Anda di halaman 1dari 60

PLTP UPJP KAMOJANG

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan
karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis bisa menuntaskan laporan kerja praktek ini
yang berjudul Analisis Efisiensi Kinerja Cooling Tower.
Adapun laporan ini kami susun sebagai salah satu pelengkap kerja praktek
yang telah dilaksanakan selama satu bulan di PT Indonesia Power Unit
Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang Unit Darajat.
Berkat bantuan dan dorongan berbagai pihak, akhirnya laporan kerja praktek
ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Kami ucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberi banyak masukan kepada penulis.
Khususnya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Sudrajat Supian, MS. selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran.
2. Dr. Sahrul Hidayat, M.Si selaku Ketua Departemen Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran.
3. Lusi Safriani, S.Si, M.Si, Ph.D. selaku Ketua Program Studi Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran.
4. Bapak Doddy selaku wakil bagian humas dari UBP Kamojang yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk dapat melakukan kerja praktek
di PLTP Darajat.
5. Bapak Ubay Trisnadi selaku supervisor senior pemeliharaan, Bapak Sumadi
selaku supervisor pemeliharaan mesin, Bapak Yudi Firmansyah selaku
supervisor pemeliharaan listrik, Bapak Yayat Priyatna selaku supervisor
pemeliharaan kontrol dan instrumen, dan Bapak Tisna Asmara selaku
supervisor operasi di PLTP Darajat yang telah memberikan penjelasan

1
PLTP UPJP KAMOJANG

mengenai tiap-tiap bagian pemeliharaan dan memberikan data-data penting


untuk menyusun laporan.
6. Bapak Cecep selaku bidang administrasi umum yang telah menerima,
mengarahkan dan mengurusi berbagai kebutuhan penulis.
7. Indra Oktavianto selaku staf bagian pemeliharaan mesin yang telah banyak
mengajarkan penulis berbagai hal terkait pembangkit dan hal lainnya.
8. Seluruh staf pegawai dan karyawan PT Indonesia Power UBP Kamojang
Unit Darajat.
9. Pak H. Isa dan keluarga yang telah memfasilitasi tempat tinggal selama kerja
praktek berlangsung.
10. Teman-teman seperjuangan selama kuliah praktek (Alin, Hikmah, Cecep,
Budi, Sandi, Dimas, dan Bima).
Mengingat kurangnya pengalaman dan pengetahuan, penulis menyadari
bahwasannya masih banyak kekurangan dari laporan kerja praktek ini, baik itu
berupa teknik dan materi penyajiannya. Dengan demikian, penulis mengaharapkan
kritik dan saran agar bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Terimakasih.

2
PLTP UPJP KAMOJANG

Abstrak
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit listrik yang
menggunakan panas bumi sebagai energi penggeraknya dan termasuk kedalam
kelompok energi terbarukan yang berasal dari alam dengan produksi dalam rentang
waktu berkelanjutan. Cooling Tower merupakan salah satu komponen penyusun
PLTP yang berfungsi sebagai pendingin air dari condenser dengan memanfaatkan
udara lingkungan. Kinerja cooling tower dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain suhu air masuk, suhu air keluar, suhu lingkungan, range, approach, dan fan.
Besarnya efisiensi dari cooling tower merepresentasikan seberapa baik sistem
tersebut dapat menurunkan atau mencapai suhu ideal sesuai ataupun mendekati suhu
literatur nya. Indikator pertama yang mempengaruhi kinerja cooling tower yaitu suhu
lingkungan dimana suhu lingkungan ideal di PLTP Kamojang Unit Darajat berada di
sekitar 17℃. Indikator selanjutnya yaitu range yang merupakan selisih antara suhu
air masuk dengan suhu yang keluar dari cooling tower. Semakin besar nilai range
maka perpindahan kalor yang terjadi semakin efektif. Selanjutnya indikator yang
berpengaruh yaitu nilai approach yang merupakan selisih antara temperature air
dingin dan temperature lingkungan. Setiap komponen penyusun colling tower juga
berpengaruh terhadap efesiensi kinerja cooling tower, seperti misalnya fan blade,
kualitas nozzle, fill grid, fill bar, dan drift eliminator yang memiliki kontak secara
langsung dengan air yang mengalami pendinginan pada cooling tower. Nilai efisiensi
cooling tower terendah yaitu pada tahun 2016 (𝜂 (%) = 58,04) sehingga beban
generatornya pun juga paling rendah (Beban Generator (MW) = 53,47) . Dan efisiensi
terbesar yaitu tahun 2014 (𝜂 (%) = 66,50) dengan beban generator paling tinggi (Beban
Generator (MW) = 55,13). Beberapa cara untuk meningkatkan efisiensi pendinginan
cooling tower untuk mengurangi efek suhu lingkungan yang semakin panas karena
adanya pemanasan global maka dilakukan penghijauan yang juga akan memperbaiki
udara sekitar. Selain itu melakukan pemeliharaan secara berkala ataupun
penggantian komponen-komponen penyusun cooling tower yang sudah mulai
mengalami korosi ataupun sudah rusak karena pengaruh lainnya.

Kata Kunci : Cooling Tower, Suhu, dan Nilai Efisiensi.

3
PLTP UPJP KAMOJANG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia adalah negara berkembang dengan jumlah penduduk yang sangat
tinggi dan merupakan negara dengan posisi ke 4 dengan populasi tertinggi di dunia
dimana menurut badan statistic sebesar 1,5% untuk setiap tahunnya jumlah
penduduk Indonesia akan mengalami penaikan. Karena hal tersebut maka tingkat
kebutuhan energi di Indonesia akan mengalami penaikan pula, energi yang sering
dipergunakan merupakan energi yang berasal dari fosil berupa batubara ataupun
minyak bumi dan gas alam namun karna ketersediannya yang terbatas di alam maka
dapat digunakan energi terbarukan untuk mengimbanginya, dimana energi ini berasal
dari alam yang rentang waktunya dapat berkelanjutan sebagai contoh energi panas
bumi. Berdasarkan hukum kekekalan energi dimana energi tidak dapat diciptakan
atau dimusnahkan namun energi dapat dikonversikan kedalam bentuk lain.

Energi panas bumi dapat digunakan sebagai sumber tenaga dari suatu
pembangkit listrik dimana akan menghasilkan energy listrik atau PLTP (Pembangkit
Listrik Tenaga Panas bumi), uap yang masuk akan memutar turbin dimana
sebelumnya sudah terkoppel dengan generator sehingga akan menghasilkan energi
listrik. Yang mengindikasikan seberapa baiknya kinerja dari sebuah pembangkit
yaitu bergantung pada kemampuan dari masing-masing bagian penyusun dari
pembangkit seperti steam receiving header, separator, demister, turbin, generator,
kondensor, dan faktor-faktor pendukung lainnya. Namun dalam hal ini difokuskan
pada efesiensi kinerja pada colling tower, pada bagian ini terjadi proses pendinginan
air dari condenser oleh udara lingkungan. Nilai perubahan suhu yang dihasilkan akan
berpengaruh pada nilai daya yang diperoleh, dimana factor yang mempengaruhi nilai
perubahan suhu yaitu suhu lingkungan dan komponen-komponen dari cooling tower

4
PLTP UPJP KAMOJANG

itu sendiri. Oleh karna itu diperlukan sebuah upaya untuk mempertahan kan nilai
perubahan suhu yang dihasilkan oleh colling tower sendiri.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH


1. Apa saja faktor yang mempengaruhi efisiensi kinerja cooling tower?
2. Bagaimana cara mengoptimasi kinerja cooling tower?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pendinginan air pada cooling
tower.
2. Mengetahui cara meningkatkan efisiensi pendinginan air pada cooling
tower.

1.4 METODE PENELITIAN


Dalam penulisan laporan akhir kerja praktik ini, penulis berusaha
mengumpulkan data dan informasi secara lengkap, tepat, jelas dan sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas
atas objek yang dipelajari. Oleh karena itu, penulis menerapkan beberapa metode
pengumpulan data sehingga diharapkan kebenaran data dan kondisi yang
dikumpulkan terjamin. Adapun metode-metode tersebut ialah:

1. Metode Observasi
Metode Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. Tujuannya adalah
untuk mengetahui proses kerja komponen yang digunakan oleh PT. INDONESIA
POWER UBP Kamojang Unit Darajat sehingga dapat membandingkannya dengan
ilmu yang didapatkan dari perkuliahan.

5
PLTP UPJP KAMOJANG

2. Metode Wawancara dan Diskusi


Metode Wawancara dan diskusi dilakukan dengan para ahli, teknisi, operator,
dan khususnya dengan supervisor senior pada komponen mesin terkait. Dengan
melakukan metode wawancara dan diskusi ini diharapkan penulis mendapatkan ilmu
pengetahuan yang lebih mendalam terhadap sistem permesinan dan terutama pada
komponen dalam kasus penelitian yang dilakukan.

3. Studi Literatur dan Data


Studi literatur dan data merupakan salah satu metode memperoleh informasi
yang komponen mesin dan sistem permesinan yang digunakan. Studi dilakukan
dengan melihat referensi buku perpustakaan dan database monitoring alat milik PT.
INDONESIA POWER UBP KAMOJANG UNIT DARAJAT.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan laporan kerja praktik di PT. Indonesia Power Unit
Bisnis Pembangkit Unit Darajat ini disusun dalam tujuh bab, yaitu :
Bab I : Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Tujuan Penilitian
1.4. Metoda Penelitian
1.5. Sistematika Penulisan
1.6. Waktu dan Tempat Penelitian
Bab II : Profil Perusahaan
Menjelaskan tentang profil perusahaan yang berisi sejarah, lokasi,
visi, misi, motto logo perusahaan, makna logo perusahaan, bentuk, warna

6
PLTP UPJP KAMOJANG

logo perusahaan, struktur organisasi, nilai perusahaan, dan prestasi


perusahaan.
Bab III : Landasan Teori
Dalam bab II ini dibahas mengenai pembahasan geothermal, prospek
geothermal, komponen utama pada PT. Indonesia Power Unit Bisnis
Pembangkit Unit Darajat, dan perumusan data yang akan dipergunakan.
Bab IV : Data
Dalam bab IV berisi data yang mendukung dalam penyusunan laporan
akhir selama praktik kerja di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit
Unit Darajat.
Bab V : Pengolahan Data
Pada bab V data yang telah diperoleh kemudian diolah menjadi hasil
akhir.
Bab VI : Analisa
Dalam tahapan ini, seluruh hasil yang telah didapatkan dianalisa
mengenai pengaruh sudut pada fan blade di cooling tower terhadap
penurunan suhu yang terjadi.

Bab VII : Kesimpulan dan Saran

Pada tahapan ini seluruh hasil dan analisa yang didapatkan disimpulkan
untuk menjadi bahan pertimbangan penilitian selanjutnya.

Daftar Pustaka
Lampiran

1.6 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN


1. Waktu Penelitian : 03 Juli 2018 – 31 Juli 2018
2. Tempat : PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit Unit
Darajat

7
PLTP UPJP KAMOJANG

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2. 1 SEJARAH
Pada awal tahun 1990-an, Pemerintah Indonesia mempertimbangkan
perlunya sektor ketenagalistrikan. Langkah awal menuju hal tersebut diawali dengan
berdirinya Paiton Swasta I yang dipertegas dengan dikeluarkannya Keputusan
Presiden No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui
pembangkitan – pembangkitan listrik swasta. Sebagai peneran tahap awal, tahun
1994, PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara) diubah statusnya dari Perum
(Perusahaan Umum) menjadi Persero (Perusuhaan Perseroan).

Setaun kemudian, tepatnya pada 3 Oktober 1995, PT. PLN (Persero)


membentuk dua anak perusahaan yang betujuan untuk memisahkan misi social dan
misi komersial yang dilakukan oleh BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Salah satu
dari anak perusahaan itu adalah PT. Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali 1, atau
lebih dikenal dengan naman PLN PJB I. Anak perusahaan ini ditujukan untuk
menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan listrik dan usaha-usaha
yang terkait. Kemudian, perusahaan terebut secara resmi mengumumkan perubahan
nama PLN PJB I menjadi PT. Indonesia Power.

Pembangkit – pembangkit yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power dikelola


dan dioperasikan oleh delapan Unit Bisnis Pembangkit (UBP) yakni UBP Priok,
UBP Suralaya, UBP Saguling, UBP Kamojang, UBP Mrica, UBP Semarang, UBP
Perak dan Grati serta UBP Bali. Secara keseluruhan , PT. Indonesia Power dapat
menghasilkan daya mampu sebesar 7522 MW. Daya mampu ini merupakan daya
mampu terbesar yang dimiliki oleh perusahaan pembangkit di Indonesia.

8
PLTP UPJP KAMOJANG

Pada saat itu juga, telah diketahui adanya indikasi bahwa potensi panas bumi
yang ada di Kamojang melebihi dari kebutuhan pembangkit unit 1. Untuk itu, pada
bulan Juli 1982 ditanda tangani kontrak kerja sama antara pemerintah Indonesia
dengan Geothermal Energy New Zealand (GENZL), untuk membangun 2 buah unit
pembangkit tambahan sebesar 2 × 55 MW. Sejak itu pembangunan unit 2 dan 3
dilakukan secara hampir bersamaan, dimana unit 2 telah mulai beroperasi pada bulan
Juli 1987 dan kemudian diikuti dengan unit 3 pada bulan November 1987. Dengan
telah berdirinya Unit PLTP Kamojang, maka pembangunan panas bumi di Indonesia
semakin intensif.

Pembangunan PLTP Kamojang UBP Unit Darajat adalah 1 Unit yaitu Unit 1
dengan kapasitas 1 × 55 MW pada tahun 1993 dan diresmikan juga beroperasi pada
15 Desember 1994 oleh Presiden Republik Indonesia, Seoharto.

Perusahaan juga dilengkapi dengan fasilitas atau saran berupa rumah dinas,
sarana olahraga, gedung serbaguna, gedung pertemuan, dan masjid. Komponen
Utama PLTP Kamjoang UBP Darajat adalah : Turbin, Generator, Condensor,
MCWP, Cooling tower, Separator, Demister dan LRVP.

2.2 LOKASI
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang UBP Unit Darajat
berada di Desa Pada Awas, Kecamatan Pasir Wangi, Kabupaten Garut yang terletak
di Kaki Gunung Papandayan, Provinsi Jawa Barat dan menempati area seluas
± 203.826 m2 , dikelilingi perbukitan, dengan batas-batas sebagai berikut:

1. Sebelah Timur : Berbatasan dengan perkebunan milik masyarakat.


2. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Star Energy Darajat.
3. Sebelah Barat : Berbatasan dengan perkebunan milik masyarakat.
4. Sebelah Utara : Berbatasan dengan perkebunan milik masyarakat.

9
PLTP UPJP KAMOJANG

Gambar 2.2.1. Lokasi PLTP UBP Kamojang Unit Darajat

PLTP UBP Kamojang Unit Darajat merupakan salah satu unit dari PT.
Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Kamojang yang juga terletak di
Kabupaten Garut. Unit pembangkit Kamojang merupakan salah satu unit yang
berada di bawah PT. PLN – PJB 1, membawahi Sub Unit Darajat dan Sub Unit
Gunung Salak yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi.

2.3 VISI, MISI DAN MOTTO PERUSAHAAN


Sesuai dengan SK 16p/Pt/014/IP/2014 PT. Indonesia Power memiliki visi,
misi dan tujuan berikut :
2.3.1 Visi Perusahaan
Menjadikan perusahaan energy terpercaya yang tumbuh berkelanjutan
2.3.2 Misi Perusahaan
Menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga listrik dan jasa terkait yang
bersahabat dengan lingkungan
2.3.3 Motto Perusahaan
Trust Us For Power Excellence

10
PLTP UPJP KAMOJANG

Gambar 2.3.1. Visi, Misi dan Motto Perusahaan

2.3.4 Tujuan Perusahaan


1. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam
penggunaan sumber daya perusahaan.
2. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan
dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana
penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan
lingkungan.
3. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari
berbagai sumber yang saling menguntungkan.
4. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta
mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi
maupun kelestarian lingkungan.

11
PLTP UPJP KAMOJANG

5. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling menghargai


antar karyawan dan mitra kerja serta mendorong terus kekokohan
integritas pribadi dan profesionalisme.

2. 4 MAKNA, BENTUK DAN WARGA LOGO PERUSAHAAN


Makna bentuk logo dan warna loga yang dimiliki oleh PT.INDONESIA
POWER merupakan cerminan dari identitas dan lingkup yang dimilikinya.

Gambar 2.4.1. Logo PT. Indonesia Power

Nama PT. INDONESIA POWER merupakan nama yang melambangkan


lingkup usaha perusahaan sebagai power unility company di Indonesia. Berikut ini
makna, bentuk dan warga logo perusahaan PT. INDONESIA POWER :

a. Huruf INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan


dasar jenis huruf yang tegas dan kuat yaitu future book/regular dan future
bold. Bentuk kilatan pada huruf “O” melambangkan tenaga listrik yang
merupakan ruang lingkup usaha utama perusahaan.
b. Titik bulatan merah pada ujung kilatan petir merupakan symbol
perusahaan yang sebagian telah digunakan oleh perusahaan lain. Dengan
bulatan merah kecil ini diharapkan dapat mewakili identitas perusahaan.
c. Warna merah yang diterapkan pada kata INDONESIA, menunjukkan
identitas yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk
memproduksi tenaga listrik untuk dimanfaatkan di Indonesia maupun di
luar negeri.

12
PLTP UPJP KAMOJANG

d. Warna biru yang diterapkan pada kata POWER menggambarkan sifat


pintar dan bijaksana. Aplikasi warna biru menunjukkan bahwa produk
tenaga listrik yang dihasilkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Berteknologi tinggi
2. Efisien
3. Aman
4. Ramah lingkungan

2. 5 STRUKTUR ORGANISASI DAN PRESTASI SERTA


PENGHARGAAN
2.5.1 Struktur Organisasi

PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit Kamojang mengelola tiga Unit
Pembngkitan antara lain Unit Kamojang, Unit Gunung Salak dan Unit Darajat.
Struktur organisasi PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit Kamojang
ditetapkan berdasarkan SK DIR NO.53.K/010/IP/2013. Berikut ini merupakan
struktur organisasi PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit Kamojang Unit
Darajat.

13
PLTP UPJP KAMOJANG

Gambar 2.5.1. Struktur organisasi PT. Indonesia Power UBP Kamojang Unit
Darajat

2.5.2 Prestasi dan Penghargaan


Prestasi dan penghargaan yang diperoleh oleh PT. Indonesia Power Unit
Bisnis Pembangkit Unit Darajat antara lain :
1. Penghargaan Zero Accident tahun 2014
2. Sertifikat ISO 9001-2000 Quality Management System tahun 2005 dari
sai global
3. Sertifikat ISO 14001-2004 Environmental Management System tahun
2005 dari sai global
4. Setifikat Smk 3 tahun 2005 dari Sucofindo
5. Penghargaan Zero Accident tahun 2005

14
PLTP UPJP KAMOJANG

6. Penghargaan Zero Accident tahun 2006


7. Juara 1 lomba kebersihan tingkat UBP Kamojang tahun 2006
8. Sertifikat ISO terpadu 2008
9. Juara 1 lomba kebersihan tingkat UBP Kamojang tahun 2009
10. Penghargaan Juara 1 kebersihan antar unit di lingkungan PT. Indonesia
Power tahun 2010
11. Penghargaan unit kerja unggul tanpa gangguan tahun 2011
12. Peringkat 2 pelaksanaan program HTS semester 1 2012 dari Direktorat
Operasi Jawa Bali

2.6 BUDAYA, FILOSOFI, NILAI PERUSAHAAN DAN


BUDAYA PEKERJAAN 5S
2.6.1 Budaya Perusahaan
Salah satu aspek dari pengembangan sumber daya manusia perusahaan
adalah pembentukan budaya perusahaan. Unsur-unsur budaya perusahaan tersebut
adalah:
a. Perilaku akan ditunjukan seseorang akibat adanya suatu keyakinan akan
nilai-nilai atau filosofi
b. Nilai adalah bagian dari budaya atau kultur
c. Perusahaan yang dirumuskan untuk membantu upaya mewujudkan
budaya perusahaan tersebut. Di INDONESIA POWER, nilai ini disebut
dengan “Filosofi Perusahaan”
d. Paradigma adalah suatu kerangka berpikir yang melandasi cara seseorang
menilai sesuatu. Budaya perusahaan diarahkan untuk membentuk sikap
dan perilaku yang didasarkan pada 5 filosofi dasar dan lebih lanjut,
filosofi dasar ini diwujudkan dalam tujuh nilai perusahaan PT.
INDONESIA POWER (IP-HaPPPI)

15
PLTP UPJP KAMOJANG

2.6.2 Lima Profil Perusahaan


1. Mengutamakan pasar dan pelanggan. Berorientasi kepada pasar serta
memberikan pelayana yang terbaik dan nilai tambah kepada pelanggan
2. Menciptakan keunggulan untuk memenangkan persaiangan. Menciptakan
keunggulan melalui sumber daya manusia, teknologi finansial dan proses
bisnis yang handal dengan semangat untuk memenangkan persaingan
3. Mempelopori pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terdepan
dalam memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
secara optimal
4. Menjunjung tinggi etika bisnis. Menerapkan etika bisnis sesuai standar
etika bisnis internasional
5. Memberi penghargaan atas prestasi. Memberikan penghargaan atas
prestasi untuk mencapai kinerja perusahaan yang maksimal

2.6.3 Nilai Perusahaan


1. Integrasi
2. Profesional
3. Harmoni
4. Pelayanan Prima
5. Peduli
6. Pembelajar
7. Inovatif
2.6.4 Budaya Pekerjaan 5S
1. Seiri = Ringkas
a. Mencegah adanya barang yang menumpuk, tidak digunakan
b. Mewujudkan lingkungan kerja yang aman

16
PLTP UPJP KAMOJANG

c. Memudahkan dalam melakukan kontrol dan perawatan terhadap


barang
2. Seiton = Rapi
a. Mengeliminasi efektifitas yang tidak memberi nilai tambah
b. Menghilangkan penempatan barang-barang yang tidak pasti
c. Mempermudah dalam pencarian, pengambilan/pengembalian
barang
d. Menghasilkan lingkungan kerja yang rapih dan teratur
3. Seiso = Resik
a. Mencapai kotoran nol dan nihil
b. Mewujudkan suasana kerja yang Aman, Sehat, Indah dan Nyaman
c. Mencegah kerusakan barang
d. Meningkatkan semangat kerja
4. Seiketse = Rawat
a. Mengimplementasikan proses Ringkas, Rapi, Resik, tetap
dilakukan secara terus menurus
b. Memilihara barang/alat/mesin yang ada serta singkirkan yang
tidak perlu
c. Menjaga lingkungan dan tempat kerja yang harmonis, aman dan
nyaman yang dapat memberikan image yang baik
5. Shitsuke = Rajin
a. Melakukan pekerjaan dengan benar sesuai dengan prosedur yang
berlaku
b. Mentaati peraturan yang berlaku
c. Mencegah tindakan disekitar lingkungan tempat kerja yang tidak
nyaman

17
PLTP UPJP KAMOJANG

2. 7 SASARAN DAN PROGRAM KERJA BIDANG PRODUKSI


Sasaran dari bidang ini adalah mendukung pemenuhan rencana penjualan
dengan biaya yang optimal dan kompetitif serta meningkatkan pelayanan pasokan.
Untuk mencapai sasaran tersebut, strateginya adalah sebagai berikut:
1. Melakukan optimalisasi kemampuan produksi terutama pembangkit
beban dasar dengan biaya murah
2. Meningkatkan efisiensi operasi pembangkit baik biaya bahan maupun
biaya pemeliharaan
3. Meningkatkan optimalisasi pola operasi pembangkit
4. Meningkatkan kehandalan pola pembangkit
5. Meningkatkan kehandalan dengan meningkatkan availability, menekan
gangguan dan memperpendek waktu pemeliharaan

Adapun program kerja di bidang produksi:


1. Mengoptimalkan kemampuan produksi
2. Meningkatkan efisiensi operasi dan pemeliharaan pembangkit meliputi
efisiensi termal, efisiensi pemeliharaan, dan pengawasan volume dan
mutu bahan bakar
3. Melakukan optimasi biaya bahan bakar
4. Meningkatkan keandalan pembangkit
5. Meningkatkan waktu operasi pemeliharaan

18
PLTP UPJP KAMOJANG

BAB III
LANDASAN TEORI
3. 1 GEOTHERMAL DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
PANAS BUMI (PLTP)

Geothermal adalah sebuah sumber daya energi yang berasal dari perut bumi
yang termasuk sumber energi baru saat ini. Nama geotherma sendiri diambil dari
sebuah nama dari bahasa yunani. Geo dalam bahasa yunani artinya PANAS,
sedangkan Thermal yang berarti BUMI. Jadi secara umum pengertian dari
geothermal adalah energi panas yang dihasilkan dari panas bumi.

Di Indonesia sendiri sebagai negara yang memiliki iklim tropis, sangat


banyak sumber energi panas bumi, dan saat ini tercatat sudah puluhan perusahaan
menggunakan geothermal sebagai pembangkit tenaga listrik untuk kebutuhan
produksi. Secara garis besar apabila di Indonesia bisa memanfaatkan energi panas
bumi ini, kemungkinan pembangkit listrik tenaga air dan tenaga diesel akan banyak
beralih ke geothermal, selain hasil panas bumi ini ramah lingkungan, juga bisa di
ambil langsung dari sumber daya yang ada di indonesia. Sistem geothermal ada dua
tipe, yaitu:
1. Water- or liquid-dominated geothermal systems
Untuk sistem yang didominasi air, aliran cairanannya bersifat
berkelanjutan, dengan fasa fluida diatur oleh tekanan. Terkadang dapat
djumpai uap, umumnya sebagai gelembung-gelembung. Sistem geothermal

ini berada pada skala suhu 125oC - 225oC, yang merupakan mayoritas di
dunia. Sistem ini tergantung kepada suhu dan kondisi tekanan, maka mereka
dapat menghasilkan air panas, campuran air dan uap, uap basah dan dalam
beberapa kasus juga menghasilkan uap kering.

19
PLTP UPJP KAMOJANG

2. Vapour-dominated geothermal systems (dry steam) oleh White tahun


1973.

3. 2 PROSPEK GEOTHERMAL DI INDONESIA


Di Indonesia usaha pencarian sumber energi panasbumi pertama kali dilakukan
di daerah Kawah Kamojang pada tahun 1918. Pada tahun 1926 hingga tahun 1929
lima sumur eksplorasi dibor dimana sampai saat ini salah satu dari sumur tersebut,
yaitu sumur KMJ‐3 masih memproduksikan uap panas kering atau dry steam.
Pecahnya perang dunia dan perang kemerdekaan Indonesia mungkin merupakan
salah satu alasan dihentikannya kegiatan eksplorasi di daerah tersebut.

Kegiatan eksplorasi panasbumi di Indonesia baru dilakukan secara luas pada


tahun 1972. Direktorat Vulkanologi dan Pertamina, dengan bantuan Pemerintah
Perancis dan New Zealand melakukan survey pendahuluan di seluruh wilayah
Indonesia. Dari hasil survey dilaporkan bahwa di Indonesia terdapat 217 prospek
panasbumi, yaitu di sepanjang jalur vulkanik mulai dari bagian Barat Sumatera, terus
ke Pulau Jawa, Bali, Nusatenggara dan kemudian membelok ke arah utara melalui
Maluku dan Sulawesi. Survey yang dilakukan selanjutnya telah berhasil menemukan
beberapa daerah prospek baru sehingga jumlahnya meningkat menjadi 256 prospek,
yaitu 84 prospek di Sumatera, 76 prospek di Jawa, 51 prospek di Sulawesi, 21
prospek di Nusatenggara, 3 prospek di Irian, 15 prospek di Maluku dan 5 prospek di
Kalimantan. Sistim panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim
hidrothermal yang mempunyai temperatur tinggi (>225oC), hanya beberapa
diantaranya yang mempunyai temperature sedang (150‐225oC).

Sekitar 40% cadangan energi geothermal dunia terletak di bawah tanah


Indonesia, maka negara ini diperkirakan memiliki cadangan-cadangan energi
geotermal terbesar di dunia dan karena itu memiliki potensi tinggi untuk sumber

20
PLTP UPJP KAMOJANG

energi terbarukan. Namun, sebagian besar dari potensi ini belum digunakan. Saat ini,
Indonesia hanya menggunakan 4-5% dari kapasitas geothermalnya.

Faktor utama yang menghalangi investasi pengembangan geothermal di


Indonesia adalah hukum di Indonesia sendiri. Dulu aktivitas geothermal
didefinisikan sebagai aktivitas pertambangan (Undang-Undang No. 27/2003) yang
mengimplikasikan bahwa hal ini dilarang untuk dilaksanakan di wilayah hutan
lindung dan area konservasi (Undang-Undang No. 41/1999), walaupun faktanya
aktivitas-aktivitas tambang geothermal hanya memberikan dampak kecil pada
lingkungan (dibandingkan aktivitas-aktivitas pertambangan yang lain). Namun,
sekitar 80% dari cadangan geothermal Indonesia terletak di hutan lindung dan area
konservasi, oleh karena itu mustahil untuk memanfaatkan potensi ini. Pada Agustus
2014, waktu periode kedua administrasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
hampir selesai, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia mengesahkan Undang-
Undang Geothermal No. 21/2014 (menggantikan Undang-Undang No. 27/2003)
yang memisahkan geotermal dari aktivitas-aktivitas pertambangan yang lain dan
karena itu membuka jalan untuk eksplorasi geothermal di wilayah hutan lindung dan
area konservasi. Pengesahan Undang-Undang ini adalah gebrakan yang penting.
Namun, pada saat tulisan ini dibuat (Desember 2014), Undang-Undang baru ini
masih perlu diatur pelaksanaannya dengan peraturan-peraturan kementerian yang
lain.

Pemerintah Indonesia juga telah melaksanakan berbagai upaya lain untuk


membuat investasi energi panas bumi lebih menarik. Geothermal Fund Facility
(GFF) menyediakan dukungan untuk memitigasi resiko-resiko dan menyediakan
informasi mengenai biaya pengembangan awal geothermal yang relatif tinggi.

Halangan lain di Indonesia adalah tarif listrik yang tidak kompetitif. Melalui
subsidi pemerintah, tarif listrik menjadi murah. Selain itu, Perusahaan Listrik
Negara (PLN) memiliki monopoli distribusi listrik di Indonesia dan karena itu energi

21
PLTP UPJP KAMOJANG

listrik dari produsen-produsen independen harus dijual kepada PLN. Namun, di Juni
2014, Pemerintah Indonesia mengumumkan akan membuat harga pembelian
(dibayar oleh PLN) menjadi lebih menarik melalui kebijakan tarif feed-in yang baru.

Terakhir, eksplorasi geothermal di Indonesia dihalangi oleh keadaan


infrastruktur yang buruk di wilayah-wilayah terpencil, perlawanan masyarakat lokal
pada proyek-proyek ini, dan juga birokrasi yang buruk (prosedur perizinan yang
panjang dan mahal yang melibatkan pemerintah pusat provinsi, dan kabupaten).

Cadangan energi panas bumi yang terbesar terletak di wilayah barat Indonesia
dimana ada permintaan energi yang paling tinggi: Sumatra, Jawa dan Bali. Sulawesi
Utara adalah provinsi yang paling maju dalam penggunaan geotermal untuk energi
listrik: sekitar 40% dari pasokan listriknya didapat dari energi geothermal.

3. 3 TERJADINYA SISTEM PANAS BUMI


Secara garis besar bumi ini terdiri dari tiga lapisan utama (Gambar 2.1), yaitu
kulit bumi (crust), selubung bumi (mantle) dan inti bumi (core). Kulit bumi adalah
bagian terluar dari bumi. Ketebalan dari kulit bumi bervariasi, tetapi umumnya kulit
bumi di bawah suatu daratan (continent) lebih tebal dari yang terdapat di bawah
suatu lautan. Di bawah suatu daratan ketebalan kulit bumi umumnya sekitar 35
kilometer sedangkan di bawah lautan hanya sekitar 5 kilometer. Batuan yang
terdapat pada lapisan ini adalah batuan keras yang mempunyai density sekitar 2.7 - 3
gr/cm3.

Gambar 3.3.1. Susunan Lapisan Bumi

22
PLTP UPJP KAMOJANG

Di bawah kulit bumi terdapat suatu lapisan tebal yang disebut selubung
bumi (mantel) yang diperkirakan mempunyai ketebalan sekitar 2900 km. Bagian
teratas dari selubung bumi juga merupakan batuan keras.
Bagian terdalam dari bumi adalah inti bumi (core) yang mempunyai
ketebalan sekitar 3450 kilometer. Lapisan ini mempunyai temperatur dan tekanan
yang sangat tinggi sehingga lapisan ini berupa lelehan yang sangat panas yang
diperkirakan mempunyai density sekitar 10.2 - 11.5 gr/cm3. Diperkirakan
temperatur pada pusat bumi dapat mencapai sekitar 60000F.
Kulit bumi dan bagian teratas dari selubung bumi kemudian dinamakan
litosfir (80 - 200 km). Bagian selubung bumi yang terletak tepat di bawah litosfir
merupakan batuan lunak tapi pekat dan jauh lebih panas. Bagian dari
selubung bumi ini kemudian dinamakan astenosfer (200 - 300 km). Di bawah
lapisan ini, yaitu bagian bawah dari selubung bumi terdiri dari material-material
cair, pekat dan panas, dengan density sekitar 3.3 - 5.7 gr/cm3.
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa litosfer sebenarnya bukan
merupakan permukaan yang utuh, tetapi terdiri dari sejumlah lempeng-lempeng tipis
dan kaku (Gambar 3.2).

Gambar 3.3.2. Lempengan-lempengan Tekntonik

23
PLTP UPJP KAMOJANG

Lempeng-lempeng tersebut merupakan bentangan batuan setebal 64 – 145


km yang mengapung di atas astenosfer. Lempeng-lempeng ini bergerak secara
perlahan-lahan dan menerus. Di beberapa tempat lempeng-lempeng bergerak
memisah sementara di beberapa tempat lainnya lempeng-lempeng saling
mendorong dan salah satu diantaranya akan menujam di bawah lempeng lainnya
(lihat Gambar 2.3). Karena panas di dalam astenosfere dan panas akibat gesekan,
ujung dari lempengan tersebut hancur meleleh dan mempunyai temperatur tinggi
(proses magmatisasi).

Gambar 3.3.3. Gambaran Pergerakan Lempengan-lempengan Tektonik

Adanya material panas pada kedalaman beberapa ribu kilometer di


bawah permukaan bumi menyebabkan terjadinya aliran panas dari sumber panas
tersebut hingga ke pemukaan. Hal ini menyebabkan tejadinya perubahan
temperatur dari bawah hingga ke permukaan, dengan gradien temperatur rata-rata
sebesar 300C/km. Di perbatasan antara dua lempeng (di daerah penujaman) harga
laju aliran panas umumnya lebih besar dari harga rata-rata tersebut. Hal ini
menyebabkan gradien temperatur di daerah tersebut menjadi lebih besar dari
gradien tempetatur rata-rata, sehingga dapat mencapai 70-800C/km, bahkan di suatu
tempat di Lanzarote (Canary Island) besarnya gradien temperatur sangat tinggi sekali
hingga besarnya tidak lagi dinyatakan dalam 0C/km tetapi dalam 0C/cm.

24
PLTP UPJP KAMOJANG

Pada dasarnya sistim panas bumi terbentuk sebagai hasil perpindahan


panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi
dan secara konveksi. Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui batuan,
sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara
air dengan suatu sumber panas. Perpindahan panas secara konveksi pada dasarnya
terjadi karena gaya apung (bouyancy). Air karena gaya gravitasi selalu mempunyai
kecenderungan untuk bergerak kebawah, akan tetapi apabila air tersebut kontak
dengan suatu sumber panas maka akan terjadi perpindahan panas sehingga
temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan. Keadaan ini
menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin
bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi.

Gambar 3.3.4. Perpindahan Panas di Bawah Permukaan

Terjadinya sumber energi panasbumi di Indonesia serta karakteristiknya dijelaskan


oleh Budihardi (1998) sebagai berikut. Ada tiga lempengan yang berinteraksi di
Indonesia, yaitu lempeng Pasifik, lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia.
Tumbukan yang terjadi antara ketiga lempeng tektonik tersebut telah memberikan
peranan yang sangat penting bagi terbentuknya sumber energi panas bumi di
Indonesia. Tumbukan antara lempeng India-Australia di sebelah selatan dan lempeng
Eurasia di sebelah utara mengasilkan zona penunjaman (subduksi) di kedalaman

25
PLTP UPJP KAMOJANG

160 - 210 km di bawah Pulau Jawa-Nusatenggara dan di kedalaman sekitar 100 km


(Rocks et. al, 1982) di bawah Pulau Sumatera. Hal ini menyebabkan proses
magmatisasi di bawah Pulau Sumatera lebih dangkal dibandingkan dengan di bawah
Pulau Jawa atau Nusatenggara. Karena perbedaan kedalaman jenis magma yang
dihasilkannya berbeda. Pada kedalaman yang lebih besar jenis magma yang
dihasilkan akan lebih bersifat basa dan lebih cair dengan kandungan gas magmatik
yang lebih tinggi sehingga menghasilkan erupsi gunung api yang lebih kuat yang
pada akhirnya akan menghasilkan endapan vulkanik yang lebih tebal dan terhampar
luas. Oleh karena itu, reservoir panas bumi di Pulau Jawa umumnya lebih dalam dan
menempati batuan volkanik, sedangkan reservoir panas bumi di Sumatera terdapat di
dalam batuan sedimen dan ditemukan pada kedalaman yang lebih dangkal.

3. 4 BAGIAN-BAGIAN PLTP UBP KAMOJANG UNIT


DARAJAT

Berikut ini merupakan bagian-bagian utama pada PLTP UBP Kamojang Unit
Darajat :
1. Steam Receiving Header

Steam receiving hader merupakan tempat yang berfungsi untuk


mengumpulkan uap sementara dari sumur produksi, pada alat ini terdiri dari
rupture disc sebagai pengaman dari tekanan berlebih, dengan adanya steam
receiving header ini maka pasokan uap tidak akan mengalami gangguan
meskipun teredapat perubahan pasokan uap dari sumur produksi. Alat ini
juga dilengkapi dengan dua buah pasang main unit isolation valve yang dapat
digerakan secara motoric atau manual dimana bagian ini berfungsi untuk
mengisolasi agar uap tidak masuk ke sistem saat terjadi gangguan dan
sebagai pengendali kestabilan tekanan uap yang masuk.

26
PLTP UPJP KAMOJANG

Gambar 4.4.1. Steam Receiving Header dan Rupture Disc

2. Vent Structure

Alat ini merupakan pelepas uap dengan peredam suara. Vent structure
terbuat dari beton bertulang bak persegi panjang, bagian bawahnya disekat
dan bagian atasnya diberi tumpukan batu agar pada saat pelepasan uap ke
udara tidak mencemari lingkungan. Dengan menggunakan nozzle diffuser
maka getaran dan kebisingan dapat diredam. Vent structure dilengkapi
dengan katup-katup dengan sistem pneumatic. Udara bertekanan yang
digunakan untuk membuka dan menutup katup diperoleh dari dua buah
kompresor yang terdapat di dalam rumah vent structure. Pengoperasian vent
structure dapat dioperasikan dengan manual maupun otomatis (remote
system) yang dapat dilakukan dari panel ruangan control (control roomi).
Adapun fungsi dari vent structure adalah sebagai berikut:

1) Sebagai pengatur tekanan agar tekanan uap masuk turbin selalu


konstan.

27
PLTP UPJP KAMOJANG

2) Sebagai pengaman yang akan membuang uap bilamana terjadi


tekanan berlebih di steam receiving header.
3) Membuang kelebihan uap jika terjadi penurunan beban atau unit
berhenti.

3. Separator

Separator adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pemisah zat – zat
padat, silica, bintik –bintik air, dan zat lain yang bercampur dengan uap yang
masuk ke dalam separator. Hal ini dipelukan agar uap yang akan dialirkan ke
turbi merupakan uap bersih dan terbebas dari kontaminasi, separator di
design sedemikian rupa agar terjadi aliran sentrifugal pada uap yang
membuat partikel-partikel dengan berat jenis yang lebih besar(padatan) akan
jatuh kebawah kemudian ditampung oleh condensate collection vessel,
partikel-partikel kemudian dialirkan menuju tempat pembuangan. Hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya korosi,erosi dan pembentukan kerak
pada sudu turbin.

Gambar 4.4.2. Separator

28
PLTP UPJP KAMOJANG

4. Demister

Demister ini dipasang pada jalur uap utama yang berbentuk tabung
silinder, didalamnya terdapat kisi – kisi baja yang berfungsi untuk
mengeliminasi butir – butir air yang terbawa oleh uap dari sumur – sumur
panas bumi agar dihasilkan uap kering (uap kualitas tinggi) untuk
selanjutnya dialirkan ke turbin. Uap dari separator yang masih mengandung
cairan akan masuk melalui bagian atas kemudian melewati filter, cairan yang
tidak lolos filter akan jatuh ke power house flash vessel akibat pegaruh gaya
gravitasi.

Gambar 4.4.3. Demister

5. Turbin

Turbin berfungsi untuk mengubah energi yang terkandung pada uap


menjadi putaran rotor yang kemudian dikopel dengan generator sehingga
menghasilkan listrik. Turbin pada PLTP Kamojang UBP Darajat merupakan

29
PLTP UPJP KAMOJANG

turbin dengan tipe impuls dan reasi jenis aliran ganda. Tekana uap yang
masuk ke turbin adalah 10 bar absolut dan turbin ii memiliki 6 tingkat sudu
turbin.

Gambar 4.4.4. Turbin

Aliran uap yang masuk ke turbin adalah aliran ganda, dimana uap yang
pada awalnya melalui satu pipa, kemudian bercabang menjadi dua pipa, yang
masuk ke sisi kanan dan sisi kiri. Uap yang masuk ke turbin yang diatur oleh
dua katup atau ke turbin yang diatur oleh dua katup atau valve , yaitu Main
Stop Valve (MSV) dan Governor Valve (GV). Main Stop Valve merupakan
katup pengatur uap yang masuk ke turbin, yang pembukaannya cenderung
tetap. Sedangkan Governor Valve merupakan katup untuk mengatur
pembukaan uap yang masuk ke turbin dan pembukaanya berubah sesuai
target daya yang diinginkan.

Aliran ganda dari uap yang masuk ke turbin digunakan untuk pengujian
katup. Pada pemeliharaan, katup harus diuji kinerjanya agar berfungsi secara
maksimal, dengan cara menutup katup yang lain. Karena itu dibutuhkan dua
aliran, agar apabila ingin menguji performa satu katup maka aliran uap yang
lewat katup lain dapat ditutup, sehingga seluruh uap mengalir lewat katup
yang satu lagi. Putaran rotor dari turbin rata-rata 3000 rpm, dengan

30
PLTP UPJP KAMOJANG

menghasilkan daya maksimum yang dapat dicapai oleh turbin adalah 57.75
MW. Namun pada desainnya dan pada kenyataanna, turbin ini menghasilkan
daya 55 MW. Berikut ini spesifikasi turbin uap pada PLTP Kamojang Unit
Derajat:

: impulse and reaction double flow


- Type condensing turbine

- rated output : 55 mw

- maximum capability : 57.750 kw

- speed : 3000 rpm

- steam presure inlet : 10 bara

- steam temperatur : 179.9 C

- number of stage : 6 stage

- konsumsi uap : 360 ton/jam

6. Generator

Generator adalah sebuah alat yang berfungsi untuk merubah energi


mekanik putaran poros turbin yang dikopel dengan generator menjadi energi
listrik. PLTP kamojang menggunakan generator jenis hubung langsung dan
didinginkan dengan air, memiliki 2 kutub, 3 fasa, 50 Hz dengan putaran 3000
rpm.

31
PLTP UPJP KAMOJANG

Gambar 4.4.1. Generator

7. Kondensor

Kondensor berfungsi mengubah fasa uap bekas dari turbin menjadi fasa
cair dengan kondisi tekanan yang hampa, dengan kata lain uap akan mengalir
dari tekanan tinggi pada turbin menuju tekanan rendah pada kondensor. Hal
ini juga mempengaruhi daya yang dihasilkan pada turbin.

Uap bekas dari turbin masuk dari sisi atas kondensor, kemudian
mengalami kondensasi sebagai akibat dari penyerapan panas oleh air
pendingin yang berasal dari basin cooling tower yang disebut pula sebagai air
sekunder untuk selanjutnya diinjeksikan melalui spray nozzle dimana tipe
kondensor PLTP UBP Kamojang Unit Darajat yang digunakan adalah kontak
langsung (direct contact). Uap yang tidak dapat dikondensasi atau biasa
disebut NCG (Non-Condensate Gas) akan dialirkan menuju intercondensor.

32
PLTP UPJP KAMOJANG

Gambar 4.4.2. Kondensor

8. Liquid Ring Vacuum Pump (LRVP)

Pada liquid ring vaccum pump merupakan alat yang digunakan untuk
menghilangkan sisa uap yang tidak terkondensasi atau (NCG) pada
condenser dimana prinsip LRVP yaitu gas yang tidak terkondensasi dicampur
dengan air secara kontak langsung dan terjadi gaya setrifugal atau gerak
melingkar didalamnya.

Gambar 4.4.7. Kondensor

33
PLTP UPJP KAMOJANG

9. Main Cooling Water Pump (MCWP)

Main Cooling Water Pump atau pompa pendingin utama ini berfungsi
untuk memompakan air dari kondensor menuuju menara pendingin atau
Cooling Tower. MCWP diperlukan karena ketingian kondensor lebih rendah
dibandingkan dengan puncak menara pendingin. Air yang telah
dikondensasikan pada kondensor perlu dipompa menuju puncak menara
pendingin dikarenakan nantinya air tersebut akan didinginkan pada menara
pendingin dengan sistem kontak langsung (direct contact) dengan udara.

Gambar 4.4.8. Main Cooling Water Pump

Terdapat dua buah pompa yang digunakan di PLTP Kamojang Unit


Darajat, hal ini dibutuhkan agar debit air yang dipompakan sebesar (9300-
9500)m3/jam sedangkan kapasitas satu MCWP hanya dapat memompakan
4750m3/jam.

10. Cooling Tower

34
PLTP UPJP KAMOJANG

Cooling Tower atau menara pendingin pada sistem pembangkit listrik ini
berfungsi untuk mendinginkan air yang telah dikondensasikan pada
kondensor. Menara pendingin pada PLTP UBP Kamojang Unit Darajat
memiliki tipe crossflow, mechanical draft double flow.

Gambar 4.4.9. Cooling Tower

Air dari kondensor dipompa oleh MCWP hingga mencapai puncak


menara pendingin. Dari puncak menara pendingin, air panas didistribusikan
melalui lubang – lubang kecil (nozzle) yang bertujuan untuk membuat air
menjadi butiran-butiran air kecil yang bertujuan untuk memperluas
permukaan air yang berkontak dengan udara agar mempercepat proses
pendinginan air. Kemudian air tersebut dijatuhkan yang kemudian laju
jatuhnya air tersebut dihambat dengan salah satu komponen menara
pendingin yang dinamakan fill, agar air yang berjatuhan tersebut semakin
lama berkontak dengan udara untuk memoptimalkan proses pendinginan
yang terjadi. Proses pendinginan pada Cooling Tower sangat penting karena
nantinya air hasil pendinginan akan digunakan dalam berbagai sistem
pendinginan pada sistem pembangkit ini.

35
PLTP UPJP KAMOJANG

Terdapat beberapa komponen penting cooling tower :

1. Rangka dan Wadah (Frame & Casing)

Rangka pada menara pendingin berfungsi untuk menunjang wadah


(casing), motor, kipas dan lain sebagainya. Rangka pada menara pendingin
dibuat berstruktur sedemikian rupa agar semakin kuat.

2. Bahan Pengisi (Fill)

Fill berfungsi membuat bentuk dan volume air menjadi lebih kecil
dengan tujuan mengoptimalkan pendinginan kontak langsung dengan udara
lingkungan.
a. Fill Bar

Fill Bar berupa batang yang berbentuk lubang-lubang kecil


sehingga air yang turun dari bagian atas cooling tower akan terpecah
menjadi butiran-butiran kecil saat melewati fill bar ini. Hal ini
dimaksudkan agar proses pendinginan menjadi lebih optimal.

b. Fill Grid
Fill grid merupakan tempat untuk menopang fill bar secara tersusun.

Gambar 4.4.10. Fill Bar dan Fill Grid

3. Basin Cooling Tower

36
PLTP UPJP KAMOJANG

Basin Cooling Tower adalah tempat penampungan air, dibagi menjadi


dua bagian yaitu :

a. Hot Water Basin

Hot Water Basin terletak pada bagian atas Cooling Tower sebagai tempat
penampungan air yang berasal dari kondensor dan tejadi kontak langsung
antara air kondensat dengan udara lingkungan pada proses pendinginan untuk
selanjutnya dispray oleh nozzle menuju bagian dalam cooling tower.

Gambar 4.4.11. Hot Water Basin

b. Cold Water Basin

Cold Water Basin merupakan tempat penampungan akhir air yang berada
pada bagian bawah cooling tower setelah melalui proses pendinginan untuk
selanjutnya dialirkan menuju kolam penampungan, kondensor, dan
direinjeksikan kembali ke sumur.

37
PLTP UPJP KAMOJANG

Gambar 4.4.12. Cold Water Basin

4. Drift Eliminator

Drift Eliminator merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan air


dengan uap agar air tidak ikut terhisap oleh kipas, melainkan air akan turun
kebawah untuk melakukan proses pendinginan.

Gambar 3.4.13. Drift Eliminator

38
PLTP UPJP KAMOJANG

5. Air Inlet (Saluran Masuk Udara) & Louvers

Pada cooling tower terdapat dua buah air inlet (saluran masuk udara) dan
Louvers yang didesain sedemikian sehingga dapat masuk kedalam cooling
tower. Selain itu kipas pada cooling tower juga berperan sebagai penghisap
udara lingkungan agar masuk ke dalam cooling tower untuk upaya
optimalisasi proses pendinginan.

6. Distribution Valve

Distribution Valve merupakan katup yang berfungsi untuk mengatur


aliran sehingga air dapat merata pada hot water basin yang kemudian
disalurkan melalu nozzle. Katup ini berjumlah 8 buah yang mana terbagi
menjadi 4 buah di masing-masing sisi cooling tower.

Gambar 3.4.14. Distribution Valve

7. Nozzle

Nozzle berfungsi untuk menyemprotkan air menjadi butiran-butiran


menuju ke dalam cooling tower.

39
PLTP UPJP KAMOJANG

Gambar 3.4.15. Nozzle

8. Fans
Fans (kipas) digunakan utnuk membantu pendinginan dan membuang
partikel gas ke lingkungan.

Gambar 3.4.16. Fans

Selain itu menara pendingin terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu :
a. Manual Draft
Menara pendingin jenis ini memanfaatkan perbedaan temperatur antara
udara ambien dengan udara yang lebih panas di dalam menara. Apabila udara
panas naik, maka udara segar yang dingin akan masuk ke menara melalui

40
PLTP UPJP KAMOJANG

saluran udara masuk di bagian bawah. Menara pendingin jenis ini tidak
menggunakan kipas.

b. Mechanical Draft

Untuk menara pendingin jenis ini, terdapat ciri utama yaitu kipas untuk
mendorong atau mengalirkan udara agar dapat membantu mendinginkan air
yang disirkulasi. Air yang jatuh mengenai fill agar waktu kontak anatara air
dan udara, sehingga perpindahan panas dapat terjadi secara maksimal.
Macam-macam menara pendingin jenis mechanical draft antara lain adalah :
a. Forced Draft
Untuk menara pendingin jenis ini, udara dihembuskan ke menara oleh
kipas yang terletak pada saluran udara masuk. Keuntungan dari
menara ini adalah cocok untuk resistansi udara yang tinggi karena ada
kipas dengan blower sentrifugal, dan kipas juga tidak berisik. Tetapi
sirkulasi udara kurang baik karena kecepatan udara yang masuk tinggi
namun udara yang keluar memiliki kecepatan yang rendah.
b. Induced Draft Crossflow
Menara jenis ini menggunakan aliran air masuk dari puncak menara,
dan udara masuk dari sisi menara pendingin kemudian bergerak
keluar menara karena terdapat kipas untuk membawa udara keatas.
Sehingga terjadi persilangan antara aliran air dan udara. Sirkulasi
udara menara pendingin jenis ini baik karena udara yang keluar 3-4
kali lebih cepat dari udara masuk, namun kipas membutuhkan
ketahanan tinggi terhadap embun dari korosi karena jalur udara keluar
yang lembab.
Terdapat 2 macam aliran dari menara jenis ini, yaitu aliran tunggal
(udara masuk pada satu sisi) dan aliran ganda (udara masuk dari dua
sisi menara pendingin).
c. Induced Draft Counterflow

41
PLTP UPJP KAMOJANG

Menara pendingin jenis ini memanfaatkan udara yang masuk dari


bawah menara pendingin dan keluar ke atas menara untuk
mendinginkan air yang jatuh dari puncak ke bawah.

11. Reinjection Pump

Reinjection pump digunakan untuk memompa fluida dari cooling tower


menuju sumur reinjeksi, tapi akhir ini PLTP darajat tidak menggunakan
reinjeksi pump melainkan menghandalkan head dari cooling tower ke sumur
reinjeksi. Dengan menggunakan prinsip ini PLTP darajat lebih efisien dalam
menggunakan listrik.

12. Ejector

Ejector pada pembangkit listrik ini digunakan untuk memvakumkan


kondensor dengan cara memasukan uap dari sistem uap utama sebelum
masuk turbin ke ejector, yang kemudian membuat gas tak terkondensasi dari
kondensor ikut masuk ke ejector. Prinsip ejector mirip dengan prinsip nozzle-
diffuser, kemudian gas dari ejector dikondensasikan di intercondenser.
Ejector diperlukan pada pembangkit listrik khususnya pembangkit listrik
tenaga panas bumi, dikarenakan uap panas bumi dari sumur produksi
mengandung gas tak terkondensasi yang cukup banyak.

42
PLTP UPJP KAMOJANG

Gambar 4.4.17. Ejector

13. Intercooler

Intercooler merupakan alat yang berfungsi untuk mendinginkan air


primer yang telah digunakan untuk mendinginkan Generator, Air
Compressor dan Lube Oil Cooler , oleh air sekunder. Pendinginan air
sekunder oleh air primer ini menggunakan prinsip Non-Direct Contact. Air
primer dan air sekunder dialirkan yang dibatasi oleh pelat yang disusun
secara bergantian. Hal ini memungkinkan terjadi nya perpindahan panas
secara konduksi karena air primer dan sekunder tidak bersinggungan
langsung melainkan dibatasi oleh pelat, sehingga kalor dari air primer akan
dikonduksikan ke pelat dan dari pelat kalor akan kembali dikonduksikan ke
air sekunder.

43
PLTP UPJP KAMOJANG

Gambar 3.4.18. Intercooler

14. Air Compressor

Air compressor pada sistem pembangkit berfungsi untuk menyediakan


udara yang bertekanan yang digunakan untuk komponen penting pada
pembangkit, seperti untuk menggerakan katup, meningkatkan tekanan pada
tempat-tempat tertentu agar pembangkit bekerja secara normal dan efektif.

Gambar 4.4.19 Air compressor

15. Transformer (Trafo)

Trafo utama memiliki tegangan output generator sebesar 13,8KV


kemudian dinaikkan dengan mode step up menjadi 150 KV dan dihubungkan

44
PLTP UPJP KAMOJANG

secara parallel dengan system Jawa – Bali. Sedangkan mode step down
digunakan pada trafo kedua yaitu 13,8KV menjadi 6,3KV untuk menjalankan
dua komponen yaitu MCWP dan LRVP. Selanjutnya output tegagan trafo
kedua ini menjadi tegangan input trafo ketiga, pada trafo ketiga dengan mode
step down yaitu 6,3KV menjadi 380V untuk digunakan pada berbagai macam
komponen di PLTP UPB Kamojang Unit Darajat.

Gambar 4.4.20. Trafo

16. Switch Yard


Switch Yard terletak pada suatu lapangan dan bekerja sebagai suatu
sistem penyaluran listrik dari PLTP UBP Kamojang Unit Darajat dengan
sistem interkoneksi Jawa-Bali.

Gambar 4.4.21. Switch yard

45
PLTP UPJP KAMOJANG

BAB IV
DATA PENELITIAN

4.1 Evaluasi Kinerja Menara Pendingin


Kinerja atau performa menara pendingin mengindikasi seberapa efektif
menara pendingin tersebut dapat mendinginkan air dan membuat temperatur
air mendekati temperatur temperatur bola basah. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kinerja menara pendingin yaitu :

1. Temperatur Bola Basah (Tw)


Temperatur bola basah udara masuk menara pendingin merupakan
parameter desain utama dari menara pendingin, karena sangat mempengaruhi
kinerja menara pendingin, terutama temperatur air keluar menara pendingin.
Temperatur bola basah dapat ditentukan berdasarkan dua parameter penting,
yaitu temperatur bola kering udara (temperatur normal) dan kelembaban
relative udara.

2. Temperatur Bola kering dan Kelembaban Relative


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, temperatur bole kering
udara lingkungan dan kelembaban relative udara mempengaruhi temperatur
bola basah.

3. Heat Load (Beban Pendinginan)


Beban pendinginan merupakan faktor penting yang dapat ditentukan
berdasarkan proses yang dijalankan atau terjadi pada kondisi actual. Beban
pendinginan bergantung pada ukuran dan biaya (cost) menara pendingin,
dimana semakin besar ukuran dan biaya menara pendingin maka beban

46
PLTP UPJP KAMOJANG

pendingin juga akan semakin besar. Beban pendingin dapat ditentukan


berdasarkan persamaan berikut :
Beban Pendinginan (Btu/min) = Laju alir massa air (Btu/lb) x Range (ºF) ...(1)
Nilai beban pendinginan untuk setiap menara pendingin dengan ukuran dan
biaya tertentuadalah konstan, karena itu apabila laju aliran massa air
diketahui, maka nilai range dapat diketahui.
4. Range (Jarak Pendinginan)
Range merupakan perbedaan antara temperatur air masuk dan keluar
menara pendingin.
Range = Ti - To ...(2)
Semakin besar nilai range, maka perpindahan panas antara air dengan
udara semakin efektif, dikarenakan panas yang diserap udara atau panas yang
dilepaskan oleh air semakin besar. Nilai range ditentukan oleh besarnya
beban pendinginan dan laju aliran massa air. Berikut merupakan ilustrasi
definisi range dan approach.

Gambar 4.1.1.1. Range dan approach

47
PLTP UPJP KAMOJANG

5. Approach
Approach merupakan perbedaan antara temperatur air dingin keluar
menara pendingin dengan temperatur bola basah udara ambien. Semakin
rendah approach, maka kinerja menara pendingin akan semakin baik karena
temperatur air dingin semakin mendekati temperatur bola basah.
Approach = To – Tw ...(3)
Approach merupakan indikator utama untuk menentukan kinerja
menara pendingin. Untuk mendapatkan nilai approach yang sesuai dengan
desain, maka temperatur bola basah berkurang, maka temperatur air dingin
keluar juga berkurang, namun hanya setangah kalinya. Perhitungan kasar ini
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan mengubah rasio L/G.
Approach dipengaruhi oleh ukuran menara, semakin besar ukuran menara
(tower size factor) maka nilai approach akan semakin kecil.

6. Laju Aliran Massa Air Masuk


aliran massa air masuk mempengaruhi kinerja menara pendingin,
karena dengan beban pendinginan setiap menara pendingin yang konstan,
maka berdasarkan persamaan diatas nilai range akan semakin besar. Laju
aliran massa air bergantung pada besarnya kapasitas pompa dan jumlah air
yang dipompakan menuju menara pendingin, serta penurunan tekanan pada
sistem sirkulasi air.

7. Efisiensi Cooling Tower


Untuk mencari nilai efisiensi cooling tower dapat menggunakan
perumusan dibawah ini:

(𝐓𝐢 − 𝐓𝐨 )
ƞ= (𝐓𝐢 − 𝐓𝐰 )
× 𝟏𝟎𝟎% ...(4)

Dimana : ƞ = Efisiensi cooling tower (%)

48
PLTP UPJP KAMOJANG

Ti = Suhu air masuk ke cooling tower (°C)

To = Suhu air keluar dari cooling tower (°C)

Tw = Suhu lingkungan/suhu bola basah (°C)

Perubahan nilai suhu akan mempengaruhi nilai entalphi yang mana


juga akan memperngaruhi nilai daya. Berikut merupakan grafik hubungan
temperature terhadap entalphi.

Grafik 1. Hubungan antara temperature terhadap enthalphi

4.2 Spesifikasi Design Manual dari Menara Pendingin yang


Digunakan Oleh PLTP Darajat
Untuk pengumpulan data dan pengolahan dari menara pendingin,
maka diperlukan data-data penunjang seperti data data spesifikasi design
manual dari menara pendingin, dan parameter-parameter pendukung seperti
suhu air masuk, suhu air keluar dan suhu lingkungan.

49
PLTP UPJP KAMOJANG

Tabel 1. Spesifikasi Desain Manual Menara Pendingin PLTP Darajat


Spesifikasi Desain Manual Cooling Tower PLTP Darajat
No. Keterangan Nilai Satuan
9477,12 ton/hour
1 Laju aliran air sirkulasi (hot water)
348220,979 lb/min
43,8 ˚C
2 Temperature air masuk (hot water)
110,84 ˚F
25,5 ˚C
3 Temperature air keluar (hot water)
77,9 ˚F
15 ˚C
4 Temperature bola basah udara masuk
59 ˚F
137 hp
5 Daya motor kipas
102,205856 kw
6 Posisi menara pendingin di atas permukaan tanah
1750 m
7 Ketinggian lokasi menara pendingin
5741 ft
1450 rpm
8 Kecepatan putar motor
151,7667 rad/s
132 rpm
9 Kecepatan putar kipas
13,816 rad/s
10 Tegangan motor 380 volt
11 Arus motor 210 ampere
12 Karakteristik menara pendingin (KaV/L) 1.342
13 Perbandingan (L/G) 1,138
14 Jumlah kipas 8 buah
15 Persamaan NTU = 1. 5( ) 10 −

50
PLTP UPJP KAMOJANG

4.3 Parameter- Parameter yang Dipantau Selama Beberapa Hari


pada Bulan yang Sama di Tahun yang Berbeda pada Cooling
Tower

4.3.1 Mei Tahun 2014


Tabel 2. Data Hasil Penelitian pada Bulan Mei Tahun 2014

Suhu
Beban Suhu Air Suhu
Hari Air Range Approach 𝜂 (%)
Generator Masuk Lingkungan
ke- Keluar (˚C) (˚C)
(MW) (˚C) (˚C)
(˚C)
25 55,0583 49,572 28,76 18,52 20,812 10,24 67,02
26 55,012 49,792 28,888 18,052 20,904 10,836 65,861
27 55,0583 49,776 28,78 18,41 20,996 10,37 66,94
28 54,93 49,628 28,736 18,36 20,892 10,376 66,82
29 55,425 48,684 28,112 17,998 20,572 10,114 67,04
30 54,975 48,652 27,968 17,336 20,684 10,632 66,05
31 55,4619 47,736 27,256 16,588 20,48 10,668 65,75

4.3.2 Mei Tahun 2016


Tabel 3. Data Hasil Penelitian pada Bulan Mei Tahun 2016

Suhu
Beban Suhu Air Suhu
Hari Air Range Approach 𝜂 (%)
Generator Masuk Lingkungan
ke- Keluar (˚C) (˚C)
(MW) (˚C) (˚C)
(˚C)
25 52,775 45,784 30,42 19,436 15,364 10,984 58,31
26 53,316 46,176 30,3 19,34 15,876 10,96 59,16
27 53,872 45,956 29,772 18,252 16,184 11,52 58,42
28 53,608 46,252 30,04 18,74 16,212 11,3 58,93
29 53,812 45,868 29,72 17,764 16,148 11,956 57,46
30 53,56 45,848 29,764 17,664 16,084 12,1 57,07
31 53,3458 45,728 29,844 17,816 15,884 12,028 56,91

51
PLTP UPJP KAMOJANG

4.3.3 Mei Tahun 2017

Tabel 4. Data Hasil Penelitian pada Bulan Mei Tahun 2017

Beban Suhu Air Suhu Air Suhu


Hari Range Approach
Generator Masuk Keluar Lingkungan 𝜂 (%)
ke- (˚C) (˚C)
(MW) (˚C) (˚C) (˚C)
25 54,5792 46,576 29,044 18,536 17,532 10,508 62,52
26 54,796 46,444 28,556 18,328 17,888 10,228 63,62
27 54,292 47,768 29,668 18,598 18,1 11,07 62,05
28 54,344 47,848 29,704 19,136 18,144 10,568 63,19
29 54,368 47,316 29,684 18,8 17,632 10,884 61,83
30 54,412 47,472 29,7 19,2 17,772 10,5 62,86
31 54,304 45,716 29,676 19,4 16,04 10,276 60,95

4.3.4 Januari Tahun 2018


Catatan: Pada bulan Mei 2018 PLTP Kamojang Unit Darajat sedang tidak
beroperasi.

Tabel 5. Data Hasil Penelitian pada Bulan Januari Tahun 2018

Beban Suhu Air Suhu Air Suhu


Hari Range Approach
Generator Masuk Keluar Lingkungan 𝜂 (%)
ke- (˚C) (˚C)
(MW) (˚C) (˚C) (˚C)
25 54,808 50,196 29,892 17,532 20,304 12,36 62,16
26 54,8083 50,076 29,94 17,224 20,136 12,716 61,29
27 54,884 49,948 29,754 17,96 20,194 11,794 63,13
28 55,12 49,812 29,688 17,396 20,124 12,292 62,08
29 54,996 49,44 29,088 17,632 20,352 11,456 63,98
30 55,216 49,316 29,244 17,984 20,072 11,26 64,06
31 54,992 49,24 29,108 18,172 20,132 10,936 64,80

52
PLTP UPJP KAMOJANG

BAB V
PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

5. 1 Pengolahan Data
1. Range

Range = Ti - To

Contoh dengan menggunakan data hari ke-25 Mei 2014, maka nilai
range yang didapat

Range = 49,57 – 28,76

Range = 20,81°C

2. Approach

Approach = To – Tw

Contoh dengan menggunakan data hari ke-25 Mei 2014, maka nilai
approach yang didapat

Approach = 28,76 – 18,52

Approach = 10,24°C

3. Efisiensi (ƞ)
(Ti − To )
ƞ= × 100%
(Ti − Tw )

Contoh dengan menggunakan data hari ke-25 Mei 2014, maka nilai
efisiensi yang didapat

53
PLTP UPJP KAMOJANG

( 9,57 − 28,76)
ƞ= × 100%
( 9,57 − 18,52)
ƞ = 67,02%

5. 2 Pembahasan
Kinerja cooling tower dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu air
masuk, suhu air keluar, suhu lingkungan, range, approach, dan fan. Besarnya
efisiensi dari cooling tower merepresentasikan seberapa baik sistem tersebut dapat
menurunkan atau mencapai suhu ideal sesuai ataupun mendekati suhu literatur nya.

Indikator pertama yang mempengaruhi kinerja cooling tower yaitu suhu


lingkungan dimana suhu lingkungan ideal di PLTP Kamojang Unit Darajat berada di
sekitar 17℃. Karena perubahan cuaca yang tidak menentu maka suhu lingkungan
pun berubah setiap hari dengan perubahan yang memang tidak terlalu signifikan
yaitu sekitar 1℃ - 2℃. Walaupun demikian perubahan tesebut tetap berpengaruh
pada proses pendinginan air pada cooling tower. Hal tersebut terjadi karena air yang
terdapat pada cooling tower mengalami kontak langsung dengan udara luar yang
menyerap kalor dari air yang masuk ke cooling tower. Dapat dikatakan bahwa
semakin rendah temperature lingkungan maka proses pendinginan akan semakin
baik. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa perubahan cuaca
mempengaruhi suhu lingkungan salah satu faktornya yaitu dipengaruhi oleh
kelembaban udara. Seperti misalnya saat musim penghujan nilai kelembaban
udaranya tinggi karena terdapat banyak kandungan uap air di udara dan suhu di
sekitar menjadi hangat, beda halnya dengan musim kemarau dimana kelembaban
udaranya rendah sehingga kandungan uap airnya pun rendah sehingga suhu sekitar
menjadi dingin dan proses pendinginannya lebih baik. Berikut data suhu lingkungan
yang diperoleh pada beberapa tahun terakhir (hari ke 25 sampai 31).

54
PLTP UPJP KAMOJANG

Tabel 6. Data Suhu Lingkungan di PLTP Darajat

Suhu Lingkungan (˚C)


Mei-14 Mei-16 Mei-17 Jan-18
18,52 19,436 18,536 17,532
18,052 19,34 18,328 17,224
18,41 18,252 18,598 17,96
18,36 18,74 19,136 17,396
17,998 17,764 18,8 17,632
17,336 17,664 19,2 17,984
16,588 17,816 19,4 18,172

Berdasarkan tabel data 6 tersebut terjadi kenaikan suhu lingkungan pada bulan Mei
tahun 2014 – 2017. Kemudian pada bulan Januari 2018 terjadi penurunan suhu
lingkungan kembali.

Suhu lingkungan yang semakin tidak menentu dari tahun ke tahun sangat
dipengaruhi oleh adanya pemanasan global sehingga suhu udara terasa lebih panas.
Solusi yang sederhana dan mudah dilakukan adalah dengan mempertahankan
penghijauan secara berkala di sekitar pembangkit sehingga dengan adanya
pepohonan akan mempengaruhi kualitas udara. Sebagai akibatnya kerja (work) yang
diperlukan untuk mendinginkan air pada cooling tower juga akan lebih berkurang
dan pendinginan pun akan lebih optimal.

Indikator selanjutnya yaitu range yang merupakan selisih antara suhu air
masuk dengan suhu yang keluar dari cooling tower. Semakin besar nilai range maka
perpindahan kalor yang terjadi semakin efektif. Namun meskipun demikian besarnya
nilai range tidak mempengaruhi performa pendinginan cooling tower secara
keseluruhan karena berdasarkan persamaan (2) nilai range hanya memperthitungkan
nilai suhu air masuk dan suhu air keluar.

55
PLTP UPJP KAMOJANG

Tabel 7. Data Hasil Perhitungan Nilai Range di PLTP Darajat

Range (˚C)
Mei-14 Mei-16 Mei-17 Jan-18
20,812 15,364 17,532 20,304
20,904 15,876 17,888 20,136
20,996 16,184 18,1 20,194
20,892 16,212 18,144 20,124
20,572 16,148 17,632 20,352
20,684 16,084 17,772 20,072
20,48 15,884 16,04 20,132
20,763 15,965 17,587 20,188

Berdasarkan tabel data 7 dapat terlihat bahwa nilai range terbesar berada pada tahun
2014 yang menunjukan efektiftas pendinginan pada cooling tower lebih baik jika
dibandingkan dengan range pada tahun 2016. Hal tersebut dipengaruhi oleh suhu
lingkungan sekitar sehingga berdasarkan data yang diperoleh pun efisiensi terbesar
yaitu pada tahun 2014 dan efisiensi terkecil yaitu pada tahun 2016.

Selanjutnya indikator yang berpengaruh yaitu nilai approach yang merupakan


selisih antara temperature air dingin dan temperature lingkungan. Semakin kecil nilai
approach maka kinerja cooling tower pun semakin baik karena suhu air dingin akan
mendekati suhu lingkungan.

Tabel 8. Data Hasil Perhitungan Nilai Approach di PLTP Darajat

Approach (˚C)
Mei-14 Mei-16 Mei-17 Jan-18
10,24 10,984 10,508 12,36
10,836 10,96 10,228 12,716
10,37 11,52 11,07 11,794
10,376 11,3 10,568 12,292
10,114 11,956 10,884 11,456
10,632 12,1 10,5 11,26
10,668 12,028 10,276 10,936
10,462 11,55 10,576 11,831

56
PLTP UPJP KAMOJANG

Berdasarkan tabel data 8 dapat terlihat bahwa nilai approach terkecil berada pada
tahun 2014 yang menunjukan efektiftas pendinginan pada cooling tower lebih baik
jika dibandingkan dengan approach pada tahun 2016. Hal tersebut dipengaruhi oleh
suhu lingkungan sekitar sehingga berdasarkan data yang diperoleh efisiensi terbesar
yaitu pada tahun 2014 dan efisiensi terkecil yaitu pada tahun 2016.

Selain ketiga faktor di atas hal lain yang mempengaruhi kinerja cooling tower
adalah fan blade yang mana fan blade yang digunakan di PLTP Kamojang Unit
Darajat mengalami pergantian seperti misalnya pada tahun 2012 tipe fan blade yang
digunakan pada setiap cell merupakan tipe lama yang memiliki massa lebih besar
sehingga kecepatan putaran fan blade kurang maksimal sehingga proses pendinginan
kurang baik, sementara pada tahun 2013 mengalami pergantian fan blade dimana
massa fan blade menjadi lebih ringan sehingga kecepatan putaran pada fan blade
semakin besar dan proses penghisapan udara pun akan semakin optimal. Selain itu
karena adanya pemeliharaan fan blade yang terus dilakukan maka hal tersebut juga
berpengaruh terhadap kinerja fan blade dan proses pendinginan pun menjadi semakin
baik.

Gambar 5.2.2 fan blade baru tipe Marley HP

Gambar 5.2.1 fan blade tipe lama 7000

57
PLTP UPJP KAMOJANG

Selanjutnya setiap komponen penyusun colling tower juga berpengaruh


terhadap efesiensi kinerja cooling tower, seperti misalnya kualitas nozzle, fill grid,
fill bar, dan drif eliminator yang memiliki kontak secara langsung dengan air yang
mengalami pendinginan pada cooling tower. Salah satu masalahnya yaitu nozzle
terhambat oleh hewan-hewan kecil, lumpur ataupun kotoran lainnya termasuk
korosi. Untuk mengurangi pengaruh tersebut maka perlu dilakukan
pemeliharaan/pembersihan secara berkala pada nozzle sehingga air yang masuk tidak
akan terhambat dan proses spraying air akan lebih maksimal sehingga kontak air
dengan udara akan lebih baik dan proses pendinginan pun akan semakin optimal.
Selain itu lainnya yang sering terjadi adalah fill bar yang sudah mulai rusak. Sebagai
usaha mengurangi pengaruhnya yaitu dilakukan penggantian komponen tersebut dan
atau mengecek posisi fill bar maupun fill grid jikalau komponen-komponen tersebut
tidak berada dalam posisi nya sehingga air yang jatuh tidak terpecah dengan baik.
Selain itu ukuran dari ukuran menara pendingin (cooling tower size) mempengaruhi
efesiensi yang dihasilkan karena semakin besar ukuran cooling tower maka kontak
udara dengan air akan semakin lama sehingga proses pendinginan akan semakin
baik.
Secara keseluruhan berikut tabel yang menunjukkan efisiensi cooling tower
dan beban generator yang dihasilkan pada bulan tertentu di beberapa tahun terakhir.

Tabel 9. Data Hasil Perhitungan Efisiensi Beserta Beban yang dihasilkan di PLTP
Darajat

Mei-14 Mei-16 Mei-17 Jan-18


Beban Beban Beban Beban
𝜂 (%) Generator 𝜂 (%) Generator 𝜂 (%) Generator 𝜂 (%) Generator
(MW) (MW) (MW) (MW)
66,50 55,13 58,04 53,47 62,43 54,44 63,07 54,97

Pada tabel 9 di atas sangat terlihat bahwa nilai efisiensi terendah yaitu pada tahun
2016 sehingga beban generatornya pun juga paling rendah. Dan efisiensi terbesar
yaitu tahun 2014 dengan beban generator paling tinggi.

58
PLTP UPJP KAMOJANG

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
1. Faktor yang mempengaruhi pendinginan air pada cooling tower antara
lain adalah temperatur lingkungan, range, approach, spesifikasi dari fan
yang digunakan, dan komponen penyusun cooling tower lainnya yang
mengalami kontak langsung dengan air maupun yang tidak. Semakin
rendah temperatur lingkungan akan semakin baik karena pendinginan
oleh udara luar semakin optimal dan semakin rendah nilai approach maka
kinerja cooling tower juga akan semakin baik karena temperatur air
dingin atau air yang keluar mendekati temperatur lingkungan. Selain itu
semakin besar nilai range maka semakin baik pula pendinginan pada
cooling tower karena efektifnya perpindahan kalor yang terjadi.
2. Beberapa cara untuk meningkatkan efisiensi pendinginan cooling tower
yaitu diantaranya, untuk mengurangi efek suhu lingkungan yang semakin
panas karena adanya pemanasan global maka dilakukan penghijauan yang
juga akan memperbaiki udara sekitar. Selain itu melakukan pemeliharaan
secara berkala ataupun penggantian komponen-komponen penyusun
cooling tower yang sudah mulai mengalami korosi ataupun sudah rusak
karena pengaruh lainnya.

6.2 SARAN
1. Melakukan pembaharuan terhadap komponen-komponen cooling tower
yang sudah mulai tidak bekerja dengan baik.

59
PLTP UPJP KAMOJANG

DAFTAR PUSTAKA

Vishwakarma, Krishna S., Bhoyar, Arpit S., Larokar, Saahil K., Hote, Vaibhav V.,
Bhudhbaware, Saurabh. Study the factors on which efficiency of cooling tower can
be critically acclaimed (A case Study). Int. Journal of Engineering Research and
Applications. ISSN : 2248-9622, Vol. 5, Issue 4, ( Part -3) April 2015, pp.73-79

The Entire Marley Cooling Tower Company Staff. Cooling Tower Fundamentals.
Kansas City: The Marley Cooling Tower Company

https://www.indonesiapower.co.id (diakses pada 24 Agustus 2018)

Anonim. 2018. Cooling Tower Efficiency Calculations.


http://chemicalengineeringsite.in/cooling-tower-efficiency-calculations/

(diakses pada 18 Oktober 2018)

60

Anda mungkin juga menyukai