Abstract: This research is a qualitative descriptive study. The subjects in this study
were five women and five male students VII. The researcher uses the steps according to
Soedjadi, (a) Read the questions carefully to capture the meaning of each sentence, (b)
Separate and reveal what is known in the question, what is asked / asked in the
question, what work operation is needed, (c) Make a mathematical model of the
problem, (d) Complete the model according to mathematical rules, so that the answer to
the model is obtained, and (e) Return the answer to the original answer. The results
showed that female students had difficulty understanding the concept of fractions
(equating the denominator), had difficulty in determining work operations such as
addition, subtraction, multiplication and division and did not write the final conclusions
while male students had difficulty understanding the problem so that it was not correct
the final result and equate the denominator. The way to overcome the difficulty factors
in mathematical storytelling is to provide training intensity, reinforce the concept of
fractions in female students and improve students' mathematical communication.
—————————— ——————————
118
Aminah, Analisis Kesulitan Siswa... 119
salah satu kesulitan yang dialami siswa pada mata banyak dari siswa perempuan berbakat, dan pada
pelajaran matematika yaitu menyelesaikan soal masa dewasa perbandingan jumlah antara laki-laki
cerita. dan perempuan berbakat menjadi sangat berbeda.
Pengertian soal cerita dalam mata pelajaran Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan pra
matematika adalah soal yang disajikan dalam bentuk research yang dilakukan oleh peneliti, dengan cara
uraian atau cerita, baik secara lisan maupun tulisan. menggali informasi melalui wawancara dengan Ibu
Soal cerita wujudnya berupa kalimat verbal sehari- LA selaku guru matematika, bahwa siswa laki-laki
hari yang makna dari konsep dan ungkapannya dapat lebih baik dalam mata pelajaran matematika
dinyatakan dalam simbol dan relasi matematika. dibanding siswa perempuan, khususnya berbentuk
Memahami makna konsep dan ungkapan dalam soal soal cerita serta siswa laki-laki lebih mudah
cerita serta mengubahnya dalam simbol dan relasi memahami dan dapat menyelesaikan soal cerita
matematika, sehingga menjadi model matematika tersebut dibanding siswa perempuan. Akan tetapi,
bukanlah hal yang mudah bagi sebagian siswa. terdapat siswa perempuan yang dapat
Berdasarkan hal tersebut, maka masalah (soal cerita) menyelesaikan soal cerita tersebut namun jumlahnya
bukan hanya diberikan setelah teori matematikanya sangat minim sekali dibanding siswa laki-laki. Oleh
didapat oleh siswa, sehingga para siswa hanya karena itu, ada faktor yang menyebabkan perbedaan
belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan pemahaman antara laki-laki dan perempuan dalam
matematika yang didapat, tidak pernah atau sedikit menyelesaikan soal cerita topik pecahan.
sekali mendapat kesempatan memecahkan masalah Berdasarkan konteks penelitian tersebut, maka
yang terkategori sebagai masalah proses. Kesulitan peneliti mengambil judul mengenai “Analisis
siswa dalam menyelesaikan soal cerita juga dialami Kesulitan Siswa SMPN 10 Praya Barat Dalam
pada materi pecahan. Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Topik
Pecahan merupakan bagian dari keseluruhan. Pecahan Ditinjau dari Gender”.
Misalnya sebuah apel dibagi menjadi dua bagian yang
sama, maka setengah buah apel merupakan bagian
dari satu apel tersebut. Jadi, apabila terdapat dua B. METODE PENELITIAN
besaran yang dibandingkan, pecahan dikatakan 1. Pendekatan Penelitian
sebagai perbandingan bagian dari keseluruhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
Dalam kehidupan sehari-hari, pecahan banyak adalah metode deskriptif, karena peneliti
digunakan. Sering dalam suatu percakapan, kita menggambarkan hasil penelitian berdasarkan alat
menggunakan kata-kata atau kalimat yang ukur tes berupa tes tertulis. Selain itu juga peneliti
berhubungan dengan nilai pecahan. Namun, biasanya melakukan wawancara langsung kepada subjek yang
materi pecahan diwujudkan dalam bentuk soal cerita, diteliti untuk memperkuat data-data yang diperoleh
yang merupakan salah satu materi yang dianggap selain tes. Melalui metode ini, peneliti berusaha
sulit oleh banyak siswa. Terkait dengan kemampuan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan siswa
siswa dalam menyelesaikan soal cerita topik pecahan, kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita
tiap siswa pasti memiliki kemampuan yang berbeda. matematika topik pecahan, sehingga peneliti dapat
Perbedaan tersebut bisa disebabkan oleh beberapa menentukan solusi agar siswa lebih mengerti
faktor, dan salah satu faktor tersebut adalah faktor mengenai pecahan.
perbedaan gender. 2. Instrumen dan Kehadiran Peneliti
Perbedaan gender tentu menyebabkan perbedaan Instrumen dalam penelitian ini berupaa tes,
fisiologi dan mempengaruhi perbedaan psikologis wawancara dan dokumentasi. Observasi akan
dalam belajar, sehingga siswa laki-laki dan dilakukan selama proses pembelajaran matematika
perempuan tentu memiliki banyak perbedaan dalam berlangsung di dalam kelas. Sementara wawancara
mempelajari matematika. Perbedaan gender dalam akan dilakukan dengan guru matematika yang
pendidikan di sekolah dapat terjadi dalam perolehan mengajar di kelas tersebut sebagai narasumber
prestasi belajar. Bias gender ini tidak hanya pelengkap dan siswa yang dimana dalam hal ini akan
berlangsung dan disosialisasikan melalui proses menjadi narasumber utama. Selanjutnya,
serta sistem pembelajaran di sekolah, tetapi juga dokumentasi terhadap data-data yang mendukung
melalui pendidikan dalam lingkungan keluarga. untuk keperluan penelitian, dimana penelitian ini
Pernyataan ini dibenarkan oleh Battista, Awang akan dilakukan di satu kelas yaitu VII B SMPN 10
dan Carpenter yang tercantum dalam tulisannya. Praya Barat, kemudian untuk wawancara siswa
Callahan (1996) memberikan pernyataan bahwa dilakukan di satu kelas agar mendapatkan informasi
pada masa kanak-kanak awal hingga masuk sekolah penyebab kesulitan tersebut.
dasar, siswa laki-laki berbakat dan perempuan 3. Teknik Analisa Data
berbakat memiliki jumlah yang relatif sama. Analisis data kualitatif yang peneliti gunakan
Sedangkan pada masa remaja, sekitar usia dua belas pada penelitian ini adalah menggunakan model Miles
tahun, siswa laki-laki berbakat berjumlah lebih and Huberman yaitu melalui tiga proses, antara lain
120 | JTAM, Vol. 2, No. 2, Oktober 2018, Hal. 118-122
reduksi data (data reduction), penyajian data (data jawaban dari model tersebut, dan mengembalikan
display) dan penarikan kesimpulan (conclusion jawaban soal kepada jawaban asal.
crawing)/verifikasi. Beberapa perbandingan kesulitan siswa
Reduksi Data, Data yang diperoleh oleh peneliti perempuan dan laki-laki dalam menyelesaikan soal
dari penelitian di lapangan semakin hari akan cerita topik pecahan adalah sebagai berikut.
semakin banyak dan rumit. Untuk itu, perlu segera 1. Siswa Perempuan
dilakukan analisis data melalui reduksi data. Berdasarkan langkah-langkah dalam
“Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal menyelesaikan soal cerita menurut Soedjadi,
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, kesulitan yang paling banyak dialami oleh siswa
dicari tema dan polanya”. Dengan demikian, data perempuan adalah memahami soal, yaitu dimana
hasil reduksi akan memberikan gambaran yang lebih siswa perempuan tidak mengungkapkan informasi
jelas, dan mempermudah peneliti untuk yang lengkap seperti apa yang ditanyakan dan apa
mengumpulkan data selanjutnya. Reduksi data harus yang diketahui. Kesulitan ini yaitu pada langkah
terus menerus dilakukan setelah peneliti selesai pertama dan langkah kedua. Terdapat dua siswa
mengumpulkan data pada waktu tertentu agar data perempuan yang hanya menuliskan diketahui tapi
yang diperoleh dapat bersinergi dan semakin tidak menuliskan apa yang ditanyakan, sedangkan
mengarahkan kepada kesimpulan yang akan tiga siswa tidak menuliskan apa yang diketahui tapi
diperoleh dari penelitian. hanya menuliskan apa yang ditanyakan. Kemudian
Penyajian Data, Setelah data direduksi, langkah satu perempuan tidak menuliskan apa yang diketahui
selanjutnya adalah menyajikan data. “Penyajian data dan tidak menuliskan apa yang ditanyakan pada dua
dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, nomor terakhir yaitu nomor 4 dan nomor 5. Menulis
hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya”. informasi (apa yang diketahui maupun ditanyakan)
Namun yang paling sering digunakan untuk sangatlah penting untuk meminimalisir kesalahan
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah siswa. Pada aspek ini sangat berkaitan dengan aspek
dengan teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan bahasa, jika siswa tidak paham maksud soal maka
data, maka akan memudahkan peneliti untuk sudah dapat dipastikan tidak dapat menulis apa yang
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja diketahui maupun ditanyakan soal. Indikator pada
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami aspek prasyarat ini dijelaskan lebih lanjut oleh
tersebut. Widodo bahwa indikator kesalahan saat membuat
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah rencana pemecahan masalah adalah siswa tidak
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum menggunakan informasi yang telah dikumpulkan dari
pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau permasalahan.
gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih Siswa perempuan SMPN 10 Praya Barat juga
remang-remang atau gelap, sehingga setelah diteliti mengalami kesulitan pada langkah keempat, yaitu
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau menyelesaikan model menurut aturan-aturan
interaktif, hipotesis atau teori. matematika, sehingga mendapatkan jawaban dari
Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian model tersebut. Siswa mengalami kesulitan dalam
kualitatif mungkin dapat menjawab fokus penelitian menyamakan penyebut (konsep pecahan) seperti
yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin saja pada operasi penjumlahan ataupun pada
tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa pengurangan sehingga kebanyakan siswa perempuan
masalah dan fokus penelitian dalam penelitian mengalami kesalahan dalam menyelesaikan soal.
kualitatif masih bersifat sementara dan akan Sangatlah penting untuk mengetahui konsep pecahan
berkembang setelah penelitian berada di lapangan. terutama dalam menyamakan penyebut karena
berpengaruh terhadap penyelesaiaan selanjutnya.
Siswa mengalami kesulitan dalam menentukan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN operasi pengerjaan seperti yang dilakukan siswa
Berdasarkan analisa hasil tes dan wawancara dengan inisial SS. Senada dengan penelitian Mulyadi,
pada bab sebelumnya, siswa mengalami berbagai dkk. (2015) yang menyebutkan bahwa suatu
kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita materi kesalahan disebabkan karena ketidaktahuan konsep
pecahan. Dalam penelitian ini, hal-hal yang menjadi sebjek karena untuk memahami makna pada soal
indikator analisis kesulitannya menggunakan yang telah disajikan subjek harus menguasai materi
langkah Soedjadi, yaitu membaca soal dengan cermat dan mengetahui konsp-konsep yang berkaitan
untuk menangkap makna tiap kalimat, memisahkan dengan soal.
dan mengungkapkan apa yang diketahui dalam soal, Siswa perempuan juga mengalami kesulitan pada
apa yang diminta/ditanyakan dalam soal, operasi langkah terakhir yaitu dalam menarik kesimpulan.
pengerjaan apa yang diperlukan, membuat model Hanya ada satu siswa perempuan menuliskan
matematika dari soal, menyelesaikan model menurut kesimpulan. Menarik kesimpulan diperlukan karena
aturan-aturan matematika, sehingga mendapatkan untuk memastikan kembali apakah penyelesaian
Aminah, Analisis Kesulitan Siswa... 121