Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN

PRAKTEK LAPANGAN MODUL 5.3

KELUARGA SEHAT DI RW 04 KELURAHAN KRAMAS

WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOSARI KOTA SEMARANG

Disusun oleh Kelompok 10 :


Ursheila Haekmatiar 22010115130150
Lia Samantha Annisaroh 22010115130151
Melinda Fiska 22010115130152
Nadhief Akbar Azzami 22010115140153
Sari Satya Febriani 22010115140154
Hernanda Haudzan Hakim 22010115130155
Fitrianita Reghita Syari 22010115130156
Denisa Khoirunnisa 22010115140157
Laksita Dinnyaputeri 22010115130158
Dimas Fauzan 22010115130159
Cynthia Ayu Ramadhanti 22010115140160
Cindy Wijaya 22010115130162
Adinda Luthfia Khansa 22010115130162
Catharina 22010115130163
Ruth Prima Basana Hutagaol 22010115130164
Annisa Dentin Nugroho 22010115140165
Nabila Adzhana 22010115130166
Galih Bhakti Sadewo 22010115130167
Ayudia Marina Sendy 22010115130168

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

1
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa laporan berjudul :

PRAKTEK LAPANGAN MODUL 5.3 FA RW 04 KELURAHAN KRAMAS


WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOSARI KOTA SEMARANG

Disusun oleh:
Ursheila Haekmatiar (22010115130150)
Lia Samantha Annisaroh (22010115130151)
Melinda Fiska (22010115130152)
Nadhief Akbar Azzami (22010115140153)
Sari Satya Febriani (22010115140154)
Hernanda Haudzan Hakim (22010115130155)
Fitrianita Reghita Syari (22010115130156)
Denisa Khoirunnisa (22010115140157)
Laksita Dinnyaputeri (22010115130158)
Dimas Fauzan (22010115130159)
Cynthia Ayu Ramadhanti (22010115140160)
Cindy Wijaya (22010115130161)
Adinda Luthfia Khansa (22010115140162)
Catharina (22010115130163)
Ruth Prima Basana Hutagaol (22010115130164)
Annisa Dentin Nugroho (22010115140165)
Nabila Adzhana (22010115130166)
Galih Bhakti Sadewo (22010115130167)
Ayudia Marina Sendy (22010115130168)

Menyatakan telah memenuhi syarat yang diterima


Koordinator Lapangan:

dr.Saekhol Bakhri, MPH


NIP. 198508172010121005

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan kelompok dengan judul : Praktek
Lapangan Modul 5.3 di RT/RW 001/004 dan 002/004 Kelurahan Kramas (Wilayah
Kerja Puskesmas Rowosari Kota Semarang); yang disusun dalam rangka memenuhi
nilai tugas praktek lapangan pada Modul 5.3 : Kedokteran Komunitas dan Kedokteran
Keluarga, Program Studi Kedokteran Umum Universitas Diponegoro Semarang.
Tidak lupa kiranya kami juga menghaturkan rasa terima kasih kepada :
1. Ayah dan Bunda yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan doa sehingga
kami mampu melaksanakan tugas perkuliahan ini dengan lancar;
2. dr. Firdaus Wahyudi, M.Kes, Sp.OG selaku Koordinator Modul 5.3 yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan selama masa perkuliahan yang dapat
kami jadikan bekal dalam melaksanakan tugas praktek lapangan;
3. Ibu Arwinda Nugraheni, SKM, M.Epid selaku Sekretaris Modul 5.3 yang telah
membimbing kami dalam pelaksanaan tugas praktek lapangan;
4. dr. Saekhol Bakri, MPH selaku dosen pembimbing kelompok 9 yang telah turut
serta dalam penyelesaian penyusunan laporan kelompok;
5. Segenap dosen pengajar modul 5.3 yang telah memberikan pengajaran,
bimbingan, dan pengarahan baik dalam proses pembelajaran modul 5.3 maupun
proses pelaksanaan praktek lapangan dari pra-kegiatan sampai post-kegiatan;
6. Segenap tenaga kesehatan Puskesmas Rowosari beserta jajarannya yang telah
turut serta dalam memfasilitasi sarana dan prasarana, serta mewujudkan
kelancaran pelaksanaan tugas praktek lapangan;
7. Segenap Bapak/Ibu Ketua RW 004 dan Bapak/Ibu Ketua RT 001 dan 002 di
Kelurahan Kramas yang telah berperan besar dalam sosialisasi program praktek
lapangan ini kepada seluruh warga sehingga mampu menunjang terlaksananya
praktek lapangan ini dengan efektif, efisien, dan kondusif;
8. Segenap warga RW 004 yang terdiri dari warga RT 001 dan 002 di Kelurahan
Kramas yang telah bersedia menjadi peserta survei “Indikator Keluarga Sehat”
dalam praktek lapangan ini;
9. Seluruh teman-teman Kedokteran Umum Universitas Diponegoro 2015 yang telah
bekerjasama dan bersedia menjadi tempat berteduh dalam segala suka dan duka,
terutama untuk teman-teman kelompok 9 yang telah mengkontribusikan
solidaritasnya dalam pelaksanaan praktek lapangan ini.
Kami menyadari bahwa penulisan laporan kelompok ini belum sempurna. Oleh
karena itu, kami memohon kritik dan saran yang membangun agar laporan kelompok

3
ini menjadi lebih bermakna serta bermanfaat bagi kami dan pihak-pihak yang terkait,
serta masyarakat luas.

Semarang, 27 Desember 2017

Kelompok RT 1/ RT 2 RW 4

4
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................. 2


KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 3
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 5
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 6
1.1 LATAR BELAKANG PRAKTIKUM LAPANGAN SURVEY KELUARGA
SEHAT...................................................................................................................................... 6
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM LAPANGAN SURVEY KELUARGA SEHAT .................. 7
1.3 MANFAAT PRAKTIKUM LAPANGAN SURVEY KELUARGA SEHAT ............. 7
BAB II HASIL KEGIATAN .................................................................................................. 9
2.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOSARI DAN
WILAYAH SURVEI ................................................................................................................ 9
2.1.1 KEADAAN GEOGRAFI .................................................................................... 9
2.1.2 DEMOGRAFI ................................................................................................... 10
2.2 HASIL SURVEI ............................................................................................................... 10
2.2.1 KARASTERISTIK UMUM.............................................................................. 10
2.2.2 DERAJAT KESEHATAN ................................................................................ 11
2.2.3 PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN .......................................... 17
2.2.4 KEADAAN EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA......................................... 20
2.2.5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN..................................................... 21
2.2.6 IDENTIFIKASI MASALAH DATA HASIL SURVEY KELUARGA
SEHAT ....................................................................................................................... 26
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................... 28
3.1 ANALISIS INDIKATOR KELUARGA SEHAT ............................................................ 28
3.1.1 INDEKS KELUARGA SEHAT DAN CAKUPAN INDIKATOR
KELUARGA SEHAT ................................................................................................ 28
3.1.2 PENGHITUNGAN INDEKS KELUARGA SEHAT ....................................... 29
3.1.3 HASIL ............................................................................................................... 30
3.2 ANALISIS SITUASI ........................................................................................................ 31
KESIMPULAN ..................................................................................................................... 33
SARAN ................................................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 35
LAMPIRAN........................................................................................................................... 36

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PRAKTIKUM LAPANGAN SURVEY


KELUARGA SEHAT
Kesehatan adalah hak dasar setiap manusia, dimana terdapat berbagai pihak
yang bertanggung jawab dan mempengaruhi kesehatan setiap individu, dimulai
dari individu itu sendiri, keluarganya, lingkungannya, dan juga pemerintah yang
menyediakan fasilitas kesehatan. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan
dan pendapatan. Dalam UU No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan, ditetapkan
bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Presiden Joko Widodo melalui 9 agenda prioritas (Nawacita) menyinggung
mengenai kesehatan pada agenda ke-5, yaitu meningkatkan kualitas hidup
manusia Indonesia dengan melaksanakan 3 program, antara lain Program
Indonesia Pintar, Program Indonesia Sehat, dan Program Indonesia Kerja dan
Sejahtera.
Dalam mencapai tujuan dari Program Indonesia Sehat, terdapat 3 pilar utama
yang mendukung, yaitu Penerapan Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan
Kesehatan, dan Jaminan Kesehatan, dimana ketiga pilar tersebut diharapkan
dapat menghasilkan keluarga-keluarga sehat di Indonesia. Mengapa keluarga
sehat? Saat ini, program-program yang mendukung terwujudnya Indonesia sehat
menitikfokuskan pada pendekatan keluarga, dikarenakan keluarga merupakan
lingkungan terdekat dari seorang individu sejak lahir yang mempengaruhi
seorang individu dalam berbagai aspek, seperti contohnya aspek sosial, afektif,
kesadaran akan kebersihan dan kesehatan, dan lain-lain.
Pentingnya pendekatan keluarga juga diamanatkan dalam Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019. Dalam Renstra
disebutkan bahwa salah satu acuan bagi arah kebijakan Kementerian Kesehatan
adalah penerapan pendekatan pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan
berkesinambungan (continuum of care). Untuk dapat melaksanakan pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan terhadap seluruh tahapan siklus hidup
manusia, maka fokus pelayanan kesehatan harus pada keluarga. Dalam
pemberian pelayanan kesehatan, individu harus dilihat dan diperlakukan sebagai
bagian dari keluarganya.

6
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan
di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar
gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.
Salah satu bentuk pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga di tingkat Puskesmas adalah melakukan pendataan kesehatan keluarga
menggunakan Prokesga oleh Pembina Keluarga (dapat dibantu oleh kader
kesehatan) serta melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas oleh
tenaga pengelola data Puskesmas. Oleh karena itu, untuk melaksanakan peran
tersebut, praktek lapangan mengenai survey kesehatan keluarga ini menjadi
penting. Selain untuk membantu puskesmas dalam melaksanakan perannya
dalam pendekatan keluarga, mahasiswa terbantu menerapkan ilmu kedokteran
yang telah didapatkan dengan terjun langsung di masyarakat serta berlatih untuk
mengimplementasikan aspek promotif, preventif, dan pemberdayaan masyarakat
yang akan berguna untuk profesi dokter keluarga di masa mendatang.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM LAPANGAN SURVEY KELUARGA SEHAT

1. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu kedokteran terkini berbasis bukti dalam


praktik sehari-hari dengan observasi langsung ke lapangan.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah kesehatan individu, keluarga,
dan komunitas serta berperilaku professional, berkomitmen.
3. Mahasiswa mampu mengedepankan prinsip etika kedokteran dan peka
terhadap masalah kesehatan masyarakat yang beraneka ragam.
4. Mahasiswa mampu mengimplementasikan aspek promotif, preventif, serta
pemberdayaan masyarakat.
5. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang dilakukan dengan strategi
peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi system rujukan, dan
peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan
intervensi berbasis risiko kesehatan.

1.3 MANFAAT PRAKTIKUM LAPANGAN SURVEY KELUARGA


SEHAT

7
1. Merupakan salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
2. Dapat mewujudkan keluarga sehat didalam masyarakat dengan dua belas
indikator yang antara lain terdiri dari Lima indikator dalam gizi kesehatan
ibu dan anak, dua indikator dalam pengendalian penyakit masyarakat, dua
indikator dalam perilaku sehat, dua indikator terkait lingkungan sehat serta
satu indikator kesehatan jiwa.

8
BAB II

HASIL KEGIATAN

2.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOSARI


DAN WILAYAH SURVEI

2.1.1 KEADAAN GEOGRAFI


Secara geografis Puskesmas Rowosari terletak di Kecamatan
Tembalang berada di wilayah Administrasi Kota Semarang Provinsi Jawa
Tengah. Disebelah utara Laut Jawa, di sebelah Selatan berbatasan dengan
Kecamatan Banyumanik, di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten
Demak dan di sebelah barat dengan Kecamatan Candisari dan sebelah utara
Kelurahan Mangunharjo.
Puskesmas Rowosari dengan luas wilayah 1.883 m2 di daerah kecamatan
Tembalang dan mempunyai wilayah kerja 5 kelurahan yaitu :
1). Kelurahan Rowosari
2). Kelurahan Meteseh
3). Kelurahan Tembalang
4). Kelurahan Kramas
5). Kelurahan Bulusan

Gambar 1.

9
2.1.2 DEMOGRAFI
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Rowosari dengan 5
Kelurahan di Kecamatan Tembalang berdasarkan data statistik pada tahun
2016 berjumlah 73.744 jiwa, terdiri dari laki-laki 37.254 jiwa atau 50,5%
dan perempuan 36.490 jiwa atau 49,5%. Jumlah penduduk Wilayah kerja
Puskesmas Rowosari berdasarkan Umur dapat dilihat pada tabel 1:

Tabel 1. Jumlah Penduduk di Puskesmas Rowosari Tahun 2016

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah


0-4 2.920 2.763 5.683
5-9 2.118 1.946 4.064
10-14 1.972 1.868 3.840
15-19 1.827 1.853 3.680
20-24 1.734 1.767 3.501
25-29 1.905 2.109 4.014
30-34 2.201 2.240 4.441
35-39 1.980 1.897 3.877
40-44 1.762 1.695 3.457
45-49 1.428 1.424 2.852
50-54 1.107 1.201 2.308
55-59 886 831 1.717
60-64 577 544 1.121
65 tahun keatas 381 623 1.004
Jumlah 22.798 22.761 45.559

2.2 HASIL SURVEI

2.2.1 KARASTERISTIK UMUM


Menurut 10 indikator PHBS keadaan umum warga Perumahan
Tembalang Asri dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesahatan

10
Mayoritas dan bisa dikatakan 100% semua warga Perumahan
Tembalang Asri dalam persalinannya dibantu oleh tenaga
kesehatan
b. Memberi Bayi ASI Eksklusif
Mayoritas dan warga Perumahan Tembalang Asri, ibu memberikan
ASI Eksklusif kepada anaknya
c. Menimbang Bayi dan Balita setiap bulan
Berdasarkan hasil survey pada warga Perumahan Tembalang Asri,
setiap Ibu tela menimbang Bayi dan Balita setiap bulan
d. Menggunakan Air Bersih
Dari hasil survey pada warga Perumahan Tembalang Asri
mayoritas setiap rumah telah menggunakan air bersih, dan
mayoritas menggunakan PDAM
e. Mencuci Tangan dengan Air dan Sabun
Hal ini masih perlu diedukasi untuk warga Perumahan Tembalang
Asri, karena masih banyak yang belum tahu cara mencuci tangan
sesuai standar WHO
f. Menggunakan Jamban Sehat
Mayoritas warga Perumahan Tembalang Asri telah menngunakan
jamban sehat, seperti leher angsa, jongkok dan kloset duduk.
g. Memberantas Jentik di Rumah
Hal ini masih perlu pengedukasian untuk warga Perumahan
Tembalang Asri
h. Makan Buah dan Sayur Tiap Hari
Hal ini juga masih perlu pengedukasian untuk warga
i. Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari
Perlu upaya pengedukasian untuk warga, karena masih ada
beberapa warga yang menderita hipertensi
j. Tidak Merokok di dalam Rumah
Hal ini juga perlu pengedukasian untuk warga, karena masih ada
beberapa warga yang masih merokok.

2.2.2 DERAJAT KESEHATAN

A. MORTALITAS / KEMATIAN
Mortalitas dapat dijelaskan sebagai kejadian kematian pada suatu
masyarakat dari waktu ke waktu dan tempat tertentu yang dapat

11
menggambarkan status kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi/ tingkat
permasalahan kesehatan, kondisi lingkungan fisik dan biologik secara tidak
langsung. Selain itu dapat pula digunakan sebagai indikator dalam
penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan
kesehatan.
Tabel 2. Angka Kematian di Puskesmas Rowosari tahun 2015-2016
No Indikator Tahun 2015 Tahun 2016
1 Jumlah Lahir Mati 4 4
2 Kematian Bayi / IMR 8 1
3 Kematian Balita / CMR 7 4
4 Kematian Ibu / MMR 0 0

1. Jumlah Lahir Mati


Lahir Mati adalah keadaan bila kematian bayi terjadi sebelum lahir,
tetapi setelah kehamilan 20 minggu atau lebih. Kebanyakan kematian
sewaktu bayi masih di dalam rahim. Namun, 10 % terjadi sebelum
persalinan. Menurut kamus kesehatan Kelahiran mati (stillbirth)
adalah peristiwa atau kondisi yang terjadi sebelum espulsi lengkap
atau ektraksi yaitu bayi mengalami kematian, hal ini hasil fertilisasi
dari ibu pada atau setelah usia kehamilan 20 minggu. Kematian ditandai
dengan fakta bahwa, setelah pemisahan tersebut, janin tidak bernapas
atau menunjukkan bukti kehidupan lainnya seperti detak jantung, denyut
tali pusat, atau gerakan otot sukarela tertentu. Jika janin meninggal
sebelum ke-28, disebut aborsi atau keguguran.

2. Kematian Bayi
Kematian bayi adalah kematian anak kurang dari satu tahun.
Kematian bayi diukur sebagai tingkat kematian bayi, yang merupakan
jumlah kematian anak di bawah satu tahun per 1000 kelahiran. Penyebab
utama dari kematian bayi adalah asfiksia kelahiran, pneumonia,
komplikasi kelahiran infeksi neonatal, diare, malaria, campak dan
malagizi. Beberapa faktor berkontribusi pada kematian bayi seperti
tingkat pendidikan ibu, kondisi lingkungan, dan infrastruktur politik dan
pengobatan. Menyediakan sanitasi, akses air minum bersih, imunisasi
melawan penyakit infeksi, dan langkah-langkah lainnya dapat
membantu mengurangi tingkat kematian bayi.

12
3. Kematian Ibu Maternal (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting
dari derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita
yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan
kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus
insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari
setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per
100.000 kelahiran hidup. AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan
kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status
kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan
dan melahirkan. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan
kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor
kesehatan. Berdasarkan laporan jumlah kematian ibu maternal di
Puskesmas Rowosari tidak ada.

B. MORBIDITAS
Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insidensi
maupun angka prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan
kejadian penyakit dalam suatu populasi dan pada kurun waktu tertentu.
Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan
masyarakat di suatu wilayah.

1. Pola 10 Besar Penyakit Puskesmas Rowosari tahun 2016


Keadaaan penyakit yang banyak di Puskesmas Rowosari adalah Ispa,
Gangguan Otot dan Hipertensi.

Tabel 3. Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Rowosari Tahun 2016


No Jenis Penyakit Jumlah
1 (J06) Ispa 6.255
2 (M62) Gangguan Otot 4.589
3 (I10) Hipertensi 4.563
4 (J02) Pharingitis Akut 4.549
5 (K29) Gastritis 2.434
6 (E11) Dabetes Melitus 1.855
7 (R50) Demam 1.427
8 (J03) Tongsilitis 1.204

13
9 (A09) Diare 1.159
10 (H10) Konjungtifitis 1.090

Gambar 2. Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Rowosari Tahun 2016

2. Penyakit Menular
a. Tuberkulosis Paru
1) Kasus Penderita
Penemuan penderita merupakan upaya yang dilakukan dalam
rangka pemberantasan penyakit TB Paru. Penyakit TBC
merupakan penyakit endemi di beberapa negara berkembang,
salah satunya Indonesia. Dan kasus TB paru masih terdapat di
Puskesmas Rowosari. Adapun kegiatan program ini dapat dilihat
dari tabel di bawah.

Grafik 1. Target dan Penemuan BTA+ di Puskesmas Rowosari Tahun 2016

Persentase TB-Paru pada laki-laki (48%) lebih kecil dari pada


perempuan (58 %). Hal ini disebabkan karena (fakta kwalitatif)

14
pada wanita lebih intens kontak dengan faktor risiko terhadap
aspek pemeliharaan kesehatan penderita TB terbanyak pada
golongan umur 25-34 tahun sebanyak 20%, golongan umur 35-44
tahun sebanyak 16%, golongan umur 45-54 tahun sebanyak 18%
hal ini menunjukkan bahwa penularan TB masih berlangsung
disegala usia

Grafik 2. Target dan Suspek BTA di Puskesmas Rowosari Tahun 2016

2) TB Paru MDR (Multiple Drug Resistant)


Tahun 2016 di Puskesmas Rowosari telah tercatat 2 kasus TB-
Paru MDR, semua sudah diobati sesuai tatalaksana pengobatan
TB paru MDR. Angka Keberhasilan Pengobatan (sukses rate) 100
% pada kasus I Pertama angka keberhasilan pengobatan adalah
angka yang menunjukkan prosentase pasien baru TB Paru BTA
(+) yang menyelesaikan pengobatan (sembuh dan pengobatan
lengkap). Dan pada kasus II Kedua dilihat dari perkembangan
pasien di lapangan keberhasilan kesembuhan pasien BTA+ masih
rendah dari target (42,86%).

b. HIV
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan
sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat
dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada layanan Voluntary,
Counseling, and Testing (VCT), sero survey, dan survei Terpadu

15
Biologis dan Perilaku (STBP). Tahun 2016 di wilayah Puskesmas
Rowosari tidak ditemukan / dilaporkan kasus HIV / AIDS.
Kasus Pneumonia & Pneumonia Berat
Jumlah penderita pneumonia <1 th pada tahun 2016 ini berjumlah
33 kasus, jumlah penderita pneumonia 1-4 th sebanyak 20 kasus hal
ini dipengaruhi oleh peran serta aktif masyarakat untuk mau
membawa balitanya berobat ke Puskesmas dan juga peran aktif
petugas Puskesmas serta kader kesehatan di masyarakat dalam
rangka menemukan penderita pneumonia balita di masyarakat,
sedangkan di Puskesmas tidak ada kasus pnemonia maupun
pneumonia berat yang meninggal (CFR 0%)

c. Kusta
Penemuan kusta di Puskesmas Rowosari tahun 2016 berjumlah 1
kasus. Diagnosa dan pengobatan dini dapat mencegah sebagian besar
cacat fisik. Sebagaimana tujuan utama terapi medik yaitu pengobatan
dengan menggunakan MDT sesuai tipe.Terjadinya cacat pada kusta
disebabkan kerusakan fungsi saraf tepi, baik karena kuman kusta
maupun karena peradangan sewaktu keadaan reaksi

d. Diare
Tahun 2016 kasus diare menurut golongan umur banyak
ditemukan pada golongan umur >15 tahun sebanyak 166 kasus
(39,15%) dan terrendah pada kelompok umur < 1 tahun sejumlah 44
kasus (10,37%).
Cakupan pelayanan penderita diare tahun 2016 sebesar 0,57%
menurun dibandingkan tahun 2015 sebesar 0,61%. Hal ini bisa
diartikan kinerja petugas Puskesmas semakin baik, penyuluhan yang
diberikan bisa meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan
masyarakat terhadap pelayanan puskesmas. Kualitas tata laksana
penderita diare pada tahun 2016 sudah 100%, berarti kinerja petugas
diare Puskesmas bisa dikatakan baik karena kualitas tata laksana
dalam hal ini adalah pelayanan pengobatan terhadap penderita diare
ke Puskesmas terlayani dengan baik dan mendapatkan pengobatan
yang sesuai.

e. Campak

16
Gambaran secara umum untuk kasus campak dari tahun 2016 dari
hasil laporan mingguan (W2) Puskesmas mengalami fluktuatif. Pada
tahun 2016 kasus Campak berjumlah 10 kasus mengalami
peningkatan dibanding tahun 2015. Kasus Campak yang ditemukan
merupakan kasus Campak klinis (belum dengan pemeriksaan
laboratorium). Cakupan imunisasi Campak sudah diatas Target
Nasional ( 90 % ).

f. DBD
Kasus DBD tahun 2015 berjumlah 101 kasus. Tahun 2016 jumlah
kasus DBD meningkat menjadi 133 kasus. Jumlah Penderita DBD
yang meninggal Tahun 2016 sejumlah 3 kematian, meningkat dari
tahun 2015 yaitu sejumlah 1 kematian. Kasus dan kematian karena
penyakit DBD disajikan pada gambar dibawah ini.

Gambar 3. Kasus, Meninggal, IR dan CFR


penyakit DBD di Puskesmas

Rowosari tahun 2016.

2.2.3 PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN
1. Kesehatan Ibu
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil yaitu meliputi Pemeriksaan Ibu
Hamil K1, K4, Persalinan ditolong tenaga kesehatan, Pemberian
tablet Fe1 dan Fe3 untuk ibu hamil. Cakupan pemeriksaan ibu hamil
K1 pada tahun 2016 dilaporkan sebesar 100% sehingga sudah
17
mencapai target K1 100%. Cakupan pemeriksaan Ibu Hamil tahun
2016 dilaporkan sebesar 99,3% mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya atau belum mencapai target K4 85%.
Dalam rangka pencegahan anemia pada ibu hamil, Puskesmas
Rowosari dilaksanakan program pemberian Tablet Fe kepada Ibu
Hamil sebanyak tiga kali selama kehamilannya, serta mendapatkan
makanan tambahan berupa biscuit untuk ibu hamil, Ibu hamil
mendapatkan tablet besi (Fe3) di Puskesmas Rowosari tahun 2016,
dilaporkan sebagai berikut : Fe3 sebanyak 100 %.

2. Kesehatan Anak
Kunjungan Bayi di Puskesmas Rowosari tahun 2016 untuk
mendapatkan pelayanan Kesehatan dilaporkan sudah mencapai
99,66%. Balita di Puskesmas Rowosari tahun 2016 dilaporkan
terdapat 48.676 balita dan 72,96% ditimbang, hasilnya adalah bayi
dengan berat badan lahir rendah sejumlah 4,12%. Bayi dengan BBLR
neonatus tersebut semuanya sudah ditangani sesuai dengan prosedur
yang ada.
Kunjungan Neonatus (KN2) di Puskesmas Rowosari pada tahun
2016 dilaporkan mencapai 99,66%, mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya yang mencapai angka 100%. Berikut disajikan gambar
grafik kecenderungan cakupan kunjungan neonatus (KN2) di
Puskesmas Rowosari dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2016.
Cakupan Bayi yang diberi ASI eksklusif di Kecamatan Rowosari
tahun 2016 dilaporkan sebanyak 75,5% atau mengalami kenaikan dari
tahun 2015.
Bayi dan Balita yang sudah diberikan vitamin A sebanyak 2 kali
yaitu saat bulan Februari dan Agustus adalah sebanyak 100%. Dalam
rangka penentuan status gizi balita, dilaporkan bahwa 81,03% balita
di Puskesmas Rowosari ditimbang, dari balita yang ditimbang
hasilnya 71,06% naik berat badannya dan 1,3% balita berada di
bawah garis merah. Semua balita bawah garis merah telah
mendapatkan MP-ASI (Makanan Pendamping ASI). Pemeriksaan
kesehatan anak SD/MI dilaporkan sudah mencapai 100% dan
pemeriksaan anak SMP/SMU sudah mencapai 100%. Pencapaian ini
sudah memenuhi target 100%. Sebanyak 100% murid SD/MI
diperiksa kesehatan giginya dalam UKGS, hasilnya adalah 11,02%

18
perlu perawatan dan 100% yang mendapatkan perawatan.

3. Imunisasi
Pencapaian program imunisasi lengkap di Puskesmas Rowosari
tahun 2016 dilaporkan 100 %. Angka Drop Out Imunisasi DPT1-
Campak dilaporkan 0 %. Target 100% desa UCI (Universal Child
Imunization) di Puskesmas Rowosari telah tercapai.

4. Kesehatan Pra Usila dan Usila


Kelompok pra usila dan usila dilaporkan baru 10,67% sudah
dilayani kesehatannya dalam program kesehatan usila di Kecamatan
Rowosari. Sedangkan pelayanan kesehatan usila (60 tahun ke atas)
sebanyak 90 %.

5. Keluarga Berencana
Adapun jumlah PUS yang ikut program KB sebanyak 80 persen
dari total PUS yang ada. Tahun 2016 jenis alat kontrasepsi yang
paling digemari adalah jenis suntikan yaitu mencapai 74 % (1,142
orang), pil KB 16,7% (257 orang), IUD 47 (3%) dan Implan sebanyak
39 (2,5%).
Grafik 3.Pemakaian Alat Kontrasepsi di Puskesmas Rowosari Tahun 2016

B. PROMOSI KESEHATAN
1. PHBS Sekolah
PHBS Sekolah dilakukan pada pemetaan PHBS terhadap 30
institusi dengan hasil sebagai berikut :
a. Kategori Sehat Utama 24 Sekolah atau sama dengan 80%

19
b. Kategori Sehat Paripurna 6 Sekolah atau sama dengan 20%

2. PHBS TTU
Dilakukan pemetaan PHBS terhadap 20 tempat-tempat umum
dengan hasil sebagai berikut: 100% TTU telah menggunakan air
bersih, menggunakan jamban sehat, membuang sampah pada
tempatnya dan 90% telah melakukan PSN, 95% tidak meludah
disembarang tempat dan 20% tidak merokok.

3. PHBS Sarana Pelayanan Kesehatan


Dilakukan pemetaan PHBS terhadap 5 Sarana Pelayanan
Kesehatan dengan hasil 100% Sarana Pelayanan Kesehatan sudah ber
PHBS.

2.2.4 KEADAAN EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA

1. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan sumber
daya manusia. Di wilayah kerja Puskesmas Rowosari jumlah sarana
pendidikan yang ada sekolah terbagi dalam dua jenis sekolah yaitu
formal dan non formal. Sekolah formal terdiri dari, Sekolah Dasar /
Madrasah Ibtidaiyah ada 15 sekolah, Sekolah Menengah Pertama /
Madrasah Tsanawiyah ada 9 sekolah sedangkan SMU / MA 7 sekolah
dan Perguruan Tinggi ada 2 PT. Sedangkan untuk sekolah non formal
terdiri dari 22 Taman Kanak-Kanak dan 11 pondok pesantren.
Tabel 4. Jumlah Sarana Pendidikan Puskesmas Rowosari Tahun 2016

Jenis Sekolah Jumlah


Formal 33
SD 15
SMP 9
SMA 7
PT 2
Non Formal 33
TK 22
Pesantren 11

20
2. Kesehatan
Kesehatan adalah salah satu kebutuhan mendasar manusia. Oleh
karena itu ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kesehatan
sangatlah penting. Fasilitas kesehatan yang terdapat di kecamatan
Rowosari ada 12 jenis, yang terdiri dari 2 RS Bersalin/BKIA, 7
Poliklinik, 1 Puskesmas Induk dan 2 Puskesmas pembantu biasanya
tercermin dari kegiatan masyarakat tersebut, salah satu peran serta
masyarakat di bidang kesehatan dapat dipantau dari keaktifan Posyandu
yang ada. Selama tahun 2016 Posyandu yang ada telah mencapai 64
buah dan jumlah pos/klinik KB sebanyak 55 buah.

3. Agama
Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari
besarnya sarana peribadatan masing-masing agama. Menurut data
statistik tahun 2016 penduduk Kecamatan Rowosari, sebagian besar
menganut Agama Islam.

Tabel 5. Jumlah Tempat Ibadah di Puskesmas Rowosari Tahun 2016


Kelurahan Tempat Ibadah
Masjid Surau/Langgar Gereja Kuil/Pura/Vihara
Rowosari 10 9 0 0
Meteseh 12 8 2 0
Bulusan 3 2 1 0
Kramas 8 5 1 0
Tembalang 8 6 0 0
Jumlah 41 30 4 0

2.2.5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. KETENAGAAN
Informasi ketenagaan atau sumber daya manusia diperlukan
bagi perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan serta pengelolaan
kepegawaian. Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Rowosari
Tahun 2016 sebanyak 42 orang. Jumlah sumber daya manusia
menurut kualifikasinya adalah sebagai berikut :

21
Tabel 6. Kebutuhan Tenaga Sesuai Analisis Beban Kerja Puskesmas Rowosari
tahun 2016
No Jenis Tenaga Jumlah Lebih Kurang Keterangan
1 Kepala Puskesmas 1 - - PNS
2 Ka. Sub. Bag Tata Usaha 1 - - PNS
3 Dokter Umum/Fungsional 2 - PNS
4 Dokter gigi 1 - - PNS
5 Bidan 7 - - 3 PNS, 4 Magang
6 Perawat 6 - - 3 PNS, 3 Magang
7 Perawat Gigi 2 - - PNS
8 Rekamedis 1 - - PNS
9 Sanitarian 1 - - PNS
10 Ass Apoteker 1 - - PNS
11 Apoteker - - 1
12 Analis Kesehatan/ laborat 2 - - 1 PNS, 1 Magang
13 Nutrisionis 1 - - PNS
14 Epidemiolog 1 - - PNS
15 Penyuluh 1 - - PNS
16 Pengolah simpus/data - - 1
17 Bendahara barang - - 1
18 Bendahara APBD - - 1
19 Bendahara BOK - - 1
20 Pengadministrasi 1 - 1 K2
21 Petugas Loket 2 - 2 PNS
22 Akuntan 1 - - Magang
23 IT 1 - - Magang
24 Penjaga malam 4 - - Magang
25 Pengemudi 1 - - Magang
26 Petugas kebersihan 4 - - Magang
TOTAL 42 8

A. SARANA DAN PRASARANA


Puskesmas Rowosari memiliki dua (2) Puskesmas Pembantu yaitu:
Puskesmas Pembantu Rowosari Krajan, dan Puskesmas Pembantu
Bulusan.
Di wilayah kerja Puskesmas Rowosari terdapat 2 Pustu yang terletak

22
di Kelurahan Rowosari dan Kelurahan Bulusan. Sehingga seluruh
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Rowosari dapat mengakses
tempat-tempat pelayanan kesehatan dengan mudah.
Puskesmas Rowosari memiliki 70 posyandu dengan perincian sebagai
berikut;
 Posyandu Pratama = 13
 Posyandu Purnama = 35
 Posyandu Mandiri = 10
 Posyandu Lansia = 12
Yang dilaksanakan sesuai tanggal yang telah ditentukan dari pos
masing-masing.

B. SITUASI KEUANGAN
Sumber anggaran untuk operasional dan kegiatan di Puskesms
Rowosari berasal dari PBD II, JKN dan BOK, untuk lebih jelasnya
disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 7
Anggaran Puskesmas Rowosari

TAHUN
No Sumber Dana
2015 2O16
1 APBD 372.568.000 372.568.000
3 JKN 662.089.187
4 BOK 138.000.000 258.500.000
Jumlah 510.568.000 1.293.157.187

C. JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN


Setiap tahunnya jumlah kunjungan pasien di Puskesmas Rowosari
selalu mengalami peningkatan, hal ini menandakan bahwa kesadaran
masyarakat tentang pentingnya kesehatan semakin baik. Dikarenakan
masyarakat yang berkunjung ke puskesmas bukan hanya pasien sakit
melainkan juga ada pasien sehat untuk berkonsultasi tentang
kesehatan.kunjungan pasien Puskesmas Rowosari dapat dilihat pada
gambar berikut :

23
Gambar 3. Jumlah kunjungan Pasien di Puskesmas
Rowosari Tahun 2016

D. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Kunjungan pasien di Puskesmas Rowosari Tahun 2016 berdasarkan
cara pembiayaan/pembayaran sebanyak 48.488 kunjungan, dengan cara
umum sebanyak 3.983 (8,2%), Askes / BPJS sebanyak 3.122 (6,4%),
Gratis sebanyak 32.601 (67,2%), Jamkesmas sebanyak 5.831 (12,0%)
dan Jamkesmaskot sebanyak 2.951 (6,1%), untuk lebih jelasnya disajikan
pada gambar dibawah ini.

Gambar 4. Pembiayaan Kesehatan Pasien di Puskesmas Rowosari tahun 2016

24
E. JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
1. Pelayanan Puskesmas Rowosari
Puskesmas Rowosari merupakan puskesmas rawat jalan
yang pelayanannya meliputi:
a. Ruangan Pemeriksaan Umum
b. Ruangan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
c. Ruangan KIA, KB dan Imunisasi
d. Ruangan MTBS
e. Ruangan Gizi
f. Laboratorium
g. Ruang Farmasi
2. Program/ Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Dalam rangka pemerataan pengembangan dan pembinaan
kesehatan masyarakat telah dibangun Pusat Kesehatan Masyarakat
atau lazim disebut Puskesmas yang merupakan unit pelaksana teknis
dinas kesehatan kota di bidang pelayanan dasar atau pelayanan
tingkat pertama yang berfungsi sebagai:
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan yang terdiri dari
Pelayanan Kesehatan Perorangan dan Pelayanan Kesehatan
Masyarakat.

25
Puskesmas Rowosari bertanggung jawab atas wilayah kerja yang
ditetapkan dalam bentuk kegiatan/program yang terdiri dari:
a. Upaya Kesehatan Wajib, meliputi :
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan
b. Upaya Kesehatan Pengembangan, meliputi :
1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Kesehatan Masyarakat (PHN)
4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (Kesgilut)
6. Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ)
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut (Usila)
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (Batra)

2.2.6 IDENTIFIKASI MASALAH DATA HASIL SURVEY KELUARGA


SEHAT
Tabel 8. Cakupan Indikator Keluarga Sehat Kelurahan Kramas, RT 1 dan RT 2,
Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Puskesmas Rowosari Rowosari
Kelurahan Kramas Kramas
RW 4 4
RT 1 2

P1 Keluarga mengikuti program KB 40% 39.4%

P2 Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan - -

P3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap - 100%

P4 Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif - 100%

P5 Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan - 100%

P6 Penderita TB Paru melakukan pengobatan secara teratur - -

26
P7 Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur 50% 33.3%

Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak


- -
P8 ditelantarkan

P9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok 82.35% 90%

Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan


100% 90%
P10 Nasional (JKN)

P11 Keluarga mempunyai dan menggunakan sarana air bersih 100% 100%

P12 Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat 94.12% 97.5%

Gambar 5. Cakupan Indikator Keluarga Sehat Kelurahan Kramas, RT 1 dan RT 2,


Cakupan Indikator Keluarga Sehat Kelurahan Kramas, RT 1 dan RT 6, RW 4
Kecamatan Tembalang,
Kecamatan Kota Semarang.
Tembalang, Kota Semarang.

Keluarga mempunyai akses dan menggunakan jamban sehat 97.50%


94.12%
Keluarga mempunyai akses sarana air bersih 100%
100%
Keluarga sudah menjadi anggota JKN 90%
100%
Anggota keluarga tidak ada yang merokok*) 90%
82.35%
Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan 0
0

Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur 33.30%


50%
Penderita TB Paru mendapatkan pengobatan sesuai standar 0
0

Balita dipantau pertumbuhannya 100%


0

Bayi mendapatkan ASI eksklusif 100%


0

Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap*) 100%


0

Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan 0


0

Keluarga mengikuti program KB*) 39.40%


40%
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

RT 2 RT 1

27
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 ANALISIS INDIKATOR KELUARGA SEHAT

3.1.1 INDEKS KELUARGA SEHAT DAN CAKUPAN INDIKATOR KELUARGA


SEHAT
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya
dengan mendatangi keluarga. Pendekatan keluarga yang dimaksud, merupakan
pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas). Kunjungan rumah (keluarga) dilakukan
secara terjadwal dan rutin. Dengan mengunjungi keluarga di rumahnya, Puskesmas akan
dapat mengenali masalah-masalah kesehatan (dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang
dihadapi keluarga secara lebih menyeluruh (holistik).
Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak, digunakan sejumlah
penanda atau indikator. Terdapat 12 indikator utama yang telah ditetapkan untuk
menyatakan suatu keluarga sehat atau tidak, yaitu:
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih

28
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Keadaan masing-masing indikator mencerminkan kondisi Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) dari keluarga yang bersangkutan.

3.1.2 PENGHITUNGAN INDEKS KELUARGA SEHAT


Berdasarkan 12 indikator utama keluarg asehat, dilakukan penghitungan Indeks
Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga.

Contoh, jika di suatu keluarga terdapat semua indikator (12), dan yang memenuhi
syarat (dapat dijawab dengan ``Ya``) ada 10 indikator, maka IKS untuk keluarga tersebut
adalah 10/12 = 0,83. Jika di suatu keluarga lain terdapat hanya 10 indikator (misalnya
karena tidak ada penderita Tuberkulosis Paru dan Penderita Gangguan Jiwa) dan yang
memenuhi syarat hanya 6 indikator, maka IKS untuk keluarga tersebut adalah 6/10 = 0,60.
Sedangkan jika di keluarga lain lagi terdapat 10 indikator dan yang memenuhi syarat
hanya 4 indikator, maka IKS untuk keluarga tersebut adalah 4/10 = 0,400.
Pengkategorian keluarga menurut IKS adalah sebagai berikut.
- Keluarga Sehat : IKS di atas 0,800
- Keluarga Pra Sehat : IKS 0,500 - 0,800
- Keluarga Tidak Sehat : IKS kurang dari 0,500
Rekapitulasi IKS keluarga kemudian digunakan untuk menghitung/menetapkan IKS
suatu wilayah (desa/kelurahan, kecamatan, dan seterusnya) yang menunjukkan status
kesehatan masyarakat wilayah tersebut.

29
3.1.3 HASIL
Dari hasil survei yang dilakukan pada tanggal 21 Desember 2017 terhadap 17 Keluarga
di kelurahan Kramas RT 001/ RW 004 dan 40 keluarga di RT 002/ RW 004 didapatkan
hasil :
 Pada RT 001/ RW 004 terdapat 6 keluarga dengan IKS=1 (keluarga sehat) dan 11
keluarga dengan IKS= 0,5 – 0,8 (keluarga pra sehat). Dari data tersebut didapatkan
nilai IKS Wilayah = 0,35 yang dapat termasuk dalam kategori Wilayah tidak
sehat.
 Pada RT 002/RW 004 terdapat 24 keluarga dengan IKS=1 (Keluarga Sehat) dan
16 keluarga dengan IKS= 0,5-0,8 (Keluarga Pra sehat). Dari data tersebut
didapatkan nilai IKS Wilayah = 0,6 yang termasuk dalam kategori wilayah pra-
sehat
Namun, perlu diperhatikan pula bahwa jumlah warga yang tersurvei dari RT 001
maupun RT 002 oleh kelompok kami tidak mencakup seluruh keluarga yang ada.
Beberapa keluarga yang tercatat sebagai warga RT 001 maupun RT 002 RW 004
Kelurahan Kramas disurvei oleh kelompok praktikum lain dan beberapa keluarga juga
belum sempat disurvei karena kendala dalam menemui keluarga tersebut.
Maka dari itu, pengkategorian wilayah untuk RT 001 dan RT 002 dapat dikatakan
belum akurat dan diperlukan survei secara lebih menyeluruh.

Perbandingan Keluarga yang Disurvei dan Tidak Disurvei


oleh Kelompok 9

RT 002

RT 001

0 10 20 30 40 50 60 70

Jumlah keluarga yang disurvei Jumlah keluarga yang tidak disurvei

30
3.2 ANALISIS SITUASI
Derajat kesehatan bukan ditentukan oleh satu faktor saja. Dalam menganalisis suatu
masalah kesehatan sebagai proses dalam analisis situasi mengharuskan kita menganalisis
masalah kesehatan secara multifaktoral pula.
Dalam analisis situasi kesehatan selayaknya meliputi 5 aspek yaitu :

1. Analisis derajat ( masalah kesehatan )


Analisa derajat kesehatan menjelaskan masalah apa yang dihadapi. Analisa ini
menghasilkan ukuran-ukuran derajat kesehatan secara kuantitatif, penyebaran masalah
menurut kelompok umur penduduk, menurut tempat dan waktu. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan epidemiologis dan ukuran yang digunakan adalah angka
kematian ( mortalitas) dan angka kesakitan ( morbiditas) . Dari hasil survey, didapatkan
penurunan angka kematian bayi dari data Puskesmas Rowosari pada tahun 2015-2016,
yang menunjukkan adanya program yang diadakan oleh Puskesmas Rowosari untuk
menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil.
Untuk data mengenai angka kesakitan, didapatkan hasil survey dari Puskesmas
Rowosari tahun 2016, dan didapatkan angka kesakitan terbanyak yaitu pada penderita
ISPA.

2. Analisis perilaku kesehatan


Analisis Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap
stimulus yang berkaitan dengan konsep sehat-sakit, penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, lingkungan serta kepercayaan-kepercayaan kesehatan yang ada
dimasyarakat. Respons dapat bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap ) maupun
aktif ( tindakan nyata atau praktek ). Selain itu, indikator yang dapat menilai perilaku
kesehatan warga dari kelurahan Kramas berdasar survey yang telah dilakukan, yaitu
dapat dilihat dari adanya jamban keluarga di setiap rumah. Mayoritas warga
Perumahan Tembalang Asri telah menggunakan jamban sehat, seperti leher angsa,
jongkok dan kloset duduk. Selanjutnya kesadaran masyarakat juga cukup tinggi
tentang masalah kesehatan dilihat dari banyak warga yang sudah memiliki Jaminan

31
Kesehatan Nasional (JKN) seperti BPJS serta kesadaran masyarakat tentang bahaya
merokok serta bahaya TB.

3. Analisis lingkungan kesehatan


Analisis lingkungan kesehatan adalah faktor yang memiliki pengaruh yang paling
besar terhadap derajat kesehatan. Secara spesifik aspek lingkungan yang berhubungan
dengan kesehatan dapat digolongkan menjadi 3 yaitu aspek lingkungan fisik, biologis,
dan lingkungan sosial. Dari survey yang telah dilakukan di wilayah RT 001 dan 002
RW 004 Kelurahan Kramas didapatkan air bersih yang dikonsumsi warga berasal dari
sumur terlindung dan PDAM sehingga aman untuk digunakan. Ventilasi dan
pencahayaan di setiap rumah juga cukup baik dilihat dari terdapatnya banyak jendela
dan ventilasi udara di tiap rumah.

4. Analisis faktor kependudukan termasuk faktor keturunan


Analisis faktor kependudukan termasuk faktor keturunan dilakukan dengan melihat
penyakit-penyakit yang dipengaruhi oleh faktor keturunan, misal : Penyakit Diabetes
Mellitus. Analisis ini berpengaruh terhadap derajat kesehatan namun biasanya sulit
didapatkan, untuk itu dapat menggunakan analisis demografi yang penting untuk
menentukan besaran masalah dan besaran target program dan analisis indikator-
indikator lainnya.
5. Analisis program dan pelayanan kesehatan.
Pelayanan atau upaya kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif . Analisis ini menghasilkan data tau informasi tentang input, proses, out
put dan dampak dari pelayanan kesehatan. Sumber-sumber data yang ada untuk analisis
ini adalah sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP), sistem
pencatatan dan pelaporan rumah sakit (SP2RS), survey sosial ekonomi nasional
(SUSENAS), survey kesehatan rumah tangga (SKRT) dan lain-lain.

32
KESIMPULAN

Dinilai dari 12 indikator keluarga sehat, jumlah keluarga di RT 1 RW 4 Kelurahan


Kramas Kecamatan Tembalang yang termasuk keluarga sehat adalah sebanyak 6
keluarga dengan IKS=1 (keluarga sehat) dan 11 keluarga dengan IKS= 0,5 – 0,8
(keluarga pra sehat). Dari data tersebut didapatkan nilai IKS Wilayah = 0,35 yang
dapat termasuk dalam kategori Wilayah tidak sehat.

Kemudian pada RT 2 RW 4 Kelurahan Kramas Kecamatan Tembalang yang


termasuk keluarga sehat adalah sebanyak 24 keluarga dengan IKS=1 (Keluarga Sehat)
dan 16 keluarga dengan IKS= 0,5-0,8 (Keluarga Pra sehat). Dari data tersebut
didapatkan nilai IKS Wilayah = 0,6 yang termasuk dalam kategori wilayah pra-sehat.

Jika dilihat dari masing-masing indikator, indikator yang masih menjadi masalah
di kedua RT ini adalah indikator mengenai keluarga berencana, penanganan hipertensi,
serta merokok.

33
SARAN

Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat mengenai Program Indonesia Sehat


– Pendekatan Keluarga, Keluarga Sehat, dan Edukasi cara meningkatkan seluruh aspek
kesehatan berdasarkan 12 indikator keluarga sehat. Terutama dalam hal penanganan
keluarga berencana, penanganan hipertensi, serta penyuluhan tentang bahaya
kebiasaan merokok.

34
DAFTAR PUSTAKA

1. pusdatin.kemenkes.go.id
2. Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas dengan Pendekatan Keluarga
3. Qomariah. 2000. Sekilas Kedokteran Keluarga. FK-Yarsi. Jakarta
4. Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga. PDKI. Jakarta
5. Rakel, Robert E. 1998. Essentials of Family Practice. W.B. Saundes Company, Philadelpia
6. Azwal, Azrul (1995). Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Yayasan Penerbitan IDI, Jakarta

35
LAMPIRAN
1. Dokumentasi Kegiatan

Kunjungan ke rumah warga ( Catharina)

Melakukan tensi (Cindy Wijaya)

Wawancara dengan warga (Cynthia Ayu Ramadhanti)

36
Melakukan pendataan anggota keluarga (Denisa Khoirunnisa)

Kunjungan ke rumah warga (Annisa Dentin Nugroho)

Kunjungan ke rumah warga (Dimas Fauzan)

Kunjungan ke rumah warga (Adinda Luthfia Khansa)

37
Melakukan tensi (Fitrianita Reghita S)

Melakukan tensi (Hernanda Haudzan Hakim)

Mewawancara anggota keluarga (Melinda Fiska)

38
Melakukan tensi (Nadhief Akbar Azzami)

Wawancara dengan warga (Ruth Basana Hutagaol)

Wawancara dengan warga (Sari Satya Febriani)

39
(Ayudia Marina Sendy)

(Ursheila Haekmatiar)

(Laksita Dinnyaputeri)

40
Assesment wawancara dengan keluarga (Galih Bhakti
Sadewo)

41

Anda mungkin juga menyukai