Anda di halaman 1dari 24

PROBLEM PEMBELAJARAN MIPA

DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN


TIGARAKSA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah Problem Pembelajaran Mipa

Dosen Pengampu : Zeinyta Azra Haroen, Dr., M.M.

Disusun Oleh :

ALFIKRI ( 2013 7279 151 )

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA MIPA

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

JAKARTA

2015

1
PROBLEM PEMBELAJARAN MIPA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
DI KECAMATAN TIGARAKSA

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh manusia
untuk meningkatkan harkat dan martabat serta perbaikan dalam kehidupanya. Dari
pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan menengah serta tingkat pendidikan tinggi,
segala daya dan upaya dikerhkan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan . Dalam
pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat dan
martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang lebih tinggi
guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan pembangunan. Peningkatan kualitas
pendidikan harus dipenuhi melalui peningkatan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan
tenaga kependidikan lainnya. Pembaharuan kurikulum yang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengesampingkan nilai-nilai luhur
sopan santun dan etika serta didukung penyediaan sarana dan prasarana yang memadai,
karena pendidikan yang dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung seumur hidup
menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah, masyarakat

Pendidikan adalah proses transfer nilai yang dilakukan melalui proses


pembelajaran yang melibatkan guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai subjek dan
sekaligus objek pendidikan , dengan disosialisasikan dan diterapkannya kurikulum 2013
pada sekolah-sekolah yang secara fisik atau non fisik siap mengimplementasikan
kurikulum 2012, akan memberikan perbaikan- perbaikan dalam proses pembelajaran
karena menerapkan pendekatan scientific serta mendorong guru sebagai fasilitator
untuk memilih model-model pendekatan yang cocok dengan peserta didik dan materi
pelajaran .

Matematika dan ilmu pengetahuan alam adalah bagian dari materi yang wajib di
pelajari oleh peserta didik yang duduk di sekolah menengah pertama dan merupakan
mata pelajaran yang di ujikan pada ujian nasional. Untuk ilmu pengetahuan alam terdiri
dari biologi, fisika dan kimia, pada siswa sekolah menengah pertama ini adalah pelajaran
“menakutkan” dan sering menimbulkan kecemasan para siswa apalagi pada saat –saat
mau ujian nasional.

2
Pembahasan problem pembelajaran MIPA difokuskan pada hal-hal yang dialami
penulis pada sekolah menengah pertama yang ada di kecematan Tigaraksa kabupaten
Tangerang, kususnya di SMP Korpri 01 Tigaraksa .

Permasalahan yang ditemui dalam pembelajaran Matematika dan Ilmu


Pengetahuan Alam adalah permasalahan internal yang meliputi (1)kurangnya
kesadaran pentingnya belajar, (2)motivasi belajar yang rendah,(3)materi pra syarat yang
tidak tuntas ,(4)masalah kedisiplinan dan permasalahan ekternal (1) dorongan orang tua
yang kurang (2)masalah perekonomian keluarga, (3)lingkungan dan pergaulan sehari-
hari, (4)pengaruh media televise dan internet dan(5) sarana prasarana yang kurang
khususnya untuk pembelajaran IPA. Pada tulisan ini permasalahan di fokuskan pada
materi pra syarat yang harus di kuasai siswa.

Tujuan penulisan ini adalah menginventarisasi permasalahan yang ada pada


pembelajaran MIPA pada tingkat sekolah menengah pertama dan pemecahan-pemecahan
masalah yang pernah penulis lakukan untuk di sebagai bahan untuk pertimbangan d an
diskusi pada kasus- kasus yang hampir sama dengan pemasalahan ditempat dan waktu
yamg berbeda. Makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Problem
pembelajaran MIPA pada program pasca sarjana Universitas Indraprasta Jakarta.

3
PEMBAHASAN

Setiap mata pelajaran mempunyai kareteristik masing seperti matematika adalah


mata pelajaran yang berhubungan dengan angka-angka menuntut logika berfikir
sedangkan ilmu pengetahuan alam yang terdiri dari Biologi Fisika dan kimia masing-
masing juga mempunyai karekteristik yang berbeda dilain pihak siswa sebagai
kompenen utama dari pendidikan merupakan individu-individu yang unik serta masing-
masing mmpunyai karekteristik yang berbada-beda. Hal inilah merupakan potensi
timbulnya permasalahan atau problem pada pembelajaran MIPA.

Pembahasan pada tulisan menitik beratkan pada materi prasyarat secara umum
atau problem secara umum dan pembahasan materi yang berpotensi menjadi masalah
pada pembelajaran matematika dan ilmu pengetahuan alam problem secara khusus atau.

PROBLEM SECARA UMUM

Problem secara umum adalah yang berhubungan dengan materi prasyarat untuk
pelajaran Matematika dan ilmu pengetahuan alam yaitu materi matematka dasar terutama
pada operasi bilangan bulat dan operasi bentuk pecahan.

 Operasi bilangan bulat


Pada operasi bulat yang menangjadi permasalah adalah yang melibatkan
bilangan bulat negative.
Contoh soal :
1. – 10 + (- 15 ) = ……….
Banyak siswa yang menjawab 25 karena logika berfikir mereka yang salah,
mereka berfikir angka 10 bertanda negative bertemau dengan angka 15
bertanda negative hasilnya positive. Maka banyak yang menjawab hasilnya
adalah 25,mereka kurang bisa membedakan operasi penjumlahan dan
perkalian, aturan untuk operasi perkalian mereka pakai pada operasi
penjumlahan.

Solusi permasalahan

Memberi penjelasan ulang pada awal materi dan mejelaskan dengan bantuan
kotak- kotak contoh yang ada didalam kelas misalnya prasyarat untuk negative

4
ketemu negative menjadi positif apabila tidak ada yang menghalangi diantara
keduanya

15 – ( - 5 ) = ………. Dapat ditulis 15 + 5 = ………….

Dijelaskan posisi seperti contoh diatas itu baru bisa berubah menjadi positive
antara tanda negative yang satu dengan yang lain tidak ada menghalangi
sedangkan tanda kurung kurawal untuk memudahkan kita saja. Member latihan
dan mengingatkan terus sampai siswa memhaminya.

2. Contoh soal cerita


Suhu udara di kota London pada musim semi pada siang hari 5oC dan pada
malam hari - 7oC. Berapakah perbedaan suhu siang dan malam di kota tsb.
Rumus yang digunakan.
∆ t = t 2 - t1
Kesalahan yang sering mereka lakukan adalah lupa member tanda negative
yang ada di angka 7karena menganggap udah ada tanda negativenya
sehingga pada penyelesaian sering di tulis seperti dibawah ini
∆t = 5 oC - 7 oC
pada hal seharusnya seperti dibawah ini
∆t = 5 oC - (-7 oC)
Dan penyelesaiannya menjadi
∆t = 5 oC + 7 oC
∆t = 12 oC
Dengan logika matematika maka siswa juga bisa diajarkan dengan
mengunakan garis bilangan

→→→→→→→→→→→→→→→
-7 0 5

Dari nol ke angka negative tujuh ada 7 kotak dan dari nol ke angka lima ada 5
kotak jadi kalau di jumlahkan akan menjadi 12 kotak.

5
 Operasi Pecahan
Pada operasi pecahan yang melibatkan penjumlahan , pengurangan ,kali dan
bagi, siswa lebih banyak membuat kesalahan pada pejumlahan dan pengurangan
dan kemudian diikuti dengan pembagian.
Contoh soal pecahan
penjumlahan dan pengurangan.
1. 5
9
+ 1
6
= ………..
Siswa sering menjawab
6
15

2. 5
9
- 1
6
= ………..
Siswa sering menjawab
4
3

Karena mereka salah konsep, konsep untuk bilangan bulat mereka terapkan
pada bentuk pecahan
Solusinya
Menjelaskan kembali konsep bentuk pecahan dan memberikan contoh serta
latihan yang cukup serta menegaskan lagi tentang konsep KPK dan FPB

Operasi pembagian bertingkat

Contoh soal

4
3. 1 = …………….
2

Siswa sering menjawab hasilnya sama dengan dua


Kesalahan konsep pada siswa adalah mengangap pembagian angka empat
tersebutdibagi dengan angka dua mereka tidak mempehatikan bahwa pembag
jugai berbentuk pecahan, yang mereka lihat Cuma angka yang paling bawah
yaitu angka dua.
Solusinya.
Guru mengingatkan siswa tentang konsep pembagiaan bentuk pecahan dan
juga memberitahu bentuk diatas bisa dirobah menjadi bentuk pembagian
Biasa,yaitu menjadi bentuk

6
1
4 : 2
= ……………..

Kemudian selesaikan menjadi

2
4 X 1
= 8

Kesalahan pada konsep diatas sangat merugikan siswa, walaupun siswa secara konsep
tuntas kalau tidak menyelesaikan sampai akhir sudah salah pada tahap penyelesaian di
ibaratkan seorang pemain bola kaki yang sudah semangat mengarak bola dari daerah
sendiri sampai daerah pertahanan lawan waktu sampai didepan gawang tendangannya
melenceng jauh dari mulut gawang pada hal kipernya sudah mati langkah .

Kalor , Optik dan alat Optik, Listrik Dinamis.

Merubah bentuk rumus dasar menjadiakan rumus yang sesuai dengan apa yang di
Tanya dalam soal.

Siswa akan lebih mudah menjawab pertanyaan yang sesuai dengan bentuk
rumus dasarnya contoh pada soal pada bab Listrik Dinamis pada sub bab hambatan
kawat pengantar.

Contoh soal :

Hambatan sebuah kawat pengantar terbuat dari alumunium mempuyai panjang 1


km dan luas penampang 0, 5 cm adalah 0,9 ohm . tentukanlah hambatan jenis kawat
alumunium tersebut.

Rumus yang digunakan adalah


R = ⌡ 𝐴
dimana siswa akan lebih mudah menjawab kalau yang

ditanya adalah besar hambatan kawat pengantar dari pada kalau yang di Tanya berapa
panjang kawat, berapa luas penampang kawat pengantar atau berapa hambatan jenis
kawat pengantar.

Solusi permasalahan

Pada masalah diatas guru harus member penekanan pada siswa bahwa disana ada dua
istilah yang hampir sama yaitu “ hambatan kawat pengantar atau R “ dan “hambatan

7
jenis kawat pengantar atau ⌡dibaca ro ” disini siswa sering kebingungan karena
istilahnya hampir sama. Untuk merubah rumus sesuai dengan apa di Tanya dalam soal
guru menjelaskan pada rumus ada sisi kiri biasanya yang permasalahan yang ditanya
dan sebelah kanan adalah apa yang diketahui dalam soal , untuk merubah rumus dasar
kepada bentuk rumus yang di Tanya guru bisa melakukan langkah seperti berikut:

1. Tuliskan rumus dasar


2. Tandai symbol yang di Tanya dan pindahkan symbol yang lain ke sisi lain
3. Pindahkan symbol yang lain dengan melihat hubungannya dengan symbol yang
lain , kalah hubungan kali pad sisi lain menjadi bagi, kalau plus jadi minus dan
sebaliknya.
4. Kalau yang” ditanya” pada posisi bagi lakukan saja dengan prinsip perkalian
silang.

Baik sekarang kita kembali ke persoalannya

Rumus awal


R = ⌡ yang ditanya adalah hambatan jenis kawat pengantar
𝐴

Maka rumus nya akan menjadi

𝐴
⌡ = R ℓ

Luas penampang sebelah kanan hubungannya bagi dipindahkan menjadi kali dan
panjang kawat penngantar hubungannya kali di pindahkan posisi menjadi bagi, setelah
itu tinggal masukan apa yang diketahui dan selesaikan.pelajaran IPA fisika hampir
semua bab melibat perhitung an dan mengunakan rumus-rumus dan kalau hal tidak di
perbaiki maka akan menyebabkan kesalahan-kesalahan pada penyelesaian soal.

Menyelesaikan bentuk soal cerita.

Siswa sering bermasalah dengan soal-soal IPA Fisika , karena soal nya lebih
didominasi soal cerita. Untuk solusi guru mengajarkan bagaimana sistimatis
mengerjakan soal cerita.

8
Tahapan pengerjakan soal

1. Baca soal dengan cermat.


2. Tulis apa yang diketahui
3. Konversikan satuan ke Standart Intenasional.
4. Tulis apa yang ditanya.
5. Tulis rumus yang dipakai.
6. Konversikan rumus sesuai dengan apa yang ditanya.
7. Masukan apa yang diketahui dalam soal
8. Selesaikan .

Dengan melakukan tahapan seperti diatas dan dengan memberikan contoh dan latihan
diharapkan siswa bisa untuk menyelesaikan permasalahannya.

PROBLEM PADA POKOK BAHASAN TERTENTU

Problem pada pembelajaran IPA Fisika.

Permasalahan pada mata pelajaran IPA fisika berkaitan dengan erat


penguasaan siswa terhadap matematika dasar yang dipelajari di sekolah dasar dan kelas
dibawahnya, kadangkala pada pelajaran matematika belum di bahas tapi dalam
pembahasan pada pelajaran IPA fisika sudah di gunakan. Pada problem secara umum
kita sudah membahas beberapa hal yang terkait secara langsung pada pelajaran fisika .
pada bagian akan kita bahas permasalahan yang sering timbul pada pelajaran IPA Fisia.

 Permasalahan pada bab besaran dan satuan


Mengkonversi satuan ke standart internasional ( SI )
Contoh permasalahan :
Jarak antara Tigaraksa dan tangerang 36 Km ditembuh oleh sebuah mobil selama
30 menit . Berapa kecepatan mobi tsb dalam satuan m/s.
Siswa akan lebih menghitung kalau yang ditanya adalah kecepatan dalam
Km/jam dari pada m/s
Rumus kecepatan
V = s/t

9
Penyelesaian untuk kilometer per jam
Diket :
S = 36 km
T = 30 menit = 0,50 jam
Ditanya
V = ……..
Jawab
V = s/t
36 𝑘𝑚
V =
0,5 𝑗𝑎𝑚

V = 72 km/jam
Untuk mengkonversikan guru kembali mengajak siswa mengulang materi
pelajaran matematika terkait.
Mengingatkan siswa bahwa 1 km = 1000 m maka:
1
1 m = 1000
km

1 jam = 3600 detik maka :


1
1 detik = 3600
jam

Sehingga
V = 72 km /jam dirubah bentuknya menjadi
1 𝑘𝑚
V = 72 x dimasukan hubungan satuan diatas sehingga
1𝑗𝑎𝑚

menjadi.
1𝑜𝑜𝑜 𝑚
V = 72 x 3600 𝑠
diperoleh
V = 20 m/s
Mengkonversikan dari meter per sekon menjadi kilometer per jam

Contoh soal:

Sebuah kendaraan bermotor bergerak dengan kecepatan 15 m/s robahlah satuan


kecepatan tersebut menjadi kilometer per jam.

V = 15 m /s dirubah bentuknya menjadi


1𝑚
V = 15 x 1𝑠
dimasukan hubungan satuan diatas sehingga
menjadi.

10
1 𝑘𝑚
1000
V = 15 x 1𝑠 diperoleh
3600

V = 54 km/jam
 Pada soal massa jenis benda

Contoh soal :

Sebuah benda x akan ditentukan jenisnya dengan cara menghitung massa


jenisnya dan membandingkan dengan data yang sudah ada dalam satuan SI ( kg/m3),
Dari hasil pengukuran dan perhitungan didapatkan massa jenisnya 2,50 g/cm3

Rubahlah satuan dari massa jenis tersebut supaya bisa dibandingkan dengan standart
international ( S I ) .

⌡ = 2,50 g/cm3 di rubah menjadi

1𝑔
⌡ = 2,50 kemudian masukan nilai konversi
1 𝑐𝑚ᶟ

1 kg = 1000 g

1
1 g = 1000
kg

1 m3 = 106 cm3

1
1 cm3 = 10⁹
m3 sehingga menjadi

⌡ = 2,50 1000
1 kg/m3 menjadi
10⁶

⌡ = 2,50 x 103 kg/m3

⌡ = 2500 kg/m3

Ketidak tuntasan pada materi yang terkait dengan konversi satuan menjadi pokok
permasalahan yang sangat dalam keberhasilan dalam megnerjakan soal yang diberikan
oleh guru .

 Problem siswa pada Bab Listrik Statis

11
Pada bab Listrik Statis ada rumus coulomb mengenai gaya interaksi dua muatan

𝑞 ₁𝑞₂
F = k 𝑟

Dalam rumus yang merupakan konstanta yang nilainya sama dengan 9 x 109 pada
hal pada matematika SMP tidak ada pembahasan mengenai notasi ilmiah atau
bentuk baku. Untuk mengatasi masalah ini guru diharapkan memberikan materi
notasi ilmiah terlebih dahulu sebab kalu tidak disampaikan maka siswa kesulitan
dalam ,mengerjakan soal yang mengunakan rumus ini.

Notasi ilmiah

Bentuk notasi ilmiah

a x 10n

1≤ a ≤ 10

n = eksponen

contoh :

Rubahlah bentuk dibawah ini menjadi bentuk ilmiah

1. 0,00000602
2. 250000000000

Untuk menjawab soal no.1 tinggal mengeser koma sehingga didapatkan nilai a sesuai
kriteria diatas pada soal tersebut enam angka kesebelah kanan sehingga didapatkan nilai
6,02 karena komanya digeser sebanyak enam angka kesebelah kanan maka pangkat
sebesar -6 , sehingga jawabannya menjadi 6,02 x 10-6.

Untuk menjawab soal no.2 tinggal mengeser koma yang ditaroh ujung sebelah kiri
sehingga didapatkan nilai a sesuai kriteria diatas pada soal tersebut sebelas angka
kesebelah kiri sehingga didapatkan nilai 2,5 karena komanya digeser sebanyak sebelas
angka kesebelah kiri maka pangkat sebesar 11 , sehingga jawabannya menjadi
2,5 x 1011. Kemudian siswa diberi latihan yang cukup sehingga diharapkan bisa
mengerjakan soal yang berhubungan notasi ilmiah untuk memudahkan dalam
meyelesaikannya.

12
 Permasalahan membaca grafik

Dalam memudahkan penampilan data biasa digunakan grafik ,pada pembelajaran


IPA sering mengunakan grafik garis, bannyak diantara siswa mengalami kesulitan dalam
pemahamannya misalnya grafik perubahan kalor terhadap suhu pada pokok bahasan
“Suhu dan Kalor” seperti gambar dibawah ini

Siswa sangat mengalami kesulita dalam memahami data yang ditampilkan dalam bentuk
gafik, untuk solusinya guru harus menjelaskan satu per satu tampilan data diatas dengan
memulai dengan menjelaskan mengenai diagram kartesius,bagaimana menempatkan satu
titik dalam diagram dan bagaimana mana menguraikan satu titik menjadi kompenen
yang terlibat dalam data yang ada dalam grafik tersebut. Kita mulai dengan menjelaskan
titik A. untuk memulai menjelaskan grafik diatas sebaiknya guru melakukan visualisasi
dengan gambar atau langsung melakukan praktek sederhana dengan mengunakan ,batu
es,kompor ,pengangas air ,stopwatch dan thermometer. Setelah siswa melakukan praktek
kemudian siswa memprestasikan hasil kerja mereka dan guru menegaskan kembali dan
menjelaskan apa yang belum tersampaikan pada diskusi siswa.

13
Pada titik A

Suhu benda : - 5 oC

Wujud materi : padat ( benda berwujud padat karena zat yang di jadikan
model pada grafik adalah air yang membeku dan berwujud padat pada suhu 0 oC ).
Perubahan dari titik A ke titik B benda mengalami perubahan suhu terlihat pada grafik
yang menanjak ke atas seiring dengan bertambahnya waktu

Pada titik B

Suhu benda : 0 oC

Wujud materi : padat

Perubahan dari titik B ke titik C benda mengalami perubahan wujud terlihat pada grafik
yang mendatar dengan bertambahnya waktu pemanasan.

Pad titik C

Suhu benda : 0 oC

Wujud materi : cair

Perubahan dari titik C ke titik D benda mengalami perubahan suhu terlihat pada grafik
yang menanjak ke atas seiring dengan bertambahnya waktu

Pada titik D

Suhu benda : 100 oC

Wujud materi : cair

Perubahan dari titik D ke titik E benda mengalami perubahan wujud terlihat pada grafik
yang mendatar dengan bertambahnya waktu pemanasan.

Pad titik E

Suhu benda : 100 oC

Wujud materi : uap

14
Perubahan dari titik E ke titik F benda mengalami perubahan suhu terlihat pada grafik
yang menanjak ke atas seiring dengan bertambahnya waktu

Pada titik F

Suhu benda : >100 oC

Wujud materi : uap

Grafik lain yang bermasalah antarta lain grafik gerak lurus berubah beraturan.

Grafik antara percepatan dan waktu

Grafik antara kecepatan dan waktu benda dari keadaan diam.

15
Grafik antara kecepatan dan waktu benda dari keadaan bergerak.

Grafik gelombang longintudinal

Permasalahan lain pada pembelajaran IPA fisika

Permasalahan lain pada pembelajaran IPA fisika itu banyak berhubungan dengan
fasilitas labotarium untuk pelajaran praktek yang tidak dimiliki sekolah, minat belajar
siswa yang kurang , tingkat kehadiran siswa yang rendah dan factor perekonomian
keluarga yang kurang mendukung.

16
Permasalahan pembelajaran IPA Biologi.
Pada pembelajaran IPA Biologi permasalahan yang banyak muncul adalah
berhubungan dengan bagaimana guru mengvisualisasikan pokok pokok bahasan pada
pembelajaran.

Permasalahan pada pada bab Gerak pada Manusia.

Pada bab gerak mencakup alat gerak yaitu otot dan rangka, pada masalah rangka
banyak sekolah yang tidak memeiliki model yang menampilkan kerangka manusia
secara utuh atau sebagian. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan anak diberi tugas
misalnya dengan membawa kaki ayam dan model dalam pembelajaran serta guru
menampilkan gambar kerangka manusia. Permasalahan ini juga dialami pada bab yang
lain misalnya bab mengenai sistim pencernaan, bab sistim peredaraan darah atau
transportasi dan bab sistim pernafasan.

Permasalahan bab Heriditas atau Turunan

Pada bab heriditas atau turunan sifat siswa sering bermasalah pada penentuan
turunan yang muncul pada persilangan dihibridisasi.Dalam percobaannya Mendel
melakukan perkawinan silang dengan menyerbukkan sendiri antara dua variates Ercis
berbunga ungu dengan Ercis berbunga putih sebagai induk-induknya. Turunan hasil
persilangan ini disebutHibrid. Sedangkan proses perkawinan silang sendiri
disebut Hibridisasi.

Dalam percobaan awalnya, Mendel menyilangkan galur murni Kacang Ercis


untuk satu sifat beda yang berlawanan. Galur murni dari tanaman induk disebut sebagai
generasi P (Parental), sedangkan turunan pertama dari hasil penyilangan disebut
generasi F1 (filial), dan generasi kedua dari hasil penyerbukan sendiri disebut generasi
F2. Hasil penyilangan satu sifat beda tersebut pada generasi pertamanya tidak
menunjukkan campuran dari sifat induknya, tetapi menunjukkan sifat dari salah satu
induknya. Sementara pada generasi berikutnya sifat yang muncul pada generasi pertama
akan muncul ¾ bagian, sedangkan sifat induknya yang tidak muncul pada generasi
pertamanya akan muncul pada generasi kedua sebesar ¼ bagian sehingga rasionya 3:1.
Dari hasil percobaan yang diperolehnya, Mendel menyusun beberapa HIpotesis,
yaitu:

17
a. Setiap sifat pada organisme dikendalikan oleh satu pasang faktor keturunan, satu dari
induk jantan dan satu dari induk betina.
b. Setiap pasang faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya. Misalnya
tinggi atau rendah, bulat atau keriput, kuning atau hijau. Kedua bentuk alternatif ini
disebut alel.
c. Bila pasangan faktor itu terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, faktor dominasi
akan menutup faktor resesif.
d. Pada waktu pembentukan gamet, pasangan faktor atau masing-masing alel akan
memisah secara bebas.
e. Individu murni memiliki alel sama, yaitu dominin saja atau resesif saja.
Dari hasil Hipotesis diatas. Mendel membuat hukum yang terkenal
dengan Hukum Mendel I (Hukum Segregasi), yaitu: Bahwa alel-alel akan berpisah
secara bebas dari diploid menjadi haploid pada saat pembentukan gamet. Dan Hukum
Mandel II (Hukum kebebasan untuk memilih/pengelompokan secara bebas),
yaitu: Bahwa dalam suatu perkawinan/persilangan yang menyangkut dua atau lebih
pasangan sifat berbeda maka pewarisan dari masing-masing pasangan faktor sifat-sifat
tersebut adalahbebas sendiri.
Alel dominan disimbolkan dengan huruf kapital, sedangkan alel resesif
disimbolkan dengan huruf kecil. Organisme yang memiliki pasangan alel identik
disebut homozigot, sedangkan jika organisme mempunyai alel yang berbeda
disebut heterozigot. Alel homozigot dapat berupa homozigot dominan ataupun resesif.
Susunan genetik dari suatu sifat yang dikandung oleh suatu organisme disebut genotip,
sedangkan suatu sifat yang di ekspresikan oleh suatu oragnisme (bentuk luar suatu
organisme) disebut fenotip.
siswa menemukan kesulitan dalam menentukan fenotip atau sifat yang tanpak secara
fisik karena tidak terbiasa mengunakan pemisan apalagi perbedaan satu sifat satu dengan
sifat yang lain hanya dibedakan huruf capital dan huruf kecil saja. Untuk mengatasi
persoalan ini diperlukan alat bantu yang sampai sekarang penulis belum mendapatkan
solusinya.

18
Permasalahan pada Sistim Eksresi

siswa mengalami kesulitan pada bab sistim ekresi pada organ ekresi ginjalGinjal
berbentuk seperti biji kacang merah. Panjangnya sekitar 10 cm, beratnya kurang lebih
170 gram, dan terletak di dalam rongga perut. Ginjal berjumlah 2 buah dan berwarna
merah keunguan. Ginjal bagian kiri letaknya lebih tinggi daripada ginjal bagian kanan.

Ginjal
Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk air seni (urin). Urin
mengandung air, urea, dan garam mineral. Ginjal tersusun atas kulit
ginjal (korteks),sumsum ginjal (medula), dan rongga ginjal (pelvis).
Pada kulit ginjal terdapat nefron yang berfungsi sebagai alat penyaring darah. Korteks
mengandung lebih kurang satu juta nefron. Setiap nefron tersusun atas badan
malphighi dan saluran panjang (tubulus) yang berkelok-kelok. Badan malpighi tersusun
atas glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus merupakan untaian pebuluh darah
kapiler tempat darah disaring. Glomerulus dikelilingi oleh kapsul Bowman.
Tubulus ginjal terdiri atas tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus
kontortus distal, dan tubulus kolektivus. Lengkung henle adalah bagian tubulus yang
melengkung pada daerah medula dan berhubungan dengan tubulus proksimal dan
tubulus distal. Bagian lengkung henle ada dua, yaitu lengkung henle yang melengkung
ke atas (ascenden) dan lengkung henle yang melengkung ke
bawah (descenden). Tubulus-tubulus ini mengalirkan urin ke rongga ginjal. Kemudian
urin dialirkan melalui saluran ginjal (ureter) dan ditampung dalam kantong kemih.

19
Irisan Melintang Ginjal

Struktur Nefron
(reabsorpsi), dan pengumpulan (augmentasi). Telah dikemukakan di atas bahwa cara
kerja ginjal sebagai alat ekskresi adalah dengan menyaring darah sehingga zat-zat sisa
yang terdapat di dalam darah dapat dikeluarkan dalam bentuk air seni (urin). Prnyaringan
darah hingga terbentuk urin meliputi tahap penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali

a. Penyaringan (Filtrasi)
Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk ke dalam ginjal melalui
pembuluh arteri ginjal (arteri renalis). Cairan tubuh keluar dari pembuluh arteri dan
masuk ke dalam badan malpighi. Membran glomerulus dan kapsul Bowman bersifat
permeabel terhadap air dan zat terlarut berukuran kecil sehingga dapat menyaring
molekul-molekul besar. Hasil saringan (filtrat) dari glomerulus dan kapsul Bowman
disebut filtrat glomerulusatau urin primer. Dalam urin primer masih terdapat air,
glukosa, asam amino, dan garam mineral.

20
b. Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal. Hampir semua gula, vitamin, asam
amino, ion, dan air diserap kembali. Zat-zat yang masih berguna tadi dimasukkan
kembali ke dalam pembuluh darah yang terdapat di sekitar tubulus. Hasil reabsorpsi
berupa filtrat tubulus atau urin sekunder. Urin sekunder mengandung air, garam, urea,
dan pigmen empedu yang memberi warna dan bau pada urin.
c. Augmentasi
Di tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa seperti asam urat, ion hidrogen, amonia,
kreatin, dan beberapa obat ditambahkan ke dalam urin sekunder sehingga tubuh terbebas
dari zat-zat berbahaya. Urin sekunder yang telah ditambahkan dengan berbagai zat
tersebut disebut urin. Kemudian, urin disalurkan melalui tubulus kolektivus ke rongga
ginjal. Dari rongga ginjal, urin menuju ke kantung kemih melalui saluran ginjal (ureter).
d. Proses Pengeluaran Urin
Jika kandung kemih penuh dengan urin, dinding kantong kemih akan tertekan.
Kemudian dinging otot kantong kemih meregang sehingga timbul rasa ingin buang ir
kecil. Selanjutnya, urin keluar melalui saluran kencing (uretra). Pengeluaran air melalui
urin ada hubungannya dengan pengeluaran air melalui keringat pada kulit. Pada waktu
dara dingin, badan kita tidak berkeringat. Pengeluaran air dari dalam tubuh banyak
dikeluarkan melalui urin sehingga kita sering buang air kecil. Sebaliknya, pada waktu
udara panas, badan kita banyak mengeluarkan keringat dan jarang buang air kecil.

Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebagian besar teidiri atas (95%) air dan zat yang
terlarut, yaitu urea, asam urat, dan amonia. yang merupakan sisa-sisa perombakan
protein: bermacam-macam garam terutama garam dapur (NaCl), zat warna empedu yang
menyebabkan warna kuning pada urin, dan zat-zat yang berlebihan di dalam darah
seperti vitamin B, C, obat-obatan, dan hormon.

Urin tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin mengandung protein, berarti
terjadi gangguan atau kerusakan ginjal pada glomerulus. Jika urin mengandung gula,
berarti tubulus ginjal tidak menyerap kembali gula dengan sempurna. Hal ini dapat
disebabkan oleh adanya kerusakan pada tubulus ginjal, tetapi dapat pula disebabkan oleh
tingginya kadar gula di dalam darah sehingga tubulus ginjal tidak dapat menyerap
kembali semua gula yang ada pada filtrat glomerulus. Kadar gula darah yang tinggi
disebabkan oleh terhambatnya proses pengubahan gula menjadi glikogen, akibatnya

21
produksi hormon insulin terhambat. Kelainan ini dikenal sebagai penyakit kencing manis
(diabetes mellitus).
Dilihat dari segi banyaknya zat yang terkandung di urin, dapat disimpulkan bahwa ginjal
merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh. Ginjal berfungsi untuk menyaring
darah, mengeluarkan sisa metabolisme, membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh,
dan mengatur keseimbangan air dan garam di dalam darah.

Dengan banyaknya proses-proses dalam ginjal siswa banyak kesulitan dalam


memahaminya. Untuk solusinya diperlukan media belajar yang dapat menunjang
pembelajaran.

22
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dari pembahasan diata dapat disimpulkan beberapa hal antara lain :

1. Sebelum melakukan pembelajaran guru harus mengetahui kemampuan dasar


yang dimiliki oleh peserta didiknya.
2. Menuntaskan materi pra syarat sebelum melanjutkan pembelajaran.
3. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan guru dalam mengatasi kurang minat
belajar siswa misalnya dengan mengunakan media media sederhana yang ada
disekelilingnya.
4. Perlu adanya sinkronisasi antara materi ilmu pengetahuan alam dan ilmu
pendukung terutama matematika.

SARAN

1. Disarankan untuk melakukan test awal waktu penerimaan murid baru


2. Guru mendorong sekolah untuk melengkapi peralatan yang dibutuhkan untuk
proses pembelajaran.

23
DAFTAR PUSTAKA

Sukis Wariyono. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3: Panduan Belajar IPA
Terpadu untuk Kelas IX SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional
Dewi Ganawati. 2008. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam: Terpadu dan Kontekstual
IX untuk SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan D

https://unitedscience.wordpress.com/ipa-3/bab-1-sistem-ekskresi-manusia/diakses 6
febuari 2015.

http://www.scribd.com/doc/119038831/Grafik-Simpangan-Terhadap-Waktu-Sebuah-
Gelombang-Ditunjukkan-Seperti-Pada-Gambar-1#scribd,diakses 5 febuari 2015

http://lasinrangaditia.blogspot.com/2014/02/biologi-dasar-pewarisan-sifat.html,diakses 6
febuari 2015

http://sidikpurnomo.net/pembelajarafisika/gerak-lurus-berubah-beraturan,diakses 5
febuari 2015

24

Anda mungkin juga menyukai