SKRIPSI
MUSTIKA WATI
PSIK/3208064
i
ii
INTISARI
Latar belakang: Asma merupakan penyakit kronik yang sering dijumpai pada
anak di negara maju. Penyakit asma pada anak sering kali terjadi disebabkan oleh
berbagai macam hal sehingga penyakit asma bisa mudah menyerang. Beberapa
gejala asma pada anak yang paling umum adalah batuk. Batuk pada umumnya
terjadi di malam hari, dini hari, saat cuaca dingin, dan beraktivitas fisik. Pada
asma kambuhan sering menyebabkan gangguan seperti sulit tidur, kelelahan, dan
mengurangi tingkat aktivitas sehari-hari.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan orangtua tentang asma
dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma pada anak usia 6-12 tahun.
Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan metode non eksperimental
yang merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian bersifat
cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2015 di RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah
orangtua yang mempunyai anak penderita asma yang berjumlah 107 pasien.
Mengunakan teknik purposive sampling dan jumlah sampel sebanyak 52
responden. Analisa data yang digunakan yaitu analisa univariat dan analisa
bivariat menggunakan rumus Kendal-tau.
Hasil: Sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 36
responden (69,2%) dan berpendidikan menengah sebanyak 31 responden (59,6%).
Sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 31
responden (59,6%), Sebagian besar anak memiliki tingkat kekambuhan asma anak
pada kategori jarang yaitu sebanyak 24 responden (46,2%). Ada hubungan tingkat
pengetahuan orangtua tentang asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma
pada anak usia 6-12 tahun (p value = 0,007) dengan keeratan hubungan sedang
Kesimpulan: Frekuensi kekambuhan penyakit asma pada anak, dipengaruhi oleh
tingkat pengetahuan orang tua tentang asma.
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta
2
Dosen Poltekes Yogyakarta
3
Dosen RSUD Wirosaban Yogyakarta
iv
ABSTRACT
1
Student Nursing Science ProgramStikesGeneral AchmadYaniYogyakarta
2
Lecturer Nursing Poltekes Yogyakarta
3
Lecturer Nursing RSUD WirosabanYogyakarta
v
KATA PENGANTAR
vi
7. Seluruh dosen dan karyawan Stikes Achmad Yani Yogyakarta yang telah
membantu selama masa studi.
8. Keluarga besarku (Kal-Teng) Abi dan Umi beserta adik-adikku yang selalu
memberikan semangat untuk maju.
9. Teman-teman PSIK angkatan 2008 yang telah bersedia membantu dan
memberikan nasehat serta dorongan kepada penulis semoga bantuan yang
telah diberikan menjadi amal baik dan mendapatkan balasan yang lebih dari
Allah SWT.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan RahmatNya kepada kita
semua, besar harapan penulis semoga Skripsi ini mendapatkan masukan guna
perbaikan, karena penuulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih terdapat
banyak kesalahan dan masih jauh dari sempurna.
Wassalam’mualaikum. Wr.Wb
Yogyakarta,............Agustus 2015
Mustika Wati
vii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian .......................................................................... 5
viii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 51
B. Saran ................................................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Visi Indonesia sehat 2010 adalah gambaran masyarakat Indonesia yang
mempunyai kesadaran, kemampuan untuk hidup sehat.Visi Indonesia sehat
yang diharapkan itu, belum mampu diterapkan di Indonesia saat ini. Hal ini
dibuktikan dengan angka kejadian penyakit asma yang terus meningkat
prevelensinya, baik di negara maju maupun berkembang dan hanya sedikit
penderita asma yang terkontrol dengan baik. Penyakit asma adalah suatu
kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran nafas yang
menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang
ditandai dengan gejala episodik berulang berupa mengi, batuk, sesak nafas
dan rasa berat di dada terutama pada malam atau dini hari yang umumnya
bersifat fluktuatif (hilang timbul) artinya dapat tenang atau tanpa gejala tidak
mengganggu aktifitas tetapi dapat eksaserbasi dengan gejala ringan sampai
berat bahkan dapat menimbulkan kematian (Depkes RI, 2009).
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah
penderita asma diperkirakan mencapai 300 juta orang dan diperkirakan
meningkat hingga 400 juta pada tahun 2025. Jumlah ini dapat saja meningkat,
mengingat asma merupakan penyakit Underdiagnosed. Badan Kesehatan
Dunia (WHO) memperkirakan 100-1500 juta penduduk dunia menderita
asma, jumlah ini akan terus bertambah sebesar 180.000 orang setiap tahunnya
(WHO, 2012).
Data Departemen Kesehatan Republik Indonesia menunjukan, pada
tahun 2005 pravelensi asma 2,1% pada tahun 2007 pravelensinya meningkat
menjadi 5,2% (Riskesdas, 2007). Sedangkan hasil survei pada anak sekolah
di Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang,
dan Denpasar pada tahun 2008, menunjukkan pravelensi asma pada anak
berusia 6-12 tahun sebesar 3,7%-16,4% diperkirakan angka ini akan terus
bertambah setiap tahunnya (Triono, 2007).
1
2
3
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut : “Adakah hubungan tingkat pengetahuan orangtua tentang
asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma pada anak usia 6-12 tahun
di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
C. Tujuan Penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian ini penulis berharap dapat
mencapai tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan orangtua tentang asma
dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma pada anak usia 6-12 tahun
di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik orang tua anak anak usia 6-12 tahun
di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan orangtua tentang asma yang
terdiri dari pengertian asma, penyebab asma, gejala asma, faktor
penyebab, pencegahan dan pengobatan pada anak usia 6-12 tahun di
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
c. Untuk mengetahui frekuensi kekambuhan penyakit asma pada anak
usia 6-12 tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
d. Untuk mengetahui keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan
orangtua tentang asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma
pada anak usia 6-12 tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta.
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Profesi Keperawatan
Sebagai wacana pengetahuan tentang hubungan tingkat pengetahuan
orangtua dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma pada anak.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan bagi mahasiswa S1
Keperawatan STIKES Achmad Yani Yogyakarta yang berkaitan dengan
tingkat pengetahuan orangtua dan frekuensi kekambuhan penyakit asma
pada anak.
3. Bagi instansi Terkait
Memberikan masukan kepada RSUD Panembahan Senopati Bantul
sebagai masukan dalam menyusun program promotif dan preventif
penyakit asma dan sehingga dapat dilakukan penyuluhan secara berkala
kepada masyarakat terutama mengenai asma pada anak.
4. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi mengenai Hubungan Tingkat Pengetahun
Orangtua Terhadap Frekuensi Kekambuhan Penyakit Asma Pada Anak.
E. Keaslian Penelitian
1. Wijayanti E (2006), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh
Pemberian Pendidikan Kesehatan Terhadap Kepatuhan Pasien Asthma
Dalam Upaya Pencegahan Kambuh Di Rumah Sakit Panti Nugroho
Yogyakarta. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimen
dengan jenis quasi eksperimen (eksperimental semu), pendekatan yang
digunakan merupakan pendekatan non equivalent control group. Hasil
penelitian ini didapat bahwa pemberian pendidikan kesehatan dapat
mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien asma dalam upaya pencegahan
kambuh di RS Yayasan Panti Rapih Yogyakarta. Perbedaan dengan jenis
6
7
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1 Gambaran Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati
merupakan Satuan Kerja Organisasi Perangkat Daerah (SKPD) di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul yang berlokasi di Jl. Dr.
Wahidin Sudirohusodo Bantul 55714.Rumah Sakit Umum Daerah
Panembahan Senopati berdiri sejak tahun 1953 sebagai Rumah Sakit
hongeroedem (HO). Perubahan nama menjadi RSUD Panembahan
Senopati Bantul dilaksanakan pada Tanggal 29 Maret 2003. Sesuai SK
Menkes No. 142/Menkes/SK/I/2007 Tanggal 31 Januari 2007 tentang
Peningkatan Kelas RSUD Panembahan Senopati Bantul dari Type C
menjadi Kelas B Non Pendidikan.RSUD panembahan Senopati Bantul
memiliki fasilitas berupa 1 ruang HC, 10 ruang rawat inap, 17 perawat dan
3 dokter
RSUD Panembahan Senopati Bantul telah diresmikan menjadi
“Rumah Sakit Ramah Anak”. RSUD Panembahan Senopati turut
mendukung program Kabupaten Bantul sebagai kabupaten layak
anak.Untuk mendukung RSUD Panembahan Senopati sebagai Rumah
Sakit Ramah Anak, pihak Rumah Sakit telah menyiapkan ruang bermain
dan sebuah perpustakaan.Pihak Rumah Sakit bekerja sama dengan
Perpustakaan Umum Daerah (Perpusda) Kabupaten Bantul. Tujuan dari
Rumah Sakit Ramah Anak ini adalah agara anak-anak dapat memperoleh
pelayanan yang menyenangkan.Ruang bermain dan juga perpustakaan
diharapkan dapat menghilangkan rasa jenuh anak saat dirawat di Rumah
Sakit. Kunjungan yang dapat dilakukan yaitu selama 24 jam, sedangkan
jam besuk pasien yang dirawat pada pukul 14.00-16.00 WIB. Dipolikilinik
anak terdapat jumlah pasien yang berkunjung karena asma pada bulan
Mei-Juli 2015 sebanyak 107 anak.
38
39
40
41
42
43
44
45
baru. Pendidikan juga membuat orang tua terdorong untuk ingin tahu,
mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi
pengetahuan.
2. Tingkat pengetahuan orangtua tentang asma pada anak usia 6-12
tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 31 responden (59,6%) dan
sebagian kecil memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 3 responden
(5,8%). Hal ini disebabkan karena sebagian besar responden memiliki
pendidikan menengah keatas sehingga memperoleh informasi yang mudah
didapatkan. Pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi pengetahuan
responden sehigga responden mengetahu mengenai asma pada anak dan
bagaimana cara menangani kekambuhan asma pada anak,
Notoadmojo (2010) menyatatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan yaitu umur, tingkat pendidikan, informasi,
pengalaman, pekerjaan, instruksi verbal dan penerimaan informasi verbal
dari pihak lain. Pengetahuan pasien yang baik tentang asma dapat
meningkatkan prilaku pencegahan asma. Hal ini menunjukkan pentingnya
edukasi mengenai masalah asma delam setiap konsultasi karena tingginya
pendidikan saja tenyata tidak cukup untuk memperbaiki pencegahan
penyakit asma (Deswita, 2009).
Asma perlu mendapatkan perhatian karena penyakit asma dapat
menurunkan produktivitas dan meningkatkan beban ekonomi.Pengetahuan
tentang penyakit asma perlu diketahui masyarakat umum, sehingga ikut
mambantu untuk meminimalisasi faktor pencetus asma bagi penderitannya
(Hudoyo, 2008).Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentunya tindakan seseorang. Berdasarkan pengalaman
dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmodjo, 2010).
46
47
disebabkan karena pada usia tersebut asma sering terjadi disebabkan oleh
berbagai macam hal sehingga penyakit asma bisa mudah menyerang. Salah
satu yang menyebabkan kekambuhan asma pada anak yaitu daya tahan
tubuh anak yang menurun.Beberapa gejala asma pada anak yang paling
umum adalah batuk. Batuk pada umumnya terjadi di malam hari, dini hari,
saat cuaca dingin, dan beraktivitas fisik..Pada masa ini anak mudah
terkena berbagai penyakit salah satunya adalah asma.Penyakit asma pada
anak sering kali terjadi disebabkan oleh berbagai macam hal sehingga
penyakit asma bisa mudah menyerang.Beberapa gejala asma pada anak
yang paling umum adalah batuk.Batuk pada umumnya terjadi di malam
hari, dini hari, saat cuaca dingin, dan beraktivitas fisik.Napas yang
terdengar seperti bunyi peluit dan juga kesulitan bernapas. Gejala asma
pada anak akan berlangsung selama 2-3 hari, atau bahkan lebih. Setalah
serangan asma membaik anak akan membutuhkan pereda serangan 3-4
kali perhari hingga batuk dan mengi menghilang (Afdal dkk,2012).
Responden yang memiliki anak dengan kekambuhan asma pada
kategori ringan kemungkinan disebabkan karena pengetahuan orang tua
yang cukup baik dalam menangani masalah kekambuhan asma pada anak,
sehingga anak dapat terhindar dari seringnya mengalami kekambuhan
asma.
Selama asma menyerang jalan napas akan mengalami penyempitan
dan mengisinya dengan cairan lengket yang diproduksi oleh dinding
bagian dalam yang menyebabkan jalan udara menyempit dan mengurangi
aliran keluar masuknya udara ke paru-paru. Pada asma kambuhan sering
menyebabkan gangguan seperti sulit tidur, kelelahan, dan mengurangi
tingkat aktivitas sehari-hari.Asma secara relatif memang memiliki tingkat
kematian yang rendah dibandingkan dengan penyakit kronis lainnya. Hasil
penelitian International Study On and Alergies in Childhood pada tahun
2006 menunjukkan bahwa di Indonesia prevelensi asma meningkat dari
4,2 % menjadi 5,4%. Penyakit asma tidak dapat disembuhkan, namun
dalam penggunaan obat-obat yang ada saat ini hanya berfungsi untuk
48
49
satu pemicu kekambuhan asma pada anak, beberapa penderita asma sangat
peka terhadap udara berdebu, asap pabrik/kendaraan, asap rokok sehingga
hal tersebut menyebabkan kembuhan asma, meskipun pengetahuan orang
tua baik dalam melakukan pencegahan kekambuhan asma, tetapi faktor
lingkungan merupakan faktor yang cukup sulit untuk bisa dihindari oleh
anak dan orang tua, orang tua tidak dapat membatasi anak untuk
berinteraksi dengan lingkungan karena akan berdampak pada
perkembangan anak.
Hasil analisa data dengan mengunakan uji kendal tau didapatkan
nilai p value sebesar 0,007 < 0,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan orangtua
tentang asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma pada anak usia
6-12 tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dengan
keeratan hubungan sebesar 0,527 yang berarti bahwa pengetahuan
orangtua tentang asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma pada
anak usia 6-12 tahun di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
memiliki keeratan pada kategori sedang.Analisa data menunjukkan bahwa
berdasarkan hasil uji kendal tau memiliki arah hubungan negatif yang
berarti bahwa apabila pengetahuan orang tua meningkat, maka frekuensi
kekambuhan asma pada anak usia 6-12 tahun akan menurun.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kekambuhan asma pada
anak yang kemudian dapat meningkatkan pengetahuan orang tua dalam
penanganan kekambuhan asma pada anak, faktor tersebut diantaranya
dalah umur orang tua, semakin orang tua bertambah umurnya maka
pengetahuan yang didapatnyapun bertambah, orang tua memiliki
pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman sebelumnya, pada orang
tua yang memiliki anak dengan penyakit asma kemungkinan saat pertama
kali anak mengalami sesak napas maka orang akan segera membawa anak
ke fasilitas kesehatan setempat untuk melakukan pengobatan dan apabila
anak mengalami kekambuhan kembali, kemungkinan orang tua lebih dapat
menanganinya sendiri.
50
51
52
53
EIA) terjadi setelah olahraga atau aktivitas fisik yang cukup berat dan
serangan jarang timbul beberapa jam setelah olahraga.
Penyakit asma tidak dapat disembuhkan, namun dalam penggunaan
obat-obat yang ada saat ini hanya berfungsi untuk menghilangkan gejala
saja. Kontrol yang baik, diperlukan oleh penderita untuk terbebas dari
gejala serangan asma dan bisa menjalani aktivitas hidup sehari-hari. Untuk
mengontrol gejala asma secara baik, maka penderita harus bisa merawat
penyakitnya, dengan cara mengenali lebih jauh tentang penyakit tersebut
(Sundaru, 2008).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pasauran (2010), dengan judul Hubungan Pengetahuan Pasien Asma
dengan Tingkat Frekuensi Serangan Pada Pasien Asma Di Puskesmas
Ngaglik I Sleman Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan ada
hubungan yang significant antara pengetahuan pasien asma dengan tingkat
frekuensi serangan pada pasien asma. Hal tersebut disebabkan karena
semakin tinggi pengetahuan maka akan semakin baik pula seseorang
dalam melakukan pencegahan terhadap serangan asma.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Lindra (2011) dengan
judul penelitian hubungan pengetahuan pasien tentang asma terhadap
kekambuhan asma pada keluarga di Desa Argomulyo Yogyakarta, hasil
penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan
dengan kekambuhan asma, hal tersebut disebabkan karena terdapat faktor
lain yang mempengaruhi kekambuhan asma pada keluarga antara lain,
lingkungan, cuaca yang buruk dan perilaku merokok keluarga.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu pada saat
berlangsungnya penelitian terdapat beberapa responden yang bermain ponsel
sehingga kemungkinan besar responden tidak melakukan pengisian kuesioner
dengan sungguh-sungguh dan terdapat orang tua anak dengan penyakit asma
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 36
responden (69,2%) dan berpendidikan menengah sebanyak 31 responden
(59,6%).
2. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup (59,6%).
3. Sebagian besar anak memiliki tingkat kekambuhan asma anak pada
kategori jarang (46,2%)
4. Ada hubungan tingkat pengetahuan orangtua tentang asma dengan
frekuensi kekambuhan penyakit asma pada anak usia 6-12 tahun di RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta (p value = 0,007) dengan arah
hubungan negatif
5. Keeratan hubungan antara pengetahuan orangtua tentang asma dengan
frekuensi kekambuhan penyakit asma pada anak usia 6-12 tahun di RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta memiliki keeratan pada kategori
sedang (0,527). Berdasarkan hasil uji kendal tau memiliki arah hubungan
negatif yang berarti bahwa apabila pengetahuan orang tua meningkat,
maka frekuensi kekambuhan asma pada anak usia 6-12 tahun akan
menurun
B. Saran
1. Bagi Profesi Keperawatan
Perlunya melakukan penyuluhan kepada masyarakat sehingga dapat
memberikan dan menambah pengetahuan masyarakat khususnya orang tua
tentang kekambuhan penyakit asma yang akhirnya menyebabkan
masyarakat dan orang tua dapat melakukan pencegahan agar anak tidak
sering mengalami kekambuhan asma.
2. Bagi STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Perlunya menambah referensi materi terutama yang berada diperpustakaan
sehingga mahasiswa dapat dengan lebih mudah mencari berbagai sumber
55
56
DAFTAR PUSTAKA
Afdal, dkk. (2012). Peran Wanita Dalam Pengasuhan Dan Perawatan Kesehatan
Anak Balita. Pusat Penelitian Studi Wanita Lembaga Penelitian Universitas
Airlangga.
Aini (2012). Faktor-Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat
Kekambuhan Pasien Asma. Jurnal Kesehatan.
Aktina (2010). Hubungan pendidikan orang tua terhadap pengetahuan orang tua
terhadap kekambuhan asma pada anak di Puskesmas Mergangsan
Yogyakarta. Jurnal Kesehatahn, Vol 12 No 7.
Arif, M. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.
Departemen Kesehatan RI. (2006). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta :
Depkes RI dan JICA
Departemen Kesehatan RI. (2009). Pedoman Pengendalian Penyakit Asma.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.
Deswita. (2011). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Ghozali, I. (2011). Analisis Multivariate dengan Menggunakan Program IBM
SPSS 19. Semarang: Undip Press.
Hardibroto, I dan Alam, S. (2005). Asma. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Puustaka
Utama
Hidayat, A A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Surabaya.
Penerbit Salemba Medika
Hudoyo. (2008). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Penerbit FKUI
Hurlock. E.B (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2008). Buku Ajar Respirologi anak, edisi
pertama. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Indarto, W. (2011). Pengetahuan dan Dukungan Sosial Pengaruh Prevalensi
asma pada anak. Artikel kesehatan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Jann, H T & Ronald C L. (2006). Knowledge Management dalam Konteks
Organisasi Perkembangan. Bandung: SBM-ITB