunan pandanaran kerap tiap tahun dirawuhi Al-Habib
Syech bin AA, dan beliau (Al-Habib Syech) mengizinkan grup rebana
Hadrah Pandanaran memberikan partisipasi secara mandiri untuk
mengiringi shalawat beliau tanpa sepengikut grup hadrah yang
dikoordinasikan oleh beliau (Al-Habib Syech bin AA).
Dalam lingkup sekolah atau madrasah kesenian islam rebana
masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah atau madrasah. Begitupun
pada Pondok Pesantren Sunan Pandanaran yang pada dasarnya Rebana
adalah suatu kegiatan ekstrakurikuler yang wajib dipelajari, karena
Rebana menjadi ciri khas yang dimiliki oleh lembaga islam terutama
pesantren.
Agar kesenian musik ini menjadi tradisi dan ciri khas pada
lembaga islam terutama pondok pesantren yang lain, maka sangat
diperlukan dengan adanya peneliti melakukan penelitian di Pondok
Pesantren Sunan Pandanaran yang nantinya peneliti bakal sedikit
mengupas bagaimana cara me-manajemen pembelajaran kesenian islam
rebana di pandanaran agar lembaga islam lain ter-inspirasi mempelajari
pembelajaran yang diterapkan di pondok pesantren sunan pandanaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya,
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.16
B. Definisi Konsepsional
Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research)
yaitu penelitian yang datanya digali melalui pengamatan-pengamatan
(observasi) dan sumber data di lapangan dan bukan berasal dari data-data
maupun sumber kepustakaan.
Sedangkan metode penelitian yang saya ambil adalah studi kasus
(Case Study) yaitu suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajaari
sesuatu kejadian mengenai perseorangan (riwayat hidup). Karenanya
dalam hal ini terdapat hal yang berbeda dengan metode yang lain,
misalnya dengan observasi, interview, kuisioner. Pada metode ini sangat
diperlukan banyak data guna mendapatkan bahan bahan yang agak luas.17
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran
Yogyakarta, tentang metode pembelajaran rebana yang telah diterapkan.
Peneliti membutuhkan waktu kira-kira maximum 3 bulan untuk
menyelesaikan penelitian ini.

16
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kuallitatif, (Bandung:Remaja
Rosdakarya.2012), hlm 6
17
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling. (Yogyakarta: Andi,2004). hlm 63-97
D. Metode Pengumpulan Data
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian kualitatif
sehingga teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi: observasi, wawancara dan dokumentasi.
E. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah metode yang digunakan pelatih dalam
pembelajaran rebana di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta.
Dimana datanya bersumber dari Narasumber, yaitu Guru atau Pelatih yang
terjun langsung didalam proses pembelajaran tersebut.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif deskriptif dengan menggunakan model interaktif, dilakukan pada
saat peneliti melakukan penelitian pertama kali memulai penelitian sampai
sepanjang penelitian selesai dilakukan. Sependapat dengan Bogdan dalam
Sugiyono (2005:89) yang menjelaskan tentang pengertian analisis data
sebagai proses mencari dan menyusun data secara sistematis.
Dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan 3 komponen
yaitu Reduksi Data, Penyajian Data, dan Kesimpulan Data.
G. Keabsahan Data
Teknik keabsahan data kualitatif dapat dinyatakan valid apabila
tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA

Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta:


Ar-Ruzz Media, 2014

Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling. (Yogyakarta: Andi,2004

Dr. Aunurrahman, Hakikat dan Ciri-Ciri Belajar, (Bandung: Alfabeta, 2010),


Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2011

Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah, (Semarang:


Pustaka Rizki Putra, 2011)

Kompri, Manajemen Pendidikan : Komponen Elementer Kemajuan Sekolah,


(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kuallitatif, (Bandung:Remaja


Rosdakarya.2012

Mambaul Ngadimah, dkk. Sholawat Gembrungan: Mutiara Budidaya Jawa


Islam. (Ponorogo, STAIN Ponorogo Press,2010

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-


Ruzz Media, 2008

Nanang Rizali. Kedudukan Seni Dalam Islam. Jurnal Kajian Seni Budaya bab
Tsaqafa. 2012.

Zulkarnain, Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam , (Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2008),

https://belajarpsikologi.com/pengertian-dan-tujuan-pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai