KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan
karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis bisa menuntaskan laporan kerja praktek ini
yang berjudul Analisis Efisiensi Kinerja Cooling Tower.
Adapun laporan ini kami susun sebagai salah satu pelengkap kerja praktek
yang telah dilaksanakan selama satu bulan di PT Indonesia Power Unit
Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang Unit Darajat.
Berkat bantuan dan dorongan berbagai pihak, akhirnya laporan kerja praktek
ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Kami ucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberi banyak masukan kepada penulis.
Khususnya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Sudrajat Supian, MS. selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran.
2. Dr. Sahrul Hidayat, M.Si selaku Ketua Departemen Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran.
3. Lusi Safriani, S.Si, M.Si, Ph.D. selaku Ketua Program Studi Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran.
4. Bapak Doddy selaku wakil bagian humas dari UBP Kamojang yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk dapat melakukan kerja praktek
di PLTP Darajat.
5. Bapak Ubay Trisnadi selaku supervisor senior pemeliharaan, Bapak Sumadi
selaku supervisor pemeliharaan mesin, Bapak Yudi Firmansyah selaku
supervisor pemeliharaan listrik, Bapak Yayat Priyatna selaku supervisor
pemeliharaan kontrol dan instrumen, dan Bapak Tisna Asmara selaku
supervisor operasi di PLTP Darajat yang telah memberikan penjelasan
1
PLTP UPJP KAMOJANG
Terimakasih.
2
PLTP UPJP KAMOJANG
Abstrak
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit listrik yang
menggunakan panas bumi sebagai energi penggeraknya dan termasuk kedalam
kelompok energi terbarukan yang berasal dari alam dengan produksi dalam rentang
waktu berkelanjutan. Cooling Tower merupakan salah satu komponen penyusun
PLTP yang berfungsi sebagai pendingin air dari condenser dengan memanfaatkan
udara lingkungan. Kinerja cooling tower dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain suhu air masuk, suhu air keluar, suhu lingkungan, range, approach, dan fan.
Besarnya efisiensi dari cooling tower merepresentasikan seberapa baik sistem
tersebut dapat menurunkan atau mencapai suhu ideal sesuai ataupun mendekati suhu
literatur nya. Indikator pertama yang mempengaruhi kinerja cooling tower yaitu suhu
lingkungan dimana suhu lingkungan ideal di PLTP Kamojang Unit Darajat berada di
sekitar 17℃. Indikator selanjutnya yaitu range yang merupakan selisih antara suhu
air masuk dengan suhu yang keluar dari cooling tower. Semakin besar nilai range
maka perpindahan kalor yang terjadi semakin efektif. Selanjutnya indikator yang
berpengaruh yaitu nilai approach yang merupakan selisih antara temperature air
dingin dan temperature lingkungan. Setiap komponen penyusun colling tower juga
berpengaruh terhadap efesiensi kinerja cooling tower, seperti misalnya fan blade,
kualitas nozzle, fill grid, fill bar, dan drift eliminator yang memiliki kontak secara
langsung dengan air yang mengalami pendinginan pada cooling tower. Nilai efisiensi
cooling tower terendah yaitu pada tahun 2016 (𝜂 (%) = 58,04) sehingga beban
generatornya pun juga paling rendah (Beban Generator (MW) = 53,47) . Dan efisiensi
terbesar yaitu tahun 2014 (𝜂 (%) = 66,50) dengan beban generator paling tinggi (Beban
Generator (MW) = 55,13). Beberapa cara untuk meningkatkan efisiensi pendinginan
cooling tower untuk mengurangi efek suhu lingkungan yang semakin panas karena
adanya pemanasan global maka dilakukan penghijauan yang juga akan memperbaiki
udara sekitar. Selain itu melakukan pemeliharaan secara berkala ataupun
penggantian komponen-komponen penyusun cooling tower yang sudah mulai
mengalami korosi ataupun sudah rusak karena pengaruh lainnya.
3
PLTP UPJP KAMOJANG
BAB I
PENDAHULUAN
Energi panas bumi dapat digunakan sebagai sumber tenaga dari suatu
pembangkit listrik dimana akan menghasilkan energy listrik atau PLTP (Pembangkit
Listrik Tenaga Panas bumi), uap yang masuk akan memutar turbin dimana
sebelumnya sudah terkoppel dengan generator sehingga akan menghasilkan energi
listrik. Yang mengindikasikan seberapa baiknya kinerja dari sebuah pembangkit
yaitu bergantung pada kemampuan dari masing-masing bagian penyusun dari
pembangkit seperti steam receiving header, separator, demister, turbin, generator,
kondensor, dan faktor-faktor pendukung lainnya. Namun dalam hal ini difokuskan
pada efesiensi kinerja pada colling tower, pada bagian ini terjadi proses pendinginan
air dari condenser oleh udara lingkungan. Nilai perubahan suhu yang dihasilkan akan
berpengaruh pada nilai daya yang diperoleh, dimana factor yang mempengaruhi nilai
perubahan suhu yaitu suhu lingkungan dan komponen-komponen dari cooling tower
4
PLTP UPJP KAMOJANG
itu sendiri. Oleh karna itu diperlukan sebuah upaya untuk mempertahan kan nilai
perubahan suhu yang dihasilkan oleh colling tower sendiri.
1. Metode Observasi
Metode Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. Tujuannya adalah
untuk mengetahui proses kerja komponen yang digunakan oleh PT. INDONESIA
POWER UBP Kamojang Unit Darajat sehingga dapat membandingkannya dengan
ilmu yang didapatkan dari perkuliahan.
5
PLTP UPJP KAMOJANG
6
PLTP UPJP KAMOJANG
Pada tahapan ini seluruh hasil dan analisa yang didapatkan disimpulkan
untuk menjadi bahan pertimbangan penilitian selanjutnya.
Daftar Pustaka
Lampiran
7
PLTP UPJP KAMOJANG
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2. 1 SEJARAH
Pada awal tahun 1990-an, Pemerintah Indonesia mempertimbangkan
perlunya sektor ketenagalistrikan. Langkah awal menuju hal tersebut diawali dengan
berdirinya Paiton Swasta I yang dipertegas dengan dikeluarkannya Keputusan
Presiden No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui
pembangkitan – pembangkitan listrik swasta. Sebagai peneran tahap awal, tahun
1994, PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara) diubah statusnya dari Perum
(Perusahaan Umum) menjadi Persero (Perusuhaan Perseroan).
8
PLTP UPJP KAMOJANG
Pada saat itu juga, telah diketahui adanya indikasi bahwa potensi panas bumi
yang ada di Kamojang melebihi dari kebutuhan pembangkit unit 1. Untuk itu, pada
bulan Juli 1982 ditanda tangani kontrak kerja sama antara pemerintah Indonesia
dengan Geothermal Energy New Zealand (GENZL), untuk membangun 2 buah unit
pembangkit tambahan sebesar 2 × 55 MW. Sejak itu pembangunan unit 2 dan 3
dilakukan secara hampir bersamaan, dimana unit 2 telah mulai beroperasi pada bulan
Juli 1987 dan kemudian diikuti dengan unit 3 pada bulan November 1987. Dengan
telah berdirinya Unit PLTP Kamojang, maka pembangunan panas bumi di Indonesia
semakin intensif.
Pembangunan PLTP Kamojang UBP Unit Darajat adalah 1 Unit yaitu Unit 1
dengan kapasitas 1 × 55 MW pada tahun 1993 dan diresmikan juga beroperasi pada
15 Desember 1994 oleh Presiden Republik Indonesia, Seoharto.
Perusahaan juga dilengkapi dengan fasilitas atau saran berupa rumah dinas,
sarana olahraga, gedung serbaguna, gedung pertemuan, dan masjid. Komponen
Utama PLTP Kamjoang UBP Darajat adalah : Turbin, Generator, Condensor,
MCWP, Cooling tower, Separator, Demister dan LRVP.
2.2 LOKASI
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang UBP Unit Darajat
berada di Desa Pada Awas, Kecamatan Pasir Wangi, Kabupaten Garut yang terletak
di Kaki Gunung Papandayan, Provinsi Jawa Barat dan menempati area seluas
± 203.826 m2 , dikelilingi perbukitan, dengan batas-batas sebagai berikut:
9
PLTP UPJP KAMOJANG
PLTP UBP Kamojang Unit Darajat merupakan salah satu unit dari PT.
Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Kamojang yang juga terletak di
Kabupaten Garut. Unit pembangkit Kamojang merupakan salah satu unit yang
berada di bawah PT. PLN – PJB 1, membawahi Sub Unit Darajat dan Sub Unit
Gunung Salak yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi.
10
PLTP UPJP KAMOJANG
11
PLTP UPJP KAMOJANG
12
PLTP UPJP KAMOJANG
PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit Kamojang mengelola tiga Unit
Pembngkitan antara lain Unit Kamojang, Unit Gunung Salak dan Unit Darajat.
Struktur organisasi PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit Kamojang
ditetapkan berdasarkan SK DIR NO.53.K/010/IP/2013. Berikut ini merupakan
struktur organisasi PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit Kamojang Unit
Darajat.
13
PLTP UPJP KAMOJANG
Gambar 2.5.1. Struktur organisasi PT. Indonesia Power UBP Kamojang Unit
Darajat
14
PLTP UPJP KAMOJANG
15
PLTP UPJP KAMOJANG
16
PLTP UPJP KAMOJANG
17
PLTP UPJP KAMOJANG
18
PLTP UPJP KAMOJANG
BAB III
LANDASAN TEORI
3. 1 GEOTHERMAL DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
PANAS BUMI (PLTP)
Geothermal adalah sebuah sumber daya energi yang berasal dari perut bumi
yang termasuk sumber energi baru saat ini. Nama geotherma sendiri diambil dari
sebuah nama dari bahasa yunani. Geo dalam bahasa yunani artinya PANAS,
sedangkan Thermal yang berarti BUMI. Jadi secara umum pengertian dari
geothermal adalah energi panas yang dihasilkan dari panas bumi.
ini berada pada skala suhu 125oC - 225oC, yang merupakan mayoritas di
dunia. Sistem ini tergantung kepada suhu dan kondisi tekanan, maka mereka
dapat menghasilkan air panas, campuran air dan uap, uap basah dan dalam
beberapa kasus juga menghasilkan uap kering.
19
PLTP UPJP KAMOJANG
20
PLTP UPJP KAMOJANG
energi terbarukan. Namun, sebagian besar dari potensi ini belum digunakan. Saat ini,
Indonesia hanya menggunakan 4-5% dari kapasitas geothermalnya.
Halangan lain di Indonesia adalah tarif listrik yang tidak kompetitif. Melalui
subsidi pemerintah, tarif listrik menjadi murah. Selain itu, Perusahaan Listrik
Negara (PLN) memiliki monopoli distribusi listrik di Indonesia dan karena itu energi
21
PLTP UPJP KAMOJANG
listrik dari produsen-produsen independen harus dijual kepada PLN. Namun, di Juni
2014, Pemerintah Indonesia mengumumkan akan membuat harga pembelian
(dibayar oleh PLN) menjadi lebih menarik melalui kebijakan tarif feed-in yang baru.
Cadangan energi panas bumi yang terbesar terletak di wilayah barat Indonesia
dimana ada permintaan energi yang paling tinggi: Sumatra, Jawa dan Bali. Sulawesi
Utara adalah provinsi yang paling maju dalam penggunaan geotermal untuk energi
listrik: sekitar 40% dari pasokan listriknya didapat dari energi geothermal.
22
PLTP UPJP KAMOJANG
Di bawah kulit bumi terdapat suatu lapisan tebal yang disebut selubung
bumi (mantel) yang diperkirakan mempunyai ketebalan sekitar 2900 km. Bagian
teratas dari selubung bumi juga merupakan batuan keras.
Bagian terdalam dari bumi adalah inti bumi (core) yang mempunyai
ketebalan sekitar 3450 kilometer. Lapisan ini mempunyai temperatur dan tekanan
yang sangat tinggi sehingga lapisan ini berupa lelehan yang sangat panas yang
diperkirakan mempunyai density sekitar 10.2 - 11.5 gr/cm3. Diperkirakan
temperatur pada pusat bumi dapat mencapai sekitar 60000F.
Kulit bumi dan bagian teratas dari selubung bumi kemudian dinamakan
litosfir (80 - 200 km). Bagian selubung bumi yang terletak tepat di bawah litosfir
merupakan batuan lunak tapi pekat dan jauh lebih panas. Bagian dari
selubung bumi ini kemudian dinamakan astenosfer (200 - 300 km). Di bawah
lapisan ini, yaitu bagian bawah dari selubung bumi terdiri dari material-material
cair, pekat dan panas, dengan density sekitar 3.3 - 5.7 gr/cm3.
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa litosfer sebenarnya bukan
merupakan permukaan yang utuh, tetapi terdiri dari sejumlah lempeng-lempeng tipis
dan kaku (Gambar 3.2).
23
PLTP UPJP KAMOJANG
24
PLTP UPJP KAMOJANG
25
PLTP UPJP KAMOJANG
Berikut ini merupakan bagian-bagian utama pada PLTP UBP Kamojang Unit
Darajat :
1. Steam Receiving Header
26
PLTP UPJP KAMOJANG
2. Vent Structure
Alat ini merupakan pelepas uap dengan peredam suara. Vent structure
terbuat dari beton bertulang bak persegi panjang, bagian bawahnya disekat
dan bagian atasnya diberi tumpukan batu agar pada saat pelepasan uap ke
udara tidak mencemari lingkungan. Dengan menggunakan nozzle diffuser
maka getaran dan kebisingan dapat diredam. Vent structure dilengkapi
dengan katup-katup dengan sistem pneumatic. Udara bertekanan yang
digunakan untuk membuka dan menutup katup diperoleh dari dua buah
kompresor yang terdapat di dalam rumah vent structure. Pengoperasian vent
structure dapat dioperasikan dengan manual maupun otomatis (remote
system) yang dapat dilakukan dari panel ruangan control (control roomi).
Adapun fungsi dari vent structure adalah sebagai berikut:
27
PLTP UPJP KAMOJANG
3. Separator
Separator adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pemisah zat – zat
padat, silica, bintik –bintik air, dan zat lain yang bercampur dengan uap yang
masuk ke dalam separator. Hal ini dipelukan agar uap yang akan dialirkan ke
turbi merupakan uap bersih dan terbebas dari kontaminasi, separator di
design sedemikian rupa agar terjadi aliran sentrifugal pada uap yang
membuat partikel-partikel dengan berat jenis yang lebih besar(padatan) akan
jatuh kebawah kemudian ditampung oleh condensate collection vessel,
partikel-partikel kemudian dialirkan menuju tempat pembuangan. Hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya korosi,erosi dan pembentukan kerak
pada sudu turbin.
28
PLTP UPJP KAMOJANG
4. Demister
Demister ini dipasang pada jalur uap utama yang berbentuk tabung
silinder, didalamnya terdapat kisi – kisi baja yang berfungsi untuk
mengeliminasi butir – butir air yang terbawa oleh uap dari sumur – sumur
panas bumi agar dihasilkan uap kering (uap kualitas tinggi) untuk
selanjutnya dialirkan ke turbin. Uap dari separator yang masih mengandung
cairan akan masuk melalui bagian atas kemudian melewati filter, cairan yang
tidak lolos filter akan jatuh ke power house flash vessel akibat pegaruh gaya
gravitasi.
5. Turbin
29
PLTP UPJP KAMOJANG
turbin dengan tipe impuls dan reasi jenis aliran ganda. Tekana uap yang
masuk ke turbin adalah 10 bar absolut dan turbin ii memiliki 6 tingkat sudu
turbin.
Aliran uap yang masuk ke turbin adalah aliran ganda, dimana uap yang
pada awalnya melalui satu pipa, kemudian bercabang menjadi dua pipa, yang
masuk ke sisi kanan dan sisi kiri. Uap yang masuk ke turbin yang diatur oleh
dua katup atau ke turbin yang diatur oleh dua katup atau valve , yaitu Main
Stop Valve (MSV) dan Governor Valve (GV). Main Stop Valve merupakan
katup pengatur uap yang masuk ke turbin, yang pembukaannya cenderung
tetap. Sedangkan Governor Valve merupakan katup untuk mengatur
pembukaan uap yang masuk ke turbin dan pembukaanya berubah sesuai
target daya yang diinginkan.
Aliran ganda dari uap yang masuk ke turbin digunakan untuk pengujian
katup. Pada pemeliharaan, katup harus diuji kinerjanya agar berfungsi secara
maksimal, dengan cara menutup katup yang lain. Karena itu dibutuhkan dua
aliran, agar apabila ingin menguji performa satu katup maka aliran uap yang
lewat katup lain dapat ditutup, sehingga seluruh uap mengalir lewat katup
yang satu lagi. Putaran rotor dari turbin rata-rata 3000 rpm, dengan
30
PLTP UPJP KAMOJANG
menghasilkan daya maksimum yang dapat dicapai oleh turbin adalah 57.75
MW. Namun pada desainnya dan pada kenyataanna, turbin ini menghasilkan
daya 55 MW. Berikut ini spesifikasi turbin uap pada PLTP Kamojang Unit
Derajat:
- rated output : 55 mw
6. Generator
31
PLTP UPJP KAMOJANG
7. Kondensor
Kondensor berfungsi mengubah fasa uap bekas dari turbin menjadi fasa
cair dengan kondisi tekanan yang hampa, dengan kata lain uap akan mengalir
dari tekanan tinggi pada turbin menuju tekanan rendah pada kondensor. Hal
ini juga mempengaruhi daya yang dihasilkan pada turbin.
Uap bekas dari turbin masuk dari sisi atas kondensor, kemudian
mengalami kondensasi sebagai akibat dari penyerapan panas oleh air
pendingin yang berasal dari basin cooling tower yang disebut pula sebagai air
sekunder untuk selanjutnya diinjeksikan melalui spray nozzle dimana tipe
kondensor PLTP UBP Kamojang Unit Darajat yang digunakan adalah kontak
langsung (direct contact). Uap yang tidak dapat dikondensasi atau biasa
disebut NCG (Non-Condensate Gas) akan dialirkan menuju intercondensor.
32
PLTP UPJP KAMOJANG
Pada liquid ring vaccum pump merupakan alat yang digunakan untuk
menghilangkan sisa uap yang tidak terkondensasi atau (NCG) pada
condenser dimana prinsip LRVP yaitu gas yang tidak terkondensasi dicampur
dengan air secara kontak langsung dan terjadi gaya setrifugal atau gerak
melingkar didalamnya.
33
PLTP UPJP KAMOJANG
Main Cooling Water Pump atau pompa pendingin utama ini berfungsi
untuk memompakan air dari kondensor menuuju menara pendingin atau
Cooling Tower. MCWP diperlukan karena ketingian kondensor lebih rendah
dibandingkan dengan puncak menara pendingin. Air yang telah
dikondensasikan pada kondensor perlu dipompa menuju puncak menara
pendingin dikarenakan nantinya air tersebut akan didinginkan pada menara
pendingin dengan sistem kontak langsung (direct contact) dengan udara.
34
PLTP UPJP KAMOJANG
Cooling Tower atau menara pendingin pada sistem pembangkit listrik ini
berfungsi untuk mendinginkan air yang telah dikondensasikan pada
kondensor. Menara pendingin pada PLTP UBP Kamojang Unit Darajat
memiliki tipe crossflow, mechanical draft double flow.
35
PLTP UPJP KAMOJANG
Fill berfungsi membuat bentuk dan volume air menjadi lebih kecil
dengan tujuan mengoptimalkan pendinginan kontak langsung dengan udara
lingkungan.
a. Fill Bar
b. Fill Grid
Fill grid merupakan tempat untuk menopang fill bar secara tersusun.
36
PLTP UPJP KAMOJANG
Hot Water Basin terletak pada bagian atas Cooling Tower sebagai tempat
penampungan air yang berasal dari kondensor dan tejadi kontak langsung
antara air kondensat dengan udara lingkungan pada proses pendinginan untuk
selanjutnya dispray oleh nozzle menuju bagian dalam cooling tower.
Cold Water Basin merupakan tempat penampungan akhir air yang berada
pada bagian bawah cooling tower setelah melalui proses pendinginan untuk
selanjutnya dialirkan menuju kolam penampungan, kondensor, dan
direinjeksikan kembali ke sumur.
37
PLTP UPJP KAMOJANG
4. Drift Eliminator
38
PLTP UPJP KAMOJANG
Pada cooling tower terdapat dua buah air inlet (saluran masuk udara) dan
Louvers yang didesain sedemikian sehingga dapat masuk kedalam cooling
tower. Selain itu kipas pada cooling tower juga berperan sebagai penghisap
udara lingkungan agar masuk ke dalam cooling tower untuk upaya
optimalisasi proses pendinginan.
6. Distribution Valve
7. Nozzle
39
PLTP UPJP KAMOJANG
8. Fans
Fans (kipas) digunakan utnuk membantu pendinginan dan membuang
partikel gas ke lingkungan.
Selain itu menara pendingin terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu :
a. Manual Draft
Menara pendingin jenis ini memanfaatkan perbedaan temperatur antara
udara ambien dengan udara yang lebih panas di dalam menara. Apabila udara
panas naik, maka udara segar yang dingin akan masuk ke menara melalui
40
PLTP UPJP KAMOJANG
saluran udara masuk di bagian bawah. Menara pendingin jenis ini tidak
menggunakan kipas.
b. Mechanical Draft
Untuk menara pendingin jenis ini, terdapat ciri utama yaitu kipas untuk
mendorong atau mengalirkan udara agar dapat membantu mendinginkan air
yang disirkulasi. Air yang jatuh mengenai fill agar waktu kontak anatara air
dan udara, sehingga perpindahan panas dapat terjadi secara maksimal.
Macam-macam menara pendingin jenis mechanical draft antara lain adalah :
a. Forced Draft
Untuk menara pendingin jenis ini, udara dihembuskan ke menara oleh
kipas yang terletak pada saluran udara masuk. Keuntungan dari
menara ini adalah cocok untuk resistansi udara yang tinggi karena ada
kipas dengan blower sentrifugal, dan kipas juga tidak berisik. Tetapi
sirkulasi udara kurang baik karena kecepatan udara yang masuk tinggi
namun udara yang keluar memiliki kecepatan yang rendah.
b. Induced Draft Crossflow
Menara jenis ini menggunakan aliran air masuk dari puncak menara,
dan udara masuk dari sisi menara pendingin kemudian bergerak
keluar menara karena terdapat kipas untuk membawa udara keatas.
Sehingga terjadi persilangan antara aliran air dan udara. Sirkulasi
udara menara pendingin jenis ini baik karena udara yang keluar 3-4
kali lebih cepat dari udara masuk, namun kipas membutuhkan
ketahanan tinggi terhadap embun dari korosi karena jalur udara keluar
yang lembab.
Terdapat 2 macam aliran dari menara jenis ini, yaitu aliran tunggal
(udara masuk pada satu sisi) dan aliran ganda (udara masuk dari dua
sisi menara pendingin).
c. Induced Draft Counterflow
41
PLTP UPJP KAMOJANG
12. Ejector
42
PLTP UPJP KAMOJANG
13. Intercooler
43
PLTP UPJP KAMOJANG
44
PLTP UPJP KAMOJANG
secara parallel dengan system Jawa – Bali. Sedangkan mode step down
digunakan pada trafo kedua yaitu 13,8KV menjadi 6,3KV untuk menjalankan
dua komponen yaitu MCWP dan LRVP. Selanjutnya output tegagan trafo
kedua ini menjadi tegangan input trafo ketiga, pada trafo ketiga dengan mode
step down yaitu 6,3KV menjadi 380V untuk digunakan pada berbagai macam
komponen di PLTP UPB Kamojang Unit Darajat.
45
PLTP UPJP KAMOJANG
BAB IV
DATA PENELITIAN
46
PLTP UPJP KAMOJANG
47
PLTP UPJP KAMOJANG
5. Approach
Approach merupakan perbedaan antara temperatur air dingin keluar
menara pendingin dengan temperatur bola basah udara ambien. Semakin
rendah approach, maka kinerja menara pendingin akan semakin baik karena
temperatur air dingin semakin mendekati temperatur bola basah.
Approach = To – Tw ...(3)
Approach merupakan indikator utama untuk menentukan kinerja
menara pendingin. Untuk mendapatkan nilai approach yang sesuai dengan
desain, maka temperatur bola basah berkurang, maka temperatur air dingin
keluar juga berkurang, namun hanya setangah kalinya. Perhitungan kasar ini
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan mengubah rasio L/G.
Approach dipengaruhi oleh ukuran menara, semakin besar ukuran menara
(tower size factor) maka nilai approach akan semakin kecil.
(𝐓𝐢 − 𝐓𝐨 )
ƞ= (𝐓𝐢 − 𝐓𝐰 )
× 𝟏𝟎𝟎% ...(4)
48
PLTP UPJP KAMOJANG
49
PLTP UPJP KAMOJANG
50
PLTP UPJP KAMOJANG
Suhu
Beban Suhu Air Suhu
Hari Air Range Approach 𝜂 (%)
Generator Masuk Lingkungan
ke- Keluar (˚C) (˚C)
(MW) (˚C) (˚C)
(˚C)
25 55,0583 49,572 28,76 18,52 20,812 10,24 67,02
26 55,012 49,792 28,888 18,052 20,904 10,836 65,861
27 55,0583 49,776 28,78 18,41 20,996 10,37 66,94
28 54,93 49,628 28,736 18,36 20,892 10,376 66,82
29 55,425 48,684 28,112 17,998 20,572 10,114 67,04
30 54,975 48,652 27,968 17,336 20,684 10,632 66,05
31 55,4619 47,736 27,256 16,588 20,48 10,668 65,75
Suhu
Beban Suhu Air Suhu
Hari Air Range Approach 𝜂 (%)
Generator Masuk Lingkungan
ke- Keluar (˚C) (˚C)
(MW) (˚C) (˚C)
(˚C)
25 52,775 45,784 30,42 19,436 15,364 10,984 58,31
26 53,316 46,176 30,3 19,34 15,876 10,96 59,16
27 53,872 45,956 29,772 18,252 16,184 11,52 58,42
28 53,608 46,252 30,04 18,74 16,212 11,3 58,93
29 53,812 45,868 29,72 17,764 16,148 11,956 57,46
30 53,56 45,848 29,764 17,664 16,084 12,1 57,07
31 53,3458 45,728 29,844 17,816 15,884 12,028 56,91
51
PLTP UPJP KAMOJANG
52
PLTP UPJP KAMOJANG
BAB V
PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
5. 1 Pengolahan Data
1. Range
Range = Ti - To
Contoh dengan menggunakan data hari ke-25 Mei 2014, maka nilai
range yang didapat
Range = 20,81°C
2. Approach
Approach = To – Tw
Contoh dengan menggunakan data hari ke-25 Mei 2014, maka nilai
approach yang didapat
Approach = 10,24°C
3. Efisiensi (ƞ)
(Ti − To )
ƞ= × 100%
(Ti − Tw )
Contoh dengan menggunakan data hari ke-25 Mei 2014, maka nilai
efisiensi yang didapat
53
PLTP UPJP KAMOJANG
( 9,57 − 28,76)
ƞ= × 100%
( 9,57 − 18,52)
ƞ = 67,02%
5. 2 Pembahasan
Kinerja cooling tower dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu air
masuk, suhu air keluar, suhu lingkungan, range, approach, dan fan. Besarnya
efisiensi dari cooling tower merepresentasikan seberapa baik sistem tersebut dapat
menurunkan atau mencapai suhu ideal sesuai ataupun mendekati suhu literatur nya.
54
PLTP UPJP KAMOJANG
Berdasarkan tabel data 6 tersebut terjadi kenaikan suhu lingkungan pada bulan Mei
tahun 2014 – 2017. Kemudian pada bulan Januari 2018 terjadi penurunan suhu
lingkungan kembali.
Suhu lingkungan yang semakin tidak menentu dari tahun ke tahun sangat
dipengaruhi oleh adanya pemanasan global sehingga suhu udara terasa lebih panas.
Solusi yang sederhana dan mudah dilakukan adalah dengan mempertahankan
penghijauan secara berkala di sekitar pembangkit sehingga dengan adanya
pepohonan akan mempengaruhi kualitas udara. Sebagai akibatnya kerja (work) yang
diperlukan untuk mendinginkan air pada cooling tower juga akan lebih berkurang
dan pendinginan pun akan lebih optimal.
Indikator selanjutnya yaitu range yang merupakan selisih antara suhu air
masuk dengan suhu yang keluar dari cooling tower. Semakin besar nilai range maka
perpindahan kalor yang terjadi semakin efektif. Namun meskipun demikian besarnya
nilai range tidak mempengaruhi performa pendinginan cooling tower secara
keseluruhan karena berdasarkan persamaan (2) nilai range hanya memperthitungkan
nilai suhu air masuk dan suhu air keluar.
55
PLTP UPJP KAMOJANG
Range (˚C)
Mei-14 Mei-16 Mei-17 Jan-18
20,812 15,364 17,532 20,304
20,904 15,876 17,888 20,136
20,996 16,184 18,1 20,194
20,892 16,212 18,144 20,124
20,572 16,148 17,632 20,352
20,684 16,084 17,772 20,072
20,48 15,884 16,04 20,132
20,763 15,965 17,587 20,188
Berdasarkan tabel data 7 dapat terlihat bahwa nilai range terbesar berada pada tahun
2014 yang menunjukan efektiftas pendinginan pada cooling tower lebih baik jika
dibandingkan dengan range pada tahun 2016. Hal tersebut dipengaruhi oleh suhu
lingkungan sekitar sehingga berdasarkan data yang diperoleh pun efisiensi terbesar
yaitu pada tahun 2014 dan efisiensi terkecil yaitu pada tahun 2016.
Approach (˚C)
Mei-14 Mei-16 Mei-17 Jan-18
10,24 10,984 10,508 12,36
10,836 10,96 10,228 12,716
10,37 11,52 11,07 11,794
10,376 11,3 10,568 12,292
10,114 11,956 10,884 11,456
10,632 12,1 10,5 11,26
10,668 12,028 10,276 10,936
10,462 11,55 10,576 11,831
56
PLTP UPJP KAMOJANG
Berdasarkan tabel data 8 dapat terlihat bahwa nilai approach terkecil berada pada
tahun 2014 yang menunjukan efektiftas pendinginan pada cooling tower lebih baik
jika dibandingkan dengan approach pada tahun 2016. Hal tersebut dipengaruhi oleh
suhu lingkungan sekitar sehingga berdasarkan data yang diperoleh efisiensi terbesar
yaitu pada tahun 2014 dan efisiensi terkecil yaitu pada tahun 2016.
Selain ketiga faktor di atas hal lain yang mempengaruhi kinerja cooling tower
adalah fan blade yang mana fan blade yang digunakan di PLTP Kamojang Unit
Darajat mengalami pergantian seperti misalnya pada tahun 2012 tipe fan blade yang
digunakan pada setiap cell merupakan tipe lama yang memiliki massa lebih besar
sehingga kecepatan putaran fan blade kurang maksimal sehingga proses pendinginan
kurang baik, sementara pada tahun 2013 mengalami pergantian fan blade dimana
massa fan blade menjadi lebih ringan sehingga kecepatan putaran pada fan blade
semakin besar dan proses penghisapan udara pun akan semakin optimal. Selain itu
karena adanya pemeliharaan fan blade yang terus dilakukan maka hal tersebut juga
berpengaruh terhadap kinerja fan blade dan proses pendinginan pun menjadi semakin
baik.
57
PLTP UPJP KAMOJANG
Tabel 9. Data Hasil Perhitungan Efisiensi Beserta Beban yang dihasilkan di PLTP
Darajat
Pada tabel 9 di atas sangat terlihat bahwa nilai efisiensi terendah yaitu pada tahun
2016 sehingga beban generatornya pun juga paling rendah. Dan efisiensi terbesar
yaitu tahun 2014 dengan beban generator paling tinggi.
58
PLTP UPJP KAMOJANG
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
1. Faktor yang mempengaruhi pendinginan air pada cooling tower antara
lain adalah temperatur lingkungan, range, approach, spesifikasi dari fan
yang digunakan, dan komponen penyusun cooling tower lainnya yang
mengalami kontak langsung dengan air maupun yang tidak. Semakin
rendah temperatur lingkungan akan semakin baik karena pendinginan
oleh udara luar semakin optimal dan semakin rendah nilai approach maka
kinerja cooling tower juga akan semakin baik karena temperatur air
dingin atau air yang keluar mendekati temperatur lingkungan. Selain itu
semakin besar nilai range maka semakin baik pula pendinginan pada
cooling tower karena efektifnya perpindahan kalor yang terjadi.
2. Beberapa cara untuk meningkatkan efisiensi pendinginan cooling tower
yaitu diantaranya, untuk mengurangi efek suhu lingkungan yang semakin
panas karena adanya pemanasan global maka dilakukan penghijauan yang
juga akan memperbaiki udara sekitar. Selain itu melakukan pemeliharaan
secara berkala ataupun penggantian komponen-komponen penyusun
cooling tower yang sudah mulai mengalami korosi ataupun sudah rusak
karena pengaruh lainnya.
6.2 SARAN
1. Melakukan pembaharuan terhadap komponen-komponen cooling tower
yang sudah mulai tidak bekerja dengan baik.
59
PLTP UPJP KAMOJANG
DAFTAR PUSTAKA
Vishwakarma, Krishna S., Bhoyar, Arpit S., Larokar, Saahil K., Hote, Vaibhav V.,
Bhudhbaware, Saurabh. Study the factors on which efficiency of cooling tower can
be critically acclaimed (A case Study). Int. Journal of Engineering Research and
Applications. ISSN : 2248-9622, Vol. 5, Issue 4, ( Part -3) April 2015, pp.73-79
The Entire Marley Cooling Tower Company Staff. Cooling Tower Fundamentals.
Kansas City: The Marley Cooling Tower Company
60