Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

“MENINGKATKAN PENGETAHUAN PERAN KEFARMASIAN DI


BIDANG INDUSTRI”

Disusun Oleh :
PESERTA KKL BIS
1

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG
Jl. Jambe No.539 Semarang
Telp (024) 8440724
2024

i
PESERTA KKL BIS 1

1. Ameilia Budiono (1032211002)


2. Amelia Putri Lukmana (1032211004)
3. Ananda Jihan Setyawati (1032211005)
4. Andiswara Pramesti (1032211006)
5. Annisa Dian Angelina (1032211007)
6. Atikah Idna Salma Farida (1032211009)
7. Auralia Febriani (1032211012)
8. Devi Novitasari Febriyani (1032211015)
9. Dinda Prigi Wulandari (1032211018)
10. Ega Dilla Ayu Maharani (1032211019)
11. Febi Mulya Rinanti (1032211021)
12. Hani Perdani Putri (1032211023)
13. Helma R. Wijaya (1032211024)
14. Helna Navira Zahrani (1032211025)
15. Himmatul Ulya (1032211026)
16. Hizkya Cahya Narwastu (1032211027)
17. Ikhsan Prio Nugroho (1032211028)
18. Ilham Indra Fata (1032211029)
19. Jenysa Muti Saka Puspita (1032211030)
20. Kansaclaurinda Evelyn A (1032211031)
21. Lia Choirul Nisya (1032211033)
22. Mella Yuliana Putri (1032211034)
23. Muhamad Afifuddin (1032211036)
24. Nadya Apriana (1032211039)
25. Nur Wahyu Tian A (1032211043)
26. Nurfadillah (1032211044)
27. Nursida Ayunda Putri (1032211045)
28. Rina Wahyu Utami (1032211049)
29. Rizky Setyaningrum (1032211050)
30. Salma Mumtaz Zain (1032211053)
31. Sekar Rahini (1032211054)
32. Septya Anugrah Hadi S (1032211055)

ii
33. Tifanni Auliya Mubarokah (1032211058)
34. Titis Sri Wijayanti (1032211059)
35. Vena Setiani Pradana (1032211061)

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, 14 Februari 2024


Hormat Kami,

Ketua Panitia KKL 2023 Mahasiswa Pelaksanaan KKL

Addina Arfiani Winagusta Nurfadillah


NIM: 1032211001 NIM: 1032211044

Menyetujui,
Ketua Prodi D3 Farmasi
STIFAR Yayasan Pharmasi Semarang

apt.A.A. Hesti W.S.,S.Si., M.Si.Med


NIY: YP.040204003

iv
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) yang dilaksanakan di Semarang – Bandung pada 8-11 Januari 2024.
Laporan ini ditujukan sebagai pertanggungjawaban atas perjalanan KKL yang telah
penulis laksanakan. Dalam laporan ini penulis menguraikan mengenai profil
perusahaan yang dikunjungi selama masa KKL dan memaparkan kegiatan yang
dilaksanakan disana. dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) diantaranya :
1.apt. A. A. Hesti W.S.,S.Si., M.Si.Med sebagai Ketua Program Studi D3Farmasi
2.Para dosen progam studi D3 Farmasi yang telah membimbing dan mendampingi
selama masa KKL.
3. Para panitia KKL yang telah membantu melakukan pelaksanaan KKL dengan baik.
Dalam penyusunan laporan ini, Penulis menyadari bahwa laporan ini belum
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi penyempurnaan laporan ini. Kami berharap laporan ini dapat memberikan
manfaat baik bagi penulis sendiri maupun pembaca pada umumnya.

Semarang, 22 Februari 2024

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN UTAMA..........................................................................................................i
PESERTA KKL BIS 1.......................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.........................................................................................................v
DAFTAR ISI......................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG..............................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................2
1.3. TUJUAN PENULISAN............................................................................................2
1.4. MANFAAT KKL......................................................................................................3
BAB II PELAKSANAAN KKL.........................................................................................4
2. 1. ALUR PERJALANAN KKL...................................................................................4
BAB III PENUTUP...........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................26
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN..................................................................27
1. Kunjungan di PT. Victoria Care................................................................................27
2. Kunjungan di Balai Besar POM di Jawa Tengah, Semarang....................................28
3. Kunjungan di Kimia Farma Banjaran........................................................................29
4. Kunjungan di Biofarma..............................................................................................30
5. Kunjungan di LAFI AU.............................................................................................31

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah suatu bentuk kegiatan yang memberikan
pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk terjun langsung dalam masyarakat yang
mungkin tidak ditemukan dikampus. KKL yang telah diprogramkan oleh perguruan
tinggi ini bertujuan untuk memberikan pengalaman dan wawasan kepada para
mahasiswa mengenai kehidupan di masyarakat maupun dunia kerja. Pengalaman belajar
yang diperoleh dari kegiatan KKL yang didapatkan mahasiswa harapannya dapat
memberikan bekal hidup dalam bersosialisasi dan mengabdi kepada masyarakat selepas
dari perguruan tinggi nanti. Dengan adanya pengalaman Kuliah Kerja Lapangan ini,
akan meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam mempersiapkan diri menghadapi
keadaan masyarakat dan dunia kerja yang sesungguhnya. Melalui pengamatan ataupun
observasi ketika KKL, mahasiswa akan melihat berbagai masalah serta cara menghadapi
masalah tersebut yang kadang tidak dapat dijumpai di bangku perkuliahan.
Besar kemungkinan dengan melalui program Kuliah Kerja Lapangan ini
mahasiswa dapat memahami langsung struktur organisasi dalam sebuah manajemen
profesionalitas kerja, kedisiplinan, dan masih banyak hal lainnya. Dengan banyaknya hal
positif yang akan didapat maka penulis berkesempatan untuk melakukan Kuliah Kerja
Lapangan pada PT. Victoria Care Semarang, BPOM Semarang, PT. Kimia Farma
Banjaran, PT. Biofarma, dan Lafi AU Roostyan Effendy . Alasan penulis melaksanakan
program Kuliah Kerja Lapangan di perusahaan ini, tentunya penulis berharap
mendapatkan ilmu secara langsung mengenai praktik kerja yang sesungguhnya
khususnya dalam ilmu bidang farmasi. Sehingga penulis mendapatkan banyak
pengalaman berharga yang bisa diambil dari lingkungan tempat Kuliah Kerja Lapangan
pada PT.Victoria Care Semarang , BPOM Semarang, PT. Kimia Farma Banjaran, PT.
Biofarma, dan Lafi AU Roostyan Effendy.

1
1.2. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan hasil kunjungan dalam Kuliah Kerja Lapangan yang telah
dilaksanakan pada tanggal 8 - 11 Januari 2024 di Semarang - Bandung, adapun
permasalahan yang dibahas adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah berdirinya PT. Victoria Care serta produk apa saja yang telah
diproduksi dan manfaat dari produk yang telah diproduksi tersebut?

2. Apa pengertian Badan Pengawas Obat dan Makanan serta visi misi yang dimiliki
oleh Balai Besar POM Jawa Tengah, dan apa saja tugas dan fungsi Balai Besar
POM Semarang, Jawa Tengah?

3. Sejarah berdirinya PT. Kimia Farma Bandung dan apa saja produk yang telah
diproduksi oleh PT.Kimia Farma Bandung!

4. Bagaimana sejarah dari berdirinya PT. BIO FARMA BANDUNG serta apa saja
produk yang diproduksi dan manfaat dari produk tersebut?

5. Bagaimana sejarah berdirinya LAFI AU BANDUNG serta apa saja produk yang
diproduksi dan jangkauan penyaluran produk tersebut?

1.3. TUJUAN PENULISAN


1. Bagi para mahasiswa, penulisan ini bertujuan untuk menambah pemahaman dan
pengetahuan dibidang farmasi.
2. Bagi para mahasiswa, penulisan ini bertujuan untuk menginformasikan tentang
langkah - langkah kerja yang sistematis pada bidang farmasi.
3. Bagi para mahasiswa, penulisan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan
pengalaman, serta lebih menanamkan disiplin yang tinggi untuk diterapkan dalam
dunia kerja.
4. Bagi para mahasiswa, penulisan ini bertujuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan
yang telah didapat dalam pelaksanaan dunia kerja.
5. Bagi para dosen, penulisan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menilai tingkat
ketercapaian mahasiswa dalam partisipasi kegiatan KKL (Kuliah Kerja Lapangan)
di Semarang – Bandung.
6. Bagi para dosen, penulisan ini bertujuan sebagai dasar acuan untuk meningkatkan
kualitas program KKL (Kuliah Kerja Lapangan) yang lebih baik lagi dimasa
mendatang.

2
1.4. MANFAAT KKL
1. Sarana dalam melatih keterampilan mahasiswa sesuai dengan pengetahuan yang
diperoleh selama mengikuti perkuliahan.
2. Kegiatan belajar dalam mengenal dinamika dan kondisi nyata dunia kerja.
3. Menjadikan mahasiswa lebih aktif dalam mempelajari konsep - konsep terapan
dalam akuntansi yang dimanfaatkan pada dunia kerja.
4. Mendapatkan pengetahuan baru tentang penerapan penggunaan produk yang
memenuhi syarat BPOM.
5. Mendapatkan pengetahuan tentang persaingan dalam dunia usaha dan dalam
menciptakan lapangan pekerjaan baru.
6. Mendapatkan tambahan materi yang lebih luas dalam pengolahan produk tentang
farmasi yang dilakukan di objek KKL (Kuliah Kerja Lapangan).
7. Sebagai salah satu sarana untuk mengetahui dinamika persaingan dunia kerja
secara nyata.
8. Mendapatkan gambaran tentang prinsip-prinsip farmasi yang diimplementasikan
dalam dunia kerja.
9. Dapat mengetahui pengolahan produk farmasi yang benar dan tervalidasi.

3
BAB II
PELAKSANAAN
KKL

2. 1. ALUR PERJALANAN

KKL PT. VICTORIA CARE


Pelaksanaan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) ini dimulai dari hari Senin-Kamis
bulan Januari 2024. Pemberangkatan dari Kampus D3 Farmasi di Jalan Jambe,
tentunya kegiatan ini bekerja sama dengan biro perjalanan yakni PT. Centra Tour.
Berangkat pukul 07.30 WIB dengan tujuan PT. Victoria Care, Semarang.
PT. Victoria Care sudah beroperasi sejak 1988 yang didirikan oleh Billy
Hartono Salim. Perusahaan ini mempunyai nama PT. Kosmetika Alam Pesona
Mandiri sebelum diganti menjadi PT. Victoria Care. Pada tahun 2008, pabrik tersebut
telah memperoleh sertifikat Good Manufacturing Practices (GMP). Pada tahun 2009,
PT. Victoria Care merilis produk Lulur Tradisional Bali dari brand Herborist.
Perusahaan ini terus berkembang dan meresmikan Omah Herborist pada tahun 2013,
dimana pengunjung dapat merasakan konsep berbelanja dan edukasi disatu tempat.
Adapun visi dan misi yang dimiliki perusahaan ini yaitu :
VISI
Menjadi perusahaan terkemuka di bidang kosmetik, perlengkapan mandi, dan
perawatan kesehatan di pasar Indonesia.
MISI
Memperluas dan meningkatkan kehidupan manusia dengan menyediakan produk
kosmetik, peralatan mandi, dan perawatan kesehatan berkualitas tinggi.

Produk-Produk PT. Victoria Care adalah:

1. Miranda : Produk pewarna untuk rambut dan penataan rambut yang trendi
dan terjangkau. Produk ini fokus pada pewarnaan dan perawatan untuk wanita
dan pria.

HAIR MASK HAIR COLOR

4
2. Herborist : Produk spa tradisional Bali yang diperuntukkan untuk wanita
dan pria. Produk ini diproduksi dengan peralatan modern dengan standar
berkualitas tinggi.

LULUR BENGKOANG LULUR SUSU BODY SCRUB

3. Victoria : Produk wewangian dan perawatan untuk wanita. Produk ini


dibuat dengan bahan-bahan parfum terbaik dan berkelas

BODY SERUM

4. Sixsence : Produk wewangian yang ditujukan untuk kalangan remaja.


Parfum sixsence menawarkan aroma manis dan ceria.

BODY MIST

Itulah beberapa produk yang telah diproduksi oleh PT. Victoria Care.

5
Kegiatan diawali dengan menuju bagian pengolahan limbah, ada dua jenis limbah
yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah cair diolah sendiri oleh perusahaan,
sedangkan limbah padat bekerja sama dengan pihak ketiga dari badan lingkungan
hidup. Adapun tahap-tahap pengolahan limbah yaitu:
- Pengendapan
- Proses kimia maupun mikrobiologi
- Pengendapan limbah B3 berbahaya
Pada saat mengelilingi perusahaan, kami diarahkan menuju Laboratorium
Pengendalian Mutu yang mana hanya dibatasi dengan sekat dan ada yang berbentuk
ruangan. Bagian yang pertama adalah ruang fisika, disini proses awal pembuatan
produk yaitu proses penimbangan. Proses penimbangan ini ada dua, yaitu penimbangan
kecil menggunakan timbangan analitik biasanya digunakan untuk sampel atau
percobaan pembuatan sediaan, yang kedua ada penimbangan besar yaitu proses
penimbangan berskala produksi. Di ruangan fisika ini hanya mengkonversikan jumlah
dari bahan yang harus ditimbang, sedangkan untuk penimbangan bahan skala produksi
terdapat tempat terpisah. Selain itu di ruangan fisika juga terdapat pH meter untuk
pengukuran pH, pengukuran kekentalan dengan viskometer khususnya sediaan
handbody, lulur, dan bodywash.
Selanjutnya pada ruang kimia, disinilah semua sediaan diproduksi, diolah, dan
diuji secara kimia dengan alat seperti meleburkan bahan baku, moisture analyzer untuk
menguji kelembapan produk pada kulit, dan uji saponifikasi. Ruang selanjutnya, yaitu
rak standar bahan baku, fungsi dari ruangan ini adalah untuk mengontrol mutu produk
sewaktu-waktu diperlukan pengujian ulang, standar bahan baku diantaranya ekstrak
bunga mawar, melati, lavender, minyak sereh, dan lain-lain.
Terdapat juga ruangan Laboratorium Mikrobiologi yaitu ruangan preparasi
untuk mengukur kuman dan bakteri, selanjutnya ada R&D yaitu dimana suatu produk
diperbarui. Berikut beberapa produk yang dikembangkan dari PT. Victoria Care :
1. Sampo dan minyak zaitun
2. Bodywash
3. Body butter
4. Parfum
5. Gel aloe vera
6. Face wash
7. Whitening UV Filter

6
Terakhir, terdapat inkubator dengan suhu 47,9°c untuk mengetahui masa exp
produk dengan beberapa uji suhu yaitu suhu dingin, suhu ekstrim, suhu hangat, suhu
normal dengan cara memasukkan produk dalam waktu perbandingan satu bulan sama
dengan satu tahun.
Setelah melihat-lihat laboratorium dilanjutkan ke bagian produksi, sebelum memasuki
ruang produksi setiap peserta harus memakai kelengkapan yang sudah disediakan dari
sana seperti topi,masker, cover shoes, dan jas lab. Yang mana aturan pemakaiannya
sudah ada pada poster yang ditempel. Terdapat dua lantai area industri, lantai pertama
untuk proses filling , pelabelan produk, dan juga area packing serta gudang. Dan pada
lantai dua adalah tempat produksi skala besar. Hampir semuanya proses produksi sudah
otomatis menggunakan mesin, tetapi tetap masih membutuhkan operator.

Pada lantai dua ini terdapat 3 ruang utama:


1. Ruang Mixing Produk Padat & Cream
Produk yang diproses adalah cream, gel, cairan kental seperti shampo,
handbody, sabun, lulur.
2. Ruang Produksi Produk Halal
Perusahaan ini sudah memproduksi produk yang bersertifikat halal MUI
yaitu produk daun sirih dan minyak zaitun.
3. Ruang Produksi Produk Cair
Kapasitas produksi mesin di ruang ini hingga 2 ton dan dapat menghasilkan
sampai 20.000 botol/10ml.
Kemudian di lantai satu terdapat gudang penyimpanan bahan baku dan bahan
kemas, sistem yang digunakan adalah menggunakan rak susun, untuk penyimpanan
bahan sendiri disusun secara abjad.
Setelah berkeliling kami diberi pengarahan ataupun wawasan tambahan
mengenai PT. Victoria Care-Oemah Herborist oleh wakil pimpinan perusahaan dengan
suguhan beberapa jenis makanan ringan dan minuman. Disana kami ditunjukkan cara
penggunaan bodycare yang benar, dan dilanjutkan berbelanja pada store yang terdapat
pada PT.Victoria Care yang pada saat itu terdapat promo pada setiap produknya, dan
peserta mendapatkan satu produk sabun sereh.

7
BPOM SEMARANG
Perjalanan pun dilanjutkan menuju kunjungan selanjutnya yang bertempat di
Balai Besar POM, Semarang. Rombongan kami diterima kunjungan pada pukul 13.00
WIB-16.00 WIB. Kegiatan dilaksanakan di aula Balai Besar POM di Semarang dan
dibuka secara resmi oleh Ibu Maria Regina Arwindya Retni Andrasita, S.Sos.
Pemaparan materi disampaikan oleh Ibu Ni Putu Maryati selaku Ketua Bagian
Penindakan di BBPOM Semarang. Adapun materi yang disampaikan mengenai Balai
Besar POM di Semarang beserta Profilnya. Badan Pengawas Obat dan Makanan yang
biasa disingkat BPOM adalah lembaga pemerintahan non departemen yang terbentuk
untuk melaksanakan tugas pemerintah tertentu dari Presiden, karena itu Badan POM
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada presiden. Dalam melaksanakan tugas-
tugasnya BPOM dikoordinasikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial.
BPOM ini bertempat di Ibu Kota Jakarta dan setiap provinsi di bagian Negara Indonesia
mempunyai cakupan wilayah kerja yang disebut BBPOM (Balai Besar Pengawas Obat
dan Makanan). Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) wilayah Provinsi
Semarang mempunyai tugas melaksanakan kebijakan di bidang pengawasan Produk
Teraupetik, Narkotika, Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplimen, Keamanan
Pangan dan Bahan Berbahaya diwilayah kerjanya.
Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Semarang diketuai oleh
Lintang Purba Jaya, S.Farm,Apt.,M.Si. Resmi menjabat sebagai kepala BBPOM di
Semarang sejak 11 Mei 2023. Beliau menyelesaikan pendidikan farmasi di Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta, Profesi Apoteker di Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta, dan S2 Kajian Ketahanan Nasional di Sekolah Kajian Statejik dan Global
Universitas Indonesia. Adapun visi dan misi yang dimiliki BBPOM Semarang, yaitu :
VISI
Obat dan Makanan aman, bermutu, dan berdaya saing untuk mewujudkan Indonesia
Maju yang Berdaulat , Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong-Royong.
MISI
BPOM melaksanakan misi presiden dan wakil presiden nomor 1,2,3,7,8, dan 9 dengan
uraian sebagai berikut :
1. Membangun SDM unggul terkait Obat dan Makanan dengan mengembangkan
kemitraan bersama seluruh komponen bangsa, dalam rangka penigkatan kualitas
manusia Indonesia.
2. Memfasilitasi percepatan pengembangan dunia usaha Obat dan Makanan dengan
keberpihakan terhadap UMKM, dalam rangka membangun struktur ekonomi yang

8
produktif, dan berdaya saing untuk kemandirian bangsa.
3. Meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan melalui sinergi pemerintah
pusat dan daerah dalam rangka Negara Kesatuan guna perlindungan bagi segenap
bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga.
4. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya untuk memberikan
pelayanan publik yang prima di bidang Obat dan Makanan.

Tugas dan Fungsi BBPOM Semarang


UPT BPOM mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis operasional dibidang
pengawasan Obat dan Makanan. Tugas pokok terupetik, narkotika, psikotropika, dan
zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan, serta keamanan pangan
dan bahan berbahaya. Untuk emnjalankan tugas pokok tersebut, BBPOM di Semarang
menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rencana dan program di bidang pengawasan Obat dan Makanan.
2. Pelaksanaan pemeriksaan sarana atau fasilitas produk Obat dan Makanan.
3. Pelaksanaan pemeriksaan sarana atau fasilitas distribusi produksi Obat dan Makanan
dan atau sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian.
4. Pelaksanaan sertifikasi produk dan sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi Obat
dan Makanan.
5. Pelaksanaan pengambilan contoh (sampling) Obat dan Makanan.
6. Pelaksanaan pengujian rutin Obat dan Makanan pada wilayah kerja.
7. Pelaksanaan pengujian Obat dan Makanan dalam rangka investigasi dan/atau
penyidikan pada wilayah kkerja masing-masing.
8. Pelaksanaan intelejen dan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pengawasan Obat dan Makanan pada wilayah kerja
masing-masing.
9. Pengelolaan komunikasi, informasi, edukasi, dan pengaduan masyarakat di bidang
pengawsan Obat dan Makanan.
10. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama di bidang pengawasan Obat dan Makanan.
11. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengawasan Obat dan
Makanan.
12. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Dilihat dari fungsi BBPOM di Semarang sebagai UPT BPOM secara garis besar,
terdapat 5 (lima) inti kegiatan, yakni :
1. Penapisan produk dalm rangka pengawasan Obat dan Makanan sebelum beredar (pre-
9
market) dengan melaksanakan audit Pemeriksaan Sarana Balai (PSB) sarana produksi
dalam rangka sertifikasi pangan, kosmetik dan obat tradisional serta audit dalam rangka
CDOB, CPKB, dan CPOTB.
2. Pengawasan Obat dan Makanan pasca beredar di masyarakat (postmarket) mencakup
pemeriksaan penandaan dan label, pengambilan .
3. Sampel, pengujian, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi Obat dan Makanan.
4. Pemberdayaan masyarakat dan pelaku usaha melalui komunikasi informasi dan
edukasi termasuk pembinaan pelaku usaha dalam rangka menigkatkan daya saing
produk. Selain itu melalui peningkatan peran pemerintah daerah dan lintas sektor untuk
penguatan kerjasama kemitraan dengan pemangku kepentingan dalam rangka
meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan.
5. Penegakan hukum melalui fungsi pengamanan, intelejen, dan penyidikan dalam
rangka memberantas kejahatan di bidang Obat dan Makanan.
Tugas dan fungsi tersebut melekat pada UPT BPOM (BBPOM Semarang) sebagai
garda depan dalam hal perlindungan terhadap masyarakat di Provinsi Semarang.
Tupoksi BBPOM di Semarang ini juga sangat penting dan strategis dalam rangka
mendorong tercapainya Agenda Pembangunan dalam RPJMN 2020-2024 yang telah
dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Oleh karena itu, sebagai UPT BPOM di
daerah sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas sumber
daya manusia, serta sarana pendukung seperti peralatan laboratorium, suku cadang, alat
bantu laboratorium serta sistem teknologi dan informasinya dan sarana pendukung
lainnya untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut. Adapun berbagai bidang yang ada di
BBPOM di Semarang yaitu terdiri dari :
1. Bidang Pengujian
Melaksanakan Kebijakan operasional di bidang pengujian kimia dan mikrobiologi Obat
dan Makanan.
2. Bidang Pemeriksaan
Melaksanakan kebijakan operasional di bidang inspeksi dan sertifikasi sarana/fasilitas
produksi dan/atau distribusi Obat dan Makanan dan sarana/fasilitas pelayanan
kefarmasian, serta sertifikasi dan pengambilan contoh (sampling) produk Obat dan
Makanan.
3. Bidang Penindakan
Melaksanakan intelejen dan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pengawasan Obat dan Makanan pada wilayah kerja
masing-masing serta melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan dibidang intelejen
10
dan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pengawasan Obat dan Makanan.
4. Bidang Informasi dan Komunikasi
Melaksanakan kebijakan operasional di bidang pengelolaan komunikasi , informasi,
edukasi, dan pengaduan masyarakat serta penyiapan koordinasi pelaksanaan kerja sama
di bidang pengawasan Obat dan Makanan.
5. Bidang Tata Usaha
Melaksanakan koordinasi penyusunan rencana, program, dan anggaran, pengelolaan
keuangan dan barang milik negara, teknologi informasi komunikasi, evaluasi dan
pelaporan, urusan kepegawaian, penjaminan mutu, tata laksana, kearsipan, tata
persuratan, serta kerumahtanggaan.
6. Sub Bagian Program dan Evaluasi
Melakukan penyusunan rencana, program, anggaran, pengelolaan keuangan,
penjaminan mutu, tata laksana, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
kinerja.
7. Sub Bagian Umum
Melakukan pengelolaan persuratan, kearsipan, kepegawaian, teknologi informasi
komunikasi, perlengkapan, dan kerumahtanggaan.
Selain itu, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Semarang
menghimbau kepada kita sebagai peran masyarakat diminta untuk memilih produk
aman dengan melakukan Cek KLIK 4 hal yang perlu dilakukan dalam memilih dan
memilah bahan pangan, yaitu Cek Kemasan, Cek Label, Cek Izin Edar, dan Cek
Kadaluwarsa.
1. Cek Kemasan
Memastikan kemasan selalu dalam kondisi sempurna. Jika kemasannya kaleng jangan
sampai penyok, menggelembung, terbuka tutupnya ataupun rusak dan jangan sampai
produk yang dikonsumsi mengganggu kesehetan.
2. Cek Label
Memastikan label pada produk, minimal ada 6 faktor yang harus dicantumkan
diantaranya, yaitu nomor izin edar, komposisi, nama produk, jenis, kode produksi, dan
tanggal kadaluwarsa.
3. Cek Izin Edar
Memastikan selalu bahan yang digunakan memiliki izin edar dari BPOM. Bahan yang
memiliki izin edar biasanya mencantumkan nomor registrasi dari BPOM dan
memberikan pengamanan bahan dengan tanda khusus.
11
4. Cek Kadaluwarsa
Memastikan selalu cek tanggal kadaluwarsa. Mengonsumsi atau menggunakan bahan

12
yang telah lewat tanggal kadaluwarsanya beresiko tinggi. Selain kualitas produk yang
telah berkurang atau hilang, bisa jadi bahan yang digunakan mengalami perubahan
komposisi kimia tertentu yang berbahaya.

Itulah beberapa pemaparan yang disampaikan mengenai BBPOM di Semarang


oleh Ibu Ni Putu Maryati. Penjelasan yang disampaikan sangat lengkap dan mudah
dipahami. Adapun sesi berikutnya yaitu mengunjungi laboratorium yang ada di
BBPOM Semarang. Seluruh peserta dibagi menjadi 3 kloter, kloter pertama di
laboratorium kimia, kloter kedua di laboratorium Mikrobiologi, dan kloter ketiga di
Laboratorium Sampling. Setelah seluruh kegiatan kunjungan selesai, rombongan kami
berfoto bersama di halaman BBPOM Semarang

13
PT KIMIA FARMASI PLANT BANJARAN

Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) hari ke-2 Selasa, 09 Januari
2024 bertempat di PT Kimia Farma Plant Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Rombongan kami diterima kunjungan pukul 13.00 WIB sampai 16.00 WIB. Kegiatan
pertama dilaksanakan di aula PT Kimia Farma Plant Banjaran, dan diberi pemaparan
materi. Materi yang disampaikan mencakup Sejarah, Profil PT Kimia Farma, Ketenaga
Kerjaan, Proses Produksi, dan lainnya.

Kimia farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh
Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817 dengan nama NV Chemicalien Handle Rathkamp
& Co. Pada tahun 1950 Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah
perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma.
Pada tahun 1971 tepatnya tanggal 16 Agustus PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas,
sehingga nama perusahaan menjadi PT Kimia Farma (Persero). Pada tahun 2001 PT kimia
Farma (Persero) kembali mengubah statusnya menjadi Perusahaan publik yaitu PT Kimia
Farma (Persero) Tbk. Pada tahun 2019 terjadi perubahan nama perusahaan yang semula PT
Kimia Farma (Persero) Tbk menjadi PT Kimia Farma Tbk.

Kimia Farma memiliki Visi dan Misi sebagai berikut :

Visi

Menjadi perusahaan Healthcare pilihan utama yang terintegrasi dan menghasilkan nilai
yang berkesinambungan.

Misi

1. Melakukan aktivitas usaga di bidang-bidang industri kimia dan farmasi, perdagangan


dan jaringan distribusi, ritel farmasi dan layanan kesehatan serta optimalisasi aset.
2. Mengelola perusahaan secara Good Corporate Governance dan operational excellence
didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) profesional.
3. Memberikan nilai tambah dan manfaat bagi seluruh stakeholder.
Plant banjaran merupakan pabrik farmasi yang memproduksi beberapa bentuk sediaan
obat seperti tablet, liquid, serbuk, kapsul, dan juga produk herbal. Seluruh mesin produksi
plant banjaran merupakan mesin berteknologi modern (intregrate granulation line) yang
telah memenuhi standar good manufacturing saat ini.

14
PT Kimia Farma (Persero) Plant Banjaran merupakan sebuah perusahaan pelayanan
kesehatan yang berintegritas mulai dari industry, marketing, distribusi, ritel, laboratorium
klinik dan klinik kesehatan. Kimia farma memiliki 5 fasilitas produksi yang terbesar di
enam kota di Indonesia salah satunya berada di kota Bandung. Pada Kimia Farma Plant
Banjaran memproduksi obat dan obat tradisional. Fasilitas produksi telah dilengkapi dengan
sertifikat CPOB dan CPOTB dari BPOM RI. Penerapan aspek CPOB meliputi :

1. Personalia
Seluruh karyawan yang berada di PT Kimia Farma diharuskan untuk mengikuti
pelatihan tertentu yang bersentuhan langsung dalam kegiatan pembuatan obat.
Adapun tujuan dari hal tersebut adalah untuk memahami prinsip CPOB.
2. Bangunan dan Fasilitas
PT Kimia Farma telah memiliki desain, kontruksi dan letak yang memadai sesuai
dengan persyaratan CPOB. Penataan ruangan di PT Kimia Farma telah disusun
dan disesuaikan dengan fungsinya seperti kegiatan penyimpanan, penimbangan,
pencampuran, pembuatan granul, pencetakan, pengemasan dan lain sebagainya.
Pada permukaan bagian dalam licin, lantai terbuat dari dari bahan kedap air
dengan permukaan yang rata dengan tujuan agar mudah dibersihkan secara cepat.
Terdapat ruangan Grey Area dan Black Area yang bertujuan untuk mencegahnya
kontaminasi silang antar karyawan.
3. Produksi
Bahan yang digunakan pada PT Kimia Farma harus dinyatakan lulus untuk
digunakan, disimpan dan dikarantina terlebih dahulu sampai bahan tersebut
dinhyatakan lulus. Jika bahan tersebut tidak lulus persyaratan makan bahan
tersebut dikembalikan ke pemasok atau dimusnahkan.
4. Sanitasi dan Higiene
Pada karyawan PT Kimia Farma bagian produksi menggunakan pakaian
pelindung badan, penutup rambut, sepatu khusus agar terhindar dari kontaminasi.
Pada peralatan, perlengkapan dan ruangan produksi dipastikan telah dibersihkan
sebelum dan sesudah dilakukannya produksi.
5. Pengawasan Mutu
Pada pengawasan mutu ini dilakukan sejak bahan baku datang hingga bahan
dikemas dari distributor hingga menjadi produk jadi siap untuk didistribusikan.

15
Plant Banjaran terdiri dari 4 bangunan utama yaitu Gedung Perkantoran dan R&D berada
di area depan yang memiliki fasilitas area parkir, ruang kantor, dan R&D. Gedung Utility
merupakan gedung sarana dan prasarana untuk kelancaran produksi sehari-hari mencakup
Compressed Air menghasilkan udara bertekanan untuk membersihkan dan mengeringkan
mesin produksi, Purified Water System sistem pengolahan air murni untuk bahan baku
obat mulai dari penyulingan hingga penyebaran ke semua gedung, Boiler Room proses
pengeringan peralatan atau bahan granulasi dengan uap air panas, Control Room
merupakan ruang pusat building management system untuk seluruh gedung di Plant
Banjaran. Gedung Herbal merupakan gedung pengolahan obat-obatan berbahan baku
alami. Gedung Farma merupakan gedung pengolahan obat-obatan berbahan baku kimia
dan sintesis baik serbuk, tablet, kaplet, kapsul maupun liquid. Disini mencakup proses
penyalutan, pembuatan granul, pencampuran cairan, pengayakan, dll. Seluruh mesin
produksi di Plant Banjaran merupakan mesin berteknologi modern yang telah memenuhi
standar Good Manufacturing Practices(GMP). Hal ini menjadikan Kimia Farma
mendapatkan sertifikasi CPOB.
Berikut merupakan beberapa produk yang diproduksi oleh PT kimia farma, antara lain :
1. Obat Generik
Obat generik memiliki dua jenis obat generik, yaitu obat generik bermerek
dagang dan obat generik berlogo yang dipasarkan dengan merek kandungan zat
aktifnya. Kimia Farma memproduksi 200 produk generik berlogo dengan merek Kimia
Farma seperti Paracetamol, Amoxycillin dan Omeprazole yang tersedia di seluruh
apotek di Indonesia. Kimia Farma menjamin ketersediaan obat untuk menjaga
kesehatan masyarakat Indonesia.
 Contoh produk Obat Generik:
1. Amoxicilin
2. Ampicillin
3. Azithromycin
4. Cefadroxil
5. Cefixime
6. Chloramphenicol 1%, 250mg
7. Chloramphenicol Palmitate
8. Ciprofloxacin
9. Cotrimoksazole
10. Cotrimoksazole Pediatrik
11. Doxycycline
16
12. Erythromycin
13. Ethambutol
14. Kombipak Azithromycin (Cefixime, Kaptab Salut Selaput 500mg + Kapsul 200mg
15. Levofloxacin Tablet Selaput 500mg
16. Oxytetracycline HCl
17. Rifampicin
18. Tetracycline 500mg, Kapsul 250mg
2. OTC & Herbal
Melalui produk OTC & Herbal dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh
dan membantu menjaga kesehatan.
 Contoh produk OTC & Herbal :
1. Asifit
2. Batugin
3. Calcidol
4. Enkasari
5. Ersylan
6. Evening Primrose Oil
7. Fita-E
8. Fitacasol
9. Fitocare
10. Fituno
11. Fitopros
12. Glucosamine Chondroitin
13. Loric
14. Magasida
15. Megavit
16. Neurovit E
17. Nodiar
18. Salicylfresh
19. Supra Flu
20. Wild Alaska Salmon Oil

17
3. Obat Etikal
Obat Etikal ditandai dengan lingkaran berwarna merah dan bergaris tepi hitam
dengan tulisan K warna hitam di dalam lingkaran warna merah. Kimia Farma
memproduksi lebih dari 100 produk etikal yang diproduksi dengan kualitas dan kualitas
yang terjamin.
 Contoh produk obat etikal
1. Lipidef (atorvastatin calciumtrihydrate)
2. Merokaf (maropenemtrihydrate)
3. Avicov Favipiravir
4. Tecavir
5. Alergine
6. Kimoxil
7. Loprezol
8. Rahistin loratadine 10mg
9. Kifarox (ciprofloxacin)
10. Protofen

18
PT. BIO FARMA BANDUNG

Kunjungan KKL kami pada hari Kamis 11 Januari 2024 pukul 09.00 WIB menuju ke
PT. Biofarma, rangkaian kegiatan yang dilakukan diawali dengan sambutan dari pihak PT.
Bio Farma dan Perwakilan dari Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Semarang. Dalam sambutan
ini, pihak PT. Bio Farma memberikan perhatian yang besar terhadap kunjungan dari
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Semarang begitu pula dengan pihak dari Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi Semarang yang sangat antusias mengunjungi lahan industri ini.
Kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video atau film dokumenter profil industri
farmasi PT Bio Farma serta pemaparan materi dari pihak PT. Bio Farma tentang sejarah,
visi dan misi, serta produk yang di produksi oleh PT. Bio Farma yang diakhiri dengan
diskusi dan sesi tanya jawab. Berikut merupakan visi dan misi PT. Biofarma :

VISI :
Menjadikan perusahaan layanan kesehatan berdaya saing global yang berkelanjutan untuk
meningkatkan kualitas hidup.

MISI :
1. Mengembangkan, menyediakan dan memasarkan produk dan layanan kesehatan
yang inovatif serta berkualitas tinggi.
2. Memaksimalkan efisiensi, produktifitas dan keterjangkauan produk dan layanan
Kesehatan.
3. Memperkuat kemandirian untuk membangun ekosistem kesehatan nasional.
4. Memberikan nilai tambahan berkelanjutan bagi seluruh stakeholders.

Setelah itu dilanjutkan dengan kunjungan dan pengenalan ke Museum PT. Bio
Farma, dimana dalam museum tersebut terdapat beberapa alat-alat yang digunakan dalam
proses pembuatan vaksin cacar, vaksin rabies, vaksin korela, vaksin tifus, anti bisa ular,
vaksin PES (Pesteurellosis), infusion, dan vaksin hepatitis-B vial, serta alat-alat yang
digunakan dalam proses sterilisasi dan peracikan obat.

19
PT. Bio Farma merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bertugas memproduksi
vaksin untuk memenuhi permintaan faksin di Indonesia dan pabrik faksin terbesar di Asia
Tenggara. Bio Farma pada awal didirikan Bernama Parc Vaccinogene pada tanggal 6
Agustus 1890 pada Rumah Sakit Militer Weltevreden kemudian berganti nama menjadi
Vaccinogene en Instituut Pasteur, Perusahaan ini Kembali mengalami perubahan nama
menjadi Landskoepoek Inrichting en Instituut Pasteur. Pada tahun 1923 Biofarma mulai
menempati lokasi di Jalan Pasteur No. 28 Bandung yang kemudian dipimpin oleh L. Otten.
Bio Farma berganti nama Kembali saat itu menjadi Bandung Boeki Kenkyushoo yang
dipimpin oleh Kikuo Kurauchi. Perusahaan Kembali berganti nama dengan Gedung Cacar
dan Lembaga Pasteur, Perusahaan ini dipimpin oleh R.M. Sardjito lokasinya berpindah ke
Klaten. Saat masa penjajahan Belanda Perusahaan Kembali berganti nama Landskoepoek
Inrichting en Instituut Pasteur. Kemudian berganti nama Kembali dengan nama Perusahaan
Negara Pasteur atau dikenal dengan PN. Pasteur.

Perusahaan ini sempat kembali berganti nama beberapa kali menjadi Perusahaan
Negara Biofarma, Perum Bio Farma, PT. Bio Farma (Persero) sampai dengan saat ini. Untuk
menjaga kualitas produk, Bio Farma telah melakukan prosedur pengawasan mutu (Quality
Control) dan menjamin mutu produk (Quality Assurance) secara konsisten. Bio Farma telah
memiliki Prakualifikasi dari WHO dan sertifikasi BPOM . Saat ini Bio Farma beroperasi pada
dua tempat yaitu jalan Pasteur No. 28 untuk produksi, penelitian dan pengembangan dan di
Cisarua, Lembang untuk pengembangbiakan hewan .

Bio Farma juga memproduksi vaksin antisera yaitu Anti serum yang mengandung
sistem kekebalan terhadap suatu kuman yang sama dan memiliki fungsi untuk mengobati
suatu penyakit. Berikut produk-produk vaksin yang telah diproduksi oleh PT. Bio Farma
Indonesia yaitu :
1. Vaksin virus
a. Vaksin Influenza HA
mengandung hemagglutinin dari antigen dari virus influenza dan untuk
pencegahan terhadap penyakit akibat virus influenza
b. Vaksin campak
Vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit campak
c. Vaksin polio oral (OPV)
Vaksin polio oral mengandung suspensi virus polio hidup yang dilemahkan

20
2. Vaksin bakteri
a. Vaksin BCG
Vaksin BCG mengandung Mycobacterium bovis hidup yang dilemahkan
b. Vaksin DT
Vaksin DT digunakan untuk mencegah difteri tetanus pada anak
c. Vaksin DTP
Vaksin DTP digunakan untuk mencegah difteri, tetanus dan pertussis (batuk
rejan) pada stimulant bayi dan anak
d. Vaksin TT
Vaksin TT digunakan untuk mencegah tetanus pada Wanita usia subur

21
LAFI AU BANDUNG

Pada kunjungan selanjutnya hari Kamis, 11 Januari 2024 bertempat di LAFI AU


Bandung, Jawa Barat. Rombongan kami diterima pada pukul 13.00 WIB - 16.30 WIB.
Kegiatan dilaksanakan di aula LAFI AU Bandung, Jawa Barat dan dibuka secara resmi
oleh Bapak Kolonel Kes Drs. Benny Gusman, Apt., M.Si . Adapun materi yang
disampaikan mengenai pengertian LAFI AU Bandung, Jawa Barat beserta profilnya.
Lembaga Farmasi Angkatan Udara atau disingkat LAFI AU adalah Lembaga Farmasi yang
berfungsi memproduksi obat-obatan dengan mutu, khasiat serta keamanan yang terjamin
untuk digunakan oleh prajurit, PNS TNI AU dan keluarganya

Motto, Visi dan Misi Lafi au


Motto
“Quality Assurance is Our Commitment ”
Visi
Menjadi Lembaga Farmasi Terkemuka Dengan Produk Berkualitas Bagi Kesehatan
Prajurit TNI AU/TNI, PNS Dan Keluarganya, Masyarakat Umum Serta Berperan Dalam
Penyediaan Obat Nasional
Misi
1. Melaksanakan Aktivitas Penelitian Dan Pengembangan, Produksi Obat, Alat Kesehatan
Dan PKRT Yang Berkualitas.
2. Melaksanakan Manajemen Logistik Kesehatan Yang Profesional.
3. Melaksanakan Optimalisasi Aset Yang Bermanfaat Untuk Mendukung Tugas Kesehatan
TNI AU/TNI
4. Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia Yang Inovatif Produktif Dan
Kompetitif

Kegiatan diawali dengan membagi kelompok menjadi 2, yaitu, kelompok 1 menuju ruang
Beta laktam, dan kelompok 2 menuju ruang QC(Quality Control)/Pengawasan Mutu.

Beta Laktam
Bangunan produksi beta laktam dirancang sedemikian rupa sehingga tekanan,
cahaya dan kelembaban cukup. Tekanan udara di ruang produksi beta laktam diatur
sehingga tekanan di dalam ruang produksi lebih kecil, untuk mencegah keluarnya debu ke
ruangan lain. Permukaan bagian dalam ruangan (dinding, lantai dan langit-langit) dibuat
licin, bebas dari keretakan dan sambungan terbuka sehingga mudah dibersihkan. Sudut-
22
sudut antara dinding, lantai dan langit-langit berbentuk lengkungan. Setiap bangunan
produksi dilengkapi toilet pria dan wanita, ruang laundry, ruang ganti pria dan wanita
yang masing-masing terpisah untuk bangunan beta laktam. Diantara ruang ganti dan
ruang produksi terdapat ruang antara yang berfungsi mencegah udara masuk, atau udara
dari ruang produksi ke luar ruang produksi. Khusus untuk ruang produksi beta laktam
dilengkapi dengan air shower yang berfungsi membersihkan debu pada pakaian sebelum
masuk ke ruang produksi atau keluar dari ruang produksi. Setiap personel yang akan
memasuki ruang produksi diharuskan memakai baju khusus, tutup kepala, masker, sarung
tangan dan sandal khusus untuk digunakan di ruang produksi yang telah disediakan
dalam ruang ganti (locker).
Ruang produksi beta laktam terdiri dari ruang gudang produksi, ruang embalage,
ruang timbang, ruang pencampuran, ruang granulasi, ruang pengering, ruang cetak
kaplet, ruang isi kapsul, ruang stripping, ruang hospital packing, ruang produk ruahan,
ruang pengisian sirup kering, ruang simpan alat dan ruang cuci. Ruang produksi beta
laktam dilengkapi dengan peralatan timbangan, mesin pencampur, mesin granulator,
mesin cetak kaplet, mesin pengisi kapsul, mesin pengisi sirup kering, oven double door,
alat stripping.

Quality Control/Pengawasan mutu.


Quality Control/Pengawasan mutu merupakan bagian yang penting dari CPOB agar
tiap obat yang dibuat memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Pengawasan mutu meliputi semua fungsi analisa yang ada di
laboratorium, termasuk pengambilan contoh, pemeriksaan dan pengujian bahan awal,
produk antara, produk ruahan, dan produk jadi. Disamping itu juga dilakukan program uji
stabilitas, pemantauan lingkungan kerja, validasi, dokumentasi suatu batch, program
penyimpanan contoh dan penyusunan serta sertifikasi yang berlaku dari tiap bahan dan
produk termasuk metode pengujiannya. Bagian pengawasan mutu hendaknya
memberikan bantuan yang diperlukan atau mengambil bagian dalam pelaksanaan validasi
berkala oleh bagian lain, khususnya bagian produksi untuk menjamin bahwa tiap produk
yang dihasilkan selalu memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
Quality Control/Pengawasan mutu mencakup pengambilan sampel, spesifikasi,
pengujkian serrta termasuk pengaturan, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang
memastikan bahwa semua pengujian yang relevan telah dilakukan, dan bahan tidak
diluluskan untuk dipakai atau produk diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah
dibuktikan memenuhi persyaratan.
23
Bagian pengawasan mutu dalam suatu industry farmasi bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa:
1. Tahapan produksi obat telah dilaksanakan secara posedur yang
ditetapkan dan telah divalidasi sebelumnya antara lain evaluasi
dokumentasi produk tertentu
2. Semua pengawasan selama proses dan pemeriksaan laboratorium
terhadap suatu batch obat telah dilaksanakan dan batch tersebut
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan sebelum didistribusikan.
3. Suatu batch memenuhi persyaratan mutunya selama waktu peredaran
yang ditetapkan.
Hal yang harus diperhatikan dalam aspek manajemen mutu adalah :
1. Pemastian Mutu
Pemastian Mutu adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat dengan
tujuan untuk memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai
dengan tujuan pemakaiannya. Karena itu Pemastian Mutu mencakup CPOB
ditambah dengan faktor lain di luar Pedoman ini, seperti desain dan
pengembangan produk.
2. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
CPOB adalah bagian dari Pemastian Mutu yang mamstikan bahwa obat
dibuat dan dikendalikan secara kosisten untuk mencapai standar mutu yang
sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar dan
spesifikasi produk. CPOB mencakup Produksi dan Pengawasan Mutu.
3. Pengawasan Mutu
Pengawasan Mutu adalah bagian dari CPOB yang berhubungan dengan
pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian, serta dengan organisasi,
dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian
yang diperlukan dan relevan telah dilakukan dan bahwa bahan yang belum
diluluskan tidak digunakan serta produk yang belum diluluskan tidak dijual
atau dipasok sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat.
4. Pengkajian Mutu Produk
Pengkajian mutu produk secara berkala hendaklah dilakukan terhadap
semua obat terdaftar, termasuk produk ekspor, dengan tujuan untuk
membuktikan konsistensi proses, kesesuaian dari spesifikasi bahan awal,
bahan pengemas dan produk jadi, untuk produk dan proses.

24
Produksi
Obat-obat produksi Lafiau tidak memiliki nomor registrasi karena obat-
obattersebut diproduksi bukan untuk masyarakat umum, melainkan hanya
untukanggota TNI AU berserta keluarganya. Namun dalam pelaksanaan
produksinya Lafiau telah menerapkan CPOB. Obat-obatan yang telah diproduksi
oleh Lafiau hingga saat ini berjumlah 104 produk, meliputi kaplet/tablet
antibiotik, kaplet/tablet non antibiotik, kapsul antibiotik, sediaan khusus, dan
sediaan cair, yang sebagian besar merupakan obat generik. Obat-obat yang telah
diproduksi oleh Lafiau hingga saat ini antara lain sebagai berikut:
1. Kaplet dan tablet Antibiotik dan Antibakteri: Kaplet Amoxcilin 500mg,
kaplet Rifampisin, tablet Bactrim AU, tablet Sefadroksil, kaplet
Ciprofloxacin, tablet Bactrim Au, tablet Acyclovir, tablet Metronidazol,
tablet Ethambutol.
2. Kaplet dan tablet Non Antibiotik: Kaplet Afostan, kaplet Neurogesik, tablet
Antalgin 500mg, tablet Antiflu, tablet Dexamethason 0,5mg, Magtasida AU
400mg, Paracetamol 500mg, tablet Dekstrometorphan, kaplet Energic-C,
tablet INH plus, tablet Vitamin C, tablet Prednison,tablet Vitonic plus, tablet
Captopril, tablet Ketoprofen, tablet Piroksikam, tablet Allopurinol, tablet
Methylprednisolon, tablet Mebhidrol AU, tablet HCT, tablet Chloroquin,
tablet Cimetidin, tablet Ranitidin, tablet Papaverin, tablet Vitonic Plus, tablet
Furosemide, tablet Cholestin, tabletGliseril Guaiakolat, tablet Mucosol,
tablet Tusipec, tablet Theophylin.
3. Kapsul Antibiotik: Kapsul Amoxcilin, kapsul Chloramphenicol,
Erythromicin, dan sefadroksil.
4. Sediaan khusus: Krim Desoksimetason, krim Chloramphenicort, krim
Aferson, krim Ketokonazol, Lotion Lamore.
5. Sediaan cair: Sirup Deflugen, sirup difenhidramin DMP, sirup
Difenhidramin Exp, tetes telinga Chloramphenicol, larutan antiseptic NEO
Lafiodine, minuman kesehatan Hawk 2000, sirup kering Amoxcilin, sirup
kering sefadroksil

25
BAB I

PENUTUP

Program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan agenda rutin yang


dilaksanakan setiap satu tahun sekali yang diikuti oleh seluruh mahasiswa D3 Farmasi
semester 3. KKL ini dilaksanakan pada tanggal 8-11 Januari 2024 dengan tujuan
Semarang – Bandung. Dalam KKL ini kami berkesempatan mengunjungi beberapa
industri, diantaranya adalah PT. Victoria Care ,Balai Besar POM Semarang, PT.
Kimia Farma Banjaran,PT.Biofarma , dan LAFI AU Bandung.

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini bertujuan untuk memberikan pengalaman


dan wawasan serta meningkatkan kemampuan bagi mahasiswa D3 Farmasi STIFAR
Semarang sebagai pelengkap materi kegiatan perkuliahan. Pelaksanaan Kuliah Kerja
Lapangan yang sudah diikuti oleh mahasiswa Program Studi D3 Farmasi yaitu di PT.
Victoria Care yang menambah pengetahuan kami mengenai sejarah berdirinya pabrik,
apa saja produk yang diproduksi, teknik marketing, pengenalan ruang produksi dan
lain-lain. Kemudian kami juga mengunjungi Balai Besar POM Semarang yang
menambah pengetahuan kami mengenai berbagai macam tes yang dilakukan dalam
mengecek kandungan dalam produk yang nantinya beredar di masyarakat. Kemudian
kami mengunjungi PT. Kimia Farma Banjaran yang menambah pengetahuan kami
berbagai sejarah berdirinya pabrik ,apa saja produk yang di produksi , pengenalan
alat alat produksi,apa saja yang diproduksi dan lain lain. Kemudian kami
mengunjungi PT. Biofarma yang menambah pengetahuan kami berbagai sejarah
berdirinya pabrik, apa saja produk yang diproduksi seperti jenis-jenis vaksin , dan
kemudian kami mengunjungi LAFI AU Bandung yang menambah pengetahuan kami
mengenai berbagai sejarahnya LAFI AU, pengenalan ruang produksi, apa saja yang
diproduksi dan lain-lain. Banyak hal yang kami dapatkan dari kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) ini yang sebelumnya didalam perkuliahan tidak diajarkan sehingga
membuka wawasan dan pengetahuan kami.

Dengan selesainya laporan Kegiatan Kerja Lapangan (KKL) yang kami


26
lakukan di Semarang – Bandung, kami mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam memberi informasi untuk menyusun laporan
kegiatan KKL.

27
28
DAFTAR PUSTAKA

PERATURAN BPOM RI.NOMOR 9 TAHUN 2020.TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN


PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TAHUN 2020-2024.

BPOM RI. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Tahun
2020 - 2024 Tentang Rencana Strategis di Balai Besar POM di Semarang.

https://www.biofarma.co.id/id/about-us

PT KIMIA FARMA (persero) Tbk 2024. Profil Perusahaan. Visi dan Misi Perusahaan

Grace Simarmata. Profil Perusahaan PT Victoria Care Indonesia

29
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
KEGIATAN

1. Kunjungan di PT. Victoria Care

30
2. Kunjungan di Balai Besar POM di Jawa Tengah, Semarang

31
3. Kunjungan di Kimia Farma Banjaran

32
4. Kunjungan di Biofarma

33
5. Kunjungan di LAFI AU

34

Anda mungkin juga menyukai