Anda di halaman 1dari 14

INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN

PENGUKURAN TEKANAN

EFEK LISTRIK

DISUSUN OLEH :

1. Lily Yulinar (061840411733)

2. Moh.Fahkri Athalah Kidam (061840411735)

Jurusan : Teknik Kimia Prodi Teknik Energi

Kelas : 2 EGD

Pembimbing : Ida Febriana, S.si, M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.…………………………………………………………………… 2
BAB I. PENDAHULUAN.……………………………………………………... 3
1.1 Latar Belakang.……………......................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.………………………………………………………… 3
1.3 Manfaat …………………………………………………………………… 3
BAB II. ISI.……………………………………………………………………... 4
2.1 Pengertian Tekanan.……………………...................................................... 4
2.2 Respon Dinamik …………………………………………………………... 5
2.3 Pengukur Tekanan Secara Efek Listrik …………………………………… 6
a. Pengukur Tekanan Bridgman………………………………………….. 6
b. Pengukur Tekanan Konduktivitas-Thermal Pirani…………………….. 7
c. Pengukur Tekanan Knudsen…………………………………………… 9
d. Pengukur Tekanan Ionisasi……………………………………………. 10
e. Pengukur Tekanan Alfatron……………………………….................... 11
BAB III. PENUTUP…………………………………………………………… 13
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………... 13
3.2 Saran……………………………………………………………………….. 13
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 17

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Instrumentasi merupakan suatu alat yang sangat penting dalam suatu sistem
pengukuran yang salah satunya pengukuran besarnya tinggi permukaan cairan,
alat ini harus dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kebutuhan instrumentasi
di pabrik. Alat instrumentasi ini merupakan salah satu faktor yang menentukan
hasil produksi, dimana alat instrumentasi yang mengukur, mengontrol,
mendeteksi, menganalisa, baik secara manual maupun secara otomatis.
Tekanan (pressure) dinyatakan sebgai gaya (kakas) per satuan luas. Dengan
demikian satuan tekanan sama dengan tegangan (stress), dan pada umumnya
tekanan dapat dianggap sebagai sejenis tegangan juga. Tekanan absolute adalah
tekanan total yang dihasilkan oleh medium, sedangkan tekanan diferensial adalah
beda antara dua tekanan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud pengukuran tekanan?
2. Apa peranti-peranti pengukur tekanan secara listrik?
3. Bagaimana prinsip kerja dari peranti-peranti pengukur tekanan
secara listrik?
1.3 Manfaat
1. Mengetahui definisi tekanan
2. Mengetahui peranti-peranti pengukuran tekanan secara listrik
3. Mengetahui prinsip kerja dari peranti-peranti pengukur tekanan
secara listrik.

BAB II

3
ISI
2.1. Pengertian Tekanan
Tekanan adalah gaya tiap satuan luas yang dihasilkan oleh gas, cairan, atau
benda padat. Tekanan dapat diukur sebagai tekanan absolut, tekanan diferensial
atau tekanan terukur. Tekanan absolut adalah tekanan total yang dihasilkan oleh
medium, sedangkan tekanan diferensial adalah beda antara dua tekanan. Tekanan
terukur adalah suatu tipe khusus dari tekanan diferensial yang dinyatakan sebagai
berikut :
Pg = Pa-Ps
Dimana Pg = tekanan terukur
Pa = tekanan absolut
Ps = tekanan atmosfer
Suatu ruang hampa di lain pihak didefinisikan sebagai ruangan gas yang
tekanannya kurang dari tekanan atmosfer. Tekanan dalam ruang hampa ini
merupakan sejenis tekanan diferensial :
V = Pa – Pa
Satuan dasar dari tekanan dalam cgs adalah dyne/cm2. Satu bar setara
dengan 10 pangkat 6 dyne per sentimeter kuadrat dan untuk memudahkan satu
milibar didefinisikan sebagai 1000 dyne per sentimeter kuadrat. Satu torr atau torr
setara dengan 1/760 atmosfer atau satu millimeter kolom air raksa. Harap
diperhatikan, bahwa tekanan yang dihasilkan oleh kolom air raksa, 76 cm tinggi
mempunyai kerapatan 13,5951 gm/cm2 dan sehubungn dengan percepatan yang
disebabkan oleh gravitasi 980,665 cm/det2, didefinisikan sebagai satu atmosfer
( 1013,250 mb ).
Tekanan (pressure) adalah gaya yang bekerja persatuan luas, dengan
demikian satuan tekanan identik dengan satuan tegangan (stress). Dalam konsep
ini tekanan didefinisikan sebagai gaya yang diberikan oleh fluida pada tempat
yang mewadahinya. Tekanan mutlak (absolute pressure) adalah nilai mutlak
tekanan yang bekerja pada wadah tersebut. Tekanan relative atau tekanan
pengukuran (gage pressure) adalah selisih antara tekanan mutlak dan tekanan
atmosfer. Tekanan vakum atau hampa (vacuum) menunjukan seberapa lebih
tekanan atmosfir dari tekanan mutlak (Holam, 1985).

4
Grafik dibawah ini menunjukkan perbedaan diantara ketiga tekanan diatas.

Gambar 1-9 Berbagai Macam Tekanan

Beberapa satuan tekanan yang umum dipakai :


1 atm (atmosfir) = 14,696 psi
= 1,01325 x 10*100.000 (Pa)
= 760 mmHg
1 Pa (paskal) = 1 (N/m2)
1 Torr = 1 mmHg
1 Bar = 10*100.000 Pa.

2.2. Respon Dinamik

Respon transien atau tanggapan fana instrumen pengukuran tekanan


bergantung pada dua faktor: (1) respon unsur transduser yang mengindra tekanan,
(2) respon fluida transmisi tekanan dan saluran-saluran penghubung, dan
sebagainya.

Yang terakhir ini sering merupakan faktor yang menentukan respon


frekwensi menyeluruh sistem pengukuran tekanan. Respon ini akhirnya akan
harus ditentukan dengan kalibrasi langsung. Perkiraan mengenai perangai tersebut
bisa didapatkan dengan analisa berikut.

5
Transduser tegangan

Po 2r

L P

Berdasarkan gambar diatas, tekanan yang berfluktuasi itu mempunyai


frekwensi Error: Reference source not found dan amplitudo po dan bekerja pada
tabung yang panjangnya L dan jari-jari r. Pada ujung tabung ini ada sebuah ruang
dengan volume V yang berhubungan dengan transduser peka-tekanan. Massa
fluida itu bergetar karena pengaruh gesekan fluida dalam tabung , yang cenderung
meredam gerakan. Jika rumus konvensional untuk tahanan gesek laminar dalam
aliaran tabung digunakan untuk menyatakan tahanan, maka persamaan untuk rasio
tekanan-amplitudo ialah

Error: Reference source not found =Error: Reference source not found

Dalam persamaan ini, p ialah amplitudo sinyal tekanan yang diberikan pada
transduser .

2.3. Pengukur Tekanan Secera Listrik


Pengukuran tekanan secara listrik umumnya banyak digunakan untuk
pengukuran tekanan yang lebih kecil dari 1 atmosfer. Pengukuran tekanan yang
lebih kecil dari 1 atmosfer paling baik dilakukan dengan metode-metode
elektronik murni. Peranti-peranti pengukuran tekanan secara listrik antara lain :

a. Pengukuran Tekanan Bridgman


Sudah umum diketahui bahwa tahanan kawat-halus berubah dengan
tekanan menurut suatu hubungan linier.
R = R1(1 + b ∆p)
Dimana :
R1 : tahanan pada 1 atm
b : koefisisen tekanan tahanan itu

6
∆p : tekanan pengukur
Efek yang dapat digunakan untuk mengukur tahanan sampai setinggi
100.000 atam. Transduser tekanan yang didasarkan atas prinsip ini dinamakan
pengukur Bridgman. Pengukuran ini biasanya menggunakan kawat halus dari
Manganin (84% Cu, 12% Mn, 4% Ni) yang dililitkan pada sebuah kumparan yang
ditempatkan di dalam sebuah bejana tekan yang sesuai. Koefisien tekanan tahanan
untuk bahan ini ialah kira-kira 1,7 x 10 -7 psi -1
(2,5 x 10-11 psi -1). Tahanan total
kawat ialah kira-kira 100 Ω, dan untuk mengukur perubahan tahanan ini
digunakan rangkaian jembatan yang konvensional. Setelah beberapa waktu,
pengukur ini mengalami perubahan sesui dengan umurnya, karena itu harus sering
dikalibrasi. Tetapi, bila dikalibrasi dengan baik, pengukur ini dapat digunakan
untuk pengukuran tekanan tinggi dengan ketelitian 0,1 %. Respon transien
pengukur ini sangat baik. Kawat tahanan itu sendiri dapat menanggapi perubahan-
perubahan dalam jangkau megahertz. Tentu saja, respons-frekuensi menyeluruh
sistem pengukuran tekanan lebih rendah nilai batasnya karena respons akustik dari
fluida transmisi.

Gambar 3.21. Bridgman

b. Pengukuran Konduktivitas-Termal Pirani


Pada tekanan rendah, konduktivitas termal gas berkurang sesuai dengan
tekanan. Pengukur Pirani adalah ssuatu peranti yang mengukur tekanan melalui

7
perubahan konduktans termal gas. Pengukur ini dibuat seperti gambar 3.22.
Sebuah filament kawat pijar) yang dipanaskan dengan listrik ditempatkan didalam
suatu ruang hampa. Rugi kalor (heat loss) dari filamen itu tergantung pada
konduktivitas termal gas dan suhu filament. Makin rendah tekanan, makin rendah
pula konduktivitas termal dan karena itu makin tinggi pula suhu filament untuk
suatu masukan energy-listrik. Suhu filament dapat diukur dengan termokopel,
tetapi dalam pengukur jenis pirani pengukuran dilakukan dengan mengamati
perubahan tekanan bahan filament (wolfram, platina, dan sebagainya).

Pengukuran tahanan dapat dilakukan dengan menggunakan rangkaian


jembatan yang sesuai. Rugi kalor dan filament itu merupakan fungsi pula dari
suhu sekitar, dan dalam prakteknya dipakai dua pengukur yang dihubungkan
dalam seri, seperti pada gambar 3.23, untuk mengkompensasi kemungkinan
variasi keadaan sekitar. Pengukur ini divakumkan dan keduanya, baik yang
ditutup mati maupun yang tidak, ditempatkan di dalam, kondisi linkungan yang
sama. Rangkaian jembatan lalu diatur (melalui tahanan R2) sehingga memberikan
kondisi nol. Bila pengukur uji ini dihubungkan dengan kondisi tekanan tertentu,
defleksi jembatan dari posisi nol akan dikompensasi oleh perubahan suhu
lingkungan.

8
Gambar 3.23. Susunan pengukur pirani untuk kompensasi perubahan suhu lingkungan

Pengukuran pirani memerlukan kalibrasi empiric dan biasanya tidak cocok


untuk tekanan di bawah 1 µm. limit atasnya ialah kira-kira 1 torr (133 Pa),
sehingga jangkau keseluruhanan ialah antara 0,1 sampai 100 Pa. untuk tekanan
yang lebih tinggi, konduktans termal berubah sedikit saja tekanan. Perlu dicatat
bahwa rugi kalor dari filament merupakan fungsi pula dari rugi konduksi ke
pemegang filmen dan rugi radiasi ke lingkungan. Limit bawah penerapan
pengukuran ini adalah pada titik dimana efek-efek ini lebih besar dari konduksi
gas. Respons transier pengukur pirani tidak baik untuk mendapatkan
keseimbangan termal pada tekanan rendah diperlukan waktu beberapa menit.

c. Pengukuran Knudsen
Pengukuran knusden memungkinkan kita melakukan pengukuran absolute
tekanan yang tidak bergantung pada bobot molekul gas. Alat ini sangat cocok
untuk pengukuran antara 10-5 dan 10 µm (106 sampai 1 Pa) dan dapat digunakan
sebagai peranti untuk mengkalibrasi pengukur-pengukur lain yang bekerja dalam
jangkauan tersebut. Pada gambar 2 dua buah sudu (Vane) V beserta cermin M
dipasang pada sespensi filament halus. Didekat sudut ini terdapat dua buah plat
yang dipanaskan P masing-masing dijaga pada suhu T. jarak pisah antara kedua
sudu dan plat kurang dari lintas bebas purata gas di sekitarnya. Kedua suhu berada
pada suhu Tg. molekul-molekul yang menimpa sudu dari plat panas mempunyai
kecepatan yang lebih tinggi dari pada yang meninggalkan sudu karena adanya
perbedaan suhu. Jadi, terdapat momentum neto yang mengenai sudu-sudu itu,
yang dapat diukur dengan mengamati anjakan angular (sudut) cermin, sama
seperti teknik yang digunakan pada galvanometer berkas cahaya. Pertukaran

9
momentum total dengan sudu itu merupakan fungsi densitas molekul, yang
selanjutnya berhubungan pula dengan tekanan dan suhu gas.

Gambar 3.24. Skema Pengukur Knudsen


Dengan demikian, persamaan tentang tekanan gas dapat dinyatakan
dengan suhu dan gaya yang diukur. Untuk perbedaan suhu T-T g yang kecil,
ditunjukkan bahwa hubungan itu adalah :

dimana tekanan ialah dalam dyne per sentimeter persegi bila gaya dalam dyne dan
suhu dalam derajat Kelvin.
Pengukur Knudsen memungkinkan kita melakukan pengukuran absolut
tekanan yang tidak bergantung pada bobot molekul gas. Alat ini sangat cocok
untuk pengukuran antara 10-5 dan 10 µm (106 sampai 1 Pa) dan dapat digunakan
sebagai peranti untuk mengkalibrasi pengukur-pengukur lain yang bekerja dalam
jangkau tersebut.

d. Pengukur Tekanan Ionisasi

10
Perhatikan susunan seperti Gambar 3.25, yang serupa dengan metode
tabung vakum biasa. Katode yang dapat memancarkan elektron, yang dipercepat
oleh kisi bermuatan positif. Pada waktu bergerak menuju kisi, elektron itu
mengionisasi molekul gas melalui tubrukan. Plat dijaga pada potensial negatif,
sehingga ion – ion positif terkumpul disana, dan menghasilkan arus i p. Elektron
dan ion negatif terkumpul pada kisi dan menghasilkan arus i g. Ternyata tekanan
gas sebanding dengan rasio arus plat arus arus kisi.

Dimana konstanta proporsionalitas (tetapan kesebandingan) S dinamakan


kepekaan pengukur. Nilai khas untuk nitrogen ialah S = 20 torr -1 (2,67 kPa-1),
tetapi nilai eksaknya harus ditentukan dengan kalibrasi pengukur itu. Nilai S
merupakan fungsi geometri tabung dan jenis gas.

Gambar 3.25. Skema Pengukur Ionisasi


Pengukur ionisasi yang konvensional cocok untuk pengukuran antara 1,0
dan 10-5 µm (0,13 sampai 1,3 Error: Reference source not found 10-6 Pa), dan
keluaran arus biasanya linear dalam jangkau ini. Pada tekanan yang lebih tinggi
ada kemungkinan katode itu terbakar. Untuk pengukuran tekanan sampai 10-12 torr
(0,13 Pa) terdapat pengukur ionisasi jenis khusus. Untuk dapat melakukan
pengukuran pada vakum yang demikian tinggi diperlukan teknik eksperimen yang
sangat tepat (presisi).

e. Alfatron
Alfatron ialah suatu pengukur ionisasi radioaktif yang skemanya ialah
seperti pada Gambar 3-26. Sebuah sumber radium kecil berfungsi sebagai

11
pemancar partikel-α. Partikel ini mengionisasi gas yang terdapat dalam
pengurung, dan tingkat ionisasi ditentukan dengan mengukur keluaran tegangan
(voltase) E0. Tingkat ionisasi ini merupakan fungsi linear langsung dari tekanan
untuk suatu jangkau tekanan yang cukup luas, yaitu dari linear 10 -3 sampai 103 torr
(0,1 sampai 105 Pa). Akan tetapi, karakteristik keluarannya berbeda untuk setiap
macam gas. Tekanan terendah yang dapat diukur dengan alat ini ditentukan oleh
perbandingan panjang lintasan-bebas purata terhadap dimensi ruang-kurung. Pada
tekanan yang sangat rendah, lintas-bebas purata menjadi sangat besar sehingga
terdapat hanya beberapa tubrukan saja dalam pengukur itu, dan dengan demikian
tingkat ionisasi sangat rendah. Keuntungan daripada Alfatron ialah bahwa ia dapat
digunakan pada tekanan atmosfer di samping untuk vakum tinggi dan bahwa di
sini tidak ada filamen panas seperti yang harus digunakan pada pengukur ionisasi
yang konvensional. Akibatnya, di sini tidak ada masalah terbakarnya filamen
akibat kesalahan penggunaan alat itu pada tekanan tinggi ( di atas 10 -1 torr atau 13
Pa).

Gambar 3.26. Skema Pengukur Alfatron


BAB III

PENUTUP

12
3.1 Kesimpulan

1. Tekanan dinyatakan sebagai gaya persatuan luas.


2. Pengukuran tekanan terbagi atas dua bagian yaitu pengukuran tekanan diatas 1
atm dan di bawah 1 atm.
3. Pengukuran tekanan diatas 1 atm umumnya pengukuran tekanan secara
mekanik dan pengukuran di bawah 1 atm biasanya menggunakan pengukuran
tekanan listrik.
4. Peranti-peranti pengukuran tekanan secara listrik antara lain pengukur tekanan
Bridgman, pengukur tekanan konduktivitas-thermal pirani, pengukur tekanan
ionisasi, pengukur tekanan Knudsen, dan Alfatron.
5. Pengukur Bridgman, dapat digunakan untuk mengukur tekanan sampai
setinggi 100.000 atm.
6. Pengukur Konduktivitas-thermal Pirani, alat yang dapat mengukur tekanan
melalui perubahan konduktivitas termal gas.
7. Pengukur Knudsen, dapat digunakan untuk mengukur tekanan absolut yang
tidak bergantung pada bobot molekul. Alat ini sangat cocok untuk pengukuran
antara 10-5 dan 10 m.
8. Pengukur Ionisasi, cocok untuk pengukuran antara 0,13 sampai 1,3 x 10 -6 Pa
dan keluaran arus biasanya linear dalam jangkau ini.
9. Pengukur Alfatron ialah suatu alat pengukur ionisasi radioaktif dan
jangkauannya antara 10-3 sampai 103 torr ,akan tetapi karateristik keluarannya
berbeda untuk setiap macam gas.

3.2 Saran

1. Pembaca dapat menambahkan tinjauan pustaka dari sumber lain untuk lebih
memahami konsep pengukuran tekanan.
2. Bila mengukur tekanan yang berada dibawah 1 atm atau dibawah tekanan
atmosfer disarankan untuk menggunakan alat pengukur tekanan secara listrik.

DAFTAR PUSTAKA

Holman, J.P, 1985, Metode pengukuran Teknik (terjemahan), Edisi keempat,


Penerbit Erlangga, Jakarta.
Yuniar, dkk. 2015. Instrumentasi dan Teknik Pengukuran. Jurusan Teknik

13
Kimia. Politeknik Negeri Sriwijaya.

14

Anda mungkin juga menyukai