Anda di halaman 1dari 7

Balai Kota Bandung yang Dulunya Gudang Kopi

SUMUR BANDUNG, AYOBANDUNG.COM—Kini, Balai Kota Bandung lebih dikenal dengan


tamannya yang indah. Namun, tahukah kamu kalau dulunya gedung balai kota adalah gudang
kopi? Dulu, gedung Balai Kota Bandung terletak di Jalan Braga, tepatnya di bangunan yang
sekarang menjadi Bank BJB Syariah. AYO BACA : Menikmati Kopi Mulu, Satu-Satunya di
Bandung Menurut sejarawan senior Prof. Dr. A. Sobana Hardjasaputra, pindahnya lokasi gedung
Balai Kota ini terjadi ketika Haminte (pemerintahan kotapraja pada masa pendudukan Belanda).
Sebelum menjadi balai kota, lahan di Wastukencana tersebut dimiliki oleh Andries de Wilde,
seorang tuan tanah priangan keturunan Belanda. Lahan inilah yang digunakan sebagai gudang kopi
miliknya. AYO BACA : 6 Kedai Kopi di Bandung yang Cocok Buat Menyepi Gudang kopi ini
diruntuhkan pada tahun 1927, bersamaan dengan itu, berdirilah kantor Wali Kota Bandung beserta
beberapa taman di plazanya. Tahun 1980-an barulah dibangun gedung kembar tambahan di bagian
kiri dan kanan ruang kerja wali kota. Desain gedung ini dirancang oleh arsitek E.H. de Roo. Karena
gedung ini dibangun untuk menjadi kantor Wali Kota, sejumlah bangunan pendukung lainnya
seperti De Javasche Bank (sekarang Bank Indonesia), katedral, dan Gereja Bethel dibangun di
sekitarnya. Kini, Balai Kota Bandung terlihat makin cantik dengan adanya taman-taman tematik
di sekitarnya, seperti Taman Dewi Sartika, Taman Badak, Taman Labirin, dan Taman Sejarah
Bandung.

Taman Balai Kota Bandung


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Taman Balai Kota Bandung


Taman Balai Kota Bandung (Aksara Sunda Baku: ᮒᮒᮒᮒ ᮒᮒᮒ ᮒᮒᮒ ᮒᮒᮒᮒᮒᮒ) merupakan
sebuah taman kota yang terletak di Kota Bandung.[1][2] Taman ini berada di sebelah selatan Balai
Kota Bandung.[1][2] Saat ini, Taman Balai Kota Bandung terdiri dari dua taman yang menyatu,
antara lain Taman Dewi Sartika dan Taman Badak.[1][2] Kedua taman tersebut diresmikan
oleh Walikota Bandung saat itu, Ridwan Kamil, pada tanggal 19 Desember 2017.[1][2]

Lokasi[sunting | sunting sumber]


Taman Balai Kota Bandung terletak di kawasan yang cukup strategis, dikelilingi oleh Jalan
Merdeka di sebelah timur, Jalan Wastukencana di sebelah barat, dan Jalan Perintis Kemerdekaan
di sebelah selatan.
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Seorang Tuan Tanah dari Priangan bernama Andries de Wilde, dulunya menggunakan tanah Balai
Kota Bandung ini sebagai gudang kopi.[3] Tahun 1927, gudang kopi diruntuhkan dan berdirilah
ruang kerja wali kota bersamaan dengan taman-tamannya.[3]
Adanya patung badak putih, awalnya karena dalam mitos persyaratan pusat kota Bandung, harus
tegak lurus ke jalan raya, lahannya miring ke selatan.[3] Selain itu, kawasan Alun-alun diyakini
sebagai tempat berkubangnya badak putih.[3]

Taman Dewi Sartika[sunting | sunting sumber]

Patung Dewi Sartika sebagai ikon khas taman Dewi Sartika


Taman Dewi Sartika terletak paling selatan di area Taman Balai Kota Bandung.[1][2] Taman yang
memiliki luas 4.390 meter persegi ini mempunyai ciri khas patung Dewi Sartika di depan
taman.[1][2] Di taman ini pula terdapat area parkir yang digunakan sebagai terminal
untuk Bandros (Bandung Tour on Bus).[1][2] Calon penumpang yang ingin menaiki Bandrosdapat
menuju area Taman Dewi Sartika.[1][2]

Taman Badak[sunting | sunting sumber]

Taman Badak dengan ciri khas patung badak putih


Taman Badak terletak di sebelah utara Taman Dewi Sartika.[1][2] Taman yang memiliki luas 870
meter persegi ini memiliki ciri khas patung badak bercula satu.[1][2] Di taman ini terdapat air
mancur dan kolam dangkal yang digunakan sebagai sarana rekreasi anak-anak.[1][2] Di taman ini
pula terdapat taman hewan yang mengoleksi hewan-hewan seperti burung, kelinci, dan lain
sebagainya.[1][2]
Taman Merpati[sunting | sunting sumber]
Taman Merpati berada persis di sebelah selatan Balai Kota Bandung.[4] Di taman ini terdapat
labirin yang mengelilingi pohon dan patung merpati di tiap sisinya.[4] Dinamai Taman Merpati
karena saat diresmikannya taman ini, ada 800 ekor burung merpati di taman ini.[4]

GEMEENTE huis atau gedung balai kota di Kelurahan Babakan Ciamis, Kecamatan Sumur
Bandung, merupakan satu di antara bangunan tertua yang ada di Kota Bandung.
Selain berfungsi sebagai kantor wali kota dan wakil wali kota Bandung, serta para aparatur sipil
negara (ASN) Pemkot Bandung, bangunan bercat putih ini juga merupakan satu di
antara heritage atau cagar budaya yang dimiliki Kota Bandung.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun, dari berbagai sumber, bangunan ini pada tahun
1819 digunakan sebagai koffie pakhuis atau gudang kopi milik Andries de Wilde, tuan tanah
pertama dan Asisten Residen Priangan pada 1812.
Andries memiliki gudang kopi itu karena pada abad ke-18 perkebunan kopi Priangan sedang
berkembang pesat.
Hal ini lantas menjadi daya tarik bagi banyak wisatawan dan turis asing untuk kemudian ingin
mengambil alih hasil bumi tersebut.
Pada tahun 1923, gudang itu pun diserahkan kepada pemerintah kolonial Belanda.
Hanya berselang empat tahun, tepatnya pada tahun 1927, gudang itu pun dirobohkan dan diganti
menjadi gedung balai kota yang dirancang seorang arsitek bernama EH de Roo.
Pendirian balai kota dilatarbelakangi oleh status Bandung sebagai Kota Praja sejak 1906.
Setelah berdiri, bangunan berbentuk persegi memanjang itu kemudian menjadi kantor wali kota
Bandung, yang sebelumnya berada di kawasan pusat perekonomian masyarakat saat itu di
Bragaweg atau kini bernama Jalan Braga.
Bangunan bekas kantor wali kota menjadi kantor BJB Syariah sekarang.
Selain itu, perpindahan lokasi ini pun disebabkan Jalan Wastukencana dinilai lebih strategis
dibandingkan lokasi sebelumya.

Mencari taman di wilayah Kota Bandung kini bukanlah hal asing. Sejak Kota Bandung dipimpin
oleh Ridwan Kamil selaku Walikota, lahan – lahan kosong yang ada di tengah Kota pun disulap
menjadi sebuah taman. Bahkan, Balai Kota Bandung yang tadinya hanya ramai saat – saat tertentu
saja, kini sudah berubah menjadi taman untuk warga Kota Bandung yang diberi nama Taman Balai
Kota. Taman Balai Kota terletak di pusat Kota Bandung, tepatnya Jl. Wastukencana No. 2,
Babakan Ciamis, Sumur Bandung. Pada zamannya, Taman Balai Kota Bandung ini lebih dikenal
dengan Taman Dewi Sartika. Karena di area Taman ini terdapat sebuah patung tokoh Pendidikan
yaitu Dewi Sartika. Bangunan pemerintah yang terdapat di Balai Kota Bandung pun tidak luput
dari sejarah. Karena ternyata, gedung Balaikota merupakan salah satu bangunan tertua di Kota
Bandung. Sebelum gedung Balaikota didirikan, terdapat sebuah bangunan milik Adries de Wilde
(1781 – 1865) yang merupakan tuan tanah dan Asisten Residen Priangan pada tahun 1812.
Bangunan tersebut digunakan sebagai sebuah gudang kopi atau dalam bahasa Belanda “koffie
pakhuis”. Gedung kopi tersebut didirikan pada tahun 1819 pada saat perkebunan kopi di tanah
Priangan sedang berkembang. Dan pada tahun 1923 Gudang Kopi tersebut diserahkan pada
kolonial Belanda. Selanjutnya, pada tahun 1927 gudang kopi diruntuhkan. Dan didirikanlah
gedung Balaikota sebagai gantinya. Hal ini terkait dengan status Kota Bandung sebagai Kota Praja
sejak tahun 1906. Gedung Balaikota itu sendiri dirancang oleh seorang arsitek bernama EH de
Roo. Tidak hanya membuat rancangan gedung Balaikota, namun EH de Roo pun masih mejadi
arstiek bagi beberapa bangunan tambahan di belakang gedung Balaikota. Beliau membangun
gedung – gedung tersebut dengan gaya “art deco”agar tampak lebih modern.
Terlepas dari sejarah pembangunan gedung Balaikota, Taman Balaikota yang tadinya hanya
sebidang tanah yang ditumbuhi beberapa pohon – pohon besar berumur ratusan tahun ini, kini
memiliki beberapa taman dan area yang sudah diperbaharui. Misalnya saja Taman Labirin. Taman
Labirin terletak di Plaza Balaikota Bandung. Taman ini merupakan sebuah taman yang memiliki
empat jalur masuk, dimana rerumputan sengaja dipasang tinggi menjulang dan menghalangi
pandangan orang dewasa. Hal ini tentu membuat anda harus berusaha mencari jalan keluar. Sebab
sejauh mata memandang yang anda lihat hanyalah dinding – dinding. Inilah mengapa taman ini
disebut taman labirin, karena memang bentuknya yang menyerupai labirin. Taman Labirin sendiri
dulunya adalah taman merpati. Ini bisa dilihat ketika anda hendak memasuki pintu labirin, anda
akan melihat sebuah patung merpati. Selain Taman Labirin, terdapat pula area yang cukup
romantic bagi kaula muda, yaitu gembok cinta. Konon, jika pasangan muda – mudi menuliskan
namanya di sebuah gembok dan menggantungkannya di sebuah spot yang sudah disediakan,
jalinan asmaranya akan langgeng dan tidak terpisahkan.

Taman Balaikota yang kini ramai pengunjung pun, dapat dimanfaatkan oleh anda untuk bermacam
– macam kegiatan. Misalnya berolahraga jalan santai, berkumpul bersama teman – teman, atau
hanya sekedar duduk santai dan menikmati keindahan taman. Di area luar Taman Balaikota pun
bisa anda manfaatkan untuk bermain air bersama putra – putri anda. Air ini merupakan aliran anak
sungai Cikapayang yang sudah disaring dan bisa digunakan untuk bermain. Fasilitas di Taman
Balaikota pun sudah cukup lengkap. Terdapat beberapa toilet untuk wanita dan pria, dan terdapat
pula fasilitas kesehatan berupa puskesmas kecil di dekat pintu masuk Taman Balaikota.
TAMAN Balai Kota adalah taman paling tua di Kota Bandung. Dibangun pada1885 dengan nama
Pieter Sijthoffpark atau Pieterspark. Namun nama itu tidak populer. Orang Bandung lebih senang
menyebutnya Kebon (Kebun) Raja. Mengapa Kebon Raja karena di sebelah timur taman ada
sekolah bernama Kweekschool voor Inlandsche Onder Wijzern. Sekolah ini sering disebut Sakola
Raja.

Nama Sijthoffpark diambil dari nama Asisten Residen Priangan, Pieter Sijthoff, yang berjasa
terhadap penghijauan kota ini. Taman yang memiliki luas 14.720 meter persegi ini dibangun R.
Teuscher, pakar tanaman (botanikus) yang tingal di pojok Tamblongweg (Jalan Tamblong).

Pada 1950 taman ini menjadi Taman Merdeka. Sekitar 1980-an, Taman Sijthoffpark dikenal
dengan sebutan Taman Badak Putih. Kemudian pada 1996 berubah lagi menjadi Taman Dewi
Sartika, karena di sana dibangun patung sedada Dewi Sartika. Sekarang taman ini menjadi
Taman Balai Kota. Alasannya sudah jelas karena letaknya di Kompleks Balai Kota. Tepatnya di
antara Jalan Wastukencana, dan Jalan Merdeka.

Taman ini merupakan salah satu taman yang direvitalisasi Ridwan Kamil yang terpilih menjadi
Wali Kota Bandung pada 2013.

Di taman ini tidak ada yang berubah. Di tengah-tengahnya masih tetap ada gazebo yang tertutup
teralis. Kemudian ada patung sedada Dewi Sartika. Di sana juga masih berdiri Patung Badak Putih.
Kemudian ada dua patung burung merpati yang menghadap ke Balai Kota tempat wali kota
berkantor.

Patung Dewi Sartika yang berdiri menghadap ke Jalan Perintis Kemerdekaan berdasarkan prasasti
yang menempel di sana diresmikan oleh Wali Kota Bandung saat itu Wahyu Hamijaya pada 4
Desember 1996.

Patung badak putih usianya lebih tua daripada patung Dewi Sartika. Patung ini diresmikan pada
10 November 1981 oleh Wali Kota Bandung saat itu Husen Wangsaatmadja, dan oleh Ketua
DPRD DT II Kodya Bandung Drs. Abdul Rochym.

Di Taman Balai Kota Ada Patung Dua Merpati

Sekarang untuk memperindah taman tersebut dipasang instalasi Gembok Cinta. Instalasi ini untuk
pasangan yang ingin menyimpan gembok di sana sebagai simbol keabadian cinta mereka.

Ada juga patung Ikan berwarna putih kombinasi merah. Di latar depannya ada tulisan Taman Balai
Kota berukuran besar berwarna merah dan putih. Bunga-bunga pun semakin memperindah taman
ini. Di bagian lain ada logo Kota Bandung berukuran besar yang di sekitarnyanya berhias pohon
dan bunga.

Pada Senin (29/12/2014) sore banyak warga yang menikmati taman tersebut. Mereka yang datang
dari berbagai usia. Tapi saat itu kebanyakan remaja yang memanfaatkan ruang terbuka untuk
berlatih tari. Ada juga yang sengaja memilih tempat ini untuk berfoto. Termasuk di instalasi
gembok cinta. *

SEPERTI kota-kota lain Kota Bandung juga mempunyai Bali Kota. Balai Kota Bandung
ini dijadikan pusat pemerintahan oleh Pemerintahan Kota Bandung. Seperti disebutkan laman
wikipedia balai kota merupakan bangunan administratif utama bagi pemerintahan kota dan
biasanya memuat dewan kota, departemen terkait dan para pegawainya. Di sinilah, wali kota
menjalankan fungsinya.

Balai Kota Bandung diapit dua jalan, yakni Jalan Merdeka dan Jalan Wastukencana. Namun orang
lebih banyak menyebutnya gedung ini berada di Jalan Watukencana. Dalam informasi yang
beredar pun disebutkan bahwa Balai Kota Bandung berada di Jalan Wastukancana No. 2.

Pusat pemerinhan tempat wali kota berkantor ini tidak jauh dari Jalan Braga. Selain itu tidak jauh
dari kantor Mapolwiltabes yang berada di Jalan Jawa.

Balai Kota Bandung. | Foto serbabandung.com

Selain kantor pemerintahan, di sana tadinya di bagian belakang gedung ini terdapar Kantor Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Namun, sekarang Kantor DPRD telah berpindah ke Jalan
Sukabumi.

Di sini terdapat taman yang bersejarah. Taman ini merupakan taman paling tua di Kota
Bandung. Di taman tersebut terdapat beberapa patung seperti Patung Dewi Sartika, Patung Badak
Putih, dan Patung Merpati.
Gedung Balai Kota Bandung Disebut Gedung Papak

Dulunya gedung ini bernama Gedung Kopi (Koffie Pakhuis). Gudang penyimpanan hasil bumi,
dan tempat pengepakan kopi milik Andries de Wilde. Wilde tercatat sebagai tuan tanah pertama
di Priangan pada 1812.

Dalam laman skyscrapercity.com disebutkan Gudang kopi kopi dibangun 1819 saat perkebunan
kopi di Priangan berkembang pada abad ke-18. Gudang kopi itu merupakan satu dari delapan
gedung tembok baru di Bandung.

Pada 1927, gudang kopi dirobohkan dan di bekas lahannya berdiri gedung balai kota yang
dirancang oleh arsitek EH de Roo. Pendirian balai kota ini terkait status Bandung yang menjadi
kota praja sejak 1906.

Sejumlah bangunan publik pendukung pun sudah lebih dulu didirikan di sekitarnya, yakni
Javasche Bank (1909), Katedral (1921), dan Gereja Bethel (1925).

Pada 1935 balai kota diperluas dengan menambah bangunan baru menghadap ke Pieter
Sijthoffpark yang kini bernama Taman Balai Kota. EH de Roo yang kembali menjadi arsiteknya
merancang gedung baru ini bergaya “art deco” sehingga berkesan lebih modern daripada gedung
lama. Bentuk atapnya yang tampak datar menyebabkan gedung ini pun disebut Gedung Papak. *

Anda mungkin juga menyukai