Anda di halaman 1dari 39

STRATEGI UKM TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH DALAM

MENGEMBANGKAN BAKAT MAHASISWA


(Studi Pada Prodi Manajemen Dakwah UIN Alauddin Makassar)

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Manajemen Dakwah

Pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Alauddin Makassar


Disusun Oleh :

Rahmadina

50400117104

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap Mahasiswa mempunyai kebutuhan dan perkembangan yang

berbeda sehingga Universitas perlu menyelenggarakan berbagai program

sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembanganya tersebut. Agar program

yang telah disusun, pembina yang telah diangkat dan sarana prasarana dapat

dimanfaatkan sebaik mungkin Mahasiswa perlu dimanaj sedemikian sehingga

tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien

Mahasiswa memiliki potensi, bakat dan perkembangan yang beragam,

sehinga pelatih diharuskan mampu memahami karakter dari setiap Mahasiswa

itu sendiri, agar pelatih mampu mengarahkan Mahasiswa dalam memilih dan

mengembangkan bakat Mahasiswa secara individu. Seseorang umumnya

memiliki bakat tertentu terdiri dari satu atau lebih kemampuan khusus yang

menonjol dari bidang lainya. Tetapi ada juga orang yang tidak memiliki bakat

sama sekali, artinya semua bidang ilmu dan keterampilan lemah. Adapula

sebagian orang yang memiliki bakat serba bisa, artinya hampir semua bidang

ilmu dan keterampilan ia mampu dan menonjol dari pada yang lainya.

Strategi merupakan cara agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan baik

dan lebih baik dari sebelumnya. Pengembangan minat dan bakat perlu di gali

dan kembangkan. Ada beberapa kiat menggali dan mengembangkan bakat di

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yaitu bergabung dalam Unit

2
Kegiatan Mahasiswa (UKM), salah satunya UKM Tapak Suci Putera

Muhammadiyah dan mengikuti setiap proses di dalamnya. Mengenai strategi

pengembangan bakat UKM Tapak Suci Putera Muhammadiyah bahwa strategi

yang di lakukan ada dua arah yaitu organisasi dan perguruan, dimana

organisasi meliputi bakat kepemimpinan dan perguruan meliputi bakat bela

diri. UKM Tapak Suci Putera Muhammadiayah juga perlu menyediakan sarana

prasarana yang menunjang. Ketika sarana dan prasarana menunjang kegiatan

maka Mahasiswa dapat lebih mudah mengembangkan bakat. Selain sarana

prasarana ada target yang harus dicapai. Ketika target tersebut tercapai di

latihan maka di ajang perlombaan bisa menjadi juara.

UKM Tapak Suci Putera Muhammadiyah merupakan UKM yang cukup

berkembang karena sudah mengikuti beberapa kompetisi walaupun belom

sampai tingkat internasional, akan tetapi perlu adanya pengembangan tenaga

pembina yang sesuai dengan bidangnya. Serta peningkatan fasilitas yang dapat

mendukung para mahasiswa dalam mengikuti kegiatan UKM agar mahasiswa

dapat mengembangkan bakatnya dan mampu berkompetisi ke tingkat yang

lebih tinggi lagi.

Pencak Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah ialah seni beladiri

Indonesia yang luhur dan bermoral, perlu dilestarikan, dikembangkan dan

diamalkan serta dijaga dari pengaruh syirik dan menyesatkan yang dapat menodai

nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

Sebagai putera bangsa Indonesia, perguruan seni beladiri Indonesia Tapak

Suci Putera Muhammadiyah mengabdikan diri, berperan serta mendidik dan

membina manusia Indonesia agar menjadi manusia beriman dan berakhlak,

3
terampil, serta sehat jasmani dan rohani. Dengan iman dan akhlak menjadi kuat,

tanpa iman dan akhlak menjadi lemah. Perguruan seni bela diri Indonesia Tapak

Suci Putera Muhammadiyah bertekad bulat mengagungkan asma Allah dijiwai

sikap jujur, rendah hati, berakhlak terpuji dalam pengamalan ajaran islam yang

bersumber pada Al-qur’an dan As-sunah1

Selain mahasiswa dilatih dan dibimbing agar bakat mereka dapat

berkembang sesuai dengan bakatnya masing-masing, mereka juga diajarkan

tentang nilai-nilai keislaman yang sesuai dengan ikrar Tapak Suci

Muhammadiyah yaitu diantaranya :

1. Setia menjalankan ibadah dengan ikhlas karena Allah,

2. Mengabdi kepada Allah, berbakti kepada bangsa dan negara serata

membela keadilan dan kebenaran,

3. Menjauhkan diri dari segala perangai dan tingkah laku yang tercela,

4. Mencari perdamaian dan kasih sayang serta menjauhi perselisihan dan

permusuhan,

5. Patut dan taat pada aturan peraturan serta percaya pada kebijaksanaan

pimpinan,

6. Dengan Iman dan akhlak saya menjadi kuat, tanpa Iman dan akhlak saya

menjadi lemah2

Berdasarkan pemaparan di atas dapat dilihat bahwa strategi UKM Tapak

Suci Putera Muhammadiyah sangatlah penting bagi pengembangan bakat

Mahasiswa dari dua arah yaitu organisasi dan perguruan. . Dengan adanya pilihan

1
AD/ART Tapak Suci Muhammadiyah, 2008 h. 4
2
AD/ART tapak Suci Muhammadiyah, 2008 h. 30
4
yang ada di dalam UKM Tapak Suci Putera Muhammadiyah, mahasiswa bisa

memilih arah sesuai dengan minat dan bakat yang diinginkan. Namun dalam

pelaksanaanya mempunyai beberapa kendala dan pendukungn. Adapun

kendalanya-kendalanya yaitu, kurangnya kepercayaan diri mahasiswa, mahasiswa

belum mengenal potensi yang ada pada dirinya, kesibukan dari para pelatih UKM

Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Sedangkan pendukung dalam pelaksanaan

kegiatan tersebut antara lain: adanya sarana dan prasarana yang memadai, adanya

motivasi dari para Pembina. Bukan hanya itu UKM Tapak Suci selain masih

mendatangkan tenaga pelatih dari luar, kurangnya fasilitas juga mempengaruhi

proses berjalanya kegiatan tersebut. Karena dengan kurangnya fasilitas maka

mahasiswa akan sulit untuk mengembangkan bakatnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, dilihat dari kurangnya fasilitas dan

tenaga pembina dalam kegiatan UKM Tapak Suci Putera Muhammadiyah, maka

peneliti tertarik untuk mengambil judul “Strategi UKM Tapak Suci Putera

Muhammadiyah dalam mengembangkan bakat mahasiswa” (studi pada prodi

Manajemen Dakwah UIN Alauddin Makassar)

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dimaksudkan untuk mempermudah penulis dalam

penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan gambaran yang jelas tentang ruang

lingkup penelitian agar tidak menjadi biasa dalam pembahasan, maka peneliti

hanya akan berfokus pada pembahasan mengenai peran manajemen organisasi

kemahasiswaan dalam upaya mengembangkan bakat mahasiswa pada UKM

Tapak Suci Putera Muhammadiyah


5
2. Deskripsi Fokus

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka yang dimaksudkan Peran

manajemen organisasi kemahasiswaan di sini adalah segala aspek yang mencakup

langkah atau tindakan yang tepat dan urgen dalam proses atau pelaksanaan

pembinaan dalam masalah pengembangan bakat mahasiswa pada UKM Tapak

Suci Putera Muhammadiyah guna mengembangkan bakat perguruan dalam seni

tanding Fighter maupun dalam seni tanding Jurus dan bakat organisasi dalam

kepemimpinan

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, pokok masalahnya ialah

Bagaimana Strategi UKM Tapak Suci Putera Muhammadiyah dalam

mengembangkan Mahasiswa Prodi Manajemen Dakwah? dilihat dari kurangnya

fasilitas dan tenaga pembina dalam kegiatan UKM Tapak Suci, maka dapat

dirumuskan masalah yaitu:

1. Bagaimana langkah-langkah pembinaan UKM Tapak Suci dalam

mengembangkan bakat mahasiswa prodi Manajemen Dakwah UIN Alauddin

Makassar?

7. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat langkah-langkah dalam

pembinaan UKM Tapak Suci?

D. Kajian Pustaka

Adapun kajian atau penelitian yang relevan dengan manajemen

kemahasiswaan yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya diantaranya:

6
1. M. Zainudin yang berjudul “Nilai-nilai pendidikan Islam dalam unit

kegiatan mahasiswa tapak suci Universitas Muhammadiyah Surakarta periode

2012. Yang menyatakan bahwa penelitian ini ditemukan nilai-nilai pendidikan

Islam sebagai berikut: pertama, nilai pendidikan keimanan yaitu nilai tauhid dan

nilai pengawasan. Kedua, nilai pendidikan akhlak yaitu nilai siap siaga, nilai

membela keadilan dan kebenaran, nilai mencari perdamaian dan kasih sayang, dan

nilai taat pada pimpinan. Ketiga, nilai pendidikan ibadah yaitu: nilai kepatuhan

dan nilai keterpautan hati dengan Allah. Adapun cara menanamkan nilai-nilai

pendidikan Islam yaitu melalui beberapa metode: metode hewar (percakapan),

metode qishshah (cerita), metode amtsal (perumpamaan), metode uswah

(keteladanan), metode pembiasaan, metode ibrah dan mau’izah, metode jidal

(perdebatan dengan cara baik) serta metode tarhib (janji dan ancaman).3

8. Uswatun Khasanah dari Program Studi Bimbingan Konseling Islam

Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta. Dengan judul “Metode Pembinaan Mental Rohani Bagi

Taruna Akademi Militer Magelang” Pada penelitian ini disimpulkan bahwa

pembinaan mental rohani bagi Taruna Akademi Militer Magelang Menggunakan

5 metode pembinaan. Metode diskuis, metode tanya jawab, metode konseling,

metode pengajaran dan metode pembiasaan.4

3
M. Zainudin, Nilai-nilai pendidikan Islam dalam unit kegiatan mahasiswa tapak suci
Universitas Muhammadiyah Surakarta periode 2012, skripsi (Sarjana: Universitas
Muhammadiyah Surakarta: tahun 2013)
4
Uswatun Khasanah, Metode Pembinaan Mental Rohani Bagi Taruna Akademi Militer
Magelang, Program Studi Bimbingan Konseling Islam Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
7
9. Sindi Pramusinta Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prurwokerto

dengan judul “Pengembangan Minat dan Bakat Siswa SD UMP Melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler dan Bina Perstasi”. Pada penelitian ini di simpulkan bahwa Hasil

observasi yang dilakukan juga menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang

disediakan oleh SD UMP menunjang. Sarana dan prasarana tersebut dapat

membuat siswa lebih mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki oleh siswa

SD UMP. Strategi yang dilakukan SD UMP menghasilkan prestasi diberbagai

bidang dalam kejuaraan di tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi, dan festival.

Prestasi yang diraih didukung dengan salah satunya yaitu sarana dan prasarana

yang menunjang sehingga mampu mengembangkan kemampuan siswa. Bentuk

apresiasi yang diberikan kepada siswa dalam meraih prestasi yaitu dipasangnya

banner di depan sekolah SD UMP. Penghargaan tersebut juga menjadi strategi

dalam memotivasi siswa lain untuk berprestasi diberbagai bidang5.

Dari beberapa penelitian tersebut di atas, dapat diketahui bahwa

jelas sekali terdapat perbedaan antara beberapa penelitian di atas

dengan penelitian ini yaitu (1) M. Zainudin, peneltiannya lebih fokus

pada nilai-nilai pendidikan Islam dalam tapak suci dan lokasi

penelitianya di UKM tapak suci UMS sedangkan penelitian ini lebih

fokus pada strategi pengembangan bakat di UKM Tapak Suci UIN

Alauddin Makassar. (2) Uswatun Khasanah, persamaan antara

skripsinya dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang

5
Sindi Pramusinta. Pengembangan Minat dan Bakat Siswa SD UMP Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler dan Bina Perstasi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prurwokerto
8
pembinaan. Perbedaannya penelitian diatas membahas tentang metode

pembinaan dalam penelitian membahas tentang manajemen

pembinaan. Selain itu perbedaannya terletak pada lembaga

pemerintahan khususnya di Akademi Militer Magelang, sedangkan

penelitian ini dilakukan pada organisasi UKM Tapak Suci Putera

Muhammadiyah UIN Alauddin Makassar. (3) Sindi Pramusinta,

penelitiannya lebih fokus ke pengembangan minat dan bakat siswa

sedangkan penelitian ini berfokus pada strategi pemngembangan bakat

mahasiswa UKM Tapak Suci Putera Muhammadiya UIN Alauddin

Makassar.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui peran manajemen organisasi kemahasiswaan dalam

pembinaan untuk mengembangkan bakat mahasiswa pada UKM Tapak Suci.

b) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat proses kegiatan

UKM Tapak Suci.

3. Kegunaan Penelitian

a) Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan dalam upaya memperkaya kepustakaan dunia pendidikan khususnya

mengenai peran manajemen organisasi kemahasiswaan dalam mengembangkan

bakat mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang baik dan berkualitas,

dan mengenai faktor pendukung dan penghambat dalam proses mengembangkan

bakat mahasiswa serta dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian

yang sejenis.
9
b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah acuan dalam

penyelesaian

c) Masalah serta dapat pula dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan dengan tujuan dijadikan sebagai bahan masukan

khususnya dalam upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan

terutama meningkatkan kualitas mahasiswa melalui pengembangan bakat.

10
BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Tinjaun Tentang Strategi Pembinaan

1. Pengertian Strategi

Purnomo Setiawan Hari, mengemukakan bahwa, “strategi berasal dari

bahasa Yunani “strategos” diambil dari kata stratus yang berarti militer dan Ag

yang berarti memimpin”.1 Wina Sanjaya juga mengemukakan bahwa, “strategi

pada mulanya digunakan dalam dunia militer untuk memenangkan suatu

peperangan”.2

Strategi mula-mula dipakai di kalangan militer dan diartikan sebagai seni

dalam merancang (operasi) peperangan, terutama yang erat kaitannya dengan

gerakan pasukan dan navigasi ke dalam polisi perang yang dipandang paling

menguntungkan untuk memperoleh kemenangan. Penetapan strategi tersebut

harus didahului oleh analisis kekuatan musuh yang meliputi jumlah personal,

kekuatan senjata, kondisi lapangan, posisi muduh, dan sebagainya.63

Pentingnya strategi adalah untuk memenangkan perang, sedangkan

pentingnya taktik adalah untuk memenangkan pertempuran. Demikian pula dalam

11
Ummu Kalsum Yunus dan Kurnia Dewi, “Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam
Menanamkan Karakter Islam Pesera Didik MTs. Guppi Samata Gowa”. Vol. 7 No. 1,januari-Juni
2018, h. 89
22
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran:Teori dan Praktek Pengembangan
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). (Jakarta: Prenadamedia Group, 2008), hal. 293
63
Mohammad Asrori, “Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Strategi Pembelajaran”.
Jurnal Madrasah. Vol. 5 No. 2, Januari-Juni, 2013. h. 164
11
komunikasi, lebih-lebih komunikasi yang dilancarkan suatu organisasi, apakah itu

komunikasi politik atau komunikasi bisnis4

Secara sederhana strategi adalah cara untuk mencapai tujuan. Banyaknya

organisasi manajemen strategis yang menuntut adanya visi dan misi, strategi di

rumuskan sebgai rencana yang komprehensif yang menyatakan bagaimana cara

suatu organisasi mencapai misi dan tujuan. Di sebut rencana komprehensif karena

dalam penyusunannya mengkaji lingkungan strategis.

Lingkungan strategis adalah lingkungan yang mempengaruih organisasi

atau perusahaan.

a. Lingkungan internal : yakni lingkungan didalam organisasi yang biasanya

mencakup struktur dan kultur serta sumber daya perusahaan.

b. Lingkungan eksternal : yakni lingkungan di luar organisasi atau perusahaan

yang mempengaruih perusahaan.

Biasanya dalam menyusun rencana kompreehensif dengan melakukan

analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Treat) yakni analisis utuk

memetakan kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman. Pada dasarnya kekuatan

dan kelemahan itu ada pada lingkungan internal sementara peluang dan ancaman

ada pada lingkungan eksternal. Dalam rencanakomprehensif bisa saja dirumuskan

strategi untuk menggunakan kekuatan guna memanfaatkan peluang yang ada.

2. Pengertian Pembinaan

Pembinaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus

dalam kehidupan sehari-hari yang diharapkan akan menjadi kebiasaan yang baik.5

Pembinaan juga dapat diartikan sebagai bantuan dari seseorang atau sekelompok

44
Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti , 2003), Hal. 32.
12
orang yang ditujukan kepada orang atau sekelompok orang lain melalui materi

pembinaan dengan tujuan dapat mengembangkan kemampuan, sehingga tercapai

apa yang diharapkan.6 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, pembinaan

merupakan upaya yang dilakukan oleh pembina dalam mempertahankan dan

menyempurnakan suatu keadaan tertib dan patuh terhadap peraturan.

Pelatih dalam malaksanakan pembinanan harus memperhatikan prinsip-

prinsip sebagai berikut: (1) Pelatih harus mampu menarik perhatian peserta didik

pada materi pelatihan bela diri dengan menggunakan metode dan sumber belajar

yang bervariasi. 2) Pelatih dapat menjelaskan unit pelatihan bela diri secara

berulang-ulang sampai peserta didik menjadi jelas dan mengkorelasikan dengan

praktik nyata dalam kehdupan sehari-hari. (3) Pelatih harus mampu

mengembangkan sikap peserta didik dalam hubungan sosial, baik (4) Pelatih

harus mampu mengetahui perbedaan yang dimiliki peserta didik agar mampu

melayani peserta didik sesuai perbedaannya.7 prinsip-prinsip ini menjelaskan

bahwa, pada dasarnya setiap individu memilki karakter yang berbeda-beda.

Setelah pelatih menemukan perbedaan dari setiap peserta didik, maka langkah

berikutnya adalah perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran yang

disesuaikan dengan perbedaan tersebut. Sehingga peserta didik mampu

berkembang sesuai dengan kemampuan dan kecepatan yang dimiliki oleh masing-

masing peserta didik.

55
Fakhtur Rohman, “Peran Pendidikan dalam Pembinaan Disiplin Siswa Di
Sekolah /Madrasah”. Jurnal Kebangkitan Bahasa Arab.Vol. 4 No. 1, Januari-Juni 2018, hal. 72

66
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian. (Yogyakarta : Teras, 2009), h. 144

77
Hamzah B. Uno, Profesi Pendidik. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 16
13
3. Strategi Pembinaan

Strategi pembinaan merupakan rangkaian kegiatan dengan menggunakan

berbagai pendekatan dalam pembelajaran untuk pencapaian tujuan. Simanjuntak

mengemukakan bahwa, prinsip-prinsip pembinaan sebagai berikut: (1)

Menjadikan generasi muda sebagai (young human resorcers) sumber tenaga

potensial (potential man power) yang cakap dan terampil serta mempunyai

imajinasi dan daya terapan untuk berkarya dan melakukan pembangunan nasional

pada umumnya. (2) Pembinaan harus sesuai dengan perubahan-perubahan dan

kemajuan sosial, ekonomi dan prubahan tuntutan kebutuhan bagi pertumbuhan

dan perkembangan generasi muda. (3) Pembinaan dilakukan secara integral dan

komprehensif dengan memperlakukan aspek manusia. (4) Tanggung jawab

pembinaan tidak hanya terletak pada pemerintah saja, tetapi pada masyarakat,

lembaga pendidikan formal atau sekolah, lembaga pendidikan non formal,

keluarga dan generasi muda itu sendiri.8

Proses melakukan pembinaan berdasarkan penjelasan di atas, tidak hanya

pemerintah, pendidik, masayarkat saja yang menerapkan pembinaan tersebut

tetapi peserta didik atau orang yang bersangkutan dan keluarga harus ikut

berproses tidak hanya sebagai subyek yang membina diri sendiri tetapi berusaha

juga menerima dan mengimplementasikannya kepada yang lainnya.

F. Tinjauan Tentang UKM Tapak Suci

1. Pengertian UKM

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unit Kegiatan Mahasiswa merupakan

organisasi kemahasiswaan di tingkat universitas yang fungsinya untuk

88
Andrian, “Upaya Pembinaan Fisik dan Mental (PFM) Dalam Membangun Kedisiplinan
Siswa Di SMK PGRI3 Cimahi”. Vol. 2 No. 1, Desember 2017, h. 135-136
14
mengembangkan berbagai minat, bakat dan keahlian tertentu bagi para anggota-

anggotanya. UKM merupakan kegiatan ekstra kurikuler di tingkat perguruan

tinggi yang berkaitan dengan penalaran dan keilmuan, minat, bakat dan

kegemaran, kesejahteraan mahasiswa serta pengabdian pada masyarakat.

Kegiatan-kegiatan di UKM telah terjadwal dan terprogram secara rutin

menyesuaikan dengan kalender akademik, sehingga tidak mengganggu kegiatan

perkuliahan anggotanya. Mahasiswa yang terlibat dalam UKM akan terbisa

dengan manajemen waktu yang baik. Mereka harus bisa membagi waktu antara

kuliah, belajar, berlatih di UKM dan kegiatan sosial lainnya. Mereka juga akan

terbisa bekerja dalam team work dan dihadapkan pada suasana kompetisi. Semua

pengalaman tersebut akan menumbuhkan mental yang tangguh dengan senantiasa

memelihara kepribadian, sportif, jujur, mempertinggi prestasi, sopan santun serta

mempunyai rasa percaya diri besar dan sanggup menguasai diri

Unit Kegiatan Mahasiswa terdiri dari tiga kelompok minat : Unit-unit

Kegiatan Olahraga, Unit-unit Kegiatan Kesenian dan Unit Khusus (Pramuka,

Resimen Mahasiswa, Pers Mahasiswa, Koperasi Mahasiswa, Unit Kerohanian dan

sebagainya)

4. UKM Tapak Suci Putera Muhammadiyah

UKM Tapak Suci Putera Muhammadiyah UIN Alauddin Makassar

merupakan unit kegiatan mahasiswa yang telah ada dan resmi menjadi UKM

sejak tahun 1991 di IAIN Alauddin Makassar yang pada saat itu digagas oleh

mahasiwa UIN Alauddin Makassar bernama Muhammad Arham. Namun,

sekarang telah berubah menjadi UIN Alauddin Makassar. Sampai saat ini

UKM Tapak Suci telah memasuki tahun ke 30 di UIN Alauddin Makassar.

15
UKM Tapak Suci Putera Muhammadiya UIN Alauddin Makassar

berkedudukan di jl. Muh. Yasin Limpo No. 36 gedung PKM lantai 3 UIN

Alauddin Makassar.

UKM Tapak Suci Putera Muhammadiyah di harapkan menjadi sarana

untuk mendidik serta membina ketrampilan pencak silat sebagai beladiri, seni

olaraga dan budaya Indonesia. Memelihara dan mengembangkan kemurnian

pencak silat aliran Tapak Suci sebagai budaya bangsa yang luhur dan bermoral

sesuai ajaran islam yang bersih dari syirik dan menyesatkan.

UKM Tapak Suci Putera Muhammadiyah juga bukan sekedar organisasi

beladiri yang hanya di kenal di UIN saja namun sudah di kenal Kanca Daerah

maupun Nasional, di luar itu UKM Tapak Suci Putera Muhammadiya harus

lebih di kenal sampai ke Internasional. Pastinya itu akan terwujud bukan hanya

dari pengurusannya saja tapi semua elemen dari SDM termaksud anggota harus

berperan aktif dalam pengembangan minat dan bakat serta latihan yang di

siplin dan terarah.

G. Pengembangan Bakat

Dalam kegiatan pembinaan bakat Mahasiswa bisa berpedoman pada QS.

Al-Isra’:84 :

        


  
Terjemahnya :
“Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-
masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar
jalanNya”

16
Ayat di atas menjelaskan bahwa tiap diri manusia (Mahasiswa) memiliki

potensi, dorongan dan pembawaan (bakat) sesuai dengan kecenderungan dan

keinginan hati nuraninya (minatnya). Oleh karena itu, setiap individu harus

dikembangkan bakatnya yang sesuai dengan minatnya.

Pengembangan dan pembinaan bakat yang sesuai dengan minatnya sangat

penting, karena tidak mudah bagi mahasiswa untuk menonjol dalam semua bidang

ilmu yang ia pelajari, tetapi akan mudah menonjol bagi mahasiswa jika ia melatih

bakatnya dalam minat tertentu atau bidang tertentu yang ia senangi.

Berkenaan dengan pengembangan bakat dan minat mahasiswa UKM

Tapak Suci Putera Muhammadiyah, seorang pembina atau pelatih juga harus

mengerti bahwa tingkat kecerdasan (bakat) setiap mahasiswa berbeda-beda, begitu

juga dengan minatnya. Oleh karena itu, dalam mengelola kegiatan pembinaan

bakat pembina harus benar-benar memperhatikan kajian minat mahasiswanya dan

menjadikannya sebagai dasar dalam menentukan spesialisasi jenis kegiatan yang

akan diselenggarakan, agar mahasiswa dapat mencapai hasil yang maksimal.

Prosedur pelaksanaan pengembangan bakat dan minat mahasiswa di

sebuah lembaga dapat di gambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Alur Pengembangan Bakat dan Minat9

Evaluasi Pengembangan Minat


dan Bakat

Pengembangan Minat Identifikasi Bakat Mahasiswa


dan Bakat Mahasiswa

99
Abdul Choliq, MT, Manajemen Madrasah, h. 21
17
Penyeleksian
pengorganisasian

Berdasarkan kerangka di atas, prosedur pengembangan bakat dan minat

mahasiswa diawali dengan perencanaan dengan tahap identifikasi terhadap bakat

mahasiswa, penyeleksian, pengorganisasian terhadap bakat dan minat mahasiswa,

yang dilanjutkan dengan pelaksanaan pengembangan bakat dan minat mahasiswa,

sehingga dalam proses kegiatan tidak terlepas dari serangkaian prosedur

pengembangan bakat dan minat mahasiswa, serta evaluasi yang diterapkan.

1. Pengertian Bakat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), kata bakat diartikan

sebagai kepandaian, sifat dan pembawaan yang dibawa sejak lahir. 10 Sedangkan

dalam bahasa Inggris, bakat sering digambarkan dengan kata “talent” yang berarti

kemampuan alami seseorang yang luar biasa akan sesuatu hal atas kemampuan

seseorang yang di atas rata-rata kemampuan orang lain akan sesuatu hal. 11 Secara

bahasa (etimologi), kata “bakat” dalam kamus bahasa Indonesia berarti bekas,
kesan, tanda-tanda (bekas luka)12

Pengertian bakat secara istilah (terminologi) Wayan Nurkancana

mengemukakan bahwa menurut Werren dalam bukunya yang berjudul Dictionary

of Psychology mengatakan bahwa bakat adalah suatu kondisi atau disposisi-

1010
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi
Keempat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h 122
1111
Andin Sefrina, Deteksi Minat Bakat Anak (Yogyakarta: Media Pressindo, 2013), h. 29.
1212
WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta, Balai Pustaka, 1999),
h. 78.
18
disposisi tertentu yang menggejala pada kecakapan seseorang untuk memperoleh

dengan melalui latihan atau beberapa pengetahuan keahlian atau merespon seperti

kecakapan untuk berbahasa, music dan sebagainya.13 Sedangkan menurut

Munandar menjelaskan bakat adalah kemampuan bawaan seseorang yang

merupakan potensi yang masih perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat

terwujud.14 Senada dengan Semiawan menjelaskan bahwa bakat adalah

kemampuan yang merupakan sesuatu yang “inherent” dalam diri seseorang yang

dibawa sejak lahir dan terkait dengan struktur otak.15

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli pendidikan di atas mengenai

pengertian bakat, maka dapat penulis simpulkan bahwa bakat adalah kemampuan-

kemampuan unggul seseorang yang membuat seseorang tersebut mempunyai

prestasi yang unggul pula, baik dalam satu bidang maupun banyak bidang. Hal ini

menunjukkan bahwa mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang lain memiliki

kapasitas (kemampuan) yang berbeda. Misalnya, satu mahasiswa mungkin

berbakat dalam bidang akademik, seni tari, olah raga, tetapi mungkin mahasiswa

yang lain hanya memiliki bakat dalam bidang akademik saja.

Apabila bakat dibiarkan begitu saja tanpa adanya usaha untuk

mengembangkannya, maka bakat tersebut tidak mempunyai pengaruh apapun

terhadap kehidupan seseorang. Bakat akan menjadi barang mati yang tidak

mempunyai kekuatan sama sekali. Oleh karena itu pengasahan menjadi satu-

1313
Wayan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), h. 204..
1414
Utami Munandar, Anak-Anak Berbakat pembinaan dan Pendidikannya (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2010 ), h. 22.
1515
Conny Semiawan, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat (Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia, 1997), h. 11
19
satunya jalan untuk menghidupkan bakat tersebut agar menjadi potensi yang dapat

dibanggakan dalam dirinya

Pada umumnya, seseorang selalu memaksakan diri untuk mempelajari dan

melakukan sesuatu tanpa harus mempertimbangkan dan mengukur bakat,

sehingga seringkali hasil yang didapatkan pun tidak seberapa dan sama sekali jauh

dari apa yang diinginkan.

5. Jenis-Jenis Bakat

Menurut Andi Sri Suriati Amal dalam bukunya As’adi Muhammad

terdapat lima jenis bakat. Kelima jenis bakat tersebut adalah sebagai berikut16

a) Bakat Kinetik Fisik (Bodily Kinetic)

Jenis bakat ini adalah bakat dalam menggunakan badan untuk

memecahkan masalah dan mengekspresikan ide serta perasaan. Ciri-ciri anak

yang mempunyai bakat jenis ini diantaranya : (a) Menonjol dalam bidang olah

raga; (b) Tidak bisa duduk diam dalam waktu yang lama; (c) Pandai menirukan

gerakan badan atau wajah orang lain; (d) Tangkas dalam kegiatan yang

membutuhkan keterampilan tangan ; (e) Menggunakan badannya untuk

mengekspresikan dirinya.

b) Bakat Bahasa (Linguistic)

Bakat jenis ini adalah bakat dalam menggunakan kata-kata, baik oral

maupun verbal secara efektif. Ciri-ciri anak yang mempunyai bakat jenis ini

adalah : (a) Bisa menulis lebih baik dari anak seusianya; (b) Suka bercerita; (c)

Suka membaca buku; (d) dapat mengkomunikasikan pikiran, perasaan, dan idenya

secara baik.

1616
As.adi Muhammad, Deteksi Bakat & Minat Aanak Sejak Dini, (Yogyakarta: Garailmu,
2010), h. 38-41.
20
c) Bakat Logika dan Matematis (Logical Mathematical)

Bakat jenis ini adalah bakat untuk mengerti dan menggunakan angka

secara efektif, termasuk mempunyai kemampuan kuat untuk mengerti logika.

Ciri-ciri anak yang mempunyai bakat ini adalah : (a) Selalu ingin tahu bagaimana

alam dan benda-benda bekerja; (b) Suka bermain dengan angka; (c) Suka dengan

pelajaran matematika; (d) Suka bermain dengan permainan asah otak; (e) Suka

mengelompokkan benda-benda.

d) Bakat Musikalitas (Musical)

Bakat jenis ini adalah bakat untuk memahami musik melalui berbagai cara.

Ciri-ciri anak yang memiliki bakat seperti ini adalah sebagai berikut : (a) Pandai

dalam menghafal lagu dan menyanyikannya; (b) Dapat bermain alat musik; (c)

Sensitif terhadap suara-suara yang ada disekitarnya; (d) Suka bersiul atau

menggumam lagu.

e) Bakat Pemahaman Alam (Naturalist intelligence)

Bakat jenis ini adalah bakat untuk mengenali dan menggolongkan dunia

tumbuhan dan binatang, termasuk dalam memahami 59 fenomena alam. Ciri-ciri

anak yang mempunyai bakat jenis ini adalah : (a) Suka berceloteh mengenai

binatang kesayangannya; (b) Suka bermain di air; (c) Suka ke kebun binatang,

taman safari, atau kebun raya; (d) Suka bermain dengan binatang peliharaannya;

(e) Suka mengoleksi kumbang, bunga, daun, atau benda-benda alam lainnya

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat

Perkembangan adalah suatu proses, perbuatan dan cara bagaimana

mengembangkan bakat tersebut atau bisa disebut sebagai suatu usaha dari

21
kegiatan bakat tersebut.17 Menurut teori Konvergensi berpendapat bahwa

manusiadalam perkembangan hidupnya dipengaruhi oleh bakat atau pembawaan

dan lingkungan, atau oleh dasar dan ajar atau dipengaruhi oleh faktor intern dan

ekstern. Manusia lahir telah membawa benih-benih tertentu, benih-benih baru bisa

tumbuh berkembang karena pengaruh lingkungan.

Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan bakat

mahasiswa adalah:

a. Faktor Internal, faktor ini merupakan dorongan perkembangan bakat dari diri

seorang mahasiswa sendiri atau motivasi dari dalam untuk

mengembangkanbakatnya untuk mencapai sebuah prestasi yang unggul, selain itu

faktor keluarga ataupun orang tua yang mempengaruhi seorang mahasiswa untuk

mengembangkan bakatnya meliputi: minat, motif berprestasi, keberanian

mengambil resiko, keuletan dalam menghadapi tantangan dan kegigihan atau daya

juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul. Apabila faktor di atas mendukung

perkembangan bakat maka bakat mahasiswa itu bisa teraktualisasikan dengan baik

dan meningkat karena keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan

utama bagi mahasiswa dan cara orang tua mendidik anaknya akan sangat

berpengaruh terhadap prestasi maupun bakat seseorang.

b. Faktor Eksternal, faktor ini merupakan faktor yang berasal dari lingkungan

mahasiswa seperti halnya lingkungan kampus karena melalui kampus, mahasiswa

dapat meningkat penguasaan pengetahuan, kemampuan, keterampilan,

pengembangan sikap, pengembangan bakat, dan nilai-nilai dalam rangka

pembentuk dan pengembangan dirinya serta keberadaan lingkungan kampus

1717
Desy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2007), h. 530.
22
sangat berpengaruh sekali terhadap perkembangan bakat mahasiswa dan di

lingkungan kampus sudah tersedianya sarana prasara dan pembina sebagai

fasilitator yang mendukung. Di UKM yang mempunyai peran besar adalah

pembina dalam upaya mengembangkan bakat mahasiswa sebab pembina disebut

sebagai fasilitator. Semua mahasiswa di UKM memerlukan dukungan dari

pembina untuk prestasinya tidak hanya mahasiswa yang berbakat saja karena

pembina juga menentukan tujuan dan sasaran pelatihan , menentukan metode

pelatihan dan yang paling utama adalah menjadi model prilaku bagi mahasiswa

atau sebagai contoh yang baik. Pembina mempunyai dampak besar yang tidak

hanya pada prestasi mahasiswa tetapi pada pengenalan perkembangan bakat

mahasiswa agar diterapkannya usaha seoptimalkan mungkin yang meliputi:

kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri, pemberian motivasi secara

penuh dari para pembina, sarana dan prasarana yang lengkap, serta dukungan dan

dorongan dari teman.18

Dengan demikian bakat pada hakikatnya tumbuh dan berkembang atas

kemampuan sendiri di samping itu dengan bantuan para bimbingan dan

rangsangan dari lingkungan sekitar.

1818
Mohammad Ali, dkk., Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2011), h. 81.
23
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, karena fokus

penelitiannya adalah peran manajemen organisasi kemahasiswaan pada

pembinaan anggota UKM Tapak Suci Putera Muhammadiyah dalam

mengembangkan bakat mahasiswa. Penelitian kualitatif memiliki karakteristik

antara lain: ilmiah, manusia sebagai alat (instrumen), menggunakan metode

kualitatif, analisis data secara induktif, teori dari dasar (grounded theory),

deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, adanya batas yang

ditentukan fokus, adanya kriteria untuk keabsahan data, desain penelitian yang

bersifat sementara dan hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.1

Pendekatan ini merupakan suatu proses pengumpulan data secara

sistematis dan intensif untuk memperoleh pengetahuan tentang peran

manajemen organisasi kemahasiswaan pada pembinaan anggota UKM Tapak

Suci Putera Muhammadiyah dalam mengembangkan bakat, yang mana

penelitian ini dilakukan di kampus UIN Alauddin Makassar.

11
Moelong L.J, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), h.
8-13.
24
2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar yang terletak di Kampus II Jl. H. YasinLimpo No. 36 Kec. Romang

Polong Kab. Gowa

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan Manajemen yaitu secara

langsung mendapatkan informasi dari informan untuk mendapatkan data dan

informasi Strategi UKM Tapak Suci Putera Muhammadiyah dalam

mengembangkan bakat mahasiswa pada prodi Manajemen Dakwah UIN

Alauddin Makassar. Sedangkan spesifikasi penelitian yang digunakan adalah

kualitatif deskriptif yang bertujuan mengumpulkan informasi ataupun data

untuk disusun, dijelaskan dan dianalisis.2

C. Sumber Data

Menurut sumbernya, data penelitian dibagi menjadi dua macam yaitu:

1. Data Primer

Data primer, yaitu data dari penelitian yang langsung dari sumber asli

(tidak melalui perantara). Data primer didapatkan melalui metode wawancara

dan pengalaman langsung (observasi). Data primer penelitian ini diperoleh dari

anggota UKM Tapak Suci Putera Muhammadiyah UIN Alauddin Makassar

dan pengurus UKM.

22
Muhtadi dan Safei, Metode Penelitian Dakwah, (Bandung : Pustaka Setia, 2003), h. 128.
25
3. Data Skunder

Data skunder, merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak

langsung, tapi melalui perantara pihak lain. Data sekunder penelitian ini adalah

data yang diperoleh dari struktur kepengurusan UKM Tapak Suci Putera

Muhammadiyah 018 UIN Alauddin Makassar.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah alat pada waktu penelitian menggunakan

sesuatu metode. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode

antara lain:

1. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus

dikumpulkan dalam penelitian.3 Dalam hal ini jenis observasi yang dilakukan

adalah jenis pengamat penuh atau the complete observer, peneliti dengan bebas

mengamati secara jelas subyeknya dari belakang kaca, sedangkan subyeknya

sama sekali tidak mengetahui apakah mereka sedang diamati atau tidak. 4

Penulis melakukan observasi dengan mengenal lingkungan UKM seni bela diri

Tapak Suci Cabang 018 dan mengikuti kegiatan yang ada di kampus .

33
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta,
2013), h. 105.
44
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara,
2013) h. 146.
26
2. Metode Interview (wawancara)

Metode Interview adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara

mengajukan pertanyaan secara langsung kepada seseorang yang berwenang

tentang suatu masalah.5

Peneliti dalam hal ini berkedudukan sebagai interviewer, mengajukan

pertanyaan, menilai jawaban, meminta penjelasan, mencatat dan menggali

pertanyaan lebih dalam. Di pihak lain, sumber informasi (interview) menjawab

pertanyaan, memberi penjelasan dan kadang-kadang juga membalas

pertanyaan.6 Metode ini digunakan untuk menggali data yang berkaitan dengan

peran manajemen organisasi kemahasiswaan pada pembinaan anggota UKM

seni bela diri Tapak Suci Cabang 018 dalam mengembangkan bakat.

Dalam wawancara ini peneliti menggunakan wawancara tersruktur

yaitu wawancara yang terdiri dari daftar pertanyaan yang telah direncanakan

dan telah disusun sebelumnya. Semua responden yang diwawancarai diajukan

pertanyaan-pertanyaan yang sama, dengan kata-kata dan dalam tata urutan

secara uniform.

3. Metode dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap

dari penggunaan metode observasi dan wawancara.7 Studi dokumentasi yaitu

mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan permasalahan

55
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktek, Jakarta : Rineka
Cipta, 1993), h. 231.
66
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research. (Yogyakarta: Andi Offset Edisi 2, 2004), h. 218.
77
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h. 176.
27
penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga mendukung dan menambah

kepercayaan pembuktian suatu kejadian.8

E. Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian kualitatif yakni peneliti sendiri yang

berperan sebagai perencana, pelaksana, menganalisis, menafsirkan data hingga

pelaporan hasil penelitian. Peneliti sebagai instrumen harus mempunyai

kemampuan dalam menganalisis data. Barometer keberhasilan suatu penelitian

tidak terlepas dari instrumen yang digunakan, karena itu instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi: daftar pertanyaan sebagai pedoman

wawancara, kamera, alat perekam, dan buku catatan.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dalam sebuah penelitian sangat dibutuhkan bahkan

merupakan bagian yang sangat menentukan dari beberapa langkah penelitian

sebelumnya. Dalam penelitian kualitatif, analisis data harus seiring dengan

pengumpulan pengumpulan fakta-fakta di lapangan, dengan demikian, analisis

data dapat dilakukan sepanjang proses penelitian. Menurut Hamidi sebaiknya

pada saat menganalisis data peneliti juga harus kembali lagi ke lapangan untuk

memperoleh data yang dianggap perlu dan mengolahnya kembali.9

Sebagian besar data yang diperoleh dan digunakan dalam pembahasan

penelitian ini bersifat kualitatif. Data kualitatif adalah data yang bersifat

abstrak atau tidak terukur seperti ingin menjelaskan; tingkat nilai kepercayaan

88
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 149.
99
Hamidi, Metodologi Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan
Laporan Penelitian (Cet. III; Malang: UNISMUH Malang, 2005), h. 15.
28
masyarakat erhadap nilai rupiah menurun. Oleh karena itu, dalam memperoleh

data tersebut penulis menggunakan metode pengolahan data yang sifatnya

kualitatif, sehigga dalam mengolah data penulis menggunakan teknik analisis

data sebagai berikut:

1. Reduksi data (Data Reduction)

Reduksi data yang dimaksud di sini ialah proses pemilihan, pemusatan

perhatian untuk menyederhanakan, mengabstrakan dan transformasi data “

kasar” yang bersumber dari catatan tertulis di lapangan. 10 Reduksi ini

diharapkan untuk menyederhanakan data yang telah diperoleh agar

memberikan kemudahan dalam menyimpulkan hasil penelitian.Seluruh hasil

penelitian dari lapangan yang telah dikumpulkan kembali dipilih untuk

menentukan data mana yang tepat untuk digunakan.

2. Penyajian data (Data Display)

Untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu

dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini peneliti berupaya mengklarifikasi

dan menyajikan data sesuai dengan pokok permaslahn yang diawali dengan

pengkodean pada setiap sub pokok permasalahan.

3. Penarikan kesimpulan (Conclusion Drawing/Vervication)

Langkah selanjutnya dalam menganalisis data kualitatif menurut Miles

dan Hubermen sebagaimana ditulis Sugiono adalah penarikan kesimpulan dan

verivikasi, setiap kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara

1010
Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatip dan Kualitatif dan R&D (Cet. VI;
Bandung: Alfabeta, 2008), h. 247.
29
dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya.11

Peneliti diharuskan untuk menarik kesimpulan dari data-data yang telah

dikumpulkan, melalui bukti-bukti kuat yang akan mendukung kesimpulan

peneliti sehingga mampu melahirkan sebuah saran-saran kepada yang diteliti

sehingga terbentuk suatu perbaikan untuk lebih baik dari pada sebelumnya.

G. Pengujian Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji validitas

internal (credibility), validitas ekstenal (transferbility), reabilitas

(dependability) dan obyektifitas (confirmability).12

1. Uji kredibilitas

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian

kualitatif antara lain dilkukan dengan:

a. Perpanjangan Pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke

lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang

pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini

berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk

keakraban, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada

informasi disembunyikan lagi.

b. Meningkatkan Ketekunan

1111
Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, h. 253.
1212
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2014)
30
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kapasitas data dan

urutan peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan

meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali

apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak.

c. Triangulasi

Menurut William Wiersma, Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai cara dan berbagai waktu.

Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan

data dan waktu.

d. Analisis kasus negatif

Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil

penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis kasus negatif berarti

peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang

telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan

dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. Tetapi bila

peneliti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data yang

ditemukan, maka peneliti mungkin akan merubah temuannya. Hal ini sangat

tergantung seberapa besar kasus negatif yang muncul.

e. Menggunakan Bahan Referensi

Bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data

yang didukung dengan adanya rekaman wawancara sehingga data yang didapat

menjadi kredibel atau lebih dapat dipercaya. Jadi dalam penelitian ini, peneliti

akan menggunakan rekaman wawancara dan foto-foto hasil observasi sebagai

31
bahan referensi. elah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil

wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara sehingga data

yang didapat menjadi kredibel atau lebih dapat dipercaya. Jadi dalam penelitian

ini, peneliti akan menggunakan rekaman wawancara dan foto-foto hasil

observasi sebagai bahan referensi.

f. Mengadakan Membercheck

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa

jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data

tersebut valid, sehingga semakin dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan

peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data,

maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila

perbedaannya tajam, maka peneliti harus mengubah temuannya, dan harus

menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

Pelaksanaan member check dapat dilakukan setelah satu periode

pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan, atau

kesimpulan. Setelah data disepakati bersama, maka para pemberi data diminta

untuk menandatangani, supaya lebih otentik. Selain itu juga sebagai bukti

bahwa peneliti elah melakukan member check.

2. Pengujian Transfrerbility

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian

kualitatif. Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif

sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian yang telah

32
didapat, maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian

yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Dengan demikian pembaca

menjadi jelas atas hasil penelitian yang telah didapat sehinga dapat

memutuskan dapat atau tidaknya hasil penelitian di aplikasikan di tempat lain.

Sanafiah Faisal menjelaskan bahwa bila pembaca laporan penelitian

memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya, “semacam apa” suatu hasil

penelitian dapat diberlakukan (transferability), maka laporan tersebut

memenuhi standar transferabilitas.

3. Pengujian Dependability

Dalam penelitian kuantitatif, dependability disebut reabilitas. Dalam

penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit

terhadap keseluruhan proses penelitian oleh auditor yang independen, atau

pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan

penelitian.

4. Pengujian Confirmability

Pengujian konfirmability dalam penelitian kuantitatif disebut dengan uji

obyektifitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah

disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip

dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara

bersamaan.

33
PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana langkah-langkah pembinaan UKM Tapak Suci dalam

mengembangkan bakat mahasiswa prodi Manajemen Dakwah UIN

Alauddin Makassar?

2. Bagaimana sejarah UKM Tapak Suci Alauddin Makassar?

3. Apa visi-misi dan tujuan UKM Tapak Suci Alauddin Makassar?

4. Berapa jumlah Mahasiswa Manajamen Dakwah yang ada di UKM

Tapak Suci Alauddin Makassar?

5. Bagaimana langkah-langkah pembinaan UKM Tapak Suci dalam

mengembangkan bakat mahasiswa prodi Manajemen Dakwah UIN

Alauddin Makassar

1. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat langkah-langkah

pembinaan UKM TapakSuci?

34
KOMPOSISI BAB (Out Line)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Fokus Penelitian Dan Deskripsi Fokus

C. Rumusan Masalah

D. Kajian Pustaka/Peneliti Terdahulu

E. Tujuan dan Manfaat

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Tentang Strategi

B. Tinjauan Tentang UKM Tapak Suci

C. Pengembangan Bakat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

B. Pendekatan Penelitian

C. Sumber Data

D. Metode Pengumpulan Data

E. Instrumen Penelitian

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

G. Penguji Keabsahan Data

BAB IV STRATEGI UKM TAPAK SUCI PUTERA

MUHAMMADIYAH DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

35
B. Langkah-Langkah Pembinaan UKM Tapak Suci Dalam

Mengembangkan Bakat Mahasiswa Prodi Manajemen Dakwah UIN

Alauddin Makassar

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Langkah-Langkah pembinaan

UKM Tapaksuci

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Implikasi Penelitian

36
DAFTAR PUSTAKA

AD/ART Tapak Suci Muhammadiyah. Jogjakarta, 2008.

Ali, Mohammad, and dkk. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011.

Anwar, Desy. Kamus lengkap bahasa Indonesia. Surabaya: Amelia, 2007.

Asrori, Mohammad. Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup Strategi

Pembelajaran. Makassar: Jurnal Madrasah, 2013.

Effendi, Oneng Uchjana. Ilmu Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti, 2003.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta:

Bumi Aksara, 2013.

Hamidi. Metodologi Penelitian Kualitatif Aplikasi Pembuatan dan laporan

Penelitian. Malang: UNISMUH Malang, 2005.

l.J, Moelong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2006.

Muhammad, Asadi. Deteksi Bakat & Minat Anak Sejak Diini. Yogyakarta:

Garailmu, 2010.

Muhtadi, and safei. Metode Penelitian dakwah. bandung: Pustaka Setia, 2003.

37
Munandar, Utama. Anak-Anak Berbakat pembinaan dan Pemndidikannya.

Jakarta: Raja Grafindo, 2010.

nasional, Departemen Pendidikan. Kamus Besar bahasa Indonesia Pusat

Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Nurkancana, Wayan. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1986.

Poerwadarminta, WJS. Kamus Umum bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka, 1999.

sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek

Pengembangan kurikulum Tingkat Satuan (KTSP). Jakarta:

Prenadamedia Group, 2008.

Satori, Djam'an, and Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta, 2013.

Sefrina, Andin. Deteksi minat Bakat Anak. Yogyakarta: Media Pressindo,

2013.

Semiawan, Conny. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Gramedia

Widiasarana Indonesia, 1997.

Sugiono. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R & D. Bandung:

Alfabeta, 2008.

Suharsimi, Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta, 1993.


38
Tanzeh, Ahmad. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras, 2009.

Uno, Hamzah B. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

yunus, Ummu Kalsum, and Kurnia Dewi. Strategi guru Akidah Dalam

Menanamkan Karakter Islam Peserta Didik MTS Guppi Samata Gowa.

Gowa, 2018.

39

Anda mungkin juga menyukai